BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLAZA
|
|
- Yuliani Sucianty Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 51 BAB VI PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLAZA 6.1 Sirkulasi Tapak. Sirkulasi yang ada adalah sirkulasi kendaraan bermotor, sepeda dan pejalan kaki di bagian luar tapak dan sirkulasi untuk pejalan kaki dan sepeda di dalam tapak. Fakultas FSRD terdiri dari beberapa gedung yang berbeda, tempat parkir yang ada di luar tapak dan arus sirkulasi yang cukup tinggi dari satu tempat ke tempat lain. Bentuk sirkulasi diupayakan supaya dapat memfasilitasi kebutuhan sirkulasi pengguna tapak dan tidak berada di luar jalur sirkulasi yang ada Jalur Kendaraan Jalur kendaraan bermotor berada diluar tapak FSRD, ISI Yogyakarta. Jalur kendaraan dimulai dari gerbang utama ISI Yogyakarta mengelilingi tapak. Ada tiga buah lapangan parkir yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna tapak yang menggunakan kendaraan bermotor. Khusus untuk pengguna kendaraan bermotor roda dua dapat juga mengakses tapak dari sebelah utara tapak dimana terdapat jalur alternatif yang berbatasan dengan area pemukiman Sirkulasi Kendaraan Bermotor Jalur sirkulasi pengguna kendaraan bermotor dibiarkan tetap seperti pada kondisi awalnya. Bahan yang digunakan sebagai perkerasan untuk jalur sirkulasi kendaraan bermotor adalah aspal Sirkulasi Sepeda Sirkulasi sepeda ditambahkan pada sirkulasi diluar tapak. Sirkulasi sepeda yang digunakan bersifat right-of-way yang terpisah dengan sirkulasi kendaraan bermotor (seperti pada Gambar 26), gunanya adalah untuk memberikan area yang aman bagi pengguna sepeda. Jalur sepeda pada luar tapak ditambahkan pada trotoar di bahu jalan. Dan hanya ada pada jalur sirkulasi disekeliling tapak.
2 52 Pengguna sepeda nantinya akan dapat memarkir sepedanya di 3 rak sepeda yang terletak pada dua area utama pada bagian pinggiran tapak (gambar 27). Gambar 26. Area peruntukan jalur sirkulasi pengguna sepeda sekaligus jalur pejalan kaki pada tapak. Gambar 27. Area Parkir sepeda berupa rak sepeda. Jalur sepeda memiliki lebar kurang lebih 3000 cm karena fungsinya yang terintegrasi dengan jalur pejalan kaki (pada luar tapak). Ini berdasarkan
3 53 perhitungan lebar yang dibutuhkan untuk satu sepeda adalah 1500 centimeter dan lebar untuk dua orang pejalan kaki minimal adalah 1500 centimeter. Jalur sepeda berada pada trotoar dengan level yang lebih tinggi dari jalan. Jalur kendaraan bermotor Buffer Jalur sepeda/pedestrian Gambar 28. Contoh detail jalur sirkulasi sepeda dan pejalan kaki pada tapak. Selain itu diantara jalur sirkulasi sepeda dan jalan utama juga terdapat pembatas berupa rumput yang menjadi pemisah antara jalur sirkulasi kendaraan bermotor dengan jalur sirkulasi sepeda dan pejalan kaki pada bagian luar tapak. Jenis perkerasan yang digunakan pada tapak adalah paving block. Paving block memiliki durabilitas yang cukup baik dan memiliki penampilan yang cukup estetis. Paving blok aman dipakai sebagai perkerasan untuk jalur sepeda karena yang tidak memiliki rongga yang besar (seperti triheksagonal paving block) untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada pengguna sepeda. Gambar 29. Contoh paving block triheksagonal yang digunakan pada jalur sepeda. Parkir untuk sepeda dibuat dalam bentuk rak sepeda sederhana yang berada di dekat main entrance dan side entrance. Rak sepeda yang ada pada masing-masing lokasi parkir sepeda dapat mengakomodasi sekitar unit sepeda.
