LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI KEBENDESAAN MENGESTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI KEBENDESAAN MENGESTA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI KEBENDESAAN MENGESTA TIM PELAKSANA Drs. I Made Mariawan, M.Pd (Ketua) NIP Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd (Anggota) NIP Drs. Putu Yasa, M.Si (Anggota) NIP Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 137/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Tahun 2016 i

2 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Proposal : Pelatihan dan Pendampingan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SD di Kebendesaan Mengesta 2. Ketua Tim Pengusul : a. Nama Ketua : b. NIP/NIDN : c. Bidang Keahlian : d. Jabatan/Pangkat/Gol : e. Jurusan/Fakultas : f. Alamat Rumah : Drs. I Made Mariawan, M.Pd / Pendidikan Fisika Lektor Kepala/Pembina Utama Muda/IVc Pendidikan Fisika/MIPA Jln. Sri Rama, No. 18 Singaraja 3. Jumlah Anggota Tim : 2 orang a. Identitas Anggota 1 : Nama Lengkap NIP Jabatan/Pangkat/Gol : : : Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd Lektor Kepala/Pembina Utama Muda/IVc b. Identitas Anggota 1 Nama Lengkap NIP Jabatan/Pangkat/Gol 3 Lokasi Kegiatan 4 Jumlah biaya yang disetujui : : : Drs. Putu Yasa, M.Si Lektor Kepala/Pembina Utama Muda/IVc SD di Kebendesaan Mengesta Rp. 10,000,000,- (sepuluh juta rupiah) Singaraja, 29 Oktober 2016 Ketua Pelaksana, Drs. I Made Mariawan, M.Pd NIP Prof. Dr.I Nengah Suandi, M.Hum. NIP: ii

3 RINGKASAN Masalah secara umum dalam P2M ini adalah Perlunya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru Sekolah Dasar (SD) di Kebendesaan Mengesta dalam pelatihan dan pendampingan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara khusus masalah P2M ini adalah: (1) perlunya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru SD di kebendesaan Mengesta dalam merancang PTK; 2) perlunya meningkatkan keterampilan guruguru SD di Kebendesaan Mengesta dalam melaksanakan PTK. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru SD di Kebendesaan Mengesta dalam merancang dan melaksanakan PTK melalui pelatihan dan pendampingan. Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah (1) meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru SD di kebendesaan dalam merancang PTK; (2) meningkatkan keterampilan guru-guru SD di Kebendesaan Mengesta dalam melaksanakan PTK. Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah para guru SD di Kebendesaan Mengesta sebanyak 32 orang yang diambil secara acak dari masing-masing sekolah. P2M ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan yang terdiri dari dua tahap yaitu: tahap pertama, pelatihan penyusunan proposal PTK yang diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di tiga SD di Kebendesaan Mengesta, dan tahap kedua, pendampingan secara intensif kepada 6 orang guru di masing-masing SD untuk melaksanakan PTK sesuai dengan proposal yang telah dihasilkan pada tahap pelatihan. Tahap Pelatihan, langkah-langkah kegiatannya adalah merencanakan waktu dan tempat pelatihan bekerja sama dengan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Penebel, pelatihan tentang penyusunan proposal PTK bagi guru-guru peserta P2M, diskusi dan tanya jawab tentang PTK antara pelatih dengan peserta, simulasi salah satu atau beberapa proposal yang telah dihasilkan. Tahap pendampingan, langkah-langkah kegiatannya adalah pendampingan pelaksanaan PTK pada kelas masing-masing, pendampingan intensif pelaksanaan PTK di sekolah tempat guru bertugas. Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam menyusun proposal PTK dan melaksanakan PTK di kelas masing-masing.. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas proposal adalah rubrik penilaian proposal PTK dan penilaian terhadap pelaksanaan PTK dilakukan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan penilaian terhadap kualitas laporan PTK yang dihasilkan guru menggunakan rubrik penilaian laporan PTK. Hasil kegiatan ini adalah ada 6 orang guru yang dipilih untuk melaksanakan PTK dalam kegiatan pendampingan, dengan skor rata-rata penilaian proposal adalah 4,1. Kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan PTK rata-rata berkualitas sangat baik. Respon siswa rata-rata sangat baik terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. iii

4 PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya kegiatan P2M ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan tepat pada waktunya. Melaksanakan kegiatan P2M sampai penulisan laporan kemajuan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, atas bantuan dana yang diberikan melalui DIPA Undiksha. 2. Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIKSHA, atas segala bantuan dan upayanya untuk dapat terlaksananya P2M ini. 3. Kepala UPTD Kecamatan Penebel, atas ijin yang diberikan untuk pelaksanaan P2M ini. 4. Guru-Guru SD di kebendesasaan Mengesta, atas kerjasamanya dan keuletannya dalam mengikuti pelaksanaan P2M ini. 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas bantuan dan kerjasamanya dalam pelaksanaan P2M ini. Penulis menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan P2M ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi penyempurnaan pelaksanaan P2M selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga kegiatan P2M ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya dan bagi peningkatan kualitas proses pembelajaran di Sekolah Dasar pada khususnya. Singaraja, 29 Oktober 2016 Ketua Pelaksana iv

5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN MUKA i PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI. v BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan... 5 BAB II MATODE PELAKSANAAN Metode Kegiatan Rancangan Evaluasi 6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan BAB IV PENUTUP simpulan Saran-Saran 10 DAFTAR PUSTAKA.. 11 LAMPIRAN: Lampiran 01. Kriteria Penilaian Proposal PTK 12 Lampiran 02. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 03 Materi PTK v

6 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Undang-undang tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (UU No. 14 tahun 2005). Dengan tugas seperti ini, seorang guru sudah sepatutnya selalu berupaya meningkatkan profesionalisme diri agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Kualitas mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan. Kualitas mutu pendidikan Indonesia sudah sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Hal ini terlihat dari kompetensi pelajar Indonesia masih di bawah pelajar lain di Asia, seperti Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Hanya 5 persen pelajar Indonesia memiliki kompetensi berpikir analitis. Kompetensi sebagian besar pelajar pada tingkat mengetahui. Data itu mengacu laporan McKinsey Global Institute Indonesia Today dan sejumlah data rangkuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KOMPAS, 3 Desember 2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan profesionalismenya adalah dengan meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat melakukan inovasi-inovasi pembelajaran dengan mengikuti perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEKS. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengembangkan budaya membaca, meneliti, dan menulis terkait dengan upaya-upaya inovasi dalam pembelajaran yang dapat dan yang telah dilakukannya. Sebagai wujud penghargaan pemerintah terhadap upaya peningkatan kualitas diri seorang guru, mereka diberikan kesempatan untuk mendapatkan peluang kenaikan pangkat. Hal ini tentu saja memberikan dampak tidak hanya bagi peningkatan jenjang karir, juga peningkatan kesejahteraan guru, karena akan diikuti oleh bertambahnya penghasilan mereka. Bagi guru PNS yang akan mengusulkan kenaikan pangkatnya, pemerintah telah menetapkan peraturan yaitu harus memenuhi beberapa kriteria seperti angka kredit point yang harus didapat dalam pengembangan diri dan karya tulis (Permen PANRB No. 16, 2009). Lebih lanjut dijelaskan, dalam setiap jenjang kenaikan pangkat selalu mempersyaratkan adanya kedit point terkait dengan publikasi ilmiah yang besarnya semakin meningkat dari satu jenjang ke jenjang berikutnya. Sebagai contoh, seorang guru yang akan naik pangkat dari IIIC ke IIID wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri dengan angka kredit 3 dan publikasi karya ilmiah 1

7 atau karya inovatif dengan angka kredit 6. Dalam kenyataannya, peluang yang diberikan oleh pemerintah untuk peningkatan karir dan kesejahteraan guru, tidak selalu dapat diraih dengan mudah oleh sebagian besar guru-guru di Indonesia. Selain melalui kenaikan pangkat, upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru adalah melalui sertifikasi guru. Penjabaran dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, mendasarkan pada profesionalisme guru, yaitu standar kompetensi yang harus dikuasai seorang pendidik (guru). Dijelaskan, standar kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup empat jenis kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Dirjen Dikti, 2005). Persyaratan kompetensi guru tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2014 yang dilaksanakan di Rayon 21 Universitas Pendidikan Ganesha telah berlangsung. Pengalaman pengusul, sebagai anggota assessor sertifikasi guru dalam jabatan di Rayon 21 Universitas Pendidikan Ganesha, melihat bahwa pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman para guru dalam melaksanakan penelitian khususnya penelitian tindakan kelas (PTK) dan menulis artikel ilmiah sangat kurang. Rata-rata skor yang mereka peroleh kurang dari 6,0. Melihat kenyataan yang diuraikan di atas, tampaknya perlu dilakukan suatu kegiatan yang mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan para guru dalam mengembangkan profesionalismenya, khususnya dalam pengembangan diri dan pengembangan karya tulis ilmiah. Hal ini akan dilakukan melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) sebagai salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mutlak dilakukan oleh dosen. Kegiatan P2M ini akan dilakukan di Sekolah Dasar (SD) di Kebendesaan Mengesta melalui pelatihan dan pendampingan PTK. Khalayak yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah para guru SD di 2

8 Kebendesaan Mengesta, Penebel, Tabanan. Kegiatan ini berupa lanjutan dari kegiatan P2M sebelumnya yang sudah berhasil melatih para guru dalam membuat media pembelajaran inovatif bagi siswa SD di Kecamatan Penebel. Kebendesaan Mengesta adalah salah satu kebendesaan yang terletak di Kecamatan Penebel. Lokasi Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, sekitar 80 km dari kota Singaraja, dengan medan yang cukup berat. Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kecamatan Penebel sebanyak 34 sekolah. Lokasi sekolah, sebagian besar terletak di daerah pedesaan sehingga kegiatan P2M di bidang pendidikan yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Ganesha sangat jarang sampai ke wilayah-wilayah tersebut. Lokasi-lokasi sekolah yang sebagian besar terletak pada daerah yang agak terpencil mengakibatkan para guru jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Sebagai dampaknya pengetahuan dan pemahaman para guru di wilayah ini masih kurang terkait dengan PTK dan penulisan karya ilmiah ataupun inovasi-inovasi kegiatan pembelajaran lainnya. Informasi ini diperoleh dalam kegiatan P2M yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 di Kecamatan Penebel, khususnya di Kebendesaan Mengesta (Mariawan, Parwati, & Yasa, 2015). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 30 Mei 2015 dengan beberapa guru SD, kepala SD yang ada di Mengesta, dan Kepala UPTD Kecamatan Penebel diperoleh informasi bahwa pengetahuan dan pemahaman para guru di daerah ini terkait dengan PTK sangat kurang sehingga mereka kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah terutama karya tulis ilmiah dari hasil penelitian. Sebagai dampaknya, mereka sangat sulit untuk bisa naik pangkat karena terganjal dengan adanya persyaratan penulisan karya tulis ilmiah. Di samping itu, masalah-masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran, sering tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena jarang/tidak diawali dengan melakukan refleksi terhadap penyebab munculnya masalah itu. Ketidaktepatan dalam menangani masalah-masalah dalam pembelajaran akan berdampak pada tidak optimalnya proses dan hasil belajar yang dicapai siswa. Berdasarkan wawancara tersebut juga diperoleh informasi, kepala UPTD, para kepala sekolah dan guru-guru sangat mengharapkan kegiatan P2M seperti ini agar bisa dilakukan secara berkesinambungan karena menurut mereka para guru di daerah ini sangat memerlukan bantuan berupa pelatihan dan pendampingan PTK yang nantinya bisa dilanjutkan dengan kegiatan penulisan artikel hasil penelitian. Sebagai gambaran keberadaan sekolah dan guru SD di kecamatan Penebel seperti Tabel 1.1 3

9 Tabel 1.1 Banyak Sekolah Dasar dan Guru di Kecamatan Penebel. No. Kebendesaan Banyak SD Banyak Guru 1. Jatiluwih Senganan Babahan Penebel Buruan Biaung Rejasa Penatahan Wongaya Gede Mengesta 3 25 Jumlah (UPTD Kecamatan Penebel, 2016) Berdasarkan tabel 1, terlihat SD yang ada di Kebendesaan Mengesta sebanyak tiga SD, meliputi: SD 1 Mengesta, SD 2 Mengesta, dan SD 3 Mengesta dengan keberadaan guru sebanyak 25 orang. Mempertimbangkan jumlah guru yang cukup banyak, dengan pemahaman yang masih kurang dalam PTK, maka dipandang perlu untuk mengadakan kegiatan P2M yang melibatkan para guru di daerah ini. Kegiatan P2M ini akan dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan PTK, yaitu dimulai dari pelatihan penyusunan proposal dilanjutkan dengan pendampingan pelaksanaan PTK di kelas bagi guru-guru di tiga Sekolah Dasar di Kebendesaan Mengesta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengubah mindset para guru di sekolah tersebut agar mau melaksanakan pembelajaran secara lebih efektif dan inovatif. Di samping itu, agar para guru khususnya dalam mengajar mau melakukan inovasi-inovasi sebagai bagian dari tugas profesionalismenya. PTK yang dilaksanakan oleh para guru nantinya, diharapkan dapat memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar siswa. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan dan analisis situasi di atas, maka beberapa masalah yang terjadi pada Sekolah Dasar di Kebendesaan Mengesta, berhasil diidentifikasi sebagai berikut. (a) Pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru tentang PTK sangat kurang. (b) Para guru sangat jarang melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga penanganan masalah-masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak mendapatkan penanganan yang tepat. (c) Proses dan hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal. Berdasarkan analisis situasi dan identifikasi masalah, maka secara umum masalah dapat dirumuskan sebagai berikut. 4

10 (a) Pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru SD di Kebendesaan Mengesta perlu ditingkatkan dalam penyusunan proposal PTK melalui kegiatan pelatihan. (b) Keterlaksanaan proses pembelajaran melalui PTK di SD Kebendesaan Mengesta perlu ditingkatkan melalui pendampingan. (c) Kualitas proses dan hasil belajar siswa perlu ditingkatkan melalui implementasi PTK. 1.3 Tujuan Kegiatan Berdasarkan analisis situasi dan identifikasi masalah, maka tujuan dari kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut. (a) Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru Sekolah Dasar di Kebendesaan Mengesta dalam merancang PTK. (b) Meningkatkan keterampilan guru-guru Sekolah Dasar di Kebendesaan Mengesta dalam melaksanakan PTK. 1.4 Manfaat Kegiatan Manfaat dari kegiatan P2M ini adalah: (a) Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru-guru Sekolah Dasar di Kebendesaan Mengesta dalam merancang PTK dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif. (b) Para guru yang dilibatkan mendapat pengalaman dalam menyusun proposal PTK yang siap diimplementasikan/dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas. (c) Para guru guru-guru Sekolah Dasar di Kebendesaan Mengesta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan PTK dan secara langsung berdampak pada peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran. 5

11 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Metode Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pelaksanaan PTK, yang terdiri dari dua tahap yaitu: tahap pertama, pelatihan penyusunan proposal yang diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di tiga SD Kebendesaan Mengesta, dan tahap kedua, pendampingan secara intensif kepada 6 orang guru di masing-masing SD untuk melaksanakan PTK sesuai dengan proposal yang telah dihasilkan pada tahap pelatihan. Pelaksanaan masingmasing tahap diuraikan sebagai berikut. a. Tahap Pelatihan, langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut. (1) Merencanakan waktu dan tempat pelatihan bekerja sama dengan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Penebel. (2) Pelatihan tentang penyusunan proposal PTK bagi guru-guru peserta P2M. (3) Diskusi dan tanya jawab tentang PTK antara pelatih dengan peserta. (4) Simulasi salah satu atau beberapa proposal yang telah dihasilkan. b. Tahap Pendampingan, langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut. (1) Pendampingan pelaksanaan PTK pada kelas masing-masing. (2) Refleksi pelaksanaan PTK di tempat guru bertugas. 2.2 Rancangan Evaluasi Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan guru dalam menyusun proposal PTK dan melaksanakan PTK di kelas masing-masing.. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas proposal adalah rubrik penilaian proposal PTK dan penilaian terhadap pelaksanaan PTK dilakukan menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan penilaian terhadap kualitas laporan PTK yang dihasilkan guru menggunakan rubrik penilaian laporan PTK. Rubrik penilaian proposal PTK disajikan dalam lampiran 01. Alat penilaian kemampuan mengajar guru disajikan dalam lampiran 02. 6

12 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini dituangkan dalam bentuk hasil kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan, sebagai berikut Tahap Pelatihan, langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut. (1) Perencanaan Merencanakan waktu dan tempat pelatihan bekerja sama dengan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Penebel. Pelaksanaan tahap ini didahului dengan, tim pelaksana mengadakan pertemuan persiapan pelaksanaan dengan melibatkan LPM Undiksha dan Kepala UPTD. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juni Tim pelaksana memberikan pembekalan mengenai maksud, tujuan, rancangan mekanisme program P2M, dan beberapa hal teknis berkaitan dengan metode/teknik pelaksanaan. (2) Sosialisasi program P2M pada tiga sekolah mitra (khalayak sasaran) Sosialisasi dilakukan pada bulan Juli 2016 dalam bentuk rapat koordinasi dengan mengundang semua guru pada sekolah mitra yaitu SD 1 Mengesta, SD 2 Mengesta, dan SD 3 Mengesta, Kepala Sekolah, dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kecamatan Penebel, berkenaan dengan program yang dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Tim Pelaksana didampingi oleh LPM Undiksha. (3) Pelatihan tentang penyusunan proposal PTK bagi guru-guru peserta P2M. Berdasarkan hasil identifikasi, hasil analisis permasalahan yang ada, hasil analisis kebutuhan, dan hasil analisis potensi sekolah, selanjutnya disusun program pelatihan. Pelaksanaan pelatihan dilakukan selama 1 hari tatap muka, dengan mengundang 32 orang guru SD yang ada di Kebendesaan Mengesta. Pelaksanaan pelatihan didahului dengan pemberian materi tentang hakikat penelitian tindakan kelas (PTK), dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dengan peserta, kemudian pelatihan penyusunan proposal PTK. Kegiatan pelatihan diakhiri dengan simulasi beberapa proposal yang berhasil disusun. (4) Melaksanakan evaluasi terhadap proposal yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan. Hasil evaluasi adalah dipilihnya 2 proposal yang terbaik di masing-masing sekolah, pada tiga SD yang ada di Kebendesaan Mengesta sehingga total banyak guru yang dilibatkan dalam kegiatan pendampingan ada 6 orang. 7

13 3.1.2 Kegiatan Pendampingan Keenam orang guru yang dipilih berdasarkan hasil pelatihan, selanjutnya mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan proposal yang dihasilkan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan memberikan pendampingan oleh tim pelaksanan P2M. Masing-masing guru diberikan pendampingan sebanyak 2 kali pertemuan. Kemampuan guru dalam melaksanakan PTK dalam pembelajaran di kelas, dinilai menggunakan alat penilaian kemampuan guru (APKG) yang diadopsi dari APKG sertifikasi guru rayon 21 Undiksha tahun Hasil evaluasi adalah rata-rata kemampuan mengajar guru dalam melaksanakan PTK berkualitas sangat baik. Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru rata-rata berkualitas sangat baik. 3.2 Pembahasan Kegiatan P2M yang dilaksanakan pada guru-guru SD di Kebendesaan Mengesa telah berlangsung dengan baik. Hal ini terlihat dari animo guru untuk mengikuti kegiatan pelatihan sangat tinggi, terbukti dengan kehadiran para guru untuk mengikuti kegiatan mencapai 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa para guru menyambut positif kegiatan yang telah dilakukan. Sesuai dengan harapan para sekolah, mereka sangat mengharapkan adanya kegitan-kegiatan yang sifatnya memberi penyegaran bagi para guru di daerah ini, baik terkait dengan pendalaman materi bidang studi ataupun terkait dengan metode mengajar, mengingat hampir 60% dari para guru sudah berumur di atas 40 tahun. Kepala sekolah, kepala UPTD, dan pengawas, menyambut antusias terkait pelaksanaan kegiatan P2M ini. Pengawas yang hadir, berharap agar dilakukan kegiatan secara berkesinambungan dan disarankan untuk melakukan kegiatan lanjutan dengan memilih topik yang lain. Pengawas dan kepala UPTD juga berharap agar ada pembinaan dari perguruan tinggi di daerah ini untuk meteri olimpiade. Dalam kegiatan pelatihan, para guru sangat antusias dalam penyusunan proposal PTK. Hal ini karena mereka dapat merancang kegiatan pembelajaran yang secara langsung untuk memecahkan masalah yang dihadapi di kelas masing-masing. Di samping itu, dalam upaya kenaikan pangkat, para guru dituntut untuk mempunyai laporan hasil PTK. Banyak masukan yang diberikan, baik oleh para guru ataupun oleh tim pelaksana P2M terkait dengan pelaksanaan PTK. Masukan yang diberikan oleh tim pelaksana P2M lebih banyak terkait masalah yang dihadapi di kelas masing-masing dikaitkan dengan 8

14 pemilihan model/strategi pembelajaran yang tepat. Melalui kegiatan pendampingan, pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik. RPP yang disusun disesuaikan dengan kurikulum 2013, dengan menyusun RPP tematik. RPP yang disusun berkualitas baik. Kemampuan guru yang dinilai menggunakan APKG, berkualitas baik. Rata-rata siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2M ini adalah masalah waktu pelaksanaan sering terganggu dengan adanya hari-hari libur keagamaan dan kegiatankegiatan yang lain. Di samping itu masalah yang cukup mengganggu adalah keterlambatan pencairan dana, sehingga waktu pelaksanaan kegiatan menjadi mundur, tidak bisa berlangsung sesuai dengan rencana. Namun, semua kendala dan masalah yang muncul telah dicarikan solusinya, yaitu dengan melaksanakan kegiatan pelatihan pada hari sabtu dan dengan melibatkan teman sejawat dalam kegiatan pendampingan. Dengan demikian kegiatan P2M ini telah berlangsung dengan baik. 9

15 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Hasil yang dicapai melalui kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut. a. Berdasarkan hasil pelatihan dipilih 6 orang guru pada masing-masing sekolah dengan hasil proposal terbaik dengan rata-rata skor adalah 4,1. b. Rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan PTK, berkualitas sangat baik. c. RPP yang disusun guru, berkualitas baik. d. Rata-rata respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, berkualitas sangat baik. 4.2 Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam kegiatan P2M ini, beberapa saran yang bisa disampaikan adalah sebagai berikut. a. Para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya, agar melakukan kegiatan refleksi terlebih dahulu sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. b. Para guru SD agar senantiasa berupaya secara terus menerus mengembangkan kemampuan profesionalisme guru melalui kegiatan KKG, agar masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas masing-masing dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama. 10

16 DAFTAR PUSTAKA Elliot, J. (1991). Action Research for Educational Change. Philadelphia: Open University Press. Dunkin, Michael J. and Bruce J. Biddle The Study of Teaching. USA: Holy, Rinehart and Winston, Inc. Hopkins, David A Teacher s Guide to Classroom Research. Philadephia: Open University Press. Kemmis, S. & McTaggart, R. (1988). 3 rd. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University. Parwati, N.N & I W. Kertih Penelitian Tindakan kelas. (Modul). Disampaikan pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Singaraja: Undiksha. McNiff, J Action Research: Principles and Practice. London: Routledge, Co. McTaggart, R Action Research: A Short Modern History. Victoria: Deakin University. Martha E. Ruddel. D. Rosalind Hammond, and Ted W. Preeman Theory and Research in Social Education. Vol. 4. Washington DC: NCSS. Oja, S. N. & Smulyan, L Collaborative Action Research: A Developmental Appraisal. London: The Palmer Press. Rochiati, Wiriatmadja Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Remaja Kosdakarya: Bandung. Santyasa, I.W Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas. Makalah. disajikan dalam pelatihan terakreditasi guru-guru Fisika SMA Se provinsi Bali 20Nopember s.d 3 Desember di Denpasar. Sukamto Panduan Penelitian Tindakan: Seri Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Lembaga penelitian IKIP Yogyakarta. Suwarsih, Madya, dkk Panduan Penelitian Tindakan. Jogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Jogyakarta. 11

17 Lampiran 01. Kriteria Penilaian Proposal PTK No Kriteria Acuan Bobot Score Nilai 1 Masalah yang diteliti Masalah nyata, jelas mendesak Peneliti berwenang memecahkan masalah dilihat dari kemampuan, waktu, sarana, prasarana Rumusan masalah jelas 25 2 Cara pemecahan masalah 3 Luaran Penelitian 4 Orientasi Penelitian Identifikasi penyebab masalah jelas Menunjukkan akar penyebab masalah Pilihan tindakan untuk memecahkan masalah dalam bentuk PTK/CAR Secara jelas tampak indikator keberhasilan Potensial memperbaiki proses dan hasil pendidikan/pembelajaran Peningkatan kualitas penggunaan metoda, media, alat dan sumber belajar Keterkaitan judul, permasalahan, kajian pustaka, dan metodologi, serta hasil yang diharapkan Permasalahan didukung data yang aktual Orisinalitas penelitian (bukan merupakan pengulangan) 5 Prosedur Ketepatan dan kejelasan tahapan tiap siklus Kesesuaian dengan langkah PTK Mencakup lebih dari satu siklus Ketepatan instrumen dan cara merekam hasil tindakan 6 Umum Judul jelas memperlihatkan masalah dan tindakan yang akan dilakukan Kesesuaian personalia Kewajaran biaya dan waktu penelitian Setiap kriteria diberi skor 1, 2, 4 dan 5 Sangat kurang skor 1 Kurang skor 2 Baik skor 4 Sangat baik skor

18 Lampiran 02 LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama Peserta :. 2. Asal Sekolah :. 3. Topik :. Aspek yang Diamati YA TIDAK Catatan Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya 2 Mengajukan pertanyaan menantang 3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi Kegiatan Inti Penguasaan Materi Pelajaran 1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata 3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4 Menguasai kelas 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Penerapan Pendekatan scientific 1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana 2 Memancing peserta didik untuk bertanya 3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba 4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati 5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis 6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis). 7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu 1 Menyajikan pembelajaran sesuai tema 2 Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai mata pelajaran dalam satu PBM meliputi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Penjasorkes 13

19 3 Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu 4 Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Menghasilkan pesan yang menarik 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Kegiatan Penutup 1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik. 2 Memberihan tes lisan atau tulisan 3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. JUMLAH Pengamat,. Jumlah Total Pilihan( Ya) Nilai 44 x100% Konversi: Kualitas Nilai Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Baik (B) 80 < B < 90 Cukup (C) 70 < C 80 Kurang (K) 70 14

20 Lampiran 03 Materi PTK Pengertian PTK Beberapa terminasi yang merujuk pada penelitian tindakan, antara lain: Penelitian Tindakan (Lewin, Rapport, Hustler, Elliot, McNiff); Penelitian Kelas (Hopkins, Allwright & Bailey); Inkuiri Reflektif-diri (Kemmis); Penelitian Sistematis (Ebbutt). Dalam edisi berikutnya, Hopkins (1985; 1993), Allwright & Bailey (1991) menggunakan istilah Reflektif Partitioner. Istilah Reflektif Partitioner juga dipergunakan oleh McNiff (1992); Skerrit (1992); Elliot (1993). Penelitian tindakan kelas merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Depdikbud (1996). Pengertian PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993). Raport (1970, dalam Hopkins, 1993) mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat yang membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Sedangkan Kemmis (1983) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari: (a) kegiatan praktik sosial atau pendidikan mereka; (b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktik pendidikan tersebut; dan (c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktik tersebut. Ebbutt (1985, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Elliott (1991) melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Bertitik tolak dari uraian di atas, penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang dengan sendirinya mempunyai berbagai aturan dan langkah yang harus diikuti. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Secara ringkas (Rochiati, 2006:11) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Dengan mengadaptasi berbagai pengertian di atas, dapat dirumuskan definisi PTK sebagai pegangan atau rujukan dalam hal ini adalah sebagai berikut. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya. sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Manfaat PTK Penelitian tindakan kelas (PTK) mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, pembelajaran, maupun bagi sekolah. Mari kita kaji manfaat tersebut satu persatu. 1) Manfaat PTK bagi Guru Bagi guru, PTK mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut. a. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena ia sudah melakukan 15

21 sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. Di samping itu, hasil PTK yang diperolehnya dapat disebarkan kepada teman sejawat, sehingga mereka barangkali tergerak untuk mencobakan hasil tersebut atau paling tidak mencoba melakukan perbaikan bagi pembelajaran di kelasnya. b. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain, guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional. Sebagaimana diketahui, sebagai pekerja profesional, guru dituntut untuk mampu mengembangkan diri dari pemula (novice) sampai ke ahli (expert) atau menurut Reil (1998) dari entry ke mentor sampai master teacher. Gaung profesionalisme dalam mengajar semakin santer mulai tahun 1992 (Hopkins, 1993). Salah satu tema yang didengungkan dalam profesionalisme mengajar adalah perubahan dari individualisme ke kolaborasi serta dari supervisi ke monitoring, yang membawa dampak adanya perubahan relasi atasan-bawahan menjadi relasi koregial, dan dari hubungan hirakhi menjadi hubungan dalam tim (Hopkins, 1993). Kemampuan guru dalam melakukan PTK sangat menunjang terjadinya perubahan ini. c. PTK membuat guru lebih percaya diri Jika PTK mampu membuat guru berkembang sebagai profesional, maka sebagai konsekuensinya, PTK juga mampu membuat guru lebih percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan dan kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya, jelas-jelas merupakan guru yang penuh rasa percaya diri. Guru yang mampu melakukan PTK, lebih-lebih jika guru tersebut pernah mempublikasikan hasil PTK-nya, akan merasa punya sesuatu yang dibanggakan. Ia mampu berperan sebagai guru dan peneliti di kelasnya sendiri. d. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut, yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran. Hasil yang ditemukan sendiri akan merupakan dorongan yang kuat bagi guru untuk terus-menerus melakukan perbaikan. Inilah yang diistlahkan sebagai theorizing by practitioners, yang membangun sendiri pengetahuan (self contructed knoeledge) berupa personal theory atau theory in use (Raka Joni, Kardiawarman, Hadisubroto, 1998). 2) Manfaat PTK bagi Pembelajaran/Siswa Jika kita mengacu kembali kepada karakteristik PTK, tentu kita sepakat bahwa PTK mempunyai manfaat yang sangat besar bagi pembelajaran. Karena, tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki prestasi belajar siswa (Raka Joni, Kardiawarman, Hadisubroto, 1998). Dengan adanya PTK, kesalahan dalam pembelajaran akan cepat dinalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan dapat meningkat. Sebaliknya, jika kesalahan dalam pembelajaran dibiarkan berlarut-larut, maka guru akan tetap mengajar dengan cara yang sama sehingga hasil belajar siswa pun akan tetap tidak ada peningkatan, bahkan mungkin menurun. Dengan demikian, ada hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar siswa. Di samping meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilaksanakan guru juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yanf terampil melaksanakan PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa akan merasa mendapat perhatian dari guru. Sikap kritis ini dapat menjadi model bagi siswa untuk selalu menyikapi 16

22 kinerjanya dengan melakukan analisis seperti yang dilakukan oleh gurunya. Meskipun siswa tidak paham, dan mungkin tidak tahu bahwa gurunya sedang melakukan PTK di samping mengajar. Perilaku guru yang juga berperan sebagai peneliti dapat menjadi model yang bagus bagi siswa, sehingga diharapkan siswa juga dapat berperan sebagai peneliti terhadap hasil belajarnya sendiri. 3) Manfaat PTK bagi sekolah Sekolah yang para gurunya terampil melakukan PTK tentu akan mendapat manfaat yang besar. Sebagaimana yang diargumentasikan oleh Hargreaves (dalam Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa (Hopkins, 1993). Hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan perkembangan sekolah dengan perkembangan kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang atau sedikit sekali mengalami perkembangan tanpa berkembangnya kemampuan guru. Demikian pula sebaliknya, guru tidak akan berkembang tanpa berkembangnya sekolah. Sekolah yang para gurunya mampu membuat perubahan/perbaikan mempunya kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan, seperti penanggulangan berbagai permasalahan belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami oleh guru. Di samping itu, pendekatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas dapat dilaksanakan dalam pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh dari rasa saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah. Dengan terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai strategi/teknik pembelajaran yang dapat dihasilkan dari sekolah untuk disebarluaskan ke sekolah lain. Dengan demikian, sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh. Dalam konteks ini, sekolah memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut. Langkah-langkah/Prosedur PTK PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu: merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi seperti yang tampak pada gambar 01. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktek atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir. Namun, biasanya akan muncul kembali masalah atau kerisauan baru dari guru. Masalah ini akan kembali dipecahkan dengan mengikuti daur PTK. Jika guru melakukan hal ini, berarti guru sedang mengembangkan kemampuan profesionalnya secara sistematis. Merencanakan Refleksi Gambar 01.Tahap-tahap dalam PTK Mengamati Melakukan Tindakan 17

23 Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas Komponen-komponen yang perlu dicantumkan dalam garis besar proposal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (1) Judul Penelitian (2) Bidang Kajian (3) Pendahuluan (4) Perumusan dan Pemecahan Masalah (5) Tujuan Penelitian (6) Kontribusi Hasil Penelitian (7) Kajian Pustaka (8) Metodologi Penelitian (9) Jadwal atau Waktu Penelitian (10) Personalia Penelitian (11) Perkiraan Biaya (12) Lampiran-lampiran Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut. (1) Judul Penelitian Judul hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti dan tindakan untuk mengatasi masalahnya. Contoh: Implementasi model pembelajaran-berdasarkan-masalah dalam pembelajaran matematika sebagai upaya meningkatkan kompetensi penalaran dan komunikasi matematika siswa kelas I SMA Negeri 2 Singaraja. (2) Bidang Kajian Tuliskan bidang kajian penelitian, seperti diuraikan pada butir A.2. Contoh: Desain dan strategi pembelajaran di kelas (3) Pendahuluan Dalam proses penyusunan proposal, bagi peneliti pemula terkadang terjebak pada keinginan untuk meneliti judul. Oleh karenanya, mereka terjebak pada permasalahan bagaimana mencari judul penelitian?. Para guru di sekolah, jangan sampai terjebak oleh permasalahan seperti ini, tetapi harus setiap kali melakukan refleksi/merenung tentang apa yang sudah saya lakukan dalam melaksanakan pembelajaran dan bagaimana hasilnya? Kemudian melanjutkan bertanya pada diri sendiri tentang apa yang belum bisa saya capai? Kira-kira penyebabnya apa? dan seterusnya. Kegiatan inilah yang merupakan awal mula dari keinginan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sesungguhnya dilakukan untuk memecahkan permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Perlu dikemukakan secara jelas bahwa masalah yang diteliti merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi di sekolah, dan diagnosis dilakukan oleh guru dan/atau tenaga kependidikan lainnya, di sekolah ataupun LPTK. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Setelah diidentifikasi masalah penelitiannya, maka selanjutnya perlu dianalisis dan dideskripsikan secara cermat akar/penyebab dari masalah tersebut. Penting juga digambarkan situasi kolaboratif antar anggota peneliti dalam mencari masalah dan penyebab munculnya masalah tersebut. Prosedur yang digunakan dalam identifikasi masalah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis. 18

24 (4) Perumusan Dan Pemecahan Masalah 4.1 Perumusan Masalah Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara mengevaluasinya. 4.2 Pemecahan Masalah Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah. (5) Tujuan Penelitian Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. (6) Kontribusi Hasil Penelitian Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan lainnya di sekolah. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini. (7) Kajian Pustaka Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi. Rumusan hipotesis penelitian tindakan bukan rumusan hipotesis yang menyatakan hubungan antar variabel, tetapi menyatakan bahwa dengan langkah tindakan yang ditetapkan akan diperoleh hasil yang diharapkan. (8) Metodologi Penelitian Yang termuat dalam metodologi penelitian adalah: (1) subjek dan objek penelitian, (2) rancangan dan prosedur penelitian, (3) Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data, (4) teknik analisis data, dan (5) kriteria keberhasilan tindakan. (9) Jadwal Penelitian Jadwal kegiatan penelitian yang dibuat biasanya memuat perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil penelitian dalam bentuk Gantt chart. (10) Biaya Penelitian Bagian ini berisikan tentang satuan biaya penelitian, yang diuraikan secara rinci tentang pos-pos pengeluaran dari penelitian yang akan dilakukan. Sebaiknya, rancangan biaya penelitian dibuat dalam bentuk tabel, sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh penyandang dana (sponsor). Kemukakan besarnya biaya penelitian secara rinci dengan mengacu kepada kegiatan penelitian. (11) Personalia Penelitian Jumlah personalia penelitian (tergantung keperluan). Uraikan peran masing-masing anggota, jumlah waktu yang digunakan dalam setiap bentuk kegiatan penelitian yang dilakukan. Nama personalia tim peneliti biasanya dirinci menurut golongan, pangkat, jabatan, dan lembaga tempat tugas. 19

25 Lampiran-lampiran Pada bagian ini biasanya berisikan beberapa hal yang diperlukan sebagai daya dukung proposal yang diajukan, seperti: 1. Daftar Pustaka, yang dituliskan secara konsisten. 2. Riwayat Hidup Ketua Peneliti dan Anggota Peneliti (berisikan pengalaman penelitian yang relevan sampai saat ini). Sistematika Laporan Akhir Hasil Penelitian Tindakan Kelas Komponen-komponen pokok laporan akhir penelitian tindakan kelas pada umumnya memuat sebagai berikut Halaman Judul Penelitian Halaman Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB I Pendahuluan BAB II Kajian Pustaka BAB III Pelaksanaan Penelitian BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran: Instrumen penelitian Personalia tenaga peneliti Riwayat hidup masing-masing personalia penelitian Penjelasan Komponen Pokok Laporan Penelitian Tindakan Kelas 1. Abstrak Menguraikan dengan ringkas unsur-unsur permasalahan, tujuan, prosedur dan hasil penelitian (biasanya maks 200 kata). 2. Pendahuluan Memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang permasalahan pentingnya masalah dipecahkan, identifikasi masalah, analisis dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta definisi istilah bila dianggap perlu. Pendahuluan memuat expose situasi problematic dengan memaparkan fakta dengan phenomena dari sudut pandang normatif peneliti merupakan suatu masalah (permasalahan yang memerlukan tindakan). Permasalahan ini dirumuskan sedemikian rupa, sehingga nampak memerlukan aksi (tindakan) tertentu untuk memecahkannya. Tujuan penelitian tindakan adalah mencobakan (bukan mengeksperimenkan) alternatif tindakan untuk memecahkan permasalahan sekaligus menghasilkan peningkatan, melalui pendekatan partisipatoris kooperatif kolaboratif antar peneliti dan praktisi. Manfaat penelitian tindakan diantisipasikan oleh peneliti langsung untuk level guru, kelas dan sekolah; dan secara tidak langsung untuk level sistem pengelolaan pendidikan di sekolah. 3. Kajian Pustaka Menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan yang memberi arah ke pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen teoritik bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan hipotesis tindakan (bila diperlukan). 20

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI KEBENDESAAN MENGESTA

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU SD DI KEBENDESAAN MENGESTA I Made Mariawan, Ni Ketut Rapi, Putu Yasa. (2017). Pelatihan Dan Pendampingan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru-Guru Sd Di Kebendesaan Mengesta. International Journal of Community Service Learning. Vol.1

Lebih terperinci

Supervisi KBM Kurikulum 2013

Supervisi KBM Kurikulum 2013 Supervisi KBM Kurikulum 2013 Instrumen Supervisi KBM Guru Kurikulum 2013 Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **)

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **) PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **) Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI SD...

LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI SD... Lampiran 1. Halaman Judul LAPORAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI SD... Nama : NIM : Program Studi : Fakultas : Disusun oleh: UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2014 1 Lampiran 2. Contoh Lembar Pengesahan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PENEBEL. oleh, PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PENEBEL oleh, Ni Nyoman Parwati, I Nengah Suparta I Gusti Putu Suharta Fakultas Matematika dan IPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **)

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **) PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **) Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualitas pendidik

Lebih terperinci

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG Ni Ketut Rapi, Iwan Suswandi, I G. A. Nyoman Sri Wahyuni. (2017). Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru SD di Kecamatan Buleleng. International Journal of Community

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, S (2006: 58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan

Lebih terperinci

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL. oleh, PELATIHAN MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI KECAMATAN PENEBEL oleh, Ni Nyoman Parwati dan I Nengah Suparta Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematikan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI GURU SD GURU DI KOTA SINGARAJA

PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI GURU SD GURU DI KOTA SINGARAJA PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN BAGI GURU SD GURU DI KOTA SINGARAJA oleh, I Made Tegeh Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan PTK. Penelitian yang difokuskan pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action 22 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action research

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Nurhadi, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1

ggffgh Fasilitasi Dan Bimtek ICT Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar 1 ggffgh 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Bahan ajar untuk fasilitasi bimbingan teknis ICT PTK SD dapat diselesaikan. Tenaga pendidik memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 WATES Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriprif kualitatif adalah penelitian yang lebih banyak

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG Fajar Hendro Utomo 1) 1) STKIP PGRI Tulungagung e-mail: fajar@stkippgritulungagung.ac.id

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Hakikat PTK 1. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian kelas yang dilakukan oleh guru/pengajar. Sebagai penelitian guru, jenis penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 93 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI

PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI 1 PEDOMAN STRUKTUR DAN SUBSTANSI SISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN PTK PRODI PGSD JURUSAN PEDAGOGIK FIP UPI A. DEFINISI Penelitian Tindakan pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif 68 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bersifat menggambarkan, memaparkan, dan menguraikan objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36) 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU-GURU SD DI DESA MENGESTA MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TIM PELAKSANA Drs. I Made Mariawan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih 35 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk (2006: 16) dalam

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **) PENELITIAN TINDAKAN KELAS *) Oleh: Ali Muhson **) Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan

Lebih terperinci

Keterangan untuk Pemberian Bobot Kehadiran: ...

Keterangan untuk Pemberian Bobot Kehadiran: ... Lampiran 1 KELOMPOK NAMA DOSEN LEMBAR PENILAIAN PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO :.. :.. Na No Nama Mahasiswa NIM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Aspek Yang Dinilai Kehadiran (x 1 ) (bobot

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013

PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013 PANDUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2013 I. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta A. Pendahuluan Berdasarkan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Terbanggi Besar, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta reginatutik@ymail.com Pengertian Penelitian Tindakan kelas Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SMP 2013 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1) R. Rosnawati 2)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1) R. Rosnawati 2) PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1) R. Rosnawati 2) A. Pengertian Dasar Penelitian tindakan kelas (PTK) berasal dari istilah action research. Dilihat dari aspek historis, penelitian tindakan pertama kali dikembangkan

Lebih terperinci

PANDUAN PENILAIAN PENELITIAN PPKP DAN PIPS EDISI 2012

PANDUAN PENILAIAN PENELITIAN PPKP DAN PIPS EDISI 2012 PANDUAN PENILAIAN PENELITIAN PPKP DAN PIPS EDISI 2012 LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA Agustus 2012 1 TOR PENELITIAN PPKP DAN PIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu suatu

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Skripsi ini membahas tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN PURWOREJO SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Oleh: Nurhadi,

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) A. Penelitian Pendidikan PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) Oleh: Atmini Dhoruri, MS Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

KONSEP DAN PROSEDUR PTK

KONSEP DAN PROSEDUR PTK KONSEP DAN PROSEDUR PTK Tim Redaksi Pusat Studi Kependidikan (PSKp) FITK UNSIQ Jawa Tengah adalah lembaga studi yang bergerak dalam bidang penelitian, pengkajian, pelatihan, dan pendampingan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105).

BAB III METODE PENELITIAN. kedalaman data yang dapat diperoleh (Maryati dan Suryawati, 2007:105). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada kualitas data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan

Lebih terperinci

Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 2 No. 1 Hal. 173-180 ISSN (Print) : 2337-6198 Januari Juni 2014 ISSN (Online) : 2337-618X Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Nurhasnah Manurung Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Salah satu (dari sepuluh) kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Imam Gunawan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Imam Gunawan PENELITIAN TINDAKAN KELAS Imam Gunawan MACAM KARYA TULIS ILMIAH (KTI) DAN ANGKA KREDITNYA No. Macam Karya Tulis Ilmiah Macam Publikasinya Angka Kredit 1. Hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. Lampiran I Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. NO Aspek yang diamati Ada ( ) 1. Nama Institusi / Sekolah Keterangan

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research) Oleh Elah Nurlaelah dan Siti Fatimah JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 PENELITIAN TINDAKAN KELAS I. KONSEP DASAR PTK

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action research (CAR).

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis dan kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu tindakan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& Wihardit, 2007:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara bagaimana memperoleh data yang menekankan pada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih

Lebih terperinci

PELATIHAN MENDESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 NARMADA

PELATIHAN MENDESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 NARMADA PELATIHAN MENDESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN MODEL DICK AND CAREY BAGI GURU-GURU DI SMA NEGERI 1 NARMADA I Wayan Gunada, Ahmad Harjono, Gunawan Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 No Hari, tanggal Materi Bimbingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tanda tangan Pembimbing LEMBAR OBSERVASI

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY Ali Mahmudi *) Abstrak: Sesuai amanat UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, peningkatan kompetensi guru adalah suatu keniscayaan demi menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. Ndara Tanggu Renda, M.Pd. (Ketua) NIDN : 0006095709

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang mencakup seluruh temuan dan pembahasan hasil pada peserta

Lebih terperinci

PENYUSUNAN MODEL PTK *) (UNTUK MEMENUHI 12 POINT KENAIKAN PANGKAT KE IV-B)

PENYUSUNAN MODEL PTK *) (UNTUK MEMENUHI 12 POINT KENAIKAN PANGKAT KE IV-B) PENYUSUNAN MODEL PTK *) (UNTUK MEMENUHI 12 POINT KENAIKAN PANGKAT KE IV-B) Oleh: Drs. Ahmad Yani, M.Si. Pendahuluan Undang-undang No 14 tentang guru dan dosen menegaskan bahwa guru merupakan profesi yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN GURU DENGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN GURU DENGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGEMBANGAN KEPROFESIAN GURU DENGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS oleh : dr. Waryono, M.Or Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta email : wardokteryono@gmail.com ABSTRAK Guru memegang peranan penting

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas. Oleh : Diana Rahmawati, M.Si

Penelitian Tindakan Kelas. Oleh : Diana Rahmawati, M.Si Penelitian Tindakan Kelas Oleh : Diana Rahmawati, M.Si A. Pentingnya Penelitian Tindakan kelas Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan didalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah desain Penelitian Kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan secara kolaboratif antara guru

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG

BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG 2 1. Bagaimana pandangan konstruktivisme tentang belajar dan apa implikasinya bagi pembelajaran di kelas? Pada teori ini hubungan timbal balik antara belajar sebagai proses

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PPL I STANDAR KOMPETENSI 1. Mahasiswa terampil menerapkan paradigma baru pendidikan dan model inovatif sebagai usaha reformasi pendidikan masa kini. 2.

Lebih terperinci

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI Sugeng Muslimin 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Profesi guru adalah profesi yang terhormat, tidak semua orang dapat menjadi guru. Untuk menjadi

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 Tahun 2008 Hal PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Ani Widayati 1

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 Tahun 2008 Hal PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Ani Widayati 1 JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1 Tahun 2008 Hal. 87-93 PENELITIAN TINDAKAN KELAS Ani Widayati 1 Abstrak Kualitas pendidikan nasional masih memprihatinkan dibandingkan negaranegara Asia

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh :

PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN. Oleh : LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGUASAAN MATERI AJAR MATEMATIKA BAGI GURU-GURU PEMBINA OLIMPIADE MATEMATIKA SD DI KECAMATAN TABANAN Oleh : Drs. Djoko Waluyo, M.Sc ( NIDN 006075306) Dr. Gede

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIMBINGAN PTK PADA GURU-GURU SMP NEGERI 25 PURWOREJO) Oleh : Erni Puji Astuti, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK KABUPATEN KEDIRI Kuntjojo, Intan Prastihastari Wijaya, Nur Lailiyah, Widi Wulansari Universitas Nusantara PGRI Kediri muzkunt@gmail.com, intanwijaya@unpkediri.ac.id,

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur,

Lebih terperinci

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel : halimatussakdiahnst11@gmail.com ABSTRAK Analisis awal pada 2016 (Januari s.d Maret) terhadap 36 orang

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL

PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI GURU BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Sriadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013: 14). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. 2013: 14). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Tinjauan Pustaka akan didiskripsikan tentang teori peningkatan kinerjaruru, teori supervisi kunjungan kelas, PTS melalui supervisi kunjungan kelas, kajian penelitian

Lebih terperinci

1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak Kurang

1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak Kurang 155 LAMPIRAN I A. Insrumen Penilian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. Berilah tanda (V) pada kolom skor (1,2,3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk

Lebih terperinci