Gambaran Jumlah Urin Vol.1 No.2 Edit
|
|
- Harjanti Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Gambaran Jumlah Urin Vol.1 No.2 Edit GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT DALAM SEDIMEN URIN DAN HASIL KULTUR URIN PADA PASIEN YANG DIDIAGNOSIS INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH SAKIT UROLOGI DAN BEDAH Dr. BENGGOL MALANG Oleh Roihatul Mutiah Dosen Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Malang INTISARI Tujuan dari penelitian yaitu untuk mendapatkan gambaran tentang hasil laboratorium leukosit dalam sedimen urin dan kultur urin pada pemeriksaan yang didiagnosis infeksi saluran kemih di laboratorium klinik RS. Urologi Dan Bedah Dr. Benggol Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif observasional non eksperimental dengan memberikan gambaran tentang pemeriksaan laboratorium mengenai jumlah lekosit dalam sedimen urin dan hasil kultur urin pada pasien yang didiagnosis ISK berdasarkan klinis di laboratorium klinik Rumah Sakit Urologi dan Bedah Dr.Benggol Malang Dari data pasien yang didiagnosis ISK di Rumah Sakit Urologi Dan Bedah Dr. Benggol Malang, sebanyak 50 pasien didapatkan hasil kultur urin positif baik jumlah leukosit normal maupun meningkat, ISK yang sesungguhnya ternyata hanya 38 pasien (76%) dan sisanya 12 pasien (24%) tidak ditemukan kuman pada hasil kultur urinnya atau steril. PENDAHULUAN Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah episode bakteriuria signifikan (yaitu infeksi dengan jumlah koloni > mikroorganisme tunggal per ml) yang mengenai saluran kemih bagian atas (pielonefritis, abses ginjal) atau bagian bawah (sistitis) atau keduanya.( Pierce AG, dkk : ) Infeksi Saluran Kemih dapat terjadi baik pada pria maupun wanita dari semua umur. Perbandingan yang terkena ISK antara orang dewasa wanita danpria dewasa berkisar 10 : 1 sampai 50 : 1. ISK terjadi karena ada bakteri yang masuk dari luar melalui uretra naik ke atas ke kandung kemih. Lebih sering ISK terjadi pada wanita, karena uretranya lebih pendek dari pada uretra pria, maka jarak tempuh bakteri lebih pendek pada wanita yang masih aktif melakukan hubungan seks maka bakteri lebih sering masuk kedalam saluran kemih pada saat berhubungan seks. Sedangkan pada wanita yang tidak haid (menopouse) karena hormon estrogen berkurang, maka berbagai jaringan menjadi lebih tipis dan rapuh sehingga lebih mudah terinfeksi. (Nico, dkk : 36-40) 1 ISK bisa menjadi awal dari gagal ginjal. Diperkirakan hampir sepertiga sampai setengah jumlah manusia pernah menderita ISK. Di Amerika Serikat ISK menyerang 21 persen wanita dewasa setiap tahunnya, dan 2-4 persen diantaranya kurang beruntung karena mengalami infeksi yang terjadi secara terus-menerus. Lebih dari 5 juta wanita setiap tahunnya mengunjungi dokter karena ganggguan infeksi saluran kemih yang umumnya tidak terkontrol dan dapat berkembang menjadi peradangan pada kandung kemih. Walaupun ISK ini di terapi dengan antibiotika, sebagian pasien mengalami kondisi yang semakin parah menjadi kandung kemih dan infeksi ginjal, dengan konsekuensi yang serius.(alam S, dkk : 29-30)
2 Organisme penyebab terjadinya ISK umunnya adalah basil gram negatif dan staphylococcus epidermidis kemampuan untuk melekat ke permukaan mukosa saluran kemih oleh Escherichia coli disebabkan oleh beberapa serotipe yang memiliki antigen permukaan tertentu (antigen K), yang tampaknya memberikan perlindungan terhadap fagosit strain tertentu proteus sering terjadi patogen saluran kemih karena memiliki pili yang memungkinkan mereka melekat ke epitel penjamu. Dengan demikian, bakteri ini lebih sulit terlepas, cepat naik ke ureter dan menyebabkan pielonefritis.(dinar G, dkk : 166, 167) Manifestasi klinis ISK meliputi rasa panas saat kencing, frekuensi urgensi, urin keruh, hematura dan inkontinensia. Urin berubah berwarna gelap dan baunya menyengat. Pemeriksaan bakteriologik pada penderita ISK mempunyai arti yang penting baik dari segi diagnostik maupun untuk pengontrolan terapinya. Walaupun telah disepakati bahwa spesimen urin yang terbaik adalah yang berasal dari suprapubik aspiration (SPA), tapi dalam batas-batas tertentu urine yang berasal dari midstream urine (MSU) masih tetap merupakan bahan pemeriksaan dengan realibilitas yang tinggi, kalau prosedur pengambilan, penampungan dan pengirimannya ke laboratorium memenuhi syarat-syarat tertentu. Yang harus dipertimbangkan ialah bagaimana cara yang terbaik untuk menafsirkan hasil, jumlah leukosit dalam sedimen urin dan kultur urin yang positif maupun negatif.