4 54 Gambar 30. Contoh rak sepeda sederhana yang dapat diterapkan pada tapak Jalur Pejalan Kaki Sirkulasi pejalan kaki dibuat untuk dapat mengakomodasi tapak semaksimal mungkin. Pada bagian luar tapak sirkulasi pejalan kaki tergabung dengan sirkulasi sepeda, yaitu pada pedestrian yang ada hampir disekeliling tapak. Hal ini bisa dilihat pada Gambar 26. Penggunaan sirkulasi dari di area tengah tapak yang menghubungkan semua gedung perkuliahan sangat tinggi. Sirkulasi eksisting pada tapak mengggunakan sirkulasi dengan jalur-jalur sempit dan kurang memadai untuk mengakomodasi volume dan kebutuhan pengguna tapak. Akibatnya banyak pengguna tapak yang memilih melintasi area rumput dari pada mengikuti jalur sirkulasi yang ada. Gambar 31. Area sirkulasi berdasarkan kondisi eksisting area plaza FSRD.
5 55 Untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna, area plaza yang diberi perkerasan dibuat menjadi lebih luas. Aksesibilitas dari gedung-gedung yang ada diupayakan supaya menjadi lebih terarah. Jalur-jalur yang ada dibuat lebih lebar sehingga dapat menampung volume pengguna yang lebih besar. Semua area sirkulasi diarahkan kebagian tengah amphiteater yang ada, sehingga amphiteater menjadi central tapak dan dapat berfungsi sebagai meeting point. Dengan demikian sirkulasi ini juga menjadi penghubung antara semua ruang yang ada pada tapak. Gambar 32. Hasil desain area sirkulasi pejalan kaki pada tapak. Jalur sirkulasi pada tapak terdiri dari beberapa jenis perkerasan. Pada area entrance pada tapak perkerasan yang digunakan berupa concrete pavement warna abu-abu muda dengan relief berupa motif kawung, untuk menandakan area entrance sekaligus bagian terluar tapak. Selain pada bagian entrance, perkerasan menggunakan concrete juga digunakan untuk area tangga pada amphitheatre.
6 56 Gambar 33. Contoh perkerasan pada sirkulasi pejalan kaki pada tapak. Gambar 34. Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa concrete.
7 57 Gambar 35. Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa paving block triheksagonal (cat hijau). Pada bagian sirkulasi utama didalam plaza menggunakan perkerasan berupa paving block triheksagonal yang dicat hijau untuk memberikan aksen warna pada tapak. Sedangkan pada bagian utama plaza yaitu amphitheatre, menggunakan perkerasan berupa slab stone berwarna hitam. Gambar 36. Area pada tapak yang menggunakan perkerasan berupa slab stone warna hitam.
8 Bollard Seringkali jalur pejalan kaki digunakan sebagai jalur sepeda motor. Keadaan ini dapat dikendalikan dengan menambahkan bollard dan level untuk menghindari penyalahgunaan yang sama terjadi kembali. Bollard diletakan pada 3 area, yaitu pada welcome area utama tapak yang berada tepat di depan gedung dekanat FSRD, pada sebelah utara tapak berbatasan langsung dengan tempat parkir, dan pada sebelah selatan tapak yang tadinya merupakan jalan setapak yang diciptakan oleh pengguna tapak. Bollard yang digunakan adalah bollard beton dengan tinggi 75 centimeter, dan berjarak 60 cm satu sama lain. Bollard ini akan menjadi penanda batas tapak, sehingga hanya pejalan kaki yang bisa memasuki tapak. Bahan beton dipilih dengan pertimbangan biaya dan tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi. Gambar 37. Contoh penggunaan bollard.
9 59 Gambar 38. Area tapak dimana bollard digunakan. Gambar 39. Detail bollard yang ada pada tapak
10 Tata Hijau Tata hijau di dalam tapak berdasarkan konsep tata hijau Vegetasi yang dikembangkan dalam lanskap FSRD ISI Yogyakarta akan dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu vegetasi yang memiliki aspek arsitektural dan vegetasi dengan aspek ekologis, tentunya kedua aspek ini harus fungsional. Jenis tanaman yang digunakan dalam perancangan ini dipilih berdasarkan klasifikasi fisik yang meliputi kegunaan tanaman dari segi estetik, arsitektural, teknik, dan sebagainya. Vegetasi yang digunakan juga harus memiliki fungsi secara arsitektural, terutama sebagai pelindung, pembentuk ruang, menambah kualitas estetik, dsb. Vegetasi dengan fungsi ekologis akan berada pada zona dengan aksesibilitas rendah untuk menjaga fungsi vegetasi yang ada. Sementara untuk vegetasi dengan funsgi arsitektural akan berada di zona dengan aksesibilitas tinggi. Vegetasi yang digunakan juga harus sesuai dengan tanaman lokal dan tidak memerlukan perawatan yang berlebihan. Gambar 40. Rencana Tata Hijau untuk plaza FSRD.
11 Tata Hijau Dengan Fungsi Ekologis Tata hijau ini fungsinya diutamakan untuk memperbaiki iklim mikro. Penggunaan tata hijau ini dapat menurunkan suhu sehingga suasana menjadi lebih teduh dan nyaman. Tanaman yang digunakan harus dapat tumbuh dan berkembang pada daerah terbuka, tahan terhadap kekeringan, tidak mudah tumbang oleh angin, tahan terhadap hama dan penyakit, tajuknya dapat memberi keteduhan, serta tahan polutan. Tanaman yang dapat memperbaiki iklim mikro ini terutama direncanakan untuk daerah disekeliling tapak, berupa pohon peneduh dan rumput. Pada area ini rumput yang digunakan adalah rumput gajah (Pennisetum purpureum). Luas area yang ditutupi rumput gajah adalah seluas m 2. Rumput gajah dipilih karena memiliki ketahanan yang cukup baik dan tidak perlu dilakukan perawatan yang terlalu sulit. Gambar 41. Rencana Tata Hijau untuk area yang ditutupi Pennisetum purpureum (Rumput Gajah).
12 62 Gambar 42. Rencana Tata Hijau untuk pohon Filicium decipiens (Kerei Payung). Sedangkan untuk tanaman pohon digunakan Kerei Payung (Filicium decipiens) sebanyak 85 pohon. Kerei payung memiliki daun berbentuk sirip memanjang dan berwarna hijau mengkilap. Tingginya bisa mencapai 5-10 meter, rimbun dan padat, dan dapat berfungsi sebagai penyaring debu yang baik. Kerei payung dipilih untuk area di lingkar luar tapak sebagai buffer, selain itu pohon ini memiliki sifat menggugurkan daun yang dapat memberikan kesan yang sangat alami pada tapak dan daun keringnya dapat menjadi sumber daya untuk media kreatif mahasiswa seni rupa (misalnya untuk departemen kriya, sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan). Gambar 43. Pennisetum purpureum (kiri) dan Filicium decipiens (kanan)
13 Tata Hijau Dengan Fungsi Arsitektural Vegetasi yang memiliki fungsi arsitektural terutama untuk memenuhi kebutuhan estetik ditempatkan di dalam areal plaza. Jenis tumbuhan yang digunakan terdiri dari palem dan tanaman penutup tanah (groundcovers). Tanaman yang digunakan sebagai penutup tanah adalah bawang-bawangan (Zephyranthes sp.) yang memiliki daun berbenruk panjang tipis berwarna hijau gelap dan bunga berkelopak lima yang cantik. Tanaman ini dapat tumbuh di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan penyiraman yang cukup. Dibutuhkan Zephyranthes sp. untuk area seluas m 2. Gambar 44. Rencana Tata Hijau untuk area yang ditutupi Zephyranthes sp. Palem yang digunakan adalah Pohon Aren (Arenga pinnata) sebanyak 90 pohon, sesuai dan sekaligus menjadi simbol konsep Kawung, sehingga akan memberikan kesan tema yang lebih kuat.
14 64 Gambar 45. Rencana Tata Hijau untuk area yang ditutupi Arenga pinnata. Gambar 46. Zephyranthes sp. (kiri) dan Arenga Pinnata (kanan)
15 Utilitas dan Fasilitas Plaza Amphitheatre Kata Amphitheatre berasal dari bahasa yunani kuno amphi-, yang berarti mengelilingi atau pada kedua sisi, dan théātron, berarti "tempat untuk melihat. Amphitheater adalah sebuah area terbuka yang biasanya digunakan untuk olahraga, konser, pertunjukan teater, dan sebagainya. Ada dua jenis struktur yang dinamakan sebagain amphitheatre : Amphitheatre kuno yang dibangun oleh Romawi kuno adalah area pertunjukan terbuka yang dikelilingi oleh tempat duduk bertingkat dan biasanya digunakan untuk penggemar olah raga; jenis ini juga dikenal sebagai stadium terbuka modern. Amphitheatre modern biasanya dimaksudkan untuk panggung pertunjukan dan konser yang biasanya berbentuk setengah lingkaran atau lengkungan. Pada plaza FSRD ISI Yogyakarta memiliki sebuah amphitheatre yang berada tepat ditengah tapak. Amphitheatre tersebut terdiri dari tangga dan tempat duduk yang mengelilingi panggung. Amphitheatre ini sangat berpotensi untuk digunakan sebagai panggung maupun pusat kegiatan di lingkungan kampus FSRD ISI Yogyakarta. Area Amphitheatre Gambar 47. Area amphitheatre pada tapak.
16 Tempat Duduk Tempat duduk yang ada pada tapak berada dalam amphitheatre. Tempat duduk tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna tapak baik untuk berkelompok maupun individual. Ukuran tempat duduk yang nyaman untuk satu orang adalah dengan tinggi duduk antara cm, lebar duduk antara cm dan panjang dudukan 60 cm, ada sandaran belakang dan sandaran tangan (Harrie dan Dines, 1978). Gambar 48. Konsep seating area yang akan diterapkan pada amphitheatre. Tempat duduk berupa undakan yang mengelilingi panggung dibagi menjadi 3 bagian utama dengan ukuran yang berbeda-beda, memperkuat kesan irregularity pada tapak, sehingga tidak terasa formal. Undakan-undakan yang digunakan sebagai seating area, terdiri dari rumput dan perkerasaan berupa stone slab, akan menjadi tempat dimana mahasiswa dapat berkumpul dan dapat mengakses wi-fi kampus dengan laptop yang didukung oleh adanya outlet listrik outdoor (point 8.3.3) yang disediakan pada amphitheatre. Seating area juga didesain supaya dapat mengakomodasi banyak orang namun tidak dibuat terlalu nyaman (tanpa sandaran punggung) sehingga menghindari durasi penggunaan seating area yang terlalu lama, dan akan ada turn over yang mendukung penggunaan outlet listrik outdoor secara bergantian.
17 67 Gambar 49. Seating area pada amphitheatre Tangga Tangga yang ada pada plaza terintegrasi dengan tempat duduk yang ada disekeliling panggung. Ada 4 tangga yang ada pada amphitheatre yang letaknya tidak simetris namun sesuai dengan sirkulasi yang diterapkan pada tapak. Lebar tangga masing-masing sekitar meter supaya dapat menampung volume pejalan kaki yang ada pada tapak. Lebar anak tangga (tread) 35 cm, dengan tinggi anak tangga (riser) 15 cm. Gambar 50. Rekomendasi feature tangga pada tapak.
18 Boks Tanaman. Pada amphitheatre diletakan dua buah box tanaman yang berfungsi sebagai pemanis pada tapak. Boks tanaman terdiri dari 3 bagian berbeda yang terdiri dari boks untuk tanaman penutup tanah (Zephyranthes sp.), rumput gajah (Pennisetum purpureum), dan kerikil putih. Kerikil putih diletakan sebagai pemanis dan dapat dijadikan sebagai area display karya maupun dimanfaatkan menjadi mini zen garden jepang yang bisa di tata oleh pengguna tapak untuk mengisi waktu maupun sebagai sarana rekreasi saat berada di amphitheatre, plaza FSRD. Gambar 51.Zephyranthes sp, Pennisetum purpureum, dan kerikil putih yang akan mengisi planter box Pemanfaatan Amphitheatre Amphitheatre FSRD dapat digunakan sebagai meeting point dan catchment area bagi pengguna tapak untuk melakukan kegiatan seperti berdiskusi, bercengkrama, mengakses internet, bermain, dan sebagainya. Area ini juga dapat dimanfaatkan sebagai outdoor class, dimana kegiatan belajar-mengajar dapat dilakukan pada seating area pada amphitheatre. Amphitheatre juga dapat digunakan sebagai display area untuk karya mahasiswa terutama mahasiswa departemen seni murni dan kriya, sehingga amphitheatre dapat digubah menjadi semacam area eksibisi berupa outdoor gallery bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan instalasi hasil karya mahasiswa. Selain sebagai area eksibisi bagi mahasiswa FSRD, panggung pada amphitheatre juga dapat digunakan oleh mahasiswa ISI Yogyakarta lainnya (misalnya dari jurusan tari maupun musik) sebagai tempat potensial untuk menjadi panggung pertunjukan terbuka yang memberikan setting dramatis.
19 69 Gambar 52. Contoh kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di tapak Outlet listrik Sistem utilitas di dalam tapak terdiri dari jaringan listrik, telepon, pemadam kebakaran, serta saluran air bersih dan air kotor. Sistem-sistem tersebut tetap menggunakan sistem pada kondisi awal, yaitu dengan menggunakan saluransaluran yang tersembunyi di dalam konstruksi bangunan yang ada. Sistem tersebut dipertahankan karena memiliki keuntungan dari segi keamanan dan kenyamanan. Gambar 53. Titik-titik outlet listrik yang ada pada tapak.
20 70 Perlu ada penambahan outlet listrik pada tapak untuk mengakomodasi pengguna laptop yang ingin memanfaatkan teknologi wi-fi kampus. Outlet listrik ini akan tersebar pada amphitheatre, yaitu pada bagian panggung dan seating area. Outlet listrik pada bagian seating area amphitheatre diperuntukan untuk penggunaan laptop. Outlet listrik di bagian panggung disiapkan untuk memfasilitasi pertunjukan/kegiatan yang dapat dilakukan di amphitheatre. Gambar 54. Rekomendasi feature outlet listrik pada tapak Pencahayaan Untuk penggunaan tapak pada malam hari maka perlu dipersiapkan pencahayaan yang cukup. Jenis pencahayaan yang digunakan berupa streetlight, pathlight dan spotlight. Untuk tapak FSRD, pencahayaan diletakan terutama pada bagian-bagian utama tapak yaitu pada plaza dan entrance area. Street light berasal dari lamp post dengan tinggi 3-5 meter berguna untuk pencahayaan pada jalan dan area utama. Path light juga merupakan lampu yang digunakan untuk pencahayaan pada jalan, namun hanya menyorot permukaan tapak, digunakan pada tangga dan bagian bagian tempat duduk pada amphitheatre, serta pada poin-poin sirkulasi tertentu. Spotlight atau lampu sorot digunakan untuk pencahayaan point of interest dan elemen-elemen utama pada tapak, misalnya gerbang tapak, signage tiap fakultas, dan bagian panggung pada amphitheatre. Gambar 55. Contoh-contoh pencahayaan yang dapat diterapkan pada tapak.
21 71 Gambar 56. Contoh-contoh lampu yang dapat digunakan untuk pencahayaan pada tapak. Gambar 57. Titik-titik pencahayaan pada tapak Light-box Sculpture dan Sign Pada tapak FSRD setiap fakultas memiliki signage utntuk masing-masing program studi, namun kurang terlihat karena letaknya yang kurang strategis dan tidak mencolok. Oleh karena itu pada desain tapak ini dibuat dua (2) buah sign untuk setiap program studi, yang berupa light box sculpture dan signage. Gambar 58. Batik kawung
22 72 Light box sculpture adalah sebuah display yang ada pada tiap program studi dan berbentuk tulisan yang mewakili tiap-tiap program studi, yaitu: fine art, graphic dan crafts. Masing-masing light box memiliki warna masing-masing yaitu merah, biru dan kuning yang mewakili warna-warna dasar pada spektrum warna. Tulisan yang membentuk huruf-huruf pada light box sculpture ini terbentuk menyerupai garis-garis a la batik kawung. light box sculpture pada tiap departemen Gambar 59. Titik-titik posisi light box sculpture. Gambar 60. Desain light box sculpture tampak atas.
23 73 Selain light box sculpture, pada tapak juga akan ditambahkan signage untuk masing-masing program studi yang serasi dengan standar signage ISI, untuk menggantikan signage lama. Gambar 61. Contoh signage baru pada ISI Yogyakarta (kiri) dan, signage pada departemen Kriya saat ini (kanan). Signage yang dibuat masing-masing memiliki panjang 1200 centimeter dengan tinggi 180 cm. Ukuran yang besar ini menjadi untuk masing-masing program studi yang serasi dengan standar signage ISI, Gambar 62. Contoh signage masing-masing departemen
24 Dinding Mural Sebagian dinding bangunan pada tapak menjadi tidak sedap untuk dipandang karena telah menjadi korban vandalisme berupa coret-coretan. Hal ini sangat disayangkan, karena selain tidak terlihat indah, karakter mahasiswa menjadi terkesan negatif. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pada sebagian dinding, dapat menjadi media coretan dinding yang bersifat artistic (semacam mural) yang dapat dijadikan sebagai wadah kreasi mahasiswa terutama yang berasal dari jurusan seni murni. Gambar 63. Lokasi dinding mural yang dapat dikembangkan pada tapak. Gambar 64. Contoh mural.
BAB IV KONSEP PERANCANGAN
23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa
BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciPERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep
37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciBAB V DATA DAN ANALISIS
29 BAB V DATA DAN ANALISIS 5.1 Aspek Fisik 5.1.1 Lokasi dan Batas Tapak Kampus ISI Yogyakarta terletak di sebelah selatan pusat kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Parangtritis Km 6, D.I. Yogyakarta. Terletak
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III
BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A
PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA
BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG
V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang
Lebih terperinciBABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan
iro konsultan.'..isitektur i antar antan ogyakatta BABV LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Site plan Tapak dibagi kedalam beberapa Zona bangunan, yaitu : a. Zona kantor b. Zona terapi c. Zona resto dan cafe d. Zona
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM
Lebih terperinciBAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN
BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan
BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Hasil perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar adalah penerapan konsep arsitektur candi Penataran. Konsep dasar ini dicapai dengan cara mengambil filosofi
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN HUTAN KOTA
VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS
55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ
BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.
BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu
153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciVI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN
VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan
Lebih terperinciGambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.
KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN.
BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep yang digunakan dalam perancangan museum olah raga ini adalah Metafora dari Gerakan Shalat, dimana konsep ini merupakan hasil penggabungan antara: Nilai gerakan shalat, yaitu:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciInternational Fash on Institute di Jakarta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Lebih terperinciGambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)
48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SINTESIS
BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-
BAB 6 HASIL PERANCANGAN A. Hasil Rancangan Kawasan Konsep yang digunakan dalam perancangan Griya Seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan
BAB V KONSEP V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan Gambar 34. Zoning dan Pola Sirkulasi Main entrance berada pada bagian selatan bangunan. Warna biru menunjukan
Lebih terperinciBAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK
26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Sekolah Islam Terpadu memiliki image tersendiri didalam perkembangan pendidikan di Indonesia, yang bertujuan memberikan sebuah pembelajaran
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, serta atas izinnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul Redesain Gelanggang
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
112 5.1 Konsep Kawasan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1: Kondisi eksisting kawasan Sumber: Google erth, 2011 Keterangan: 1: Landasan penerbangan dan pendaratan pesawat di masa mendatang 2: Tapak 3:
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.. Penerapan Konsep Pada Rancangan 6... Konsep Rancangan Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu penyedia fasilitas yang mampu menampung kegiatan MICE
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem
Lebih terperinciKONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A
KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM
ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciKonsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa
OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan
116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Desaian Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu konsep perancangan yang mengambil dari sistem sirkulasi
Lebih terperinciBANDUNG EXHIBITION HALL STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR TEMA : BANGUNAN BENTANG LEBAR. Hall A sifatnya publik dipakai untuk event pameran indor
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN (skematik desain) 5.1. Konsep Perancangan 5.1.1. Tata Massa Dan Orientasi Bangunan Penataan massa bangunan pada eksibisi hall memasukan nilai-nilai keterbukaan. Maka pemintakatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses
BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, penyusunan landasan konseptual perancangan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota
TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota Karakter merupakan sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh suatu kelompok, baik orang maupun benda. Karakter lanskap merupakan suatu area yang mempunyai keharmonisan
Lebih terperinciKAJIAN PENATAAN ELEMEN STREET FURNITURE Penggal Jalan Puad Ahmad Yani - Bundaran Kalibanteng Semarang
KAJIAN PENATAAN ELEMEN STREET FURNITURE Hermin Werdiningsih ABSTRAKSI Semarang adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, yang juga merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Sebagai kota besar, keberadaan
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk
VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi
Lebih terperinciTkeluarga dan non. Sakhir pekan bersama anak-anaknya. ST UDI ANALISA BAB 3. Keluarga. Konsumen. Non-Keluarga. Target Desain
Target Desain Keluarga egmen keluarga biasanya memiliki karakter yaitu menghabiskan waktu saat Sakhir pekan bersama anak-anaknya. Konsumen a r g e t d e s a i n m e r u p a k a n Tkeluarga dan non keluarga,
Lebih terperinci