MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CART DALAM KLASIFIKASI STATUS DESA DI BALI I NYOMAN PUTRAYASA PENDIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CART DALAM KLASIFIKASI STATUS DESA DI BALI I NYOMAN PUTRAYASA PENDIT"

Transkripsi

1 MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CART DALAM KLASIFIKASI STATUS DESA DI BALI I NYOMAN PUTRAYASA PENDIT DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 RINGKASAN I NYOMAN PUTRAYASA PENDIT. Model Regresi Logistik Biner dan Metode CART dalam Klasifikasi Status Desa Di Bali. Dibimbing oleh M. MASJKUR dan I MADE SUMERTAJAYA. Pulau Bali merupakan pusat pariwisata di Indonesia yang menjadi tujuan favorit pelancong baik dari mancanegara maupun lokal. Oleh karena itu, perekonomian masyarakat Bali sangat bergantung pada kondisi pariwisata. Namun pembangunan yang terjadi tidak merata pada seluruh wilayah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya jauhnya desa tersebut dari ibu kota. Untuk menanggulangi hal tersebut pemerintah sebaiknya mencari strategi bagaimana cara menanggulangi kesenjangan pembangunan antar desa tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah mencari tahu peubah-peubah yang mempengaruhi status tingkat kemajuan desa di Bali. Analisis yang dapat digunakan untuk membuat klasifikasi adalah metode regresi logistik biner dan metode CART (Classification and Regression Trees). Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan analisis regresi logistik biner dan metode CART untuk melihat hubungan antara peubah respon status desa dan peubah penjelas potensi desa yang mempengaruhi status desa di Bali serta membandingkan hasil dari kedua metode tersebut. Peubah penjelas dalam kasus ini sebanyak 15 peubah. Sebelum melakukan kedua analisis tersebut terlebih dahulu dilakukan kategori ulang peubah penjelas. Dari 15 peubah penjelas tersebut yang berpengaruh signifikan terhadap peubah respon status desa dari hasil regresi logistik biner yaitu bahan bakar, jamban, fasilitas pendidikan, tenaga kesehatan, dan sinyal HP. Model regresi logistik yang terbentuk menghasilkan nilai ketepatan prediksi sebesar 75,8%. Analisis pohon regresi yang terbentuk pada kasus ini menghasilkan pohon optimum dengan tiga simpul terminal. Peubah penjelas yang masuk ke dalam pohon regresi yaitu telepon kabel dan jamban. Peubah yang menjadi penyekat utama adalah peubah kepemilikan telepon kabel. Metode regresi logistik biner dan metode CART dapat disimpulkan secara umum sudah cukup baik dalam memprediksi peubah respon dilihat dari kecilnya perbedaan perbandingan hasil dengan menggunakan nilai ketepatan prediksi dan kurva ROC. Kata kunci : Status Desa, Regresi Logistik Biner, Metode CART

3 MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE CART DALAM KLASIFIKASI STATUS DESA DI BALI I NYOMAN PUTRAYASA PENDIT Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

4 Judul Skripsi : Model Regresi Logistik Biner dan Metode CART dalam Klasifikasi Status Desa Di Bali Nama : I Nyoman Putrayasa Pendit NRP : G Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Ir. M Masjkur, MS NIP Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si NIP Mengetahui : Ketua Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.Si NIP Tanggal Lulus :

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul Model Regresi Logistik Biner dan Metode CART dalam Klasifikasi Status Desa Di Bali. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. M. Masjkur, MS dan Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, saran, dan ilmunya selama penulisan karya ilmiah ini. 2. Bapak Ir. Bambang Sumantri selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis. 3. Bapak Agus M. Soleh, S.Si, MT yang telah memberikan data Podes Provinsi Bali Keluarga tercinta, bapak, ibu dan kakak yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan dan kasih sayang kepada penulis sampai terselesaikannya karya ilmiah ini. 5. A.A. Ayu Putu Puspita Negara atas bantuan dan dukungan kepada penulis. 6. Shela, Thata, Imha, Resty, Allan dan Daonk atas semangat, dukungan dan kebersamaannya selama kuliah. 7. Teman-teman Statistika 44, 45 dan 46 terima kasih atas kebersamaannya. 8. Dollar, Penjor, Bracuk, Jernat, Tungu, Ketel dan Ladang atas kebersamaannya di Mahayana. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan karya ilmiah ini. Demikian karya ilmiah ini penulis susun, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi. Bogor, Februari 2012 I Nyoman Putrayasa Pendit

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tabanan pada tanggal 20 Oktober 1989 dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan I Nyoman Darsana Pendit dan Ni Made Suniwati. Penulis Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Saraswati Tabanan pada tahun 2001, pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Tabanan pada tahun 2004, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Tabanan pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan tercatat sebagai mahasiswa Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus. Organisasi yang pernah diikuti penulis yaitu Himpunan Keprofesian Gamma Sigma Beta (GSB), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD), dan BRAHMACARYA. Kegiatan yang pernah diikuti penulis yaitu Statistika Ria 2008, Statistika Ria 2009, Studi Banding dan Studi Eksekursi 2009, dan acara pentas seni antar daerah Gebyar Nusantara (GENUS). Selain itu, penulis juga pernah mengikuti kegiatan survey yang diselenggarakan oleh PT NIELSEN dan menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Analisis Data Kategorik pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

7 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN... 1 Latar belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Regresi Logistik Biner... 1 Multikolinieritas... 2 Pohon Regresi dan Klasifikasi... 2 Pemilihan Pemilah... 3 Penentuan Simpul Terminal... 3 Penandaan Label Kelas... 3 Penentuan Pohon Optimum... 3 METODOLOGI... 4 Data... 4 Metode... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 4 Gambaran Umum Karakteristik Desa... 4 Analisis Regresi Logistik Biner... 6 Interpretasi Koefisien... 7 Analisis Pohon Regresi dan Klasifikasi... 8 Perbandingan Hasil... 9 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 11

8 vii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Diagram CART... 3 Gambar 2 Diagram pie status desa... 5 Gambar 3 Grafik distribusi kategori peubah penghasilan... 5 Gambar 4 Pohon klasifikasi optimum... 8 Gambar 5 Kurva ROC... 9 DAFTAR TABEL Tabel 1 Karakteristik desa maju dan desa tertinggal secara deskriptif... 5 Tabel 2 Nilai korelasi antar peubah bebas... 6 Tabel 3 Pengujian parameter secara parsial permodelan awal dengan Uji-Wald... 7 Tabel 4 Pengujian parameter secara parsial metode backward dengan Uji-Wald... 7 Tabel 5 Rasio odds model regresi logistik biner... 7 Tabel 6 Ketepatan prediksi model regresi logistik... 8 Tabel 7 Ketepatan prediksi metode CART... 9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Peubah-peubah penjelas yang digunakan Lampiran 2. Deskripsi distribusi karakteristik desa Lampiran 3. Peubah-peubah penjelas setelah dikategori ulang Lampiran 4. Pohon regresi maksimum... 15

9 1 PENDAHULUAN Latar belakang Bali merupakan pusat pariwisata di Indonesia yang menjadi tujuan favorit para pelancong baik dari mancanegara maupun lokal. Hal ini disebabkan oleh banyaknya keanekaragaman budaya juga daya tarik alam yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, perekonomian masyarakat Bali sangat bergantung pada kondisi pariwisatanya. Hal ini juga secara tidak langsung mempengaruhi pembangunan daerah. Pembangunan di Bali tidak merata pada seluruh wilayahnya. Jika dilihat dari ruang lingkup kabupaten masih terlihat sama. Tetapi perbedaan pembangunan itu sangat jelas terlihat pada desa-desa di Bali. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal misalnya jauhnya desa tersebut dari ibu kota. Untuk menanggulangi hal tersebut pemerintah sebaiknya mencari strategi bagaimana cara menanggulangi kesenjangan pembangunan antar desa tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah mencari tahu peubahpeubah yang mempengaruhi status desa di Bali dengan klasifikasi. Analisis yang dapat digunakan untuk membuat klasifikasi adalah metode regresi logistik biner dan metode CART (classification and regression trees). Regresi logistik biner digunakan untuk melihat hubungan antara peubah respon yang berskala kategorik dengan peubah penjelas yang berskala kategorik atau kontinyu. Dari analisis ini juga dapat diperoleh peubahpeubah penjelas yang berpengaruh terhadap status desa. Sedangkan metode CART adalah metode yang umumnya dikenal sebagai pohon keputusan. Prosedur yang dilakukan dalam metode ini adalah membagi desa ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan peubah respon, dimana ada peubah penjelas yang terpilih yang digunakan untuk pengelompokan peubah penjelas selanjutnya. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menerapkan analisis regresi logistik biner dan metode CART untuk melihat hubungan antara peubah respon status desa dan peubah penjelas potensi desa yang mempengaruhi status desa di Bali. 2. Membandingkan hasil dari masing-masing metode. TINJAUAN PUSTAKA Regresi Logistik Biner Analisis regresi logistik merupakan suatu teknik untuk menganalisis data yang peubah responnya memiliki dua atau lebih kategori dengan satu atau lebih peubah penjelas yang berskala kategorik atau kontinu. Hosmer dan Lemeshow (2000) menjelaskan bahwa model regresi logistik dibentuk dengan nilai sebagai, yang dinotasikan sebagai berikut: Suatu fungsi dari dicari dengan menggunakan transformasi logit, yaitu yang dapat dinyatakan sebagai berikut: Secara umum jika sebuah peubah berskala nominal atau ordinal mempunyai k kemungkinan nilai, maka diperlukan k-1 peubah boneka (dummy variable). Sehingga model transformasi logitnya menjadi: dimana: : peubah bebas ke-j dengan tingkatan : jumlah peubah boneka : koefisien peubah boneka : 1,2,..., : peubah boneka Pendugaan parameter dalam regresi logistik menggunakan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood estimation), jika antara amatan yang satu dengan yang lain diasumsikan bebas maka fungsi kemungkinan yang diperoleh adalah: dengan: : 1,2,...,p : pengamatan pada peubah respon ke-i : peluang untuk peubah penjelas ke-i Parameter diduga dengan memaksimumkan persamaan di atas, untuk mempermudah perhitungan maka dilakukan pendekatan logaritma, sehingga fungsi loglikelihoodnya sebagai berikut:

10 2 Nilai dugaan dapat diperoleh dengan membuat turunan pertama terhadap, dengan Pengujian terhadap parameter-parameter model dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000), pengujian parameter model secara simultan menggunakan uji nisbah kemungkinan (Likelihood Ratio Tests), dengan hipotesis: H 0 : H 1 : minimal ada satu statistik uji G dirumuskan: dengan adalah fungsi kemungkinan tanpa peubah penjelas dan merupakan kemungkinan dengan peubah penjelas. Dengan mengasumsikan benar, statistik uji G akan mengikuti sebaran khi kuadrat dengan derajat bebas p. Keputusan tolak jika. Pengujian parameter secara parsial menggunakan statistik uji Wald. Hipotesis yang akan diuji adalah: H 0 : H 1 : Statistik uji yang dipakai adalah statistik W yaitu: dengan sebagai penduga dan sebagai penduga galat baku. Statistik W akan mengikuti sebaran normal baku jika H 0 benar. Keputusan tolak H 0 diambil jika. Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik biner dapat dilakukan dengan menggunakan nilai rasio oddsnya. Odds sendiri dapat diartikan sebagai rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari peubah respon. Rasio odds mengindikasikan seberapa lebih mungkin munculnya kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lainnya. Rasio odds didefinisikan sebagai: Interpretasi dari rasio odds ini adalah kecendrungan untuk pada sebesar Ψ kali dibandingkan pada. Multikolinieritas Multikolinieritas adalah kondisi dimana peubah penjelas yang saling berkorelasi. Besarnya korelasi dapat dilihat menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank. Model regresi logistik mengansumsikan tidak boleh ada multikolinieritas, karena dengan adanya multikolinieritas standard error dari koefisien regresinya akan membesar sehingga dimungkinkan hasil uji Wald dari masingmasing peubah penjelas akan tidak signifikan. Penanganan multikolinieritas yang dapat dilakukan adalah memilih salah satu peubah penjelas yang bisa digunakan untuk mewakili peubah penjelas lain yang berkorelasi kuat dengannya. Pohon Regresi dan Klasifikasi CART (Classification and Regression Trees) adalah salah satu metode atau algoritma dari salah satu teknik eksplorasi data yaitu teknik pohon keputusan. Metode ini dikembangkan oleh Leo Breiman, Jerome H. Friedman, Richard A. Olshen dan Charles J. Stone sekitar tahun 1980-an. Menurut Breiman et al. (1993), CART merupakan metodologi statistik nonparametrik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifikasi, baik untuk peubah respon kategorik maupun kontinu. CART menghasilkan suatu pohon klasifikasi jika peubah responnya kategorik, dan menghasilkan pohon regresi jika peubah responnya kontinu. Tujuan utama CART adalah untuk mendapatkan suatu kelompok data yang akurat sebagai penciri dari suatu pengklasifikasian. Keunggulan dari metode CART adalah tidak perlu dipenuhinya asumsi sebaran oleh semua peubah, serta algoritmanya yang langsung dapat menangani masalah data hilang (Brieman et al. 1993). CART juga tidak dipengaruhi oleh pencilan, kolinieritas, heterokedastisitas atau struktur distribusi galat yang biasanya mempengaruhi metode parametrik. Masalah pencilan data dapat diselesaikan dengan cara yang sederhana oleh metode CART. Pencilan akan diisolasi ke dalam simpul tertentu sehingga tidak mempengaruhi penyekatan (Komalasari 2007). Menurut Yohannes dan Hoddinott (1999), kelemahan dari metode CART adalah hasil akhirnya tidak didasarkan pada model probabilistik. Tidak ada tingkat probabilitas atau selang kepercayaan yang berhubungan dengan dugaan yang didapat dari pohon CART untuk pengelompokan data baru. Pohon regresi dan klasifikasi merupakan penyekatan data secara berulang (rekursif) dan menghasilkan, sekatan yang biner, karena selalu membagi kumpulan data menjadi dua sekatan.

11 3 Pada Gambar 1, A, B dan C merupakan peubah-peubah penjelas yang terpilih untuk menjadi simpul. A merupakan simpul induk, sementara B dan C merupakan simpul anak dimana C juga merupakan simpul akhir atau simpul terminal yang tidak bercabang lagi. ya A tidak Node/ simpul C B simpul C C simpul terminal Gambar 1 Diagram CART Algoritma pembentukan pohon klasifikasi terdiri dari empat tahapan, yaitu: pemilihan pemilah; penentuan simpul terminal; penandaan label kelas; dan penentuan pohon dengan ukuran tepat (Kardiana et al. 2006). Pemilihan Pemilah Pada tahap ini dicari pemilah dari setiap simpul yang menghasilkan penurunan tingkat keheterogenan paling tinggi. Keheterogenan suatu simpul diukur berdasarkan nilai impurity-nya. Fungsi impuritas yang dapat digunakan adalah indeks Gini. Bila impuritas suatu simpul semakin besar maka semakin heterogen simpul tersebut (Breiman et al. 1993). Nilai impuritas menggunakan indeks Gini pada simpul t, i(t), dapat ditulis sebagai berikut: dimana p(j t) adalah peluang unit pengamatan dalam kelas ke-j dari simpul t yang dinyatakan sebagai berikut: dengan adalah peluang awal kelas ke-j, adalah banyaknya unit pengamatan dalam kelas ke-j, dan adalah banyaknya unit pengamatan yang termasuk dalam kelas ke-j pada simpul t. Misalkan terdapat calon pemilah s yang memilah t menjadi (dengan proporsi ) dan menjadi (dengan proporsi ), maka kebaikan dari s didefinisikan sebagai penurunan impuritas: Pengembangan pohon dilakukan dengan cara, pada simpul, carilah s* yang memberikan nilai penurunan impuritas tertinggi yaitu: maka dipilah menjadi dan menggunakan s*. Dengan cara yang sama dilakukan juga pemilah terbaik pada dan secara terpisah, dan seterusnya. Penentuan Simpul Terminal Suatu simpul t akan menjadi simpul terminal atau tidak akan dipilah kembali, jika jumlah pengamatannya kurang dari jumlah minimum. Umumnya jumlah pengamatan minimum pada simpul sebesar 5 dan terkadang berjumlah 1 (Breiman et al. 1993). Maka selanjutnya t tidak dipilah lagi tetapi dijadikan simpul terminal dan hentikan pembuatan pohon. Penandaan Label Kelas Label kelas dari simpul terminal ditentukan berdasarkan aturan jumlah terbanyak, yaitu jika, maka label kelas untuk terminal t adalah (Breiman et al. 1993). Penentuan Pohon Optimum Pohon klasifikasi tidak dibatasi jumlahnya. pohon terbesar memiliki nilai salah pengklasifikasian terkecil, sehingga kita cenderung memilih pohon tersebut untuk perkiraan. Tetapi, pohon ini cukup kompleks dalam menggambarkan struktur data. Sehingga perlu dipilih pohon optimal yang lebih sederhana tetapi memiliki kesalahan pengklasifikasian yang cukup kecil. Menurut Breiman et al. (1993), salah satu cara mendapatkan pohon optimum yaitu dengan pemangkasan (pruning). Pemangkas berturut-turut memangkas pohon bagian yang kurang penting. Tingkat kepentingan sebuah pohon bagian diukur berdasarkan ukuran biaya kompleksitas (cost-complexity). Persamaannya adalah: dengan adalah tingkat salah klasifikasi pada pohon bagian untuk k = 1, adalah himpunan simpul terminal pada, adalah banyaknya simpul terminal pada, dan adalah parameter biaya kompleksitas. Hasil proses pemangkasan berupa sederet pohon klasifikasi dan dengan validasi

12 4 silang (cross-validation sample) dapat ditentukan pohon optimum sebagai berikut : Amanati (2001) melakukan perbandingan analisis regresi logistik dan analisis pohon regresi. Penelitian tersebut menyatakan bahwa metode regresi logistik dan pohon regresi menghasilkan kesimpulan yang sama, tetapi analisis pohon regresi mampu menunjukkan peubah yang paling berpengaruh terhadap peubah respon. METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari data Statistik Potensi Desa Provinsi Bali Peubah penjelas sebanyak 15 diturunkan dari data potensi desa yang menyangkut aspek potensi desa, aspek perumahan dan lingkungan, serta aspek keadaan penduduk dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan peubah respon diturunkan dari informasi status desa adalah sebagai berikut: Y : Status desa 0: Tertinggal 1: Maju Metode Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis statistik deskriptif terhadap peubah respon. 2. Analisis regresi logistik biner. Tahapannya adalah sebagai berikut: a. Menduga parameter. b. Melakukan pengujian parameter secara keseluruhan dengan Uji-G. Hipotesis yang diuji adalah : H 0 : H 1 : minimal ada satu, dengan hipotesis nol ditolak jika c. Melakukan pengujian parameter secara parsial dengan Uji-Wald. Hipotesis yang diuji adalah : H 0 : H 1 :, dengan hipotesis nol ditolak jika d. Melakukan evaluasi terhadap model penuh. e. Mereduksi peubah-peubah penjelas dengan metode backward. f. Menduga parameter. g. Melakukan pengujian parameter dengan prosedur yang sama seperti pada tahapan b dan c. h. Memodelkan status desa berdasarkan peubah penjelas yang berpengaruh nyata. i. Interpretasi hasil. 3. Analisis CART. Tahapannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan semua kemungkinan pemilah pada setiap peubah penjelas. Hitung keheterogenan simpul. Lakukan untuk semua peubah penjelas sehingga didapat peubah sebagai pemilah terbaik dengan penurunan keheterogenan maksimum. b. Jika simpul induk sudah didapatkan, maka simpul anak dapat dibuat dengan cara yang sama seperti proses sebelumnya. c. Pembentukan pohon akan berhenti jika hanya terdapat 5 amatan pada simpul. d. Pelabelan kelas dari simpul terminal ditentukan berdasarkan aturan jumlah terbanyak. e. Pembentukan pohon optimal dengan pemangkasan. Pemangkasan dilakukan dengan cross-validation. f. Interpretasi hasil. 4. Membandingkan hasil dari analisis regresi logistik biner dan metode CART dengan melihat peluang kesalahan klasifikasi dan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC). Proses analisis dilakukan dengan menggunakan software statistika. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Desa Banyaknya desa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 712 desa yang merupakan seluruh desa di Bali. Jumlah desa yang termasuk dalam kategori maju sebanyak 496 desa (69.66%) dan termasuk dalam kategori tertinggal sebanyak 216 desa (30.34%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagain besar desa di Bali sudah termasuk dalam kategori maju (Gambar 2). Sebagian besar karakteristik desa yang dianalisis memiliki sumber penghasilan utama di bidang pertanian, terdapat penerangan jalan utama desa, bahan bakar memasak dengan kayu bakar, membuang sampah di tempat lainnya, memiliki jamban sendiri, jalan utama desa berupa aspal atau beton, sinyal HP kuat,

13 5 dan tidak terdapat kompleks pertokoan. Untuk variabel bebas listrik, seluruh keluarga menggunakan listrik. Pada Lampiran 2 dan Tabel 1 di bawah menjelaskan karakteristik desa berdasarkan statusnya % Gambar 2 Diagram pie status desa Meskipun kategori maju dan tertinggal cenderung memiliki kesamaan karakteristik, namun terjadi perbedaan pada rata-rata jumlah fasilitas pendidikan, jumlah fasilitas keterampilan, jumlah tenaga kesehatan, dan keberadaan pasar permanen atau semi permanen. Desa dengan status maju memiliki rata-rata jumlah fasilitas pendidikan, fasilitas keterampilan, dan tenaga kesehatan lebih tinggi dibandingkan desa dengan status tertinggal. Keberadaan pasar juga dapat memperlihatkan bahwa sebagian besar desa maju memiliki pasar permanen atau semi permanen sedangkan desa tertinggal tidak. Tabel 1 Peubah Status Desa Karakteristik desa maju dan desa tertinggal secara deskriptif. Maju 30.34% Modus tertinggal maju Tertinggal X 1 Pertanian Pertanian pnghsln_pnddk 73.79% 90.74% X 2 Listrik Listrik pngguna_lstrk 100% 100% X 3 Pnrngan_jln Pnrngan_jln pnrngan_jln_utm 99.19% 95.83% X 4 kayu_bkr kayu_bkr bhn_bkr_msk 58.47% 91.20% X 5 Lainnya Lainnya tmpt_smph 42.34% 75.93% X 6 jamban_sndr jamban_sdr jamban 89.11% 67.59% Tabel 1 Karakteristik desa maju dan desa tertinggal secara deskriptif. (lanjutan) Peubah Maju Modus Tertinggal X 8 fslts_ktrmpln fslts_ktrmpln jml_fslts_ktrmpln X 9 fslts_kshtn fslts_kshtn jml_fslts_kshtn X 10 tng_kshtn tng_kshtn jml_tng_kshtn X 11 aspal/beton aspal/beton jln_utm_ds 99.80% 95.37% X 12 tlpn_kabel tlpn_kabel jml_plnggn_tlpn X 13 ada_kuat ada_kuat sinyal_hp 96.17% 84.72% X 14 tdk_toko tdk_toko kmplk_prtkoan 72.98% 89.81% X 15 ada_pasar tdk_pasar psr_prmanen 54.84% 60.19% Distribusi dari masing-masing kategori peubah bebas sebagian besar tidak merata. Salah satu contohnya dapat dilihat pada Gambar 3. Peubah sumber penghasilan utama penduduk sebagian besar pada bidang pertanian. Sedangkan untuk bidang-bidang yang lain sangat sedikit. jumlah Sumber Penghasilan Utama Penduduk tertinggal status desa maju pertanian Gambar 3 Grafik distribusi kategori peubah penghasilan pertambangan industri perdagangan jasa lainnya X 7 fslts_pnddkn fslts_pnddkn jml_fslts_pnddkn

14 6 X Tabel 2 Nilai korelasi antar peubah bebas X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 X 13 X 14 X 15 X X X X X X X X X X X X X X Oleh karena kurang meratanya distribusi masing-masing kategori pada peubah penjelas, maka perlu dilakukan proses kategori ulang. Proses ini bertujuan untuk mempermudah proses analisis dan hasilnya akan menjadi lebih baik. Sebagai salah satu contoh peubah penjelas sumber penghasilan utama penduduk pada awalnya memiliki tujuh kategori yaitu: 1. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan 4. Perdagangan besar/eceran, rumah makan 5. Angkutan, pergudangan, komunikasi 6. Jasa 7. Lainnya dikategorikan ulang menjadi dua kategori. Dua kategori tersebut adalah : 1. Pertanian 2. Non Pertanian (pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan besar/ eceran, rumah makan, angkutan, pergudangan, komunikasi, jasa, lainnya) Kategori pertanian menjadi satu kategori karena paling banyak dibanding kategori lainnya. Untuk kategori ulang peubah penjelas lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisis Regresi Logistik Biner Analisis regresi memiliki beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum dilakukannya proses pengolahan data. Asumsi yang biasanya wajib dipenuhi adalah kasus data hilang dan multikolinieritas. Kasus data hilang dalam penelitian ini diatasi dengan mengisi data yang kosong dengan data dari amatan yang mirip atau sejenis dengan amatan tersebut. Dalam mendeteksi multikolinieritas terdapat beberapa prosedur yang bisa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah melalui korelasi antar peubah. Korelasi antar peubah yang terlalu tinggi (di atas 0.8 atau 0.9) menunjukkan data terjangkit multikolinieritas (Field 2000). Sehingga dapat dikatakan dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinieritas dilihat dari nilai korelasi pada Tabel 2 di atas. Pendugaan model regresi logistik biner dengan menggunakan lima belas peubah penjelas menghasilkan nilai statistik-g sebesar dengan nilai-p = Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai statistik-g dengan nilai khi-kuadrat dari tabel, = 24,996. Keputusannya adalah tolak H 0, artinya bahwa sedikitnya ada satu yang tidak sama dengan nol pada taraf nyata 5%. Pengujian parameter secara parsial dengan statistik uji-wald menghasilkan tiga peubah yang nyata pada taraf nyata 5% dengan nilai khi-kuadrat tabel sebesar 3,841. Ketiga peubah tersebut adalah bahan bakar, jamban, dan fasilitas pendidikan (Tabel 3). Karena terdapat banyak peubah penjelas yang tidak nyata, maka dilakukan pereduksian peubah penjelas dengan menggunakan metode backward. Proses pereduksian menggunakan metode backward menghasilkan tujuh peubah

15 7 penjelas. Ketujuh peubah tersebut adalah bahan bakar, jamban, fasilitas pendidikan, tenaga kesehatan, jalan(1), jalan(2), dan sinyal HP. Nilai statistik-g padal model reduksi sebesar dengan nilai-p = Nilai statistik-g dibandingkan dengan nilai khikuadrat tabel = 14,067, sehingga kesimpulannya adalah tolak H 0 pada taraf nyata 5%. Berarti terdapat yang tidak sama dengan nol. Pengujian parameter secara parsial dengan menggunakan statistik uji- Wald menghasilkan lima peubah yang nyata pada taraf nyata 5%. Kelima peubah tersebut adalah bahan bakar, jamban, fasilitas pendidikan, tenaga kesehatan, dan sinyal HP (Tabel 4). Tabel 3 Pengujian parameter secara parsial permodelan awal dengan Uji-Wald. Peubah Wald p-value pnghsln_pnddk(1) pnrngn_jln(1) bhn_bkr_msk(1) tmpt_smph(1) jamban(1) fslts_pnddkn fslts_ktrmpln fslts_kshtn tng_kshtn jln_utm(1) jln_utm(2) tlpn_kbl sinyal_hp(1) prtokoan(1) pasar(1) Tabel 4 Pengujian parameter secara parsial metode backward dengan Uji-Wald. Peubah Wald p-value bhn_bkr_msk(1) jamban(1) fslts_pnddkn tng_kshtn jln_utm(1) jln_utm(2) sinyal_hp(1) Model logit terbaik yang dihasilkan adalah sebagai berikut: g(x) = X 4(1) X 6(1) X X X 13(1) Interpretasi Koefisien Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik biner dapat dilakukan dengan melihat nilai rasio oddsnya. Nilai dugaan beserta selang kepercayaan 95% bagi rasio odss untuk kelima peubah penjelas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Rasio odds model regresi logistik biner. Peubah Penduga SK 95% bagi Rasio Rasio Odds Odds Lower Upper X 4(1) X 6(1) X X X 13(1) Koefisien peubah bahan bakar memasak (X 4 ) bernilai negatif dengan nilai rasio odds kurang dari satu. Desa yang sebagian besar penduduknya masih menggunakan kayu bakar atau lainnya mempunyai kecenderungan untuk menjadi desa maju kali dibandingkan dengan desa yang sebagian besar penduduknya sudah mengunakan gas LPG atau minyak tanah. Pengertian yang setara bahwa desa dengan penduduk yang sudah menggunakan gas LPG dan minyak tanah memiliki kecenderungan kali untuk menjadi desa maju. Desa yang tempat buang air besar sebagian besar keluarganya (X 6 ) bukan jamban memiliki kecenderungan untuk menjadi desa maju kali dibandingkan dengan desa yang tempat buang air besar sebagian besar keluarganya pada jamban sendiri, bersama atau umum. Pengertian yang setara bahwa desa yang keluarganya sebagian besar buang air besar pada jamban sendiri, bersama, atau umum memiliki kecenderungan kali untuk menjadi desa maju. Peubah fasilitas pendidikan (X 7 ) diperoleh nilai rasio oddsnya sebesar 1.125, berarti setiap bertambahnya 1 unit sekolah pada suatu desa akan meningkatkan kecenderungan untuk menjadi desa maju sebesar kali. Berarti semakin meningkat jumlah sekolah akan

16 8 meningkatkan kecenderungan desa tersebut menjadi desa maju semakin tinggi. Nilai rasio odds untuk peubah tenaga kesehatan (X 10 ) Artinya setiap penambahan satu orang tenaga kesehatan di desa tersebut akan meningkatkan kecenderungan untuk menjadi desa maju sebesar kali. Hal ini dapat diartikan juga bahwa dengan bertambahnya jumlah tenaga kesehatan akan meningkatkan kecenderungan desa tersebut menjadi desa maju semakin tinggi. Interpretasi untuk nilai rasio odds dari peubah sinyal HP (X 13 ) adalah sebesar Artinya adalah desa dengan sinyal HP kuat mempunyai kecenderungan untuk menjadi desa maju kali dibanding desa dengan sinyal HP yang lemah atau tidak ada. Tabel 6 Ketepatan prediksi model regresi logistik. Prediksi % Aktual tertinggal maju benar tertinggal maju % keseluruhan 75.8 Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa dari 216 desa tertinggal sebanyak 73 desa diklasifikasikan dengan benar, sedangkan dari 496 desa maju sebanyak 467 desa diklasifikasikan dengan benar. Persentase masing-masing hasil klasifikasi sebesar 33.8% dan 94.2% dengan total klasifikasi yang benar dari 712 desa adalah 75.8%. Kesalahan prediksi untuk desa tertinggal yang diprediksi maju sangat besar pada metode regresi logistik yaitu sebanyak 143 desa. Hal ini dapat disebabkan oleh pengkategorian ulang dari peubah penjelas. Sehingga akan merugikan bagi desa tersebut dan pemerintah yang ingin memberikan bantuan untuk pembangunan bagi desa yang masih tertinggal. Maka dari itu model ini dapat dikatakan belum cukup baik diterapkan pada desa tertinggal. Analisis Pohon Regresi dan Klasifikasi Metode pohon klasifikasi menampilkan hasil berupa pohon keputusan. Pohon klasifikasi dibentuk dari peubah penjelas yang sudah dikategori ulang sebelumnya. peubah yang paling berpengaruh akan menjadi pemilah pertama pada pohon keputusan. Pohon klasifikasi maksimum yang dihasilkan memiliki sepuluh simpul anak dengan enam simpul terminal (Lampiran 4). Menurut Breiman et al. (1993), pohon optimum dapat diperoleh melalui pemangkasan berdasarkan aturan Cost Complexity Minimum dan penggunaan validasi silang lipat-10 (10-fold Cross Validation). Sehingga didapat pohon optimum yang memilki empat simpul anak dengan tiga simpul terminal (Gambar 4). Peubah penjelas yang masuk ke dalam pohon klasifikasi yaitu telepon kabel dan jamban. Peubah pertama yang menyekat adalah kepemilikan telepon kabel. Hal ini menyatakan bahwa peubah tersebut merupakan peubah yang paling dominan dalam pembentukan pohon klasifikasi. Desa yang bejumlah 712 pada simpul pertama (simpul 0) dipilah menjadi kelompok kiri dan kelompok kanan oleh peubah telepon kabel. Desa yang penduduknya memiliki telepon kabel kurang dari sama dengan 11,5 keluarga sebanyak 320 desa mengelompok pada simpul 1 (kiri) sedangkan desa yang pendidiknya memiliki telepon kabel lebih dari 11,5 sebanyak 392 mengelompok pada simpul 2 (kanan). Simpul 2 merupakan simpul terminal. Penurunan nilai impuritas dalam hal ini menggunakan indeks Gini pada simpul pertama sebesar 0,0499 ditunjukan oleh improvement pada Gambar 4. Gambar 4 Pohon klasifikasi optimum Terdapat 320 desa pada simpul 1 yang dipilah lagi menjadi dua kelompok oleh peubah jamban. Desa yang sebagian besar penduduknya membuang air besar di jamban sendiri, jamban bersama, atau jamban umum

17 9 sebanyak 248 desa mengelompok pada simpul 3 (kiri) sedangkan desa yang sebagian besar penduduknya membuang air besar di bukan jamban sebanyak 72 desa mengelompok pada simpul 4 (kanan). Simpul 3 dan 4 merupakan simpul terminal. Penurunan nilai impuritas dalam hal ini menggunakan indeks Gini pada simpul 1 sebesar 0,0174. Hasil pohon klasifikasi optimum yaitu tiga klasifikasi status desa. Klasifikasi yang terbentuk adalah sebagai berikut : 1. Jumlah pemilik telepon kabel dan sebagian besar membuang air besar di jamban sendiri, bersama, atau umum. 2. Jumlah pemilik telepon kabel dan sebagian besar membuang air besar di bukan jamban. 3. Jumlah pemilik telepon kabel. Klasifikasi pertama berjumlah 248 desa dengan label kelas desa tersebut termasuk dalam kategori desa maju. Klasifikasi kedua memiliki label kelas tertinggal yang berjumlah 72 desa. Sedangkan kategori ketiga memiliki jumlah terbanyak yaitu 392 desa dengan label kelas maju. Tingkat ketepatan pengklasifikasian pada metode ini adalah 74,4%. Dari total 216 desa tertinggal sebanyak 53 desa diklasifikasikan dengan benar, sedangkan dari 496 desa maju sebanyak 477 desa diklasifikasikan dengan benar. Kesalahan prediksi untuk desa tertinggal yang diprediksi maju sangat besar pada metode CART yaitu sebanyak 163 desa. Hal ini dapat disebabkan oleh pengkategorian ulang dari peubah penjelas. Sehingga dapat dikatakan model ini belum cukup baik diterapkan pada desa tertinggal (Tabel 7). besar 1.4% dari metode CART. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa kedua metode tersebut sudah cukup baik dalam memprediksi peubah respon dalam kasus ini status desa. Perbedaan tingkat ketepatan prediksi dapat disebabkan oleh oleh perbedaan hasil pengklasifikasian. Dalam regresi logistik peubah bebas yang terpilih sebagai peubah yang berpengaruh terhadap peubah respon adalah bahan bakar, jamban, fasilitas pendidikan, tenaga kesehatan, dan sinyal HP. Sedangkan pada metode CART peubah yang terpilih adalah telepon kabel dan jamban. Peubah jamban merupakan peubah yang konsisten berpengaruh pada analisis regresi logistik maupun metode CART. (a) Tabel 7 Ketepatan prediksi metode CART. Aktual Prediksi % tertinggal maju benar tertinggal maju % keseluruhan 74.4 Perbandingan Hasil Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) salah satu ukuran kebaikan model adalah jika memiliki peluang kesalahan klasifikasi yang minimal dan ketepatan prediksi dari model. Dari Tabel 2 diperoleh total ketepatan prediksi analisis regresi logistik sebesar 75,8% dan dari Tabel 4 diperolah total ketepatan prediksi motede CART sebesar 74,4%. Hal ini menunjukkan bahwa metode regeresi logistik memiliki nilai ketepatan prediksi yang lebih (b) Gambar 5 Kurva ROC, (a) regresi logistik, (b) CART

18 10 Kebaikan model yang dihasilkan oleh kedua metode juga dapat dilihat dari kurva receiver operating characteristic (ROC). Semakin luas area di bawah kurva maka semakin baik model tersebut. Dari hasil yang diperoleh, metode regresi logistik biner memiliki luas di bawah kurva sebesar sedangkan metode CART memiliki luas di bawah kurva sebesar Kedua metode dapat dikatakan sudah cukup baik dalam memprediksi peubah respon dilihat dari kecilnya perbedaan luas area di bawah kurva ROC (Gambar 5). KESIMPULAN Peubah-peubah yang signifikan terhadap peubah respon status desa dari hasil regresi logistik biner yaitu bahan bakar, jamban, fasilitas pendidikan, tenaga kesehatan, dan sinyal HP. Model logit yang didapatkan adalah g(x) = X 4(1) X 6(1) X X X 13(1) Pohon klasifikasi yang terbentuk pada kasus ini menghasilkan pohon optimum dengan tiga simpul terminal. Peubah penjelas yang masuk ke dalam pohon klasifikasi yaitu telepon kabel dan jamban. Peubah yang menjadi penyekat utama adalah peubah kepemilikan telepon kabel. Perbandingan hasil dari kedua analisis tersebut menunjukkan bahwa metode regeresi logistik memiliki nilai ketepatan prediksi yang lebih besar 1.4% dari metode CART. Selain itu, metode regresi logistik juga memiliki luas area di bawah kurva ROC lebih luas dibandingkan dengan metode CART. Kedua metode tersebut dapat disimpulkan secara umum sudah cukup baik dalam memprediksi peubah respon dilihat dari kecilnya perbedaan perbandingan hasil dengan menggunakan nilai ketepatan prediksi dan kurva ROC. Tetapi kedua model tersebut secara khusus belum cukup baik diterapkan pada desa tertinggal. Breiman L, JH Friedman, RA Olshen, CJ Stone Classification and Regression Trees. New York: Champan and Hall. Field AP Discovering Statistics Using SPSS for Windows: Advanced Techniques for the Beginner. London: Sage. Hosmer DW, S Lemeshow Applied Logistic Regression. New York: John Wiley & Sons, Inc. Kardiana A, Aunuddin, AH Wigena, H Wijayanto Metode Klasifikasi Berstruktur Pohon Biner: Kasus Prakiraan Sifat Hujan Bulanan di Bogor. Yogyakarta, 17 Juni Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). hlm: G21-G25. Komalasari WB Metode Pohon Regresi untuk Eksplorasi Data dengan Peubah yang Banyak dan Kompleks. Informatika Pertanian Volume 16 No. 1, Juli hlm: Yohannes Y, J Hoddinott Classification and Regression Trees. Trees: An Intoduction. International Food Policy Research Institute (IFPPRI). Washington D.C., USA. DAFTAR PUSTAKA Amanati ANN Perbandingan Analisis Regresi Logistik dan Analisis Pohon Regresi (Studi Kasus pada Pengelompokan Nasabah Bank Syariah dan Nasabah Bank konvensional) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

19 LAMPIRAN 11

20 12 Lampiran 1. Peubah-peubah penjelas yang digunakan Kode Peubah X 1 Nama Peubah Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk X 2 Keluarga pengguna listrik 0. Tidak ada 1. Ada X 3 Penerangan jalan utama desa/kelurahan 0. Tidak ada 1. Ada X 4 X 5 X 6 Bahan bakar yang digunakan oleh sebagian besar keluarga untuk memasak Sebagian besar penduduk membuang sampah ke Tempat buang air besar sebagian besar keluarga Kategori 1. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. Industri pengolahan 4. Perdagangan besar/eceran, rumah makan 5. Angkutan, pergudangan, komunikasi 6. Jasa 7. Lainnya (gas, listrik, perbankan, dll) 1. Gas kota/lpg 2. Minyak tanah 3. Kayu bakar 4. Lainnya (batu bara, arang, dll) 1. Tempat sampah kemudian diangkut 2. Dalam lubang/dibakar 4. Sungai 8. Lainnya 1. Jamban sendiri 2. Jamban umum 3. Jamban bersama 4. Bukan jamban X 7 Fasilitas pendidikan - X 8 Fasilitas keterampilan - X 9 Fasilitas kesehatan - X 10 Tenaga kesehatan - X 11 Jenis permukaan jalan yang terluas 1. Aspal/beton 2. Diperkeras (kerikil, batu, dsb) 3. Tanah 4. Lainnya X 12 Keluarga yang berlangganan telepon kabel - X 13 Sinyal telepon genggam/hand phone/mobile phone di desa/kelurahan ini 0. Tidak ada 1. Ada lemah 2. Ada kuat X 14 Kelompok pertokoan 0. Tidak ada X 15 Pasar dengan bangunan permanen/semi permanen 1. Ada 0. Tidak ada 1. Ada

21 13 Lampiran 2. Deskripsi distribusi karakteristik desa Keluarga Pengguna Listrik Tempat Membuang Sampah Penduduk jumlah tertinggal maju status desa ada jumlah tertinggal maju status desa tempat sampah lubang sungai lainnya jumlah Penerangan Jalan Utama Desa tertinggal maju status desa tidak ad ada jumlah Tempat Buang Air Besar Penduduk tertinggal maju status desa jamban sendiri jamban bersama bukan jamban jumlah Bahan Bakar Memasak Penduduk LPG 150 minyak tana 100 kayu bakar 50 0 tertinggal maju status desa jumlah Jenis Permukaan Jalan Utama Desa tertinggal maju status desa aspal kerikil/batu tanah

22 14 Lampiran 2. (Lanjutan) 600 Sinyal Telepon Genggam 500 jumlah tidak ada ada lema ada kuat 0 tertinggal maju status desa jumlah Kelompok Pertokoan tertinggal maju status desa tidak ad ada Pasar Permanen / Semi Permanen jumlah tidak ad ada 50 0 tertinggal maju status desa

23 15 Lampiran 3. Peubah-peubah penjelas setelah dikategori ulang Kode Peubah X 1 Nama Peubah Sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk Kategori 1. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Perdagangan besar/eceran, rumah makan Angkutan, pergudangan, komunikasi Jasa Lainnya (gas, listrik, perbankan, dll) X 2 Keluarga pengguna listrik 0. Tidak ada 1. Ada X 3 Penerangan jalan utama desa/kelurahan 0. Tidak ada 1. Ada X 4 X 5 Bahan bakar yang digunakan oleh sebagian besar keluarga untuk memasak Sebagian besar penduduk membuang sampah ke 1. Gas kota/lpg Minyak tanah 2. Kayu bakar Lainnya (batu bara, arang, dll) 1. Tempat sampah kemudian diangkut 2. Dalam lubang/dibakar Sungai Lainnya X 6 Tempat buang air besar sebagian besar keluarga 1. Jamban sendiri Jamban umum Jamban bersama 2. Bukan jamban X 7 Fasilitas pendidikan - X 8 Fasilitas keterampilan - X 9 Fasilitas kesehatan - X 10 Tenaga kesehatan - X 11 Jenis permukaan jalan yang terluas 1. Aspal/beton 2. Diperkeras (kerikil, batu, dsb) 3. Tanah 4. Lainnya X 12 Keluarga yang berlangganan telepon kabel - X 13 Sinyal telepon genggam/hand phone/mobile phone di desa/kelurahan ini 1. Tidak ada Ada lemah 2. Ada kuat X 14 Kelompok pertokoan 0. Tidak ada X 15 Pasar dengan bangunan permanen/semi permanen 1. Ada 0. Tidak ada 1. Ada

24 Lampiran 4. Pohon regresi maksimum 16

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah)

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 8-16 PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R. 2, and Junita Aiza 3 1,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA PASCASARJANA IPB BERHENTI STUDI MENGGUNAKAN ANALISIS CHAID DAN REGRESI LOGISTIK Mohamad Jajuli Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CART

PENERAPAN METODE CART E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 2, No. 2, Juli 2017, pp. 78-83 PENERAPAN METODE CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Xplore, 2013, Vol. 2(1):e3(1-8) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Fira Nurahmah Al Amin,Indahwati,Yenni

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK DAMAS ESMU HAJI.

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011 Surabaya, Juli 2011 Seminar Tugas Akhir Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING Ibrahim Widyandono 1307 100 001 Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) Natural Vol. 11, No. 2, Mei 2007, hal. 112-118. PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) A. Efendi dan H. Kusdarwati Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO

ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO ANALISIS STATUS KREDIT MIKRO DENGAN REGRESI LOGISTIK TJIPTO AJI SUDARSO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN TJIPTO AJI SUDARSO. Analisis

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI

ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI ANALISIS TINGKAT KEMAJUAN DESA DI KABUPATEN BOGOR DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DENI SUHANDANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN )

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PT Jasa Marga ro) C abang Semarang SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Forum Statistika dan Komputasi, April 2005, p: 15 21 ISSN : 08538115 Vol. 10 No. 1 POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Ida Mariati H. 1),

Lebih terperinci

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M. KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN BOOTSTRAP AGGREGATTING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES Hary Mega Gancar Prakosa 1307 100 077 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono,

Lebih terperinci

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees)

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) 1 Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) Sharfina Widyandini dan Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

Others Institution Credit Job Code

Others Institution Credit Job Code 4. Residence status (status kepemilikan rumah) yang dinotasikan dengan RS. Peubah ini dibagi menjadi enam kelompok. 5. Job code (kode pekerjaan) yang dinotasikan dengan JC. Peubah ini dibagi menjadi lima

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract Perbandingan Klasifikasi (Agung Waluyo) PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Agung Waluyo 1, Moch. Abdul Mukid 2, Triastuti

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RANDOM FOREST DALAM DRIVER ANALYSIS NARISWARI KARINA DEWI

PENERAPAN METODE RANDOM FOREST DALAM DRIVER ANALYSIS NARISWARI KARINA DEWI PENERAPAN METODE RANDOM FOREST DALAM DRIVER ANALYSIS NARISWARI KARINA DEWI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 RINGKASAN NARISWARI KARINA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI

REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI REGRESI LOGISTIK UNTUK IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR MINAT MELANJUTKAN STUDI KE TINGKAT ALIYAH DI PESANTREN UMMUL QURO AL ISLAMI SALMAN AL FARISI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA

PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA PENERAPAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL MULTILEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA FMIPA IPB IIN MAENA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

HASIL. yang berlebihan. kotak garis (box-plot) yaitu, Bersubsidi. untuk KPR Bersubsidi. 2. Membangun. analisis. keseluruhan

HASIL. yang berlebihan. kotak garis (box-plot) yaitu, Bersubsidi. untuk KPR Bersubsidi. 2. Membangun. analisis. keseluruhan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekplorasi Seluruh Data KPR Bersubsidi Secara kesulurahan persentase macet pada data Kredit Pemilikan Rumah Bersubsidi dalam penelitian ini sebesar 6,05%. Gambar 3 menggambarkan perbandingan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR KETERTINGGALAN DESA DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR KETERTINGGALAN DESA DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENENTUKAN FAKTORFAKTOR KETERTINGGALAN DESA DI KABUPATEN BOGOR Oleh : Maria Wuri Handayani G14101019 PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH Artikel Ilmiah Ini Diambil Dari Sebagian Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE DISKRETISASI DALAM MODEL REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus: Pembentukan Model Penskoran Kredit Bank X) DIAN ILMIATI ARDITA

PERBANDINGAN METODE DISKRETISASI DALAM MODEL REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus: Pembentukan Model Penskoran Kredit Bank X) DIAN ILMIATI ARDITA PERBANDINGAN METODE DISKRETISASI DALAM MODEL REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus: Pembentukan Model Penskoran Kredit Bank X) DIAN ILMIATI ARDITA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA Dina Yuanita Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS (1306 100 056) M. Syahid Akbar, S.Si, M.Si

Lebih terperinci

ANALISIS CART KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA DI FEM DAN FAPERTA FIRA NURAHMAH AL AMIN

ANALISIS CART KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA DI FEM DAN FAPERTA FIRA NURAHMAH AL AMIN ANALISIS CART KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA DI FEM DAN FAPERTA FIRA NURAHMAH AL AMIN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-54 Klasifikasi Pengangguran Terbuka Menggunakan CART (Classification and Regression Tree) di Provinsi Sulawesi Utara Febti

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 215-225 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS

ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS ANALISIS IPK MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI IPB DENGAN PENDEKATAN METODE CHAID FERRY ANTONI MS DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Lebih terperinci

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T Aan Kardiana 2), Aunuddin 3), Aji Hamim Wigena 3), Hari Wijayanto 3) 2) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG MUHAMMAD JAMAL MUTTAQIN 1311 201 205 PEMBIMBING DR. BAMBANG WIDJANARKO OTOK, M.SI. SANTI PUTERI RAHAYU, M.SI., PH.D.

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS POHON REGRESI PADA DATA PERLINDUNGAN SOSIAL PUTRI DWI ANDINI

PENERAPAN ANALISIS POHON REGRESI PADA DATA PERLINDUNGAN SOSIAL PUTRI DWI ANDINI PENERAPAN ANALISIS POHON REGRESI PADA DATA PERLINDUNGAN SOSIAL PUTRI DWI ANDINI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ABSTRAK PUTRI DWI ANDINI.

Lebih terperinci

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-100 Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan

Lebih terperinci

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA JMA, VOL. 7, NO.1, JULI, 2008, 39-54 39 METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA BUDI SUHARJO Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD. Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DENGAN METODE PENALIZED MAXIMUM LIKELIHOOD Edi Susilo, Anna Islamiyati, Muh. Saleh AF. ABSTRAK Analisis regresi logistik biner dengan metode penalized maximum likelihood digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri.

BAB I PENDAHULUAN. atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Klasifikasi merupakan pengelompokan secara sistematis pada suatu objek atau benda ke dalam golongan atau pola-pola tertentu berdasarkan kesamaan ciri. Masalah klasifikasi

Lebih terperinci

EKO ERTANTO PEMBIMBING

EKO ERTANTO PEMBIMBING UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN VOLUME 2, NO. 1. ISSN 2303-0992 N. PONTO PENGKAJIAN PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DALAM PENGELOMPOKKAN JURUSAN SISWA DI SMA (Studi Kasus: Siswa SMA Negeri Siau Timur Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Propinsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden

HASIL DAN PEMBAHASAN. 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0. Deskripsi Rerponden 7. Peubah rancangan tempat tidur (TMP_TDR) Tempat tidur (1) (2) Kasur 1 0 Lainnya 0 1 Busa 0 0 8. Peubah rancangan alat pembersih yang digunakan di rumah (ALAT). Alat pembersih di rumah (1) (2) Sapu 1

Lebih terperinci

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G

KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI. Oleh : SITI NURBAITI G KAJIAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE PADA MODEL KALIBRASI Oleh : SITI NURBAITI G14102022 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK SITI

Lebih terperinci

PENENTUAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL MUTU SEKOLAH DENGAN CART DAN REGRESI LOGISTIK FITRI INTENDIA

PENENTUAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL MUTU SEKOLAH DENGAN CART DAN REGRESI LOGISTIK FITRI INTENDIA PENENTUAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL MUTU SEKOLAH DENGAN CART DAN REGRESI LOGISTIK FITRI INTENDIA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA

ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Xplore, 2013, Vol. 2(1):e10(1-5) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS CHAID UNTUK IDENTIFIKASI KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA Rindy Anggun Pertiwi, Indahwati, Farit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini akan disampaikan materi-materi yang berkaitan dengan konsep data mining, yang merupakan landasan bagi pembahasan klasifikasi untuk evaluasi kinerja pegawai. 2. 1 Tinjauan

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINAN LOGISTIK UNTUK KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL BERDASARKAN STATUS AFILIASI SYELLA SUMAMPOUW

ANALISIS DISKRIMINAN LOGISTIK UNTUK KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL BERDASARKAN STATUS AFILIASI SYELLA SUMAMPOUW ANALISIS DISKRIMINAN LOGISTIK UNTUK KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL BERDASARKAN STATUS AFILIASI SYELLA SUMAMPOUW DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER

ABSTRAK METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER METODE REGRESI LOGISTIK UNTUK MENGANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER Astri Atti* ABSTRACT Coronary heart disease (CHD) is an anomaly that caused by constriction of artery. CHD is influenced

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden disusun ke dalam bentuk kartu stimuli, diantara tiap kartu berisi kombinasi dari taraftaraf atribut yang berbeda dengan kartu-kartu lainnya (Lampiran 4). 3. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei

PEMBAHASAN Pelaksanaan Survei 4 Populasi penelitian dibagi menjadi dua lapisan berdasarkan cluster perumahan BNR. Cluster-cluster dengan ukuran rumah 1 m 2 digolongkan sebagai lapisan 1 sedangkan cluster-cluster dengan ukuran rumah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK BINER

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK BINER IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK BINER (Studi Kasus : Puskesmas Kecamatan Klakah - Lumajang, Jawa Timur) ZORAYA DIAN PUSPITASARI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST 3.1 Metode Berstruktur Pohon Istilah pohon dalam matematika dikenal dalam teori graf. Pertama kali konsep pohon digunakan oleh Gustav Kirchhoff (184-1887) dalam bidang

Lebih terperinci

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART)

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) D193 Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) Lely Dwi Bhekti Pratiwi, Wahyu Wibowo, dan Ismaini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Sesuai dengan bentuk data dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh office channeling

Lebih terperinci

JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM

JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM JURNAL PREDIKSI PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN ALGORITMA CART PREDICTION ELEMENTARY SCHOOL STUDENT ACHIEVEMENT USING CART ALGORITHM Oleh: BENI KURNIAWAN 12.1.03.02.0201 Dibimbing oleh : 1. Resty

Lebih terperinci

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER

(R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER (R.2) KAJIAN PREDIKSI KLASIFIKASI OBYEK PADA VARIABEL RESPON BINER Drs. Soekardi Hadi P. Prodi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam As-Syafi iyah Email : s.hadip@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK YUANDRI TRISAPUTRA & OKTARINA SAFAR NIDA (SIAP 16) Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

PPDAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Yuni Melawati, 2013

PPDAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Yuni Melawati, 2013 PPDAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Pohon Keputusan untuk Mengklasifikasikan Pembelian Komputer... 19 3.1 Diagram CART... 29 3.2 Pohon Keputusan Sementara... 37 3.3 Pohon Keputusan Optimum... 38 3.4 Pohon

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 11-20 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA Muhammad Sjahid Akbar 1, Dina Yuanita, dan Sri Harini 3 1, Jurusan Statistika ITS 3 Jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Peubah Penjelas Hasil analisis mengenai persentase responden berdasarkan peubah-peubah penjelas ditunjukkan pada Gambar 2. Usia responden

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA

ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA ANALISIS KINERJA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN SURVEI KEPUASAN MAHASISWA DAN EPBM AHMAD CHAERUS SUHADA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah)

Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Jurnal Gradien Vol. 10 No.2 Juli 2014 : 1000-1004 Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Waktu Penyusunan Tugas Akhir Mahasiswa S1 (Studi Kasus : Mahasiswa FMIPA Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R 1 dan Sri

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Oleh : Arief Yudissanta (1310 105 018) Pembimbing : Dra. Madu Ratna, M.Si Analisis Pemakaian Kemoterapi Pada Kasus Kanker Payudara dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus Pasien

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD

IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD IDENTIFIKASI INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENCIRI AKREDITASI SMP DAN MTS DENGAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL FAHMI SALAM AHMAD DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI

ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI ANALISIS MINAT SISWA SMA IBRAHIMY SUKOREJO MELANJUTKAN KE IAII SUKOREJO MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTI KORESPONDENSI IIN PUSPITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

METODE CART UNTUK ANALISIS KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT PT. N KURNIA SHOLIHAT

METODE CART UNTUK ANALISIS KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT PT. N KURNIA SHOLIHAT METODE CART UNTUK ANALISIS KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT PT. N KURNIA SHOLIHAT DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB SITI KHOIRIYAH

ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB SITI KHOIRIYAH ANALISIS KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA PROGRAM MAGISTER SEKOLAH PASCASARJANA IPB SITI KHOIRIYAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si

LOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 183-192 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995). 3 fungsi diskriminan cukup untuk memisahkan k buah kelompok. Karena fungsi-fungsi diskriminan tidak saling berkorelasi, maka komponen aditif dari V masing-masing didekati dengan khi-kuadrat dengan V j

Lebih terperinci

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER Ari Wibowo Program Studi Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Jl. Parkway No 1, Batam Center, Batam Telp 0778-469856, Fax 0778-463620

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H14053267 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan

Lebih terperinci