ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX"

Transkripsi

1 ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA) Hirzy Pradipta, Saifoe El Unas, M. Hamzah Hasyim Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia ABSTRAK Proyek jalan hotmix yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya membutuhkan konsentrasi peralatan dan tenaga kerja yang cukup besar. Untuk menunjang Pelaksanaan proyek jalan raya ini diperlukan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang baik dan sesuai dengan SOP. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab kurangnya penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja proyek jalan raya hotmix Dinas Sumbawa. Penilitian ini menggunakan metode FTA (Fault Tree Analysis). FTA digunakan untuk mengidentifikasi kombinasi kejadian yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Untuk penyelesaian FTA digunakan persamaan Boolean. Penelitian ini merupakan penelitian deekriptif dengan hasil analisa berupa data kualitatif yaitu hasil dari kuisioner. Hasil dari metode fault tree analysis terhadap hasil kuisoner adalah masih banyaknya kekurang lengkapan kriteria K3L berdasarkan modul pelatihan berdasar kompetensi sub sektor sipil, Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan, Kementerian Pekerajaan Umum, Edisi Faktor yang paling menentukan terhadap kurangnya kelengkapan K3-L pada proyek jalan Hotmix Dinas Sumbawa adalah Faktor Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja dimana pekerja kurang menerapkan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja dan kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan. Kata kunci: Fault Tree Analysis (FTA), Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah keselamatan kerja di Indonesia telah lama mendapat perhatian dan dukungan dari Pemerintah sejak ditetapkannya Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun Proyek pembangunan jalan yang dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa melalui instansi teknis Dinas Pekerjaan Umum adalah salah satu objek amatan yang akan diteliti terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Kewajiban untuk menyelenggarakaan Manajemen K3L pada perusahaan - perusahaan besar melalui Undang - undang Ketenagakerjaan, baru menghasilkan 2,1% saja dari lebih perusahaan berskala besar di

2 Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3L. Minimnya jumlah itu sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program K3L hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan. Padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban kecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3L, yang besarnya mencapai lebih dari 190 milyar rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa masalah K3 tidak selayaknya diabaikan (Wicaksono, 2011). Oleh karena itu,penelitian ini membahas tentang penyebab kurangnya Manajemen K3L pada proyek jalan raya hotmix Dinas Sumbawa dengan metode Fault Tree Analysis (FTA). Dengan metode ini bisa diketahui faktor faktor yang menyebabkan kurang lengkapnya Manajemen K3L pada peoyek tersebut Identifikasi Masalah Masih kurangnya Manajemen pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada kegiatan proyek jalan raya hotmix Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Sumbawa Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalahnya yaitu; 1. Apakah pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada proyek jalan hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa sudah sesuai standar standar yang dipersyaratkan? 2. Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam memenuhi kelengkapan K3L pada proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa? 3. Faktor apa saja yang paling menentukan terhadap kurangnya kelengkapan K3L pada proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah pelaksanaan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada pelaksanaan proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa sudah memenuhi standar standar yang dipersyaratkan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memenuhi kelengkapan K3L pada proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. 3. Mengetahui faktor-faktor yang paling menentukan terhadap kurangnya kelengkapan K3L pada proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. II. Tinjauan Pustaka A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Dalam modul K3L Edisi 2012 yang diterbitkan olah Kementrian Pekerjaan Umum bagi pelaksana lapangan pekerjaan jalan menyebutkan bahwa penerapan K3L dapat dilakukan dengan : a. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) b. Rambu-Rambu dan Semboyan K- 3L c. Limbah Yang Timbul Akibat Adanya Pekerjaan Jalan d. Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja e. Berita Acara Kecelakaan

3 Pengawasan Pelaksanaan d. Pelaporan dan Penanganan K3 meliputi : Kecelakaan a. Safety Patrol : Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang B. Fault Tree Analysis (FTA) Fault Tree Analysis (FTA) melaksanakan patroli selama diperkenalkan pertama kali oleh Bell lebih kurang 2 jam (tergantung lingkup proyek). Telephone Laboratories pada tahun FTA (Fault Tree Analysis) b. Safety Supervisor : Petugas yang ditunjuk oleh Manager Proyek adalah suatu metode analisa resiko dengan model grafik dan logika yang yang secara terus menerus menampilkan kombinasi kejadian mengadakan pengawasan yang memungkinkan yaitu rusak atau terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3 baik, yang terjadi dalam sistem, aplikasinya dapat mencakup suatu c. Safety Meeting : Rapat sistem, equipment dan sebagai membahas hasil/laporan dari analisa..berikut ini adalah simbolsimbol safety patrol maupun dalam FTA (Fault Tree hasil/laporan dari safety Analysis): supervisor. a. Simbol Kejadian Simbol Kejadian adalah simbol yang menyatakan berisi event/ kejadian pada sistem. Simbol-simbol tersebut sebagai berikut: Tabel 1 Simbol-simbol kejadian (U.S. nuclear Regulatory Commision, 1981). NO Simbol Conditioning event Basic event External event Keterangan Simbol Conditioning event menyatakan suatu kondisi atau batasan khusus yang diterapkan pada suatu gerbang logika (biasanya gerbang INHIBIT dan PRIORITY AND). Basic event menyatakan kegagalan mendasar yang tidak perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari penyebab dari event tersebut. External event menyatakan sebuah event yang diharapkan muncul secara normal, tidak termasuk dalam kejadian gagal. 4 5 Intermediate event Undeveloped event Intermediate event menyatakan event yang muncul dari kombinasi kejadian-kejadian masukan gagal/input gagal yang masuk ke gerbang. Undeveloped event menyatakan sebuah event yang tidak diteliti lebih lanjut karena tidak tersedianya/cukupnya informasi atau karena konsekuensi dari event ini tidak terlalu penting

4 b. Simbol Gerbang Symbol Gerbang digunakan untuk menyatakan hubungan kejadian input yang mengarah pada kejadian output. Adapun symbol gerbang sebagai berikut: Tabel 2 Simbol Gerbang (U.S. nuclear Regulatory Commision, 1981). NO Simbol Keterangan Simbol 1 Gerbang OR Gerbang OR menyatakan event yang muncul/output terjadi jika setidaknya salah satu masukan/input terjadi Gerbang AND Priority AND Exclusive OR Inhibit Gerbang AND menyatakan event output muncul jika semua masukan/input terjadi. Priority AND adalah gerbang AND dengan kasus tertentu yaitu event muncul/output terjadi jika semua kejadian input terjadi dengan urutan tertentu (urutan diwakili oleh conditioning event). Exclusive OR adalah gerbang OR dengan kasus tertentu yaitu event yang muncul/ output terjadi jika tepat satu dari input/ masukan terjadi. Inhibit adalah gerbang AND dengan kasus tertentu yaitu event muncul/output terjadi yang disebabkan oleh satu input, tetapi juga harus memenuhi kondisi tertentu. c. Simbol Transfer Tabel 3 Simbol Transfer (U.S. nuclear Regulatory Commision, 1981). NO Simbol Keterangan Simbol Transfer Out Transfer out menyatakan bahwa bagian dari 1 Fault Tree harus dilampirkan sesuai dengan transfer in. 2 Transfer Transfer In menyatakan bahwa fault tree dikembangkan lebih jauh dan berkaitan dengan transfer out.

5 In C. Tahapan dalam Fault Tree Analysis (FTA) Langkah-langkah mengerjakan FTA: a. Menentukan masalah yang akan dianalisa (problem definition) dengan syarat main sistem failure, jangan terlalu umum, jangan terlalu sempit, dan sebisa mungkin untuk masalah yang akan dianalisa lebih spesifik. b. Membuat gambar konstruksi FTA yaitu dengan cara dari top event, kemudian ke event berikutnya sampai akhirnya ke basic event.fault Tree harus diselesaikan pada masingmasing level sampai ke basic event sebelum memulai level berikutnya. Adapun beberapa aturan dalam menggambarkan model grafis FTA sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan fault event 2. Mengevaluasi fault event 3. Melengkapi semua gerbang logika c. Memberikan jawaban masalah FTA (FTA solution) merupakan berbagai kemungkinan kombinasi resiko yang mungkin, yang mana jika mereka semua terjadi atau ada secara serempak akan menyebabkan terjadi top event dengan menentukan minimal cut set rangking. Langkah-langkah penentuan minimal cut set adalah: 1. Modifikasi FTA menjadi AND dan OR gate saja 2. Namai masing-masing gate dengan huruf latter. 3. Namai masing-masing basic event dengan angka 4. Penentuan cut set 5. Penentuan minimal cut set 6. Penentuan ranking minimal cut set D. Penyelesaian analisis pohon kegagalan Didalam menyelesaikan analisis pohon kegagalan dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Mengubah logika pohon kegagalan menjadi persamaan boolean 2. Menyederhanakan (mereduksi) persamaan boolean menjadi bentuk sederhana, dengan aturan seperti dalam gambar berikut : Gambar 1 Operasi Hukum Aljabar Boolean Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasioperasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf alfabet, dan tiga operasi dasar dengan AND, OR dan NOT (komplemen). Fungsi boolean terdiri dari variabelvariabel biner yang menunjukkan fungsi, suatu tanda sama dengan, dan suatu ekspresi aljabar yang dibentuk dengan menggunakan variabelvariabel biner, konstanta-konstanta 0

6 dan 1, simbol-simbol operasi logik, dan tanda kurung. E. Metode untuk mencari ukuran sampel Penetapan ukuran sampel dari populasi dapat juga menggunakan rumus Slovin, dimana penetapan sampel mempertimbangkan batas ketelitian yang dapat mempengaruhi kesalahan pengambilan sampel populasi. Rumus Slovin tersebut adalah sebagai berikut: dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = taraf signifikan III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah pekerja proyek jalan raya hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yang berupa kuisioner dan penjelasan atau keterangan Pejabat Pembuat Komitemen (PPK), pengawas dan pekerja lapangan mengenai program K3 pada proyek jalan raya hotmix Dinas Sumbawa. Data Sekunder diperoleh secara tidak langsung, didapatkan dari Pogram Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta data atau arsip proyek jalan raya hotmix Dinas Sumbawa. Setelah data-data diperoleh, maka data tersebut akan dianalisis menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Adapun langkahlangkah dalam menganalisa data meliputi: 1. Menganalisa pelaksanaan teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada proyek jalan raya hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. 2. Membuat model grafis Fault Tree sesuai dengan fakta-fakta yang didapat dari data primer yaitu pelaksanaan teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada proyek jalan raya hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. 3. Hasil dari output FTA dengan menganalisa factor penyebab kurang lengkapnya pelaksanaan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada proyek jalan raya hotmix Dinas Sumbawa. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data Hasil Kuisoner Pekerja yang akan dibagikan kuisioner pada 2 (dua) perusahaan dihitung dengan rumus slovin dengan jumlah populasi pekerja tiap perusahaan adalah 60 pekerja. Dari hasil perhitungan dengan rumus slovin dibulatkan menjadi 50 responden dari PT. Bina Bumi Artha dan 50 responden dari PT. Lancar Sejati.Adapun materi kuesioner bersumber dari penerapan pelaksanaan K3-L pada proyek jalan yang dipadukan dengan kondisi lapangan saat pengamatan. Selanjutnya hasil data kuesioner akan dipadukan dengan data lainnya

7 sebagai bahan analisis untuk menjawab permasalahan penelitian. Tabel 4 Dari hasil kuisoner dapat dibuat tabel sebagai berikut : Jumlah Data Persentase Jumlah Data Persentase Kriteria 1 Terpenuhi terpenuhi tidak terpenuhi tidak terpenuhi Ket tidak baik tidak baik tidak baik tidak baik tidak baik tidak baik tidak baik tidak baik Kriteria Baik Baik Baik Baik Baik Kriteria Baik Baik tidak baik tidak baik Kriteria tidak baik Baik Baik Baik tidak baik Kriteria Baik Baik Jumlah Dari 24 kriteria ada 12 menjawab tidak terlengkapi dan kriteria yang kurang dari 50% sebanyak 12,11% responden

8 menjawab tidak terlengkapi sedangkan yang menjawab terlengkapi hanya 11,89%. 2. Analisis Data dan Model Grafis Fault Tree Analysis (FTA) Lingkup pekerjaan proyek jalan raya hotmix Kabupaten Sumbawa yqng dilaksanakan oleh dua perusahaan meliputi 6 (enam) divisi tahapan pekerjaan. Dari uraian lingkup pekerjaan pada kedua proyek akan ditinjau dengan 5 (lima) kriteria penerapan program K-3L yaitu : a. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) b. Rambu-Rambu dan Semboyan K-3L c. Limbah Yang Timbul Akibat Adanya Pekerjaan Jalan d. Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja e. Berita Acara Administrasi Kecelakaan Kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek jalan hotmix pada Dinas Sumbawa disebabkan 5 (lima) event yaitu Kriteria Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK), Kriteria Rambu-Rambu dan Semboyan K3-L, Kriteria Limbah Yang Timbul Akibat Adanya Pekerjaan Jalan, Kriteria Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja dan Kriteria Berita Acara Administrasi Kecelakaan. Cara menganalisa secara kualitatif adalah basic event (kejadian dasar) yang jadi akan mengakibatkan terjadinya Top event atau kejadian dasar yang menyebabkan terjadinya kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek hotmix di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. Untuk mencari meinimal cut set, salah satu caranya adalah menggunakan Aljabar Boolean. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam mencari minimal cut set adalah memberi penamaan pada setiap kejadian. Berikut model grafis penamaan event pada FTA dengan A = Top Event, B = Intermediete Event dan D = Basic Event. Berikut model grafis Fault Tree Analysis pada kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek hotmix di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa : A B1 B2 B3 B4 B5 B6 D27 D26 D25 D24 D23 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 i j k l m n o p