(charlene JR,dkk : 210,211) Pengobatan ISK dapat dilakukan dengan antibiotika yang sesuai berdasarkan hasil kultur urin dan obati penyebab yang mendasari (misalnya hilangkan obstruksi). ( Pierce AG, dkk : ) Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui dalm bentuk prosentase jumlah leukosit dalam sedimen urin dan hasil kultur urin pada pasien yang didiagnosis infeksi saluran kemih di laboratorium klinik RS. Urologi Dan Bedah Dr. Benggol Malang. Tinjauan Pustaka Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya koloni kuman di saluran kemih. (Rani HAA, dkk.2004 : 19) Beberapa istilah yang sering digunakan dalam klinis mengenai ISK (Purnomo BB : 24) Etiologi Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain dapat dilihat pada tabel berikut : (Pattman R, dkk : 3) Tabel 1 Persentase biakan mikroorganisme penyebab ISK No. Mikroorganisme Persentase biakan (%) 1. Escherichia coli Klebsiela atau enterobacter Proteus sp Pseudomonas aeroginosa Staphylococcus epidermidis Enterococci Candida albican Staphylococcus aureus 1-2 Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui
3 cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises, dan Mycobacterium tubeculosa. (Gardjito, dkk : 98) Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasienpasien yang menggunakan kateter urin, pasien diabetes melitus, atau pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling sering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen. ( Tessy A, dkk : 44) Patogenesis Infeksi Saluran Kemih Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berkembangbiak di dalam media urin. Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra prostat vas deferens testis (pada pria) buli-buli ureter dan sampai ke ginjal. Gambar 1 Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih. Keterangan: 1. kolonisasi kuman di sekitar uretra, 2. masuknya kuman melaui uretra ke buli-buli, 3. penempelan kuman pada dinding buli-buli, 4. masuknya kuman melaui ureter ke ginjal. (Purnomo BB : 24) Diagnosis Gambaran klinis Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. (Ronald AS, dkk : ) Gejala yang sering timbul ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu : (Sukandar E : 32) a. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik, disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria b. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung, muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan. Gambar 2 Hubungan antara lokasi infeksi dengan gejala klinis. (Sukandar E : 32)
4 Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah : ( Tessy A, dkk : 44) - Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotik yang sesuai - Mengkoreksi kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karenan itu pola pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih, serta faktor-faktor penyerta lainnya. Bermacam cara pengobatan yang dilakukan untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK, antara lain : - Pengobatan dosis tunggal - Pengobatan jangka pendek (10-14 hari) - Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu) - Pengobatan profilaksis dosis rendah - Pengobatan supresif. ( Tessy A, dkk : 44) Infeksi saluran kemih berulang Untuk penanganan ISK berulang dapat dilihat pada gambar berikut : (Rani HAA, dkk : 26) Gambar 3.Penanganan ISK berulang Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu saluran kemih, okstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisistem, gangguan fungsi ginjal. (Rani HAA, dkk.2004 :19)
5 Pencegahan rikut beberapa cara untuk mencegah ISK: (Kumala W : 79) Banyak minum air putih untuk mendorong bakteri keluar Jangan menahan buang air kecil, segeralah buang air kecil saat terasa Basuh kemaluan dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya Segera buang air kecil setelah berhubungan seksual e. Menggunakan pelicin/lubrikasi saat berhubungan seksual apabila cairan vagina terlalu sedikit f. Jika anda menderita infeksi saluran kemih berulang maka hindari penggunaan alat kontrasepsi diafragma. Sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk memilih alat kontrasepsi yang lain. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif observasional non eksperimental dengan memberikan gambaran tentang pemeriksaan laboratorium mengenai jumlah lekosit dalam sedimen urin dan hasil kultur urin pada pasien yang didiagnosis ISK berdasarkan klinis di laboratorium klinik Rumah Sakit Urologi dan Bedah Dr.Benggol Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah data pasien sebanyak 50 orang yang telah didiagnosis ISK berdasarkan klinis melalui pemeriksaaan laboratorium di laboratorium klinik Rumah Sakit Urologi dan Bedah Dr. Benggol Malang pada bulan Januari sampai Agustus 2010 Teknik Kerja Sampel yang diambil dengan cara menampung urin ke dalam pot urine steril, dengan volume lebih kurang separo pot (Mid Stream/arus tengah) yang biasanya dilakukan pada orang dewasa. Sampel dapat juga diambil dengan menusukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra (kateterisasi) biasanya di lakukan pada orang sakit. Disamping itu, pengambilan sampel urine juga dapat dilakukan secara langsung dari kandung kemih (supra pubik) dan biasanya dilakukan pada bayi dan anak-anak. (Kumala W : 79) Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel diantara lain: a) Pot urine steril b) Spuit steril 5 cc c) Kapas alkohol d) Media Transport dalam botol e) Label yang sudah diisi dengan identitas pasien (nama lengkap, tanggal dan jam mulai inkubasi) HASIL DAN PEMBAHSAN Pada hasil pemeriksaan laboratorium pasien yang didiagnosis ISK, jumlah leukosit dalam sedimen urin dan hasil kultur urin di Rumah Sakit Urologi dan Bedah Dr. Benggol Malang, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2 Dari 50 pasien yang didiagnosa ISK didapatkan gambaran sebagai berikut Negatif Positif Hasil Kultur Urin Jumlah Leukosit Normal 8 Pasien 15 pasien (16%) (30%) Meningkat 4 pasien 23 pasien
6 (8%) (46%) Sumber Data: RS. Urologi & Bedah Dr.Benggol Malang Tabel 3 Distribusi jenis kelamin dan umur pasien, pada kelompok dengan leukosit meningkat, hasil kultur urin positif dari 23 pasien Jenis Kelamin Perempuan Laki - Laki 7 pasien 16 pasien Uraian: Tabel 4: Umur < 18 th th > 45 th 1 pasien 10 pasien 12 pasien Uraian: Tabel 5. Jenis bakteri pada hasil kultur urin yang positif dari 38 pasien No. Jenis Bakteri Jumlah pasien Prosentase
7 1 Escherichia coli 17 pasien 44,74% 2 Staphylococcus koagulase (-) 9 pasien 23,68 % 3 Enterobacter gergoviae 3 pasien 7,89 % 4 Staphylococcus aureus 2 pasien 5,26 % 5 Salmonella arizonae 2 pasien 5,26 % 6 Salmonella spp 1 pasien 2,63 % 7 Enterobacter cloacae 1 pasien 2,63 % 8 Klebsiella pneumoniae 1 pasien 2,63 % 9 Pseudomonas pseudomallei 1 pasien 2,63 % 10 Aeromonas hydrophila 1 pasien 2,63 % Uraian: Prosentase jenis bakteri mulai dari yang terbanyak pada hasil kultur urin positif dari 38 pasien sebagai berikut:
8 g. Prosentase Enterobacter cloacae = 2,63 % h. Prosentase Klebsiella pneumoniae = 2,63 % i. Prosentase Pseudomonas pseudomallei = 2,63 % j. Prosentase Aeromonas hydrophila = 2,63 % Pembahasan Berdasarkan data pasien yang didiagnosis ISK di Rumah Sakit Urologi Dan Bedah Dr. Benggol Malang, sebanyak 50 pasien. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil kultur urin positif baik jumlah leukosit normal maupun meningkat, ISK yang sesungguhnya ternyata hanya 38 pasien (76%). Sisanya sebanyak 12 pasien (24%) tidak ditemukan kuman pada hasil kultur urinnya. Distribusi jenis kelamin pada 23 pasien yang jumlah leukosit dalam sedimen urinnya meningkat dan hasil kultur urinnya positif dapat dikatakan bahwa perempuanlah yang lebih rentan terinfeksi saluran
9 kemih daripada laki-laki. Terbukti ada 16 pasien perempuan (69,57%) dan 7 pasien laki-laki (30,43%). Hal ini karena uretra perempuan lebih pendek dari pada uretra pria. (Charlene JR, dkk : 210, 212) Sedangkan faktor usia lebih rentan umur 45 tahun ke atas. Berdasarkan tabel 4.2b ada 12 pasien (52,17%) dari 23 pasien yang dinyatakan jumlah leukosit dalam sedimen urinnya meningkat dan hasil kultur urinnya positif. Pada wanita yang tidak haid (menopouse) karena hormon estrogen berkurang, maka berbagai jaringan menjadi lebih tipis dan rapuh sehingga lebih mudah terinfeksi. (Nico, dkk : 36-40) Perlu diketahui bahwa jenis bakteri terbanyak pada penelitian ini yang menjadi penyebab ISK adalah Escherichia coli sebanyak 17 pasien (44,74%). Selain karena bakteri, faktor lain yang dapat meningkatkan resiko terjadinya ISK antara lain diabetes melitus, kehamilan, menopause, batu ginjal, memiliki banyak pasangan dalam aktivitas seksual, penggunaan diafragma sebagai alat kontrasepsi, inflamasi atau pembesaran pada prostat kelainan pada uretra, immobilitas, kurang masukan cairan, dan kateterisasi urin. (Dinar G, dkk.2003 : 166, 167) Maka dari itu pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan bakteriologik pada urin pasien ISK sangat penting untuk menegakkan diagnosis dan pasien dapat melakukan pengobatan secara tepat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari data pasien yang didiagnosis ISK di Rumah Sakit Urologi Dan Bedah Dr. Benggol Malang, sebanyak 50 pasien didapatkan hasil kultur urin positif baik jumlah leukosit normal maupun meningkat, ISK yang sesungguhnya ternyata hanya 38 pasien (76%) dan sisanya 12 pasien (24%) tidak ditemukan kuman pada hasil kultur urinnya atau steril. Saran a) Diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar bagi para peneliti untuk pengembangan penelitian. b) Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu jumlah sampel yang digunakan masih sedikit, untuk hasil yang lebih baik dan tajam perlu dilakukan penelitian yang sama dengan populasi sampel yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Alam S, Iwan H Informasi Lengkap Untuk Penderita Dan Keluarganya Gagal Ginjal. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman Anonim Tips Mencegah Infeksi Saluran Kemih. Diambil dari: familydoctor.org. Pada Tanggal 30 September 2010 Baradero M Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC. Halaman 23, 24 Charlene JR, Gayle R, Robin L Keperawatan Medikal Bedah Edisi I. Jakarta: Salemba Medica. Halaman Davey P At Glance Medica. Jakarta: Erlangga. Halaman 265 Dinar G, Christine B Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Jarta: EGC Kedokteran. Halaman Fauci AS, Kesper DL, Longo DL et all Horrison s Principle Of Internal Medicine 17 th Edition. USA: The Mc Graw - Hill Companies. Hal 112 Farlex Definitom of Urine Culture. Diambil dari: free dictionary.com/ urine+culture. Pada Tanggal 15 September Gardjito W, Puruhito, Iwan A et all Saluran Kemih Dan Alat Kelamin Lelaki Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: EGC. Halaman 98 Hecht F, Shiel WC. Urinary Tract Infection. Diambil dari: tract innfection/article em.htm%23 Urinary%2520 Tract%2520 infection%2520 overview.htm. Pada Tanggal 15 September Kumala, W Diagnosis Laboratorium Mikrobiologi Klinik. Jakarta: Universitas Trisakti. Halaman 79 Lubis S, Syah R, Djohan EU, Harun YRL Mikroorganisme Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) Di Sumatera Utara. Medan: Bagian Mikrobiologi, Bagian IPD Fakultas Kedokteran USU. Halaman 58
10 Liza Buku Saku Ilmu Penyakit Dalam Edisi I. Jakarta: FKUI. Halaman 33 Nico AL, K.Nefro dkk Kenali Jenis Penyakit Dan Cara Penyembuhannya. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. Halaman Notoadmojo S Metode Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 70, 79, 138 st Edition. Pattman R, Snow M, Hardy P et all Oxford Handbook Of Genitourinary Medicine, HIV, and AIDS 1 Newcastle: Oxford University Press. Halaman 3 Pierce AG, Neil RB At a Glance Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: Erlangga. Halaman Purnomo BB Dasar- Dasar Urologi Edisi II. Jakarta: Sagung Seto. Hal 24 Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et all Panduan Pelayanan Medik Dalam Edisi Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI. Halaman 19 Rani HAA, Soegondo S, Masir AU et all Panduan Pelayanan Medik - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Edisi Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI. Halaman 26 Riswanto Urinalisis 2(Analisis Mikroskopik). Diambil dari: Kesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-2-analisis mikroskopik.html. Pada Tanggal 15 September Ronald AS, Richard AMP Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Jakarta: EGC Kedokteran. Halaman Sukandar E Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbit IPD FKUI. Halaman 32 Suprayudi M Diktat Kuliah Bakteriologi III. Malang: Akademi Analis Kesehatan Malang. Halaman 14, 15 Tessy A, Ardaya, Suwanto Infeksi Saluran Kemih Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: FKUI. Halaman 44 Wirawan R, Immanuel S, Dharma R Penilaian Hasil Pemeriksaan Urin. Jakatra: Bagian Patologi Klinik FKUI. Halaman 37 Widayati A, Wirawan IPE, Kuharwanti AMW Kesesuaian Pemilihan Antibiotika Dengan Hasil Kultur Dan Uji Sensitivitas Serta Efektivitasnya Berdasrkan Parameter Angka Leukosit Urin Pada PsienISK Rawat Inap Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Juli-Desember 2004). Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Halaman 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi diparenkim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISK merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi dan prevalensi infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium yang melapisi saluran kemih karena adanya invasi bakteri dan ditandai dengan bakteriuria dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Infeksi nosokomial atau hospital acquired infection adalah infeksi yang didapat klien ketika klien tersebut masuk rumah sakit atau pernah dirawat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
SATUAN ACARA PENYULUHAN DI BANGSAL CEMPAKA RSUD WATES INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Keperawatan Anak II Disusun oleh : Maizan Rahmatina Putri Pamungkasari Vinda Astri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering ditemukan dalam praktek klinik (Hvidberg et al., 2000). Infeksi saluran kemih (ISK)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi klinis yang kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih atau yang sering kita sebut dengan ISK adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Di samping itu penyakit infeksi juga bertanggung jawab pada penurunan kualitas
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum untuk menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan pada struktur traktus urinarius. (1) Saluran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di indonesia kasus-kasus penyakit yang disebabkan oleh infeksi sering diderita oleh masyarakat kita, salah satu infeksi yang diketahui adalah infeksi organ urogenitalia.
Lebih terperinciYayan Akhyar Israr, S.Ked
Author : Yayan Akhyar Israr, S.Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang disebabkan oleh berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah umum untuk berbagai keadaan tumbuh dan berkembangnya bakteri dalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna (Lutter,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang rawat intensif atau Intensive Care Unit (ICU) adalah unit perawatan di rumah sakit yang dilengkapi peralatan khusus dan perawat yang terampil merawat pasien sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Urosepsis merupakan respon sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi proses aktivitas proses inflamasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu invasi mikroorganisme pada ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra. ISK dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau mikroorganisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang menyerang saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur, ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Feminine hygiene merupakan cara menjaga dan merawat kebersihan organ kewanitaan bagian luar. Salah satu cara membersihkannya adalah dengan membilas secara benar. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau yang dikenal pembesaran prostat jinak sering ditemukan pada pria dengan usia lanjut. BPH adalah kondisi dimana terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang berada di saluran kemih manusia. Organ-organ pada saluran kemih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan masalah kesehatan yang serius mengenai jutaan populasi manusia setiap tahunnya. ISK merupakan penyebab sepsis terbanyak setelah
Lebih terperinciINFEKSI TERSERING PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN KENCING DI LABORATORIUM KLINIKA SURABAYA
Jurnal Adib Baru INFEKSI TERSERING PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN KENCING DI LABORATORIUM KLINIKA SURABAYA Oleh Muhammad Adib Dosen Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Malang INTISARI Infeksi saluran
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Subjek Penelitian Dari data pasien infeksi saluran kemih (ISK) yang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI pada jangka waktu Januari 2001 hingga Desember 2005
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah infeksi saluran pernafasan dapat menyebabkan sepsis (WHO, 2013). Prevalensi infeksi saluran kemih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan inflamasi di bagian sel urotelium yang melapisi saluran kemih. Infeksi saluran kemih di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang
Lebih terperinciKriteria Diagnosis Berdasaran IDSA/ESCMID :
Kriteria Diagnosis Berdasaran IDSA/ESCMID : Kategori Presentasi Klinis Laboratorium ISK non-komplikata akut pada wanita, sistitis non komplikata akut pada wanita Pielonefritis non komplikata akut ISK komplikata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian (ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung
Lebih terperinciBakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Pekanbaru
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Pekanbaru Rita Endriani, Fauzia Andrini, Dona Alfina 3 ABSTRACT Urinary Tract Infection (UTI) is bacterial invasion of urinary tract that caused inflammation
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan tindakan pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan kasus apendisitis akut sering menyebabkan
Lebih terperinciINFEKSI SALURAN KEMIH
TUTORIAL KLINIK INFEKSI SALURAN KEMIH Pembimbing m : dr. Albert Tri Rustamaji, Sp.PD Definisi i i Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi akibat adanya mikroorganisme dl dalam urin. ISK tergantungt
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengevaluasi tentang penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 79 rekam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling banyak terjadi. Menurut National Ambulatory Medical Care Survey dan National Hospital
