JURNAL. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KESEMBUHAN (Studi Korelasi Antara Komunikasi Interpersonal Perawat dan Kualitas Pelayanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KESEMBUHAN (Studi Korelasi Antara Komunikasi Interpersonal Perawat dan Kualitas Pelayanan"

Transkripsi

1 JURNAL KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KESEMBUHAN (Studi Korelasi Antara Komunikasi Interpersonal Perawat dan Kualitas Pelayanan terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) Oleh: MUHAMMAD IKHWAN TRI SUDRAJAT D Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 014

2 KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN MOTIVASI KESEMBUHAN (Studi Korelasi Antara Komunikasi Interpersonal Perawat dan Kualitas Pelayanan terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta) Muhammad Ikhwan Tri Sudrajat Alexius Ibnu Muridjal Subagyo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The phenomenon of inpatient recovery process in a hospital becomes polemic in the society s eye today; not only medical aid but also other sustainable factors such as internal and external factors can motivate the patient recovery. Therefore, this research was conducted to find out how strong the positive significant relationship is of nurses interpersonal communication and service quality to the patient recovery motivation in Surakarta Kasih Ibu Hospital. The research method employed was survey one. The study was taken place in Kasih Ibu Hospital located in Slamet Riyadi Street 36 Surakarta. The sampling technique employed was Slovin formula, obtaining 56 respondents containing the patient family used as the sample. The data sources employed were primary and secondary data. Techniques of collecting data used were questionnaire and library study.the correlational test was conducted using SPSS (Statistic Product and Service Solution) program version 16. The result of research showed that there was a significant relationship, as could be seen from the t statistic value higher than t table at significance level of 95% and positive correlational coefficient value, meaning that the relationship between the nurses interpersonal communication (X 1 ) and recovery motivation variables (Y) was and that between service quality (X ) and recovery motivation variables (Y) was Keywords: Interpersonal communication, service quality, recovery motivation. 1

3 Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna dari komunikator kepada komunikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan yang diharapkan dari proses komunikasi yaitu perubahan berupa penambahan pengetahuan, merubah pendapat, memperkuat pendapat serta merubah sikap dan prilaku komunikan atau dengan kata lain dikenal sebagai tiga tingkatan perubahan yaitu: kognitif, afektif, behavioral. Komunikasi adalah suatu proses dimana seorang individu menyampaikan perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk katakata) untuk mengubah tingkah laku orang lain/individu lain. Untuk itu harus ada kesepahaman arti dalam proses penyampaian informasi tersebut agar tercapai komunikasi yang efektif (Widjaja, 000: 15). Kegiatan berkomunikasi juga dilakukan antara perawat dan pasien. Bentuk komunikasi yang dilakukan disebut komunikasi Interpersonal.Adanya hubungan komunikasi interpersonal antara perawat dengan pasien merupakan hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar prilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan yang harmonis/baik dengan pasien.dalam ilmu kesehatan komunikasi interpersonal ini disebut juga dengan Komunikasi Teraupatik.Komunikasi terapeutik yang dilakukan bersifat langsung, si perawat mengetahui keadaan dan tanggapan pasien saat itu, demikian juga pasien mengetahui perhatian yang diberikan perawat (Wijaya dkk, 1996: 34). Dengan demikian penggunaan saluran komunikasi interpersonal mempunyai peranan penting dalam menjalankan tugas keperawatan melalui keterampilan berkomunikasi yaitu komunikasi interpersonal, perawat dapat mengetahui reaksi pasien terhadap penyakitnya dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengutarakan perasaannya dan keluhannya. Adapun sasaran penelitian tentang perawat dan pasien yang difokuskan pada aspek komunikasi interpersonal menjadi demikian menarik dilatar belakangi oleh gejala-gejala sebagai berikut : tugas mendeteksi pasien lebih banyak diserahkan kepada perawat, sehingga perawat lebih lama bergaul dengan pasien rawat inap dibandingkan dengan dokter, pasien yang dirawat

4 inap di rumah sakit selain memerlukan pengobatan secara medis juga membutuhkan pengobatan secara non-medis (sering terjadinya komunikasi yang bersifat menghibur, memberikan semangat dan keramah-tamahan perawat, dan lain lain) yang dapat membantu mempengaruhi dan membantu proses penyembuhan. Rumusan Masalah 1. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta?. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta? Tinjauan Pustaka a. Komunikasi Antar Pribadi (interpersonal communication) Komunikasi berasal dari bahasa latincommunicatio, yang artinya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.salah satu tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki komunikator, agar isi pesan yang disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta pada tahap selanjutnya. Menurut Effendy (1995: 10) komunikasi adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan peransang untuk merubah tingkah laku orang lain. Menurut Mulyana (00: 73) komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka, yang memungkinkan adanya reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi antar pribadi 3

5 (interpersonal communication) adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi inter personal merupakan komunikasi didalam diri sendiri, didalam diri manusia terdapat komponenkomponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam komunikasi inter personal hanya seorang yang terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing-masing. Komunikasi inter personal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Suatu pesan yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang (Muhammad, 1995: 158). Pentingnya suatu komunikasi inter personal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masingmasing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding) dan empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia. b. Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R) Teori ini merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang semula berasal dari ilmu psikologi, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian pesan dan reaksi komunikan. 4

6 Dalam komunikasi efektif, hasil yang diharapkan oleh komunikator adalah adanya perubahan sikap dari komunikator sehubungan dengan perubahan sikap, maka penelitian dalam mengkaji dalam penelitian ini menggunakan teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley. Dalam teori ini meliputi unsur sebagai berikut: a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organisme, O). c. Efek (Response, R). (Effendy, 000: 54) Teori S-O-R bila diaplikasikan dengan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Stimulus (S) adalah rangsangan atau stimuli yang diterima atau indera seseorang, stimulus dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal oleh perawat Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta sedangkan komponen organism (O) dalam penelitian ini adalah penerimaan pesan yaitu mengenai kualitas pelayanan, dan komponen response (R) nya adalah pasien rawat inap Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. c. Penyembuhan Penyembuhan berasal dari kata sembuh yang artinya adalah baik atau pulih dari sakit. Sedangkan penyembuhan adalah suatu hal, cara atau usaha untuk pulih dari sakit (Badudu, 1996: 163). Penyembuhan adalah proses, cara, perbuatan menyembuhkan, dan pemulihan (Depdikbud, 1999 : 905). Sembuh adalah perubahan keadaan fisik, yaitu fisik dalam keadaan baik dan sembuh dari sakit.selain perubahan keadaan fisik juga terjadi perubahan keadaan mental yaitu, pikiran yang jernih dan perasaan yang senang serta timbulnya semangat dalam diri pasien. Dalam proses penyembuhan sangat diperlukan pengobatan dari seseorang baik itu dokter maupun perawat. Kegiatan atau interaksi yang selalu dekat dengan pasien adalah perawat.komunikasi interpersonal sangat diperlukan dalam menjalin hubungan perawat dengan pasien. Proses komunikasi 5

7 interpersonal yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku pasien dan perawat dalam membantu pasien untuk mengatasi persoalan yang dihadapi dan untuk mencapai kesembuhan. Agar komunikasi interpersonal menjadi efektif, maka sikap saling terbuka sangat diperlukan untuk mendorong timbulnya saling pengertian, menghargai, memberikan manfaat bagi motivasi kesembuhan pasien dan sikap pasien untuk mengikuti anjuran dan nasehat perawat. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey di mana penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan data primer berupa kuisioner yang disebar kepada mahasiswa yang akan diteliti. Pada umumnya merupakan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu itu sendiri.teknik pengambilan sampel Dalam penelitian sosial, dikenal hukum kemungkinan (probabilitas) yaitu kesimpulan yang ditarik dari sampel dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi.hal ini juga diperkuat oleh pendapat Burhan Bungin bahwa pengambilan sampel yang dimaksud adalah untuk mewakili seluruh populasi (Bungin, 005: 101).Untuk mendapatkan perencanaan sampel yang representatif (Rakhmat, 001: 8), maka besaran sampel dihitung dengan rumus : N n N.d Dimana: 1 n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi d = Persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat diinginkan. 6

8 Nilai presisi (d) yang dikehendaki peneliti pada taraf signifikasi (α = 0,1) atau dengan tingkat kepercayaan 90%. Maka besarnya sampel dalam penelitian ini menurut perhitungan rumus yang tertulis di atas yaitu: n x (0,1) 1 17 n 17 x (0,01) 1 17 n,7 1 n 55,94 Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah kisaran sampel bebanyak 55,94. responden. Karena sampel yang diteliti bersifat individu perorangan yang tidak mungkin berupa pecahan, kemudian dibulatkan oleh peneliti menjadi 56 responden untuk keluarga pasien. Tahap analisa data dilakukan dengan penerapan teknik statistik mengingat penelitian ini dihadapkan pada hipotesa, populasi dan teknik sampling. Selanjutnya data-data penelitian di analisis dengan beberapa teknik pengujian, meliputi; uji validitas, uji reabilitas, uji korelasi dan uji central tendency atau ukuran tendensi pusat dari data primer yang sudah diolah. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner pada 30 orang di luar sampel penelitian, setelah instrumen benar-benar valid kemudian dilakukan pengukuran pada keseluruhan sampel, yaitu sebanyak 64 responden. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program software aplikasi SPSS (Statistic Package for The Social Science) for windows versi 16.0.Dengan program SPSS 16.0 ini, peneliti melakukan berbagai uji statistik sebagaimana yang telah tentukan di atas.pemilihan program SPSS 7

9 ini didasarkan pada keakuratan dan kecepatan penyajian pengolahan hasil data. a. Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Data dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh instrumen tersebut.instrumen disusun dengan memecah variabel menjadi subvariabel berikut dengan indikator-indikatornya. b. Uji Reliabilitas Uji reabilitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu instrumen jika dipergunakan untuk mengukur objek penelitian yang sama, meski berkali-kali digunakan akan mendapatkan hasil yang serupa. Dalam penelitian ini merupakan studi korelasi dengan skala pengukuran variabel bersifat ordinal, yakni mengurutkan responden dalam tingkatan kelas tertentu sehingga tes atau uji statistic yang dianggap sesuai untuk menguji hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah dengan menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan rumus korelasi Tata Jenjang Spearman (r s ) (Gulo, 1985: 187). Signifikan hubungan antara variabel ditentukan dengan perbandingan antara harga t hitung dengan harga t tabel harga kritis.setelah nilai t diperoleh, kita bisa menentukan apakah hipotesis yang telah kita rumuskan terbukti. Bila harga t dihitung yang diperoleh lebih besar atau sama dengan harga t kritis pada tabel harga kritis pada taraf kepercayaan 95% atau p = 0,05 (taraf signifikan 0,05 atau 5% artinya dalam membuktikan suatu hipotesis kita percaya bahwa 95% keputusan kita adalah benar), maka hipotesa dapat diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Dan begitu sebaliknya bila harga t dihitung yang diperoleh lebih kecil daripada harga t kritis pada 8

10 tabel harga kritis maka hipotesa akan ditolak. Berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Sajian dan Analisis Data Pada bab ini akan diuraikan pembuktian ada atau tidaknya hubungan antara variabel di atas. Untuk membuktikan hubungan antar variabel tersebut peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16 (Statistical Program and Sosial Science) yaitu korelasi bivariat Tata Jenjang Spearman. Adapun untuk menghitung hubungan dua variabel tersebut menggunakan rumus Correlation Tata Jenjang Spearman. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16 for windows. Selanjutnya, nilai korelasi yang dihasilkan akan dikategorikan berdasarkan tingkatan keeratan, menurut (Sugiyono: 008: 184) sebagai berikut : 0,80 1,00 : Sangat kuat 0,60 0,79 : Kuat 0,40 0,59 : Sedang 0,0 0,39 : Rendah 0,00 0,19 : Sangat rendah 1. Uji Validitas Teknik yang digunakan untuk menguji validitas adalah teknik korelasi Product Moment. Setelah melakukan penghitungan, apabila masing-masing hasil korelasi yang diperoleh lebih besar atau sama dengan r tabel, maka item-item pernyataan yang diajukan kepada responden benar-benar mengukur aspek yang ingin diukur. Tetapi jika hasil korelasi tersebut lebih kecil dari harga dari r, maka item pertanyaan tersebut tidak dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil analisis uji validitas kuesioner dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: 9

11 Perawat(X 1 ) a. Variabel Komunikasi Interpersonal Perawat (X 1 ) Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Komunikasi Interpersonal Nomor r hitung r tabel Keterangan 1 0,370 0,65 Valid 0,30 0,65 Valid 3 0,354 0,65 Valid 4 0,35 0,65 Valid 5 0,388 0,65 Valid 6 0,496 0,65 Valid 7 0,515 0,65 Valid 8 0,476 0,65 Valid 9 0,330 0,65 Valid Sumber: data primer diolah, 013 Uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel independen, hasilnya didapatkan bahwa r hasil semua butir pernyataan > r tabel dan bertanda positif yang berarti kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid sehingga butir-butir pernyataan untuk variabel penelitian ini layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian. b. Variabel Kualitas Pelayanan (X ) Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Pelayanan(X ) Nomor r hitung r tabel Keterangan 1 0,41 0,65 Valid 0,554 0,65 Valid 3 0,473 0,65 Valid 4 0,343 0,65 Valid 5 0,519 0,65 Valid 6 0,379 0,65 Valid Sumber: data primer diolah,

12 Uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel dependen, hasilnya didapatkan bahwa r hasil semua butir pernyataan > r tabel dan bertanda positif yang berarti kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid sehingga butir-butir pernyataan untuk variabel penelitian ini layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian. c.variabel Motivasi Kesembuhan(Y) Tabel 4.3Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Penyembuhan (Y) Nomor r hitung r tabel Keterangan 1 0,335 0,65 Valid 0,694 0,65 Valid 5 0,667 0,65 Valid Sumber: data primer diolah, 013 Uji validitas yang telah dilakukan terhadap variabel intervening, hasilnya didapatkan bahwa r hasil semua butir pernyataan > r tabel dan bertanda positif yang berarti kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid sehingga butir-butir pernyataan untuk variabel penelitian ini layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian.. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran terhadap hal yang sama untuk dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dimana hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan. Untuk melakukang pengujian reliabilitas dalam penelitian digunakan rumus cronbach alpha. Dengan taraf signifikan 5%, jika diperoleh nilai r hasil perhitungan (koefisien reliabilitas atau cronbach alpha) lebih besar 0,60 (Ghozali, 001: 19) maka kuesioner dinyatakan reliabel. Pengujian reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 yang hasilnya secara terperinci dapat dilihat pada ringkasan perhitungan reliabilitas kuesioner sebagai berikut: 11

13 Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Komunikasi Interpersonal Perawat (X 1 ), Variabel Kualitas Pelayanan (X ), dan Variabel Motivasi Penyembuhan (Y) No Variabel Cronbach Alpha Keterang an 1 Komunikasi Interpersonal Perawat (X 1 ) 0,7 reliabel Kualitas Pelayanan (X ) 0,713 reliabel 3 Motivasi Penyembuhan (Y) 0,74 reliabel Sumber: data primer diolah, 013 Karena setiap variabel memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,60. Maka hasil analisis data untuk uji reliabilitas instrumen penelitian dapat dinyatakan bahwa kuesioner yang digunakan di dalam penelitian ini adalah reliabel. 3. Hubungan antara variabel Komunikasi Interpersonal Perawat (X 1 ) dengan Variabel Motivasi Penyembuhan (Y) Untuk menghitung hubungan dua variabel tersebut menggunakan rumus Correlation Tata Jenjang Spearman melalui program SPSS versi Rumus ini berguna untuk mencari nilai dua hubungan. Rumus Spearman yaitu : r s X Y X - D. Y Untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel dependent digunakan proses yang sama seperti langkah-langkah sebelumnya. Data yang sudah berbentuk worksheet dikategorikan menurut variabelnya. Dalam penelitian ini kategorisasi jawaban dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Selanjutnya data yang sudah dikategorisasikan tersebut diuji dengan SPSS untuk mengetahui nilai rs. Jika nilai rs yang diperoleh berada diantara 0,00 sampai dengan +1, maka berarti hubungan variabel tersebut adalah positif. Selanjutnya setelah nilai 1

14 rs tersebut diketahui, maka segera dilakukan uji signifikansi rs dengan cara menghitung nilai t terlebih dahulu, apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka berarti hipotesa diterima. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16 metode korelasi Spearman diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel komunikasi interpersonal perawat (variabel independent) dengan variabel motivasi penyembuhan (variabel dependent) diperoleh nilai koefisien korelasi antar variabel sebesar rs = 0,505 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Korelasi ini signifikasi pada taraf 0,01 atau 99%. Angka signifikansi < 0,05 hal ini berarti H o ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) dengan variabel motivasi penyembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Dengan harga rs = 0,505 berarti terletak antara 0,00 sampai dengan +1. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut positif dan searah. Sedangkan tingkat keeratan hubungan antara variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) dengan motivasi penyembuhan (Y) kuat. Artinya semakin tinggi komunikasi interpersonal perawat semakin tinggi motivasi penyembuhan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara antara variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) dengan variabel motivasi penyembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Langkah selanjutnya adalah menguji signifikansi nilai rs dengan cara menghitung besarnya t terlebih dahulu. Tetapi sebelum itu t tabel juga harus dihitung terlebih dahulu mengingat t tabel untuk df = 56 pada taraf signifikansi 0,05 yang tertera pada t tabel adalah 1,67. Selanjutnya adalah menguji signifikansi nilai rs dengan menggunakan rumus : 13

15 t r s n - 1- r s t 0,505 t 0,505 t 0,505 t 0, , , , ,48565 t 0,508 x 8,514 t 4,300 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa df = n = 5 nilai t sebesar 4,300 adalah signifikan pada derajat 0,05 karena melampaui batas yang tertera pada t tabel yakni,003. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) dengan variabel motivasi penyembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, dapat diterima. 4. Hubungan antara variabel Kualitas Pelayanan (X ) dengan Variabel Motivasi Kesembuhan (Y) Untuk menghitung hubungan dua variabel tersebut menggunakan rumus Correlation Tata Jenjang Spearman melalui program SPSS versi Rumus ini berguna untuk mencari nilai dua hubungan. Rumus Spearman yaitu : r s X Y X - D. Y Untuk mengetahui hubungan antara variabel intervening dan variabel independent digunakan proses yang sama seperti langkah-langkah 14

16 sebelumnya. Data yang sudah berbentuk worksheet dikategorikan menurut variabelnya. Dalam penelitian ini kategorisasi jawaban dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Selanjutnya data yang sudah dikategorisasikan tersebut diuji dengan SPSS untuk mengetahui nilai rs. Jika nilai rs yang diperoleh berada diantara 0,00 sampai dengan +1, maka berarti hubungan variabel tersebut adalah positif. Selanjutnya setelah nilai rs tersebut diketahui, maka segera dilakukan uji signifikansi rs dengan cara menghitung nilai t terlebih dahulu, apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka berarti hipotesa diterima. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 16 metode korelasi Spearman diperoleh hasil koefisien korelasi antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) diperoleh nilai koefisien korelasi antar variabel sebesar rs = 0,555 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Korelasi ini signifikasi pada taraf 0,01 atau 99%. Angka signifikansi< 0,05 hal ini berarti H o ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Dengan harga rs = 0,555 berarti terletak antara 0,00 sampai dengan +1. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan tersebut positif dan terarah. Sedangkan tingkat keeratan hubungan antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) kuat. Artinya semakin tinggi motivasi kesembuhan semakin tinggi kualitas pelayanan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Langkah selanjutnya adalah menguji signifikansi nilai rs dengan cara menghitung besarnya t terlebih dahulu. Tetapi sebelum itu t tabel juga 15

17 harus dihitung terlebih dahulu mengingat t tabel untuk df = 56 pada taraf signifikansi 0,05 yang tertera pada t tabel adalah 1,67. Selanjutnya adalah menguji signifikansi nilai rs dengan menggunakan rumus : t r s n - 1- r s t 0,555 t 0,555 t 0,555 t 0, , , , ,0375 t 0,555 x 8,834 t 4,903 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa df = n = 54 nilai t hitung sebesar 4,903 adalah signifikan pada derajat 0,05 karena melampaui batas yang tertera pada t tabel yakni,003. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, dapat diterima. Kesimpulan Berdasarkan penghitungan data menggunakan metode korelasi tata jenjang Spearman diketahui bahwa hipotesa pertama terbukti dan hipotesa kedua juga terbukti. Lebih lanjut mengenai pemaparan kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut a. Variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) secara keselurahan, adalah tinggi ini dibuktikan dengan sebanyak 36 responden (64,9%). Bila dilihat dari tiap sub variabel, komunikasi interpersonal perawat 16

18 yang berada dalam kategori tinggi antara lain frekuensi komunikasi, itensitas komunikasi dan topik atau pesan. b. Variabel kualitas pelayanan (X ) secara keselurahan, adalah tinggi ini dibuktikan dengan sebanyak 4 responden (75,00%). Bila dilihat dari tiap sub variabel, kualitas pelayanan yang berada dalam kategori tinggi antara lain daya tanggap (responsiveness) dan empati(empaty). c. Variabel motivasi kesembuhan (Y) dengan secara keselurahan, adalah tinggi ini dibuktikan dengan sebanyak 35 responden (6,50%). d. Hasil analisa data untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikasi antara variabel komunikasi interpersonal perawat (X 1 ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, menunjukkan korelasi positif antara keduanya. Karena berdasarkan penghitungan diketahui koefisien korelasi (rs) = 0,505 terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Tingkat keeratan hubungan antara variabel kuat. Signifikansi hubungan kedua variabel tersebut kuat dengan taraf signifikansi 1% atau dengan kata lain tingkat kesalahan dari pengujian hipotesis ini sebesar 1% sehingga tingkat kepercayaannya sebesar 99%. e. Hasil analisa data untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikasi antara variabel kualitas pelayanan (X ) dengan variabel motivasi kesembuhan (Y) pasien rawat inap di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, menunjukkan korelasi positif antara keduanya. Karena berdasarkan penghitungan diketahui koefisien korelasi (rs) = 0,555 terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Tingkat keeratan hubungan antara variabel kuat. Signifikansi hubungan kedua variabel tersebut kuat dengan taraf signifikansi 1% atau dengan kata lain tingkat kesalahan dari pengujian hipotesis ini sebesar 1% sehingga tingkat kepercayaannya sebesar 99%. 17

19 Saran 1. Perawat a. Komunikasi terapeutik sangat penting dalam asuhan keperawatan untuk meningkatan kualitas pelayanan, dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, sabar dalam merawat dan mendampingi pasien, serta ketulusan akan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya. b. Perawat harus lebih kreatif dan inisiatif dalam mencari informasi yang dibutuhkan mengenai penyakit dan latar belakang penyakit yang dicatat dalam catatan perawat dengan menggunakan tehnik komunikasi yang tepat karena pasien sebagai pengguna jasa mempunyai karakter dan perilaku yang berbeda-beda c. Perawat dituntut untuk lebih mengutamakan pelayanan paripurna terhadap pasien, terutama dalam memenuhi kebutuhan pasien. Hubungan yang baik ini akan lebih baik lagi bila perawat dapat meningkatkan pengetahuannya dalam komunikasi khususnya komunikasi terapeutik yang sesuai dengan tuntutan jaman. d. Komunikasi pada pasien baiknya dilakukan secara bertahap supaya mudah dalam pemahamannya. Pasien merupakan kelompok yang sensitive dalam perasaannya oleh sebab itu, saat komunikasi harus berhati-hati agar tidak menyinggung perasaannya.. Keluarga Pasien dan Pasien a. Pasien harus mengerti, mengetahui hak-hak dan kewajiban sebagai pihak konsumen rumah sakit agar tidak mudah dikelabui oleh pihak rumah sakit. b. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit 18