9 mi n j o k l p D22 D14 D21 D20D13 D19 B14 D12 D11 B15 D10 D9 D18 D17 D16 D15 D8 B16 D17 D3 D4 D5 D6 D1 D2 Gambar 2 Model Grafis Fault Tree Analysis Keterangan : B14 = Kurang Disiplin dalam A = Kurangnya pelaksanaan penerapan APD dan APK K3-L pada proyek hotmix di Dinas B15 = Kurang Pengalaman Kerja dalam penerapan APD dan APK Sumbawa B16 = Kurang Pengalaman Kerja B1 = KriteriaPenggunaan Alat tentang administrasi kecelakaan kerja Pelindung Diri (APD) dan Alat D1 = Tidak pernah Pengaman Kerja (APK) training/pelatihan tentang K3-L B2 = KriteriaRambu-Rambu dan Semboyan K3-L B3 = KriteriaLimbah Yang Timbul Akibat Adanya Pekerjaan Jalan B4 = KriteriaPenanganan Terhadap Kecelakaan Kerja B5 = KriteriaBerita Acara Administrasi Kecelakaan B6 = Manajemen yang kurang baik dalam penerapan APD dan APK B7 = Tenaga Kerja dalam penerapan APD dan APK B8 = Manajemen yang kurang baik dalam pencemaran lingkungan B9 = SDM kurang tentang pencemaran lingkungan B10 = Manajemen yang kurang baik dalam penanganan kecelakaan kerja B11 = Kondisi Tenaga Kerja B12 = Manajemen yang kurang baik dalam administrasi kecelakaan kerja B13 = SDM Tenaga Administrasi kecelakaan kerja D2 = Tidak profesional D3 = Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri jika melakukan pekerjaan dalam waktu singkat D4 =Stakeholders tidak menggunakan alat pelindung diri jika ke lokasi proyek D5 =Pekerja kurang mengerti cara menggunakan alat pelindung diri yang benar D6 =Pekerja kurang mengerti cara menggunakan alat pemadam kebakaran D7 =Tenaga administrasi yang mengerti K3-L terbatas D8 =Kurang penjelasan dari perusahaan untuk melapor ke perusahaan apabila ada kecelakaan kerja D9 =Kurang pendataan bagi pekerja yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja D10 =Kurang merasa aman dalam bekerja D11 =Kurang istirahat yang cukup D12 =Kurang nyaman dalam bekerja

10 D13 =Kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan D14 =Kurang penerapan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja D15 =Pekerja tidak mengetahui dimana perusahaan mengambil material/quarry yang berpotensi merusak lingkungan D16 = Pekerja tidak mengetahui limbah hotmix yang membahayakan lingkungan D17 =Kurang pengawasan perusahaan terhadap pencemaran lingkungan D18 =Tidak ada sosialisasi dari perusahaan terkait pencemaran lingkungan akibat pelaksanaan proyek D19 =Tidak ada peralatan pemadam kebakaran/tabung kebakaran di lokasi proyek D20 =Tidak ada peralatan medis darurat/kotak P3K pada lokasi proyek D21 =Kurang pengawasan perusahaan terhadap penggunaan alat pelindung diri D22 =Kurang pengecekan rutin perusahaan terhadap ketersediaan pada kotak P3K D23 =Rambu tidak terpasang dengan benar pada tempatnya D24 =Rambu pos keamanan dan kotak P3K tidak terpasang D25 =Rambu alur sirkulasi alat berat dan tanda larangan melintas tidak terpasang di lokasi proyek D26 =Rambu keamanan pekerjaan tidak terpasang D27 =Tidak ada rambu terkait penggunaan alat pelindung diri Hasil model grafis FTA diatas dapat dibuktikan pada hasil brainstorming dari para responden yang dapat dilihat pada lampiran. Model gerbang AND dan OR dibuat berdasarkan salah satu pilihan dari hasil brainstorming tersebut. Pilihan salah satu kejadian terjadi memakai symbol OR dimana event disebabkan oleh salah satu kejadian atau ada salah satu faktor yang paling dominan terjadi. Sedangkan pilihan gabungan kejadian memakai symbol AND dimana event disebabkan oleh semua kejadian yang terjadi secara bersamaan dan semua kejadian tersebut menyebabkan adanya intermediate event dan atau top event. Setelah dilakukan penamaan, kemudian mencari cut setdengan memakai aljabar Boolean. Berikut aljabar Boolean dari model grafis FTA diatas. A = B1 + B2 + B3 + B4 + B5 B1 = B6. B7 B2 = D27. D26. D25. D24. D23. B3 = B8. B9 B4 = B10. B11 B5 = B12. B13 B6 = D22. D21. D20. D19 B7 = B14. B15 B8 = D18. D17 B9 = D16. D15 B10= D14. D13 B11= D12 + D11 + D10 B12= D9. D8 B13= B16. D9 B14= D3. D4 B15= D5. D6 B16= D1 + D2 Dari aljabar Boolean diatas, kemudian dicari minimal cut set untuk menemukan kombinasi dari beberapa kejadian sampai hasilnya tidak dapat direduksi/disederhanakan lagi. Hasil kombinasi dari kejadiankejadian tersebut disebut penyebab dari terjadianya Top event. Berikut kombinasi aljabar Boolean menurut hukum-hukumnya.

11 Minimal Cut Set A = B1 + B2 + B3 + B4 + B5 = (B6. B7) + (D23. D24. D25. D26) + (B8. B9) + (B10. B11) + (B12.B13) = ((D19. D20. D21. D22). ( B14. B15)) + ( D23. D24. D25. D26. D27) + ( ( D17. D18). (D15. D16 )) + (( D14. D13 ). ( D10. D11. D12)) + (( D8. D9). B16. D7)) = (( D19. D20. D21. D22). ( D3. D4. D5. D6)) + ( D23. D24. D25. D26. D27) + (D15. D16. D17. D18) + ( D14. D13. D10 ) + ( DD14. D13. D11) + ( D14. D13. D12) + ( D8. D9. ( D1 + D2 ). D7) = (D3. D4. D5. D6. D19. D20. D21. D22) + ( D23. D24. D25. D26. D27) + D15. D16. D17. D18) + ( D10. D13. D14) + (D11. D13. D14) + D12. D13. D14) + ( D1. D7. D8. D9) + D2. D7. D8. D9) Dari Aljabar Boolean didapat kebakaran, Tidak ada peralatan minimal cut set pemadam kebakaran/tabung Tabel 5 Minimal Cut Set No Kombinasi Event D3. D4. D5. D6. D19.D20 1. D21. D22 2 D23. D24. D25. D26. D27 3 D15. D16. D17. D18 4 D10. D13. D14 5 D11. D13. D14 6 D12. D13. D14 7 D1. D7. D8. D9 8 D2. D7. D8. D9 Dari hasil aljabar Boolean, didapat 8 minimal cut set yaitu kombinasi dari kejadian dasar/basic event yang menyebabkan terjadinya top event. Penyebab terjadinya kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek jalan hotmix pada Dinas Sumbawa adalah : 1. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri jika melakukan pekerjaan dalam waktu singkat, Stakeholders tidak menggunakan alat pelindung diri jika ke lokasi proyek, Pekerja kurang mengerti cara menggunakan alat pelindung diri yang benar, Pekerja kurang mengerti cara menggunakan alat pemadam kebakaran di lokasi proyek, Tidak ada peralatan medis darurat/kotak P3K pada lokasi proyek, Kurang pengawasan perusahaan terhadap penggunaan alat pelindung diri dan Kurang pengecekan rutin perusahaan terhadap ketersediaan pada kotak P3K. 2. Rambu tidak terpasang dengan benar pada tempatnya, Rambu pos keamanan dan kotak P3K tidak terpasang, Rambu alur sirkulasi alat berat dan tanda larangan melintas tidak terpasang di lokasi proyek, Rambu keamanan pekerjaan tidak terpasang dan Tidak ada rambu terkait penggunaan alat pelindung diri. 3. Pekerja tidak mengetahui dimana perusahaan mengambil material/quarry yang berpotensi merusak lingkungan dan tidak mengetahui limbah hotmix yang membahayakan lingkungan, Kurang pengawasan perusahaan terhadap pencemaran lingkungan dan tidak ada sosialisasi dari perusahaan terkait pencemaran lingkungan akibat pelaksanaan proyek.

12 4. Pekerja kurang penerapan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja, Kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan dan kurang merasa aman dalam bekerja. 5. Pekerja kurang penerapan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja, Kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan dan kurang istirahat yang cukup. 6. Pekerja kurang penerapan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja, Kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan dan kurang nyaman dalam bekerja. 7. Pekerja tidak pernah training/pelatihan tentang K3-L, Tenaga administrasi yang mengerti K3-L terbatas, Kurang pendataan bagi pekerja yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja dan kurang penjelasan dari perusahaan untuk melapor ke perusahaan apabila ada kecelakaan kerja. 8. Pekerja tidak professional, Tenaga administrasi yang mengerti K3-L terbatas, Kurang pendataan bagi pekerja yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja dan kurang penjelasan dari perusahaan untuk melapor ke perusahaan apabila ada kecelakaan kerja. Dari hasil minimal cut set dicari kejadian yang sering muncul sehingga kejadian tersebut merupakan faktor yang dominan menyebabkan kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek jalan hotmix pada Dinas Sumbawa, berikut ditunjukan pada tabel. Tabel 6 Banyaknya Kejadian Muncul No Event Jumlah 1 D3. D4. D5. D6. D19. D20. D21. D D23. D24. D25. D26. D D15. D16. D17. D D13. D D D D D1 1 9 D D7. D8. D9 2 Tabel di atas menunjukkan banyaknya jumlah kejadian yang muncul pada minimal cut set yang menyebabkan terjadinya kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek jalan hotmix pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. Serta, eventevent tersebut merupakan kejadian dasar yang menyebabkan terjadinya yang dihitung paling sering muncul adalah 23% dari jumlah minimal cut set. Oleh karena itu, diambil jumlah minimal 3 (tiga) pada setiap kejadian. Sehingga, kejadian yang memenuhi syarat batas yaitu kejadian D13 dan D14 dengan jumlah 3 (tiga)

13 kali muncul. Sehingga kejadian dasar yang dominan menyebabkan kurangnya pelaksanaan K3-L pada proyek jalan hotmix pada Dinas Sumbawa adalah Faktor Penanganan Kecelakaan Kerja dimana pekerja kurang menerapkan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja dan kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan. V. Kesimpulan Analisa terhadap manajemen pelaksanaan K3-L pada pekerjaan proyek jalan raya hotmix Kabupaten Sumbawaberdasarkan hasil pengamatan di lapangan dengan wawancara serta analisa data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada proyek jalan Hotmix Dinas Sumbawamasih kurang baik karena ada 12 dari 24 faktor yang dinilai oleh responden masih kurang memenuhi kelengkapan K3L yaitu tidak adanya peralatan pemadam kebakaran, tidak ada peralatan medis/kotak P3K pada lokasi proyek, rambu tidak terpasang dengan benar, dan kurang pendataan bagi pekerja yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja. 2. Faktor yang dipertimbangkan dalam memenuhi kelengkapan K3L pada proyek jalan Hotmix Dinas Sumbawa disebabkan 8 (delapan) kriteria yaitu kriteria penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK), kriteria rambu-rambu dan Semboyan K3-L, kriteria limbah yang timbul akibat adanya pekerjaan jalan, kriteria penerapan pelaksanaan SOP, kriteria penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan, kriteria pelatihan tentang K3L, kriteria penanganan terhadap kecelakaan Kerja dan kriteria berita acara administrasi Kecelakaan. 3. Faktor yang paling menentukan terhadap kurangnya kelengkapan K3-L pada proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa adalah Faktor Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja dimana pekerja kurang menerapkan pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja dan kurang penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Ervianto, W Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Geraldin, L. H., I. N. Pujawan, dan D. S. Dewi Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust.Jurnal Teknologi dan Rekayasa Teknik Sipil. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kangari Proyek Konstruksi. Jurnal SMARtek39-46 Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor

14 Konstruksi Sub Sektor Sipil Edisi 2012 Bagi Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan TentangKeselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (K3L) Peraturan pemerintah nomor 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja PERMENAKER nomor PER 05/MEN/1996, tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Rahman, A., dan Wijaya, E.T Identifikasi Faktor- Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi di Indonesia [SKRIPSI}.Program Studi Teknik Sipil.Institut Teknologi Bandung. Santoso, G Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka. Jakarta. Surat dan Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum nomor Kep.174/MEN/1986, nomor 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi. Sutanto, H Analisis Faktor- Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Pembangunan Gedung Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya Kusuma Surabaya [SKRIPSI].Program Studi Teknik Sipil.Institut Teknologi Sepuluh November. Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Wijaya, D Analisis Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi di Indonesia Menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) [TESIS]. Magister Program Studi Teknik Sipil.Institut Teknologi Bandung.

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Penyusunan naskah tugas akhir ini dapat dilihat secara garis besar dalam bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penulisan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB III METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) 3.1 Failure Mode and Effect

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Kuesioner 4.1.1 Kuesioner Pakar Butir kuesioner yang digunakan diambil berdasarkan studi literatur terdahulu. Sebelum kuesioner diberikan ke responden, maka kuesioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan jasa konstruksi telah terbukti memberikan kontribusi penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi disemua negara di dunia, termasuk

Lebih terperinci

Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis LOGO. Ridhati Amalia

Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis LOGO. Ridhati Amalia Analisa Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan Sidoarjo Town Square Menggunakan Metode Fault Tree Analysis Ridhati Amalia 3108 100 111 Pembimbing : M. Arif Rohman, ST., M.Sc. Cahyono Bintang N., ST.,

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

HADI SUTANTO NRP

HADI SUTANTO NRP TUGAS AKHIR ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DAN PERKULIAHAN TAHAP III UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA DISUSUN OLEH : HADI SUTANTO NRP. 3106 100 507

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu pekerjaan proyek konstruksi tentunya ingin diselesaikan dengan tepat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA PADA PEKERJAAN INSTALASI VERTICAL DRAIN DAN GEOTEXTILE DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA PADA PEKERJAAN INSTALASI VERTICAL DRAIN DAN GEOTEXTILE DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL KURVATEK Vol.02. No. 2, November 2017, pp.101-109 ISSN: 2477-7870 101 IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA KERJA PADA PEKERJAAN INSTALASI VERTICAL DRAIN DAN GEOTEXTILE DI KAWASAN INDUSTRI KENDAL Retna Kristiana

