BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan. perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan
|
|
- Sonny Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun yang dilakukan pemerintah tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung hal tersebut maka tujuan utama pembangunan dibidang kesehatan dalam rangka menuju Indonesia sehat 2015 adalah mencegah meningkatnya masalah kesehatan, baik penyakit menular ataupun penyakit tidak menular, salah satunya adalah Benigna Prostat Hiperplasia (BPH), (Dinas Kesehatan, 2006). Kelenjar prostat dibentuk oleh evaginasi pada uretra posterior dan karena itu dianggap berasal dari endoderm. Pertumbuhan dan perkembangan normal bergantung kepada rangsang endokrin dan memerlukan aksitrofik dari esterogen dan androgen. Saat lahir, kelenjar masih imatur dan baru bertambah hingga mencapai ukuran normal pada waktu pubertas saat sekresi androgen dimulai. Pertumbuhan selanjutnya, atrofi dan neoplasia agaknya juga bergantung kepada perbandingan androgen:esterogen (Nasar,dkk. 2010). 1
2 2 Pada laki laki kelenjar prostat berada tepat dibawah kandung kemih, mengelilingi uretra (saluran kencing). Ketika pria bertambah umur, prostat melebar, menimbulkan tekanan di sekeliling dan menyebabkan gejalagejala seperti sering kencing dan retensi urin. Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan saluran kencing dan tekanan dibawah kandung kemih. Retensi urin dapat berkembang ketika tubuh sulit mengosongkan kandung kemih. Hydronephrosis dan dilatasi ruang ginjal dan ureter adalah komplikasi retensi urin akibat pembesaran prostat (Mary, et al. 2014). Sebagian besar pria yang berusia lebih dari 50 tahun memang mengalami pembesaran prostatik, tetapi jika terjadi hiperplaisa prostatik jinak (benign prostatic hyperplasia-bph), kelenjar prostat cukup membesar sehingga menekan uretra dan menyebabkan obstruksi kencing berat. Benigna Prostat Hiperplasia ditangani secara simtomatik atau dengan pembedahan tergantung ukuran pembesaran prostat, usia dan kesehatan pasien serta tingkat obstruksi (Williams & Wilkins. 2008). Hasil penelitian di Amerika 20% penderita Benigna Prostat Hiperplasia terjadi pada usia tahun, 50% terjadi pada usia tahun dan 90% terjadi pada usia 80 tahun. Pasien biasanya datang ke rumah sakit setelah keadaan Benigna Prostat Hiperplasia semakin berat, pasien yang mengalami hambatan pada saluran air seni atau uretra didekat pintu masuk kandung kemih seolah-olah tercekik, karena itu secara otomatis pengeluaran air seni terganggu. Pasien sering kencing, terutama pada malam hari, bahkan ada kalanya tidak dapat ditahan. Bila jepitan
3 3 pada uretra meningkat, keluarnya air seni akan makin sulit dan pancaran air seni melemah, bahkan dapat mendadak berhenti. Akibatnya, timbul rasa nyeri hebat pada perut. Keadaan ini selanjutnya dapat menimbulkan infeksi pada kandung kemih. Jika sudah terjadi infeksi,aliran air seni berhenti, untuk mengeluarkan air kencing harus menggunakan keteter, yang akibatnya pasien akan mengalami rasa sakit atau dengan kasus yang parah sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan rencana operasi atau prosedur bedah. Hal ini kemungkinan disebabkan ketidak tahuan masyarakat terhadap penyakit Benigna Prostat Hiperplasia yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Hal ini didukung oleh pernyataan yang menyatakan bahwa bermacam pasien yang datang ke dokter, dalam keadaan darurat atau terlalu parah dan harus dilakukan tindakan pembedahan (Suharyanto, 2011). Angka kejadian di Indonesia, bervariasi 24-30% dari kasus urologi yang dirawat di beberapa rumah sakit. Tahun , jumlah penderita Benigna Prostat Hiperplasia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebanyak 462. Hasan Sadikin Bandung tahun sebanyak kasus, sebanyak kasus. Di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya terdapat kasus Benigna Prostat Hiperplasia pada periode tahun dan di Rumah Sakit Sumber Waras sebanyak 602 kasus pada tahun (Rahardjo, 2013). Angka kejadian di RSUD Pandan Arang Boyolali sendiri pada tahun 2014 terdapat 195 kasus Benigna Prostat Hiperplasia dari
4 4 pengunjung rumah sakit, dan 39 kasus pada bulan Januari hingga Maret tahun 2015 dari pengunjung rumah sakit serta 32 diantaranya dilakukan tindakan pembedahan prostatektomi. Prostat terletak antara tulang kemaluan dan dubur, mengelilingi saluran uretra pada pintu saluran yang masuk ke kandung kemih. Ketika urin keluar dari kandung kemih, akan melewati saluran di dalam kelenjar prostat, yang disebut uretra prostat. Kelenjar prostat yang membesar dengan sendirinya akan menyumbat uretra prostat tersebut, seakan-akan menyumbat saluran kemih, sehingga menghambat aliran urin. Urin yang tertahan ini dapat berbalik lagi ke ginjal dan pada kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan infeksi pada kandung kemih (Masjoer,dkk. 2006). Hipertrofi prostat merupakan kelainan yang sering ditemukan. Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat karena yang sebenarnya ialah hyperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah (Sjamsuhidajat, 2010). Benigna Prostat Hiperplasia merupakan kelainan pembesaran kelenjar yaitu hiperplasia periuretra yang mendesak jaringan yang asli ke perifer dan menjadi kapsul bedah. Pada pasien benigna prostat hiperplasia yang sudah lanjut, sangat memerlukan tindakan yang tepat untuk mengantisipasinya. Sebagai salah satu tindakan yang akan dilakukan adalah dengan operasi pada prostat untuk mengangkat pembesaran prostat (Mansjoer dkk, 2006).
5 5 Pembedahan merupakan pilihan tindakan yang tepat dalam penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasia. Keputusan untuk intervensi pembedahan didasarkan pada beratnya obstruksi, adanya infeksi saluran kemih, dan perubahan fisiologi pada prostat. Salah satu tindakan pembedahan yang sering dilakukan adalah open prostatectomy/ prostatektomi terbuka yang merupakan mekanisme pengangkatan kelenjar melalui insisi abdomen. Open prostatectomy dibagi menjadi tiga yaitu prostatektomi suprapubik, prostatektomi perineal dan prostatektomi retropublik. Open prostatektomy dianjurkan untuk prostat dengan ukuran (>100 gram). Pasien yang telah dilakukan tindakan pembedahan bukan berarti tidak timbul masalah. Penyulit yang dapat terjadi setelah tindakan prostatektomi terbuka adalah pasien akan kehilangan darah cukup banyak, retensi urine, inkontinensia urine, impotensi dan terjadi infeksi (Purnomo, 2011). Disisi lain manusia ialah makhluk yang holistik meliputi aspek biopsikososial, kultural dan spiritual. Karena suatu sistem tubuh yang utuh, maka bila ada gangguan pada salah satu aspek maka akan mengganggu pada aspek yang lain, dan respon terhadap perubahan dan gangguan adalah berbeda-beda pada masing-masing individu. Pada klien dengan benigna prostat hiperplasia biasanya mengalami masalah gangguan body image, kecemasan akan penyakitnya mengenai pembedahan serta kurangnya informasi klien (Stuart & Sundeen, 2006).
6 6 Sebuah studi potong lintang berbasis populasi pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa sekitar 5,6 juta orang kulit putih di Amerika Serikat usia 50-79tahun telah dirawat dengan penyakit benigna prostat hiperplasia berdasarkan pedoman diagnosis benigna prostat hiperplasia oleh the Agency for Health Care Policy and Research. Hasil tersebut akan diproyeksikan akan berlipat gandapada tahun 2020 dengan pertambahan usia masyarakat (Rahardjo, 2013). Pada pandangan tata nilai dan kepercayaan adanya traksi cateterisasi pada klien benigna prostat hiperplasia merupakan adaptasi klien dalam menjalankan ibadahnya. Dengan banyaknya angka kejadian pada kasus Benigna Prostat Hiperplasia dan banyaknya masalah keperawatan yang ditimbulkan pada kasus Benigna Prostat Hiperplasia seperti yang telah dipaparkan data-data diatas, mendorong penulis untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Benigna Prostat Hypereplasia Post Operasi Open Prostatectomy di Ruang Flamboyan RSUD Pandan Arang Boyolali. B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,maka rumusan masalahnya Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy di Ruang Flamboyan RSUD Pandan Arang Boyolali?
7 7 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah penulis dapat mempelajari asuhan keperawatan pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penulisan laporan kasus ini penulis dapat : a. Melaksanakan pengkajian untuk memperoleh data secara langsung pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. b. Merumuskaan diagnosa pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. c. Melakukan perencanaan tindakan terhadap diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. d. Melaksanakan / mengimplementasikan rencana tindakan pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy.
8 8 D. Manfaat 1. Bagi Penulis Dapat menambahkan ilmu pengetahuan tentang pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. 2. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan dan evaluasi dalam asuhan keperawatan bedah pada pasien dengan Benigna Prostat Hyperplasia Post Prostatectomy. 3. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan gambaran dan referensi tentang ilmu keperawatan bedah dan sebagai wacana dan pengetahuan perkembangan ilmu keperawatan bedah.
BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak disebabkan oleh hyperplasia beberapa atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benigna Prostate Hiperplasi (BPH) merupakan kondisi patologis yang paling umum terjadi pada pria lansia dan penyebab kedua untuk intervensi medis pada pria diatas usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan melingkari uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertropi prostat jinak (benign prostatic hypertrophy. BPH) merupakan kondisi yang belum di ketahui penyebabnya, di tandai oleh meningkatnya ukuran zona dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Benigna prostatic hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, yang disebabkan hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN: POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) HARI KE-0 DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDANARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA POST PROSTATECTOMY DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA POST PROSTATECTOMY DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: VITA DAMAYANTI J200120008 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tahun 2007, Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat jumlah penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angka harapan hidup penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pada tahun 2007, Badan Pusat
Lebih terperinciPenyebab BPH ini masih belum diketahui, penelitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengungkapkan dengan jelas terjadinya BPH.
2 Penyebab BPH ini masih belum diketahui, penelitian sampai tingkat biologi molekuler belum dapat mengungkapkan dengan jelas terjadinya BPH. BPH terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal oleh proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka harapan hidup penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelainan kelenjar prostat dikenal dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelainan kelenjar prostat dikenal dengan Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) yaitu berupa pembesaran prostat atau hiperplasia prostat. Kelainan kelenjar prostat dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi sel stroma prostat yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benign Prostate Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi sel stroma prostat yang akan menyebabkan pembesaran dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang tidak kalah pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG ANGGREK RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia laki-laki yang terletak mengelilingi vesica urinaria dan uretra proksimalis. Kelenjar prostat dapat mengalami pembesaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang terus berlanjut, dengan bertambahnya umur, maka organorgan tubuh akan mengalami penuaan dan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring peningkatan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan, semakin meningkat pula kualitas hidup dan kesehatan masyarakat yang salah
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA PADA USIA ANTARA 50-59 TAHUN DENGAN USIA DIATAS 60 TAHUN PADA PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI DI RS. PKU (PEMBINA KESEJAHTERAAN UMAT) MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar prostat adalah satu organ genetalia pria yang terletak disebelah inferior buli-buli dan melingkari uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kehidupan globalisasi saat ini, kasus kejadian benigna Prostat Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada pria umur 50 tahun dan
Lebih terperinciKelenjar Prostat dan Permasalahan nya.