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi saluran kemih paska kateterisasi urin pada anak Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau kontaminasi dari uretra, vagina ataupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan host. ISK berhubungan dengan interaksi antara bakteri patogen dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2.1.1 Terminologi Infeksi saluran kemih (ISK) berkaitan dengan interaksi virulensi bakteri dan host. ISK berhubungan dengan interaksi antara bakteri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Subyek Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta pada bulan Februari tahun 2016. Subyek penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Periode anak adalah masa yang sangat penting dalam hal tumbuh dan kembang. Kesehatan anak merupakan syarat penting bagi kelangsungan tumbuh kembang yang optimal. Menurut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Infeksi Saluran Kemih Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang ditandai dengan adanya bakteri dalam urin (bakteriuria). Bakteriuria bermakna bila menunjukkan pertumbuhan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ARMARETA MALACOPPO Infeksi saluran kemih merupakan 40 % dari seluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Sekitar 53 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2002, sepertiganya disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik, Ilmu Obstetri, dan Ilmu Penyakit Infeksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ureteritis), jaringan ginjal (pyelonefritis). 1. memiliki nilai kejadian yang tinggi di masyarakat, menurut laporan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa bagian saluran kemih. Saluran kemih yang bisa terinfeksi antara lain urethra
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Kemih 2.1.1 Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan reaksi inflamasi dari urotelium terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih. 15 ISK biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius di dunia kesehatan. Stroke merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia,
Lebih terperinciI S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N
I S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian dari rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui penyebab penyakit, menilai perkembangan penyakit setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al. 2004). Penyakit
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. pada wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Bakteriuria pada wanita
6 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Bakteriuria Asimtomatik lnfeksi saluran kemih merupakan gangguan yang sering timbul baik pada wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Bakteriuria pada wanita hamil perlu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran
BAB II TINJAUAN PUSKATA A. Infeksi saluran kemih Infeksi saluran kemih adalah yang di tandai dengan berkembang biaknya mikro organisme dalam saluran kemih. Saluran kemih yang normal tidak mengandung bakteri,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melaksanakan tugas teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang. bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Rowosari Puskesmas Rowosari adalah unit organisasi fungsional yang melaksanakan tugas teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sistem Perkemihan 1.1. Defenisi Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang menyebabkan kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan Alatas, 1985).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakteremia didefinisikan sebagai keberadaan kuman dalam darah yang dapat berkembang menjadi sepsis. Bakteremia seringkali menandakan penyakit yang mengancam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita
Lebih terperincisex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) tidak hanya disebabkan oleh asites pada sirosis hati melainkan juga disebabkan oleh gastroenteritis dan pendarahan pada saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Johansen (2006) menyebutkan di Eropa angka kejadian ISK dirumah
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KEDOKTERAN SEMARANG 2006
Proposal Penelitian FAKTOR RISIKO, POLA KUMAN DAN TES KEPEKAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RS DR. KARIADI SEMARANG TAHUN 2004-2005 Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus adalah kelompok penyakit yang terjadi akibat gangguan sistem endokrin yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah. Beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN KEMIH DI BAGIAN RAWAT INAP RSU MOKOPIDO TOLITOLI TAHUN Hermiyanty
FAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN KEMIH DI BAGIAN RAWAT INAP RSU MOKOPIDO TOLITOLI TAHUN 2012 Hermiyanty Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako
Lebih terperinciABSTRAK. Lingkan Wullur, 2009; Pembimbing I : Penny S. M, dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II: Yanti Mulyana, Dra., Apt., DMM., MS.
ABSTRAK POLA DAN KEPEKAAN MIKROORGANISME HASIL KULTUR URINE PASIEN RAWAT INAP DI RUANG ICU RS IMMANUEL BANDUNG TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PERIODE 2006 2008 Lingkan Wullur, 2009; Pembimbing I : Penny S. M,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
.. UNIVERSITAS INDONESIA POLA KEPEKAAN BAKTERI GRAM NEGATIF DARI PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH TERHADAP ANTIBIOTIK GENTAMISIN DAN KOTRIMOKSAZOL DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK FKUI TAHUN 2001-2005 SKRIPSI
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing II : Triswaty Winata,dr,M.Kes.
ABSTRAK SKRINING INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA KARYAWAN TAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA DENGAN URINALISIS RUTIN, DIPSTIK, DAN PEWARNAAN Sternheimer Malbin PERIODE 2008-2009 Budi
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG Adina Pertamigraha, 2008; Pembimbing I : Aloysius Suriawan, dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat saat ini. Salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan yang serius di kalangan masyarakat saat ini. Salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi adalah infeksi saluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah proses penurunan secara bertahap kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi normal tubuh dan memulihkannya kembali apabila terjadi kerusakan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel. urotelium melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah bentuk infeksi nosokomial yang paling sering ditemui di unit perawatan intensif (UPI), khususnya pada
Lebih terperinciBAKTERI DAN LEUKOSIT DALAM URIN IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK ROKOK
BAKTERI DAN LEUKOSIT DALAM URIN IBU HAMIL YANG BEKERJA DI PABRIK ROKOK Riski Candra Karisma Email : riskicandrakarisma89@gmail.com D III Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma Malang Jln. Raya Tlogowaru, Kedungkandang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi tropik sistemik, yang disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan di negara berkembang dengan prevalensi 91% pada pasien anak (Pudjiadi et al., 2009). Demam tifoid merupakan penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan pertama dari penyebab sakit di masyarakat (Nelwan, 2002). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun yang dilakukan pemerintah tanpa kesadaran individu dan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan infeksi bakteri sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dijumpai di berbagai negara berkembang terutama di daerah tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya mikroorganisme yang normal pada konjungtiva manusia telah diketahui keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan populasi mikroorganisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteriuria 2.1.1 Definisi Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam kultur/biakan urin dengan jumlah >10 5 /ml. 3 Terdapat 2 keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh hyperplasia beberapa atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saluran kemih merupakan salah satu organ yang paling sering terjadi infeksi bakteri. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
IDENTIFIKASI DAN POLA KEPEKAAN BAKTERI YANG DIISOLASI DARI URIN PASIEN SUSPEK INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Oleh : ESTERIDA SIMANJUNTAK 110100141 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009
0 EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh: ASA MARDIYATI PUTRI K 100 060 217 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Benigna prostatic hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, yang disebabkan hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial masih merupakan masalah yang penting bagi kesehatan karena dapat meningkatkan angka kematian dan salah satu komplikasi tersering bagi pasien yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Infeksi Nosokomial Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya orang sakit dan orang sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut menyebabkan rumah sakit berpeluang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif melalui seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah sindroma respons inflamasi sistemik dengan etiologi mikroba yang terbukti atau dicurigai (Putri, 2014). Sepsis neonatorum adalah Systemc Inflammation
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMASANGAN KATETER URINE DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO
HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER URINE DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO Janasiska Kausuhe Damayanti H.C. Pangemanan Franly Onibala Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di Indonesia, termasuk dalam daftar jenis 10 penyakit. Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit sistem nafas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi saluran nafas atas akut yang sering terjadi di Indonesia, termasuk dalam daftar jenis 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut laporan
Lebih terperinci