HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SETYO UTOMO D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

3 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) Oleh : SETYO UTOMO D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Juli 2006 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Ir. Sutisna Riyanto, MS. Ir. H. Ismail Pulungan, MSc. NIP NIP Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur.Sc. NIP

4 RINGKASAN SETYO UTOMO. D Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Efektivitas Kerja Karyawan Divisi Produksi (Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing utama : Ir. Sutisna Riyanto, MS. Pembimbing anggota : Ir. H. Ismail Pulungan, MSc. Perkembangan industri pengolahan susu (IPS) di Indonesia semakin pesat baik dalam skala usaha kecil, menengah, dan besar disebabkan seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan susu olahan, sehingga menimbulkan persaingan di antara IPS yang semakin kuat pula. Upaya dalam memenangkan persaingan antara perusahaan sejenis, IPS dituntut untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam mencapai efisiensi operasi, peningkatan produktivitas kerja, serta efektivitas kerja yang terjadi dalam lingkungan perusahaan. Efektivitas kerja yang dicapai dalam lingkungan perusahaan dapat dilihat dari proses komunikasi yang terjadi di dalam lingkungan kerja, salah satunya yaitu pada perilaku komunikasi karyawan. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) mengidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku komunikasi karyawan, 2) mendeskripsikan perilaku komunikasi karyawan dalam lingkungan kerjanya, 3) mengkaji tingkat efektivitas kerja karyawan dalam lingkungan kerjanya, dan 4) mengkaji hubungan perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan. Penelitian berlangsung selama satu bulan (2 31 Maret 2006) di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta yang berjumlah 150 orang. Sampel karyawan sebanyak 60 orang yang dipilih secara acak dengan menggunakan metode simple random sampling dari karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer (kuesioner) dan data sekunder (catatan, arsip perusahaan). Analisis data meliputi analisis deskriptif (rataan skor dan persentase), serta uji korelasi rank Spearman (r s ). Hasil penelitian berdasarkan uji korelasi rank Spearman (r s ) menunjukkan bahwa : 1) karakteristik individu tidak berhubungan nyata dengan perilaku komunikasi karyawan, 2) hampir seluruh faktor-faktor organisasi tidak berhubungan nyata dengan perilaku komunikasi karyawan, hanya ketersediaan forum dan sarana komunikasi yang berhubungan nyata dengan perilaku mencari informasi meskipun dengan tingkat hubungan yang lemah, 3) sebagian besar perilaku komunikasi berhubungan nyata dengan efektivitas kerja meskipun dalam tingkat hubungan yang lemah. Kata kunci : Karakteristik individu, faktor-faktor organisasi, perilaku komunikasi, efektivitas kerja

5 ABSTRACT The Correlation between Communication Behaviour and Production Division Employee Working Effectivity ( Case Study in Powder Production Division PT. Indomilk Jakarta ) Utomo, S., S. Riyanto, I. Pulungan Communication behaviour is considered as an important factor in building employee work effectivity. The aims of this research are: (1) to identify factors that associated with employee communication behavior, (2) to describe the employee communication behaviour in their work environment (3) to study employee work effectivity in their work environment, and (4) to study correlation between communication behaviour and employee work effectivity. This research was conducted for 1 month in March, 2 nd 31 st 2006 at Powder Production Division PT INDOMILK Jakarta. The research populations are 150 employees of Powder Production Department with 60 employees were used as samples. Method for choosing samples was using simple random sampling technique based on the research purpose to explain the observed variables and then analyze the relations between them. Collected data consist of primary data and secondary data. Data analyses include descriptive analysis (score average and percentage) and rank Spearman correlation test. The results based on rank Spearman correlation test (r s ) show that: (1) individual characteristic did not correlated with employee communication behaviour (2) almost all organization factors not correlated with employee communication behaviour, only the forum availability and means of communication that correlated with information seeking behavior even tough only at low correlation level (3) almost all of communication behaviour correlated with work effectivity altough only at low correlation level. Keywords: Individual characteristic, organization factors, communication behaviour, work effectivity.

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Mei 1984 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Targono dan Ibu Pujowati Santoso. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1996 di SD Negeri 07 Pekayon, Jakarta Timur. Pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SMP Negeri 49 Jakarta dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMA Negeri 58 Jakarta. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Program Studi Sosial Ekonomi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP) periode , Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan juga aktif dalam keanggotaan Forum Silaturahmi Mahasiswa Bogor (FOSMA Bogor) Selain itu penulis juga mendapat kesempatan menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Penyuluhan periode

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Penyusunan skripsi yang berjudul hubungan perilaku komunikasi dengan efektivitas karyawan divisi produksi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku komunikasi karyawan, mendeskripsikan perilaku komunikasi karyawan dalam lingkungan kerjanya, mengkaji tingkat efektivitas kerja karyawan dalam lingkungan kerjanya, dan mengkaji hubungan perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan. Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan untuk dapat mengetahui perilaku komunikasi yang dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya sehingga kegiatan kerja dapat berjalan secara efektif, serta memberikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi karyawan dalam bekerja. Selain itu juga menjadi bahan rujukan bagi penelitian lebih lanjut atau penelitian lain yang sesuai dengan hasil penelitian. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Amin yaa robbal aalamiin. Juli 2006 Penulis

8 PENDAHULUAN Latar Belakang Peta pembangunan pada saat ini semakin banyak yang diarahkan pada sektor usaha berbasis pertanian. Hal ini disebabkan pertanian merupakan ujung tombak dari perputaran roda ekonomi, yang mampu mengubah sumberdaya alam yang tersedia menjadi produk-produk dengan nilai tambah yang tinggi, salah satunya pada sektor usaha peternakan. Peternakan merupakan salah satu usaha agribisnis yang memiliki potensi yang tinggi dan strategis untuk dikembangkan saat ini dan di masa yang akan datang. Sektor usaha peternakan meliputi usaha ternak unggas, ruminansia kecil, ruminansia besar, dan satwa harapan yang disertai dengan usaha pemeliharaan, pengolahan hasil ternak, pemasaran produk, dan sebagainya. Hasil utama yang didapat dari usaha peternakan berupa pangan hewani yang dapat dikonsumsi oleh manusia, seperti daging, telur, susu, dan madu yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup berarti, seiring dengan meningkatnya konsumsi produk oleh masyarakat. Ternak sapi perah merupakan salah satu andalan sub sektor peternakan yang tetap prospektif dalam pengembangan agribisnis di Indonesia. Usaha ternak sapi perah telah memberikan dampak yang positif dalam memperkuat mata rantai pembangunan masyarakat seperti meningkatkan pendapatan peternak, perluasan kesempatan kerja, peluang usaha yang strategis, peningkatan ketersediaan pangan asal hewani baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi susu segar maupun kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu, dan penghematan devisa negara. Perkembangan usaha ternak sapi perah secara tradisional maupun modern harus didukung terhadap upaya dalam membantu peternak untuk memasarkan susu yang diperoleh dari usaha tersebut. Salah satu pasar tersebut adalah industri pengolahan susu (IPS) yang nantinya akan mengolah susu segar menjadi produk susu olahan yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. Industri pengolahan susu harus terus dikembangkan sehingga akan menjamin pasar secara luas baik dalam negeri maupun luar negeri akan kebutuhan susu. Industri pengolahan susu skala usaha kecil, menengah, dan besar yang berkembang pesat saat ini disebabkan seiring dengan meningkatnya produksi dan konsumsi susu. PT. Indomilk Jakarta menjadi salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang

9 pengolahan susu dengan produk-produk olahannya yang mempunyai jumlah tenaga kerja cukup banyak. Upaya dalam memenangkan persaingan antara perusahaan sejenis dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, PT. Indomilk harus mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mencapai efisiensi operasi, peningkatan produktivitas kerja, dan efektivitas kerja yang terjadi dalam lingkungan perusahaan. Efektivitas kerja yang timbul merupakan hasil dari proses terciptanya pekerjaan yang baik dan benar untuk memudahkan anggota melakukan pekerjaan, sehingga akan mencerminkan pencapaian hasil kerja antara kebutuhan individu dengan tujuan perusahaan. Kepuasan kerja, prestasi kerja, dan semangat kerja merupakan bagian dari suatu tingkat efektivitas kerja karyawan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas kerja yang timbul dalam lingkungan perusahaan dapat dilihat dari kegiatan komunikasi yang terjadi di dalam lingkungan kerja PT Indomilk Jakarta. Kegiatan komunikasi yang terjadi di lingkungan perusahaan mencakup berbagai macam bentuk baik komunikasi verbal atau non verbal meliputi pengiriman pesan-pesan antara dua orang atau lebih, antara sekelompok orang, atau dalam satu atau beberapa bidang yang mempengaruhi perilaku komunikasi dalam perusahaan. Perilaku komunikasi dalam perusahaan biasanya timbul karena tuntutan dan tanggung jawab individu karyawan terhadap pekerjaan. Perilaku komunikasi ini dapat diamati dari kebiasaan karyawan di lingkungan kerjanya. Perumusan Masalah Perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan salah satunya harus memiliki kinerja karyawan yang efektif. Efektivitas kerja karyawan adalah hasil yang diperoleh dari suatu proses terciptanya pekerjaan yang baik dan benar untuk memudahkan anggota dalam melakukan suatu pekerjaan. Efektivitas kerja yang meliputi kepuasan kerja, prestasi kerja, dan semangat kerja karyawan akan berpengaruh pada pencapaian tujuan dari perusahaan. Hal-hal yang dapat menimbulkan masalah akan menghambat jalannya komunikasi dalam perusahaan yang berdampak pada kelancaran komunikasi dan efektivitas kerja dari karyawan. Efektivitas kerja karyawan akan sangat bergantung pada proses komunikasi karyawan di perusahaan tersebut.

10 Proses komunikasi akan memudahkan sumberdaya manusia dalam suatu lingkungan kerja untuk melakukan suatu kegiatan, terutama menyangkut dengan pekerjaan di lingkungan kerja. Perilaku komunikasi merupakan suatu respon atau tindakan seseorang dalam suatu lingkungan kerja dan situasi komunikasi yang akan sangat berpengaruh pada kelancaran proses komunikasi, terutama dalam melancarkan tugas dan pekerjaan di organisasi tersebut. Organisasi yang dimaksud merupakan bagian dari kumpulan pekerja atau karyawan dari suatu perusahaan yang bergerak di bidang usaha pengolahan hasil ternak, yaitu PT. Indomilk sebagai salah satu industri pengolahan susu (IPS) yang memiliki jumlah tenaga kerja cukup besar. Perbedaan perilaku komunikasi karyawan dalam lingkungan perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik individu yang merupakan ciri khas dan sifat yang melekat pada setiap individu karyawan dalam bekerja. Karakteristik individu meliputi usia, tingkat pendidikan, pendapatan/upah yang diterima, lama bekerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Selain itu, perilaku komunikasi karyawan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasi yang merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan tempat seseorang bekerja. Faktor-faktor organisasi meliputi ketersediaan forum dan sarana komunikasi, serta iklim komunikasi organisasi (kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dan perhatian pada tujuan kinerja tinggi). Perlu adanya upaya dalam menelaah dan menganalisa hubungan perilaku komunikasi dan efektivitas kerja karyawan divisi produksi PT INDOMILK, sehingga kegiatan kerja dapat berjalan efektif dan tujuan perusahaan dapat terwujud. Berdasarkan gambaran yang dikemukakan tersebut, dirumuskan beberapa masalah antara lain : 1. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan perilaku komunikasi karyawan? 2. Bagaimana perilaku komunikasi karyawan dalam lingkungan kerjanya? 3. Bagaimana efektivitas kerja karyawan dalam lingkungan kerjanya? 4. Bagaimana hubungan perilaku komunikasi karyawan dengan efektivitas kerja?

11 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perilaku komunikasi karyawan divisi produksi di PT INDOMILK sebagai faktor penting yang membentuk efektivitas kerja. Tujuan penelitian adalah : 1. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku komunikasi karyawan 2. Mendeskripsikan perilaku komunikasi karyawan dalam lingkungan kerjanya 3. Mengkaji tingkat efektivitas kerja karyawan dalam lingkungan kerjanya 4. Mengkaji hubungan perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan. Kegunaan Penelitian Secara umum kegunaan penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan saran di antaranya : 1. Bagi perusahaan, diharapkan mampu memberikan masukan dan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pengelolaan tenaga kerja dan menciptakan kinerja yang efektif pada masa yang akan datang 2. Sebagai media bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan berpikir, nalar dan keterampilan dalam menggali dan menganalisis permasalahan yang dijumpai sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh 3. Sebagai bahan studi, rujukan dan pertimbangan dalam penelitian sejenis selanjutnya.

12 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Upaya perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan juga memperoleh keuntungan yang maksimal sangat dipengaruhi oleh kinerja yang efektif yang terjadi dalam lingkungan perusahaan tersebut. Kinerja yang efektif bergantung pada efektivitas kerja yang ditunjukkan oleh karyawan dalam lingkungan perusahaan. Efektivitas kerja karyawan adalah hasil yang diperoleh dari suatu proses terciptanya pekerjaan yang baik dan benar yang dapat memudahkan anggota untuk melakukan suatu pekerjaan yang meliputi kepuasan kerja, prestasi kerja, dan semangat kerja karyawan di lingkungan perusahaan. Efektivitas kerja juga dapat mencerminkan kesesuaian pencapaian hasil kerja yang efektif antara kebutuhan individu dengan tujuan perusahaan. Upaya mencapai efektivitas kerja karyawan sangat bergantung pada kegiatan komunikasi yang terjadi di lingkungan perusahaan, salah satunya pada perilaku komunikasi karyawan yang terjadi. Proses komunikasi akan memudahkan sumberdaya manusia dalam suatu lingkungan kerja untuk melakukan suatu kegiatan, terutama perilaku komunikasi karyawan di lingkungan kerja. Perilaku komunikasi karyawan meliputi perilaku mencari informasi, perilaku menerima informasi, dan partisipasi dalam kelompok atau forum-forum di lingkungan pekerjaannya. Perilaku komunikasi karyawan dipengaruhi oleh karakteristik individu yang merupakan ciri khas dan sifat yang melekat pada setiap orang dalam bekerja. Karakteristik individunya, meliputi usia, tingkat pendidikan, pendapatan/upah yang diterima, lama bekerja, dan jumlah tanggungan keluarga. Selain itu, perilaku komunikasi karyawan juga ditentukan oleh faktor-faktor organisasi yang merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan tempat seseorang bekerja, yang meliputi ketersediaan forum dan sarana komunikasi, serta iklim komunikasi organisasi (kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, perhatian pada tujuan kinerja tinggi). Kerangka pemikiran hubungan perilaku komunikasi pegawai dengan efektivitas kerja karyawan di tempat kerja dapat dilihat pada Gambar 1.

13 Karakteristik individu meliputi : 1. usia 2. tingkat pendidikan 3. pendapatan/upah 4. lama bekerja 5. jumlah tanggungan keluarga Faktor-faktor organisasi meliputi: 1. Ketersediaan forum dan sarana komunikasi 2. Iklim komunikasi organisasi, antara lain : kepercayaan pembuatan keputusan bersama kejujuran keterbukaan dalam komunikasi ke bawah mendengarkan dalam komunikasi ke atas perhatian pada tujuan kinerja tinggi Perilaku komunikasi karyawan meliputi : 1. perilaku mencari informasi 2. perilaku menyampaikan informasi 3. partisipasi dalam kelompok/forum-forum Efektivitas kerja meliputi : 1. kepuasan kerja 2. prestasi kerja 3. semangat kerja Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Hubungan Perilaku Komunikasi dengan Efektivitas Kerja Karyawan

14 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H 1a : Terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik individu dengan perilaku komunikasi karyawan H 1b : Terdapat hubungan yang nyata antara faktor-faktor organisasi dengan perilaku komunikasi karyawan H 1c : Terdapat hubungan yang nyata antara perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan. H 0 :Tidak terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik individu dengan perilaku komunikasi karyawan, faktor-faktor organisasi dengan perilaku komunikasi karyawan, dan perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan.

15 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Organisasi Proses Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses memberi dan menerima informasi sampai pada pemahaman makna (Suwarto, 1999). Komunikasi dapat berhasil jika komunikator (sumber) dalam menyampaikan sebuah pesan atau informasi yang memiliki pengertian sehingga mudah diterima oleh penerima dengan baik. Proses komunikasi menurut Suwarto (1999) yaitu suatu langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna dari pesan atau informasi yang disampaikan tersebut. Model proses komunikasi secara sederhana disajikan pada Gambar 2. SUMBER PESAN PESAN PESAN PESAN PENGKODE- AN SALURAN PENGKODE- AN PENERIMA UMPAN BALIK Gambar 2. Proses Komunikasi Sumber : Suwarto, 1999 Menurut Suwarto (1999) unsur-unsur dalam proses komunikasi yaitu : 1) Sumber, yaitu seseorang yang mempunyai gagasan, informasi, maksud dan tujuan dalam berkomunikasi (komunikator) 2) Pesan, merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya apa yang di komunikasikan 3) Pengkodean adalah suatu proses mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol. Empat kondisi yang mempengaruhi pesan terkode tersebut adalah keterampilan, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya 4) Saluran adalah suatu medium lewat mana suatu pesan komunikasi dapat berjalan 5) Pengkodean/penguraian simbol, adalah penerjemahan ulang pesan komunikasi seorang pengirim 6) Penerima adalah seseorang yang menerima dan mengurai gagasan, informasi, maksud, dan tujuan berkomunikasi

16 7) Umpan balik adalah tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalahpahaman. Unsur-unsur dalam proses komunikasi jika dilakukan dengan ketidakpastian maka semua faktor tersebut dapat menghasilkan penafsiran pesan yang berbeda dari yang dibayangkan pengirim. Kegaduhan atau kegelisahan dalam komunikasi dapat dianggap sebagai faktor yang mengganggu pesan yang dikehendaki (Suwarto, 1999). Komunikasi Dalam Organisasi Manusia dalam kehidupannya tidak akan pernah lepas dari suatu komunikasi. Sejak dahulu manusia telah melakukan komunikasi yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan. Setiap orang harus mampu berkomunikasi dengan efektif, sehingga penyampaian dan penerimaan pesan akan dapat berjalan dengan baik. Proses komunikasi dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain komunikasi personal, komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi publik, dan bentuk komunikasi lainnya. Komunikasi dalam suatu organisasi mutlak diperlukan dan sangat penting dalam rangka meningkatkan kelancaran kegiatan organisasi. Wursanto (2003) mengemukakan beberapa hal yang menjadikan pentingnya komunikasi dalam organisasi yaitu : 1) Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, atasan dengan atasan, pegawai dengan organisasi tersebut dan pihak organisasi dengan pihak luar 2) Meningkatkan gairah kerja pegawai, moral dan disiplin pegawai yang tinggi; semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang menjadi tugasnya sehingga akan berlangsung pengendalian operasional yang efisien 3) Semua pegawai dapat mengetahui kebijakan, peraturan, dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi; semua informasi yang dibutuhkan oleh pegawai dapat diperoleh dengan segera; meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap semua pegawai; timbulnya rasa saling pengertian dan menghargai dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing; meningkatkan kerjasama 4) Komunikasi adalah suatu cara untuk menjelaskan persepsi hal-hal yang diharapkan dari suatu tanggung jawab; suatu cara untuk mendorong manusia berpikir kreatif; suatu cara untuk memenuhi keingintahuan manusia

17 5) Komunikasi penting untuk suatu keputusan; komunikasi memberikan pengertian sebagian dari suatu bagian tujuan. Widjaja (2000) mengidentifikasikan tiga fungsi komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu : 1) Fungsi perintah Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi untuk membicarakan, menerima, manafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Komunikasi yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, tujuannya agar berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. 2) Fungsi relasional Komunikasi memperbolehkan anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan orang lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan, dalam berbicara misalnya kepuasan kerja, aliran komunikasi, dan tingkat pelaksanaan perintah. Hubungan yang baik akan memperlancar tugas dan meminimalkan konflik yang dapat terjadi. 3) Fungsi manajemen ambigu Komunikasi penting untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam suatu organisasi. Menurut Suwarto (1999) desain sebuah organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat arah sehingga dapat memahami berbagai hambatan komunikasi yang efektif dalam organisasi serta dapat mengatasi hambatan-hambatan yang ada, yaitu : 1) Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi dan mencakup kebijaksanaan pimpinan, instruksi, dan memo resmi 2) Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi dan mencakup kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur keluhan 3) Komunikasi horisontal, yaitu komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi ini diperlukan untuk mengkooordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi

18 4) Komunikasi diagonal, yaitu komunikasi silang melintasi fungsi dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi di mana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun horisontal. Klasifikasi komunikasi menurut Wursanto (2003) berdasarkan perilaku komunikasi yang dapat terlihat dalam suatu organisasi, dibedakan menjadi : 1) Komunikasi formal, ialah komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi yang secara tegas telah diatur dan telah ditentukan dalam struktur organisasi Komunikasi formal dapat berbentuk : a) Perintah-perintah (lisan maupun tertulis) b) Saran-saran, baik yang diberikan oleh bawahan kepada atasannya maupun dari atasan kepada bawahan c) Laporan-laporan, yang pada umumnya datang dari bawahan d) Rapat-rapat e) Konferensi. 2) Komunikasi informal, ialah komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi, tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi informal merupakan komunikasi yang tidak mendapat pengakuan resmi. Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan bagian komunikasi informal, dan merupakan berita atau kabar angin atau desas-desus. Kebenaran informasi dalam komunikasi informal kemungkinan bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Pola penyampaian informasi pada komunikasi informal pada umumnya melalui rantai kerumunan (cluster chain). Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal, penyebaran informasi yang bersifat private (gosip, desas desus, dan lain-lain). Komunikasi ini sifatnya tidak resmi, tetapi memegang peranan penting dalam rangka memelihara persahabatan dalam kelompok informal. 3) Komunikasi semiformal, ialah komunikasi antara yang bersifat resmi dengan tidak resmi, antara yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi dengan jalinan pekerjaan yang berkenaan dengan hubungan pribadi. Selain itu, komunikasi nonformal ini juga merupakan jembatan atau perantara antara komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi,

19 serta dapat pula mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal. Oleh karena itu, komunikasi semiformal merupakan saluran bagi pimpinan untuk mendapatkan gagasan yang baru, ide baru, metode baru yang sangat berguna bagi pimpinan dalam rangka menggerakkan organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi. Menurut Suwarto (1999) jalinan komunikasi dalam suatu organisasi dapat meningkatkan kinerja anggotanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, menurutnya antara lain : 1) Pemahaman, mempunyai interpretasi yang akurat dan dapat diterima atas informasi 2) Apresiasi atau menghargai, yaitu seperangkat kepercayaan, perasaan, nilai, dan preferensi yang baik 3) Kemampuan, yaitu keahlian untuk melaksanakan perilaku secara fisik dan mental untuk melakukan pekerjaan. Komunikasi Efektif Tujuan dari proses komunikasi adalah terciptanya komunikasi yang efektif yaitu kesamaan makna pesan antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Widjaja (2000) mengemukakan bahwa dalam komunikasi dicirikan oleh atribut-atribut yang berarti bagi peningkatan pengertian kita mengenai komunikasi dan prosesnya serta kefektifan komunikasi, yaitu : 1) Terjadinya komunikasi tidak dapat dihindari 2) Manusia selalu berusaha mencari interaksi sosial, sehingga berhubungan erat dengan perilaku yang memiliki potensi sebagai pesan yaitu bahwa perilaku memiliki potensi yang dapat melekatkan arti kepada persepsi orang lain 3) Komunikasi merupakan konsep transaksional 4) Konsepsi komunikasi sebagai proses merujuk pada interaksi tak terputus dari sejumlah variabel yang tak terhitung banyaknya dengan perubahan terusmenerus dalam nilai-nilai yang diambil dari variabel-variabel itu 5) Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh 6) Komunikasi telah terjadi bila seseorang bermaksud berkomunikasi, ini terjadi jika penerima pesan mengaitkan arti perilaku ke dalam persepsinya. Penerima

20 tidak hanya bereaksi terhadap perilaku dalam wilayah persepsinya, ia juga menggerakkan pribadinya secara menyeluruh dalam proses interpretasi. Dalam melakukan itu, arti tersebut mengaitkan pada sebuah persepsi 7) Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri di luar konteks 8) Apabila dikaitkan dengan persuasi, kita dapat menyatakan bahwa faktor-faktor konteks dan bukan pesan seringkali menjadi determinan bagi adanya tanggapan. Konteks akan mempengaruhi sebuah komunikasi yang seringkali menceritakan banyak mengenai perilaku yang diamati. Menurut Widjaja (2000) komunikasi yang efektif terjadi tidak hanya sekadar saat seseorang telah melekatkan arti tertentu terhadap perilaku oarng lain, tetapi juga pada persepsinya yang sesuai dengan pemberi pesan atau informasi. Salah satu cara untuk menjamin hal itu adalah dengan menghindarkan pesan yang tidak jelas/tidak spesifik serta dengan meningkatkan frekuensi umpan balik (feed back) guna mengurangi tingkat ketidakpastian dan tanda tanya mengenai suatu pesan. Effendy (1990) mengatakan bahwa efektivitas komunikasi dalam organisasi harus dapat membangkitkan kebutuhan komunikan dan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Terciptanya komunikasi yang efektif akan berpengaruh pada efektivitas pekerjaan, antara lain kepuasan kerja, semangat kerja, dan prestasi kerja (Zikri, 2002). Menurut Wursanto (2003) faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi yang efektif yang juga disebut the seven C s communication, adalah sebagai berikut : 1) Credibility (keterpercayaan) Dalam komunikasi antara komunikator dengan komunikan saling mempercayai. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil, tidak adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi. 2) Context (perhubungan, pertalian) Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung. Misalnya pada situasi atau keadaan yang sedang kacau, maka komunikasi akan terhambat sehingga komunikasi tidak berhasil.

