Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya
|
|
- Sucianty Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya Devi Andalusia dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia rulli.setiawan@urplan.its.ac.id Abstrak Berbagai infrastuktur pemadam yang ada di Kota Surabaya telah dibangun, namun jumlah kejadian kurang sesuai dengan standar waktu tanggap bencana. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi penentuan lokasi pos pemadam di Kota Surabaya. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan membandingkan kondisi eksisting, kriteria, dan tinjauan kebijakan yang ada. Kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya, adalah bagian dari Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang, Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, dan Gununganyar. Arahan distribusi lokasi pos pemadam dihasilkan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan pada kawasan potensi risiko yang ada di Kota Surabaya. Arahan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah penerapan manajemen proteksi gedung pada fungsi bangunan di perkotaan, pengadaan sosialisasi dan edukasi pencegahan untuk masyarakat, pengkoordinasian dengan polisi lalu lintas untuk memudahkan jalur pencapaian lokasi, luas lahan minimal 200 m 2, lebar jalan lingkungan 3,5 m,jangkauan pelayanan 2,5Km,terletak dalam jangkauan 61 meter dari potensi sumber air, dan diharuskan mampu menjangkau kawasan yang nilai tingkat bahaya nya tinggi. Kata Kunci distribusi lokasi,, pos pemadam, potensi risiko B I. PENDAHULUAN ENCANA merupakan bencana serius bagi perkotaan. Hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan jumlah korban maupun kerugian yang ditimbulkan akibat dari bencana tersebut. Bencana dapat merugikan secara nasional dikarenakan mengganggu produktivitas nasional dan dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat [1]. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya sebagai contoh salah satu kota besar di Indonesia yang merasakan dampak bencana. Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 32 Tahun 2006 tentang Organisasi unit pelaksana teknis dinas pemadam Kota Surabaya, yang mempunyai tugas operasional pemadam dan pertolongan bencana di Kota Surabaya disebut Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam Kebakaran (UPTD). UPTD tersebutlah yang bertanggung jawab secara operasional di pos-pos pemadam yang ada di Kota Surabaya. Data dinas pemadam pada tahun 2009 mencantumkan rekapitulasi cakupan pelayanan kejadian tahun 2009 di Kota Surabaya. Data tersebut menyebutkan bahwa dari seluruh kejadian total kejadian yang terlayani wilayah manajemen oleh dinas pemadam Kota Surabaya, masih terdapat 43,29% yang terlayani lebih dari 15 menit [2]. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 11/Kpts/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan, disebutkan bahwa perencanaan lokasi pos pemadam dalam Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). WMK ditentukan berdasarkan standar waktu tanggap terhadap pemberitahuan di wilayah tersebut. Waktu tanggap terhadap pemberitahuan untuk kondisi di Indonesia tidak lebih dari 15 (lima belas) menit. Ditinjau dari data dinas pemadam tentang rekapitulasi cakupan pelayanan kejadian yang menyebutkan bahwa masih terdapat 43,29% kejadian yang terlayani lebih dari 15 menit, lalu disesuaikan dengan Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum yang telah disebutkan, dapat diindikasikan bahwa lokasi pos pemadam yang dibangun belum seluruhnya sesuai dengan standar waktu tanggap terhadap pemberitahuan yang ada di Kota Surabaya [2]. Penelitian yang akan dilakukan membahas tentang arahan distribusi lokasi pos pemadam berdasarkan kawasan potensi risiko yang ada di Kota Surabaya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya kejadian di Kota Surabaya yang menyebabkan banyak kerugian. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan arahan distribusi lokasi pos pemadam berdasarkan kawasan potensi risiko yang ada di Kota Surabaya. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Wilayah Manajemen Kebakaran Indikator yang digunakan untuk pemadaman di tiap Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) : 1. Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Pekerjaan
