ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA. oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRACT
|
|
- Suparman Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS MULTI DIMENSI PADA PEMBANGUNAN EKONOMI DI KABUPATEN JEPARA oleh : Ulfa Nadra Fakultas Ekonomi Universitas Al Azhar Medan ABSTRACT Economic development aims not only to make the economic growth, but also to minimalize income gap and to reduce unemployment. This research aims to analyze (1) Regional income gap of Jepara Regency (2) The poverty level of Jepara Regency (3) The unemployment level of Jepara Regency,(4) The programs that aims to reduce income gap, reduce poverty level and reduce unemployment level of Jepara Regency. Williamson Index and Gini Ratio has been used in measuring income gap.the descriptive analysis has been used in analyzing the level of poverty and the level of unemployment of Jepara Regency. The result shows that the score of Williamson Index is approximately 0.2. It means that the inequality is on low level. The Gini Ratio is approximately 0.3. It means that the income gap is on the middle level. The poverty has been happened in some district. The unemployment level of Jepara Regency is lower from the other regency of Central Java Province. Keywords: economic development, income gap, poverty level, unemployment. Pendahuluan Pembangunan merupakan proses mutidimensi yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan kelembagaan, termasuk pula percepatan/akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan, dan pemberantasan kemiskinan. Sedangkan pembangunan ekonomi pada hakekatmya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, distribusi pendapatan yang adil dan merata dan mengatasi masalah pengangguran. Dalam pembangunan ekonomi, pengangguran atau kesempatan kerja menjadi masalah utama. Pokok dari permasalahan ini bermula dari ketimpangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja di satu pihak dan kemajuan berbagai sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja di pihak lain. 29
2 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pengentasan kemiskinan, ketimpangan pendapatan, tingkat pengangguran merupakan dimensi-dimensi penting dalam pembangunan ekonomi yang memerlukan strategi-strategi dan program-program khusus untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan ekonomi. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan menyangkut dimensi-dimensi pembangunan ekonomi di Kabupaten Jepara, yaitu ketimpangan pendapatan, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Metodologi Penelitian Analisis Ketimpangan Pendapatan Daerah Ukuran ketimpangan pendapatan daerah dianalisis dengan menggunakan: 1. Indeks Williamson Dasar perhitungan Indeks Williamson adalah dengan menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah. Rumus dari Indeks Williamson adalah sebagai berikut: Keterangan: IW= Indeks Williamson fi = Jumlah penduduk kecamatan di Kabupaten Jepara ke-i (jiwa) n = Jumlah penduduk Kabupaten Jepara (jiwa) Yi= PDRB per kapita kecamatan di Kabupaten Jepara ke-i (Rupiah) y = PDRB per kapita rata-rata Kabupaten Jepara (Rupiah) 2. Analisis Gini Ratio Gini Ratio atau koefisien gini adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Rumus koefisien gini adalah sebagai berikut: 30
3 G = 1 ሺ ଵሻ ଵ ଵ G = Gini ratio Pi = Persentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke i Qi = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke i Qi-1 = Persentase kumulatif pendapatan sampai dengan kelas ke i-1 K = Banyaknya kelas pendapatan Oshima menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah pola pengeluaran suatu masyarakat ada pada ketimpangan taraf rendah, sedang atau tinggi. Untuk itu ditentukan kriteria sebagai berikut: a. Ketimpangan taraf rendah, bila G<0,35 b. Ketimpangan taraf sedang, bila G antara 0,35-0,5 c. Ketimpangan taraf tinggi, bila G>0,35 Nilai indeks gini antara 0 dan 1. Semakain tinggi nilai indeks gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan yang semakin tinggi. Jika nilai indeks gini adalah nol maka artinya terdapat kemerataan sempurna pada ditribusi pendapatan, sedangkan jika bernilai satu berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna. Analisis Tingkat Kemiskinan Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu. Menurut World Bank(2004), salah satu penyebab kemiskinan adalah karena kurangnya pendapatan dan asset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima. Kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (2010), penetapan perhitungan garis kemiskinan dalam masyarakat adalah mesyarakat berpenghasilan di bawah Rp per orang per hari. Penetapan angka tersebut berasal dari perhitungan garis kemiskinan yang mencakup kebutuhan makanan dan non makanan digunakan patokan kilokalori per kapita per hari. Sedangkan untuk pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan mencakup pengeluaran untuk perumahan, pendidikan dan kesehatan. 31