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR PS 1380 IDENTIFIKASI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE ADHIWANGSA SURABAYA RAZZIF EKA DARMA NRP 3106 100 602 Dosen Pembimbing : Ir. PUTU

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( ) ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM MALANG) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 USULAN PERBAIKAN MUTU PRODUK OBAT KAPLET DENGAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL DAN FAULT TREE ANALYSIS PADA PT. MUTIARA MUKTI FARMA. T U G A S S A R J A N A Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas 2.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua

Lebih terperinci

Aljabar Boolean dan Gerbang Logika Dasar

Aljabar Boolean dan Gerbang Logika Dasar Modul 1 : Aljabar Boolean dan Gerbang Logika Dasar 1.1 Tujuan Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami Aksioma dan Teorema Aljabar Boolean. 2. Memahami gerbang logika dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif

BAB I PENDAHULUAN. hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya.perusahaan

Lebih terperinci

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG 1 OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI-OBJECTIVES FUNCTION PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU TAHAP III POLITEKNIK NEGERI MALANG Rega Bhaskara Yuliantoro 1, M. Hamzah Hasyim 2, Kartika Puspa

Lebih terperinci

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR

PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Haryanti Rivai Dosen Program Studi Teknik Sistem Perkapalan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) (Studi Kasus : PT Barata Indonesia, Cilegon, Banten) Ade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya industri pabrikan (manufacture), maka bidang konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya industri pabrikan (manufacture), maka bidang konstruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi, juga para pemasok

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK SKRIPSI Oleh : DEWI RATIH YUNITASARI 07 3201 0006 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO RUMUSAN MASALAH 1. Risiko apa saja yang mungkin terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan KNI? 2. Apa saja sumber penyebab

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA LAPORAN Ditulis Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apa itu Keselamatan Konstruksi? Keselamatan Konstruksi adalah Kegiatan yang dilakukan untuk melindungi pekerja dan orangorang yang ada di tempat kerja, masyarakat,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM :

TUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM : TUGAS AKHIR Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan pada Proyek Konstruksi di Kota Medan dengan Metode FTA (Fault Tree Analysis) dan MOCUS (Method Obtain Cut Set) Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Volume lalu lintas suatu jalan dipengaruhi oleh tingkat keselamatan dan kenyamanan jalan. Saat ini kebutuhan mobilitas penduduk semakin meningkat, baik mobilitas orang,

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Email: esmiralda@ft.unand.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KECACATAN PRODUK BETON PAVE DAN GENTENG BETON DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : INDRA FIRMANSYAH NPM : 06 32010

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DAN PERKULIAHAN TAHAP III UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DAN PERKULIAHAN TAHAP III UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA MAKALAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN DAN PERKULIAHAN TAHAP III UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA HADI SUTANTO NRP. 3106 100 507 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

K3 Konstruksi Bangunan

K3 Konstruksi Bangunan K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN SISTEM DENGAN FAULT TREE SKRIPSI TRISYA WULANDARI

ANALISA KEGAGALAN SISTEM DENGAN FAULT TREE SKRIPSI TRISYA WULANDARI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA KEGAGALAN SISTEM DENGAN FAULT TREE SKRIPSI TRISYA WULANDARI 0305010661 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI- OBJECTIVES FUNCTION

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI- OBJECTIVES FUNCTION OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI- OBJECTIVES FUNCTION (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Baru Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Tahap II) Rahmat Wahyudi, Kartika Puspa Negara,

Lebih terperinci

#6 FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

#6 FAULT TREE ANALYSIS (FTA) #6 FAULT TREE ANALYSIS (FTA) 6.1. Pendahuluan Seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya bahwa dua metode yang banyak digunakan untuk menganalisa kegagalan sistem adalah Fault Tree Analysis (FTA)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH SURABAYA

IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH SURABAYA IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH SURABAYA SKRIPSI Oleh : DIDIT PRASETYO WIBOWO 03 3201 0119 JURUSAN

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJABAR BOOLEAN

Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJABAR BOOLEAN Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJAAR OOLEAN Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer telah membuat ruang batas perangkat lunak dan perangkat keras semakin sempit. Komputer sebagai sistem tidak dapat dipahami tanpa memahami

