Bab II Tinjauan Pustaka
|
|
- Yulia Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Stroke Stroke didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh penggumpalan darah di otak (cerebral stroke) yang dapat mengakibatkan kelumpuhan (disability) bahkan kematian (Sharma et al., 2005). Selain itu, ada yang mendefinisikan bahwa stroke merupakan proses matinya sebagian sel otak akibat gangguan suplai darah yang membawa oksigen dan nutrisi sehingga aliran darah menuju otak terhambat akibatnya otak tidak dapat berfungsi secara normal. Sistem metabolisme otak secara umum sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa dan oksigen, dimana glukosa berperan sebagai sumber energi. Sistem kerja otak dan saraf, dipengaruhi oleh norepinephrine yang berperan sebagai produk intermediate dari dopa dan dopamine. Dopamine dapat pula berperan sebagai inhibitor pada reaksi penguraian norepinephrin. Produk akhir dari sistem metabolisme dopamine ini akan diubah menjadi asam homovanilat dan diekskresikan ke dalam urine. Selain itu, terdapat pula acetylcholine yang berperan dalam neurotransmitter, terbentuk dari asetil KoA. Serotonin (5-hydroxytrytamine, %-HT) terbentuk dari presinapsis serotoninergic neurons dari asam amino trytophan yang memiliki inti hydroxytryptophan. Selain itu, terdapat gamma-aminobutyric acid (GABA) yang terbentuk dari asam amino glutamat melalui proses dekarboksilasi, berperan dalam sistem neurotransmitter sekitar 30 sampai 40 persen dari seluruh fungsi otak. Selain itu terdapat sistem neurotransmitter lain, yaitu glycine dapat berperan sebagai inhibitor neurotransmitter dan substansi P (Privitera and Kohler, 2001). Penyakit stroke terjadi akibat hambatan pada pembuluh darah arteri (hambatan arteri menuju otak dan pengerasan arteri yang menuju otak) serta kerusakan arteri (hemorrhagia) yang dapat menimbulkan perdarahan otak. Pada dasarnya, terdapat tiga tahap yang terjadi pada proses kerusakan otak akibat hambatan pada arteri, yaitu induksi yang menimbulkan depolarisasi membran neuron yang menyebabkan pelepasan glutamat akibatnya neuron didekatnya tereksitasi secara berlebihan dan influks ion Ca 2+ dan Na + secara abnormal, penumpukkan ion Ca 2+ 4
2 intrasel yang menyebabkan pelepasan glutamat tambahan, serta kadar Ca 2+ yang tinggi akan mengaktifkan enzim nuklease, prortease, dan fosfolipase bergantung pada konsentrasi Ca 2+. Dalam hal ini, glutamat berperan penting dalam regulasi otak secara keseluruhan sehingga disebut glutamat cascade (Murray et al., 2000). Kerusakan pada saraf pengontrol menuju otak, mengakibatkan kelemahan dan juga kerusakan dari sistem syaraf menuju otak. Hal ini diduga pula dapat timbul akibat adanya sel darah putih yang tercampur dalam cairan cerebrospinal (Katzung, 2001). Penyakit stroke dapat ditimbulkan oleh rokok, tekanan darah tinggi, kolesterol, aktifitas fisik yang tidak seimbang, obesitas, dan diabetes mellitus (Sharma, 2005). Hambatan yang terjadi pada pembuluh darah arteri menuju otak terjadi karena terbentuknya lapisan clots (trombosis) dalam pembuluh darah kapiler menuju otak setelah kurun waktu yang cukup lama sehingga dapat berpengaruh pada tekanan darah. Orang-orang yang rentan terserang penyakit stroke, yaitu orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan orang-orang yang lanjut usia. Stroke secara umum, terbagi menjadi dua bagian, yaitu ischaemic stroke (penghambatan pembuluh darah otak) dan haemorrhagic stroke (perdarahan otak), namun terdapat pula berbagai jenis stroke yang lain (Stöppler, 2008). Istilah ischaemic digunakan utuk menjelaskan ketidakseimbangan aliran darah menuju organ atau bagian tubuh lain akibatnya terjadi kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga sel akan mati. Pada kasus ischemia stroke terjadi akibat arteri yang menyuplai darah ke otak terhambat akibat terdapat blood clots sehingga sel otak akan mati. Penyakit ischaemic stroke merupakan penyakit stroke yang paling umum diderita, jumlahnya hampir sekitar 80 sampai 85 persen dari penderita stroke (Department for Work and Pensions, 2000). Embolic stroke terjadi akibat blood clots yang ikut aliran darah menuju arteri jantung akibatnya terjadi penyumbatan pembuluh darah di jantung. Semakin banyak blood clots yang beredar dalam pembuluh darah sehingga sampai ke dalam arteri otak dan menghambat aliran darah. 5
3 Trombolitik stroke terjadi akibat blood clots dalam arteri jaringan lemak, yang disebut atheroma (pengerasan pembuluh arteri). Jika atheroma membesar meyebabkan darah yang mengalir dalam pembuluh darah menempel pada dinding arteri sehingga terbentuk blood clots. Haemorrhagic stroke terjadi akibat neuron berkontak dengan darah sehingga menimbulkan perdarahan di sekitar jarigan otak akibatnya suplai darah menuju otak berkurang dan dapat mengurangi keseimbangan fungsi neuron. Pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya, penyakit stroke jenis ini, menyerang persen penderita stroke. Pengobatan stroke yang paling umum yaitu dengan terapi trombolitik untuk menghancurkan blood clots yang masuk ke dalam pembuluh darah. Dalam hal ini, penggunaan lumbrokinase sebagai obat dalam proses penyembuhan penyakit stroke yaitu dengan melisiskan fibrin sehingga aliran darah menjadi lebih lancar. Peningkatan fibrinolitik merupakan terapi efektif untuk penyakit trombotik untuk memperkecil efek biokimia glutamat cascade (Murray et al., 2000). Aktifator plasminogen atau t-pa, urokinase, dan streptokinase semua mengaktifkan sistem fibrinolitik. Sebaliknya, penurunan fibrinolisis melindungi bekuan darah dari lisis dan mengurangi perdarahan dari kegagalan hemostasis (Katzung, 2001). II.2 Pembekuan Darah Homeostasis merupakan penghentian spontan perdarahan dari pembuluh darah yang rusak. Sel-sel endotel vaskular normal tidak bersifat trombogenik dan platelet darah yang bersirkulasi dan faktor pembekuan darah secara normal tidak menempel pada sel tersebut sampai keadaan tertentu. Platelet merupakan pusat hemostasis normal. Dalam proses pembekuan darah terjadi akibat transformasi fibrinogen yang larut menjadi fibrin yang tidak larut (Gambar II.7). Dalam hal ini, fibrinopeptida akan dibuang dari fibrinogen sehingga memudahkan fibrinogen untuk bergabung dengan fibrinogen yang lain membentuk fiber (Mathews et al., 2000). 6
4 Gambar II.1 Mekanisme Pembentukkan Fiber dari Monomer Fibrin (Mathews et al., 2000) Pembekuan darah dan pembentukan trombus harus dibatasi pada area yang sekecil mungkin untuk mendapatkan hemostasis lokal sebagai respon terhadap perdarahan tanpa mengakibatkan meluasnya pembekuan atau gangguan aliran darah. Pada dasarnya terdapat dua sistem utama yang mengatur mekanisme fibrinolitik, yaitu penghambatan fibrin dan fibrinolisis. Proses utama dari fibrinolisis, yaitu perubahan plasminogen non aktif menjadi enzim proteolitik plasmin. Sel-sel yang terluka menyebabkan aktifator plasminogen aktif. Plasmin membentuk kembali trombus dan membatasi pengembangan trombosis melalui pencernaan proteolitik dari fibrin (Katzung, 2001). II.3 Cacing Tanah L. rubellus II.3.1 Anatomi dan taksonomi Cacing tanah L. rubellus dikenal pula sebagai Red worm, Blood Worm, Red Wiggler (Gambar II.1). Adapun ciri-ciri umum dari cacing tanah spesies L. rubellus, yaitu panjang cm dan diameter 4 6 mm, jumlah segmen 95 sampai 145, posisi klitelum pada segmen ke-26, menghasilkan kokon setiap tahun untuk satu ekor cacing, bersifat hermaprodit, dan memiliki bagian dorsal berwarna merah kecoklatan. Cacing tanah ini memiliki habitat di daerah lembab dan biasanya berada di dalam tanah, apabila hendak mencari makan maka akan muncul ke permukaan tanah (Edwards and Lofty, 1972). 7
5 Gambar II.2. Cacing tanah L. rubellus Cacing tanah merupakan kelompok eukariot yang paling sederhana. Adapun taksonomi dari cacing tanah L. rubellus, yaitu: Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Famili Marga Spesies : Animalia : Annelida : Clitellata : Oligochaeta : Haplotaxida : Lumbricidae : Lumbricus : L. rubellus Cacing tanah Lumbricus rubellus termasuk dalam kelompok famili Lumbricidae, dimana spesies cacing lain yang termasuk kelompok ini, meliputi Allolobophora sp., Aporrectodea caliginosa, Aporrectodea trapezoids, Aporrectodea tuberculata, Aporrectodea rosea, Dendrobaena octaedra, Dendrodrilus rubidus rubidus, Dendrodrilus rubidus tenuis,eisenia andrei, Eisenia foetida, dan Eisenia japonica (Blakemore, 2003). II.3.2 Lumbrokinase Cacing tanah sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, salah satu diantaranya, yaitu kemampuan dalam memproduksi enzim lumbrokinase yang sering digunakan sebagai obat stroke karena memiliki kemampuan fibrinolitik. Selain itu, lumbrokinase ini mendukung stabilitas koagulasi darah pada tingkat normal, dapat meningkatkan aktifitas fibrinolitik yang mirip fungsinya dengan 8
6 nattokinase, dan mempertahankan viskositas darah pada tingkat normal (Allergy Research Group, 2005). Asal nama lumbrokinase diberikan berdasarkan sumber cacing yang memproduksi enzim tersebut, yaitu Lumbricus rubellus (Mihara et al., 1991). Lumbrokinase sendiri, pada dasarnya terbagi dalam enam kelompok enzim, yaitu F-III-2, F-III-1, F-II, F-I-2, F-I-1, and F-I-0. Adapun karakteristik dari enzim ini, yaitu stabil pada suhu di bawah 60 o C dan memiliki rentang ph antara 2 dan 11, dan memiliki aktivitas fibrinolitik (Nakajima et al., 2003). Lumbrokinase merupakan kelompok protease yang memiliki aktifitas tripsin dan enzim mirip kimotripsin, namun ada pula sebagian yang bersifat enzim mirip elastase. Berdasarkan hasil fraksinasi, lumbrokinase terbagi menjadi enam jenis, yaitu kelompok I fraksi F-I-0, F-I-1, dan F-I-2 memiliki aktivitas enzim mirip kimotripsin, kelompok II fraksi tidak terbagi, dan kelompok III fraksi F-III-1 dan F-III-2 memiliki aktivitas enzim mirip tripsin, sedangkan kelompok II termasuk dalam kelompok elastase (Mihara et al., 1991). Apabila ditinjau dari komposisi asam amino menunjukkan bahwa lumbrokinase ini termasuk dalam kelompok protease serin, yang memiliki sejumlah residuresidu asparagin dan aspartat cukup tinggi sedangkan residu-residu prolin dan lisin berada dalam jumlah sedikit serta memiliki aktifitas fibrinolitik (Nakajima, et al., 2003). Selain itu, keberadaan autolisat dari cacing ini dapat bermanfaat sebagai antioksidan dan juga sumber protease yang hampir sama dengan saus kedelai (Nakajima et al., 2000). Cacing tanah famili Lumbricidae terdiri dari beberapa jenis, hal ini tidak menutup kemungkinan ditemukannya enzim fibrinolitik asal cacing tanah spesies yang lain, misalnya: enzim fibrinolitik cacing tanah (earthworm fibrinolytic enzyme-3 atau EFE-3, database GenBank nomor kode AY438622) yang berasal dari cacing tanah Eisenia foetida yang memiliki tingkat homologi yang tinggi dengan protease asal cacing tanah L. rubellus F-III-1 dan F-III-2 (Dong et al., 2004). 9
7 Kemudian terdapat penelitian lebih lanjut mengenai enzim fibrinolitik asal cacing tanah E. foetida yang dikenal sebagai earthworm fibrinolytic enzyme-2 atau EFE- 2. Enzim fibrinolitik yang memiliki spesifisitas sisi hidrolitik untuk ikatan peptida dan memiliki aktifitas mirip tripsin dan elastase (Zhao, 2003). Seperti telah diungkapkan sebelumnya, lumbrokinase yang dihasilkan oleh cacing tanah L. rubellus tidak terlalu banyak, namun tingkat kebutuhan lumbrokinase ini semakin meningkat. Terbukti dengan tingginya angka kematian mencapai 26 miliar setiap tahunnya akibat penyakit stroke. Oleh karena itu, dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi lumbrokinase. Ekspresi lumbrokinase pada E. coli menunjukkan lumbrokinase rekombinan memiliki aktifitas enzimatik yang rendah setelah denaturasi dan renaturasi. Oleh karena itu, dilakukan ekspresi lumbrokinase dari cacing tanah pada Pichia pastoris yang menunjukkan homologi yang cukup tingi dengan lumbrokinase lain yang terdapat dalam Gene bank, yaitu F-III-1, F-III-2, EFE3-1, dan 1T4 yang berasal dari L. rubelllus, PI239 yang berasal dari L. bimastus, dan EFE-3 yang berasal dari E. foetida. Namun demikian, masih dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai optimasi dan karakterisasi dari lumbrokinase hasil ekspresi ini (Ge et al., 2005). Lumbrokinase memiliki aktifitas fibrinolitik yang sangat bermanfaat dalam pengobatan penyakit stroke dan juga tumor. Lumbrokinase G-90 yang diekstrak dari cacing tanah E. foetida memiliki kemampuan dalam membantu aktifitas fibrinolitik penderita tumor yang sangat dipengaruhi oleh lokasi tumor dan juga konsentrasi dari enzim yang ditambahkan (Hrzenjak et al., 1998). Selain itu, enzim yang diproduksi cacing tanah Lumbricus rubellus ini sangat berguna dalam pengobatan radang otak, dimana akan mempengaruhi sistem koagulasi darah dan aktifitas fibrinolitik sehubungan dengan peningkatan aktifitas t-pa (Jin et al., 2000). Kelompok protease Ef P-III-1 selain dapat berperan dalam aktifitas fibrinolitik juga berperan dalam aktifitas fibrinogenesis. Dalam hal ini, penelitian dilakukan 10
8 pada cacing tanah Eisenia foetida, yang menunjukkan enzim tersebut dapat mengaktifasi plasminogen dan melepaskan plasmin aktif, hal ini memiliki kesamaan fungsi dengan t-pa (Jing et al., 2007). II.3.3 Aktifitas Cacing tanah L. Rubellus dalam Perombakan Bahan Organik Cacing tanah termasuk dalam kelompok jasad hidup yang berperan dalam perombakan bahan organik, disamping itu, terdapat pula protozoa, ganggang, cendawan, dan bakteri. Salah satu aktifitas dari jasad hidup dalam tanah ini, yaitu melakukan proses mineralisasi (dekomposisi) bahan organik yaitu menghancurkan bahan organik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan menjadi senyawa anorganik sederhana. Proses perombakan bahan organik dan perubahan nitrogen organik menjadi nitrogen anorganik oleh jasad hidup tanah, meliputi aminisasi, amonifikasi, nitrifikasi, dan denitrifikasi (Sarief, 1986). Aminisasi merupakan proses penghancuran senyawa protein yang berasal dari bahan organik menjadi senyawa nitrogen amino. Protein yang terkandung dalam bahan organik, bervariasi. Asam amino ini, kemudian akan diuraikan menjadi amonia. Ammonifikasi, yaitu pembentukkan amonia dapat terjadi dalam keadaan aerob maupun anaerob. Proses amonifikasi sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Ammonia dapat berada bebas dalam tanah atau akan diubah mejadi nitrat (NO 3 ). Energi yang dperleh dari proses nitrifikasi dimanfaatkan oleh mikrorganisme nitrifikasi untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannnya. Dalam situasi normal, nitrogen dapat diproses menjadi bentuk ammonium atau bentuk nitrat yang tersedia bagi tanaman. Apabila dalam keadaan yang kurang baik, misalnya kondisi air tanah yang kurang, akan terjadi reduksi nitrat menjadi nitrit, amonia atau nitrogen, yang disebut denitrifikasi (Sarief, 1986). Proses denitrifikasi dalam tanah terjadi karena adanya kerjasama cacing tanah dan juga mikroba tanah. Kemampuan mikroba tanah lain dalam memproduksi N 2 O terjadi dalam lingkungan yang memiliki C/N ratio yang tinggi, biasanya terdapat dalam saluran pencernaan hewan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Saluran pencernaan acing tanah memiliki C/N ratio 7. Dalam hal ini, mikroba tanah 11
9 menggunakan saluran pencernaan cacing tanah sebagai lingkungan dalam memproduksi N 2 O. Hal ini terbukti dengan tingginya konsentrasi N 2 O pada saluran pencernaan cacing tanah, meningkat mulai dari ujung anterior sampai saluran pencernaan bagian tengah dan menurun pada bagian posterior. Hal ini menunjukkan bahwa saluran pencernaan cacing tanah merupakan lingkungan yang tepat bagi mikroba untuk memproduksi N 2 O (Horn et al., 2003). II.4 Deoxyribonucleic Acid (DNA) Setiap makhluk hidup memiliki asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA), baik prokariot maupun eukariot. Pada organisme prokariot, kromosom merupakan molekul tunggal DNA berukuran besar DNA, sedangkan pada organisme eukariot mengandung lebih banyak molekul DNA dibandingkan organisme prokariot. DNA sendiri merupakan molekul yang sangat panjang terdiri dari ribuan deoksiribonukleotida yang tergabung dalam suatu urutan yang bersifat khas pada setiap organisme. Struktur molekul DNA, yaitu heliks ganda (Gambar II.2).Asam deoksiribonukleat merupakan polimer yang tediri dari molekulmolekul deoksiribonukleotida yang terbentuk dari ikatan antara atom C nomor 3 dan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantara gugus fosfat, sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA memiliki basa pirimidin (sitosin dan timin) dan purin (adenin dan guanin). Antara basa-basa yang terdapat pada asam nukleat ini membentuk ikatan hidrogen (H-N dan O-H). Keempat basa berada dalam nisbah yang berbeda pada berbagai DNA organisme dan saling berhubungan secara kuantitatif, DNA yang diisolasi dari berbagai jaringan spesies yang sama memiliki komposisi yang sama, komposisi basa DNA bervariasi dari satu spesies ke spesies lain, komposisi basa DNA pada spesies tertentu tidak berubah dengan pertambahan umur organisme, perubahan tingkat nutrisi, atau perubahan lingkungan, serta jumlah residu adenin pada semua DNA sama dengan residu timin, dalam hal ini tidak tergantung dengan spesies (Chargaff et al.,1940 dalam Lehninger, 1982).. 12
10 Gambar II.3. Struktur DNA dan basa penyusun DNA (Sumber: http//cnx.org/content/m12382/latest/). Adapun sifat-sifat molekul DNA yang laun, yaitu molekul DNA bersifat sangat rapuh, sehingga molekul DNA tidak mudah diisolasi dalam bentuk utuh, karena mudah terpotong dengan gaya mekanik. Perlakuan mengaduk larutan DNA dapat menyebabkan molekulnya terfragmentasi. Fungsi dari DNA adalah untuk menyimpan informasi genetik secara lengkap yang diperlukan untuk mencirikan struktur semua protein dan RNA setiap spesies sehingga dapat membuat program biosintesis sel pada saat yang tepat dan komponen jaringan secara teratur, selain itu untuk menentukan aktifitas organisme sepanjang siklus hidupnya, dan menentukan kekhasan organisme tertentu. II.5 Ribonucleic Acid (RNA) Asam ribonukleat (ribonucleic acid, RNA) merupakan suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleotida yang terbentuk dari ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul ribose dengan perantara gugus fosfat (Gambar II.3). Basa penyusun yang terdapat dalam RNA berbeda dengan DNA, pada kelompok pirimidin (sitosin dan urasil) dan purin (adenin dan guanin). Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak sama dengan sitosin, demikian pula adenin tidak harus sama dengan urasil (Poedjiadi, 1994). 13
11 (1) (2) Gambar II.4 Struktur RNA dan basa penyusun RNA. (1) Basa penyusun RNA, (2) Struktur dari trna (Sumber: Pada dasarnya RNA terdiri dari beberapa jenis, yaitu RNA pembawa pesan (mrna), RNA transfer (trna), dan RNA ribosom (rrna). Selain itu, terdapat pula RNA inti heterogen (hnrna) dan RNA inti kecil (snrna), pada umumnya RNA tambahan ini terdapat pada eukariot (Lehninger, 1972). Jumlah RNA terbesar yaitu sekitar 75 persen terdapat dalam sitoplasma sel yang terletak di dalam ribosom (rrna). Dalam inti sel juga terdapat RNA yang berjumlah sekitar 15 persen dari seluruh RNA dalam sel, sedangkan mrna memiliki jumlah paling sedikit sekitar 5 persen dari jumlah RNA total dan mudah terdegradasi Setiap komponen RNA memiliki peranan penting pada proses translasi dengan struktur yang khas, misal pada trna merupakan satu untai ribonukleotida tapi dalam konformasi yang berlipat-lipat berupa loop (Gambar II.3), berperan dalam membawa asam amino ke dalam ribosom dan menerjemahkan sandi genetik pada mrna ke dalam urutan asam amino pada protein. Sedangkan rrna merupakan komponen utama ribosom dan menyusun hampir 65 persen berat ribosom berperan dalam struktur dan fungsi biosintesis ribosom. mrna berperan sebagai cetakan yang digunakan oleh ribosom untuk melangsungkan proses translasi informasi genetik menjadi urutan asam amino protein (Mathews et al., 2000). 14
12 II.6 Mekanisme Transkripsi dan Translasi Dalam proses biosintesis protein, terdapat mekanisme transkripsi dan translasi. Pada tahap transkripsi molekul DNA berperan sebagai pemberi informasi genetik kepada molekul RNA dengan bantuan RNA polimerase holoenzim. Namun demikian, tidak seluruh molekul DNA yang ditranskripsi. Oleh karena itu, transkripsi DNA bersifat sangat selektif yang diatur oleh deret pengatur spesifik yang menunjukkan awal dan akhir potongan DNA yang akan ditranskripsi. Proses transkripsi terdiri dari 3 tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi (Gambar II.4). Pada tahap inisiasi, RNA polimerase holoenzim berikatan dengan DNA sehingga untaian DNA (promoter). Dalam promoter ini, mengandung urutan DNA spesifik, seperti TATA Box (Pribnow box) atau CAAT (pada eukariot). Kemudian, terdapat pula faktor sigma yang merupakan protein berfungsi dalam menstabilkan polymerase dan mengunci DNA untuk melakukan proses transkripsi. Akibatnya, untaian DNA akan membuka lebar sehingga memungkinkan untuk berpasangan dengan DNA komplemennya. Pada tahap inisiasi pula, ujung 5 dari mrna akan melakukan capping dengan 7- methylguanosine yang berfunsi dalam mejga kestabilan mrna dan melindungi dari eksonulease. Pada ujung 3, mrna akan mengalami poliadenilasi dengan urutan AAUAAA yang dikenal sebagai poliadenilat polymerase dan terjadi proses pembuangan intron, yang disebut juga splicing. Sebelumnya, terjadi penambahan poli A pada ujung 3. Pada tahap elongasi, terjadi produksi RNA dengan arah pemanjangan dari ujung 5 menuju ujung 3 serta koreksi cetakan, dalam hal ini memperbaiki kerangka baca basa yang salah.. Proses terminasi, terjadi apabila terdapat stop signal, biasanya pada daerah yang kaya akan urutan nkleotida GC diikuti oleh oligo A. Pada tahapan ini, dihasilkan urutan RNA yang sama dengan templat DNAnya dan proses transkripsi akan berhenti. RNA akan siap digunakan pada proses translasi. Pada organisme prokariot, tanskripsi berlangsung di sitoplasma, sedangkan pada organisme eukariot, transkripsi berlangsung di nucleus (Lewin, 1997). 15
13 (1) (2) Gambar II.5 (1) Mekanisme pada proses transkripsi, (2) Splicing (Sumber: Pada tahap translasi, molekul RNA menerjemahkan informasi genetika ke dalam proses pembentukkan protein (Gambar II.5). Dalam tahap ini terjadi pengikatan asam amino, sesuai pesan yang diberikan oleh DNA. Biosintesis protein berlangsung dalam ribosom, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma. Proses yang terjadi dalam biosintesis protein, meliputi aktifasi asam amino, inisiasi rantai polipeptida, pemanjangan, terminasi, dan pelipatan serta pengolahan. Pada proses translasi diawali dengan inisiasi pembentukkan unit kecil ribosom yang kemudian akan mengenali mrna melalui urutan tertentu, yaitu inisiator kodon AUG, yang akan dibawa oleh trna. Kemudian sub unit ribosom besar akan membentuk komplek dengan komplek inisiasi sebelumnya. Kemudian trna akan membawa asam amino lainnya dipasagkan degan kodon berikutnya, setelah posisi kodo inisiator. Selama fase elongasi, ribosom akan melanjutkan pembacaan kodon dari ujng 5 ke ujung 3 dan terjadi pembentukkan asam amino yang bersamaan dengan pembentukkan ikatan peptida. Sedangkan pada tahap terminasi, proses akan berhenti apabila terdapat stop kodon, yaitu UAA, UAG, UGA, diikuti dengan pelepasan rantai polipeptida (Mathews et al., 2000). 16
14 Gambar II.6 Mekanisme pada proses translasi (Sumber: II.7 Metode Polymerase Chain Reaction Metode PCR (polymerase chain reaction) merupakan metode yang digunakan untuk memperbanyak urutan nukleotida tertentu dengan katalis enzim secara eksponensial dalam kondisi in vitro. Metode ini, pertama kali dikembangkan oleh Kary B. Mullis pada tahun Komponen utama dalam proses PCR, adalah templat DNA (DNA cetakan), yaitu fragmen DNA yang akan diperbanyak, oligonukleotida primer yang merupakan urutan oligonukleotida pendek untuk mengawali sintesis DNA, deoksiribonukleotia (dntp), dan DNA polimerase yang berperan sebagai katalis reaksi sintesis DNA. Proses yang terjadi dalam PCR terbagi dalam 3 tahap, yaitu denaturasi, penempelan, dan pemanjangan atau elongasi (Gambar II.5). Pada tahap denaturasi templat DNA akan terpisah menjadi rantai tunggal, biasanya dilakukan pada suhu 95 o C selama 1 2 menit, kemudian proses penempelan dimana terjadi proses penempelan primer pada rantai DNA tunggal. Primer akan membentuk jembatan hidrogen dengan cetakan pada daerah urutan yang saling berkomplemen. Selain itu, dalam penentuan suhu penempelan berhubungan pula dengan titik leleh 17
15 primer. Proses perbanyakan sangat efisien pada suhu rendah namun dapat menimbulkan penempelan primer pada tempat yang salah (mispriming). Pada suhu penempelan yang sangat tinggi, spesifisitas amplifikasi akan meningkat tapi efisiensinya akan menurun. Setelah tahapan penempelan, dilakukan proses elongasi dimana DNA polimerase akan melakukan polimerasi rantai DNA baru berdasarkan informasi baru yang terdapat pada cetakan DNA. Setelah tahapan polimerasi, rantai DNA baru akan membentuk jembatan hidrogen dengan DNA cetakan. Selanjutnya produk amplifikasi yang dihasilkan akan kembali menuju tahapan denaturasi dan seluruh proses akan berulang sebanyak siklus yang digunakan dalam proses amplifikasi, biasanya kali siklus (Sambrook and Russel, 2001) Pada umumnya DNA polimerase yang sering digunakan dalam proses PCR, yaitu polimerase Taq (Yuwono, 2006). Gambar II.6 Aktifitas yang Terjadi pada Proses PCR (Sumber: Seiring dengan perkembangan zaman, teknik PCR semakin maju, sehingga ditemukan pula variasi teknik PCR, diantaranya transkriptase balik-pcr (RT- PCR), dimana dalam prosesnya menggunakan transkriptase. Enzim ini merupakan DNA polimerase yang menggunakan RNA sebagai cetakan untuk menyintesis 18
16 DNA komplemen (cdna) yang komplemen dengan molekul RNA tersebut. Transkriptase yang banyak digunakan dalam proses RT-PCR, yaitu berasal dari avian myoblastic virus (AMV). Reaksi transkripsi balik dapat dilakukan dengan beberapa macam primer, yaitu : a. Oligo (dt) sepanjang nukleotida yang akan menempel pada ekor poli (A) pada ujung 3 mrna. Primer semacam ini biasanya menghasilkan cdna yang lengkap. b. Heksanukleotida acak yang akan melekat pada cetakan mrna yang komplementer pada bagian manapun. Primer semacam ini akan menghasilkan cdna yang tidak lengkap. c. Urutan nukleotida spesifik yang dapat digunakan secara selektif untuk menyalin mrna tertentu. 19
Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Lumbrokinase merupakan enzim fibrinolitik yang berasal dari cacing tanah L. rubellus. Enzim ini dapat digunakan dalam pengobatan penyakit stroke. Penelitian mengenai lumbrokinase,
Lebih terperinciAdalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.
DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen
Lebih terperinciAda 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu
DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)
Lebih terperinciDr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.
BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel
BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,
Lebih terperinciPolimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging
DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada produk gen tersebut. Gen sering
Lebih terperinciSINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya
SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat
Lebih terperinciKromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi
Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Oleh: Fatchiyah dan Estri Laras Arumingtyas Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya Malang 2006 2.1.Pendahuluan Era penemuan materi
Lebih terperinciSTRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK
STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik
Lebih terperinciadalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.
bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,
Lebih terperinciketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di
Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk
Lebih terperinciOrganisasi DNA dan kode genetik
Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai
Lebih terperinciBAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI
BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI Di dalam Bab XII ini akan dibahas pengertian dan kegunaan teknik Reaksi Polimerisasi Berantai atau Polymerase Chain Reaction (PCR) serta komponen-komponen dan tahapan
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat
Lebih terperinciREKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si
REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi
Lebih terperinciStruktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat
ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi
Lebih terperinciASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID)
ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID) Terdapat pada semua sel hidup Merupakan makromolekul dengan monomer Mononukleotida Fungsi : 1. Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika 2. Turut dalam metabolisme
Lebih terperinciAKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc
AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc Protein Working molecules of the cells Action and properties of cells Encoded by genes Gene: Unit of DNA that contain information
Lebih terperinci19/10/2016. The Central Dogma
TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA
MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001
Lebih terperinciIdentifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )
Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185) Identifikasi gen abnormal Pemeriksaan kromosom DNA rekombinan PCR Kromosom waldeyer Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid Kromomer : penebalan
Lebih terperincibagian yang disebut suppressor yang menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya.
TRANSKRIPSI Transkripsi (dari bahasa Inggris: transcription) dalam genetika adalah pembuatan RNA dengan menyalin sebagian berkas DNA. Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetik. Pengertian
Lebih terperinciSintesa protein (ekspresi gen)
1. SINTESA PROTEIN Sintesa protein (ekspresi gen) Merupakan proses dimana DNA mengekspresikan gen nya Secara umum melibatkan dua tahap yaitu TRANSKRIPSI dan TRANSLASI Pada eukaryot, pengendalian ekspresi
Lebih terperinciEKSPRESI GEN. Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga
EKSPRESI GEN Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga Mengalirnya informasi dari DNA menuju protein tidak dapat berjalan secara langsung. Pertama DNA akan digunakan sebagai model / cetakan dalam sintesis
Lebih terperinciREPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.
REPLIKASI DNA Febriana Dwi Wahyuni, M.Si. REPLIKASI REPLIKASI adalah perbanyakan diri menghasilkan produk baru yang sama dengan dirinya Pada tingkat molekul kimia hanya DNA yang dapat melakukan replikasi
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen
BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie
Lebih terperinciStruktur DNA dan Pengaruh Perubahannya
Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Denny AP G64130017 / Q08.1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer-monomer nukleotida
Lebih terperinciKATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis
KATAPENGANTAR Fuji syukut ke Hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul "Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens
Lebih terperinciDefinisi Sintesis Protein
Definisi Sintesis Protein Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan protein sebagai unsur utama penyusun tubuhnya. Protein pada manusia dan hewan terdapat paling banyak pada membran sel, sitoplasma,
Lebih terperinciBimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012
Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang
Lebih terperinciDNA, RNA, DAN SINTESIS PROTEIN
DNA, RNA, DAN SINTESIS PROTEIN Mata Kuliah Biomedik Oleh : Arma Adi Prasetya 1106053735 Nur Aini Hidayah 1106004241 Putri Aprilia Regita 1106054196 Sofya Umi Labiba 1106016084 Tresnani Suci Nurani 1106008656
Lebih terperinciBIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam
Lebih terperinciM A T E R I G E N E T I K
M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan
Lebih terperinciAulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA
Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan
Lebih terperinciRangkaian Ekspresi Gen
TRANSKRIPSI Ekspresi Gen Gen berekspresi dengan cara mengendalikan. sifat organisme Pengendalian dilakukan melalui pembentukan enzim/protein yang berperan dalam proses metabolisme Pengendalian pembentukan
Lebih terperinciRNA (Ribonucleic acid)
RNA (Ribonucleic acid) Seperti yang telah dikemukakan bahwa, beberapa organisme prokaryot, tidak memiliki DNA, hanya memiliki RNA, sehingga RNA-lah yang berfungsi sebagai molekul genetik dan bertanggung
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciPEMBAHASAN Replikasi DNA
PEMBAHASAN A. Replikasi DNA Ketika sebuah sel menyalin satu molekul DNA, setiap untai berfungsi sebagai pola cetakan untuk menyusun nukleutida-nukleutida menjadi satu untaian komplementer yang baru. Nukleutida-nukleutida
Lebih terperinciMATERI GENETIK A. KROMOSOM
MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi
Lebih terperinciCiri Khas Materi Genetik
KIMIA DARI GEN Ciri Khas Materi Genetik 1. Replikasi: digandakan, diturunkan kepada sel anak 2. Penyimpan informasi 3. Meng ekspresi kan informasi: Dimulai dengan transkripsi DNA sehingga dihasilkan RNA,
Lebih terperinciBAB VI RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN
BAB VI RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang ribosom sebagai salah satu organela dalam sel, karakterisasi fisik dan kimianya serta fungsinya secara umum dalam proses sintesis
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dipaparkan hasil dari tahap-tahap penelitian yang telah dilakukan. Melalui tahapan tersebut diperoleh urutan nukleotida sampel yang positif diabetes dan sampel
Lebih terperinciBAB III. SUBSTANSI GENETIK
BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan
Lebih terperinciEKSPRESI GEN. Dyah Ayu Widyastuti
EKSPRESI GEN Dyah Ayu Widyastuti Ekspresi Gen Gen sekuen DNA dengan panjang minimum tertentu yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu polipeptida, atau RNA (mrna, trna, rrna) Ekspresi Gen Enam tahapan
Lebih terperinciDNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik.
DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Struktur DNA Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul
Lebih terperinciLampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:
100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat
Lebih terperinciKehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2
Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.
Lebih terperinciXII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th
21/24 November 2011 Tatap Muka 9: Heredity IV XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler
Lebih terperinciBIO306. Prinsip Bioteknologi
BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang deoxyribonukleic acid, DNA 1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era penemuan materi genetik telah dibuka oleh F. Meischer dengan menggunakan mikroskop sederhana, dia telah menetapkan bahwa bahan aktif yang ada di dalam nucleus disebut
Lebih terperinciKasus Penderita Diabetes
Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan
Lebih terperinciHome -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY
Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Adenin: salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA
Lebih terperinciAsam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik
Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik Pustaka: Glick, BR and JJ Pasternak, 2003, Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA, ASM Press, Washington DC, hal. 23-46
Lebih terperincireplikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus).
Secara sederhana: Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA tunggal
Lebih terperinciSUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA
SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA http://www.nlm.nih.gov/medlineplu S/ency/images/ency/fullsize/19095.jpg Menentukan sifat tubuh, dan diturunkan ke generasi berikutnya TUJUAN Menjelaskan struktur
Lebih terperinciProses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita
Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita 1. Replikasi 2. Transkripsi 3. Translasi TOPIK REPLIKASI Replikasi: Adalah proses perbanyakan bahan genetik. Replikasi bahan genetik dapat
Lebih terperinciGENETIKA: ILMU YANG MEMPELAJARI DAN MENGANALISIS KETURUNAN (HEREDITY) ATAU KONSTANSI DAN PERUBAHAN PENGATURAN DARI BERBAGAI FUNGSI FISIOLOGIS YANG
GENETIKA: IU YANG MEMPELAJARI DAN MENGANALII KETUNAN (HEREDITY) ATAU KONTANI DAN PEBAHAN PENGATURAN DARI BERBAG FUNGI FIIOLOGI YANG MEMBENT KARAKTER ORGANIME. UNIT KETUNAN GEN DNA DAN RNA PEBAHAN GEN DNA
Lebih terperinciV. GENETIKA MIKROORGANISME
V. GENETIKA MIKROORGANISME Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang membahas tentang sifat-sifat yang diturunkan oleh suatu organisme. Penelaahan genetika secara serius pertama kali dilakukan oleh Gregor
Lebih terperinciTINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA
Bab 2 TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA 2.1 Mikrobiologi 2.1.1 Sel Sel adalah struktur biologi terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi karena setiap
Lebih terperinciSTRUKTUR DNA MERUPAKAN MOLEKUL LINIER DENGAN BERAT MOLEKUL SANGAT TINGGI. MOLEKUL-MOLEKULNYA MERUPAKAN RANTAI POLINUKLEOTIDA YANG PANJANG.
STRUKTUR DNA MERUPAKAN MOLEKUL LINIER DENGAN BERAT MOLEKUL SANGAT TINGGI. MOLEKUL-MOLEKULNYA MERUPAKAN RANTAI POLINUKLEOTIDA YANG PANJANG. TERDIRI DARI ASAM DEOKSIADENILAT, DEOK- SIGUANILAT, DEOKSISITIDILAT,
Lebih terperinci1. Sel sangat kompleks namun teratur. 3. Sel mampu memperbanyak diri. 5. Sel melakukan berbagai reaksi kimiawi
Pengertian SEL JARINGAN ORGAN individu Sel (cella) Robert Hooke : suatu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang didalamnya terdapat cairan (protoplasma) Sel: satuan terkecil makhluk hidup yang dapat
Lebih terperinci5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor
1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan
Lebih terperinciBIOLOGI SEL Chapter XI ORGANEL SEL RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN. Husni Mubarok, S.Pd., M.Si.
BIOLOGI SEL Chapter XI ORGAEL SEL RIBOSOM DA SITESIS PROTEI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. mra dikode di Ribosom Translasi DA mra protein Trankripsi Purin & Pirimidin Asam ukleat adl polimer dari ukleotida
Lebih terperinciPokok Bahasan: Ekspresi gen
Pokok Bahasan: Ekspresi gen Sub Pokok Bahasan : 3.1. Regulasi Ekspresi 3.2. Sintesis Protein 3.1. Regulasi ekspresi Pengaruh suatu gen dapat diamati secara visual misalnya pada anggur dengan warna buah
Lebih terperinciPOLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Disusun oleh: Hanif Wahyuni (1210411003) Prayoga Wibhawa Nu Tursedhi Dina Putri Salim (1210412032) (1210413031) SEJARAH Teknik ini dirintis oleh Kary Mullis pada tahun 1985
Lebih terperinciBIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA
03 MATERI AN LATIHAN SBMTN TO LEVEL - XII SMA BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK Komponen terkecil penyusun makhluk hidup disebut sel. Setiap sel eukariotik memiliki nukleus yang mengandung kromosom. Setiap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus : Animalia : Chordata
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA
TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah
Lebih terperinciFUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP
TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI OPTIMAL REAKSI AMPLIFIKASI Sintesis fragmen 688--1119 gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur A/Indonesia/5/2005 dilakukan dengan teknik overlapping extension
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER PENGENALAN SITUS BIOINFORMATIKA NCBI DAN PENGGUNAANNYA DALAM MEMAHAMI PROSES EKSPRESI GEN Oleh: Nabila Fatin Aisiah M0614026 S1 Farmasi 2014 Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciURAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan
URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis
Lebih terperinciTUGAS BIOLOGI MOLEKULER
TUGAS BIOLOGI MOLEKULER Dosen Pengampu : Dr. Siswa Setyahadi, Msc, PhD Disusun oleh : EKO MUGIYANTO SSI., APT NIM 5414220021 Angkatan XXIII KONSENTRASI OBAT BAHAN ALAM PROGRAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN
Lebih terperinciSaintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf
Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Masyarakat FIKK Universitas Negeri Gorontalo Abstrak (Polymerase Chain Reaction, PCR) adalah
Lebih terperinciModifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA
Modifikasi String dan Pattern untuk Mempercepat Pencocokan Rantai Asam Amino pada Rantai DNA Septu Jamasoka - 13509080 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi
Lebih terperinciBagian-bagian kromosom
BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Babi Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang dan berhidung leper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Didalam Al-Qur an tertera dengan
Lebih terperinciTopik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik
Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat
Lebih terperinciBIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)
BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi karbohidrat, selnya
Lebih terperinciKomponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012
Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga
Lebih terperinciProtein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
Lebih terperinciXI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th
14/17 November 2011 Tatap Muka 8: Heredity III XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sifat (trait) yang diturunkan
Lebih terperinciDIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER
DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER Sunaryati Sudigdoadi Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwa ta
Lebih terperinciBERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi
Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan
Lebih terperinciREVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh
REVERSE TRANSKRIPSI RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd Oleh UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN
Lebih terperinciSubstansi Genetik. By Ms. Evy Anggraeny. SMA Regina Pacis Jakarta. Sept
Substansi Genetik SMA Regina Pacis Jakarta By Ms. Evy Anggraeny Sept 2013 1 DNA/ADN Terdiri dari gula pentosa, basa nitrogen dan phosphat DNA Sept 2013 2 Macam Basa Dua macam basa Purin Adenine = A pada
Lebih terperinciBAB II. ASAM NUKLEAT Struktur Molekul polinukleotida
BAB II. ASAM NUKLEAT Pokok bahasan di dalam bab ini menguraikan struktur molekul dan komponen asam nukleat, termasuk macam-macam ikatan kimia yang menghubungkan komponenkomponen tersebut. Selain itu, dijelaskan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA
50 BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA Pada Bab ini dijelaskan mengenai DNA cendawan pada spesies Aspergillus niger [http://www.ncbi.nlm.gov/ 06/05/2009] sebagai data input yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur Trichoderma sp. Jamur tanah merupakan salah satu golongan yang penting dari golongangolongan populasi tanah yang tersebar secara luas. Bentuk-bentuk tertentu merupakan
Lebih terperinciPERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK
PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK EDITOR : VENNA AGATHA DESTRIANASARI NIM : G1C015011 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciMekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia
Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim,
Lebih terperinciPengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:
Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id
Lebih terperinci