BAB IV Gambaran Umum Perusahaan PT. X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV Gambaran Umum Perusahaan PT. X"

Transkripsi

1 BAB IV Gambaran Umum Perusahaan PT. X IV.1 Sejarah Singkat PT X (Persero) Pada saat ini PT.X (Persero) merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kegiatan memproduksi peralatan militer dan non militer (produk komersial). Oleh karena kekhususannya dalam memproduksi peralatan militer, maka PT.X (Persero) termasuk ke dalam Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang berada di bawah naungan Badan Usaha Pengelola Industri Strategis. Berdiri pada tahun 1808 sebagai bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada pemerintah Indonesia, kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT.X sekarang ini. Sejak saat itu PT.X berubah menjadi sebuah industri peralatan militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT.X berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT.X (Persero) pada tanggal 29 April Kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada di bawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun 1999 berubah menjadi PT Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT Bahana Prakarya Industri Strategis (Persero). PT. X (Persero) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT.X (Persero) mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan, dan fabrikan serta perawatan. Tahun 2002 PT Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) (Persero) dibubarkan oleh pemerintah, dan sejak itu PT.X beralih status menjadi PT.X (Persero) yang langsung berada di bawah pembinaan Kementrian BUMN. 42

2 IV.2 Visi dan Misi IV.2.1 Visi Adapun visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang sehat yang mempunyai inti usaha terpadu beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara finansial. IV.2.2 Misi PT.X mengemban misi untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang alat dan peralatan untuk mendukung kemandirian pertahanan dan keamanan negara serta alat dan peralatan industri dengan mendapatkan laba untuk pertumbuhan perusahaan melalui keunggulan teknologi dan efisiensi. IV.3 Status, Tujuan, dan Fungsi IV.3.1 Status PT.X (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang berbentuk perseroan, berkedudukan di bawah koordinasi PT Bahana Prakarya Industri Strategis dan berkantor pusat di Bandung dengan kantor-kantor, cabang-cabang, dan perwakilan-perwakilannya baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia. IV.3.2 Tujuan Tujuan dari PT.X adalah turut melaksanakan dan menunjang program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta khususnya dalam bidang industri peralatan militer, peralatan industri manufaktur, energi dan transportasi, dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku pada Perseroan Terbatas. IV.3.3 Fungsi PT.X dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam mencapai tujuan perusahaan, menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Pemasaran dan penjualan Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemasaran dan penjualan, dalam arti yang seluas-luasnya atas barang dan jasa 43

3 b. Alih teknologi Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemilihan, penelitian, penemuan teknologi, serta penelitian dan pengembangan produk, termasuk pembuatan perangkat lunak (software) c. Produksi Segala usaha dan kegiatan menyangkut persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian produk d. Manajemen material Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan, pengendalian perusahaan dan distribusi material e. Manajemen Keuangan Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan, perolehan, pengamanan dan pemanfaatan dana secara optimal, akuntansi, serta perhitungan dan pengendalian biaya f. Manajemen Sumber Daya Manusia Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan kebutuhan, penyediaan, pemisahan, pengembangan, dan pelayanan kesejahteraan pegawai g. Manajemen Mutu Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan dan penyusunan petunjuk spesifikasi mutu, pencapaian tingkat mutu, kegiatan pemeriksaan dan pengujian guna menjamin tercapainya mutu yang diminta pelanggan serta diakui baik secara nasional maupun internasional h. Pengelolaan fasilitas Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan i. Administrasi dan Umum Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pengaturan rumah tangga perusahaan, administrasi umum, pemeliharaan lingkungan kerja, pengamanan perusahaan, hubungan masyarakat, perizinan, asuransi, klaim, dan hukum 44

4 j. Perencanaan dan Pengendalian Perusahaan Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan strategis, pengorganisasian, pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan termasuk pengendalian program-program k. Manajemen Informasi Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pemanfaatan, serta pengembangan informasi l. Pengawasan Segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemeriksaan untuk mencegah pemborosan, peningkatan hasil guna dan daya guna berdasarkan perundangundangan, peraturan, kebijakan, dan norma yang berlaku IV.4 Tata Letak Perusahaan PT.X (Persero) bertempat di Jalan Jendral Gatot Subroto no 517, Kecamatan Kiara Condong, kota Bandung, Jawa Barat. Lokasinya terletak lebih kurang 5 km ke arah Timur dari pusat kota Bandung. PT.X memiliki luas tanah sekitar 66 hektar, yang terdiri atas : 1. Bagian perkantoran dan perindustrian ( 23,43 hektar ) 2. Panjang badan jalan 8000 meter dan luas 6 meter, sehingga luas jalan 2,4 hektar 3. Sisa lahan 38,17 hektar adalah green belt dan lahan-lahan kosong perkebunan PT.X adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang terletak di Jawa Barat serta bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT.X mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan, fabrikan serta perawatan alat. Dalam memenuhi kebutuhan peralatan militer HANKAM dan produk komersial serta pengembangan profesionalisme di bidang industri, sejak 29 April 1983 pemerintah telah mengukuhkan PT.X sebagai BUMN di bawah Badan Pengelolaan Industri Strategis (Chaerani, 2003). 45

5 IV.5 Struktur Organisasi Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.X No SKEP/15/P/BD/IV/2004 tanggal 30 April 2004 pasal 11, menyatakan bahwa PT.X dipimpin oleh : 1. Direksi Direksi terdiri atas : Direktur Utama (Dirut), Direktur Perencanaan dan Pengembangan (Dirrenbang), Direktur Produk Militer (Dirprodukmil), Direktur Produk Komersial (Dirprodukkom), Direktur Administrasi dan Keuangan (Dirminku). 2. Pimpinan Teras Pimpinan Teras dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu staf yang berada di unitunit pusat, unit-unit usaha, dan pejabat lain yang setingkat dengan pimpinan teras. a. Staf yang berada di unit-unit pusat terdiri dari: Kepala Satuan Pengawasan Intern ( Ka SPI ) Kepala Sekretariat Perusahaan ( Kasetper) Kepala Pusat Pengamanan (Kapuspam) Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan bidang Pengembangan Usaha (Dedirrenbang bid Bangus) Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya (Dedir bid Bang SD) Deputi Direktur Produk Militer bidang Penelitian dan Pengembangan (Dedirprodukmil bid Litbang) Deputi Direktur Produk Militer bidang Pemasaran dan Penjualan (Dedirprodukmil bid Pasar dan Jual) Deputi Direktur Produk Komerisal bidang Pemasaran (Dedirprodukkom bid Pasar) Deputi Direktur Administrasu dan Keuangan bidang Keuangan (Dedirminku bid Ku) b. Unit-unit usaha terdiri dari: Kepala Divisi Munisi (Kodivmu) Kepala Divisi Senjata (Kodivjat) Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa (Kadiv MI) 46

6 Kepala Divisi Tempa dan Cor (Kadiv TC) Kepala Divisi Rekayasa Industri dan Jasa (Kadivrekin dan Jasa) Kepala Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi Khusus (Ka Unit Bang KFK) c. Pejabat lain yang setingkat dengan pimpinan teras. IV.6 Divisi Kerja PT. X Untuk meningkatkan kesempurnaan produk dan terkontrolnya sistem produksi, PT.X dibagi menjadi 2 bidang yaitu bidang militer (bidang non-komersial) dan non-militer (bidang komersial). Secara umum proses kerja yang dilakukan antara lain: welding, cutting, bubut, gergaji, pengecoran logam, grinding, painting, dan lain-lain (Chaerani, 2003). IV.6.1 Bidang Militer (Bidang Non-Komersial) 1. Divisi Senjata Divisi senjata menghasilkan produk antara lain: sejata laras panjang, senjata genggam, senapan mesin, surface and heat treatment. Adapun bahan baku yang digunakan adalah baja, besi kuningan, ebonit, kayu, alumunium dan bronze. 2. Divisi Munisi Kegiatan produksi divisi munisi dilakukan terpisah dari divisi yang lain, yaitu terletak di Jawa Timur. Produk yang dihasilkan oleh divisi ini antara lain: segala jenis munisi kecil, munisi kaliber besar/berat dan munisi khusus. 3. Unit Handakom (Bahan Peledak Komersial) Produk yang dihasilkan oleh unit ini antara lain: bahan peledak dan aksesoris, jasa peledakan, jasa pemusnahan dan jasa transportasi. IV.6.2 Bidang Non-militer (Bidang Komersial) 1. Divisi Mesin Industri dan Jasa Produk yang dihasilkan oleh divisi ini antara lain: jasa permesinan, peralatan kapal laut, jasa uji kalibrasi, pemeliharaan mesin dan elektronik. 47

7 2. Divisi Tempa dan Cor Divisi tempa dan cor menghasilkan produk-produk dasar yang mendukung produksi dari divisi-divisi lain. Pada divisi ini ada dua jenis produk yang dihasilkan, yaitu: Furan Line, yang meliputi pembuatan pompa tambang, blok mesin diesel, part machine tool, bearing cup, cover motor traksi, dll. Dise Line, yang meliputi pembuatan rel kereta api, isolator flange, air brake, dll. Kegiatan produksi yang dihasilkan rata-rata per tahun kurang lebih 900 ton. Dalam kegiatan produksinya Divisi Tempa dan Cor sudah memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 yang dikeluarkan oleh Bureau Veritas Quality International (BVQI) dan Sucofindo Register Quality Assurance ( SRQA). 3. Divisi Rekayasa Industri Divisi ini menawarkan produk berupa Engineering Procurement and Construction (EPC) untuk industri minyak kelapa sawit berupa Pabrik Pengolahan Minyak Goreng (PPMG) dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS). 4. Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi Khusus (KFK) Produk yang dihasilkan oleh unit ini antara lain: kendaraan taktis, water canon, kendaraan bank, panser untuk TNI dan POLRI, mobil konstruksi khusus dan suku cadang. IV.7 Proses Kerja Penelitian ini dilaksanakan pada Divisi Tempa dan Cor yang terdiri dari 2 departemen, yaitu Departemen Ttempa dan Departemen Cor. Sampel pekerja di PT. X didapatkan dari departemen tempa untuk kelompok pekerja yang tidak terpapar panas, sedangkan kelompok kerja terpapar panas didapatkan dari Departemen Cor. Secara umum proses kerja yang terjadi di departemen tempa yaitu proses penempaan, pembubutan dan proses finishing yang berasal dari bahan logam. Sedangkan proses yang terjadi di Departemen Cor yaitu proses pembuatan logam dari hasil pengecoran logam. 48

8 IV.7.1 Proses Peleburan Logam Pada bagian unit COR I dan II terdapat kegiatan peleburan logam yang digunakan sebagai bahan baku proses produksi yang dilakukan di dalam tungku pembakaran yang menggunakan daya listrik. Pada Gambar IV.1 dapat dilihat diagram alir dari kegiatan atau proses kerja di bagian dapur baik unit COR I maupun II. IV.7.2 Proses Pencetakan logam Pada di unit Cor I terdapat dua bagian pencetakan logam yaitu disamatic line dan furan line. Proses disamatic line hampir seluruhnya dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin disamatic. Secara umum proses pencetakan logam di bagian ini dapat dilihat pada Gambar IV.2. 49

9 PENYEDIAAN BAHAN PEMERIKSAAN PENYIMPANAN PEMERIKSAAN PELEBURAN Furnace MF.2000 PENGATURAN PEMERIKSAAN 1 DESLAGING Penghilangan kotoran PENGATURAN PEMERIKSAAN 2 TAPPING & NODULASI Ladle kapasitas 400 Kg DESLAGING Ladle kapasitas 200 Kg PEMERIKSAAN 3 Uji struktur dari contoh barang PENGECORAN Uji kuat tekan bahan Keterangan: Pemeriksaan 1 = pemeriksaan komposis Pra Nodularisasi (C E Meter dan Spektrometer) Pemeriksaan 2 = pemeriksaan temperatur tapping Pemeriksaan 3 = pemeriksaan komposisi akhir setelah inokulasi dan nodularisas (Spektrometer dan temperatur pengecoran) Gambar IV.1 Proses Kerja Peleburan dan Pengecoran Logam di Bagian Dapur Unit COR I dan II 50

10 Tempat Pasir Bekas (SILO) Pasir Silika Coal Bentonit Timbangan Mixer Conveyor Disamatic Pencetakan Logam (Conveyor) Logam Cair Melting Sleep Time (1-2 jam) Barang Shake Out Finishing Cooling Pasir Bekas Gambar IV.2 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Disamatic line Sedangkan furan line merupakan salah satu unit yang berada di unit Cor I dan berfungsi dalam proses produksi barang-barang berukuran relatif besar. Secara umum proses pencetakan logam yang terjadi di furan line seperti pada Gambar IV.3 adalah sebagai berikut: 51

11 Persiapan Pola Pemasangan Rangka Cetak Pengisian Pasir (Mixer) Sleep Time (10-15 menit) Membuka Cetakan (Mesin Turn Over) Persiapan Pola Coating Cetakan Menggunakan Graphite + Metanol (Conveyor) Pembakaran Cetakan (Conveyor) Setting Cetakan Pencetakan Logam Logam Cair Melting Sleep Time (1 hari) Shake Out Barang Finishing Pasir Bekas Gambar IV.3 Proses Kerja Pencetakan Logam di Bagian Furan line 52

12 Pada dasarnya proses pencetakan logam di unit Cor II memiliki kesamaan dengan proses kerja yang dilakukan di bagian disamatic. Perbedaannya adalah bahwa sebagian besar proses pencetakan logam di Cor II masih dilakukan secara manual. Dalam proses kerjanya, pencetakan logam dibagi menjadi 2 kelompok kerja yaitu kelompok olah pasir dan cetak pasir. Proses kerja yang terjadi di Cor II dapat dilihat pada Gambar IV.4. Pasir Silika (Baru dan Bekas) Conveyor Pencampuran Bahan ke Dalam Mixer Sinto Secara Manual (Bentonit + Coal + Gula Tetes + Air) Penurunan Campuran Bahan Cetakan ke Roda Bahan Cetakan Ditempatkan di Jolt-Quis (Mesin Cetak) Pencetakan Pasir (Bahan Dasar Cetakan) Penghalusan dan Setting Cetakan Sleep Time (1 hari) Pengecoran Logam Pembongkaran Switch Crane Logam Cair Barang Melting Finishing Pasir Bekas Keterangan : Pekerja Olah Pasir Pekerja Cetak Pasir Gabungan Pekerja Olah Pasir & Cetak Pasir Gambar IV.4 Proses Kerja Pencetakan Logam di Unit Cor 2 53

13 IV.8 Perlindungan Lingkungan dan Keselamatan Kesehatan Kerja Sesuai dengan visinya, yaitu perusahaan sehat yang memiliki inti usaha terpadu, beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara finansial, maka PT. X senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mengutamakan Keselamatan Kesehatan Lingkungan Hidup. PT. X memiliki komitmen yang kuat dan berusaha menjadi perusahaan yang maju dan patuh pada aturan, dan senantiasa menerapkan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Undang-undang dan peraturan yang dimaksud adalah UU No. 1 tahun 1970 dan Permen No.5/MEN/1996. Berdasarkan pengertian tersebut, maka PT.X dapat mengintegrasikan Sistem manajemen K3 (SMK3) menurut Permen No.5/MEN/1996 dengan sistem PT.X dalam mengelola lingkungan kerja yang selama ini sudah menjadi sistem yang baku. Sebagai perusahaan industri manufaktur PT. X mengutamakan proses kerja berwawasan lingkungan, memastikan bahwa lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan bebas dari kerusakan lingkungan menjadi budaya perusahaan untuk itu PT.X membentuk Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH). Departemen ini yang digunakan PT.X untuk mengelola semua aktivitas perusahaan dalam bidang keselamatan, kesehatan kerja dan pengendalian lingkungan hidup. Selain adanya Departemen K3LH yang langsung di bawah Departemen Keuangan, terdapat organisasi non formal atau non struktural yaitu Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Hal ini adalah sebagai bukti keterlibatan tenaga kerja dalam K3. IV.8.1 Keselamatan Kerja Departemen K3LH dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan, merencanakan dan mengatur persiapan keselamatan kerja yang menyangkut teknis dan pencegahan kecelakaan diantaranya dengan menentukan standar Alat Perlindungan Diri (APD), mengawasi penggunaan alat-alat keselamatan kerja agar selalu dalam kondisi baik dan siap pakai. Beberapa contoh APD yang disediakan oleh PT.X antara lain: 54

14 Pelindung kepala, meliputi: helm tahan benturan merek AD CABOT LR 40, helm tahan percikan api/logam cair panas, dan tutup kepala snood ex local. Pelindung muka, meliputi: perisai muka tahan percikan logam panas lengkap dengan topeng las otomatis. Pelindung mata, meliputi: kacamata penglihatan lebar anti kabut tahan percikan, kacamata dengan goggles tahan percikan, kacamata gelap/terang, kaca las listrik hitam dan kaca las listrik bening. Pelindung pernapasan, meliputi: masker full face busa dan masker kasa. IV.8.2 Kesehatan Kerja Departemen K3LH juga merencanakan dan merumuskan segala upaya teknis dan operasional dalam meningkatkan kondisi kesehatan pekerja. Salah satu upaya tersebut adalah dengan disediakannya makanan dan minuman sehat dengan gizi optimal. Selain itu pekerja juga diberikan makanan tambahan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan terhadap pekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukannya, serta kondisi lingkungan kerjanya. Pemberian makanan tambahan sama jenisnya bagi setiap pegawai di unit produksi. Adapun jenis makanan tambahan yang diberikan berupa susu pasteurisasi dan bubur kacang hijau. Namun ada pertimbangan lain yang membuat ada perbedaan dalam pemberian makanan tambahan. Misalnya kepada karyawan yang bekerja di lingkungan kerja dengan temperatur tinggi, disediakan air mineral untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Hal penting lainnya yang dilaksanakan dalam bidang kesehatan kerja adalah dilaksanakannya Medical Check Up, yang terdiri dari pemeriksaan awal dan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan kesehatan awal dilakukan ketika pekerja mulai masuk perusahaan, sedangkan pemeriksaan ulang dilaksanakan setiap satu tahun sekali atau dilaksanakan jika terdapat keluhan kesehatan dari pekerja. IV.8.3 Pengendalian Lingkungan Departemen K3LH dalam mengendalikan lingkungan, menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai 55

15 arahan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu dengan melakukan penelitian, pengukuran, dan pengelolaan terhadap limbah industri serta Bahan Beracun Berbahaya (B3) agar lingkungan hidup terhindar dari pencemaran. Salah satu upaya dalam mengelola lingkungan yaitu dengan bekerjasama dengan PPLI Cileungsi Bogor dalam mengelola limbah B3. IV.9 Sumber Daya Manusia PT. X senantiasa melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dengan pengalaman luas di industri tinggi yang didukung oleh karyawan dari berbagai latar belakang pendidikan Diterapkannya Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi (MSDM-K) sebagai acuan dalam mengembangkan nilai dan budaya organisasi, merupakan salah satu bukti kepedulian PT. X terhadap pengembangan sumber daya manusia. Tiga nilai dan kompetensi utama yang menjadi pilar adalah: 1. Mengutamakan kualitas prima 2. Membina kerjasama yang harmonis 3. Berorientasi pada pelanggan PT. X berusaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan bagi karyawan. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan untuk meningkatkan kinerja, seperti pelatihan pengenalan industri, pengoperasian alat, dan sejenisnya ataupun pelatihan yang berkaitan dengan aspek keselamatan seperti cara penanganan kebakaran atau pertolongan pertama pada kecelakaan. 56

Bab III Gambaran Umum PT. X

Bab III Gambaran Umum PT. X Bab III Gambaran Umum PT. X PT. X adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang terletak di Jawa Barat serta bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan PT. X mencakup desain

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. PINDAD adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial.

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Sumber yang dipergunakan untuk membuat profil PT PINDAD adalah www.pindad.com dan www.wikipedia.org. Dengan menggunakan kedua website tersebut sebagai sumber,

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) Bandung merupakan suatu usaha komando TNI-AD yang

BAB II. Gambaran Umum PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) Bandung merupakan suatu usaha komando TNI-AD yang BAB II Gambaran Umum PT. PINDAD (Persero) 2.1 Sejarah singkat PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) Bandung merupakan suatu usaha komando TNI-AD yang bergerak dalam bidang instalasi industri. PT. PINDAD

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum PT. PINDAD (Persero)

BAB II. Gambaran Umum PT. PINDAD (Persero) BAB II Gambaran Umum PT. PINDAD (Persero) 2.1 Sejarah singkat PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) Bandung merupakan suatu usaha komando TNI- AD yang bergerak dalam bidang instalasi industri. PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Gambar 1.1 Logo PT Pindad (Persero) Sumber: wikipedia, 2013 PT Pindad adalah perusahaan industri manufaktur Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAH. bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT PINDAD mencakup desain dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAH. bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT PINDAD mencakup desain dan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAH 2.1 Gambaran Umum PT PINDAD (Persero) 2.1.1 Sejarah Singkat PT PINDAD (Persero) PT PINDAD adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1 Objek Penelitian Tugas Akhir Objek tugas akhir ini adalah mengenai akuntansi penggajian serta prosedur penggajian yang dilakukan pada perusahaan PT. Pindad (Persero)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT X

BAB IV GAMBARAN UMUM PT X BAB IV GAMBARAN UMUM PT X IV.1. Sejarah Singkat PT X PT X merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur (industri logam dan jasa). PT X adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PT.PINDAD (Persero) Bandung. 2.1 Sejarah Singkat PT.PINDAD (Persero) Bandung

BAB II. GAMBARAN UMUM PT.PINDAD (Persero) Bandung. 2.1 Sejarah Singkat PT.PINDAD (Persero) Bandung BAB II GAMBARAN UMUM PT.PINDAD (Persero) Bandung 2.1 Sejarah Singkat PT.PINDAD (Persero) Bandung PT.PINDAD (Persero) Bandung pada mulanya adalah suatu usaha komando TNI AD yang bergerak dalam bidang instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk melakukan segala sesuatu terhadap informasi dengan tujuan untuk memudahkan aktifitas kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Perusahaan

BAB II. Gambaran Umum Perusahaan BAB II Gambaran Umum Perusahaan 1.1 Sejarah Perusahaan PT. PINDAD adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT. PINDAD mencakup

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Perusahaan 1.1.1 Periode Sebelum Tahun 1942 Dalam upaya memperkuat pertahanan Perancis dalam perang melawan Inggris, maka dibentuklah pertahanan militer di Kawasan India

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Pindad adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi alat-alat persenjataan, munisi serta manufaktur alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan memiliki suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. PINDAD (PERSERO) Bandung pada awalnya adalah suatu usaha Komandan TNI AD yang bergerak dalam bidang instasnsi industri. Oleh karena itu, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya perusahaan baru. Menjadikan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya perusahaan baru. Menjadikan perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang dengan pesatnya dunia usaha di era globalisasi ini, dan semakin banyaknya perusahaan baru. Menjadikan perusahaan-perusahaan yang telah ada maupun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. ini diawali dari nasionalisasi tiga perusahaan Belanda yaitu NV. De Bromo (1865),

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. ini diawali dari nasionalisasi tiga perusahaan Belanda yaitu NV. De Bromo (1865), BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. Boma Bisma Indra (Persero) berdiri pada tahun 1989, sejarah perusahaan ini diawali dari nasionalisasi tiga perusahaan Belanda yaitu NV. De Bromo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada awalnya PT. PINDAD hanya bengkel perbaikan senjata di Semarang dan Surabaya yang dimiliki oleh pemerintah Belanda pada tahun 1808 dengan nama Artilleriee

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang terus berkembang dan tumbuh secara cepat serta berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan di semua bidang pasca krisis moneter yang melanda beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan manufaktur tidak dapat terlepas dari masalah biaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu perusahaan manufaktur tidak dapat terlepas dari masalah biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam suatu perusahaan manufaktur tidak dapat terlepas dari masalah biaya baik itu biaya langsung maupun tidak langsung. Karena biaya merupakan suatu

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan Studi lapangan mengenai analisis risiko kesehatan terhadap pajanan debu telah dilakukan mulai Januari sampai dengan Februari 2008 di PT. X. Penelitian ini dilakukan di PT. X,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kitab suci Al Quran sudah membahas tentang berbagai unsur kimia seperti besi, emas, tembaga dll. Disini akan membahas ayat kitab suci Al Quran tentang unsur tersebut.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI PADA PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB III PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI PADA PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA 52 BAB III PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI PADA PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Untuk mengetahui lebih jelas gambaran tentang objek

Lebih terperinci

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp. 0811 575 0518 t f a r D COMPANY Profile Daftar Isi i Daftar Isi i Pengantar 1 Visi Misi 1 Prinsip & Kerangka Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaiangan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perkembangan industri alat perang di Indonesia saat ini mengalami peran penting dalam meningkatkan ketahanan pemerintahan diberbagai bidang, diantaranya bidang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor industri. Demikian juga kemajuan industri di Indonesia. Setiap industri banyak melakukan perubahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR Akhyar1 akhyarhasan@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Jalan Syech

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. UTAMAKAN KESELAMATAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang Pada periode tahun 1808-1850 didirikan bengkel peralatan militer bernama Artilleriee Constructie Winkle (ACW) dan Pyrotekniesche Werkplaats (PW) yang berfungsi mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejarah Singkat PT. PINDAD (Persero)

BAB I PENDAHULUAN Sejarah Singkat PT. PINDAD (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap PT. PINDAD (Persero) 1.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. PINDAD (Persero) PT. PINDAD (Persero) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi Teknik Mesin Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu pada bulan September

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya. 2. PN. SABANG MERAUKE dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya. 2. PN. SABANG MERAUKE dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Barata Indonesia (Persero) merupakan sebuah perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Barata Indonesia (Persero) didirikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini, telah menyebabkan tingkat persaingan antar perusahaan di segala bidang, baik yang perusahaan sejenis maupun yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial. Kegiatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT PINDAD adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang produk militer dan produk komersial.

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK PEMESINAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang

Lebih terperinci

SIH Standar Industri Hijau

SIH Standar Industri Hijau SIH Standar Industri INDUSTRI SEMEN PORTLAND Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...

Lebih terperinci

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting TUGAS AKHIR Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting Disusun : EKO WAHYONO NIM : D 200 030 124 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan PT Pindad (Persero) adalah salah satu BUMN industri strategis berbentuk perseroan, berkantor pusat di Bandung. PT Pindad (Persero) memiliki tugas pokok mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya kendaraan bermotor dan alat transportasi yang diproduksi di Indonesia, semakin banyak pula jumlah spare part yang diproduksi sebagai pengganti komponen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Divisi Tempa dan Cor adalah salah satu unit usaha yang berada di PT Pindad (Persero). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Divisi Tempa dan Cor adalah menghasilkan produk tempa dan produk cor

Lebih terperinci

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal

Lebih terperinci

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material Metal Casting Processes Teknik Pembentukan Material Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

Menentukan strategi pembelajaran teknik pengecoran logam berdasarkan

Menentukan strategi pembelajaran teknik pengecoran logam berdasarkan Mapel/Kompetensi Keahlian : Teknik Pengecoran Logam Jenjang Pendidikan : SMK Kompetensi 1 2 3 4 5 6 Menguasai karakteristik Memahami karakteristik peserta didik 1. Menguasai karakterisik 1.1 Merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1983, merupakan tonggak awal cita-cita bangsa Indonesia membangun

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1983, merupakan tonggak awal cita-cita bangsa Indonesia membangun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalanan panjang telah ditempuh industri pertahanan dalam memenuhi kebutuhan sarana pertahanan. Sejak ditetapkannya Keputusan Presiden nomor 59 tahun 1983,

Lebih terperinci

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT Prima Eko Susanto 1, Hendra Suherman 1, Iqbal 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian GREEN CHILLER POLICY IN INDUSTRIAL SECTOR Disampaikan pada: EBTKE CONEX Jakarta Convention Center 21 Agustus 2015 Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan utama

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan utama BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah indonesia. Secara umum kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan di 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Putra Salfan PT.Puta Salfan didirikan pada tanggal 09 September 2011 dengan akta pendirian perseroan terbatas nomor 11. PT.Putra Salfan berkedudukan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu penanganan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pengecoran casting adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki strategi dan manajemen yang baik, agar perusahaan dapat menjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki strategi dan manajemen yang baik, agar perusahaan dapat menjawab BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan produksinya industri manufaktur dituntut untuk memiliki strategi dan manajemen yang baik, agar perusahaan dapat menjawab persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, material, dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ 37412094 PENDAHULUAN Latar Belakang Kecelakaan Kerja Program K3 PT Tirta Alam Segar PERUMUSAN PENELITIAN Mengetahui

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Kendaraan Bermotor. Komponen. Konveter Kit. Persyaratan Teknis. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sektor industri telah menjadi salah satu tulang punggung dalam perkembangan dunia ekonomi dan pembangunan di negara Indonesia. Oleh karena itu, untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin 38 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung dan Bengkel Pengecoran logam di Tanjung Bintang. Sedangkan waktu

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industrialisasi saat ini berkembang pesat dan bersaing hebat, hal ini memicu perusahaan untuk selalu melakukan perkembangan teknologi, inovasi produk,

Lebih terperinci

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat, yang kemudian mempengaruhi meningkatnya kebutuhan proses produksi yang sebagian besar menggunakan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Baristand Industri Medan Dengan adanya pemisahan Departemen Perindustrian dan Perdagangan menjadi Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan serta dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era industrialisasi pada saat sekarang ini, bidang pengecoran sangat penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya pembangunan di bidang industri

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada dua kelompok besar badan usaha di negara Republik Indonesia, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). BUMN merupakan badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini semakin ketat, sehingga perusahaan harus memiliki strategi dalam memenangkan persaingan bisnis tersebut. Jika di masa

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Cakrawala Elecorindo yang beralamat di Jl. Pancing No. 8 Blok C Komplek Pergudangan MMTC. merupakan salah satu perusahaan yang berbentuk perseroan

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT. Putra Salfan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT. Putra Salfan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah singkat PT. Putra Salfan. PT. Putra Salfan merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang kontraktor yang yang didirikan tanggal 15 Desember 1994. Dengan

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA BAHAN BAKAR GAS UNTUK TRANSPORTASI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah

KEADAAN UMUM Sejarah 30 KEADAAN UMUM Sejarah Cikal bakal dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat adalah perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda yang diambil alih oleh Negara menjadi Perusahaan Perkebunan Negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aplikasi logam dalam industri manufaktur sangat luas. Logam dapat dimanfaatkan sebagai bahan perakit suatu produk hingga dalam proses packaging. Pembuatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Sigma Block didirikan pada tahun 2008 oleh Petrus Barus, dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2008 yang berlokasi di Jl. Ngumban Surbakti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan manusia dalam bidang industri semakin besar. kebutuhan akan material besi dalam bentuk baja dan besi cor juga

Lebih terperinci