20 c. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya dan memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat. Daftar Pustaka Arwani. (00). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Badudu, Zain. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. De Vito, A. Joseph, (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Prafesional Book. Effendy, Onong Uchjana. (1986). Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. (1995). Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hidayat, A. Aziz Alimul. (004). Pengantar Konsep keperawatan. Jakarta: Gunung Mulia. Kariyoso. (1994). Pengantar Komunikasi bagi Siswa Perawat. Jakarta: EGC. Liliweri, Alo, (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Mulyana, Dedy, (00). Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uripni, Christina Lia, (00). Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC. Widjaja, H.A.W. (000). Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. Wijaya, dkk. (1996). Komunikasi Terapeutik. Bandung: Depkes RI. 19

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

JURNAL. oleh : Dicky Aditya Putra D

JURNAL. oleh : Dicky Aditya Putra D JURNAL KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PERILAKU KONSUMEN (Studi Korelasi Antara Komunikasi Antarpersonal Sales Promotion Girl dan Perilaku Konsumen Baru Terhadap Keputusan Pembelian Produk Rokok Dunhill Mild

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Sugiyono (014) metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yaitu, makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of HUBUNGAN TERPAAN IKLAN BUKALAPAK DI SCTV DENGAN MINAT BELI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ANGKATAN 2014 Oleh: Aji Setya Purnama, Bedjo Sukarno, Siswanta ABSTRACT Bukalapak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara analitik kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan mencari hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif melalui studi korelasi (correlation study) yakni jenis penelitian atau penelaahan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang berawal dari kemauan atau minat untuk mengetahui permasalahan tertentu dan mencari jawabannya yang selanjutnya berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitan berupa survei deskriptif inferensial yaitu teknik statik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin, 51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrument penelitian)

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrument penelitian) BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kuantitatif. Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. 1 Dalam penelitian ini data diambil dari masing-masing variabel yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup metodologi yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup metodologi yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi desain, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Bata Purwakarta. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metodologi yang menggunakan cara pengukuran berdasarkan variabel yang ada. Metode ini adalah metode ilmu

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian 1.1.1. Waktu Penelitian Penelitian tentang pengaruh citra merek dan pembayaran kredit berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan survei inferensial yaitu teknik stastitik yang. digunakan untuk menganalisis data sempel dan hasilnya

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan survei inferensial yaitu teknik stastitik yang. digunakan untuk menganalisis data sempel dan hasilnya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan survei inferensial yaitu teknik stastitik yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, metode pengumpulan data, alat ukur yang akan digunakan, serta metode

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat eksplanatif dengan pendekatan secara kuantitatif. Metode eksplanatif digunakan dalam penelitian ini karena untuk mengetahui situasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka penelitian ini merupakan Basic Researh karena hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll,

BAB III METODE PENELITIAN. mencakup latar belakang budaya yang berbeda, perekonomian yang berbeda, dll, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dipilih mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana data diperoleh secara kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang disusun secara ilmiah untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2). Tujuan adanya metode

Lebih terperinci

Gambar 1. Flowchart tahapan penelitian

Gambar 1. Flowchart tahapan penelitian ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS DI RUMAH MAKAN AYAM BAKAR LINTANG, SAWOJAJAR, MALANG) The Analysis of the Service Quality and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 42 III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi di Pekanbaru dengan objek penelitian Wisma 81 Pekanbaru. Dengan alamat Jln. Jenderal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017. Penelitian ini dilakukan di Carrefour Serang yang merupakan salah satu tempat penjualan kosmetik

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif analitik, metode yang digunakan adalah survey dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang bersifat rasional, dapat diamati melalui panca indera dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store Kudus dan mengambil obyek penelitian pada konsumen yang melakukan pembelian di PT. Matahari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 34 responden, yang merupakan pengguna produk

Lebih terperinci