SUMBER DAYA INFORMASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUMBER DAYA INFORMASI"

Transkripsi

1 SUMBER DAYA INFORMASI Saat ini informasi dianggap sebagai sumber daya yang berharga bagi organisasi. Organisasi menyadari bahwa tanpa informasi tidak ada peningkatan efektifitas, efisiensi, dan daya saing yang akan terjadi. Manusia membutuhkan informasi dalam menghadapi berbagai situasi, baik dari lingkungan, masyarakat, atau untuk memenuhi kebutuhan personal, sosial, ekonomi, maupun ketenagakerjaan. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa informasi merupakan sumber daya yang berharga dan kritis yang dibutuhkan manusia untuk mengambil keputusan. Goggin, dalam Stueart (1982:5) mendukung pernyataan diatas dengan mengatakan bahwa setiap orang, baik berpendidikan tinggi hingga tidak berpendidikan, atlet, dan pemimpin bisnis membutuhkan informasi untuk mengambil keputusan. Blom (1991:22) menyatakan bahwa nilai dari informasi sedemikian penting sehingga seharusnya memiliki derajat yang sama dengan sumber daya berharga lainnya seperti uang, tenaga kerja, bahan baku, dan produk. Dia menunjukkan bahwa informasi memiliki kontribusi yang dapat diubah menjadi hasil yang berguna yang mendukung tercapainya tujuan organisasi. Burk dan Horton (1988:vii) juga mendukung fakta bahwa masalah dapat muncul saat sumber daya informasi tidak dieksploitasi sepenuhnya, misalnya, informasi penting yang dapat membantu seorang manajer menyelesaikan suatu krisis mungkin saja terlewat atau tidak digunakan karena mismanajemen dari informasi. Selain itu duplikasi dari informasi yang serupa juga dapat terjadi. Untuk menggambarkan pentingnya informasi terhadap kesuksesan suatu organisasi, Lewis, dalam Blom (1991:21) menyerukan adalah hal yang penting untuk membuat orang sadar bahwa informasi bersifat esensial dalam penyelesaian masalah dan perencanaan jangka panjang. Blom (1991:22) mengindikasikan bahwa informasi memiliki harga di pasar seperti sumber daya lain. Hal ini benar, karena seperti sumber daya lainnya, informasi dapat diperjualbelikan sehingga memiliki nilai pasar, akuntabilitas dalam penggunaannya, dan kontribusinya dalam pengambilan keputusan adalah hal yang penting. Semua pendapat ini menekankan betapa signifikannya informasi terhadap produksi dank arena itu membutuhkan manajemen yang efektif seperti sumber daya tradisional lainnya. Hal ini akan berpengaruh pada efektifitas, efisiensi, dan produktivitas dalam sebuah organisasi. Kontribusi positif dari informasi terhadap pengambilan keputusan memastikan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai. KEMUNCULAN MANAJEMEN INFORMASI Beberapa ratus tahun yang lalu, manajemen informasi bukan hal yang diperlukan karena terbatasnya jumlah informasi yang tersedia. Cronin (1985a:105) mendukung pernyataan ini ketika mengatakan bahwa walaupun informasi telah menjadi jantung dari masyarakat yang beradab, volume dan kompleksitas dari informasi yang beredar kurang lebih dapat dikelola. Perkembangan teknologi baru untuk menyediakan akses terhadap sejumlah besar informasi dengan biaya tinggi dan resiko duplikasi dan pengembangan yang tidak kompatibel akan menuntun pada inefisiensi dan kekacauan, memunculkan kebutuhan akan manajemen informasi. Hal ini menghasilkan sejumlah besar informasi yang relevan tidak digunakan dan tidak disadari sebagai suatu alternative untuk menyelesaikan suatu kebutuhan pada saat tertentu. Cronin (1985a:106) menunjukkan bahwa peningkatan kompleksitas dari keputusan dan meningkatnya tekanan untuk solusi cepat terhadap masalah yang kompleks menciptakan kebutuhan untuk pengelolaan informasi yang lebih modern.

2 Menurut Cronin (1985a:106), manajemen informasi muncul sebagai respon terhadap masalah yang mengikuti lahirnya era informasi. Fairer-Wessels (1997:96) juga mendukung Cronin dengan mengatakan bahwa manajemen informasi adalah respon untuk meningkatkan control terhadap lonnjakan informasi dan peningkatan kompleksitas dari pengambilan keputusan dengan memperbaiki aluran, analisis, dan sintesis dari informasi bagi pengambil keputusan. Horton (1985:107) mendukung Cronin dan Fairer-Wessels dengan menekankan bahwa manajemen informasi diperlukan untuk mengatasi masalah akibat lonjakan informasi, kemajuan pesar teknologi modern, jaringan telekomuniasi, dan teknik baru untuk mencari, mengakses, dan mengambil informasi. Tanpa pengelolaan informasi yang efektif, mustahil untuk melakukan hal-hal yang disebutkan oleh Horton. Manajemen informasi dilihat sebagai sebuah disiplin yang dapat mengintegrasikan seluruh sumber daya informasi yang tersedia di organisasi dengan visi untuk memberikan aksesibilitas informasi seluas mungkin. Maka manajemen informasi muncul sebagai disiplin untuk mengontrol dan mengelola informasi dengan efektif sehingga setiap bagiannya tersedia dalam berbagai bentuk dapat digunakan dengan efektif untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu Blom (1991:21) menekankan bahwa penyediaan informasi yang tepat pada waktu yang tepat merupakan faktor kesuksesan yang kritis agar suatu organisasi dapat sukses. Horton (1985:109) menambahkan kita dihadapkan dengan masalah dengan memiliki terlalu banyak informasi daripada yang dapat kita gunakan dan tetap tidak mendapatkan apa yang kita butuhkan, pada lokasi yang tepat dan waktu yang tepat. Pernyataan Horton menggambarkan bahwa tanpa manajemen informasi pada organisasi, tiap individu tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan berbagai informasi yang tersedia. KARAKTERISTIK DARI SUMBER DAYA EKONOMI Sumber daya ekonomi merujuk pada seluruh kontribusi yang digunakan untuk memproduksi barang. Palmer dkk. (1992:36) mengidentifikasikan mereka sebagai tenaga kerja, capital, bahan mentah, dan kewirausahaaan. Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah bahan baku atau tanah, termasuk lahan pertanian, kawasan industri, lokasi perumahan, mineral dan metal, hutan dan air. Mereka termasuk sumber daya alam karena tercipta secara alami untuk digunakan oleh manusia. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah faktor produksi dari tenaga kerja. Mental, kemampuan fisik, dan keterampilan dari tenaga kerja digunakan untuk menciptakan barang dan jasa. Ketersediaan dari sumber daya ini ditentukan oleh besar populasi serta tingkat pendidikan dan pelatihan. Tenaga kerja berbeda dengan sumber daya lain karena memiliki kemampuan, minat, latar belakang, dan aspirasi yang berbeda-beda. Faktor perilaku dan motivasi yang ada pada tenaga kerja membuatnya berbeda dengan sumber daya lain. Kapital Kapital direpresentasikan oleh bangunan, mesin, computer, dan barang lainnya tang diciptakan untuk memproduksi barang jadi. Termasuk kategori ini adalah pabrik, bangunan kantor, mesin yang digunakan dalam proses produksi. Kelangkaan kapital selalu terjadi, khususnya di daerah dengan lonjakan populasi dan kebutuhannya.

