LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS SOSIALISASI DAN PELATIHAN WOODBALL DAN BEACH WOODBALL BAGI PELAJAR SD, SMP DAN SMA SE-KABUPATEN BULELENG TAHUN Gede Doddy Tisna MS, S.Or., M.Or ( ) Dr. I Ketut Sudiana, S.Pd., M.Kes ( ) dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes ( ) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor : /2014 tanggal 5 Desember 2013 JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014 i

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Program : Sosialisai dan Pelatihan Woodball dan Beach woodball Bagi Pelajar SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng Tahun Ketua Pelaksana - Nama : Gede Doddy Tisna MS, S.Or., M.Or - NIP : Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIb - Alamat Kantor : FOK Undiksha - Alamat Rumah : Banjar Ambengan, Kecamatan Banjar, Buleleng 2. Jumlah Anggota : 2 Orang - Nama : dr. I Putu Adi Suputra, M.Kes - Nama : Dr. I Ketut Sudiana.,M.Kes 3. Lokasi Kegiatan - Nama Tempat : SPN Singaraja -Kecamatan : Buleleng -Kota : Singaraja -Provinsi : Bali 3. Biaya yang diperlukan : Rp Lama Kegiatan : 8 Bulan Singaraja, 9 September 2014 Mengetahui, a.n Dekan FOK Pembantu Dekan I FOK Ketua Pelaksana Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd. Gede Doddy Tisna MS, S.Or., M.Or. NIP NIP Mengetahui Ketua LPM Undiksha Prof.Dr. Ketut Suma, MS NIP ii

3 Ringkasan. Sosialisai dan Pelatihan Woodball dan Beach woodball Bagi Pelajar SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng Tahun Oleh : Gede Doddy Tisna MS, I Ketut Sudiana, Putu Adi Suputra. Ringkasan. Pada hari Minggu tanggal 11 Mei 2014 telah dilakukan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Sosialisai dan Pelatihan Woodball dan Beach woodball Bagi Pelajar SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng Tahun 2014 yang dilaksanakan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja. Peserta yang di berjumlah 60 orang berasal dari siswa SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng, Adapun tujuan dari program pengabdian ini adalah : Tujuan kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait pelaksanaan, peraturan dan sarana prasarana olahraga woodball dan beach woodball. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama adalah penyampaian materi dan sesi ke dua adalah praktek. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : metode ceramah, Metode praktek, metode diskusi. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait pelaksanaan, peraturan dan sarana prasarana olahraga woodball dan beach woodball. Kata-kata kunci : Pelatihan, woodball, dan beach woodball Summary. On Sunday May 11, 2014 has been held community service activities in the form of Socialization and Training Woodball and Beach Woodball for elementary school students, junior high school students and senior high school students in Buleleng regency year 2014 that held at the State Police School (SPN) Singaraja. Participants were 60 people who coming from elementary, junior and senior high school in Buleleng. The purpose of the activities in the implementation of this community service are: 1 Provide the knowledge, understanding and skills to elementary school, junior high and high school in Buleleng related to the implementation, regulation and infrastructure woodball sports and beach woodball. This activity is divided into two sessions, the first session is the explanation of content and the second is the practice session. The method used in this community service activities are: lectures, practical method, and discussion method. This activity has been successful to increasing knowledge, understanding and skills to elementary school, junior high and high school in Buleleng related to the implementation, regulation and infrastructure of woodball sports and beach woodball. Key words: Training, woodball, and beach woodball iii

4 PRAKATA Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya laporan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di lapangan SPN Singaraja dapat terlaksana dengan baik. Laporan dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini. Penulis menyadari bahwa isi dari laporan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis dan substansi laporan. Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada 1. Prof.Dr. Ketut Suma, M.S selaku ketua LPM Undiksha Singaraja atas bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan dana untuk pelaksanaan kegiatan. 2. Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan. 3. Mitra dari Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng yang telah menfasilitasi dan memberikan ijin menggunakan lapangan untuk terlaksananya kegiatan P2M ini. 4. Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M dapat berjalan sesuai rencana 5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan Yang Maha Esa. Singaraja, 9 September 2014 Penulis iv

5 DAFTAR ISI Halaman Halam Judul... Halaman Pengesahan... Ringkasan... Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii iii iv v BAB 1 PENDAHULUAN A nalisis Situasi I dentifikasi Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan Khalayak Sasaran... 7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA S ejarah Woodball di Indonesia dan Dunia P erlengkapan dan Lapangan Woodball T eknik Dasar Bermain Woodball K arakteristik Permainan Woodball B each Woodball v

6 BAB 3 METODOLOGI PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan Masalah Metode Kegiatan Keterkaitan Rancangan Evaluasi BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembahasan BAB 3 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN MATERI LAMPIRAN FOTO KEGIATAN LAMPIRAN ABSENSI PESERTA vi

7 BAB I PENDAHULUAN Olahraga woodball masuk dan diperkenalkan di Indonesia pada tahun (Kriswantoro, 2012,:1, Dwiyogo 2009). Sebagai olahraga baru, dalam artian baru dikenal oleh khalayak, jelas sekali perlu sosialisasi dari seluruh pihak terkait untuk memajukan olahraga ini. Semakin banyak orang mengetahui, semakin banyak orang bertanya tentang keberadaan olahraga ini, maka akan semakin banyak bahasan-bahasan tentang olahraga ini, sehingga secara otomatis banyak yang akan peduli, dan yang paling nyata, akan semakin banyak orang melakukan atau memainkan olahraga ini. Sehingga berbagai macam bentuk sosialisasi terkait dengan keberadaan olahraga ini, sangat diperlukan, terutama keberadaan olahraga woodball ini di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Buleleng pada khususnya. Tripilar pengembangan keolahragaan, olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga kesehatan dan rekreasi merupakan wadah yang sangat ideal untuk pengembangan sebuah cabang olahraga (Nala, 1992:32). Ketika sebuah olahraga tersebut bisa masuk kedalam ketiga sistem/pilar dari pengemabangan keolahragaan maka bisa diharapkan sebuah olahraga tersebut bisa maju dan menjadi motor penggerak bagi sistem-sistem lainnya. Atau bagi olahraga itu sendiri jelas akan sangat menguntungkan karena akan banyak menjadi perhatian. Dalam bidang olahraga pendidikan, jelas olahraga ini akan masuk kedalam sebuah sistem yang bernama pendidikan jasmani, atau malahan otomatis atau sebaliknya. Ketika woodball muncul dipermukaan, maka, pendidikan jasmani akan melirik woodball sebaga alternatif untuk dijadikan sebagai media bagi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembejaran mereka yang ideal yaitu pengembangan aspek psikomotor, kognitif serta afektif, bahkan fisik. Demikian juga dalam bidang olahraga prestasi, wacana publik tentang prestasi sangat mempengaruhi perkembangan sebuah olahraga. Dengan asumsi, seseorang memilih/ menekuni sebuah kegiatan olahraga karena mereka pasti ingin berprestasi atau mendapatkan penghargaan dengan meraih hadiah atau 1

8 sejumlah prize money dengan memenangkan sebuah turnamen atau kejuaraan dalam lingkup atau cakupan wilayah tertentu. Dengan demikian, pembinaan secara berjenjang untuk meraih prestasi optimal di usia puncak pasti akan sangat semarak dilakukan seperti halnya olahraga-olahraga populer lainnya seperti, sepakbola, bolavoli, renang, dll. Tidak berbeda pula dengan dua hal diatas, bidang olahraga kesehatan dan rekreasi akan mengemas sedemikian rupa ataupun woodball akan dikemas agar kegiatan yang dilaksankaan tersebut bisa bermakna rekreatif ataupun kegiatan yang dilakukan bisa mejadikan nilai kesehatan dapat tercapai. Sehubungan dengan hal tersebut sangat perlu untuk mensosialisasikan dan memeberikan pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng, 1.1 ANALISIS SITUASI Kabupaten Buleleng adalah bagian terbesar yaitu 1/3 dari pulau Bali. Ini membuktikan bahwasannya banyak potensi yang dapat dikembangkan baik dari segi Sumber Daya Alam (SDA) atau Sumber Daya Munusianya (SDM). Kabupaten buleleng memiliki luas hektar atau 24,25 % dari luas pulau Bali.( Seiring dengan letak dan kondisi Kabupaten Buleleng yaitu paling utara pulau Bali. Kabupaten Buleleng memiliki garis pantai yang panjang, disamping itu Kabupaten Buleleng memiliki potensi alam seperti lapangan dan daerah terbuka yang sangat luas, sangat mendukung untuk pengembangan olahraga woodball dan beach woodball. Potensi baik itu sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) Kabupaten Buleleng sangat mendukung sosialisai dan pengembangan olahraga woodball dan beach woodball. Namun kenyataannya olahraga woodball belum begitu populer atau dikenal oleh masyarakat Buleleng. Woodball di Kabupaten Buleleng diperkenalkan pada tahun 2011 dalam perjalannya masih belum banyak atlet yang dimiliki oleh organisasi International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng. Berdasarkan pengamatan pengusul dan diikuti informasi dari ketua umum International Woodball 2

9 Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng, data menunjukkan jumlah pelajar sebagai atlet woodball di Kabupaten Buleleng adalah : Tabel. Data Atlet Woodball Kabupaten Buleleng. (Sumber : umum International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng) No Nama Atlet Tingkat Sekolah 1 Komang Adi Suandana SD 2 Selat 2 Komang Kevin Sugesta Jaya Dilaga SD 4 Banyuasri 3 Made Diky Satria SMP N 2 Singaraja 4 Made Alvira Virgiliya Putri SMP 2 Singaraja 5 Kadek Diah Melinda Widyantari SMP 2 Singaraja 6 Putu Erica Novita Dewi SMP 2 Singaraja 7 Kadek Agus Suardana SMA LAB Undiksha 8 Putu Arya Utama SMA LAB Undiksha 9 Adi Septian Putra SMA 4 Singaraja 10 Putu Budhiasa SMA 4 Singaraja 11 Gede praba Daharma SMA 4 Singaraja 12 Desak Made agung Putri Kusuma SMA 1 Singaraja 13 Gusti Ayu Wirna Aprelia Putri SMA 1 Singaraja 14 Ni Luh Sri Anggreani SMK 1 Singaraja Tabel di atas menunjukkan data atlet woodball Kabupaten Buleleng masih rendah di bandingkan cabang olahraga lain. Secara umum masalah yang dihadapi adalah pemetaan atlet masih terpusat di Kecamatan Buleleng saja, sedangkan delapan kecamatan di Kabupaten Buleleng belum memiliki atlet sama sekali, inilah pentingnya sosialisasi woodball dan beach woodball Selain itu program sosialisasi dan pelatihan belum pernah diadakan menurut informasi dari ketua umum International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng. Sangat sedikit para pelajar yang menjadi atlet woodball, ini dikarenakan permasalahan sosialisasi dan pelatihan yang belum terealisasi di tingkat pelajar. Berbeda dengan cabang olahraga yang lain seperti atletik, sepak bola dan basket 3

10 yang sangat banyak diminati karena sudah sering disosialisaikan dan di kenalkan kepada pelajar. Selain itu kejuaran-kejuaran di tinggkat pelajar seperti PORSNIJAR, PORCAM dan PORKAB sangat mendukung perkembangan olahraga tersebut. Woodball belum bisa di pertandingkan di pekan olahraga tersebut karena jumlah atlet yang sedikit, sehingga woodball baru bisa dipertandingkan di tingkat Provinsi (PORPROP), di tingkat nasional dan Internasional. Selain itu Kabupaten buleleng memiliki potensi seperti lapangan terbuka yang banyak, seperti taman kota, lapangan di masing-masing desa, garis pantai yang luas yang sangat baik digunakan untuk memebuat lintasan (ferwey) olahraga woodball. Potensi lain terkait dengan pengembangan woodball di Kabupaten Buleleng adalah tersedianya home industri terkait peralatan woodball di Desa Petandakan Kecamatan Sukasada, Buleleng Bali. Atlet dari kabupaten lain di Bali juga memesan peralatan dari pengerajin peralatan woodball di Desa Petandakan. Tapi kenyataannya atlet woodball di Kabupaten Buleleng sangat sedikit, di bandingkan dengan atlet di kabupaten lain di Provinsi Bali. Kondisi diatas perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutama akademisi yang perduli terhadap perkembangan woodball di kabupaten Buleleng. Universitas Pendidikan Ganesha sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu; 1) pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian, dan 3) pengabdian pada masyarakat, mempunyai kewajiban untuk membantu memecahkan beberapa permasalahan dimasyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi. Melalui program pengabdian pada masyarakat tahun 2013 ini, kami bermaksud menyelenggarakan Sosialisasi dan Pelatihan Woodball dan Beach Woodball Bagi Pelajar SD, SMP dan SMA Se-Kab Buleleng. 1.2 Identifikasi Perumusan Masalah. Berdasarkan analisis diatas, permasalahan yang di hadapi mitra (dalam hal ini organisasi International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng) dapat difinisikan sebagai berikut : 4

11 Permasalahan Mitra 1. Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman terkait pembuatan lintasan woodball dan beach woodball. 2. Terbatasnya pemahaman dan pengetahuan pelajar terkait olahraga woodball dan beach woodball sehingga tidak adanya ketertarikan untuk mencoba olahraga woodball dan beach woodball. Solusi yang ditawarkan 1. Memanfaatkan fasilitas umum sepeerti taman kota, lapangan sekolah, lapangan desa, garis pantai sebagai tempat pembuatan lapangan woodball dan beach woodball. 2. Memberkan pengetahuan tetang pembuatan lintasan woodball dan beach woodball yang sesuai dengan International Woodball Asociation (IWbA) 1. Memberikan pemahaman dan pengetahuan pelajar terkait oloahraga woodball dan beach woodball, baik teknik dasar bermain, sampai teknik bermain woodball dan beach woodball. yang baik dan benar, melalui sosialisasi dan pelatihan. 2. Memeperkenalkan olahraga woodball dan beach woodball melalui simulasi game sehingga pelajar tertarik melakukan olahraga ini. 3. Mensosialisasikan peraturan dan perwasitan olahraga woodball dan beach woodball kepada para pelajar. 5

12 Oleh karena itu, permasalahan yang hendak di jawab melaui program pengabdian pada masyarakat khususnya bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng ini adalah : 1. Bagaimanakah proses pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng? 2. Baigamanakah aplikasi peraturan pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng? 3. Bagaimanakah proses pemanfataan lapangan terbuka, dan garis pantai yang bisa digunakan sebagai sarana prasarana lintasan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng? 1.3 Tujuan Kegiatan. Tujuan kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait pelaksanaan olahraga woodball dan beach woodball. 2. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait dengan peraturan olahraga woodball dan beach woodball. 3. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait pemanfaatan sarana prasarana olahraga woodball dan beach woodball. 4. Menjalin kemitraan dengan organisasi Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng, sehingga atlet woodball di Kabupaten Buleleng meningkat, dan peminat olahraga woodball di Kabupaten Buleleng meningkat 1.4 Manfaat Kegiatan. Manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah : 6

13 1. Siswa pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan pelaksanaan woodball dan beach woodball. 2. Siswa pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan terkait peraturan woodball dan beach woodball. 3. Siswa pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan terkait pemanfaatan sarana prasarana woodball dan beach woodball. 4. Hubungan kemitraan dengan organisasi Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng, sehingga atlet woodball di Kabupaten Buleleng, bisa terjalin dengan baik dan harmonis terkait pengembangan olahraga woodball di Kabupaten Buleleng. 1.5 Khalayak Sasaran. Khalayak sasaran strategis yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah siswa pelajar tingkat Sekolah Dasar sebanyak 20 orang, tingkat Sekolah Menengah Pertama 20 orang, dan tingkat Sekolah Menengah Umum 20 orang, total peserta dalam pelaksaan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah 60 orang. 7

14 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Woodbal Dunia dan di Indonesia. Olahraga woodball (bola kayu) pertama kali ditemukan di Taiwan pada tahun 1990 oleh Ming Hui Weng dan Kuang Chu Young. Awalnya mereka hanya ingin membangun sebuah taman bagi kedua orang tuanya, supaya mereka dapat berjalan-jalan di lokasi yang nyaman di Nei-Shuang, Shuh-Lin, Taipe, Taiwan, sebuah lapangan luas yang dimanfaatkan sebagai lapangan bermain bola. Dengan motivasi yang tinggi maka terciptalah permainan bola yang unik, yang mirip olahraga golf, dimana bolanya terbuat dari kayu dipukul dengan tongkat yang menyerupai palu (mallet tongkat yang terbuat dari kayu) yang di arahkan ke gawang kecil (gate) (Baa-Sheng Chang, 1995). Perkembangan woodball masuk ke Indonesia pada tahun 2006, berawal di undangnya pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang pada waktu itu di wakili oleh Ibu Rita Subowo bersama dengan Tandino Jecky mengikuti kejuaran woodball internasional di Malaysia. Sejak tahun itu woodball terdaptar di KONI dengan nomor: 2751/LNG/X/06 tanggal 4 Oktober 2006 (Internasional Woodball Federation, 2007). 2.2 Perlengkapan dan Lapangan Woodball. Perlengkapan woodball terdiri dari bola, pemukul (mallet), dan gawang kecil (gate) (Sugiono. 2008). Perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh International Woodball Asociation (IWbA). a. Mallet. Mallet terbentuk dengan kayu berbentuk T berat kotornya 800 gram, Panjang mallet adalah 90 cm, kurang lebih 10 cm (terdiri dari pegangan dan kepala berbentuk botol). Ukuran kepala mallet berbentuk botol adalah 21,5 cm selisih +/_ 0,5 cm. Dasarnya ditutup dengan topi karet, garis tenggah topi 6,6 cm, selisih +/_ 0,2 cm, dasarnya setebal 1,3 cm, selisih +/_ 0,1 cm; tingginya 3,8; selisih +/_ 0,1 cm; dan ketebalan dinding luarnya 0,5 cm. 8

15 Gambar Mallet Woodball. b. Bola. Bola harus berbentuk bundar terbuat dari kayu alami, bergaris tengah 9,5 cm dan berat antara 350 gram + 60 gram. Pada permukaan bola dapat di beri tanda nomor, angka dan lambang woodball. Gambar Bola Woodball c. Gawang Kecil Woodball (Gate). Gawang terbuat dari kayu dengan asesoris seperti tongkat besi, kelereng kayu dan 2 selang karet. Gawang di bentuk dengan dua botol kayu sebagai tongkatnya, yang di tanam/ di tancapkan pada permukaan tanah dengan jarak 15 cm, di ukur dari bagian dalam kedua tongkat. 9

16 Gambar Gawang Kecil Woodball (Gate). d. Lapangan Woodball (Fairway). 1) Lebar fairway harus dirancang sesuai dengan bentuk alaminya, tidak kurang 3 meter lebarnya, tidak lebih dari 10 meter lebarnya, di batasi dengan tali. 2) Panjang fairway jarak pendek kurang dar 50 meter, jarak menengah meter, dan jarak panjang meter. 3) Fairway berjumlah 12. Dengan kombinasi 2 fairway pendek, 8 fairway jarak menengah dan 2 fairway berjarak panjang. 4) Pada ujung tiap fairway harus di buatkan area gawang melingkar berdiameter 5 meter dengan gawang sebagai pusatnya. Gambar Fairway 10

17 2.3 Teknik Dasar Bermain Woodball. Teknik dasar bermain woodball meliputi teknik, teknik tanpa menggunakan alat dan teknik dengan menggunakan alat. Teknik tanpa menggunakan alat. a. Gerakan Mengayun. b. Setup (persiapan). c. Rutinitas preswing (wagle) tanpa alat. Teknik menggunakan alat. a. Rutinitas preswing dengan mallet. b. Pukulan Jarak jauh. c. Pukulan jarak menengah. d. Pukulan jarak jauh. e. Pukulan ke gawang (gating). Teknik Bermain Woodball. ] 11

18 2.4 Karakteristik Permainan Woodball Permainan woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf. (Irdiyana. P. 2010) Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola kedalam sasaran yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam permainan woodball ini adalah pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dibanding dengan pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap gate sasaran untuk memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan. 2.5 Beach Woodball. Beach woodball secara umum memiliki karakteristik sama dengan permainan woodball dilapangan, dari segi pelaksanaan di laksanakan di lapangan berpasir, atau di pantai. Beach woodball memiliki tantangan lebih dibandingkan dengan woodball di lapangan berumput. Beach woodball sudah di pertandingkan di Asian Beach Game. Gambar Beach Woodball. 12

19 BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah. Adapun kerangka pemecahan masalah pada Pengabdian pada Masyarakat adalah : 1. Mengadakan kerjasama dengan International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng sebagai mitra untuk mensosialisasikan dan mengembangkan olahraga woodball di Kabupaten Buleleng. 2. Menyampaikan surat undangan sebagai peserta pelatihan kepada siswa SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng. 3. Mengadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sosialisai dan pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng. 4. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. 5. Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. 3.2.Metode Kegiatan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: 1. Metode ceramah yaitu menyampaikan materi olahraga woodball dan beach woodball yang mencangkup hakekat olahraga woodball dan beach woodball, fasilitas dan alat-alat woodball dan beach woodball, peraturan bermain woodball dan beach woodball. 2. Metode pelatihan yaitu siswa SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng di berikan pelatihan teknik dasar bermain woodball dan beach woodball, bermain woodball dan beach woodball 3. Metode diskusi yaitu melakukan diskusi pada saat penyampaian materi maupun praktek lapangan mengenai woodball dan beach woodball. 13

20 3.3 Keterkaitan. Penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk sosialisai dan pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD,SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng Tahun 2014 memiliki keterkaitan untuk mensosialisasikan dan mengenalkan olahraga woodball dan beach woodball sedini mungkin pada generasi muda di Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu tujuan dari pemasalan dan pembibitan olahraga, adalah melibatkan banyak orang untuk mengikuti sosialisai dan pelatihan olahraga woodball dan beach woodball, sehingga bisa dibina jika memiliki potensi sebagai atlet. Selain itu keterkaitan lain adalah sebagai sorang dosen olahraga di Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha hendaknya memiliki tanggung jawab moral untuk memeberikan informasi terkait dengan pengembangan olahraga baru khususnya olahraga woodball dan beach woodball. 3.4 Rancangan Evaluasi. Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Yaitu : 1. Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam mengikuti setiap materi baik itu teori dan praktek yang di berikan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui ketekunan dan keterlibatan peserta adalah lembar observasi kegiatan pelatihan. 2. Terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta tentang permainan woodball dan beach woodball. Istrumen yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan berupa pemahaman siswa terhadap olahraga woodball dan beach woodball. Sedangkan peningkatan keterampilan peserta dapat diamati melalui lembar pengamatan ketrampilan bermain woodball dan beach woodball oleh pelatih. 14

21 3. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah siswa SD, SMP dan SMA se- Kabupaten Buleleng bisa bermain woodball dan beach woodball, sehingga harapan ke depan semua kecamatan di Kabupaten Buleleng memiliki atlet woodball kejuaran antar kecamatan dan tingkat pelajar makin sering dilakukan. 15

22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pelaksanaan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada hari Minggu (11 Mei 2014)mulai pukul WITA, bertempat di Lapanagn SPN Singaraja. peserta yang di berjumlah 30 orang berasal dari siswa SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng, namun pada saat pelaksanaan jumlah peserta bertambah menjadi 60 orang dari siswa-siswa SD 4 Banyuasri dan SMP 3 Singaraja banyak yang dating, karena mereka merasa penting untuk mengetahui materi dan sosialisasi yang akan disampaikan. Fasilitator dalam kegiatan ini berjumlah 1 orang yaitu Bapak I Wayan Diana (Ketua Pengcab Woodball) Kabupaten Buleleng dan dibantu oleh 4 orang atlet woodball nasional (Putu Citra, M.Or, Arsa, Jaya dan Budi). Berhubung pada waktu dilaksanakan pelatihan, Ketua LPM Undiksha berhalangan hadir, sehingga pembukaan secara resmi pelatihan dan sosialisasi woodball dan beach woodball pada pelajar SD, SMP dan SMA Se-Kabupaten Buleleng diwakili oleh Bapak Dr. I Wayan Mudana, M.Si. Dalam sambutannya sebelum membuka acara secara resmi, skretaris LPM Undiksha berharap agar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat terus dilaksanakan dan dikembangkan sehingga partisipasi masyarakat terkait olahraga Woodball terus dapat di tingkatkan. Selain itu peserta pelatihan diharapkan mengikuti kegiatan dengan serius sehingga mendapatkan ilmu terkait cabang olahraga woodball. Pemaparan materi pelatihan dan sosialisasi dilakukan dengan memberikan materi-sejarah perkembangan woodball, teknik dasar bermain woodbal, tekni pegangan, sarana prasaran bermain woodball, peraturan bermain woodball dan praktek langsung di lapangan SPN Singaraja, ketertarikan peserta sangat besar mengikuti kegiatan P2M, penasaran memasukan bola ke gate (gawang) memembuat para peserta sosialisasi dan pelatihan ingin mengulang permainan woodball. 16

23 Kegiatan pelatihan diakhiri dengan ditutup oleh ketua P2M mewakili ketua LPM Undiksha. Selama kegiatan, peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara P2M. Hal ini terbukti dari tidak ada peserta yang izin selama kegiatan berlangsung. 4.2 Pembahasan. Permainan woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf. (Irdiyana. P. 2010) Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola kedalam sasaran yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam permainan woodball ini adalah pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dibanding dengan pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap gate sasaran untuk memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan. Sejalan dengan analisis permasalahan yang ditemukan dilapangan, dapat diidentifikasi permasalahan : 1. Bagaimanakah proses pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng? 2. Baigamanakah aplikasi peraturan pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng? 3. Bagaimanakah proses pemanfataan lapangan terbuka, dan garis pantai yang bisa digunakan sebagai sarana prasarana lintasan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng? Untuk membahas permasalahan diatas, proses pelatihan woodball dan beach woodball bagi pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng. Selama kegiatan P2M ini, para peserta sangat serius mengikuti kegitan ini, hal ini terlihat pada saat penyampain materi P2M banyak peserta yang bertanya dan sangat penasran dengan olahraga woodball, yang baru mereka kenal. Pada saat praktek para peserta terus mencoba mempraktekkan posisi awal memegang mallet, kudakuda pada saat berdiri, cara memukul bola dengan mallet, sampai proses memasukkan bola ke gate (gawang). 17

24 Olahraga woodball (bola kayu) pertama kali ditemukan di Taiwan pada tahun 1990 oleh Ming Hui Weng dan Kuang Chu Young. Awalnya mereka hanya ingin membangun sebuah taman bagi kedua orang tuanya, supaya mereka dapat berjalan-jalan di lokasi yang nyaman di Nei-Shuang, Shuh-Lin, Taipe, Taiwan, sebuah lapangan luas yang dimanfaatkan sebagai lapangan bermain bola. Dengan motivasi yang tinggi maka terciptalah permainan bola yang unik, yang mirip olahraga golf, dimana bolanya terbuat dari kayu dipukul dengan tongkat yang menyerupai palu (mallet tongkat yang terbuat dari kayu) yang di arahkan ke gawang kecil (gate). Perkembangan woodball masuk ke Indonesia pada tahun 2006, berawal di undangnya pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang pada waktu itu di wakili oleh Ibu Rita Subowo bersama dengan Tandino Jecky mengikuti kejuaran woodball internasional di Malaysia. Sejak tahun itu woodball terdaptar di KONI dengan nomor: 2751/LNG/X/06 tanggal 4 Oktober 2006 (Internasional Woodball Federation, 2007). Perlengkapan woodball terdiri dari bola, pemukul (mallet), dan gawang kecil (gate) (Sugiono. 2008). Perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh International Woodball Asociation (IWbA). 1. Mallet terbentuk dengan kayu berbentuk T berat kotornya 800 gram, Panjang mallet adalah 90 cm, kurang lebih 10 cm (terdiri dari pegangan dan kepala berbentuk botol). Ukuran kepala mallet berbentuk botol adalah 21,5 cm selisih +/_ 0,5 cm. Dasarnya ditutup dengan topi karet, garis tenggah topi 6,6 cm, selisih +/_ 0,2 cm, dasarnya setebal 1,3 cm, selisih +/_ 0,1 cm; tingginya 3,8; selisih +/_ 0,1 cm; dan ketebalan dinding luarnya 0,5 cm. 18

25 Gambar Mallet Woodball. 2. Bola harus berbentuk bundar terbuat dari kayu alami, bergaris tengah 9,5 cm dan berat antara 350 gram + 60 gram. Pada permukaan bola dapat di beri tanda nomor, angka dan lambang woodball. Gambar Bola Woodball 3. Gawang terbuat dari kayu dengan asesoris seperti tongkat besi, kelereng kayu dan 2 selang karet. Gawang di bentuk dengan dua botol kayu sebagai tongkatnya, yang di tanam/ di tancapkan pada permukaan tanah dengan jarak 15 cm, di ukur dari bagian dalam kedua tongkat. 19

26 Gambar Gawang Kecil Woodball (Gate). 4. Lapangan Woodball (Fairway). 1) Lebar fairway harus dirancang sesuai dengan bentuk alaminya, tidak kurang 3 meter lebarnya, tidak lebih dari 10 meter lebarnya, di batasi dengan tali. 2) Panjang fairway jarak pendek kurang dar 50 meter, jarak menengah meter, dan jarak panjang meter. 3) Fairway berjumlah 12. Dengan kombinasi 2 fairway pendek, 8 fairway jarak menengah dan 2 fairway berjarak panjang. 4) Pada ujung tiap fairway harus di buatkan area gawang melingkar berdiameter 5 meter dengan gawang sebagai pusatnya. Gambar Fairway 20

27 Teknik dasar bermain woodball meliputi teknik, teknik tanpa menggunakan alat dan teknik dengan menggunakan alat. Teknik tanpa menggunakan alat terdiri dari : gerakan mengayun, setup (persiapan) rutinitas preswing (wagle) tanpa alat. Sedangkan tekni menggunakan alat terdiri dari : rutinitas preswing dengan mallet, pukulan jarak jauh, pukulan jarak menengah, pukulan jarak jauh, dan pukulan ke gawang (gating). Terkait peraturan permainan akan dibahas: 1. Pelanggaran Peraturan pada Pukulan Dan Hukuman a. Ketika pemain siap wasit memberikan tanda untuk memukul. Pemain harus melakuka pukulan pertamanya dalam waktu 10 detik. Pelanggaran diperingatkan. Apabila dia melanggar peraturan lagi dia akan dikenakan hukuman satu pukulan. b. Ketika pemain melakukan pukulan pertamanya dia harus meletakkan bolanya digaris start atau pada area start, dan dia memukul dengan posisi tidak bergerak. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan. Dia memukul pukulan pertamanya kembali, tetapi pukulannya diangga sebagai pukulan kedua. c. Pemain memukul pukulan pertamanya bolanya tidak diarea start. Pukulan dihitung sebagai satu pukulan. Dia memukulpertamanya lagi tetapi dianggap sebagai pukulan kedua. 2. Pelanggaran Peraturan Dalam Daerah Pukulan Dan Hukuman a. Setiap saat pemain akan melakukan pukulan, ia harus berdiri tegak padakedua kakinya. Memegang mallet pada kedua tangannya dan menaruhnya di belakang bola dan memulai pukulan. Dia tidak boleh melakukan pemukulan sambil berjalan. Pelanggaran dikenai satu pukulan, dan dia melakukan pukulan bola berikutnya dari posisi yang baru. b. Ketika pemain akan melakukan percobaan pemukulan yang meleset atau akan memulai pemanasan atau latihan memukul (dengan tidak menyentuh bola). Semua pukulan tidak dihitung tetapi dia tidak boleh melakukan berulang-ulang sehingga menunda pertandingan. 21

28 Pelanggaran akan diperingatkan. Apabila pemain melanggar peraturan lagi dia akan mendapat hukuman satu point. c. Ketika giliran untuk memukul dia harus menyelesaikan pukulannya dalam 10 detik tanpa penundaan. Pelanggar diperingakan kalau melanggar lagi dia dikenai hukuman satu pukulan. d. Ketika pemain sedang memukul tak seorangpun diijinkan memasuki atau melintasi fairway di depannya. Setiap pemain yang melanggar dikenai hukuman satu pukulan. e. Ketika pemain sedang memukul para pemain lainnya tidak boleh berteriak atau mengumpat sehingga mempengaruhi pukulan pemain lainnya. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan. f. Ketika memukul pemain mengayunkan malletnya yang sedikit menyentuh atau menggerakkan bolanya, dianggap sebagai satu pukulan. g. Ketika memukul pemain harus memukul bolanya dengan kepala mallet, bisa dengan kepala atau dasar botol, tetapi memukul bola diluar bagian tersebut atau dengan tongkat mallet tidak diijinkan. Pemain dikenakan hukuman satu pukulan dan melakukan pukulan berikutnya dari posisi baru bolanya. h. Mendorong bola dengan malletnya tidak diijinkan. Pelanggar dikenai satu pukulan dan melakukan pukulan dari posisi baru bolanya. i. Pemain tidak diijinkan memukul bola yang sedang menggelinding berulang-ulang. Pelanggar dikenai satu pukulan dan melakukan pukulan dari posisi bula barunya. 3. Pelanggaran Peraturan pada Permainan dan Hukuman a. Para pemain yang posisi bolanya dalam fairway paling jauh dari gawang diberikan kesempatan untuk memukul duluan atau urutan pemukulan diatur oleh wasit. Setiap pemain tidak dapat memukul bolanya sesuka hatinya. Pelanggar dikenai hukuman satu pukulan dan memukul bola dari posisi yang baru. 22

29 b. Seorang yang memukul bolanya dalam fairway, dan bolanya OB tanpa menyentuh garis batas diperlakukan sebagai OB. Hukuman dikenai satu pukulan. c. Selama kompetisi jika bola menghalangi bola pemain berikutnya pemain yang bersangkutan dapat meminta main duluan atau mengambil bola dan memberikan tanda dengan ijin wasit. Pelanggaran urutan dikenai hukuman satu pukulan. d. Bola yang membentur halangan yang dianggap sebagai garis batas dan memantul kembali ke fairway tidak dianggap sebagai OB. Tetapi bila bola membentur halangan diluar garis batas dianggap dan diperlukan sebagai OB. e. Bilamana pmain bermain pada fairway yang berbelok/ lengkungan yang berbeda, bola harus diteruskan pada fairway. Pemukulan bola yang melayang melewati batasan keluar atau memotong sudut fairway tidak diijinkan. Pemain yang melanggar peraturan dan bolanya dianggap sebagai OB. f. Bila bola dalam permainan yang membentur satu sama lain karena pukulan : i. Bola yang dibentur tetapi tidak keluar, posisi bolanya adalah posisi yang baru. Dalam hal bola menerobos gawang, bola dianggap mengakhiri satu fairway, tetapi bilamana bola yang dibentur OB, tidak dikenakan satu pukulan. ii. Jika bola si pemukul OB setelah membentur bola lainnya diperlakukan sebagai OB dan si pemukul dikenai satu pukulan. iii. Jika bola si pemukul tetap pada fairway setelah membentur, posisi di mana bola berhenti dianggap sebagai posisi barunya. g. Dalam proses permainan jika pemain melakukan tindakan yang tidak sportif, dia akan diperingatkan dan diminta untuk merubahnya dan bilamana pada saat yang sama dia melakukan lagi, maka dikenakan hukuman satu pukulan. Pengulangan dalam pelanggaran yang berulangkali akan didiskualifikasi. h. Apabila pemain menyentuh bolanya sendiri atau bola pemain lainnya dengan bagian tubuhnya dan posisi bola yang berhenti dianggap posisi barunya. i. Pemain yang memainkan malletnya tanpa memperhatikan peraturan atau memukul bola dengan malletnya di antara dua kakinya dikenai hukuman satu 23

30 pukulan dan dia harus memukul bolanya dari posisi barunya (jika bolanya menembus gawang maka tidak diakui atau dianulir). j. Selama permainan, si pemain boleh mengajukan permintaan untuk mengganti alatnya setelah peralatan diperiksa oleh Panitia. Bola hanya dapat diganti setelah satu fairway selesai (kecuali bolanya hancur). Penyimpangan akan didiskualifikasi. 4. Pelanggaran Peraturan dalam daerah gawang dan hukuman a. Wasit dapat memutuskan urutan pukulan berdasarkan kondisi bola dalam area gawang. Pada prinsipnya, bola yang paling dekat dengan gawang diberikan prioritas pertama. b. Pemain tidak dapat merusak gawang dengan maksud tertentu. Pemain yang melakukan pelanggaran akan diberi peringatan dan ditambahkan satu pukulan hukuman. Pengulangan pelanggaran, maka pemain akan dikeluarkan. Tanda-tanda dari wasit ( gambar 1) 24

31 Keterangan gambar 1. Tanda permainan dimulai : Lengan tangan kanan diacungkan ke depan, telapak tangan kanan ke atas diarahkan ke bawah dengan sudut 45 0 sebagai tanda permainan dapat dimulai dan memerintahkan permainaan dimulai ( gambar 2 ) Keterangan gambar 2. Tanda untuk memukul : Lengan tangan kanan diajukan kedepan sejajar dengan bahu dan telunjuk ditunjukkan kearah gawang danmemerintahkan agar bola segera dipukul. ( gambar 3 ) 25

32 Keterangan gambar 3. Tanda keluar lapangan : Lengan kanan kedepan siku ditekuk ke atas ibu jari keatas samping kanan kepala yang memberi tanda bahwa bola yang dipukul keluar lintasan. (gambar 4) Keterangan Gambar 4. Tanda pelanggaran Lengan kanan dinaikkan lurus keatas dengan telapak kanan kedepan agar pemukulan dihentikan terlebih dahulu (gambar 5) Keterangan gambar 5. Tanda penghentian sementara (time out): Buatlah tangan tanda T dan meminta agar permainan dihentikan sementara (time out) 26

33 Beach woodball secara umum memiliki karakteristik sama dengan permainan woodball dilapangan, dari segi pelaksanaan di laksanakan di lapangan berpasir, atau di pantai. Beach woodball memiliki tantangan lebih dibandingkan dengan woodball di lapangan berumput. Beach woodball sudah di pertandingkan di Asian Beach Game. Gambar Beach Woodball. Akhirnya setelah kegiatan berakhir terungkap bahwa waktu kegiatan selama 1 hari, tidak cukup untuk mempelajari dan mempraktekkan materi pertolongan pada kecelakaan. PMR madya dan guru pembina harus di bekali dan di ajarkan praktek berkali-kali terkait pertolongan pertama pada kecelakan, sehingga PMR madya dan guru pembina PMR menjadi pelaku yang professional dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan 27

34 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M ini adalah : 1. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait pelaksanaan olahraga woodball dan beach woodball meningkat. 2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait dengan peraturan olahraga woodball dan beach woodball meningkat. 3. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait pemanfaatan sarana prasarana olahraga woodball dan beach woodball meningkat Saran-saran. Beberapa hal yang dapat disarankan dalam kegitan P2M ini adalah : 1. Waktu kegiatan P2M perlu ditambah. 2. Pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan kepada pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng terkait dengan peraturan olahraga woodball dan beach woodball perlu ditingkatkan lagi. 28

35 DAFTAR PUSTAKA Bao, Sheng Chang, Ilustration Of Woodball Rules & Techniquis. Taipe: Chinese Taipei Woodball Association. Dwiyogo, Wasis D dan Kriswantoro Olahraga Woodball. Malang: Wineka Media International Woodball Federation, Indonesia Woodball Workshop Semarang. International Woodball Asociation. International Woodball Asociation (IWbA) Kabupaten Buleleng, Kabupaten Buleleng. Irdiyana. P Depinisi Olahraga Woodball. Bandung. Kriswantoro dkk, Teknik Dasar Bermain Woodball. Semarang : Multi Media Production. Nala, Nguarah Kebugaran Jasmani. Denpasar: Yayasan Ilmu Faal Widya Laksana. Sugiono Peraturan Permainan Woodball. Semarang : Indonesia Woodball Association. 29

36 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SOSIALISASI DAN PELATIHAN WOODBALL DAN BEACH WOODBALL PADA SISWA SD, SMP DAN SMA SE-KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 Oleh : I Wayan Diana (Ketua Pengcab Woodball Kabupaten Buleleng) Singaraja, 11 Mei 2014.

37 1. SEJARAH OLAHRAGA WOODBALL Olahraga woodball (bola kayu) pertama kali ditemukan di Taiwan pada tahun 1990 oleh Ming Hui Weng dan Kuang Chu Youngdi lokasi yang nyaman di Nei-Shuang, Shuh-Lin, Taipe, Taiwan. Perkembangan woodball masuk ke Indonesia pada tahun 2006, berawal di undangnya pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang pada waktu itu di wakili oleh Ibu Rita Subowo bersama dengan Tandino Jecky mengikuti kejuaran woodball internasional di Malaysia. Sejak tahun itu woodball terdaftar di KONI dengan nomor: 2751/LNG/X/06 tanggal 4 Oktober 2006 (Internasional Woodball Federation, 2007).

38 2.Perlengkapan dan lapangan woodball Perlengkapan woodball terdiri dari pemukul (mallet), bola,dan gawang kecil (gate). 1. Pemukul (Mallet)

39 Keterangan malet. Mallet terbentuk dengan kayu berbentuk T berat kotornya 800 gram Panjang mallet adalah 90 cm, kurang lebih 10 cm (terdiri dari pegangan dan kepala berbentuk botol). Ukuran kepala mallet berbentuk botol adalah 21,5 cm selisih +/_ 0,5 cm. Dasarnya ditutup dengan topi karet, garis tenggah topi 6,6 cm, selisih +/_ 0,2 cm, dasarnya setebal 1,3 cm, selisih +/_ 0,1 cm; tingginya 3,8; selisih +/_ 0,1 cm; dan ketebalan dinding luarnya 0,5 cm.

40 2. Bola. Keterangan Bola. Bola harus berbentuk bundar terbuat dari kayu alami, bergaris tengah 9,5 cm dan berat antara 350 gram + 60 gram. Pada permukaan bola dapat di beri tanda nomor, angka dan lambang woodball.

41 3. Gawang (Gate). Keterangan Gawang (Gate). Gawang terbuat dari kayu dengan asesoris seperti tongkat besi, kelereng kayu dan 2 selang karet. Gawang di bentuk dengan dua botol kayu sebagai tongkatnya, yang di tanam/ di tancapkan pada permukaan tanah dengan jarak 15 cm, di ukur dari bagian dalam kedua tongkat.

42 Lapangan Woodball.

43 AWALAN FAIRWAY UJUNG FAIRWAY

44 Spesifikasi Lapangan Woodball. Fairway harus dipelihara dengan teratur dan rumput pada fairway harus dipotong menjelang permainan. Lebar fairway harus dirancang sesuai dengan bentuk alaminya, tidak kurang 3 meter lebarnya, tidak lebih dari 10 meter lebarnya, di batasi dengan tali. Panjang fairway jarak pendek kurang dar 50 meter, jarak menengah meter, dan jarak panjang meter. Fairway berjumlah 12. Dengan kombinasi 2 fairway pendek, 8 fairway jarak menengah dan 2 fairway berjarak panjang.

45 Spesifikasi Lapangan Woodball. Dari jumlah 12 fairway paling tidak 2 fairway berjarak panjang dan 2 fairway berjarak pendek. Panjang fairway diukur dari sentral point garis start sepanjang garis tengah fairway sampai dengan sentral point depan gawang. Ukuran jarak ini dianggap sebagai jarak sebenarnya dari tiaptiap fairway. Pada setiap awalan fairway harus dibuat satu garis horisontal sebagai permulaan yang disebut garis start, panjang garis ini 2 meter, pada ujung garis tersebut ditarik kebelakang sepanjang 3 meter sehingga mendekati empat persegi panjang, yang mana disebut sebagai daerah start.

46 Spesifikasi Lapangan Woodball. Pada ujung tiap fairway harus di buatkan area gawang melingkar berdiameter 5 meter dengan gawang sebagai pusatnya. Di antara tepian area gawang dan batas fairway setidaknya berjarak 2 meter atau lebih sebagai bidang penyangga. Gawang diletakkan di tengah area gawang dan menghadap setiap arah fairway. Area start dan area gawang mempunyai kondisi datar dan rata tanpa hambatan.

47 Teknik Dasar Bermain Woodball. Teknik tanpa menggunakan alat. Gerakan Mengayun. Setup (persiapan). Rutinitas preswing (wagle) tanpa alat. Teknik menggunakan alat. Rutinitas preswing dengan mallet. Pukulan Jarak jauh. Pukulan jarak menengah. Pukulan jarak jauh. Pukulan ke gawang (gating).

48 Karakteristik Permainan Woodball Permainan woodball mempunyai karakteristik yang mirip dengan permainan golf. Dimana sasaran dalam permainan ini adalah berusaha memasukkan bola ke dalam sasaran yang telah ditentukan dengan sedikit mungkin jumlah pukulan. Sehingga pemenang dalam permainan woodball ini adalah pemain dengan jumlah pukulan paling sedikit dibanding dengan pemain lainnya. Sementara itu, ada juga metode lain dalam penentuan kemenagnannya, yaitu pemenang di tentukan dengan penghitungan jumlah kemenangan tiap gate sasaran untuk memasukkan bola dari total jumlah gate yang dipertandingkan.

49 Pertandingan (Kompetisi) Woodball. 1. Jenis Kompetisi a. Kompetisi Tunggal. Tunggal sebagai satu unit kompetisi. b. Kompetisi Ganda. Ganda atau ganda campuran sebagai satu unit kompetisi. c. Kompetisi Team. Satu team dengan empat sampai dengan enam pemain sebai satu team kompetisi

50 2. Metode Kompetisi. a. Kompetisi Pukulan. Pemain menyelesaikan 12 kali fairway atau kelipatannya dengan jumlah pukulan sedikit akan menjadi pemenang. b.kompetis Fairway. Para pemain yang memenangkan jumlah yang lebih besar dari12 kali fairway atau kelipatannya dengan jumlah pukulan paling sedikit akan menjadi pemenang.

51 Prosedur Kompetisi. 1. Memulai Pertandingan. Ketika wasit mengumumkan tanda mulai, pemain harus memulai pertandingan sesuai dengan urutan bermain yang diatur oleh pengaturan atau dengan undian. Dalam hal pemain dalam pertandingan terlambat lima menit atau ditolak untuk bertanding setelah wasit mengumumkan start pertandingan kwalifikasinya untuk bertanding dapat dibatalkan.

52 Prosedur Kompetisi.(lanjutan) Ketika pemain masuk ke dalam area start semua pemain lainnya harus mundur diluar area start demi keselamatan. Pada pukulan pertama, bola harus ditempatkan didalam area start dan menuju arah gawang.

53 2.Proses Pertandingan. Dalam pertandingan, bola yang dimainkan dipukul masuk ke dalam gawang dan melewati cangkir kayu tetapi menjauhinya atau tidak menempel satu sama lain. Selama pertandingan Proses Pertandingan. bola menggelinding keluar dari batas fairway adalah OB. Apabila bola OB, bola harus diambil kembali dan ditempatkan pada posisi titik lintas bola keluar dari batas diambil sebagai pusat dengan radius dua kepala mallet.

54 2.Proses Pertandingan (lanjutan) Jika bola yang dimainkan jatuh atau menggelinding kedalam hambatan seperti lobang, pohon, belikar, kolam, dsb, dan tidak bisa sesuai untuk memukul, bola dapat diambil keluar dan diletakkan pada posisi dimana titik (letak) hambatan untuk memasukkan kedalam batas, dan titik ini diambil sebagai pusat. Bola diperlakukan sebagai OB, atau bola diletakkan dimana posisi baru mana saja kearah belakang/mundur tanpa batas pada fairway, tetapi salah satu pukulan ditambah team untuk pemain. Selama pertandingan, kemanapun seorang pemain mulai mengayuh mailetnya, para pemain semuanya harus mundur pada kedua sisi fairway atau di belakang sang pemukul pada jarak lebih dari 3 meter atau lebih.

55 2.Proses Pertandingan (lanjutan) Dimanapun didepan atau dibelakang gawang, bola difairway dapat dipukul dengan langsung menembus gawang. Selama pertandingan, dalam cuaca alam yang tidak menentukan pertandingan dilanjutkan atau tidak diumumkan oleh Panitia Penyelenggara Pertandingan. Setelah pertandingan pada setiap fairway selesaikan, pertandingan pada fairway berikutnya dimulai. Pertandingan pada semua fairway dilaksanakan dengan cara yang sama.

56 2.Proses Pertandingan (lanjutan) Pada fairway berikutnya urutan pukulan pertama berdasarkan nomer urutan yang diatur dengan pengaturan, dan tiap giliran dimulai in due course. Selama pertandingan, bilamana pemain meminta untuk mengganti peralatannya, penggantian diijinkan setelah menyelesaikan satu kompetisi fairway (kecuali peralatannya rusak). Sebelum menggunakan peralatan harus diperiksa oleh wasit. Saat memukul, pemain memukul bola dan dengan bersamaan peralatannya rusak. Dalam hal ini, pukulan dihitung satu pukulan, pemain tidak dapat mengklaim, untuk memukul lagi.

LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA

LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA LAPORAN PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN PELATIH DAN WASIT BAGI PENGCAB WOODBALL KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015. Gede Doddy Tisna MS, S.Or., M.Or NIP. 198405212008121002 dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL. Putu Citra Permana Dewi

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL. Putu Citra Permana Dewi IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL Putu Citra Permana Dewi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

WOODBALL SEBAGAI WAHANA WISATA KAMPUS SERTA PENGEMBANGAN PRESTASI DI KAMPUS UNY WATES

WOODBALL SEBAGAI WAHANA WISATA KAMPUS SERTA PENGEMBANGAN PRESTASI DI KAMPUS UNY WATES LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JUDUL: WOODBALL SEBAGAI WAHANA WISATA KAMPUS SERTA PENGEMBANGAN PRESTASI DI KAMPUS UNY WATES OLEH: AHMAD RITHAUDIN, dkk FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang

BAB I PENDAHULUAN. memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Woodball adalah olahraga yang mirip dengan golf menurut Mr. Ming Hui Weng, yang merupakan pencipta olahraga baru ini. Permainan woodball yaitu permainan

Lebih terperinci

P S, 2016 PENGARUH METODE LATIHAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN TERHADAP HASIL AKURASI PUKULAN JARAK JAUH PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL

P S, 2016 PENGARUH METODE LATIHAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN TERHADAP HASIL AKURASI PUKULAN JARAK JAUH PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sudah ada sejak zaman nenek moyang kita dulu, seiring dengan pertambahan usia bumi ini, olahraga juga mencatat sejarah yang cukup panjang. Hadirnya

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT LAPORAN P2M PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT TUBERKULOSIS PADA KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I TAHUN 2014 Oleh: dr. Made Suadnyani Pasek, S.Ked.,M.Kes/0021088103

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM OLAHRAGA WOODBALL SEBAGAI SALAH SATU MODEL PERMAINAN TARGET GAMES

LAPORAN KEGIATAN PPM OLAHRAGA WOODBALL SEBAGAI SALAH SATU MODEL PERMAINAN TARGET GAMES LAPORAN KEGIATAN PPM OLAHRAGA WOODBALL SEBAGAI SALAH SATU MODEL PERMAINAN TARGET GAMES Disampaikan Pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Di MGMP Penjas SMP Kabupaten Sleman Oleh Erwin Setyo Kriswanto,

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016 ANALISIS KOMPONEN BIOMOTORIK PADA OLAHRAGA PERMAINAN WOODBALL

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016 ANALISIS KOMPONEN BIOMOTORIK PADA OLAHRAGA PERMAINAN WOODBALL ANALISIS KOMPONEN BIOMOTORIK PADA OLAHRAGA PERMAINAN WOODBALL Putu Citra Permana Dewi, S.Or., M.Or. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan,

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JUDUL: SOSIALISASI BEACH WOODBALL SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JUDUL: SOSIALISASI BEACH WOODBALL SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JUDUL: SOSIALISASI BEACH WOODBALL SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OLEH: AHMAD RITHAUDIN, dkk FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM.

PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM. LAPORAN P2M PELATIHAN PERMAINAN DAN PERATURAN SEPAK TAKRAW PANTAI (BEACH TAKRAW) BAGI GURU-GURU PENJASORKES SE-KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM Oleh: 1. I Ketut Semarayasa, S,Pd.,M.Or. 2. Drs. I

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAAN PENGGUNAAN IC 555 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU FISIKA SMP DAN SMA PEMBINA EKSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Luh Putu Budi

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Oleh: Rizka Melina F. (24/X MIA 5) SMA Negeri 1 Malang Jl. Tugu Utara No. 1 Telp (0341)366454 fax. (0341) 329487 Malang 65111 Website : http://www.sman1-mlg.sch.id

Lebih terperinci

PELATIHAN PERMAINAN TONNIS BAGI GURU PENJASORKES SD DAN SMP SE-KABUPATEN JEMBRANA. oleh,

PELATIHAN PERMAINAN TONNIS BAGI GURU PENJASORKES SD DAN SMP SE-KABUPATEN JEMBRANA. oleh, PELATIHAN PERMAINAN TONNIS BAGI GURU PENJASORKES SD DAN SMP SE-KABUPATEN JEMBRANA oleh, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN GURU SMP DAN SMA PEMBINA ESKTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG DAN SUKASADA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PEMBINA ELSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA Komang Tri Mela Utami,I Wayan Rai, I Made Satyawan Penjaskesrek FOK Universitas

Lebih terperinci

Pembentukan dan Pembinaan Kondisi Fisik,

Pembentukan dan Pembinaan Kondisi Fisik, Pembentukan dan Pembinaan Kondisi Fisik, oleh I Kadek Happy Kardiawan, S.Pd., M.Pd., Ketut Chandra Adinata Kusuma, S.Pd., M.Pd. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

Lebih terperinci

L A P O R A N PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

L A P O R A N PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PPM UNGGULAN L A P O R A N PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN JASMANI BERBASIS KARAKTER SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI AFEKTIF DI SEKOLAH DASAR Oleh : Ermawan Susanto/NIP

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA Oleh I Putu Oka Putrawan NIM 0816011216 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS

Lebih terperinci

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh I Made Sudiartha NIM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh I Made Sudiartha NIM ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA Oleh I Made Sudiartha NIM 0816011107 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi TEKNIK PASING BAWAH Oleh : Sb Pranatahadi Teknik Pasing Bawah Dua Tangan Terima Servis Float Teknik pasing bawah dua tangan untuk terima servis float, dan untuk bertahan terhadap smes sangat berbeda. Bola

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR A. Hakikat Lempar Lembing 1. Lempar Lembing Lempar lembing diikutsertakan dalam ajang Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET Ketut Gede Suartha Jaya Dana Sadu, I Made Danu Budhiarta, I Ketut Semarayasa Jurusan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PELATIH KLUB OLAHRAGA DI KABUPATEN BANGLI Oleh : I Made Satyawan, S.Pd., M.Pd. (Ketua) NIP. 198206062008121002 I Nyoman Sudarmada,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA GURU-GURU SD DI DESA PANJI Oleh: dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes / NIP 198207022008122002 dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes

Lebih terperinci

ARTIKEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA. Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM

ARTIKEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA. Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM ARTIKEL MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM 0816011226 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM KERJASAMA INSTITUSIONAL FAKULTAS

LAPORAN KEGIATAN PPM KERJASAMA INSTITUSIONAL FAKULTAS LAPORAN KEGIATAN PPM KERJASAMA INSTITUSIONAL FAKULTAS SOSIALISASI DAN INVITASI OLAHRAGA GATEBALL BAGI GURU PENJASORKES SE- KABUPATEN KULONPROGO Oleh: Sumarjo, M.Kes Sigit Nugroho, M.Or Fatkurahman Arjuna,

Lebih terperinci

MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. AHMAD RITHAUDIN SARYONO

MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. AHMAD RITHAUDIN SARYONO MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. AHMAD RITHAUDIN SARYONO MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES Ahmad Rithaudin Saryono Email

Lebih terperinci

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB IV BELA DIRI 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pencak Silat Olahraga bela diri pencak silat merupakan salah satu alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya melestarikan

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan derajat kebugaran

Lebih terperinci

LAPORAN P2M Penerapan Ipteks

LAPORAN P2M Penerapan Ipteks LAPORAN P2M Penerapan Ipteks PELATIHAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA GURU-GURU SD SE-KECAMATAN KERAMBITAN GUNA MENGATASI MASALAH BELAJAR ANAK Oleh: dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes / NIP 198207022008122002

Lebih terperinci

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Woodball merupakan olahraga baru yang masih berkembang. Permainan ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Golf, dimana tujuan dari permainan ini adalah memasukan

Lebih terperinci

SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS!

SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS! SPORTIFITAS TINGKATKAN INTEGRITAS! OLIMPIADE BULU TANGKIS Pendaftaran : 28 November - 4 Desember 2014 Pelaksanaan : 14 Desember 18 Desember 2014 Persyaratan & Ketentuan : 1. Setiap fakultas mengirimkan

Lebih terperinci

SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI GURU PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG TAHUN Oleh:

SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI GURU PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG TAHUN Oleh: LAPORAN P2M SOSIALISASI PERMAINAN BOLA SUNDUL BAGI GURU PENJASORKES DI KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014 Oleh: 1. I Kadek Happy Kardiawan, S.Pd.,M.Pd. 2. I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or.

Lebih terperinci

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK

Slamet Santoso, M.Pd ABSTRAK Efektivitas Permainan Bola Voli Yang Dimodifikasi Terhadap Aktivitas Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas Di Sd Negeri 2 Secang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/2016 Slamet Santoso, M.Pd

Lebih terperinci

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh: I Ketut Jaya Laksana NIM.

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh: I Ketut Jaya Laksana NIM. ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Oleh: I Ketut Jaya Laksana NIM. 0816011029 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli merupakan salah satu olahraga yang populer di Indonesia selain sepak bola. Bola voli adalah olahraga permainan yang ditemukan oleh William G. Morgan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Kasti Permainan kasti termasuk salah satu olahraga permainan bola kecil beregu. Permainan kasti dimainkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA I Dewa Gede Buda Wisnawa Jurusan Penjaskesrek, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Atletik Atletik merupakan perlombaan yang diadakan dilapangan dan meliputi jalan, lari, lompat dan lempar dan setiap orangpun

Lebih terperinci

Surat Penugasan Dekan FIK No:1730/UN 34.16/KP/2012

Surat Penugasan Dekan FIK No:1730/UN 34.16/KP/2012 NARASI PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENGEMBANGAN ORGANISASI OLAHRAGA WOODBALL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Surat Penugasan Dekan FIK No:1730/UN 34.16/KP/2012 Disusun Oleh:

Lebih terperinci

KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 5 10 NOPEMBER 2012

KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 5 10 NOPEMBER 2012 KEJUARAAN BULUTANGKIS DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 5 10 NOPEMBER 2012 ( RANKING POINT ) 1. NAMA KEJUARAAN : DJARUM SIRKUIT NASIONAL BALI OPEN 2012 2. PELAKSANAAN a. Waktu : Tanggal 5 10 Nopember 2012

Lebih terperinci

MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. Ahmad Rithaudin Saryono

MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. Ahmad Rithaudin Saryono MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES Ahmad Rithaudin Saryono Email : ahmad_rs@ymail.com Staf Dosen FIK Universitas Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini didasari atas permasalahan

Lebih terperinci

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes)

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes) MAKALAH FUTSAL ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes) Disusun oleh : 1. FATHIAH NURRAHMAN 2. SRI AMBAR WATI 3. SITI HAMROH 4. DINA 5. SELVI YENI 6. ANA MOLLY BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMA PAWIYATAN DAHA KEDIRI TAHUN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMA PAWIYATAN DAHA KEDIRI TAHUN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMA PAWIYATAN DAHA KEDIRI TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOMOR : 784/UN48.7/PM/2014 Tentang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOMOR : 784/UN48.7/PM/2014 Tentang KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS BAHASA DAN SENI Alamat : Jl. A. Yani No. 67. Singaraja - Bali -81116 Telp. (0362) 21541 Fax. (0362) 27561 KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

KETENTUAN INVITASI RENANG ANTAR PERGURUAN TINGGI SELURUH INDONESIA KE-IX

KETENTUAN INVITASI RENANG ANTAR PERGURUAN TINGGI SELURUH INDONESIA KE-IX KETENTUAN INVITASI RENANG ANTAR PERGURUAN TINGGI SELURUH INDONESIA KE-IX UMUM PENYELENGGARA Panitia Penyelenggara Invitasi Renang Antar Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia IX (IRAPTSI IX) adalah Unit Renang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011 Oleh Abdul Alim, S.Pd.Kor., M.Or. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun

Lebih terperinci

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter) Mengenal Olahraga Softball Olahraga softball yang berasal dari Amerika, adalah salah satu cabang yang termasuk baru diperkenalkan di Indonesia. Sehingga umumnya beberapa orang belum terlalu mengenal dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS I Gusti Ngurah Rai, Nim 1196015013 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja,

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

Oleh Andi Suntoda S.

Oleh Andi Suntoda S. PERATURAN PERMAINAN TENNIS (Terjemahan dari Rules of Tennis) Oleh Andi Suntoda S. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung, September 2006 PERMAINAN TUNGGAL 1.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK NEGERI 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XI / 1 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) PELATIH / OFFICIAL KONTINGEN TIM ATLETIK KEC. SEYEGAN DALAM KEJUARAAN PORKAB.

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) PELATIH / OFFICIAL KONTINGEN TIM ATLETIK KEC. SEYEGAN DALAM KEJUARAAN PORKAB. NARASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) PELATIH / OFFICIAL KONTINGEN TIM ATLETIK KEC. SEYEGAN DALAM KEJUARAAN PORKAB. SLEMAN TAHUN 2010 Oleh: FATHAN NURCAHYO, S. Pd. Jas., M. Or NIP. 19820711

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis merupakan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN RENCANA KEGIATAN (LRK) KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA DESA KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : AYUNAN : ABIANSEMAL : BADUNG : BALI Diusulkan oleh : Amisari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

SOSIALISASI OLAHRAGA PETANQUE

SOSIALISASI OLAHRAGA PETANQUE LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SOSIALISASI OLAHRAGA PETANQUE Oleh: Yudik Prasetyo, S.Or., M.Kes., AIFO. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 0 LAPORAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness Journal of Sport Sciences and Fitness 1 (1) (12) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf KEKUATAN GENGGAMAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DALAM PUKULAN JARAK JAUH

Lebih terperinci

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL Oleh: Yudik Prasetyo, S.Or., M.Kes., AIFO. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Putrawan NIM

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Putrawan NIM ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI Oleh I Gede Putrawan NIM 0816011147 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN POLA PEMBINAAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI MINI BAGI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG Oleh: Wasti Danardani,

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN MEDIA ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X KAYU SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Oleh : Adip Purnomo

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM

LAPORAN KEGIATAN PPM LAPORAN KEGIATAN PPM PROGRAM UNGGULAN JUDUL KEGIATAN PPM PENDEKATAN HYPNOPARENTING UNTUK PENGASUHAN ORANGTUA ANAK BERPRESTASI CABANG OLAHRAGA RENANG Oleh : Agus Supriyanto / NIP. 19800118 200212 1 002

Lebih terperinci

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI SISWA KELAS IV SDN KLATAKAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jati Waluyaningsih 5 Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM 0816011017 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : XI/satu : Bola Volley (Passing

Lebih terperinci

PELATIHAN OLAHRAGA BOLATANGAN BAGI ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR KECAMATAN KADUDAMPIT KABUPATEN SUKABUMI

PELATIHAN OLAHRAGA BOLATANGAN BAGI ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR KECAMATAN KADUDAMPIT KABUPATEN SUKABUMI PELATIHAN OLAHRAGA BOLATANGAN BAGI ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR KECAMATAN KADUDAMPIT KABUPATEN SUKABUMI Agung Widodo Prodi Jasmani Kesehatan dan rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL Pelatihan Pembuatan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran Berorientasi I2M3 dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar di Gugus XIV Kecamatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA I Gusti Gede Agung Sutendra, I Keteut Budaya Astra,I Gede Suwiwa, Jurusan Pendidikan Jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Dimana fungsi olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar mengolah

Lebih terperinci

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Passing Bawah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP : SMP Negeri 1 Puring Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Lebih terperinci

Alat permainan. 1. Lapangan permainan

Alat permainan. 1. Lapangan permainan Bola voli Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masingmasing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masingmasing grup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga; jika olahraga mempunyai peran yang sangat penting

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Identitas Sekolah Identitas Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok : SMP NEGERI 2 TEMPAL : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh) / 1 (satu) :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan olahraga di Indonesia pada hakikatnya adalah usaha mengenai pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan nasional yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Atletik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci