Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman"

Transkripsi

1 Uji Magic Square (Ed. 2) 1/9 Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman Uji Magic Square Thompson Susabda Ngoen Introduksi Magic square ialah suatu susunan bilangan mulai dari 1 sampai dengan n 2 dalam sebuah tabel berukuran n x n, dan setiap bilangan muncul tepat satu kali, sedemikian rupa sehingga jumlah nilai bilangan-bilangan pada setiap baris, setiap kolom, dan setiap diagonal adalah sama. Gambar 1. Magic Square Berukuran 3 dan 4 Kita akan menulis program untuk menguji apakah suatu susunan bilangan-bilangan merupakan magic square. Pada pembahasan ini ukuran magic square dibatasi maksimum 10. Data masukan diawali sebuah bilangan yang menyatakan ukuran magic square lalu diikuti bilangan-bilangan pembentuk magic square tersebut, seperti demikian: Struktur Data Untuk menampung data magic square ini perlu disediakan sebuah larik dua dimensi dengan ukuran 10 x 10. Selain itu juga perlu disediakan variabel untuk untuk menampung: a) jumlah nilai masing-masing baris (10 buah), b) jumlah nilai masing-masing kolom (10 buah), c) jumlah nilai diagonal utama, dan d) jumlah nilai diagonal tambahan. Agar a, b, dan c dapat digabungkan ke dalam larik berukuran 10 x 10 tersebut maka gunakan larik berukuran 11 x 11. Gambar 2. Array Penampung Data Magic Square

2 Uji Magic Square (Ed. 2) 2/9 Urutan proses yang dilakukan adalah: a. inisialisasi dan membaca data magic square ke dalam array b. menghitung jumlah nilai masing-masing baris c. menghitung jumlah nilai masing-masing kolom d. menghitung jumlah nilai diagonal utama e. menghitung jumlah nilai diagonal tambahan f. menguji kesamaan jumlah nilai setiap baris, kolom, dan diagonal g. menguji keunikan masing-masing nilai A. Inisialisasi dan Membaca Data Magic Square Magic square sebenarnya berbentuk bujur sangkar, artinya ukuran baris sama dengan kolom. Namun untuk memperjelas pembahasan kita menggunakan dua variabel, yaitu jbrs untuk menyatakan jumlah baris bujur sangkar dan jklm untuk menyatakan jumlah kolom bujur sangkar. Inisialisasi dilakukan dengan memberi nilai nol kepada jumlah nilai masingmasing baris, kolom, dan diagonal. Data masukan dibaca dengan menggunakan nested for( ). Inisialisasi for (i = 0; i < 11; i++) { arr[i][10] = 0; arr[10][i] = 0; } diag_tambahan = 0; Membaca data scanf("%d", &jbrs); jklm = jbrs; scanf("%d", &arr[i][j]); B. Menghitung Jumlah Nilai Masing-Masing Baris Banyaknya baris data yang perlu diproses adalah sejumlah jbrs, atau dari 0 sampai dengan jbrs 1, sehingga: for (i = 0; i <= jbrs - 1; i++) atau Adapun elemen-elemen data yang dijumlahkan pada masing-masing baris diberikan Tabel 1 di bawah ini. Larik Baris Ke- Tabel 1. Penjumlahan Elemen-Elemen Sebaris Elemen Larik yang Dijumlahkan Penampung Hasil 1 arr[0][0], arr[0][1], arr[0][2] sampai dengan arr[0][jklm-1] arr[0][10] 2 arr[1][0], arr[1][1], arr[1][2] sampai dengan arr[1][jklm-1] arr[1][10] 3 arr[2][0], arr[2][1], arr[2][2] sampai dengan arr[2][jklm-1] arr[2][10] Perhatikan bahwa indeks pertama penampung hasil penjumlahan adalah sama dengan indeks pertama elemen-elemen sebaris yang dijumlahkan, sedangkan indeks kedua penampung hasil penjumlahan selalu 10.

3 Uji Magic Square (Ed. 2) 3/9 arr[0][0], arr[0][1], arr[0][2] s/d arr[0][jklm-1] dijumlahkan ke arr[0][10] arr[1][0], arr[1][1], arr[1][2] s/d arr[1][jklm-1] dijumlahkan ke arr[1][10] Dengan demikian penjumlahan bilangan-bilangan sebaris, misalnya baris dengan indeks i dapat ditulis sebagai: for (j = 0; j <= jklm - 1; j++) arr[i][10] = arr[i][10] + arr[i][j]; atau arr[i][10] = arr[i][10] + arr[i][j]; dan penjumlahan bilangan-bilangan untuk masing-masing baris dapat dituliskan sebagai: arr[i][10] = arr[i][10] + arr[i][j]; C. Menghitung Jumlah Nilai Masing-Masing Kolom Banyaknya kolom data yang perlu diproses adalah sejumlah jklm, atau dari 0 sampai dengan jklm 1, sehingga: for (i = 0; i <= jklm - 1; i++) atau for (i = 0; i < jklm; i++) Adapun elemen-elemen yang dijumlahkan pada masing-masing kolom diberikan Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Penjumlahan Elemen-Elemen Sekolom Larik Elemen Array Yang Dijumlahkan Kolom Ke- Penampung Hasil 1 arr[0][0], arr[1][0], arr[2][0] sampai dengan arr[jbrs-1][0] arr[10][0] 2 arr[0][1], arr[1][1], arr[2][1] sampai dengan arr[jbrs-1][1] arr[10][1] 3 arr[0][2], arr[1][2], arr[2][2] sampai dengan arr[jbrs-1][2] arr[10][2] Perhatikan bahwa indeks pertama penampung hasil penjumlahan selalu 10, sedangkan indeks kedua penampung hasil penjumlahan adalah sama dengan indeks kedua elemen-elemen yang dijumlahkan. arr[0][0], arr[1][0], arr[2][0] s/d arr[jbrs-1][0] dijumlahkan ke arr[10][0] arr[0][1], arr[1][1], arr[2][1] s/d arr[jbrs-1][1] dijumlahkan ke arr[10][1] Dengan demikian penjumlahan bilangan-bilangan sekolom, misalnya kolom dengan indeks i dapat ditulis sebagai: for (j = 0; j < jbrs; j++) arr[10][j] = arr[10][j] + arr[i][j]; dan penjumlahan bilangan-bilangan untuk masing-masing kolom dapat dituliskan sebagai for (i = 0; i < jklm; i++) for (j = 0; j < jbrs; j++) arr[10][j] = arr[10][j] + arr[i][j];

4 Uji Magic Square (Ed. 2) 4/9 D. Menghitung Jumlah Nilai Diagonal Utama Elemen-elemen pembentuk diagonal utama adalah arr[0][0], arr[1][1], arr[2][2], arr[3][3] dan seterusnya, yaitu elemen-elemen yang indeks pertama dan dan indeks keduanya sama. Jumlah nilai elemen-elemen diagonal utama akan ditampung di arr[10][10]. Dengan menggunakan nested for() maka program menjadi: if (i == j) arr[10][10] = arr[10][10] + arr[i][j]; atau dengan menggunakan satu instruksi for maka didapat: arr[10][10] += arr[i][i]; E. Menghitung Jumlah Nilai Diagonal Tambahan Manakah elemen pembentuk diagonal tambahan? Perhatikan Gambar 3 dan Tabel 3 di bawah ini. Indeks Pertama Gambar 3. Magic Square Berbagai Ukuran dan Elemen Diagonal Tambahan Tabel 3. Elemen Diagonal Tambahan Ukuran Elemen Pembentuk Diagonal Tambahan 2 x 2 arr[0][1], arr[1][0] 3 x 3 arr[0][2], arr[1][1], [2][0] 4 x 4 arr[0][3], arr[1][2], arr[2][1], arr[3][0] Perhatikan magic square berukuran 2 x 2. Elemen pertama pembentuk diagonal tambahan mempunyai indeks pertama bernilai 0. Elemen kedua pembentuk diagonal tambahan mempunyai Indeks pertama elemen bernilai 1. Perhatikan magic square berukuran 3 x 3. Elemen pertama pembentuk diagonal tambahan mempunyai Indeks pertama bernilai 0. Elemen keduanya berindeks pertama bernilai 1, dan elemen ketiganya berindeks pertama bernilai 2. Pada magic square berukuran 4 x 4 pola yang sama berlaku, yaitu indeks pertamanya dimulai dari 0, lalu 1, 2, dan 3; sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk magic square berukuran n x n, indeks pertama bernilai 0, 1, 2, 3, dan seterusnya sampai dengan n 1. Indeks Kedua Perhatikan magic square ukuran 2 x 2 pada Tabel 3. Indeks kedua elemen pertamanya bernilai 1. Indeks kedua elemen keduanya bernilai satu kurang dari nilai indeks kedua elemen pertama. 2 x 2 arr[0][1], arr[1][0]

5 Uji Magic Square (Ed. 2) 5/9 Perhatikan magic square ukuran 3 x 3 pada Tabel 3. Indeks kedua elemen pertamanya bernilai 2. Indeks kedua elemen-elemen selanjutnya bernilai satu kurang dari nilai indeks kedua elemen sebelumnya. 3 x 3 arr[0][2], arr[1][1], arr[2][0] Demikian pula dengan magic square berukuran 4 x 4 yang indeks kedua elemen pertamanya bernilai 3, dan indeks kedua elemen-elemen berikutnya bernilai satu kurang dari nilai indeks kedua elemen sebelumnya. 4 x 4 arr[0][3], arr[1][2], arr[2][ 1], arr[3][0] Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika magic square berukuran n x n maka indeks keduanya bernilai mulai dari n 1, lalu bernilai kurang-kurang satu, sampai dengan nol. Dengan menggabungkan ketentuan tentang indeks pertama dan ketentuan indeks kedua, yaitu: - indeks pertama bernilai 0, 1, 2, 3, dan seterusnya sampai dengan n-1 - indeks kedua bernilai n-1, n-2, n-3, dan seterusnya sampai dengan 0 Tabel 4. Indeks Pertama dan Kedua Elemen Diagonal Tambahan Elemen Ke Indeks Pertama Indeks Kedua 1 [0] [n-1] 2 [1] [n-2] 3 [2] [n-3] n [n-1] 0 maka didapatkan relasi yaitu indeks kedua = n - indeks pertama - 1, dengan n berupa ukuran magic square. Dengan menggunakan variabel i untuk mengendalikan indeks pertama dan variabel j untuk mengendalikan indeks kedua maka program menjadi Jumlah nilai elemen diagonal tambahan if (j == jbrs i 1) diag_tambahan = daig_tambahan + arr[i][j]; atau dengan menggunakan satu instruksi for maka didapat: diag_tambahan = diag_tambahan + arr[i][jbrs i - 1]; F. Menguji Kesamaan Jumlah Nilai Kita menggunakan sebuah variabel yang berfungsi sebagai switch, misalnya ms. Pada awalnya ms diberi nilai 1. Pada proses pengujian apabila ternyata jumlah nilai tidak sama maka nilai ms diubah menjadi 0. Pengujian kesamaan jumlah nilai baris dilakukan dengan membadingkan jumlah nilai baris ke-1 dengan jumlah nilai baris ke-2, jumlah nilai baris ke-1 dengan jumlah nilai baris ke-3 dan seterusnya.

6 Uji Magic Square (Ed. 2) 6/9 Uji kesamaan jumlah nilai baris-baris ms = 1; for (i = 1; i < jbrs; i++) if (arr[i][10]!= arr[0][10]) ms = 0; Pengujian kesamaan jumlah nilai kolom dilakukan jika jumlah nilai baris adalah sama, yaitu jika variabel ms masih bernilai 1. Pengujian kesamaan jumlah nilai kolom dilakukan dengan membadingkan jumlah nilai kolom ke-1 dengan jumlah nilai kolom ke-2, jumlah nilai kolom ke-1 dengan jumlah nilai kolom ke-3, dan seterusnya Uji kesamaan jumlah nilai kolom-kolom if (ms == 1) for (i = 1; i < jklm; i++) if (arr[10][i]!= arr[10][0]) ms = 0; Pengujian kesamaan jumlah nilai diagonal dilakukan dengan membandingkannya dengan jumlah nilai lain, misalnya dengan jumlah nilai baris pertama. Uji kesamaan jumlah nilai diagonal if (ms == 1 && arr[10][10]!= arr[0][10]) ms = 0; if (ms == 1 && diag_tambahan!= arr[0][10]) ms = 0; G. Menguji Keunikan Nilai Mengapa keunikan nilai masing-masing elemen magic square perlu diuji? Bukankah bila semua baris, semua kolom, dan kedua diagonal mempunyai jumlah nilai yang sama pasti menandakan bilangan-bilangan yang diuji membentuk magic square? Belum tentu. Apabila semua bilangannya bernilai sama maka semua jumlah nilai akan sama padahal bukan magic square. Pegujian keunikan nilai dilakukan apabila jumlah nilai semua baris, kolom, dan diagonal ternyata sama, yaitu variabel ms masih bernilai 1. Ketentuan lain mengenai magic square adalah bahwa masing-masing elemen harus bernilai antara 1 dan n x n (termasuk kedua nilai batas), dan semua nilai tersebut bersifat unik. Jadi terdapat dua ketentuan yang harus dipenuhi: 1. nilai setiap elemen tidak boleh lebih kecil dari 1 atau lebih besar daripada n x n 2. tidak boleh ada dua elemen atau lebih yang bernilai sama. Pengujian butir 1 mudah dilakukan. Pengujian butir 2 agak rumit. Misalnya magic square berukuran 3 x 3. Untuk menguji keunikan nilai elemen arr[0][1] maka harus membandingkan nilai elemen ini dengan dengan arr[0][0]. Untuk menguji keunikan nilai elemen arr[0][2] maka harus membandingkan nilai elemen ini dengan arr[0][0] dan arr[0][1]. Untuk menguji keunikan nilai elemen arr[2][2] maka harus membandingkan nilai elemen ini dengan semua elemen lainnya. Apakah ada cara lain yang lebih sederhana? Ada, dengan bantuan sebuah array lain untuk menampung nilai elemen yang sudah pernah muncul. Untuk menguji keunikan nilai ini kita memerlukan sebuah array satu dimensi yang mempunyai indeks [1] sampai dengan [n x n]. Pada pembahasan soal ini kita menggunakan array berlemen 101, misalnya diberi nama test. Pada mulanya

7 Uji Magic Square (Ed. 2) 7/9 masing-masing elemen test [1] sampai dengan test[100] diberi nilai nol. Gambar 4. Array test Kemudian dilakukan penelusuran terhadap masing-masing elemen magic square. Jika elemen magic square bernilai 6 misalnya maka nilai test[6] ditambah 1. Gambar 5. Mengubah Nilai Array test Setelah semua elemen magic square selesai diprose, lakukan pemeriksaan terhadap test[1] sampai dengan test[n x n]. Jika masing-masing elemen ini bernilai 1 berarti masing-masing nilai muncul tepat satu kali. Jika terdapat test[a] yang bernilai > 1 berarti nilai a muncul lebih dari satu kali pada magic square. Jika terdapt test[b] yang bernilai 0 berarti nilai b tidak pernah muncul pada magic square. Inisialisasi array test for (i = 1; i <= jbrs * jbrs; i++) test[i] = 0 Mengisi array test test[arr[i][j]]++; Menguji keunikan nilai for (i = 1; i <= jbrs * jbrs; i++) if (test[i]!= 1) { ms = 0; break; } Program 1. Uji Magic Square (A) 1 # include <stdio.h> 2 3 int main() { 4 int arr[11][11], test[101], diag_tambahan, jbrs, jklm, i, j, ms; 5 6 for (i = 0; i < 11; i++) { /*** bagian a ***/ 7 arr[i][10] = 0; 8 arr[10][i] = 0; 9 } 10 diag_tambahan = 0; scanf("%d", &jbrs); 13 jklm = jbrs; scanf("%d", &arr[i][j]); 17

8 Uji Magic Square (Ed. 2) 8/9 18 /*** bagian b ***/ arr[i][10] = arr[i][10] + arr[i][j]; for (i = 0; i < jklm; i++) /*** bagian c ***/ 23 for (j = 0; j < jbrs; j++) 24 arr[10][j] = arr[10][j] + arr[i][j]; /*** bagian d ***/ if (i == j) arr[10][10] = arr[10][10] + arr[i][j]; diag_tambahan = 0; /*** bagian e ***/ if (j == jbrs i 1) 34 diag_tambahan = diag_tambahan + arr[i][j]; ms = 1; /*** bagian f ***/ 37 for (i = 1; i < jbrs; i++) 38 if (arr[i][10]!= arr[0][10]) ms = 0; if (ms == 1) 41 for (i = 1; i < jklm; i++) 42 if (arr[10][i]!= arr[10][0]) ms = 0; if (ms && arr[10][10]!= arr[0][10]) ms = 0; 45 if (ms && diag_tambahan!= arr[0][10]) ms = 0; /*** bagian g, inisialisasi array test ***/ 48 for (i = 1; i <= jbrs * jbrs; i++) test[i] = 0; /*** bagian g, mengisi array test ***/ test[arr[i][j]]++; /*** bagian g, menguji keunikan nilai ***/ 56 for (i = 1; i <= jbrs * jbrs; i++) 57 if (test[i]!= 1) { 58 ms = 0; 59 break; 60 } if (ms == 1) printf("magic square"); 63 else printf("bukan magic square"); 64 return 0; 65 } Programnya cukup panjang. Apakah dapat dipersingkat? Mari kita analisis program di atas. Bagian a untuk membaca data magic square (baris ke-14 s.d. ke-16) terdiri atas sebuah nested for. Bagian b (baris ke-18 s.d. ke-20) terdiri atas sebuah nested for. Bagian c (baris ke-22 s.d. ke-24) terdiri dari sebuah nested for. Bagian d (baris ke-26 s.d. ke-28) terdiri atas sebuah nested for. Bagian e (baris ke-31 s.d. ke-34) terdiri dari sebuah nested for. Bagian f mengisi larik test (baris ke-51 s.d. ke-53) juga terdiri atas sebuah nested for. Yang agak berbeda adalah bagian c yang instruksi for luar mempunyai kondisi i<jklm dan instruksi for dalam yang mempunyai kondisi j<jbrs. Tetapi karena jbrs bernilai sama dengan jklm maka kedua variabel ini dapat dipertukarkan. Dengan demikian keenam bagian ini bisa digabung. {

9 Uji Magic Square (Ed. 2) 9/9 } scanf("%d", &arr[i][j]); //***** a arr[i][10] = arr[i][10] + arr[i][j]; //***** b arr[10][j] = arr[10][j] + arr[i][j]; //***** c if (i == j) arr[10][10] = arr[10[10] + arr[i][j]; //***** d if (j == jbrs i 1) diag_tambahan += arr[i][j]; //***** e test[arr[i][j]]++; //***** f Bagian F yang melakukan pengujian jumlah nilai baris (baris ke-37 dan ke-38) dan pengujian jumlah nilai kolom (baris ke-41 dan ke-42) juga dapat digabung karena jbrs bernilai sama dengan jklm. ms = 1; for (i = 1; i < jbrs; i++) { if (arr[i][10]!= arr[0][10]) ms = 0; if (arr[10][i]!= arr[10][0]) ms = 0; } Program 2. Uji Magic Square (B) 1 # include <stdio.h> 2 3 int main() { 4 int arr[11][11], test[101], diag_tambahan, jbrs, jklm, i, j, ms; 5 6 for (i = 0; i < 11; i++){ 7 arr[i][10] = 0; 8 arr[10][i] = 0; 9 } 10 diag_tambahan = 0; 11 for (i = 0; i <= 100; i++) test[i] = 0; scanf("%d", &jbrs); 14 jklm = jbrs; { 17 scanf("%d", &arr[i][j]); // a 18 arr[i][10] += arr[i][j]; // b 19 arr[10][j] += arr[i][j]; // c 20 if (i == j) arr[10][10] += arr[i][j]; // d 21 if (j == jbrs i 1) diag_tambahan += arr[i][j]; // e 22 test[arr[i][j]]++; // f 23 } ms = 1; 26 for (i = 1; i < jbrs; i++) { 27 if (arr[i][10]!= arr[0][10]) ms = 0; 28 if (arr[10][i]!= arr[10][0]) ms = 0; 29 } if (ms && arr[10][10]!= arr[0][10]) ms = 0; 32 if (ms && diag_tambahan!= arr[0][10]) ms = 0; for (i = 1; i <= jbrs * jbrs; i++) 35 if (test[i]!= 1) ms = 0; if (ms) printf("magic square"); 38 else printf("bukan magic square"); 39 return 0; 40 }

OPERASI PERNYATAAN KONDISI

OPERASI PERNYATAAN KONDISI OPERASI PERNYATAAN KONDISI A. Pernyataan IF pernyataan if mempunyai pengertian, jika kondisi bernilai benar, maka perintah dikerjakan dan jiak tidak memenuhi syarat maka diabaikan. Dapat dilihat dari diagram

Lebih terperinci

Gambar 1. Tampilan Layar Sebuah Program Animasi

Gambar 1. Tampilan Layar Sebuah Program Animasi Menggambar Kotak (Ed. 2) 1/6 Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman Menggambar Kotak Thompson Susabda Ngoen Di dalam penulisan program adakalanya kita perlu menggambar kotak (bingkai segi empat) di layar

Lebih terperinci

Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman

Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman Menukar Isi Dua Variabel (ed. ) / Lecture Notes Algoritma dan Pemrograman Menukar Isi Dua Variabel Thompson Susabda Ngoen Salah satu kegiatan pengolahan data adalah menukar isi dua variabel, misalnya pada

Lebih terperinci

ALGORITMA & PEMROGRAMAN II ARRAY

ALGORITMA & PEMROGRAMAN II ARRAY ALGORITMA & PEMROGRAMAN II ARRAY I Gede Agus Suwartane Array 1 Array Koleksi data dimana setiap elemen memakai nama dan tipe yang sama dan setiap elemen diakses dengan membedakan indeks array-nya. Ciri

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. MODUL I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman

MODUL PRAKTIKUM. MODUL I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman I - VIII Modul penuntun dan bahan praktikum matakuliah algoritma dan pemograman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Maritim Raja Ali Haji ALGORITMA DAN PEMOGRAMAN I. ALGORITMA II. BAHASA

Lebih terperinci

a. Array berdimensi satu o Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. o Indeks array (subscript) secara default dimulai dari 0.

a. Array berdimensi satu o Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks. o Indeks array (subscript) secara default dimulai dari 0. Keg. Pembelajaran 6 : Larik atau Array [] dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa akan dapat : 1) Memahami konsep array dalam pemrogram

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KONSEP DASAR PEMROGRAMAN

PERTEMUAN 2 KONSEP DASAR PEMROGRAMAN PERTEMUAN 2 KONSEP DASAR PEMROGRAMAN I. Algoritma Pemrograman Yang Baik Ciri-ciri algoritma pemrograman yang baik adalah: 1. Memiliki logika perhitungan/metode yang tepat dalam memecahkan masalah 2. Menghasilkan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA S1-TI ALGORITMA & PEMROGRAMAN MODUL V STRUKTUR KONTROL PERULANGAN SEM I WAKTU 100 MNT I. STRUKTUR PERULANGAN Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS MATRIKS Beberapa pengertian tentang matriks : 1. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut baris-baris dan kolom-kolom.

Lebih terperinci

BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM

BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM 1 BAB XII MENCARI DATA MAKSIMUM DAN MINIMUM 12.1. Mencari Data Maksimum Untuk menjelaskan proses pencarian data terbesar atau data maksimum dari sekelompok data, di bawah ini akan diberikan contohnya terlebih

Lebih terperinci

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera REVIEW ARRAY DASAR PEMROGRAMAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mengingat kembali konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program menggunakan array PRE TEST Tuliskan,

Lebih terperinci

BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal).

BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal). BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal). Masing-masing elemen larik diakses menggunakan indeks (subscript) dari nol

Lebih terperinci

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5;

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5; Matakuliah : Struktur Data Versi : 1.0.0 Materi : Larik/ Array Penyaji : Zulkarnaen NS 1 Larik/ Array Variabel digunakan hanya untuk menyimpan 1 (satu) buah nilai dengan tipe data tertentu. Misalnya: int

Lebih terperinci

Selection / Pemilihan PEMILIHAN

Selection / Pemilihan PEMILIHAN Selection / Pemilihan Slamet Kurniawan, S.Kom PEMILIHAN Suatu Struktur dasar algoritma yang memiliki satu atau lebih kondisi tertentu dimana sebuah instruksi dilaksanakan jika sebuah kondisi/persyaratan

Lebih terperinci

ALUR PROGRAM. SELEKSI KONDISI Statement If a. Bentuk If tunggal sederhana Sintaks : if ( kondisi ) statement ;

ALUR PROGRAM. SELEKSI KONDISI Statement If a. Bentuk If tunggal sederhana Sintaks : if ( kondisi ) statement ; SELEKSI KONDISI Statement If a Bentuk If tunggal sederhana if ( kondisi ) statement ; ALUR PROGRAM Bentuk ini menunjukkan jika kondisi bernilai benar, maka statement yang mngikutinya akan dieksekusi Jika

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman. Kondisi dan Perulangan. By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I

Dasar Pemrograman. Kondisi dan Perulangan. By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I Dasar Pemrograman Kondisi dan Perulangan By : Hendri Sopryadi, S.Kom, M.T.I Kondisi dan Perulangan Pendahuluan Dalam sebuah proses program, biasanya terdapat kode penyeleksian kondisi, kode pengulangan

Lebih terperinci

Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus

Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus Perulangan, Percabangan, dan Studi Kasus Perulangan dan percabangan merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun suatu program Pada pertemuan kali ini akan dibahas secara detail tentang perulangan

Lebih terperinci

Algoritme dan Pemrograman

Algoritme dan Pemrograman Algoritme dan Pemrograman Kuliah #7 dan #8 Array Program Menghitung Rataan 3 Nilai #include int nilai1, nilai2, nilai3; float rataan; void main() printf ( Masukkan nilai 1 );scanf( %d,&nilai1);

Lebih terperinci

ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI. Institut Teknologi Sumatera

ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI. Institut Teknologi Sumatera ARRAY PENGANTAR PROGRAM STUDI Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program sederhana menggunakan array satu dimensi PRE

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. EKA/EKA255 Revisi:01 30 Agu 2014 Hal 1 / 6 A. TUJUAN Setelah melakukan praktik mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami operator kondisi (operator relasi dan logika) 2. Menguasai penggunaan pernyataan

Lebih terperinci

BAB VI ARRAY PADA PEMROGRAMAN JAVA

BAB VI ARRAY PADA PEMROGRAMAN JAVA BAB VI ARRAY PADA PEMROGRAMAN JAVA 6.1. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar secara umum agar mahasiswa memahami menggunakan array pada bahasa pemrograman Java. Kompetensi secara khusus : a. Penggunaan pendeklarasian

Lebih terperinci

Array 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Array 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM 18 Array 1 A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami konsep array dan penyimpanannya dalam memori 2. Mempelajari pengunaan variabel array berdimensi satu 3. Memahami penggunaan variabel array berdimensi

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman. Loop control structures: WHILE. Loop control structures: WHILE Perhatikan potongan program berikut: 12/29/2011

Algoritma dan Pemrograman. Loop control structures: WHILE. Loop control structures: WHILE Perhatikan potongan program berikut: 12/29/2011 Algoritma dan Pemrograman WHILE while (kondisi) statement; FALSE kondisi? TRUE statement Pernyataan (statements) di dalam struktur WHILE akan diproses minimum NOL kali. Mengapa? WHILE Perhatikan potongan

Lebih terperinci

Minggu II Lanjutan Matriks

Minggu II Lanjutan Matriks Minggu II Lanjutan Matriks Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Jumlah Pertemuan : Matriks : A. Transformasi Elementer. Transformasi Elementer pada baris

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman #10

Algoritma & Pemrograman #10 Algoritma & Pemrograman #10 by antonius rachmat c, s.kom, m.cs Soal Array Minggu Lalu? Mennuarray.cpp Array KELEBIHAN Struktur Data yang paling mudah Tipe Data yang mampu menampung lebih dari satu data

Lebih terperinci

Konsep Array dalam PBO

Konsep Array dalam PBO PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Konsep Array dalam PBO Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Array (Larik) merupakan hal fundamental yang sering dijumpai dalam banyak kasus didunia pemrograman, maka dari

Lebih terperinci

Pengenalan Array. Array Satu Dimensi

Pengenalan Array. Array Satu Dimensi Bab 1 Array/ Larik Pengenalan Array Array adalah suatu data terstruktur yang terdiri dari sejumlah elemen yang memiliki tipe data yang sama. Elemen-elemen array tersusun secara sekuensial dalam memori

Lebih terperinci

Pengurutan pada Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang

Pengurutan pada Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Pengurutan pada Array Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Pengurutan (Sorting) Sorting atau pengurutan data adalah proses yang sering harus dilakukan dalam pengolahan

Lebih terperinci

BAB 5 PERULANGAN DAN ARRAY

BAB 5 PERULANGAN DAN ARRAY Bab 5 Perulangan dan Array 66 BAB 5 PERULANGAN DAN ARRAY TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengerti apa yang dimaksud dengan perulangan 2. Praktikan mengerti apa yang dimaksud dengan seleksi kondisi 3. Praktikan

Lebih terperinci

PENYELEKSIAN KONDISI

PENYELEKSIAN KONDISI 1 PENYELEKSIAN KONDISI 1. STRUKTUR KONDISI IF. Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai benar,

Lebih terperinci

Array. Pengantar. int a, b, c, d, e;

Array. Pengantar. int a, b, c, d, e; Array Pengantar Program yang cukup kompleks membutuhkan variabel dalam jumlah besar. Kita mungkin saja mendeklarasikan variabel-variabel tersebut satu per satu. Andaikan sebuah program membutuhkan 5 (lima)

Lebih terperinci

Sorting. Pertemuan ke 14.

Sorting. Pertemuan ke 14. Sorting Pertemuan ke 14. Sorting Sorting adalah proses pengurutan data berdasarkan key tertentu. Misalkan untuk data mahasiswa, key nya adalah NIM Kegunaan dari sorting adalah untuk mempercepat proses

Lebih terperinci

Proses Perulangan (Looping) DASAR PROGRAMMING 1

Proses Perulangan (Looping) DASAR PROGRAMMING 1 Proses Perulangan (Looping) DASAR PROGRAMMING 1 TUJUAN Menjelaskan proses perulangan menggunakan pernyataan for, while, dan do-while. Menjelaskan penggunaan pernyataan break dan continue, goto. Menjelaskan

Lebih terperinci

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork ARRAY / LARIK Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM Smart, Trustworthy, And Teamwork Tujuan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

printf (" ======== Program untuk memilih nama bulan dalam setahun ======== \n \n");

printf ( ======== Program untuk memilih nama bulan dalam setahun ======== \n \n); Nama :sugiyarti Nim :14121031 Prodi Kelas :sistem informasi :21(pagi) TUGAS 1.0 #include main() printf("======================================================= \n"); printf("nama : sugiyarti

Lebih terperinci

Array Dimensi Satu. Pendahuluan. Slamet Kurniawan, S.Kom

Array Dimensi Satu. Pendahuluan. Slamet Kurniawan, S.Kom Array Dimensi Satu Slamet Kurniawan, S.Kom Pendahuluan Selama ini kita menggunakan satu variabel untuk menyimpan 1 buah nilai dengan tipe data tertentu. int a1, a2, a3, a4, a5; Deklarasi variabel diatas

Lebih terperinci

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya IT234 - Algoritma dan Struktur Data Ramos Somya Pengertian Looping Beberapa instruksi diulang untuk suatu jumlah pengulangan yang tertentu. Jumlah pengulangan dapat diketahui sebelumnya atau ditentukan

Lebih terperinci

Bab 3. Decision 1 (Pengambilan Keputusan)

Bab 3. Decision 1 (Pengambilan Keputusan) Bab 3. Decision 1 (Pengambilan Keputusan) Konsep Pemrograman Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Overview Kondisi & Operator Kondisi Operator Relasi Operator Logika Prioritas Operator Relasi & Logika

Lebih terperinci

a[0] a[1] a[2] a[3] a[4] a[5] x

a[0] a[1] a[2] a[3] a[4] a[5] x Array Algoritme dan Pemrograman Kuliah #8 Array Dalam matematika dikenal variabel berindeks x 0, x 1, x 2,, x n-1. Angka 0, 1, 2,, n-1 pada variabel x disebut sebagai indeks atau subscript. Variabel berindeks

Lebih terperinci

PENGURUTAN (SORTING) 1. Overview

PENGURUTAN (SORTING) 1. Overview PENGURUTAN (SORTING) 1 Algoritma dan Pemrograman Tahar Agastani Teknik Informatika UIN - 2008 Overview Definisi dan Tujuan Jenis Pengurutan Teknik Pengurutan Selection Sort Bubble Sort Kuliah Minggu ke

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman. Fery Updi,M.Kom

Algoritma Pemrograman. Fery Updi,M.Kom Algoritma Pemrograman Fery Updi,M.Kom 1 Kompetensi Detail Mampu menjelaskan Prinsip-prinsip Algoritma Mampu menjelaskan Konsep Bahasa Pemrograman Mampu membuat Flowchart dan Pseudocode Mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Gambar 13.1 Ilustrasi proses algoritma sorting

Gambar 13.1 Ilustrasi proses algoritma sorting MODUL 13 SORTING 13.1 Kompetensi 1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai algoritma sorting. 2. Mahasiswa mampu membuat dan mendeklarasikan struktur algoritma sorting. 3. Mahasiswa mampu menerapkan dan

Lebih terperinci

Kasus A : Tabel untuk AM

Kasus A : Tabel untuk AM Kasus A : Tabel untuk AM Ada seorang pria yang sedang bermain dengan tabel kosong. Dia ingin memenuhi tabel kosong tersebut dengan karakter A dan M, tetapi karakter A hanya pada baris dan kolom yang apabila

Lebih terperinci

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya

IT234 - Algoritma dan Struktur Data. Ramos Somya IT234 - Algoritma dan Struktur Data Ramos Somya Pengertian Looping Beberapa instruksi diulang untuk suatu jumlah pengulangan yang tertentu. Jumlah pengulangan dapat diketahui sebelumnya atau ditentukan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Ujian Akhir Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut

Kisi-Kisi Ujian Akhir Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut Kisi-Kisi Ujian Akhir Semester 2015.2 Algoritma dan Pemrograman Lanjut A. Materi Ujian Tengah Semester 1. Array Array adalah kumpulan data yang bertipe sama yang menggunakan nama yang sama. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA S1-TI ALGORITMA & PEMROGRAMAN MODUL VI ARRAY ( LARIK) SEM I WAKTU 100 MNT I. STRUKTUR DASAR ARRAY Array merupakan kumpulan dari

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 4 PERCABANGAN

PRAKTIKUM 4 PERCABANGAN PRAKTIKUM 4 PERCABANGAN Tujuan: Dapat menggunakan instruksi percabangan di dalam pemecahan masalah I. PERCABANGAN Salah satu permasalahan yang pasti akan dijumpai dalam pembuatan program adalah percabangan.

Lebih terperinci

Array (Larik) Modul 7

Array (Larik) Modul 7 Array (Larik) Modul 7 Array adalah suatu tipe data terstuktur yang berupa sejumlah data sejenis (bertipe data sama) yang jumlahnya tetap dan diberi suatu nama tertentu, elemen-elemen array tersusun secara

Lebih terperinci

LOGIKA ALGORITMA. Pertemuan 9 By: Augury

LOGIKA ALGORITMA. Pertemuan 9 By: Augury LOGIKA ALGORITMA Pertemuan 9 By: Augury Linear Array Linear Array (biasa disebut Array) adalah salah satu bentuk struktur data yang bersifat Linear (continue). Nilai data Array harus homogen (bertipe data

Lebih terperinci

Array 1 Dimensi pada Java

Array 1 Dimensi pada Java Array 1 Dimensi pada Java A. PENGENALAN ARRAY Dalam mendeklarasikan variabel, kita sering menggunakan tipe data yang sama namun dengan nama variabel atau identifier yang berbeda-beda. Sebagai contoh, kita

Lebih terperinci

PERSEGI PENGAMANAN UNIK KRISTAL. Mau belajar? Jangan hanya dibaca Kerjakan soalnya. disusun kembali oleh: Al. Krismanto, M.Sc

PERSEGI PENGAMANAN UNIK KRISTAL. Mau belajar? Jangan hanya dibaca Kerjakan soalnya. disusun kembali oleh: Al. Krismanto, M.Sc PERSEGI PENGAMANAN UNIK KRISTAL Mau belajar? Jangan hanya dibaca Kerjakan soalnya disusun kembali oleh: Al. Krismanto, M.Sc 1. PERSEGI AJAIB Persegi ajaib atau bujursangkar ajaib merupakan susunan bilangan-bilangan

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II. Array (Part II) Tim Pengajar KU Institut Teknologi Sumatera

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II. Array (Part II) Tim Pengajar KU Institut Teknologi Sumatera PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE II Array (Part II) Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera Tujuan Mahasiswa mampu memahami proses-proses yang dapat dilakukan terhadap array. Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

DIKTAT MATA KULIAH PEMROGRAMAN I BAB VII ARRAY

DIKTAT MATA KULIAH PEMROGRAMAN I BAB VII ARRAY DIKTAT MATA KULIAH PEMROGRAMAN I BAB VII ARRAY IF Tujuan 1. Memahami array berdimensi satu 2. Memahami array berdimensi dua Pengertian Array Array merupakan kumpulan dari nilai-nilai data yang bertipe

Lebih terperinci

Penerapan Relasi Rekursif dan Matriks dalam Partisi Bilangan Bulat

Penerapan Relasi Rekursif dan Matriks dalam Partisi Bilangan Bulat Penerapan Relasi Rekursif dan Matriks dalam Partisi Bilangan Bulat Gilang Ardyamandala Al Assyifa (13515096) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAGIAN A. PILIHAN GANDA Silanglah Jawaban yang Benar Pada Lembar Jawaban. Jawaban benar bernilai 3, salah atau kosong bernilai 0.

BAGIAN A. PILIHAN GANDA Silanglah Jawaban yang Benar Pada Lembar Jawaban. Jawaban benar bernilai 3, salah atau kosong bernilai 0. UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2010-2011 ALGORITME DAN PEMROGRAMAN SABTU, 30-10-10 08.00-10.00 Ketentuan Ujian: 1. Ujian bersifat Catatan Tertutup 2. Jawaban dituliskan pada lembar jawaban yang disediakan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Pengulangan. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Pengulangan. Budhi Irawan, S.Si, M.T PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Pengulangan Budhi Irawan, S.Si, M.T PENGULANGAN Pengulangan adalah suatu proses yang melakukan perulangan statement-statement dalam sebuah program secara terus-menerus sampai

Lebih terperinci

BAB VI BAHASA C Pendahuluan

BAB VI BAHASA C Pendahuluan BAB VI BAHASA C2 6.1 Pendahuluan Bahasa C merupakan evolusi dari bahasa BCPL yang dibuat oleh Martin Richards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang kemudian mengembangkan

Lebih terperinci

ARRAY. 7 th week Estu Sinduningrum ST,MT

ARRAY. 7 th week Estu Sinduningrum ST,MT ARRAY 7 th week Estu Sinduningrum ST,MT Aplikasi 2x Java Piramida Bilangan Piramida bilangan adalah deretan bilangan yang tersusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu piramida bilangan. Puncak piramida

Lebih terperinci

Praktikum 7. Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: DASAR TEORI:

Praktikum 7. Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: DASAR TEORI: Praktikum 7 Pengurutan (Sorting) Insertion Sort, Selection Sort POKOK BAHASAN: Konsep pengurutan dengan insertion sort dan selection sort Struktur data proses pengurutan Implementasi algoritma pengurutan

Lebih terperinci

V. STRUKTUR PEMILIHAN

V. STRUKTUR PEMILIHAN V. STRUKTUR PEMILIHAN Suatu Struktur dasar algoritma yang memiliki satu atau lebih kondisi tertentu dimana sebuah instruksi dilaksanakan jika sebuah kondisi/persyaratan terpenuhi. Ada beberapa bentuk struktur

Lebih terperinci

OPERATOR DAN STATEMEN I/O

OPERATOR DAN STATEMEN I/O OPERATOR DAN STATEMEN I/O PEMROGRAMAN TURBO C++ OPERATOR Operator adalah symbol yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi. OPERATOR PENUGASAN Operator Penugasan

Lebih terperinci

Selection, Looping, Branching

Selection, Looping, Branching Selection, Looping, Branching Struktur If untuk membuat percabangan alur program dengan satu pilihan saja dapat mengatur apakah sebuah perintah akan dijalankan atau tidak tergantung kepada kondisinya setidaknya

Lebih terperinci

IF ELSE IF ELSE. BU : if (kondisi1) Statement; else if (kondisi2) Statement;

IF ELSE IF ELSE. BU : if (kondisi1) Statement; else if (kondisi2) Statement; CONTROL STATEMENT IF SEDERHANA BU : if (kondisi) statemen ; Contoh : Tanpa Blok statemen if(jumlah > 2) Tunjangan = 0.3; Dengan blok statement : if(jumlah>2) Tunjangan = 0.3; Potongan = 0.07; } IF - ELSE

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai konsep dasar tentang matriks meliputi definisi matriks, jenis-jenis matriks, operasi matriks, determinan, kofaktor, invers suatu matriks, serta

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[1] Oleh: Eddy Prasetyo N

Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[1] Oleh: Eddy Prasetyo N Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[1] Oleh: Eddy Prasetyo N Topik Bahasan Definisi Array Deklarasi & Inisialisasi Array Pengaksesan & Pengisian Array Penelusuran Array Mencari Nilai Ekstrim Array /

Lebih terperinci

Array ARRAY BERDIMENSI SATU. Representasi (Pemetaan) di memori. Lihat gambar dibawah ini, nilai data A (18) dismpan mulai dari alamat 1136 di memori.

Array ARRAY BERDIMENSI SATU. Representasi (Pemetaan) di memori. Lihat gambar dibawah ini, nilai data A (18) dismpan mulai dari alamat 1136 di memori. Array Linear Array (biasa disebut Array) adalah salah satu bentuk struktur data yang bersifat Linear (continue). Nilai data Array harus homogen (bertipe data sama). Array merupakan koleksi data dimana

Lebih terperinci

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu :

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Memahami struktur kendali pengulangan (looping) dan memanfaatkannya dalam pembuatan aplikasi program komputer dengan bahasa pemrograman java.

Lebih terperinci

Gambar 1. Langkah-langkah pengurutan metode Insertion Sort (1)

Gambar 1. Langkah-langkah pengurutan metode Insertion Sort (1) PRAKTIKUM 9-10 ALGORITMA PENGURUTAN (INSERTION DAN SELECTION) A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami mengenai algoritma pengurutan insertion sort dan selection sort. 2. Mampu mengimplementasikan algoritma

Lebih terperinci

Modul Praktikum Algoritma dan Struktur Data

Modul Praktikum Algoritma dan Struktur Data MODUL IV STACK A. TUJUAN 1. Memahami terminologi yang terkait dengan struktur data stack. 2. Memahami operasi-operasi yang ada dalam stack. 3. Dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pemrograman

Lebih terperinci

Cara pertama adalah pada saat deklarasi variabel ditambahkan ke- yword const sebelum nama tipe data seperti

Cara pertama adalah pada saat deklarasi variabel ditambahkan ke- yword const sebelum nama tipe data seperti KONSTANTA Menghitung besaran-besaran fisis dalam bidang fisika memerlukan suatu konstantakonstanta. Bahasa C dan C++ menyediakan tipe data tambahan sehingga variabel yang kita gunakan merupakan konstanta

Lebih terperinci

A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang prinsip dasar fungsi. 2. Menjelaskan tentang.parameter formal dan parameter aktual

A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang prinsip dasar fungsi. 2. Menjelaskan tentang.parameter formal dan parameter aktual Praktikum 7 FUNGSI 1 A. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang prinsip dasar fungsi. 2. Menjelaskan tentang.parameter formal dan parameter aktual B. DASAR TEORI Fungsi adalah suatu bagian dari program yang dirancang

Lebih terperinci

1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan yang komplek.

1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan yang komplek. LAB SHEET ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Semester : 4 Percabangan Komplek dan case of 200 menit No. : LST/EKA/EKA 305/03 Revisi : Tgl. : Hal. 1 dari 3 hal. 1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan

Lebih terperinci

ARRAY. Karakteristik

ARRAY. Karakteristik ARRAY Algoritma dan Pemrograman Tahar Agastani Teknik Informatika UIN - 2008 Karakteristik Hubungan antar elemen adalah LINEAR Umumnya letak elemen Array di memory secara physical & logical adalah sama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI Pada bab analisa dan perancangan aplikasi, penulis akan menjelaskan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi, menerangkan fungsi dari elemen-elemen yang

Lebih terperinci

Struktur Kontrol Perulangan (Loop) Algoritme dan Pemrograman. Struktur Kontrol Perulangan: while. Struktur Kontrol Perulangan: while

Struktur Kontrol Perulangan (Loop) Algoritme dan Pemrograman. Struktur Kontrol Perulangan: while. Struktur Kontrol Perulangan: while Algoritme dan Pemrograman Kuliah #4 Struktur kontrol perulangan: while, do while, for Struktur Kontrol Perulangan (Loop) Program akan mengulang satu atau lebih pernyataan berdasarkan kondisi tertentu.

Lebih terperinci

Praktikum 6. Konsep Rekursi Perbandingan Perulangan biasa dan Rekursi Implementasi Rekursi dalam Bahasa C

Praktikum 6. Konsep Rekursi Perbandingan Perulangan biasa dan Rekursi Implementasi Rekursi dalam Bahasa C Praktikum 6 Rekursi POKOK BAHASAN: Konsep Rekursi Perbandingan Perulangan biasa dan Rekursi Implementasi Rekursi dalam Bahasa C TUJUAN BELAJAR: Setelah melakukan praktikum dalam bab ini, mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB VI TIPE DATA ARRAY

BAB VI TIPE DATA ARRAY BAB VI TIPE DATA ARRAY Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tipe data array dan penggunaannya. Dengan memahami tipe data array, maka mahasiswa dapat membuat program yag berkaitan dengan manipulasi

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square

Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Penggunaan Algoritma Runut-balik Pada Pencarian Solusi dalam Persoalan Magic Square Tahir Arazi NIM : 1350505 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PRAKTIKUM 4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRAKTIKUM 4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN A TUJUAN 1 Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) 2 Menjelaskan penggunaan pernyataan if 3 Menjelaskan penggunaan pernyataan if- 4 Menjelaskan

Lebih terperinci

Matriks. Tim Pengajar KU1072. KU1072/Pengenalan Teknologi Informasi B Tahap Tahun Pertama Bersama Institut Teknologi Bandung

Matriks. Tim Pengajar KU1072. KU1072/Pengenalan Teknologi Informasi B Tahap Tahun Pertama Bersama Institut Teknologi Bandung Matriks Tim Pengajar KU1072 KU1072/Pengenalan Teknologi Informasi B Tahap Tahun Pertama Bersama Institut Teknologi Bandung Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami matriksdan representasinya sebagai array

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan Pengambilan Keputusan TUJUAN Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) Menjelaskan penggunaan pernyataan if Menjelaskan penggunaan pernyataan if-else Menjelaskan penggunaan pernyataan

Lebih terperinci

Struktur Data Array. Rijal Fadilah S.Si

Struktur Data Array. Rijal Fadilah S.Si Struktur Data Array Rijal Fadilah S.Si Array Berdimensi Satu Array Satu dimensi tidak lain adalah kumpulan elemen-elemen identik yang tersusun dalam satu baris. Elemen-elemen tersebut memiliki tipe data

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 PENGULANGAN PROSES 2

PRAKTIKUM 6 PENGULANGAN PROSES 2 PRAKTIKUM 6 PENGULANGAN PROSES 2 A. Tujuan 1. Menjelaskan loop di dalam loop (nested loop) dan contoh kasusnya 2. Menjelaskan penggunaan pernyataan break 3. Menjelaskan penggunaan pernyataan continue 4.

Lebih terperinci

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009 SOAL C++ 1. Penulisan Preprocessor yang benar di awali dengan tanda pound atau tanda : a. # c. @ b. & d. = 2. Contoh penulisan file header yang benar yaitu : a. &include c. =include

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman. Bab 13. Pointer 3. Konsep Pemrograman Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2006 PENS-ITS. Umi Sa adah

Konsep Pemrograman. Bab 13. Pointer 3. Konsep Pemrograman Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2006 PENS-ITS. Umi Sa adah Bab 13. Pointer 3 Konsep Pemrograman Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2006 Overview Pointer dalam Fungsi 1. Pointer Sebagai Parameter Fungsi Parameter Formal dan Parameter Aktual Cara Melewatkan

Lebih terperinci

KENDALI PROSES. 6.1 PENYELEKSIAN KONDISI (Selection)

KENDALI PROSES. 6.1 PENYELEKSIAN KONDISI (Selection) KENDALI PROSES 6.1 PENYELEKSIAN KONDISI (Selection) Penyeleksian yang dilakukan untuk pengambilan keputusan berdasarkan suatu syarat atau kondisi. Pada C terdapat dua buah statemen yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Menggunakan struktur kendali pencabangan bersyarat dalam bahasa pemrograman.

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Menggunakan struktur kendali pencabangan bersyarat dalam bahasa pemrograman. Pemrograman Dasar 1 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk: Menggunakan struktur kendali pencabangan bersyarat dalam bahasa pemrograman. 2 Pencabangan Bersyarat Pernyataan

Lebih terperinci

Pengumuman Pekan ke- 5

Pengumuman Pekan ke- 5 Pengumuman Pekan ke- 5 Batas skor minimum di Kontes PR untuk UTSP adalah 1000 Ingat bahwa soal nomor 5 dianulir Masih akan ada sekitar 5 soal lagi di akhir pekan untuk topik perulangan Kecurangan jawaban

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman #9. by antonius rachmat c, s.kom, m.cs

Algoritma & Pemrograman #9. by antonius rachmat c, s.kom, m.cs Algoritma & Pemrograman #9 by antonius rachmat c, s.kom, m.cs Review Fungsi Scope Variabel Argumen fungsi: formal dan aktual Fungsi by Value Pendahuluan Selama ini kita menggunakan satu variabel untuk

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Praktikum 10 Algoritma Pengurutan (Insertion Sort dan Selection Sort ) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah melakukan praktikum dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami mengenai algoritma pengurutan

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Pertemuan 2 Matriks, part 2 Pertemuan 2 Matriks, part 2 Beberapa Jenis Matriks Khusus 1. Matriks Bujur Sangkar Suatu matriks dengan banyak baris = banyak kolom = n disebut matriks bujur sangkar berukuran n (berordo n). Barisan elemen

Lebih terperinci

Pengambilan Keputusan DASAR PEMROGRAMAN

Pengambilan Keputusan DASAR PEMROGRAMAN Pengambilan Keputusan DASAR PEMROGRAMAN TUJUAN Menjelaskan tentang operator kondisi (operator relasi dan logika) Menjelaskan penggunaan pernyataan if Menjelaskan penggunaan pernyataan if-else Menjelaskan

Lebih terperinci

Array dan Matriks. IF2121 / Algoritma dan Struktur Data Sem / /7/2017 IF2121/sem /2018 1

Array dan Matriks. IF2121 / Algoritma dan Struktur Data Sem / /7/2017 IF2121/sem /2018 1 Array dan Matriks IF2121 / Algoritma dan Struktur Data Sem. 1 2017/2018 9/7/2017 IF2121/sem. 1 2017/2018 1 Array 9/7/2017 IF2121/sem. 1 2017/2018 2 Definisi Array adalah koleksi objek yang terdiri dari

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 5 : Perulangan dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2. Uraian Materi while do..while for continue dan break go to

Keg. Pembelajaran 5 : Perulangan dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2. Uraian Materi while do..while for continue dan break go to Keg. Pembelajaran 5 : Perulangan dalam C++ 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa akan dapat : 1) Mengenal bentuk perulangan while, do while dan

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE 2 MATRIX Tim Pengajar KU1102 - Institut Teknologi Sumatera PRE TEST Jelaskan apa yang dimaksud dengan array? Bagaimana cara menuliskan array? Bagaimana mengakses sebuah array?

Lebih terperinci

Bahasa C Array. Slide diambil dari MK Dasar-Dasar Pemrograman Fasilkom UI Dimodifikasi dan disesuaikan dngn kebutuhan pengajaran di PTI-Undiksha

Bahasa C Array. Slide diambil dari MK Dasar-Dasar Pemrograman Fasilkom UI Dimodifikasi dan disesuaikan dngn kebutuhan pengajaran di PTI-Undiksha Bahasa C Array Slide diambil dari MK Dasar-Dasar Pemrograman Fasilkom UI Dimodifikasi dan disesuaikan dngn kebutuhan pengajaran di PTI-Undiksha Pengenalan Array Array (larik) merupakan suatu struktur data

Lebih terperinci

TEORI KONSEP PEMPROGRAMAN 3.1

TEORI KONSEP PEMPROGRAMAN 3.1 2015 TEORI KONSEP PEMPROGRAMAN 3.1 TUGAS TEORI KONSEP PEMROGRAMAN : LOOPING (FOR, WHILE, DO WHILE) DWI SETIYA NINGSIH ( 210 315 70 25 ) D3 PJJ TI Persoalan & Penyelesaian 1. Sebutkan keyword-keyword yang

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut 1. Pengenalan Bahasa C++ a. Elemen Bahasa C+ Bahasa C++ ditulis dari beberapa elemen, antara lain: Pernyataan Satu atau beberapa ekspresi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 9 ARRAY. ARRAY BERDIMENSI SATU Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dalam bentuk umum berupa :

PRAKTIKUM 9 ARRAY. ARRAY BERDIMENSI SATU Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dalam bentuk umum berupa : PRAKTIKUM 9 ARRAY A. Tujuan 1. Menjelaskan tentang array berdimensi satu 2. Menjelaskan tentang array berdimensi dua 3. Menjelaskan tentang array berdimensi banyak 4. Menjelaskan tentang inisialisasi array

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman 2B (Pemrograman C++)

Algoritma Pemrograman 2B (Pemrograman C++) Algoritma Pemrograman 2B (Pemrograman C++) Jurusan Sistem Komputer Dr. Lily Wulandari Materi 4 FUNGSI (FUNCTION) PADA C++ 1 Outline Konsep Dasar Fungsi Standar File Header Definisi Fungsi Deklarasi Fungsi

Lebih terperinci