21 3) Content (kepuasan) Komunikasi harus dapat menimbulkan rasa kepuasan, antara kedua belah pihak. Kepuasan ini akan tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak komunikan dan sebaliknya pihak komunikan mau memberikan reaksi atau respons kepada pihak komunikator. 4) Clarity (kejelasan) Kejelasan yang dimaksud disini adalah kejelasan yang meliputi kejelasan akan isi berita, kejelasan akan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan istilah-istilah yang dipergunakan dalam pengoperan lambang-lambang. 5) Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Komunikasi harus dilakukan secara terus-menerus dan informasi yang disampaikan jangan bertentangan dengan informasi yang terdahulu. 6) Capability of audience (kemampuan pihak menerima berita) Pengiriman berita harus diseusaikan dengan kemampuan dan pengetahuan pihak penerima berita. Janganlah mempergunakan istilah-istilah yang kemungkinan tidak dimengerti oleh pihak penerima berita. 7) Channels of distribution (saluran penerima berita) Agar komunikasi berhasil, hendaknya saluran-saluran komunikasi yang sudah biasa dipergunakan dan sudah dikenal oleh umum. Saluran komunikasi yang sering dipergunakan, bisa melalui media cetak (surat, buletin, majalah) atau melalui radio, televisi, dan telepon. Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pimpinan organisasi karena faktor tersebut banyak sedikitnya mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, harapanharapan, konflik-konflik antarpersonal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut (Pace dan Faules, 2005). Menurut Pace dan Faules (2005) iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi.

22 Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi (Pace dan Faules, 2005). Enam faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, yaitu : 1) Kepercayaan 2) Pembuatan keputusan bersama 3) Kejujuran 4) Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah 5) Mendengarkan dalam komunikasi ke atas 6) Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan, dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota organisasi. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu serta mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi (Pace dan Faules, 2005). Perilaku Komunikasi Organisasi Keberadaan suatu organisasi tidak akan terlepas dari beberapa hal berikut yaitu koordinasi, tujuan bersama, pembagian kerja dan integrasi. Koordinasi diperlukan untuk melakukan dan memperlancar suatu kegiatan, sehingga kehadiran beberapa atau banyak orang akan memperlancar suatu kegiatan atau pekerjaan. Setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan mempunyai tujuan yang jelas. Kooordinasi akan memudahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Davis dan Newstrom (1996) kegiatan dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai beberapa tujuan yaitu tujuan organisasi, tujuan individu serta tujuan masyarakat akan keberadaan suatu organisasi. Davis dan Newstrom (1996) mengemukakan bahwa seseorang yang bergabung dalam suatu organisasi dengan membawa seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat, dan harapan-harapan. Jika semua tujuan ini dapat tercapai maka eksistensi organisasi akan dapat terus bertahan dengan baik, sehingga perlu dilakukan pembagian kerja untuk efektivitas dan efisiensi kerja. Pembagian kerja didasarkan pada minat dan keahlian yang dimiliki oleh setiap orang. Walaupun bekerja pada bagian yang berbeda dengan pekerjaan yang berbeda pula, maka diperlukan suatu faktor pemandu (integrasi) untuk memastikan bahwa semua orang bekerja kearah tercapai tujuan bersama (Zikri, 2002).

23 Perilaku komunikasi seseorang akan menentukan keberhasilan pekerjaan seseorang dengan baik. Komunikasi penting untuk koordinasi pekerjaan dan kerjasama, perilaku komunikasi akan berpengaruh pada perilaku organisasi (orangorang yang bekerja, struktur, lingkungan kerja dan teknologi). Proses komunikasi organisasi yang terjadi akan berpengaruh pada prestasi kerja pegawainya (Gambar 3). Perilaku komunikasi merupakan suatu tindakan atau respon seseorang dalam lingkungan dan situasi komunikasinya. Perilaku komunikasi ini dapat diamati melalui kebiasaan komunikasi seseorang, sehingga perilaku komunikasi seseorang akan pula menjadikan kebiasaan pelakunya. Definisi perilaku komunikasi tidak akan terlepas dari pengertian perilaku dan komunikasi. Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan yaitu perilaku atau kebiasaaan seseorang umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Motif timbul mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku sesorang (Davis dan Newstrom, 1996). Manajer Kegiatan Manajemen Kegiatan Komunikasi Kelompok Kerja Prestasi Kerja Gambar 3. Proses Komunikasi Organisasi Sumber : Davis dan Newstrom, 1996 Dalam suatu organisasi, seseorang merupakan bagian dari anggota organisasi sehingga perilaku komunikasi seseorang akan ditentukan oleh watak, temperamen, ciri-ciri, pembawaan, cita-cita, keinginan dan harapan orang tersebut. Awal mulanya perilaku tersebut merupakan orientasi pribadi, kemudian perilaku ini harus dapat diarahkan dalam bentuk perilaku komunikasi organisasi (Davis dan Newstrom, 1996) Zikri (2002) mengemukakan bahwa paling tidak perilaku komunikasi seseorang dapat diamati melalui beberapa variabel antara lain perilaku mencari, menerima, dan menyampaikan informasi, penggunaan media dalam komunikasi, dan interaksi dengan orang lain. Perilaku membicarakan informasi adalah perilaku mencari dan menyampaikan informasi. Pada dasarnya tindakan komunikasi yang

24 terjalin secara langsung dapat dikatakan seseorang tersebut telah mencari dan menyampaikan informasi. Kebutuhan akan informasi akan menggerakkan seseorang secara aktif untuk mencari informasi, sehingga dalam proses pencarian sampai memperoleh informasi, seseorang telah memberikan informasi yang dimilikinya berkaitan dengan kebutuhan. Menurut Zikri (2002) hal ini dalam bentuk komunikasi yang merupakan proses penafsiran seseorang terhadap perilaku lawan komunikasinya, yang dapat berwujud dalam pembicaraan, gerak tubuh dan sikap, kemudian lawan memberikan reaksi terhadap hal tersebut. Penggunaan media dapat menjaring sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan serta dapat pula berfungsi untuk meminimalkan peluang kehilangan informasi karena terjadinya berbagai distorsi informasi dan gangguan yang dialami saluran media tersebut. Zikri (2002) mengemukakan bahwa penggunaan media ini akan berpengaruh pada efek perilaku seseorang yang meliputi efek kognitif (peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan), efek afektif (berhubungan dengan emosi, perasaan, dan sikap), serta efek konatif (berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu) Davis dan Newstrom (1996) secara umum menyebutkan empat standar etika dalam konteks komunikasi organisasi yang dibagi dalam dua bagian, yaitu: A. Tugas etis terhadap diri sendiri a) Kehati-hatian komunikator harus menggunakan kemampuan persuasifnya sendiri untuk menilai secara menyeluruh pesan-pesan yang jelas dan tersembunyi dari organisasi tersebut dan menghindari penerimaan konversional secara otomatis tanpa berfikir b) Mudah untuk dicapai; komunikator harus terbuka terhadap kemungkinan diubahnya pesan dari orang lain yang dibujuk. Keyakinan yang dipegang secara dogmatis atau pandangan berfokus sempit yang membutakan kita terhadap informasi yang berguna, pandangan yang berbeda tentang suatu masalah atau penyelesaian alternatif perlu diseimbangkan atau dikurangi. B. Tugas etis anggota terhadap orang lain a) Tanpa kekerasan; penipuan terang-terangan ataupun tersembunyi adalah sesuatu hal yang harus dihindari untuk menungkatkan kepercayaan orang terhadap informasi yang diberikan

25 b) Empati; komunikator empatis benar-benar mendengarkan argumen, opini, nilai, dan asumsi orang lain yang terbuka terhadap perbedaan pendapat. Efektivitas Kerja Efektivitas adalah pengukuran tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Handayaningrat, 1990). Bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, maka hal tersebut dapat dikatakan efektif. Senada dengan hal itu, Giil (1993) menyatakan bahwa efektivitas adalah suatu tingkatan prestasi suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sejauh mana tujuan tersebut dapat tercapai. Suatu perusahaan pasti memiliki tujuan yang telah ditentukan dan ingin dicapai, contohnya seperti ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal, mampu memenangkan persaingan antara perusahaan sejenis, menciptkan lingkungan kerja yang kondusif, dan sebagainya. Hal itu akan terlihat dan sangat ditentukan dari kinerja yang dilakukan oleh perusahaan tersebut apakah sudah efektif atau tidak. Menurut Zikri (2002) efektivitas kerja merupakan hasil yang diperoleh dari suatu proses terciptanya pekerjaan yang baik dan benar yang dapat memudahkan anggota untuk melakukan suatu pekerjaan. Efektivitas kerja suatu organisasi meliputi : 1) Kepuasan kerja, adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong, diri anggota atau pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan meliputi aspekaspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, penempatan kerja, kondisi lingkungan kerja, fasilitas kerja, hubungan dengan pegawai lainnya, mutu pengawasan, jenis pekerjaan, dan struktur organisasi perusahaan (Davis dan Newstrom, 1996). Kepuasan menunjukkan kesesuaian antara harapan yang timbul dan imbalan yang disediakan oleh organisasi tersebut. Seseorang yang memiliki simbol status yang lebih tinggi akan cenderung merasa puas karena kejelasan karier dan mereka mendapatkan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik (Davis dan Newstrom, 1996). Menurut Zikri (2002) kepuasan kerja merupakan tingkat kesesuaian dari suatu proses dengan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya. Mangkunegara (2001) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :

26 a) Faktor pegawai, meliputi kecerdasan, kecakapan, pendidikan; pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja b) Faktor pekerjaan, meliputi jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja. 2) Prestasi kerja, yaitu penilaian hasil kerja yang sesuai antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan pribadi. Pemberian penghargaan atau reward akan mempengaruhi penilaian terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan/pegawai dalam suatu organisasi atau perusahaan (Zikri, 2002). Menurut Gomes (1995) prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Unsurunsur yang digunakan untuk penilaian prestasi kerja antara lain kualitas kerja; kuantitas kerja; kreativitas; kerjasama; tanggung jawab; dan inisatif yang dihasilkan oleh karyawannya. 3) Semangat kerja, yaitu perilaku terhadap hasil yang diperoleh dari pekerjaannya dan hubungannya dengan lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Semangat kerja dapat dipengaruhi oleh upah yang diterima karyawan, penghargaan, dan suasana lingkungan kerja (Zikri, 2002). Industri Pengolahan Susu Industri pengolahan susu merupakan salah satu industri pengolahan bahan pangan yang penting bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Perkembangan industri pengolahan susu dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha, dalam arti dapat menghasilkan produk yang bermutu dan produk yang kontinyu dengan biaya yang seminimal mungkin sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal (Erwidodo dan Hasan, 1993). Produksi susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya (Tabel 1) seiring dengan meningkatnya jumlah industri pengolahan susu di tanah air. Pesatnya perkembangan industri susu segar dalam negeri selama periode tahun tidak terlepas dari bebagai kebijakan yang kondusif (Ilham dan Swastika, 2001). Menurut Ilham dan Swastika (2001) pada tahun 1983 pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi yang isinya menyatakan

27 bahwa industri pengolahan susu (IPS) diwajibkan menyerap SSDN (susu segar dalam negeri) sebagai pendamping dari susu impor untuk bahan baku industrinya. Sampai saat ini kebijakan tersebut masih berlaku guna membantu peningkatan kesejahteraan peternak sapi perah yang ada di Indonesia. Tabel 1. Produksi Susu Nasional Tahun No Tahun Jumlah Produksi Susu (ton) Sumber : Departemen Pertanian, 2004 Industri pengolahan susu melakukan proses pengolahan susu menjadi beberapa produk-produk olahannya didasarkan pada tahapan proses pengolahan susu, yaitu unit pengolahan susu dan pabrik pengolahan susu (Erwidodo dan Hasan, 1993). Unit pengolahan susu melakukan pengolahan susu segar sampai tahap pasteurisasi, sedangkan pabrik pengolahan susu melakukan pengolahan susu segar yang telah dipasteurisasi menjadi produk susu jadi. Menurut Erwidodo dan Hasan (1993) pabrik pengolahan susu menghasilkan produk yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu produk setengah jadi dan produk akhir. Produk setengah jadi diantaranya skim milk powder, full cream milk powder, anhydrous milk fat, butter milk, dan lactose. Sedangkan produk akhir seperti susu kental manis, full cream milk powdered, liquid milk, mentega, dan keju (Erwidodo dan Hasan, 1993). Perkembangan yang pesat mengenai industri pengolahan susu di Indonesia dapat menjadi acuan bahwa usaha tersebut sangat diandalkan untuk memproduksi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan yang berasal dari hewan. PT. Indomilk sebagai salah satu produsen susu bermutu international dan pelopor susu kental manis di Indonesia, memiliki beragam produknya yang mencangkup susu kental manis, susu pasteurisasi, susu cair, susu bubuk, susu steril, susu UHT (Ultra High Temperature), yoghurt, dan mentega.

28 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Indomilk, Jl. Raya Bogor KM. 26,6 Gandaria, Jakarta Indonesia. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja didasarkan pertimbangan bahwa aspek yang diteliti akan mudah diamati, sehingga mudah dan fokus untuk melihat karakteristik individu karyawan dan juga perilaku komunikasi yang akan berpengaruh pada efektivitas kerja dari karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta yang bersifat homogen. Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan (2-31 Maret 2006). Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah para karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta berjumlah 150 orang yang seluruhnya berstatus sebagai karyawan tetap dan berjenis kelamin laki-laki. Perhitungan besarnya sampel dengan menggunakan teknik menghitung sampel menurut pendapat Slovin atau yang dikenal dengan rumus Slovin (Umar, 1999), yaitu dengan rumus : n = N 1 + N e 2 Keterangan : n N e = ukuran sampel = ukuran populasi = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir/diinginkan yaitu 10% Penentuan sampel penelitian yaitu sebagian karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta yang dipilih menjadi responden dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak 60 orang. Sampel penelitian dipilih secara acak dengan menggunakan metode simple random sampling, berdasarkan pembagian shift kerja karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta (Tabel 2). Desain Penelitian Desain penelitian dengan menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan variabel-variabel yang diteliti dan metode korelasional untuk menggambarkan

29 hubungan karakteristik individu dengan perilaku komunikasi karyawan, faktor-faktor organisasi dengan perilaku komunikasi karyawan, dan perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta. Tabel 2. Distribusi Sampel dengan Menggunakan Simple Random Sampling Keterangan Jumlah Sampel (orang) Shift pagi 20 Shift siang 20 Shift malam 20 Total Sampel 60 Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil langsung dari lokasi penelitian melalui pengisian kuesioner kepada responden. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan, arsip, dan dokumentasi yang ada pada instansi perusahaan tersebut. Pelaksanaan penelitian menggunakan alat bantu sebagai instrumen berupa kuesioner untuk keperluan dalam pengumpulan data. Kuesioner terdiri dari empat bagian, yaitu : 1) Bagian pertama berisi pertanyaan tentang karakteristik individu karyawan 2) Bagian kedua berisi pertanyaan tentang faktor-faktor organisasi karyawan 3) Bagian ketiga berisi pertanyaan tentang perilaku komunikasi karyawan 4) Bagian keempat berisi pertanyaan tentang efektivitas kerja karyawan Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama satu bulan yaitu sejak tanggal 2 Maret sampai dengan 31 Maret 2006, yang berlokasi di Divisi Produksi Susu Bubuk PT Indomilk Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner secara langsung dengan melibatkan karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 60 orang dipilih secara acak. Teknis pengumpulan data primer dan data sekunder dibantu oleh Manajer divisi produksi susu bubuk selama melakukan penelitian.

30 Analisis Data Analisis statistika yang digunakan yaitu menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan variabel-variabel yang diteliti berdasarkan rataan skor dan persentase jumlah dari masing-masing variabel tersebut. Sedangkan untuk menguji hubungan karakteristik individu dengan perilaku komunikasi, faktor-faktor organisasi dengan perilaku komunikasi, dan perilaku komunikasi dengan efektivitas kerja karyawan yaitu dengan menggunakan analisis korelasional. Menurut Usman dan R. Purnomo (2003) mengatakan bahwa penelitian yang menggambarkan hubungan dua variabel yaitu menggunakan uji korelasi rank Spearman (r s ) jika dua variabel tersebut menggunakan jenis data ordinal. Pengolahan data untuk menganalisa hubungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi r s = 1 - Keterangan : r s = koefisien Korelasi rank Spearman n = jumlah sampel d = selisih antara kedua peringkat variabel Besarnya nilai r s, terletak antara -1 < 0 < 1, dengan probabilitas < 0,05 dan probabbilitas < 0,01. menurut Budi (2006) penjelasan nilai r s, disertai dengan interpretasi terhadap nilai r s hasil analisis korelasi pada Tabel 3 yaitu antara lain : 0 > r s < 1, yaitu hubungan yang berpola searah atau hubungan positif jika terjadi pola kenaikan atau penurunan searah antara kedua variabel (misalnya variabel X dan variabel Y). Hubungan positif ditunjukkan apabila nilai variabel X semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai variabel Y, atau juga sebaliknya semakin rendah nilai variabel X, maka semakin rendah nilai variabel Y -1 > r s < 0, yaitu hubungan yang berpola kebalikan arah atau hubungan negatif jika terjadi pola kenaikan yang berkebalikan diantara kedua variabel (misalnya variabel X dan variabel Y). Semakin tinggi nilai variabel X, maka akan semakin rendah nilai variabel Y, atau sebaliknya semakin rendah nilai variabel X, maka akan semakin tinggi nilai variabel Y 3 n n r s = 0, yaitu tidak ada hubungan antara kedua variabel. n i= 1 di 2

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) SKRIPSI DEWI SHINTA KOMALA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan kecil, menengah, maupun

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU (Kasus pada Alumni Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelurahan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat)

EFEKTIVITAS PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU (Kasus pada Alumni Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelurahan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat) EFEKTIVITAS PELATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU (Kasus pada Alumni Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelurahan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat) SKRIPSI WAHYUDI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI

EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI EFEKTIVITAS IKLAN SOSIS DI TELEVISI DALAM MEMBENTUK CITRA PRODUK SOSIS (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor) SKRIPSI RETTY PERMATA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitihan Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI PASAR TRADISIONAL KOTA JAKARTA SELATAN SKRIPSI HESTI INDRAWASIH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu kegiatan interaksi yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan manusia. Komunikasi bagaikan urat nadi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup

Lebih terperinci

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA

PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA (Kasus Inovasi pada Kelompok Peternak Sapi Potong Kereman Margo Lestari di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI MUKHAMAD FATHONI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi

KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi KESINAMBUNGAN USAHA BISNIS KEMITRAAN AYAM RAS PEDAGING (Kasus di Tunas Mekar Farm Bogor) SKRIPSI Intani Dewi PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepuasan kerja Luthans (2006: 142) mengatakan kepuasan kerja adalah situasi emosional yang positif dari individu yang

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA

ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA ANALISIS POLA KONSUMSI SUSU BUBUK, SUSU KENTAL MANIS, DAN SUSU CAIR KONSUMEN RUMAH TANGGA (Survey Pada Perumahan Taman Pagelaran,Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor) SKRIPSI KHUSNA RONY AGUSTINA