4 Analisis Tingkat Pengangguran Menurut Sakernas (Survei Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan antara lain sebagai berikut: 1. Mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja. 2. Mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka untuk mempersiapkan suatu usaha atau pekerjaan yang baru. 3. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dalam mendapatka pekerjaan, hal ini disebut dengan penganggur putus asa. 4. Mereka yang telah memiliki pekerjaan namun belum mulai bekerja. Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun data primer berasal dari wawancara langsung dengan key persons seperti aparatur pemerintah terkait yaitu Bappeda Kabupaten Jepara dan SKPD lainnya. Sedangka data sekunder berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara. Pembahasan Analisis Ketimpangan Pendapatan Daerah Berdasarkan perhitungan Indeks Williamson, analisis ketimpangan pendapatan di Kabupaten Jepara, seperti terlihat pada Tabel 1. : Tabel 1. Indeks Williamson Kabupaten Jepara Berdasarkan Kecamatan Tahun Kecamatan IW Kedung Pecangaan Kalinyamatan Welahan
5 Kecamatan IW Mayong Nalumsari Batealit Tahunan Jepara Mlonggo Pakis Aji Bangsri Kembang Keling Donorojo Karimunjawa Sumber : Kecamatan dan Kabupaten Jepara Dalam Angka Tahun (diolah) Nilai Indeks Williamson berada diantara 0 dan 1. Semakin mendekati angka nol (0) berarti pemerataan pendapatan semakin merata. Berdasarkan tabel dapat dilihat nilai pemerataan pembangunan di masing-masing Kabupaten Jepara untuk periode berkisar di angka 0,2. Sehingga pemerataan pendapatan di masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara berhasil. Dengan nilai yang hampir sama, yaitu di range 0,2. Namun hanya ada 1 Kecamatan di Kabupaten Jepara, yaitu Kecamatan Karimunjawa dimana memiliki indeks Williamson selama 3 tahun terakhir ( ) sebesar 0,083 %. Sehingga Kecamatan Karimunjawa merupakan kecamatan yang paling rendah ketidakmerataan pendapatannya bila dibandingkan dengan wilayah atau Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Jepara. Berdasarkan perhitungan Gini Ratio, analisis ketimpangan di Kabupaten Jepara dari tahun di Kabupaten Jepara adalah 0,322 ; 0,355 dan 0,330. Dari angka gini ratio tersebut, bisa disimpulkan bahwa Kabupaten Jepara memiliki ketimpangan pendapatan dalam taraf yang rendah di tahun 2011 dan tahun 2013, karena kurang dari 0,35. Sedangkan kategori di tahun 33
6 2012, masuk dalam kategori ketimpangan taraf sedang. Kondisi ini bisa menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah, mengingat masih naik-turunnya gini ratio Kabupaten Jepara. Analisis Tingkat Kemiskinan Tingkat kemiskinan di KabupatenJepara, berdasarkan Desa/Kelurahan di Kabupaten Jepara dapat dilihat bahwa 20 Desa/Kelurahan yang bisa menjadi prioritas pengentasan kemiskinan, dilihat dari banyaknya jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut adalah : 1. DesaTedunan (Kec. Kedung). 2. DesaKarangaji (Kec. Kedung). 3. DesaGeneng (Kec. Batealit). 4. DesaKaliombo (Kec. Pecangaan). 5. DesaTanggulTlare (Kec. Kedung). 6. DesaKedungmalang (Kec. Kedung). 7. DesaSowanKidul (Kec. Kedung). 8. DesaMuryolobo (Kec. Nalumsari). 9. DesaBantrung (Kec. Batealit). 10. DesaKawak (Kec. Pakis Aji). 11. DesaPanggung (Kec. Kedung). 12. DesaWanusobo (Kec. Kedung). 13. DesaKepung (Kec. Bangsri). 14. DesaSurodadi (Kec. Kedung). 15. DesaSukosono (Kec. Kedung). 16. DesaPetekeyan (Kec. Tahunan). 17. Desa Rau (Kec. Kedung). 18. DesaMindahanKidul (Kec. Batealit). 19. DesaBugel (Kec. Kedung). 20. DesaDonos (Kec. Kedung). Dari uraian diatas, masalah kemiskinan di Kabupaten Jepara memang menjadi permasalahan penting dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional, oleh karena itu upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Salah satu prasyarat keberhasilan pengentasan kemiskinan adalah dengan cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan wilayah sasaran dengan tepat. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan ada dua strategi utama yang harus ditempuh oleh Pemerintah Daerah. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Kedua, memberdayakan mereka untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Analisis Tingkat Pengangguran Angka pengangguran di Kabupaten Jepara selamaperiode , masih naik turun dari 6,82 % tingkat pengangguran di tahun 2011 kemudian menurun 2,62 % menjadi 4,20 % tingkat pengangguran di tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat kembali menjadi 6,28 %. Angka pengangguran tersebut ditunjukkan dalam Tabel 2.: 34
7 Tabel2. JumlahPenganggurandan Tingkat Pengangguran Di KabupatenJeparaTahun Tahun Jumlah Pengangguran (orang) Jumlah Bekerja Tingkat Pengangguran (%) , , , , , , Sumber :ProfilKetenagakerjaanJawa Tengah HasilSakernasTahun Tingkat pengangguran sangat berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan suatu wilayah yang nantinya akan mempengaruhi dalam ketimpangan pendapatan suatu wilayah. Salah satu upaya bagi Pemerintah Daerah dalam mengatasi besarnya ketimpangan pendapatan adalah dengan menciptakan lapangan usaha yang merata di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Jepara. Selama ini penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Jepara yang terbesar di sektor industry, yaitu sebesar 45%, sedangkan sector berikutnya yang mampu menyerap tenagakerja terbesar adalah sector perdagangan yaitu sebesar 18 %. Sektor yang penyerapan tenaga kerja terkecil di Kabupaten Jepara adalah sektorl istrik, gas dan air (0,23 %). Tabel3. Tingkat PengangguranKabupatenJepara Dibandingkandengan Wilayah Lain Tahun Kabupaten/Kota Jumlah Pengangguran Tingkat Pengangguran Kab. Jepara 22,597 24,085 36, Kab. Demak 15,009 45,496 37, Kab. Kudus 19,538 25,522 35, Kab.Pati 15,200 78,177 46, Kab. Blora 6,168 22,657 29, Provinsi Jateng 504, ,141 1,022,
8 Sumber :ProfilKetenagakerjaanJawa Tengah HasilSakernasTahun Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara tergolong rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Namun tingkat pengangguran tetap harus diminimalisir. Dalam menciptakan peluang kerja di Kabupaten Jepara, sektor yang belum banyak menyerap tenaga kerja bisa dimaksimalkan peranannya (jika masih bisa dikembangkan), namun bila sector tersebut sudah sulit untuk dikembangkan maka sektor yang dimaksimalkan dalam penyerapan tenaga kerja bisa berdasarkan potensi wilayah yang dimilikinya. Yang menjadi perhatian adalah pembangunan lapangan kerja jangan terpusat pada wilayah-wilayah tertentu, namun harus ada wilayah pertumbuhan baru yang akan dikembangkan. Selain menciptakan lapangan usaha, upaya lain dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat, agar masyarakat mampu menjadi pembuka lapangan usaha buat diri sendiri atau orang lain. Program-program yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan, kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Jepara Beberapakebijakan yang sudah dan direkomendasikan untukdijalankanterkaitpemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran di Kabupaten Jepara, yang mengacu pada kebijakan di tingkatprovinsi JawaTengah : 1. Menciptakan lapangan usaha pada sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan. 2. Memberikan pelatihan kepada masyarakat, agar masyarakat mampu menjadi pembuka lapangan usaha buat diri sendiri atau orang lain. 3. Raskin; tujuan diberikannya raskin adalah untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. 4. Bantuan Siswa Miskin (BSM); tujuan dilaksanakannya program BSM ini adalah menghilangkan halangan bagi siswa miskin untuk memperoleh akses layanan pendidikan, mencegah angka putus sekolah dan menarik siswa miskin memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan pendidikan dasar Sembilan tahun dan pendidikan menengah universal. 5. Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program pemberian bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan melaksanakan kewajiban. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di Indonesia, dan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan. 6. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). BLSM merupakan bantuan tunai langsung sementara untuk membantu mempertahankan daya beli rumah tangga miskin dan rentan agar terlindungi dari dampak kenaikan harga akibat penyesuaian harga BBM. 36
9 Kesimpulan Ketimpangan pendapatan, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Kabupaten Jepara menjadi dimensi yang penting dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Permasalahan tersebut merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat mutidimensional, oleh karena itu upaya perbaikannya harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu. Strategi utama yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara adalah melindungi masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan pokok mereka dan memberdayakan mereka untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah perbaikan mutu sumber daya manusia di bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan peningkatan kualitas pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan peluang kerja dan usaha agar tercapai peningkatan kesejahteraan. Daftar Pustaka Analisis Data Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Dinas Sosial Jawa Tengah. Kabupaten Jepara Dalam Angka Badan Pusat Statistik Pusdatin Statistik Penduduk dan Kemiskinan Kementrian Pertanian. Statistik Indonesia Badan Pusat Statistik Statistik Kemiskinan Kabupaten Jepara Bappeda Kabupaten Jepara. World Development Report World Bank. 37
RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA Nomor : 7 Tahun 2015 Tanggal : 23 Desember 2015 PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan
KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua
Lebih terperinciIII. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Keadaan Geografis Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara 110 0 9 48.02 sampai 110 0 58 37.40 Bujur Timur dan 5 0 43 20.67 sampai 6 0 74 25.83 Lintang Selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA
Kabupaten Jepara Data Angregat Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA Sekapur Sirih Sebagai Pengemban amanat Undang undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi
Lebih terperinciDISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013
DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Buku Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2013
Lebih terperinciDISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014
DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iii + 20 halaman Naskah: Penanggung Jawab Umum : Sindai M.O Sea, SE Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan (poverty) merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum kemiskinan dipahami sebagai keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh
Lebih terperinciCAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak
CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA Abstrak yang berkualitas adalah pertumbuhan yang menciptakan pemerataan pendapatan,pengentasan kemiskinan dan membuka kesempatan kerja yang luas. Di
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN 2008-2011 INCOME DISPARITY ANALYSIS AMONG DISTRICTS IN ACEH PROVINCE USING INDEX
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI
ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015
Nomor : 049/08/63/Th. XIX, 15 September 2015 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015 Persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada September 2014 tercatat 4,81 persen
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2015
Nomor : 04/01/63/Th. XX, 04 Januari 2016 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER Persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada Maret tercatat 4,99 persen dan pada September
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015
No. 64/09/71/Th. IX, 15 September 2015 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2015 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini merupakan besarnya tingkat ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Desa Beluk Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan subjek dalam penelitian ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESENJANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN JEPARA TAHUN
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESENJANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN JEPARA TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi Oleh : GAWAT FARIZ
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemiskinan Saat ini banyak terdapat cara pengukuran kemiskinan dengan standar yang berbedabeda. Ada dua kategori tingkat kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Lebih terperinciKONTRIBUSI REPONG DAMAR TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN. Contribution of Repong Damar to regional economic and income distribution
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 19 (2002) Artikel (Article) KONTRIBUSI REPONG DAMAR TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Contribution of Repong Damar to regional economic
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGGULANG AN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN
STRATEGI PENANGGULANG AN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017-2022 Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Jepara DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN 2008-2011 Hakim Muttaqim Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur merupakan daerah sentra pangan di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pada tahun 2012 Provinsi Jawa Timur menghasilkan produksi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time series) antara tahun 2009 hingga tahun 2013. Data tersebut terdiri dari:
Lebih terperinciDINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
IV. DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Bertambahnya jumlah penduduk berarti pula bertambahnya kebutuhan konsumsi secara agregat. Peningkatan pendapatan diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga nasional
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2012
Kata Pengantar Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun 2011. Bahasan pada publikasi ini memuat gambaran tingkat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN
HUBUNGAN ANTARA KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010 Benedicta Anin Puspa Listyawati anin_benedicta@yahoo.com Sukamdi kamdi_cpps@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan merupakan persoalan kompleks yang terkait dengan berbagai dimensi yakni sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Meskipun
Lebih terperinciKEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017
No. 47/07/71/Th. XX, 17 Juli 2017 KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. berlangsung dalam jangka panjang (Suryana:2000).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi ini mengandung
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2016
Kata Pengantar Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun 2015. Bahasan pada publikasi ini memuat gambaran tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014
Nomor : 005/07/63/Th. XIX, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan pada Bulan September 2014 adalah sebesar 4,81
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2014
Nomor : 038/07/63/Th. XVIII, 01 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan selama periode September 2013 Maret 2014 mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu wilayah meningkat dalam jangka panjang (Sukirno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses. pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah tersebut yang paling besar adalah masalah
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Secara garis besar kebutuhan rumah tangga dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan pangan dan non pangan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan sebuah upaya untuk mengantisipasi ketidak seimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif, artinya perubahan yang terjadi pada sebuah ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembahasan mengenai kesejahteraan merupakan suatu pembahasan yang mempunyai cakupan atau ruang lingkup yang luas. Pembahasan mengenai kesejahteraan berkaitan erat
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015
No. 05/01/71/Th. X, 04 Januari 2016 KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2015 Angka-angka kemiskinan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik ini merupakan angka yang dihasilkan melalui Survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat Indonesia merupakan suatu cita-cita dari pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila dapat menyelesaikan masalah-masalah
Lebih terperinciKONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN EKONOMI DI KOTA TASIKMALAYA
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGURANGI KETIMPANGAN EKONOMI DI KOTA TASIKMALAYA Dian Hadian 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi kang_dian78@yahoo.com Unang 2) Fakultas
Lebih terperinciKata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2015
Kata Pengantar Dengan Rahmat Allah SWT, kita bersyukur atas penerbitan Publikasi Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang Tahun 2014. Bahasan pada publikasi ini memuat gambaran tingkat
Lebih terperinci2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD
143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Oleh: FREDY ADI SAPUTRO B
ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 PUBLIKASI ILMIAH Disusun Oleh: FREDY ADI SAPUTRO B 300 050 028 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik Regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ekonomi yang ada di Pulau Jawa. Selain mengetahui struktur juga untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan dan struktur ekonomi yang ada pada seluruh provinsi di Pulau Jawa, sehingga
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Volume 1 Nomor 1, Agustus Hal.17-28
ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Arief Munandar 1*, Fikriah 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda
Lebih terperinciV. TIPOLOGI KEMISKINAN DAN KERENTANAN
V. TIPOLOGI KEMISKINAN DAN KERENTANAN Pada tahap pertama pengolahan data, dilakukan transfer data dari Podes 2003 ke Susenas 2004. Ternyata, dari 14.011 desa pada sample SUSENAS 13.349 diantaranya mempunyai
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017
No. 38/07/13/Th. XX/17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017 Garis Kemiskinan (GK) selama - Maret 2017 mengalami peningkatan 3,55 persen, yaitu dari Rp.438.075 per kapita per bulan
Lebih terperinciTIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal
LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada penilaian kualtias pertumbuhan ekonomi kawasan Subosukowonosraten. Data diambil secara tahunan pada setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten/kota (Gambar 3.1) dengan menggunakan data sekunder
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan suatu masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian di setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau berkembang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu isi deklarasi milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isi deklarasi milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang pembangunan dan kemiskinan (United Nations Millenium Declaration (2000) seperti dikutip dalam Todaro
Lebih terperinciZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK
203 DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA SUNGAI BAKAU KECAMAYAN SERUYAN HILIR TIMUR DAN DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN) (Distribution Of Fishermen
Lebih terperinciBPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT
BPS KABUPATEN PAKPAK BHARAT No. 01/07/1216/Th. II, 17 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2012 Terdapat sebesar 12.40 persen penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG
Rancangan BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciVolume 9 Nomor 1 Maret 2015
Volume 9 Nomor 1 Maret 2015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 63 71 ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTARA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU Jefri Tipka Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan lebih mendalam tentang teori-teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Selain itu akan dikemukakan hasil penelitian terdahulu
Lebih terperinciBadan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara
PEMERATAAN PENDAPATAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008-2012 Katalog BPS : 3201002.3304 No. Publikasi : 33042.13.03 Naskah : Seksi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara Penyunting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap
Lebih terperinciSTRUKTUR EKONOMI, KESEMPATAN KERJA DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAWA TENGAH
STRUKTUR EKONOMI, KESEMPATAN KERJA DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Suhartono (tono@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT The purpose of article is to analyze the potential
Lebih terperinciAda 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:
Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: 1. Kekayaan rata-rata 2. Pemerataan pendapatan 3. Kualitas kehidupan 4. Kerusakan lingkungan 5. Keadilan
Lebih terperinciANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH
ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN REGIONAL DI PROVINSI ACEH Abstract This study aimed to analyze the level of income disparity in the district / city in the province of Aceh. The study used secondary data
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 113.047 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Jepara Tahun 2013 sebanyak 23 Perusahaan Jumlah
Lebih terperinciIII. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,
Lebih terperinciANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAHTANGGA (Studi Kasus: Kecamatan Percut Sei Tuan)
ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAHTANGGA (Studi Kasus: Kecamatan Percut Sei Tuan) Artha Novelia Sipayung, Aprilia Marbun Devi Elvinna Simanjuntak Evi Syuriani Harahap Fresenia Siahaan Lani
Lebih terperinciAngka Kemiskinan Kabupaten Sekadau 2016
Angka Kabupaten Sekadau 2016 No. 01/06/6109/Th. III, 6 Juni 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Angka Kabupaten Sekadau 2016 Angka kemiskinan Kabupaten Sekadau pada periode
Lebih terperinciDISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT POLA PLASMA DI DESA KERUBUNG JAYA KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU
DISTRIBUSI PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT POLA PLASMA DI DESA KERUBUNG JAYA KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU FARMER INCOME DISTRIBUTION PATTERN OF PLASMA PALM OIL OF KERUBUNG JAYA VILLAGE
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan
Lebih terperinciThe Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By
The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By Irawati Puloli 1) Mahludin Baruwadi 2) Ria Indriani 3) DEPARTMENTAGRIBISNIS FACULTY OF AGRICULTURE STATE UNIVERSITYGORONTALO
Lebih terperinciKAJIAN DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP KESENJANGAN EKONOMI ANTAR DAERAH PESISIR DI PROVINSI BENGKULU
KAJIAN DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP KESENJANGAN EKONOMI ANTAR DAERAH PESISIR DI PROVINSI BENGKULU The Impact Of Regional Divisions To Economic Disparity Among Coastal Regions In Bengkulu Province
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kabupaten/kota di Jawa Tengah dari tahun
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian oleh Prastyo (2010) yang dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu,
Lebih terperinciPERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI
PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Oleh : Muhammad Luthfi K H 0813118 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan yang mencolok masih banyak ditemukan di negara-negara berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan yang siginifikan selama lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan
Lebih terperinciM. Yamin (Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FP. UNSRI) ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PENINGKATAN LAPANGAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA SELATAN (Analysis of Influence of Agricultural Development to Income Distribution
Lebih terperinciKeywords : GDRP, learning distribution, work opportunity
1 ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR PERTANIAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEMPATAN KERJA SERTA DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Erlina Rufaidah 1, Dwi Wulan Sari 2 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Tujuan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat
Lebih terperinciKONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU
KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU THE CONTRIBUTION OF THE FISHERIES SUB-SECTOR REGIONAL GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.
Lebih terperinciPENGARUH PRODUKTIVITAS SEKTORAL DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DI JAWA TENGAH PADA TAHUN
PENGARUH PRODUKTIVITAS SEKTORAL DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DI JAWA TENGAH PADA TAHUN 2006 2015 Oleh: Rose Gita Cahya Saputri Rosegitacahyasaputri@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
32 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil lokasi di seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang,
Lebih terperinci