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA

ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA ANALISIS DEFECT MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) BERDASARKAN DATA GROUND FINDING SHEET (GFS) PT. GMF AEROASIA Tara Ferdiana 1 dan Ilham Priadythama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA Cahya Dewi Wulandani 1, Mila Kusuma Wardani 2, Feri Harianto 3 Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA DAN RESIKO K3 PERTEMUAN 3 FIERDANIA YUSVITA KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan konsep identifikasi potensi bahaya dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO Bryan Alfons Willyam Sepang J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan Fakultas Teknik, Jurusan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pusat perdagangan. Meningkatnya pembangunan berbanding terbalik dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pusat perdagangan. Meningkatnya pembangunan berbanding terbalik dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pembangunan gedung gedung bertingkat meningkat dengan pesat. Gedung bertingkat tersebut digunakan sebagai pusat perkantoran, hunian, maupun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. UTAMAKAN KESELAMATAN

Lebih terperinci

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK PEMBUATAN PETA TEMATIK DI PROV. KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS

ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK PEMBUATAN PETA TEMATIK DI PROV. KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK PEMBUATAN PETA TEMATIK DI PROV. KALIMANTAN TIMUR MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban manusia telah mendorong industri di Indonesia untuk berkembang semakin maju dari teknologi yang sederhana sampai berteknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu hal yang menjadi perhatian dan sangat serius dalam pelaksanaan pekerjaan proyek adalah kompleksitas pekerjaan. Risiko menyangkut sifat dari proyek yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Keselamatan Kerja Pengertian Kesehatan Kerja Bab 2 Landasan Teori 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses

Lebih terperinci

Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) (Studi Kasus Pada Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi) Fatma Ira Wahyuni 1 dan Refly Afrilia 2 Email: fatmairawahyuni@gmail.com 1 Dosen Prodi Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH

KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH KAJIAN FAKTOR JENIS, PENYEBAB DAN WAKTU TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA BANDA ACEH Buraida Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jln.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian K3 Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X

IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X IDENTIFIKASI PENYEBAB KERUSAKAN VALVE PADA MUD PUMP TYPE TRIPLEX PUMP MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT. X Ambri 1, Yohanes 2, Yuhelson 2 Laboratorium Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

DATA RESPONDEN. No. Nama Jabatan Pendidikan Lama Bekerja

DATA RESPONDEN. No. Nama Jabatan Pendidikan Lama Bekerja Lampiran 1.1 Data Responden DATA RESPONDEN No. Nama Jabatan Pendidikan Lama Bekerja 1 Responden 1 Engineer STM 18 2 Responden 2 Engineer S1 sipil 6 3 Responden 3 Pelaksana STM 35 4 Responden 4 Supervisor

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal. Banyak pekerja konstruksi yang mengalami kecelakaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

X = A Persamaan Fungsi Gambar 1. Operasi NOT

X = A Persamaan Fungsi Gambar 1. Operasi NOT No. LST/EKO/DEL 214/01 Revisi : 01 Tgl : 1 Februari 2010 Hal 1 dari 8 1. Kompetensi Memahami cara kerja gerbang logika dasar dan gerbang perluasan logika dasar 2. Sub Kompetensi - Membuat rangkaian dengan

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN LOGIKA

BAB III RANGKAIAN LOGIKA BAB III RANGKAIAN LOGIKA Alat-alat digital dan rangkaian-rangkaian logika bekerja dalam sistem bilangan biner; yaitu, semua variabel-variabel rangkaian adalah salah satu 0 atau 1 (rendah atau tinggi).

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN KAPUK NAGA INDAH

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN KAPUK NAGA INDAH 1 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN KAPUK NAGA INDAH Albertus Patrickson, Tri Joko Wahyu Adi dan Yusronia Eka Putri Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BEBERAPA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA SAINS TERAPAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak

Lebih terperinci

- 5 - BAB I PENDAHULUAN

- 5 - BAB I PENDAHULUAN - 5 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS PENGAWAS OPERASIONAL DI BIDANG

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK

ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK ANALISA KECACATAN PRODUK TRIPEL DRASSER BALI DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. GOLDFINDO INTIKAYU PRATAMA GRESIK SKRIPSI OLEH: ZAENAL ARIFIN 0632010130 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial didunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat

Lebih terperinci

B D. 1.1 Konsep Model Jaringan

B D. 1.1 Konsep Model Jaringan A 1 MODEL JARINGAN UNTUK SISTEM KOMPLEKS 1.1 Konsep Model Jaringan P ada bab sebelumnya telah diuraikan teknik dalam melakukan pemodelan jaringan untuk sistem sederhana. eberapa pola hubungan komponen

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA

BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA BAB II ALJABAR BOOLEAN DAN GERBANG LOGIKA Alokasi Waktu : 8 x 45 menit Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan theorema dan sifat dasar dari aljabar Boolean. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya Devi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU + 1 PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung Tujuan dan sasaran yang ingin diwujudkan oleh Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia konstruksi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan pekerja, alat dan bahan dalam jumlah besar. Proyek mempunyai karakterisitik sebagai kegiatan yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Neril Harnanik Yuniati, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci