Semiloka Nasional Prospek lndustri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas pengolah susu (IPS) pada rasio 50 : 50 (DINAS PETERNAKAN, 2007). Namun s
|
|
- Budi Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAMPAK PENERAPAN STANDAR KUALITAS SUSU TERHADAP KINERJA USAHA KOPERASI SUSU DI KABUPATEN BANDUNG (The Effect of Milk Quality Standard Implementation to the Milk Cooperative Capability in Bandung District) DEDI SUGANDh, BUDIMAN', dan RoCHADI TAwAF2 'Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat 2Fakultas Peternakan Universilas Pad]adjaran ABSTRACT Development of dairy cattle business were stagnant after regulation of milk quality standard issued by milk processing industry (IPS) to milk cooperative. Cooperative business were intrupted, ever through some still survived. Therefore, one assessment were conducted to find out the impact of IPS regulation to cooperative business performances in Bandung Regency, West Java, from the end of 2007 to beginning of The methods were survey to three categories of milk cooperatives : big, medium, and small. The analysis showed that the quality standard implementation by IPS could trigger technical capability of dairy cattle farmer and business performances. The cooperatives were able to implement the milk quality standard : dry weight material value, and fatty concentrate, while the amount of bacteric still below standard. Negative effect of IPS quality standard implementation, were overcome through internal management improvement and better services to members. It is recommended that the implementation of IPS quality standard to cooperative should be conducted gradually (step by steps) to minimize the losses of dairy cattle farmers. Keywords : Quality, performances, cooperative, and dairy milk ABSTRAK Perkembangan sektor usaha sapi perah di Indonesia mengalami stagnasi, terutama setelah adanya aturan pemberlakuan persyaratan kualitas susu oleh industri pengolah susu (IPS) kepada koperasi. Stabilitas usaha koperasi mengalami gangguan, namun masih ada beberapa koperasi yang mampu bertahan. Untuk itu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui tentang dampak penerapan persyaratan IPS terhadap kinerja usaha koperasi dilakukan di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada akhir tahun 2007 hingga awal tahun Penelitian ini dilakukan dengan metode survey terhadap beberapa koperasi susu yang dikelompokkan dalam tiga kriteria yaitu besar, sedang dan kecil. Hasil analisis menunjukan bahwa penerapan standar kualitas susu oleh IPS dapat menjadi pemicu bagi peningkatan kcmarnpuan teknis peternak dan kinerja usaha koperasi. Koperasi telah mampu menerapkan persyaratan kualitas susu yang terdiri dari nilai kadar bahan kering, bahan kering tanpa lemak, dan kandungan lemak, sedangkan untuk jumlah kuman dalam susu masih di bawah standar. Dampak negatif yang timbul akibat penerapan standar kualitas susu oleh IPS terhadap koperasi dapat diatasi melalui pembenahan mananjemen internal dan peningkatan layanan pada anggota. Disarankan, penerapan standar kualitas susu oleh IPS terhadap koperasi dilakukan secara bertahap dalam upaya meminimalkan kerugian peternak sapi perah rakyat. Kata kunci : Kualitas, kinerja, koperasi, dan susu PENDAHULUAN sehingga keberadaan koperasi betul-betul merupakan tulang punggung dalam Pembangunan industri sapi perah di pembangunan peternakan sapi perah rakyat. Indonesia tidak dapat terlepas dari peran Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dalam koperasi sebagai wadah pembinaan dan meningkatkan produksi susu lokal pada pelayanan bagi anggota dalam hal penyedia periode hingga menyamai volume sarana, penanganan dan penyaluran hasil, bahan baku susu impor oleh kalangan industri 456
2 Semiloka Nasional Prospek lndustri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas pengolah susu (IPS) pada rasio 50 : 50 (DINAS PETERNAKAN, 2007). Namun selama periode sepuluh tahun sejak dicapainya rasio tersebut, perkembangan usaha ini mengalami stagnasi, sehingga untuk memenuhi permintaan produk susu yang terus meningkat terpaksa harus dipenuhi oleh bahan baku asal impor. Pada tahun 2001, dilaporkan bahwa kontribusi produksi susu lokal hanya mampu memenhi 30% dari kebutuhan nasional (DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN, 2001 dalam DINAS PETERNAKAN, 2007). Kondisi ini lebih diperparah oleh pemberlakuan persyaratan kualitas susu oleh IPS kepada koperasi pada tahun yang menetapkan syarat minimal harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh GKSI (GABUNGAN KOPERASI Susu INDONESIA, 1995). Persyaratan tersebut adalah nilai berat jenis 1,028, kadar total nilai bahan kering atau Total Solid (TS) berkisar antara 11-18%, bahan kering tanpa lemak atau Solid Non Fat (SNF) minimal 7,8%, kandungan lemak (Fat) antara 3,2-3,5% dan jumlah kandungan kuman dalam susu (TPC) dibawah 10 juta/mililiter susu (HERMAWAN, 2003). Berdasarkan nilai-nilai persyaratan tersebut, dapat ditentukan harga susu yang akan diterima oleh koperasi. Apa bila temyata kualitas susu berada diatas ketentuan yang disyaratkan, maka akan mendapat harga diatas harga standar, namun apa bila kualitas susu berada dibawah standar yang ditentukan, maka akan mendapat harga di bawah harga standar, atau ditolak sama sekali oleh pihak IPS. Ketentuan tersebut sebetulnya masih dibawah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang mensyaratkan nilai SNF minimal 8%, dan jumlah kuman terkandung maksimal I juta/ml susu (h ttp :// com, 2008). Sejak saat itu stabilitas usaha koperasi sebagai tulang punggung pembangunan industri petemakan sapi perah rakyat mengalami gangguan, bahkan terdapat sebelas koperasi di Jawa Barat yang mengalami stagnasi hingga tidak dapat melakukan kegiatan usahanya (GKSI, 2003). Meningkatnya harga susu akhir-akhir ini mengakibatkan sebagian petemak anggota koperasi ada yang menjual basil produksinya melalui jalur non koperasi dengan alasan harga jual lebih tinggi dibanding dengan harga yang ditetapkan oleh koperasi. DINAS PETERNAKAN PROPINSI JAWA BARAT (2003) menyatakan bahwa produksi susu di Jawa Barat pada tahun 2003 sebanyak ton, sedangkan GKSI menyampaikan hal tersebut sebesar ton. Perbedaan jumlah produksi sebesar ton (26% dari total produksi) diduga merupakan jumlah susu yang dijual melalui jalur non koperasi. Namun demikian ternyata masih ada koperasi yang mampu bertahan, bahkan seolah-olah tidak terpengaruh oleh kejadian yang sedang berkembang. Hal ini mendeskripsikan adanya fenomena menarik untuk dikaji, khususnya tentang knerja koperasi susu yang hingga saat ini masih mampu bertahan dan tetap melakukan usaha dalam bidang usaha peternakan sapi perah rakyat. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Bandung pada akhir tahun 2007 hingga awal tahun 2008, menggunakan metode survey terhadap koperasi susu dengan kriteria besar, sedang, dan kecil. Kriteria tersebut didasari pada ketentuan sebagai berikut : (1) Koperasi besar adalah koperasi yang dalam jangka waktu dua tahun terakhir menunjukan jumlah anggota aktif lebih dari orang peternak, (2) Koperasi sedang adalah koperasi yang dalam waktu dua tahun terakhir memiliki jumlah anggota aktif antara orang peternak, dan (3) Koperasi kecil adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir memiliki anggota aktif kurang dari orang peternak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor GKSI Jawa Barat (2003), terpilih Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang mewakili koperasi dengan kriteria besar, KUD Sarwa Mukti Cisarua mewakili koperasi dengan kriteria sedang, dan KUD Pasir Jambu mewakili koperasi dengan kriteria kecil. Pengamatan dilakukan terhadap karakteristik dan kinerja koperasi yang dicerminkan dari perkembangan jumlah anggota, dan jumlah populasi temak, kapasitas produksi, serta kualitas susu yang dihasilkan. Kinerja usaha koperasi dilihat dari data perkembangan neraca keuangan tahunan dan hasil analisis rugi laba usaha. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif
3 Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik koperasi terpilih Karakteristik koperasi susu dalam penelitian ini dilihat dari kinerja anggota maupun manajemen koperasi yang dicerminkan dari perkembangan jumlah anggota dan jumlah ternak sapi perah, produksi serta kualitas susu yang dihasilkan oleh anggotanya. Secara rinci karakteristik koperasi susu terpilih dengan kriteria besar, sedang, dan kecil di sajiken pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik koperasi terpilih berdasarkan perkembangan jumlah anggota, populasi temak, produksi, dan kualitas susu, tahun No. Tolok ukur Keragaan pada tahun A. Koperasi dengan kriteria besar 1. Jumlah anggota/petemak (orang) Jumlah populasi sapi perah (ekor) Jumlah sapi Iaktasi (ekor) Produksi susu (ribu It/thn) Kualitas susu (%) : - TS 11,82 11,88 12,34 12,17 - SNF 7,92 7,92 8,13 8,19 - Fat 3,90 3,95 4,21 3,98 - TPC (jt/ml) 5,94 5,39 0,64 0,70 B. 1. Koperasi dengan kriteria sedang Jumlah anggota/petemak (orang) Jumlah populasi sapi perah (ekor) n.a. n.a. 3. Jumlah sapi laktasi (ekor) n.a n.a. 4. Produksi susu (ribu It/tahun) , ,2 5. Kualitas susu (%) : - TS 10,82 11,42 11,03 11,2 - SNF 7,45 7,67 7,47 7,66 - Fat 3,36 3,50 3,56 3,36 - TPC (it/ml) 8,19 n.a n.a. B. 1. Koperasi dengan kriteria kecil Jumlah anggota/peternak (orang) Jumlah populasi sapi perah (ekor) Jumlah sapi laktasi (ekor) Produksi susu (ribu It/tahun) Kualitas susu (%) : - TS 10,76 11,60 11,24 11,16 - SNF 7,20 8,02 7,59 7,60 - Fat 3,56 3,58 3,65 3,52 - TPC at/ml) 41,8 37,46 10,00 2,23 Keterangan : 1) n.a. : data tidak tersedia 2) Data diolah dari Laporan tahunan KPSBU Lembang, KUD Sarwa Mukti, dan KUD Pasir Jambu, tahun Tabel 1 menunjukan bahwa karakteristik dan produksi susu. Kualitas susu yang koperasi dengan kriteria besar yang diwakili dihasilkan oleh anggotanya sejak diberlakukan oleh KPSBU Lembang, memberikan gambaran persyaratan dari IPS, cenderung mengalami adanya peningkatan jumlah anggota, populasi peningkatan dan telah memenuhi persyaratan 4 5 8
4 Semitoka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas yang ditentukan oleh GKSI. Bahkan, sejak tahun 2006 mampu melampaui standar SNI Karakteristik koperasi dengan kriteria sedang yang diwakili KUD Sarwa Mukti, menunjukan gambaran perkembangan jumlah anggota dan populasi sapi perah serta produksi susu yang menurun. Kualitas susu yang dihasilkan meliputi TS, dan kadar lemak (Fat), relatif meningkat dan umumnya telah memenuhi persyaratan, kecuali untuk kandungan SNF masih sedikit dibawah ketentuan yang disyaratkan GKSI sebesar 7,8%. Jumlah TPC tidak tersedia data secara reguler. Karakteristik koperasi dengan kriteria kecil yang diwakili KUD Pasir Jambu, menunjukan gambaran adanya penurunan jumlah anggota aktif, populasi sapi perah, dan produksi susu. Penurunan anggota mencapai sekitar 80% pada periode , dan mulai meningkat kembali pada tahun Kualitas susu, meliputi kandungan TS dan Fat sudah memenuhi standar yang disyaratkan, sedangkan kandungan SNF baru tercapai pada tahun 2004 dan kembali menurun sampai akhir tahun Kandungan TPC baru dapat dipenuhi pada tahun 2006 hingga akhir tahun 2007 masing-masing sebesar 10 juta/ml susu dan 2,23 juta/ml susu. Gambaran tersebut menunjukan bahwa dampak penerapan standar kualitas susu terhadap koperasi nengakibatkan turunnya produksi susu bagi koperasi kriteria kecil. Hat ini disebabkan karena turunnya jumlah peternak yang menjadi anggota sekaligus sebagai produsen dan pemasok susu bagi koperasi. Hal ini terlihat dari kejadian turunnya jumlah anggota yang berdampak pada penurunan produksi susu pada koperasi. Hal yang serupa juga terjadi pada KUD Sarwa Mukti yang mewakili koperasi dengan kriteria sedang. Sebaliknya koperasi dengan kriteria besar seperti KPSBU Lembang, dengan kelengkapan sistem organisasi dan sarana pendukung memadai, penerapan aturan tersebut tidak menjadi kendala yang berdampak pada penurunan kinerja. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan aturan ini harus dilakukan, dalam upaya menyediakan produk pangan berkualitas dan hygienis, terlebih dalam menghadapi tantangan pasar global. Namun demikian implementasi peraturan ini perlu dilakukan secara bertahap dan harus disosialisasikan secara terus menerus dan konsisten kepada seluruh pelaku industri persusuan, utamnya peternak sapi perah rakyat. Kinerja usaha koperasi Keragaan kinerja usaha koperasi digambarkan melalui perkembangan neraca keuangan tahunan dan hasil analisis rugi-laba pelaksanaan usaha. Tabel 2 menyajikan gambaran kinerja usaha koperasi berdasarkan perkembangan neraca keuangan tahunan dalam empat tahun terakhir. Data ini menunjukan bahwa koperasi dengan kriteria besar mengalami perkembangan usaha yang meningkat. Koperasi dengan kriteria sedang, juga menunjukan kinerja yang posotif walaupun pada awalnya mengalami sedikit penurunan. Kinerja koperasi dengan kriteria kecil menunjukan perkembangan menurun selama periode tersebut. Kinerja keungan diukur berdasarkan rasio likuiditas dan solvabilitas. Menurut DoWNEY dan ERiCKSON, (1992), rasio likuiditas adalah kemampuan koperasi dalam melunasi hutang jangka pendek, sedangkan rasio solvabilitas meliputi kemampuan koperasi dalam membayar klaim/hutang jangka panjang. LEE et al. (1988) meyatakan bahwa suatu peruyahaan disebut likuid apabila asset yang dimiliki saat ini (aktiva lancar) dapat menutupi kewajiban hutang saat ini (kewajiban lancar). Dalam hal ini dapat ditunjukan oleh rasio lancar (current ratio). Nilai rasio lancar diperoleh dari hasil bagi antara nilai aktiva lancar (total current assets) dengan nilai kewajiban lancar (total current liabilities). Sedangkan Solvabilitas adalah komponen modal pinjaman dan dana-dana (kewajiban jangka pendek ditambah kewajiban jangka panjang) untuk mengoperasionalkan/ membelanjakan kegiatan-kegiatan usahanya. Rasio ini dapat dilihat dari net capital ratio yang diperoleh dari hasil bagi total assets dengan total liabilities. Koperasi dengan kriteria besar pada akhir 2007 menghasilkan ratio liquiditas sebesar 1,11 dan solvabilitas 0,56. Keadaan ini menggambarkan bahwa pihak koperasi memiliki rasio kemampuan membayar hutang jangka pendek oleh aktiva lancar sebesar 1,11, 4 5 9
5 Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas sedangkan rasio kemapuan koperasi untuk membayar semua kewajibannya oleh semua harta yang dimilikinya adalah sebesar 0,56. Ini mengandung arti bahwa setiap Rp. 1; aktiva dapat digunakan untuk menjamin Rp. 0,56 kewajibannya. Tabel 2. No A B C Keragaan neraca keuangan koperasi susu dengan kriteria besar, sedang, dan kecil, tahun anggaran Tolok ukur Koperasi besar Aktiva (Rp) : 1. Aktiva lancar 2. Aktiva jangka panjang 3. Aktiva tetap 4. Aktiva lain-lain Jumlah aktiva Passiva : 1. Kewajiban lancar 2. Kewajiban jangka panjang 3. Kekayaan bersih Jumlah passiva Koperasi sedang Aktiva (Rp) : 1. Aktiva lancar 2. Aktiva jangka panjang 3. Aktiva tetap 4. Aktiva lain-lain Jumlah aktiva Passiva: 1. Kewajiban lancar 2. Kewajiban jangka panjang 3. Kekayaan bersih Jumlah passiva Koperasai kecil Aktiva (Rp): 1. Aktiva lancar 2. Aktiva jangka panjang 3. Aktiva tetap 4. Aktiva lain-lain Jumlah aktiva Passiva : 1. Kewajiban lancar 2. Kewajiban jangka panjang 3. Kekayaan bersih Jumlah passiva Dari Tabel 2 dapat pula dilihat gambaran rasio liquiditas maupun solvabilitas koperasi Nilai anggaran (Rp) pada tahun n.a Sumber : Laporan RAT KPSBU Lembang, KUD Sarwa Mukti Cisarua, dan KUD Pasir Jambu, tahun dengan kriteria sedang maupun kecil, masingmasing 1,92 dan 1,88 pada koperasi kriteria 4 60
6 Semiloka Nasional Prospek /ndustri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas sedang 1,22 dan 1,00 untu koperasi kriteria untuk memperbaiki kinerja ekonominya hingga kecil. Keadaan ini menggambarkan bahwa diatas rasio yang ditunjukan oleh koperasi pada akhir tahun 2007, koperasi dengan dengan kriteria maju. kriteria sedang maupun kecil telah berhasil Tabel 3. Analisa rugi-laba usaha peternakan sapi perah pada koperasi terpilih, tahun anggaran 2007 No. Tolok ukur Data keuangan (Rp) pada koperasi dengan kriteria Besar Sedang Kecil 1. Pendapatan usaha , Penjualan susu , Penjualan konsentrat , Kredit temak ,7 Pembibitan temak ,0 - - Waserda , Sewa bangunan Simpan pinjam Lain-lain , Harga pokok penjualan , Susu , Konsentrat , Kredit temak Pembibitan ,0 Waserda Lain-lain ,1 3. Margin kotor , Biaya usaha , Biaya umum Penyusustan barang inventaris Sisa hasil usaha/laba , Sumber : Laporan RAT KPSBU Lembang, KUD Sarwa Mukti Cisarua, dan KUD Pasir Jambu, tahun 2007 Gambaran tersebut menunjukan bahwa dampak penerapan kebijakan kualitas susu oleh IPS terhadap koperasi, tidak saja berpengaruh terhadap kinerja produksi, juga berpenganih terhadap kinetja usahanya. Hal ini terlihat dari adanya perubahan alokasi penggunaan anggaran oleh masing-masing koperasi sebagai dampak dari kejadian teknis yang pernah dialaminya. Seperti kejadian perubahan anggaran yang dilakukan koperasi dengan katagori kecil pada tahun 2006 dan 2007, sebagai langkah untuk menanggulangi kerugian akibat penurunan produksi pada tahun Demikian pula yang dialami KUD Sarwa Mukti dari kelompok koperasi dengan kriteria sedang, mengalami kerugian akibat penurunan produksi yang terjadi pada tahun Cara lain untuk melihat kinerja koperasi adalah melalui pendekatan perhitungan rugi laba dengan penghitungan analisis ratio profitabilitas (DoWNEY dan ERiCKSON, 1992). Ratio profitabilitas adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan maupun fihak manajemen dalam melakukan tidakan efisiensi. Tabel 3 menunjukan hasil analisis rugi laba dari ketiga koperasi pada tahun anggaran Data tersebut, menunjukan bahwa masing-masing koperasi dapat menghasilkan nilai laba (sisa hasil usaha/shu) sebagai berikut : Koperasi dengan kriteria besar sebesar Rp ,50. Kopersi dengan kriteria sedang sebesar Rp ,80 dan koperasi dengan kriteria kecil senilai Rp ,-. SHU diperoleh dari selisih hasil penjualan komponen utama berupa susu, ditambah konsentrat, dan yang lainnya, lalu dikurangi dengan beban/biaya dan harga pokok 46 1
7 Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas penjualan. Nilai SHU koperasi dengan kriteria sedang menunjukan nilai yang paling kecil dibandingkan dengan koperasi kriteria besar maupun kecil. Apabila ditarik benang merah kasus kejadian mulai dari penurunan jumlah peternak anggota, penurunan produksi, dugaan pemberlakukan harga terkait dengan capaian kualitas produk, serta alokasi penggunaan anggaran tahunan, diduga bahwa kasus kerugian usaha yang menimpa koperasi tersebut ada kaitannya dengan penerapan aturan kualitas yang dilakukan oleh IPS terhadap koperasi dalam kaitannya dengan penentuan harga. Melalui upaya perbaikan manajemen internal yang dilakukan oleh kedua koperasi, saat ini menunjukan kemampuan untuk kembali bangkit dan berhasil memperoleh keuntungan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis rasio profitabitas yang diperoleh dari perhitungan dengan cara membandingkan antara laba dengan total penjualan, bahwa rasio prifitabilitas koperasi dengan kriteria besar, sedang, dan kecil adalah berturut-turut 0,79, 0,22, dan 27,6. Gambaran ini menunjukan bahwa tingkat efisiensi usaha pada tahun anggaran 2007, yang dilakukan koperasi maju dan sedang tidak dalam keadaan baik karena memiliki ratio profitabilatas kurang dari 1, sedangkan koperasi dengan katagori kurang maju menunjukan tingkat efisiensi usaha yang sangat baik. Hal ini menunjukan pula bahwa upaya perbaikan manajemen yang sunggusungguh oleh koperasi dengan kriteria kecil dapat memberi arti bagi peningkatan kinerja usahanya. KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa 1. Penerapan standar kualitas susu oleh IPS dapat menjadi pemicu bagi peningkatan kemampuan teknis peternak dan kinerja usaha koperasi. Hal ini harus dibarengi dengan upaya pembenahan mananjemen internal dan peningkatan layanan pada anggota. 2. Secara umum koperasi telah mampu menerapkan persyaratan kualitas susu yang terdiri dari nilai kadar bahan kering (TS), bahan kering tanpa lemak (SNF), dan kandungan lemak (Fat), namun untuk persyaratan jumlah kuman yang terkandung dalam susu (TPC) masih berada dibawah standar. 3. Disarankan, penerapan standar kualitas susu oleh IPS terhadap koperasi dilakukan secara bertahap dan dilakukan sosialisasi yang terus menerus dan konsisten bagi pelaku industri persusuan, khususnya peternak sapi perah rakyat. DAFTAR PUSTAKA CRAMER G.L., C.W. JENSEN., and D.D. SOUTHGATE Agricultural economic and agribusiness. John Wiley & Sons. Inc. New York. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT Laporan Tahunan. Bandung. DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT Road map pengembangan peternakan Provinsi Jawa Barat, Kerja sama Fakultas Petemakan UNPAD dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. DOWNEY, W.D., S.P. ERICKSON Agribusiness management. McGraw-Hill, Inc GABUNGAN KOPERASI Susu INDONESIA (GKSI) Perkembangan koperasi persusuan dan KUD unit susu per 5 tahun. BPPU-GKSI Jakarta. (http :/hvww.win2pdf.com, Standar Nasional Indonesia (SNI) HERMAWAN., HERI SUPRTAMAN., ROCHADI TAWAF., dan BRAM KUSBIANTORO Perbaikan metode pemerapan dan mutu konsentrat dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi susu sapi perah. Laporan Hasil Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. LEE, F.W.,M.D. BOEHLJE., A.G. NELSON., and W.G. MURRAY Agricultural finance, eighth edition, Iowa State University Press/AMES
ANALISIS KINERJA USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT PADA TIGA KONDISI USAHA KOPERASI/KUD SUSU DI KABUPATEN BANDUNG
BAHAN SEMINAR KINERJA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI JAWA BARAT Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian 4 Januari 2006 ANALISIS KINERJA USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT PADA TIGA KONDISI USAHA KOPERASI/KUD
Lebih terperinciKAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT
KAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT Oleh: Achmad Firman, SPt., MSi FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PEBRUARI 2007 LEMBAR PENGESAHAN Penelitian Mandiri 1. a. Judul Penelitian : Kajian Koperasi
Lebih terperinciKAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT
KAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT KAJIAN KOPERASI PERSUSUAN DI JAWA BARAT Oleh: Achmad Firman, SPt., MSi FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PEBRUARI 2007 LEMBAR PENGESAHAN 1. Penelitian
Lebih terperinciKajian Koperasi Persusuan di Jawa Barat Oleh Achmad Firman 1
Kajian Koperasi Persusuan di Jawa Barat Oleh Achmad Firman 1 Abstrak Seiring dengan perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia, berbagai permasalahan persusuan pun semakin bertambah pula baik permasalahan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini sering terjadi krisis ekonomi global. Hampir seluruh negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, tidak terkecuali Indonesia. Oleh karena
Lebih terperinciANALISIS RASIO PROFITABILITAS PADA UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KOPERASI AGRO NIAGA KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG ABSTRAK
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PADA UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KOPERASI AGRO NIAGA KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Endah Santi Kreshadi 1), Hari Dwi Utami 2), dan Bambang Ali Nugroho 2) 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor pertanian terdiri dari sektor tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Sektor peternakan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciManfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady
MANFAAT FINANSIAL PENGGUNAAN RANSUM BERBASIS SILASE BIOMASA JAGUNG PADA PETERNAKAN SAPI PERAH FINANCIAL BENEFITS OF BIOMASS SILAGE RATION CORN BASED ON SMALL HOLDER DAIRY FARMS Andrian Lutfiady*, Rochadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Objek penelitian ini adalah KUD Aditama yang ada di kabupaten ponorogo.kud Aditama merupakankud yang bergerak dalam bidang pertanian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciAnalisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk
Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini menyimpulkan dari bab-bab sebelumnya. Maka penulis menarik. yang terjadi pada KUD Wisma Tani serta kemudian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab VI ini merupkan bagian akhir dari penulisan skripsi ini, dimana pada bab ini menyimpulkan dari bab-bab sebelumnya. Maka penulis menarik beberapa kesimpulan setelah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyajian Laporan Keuangan Hotel The Acacia
29 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan Hotel The Acacia Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan laporan keuangan yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat untuk membangun perekonomian Indonesia yaitu dengan memberdayakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mengacu pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, maka cara yang tepat untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.
54 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk. Sesuai dengan lingkup pembatasan, maka penulis hanya akan membahas permasalahan kuangan yang berupa neraca dan laporan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian adalah peternakan, yang
Lebih terperinciNama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13
ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian
58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE - Nur Fitria Habibah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Karwell Indonesia Tbk. yang meliputi analisa laporan keuangan, analisis
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES
Sri Rahayu: Analisis Kinerja Keuangan pada KUD... ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES Sri Rahayu ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN SINTESIS
IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar
V GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perkembangan KUD Puspa Mekar Koperasi yang bergerak di bidang sapi perah salah satunya yaitu KUD Puspa Mekar yang terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 02/15 No. 20 Desa Cihideung,
Lebih terperinciPERBAIKAN MUTU PAKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS SUSU SAPI PERAH
PERBAIKAN MUTU PAKAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS SUSU SAPI PERAH (Feed Quality Improvement for Quantity and Quality Dairy Milk) DEDI SUGANDI 1, HERMAWAN 2 dan HERI SUPRATMAN 2 1 Balai Pengkajian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp. (0341) 464445-464444
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kerja praktik yang penulis lakukan terhadap laporan keuangan Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB), dapat disimpulkan bahwa : 1. Penyajian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam UU No.17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian dijelaskan bahwa Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu berkembang membuat setiap perusahaan harus bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang keluar masuk
Lebih terperinciPERAN DAN UPAYA KOPERASI PETERNAK SAPI PERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUSU DI JAWA BARAT
PERAN DAN UPAYA KOPERASI PETERNAK SAPI PERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUSU DI JAWA BARAT (The Role and Effort of Dairy Farming Cooperation to increase Milk Quality in West Java) E. MARTINDAH dan R.A.
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA) Suprayitno Dosen Program Studi Manajemen Universitas
Lebih terperinciSosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN EVALUASI KINERJA KEUANGAN KOPERASI UNIT DESA DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI
EVALUASI KINERJA KEUANGAN KOPERASI UNIT DESA DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI Nadia Yuli Ambarwati 1), Saidin Nainggolan 2) dan Dewi Sri Nurchaini 2) 1) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang
Lebih terperinciModal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat
Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Bagian akuntansi merupakan bagian yang sangat berjasa dalam menyajikan sebuah laporan keuangan sektor usaha. Laporan keuangan yang dimaksud terdiri
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode 2012-2014) LAILA NURRAHMAWATI 24213912 Dosen Pembimbing : Supiningtyas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerja sama. Dalam hal ini, kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
Lebih terperinciANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG (Studi Kasus di II Desa Gunungrejo Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan) Ista Yuliati 1, Zaenal Fanani 2 dan Budi Hartono 2 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian telah terbukti sebagai sektor yang mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian adalah petemakan, yang
Lebih terperinciBuku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 11> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM Yogyakarta- 55281 Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Lebih terperinciVI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR
VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis
Lebih terperinciBAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu
50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi masyarakat diarahkan untuk dapat menumbuhkan peranan dan tanggung jawab untuk berperan serta secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN.. Latar belakang masalah Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini diadakan orang karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang orang
Lebih terperinciANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN
ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan akhir suatu perusahaan dalam menjalankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan akhir suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah memperoleh laba, yang dapat menjamin kelangsungan hidup. Persaingan usaha yang sedemikian
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 2011 sebanyak ekor yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produksi Susu di Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas, dan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi pusat pengembangan sapi perah di Indonesia
Lebih terperinciNUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.
NUR AZIZ 19210415 MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT. GARUDAFOOD Latar Belakang Tujuan penyusunan laporan keuangan oleh perusahaan
Lebih terperinciANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)
ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu berkembang membuat setiap perusahaan harus bersaing ketat dalam memperebutkan pasar, karena tidak ada lagi pembatasan barang keluar masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KOTA TOMOHON (STUDI KASUS DIKELOMPOK RAMULU SANGKOR)
ANALISIS FINANSIAL PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KOTA TOMOHON (STUDI KASUS DIKELOMPOK RAMULU SANGKOR) Ray Paksi Labodu*, Erwin Wantasen**,M.T. Massie ** dan Frangky N.S. Oroh ** Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciKinerja Keuangan KUD Mambal di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung
Kinerja Keuangan KUD Mambal di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung KOMANG TRI RAMENAYANTHI, I KETUT SUAMBA, DAN I NYOMAN GEDE USTRIYANA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) dapat digunakan untuk mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara definitif adalah interval
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Sarah Natya Dosen Pembimbing: Erny Pratiwi, SE, MMSI Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD) KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian dengan melandaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013
KELAYAKAN FINANSIAL KOPERASI PETERNAK SATRIA PESAT SEBAGAI WADAH USAHA PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANYUMAS Priyono Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif
Lebih terperinciANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU
1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA KPRI SETIA KAWAN KECAMATAN TEKUNG KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU 2010 2012 Analysis Of Liquidity Ratio And Profitability
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia terdapat tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA SORI B. SIREGAR Balai Penelitian Ternak P.O. Box 221, Bogor 16002, Indonesia (Diterima dewan
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK NAMA : RATNA NURANI NPM : PEMBIMBING : RADI SAHARA, SE., MM
ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK NAMA : RATNA NURANI NPM : 27213313 PEMBIMBING : RADI SAHARA, SE., MM Latar Belakang Dalam pengertian umum laporan keuangan adalah setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan
Lebih terperinciMANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM.
MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM. MANAJEMEN DANA : Suatau proses yang meliputi bagaimana sebuah lembaga keuangan menetapkan kebijaksanaan di bidang pendanaan, Permodalan, pengalokasian
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN ( Studi Pada PT. Mitra Pratama Mobilindo Di Sukoharjo Tahun 2009-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,
Lebih terperinciPROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB
GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani
Lebih terperinciB. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR
ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PT. ULTRAJAYA MILKINDUTRY Tbk (Tahun ) ERIN KRISTIAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PT. ULTRAJAYA MILKINDUTRY Tbk (Tahun 2005-2009) ERIN KRISTIAN 24209382 Rumusan Masalah Pada penulisan ilmiah ini penulis ingin
Lebih terperinci