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi menurut Himstreet and Baty dalam Purwanto (2003), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU KENTAL MANIS PADA PT INDOMILK SKRIPSI DILZAR DIAN WIJAYA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU KENTAL MANIS PADA PT INDOMILK SKRIPSI DILZAR DIAN WIJAYA ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU KENTAL MANIS PADA PT INDOMILK SKRIPSI DILZAR DIAN WIJAYA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI

ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI ANALISIS NILAI TAMBAH PEMASARAN AYAM BROILER DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI SUCI WULANDARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SUCI WULANDARI.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI YENI MARLIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN Anik Wulandari Imron Arifin E-mail: anikwulandari02@gmail.com Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (STUDI KORELASIONAL IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA MEDAN) IKA LIANI MANURUNG

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, 24 II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Perusahaan atau organisasi dapat maju dan berkembang apabila mampu menjalankan kegiatan dengan manajemen yang baik. Peranan manajemen sangat menentukan karena

Lebih terperinci

SKRIPSI RATU PUTRI RAMANTI PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

SKRIPSI RATU PUTRI RAMANTI PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 '@ PERILAKU WIRAUSAHA WANITA PETERNAK DALAM MENCARI DAN MENERAPKAN INFORMASI USAHATERNAK AYAM BURAS (Kasus Kelompok Tani-ternakWTanjung", Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak 16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA

ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA ANALISIS EKUITAS MEREK SUSU CAIR ULTRA HIGH TEMPERATURE MEREK ULTRA MILK DI FOODMART PLAZA EKALOKASARI BOGOR SKRIPSI LISA PAHADA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembagian Kerja 2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja Induk kajian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator,

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI AYU PRIHARDHINI SEPTIANINGRUM PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi x xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 7 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus berkembang, dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai alat interaksi makhluk sosial. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SUSU SEGAR (Studi Kasus Usaha Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI ARIEF AMIN SINAGA

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SUSU SEGAR (Studi Kasus Usaha Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI ARIEF AMIN SINAGA ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SUSU SEGAR (Studi Kasus Usaha Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI ARIEF AMIN SINAGA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian kinerja karyawan bagian operasional khususnya divisi produksi 1-A dan divisi produksi 1-B pada PT. Pupuk Kujang Cikampek,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan. 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dan Masalah Sumber daya manusia harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Peningkatan sumber daya manusia dalam setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG Selsia Kartika Sari, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan. Menurut William I. Gordon (Mulyana, 2005), Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah dipandang sebagai sumber daya yang penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Manusia sebagai kunci keberhasilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Silya Maryanti 1 Zikra 2 Nurfarhanah 3 Abstract, Problems that occur in the field is that there are some students who do not communicate

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Komunikasi dalam Organisasi Pengertian Komunikasi proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. the process

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

WE CANNOT NOT COMMUNICATE 1 WE CANNOT NOT COMMUNICATE (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : KESIMPULAN : 1. Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh : TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Communication Skill Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom Disusun oleh : Desi Sartika Evi Hana Yanti Fiqih Arzia Fitria Nursetianingsih Siti Ainiyah Simma Uli Siregar Kode kelas

Lebih terperinci

MAKALAH UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG KONDUSIF DI SEKOLAH

MAKALAH UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG KONDUSIF DI SEKOLAH MAKALAH UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG KONDUSIF DI SEKOLAH Oleh : SULASTRI, S. PD., M. PD. NIP. 19811001 200812 2 004 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) SKRIPSI MUHAMMAD ZICO FADLY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PADA RUMAH POTONG AYAM TRADISIONAL X KELURAHAN KEBON PEDES KOTA BOGOR SKRIPSI PIPIN SOPIAH DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Gandyar Afriandi Hidayat 1, Asep Suryana 2, Teddy Kurnia Wirakusumah 3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta) SKRIPSI RIANSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA (Studi Kasus Peternak Plasma dari Tunas Mekar Farm di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI MUHAMAD LUCKY MAULANA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Pertanyaan ditujukan kepada karyawan dari berbagai jabatan baik general manajer, manajer, senior staff, staff, dan non staff pada Departemen HR Human Resource

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN Euis Nurul B FIKOM - Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta 11510 euisnurulb@yahoo.com ABSTRAK Artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN

INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN INTENSITAS KOMUNIKASI, MOTIVASI KERJA, DAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN Anik Wulandari Imron Arifin Teguh Triwiyanto e-mail: anikwulandari02@gmail.com Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PERSUTERAAN ALAM DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ACHMAD SUBANDY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

Hubungan antara Komunikasi Vertikal dengan Kepuasan Kerja Karyawan The Relation between Vertical Communication with Employee s Job Satisfaction

Hubungan antara Komunikasi Vertikal dengan Kepuasan Kerja Karyawan The Relation between Vertical Communication with Employee s Job Satisfaction Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Hubungan antara Komunikasi Vertikal dengan Kepuasan Kerja Karyawan The Relation between Vertical Communication with Employee s Job Satisfaction 1 Reisha Assonia,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG

AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG AKUNTABILITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SEGAR KUD DAU KABUPATEN MALANG Awang Teja Satria dan Cahyo Sasmito Program Magister Administrasi Publik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar misalnya aksi-aksi demonstrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016 1 PERILAKU, PERSEPSI, DAN HAMBATAN MEMINUM SUSU PADA ORANG USIA DEWASA DI KAWASAN PEDURUNGAN TENGAH SEMARANG BEHAVIOR, PERCEPTION, AND BARRIERS TO DRINK MILK AMONG ADULTS PEOPLE IN PEDURUNGAN TENGAH AREA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan kecil, menengah

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1. Latar Belakang Masalah...1. 1.2. Identifikasi Masalah... 11. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 11. 1.3.1. Maksud Penelitian...

DAFTAR ISI. 1.1. Latar Belakang Masalah...1. 1.2. Identifikasi Masalah... 11. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 11. 1.3.1. Maksud Penelitian... ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai derajat tingkah laku prososial pada remaja usia 13-15 tahun dalam masyarakat Kasepuhan kawasan Gunung Halimun Jawa Barat. Sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi Summary Skripsi Penyusun Nama : Khairunnisya Sholikhah NIM : 14030110151036

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS SURAT KABAR JURNAL BOGOR) EDU DERMANTIO IN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS SURAT KABAR JURNAL BOGOR) EDU DERMANTIO IN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS SURAT KABAR JURNAL BOGOR) EDU DERMANTIO IN SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

Oleh : DWI ERNAWATI A

Oleh : DWI ERNAWATI A ANALISIS SISTEM PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN POTENSI MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH Oleh : DWI ERNAWATI A 14102523 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang menuju ke arah masyarakat yang berorientasi kerja ( work oriented). Mereka memandang kerja adalah sesuatu yang mulia sehingga

Lebih terperinci