FORUM KESEHATAN Kelenjar Prostat dan Permasalahan nya. Pengantar Kalau anda seorang pria yang berusia diatas 40 tahun, mempunyai gejala2 gangguan kemih (kencing) yang ditandai oleh: Kurang lancarnya aliran
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPEN PROSTATECTOMI HARI KE-1 DI RUANG GLADIOL ATAS RSUD SUKOHARJO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPEN PROSTATECTOMI HARI KE-1 DI RUANG GLADIOL ATAS RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah proses penurunan secara bertahap kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi normal tubuh dan memulihkannya kembali apabila terjadi kerusakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciLAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. W DENGAN POST OP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG MELATI RSUD AMBARAWA
LAPORAN KASUS PENGELOLAAN NYERI PADA Tn. W DENGAN POST OP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG MELATI RSUD AMBARAWA Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Karya Tulis Ilmiah, April 2014 Muslim Ardianto*,
Lebih terperinciEDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH
EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH Disusun Oleh : NILA NOPRIDA S. Kp NIM : 2014-35-020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2015 Booklet Edukasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benign prostatic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah hiperplasia kelenjar periuretral prostat yang akan mendesak jaringan prostat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau yang dikenal pembesaran prostat jinak sering ditemukan pada pria dengan usia lanjut. BPH adalah kondisi dimana terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciEfektivitas Bladder Training Terhadap Retensi Urin Pada Pasien Post Operasi BPH
Efektivitas Bladder Training Terhadap Retensi Urin Pada Pasien Post Operasi BPH 1) Mahasiswa 2) Dosen pembimbing I 3) Dosen Pembimbing II Di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Dwi Wiyono 1),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benign Prostate Hyperplasia (BPH) 2.1.1. Pengertian BPH Menurut Anonim (2009) dalam Hamawi (2010), BPH secara umumnya dinyatakan sebagai Pembesaran Prostat Jinak. Maka jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asli ke perifer dan menjadi kaspul bedah (Rahardjo, 1995). Benigna Prostat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke
Lebih terperinciDiajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Y DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN POST PROSTATECTOMY HARI KE-1 DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit yang sering di Indonesia. BSK adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG DAHLIA RSU BANYUDONO BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA POST OPERASI OPEN PROSTATECTOMY DI RUANG DAHLIA RSU BANYUDONO BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin (Brockop, 2006). Kateterisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benign Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan penyakit tersering kedua di Indonesia setelah infeksi saluran kemih 1. Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benign Prostatic Hyperplasia atau lebih dikenal dengan singkatan BPH merupakan kelainanan adenofibromatoushyperplasia paling sering pada pria walaupun tidak mengancam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan suatu pembesaran progresif pada kelenjar prostat pria dewasa yang bersifat non-malignan (WHO, 1999). Pembesaran prostat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mochtar. 2005). Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Benign Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan penyakit tersering kedua di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran kemih (Fadlol & Mochtar. 2005). Penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah Penyakit yang bisa timbul karena kerusakan pada filtrasi dan sekresi ginjal akan berujung pada gagal ginjal kronik atau disebut chronic kidney
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN GANGGUAN PERKEMIHAN: BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DIRUANG MAWAR 2 RSUD Dr MOEWARDI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN GANGGUAN PERKEMIHAN: BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DIRUANG MAWAR 2 RSUD Dr MOEWARDI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah salah satu penyakit degeneratif pria yang sering dijumpai, berupa pembesaran dari kelenjar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit yang menyebabkan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan atau menghilangkan
Lebih terperinciBENIGNA PROSTAT HYPERTROPI
1. Pengertian Benigna Prostat Hyperplasi adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebakan obstuksi dan ristriksi pada jalan urine (uretra). Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan dialami oleh usia lanjut, salah satunya dalam proses berkemih, seperti merasakan keluarnya
Lebih terperinciKanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan
Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Apakah kanker Prostat itu? Kanker prostat berkembang di prostat seorang pria, kelenjar kenari berukuran tepat di bawah kandung kemih yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kateterisasi urin merupakan salah satu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin (Brockop dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyakit yang ada. Salah satu diantaranya adalah Diabetes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat menimbulkan berbagai macam penyakit yang ada. Salah satu diantaranya adalah Diabetes Mellitus atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Bawaan terhadap angka kematian bayi dan anak cukup tinggi sehingga dibutuhkan tata laksana PJB yang cepat, tepat dan spesifik (Sudarta, 2013).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkemih adalah pengeluaran urin dari tubuh, berkemih terjadi sewaktu sfingter uretra interna dan eksterna didasar kandung kemih berelaksasi. Derajat regang yang dibutuhkan
Lebih terperinciTri Hapsari, Euis Nurhayati, Sansri Diah
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN PENDERITA STRIKTUR URETRA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN ULANG STRIKTUR URETRA DI RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT Dr HASAN SADIKIN BANDUNG Tri Hapsari, Euis Nurhayati, Sansri
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H. DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (Gangguan Pola Berkemih) Et Causa POST OP PROSTATECTOMI DI RUANG DAHLIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI (Gangguan Pola Berkemih) Et Causa POST OP PROSTATECTOMI DI RUANG DAHLIA RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TUGAS AKHIR Oleh : PUSPITA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahkan dapat berkembang menjadi kanker. pembedahan ( operasi). Pembedahan memberikan konsekuesi untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini jumlah penderita tumor dan kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 terdapat 12,7 juta jiwa kemudian tahun 2010 meningkat menjadi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
Lebih terperinciJurnal Obstretika Scientia
Sinaga dan Putri/ Asuhan Keperawatan Tn. A /178-191 Jurnal Obstretika Scientia ISSN 2337-6120 Vol. 2 No. 2 Asuhan Keperawatan Tn. A Dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Post Operasi Prostatektomy Sarma Eko
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi. Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program. Pendidikan Diploma III Keperawatan
NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN SISTEM PERKEMIHAN POST OPERASI PROSTATEKTOMI BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERTROPI) HARI KESATU DI RUANG ANGGREK RSUD SUKOHARJO Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi klinis yang kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). Hernia adalah sebuah tonjolan atau
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor
LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya industri merupakan penyebab berubahnya pola perilaku kehidupan dalam masyarakat. Dengan meningkatnya kesibukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang memiliki peran dalam proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pembentukan asam empedu, pengaturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Perawat 1. Pengertian Peran Peran pada dasarnya adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua pada manusia pada hakekatnya merupakan proses yang alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi maupun psikologi. Kemunduran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sistem Perkemihan 1.1. Defenisi Sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup masyarakat yang cenderung semakin meningkat, berbagai macam penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang dinamakan diabetes
Lebih terperinciBENIGN PROSTATE HYPERTROPHY (BPH)
BENIGN PROSTATE HYPERTROPHY (BPH) A. Pengertian BPH adalah : pembesaran progresif dan kelenjar prostat (secra umum pada pria lebih dari 50 th ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretal dan pembatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus adalah kelompok penyakit yang terjadi akibat gangguan sistem endokrin yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah. Beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks adalah makanan yang mengosongkan diri secara teratur kedalam sekum.apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis (manjoer, 2000), karena tidak efektif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan
Lebih terperinciPerubahan Kualitas Hidup Penderita Pembesaran Prostat Jinak Pasca-prostatektomi Terbuka
Perubahan Kualitas Hidup Penderita Pembesaran Prostat Jinak Pasca-prostatektomi Terbuka Usul M. Sinaga, Harry B., Aznan Lelo Abstrak: Pembesaran kelenjar prostat jinak pada laki-laki terbanyak dijumpai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk indonesia mencapai 237 juta jiwa lebih, setelah merdeka hingga sampai tahun 2010 telah dilakukan enam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit umum yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit umum yang masih menimbulkan beban kesehatan yang signifikan pada populasi usia kerja,dan merupakan tiga penyakit
Lebih terperinciTUGAS MADIRI BLADDER TRAINING
TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING Disusun untuk memenuhi tugas Blok Urinary Oleh: Puput Lifvaria Panta A 135070201111004 Kelompok 3 Reguler 2 PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperincidisebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,
Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat, demikian halnya dengan fokus perhatian masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta
Lebih terperinciTUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1
TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training Oleh : Adelita Dwi Aprilia 135070201111005 Reguler 1 Kelompok 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 1. Definisi Bladder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat utama, oleh karena itu setiap manusia berhak memiliki kesehatan. Namun pada kenyataannya tidak semua orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum adalah masa (kira-kira 6 minggu) setelah kelahiran bayi, selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, atau disebut dengan puerperium (Patricia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding indera lainnya. Para ahli mengatakan, jalur utama informasi 80% adalah melalui mata. Mata sering disebut
Lebih terperinci