3 Kewirausahaan Kewirausahaan merujuk pada orang yang mengambil kepemimpinan dan resiko dalam menyediakan barang dan jasa. Orang-orang ini dapat diidentifikasi dari karakteristik berikut: Berorientasi tujuan dan sukses Memiliki keyakinan dan ketekunan Inovasi dan kreatifitas Menantang norma-norma dan standar yang ada Memiliki kebutuhan akan suatu pencapaian Kemauan untuk menerima resiko dan bertanggung jawab atas resiko tersebut Kebutuhan akan kebebasan dan kemandirian Motivasi dan energi Keterlibatan jangka panjang dan komitmen dalam bisnis Semua sumber daya ekonomi perlu dikelola dengan efektif sesuai dengan karakteristiknya masingmasing karena tiap sumber daya tersebut berkontribusi pada efektifitas sebuah organisasi. INFORMASI SEBAGAI SUMBER DAYA EKONOMI Informasi adalah sumber daya ekonomi yang meningkatkan efisiensi pekerja dan kemudian akan meningkatkan produktivitas. Cronin (1985b:132) menekankan bahwa tanpa menganggap informasi sebagai aset berharga dalam suatu organisasi, aspek penting seperti pengambilan keputusan, pemasaran, dan produksi mustahil untuk dilakukan. Blom (1991:21) mendukung Cronin saat mengatakan bahwa pada era ekonomi informasi, informasi dan pengetahuan dilihat sebagai faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, kapital, dan kewirausahaan. Dengan kata lain, suatu organisasi tidak dapat mempertahankan keberadaannya dan bersaing dengan baik tanpa menganggap informasi sebagai sumber daya ekonomi. Penggunaan strategis dari informasi sebagai sumber daya berkontribusi pada kesuksesan organisasi yang berakibat pada tercapainya tujuan dan objektif dari organisasi tersebut. Kalseth dalam Terblanche dan Du Toit (1996:106) juga menekankan bahwa informasi merupakan suatu yang penting dalam organisasi dengan pengaruh pada: Proses produksi Ekonomi dari produk Kualitas teknis Kapasitas produksi Pasar dan kebutuhan pasar Pasar dan pengembangan produksi Pasar dan daya saing Repo (1989:67) menggambarkan bahwa ekonom menganggap informasi sebagai faktor produksi yang dapat mengurangi ketidakpastian, dan nilainya dihitung berdasarkan harga yang siap dibayarkan oleh individu sebagai imbalan untuk produk yang didapat. Oleh karena itu, informasi mendorong orang untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan untuk hal-hal yang menyangkut kehidupan dan kondisi kerja mereka. Informasi merupakan sumber daya strategis untuk inovasi dan pengambilan keputusan pada suatu organisasi. Vinken (1982:332) memiliki pendapat bahwa informasi termasuk sumber daya ekonomi karena juga dipengaruhi prinsip ekonomi juga seperti sumber daya ekonomi lainnya, yaitu permintaan dan penawaran. Blom (1991:21) menekankan bahwa informasi adalah hal yang penting pada sebuah organisasi untuk produktivitas dan pengambilan keputusan, dan organsasi saat ini harus lebih intensif terhadap informasi agar dapat meningkatkan produktivitasnya dan memungkinkan mereka untuk bersaing dengan pasar nasional maupun internasional.

4 Jika sebuah organisasi ingin dapat bersaing dengan baik dengan pesaingnya, organisasi tersebut harus inovatif dan fleksibel agak dapat bertahan dalam lingkungan yang berubah secara dinamis. Menurut Eaton dan Bawden (1991:156) penggunaan informasi dengan baik memegang kunci terhadap peningkatan daya saing, efisiensi, alokasi sumber daya, dan efektifitas. Palmer dkk. (1992:156) menyatakan bahwa informasi adalah syarat bagi seluruh perencanaan manajemen dan control keputusan dimana kualitas dari keputusan yang diambil berhubungan langsung dengan kualitas dari informasi yang digunakan untuk keputusan tersebut. Kualitas keputusan bergantung pada kualitas informasi yang harus tepat waktu, relevan, akurat, dan konsisten. KARAKTERISTIK DARI INFORMASI SEBAGAI SUMBER DAYA Informasi sebagai sumber daya memiliki karakteristik yang unik. Cronin (1985b:136) berpendapat bahwa informasi saat ini dianggap sebagai sebuah komoditas yang memiliki atribut yang tidak umum. Sebagai contoh, informasi memiliki nilai, tetapi nilainya tidak dapat disadari hingga informasi tersebut digunakan untuk memenuhi permintaan tertentu pada waktu tertentu. Orna (1993:257) mengatakan bahwa informasi memiliki nilai hanya ketika manusia mengubahnya menjadi pengetahuan dan mengaplikasikannya (kita berfokus pada hasil, bukan pada kontribusi untuk mengukur nilai dari informasi). Lebih jauh lagi, Cronin (1985a:106) dan Jackson (1986:6) setuju bahwa informasi memiliki nilai yang dapat disadari setelah diberikan pada orang yang tepat di waktu yang tepat. Dengan kata lain, informasi tidak memiliki nilai intrinsik; nilainya tergantung pada konteksnya dan seteah digunakan untuk menyelesaikan masalah tertentu. Menurut Repo (1989:374), Cleveland pada Eaton dan Bawden (1991:161), dan Burk dan Horton (1988:20), karakteristik unik dari informasi adalah: Informasi hanya eksis pada persepsi manusia Informasi merupakan sesuatu yang dapat dipahami Informasi dapat digantikan (dapat menghemat uang karena dapat digunakan untuk menggantikan sumber daya lain) Informasi cenderung membaur/menyebar walau dicoba untuk dirahasiakan Informasi dapat dibagi, tapi tidak dipertukarkan (dapat diberikan dan tetap dimiliki pada saat yang sama) Burk dan Horton (1988:43) berpendapat bahwa setiap organisasi perlu mengaplikasikan prinsip manajemen pada informasi sebagai sebuah seumber daya seperti mereka melakukannya pada staf, kapital, bahan baku, dan sumber daya fisik. PENTINGNYA INFORMASI DALAM SEBUAH ORGANISASI Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1994:57) berpendapat bahwa organisasi mendorong peningkatan produktivitas, menekan terciptanya inovasi, dan mencoba untuk beradaptasi terhadap waktu yang terus berubah. Informasi adalah agen yang memfasilitasi perubahan yang dapat membantu organisasi menghadapi perubahan. Lewis dalam Cronin (1985a:105) menyatakan bahwa informasi adalah komoditas yang esensial bagi pemecahan masalah yang efektif, juga merupakan basis bagi inovasi dan pengembangan produk baru. Lebih jauh lagi, Lewis menunjukkan bahwa informasi juga penting bagi penempatan pasar yang efektif dan perencanaan jangka panjang. Pernyataan ini membuktikan bahwa penggunaan informasi dan teknologinya memiliki pengaruh yang cukup besar baik bagi individu maupun organisasi. Surridge, Bushell, dan Gunn (1993:50) menunjukkan bahwa salah satu aplikasi penting informasi dalam bisnis adalah pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil dalam organisasi bergantung pada keakuratan, relevansi, dan bentuk yang tepat. Oleh karena itu dikatakan bahwa keputusan yang

5 lebih baik dapat dibuat apabila informasi yang baik diperoleh. Informasi oleh karena itu dibutuhkan baik untuk mengetahui semua hasil yang mungkin terjadi dan juga mengukur nilai dari hasil tersebut. Broughton, Blackburn, dan Vickers (1991:17) mengatakan bahwa tanpa informasi yang terbaru dan akurat mustahil bagi organisasi untuk berfungsi dalam kemampuan terbaik mereka. PENGGUNAAN INFORMASI SEBAGAI DAYA SAING Wilson (1997:25) menekankan bahwa untuk berhasil di era kompetisi global, organisasi membutuhkan informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat. Organisasi yang ingin memiliki daya saing perlu sadar akan perubahan dan perkembangan dari lingkungan eksternalnya. Penggunaan strategis dari informasi akan membantu organisasi untuk menyadari apa yang terjadi di lengkungan yang dinamis. Oleh karena itu organisasi perlu mengembangkan wawasan tentang bagaimana industri dan pasar bergerak untuk tetap memiliki daya saing. Marchand, pada Burk dan Horton (1988:5) berpendapat bahwa organisasi yang bertahan adalah yang menggunakan informasi dan teknologi informasi secara strategis untuk membuat produk baru, mencari pasar baru dan memperluas pasar yang sudah ada, mendistribusikan barang dan jasa dengan cara kreatif. Segala peningkatan dalam kualitas dan kuantitas informasi yang tersedia atau kemampuan untuk memproses atau menggunakan informasi memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Oleh karena itu penting bagi organisasi untuk memiliki sumber daya informasi yang berkualitas yang akan berkontribusi dalam peningkatan daya saing. Kebanyakan organisasi gagal dalam bersaing dengan organisasi lainnya karena mereka memiliki kecenderungan untuk menggunakan teknologi informasi dalam re-engineering dan restrukturisasi dengan tujuan mengurangi biaya dibandingkan ditujukan untuk kebutuhan pasar. Selain itu organisasi ini juga memfokuskan respon mereka hanya pada informasi kebutuhan yang ada pada masa lalu dan saat ini saja, dibandingkan menggunakan informasi untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di sekitar. Kesuksesan sebuah organisasi tergantung pada kemampuannya untuk belajar dan berinovasi. Sebuah organisasi akan mempertahankan daya saingnya bila menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan optimal. Agar dapat mempertahankan daya saing, organisasi perlu selalu mengawasi kegiatan pesaingnya. Menurut Du Toit (1998:205), teknologi informasi pada kebanyakan organisasi telah menjadi alat strategis untuk daya saing. PERAN MANAJER INFORMAS Orang yang bertanggung jawab atas manajemen informasi dan perlu secara strategis mengelola semua sumber daya informasi milik organisasi. Menurut Roets dan Boon (1992:138), manajer informasi memiliki peran berikut di dalam sebuah organisasi: Manajer informasi diharapkan mengelola, mengontrol, dan mengintegrasikan seluruh entitas sumber daya informasi dari sebuah organisasi. Manajer informasi perlu merencanakan secara strategis bagaimana teknologi informasi, sumber daya informasi, dan system informasi digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Berhubungan dengan teknologi informasi, seorang manajer informasi perlu mengatur implementasi dan penggunaan teknologi informasi dengan pandangan untuk bersaing dengan kompetitornya. Selain itu manajer informasi perlu mengembangkan aplikasi dan berkoordinasi, mengorganisir dan mengawasi proses informasi berhubungan dengan keamanannya.

6 Berhubungan dengan informasi, seorang manajer informasi perlu mengembangkan aturan dan rencana menyangkut penggunaan, perawatan dan sumber daya informasi, sistem informasi, dan layanan terutama yang kritis bagi kesuksesan organisasi. Seorang manajer informasi perlu mengawasi aliran sumber daya informasi di dalam dan di luar organisasi. Dia juga perlu mengembangkan jaringan komunikasi dengan penyedia informasi eksternal. Terakhir, seorang manajer informasi perlu memberikan saran kepada manajemen tingkat atas berhubungan dengan pengembangan informasi, teknologi informasi, serta system informasi. Rowe (1987:287) menyatakan bahwa seorang manajer informasi harus memiliki kendali terhadap seluruh teknologi informasi bagi kepentingan organisasi. Untuk melakukan hal ini dengan efektif, dia harus mengetahui tujuan dan objektif dari organisasi dan memastikan bahwa seluruh bagian yang berhubungan dengan informasi terintegrasi dan berkontribusi untuk tujuan organisasi. AUDIT INFORMASI Gagasan bahwa informasi termasuk sumber daya dan memerlukan manajemen yang efektif menghasilkan sebuah konsep baru dalam manajemen yang disebut dengan manajemen informasi. Seperti sumber daya lainnya yang diaudit, misalnya audit keuangan, audit sumber daya manusia, audit informasi juga merupakan hal yang penting dalam bidang manajemen informasi. Underwood (1994:59) menyatakan bahwa seorang manajer informasi dapat menggunakan berbagai strategi untuk mengidentifikasi sumber daya informasi yang ada dan mengetahui bagaimana sumber daya informasi tersebut digunakan serta siapa yang menggunakannya. Hal ini perlu dilakukan terus menerus. Audit informasi perlu menjadi perangkat permanen untuk secara sistematis dan terus periodic melakukan inventarisasi sumber daya informasi. TUJUAN DAN OBJEKTIF DARI AUDIT INFORMASI Audit informasi adalah proses pengumpulan informasi untuk mencari tahu berbagai jenis asset informasi yang ada di organisasi. Ini adalah mekanisme untuk melacak dan memeriksa kanal-kanal informasi dalam sebuah organisasi. Balcomber (1994:39) berpendapat bahwa audit informasi memeriksa secara sistematis penggunaan sumber daya informasi dan aliran nformasi untuk mengetahui seberapa banyak dokumen tersebut berkontribusi terhadap tujuan organisasi. Audit informasi membantu menyusun sumber daya informasi yang ada dan kebutuhan informasi dalam sebuah organisasi. Melalui audit informasi, kita dapat menemukan duplikasi dari sumber daya informasi dalam berbagai format yang seringkali tidak konsisten dan tidak akurat. Dengan kata lain audit informasi mengidentifikasi perbedaan dalam informasi dan aliran komunikasi dalam organisasi tersebut. Horton (1985:236) menyatakan bahwa program audit informasi membantu organisasi mengetahui dimana kelemahannya dan membuat rekomendasi untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Balcomber (1994:39) mengatakan bahwa audit informasi dapat membantu menemukan banyak contoh dari inefisiensi, diantaranya: Informasi yang tersimpan tetapi tidak dibutuhkan Informasi tersimpan lama setelah penggunaannya Informasi yang berguna tapi tidak dapat diakses oleh yang membutuhkan Informasi tersebar lebih dari yang dibutuhkan Metode untuk mengumpulkan, menganalisa, menyimpan, dan mengambil informasi yang tidak efisien Kumpulan informasi dasar yang sama oleh lebih dari sekelompok orang Duplikasi dari informasi dasar yang sama

7 Audit informasi membantu manajer informasi untuk meninjau kembali fungsi, aturan, program, dan prosedur yang membentuk dasar dari tiap organisasi dan memastikan bahwa seluruhnya cocok dan tepat guna untuk mencapat tujuan organisasi. Lebih lanjut, audit informasi juga membantu menentukan nilai, fungsionalitas, dan evaluasi dan penggunaan sumber daya informasi dalam sebuah organisasi. Selain itu audit ini juga membantu menentukan apakan sumber daya informasi yang ada mendukung atau selaras dengan tujuan organisasi. Audit informasi perlu didesain secara spesifik untuk organisasi tertentu dan perannya tergantung pada kondisi dan objektif organisasi. Buchanan dan Gibb (1998:34) berpendapat bahwa audit informasi perlu: Mengidentifikasi sumber daya organisasi Mengidentifikasi kebutuhan informasi organisasi Mengidentifikasi cost dan benefit dari sumber daya informasi Mengidentifikasi kesempatan untuk menggunakan sumber daya informasi sebagai daya saing strategis Mengintegrasikan investasi IT dengan business initiative Mengembangkan aturan informasi yang terintegrasi (integrated information policy) Menciptakan kesadaran tentang pentingnya manajemen sumber daya informasi Mengawasi dan mengevaluasi kesesuaian informasi dengan standar, hokum, dan aturan yang ada Sebelum melakukan audit informasi, tujuan dan objektif organisasi perlu ditetapkan untuk mengetahui apakah sumber daya informasi dan IT yang tersedia memang sesuai dengan tujuan tersebut. Hasil akhirnya akan memungkinkan organisasi untuk mengetahui dimana mereka ingin berada, apa keadaan saat ini, serta apa yang perlu dilakukan untuk menghubungkan dua hal tersebut.

Materi 03. Sistem Kantor

Materi 03. Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor Materi 03 Sistem Kantor 1. Urgensi Sistem Kantor 2. Pengertian Sistem Kantor 3. Karakteristik Sistem Kantor 4. Tujuan Sistem Kantor 5. Kelebihan Sistem Kantor 6. Keterbatasan Sistem

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari penyusunan penelitian yaitu dasar pertimbangan pentingnya melakukan perencanaan strategis sistem informasi di institusi

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam perubahan zaman yang begitu cepat ini, setiap instansi/perusahaan otomatis harus siap untuk menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta 4.1.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan 4.1.1.1

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN 1.1 Pengadilan telah mengumumkan visi, misi (tujuan), dan detil bagaimana memenuhi nilai dasar (seperti : aksesibilitas, aktualitas, dan keadilan). 1.2 Pimpinan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasar deskripsi, pembahasan, dan model konseptual yang telah disajikan dalam bab terdahulu, dapat ditarik kesimpulan berikut ini. Pertama,

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN A. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!. 01. Saat kita merasa

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI

PERTEMUAN 5 PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI PERTEMUAN 5 PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI A. KONSEP DASAR Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai. Setiap tujuan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

Yuniawan Heru S.

Yuniawan Heru S. Yuniawan Heru S http://yuniawan.blog.unair.ac.id yuniawan@unair.ac.id Mengapa Organisasi Didirikan? Meningkatkan spesialisasi & Divisi Pegawai Memanfaatkan Teknologi Memungkinkan Orang Lain untuk Bergabung

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan 2016 2019 PUSKAMUDA Isu Strategis dalam Kerangka Strategi Kebijakan 1. Penyadaran Pemuda Nasionalisme Bina Mental Spiritual Pelestarian Budaya Partisipasi

Lebih terperinci

Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global

Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global Modul ke: Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Landasan berpikir penelitian ini dimulai dari pemikiran bahwa setiap insan manusia termasuk petani memiliki kemampuan dalam melaksanakan suatu tindakan/perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799 Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799 Pengantar : COBIT, ITIL DAN ISO 17799 berkaitan dengan praktek manajemen berbasis IT yang pada dasarnya menuju pada standarisasi, Praktek ini sangat membantu karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya dalam suatu organisasi. Metode pemecahan masalah yang dimasa lalu untuk dapat menyajikan informasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

MENJADI PEMIMPIN BISNIS

MENJADI PEMIMPIN BISNIS MENJADI PEMIMPIN BISNIS ? ANDA PASTI BISA MENJADI PEMIMPIN BISNIS ANDA BISA MENJADI MOTIVATOR GUNAKAN SISI MANUSIA ANDA GUNAKAN TEKNIK MENAMBAH SEMANGAT TIM FOKUS PADA SISI TUGAS TIM MENGELOLA KONFLIK

Lebih terperinci

Pertanyaan Kelompok 2:

Pertanyaan Kelompok 2: Pertanyaan Kelompok 2: 1. Sebutkan syarat-syarat perencanaan SDM! Syarat-syarat perencanaan SDM yaitu : Mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya. Mengumpulkan dan menganalisis informasi

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Rahmania Utari Keuangan, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi ditambah dengan kompleksitas aktivitas manusia yang secara

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karyawan adalah asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Menurut Ciputra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas mulai diberlakukan pada tahun 2003 untuk kawasan ASEAN dan pada tahun 2020 untuk seluruh dunia. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia saat ini didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

KONSEP TATA KELOLA TI

KONSEP TATA KELOLA TI KONSEP TATA KELOLA TI Pertemuan ke 2 Mata Kuliah Tata Kelola dan Audit Sistem Informasi Diema Hernyka S, M.Kom Konsep IT Governance Outline : Pentingnya Tata Kelola TI Perbedaan Manage dan Govern Definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dalam menjalankan operasi perusahannya. kewajaran atas suatu kinerja operasional perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dalam menjalankan operasi perusahannya. kewajaran atas suatu kinerja operasional perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa era globalisasi saat ini banyak badan usaha melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya dapat bertahan dan semakin meningkatnya operasi dalam perusahaannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat 5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat

Lebih terperinci

Keberlangsungan Piramida Target:

Keberlangsungan Piramida Target: Keberlangsungan Piramida Target: Sebuah Sintesis Keberlanjutan dan Sistem Informasi Tabassom Hashemi Farzad Horst Junker Gaby Reveria Hellianto - 1306406820 Abstrak Lingkungan bisnis global cepat berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN Oleh : Suharno LOKAKARYA BUDAYA KESELAMTAN INSTALASI NUKLIR Jakarta 17 20 Mei 2005 1. PENDAHULUAN Kelemahan dapat memicu terjadinya keadaan keselamatan yang tidak stabil

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 Disusun oleh: Mukhamad Arif Kurniawan (17114619) Richart Wirianto (19114247) Indra Oktamara (15114300) FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN INFORMASI

Lebih terperinci

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING MANAJER SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN PROSES MEMBUAT KEPUTUSAN Manajer bertugas membuat keputusan. Dan mereka ingin keputusan tersebut menjadi keputusan yang terbaik,

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari

Strategi E-Commerce. Fauziah mayasari Strategi E-Commerce 1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Yaitu metode yang meninjau peluang dan ancaman dari luar dan menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan internal. Analisis

Lebih terperinci

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia. Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3)

Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3) Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3) Transformasi Alat Bantu Menjadi Strategi Pada awalnya SI diposisikan sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dan meningkatkan kualitas informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma pembangunan pertanian dewasa ini telah berorientasi bisnis (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut usahatani (on-farm agribusiness)

Lebih terperinci

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI

ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI ASPEK TEKNOLOGI INFORMASI 1. Pengertian Teknologi Informasi Banyak istilah yang berhubungan dengan teknologi informasi karena banyaknya perubahan dan tidak adanya kesepakatan istilah yang digunakan. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi, penyampaian dan distribusi data. Danelly (dalam Husein, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi, penyampaian dan distribusi data. Danelly (dalam Husein, 2001) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dalam kaitannya dengan organisasi perusahaan, telah membawa perubahan yang besar dalam proses dan pengolahan informasi, penyampaian

Lebih terperinci

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA Dosen Pengampu: Dra.Hj.Machmuroh., M.S. Disusun oleh : Asfani Erviyanto (K2514011) PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Tiga komponen barang yang ditawarkan. bab 12

Tiga komponen barang yang ditawarkan. bab 12 MENENTUKAN STRATEGI PRODUK DAN MEREK M a n a j e m e n P e m a s a r a n bab 12 Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan perusahaan ke pasar yang dapat memberikan kepuasan atas kebutuhan

Lebih terperinci

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi. Melalui teknologi dan sistem informasi organisasi dapat memperoleh keunggulan strategis dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang , 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bebas dan ketat di dunia industri hingga pendidikan, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), peningkatan pengetahuan konsumen, dan karyawan

Lebih terperinci

Peranan Sektor Agroindustri Dalam Pembangunan Nasional Oleh: Iis Turniasih *), Nia Kania Dewi **)

Peranan Sektor Agroindustri Dalam Pembangunan Nasional Oleh: Iis Turniasih *), Nia Kania Dewi **) Peranan Sektor Agroindustri Dalam Pembangunan Nasional Oleh: Iis Turniasih *), Nia Kania Dewi **) Abstrak Kultur masyarakat Indonesia adalah petani. Akan tetapi, pertumbuhan dan perkembangannya hingga

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi saat ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah maju pesat, ditandai dengan semakin berkembangnya segala kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha Indonesia agaknya sudah melalui masa trauma pasca krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha Indonesia agaknya sudah melalui masa trauma pasca krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha Indonesia agaknya sudah melalui masa trauma pasca krisis moneter yang menimpa beberapa tahun silam. Hal ini terbukti dengan persiapanpersiapan

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Berikut beberapa contoh orang yang menggunakan. perusahaannya, yang juga menunjukkan beberapa. bentuk manajemen proyek

Berikut beberapa contoh orang yang menggunakan. perusahaannya, yang juga menunjukkan beberapa. bentuk manajemen proyek one What is Project Management? Apa itu Manajemen Proyek? Apakah kamu ingin jadi salah satunya? Mungkin kamu sudah menjalani tanpa mengetahuinya? Sebenarnya banyak orang terlibat dalam manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat itu, yaitu

Lebih terperinci