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 2 Umum Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan [3], indikator yang digunakan untuk pemadaman di tiap WMK adalah: a. Pengelompokan hunian yang memiliki kesamaan kebutuhan proteksi dalam batas wilayah yang ditentukan secara alamiah maupun buatan b. Waktu tanggap dari pos pemadam yang terdekat. Waktu tanggap adalah total waktu dari saat menerima berita atau pengiriman pasukan dan sarana pemadam ke lokasi sampai dengan kondisi siap untuk melaksanakan pemadaman. Waktu tanggap terhadap pemberitahuan untuk kondisi di Indonesia adalah tidak lebih dari 15 menit. c. Radius layanan WMK sebesar 7,5 km 2.WMK yang merupakan salah satu dasar pokok perencanaan system penanggulangan di perkotaan yang digunakan sebagai penentuan penyediaan air untuk pemadaman [4]. Karena itu indikator yang digunakan untuk pemadaman di tiap WMK adalah: a. Volume total bangunan b. Angka risiko bahaya c. Angka klasifikasi konstruksi bangunan didapatkan untuk penentuan wilayah manajemen (WMK) adalah: 1. Angka risiko bahaya 2. Angka klasifikasi konstruksi bangunan 3. Waktu tanggap bencana 4. Radius layanan wilayah manajemen B. Risiko Kebakaran Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya menurut, adalah [4]: 1. Pertumbuhan (fire history) 2. Penggunaan lahan (land use) 3. Kepadatan penduduk 4. Kerapatan bangunan 5. Level proteksi terpasang 6. Level kesiapan masyarakat Faktor yang mempengaruhi terjadinya pada bangunan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal [5], yaitu: 1. Lokasi bangunan 2. Usia bangunan 3. Jumlah pasokan air 4. Jaringan jalan 5. Konstruksi bangunan 6. Isi bangunan 7. Faktor manajemen kerumah tanggaan (seperti ketentuan merokok bagi penghuni dan kebersihan umum) 8. Fungsi kegiatan bangunan 9. Jenis, karakter, dan aktivitas penghuni 10. Lokasi penghuni dan non penghuni 11. Kemudahan evakuasi dalam keadaan darurat 12. Keberadaan system perlindungan didapatkan untuk mengidentifikasi risiko adalah: 1. Penggunaan lahan berdasarkan fungsi kegiatan bangunan 2. Kepadatan penduduk netto 3. Kepadatan bangunan 4. Intensitas kegiatan terbangun 5. Jangkauan pelayanan pos pemadam 6. Kedekatan dengan sumber potensi air 7. Kondisi ketersediaan hidran 8. Pertumbuhan terjadinya (fire history) 9. Luas area C. Faktor Penentuan Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Format Berikut adalah faktor-faktor yang menentukan lokais pos pemadam adalah: 1. Penentuan lokasi pos pemadam yang mengacu pada IFCAA (International Fire Chiefs Association of Asia), sebuah lembaga internasional pemadam, menyebutkan standar pelayanan sebuah pos pemadam adalah penduduk, sedangkan 1 unit mobil dan 25 personil pemadam bagi penduduk dengan waktu tanggap terhadap kejadian (response time) adalah 15 menit [6]. 2. Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan, prasarana penanggulangan lingkungan terdiri dari [3]: a. Pasokan air b. Aksesibilitas 3. Meninjau Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Tahun 2008, untuk penentuan jumlah dan penempatan pos pemadam didasarkan pada : a. Peta risiko b. Waktu tanggap bencana (response time) c. Letak sumber air didapatkan untuk menentukan lokasi pos pemadam adalah : 1. Jumlah penduduk yang terlayani 2. Keterjangkauan area pelayanan 3. Waktu tanggap bencana 4. Aksesibilitas
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 3 D. Sintesa Tinjauan Teori Berikut adalah tabel sintesa tinjauan teori dari tinjauan yang telah dilakukan : Tabel 1. Sintesa Tinjauan Teori Analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan arahan distribusi lokasi pos pemadam berdasarkan potensi risiko bencana di Kota Surabaya. Tinjauan Indikator Variabel Penentuan wilayah manajemen (WMK) Penentuan lokasi pos pemadam Risiko bahaya Keterjangkauan area pelayanan Sumber pasokan air Aksesibilitas Fungsi kegiatan bangunan Kepadatan penduduk netto Kepadatan bangunan Jangkauan pelayanan pos pemadam Kedekatan dengan sumber potensi air Angka kejadian Luas pelayanan Waktu tanggap bencana Jumlah penduduk Bozem Sungai Sumur dalam Hidran Kelas jalan Sumber : Kajian Penulis, 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistik. Suatu pendekatan yang memiliki kebenaran teori empiri sensual, yaitu kebenaran berdasarkan pada panca indra. Konsep yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah monotetis, yaitu kebenaran umum. B. Metode Pengumpulan Data Dengan melihat kriteria penentuan lokasi yang ada akan menjadi landasan dalam penelitian ini, yang akan diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkan data-data yang diperoleh dari lapangan. Survey sekunder dilakukan untuk memperoleh data yang berasal dari kepustakaan yang berkaitan dengan kriteria penentuan lokasi pos pemadam. C. Teknik Analisis Analisis arahan distribusi lokasi pemadam dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif tersebut dilakukan setelah mengetahui kesesuaian antara faktor yang diteliti dengan tolok ukur yang ditentukan. Analisis deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan membandingkan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya dengan kriteria penentuan lokasi pemadam yang telah dilakukan. Gambar. 1. Proses Analisa Deskriptif Kualitatif Sumber : Peneliti, 2013 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Arahan yang dihasilkan berlaku untuk seluruh bagian kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya. Kawasan-kawasan yang membutuhkan distribusi pos pemadam adalah sebagai berikut : 1. Kecamatan Benowo 2. Kecamatan Pakal 3. Kecamatan Sambikerep 4. Kecamatan Lakarsantri 5. Kecamatan Karang Pilang 6. Kecamatan Mulyorejo 7. Kecamatan Sukolilo 8. Kecamatan Rungkut
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 4 9. Kecamatan Gunung Anyar Gambar. 2. Peta Kawasan yang Belum Terjangkau Pelayanan Pos Pemadam Kebakaran dan Memiliki Potensi Risiko Tinggi Bencana Kebakaran Sumber : Peneliti, 2013 Kriteria penentuan lokasi pos pemadam di Kota Surabaya adalah : 1. Fungsi-fungsi bangunan dengan angka 3 (SPBU) dan 4 (Gardu Induk PLN, industri dan pergudangan, Perdagangan dan jasa, permukiman kampung, permukiman kumuh, semak belukar, tegalan, dan pelabuhan) 2. Pos pemadam yang ada harus mampu menjangkau wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi (768 jiwa/ha jiwa/ha) 3. Pos pemadam yang ada harus mampu menjangkau wilayah dengan kepadatan bangunan tinggi (43 unit/ha 70 unit/ha) 4. Pos pemadam yang ada harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah 5. Pos pemadam yang ada memiliki jarak maksimal 61 meter untuk mencapai sumber potensi air 6. Pos pemadam yang ada harus menjangkau wilayah-wilayah yang angka kejadian nya tergolong tinggi ( 10 kejadian) 7. Pos pemadam yang ada harus dapat memenuhi waktu tanggap bencana kurang dari 15 menit 8. Pos pemadam yang ada harus memiliki luas minimal 200 m 2 9. Pos pemadam yang ada, minimal dalam kelas jalan lingkungan yang mempunyai lebar jalan 3,5 meter yang bebas dari segala hambatan Analisis deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan membandingkan kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya dengan kriteria penentuan lokasi pemadam yang telah ada. Arahan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kawasan-kawasan dengan fungsi-fungsi bangunan angka risiko tinggi harus mempunyai Fire Safety Manager yang bertanggung jawab atas penerapan MPK (Manajemen Proteksi Kebakaran di bangunan gedung) tersebut. b. Setiap lingkungan bangunan mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko. c. Melaksanakan tata laksana operasional dari manajemen proteksi terhadap bangunan-bangunan gedung. d. Untuk memudahkan jalur pencapaian lokasi agar kurang dari 15 menit terutama untuk melintasi titik-titik kemacetan, dinas pemadam Kota Surabaya dapat berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dan DLLAJR e. Pos pemadam yang akan dibangun harus memiliki luas minimal 200 m 2 f. Pos pemadam yang ada, minimal terletak pada kelas jalan lingkungan dengan lebar jalan 3,5 meter g. Pos pemadam yang akan dibangun di kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah h. Pos Pemadam Kebakaran yang akan dibangun di bagian-bagian Kecamatan Pakal, Sambikerep, Benowo, Karangpilang, Rungkut, dan Gununganyar terletak dalam jangkauan maksimal 61 meter dari lokasi potensi sumber air alam dan buatan i. Pos Pemadam Kebakaran yang akan dibangun di bagian-bagian Kecamatan Lakarsantri, Mulyorejo, dan Sukolilo terletak dalam jangkauan 61 meter dari pasokan air sumur j. Pos pemadam yang akan dibangun harus menjangkau wilayah-wilayah yang angka kejadian nya tergolong tinggi terutama di bagian wilayah Kecamatan Mulyorejo, Sukolilo, dan Rungkut k. Untuk Setiap lingkungan bangunan wajib mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko serta prosedur keadaan darurat juga di Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang, dan Gununganyar yang nilai tingkat bahaya nya kecil V. KESIMPULAN Kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya, adalah bagian dari Kecamatan Benowo, Pakal, Sambikerep, Lakarsantri, Karangpilang,
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 5 Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, dan Gununganyar. Arahan yang dihasilkan berlaku untuk seluruh bagian kawasan yang belum terjangkau pelayanan pos pemadam dan memiliki potensi risiko tinggi akan bencana Kota Surabaya adalah sebagai berikut : 1. Mempunyai Fire Safety Manager yang bertanggung jawab atas penerapan MPK (Manajemen Proteksi Kebakaran di bangunan gedung) tersebut 2. Mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan resiko 3. Melaksanakan tata laksana operasional dari manajemen proteksi terhadap bangunan-bangunan gedung 4. Berkoordinasi dengan polisi lalu lintas dan DLLAJR 5. Pos pemadam yang akan dibangun harus memiliki luas minimal 200 m 2 6. Pos pemadam yang ada, minimal terletak pada kelas jalan lingkungan dengan lebar jalan 3,5 meter 7. Pos pemadam yang akan dibangun harus memiliki jangkauan pelayanan terhadap daerah yang telah DAFTAR PUSTAKA [1] Ramli, Soehatman. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. (2010). Jakarta: Dian Rakyat. [2] Galang Mitra, Aditya. Perancangan Sistem Pusat Penanganan Kebakaran Terpadu di Surabaya Berbasis Teknologi SMS Gateway dan Shortest Route. (2011). Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [3] Widiyanto, Wirawan. Pemintakatan Kawasan Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya. (2010). Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [4] Suprapto, Angelita Aimee. Pendekatan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Lingkungan Pemrukiman Kumuh Perkotaan. (2009). Bulletin Tata Ruang Edisi November Desember [5] Rijanto, B. Boedi. Kebakaran dan Perencanaan Bangunan. (2010). Jakarta: Mitra Wacana Media. [6] Bagir, Mohamad. Model Optimasi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran. (2012).
DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR ISI Halaman PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Maksud dan Tujuan... 5 1.4 Ruang Lingkup...
Lebih terperinciPengaruh Penataan Bangunan dan Lingkungan Terhadap Resiko Bencana Kebakaran Di Kelurahan Nyamplungan Kota Surabaya
C198 Pengaruh Penataan Bangunan Lingkungan Terhadap Resiko Bencana Kebakaran Di Kelurahan Nyamplungan Kota Surabaya Arimudin Nurtata Adjie Pamungkas Jurusan Perencanaan Wilayah Kota, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciKriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan Ivana Putri Yustyarini dan Rulli Pratiwi Swtiawan Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA
Lebih terperinciTENTANG WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan
Lebih terperinciKONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Lebih terperinciKriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Rendy Rosyandana Zulkarnaen, dan Rulli Pratiwi Setiawan Program Studi
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 66
212 213 214 215 216 217 218 218 Menjamin Kendaraan dapat Berjalan dengan Selamat dan Nyaman % 74.7 69.7 7 73 76 79 82 82 DPU dan jumlah panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik dan memenuhi standart
Lebih terperinciKonsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Rivina Yukeiko
Lebih terperinciIdentifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya
E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Permadi dan Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciKONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Lebih terperinciAnalisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-98 Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan Devi Santi Maharani dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1. Sumber data statistic BPS DKI Jakarta. Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia, Jakarta memegang peran yang cukup besar dalam skala nasional maupun internasional. Salah satu peranan yang dimaksud adalah
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang Prana Dutanegara dan Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MARKAS PUSAT PEMADAM KEBAKARAN DI SURAKARTA Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Lebih terperinciClustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-172 Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya Patrica Bela Barbara dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota dalam konsep umum adalah wilayah atau ruang terbangun yang didominasi jenis penggunaan tanah nonpertanian dengan jumlah penduduk dan intensitas penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya. Selain itu, meningkatnya
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN (PPBK) PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG BUPATI MALANG,
Lebih terperinciGambaran umum Surabaya Barat
Gambaran umum Surabaya Barat Terbagi atas 3 unit pengembangan, 7 Kecamatan. Kecamatan yang terdapat di Surabaya Barat meliputi : UP 10 : Kecamatan Lakarsantri UP 11 : KecamatanTandes, Asemrowo, dan Benowo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan merupakan kawasan pemusatan penduduk. Keadaan ini akan memicu terjadinya penurunan kualitas perkotaan yang dapat ditunjukkan dengan timbulnya berbagai permasalahan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa bencana kebakaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah. Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Ibukota Negara dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menjadi titik sentral aktivitas pembangunan di Negara Indonesia dimana semua kebijakan-kebijakan
Lebih terperinciIdentifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-254 Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir Della Safira dan Ema Umilia Departemen
Lebih terperinci,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.
vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG
Lebih terperinciFaktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas
Lebih terperinciKata Kunci : Kebakaran, Penanggulangan, Permukiman Padat
TINJAUAN UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN di KAWASAN RAWAN KEBAKARAN Studi Kasus Kelurahan Jembatan Besi, Kalianyar dan Duri Utara Kecamatan Tambora - Jakarta Dhonna Tri Melani Tambunan Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan
Lebih terperinci1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI
1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat Modul Diklat Basic PKP-PK 1.1 1.2 Pengertian tentang gawat darurat bandar udara 1.1.1 Kondisi bandar udara dibawah batas normal Gawat darurat adalah kondisi dimana
Lebih terperinciIdentifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya
C389 Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya Elpidia Agatha Crysta dan Yanto Budisusanto Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciStudi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, dan A.A. Gde Kartika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciArahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-218 Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya Mia Ermawati dan Ema Umilia
Lebih terperinciArahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya Penulis : Mia Ermawati, dan Dosen
Lebih terperinciIdentifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-240 Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat Niken Fitria dan Rulli Pratiwi
Lebih terperinciOptimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-114 Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa tingkat kepadatan hunian
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya
- 1 - Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciArahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara
C193 Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan, Jakarta Utara Shella Anastasia dan Haryo Sulistyarso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciDinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran memiliki visi dan misi sebagai berikut. Visi dan misi Dinas Kebakaran yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DisKar) Kota Bandung merupakan pelaksanaan sebagian kewenangan daerah dalam bidang pencegahan dan penanggulangan
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 75 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KOTA TASIKMALAYA DENGAN
Lebih terperinciDESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA.
DESAIN KESELAMATAN TERHADAP RISIKO KEBAKARAN (FIRE SAFETY ENVIRONMENT AREA) PADA LINGKUNGAN PERUMAHAN & PERMUKIMAN DI DKI JAKARTA Dr. Manlian Ronald Adventus Simanjuntak, MT Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas
Lebih terperinciBAB II PELAYANAN PUBLIK BIDANG PEMERINTAHAN
BAB II PELAYANAN PUBLIK BIDANG PEMERINTAHAN Deskripsi : Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan tingkat desa, di mulai pada pemahaman hirarkhi peraturan perundang-undangan di Indonesia
Lebih terperinciREKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 0 Anggaran 6 = ++ 0 = ++ = 0-6 URUSAN WAJIB 0
Lebih terperinciOptimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-22 Optimasi Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya Handi Destianno Adhika
Lebih terperinciTingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-191 Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso Sekar Ayu Advianty dan Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Program
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN/KOTA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang
Lebih terperinciTENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012
Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36
Lebih terperinciPersebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-11 Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian
Lebih terperinci- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di sana-sini masih banyak terjadi.
Lebih terperinciPengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-202 Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya Yani Triyandani dan Sardjito Jurusan
Lebih terperinciStudi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya Yessie Afriana W, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) D-73
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-73 Analisis Produktivitas Maksimum Penggunaan Lahan dengan Metode Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Kosong di Kawasan Perumahan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN RINCIAN TUGAS POKOK UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat sebagaimana dapat disebabkan baik oleh
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-133 Kriteria Zona Industri Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tuban Naya Cinantya Drestalita dan Dian Rahmawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan aspek fisik maupun aspek sosial dan budaya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia memerlukan perhatian khusus dalam pembangunannya, karena masalah permukiman berkaitan dengan aspek fisik
Lebih terperinciKAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)
INFOMATEK Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG) Furi Sari Nurwulandari *) Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu kota industri terbesar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kegiatan perdagangan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinci6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional
6 PEMBAHASAN 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta Unit pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana (Damkar-PB) Pos Jaga Muara Baru dan TB.Mina Antasena mempunyai hubungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran
BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA
Lebih terperinciRENCANA KERJA DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015
RENCANA KERJA DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG 2014 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA
7/6/010 Perencanaan Emergency Response Plan dan Penempatan APAR pada Gedung Direktorat PPNS-ITS PPNSPPNS-ITS -ITS Oleh: Rr. Ayunda Mahardini 6506.040.01 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gedung Direktorat
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan
Lebih terperinciEvaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang Moch Fathoni Setiawan, Andi Purnomo, Eko Budi Santoso Lab. Struktur dan Teknologi Bangunan, Sains
Lebih terperinci2012, No
9 10 11 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
Lebih terperinciTingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-197 Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo Sisca Henlita, Ketut Dewi Martha
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL SPM BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN/KOTA
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMERINTAHAN
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/130/436.2/2016 TENTANG TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016-2021 WALIKOTA
Lebih terperinciAnalisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Walikota Mustajab Surabaya Dewi Maulita, Cahya Buana, ST., MT., Istiar, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN
PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciOptimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciPOLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA
POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA Rizki Maulana NRP. 3608 100 067 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciEvaluasi Terhadap Lokasi Penempatan Pos Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Surabaya
EVALUASI TERHADAP LOKASI PENEMPATAN POS PEMADAM KEBAKARAN DI WILAYAH KOTA SURABAYA Endah Purwanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, einchan13@gmail.com Drs. Daryono, M.Si Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak
Lebih terperinciKeterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-116 Keterkaitan Karakteristik di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang Dian Nur afalia, Ketut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015... TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN A. UMUM Kebakaran senantiasa menimbulkan hal-hal yang tidak
Lebih terperinciTENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA
PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA Oleh: Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027 Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Surabaya
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
PERENCANAAN TANGGAP DARURAT DI GEDUNG PERKANTORAN PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Priyo Agus Setiawan 1, Politeknik Perkapalan Negeri
Lebih terperinci