PEMBENTUKAN SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI DENGAN FUZZY C-MEANS UNTUK DATA MAHASISWA BARU IPB TAHUN Oleh: INU WISNUJATI G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBENTUKAN SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI DENGAN FUZZY C-MEANS UNTUK DATA MAHASISWA BARU IPB TAHUN Oleh: INU WISNUJATI G"

Transkripsi

1 PEMBENTUKAN SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI DENGAN FUZZY C-MEANS UNTUK DATA MAHASISWA BARU IPB TAHUN Oleh: INU WISNUJATI G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

2 PEMBENTUKAN SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI DENGAN FUZZY C-MEANS UNTUK DATA MAHASISWA BARU IPB TAHUN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Oleh: INU WISNUJATI G DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

3 Judul Skripsi : PEMBENTUKAN SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI DENGAN FUZZY C- MEANS UNTUK DATA MAHASISWA BARU IPB TAHUN Nama : Inu Wisnujati NIM : G Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, Imas S.Sitanggang, S.Si, M.Kom NIP Ir. Julio Adisantoso, M.Kom NIP Mengetahui: Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S. NIP Tanggal Lulus:

4 ABSTRAK INU WISNUJATI. Pembentukan Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani dengan Fuzzy C- Means untuk Data Mahasiswa Baru IPB Tahun Dibimbing oleh IMAS S.SITANGGANG dan JULIO ADISANTOSO. Data Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) dan data direktorat Tingkat Persiapan Bersama (TPB) merupakan beberapa koleksi data yang ada di Institut Pertanian Bogor (IPB). Data PPMB ini terdiri dari data-data penerimaan mahasiswa baru melalui jalur: Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI), Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN), dan Prestasi Internasional dan Nasional (PIN). Penelitian dan analisis terhadap data-data tersebut masih kurang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data PPMB IPB khususnya jalur USMI dengan melakukan data mining sebagai salah satu tahapan proses Knowledge Discovery in Database (KDD). Teknik data mining yang digunakan adalah teknik clustering dengan algoritma Fuzzy C- Means (FCM). Hasil keluaran clustering ini dijadikan masukan untuk sistem inferensi fuzzy (FIS) metode Mamdani. Data PPMB meliputi data nilai pelamar dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, data nilai terpilih (data nilai mahasiswa yang diterima di IPB) dari tahun 2000 sampai dengan tahun Sedangkan data dari TPB meliputi data nilai IPK mahasiswa TPB dari tahun akademik 2000/2001 sampai tahun akademik 2004/2005. Penelitian dilakukan dengan mengambil data mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) dari tahun akademik 2000/2001 sampai tahun akademik 2004/2005. Clustering dilakukan pada data nilai rataan Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan IPK TPB untuk mahasiswa Faperta berasal dari pulau Jawa, luar pulau Jawa, dan berasal dari satu sekolah (SLTA 1 Bogor) menghasilkan masing-masing dua buah cluster yang valid. Berdasarkan hasil pengujian pada FIS terhadap data hasil clustering, masih diperoleh error berkisar 0.6 untuk mahasiswa yang berasal dari satu pulau, dan 0.8 untuk mahasiswa yang berasal dari satu sekolah.

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil judul Pembentukan Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani dengan Fuzzy C- Means untuk Data Mahasiswa Baru IPB Tahun Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini, antara lain kepada: 1. Kedua orang tua, dan kedua kakak Penulis yang telah memberikan nasihat serta doa selama ini. 2. Ibu Imas S.Sitanggang S.Si, M.Kom dan Ir. Julio Adisantoso M.Kom. yang telah banyak memberikan bantuan dan saran. 3. Ibu Shelvie Nidya Neyman S.Kom yang telah bersedia menjadi dosen penguji. 4. Bapak Asep sebagai Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB IPB) dan Bapak Asep dari direktorat Tahap Persiapan Bersama (TPB IPB) yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data untuk penelitian. 5. Teman seperjuangan di komunitas Taqqiyya dan Tholabbur ridho 54 yang telah menjadi pendengar setia atas segala keluh kesah selama ini. 6. Rekan-rekan ilkomerz 38, khususnya warga Az-zahra, Nepha, Amam, Yulia yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang membangun kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Bogor, Maret 2006 Inu Wisnujati

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni 1983 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Suratman dan Ngaisah. Tahun 2001, penulis lulus dari SMU Negeri 54 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer IPB (HIMALKOM) pada tahun sebagai pengurus departemen Kerohanian Islam. Pada tahun , penulis pernah menjadi tutor Bimbingan Belajar Pagi Anaba untuk Mata Kuliah Matematika Dasar tingkat TPB. Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Kantor Pengelola Kekayaan Intelektual dan Alih Teknologi (KP- KIAT) Departemen Pertanian.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI.vii DAFTAR TABEL.viii DAFTAR GAMBAR..viii DAFTAR LAMPIRAN.ix PENDAHULUAN.1 Latar Belakang.1 Tujuan..1 Ruang Lingkup.1 TINJAUAN PUSTAKA..2 Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining..2 Data Cleaning..2 Data Integration..2 Data Transformation.2 Data Mining..3 Analisis Cluster 3 Konsep Clustering..3 Struktur dan Tipe Data dalam Analisis Cluster 3 Pendekatan Clustering..4 Struktur Dasar Gugus Fuzzy..4 Fuzzy C-Means (FCM).5 Ukuran Kevalidan Cluster..6 Fuzzy Inference System (FIS) 6 METODOLOGI..7 Data 7 Metode Penelitian7 Lingkungan Pengembangan Sistem8 HASIL DAN PEMBAHASAN8 Data Preprocessing8 Data Selection dan Data Transformation8 Data Mining..9 Fuzzy Inference System (FIS).10 Pengujian Sistem Inferensi Fuzzy.14 KESIMPULAN DAN SARAN.15 Kesimpulan..15 Saran15 DAFTAR PUSTAKA 16 LAMPIRAN.17

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Nilai koefisien korelasi untuk data mahasiswa Faperta asal Pulau Jawa pada tahun Hasil validasi FCM clustering untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Himpunan fuzzy Rmat.10 4 Himpunan fuzzy Rfis11 5 Himpunan fuzzy Rkim Himpunan fuzzy Rbio.11 7 Himpunan fuzzy IPK TPB.11 8 Domain hasil cluster berdasar Rmat dan Rkim Domain hasil cluster berdasar Rmat dan Rbio Domain hasil cluster berdasar Rfis dan Rkim Domain hasil cluster berdasar Rfis dan Rbio Domain hasil cluster berdasar Rkim dan Rbio Aturan yang terbentuk Hasil Uji RMSE 14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Fungsi keanggotaan Trimf..4 2 Fungsi keanggotaan Trapmf. 4 3 Fungsi keanggotaan Smf.5 4 Fungsi keanggotaan Zmf 5 5 Fungsi keanggotaan Pimf..5 6 Model fuzzy Mamdani dengan menggunakan operator MIN dan MAX.6 7 Model fuzzy Sugeno orde-satu..7 8 Model fuzzy Tsukamoto..7 9 Fungsi keanggotaan Rmat Fungsi keanggotaan Rfis Fungsi keanggotaan Rkim Fungsi keanggotaan Rbio Fungsi keanggotaan IPK Hasil cluster berdasarkan Rmat dan Rfis Hasil cluster berdasarkan Rmat dan Rkim Hasil cluster berdasarkan Rmat dan Rbio Hasil cluster berdasarkan Rfis dan Rkim Hasil cluster berdasarkan Rfis dan Rbio Hasil cluster berdasarkan Rkim dan Rbio Proses pengaplikasian operator fuzzy dan proses implikasi Rule editor model fuzzy Mamdani untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Plot data pencocokan antara hasil inferensi dan keluaran sebenarnya berdasar Rmat dan Rfis untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Daftar kandidat atribut Hasil seleksi atribut Plot data pencocokan antara hasil inferensi dan keluaran sebenarnya berdasar Rmat dan Rbio untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Plot data pencocokan antara hasil inferensi dan keluaran sebenarnya berdasar Rmat dan Rkim untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Plot data pencocokan antara hasil inferensi dan keluaran sebenarnya berdasar Rfis dan Rbio untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Plot data pencocokan antara hasil inferensi dan keluaran sebenarnya berdasar Rfis dan Rkim untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Plot data pencocokan antara hasil inferensi dan keluaran sebenarnya berdasar Rkim dan Rbio untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Deskripsi data mahasiswa Faperta yang berasal dari satu SLTA (SMUN 1 Bogor) untuk semua tahun ( )...21

10 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari telah dibanjiri oleh data dari segala bidang. Namun, data tersebut seringkali hanya tersimpan dalam gudang penyimpanan data. Padahal, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk mengumpulkan dan menyusun data tersebut. Hal ini disebabkan pemilik data tidak mempunyai waktu untuk menganalisis data tersebut. Ditambah lagi dengan terbatasnya ketersediaan tenaga analis data yang terlatih untuk menerjemahkan semua data ke dalam informasi yang berharga untuk menunjang pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Keadaan seperti ini mendorong manusia untuk menemukan cara yang secara otomatis dapat digunakan untuk melakukan analisis, klasifikasi, dan menemukan keanehan pada data sehingga didapat kesimpulan mengenai karakteristik atau kecenderungan (trends) yang terjadi di dalamnya. Dengan kata lain, manusia membutuhkan suatu cara yang efektif untuk dapat menggali informasi berharga yang tersimpan dalam gudang data saat ini. Dari sini muncullah konsep menambang data atau data mining. Menurut Han dan Kamber (2001), data mining adalah proses ekstraksi pola-pola atau informasi yang berharga dari kumpulan data yang sangat besar. Data mining merupakan salah satu tahapan pada proses Knowledge Discovery in Database (KDD), sedangkan menurut Pramudiono (2003), data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual. Beberapa teknik yang sering digunakan dalam data mining antara lain: association rule mining, classification, clustering, neural network, dan genetic algorithm. Menurut Pramudiono (2003), clustering sebagai salah satu teknik dalam data mining digunakan untuk melakukan pengelompokan data tanpa berdasarkan kelas data tertentu. Bahkan clustering dapat dipakai untuk memberikan label pada kelas data yang belum diketahui. Karena itu clustering sering digolongkan sebagai teknik unsupervised learning. Prinsip dari clustering adalah memaksimalkan kesamaan antaranggota dalam satu kelas dan meminimumkan kesamaan antarkelas/cluster. Beberapa algoritma clustering yang telah dikembangkan adalah partitional methods (K-means, K- medoids, CLARAN, Fuzzy C-Means), hierarchical methods (Agglomerative/divisive, BIRCH, CURE, Chameleon), density basedmethods (DBSCAN, OPTICS, DENCLUE), grid-based methods (STING, WaveCluster, CLIQUE) dan model based methods (statistic approach, Neural Network approach). Penerapan data mining dalam data PPMB dan IPK TPB IPB untuk jalur USMI diharapkan mampu menemukan informasi yang penting dari tumpukan data tersebut sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang terkait dengan proses penerimaan mahasiswa baru IPB di tahun yang akan datang. Teknik data mining yang digunakan pada penelitian ini adalah clustering dengan algoritma Fuzzy C-Means (FCM). Hasil keluaran clustering ini dijadikan masukan untuk sistem inferensi fuzzy yang dibangun dengan menggunakan metode Mamdani. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menerapkan tahapan-tahapan proses Knowledge Discovery in Database (KDD) khususnya data mining dengan teknik clustering. 2. Menerapkan algoritma Fuzzy C-Means (FCM) dalam melakukan analisis cluster terhadap data penerimaan mahasiswa baru IPB jalur USMI dan data nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). 3. Membentuk sistem inferensi fuzzy metode Mamdani dengan Fuzzy C-Means (FCM). Ruang Lingkup Percobaan ini dibatasi pada penerapan data mining untuk data Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru IPB jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (PPMB/USMI) dan data nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB dengan teknik clustering menggunakan algoritma Fuzzy C-Means (FCM). Hasil keluaran FCM berupa deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini digunakan untuk membangun sistem inferensi fuzzy. Pemilihan atribut sebagai masukan proses clustering dilakukan secara manual berdasar pada informasi dari pihak yang terkait, laporan tahunan PPMB/USMI dan data IPK TPB. Di lain pihak data percobaan dibatasi untuk data pada fakultas Pertanian IPB.

11 TINJAUAN PUSTAKA Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining Menurut Bao (2004), Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining menggabungkan bermacam-macam disiplin ilmu dengan manajemen basis data, statistika dan machine learning. Selain itu keduanya juga memiliki tujuan untuk mengekstraksi pengetahuan yang berguna dari basis data yang sangat besar. Terdapat perbedaan dalam memahami istilah knowledge discovery dan data mining. Knowledge discovery dalam basis data merupakan proses terhadap basis data untuk mengidentifikasi data mana yang valid, novel, berpotensi memiliki kegunaan dan akhirnya diperoleh model atau pola-pola yang dapat dimengerti. Data mining adalah suatu tahapan pada proses knowledge discovery yang terdiri dari algoritma data mining tertentu dan proses komputasi yang efisien dalam menemukan pola atau model pada data. Tahapan proses KDD menurut Han dan Kamber (2001), yaitu: 1. Data cleaning: merupakan suatu tahapan di mana data yang mengandung noise dan data yang tidak relevan dibuang dari koleksi data. 2. Data integration: mengkombinasikan data dari berbagai sumber data yang heterogen. 3. Data selection: memilih data mana yang relevan untuk digunakan dalam analisis. 4. Data transformation: suatu tahap mengubah data yang terpilih ke dalam format yang sesuai dengan prosedur data mining. 5. Data mining: ekstraksi informasi, pola penting atau menarik dari data yang berada pada basis data berukuran besar yang selama ini tidak diketahui tetapi berpotensi memiliki kegunaan. 6. Pattern evaluation: pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap informasi, pola penting atau menarik yang ditemukan dari hasil data mining. 7. Knowledge representation: adalah tahap akhir di mana pengetahuan dan informasi yang diperoleh akan direpresentasikan secara visual kepada pengguna. Hal ini dilakukan untuk membantu pengguna memahami dan menginterpretasikan hasil dari data mining. Data Cleaning Data cleaning atau pembersihan data dilakukan untuk mengisi nilai-nilai data yang hilang, mengurangi data yang mengandung noise dan memperbaiki ketidakkonsistenan dalam data (Han & Kamber 2001). Pada umumnya, permasalahan data kotor dapat dibagi menjadi tiga macam dan masingmasing masalah mempunyai penyelesaian yang berbeda, yaitu: 1. Data mengandung record kosong (missing value). Pada masalah ini, solusi yang dapat dilakukan adalah: a. Mengabaikan record kosong tersebut, b. Mengisinya secara manual, c. Menggunakan konstanta global untuk mengisinya, d. Menggunakan rataan tiap atribut untuk mengisinya, e. Menggunakan rataan salah satu atribut untuk semua record yang termasuk pada kelas yang sama dengan record yang kosong tersebut, f. Menggunakan nilai yang mungkin untuk mengisinya. 2. Data yang mengandung noise dapat diselesaikan dengan metode binning, clustering, kombinasi pengujian antara komputer dan manusia, atau dengan regresi. 3. Data yang tidak konsisten, dapat dilakukan pengoreksian secara manual. Data Integration Data integration adalah penggabungan data dari berbagai sumber ke dalam satu penyimpanan data, misal pada data warehousing. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengintegrasikan data antara lain: skema integrasi yaitu bagaimana entitas dari dunia nyata dan dari berbagai sumber dapat disatukan. Masalah ini dikenal sebagai masalah identifikasi entitas. Sebagai contoh adalah masalah penamaan yang berbeda untuk entitas yang sama (Han & Kamber 2001). Masalah lain yang muncul akibat pengintegrasian data adalah redudancy. Redudancy terjadi karena ketidakkonsistenan dalam penamaan atribut, atau terdapat dua atau lebih tuple yang sama untuk pengisian data yang unik. Selain itu, konflik nilai data juga menjadi salah satu akibat pengintegrasian data. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan representasi sebuah nilai dalam basis data tertentu. Data Transformation Menurut Han dan Kamber (2001) transformasi data meliputi:

12 1. Smoothing dilakukan untuk menghilangkan data yang mengandung noise. Metode yang digunakan berupa binning, cluster, dan regresi. 2. Agregasi. Sebagai contoh, perhitungan penjualan per hari dapat diagregasi menjadi perhitungan penjualan per bulan. 3. Generalisasi data menggantikan data yang memiliki level konsep rendah dengan data yang memiliki level konsep lebih tinggi melalui hirarki konsep. 4. Normalisasi yaitu dilakukan penskalaan atribut menjadi lebih kecil. 5. Kontruksi atribut yaitu pembentukan atribut baru dan menambahkannya ke dalam kumpulan atribut untuk proses data mining. Data Mining Data mining adalah ekstraksi informasi atau pola penting atau menarik dari data yang berada pada basis data berukuran besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi yang bermanfaat (Han & Kamber 2001). Pada tahap ini, algoritma digunakan untuk menemukan informasi yang bermanfaat. Secara umum terdapat dua macam fungsionalitas data mining (Gyorodi 2004) yaitu: Descriptive mining, yaitu proses untuk mengkarakterisasikan sifat-sifat umum data dari suatu basis data, menemukan pola dalam data, membantu pengguna menemukan data mana yang paling penting. Beberapa metode yang termasuk descriptive mining meliputi clustering, summarization, visualization dan marketbasket analysis. Predictive mining, yaitu melakukan inferensi pada data yang sekarang untuk menghasilkan suatu prediksi di mana masukannya diketahui namun nilai keluarannya belum diketahui secara pasti. Beberapa metode yang termasuk predictive mining meliputi classification, regression dan deviation. Analisis Cluster Analisis cluster merupakan suatu prosedur untuk mengklasifikasikan secara otomatis record-record ke dalam sejumlah kelompok atau cluster menggunakan ukuran kedekatan, sehingga didapat record-record dalam satu kelompok adalah mirip dan record-record pada kelompok yang lain adalah tidak mirip (Kantardzic 2002). Masukan untuk sistem analisis cluster ini berupa kumpulan record-record dan ukuran kemiripan (atau ketidakmiripan) antara dua record. Keluaran yang dihasilkan berupa sejumlah kelompok atau cluster yang berbentuk partisi atau struktur partisi dari kumpulan data. Konsep Clustering Menurut Larose (2004), clustering berkenaan dengan pengelompokan recordrecord, pengawasan, atau keadaan yang berhubungan dengan pengkelasan objek yang sama. Sebuah cluster merupakan sebuah kumpulan record-record yang memiliki kesamaan satu sama lain dan memiliki ketidaksamaan antarrecord pada cluster yang berbeda. Clustering berbeda dengan classification di mana tidak terdapat atribut target untuk clustering. Clustering bukan untuk mengklasifikasikan, memperkirakan, atau memprediksikan nilai dari atribut target. Struktur dan Tipe Data dalam Analisis Cluster Menurut Han dan Kamber (2001), ada dua struktur data yang seringkali digunakan pada analisis cluster. Matriks data (object-by-variable structure): merupakan matriks ukuran nxp yang merepresentasikan n objek dengan p atribut. 0 d(2,1) d(3,1 ) : d ( n,1) x 11 x i1 x n1 : d (1,2) 0 d (3,2) d ( n,2) x 1f x if x nf d (3,1) d (2,3) 0 : M M M x 1p x ip x np Matriks ketidaksamaan (object-by-object structure): merupakan matriks ukuran nxn yang merepresentasikan jarak antarobjek, d(n,n). d (1, n) d (2, n) M M 0 Tipe data yang digunakan dalam clustering (Han & Kamber 2001) adalah Interval-scaled variable merupakan ukuran kontinu pada penskalaan linier. Contoh variabel yang termasuk pada tipe data ini yaitu tinggi, berat, temperatur cuaca, dan koordinat bujur-lintang. Atribut biner hanya mempunyai dua nilai yaitu 0 dan 1. Ada dua jenis atribut biner yaitu: simetrik biner (nilai 0 dan 1 memiliki tingkat kepentingan yang sama)

13 dan asimetrik biner (nilai 0 dan 1 berbeda tingkat kepentingannya). Atribut nominal, ordinal dan rasio o Atribut nominal memiliki lebih dari dua nilai, misalkan merah, biru, kuning, hijau. o Atribut ordinal dapat berupa data diskret atau data kontinu. Tipe data ini dapat diperlakukan seperti tipe data interval-scaled variable yang sangat mempertimbangkan urutan. o Atribut rasio menggunakan skala ekponensial, misalkan Ae Bt atau Ae -Bt. Pendekatan Clustering Menurut Han dan Kamber (2001), beberapa pendekatan yang sering digunakan dalam clustering yaitu : Partitional method. Misalkan ada sebuah basis data berisi n objek. Partitional method membangun k partisi pada basis data tersebut, di mana tiap partisi merepresentasikan cluster dan k n. Partisi yang terbentuk itu harus memenuhi syarat yaitu setiap cluster harus berisi minimal satu objek dan setiap objek harus termasuk tepat hanya satu cluster. Ada beberapa cara dalam mempartisi data, antara lain: o Global optimal: penyelesaian dengan menjumlahkan semua partisi. o Heuristic methods: K-means, K- medoids atau Partition around medoids (PAM), dan Fuzzy C-Means (FCM). Hierarchical method, yaitu membuat sebuah dekomposisi berhirarki dari himpunan data (atau objek) menggunakan beberapa kriteria. Metode ini memiliki dua jenis pendekatan yaitu : o Agglomerative, dimulai dengan titiktitik sebagai cluster individu. Pada setiap tahap dilakukan penggabungan setiap pasangan titik pada cluster sampai hanya satu titik (atau cluster) yang tertinggal. o Divisive, dimulai dengan satu cluster besar yang berisi semua titik data (all inclusive cluster). Pada setiap langkah, dilakukan pemecahan sebuah cluster sampai setiap cluster berisi sebuah titik (atau terdapat k cluster). Density-based, merupakan pendekatan yang berdasarkan pada konektivitas dan fungsi kepadatan. Grid-based, merupakan pendekatan yang berdasarkan pada struktur multiple-level granularity. Model-based, yaitu: sebuah model yang dihipotesis untuk tiap cluster dan ide dasarnya adalah untuk menemukan model yang cocok untuk tiap cluster. Kualitas hasil clustering bergantung pada metode ukuran kemiripan yang digunakan dan implementasinya. Kualitas dari metode clustering yang digunakan juga diukur dari kemampuannya untuk menemukan beberapa atau semua pola yang tersembunyi (Kantardzic 2002). Struktur Dasar Gugus Fuzzy Gugus fuzzy diperkenalkan oleh Prof. L.A. Zadeh dari Barkeley pada tahun Teori gugus fuzzy mendefinisikan derajat di mana elemen x dari gugus universal X berada di dalam gugus fuzzy A, atau dengan notasi lain: A = {( x, µ ( x)); x X } A yang merepresentasikan sebuah gugus fuzzy X, µ A adalah fungsi keanggotaan (membership function), µ A (x) adalah derajat keanggotaan elemen x pada gugus fuzzy A (Kirschfink 1999). Terdapat beberapa tipe fungsi keanggotaan yang dapat digunakan, di antaranya: a. Trimf Fungsi ini berguna untuk membuat fungsi keanggotaan dengan kurva segitiga (Gambar 1). Terdapat tiga parameter yang dapat digunakan pada kurva Trimf, yaitu [a b c]. 1 :[x] Gambar 1 Fungsi keanggotaan Trimf. Fungsi keanggotaan Trimf: a 0 ; x a ; f ( a, b, c ) = b a c x ; x b 0 ; x a a x b b x c c x b. Trapmf Fungsi ini berguna untuk membuat fungsi keanggotaan dengan kurva trapesium Gambar 2). Terdapat empat parameter yang dapat digunakan, yaitu [a b c d]. :[x] a b Gambar 2 Fungsi keanggotaan Trapmf. b c c d

14 Fungsi keanggotaan Trapmf: 0; x a x a ; a x b b a f ( a, b, c ) = 1 b x c d x ; c x d x c 0 d x c. Smf Fungsi ini berguna untuk membuat fungsi keanggotaan dengan kurva S (Gambar 3). Gambar 3. Fungsi keanggotaan Smf. Parameter yang digunakan adalah [a b]. Fungsi keanggotaan Smf: 0; 2[( x a)/( b a)] 2 ; f ( x; a, b) = 1 2[( b x)/( b a)] 2 ; 1; x a a x ( a + b)/ 2 ( a + b)/ 2 x b x b d. Zmf Fungsi ini berguna untuk membuat fungsi keanggotaan dengan kurva Z (Gambar 4). 1 :[x] 0 a b Gambar 4 Fungsi keanggotaan Zmf. Parameter yang digunakan adalah [a b]. Fungsi keanggotaan Zmf: 1; x a 2 2[( x a)/( b a)] ; a x ( a + b)/ 2 f ( x; a, b) = 2 1 2[( b x)/( b a)] ; ( a + b)/ 2 x b 0; x b e. Pimf Fungsi ini berguna untuk membuat fungsi keanggotaan dengan kurva Pi (Gambar 5). Gambar 5 Fungsi keanggotaan Pimf. Parameter yang digunakan adalah [a b c d]. Fungsi keanggotaan Pimf: f ( x; a, b, c, d) = smf( x; a, b)* zmf( x; c, d) Fuzzy C-Means (FCM) Menurut Jang et al. (1997), Fuzzy C- Means atau fuzzy ISODATA, merupakan algoritma clustering data di mana setiap titik data masuk dalam sebuah cluster dengan ditandai oleh derajat keanggotaan. FCM ini dimodifikasi oleh Jim Bezdek pada tahun 1973 dari teknik hard clustering (HCM). FCM membagi sebuah koleksi dari n data vektor x i (i=1, 2,, n) menjadi c cluster, dan menemukan sebuah pusat cluster (center) untuk tiap kelompok di mana meminimalisasi ukuran ketidakmiripan dari fungsi objektif. Perbedaan utama antara FCM dan HCM adalah pada FCM hasil dari clustering fuzzy yaitu sebuah titik data dapat menjadi anggota untuk beberapa cluster yang ditandai oleh derajat keanggotaannya antara 0 dan 1. Berikut ini adalah langkah-langkah pada algoritma FCM: 1. Inisialisasi keanggotaan matriks U dengan nilai yang acak antara 0 dan 1, sehingga c uij = 1, j = 1,, n. i= 1 2. Hitung c pusat cluster, c i, i = 1,, c dengan menggunakan n m (( uij ) x j ) j= 1. ci = n m ( uij ) j= 1 3. Hitung fungsi objektif (J i ): c c n m 2 J ( U, c1,, cc ) = J i = uij d di mana: ij i= 1 i= 1 j 2 T dij = ( x j ci ) ( x j ci ) A adalah matriks diagonal jika rumus jarak yang digunakan adalah Euclidean, dan A adalah matriks kovarian jika rumus jarak yang digunakan adalah Mahalanobis, u ij adalah elemen matriks U yang bernilai antara 0 dan 1, c i adalah pusat cluster ke-i, m 0 [1,4) adalah pangkat pembobot atau indeks fuzzy. Kemudian periksa kondisi berhenti : Jika ( J t J t-1 < nilai toleransi terkecil yang diharapkan) atau (t > maksimal iterasi) maka proses berhenti. Jika tidak : t = t + 1, ulangi langkah 3.

15 4. Hitung matriks U baru menggunakan formula berikut: 1. ηik = c 1/( m 1) dij ( ) d k= 1 Ukuran Kevalidan Cluster Menurut Xie dan Beni (1991), ukuran kevalidan cluster merupakan proses evaluasi hasil clustering untuk menentukan cluster mana yang terbaik. Kevalidan sebuah cluster (S) ditentukan oleh dua hal yaitu: ukuran kedekatan antaranggota pada tiap cluster (compactness), dan ukuran keterpisahan antarcluster satu dengan cluster yang lainnya (separation). Semakin kecil nilai S, maka cluster tersebut semakin valid. c n 2 2 µ ij Vi X j i= 1 j= 1 S =. 2 n min Vi V j i, j dengan: c n 2 2 µ ij Vi X j i= 1 j= 1 adalah compactness n dari fuzzy c-partition pada basis data, n adalah banyaknya titik data, V adalah pusat cluster, n 2 d i adalah variation dari cluster ke-i, j j= 1 dij = µ ij X j Vi adalah fuzzy deviation X j dari cluster ke-i, dan notasi biasanya merupakan norma (panjang) Euclidean, d ij adalah jarak Euclidean antara X j dan V i yang diboboti oleh derajat keanggotaan fuzzy titik ke-j pada cluster ke-i, 2 min Vi V adalah separation dari fuzzy j i, j c-partition yang merupakan jarak minimum antarpusat cluster. Fuzzy Inference System (FIS) Menurut Jang et al. (1997), terdapat tiga metode sistem inferensi fuzzy yaitu: 1. Metode Fuzzy Mamdani Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun Untuk mendapatkan keluaran, diperlukan empat tahapan, yaitu: a. Fuzzifikasi atribut masukan dan keluaran menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy. Setelah dilakukan fuzzifikasi atribut, maka sintaks aturan yang terbentuk adalah: kj ο ο ο IF( x1 isa11) ( x2isa12) ( xnisa1 n) THENxn+ 1is Am + 1; IF( x1 isa12) ο( x2isa22) ο ο( xnisa2 m) THENxn + 2is Am + 2 M L F( x1 isa1 m) ο( x2isa2 m) ο ο( xnisanm) THENxn+ mis Am + m dengan x i adalah atribut ke-i, dan A ij adalah suatu himpunan fuzzy ke-j pada atribut ke-i. Kalimat yang didahului oleh kata IF berfungsi sebagai anteseden, kalimat sesudah kata THEN disebut konsekuen, dan adalah operator AND atau OR. b. Aplikasi fungsi implikasi (aturan) dimana fungsi yang digunakan adalah fungsi MIN. c. Komposisi aturan. Ada tiga metode yang digunakan yaitu: max, additive dan probalistik OR (probor). d. Penegasan (defuzzifikasi). Masukan dari defuzzifikasi ini adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan keluaran yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Dengan demikian jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai keluaran. Ada lima metode defuzzifikasi yang digunakan pada Mamdani yaitu: centroid, bisektor, Mean of Maximum (MOM), Largest of Maximum (LOM), Smallest of Maximum (SOM). Gambar 6 Model fuzzy Mamdani dengan menggunakan operator MIN dan MAX. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa atribut A dan B adalah anteseden dan C adalah konsekuen. A 1 dan A 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke-a, B 1 dan B 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke-b, C 1 dan C 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke-c, dan Z

16 adalah nilai hasil defuzzifikasi dengan metode centroid. 2. Metode Fuzzy Sugeno Metode ini diperkenalkan oleh Takagi- Sugeno Kang pada tahun Penalaran metode ini hampir sama dengan metode Mamdani, hanya saja keluaran (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linier. Proses defuzzifikasi dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya. Ada dua tipe model fuzzy Sugeno, yaitu: a. Model Fuzzy Sugeno Orde-Nol Model ini terdiri dari satu atau beberapa anteseden yang dihubungkan dengan operator fuzzy (AND atau OR) dan satu konsekuen yang berupa konstanta. Sintaks penulisan aturan metode Sugeno orde-nol adalah: IF(x 1 is A 1 ) (x 2 is A 2 ) (x n is A n ) THEN z = k dengan x i adalah atribut ke-i, A i adalah suatu himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, adalah operator AND atau OR, dan k adalah suatu konstanta (tegas) sebagai nilai konsekuen (z). b. Model Fuzzy Sugeno Orde-Satu Model ini terdiri dari satu atau beberapa anteseden yang dihubungkan dengan operator fuzzy (AND atau OR) dan satu konsekuen yang berupa persamaan linier. Sintaks penulisan aturan Sugeno orde-satu adalah: IF(x 1 is A 1 ) (x 2 is A 2 ) (x n is A n ) THEN z = p 1 *x 1 + p 2 *x p n *x n +q dengan x i adalah atribut ke-i, A i adalah suatu himpunan fuzzy ke-i sebagai adalah operator AND atau OR, p i adalah konstanta (tegas) ke-i dalam konsekuen, dan q adalah konstanta dalam konsekuen. Pada Gambar 7 ditunjukkan bahwa atribut A dan B adalah anteseden dengan A 1 dan A 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke- A, B 1 dan B 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke-b. Z adalah nilai konsekuen yang diperoleh dengan metode weighted average. Gambar 7 Model fuzzy Sugeno orde-satu. 3. Metode Fuzzy Tsukamoto Pada metode ini, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Keluaran inferensi dari tiap-tiap aturan ditetapkan sebagai nilai tegas (crisp) yang diinduksi oleh aturan. Hasil akhir diperoleh dengan menggunakan rata-rata terboboti. Proses keseluruhan inferensi fuzzy Tsukamoto dapat dilihat selengkapnya pada Gambar 8. Gambar 8 Model fuzzy Tsukamoto. Pada Gambar 8 ditunjukkan bahwa atribut A dan B adalah anteseden dengan A 1 dan A 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke- A, B 1 dan B 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke-b, sedangkan C adalah konsekuen dengan C 1 dan C 2 merupakan himpunan fuzzy untuk atribut ke-c, dan Z adalah nilai hasil defuzzifikasi konsekuen yang diperoleh dengan metode weighted average. METODOLOGI Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan komputerisasi Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru IPB (PPMB-IPB) dan data dari direktorat Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Data PPMB-IPB ini meliputi data nilai pelamar dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004, data nilai terpilih (data nilai mahasiswa yang diterima di IPB) dari tahun 2000 sampai dengan tahun Di lain pihak data dari TPB meliputi data nilai IPK mahasiswa TPB dari tahun akademik 2000/2001 sampai tahun 2004/2005. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan proses Knowledge

17 Discovery in Database (KDD) (Han dan Kamber 2001) antara lain: 1. Data pre-processing meliputi data integration dan data cleaning. 2. Seleksi data merupakan proses pemilihan data yang relevan. Kemudian data tersebut ditransformasikan ke format yang dapat di-mine. 3. Aplikasi teknik data mining merupakan tahapan menjalankan algoritma data mining pada data, yang dalam penelitian ini menggunakan clustering. Tahapan teknik clustering (Mohring 2004) yaitu: Pemilihan atribut-atribut yang terkait dengan tujuan dilakukannya analisis cluster. Dalam penelitian ini, pemilihan atribut dilakukan secara manual berdasarkan informasi yang didapat dari pakar dan laporan yang terkait. Pemilihan ukuran jarak dan kemiripan. Pada penelitian ini digunakan ukuran Mahalanobis. Mengaplikasikan algoritma cluster. Dalam penelitian ini, algoritma clustering yang digunakan adalah Fuzzy C-Means (FCM) dan ukuran kevalidan cluster yang digunakan adalah Indeks Xie-Beni. Intepretasi hasil clustering. Hal ini dilakukan untuk menemukan banyaknya himpunan fuzzy tiap-tiap atribut dan aturan-aturan yang akan digunakan sebagai masukan model inferensi Mamdani. 4. Evaluasi pola menarik pada data. Proses ini merupakan tahap pembentukan model fuzzy atau sistem inferensi fuzzy. Dalam penelitian ini digunakan metode Mamdani. 5. Mempresentasikan pengetahuan yang didapat ke dalam bentuk visualisasi yang lebih mudah dipahami oleh pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Untuk implementasi program digunakan perangkat lunak Matlab 6.5. Perangkat lunak ini dipilih dengan mempertimbangkan kemudahan pengolahan matriks data termasuk perhitungan statistika dan sistem fuzzy. Pengolahan basis data dilakukan menggunakan Microsoft SQL Server 2000 Developer Edition, sedangkan sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows XP Profesional. Perangkat keras yang digunakan adalah komputer dengan prosessor Pentium IV 1,7 GHz, DDRAM 256 Mb, dan harddisk dengan kapasitas 40 Gb. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Preprocessing Tahap ini sama dengan yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya (Riyanti 2005). Namun, pada penelitian ini terdapat penambahan data yaitu data nilai IPK TPB. Proses data preprocessing diawali dengan mengkonversi data nilai IPK TPB dari tahun ajaran 2000/2001 sampai tahun 2004/2005 yang disimpan dalam format Microsoft Excel (.xls) ke dalam format SQL Server 2000 (.mdf). Kemudian dilakukan pengintegrasian antara data nilai pelamar yang telah menjadi satu tabel dengan tabel IPK TPB. Proses integrasi tersebut dilakukan dengan menggabungkan atribut primary key dari tiaptiap tabel. Atribut yang digunakan untuk penggabungan adalah atribut nrp yang terdapat pada tabel data gabungan nilai dengan atribut nim yang terdapat pada tabel data nilai IPK TPB. Setelah semua tabel diintegrasikan, dilakukan identifikasi tipe data, panjang, nilainilai yang diperbolehkan untuk dimasukkan ke dalamnya dan deskripsi dari masingmasing atribut. Hasil penggabungan semua data didapatkan 155 atribut dan record. Proses selanjutnya yaitu melakukan pembersihan data. Pada masing-masing atribut diidentifikasi jumlah record yang kosong, record yang berisi data yang mengandung noise dan nilai-nilai yang tidak konsisten. Dari hasil pembersihan data, didapatkan informasi bahwa 1551 record harus dibuang karena berisi data kosong dan data yang mengandung noise karena salah pengisian data. Sebanyak 65 atribut harus dibuang karena selain banyak record yang kosong, pembuangan atribut juga dipertimbangkan karena atribut-atribut tersebut tidak terlalu relevan dengan tujuan penelitian. Hal ini dikarenakan jika atribut tersebut diisi dengan nilai tertentu maka akan terjadi redudancy dengan atribut lain dan karena atribut tersebut banyak memiliki nilai kosong maka jumlah nilai beda menjadi semakin banyak. Agar tujuan dari data mining dapat dicapai, maka atribut tersebut dibuang. Hasil dari pembersihan data ini menyisakan 9469 record dan 90 atribut. Data Selection dan Data Transformation Pada penelitian ini ingin didapatkan keterangan tentang profil pelamar yang terpilih di IPB melalui teknik clustering berdasarkan kriteria tertentu. Oleh karena itu, tidak semua data yang tersedia dipakai.

18 Dengan demikian harus dipilih data mana yang benar-benar relevan dengan tujuan tersebut. Untuk memudahkan proses pemilihan data (data selection), maka dilakukan kembali identifikasi atribut dari hasil data cleaning. Setelah diidentifikasi, dilakukan pemilihan atribut secara manual berdasarkan informasi yang didapat dari pihak yang terkait maupun dari laporan tahunan PPMB-IPB. Dari laporan tahunan PPMB-IPB tahun 2001, acuan seleksi yang digunakan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru IPB (PPMB-IPB) untuk menerima lulusan SLTA menjadi mahasiswa baru IPB adalah data PERAK-SLTA_IPB, nilai rapor siswa SLTA dari cawu 1 sampai 7 untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, rekomendasi potensi akademik dan kepribadian siswa dari kepala sekolah, pilihan program studi, peringkat siswa, daya tampung program studi, dan propinsi asal SLTA. Berdasarkan wawancara dengan salah satu pejabat PPMB-IPB, diperoleh informasi bahwa kriteria seleksi pelamar setiap tahun berbeda-beda tergantung kesepakatan dari panitia pada tiap tahunnya. Walaupun demikian, terdapat satu ketentuan yang selalu diacu setiap tahunnya yaitu data nilai rapor siswa SLTA dari cawu 1 sampai 7 untuk mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Dari informasi tersebut, maka atribut data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: status, tahun, propinsi asal SLTA, jenis kelamin, nilai rapor siswa SLTA dari cawu 1 sampai 7 untuk mata pelajaran Matematika (M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7), Fisika (F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7), Kimia (K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7), dan Biologi (B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7), jumlah nilai rapor siswa SLTA dari cawu 1 sampai 7 untuk semua mata pelajaran (umum), pilihan program studi (pilihan1, pilihan2 dan putusan1), listrik, dan nilai IPK IPB. Hasil data selection adalah 38 atribut (Lampiran 1). Proses transformasi data dilakukan untuk mengubah data yang terpilih ke dalam format yang sesuai dengan teknik data mining. Dalam penelitian ini, transformasi data dilakukan dengan cara menghilangkan beberapa atribut untuk dibentuk suatu atribut baru dan menambahkannya ke dalam data terpilih semula untuk proses data mining. Atribut baru yang terbentuk adalah rataan jumlah nilai rapor siswa SLTA dari cawu 1 sampai 7 untuk mata pelajaran eksakta meliputi Matematika (Rmat), Fisika (Rfis), Kimia (Rkim), dan Biologi (Rbio). Atribut yang juga digunakan adalah fakultas dari tiaptiap program studi pilihan1, pilihan2 dan putusan1. Hasil dari tahap ini adalah terdapat penambahan atribut menjadi 17 atribut (Lampiran 2). Data Mining Tujuan dari data mining yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengelompokan (clustering) data untuk melihat bagaimana karakteristik (deskripsi) pelamar terpilih yang mendaftar ke program studi yang ada di Fakultas Pertanian (Faperta) IPB melalui jalur USMI. Karakteristik yang ingin dilihat adalah propinsi asal SLTA, rataan jumlah nilai rapor siswa SLTA dari cawu 1 sampai 7 untuk mata pelajaran eksakta dan nilai IPK TPB. Data mining dilakukan dengan teknik clustering menggunakan algoritma FCM. Masukan pada algoritma FCM ini berupa matriks data, sehingga tidak dibutuhkan transformasi matriks data ke dalam bentuk matriks ketidakmiripan (dissimilarity) seperti metode clustering pada umumnya. Pengukuran ketidakmiripan antarcluster dan antaranggota cluster dapat dilihat dari nilai derajat keanggotaan masing-masing titik data (objek). Hal ini yang membedakan antara algoritma FCM dengan algoritma clustering lainnya, di mana satu titik data (objek) dapat menjadi anggota banyak cluster tergantung besarnya derajat keanggotaan yang dimiliki oleh titik data tersebut. Selain itu, pusat cluster tertentu yang dihasilkan bisa saja bukan merupakan salah satu data dari anggota cluster tersebut. Pemilihan atribut-atribut yang terkait dengan tujuan dilakukannya analisis cluster. Pada penelitian ini, atribut yang dipilih meliputi propinsi, tahun, Rmat, Rfis, Rkim, Rbio, dan nilai IPK TPB untuk mahasiswa Faperta. Untuk selanjutnya masukan diperoleh dari kombinasi antara atribut propinsi dan tahun meliputi data mahasiswa Faperta yang berasal dari pulau Jawa untuk tahun 2000 sampai 2004, data mahasiswa Faperta yang berasal dari luar pulau Jawa untuk tahun 2000 sampai 2004, dan data mahasiswa Faperta yang berasal dari SMUN 1 Bogor untuk tahun 2000 sampai Pemilihan ukuran jarak dan kemiripan. Dalam penelitian ini, rumus jarak yang digunakan adalah Mahalanobis. Hal ini dikarenakan antaratribut saling berkorelasi seperti terlihat pada Tabel 1.

19 Tabel 1 Nilai koefisien korelasi untuk data mahasiswa Faperta asal Pulau Jawa pada tahun Rmat Rfis Rkim Rbio IPK Rmat Rfis Rkim Rbio IPK Mengaplikasikan algoritma cluster. Clustering dilakukan terhadap matriks data Faperta dengan atribut Rmat, Rfis, Rkim, Rbio, dan IPK untuk tahun 2000 sampai dengan Selain itu, parameter masukannya meliputi banyaknya iterasi sama dengan 100, nilai toleransi terkecil yang diharapkan sama dengan 10-5, dan pangkat pembobot sama dengan 2. Percobaan dibatasi untuk jumlah cluster antara 2 sampai dengan 10. Pada setiap percobaan dilakukan uji validasi cluster dan didapatkan dua buah cluster yang valid untuk semua kombinasi atribut masukan. Tabel 2 menunjukkan hasil uji validasi untuk salah satu kasus yaitu untuk data mahasiswa Faperta terpilih asal Pulau Jawa pada tahun Tabel 2 Hasil validasi FCM clustering untuk studi kasus mahasiswa Faperta asal pulau Jawa pada tahun Cluster Iterasi Compactness Sepa ration S(Xie- Beni) Dari pusat cluster yang dihasilkan dapat diperoleh informasi, yaitu mahasiswa Faperta yang berasal dari pulau Jawa untuk tahun 2000 sampai dengan 2004 terbagi menjadi dua kelompok (cluster), yaitu: Cluster ke-1 berisi mahasiswa yang memiliki nilai rataan Matematika , nilai rataan Fisika , nilai rataan Kimia , nilai rataan Biologi 79.71, dan nilai IPK TPB Cluster ke-2 berisi mahasiswa yang memiliki nilai rataan Matematika , nilai rataan Fisika , nilai rataan Kimia , nilai rataan Biologi , dan nilai IPK TPB Keluaran dari metode FCM ini berupa deretan pusat cluster dan beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat digunakan untuk membangun suatu sistem inferensi fuzzy. Fuzzy Inference System (FIS) Proses inferensi dilakukan untuk menghasilkan suatu prediksi di mana masukannya diketahui namun nilai keluarannya belum diketahui secara pasti. Pada penelitian ini, metode inferensi yang digunakan adalah metode Mamdani. Adapun pola yang ingin dievaluasi yaitu pola hubungan antara nilai mata pelajaran eksakta di SLTA dengan nilai IPK di TPB IPB. Hal ini sebagai lanjutan dari tahap clustering yang telah dilakukan sebelumnya. Tahapan inferensi yang dilakukan yaitu: 1. Pisahkan data yang ada menjadi data untuk atribut masukan dan data untuk atribut keluaran. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data mahasiswa Faperta yang berasal dari pulau Jawa untuk tahun 2000 sampai 2004 dengan atribut masukan adalah Rmat, Rfis, Rkim, dan Rbio. Atribut keluarannya adalah nilai IPK TPB. 2. Fuzzifikasi atribut masukan dan keluaran. Banyaknya himpunan fuzzy untuk masingmasing atribut ditentukan dari banyaknya cluster yang valid. Pada penelitian ini didapatkan dua cluster yang valid sehingga untuk setiap atribut memiliki dua himpunan fuzzy yaitu rendah dan tinggi. Nama dan himpunan fuzzy yang digunakan untuk merepresentasikan atribut linguistik dan numerik atribut Rmat, Rfis, Rkim, Rbio, dan IPK dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5, 6, dan 7. Grafik fungsi keanggotaannya terdapat pada Gambar 9, 10, 11, 12, dan 13. Tabel 3 Himpunan fuzzy Rmat Nama himpunan Domain fuzzy Rendah [ ] Tinggi [ ] Variabel numerik (titik-titik domain) disesuaikan dengan hasil analisis data yang diperoleh dari FCM yang direpresentasikan pada membership function editor yang terdapat pada perangkat lunak Matlab 6.5.

20 Tabel 6 Himpunan fuzzy Rbio Nama himpunan Fuzzy Domain Rendah [ ] Tinggi [ ] Gambar 9 Fungsi keanggotaan Rmat. Penggunaan bentuk kurva pimf ini didasarkan pada analisis data yang telah dilakukan. Kurva ini dapat digunakan untuk menunjukkan konsep-konsep data yang memiliki batasan sangat lemah (perbedaannya sangat kecil) seperti pada nilai rataan dikelompokkan menjadi nilai yang sedikit rendah, dan nilai yang sedikit tinggi. Tabel 4 Himpunan fuzzy Rfis Nama himpunan fuzzy Domain Rendah [ ] Tinggi [ ] Gambar 12 Fungsi keanggotaan Rbio. Tabel 7 Himpunan fuzzy IPK TPB Nama himpunan fuzzy Domain Rendah [ ] Tinggi [ ] Gambar 13 Fungsi keanggotaan IPK. Gambar 10 Fungsi keanggotaan Rfis. 3. Pada penelitian ini, aturan didapat dari interpretasi terhadap visualisasi hasil clustering. Tabel 5 Himpunan fuzzy Rkim Nama himpunan fuzzy Domain Rendah [ ] Tinggi [ ] Gambar 11 Fungsi keanggotaan Rkim. Gambar 14 Hasil cluster berdasar Rmat dan Rfis.

21 Dari Gambar 14, dapat ditentukan bahwa cluster ke-1 memiliki Rmat sebesar 70 sampai , Rfis sebesar sampai 90 dan IPK sebesar 1 sampai 4. Sedangkan cluster ke-2 memiliki Rmat sebesar sampai , Rfis sebesar sampai 80 dan IPK sebesar 0.5 sampai 3.5. Aturan yang terbentuk merupakan penyesuaian dari hasil clustering dengan domain masing-masing himpunan fuzzy untuk tiap atribut, di mana setiap cluster dapat membentuk lebih dari satu aturan. Dan dikarenakan visualisasi terbatas hanya maksimal 3 dimensi, maka aturan yang terbentuk terdiri dari 2 anteseden dan 1 konsekuen, sehingga dari Gambar 14 dapat dibentuk aturan [R1.] IF (Rmat is Tinggi) and (Rfis is Tinggi) then (IPK is Tinggi). [R2.] IF (Rmat is Rendah) and (Rfis is Rendah) then (IPK is Rendah). Visualisasi hasil cluster berdasar atribut lainnya dapat dilihat pada Gambar 15, 16, 17, 18, dan 19. Domain atribut hasil clustering selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 8, 9, 10, 11, dan 12. Gambar 16 Hasil cluster berdasar Rmat dan Rbio. Tabel 9 Domain hasil cluster berdasar Rmat dan Rbio c i Rmat Rbio IPK Berdasar Gambar 16, Tabel 3, 6, 7, dan 9 aturan yang terbentuk yaitu: [R5.] IF (Rmat is Tinggi) and (Rbio is Tinggi) then (IPK is Tinggi). [R6.] IF (Rmat is Rendah) and (Rbio is Rendah) then (IPK is Rendah). Gambar 15 Hasil cluster berdasar Rmat dan Rkim. Tabel 8 Domain hasil cluster berdasar Rmat dan Rkim c i Rmat Rkim IPK Berdasar Gambar 15, Tabel 3, 5, 7 dan 8 aturan yang terbentuk yaitu: [R3.] IF (Rmat is Tinggi) and (Rkim is Tinggi) then (IPK is Tinggi). [R4.] IF (Rmat is Rendah) and (Rkim is Rendah) then (IPK is Rendah). Gambar 17 Hasil cluster berdasar Rfis dan Rkim. Tabel 10 Domain hasil cluster berdasar Rfis dan Rkim c i Rfis Rkim IPK

22 T Berdasar Gambar 17, Tabel 4, 5, 7, dan 10 aturan yang terbentuk yaitu: [R7.] IF (Rfis is Tinggi) and (Rkim is Tinggi) then (IPK is Tinggi). [R8.] IF (Rfis is Rendah) and (Rkim is Rendah) then (IPK is Rendah). Berdasar Gambar 19, Tabel 5, 6, 7, dan 12 aturan yang terbentuk yaitu: [R11.] IF (Rkim is Tinggi) and (Rbio is Tinggi) then (IPK is Tinggi). [R12.] IF (Rkim is Rendah) and (Rbio is Rendah) then (IPK is Rendah). Dari kedua belas aturan yang terbentuk ini, terlihat adanya aturan yang saling terkait. Dengan demikian aturan dapat diringkas menjadi hanya dua aturan seperti terlihat pada Tabel 13. Hal ini sesuai dengan jumlah cluster valid yang diperoleh yaitu sebanyak dua buah. Tabel 13 Aturan yang terbentuk IF AND AND AND Then Rmat Rfis Rkim Rbio IPK Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Gambar 18 Hasil cluster berdasar Rfis dan Rbio. Tabel 11 Domain hasil cluster berdasar Rfis dan Rbio c i Rfis Rbio IPK Berdasar Gambar 18, Tabel 4, 6, 7, dan 11 aturan yang terbentuk yaitu: [R9.] IF (Rfis is Tinggi) and (Rbio is Tinggi) then (IPK is Tinggi). [R10.] IF (Rfis is Rendah) and (Rbio is Rendah) then (IPK is Rendah). 4. Mengaplikasikan operator fuzzy. Komputasi fuzzy dilakukan dengan memperhatikan aturan yang telah dibuat. Operator yang digunakan untuk komputasi fuzzy adalah operator AND. Pada logika fuzzy, operator AND diperlihatkan dengan derajat keanggotaan minimum antara kedua himpunan. Pada penelitian ini, digunakan rule editor yang terdapat pada software Matlab 6.5 sebagai alat bantu komputasi operator fuzzy. 5. Mengaplikasikan metode implikasi. Hasil penggunaan operator fuzzy kemudian diterapkan pada bagian konsekuen untuk setiap aturan. Fungsi implikasi yang digunakan adalah MIN. Gambar 20 memperlihatkan contoh proses yang terjadi untuk tahap keempat dan kelima. Anteseden konsekuen IF Rmat is Tinggi (T) and Rfis is Tinggi (R) and Rkim is Tinggi (R) and Rbio is Tinggi(R) THEN IPK is Tinggi (T) Gambar 19 Hasil cluster berdasar Rkim dan Rbio. Tabel 12 Domain hasil cluster berdasar Rkim dan Rbio c i Rkim Rbio IPK Nilai rataan Matematika (Rmat) 2. Nilai rataan Fisika (Rfis) 3. Nilai rataan Kimia (Rkim) 4. Nilai rataan Biologi (Rbio) 5. IPK (keluaran fuzzy) 6. Hasil proses implikasi MIN Gambar 20 Proses pengaplikasian operator fuzzy dan proses implikasi.

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDHULUN Listrik merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan saat ini. Penggunaan listrik setiap tahun, bahkan setiap bulan terus meningkat. Hal ini dibuktikan dengan selalu bertambahnya

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004)

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004) BAB IV METODOLOGI 4.1 Sistem Pengoperasian Waduk. Tujuan di bangun suatu sistem waduk sangat mempengaruhi strategi pengoperasian sistem waduk yang bersangkutan. Dalam mengembangkan model optimasi pengoperasian

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Knowledge Discovery in Database (KDD) dan Data Mining Banyak orang menggunakan istilah data mining dan knowledge discovery in databases (KDD) secara bergantian untuk menjelaskan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR

PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR PENGEMBANGAN APLIKASI FUZZY TEMPORAL ASSOCIATION RULE MINING (STUDI KASUS : DATA TRANSAKSI PASAR SWALAYAN ) HANDAYANI RETNO SUMINAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY Digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan tunggal / crisp saat defuzzifikasi Penggunaan akan bergantung

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY FUZZY EXPERT SYSTEM FUZZY INFERENCE SYSTEM FUZZY REASONING Toto Haryanto MATA KULIAH SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY Domain Masalah Fuzzifikasi

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjurusan di SMA Sepanjang perkembangan Pendidikan formal di Indonesia teramati bahwa penjurusan di SMA telah dilaksanakan sejak awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai sekarang,

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Aplikasi Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno dalam Memperkirakan Produksi Air Mineral dalam Kemasan Oleh Suwandi NRP 1209201724 Dosen Pembimbing 1. Prof. Dr M. Isa Irawan, MT 2. Dr Imam Mukhlash, MT Institut

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS: DATA PPMB IPB)

CLUSTERING MENGGUNAKAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS: DATA PPMB IPB) CLUSTERING MENGGUNAKAN SELF ORGANIZING MAPS (STUDI KASUS: DATA PPMB IPB) Irman Hermadi 1, Imas S. Sitanggang 1, Edward 2 1 Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aplikasi sistem cerdas yang paling sukses dan masih berkembang saat ini yaitu peramalan beban listrik. Peramalan beban listrik adalah suatu ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang pemahaman dari logika fuzzy dan data mining. Pada bab ini juga akan dijelaskan bagian-bagian yang perlu diketahui dalam logika fuzzy dan data mining, sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Data Mining adalah proses pencarian pengetahuan dari suatu data berukuran besar melalui metode statistik, machine learning, dan artificial algorithm. Hal yang paling

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER I. PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan salah satu aspek penting dalam evaluasi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Menurut Mahmudin (2008) Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang Pemilihan Strategi Pemasaran BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian terdahulu telah banyak yang menerapkan data mining, yang bertujuan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan seputar dunia pendidikan. Khususnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Informasi merupakan suatu unsur kunci yang penting di dalam suatu sistem konseptual. Suatu informasi dapat terbentuk melalui berbagai cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Pemasaran Dalam merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang landasan teori yang medukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan menemukan

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN

PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN Saintia Matematika Vol. 1, No. 3 (2013), pp. 233 247. PENGGUNAAN SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI 1 BIREUEN Zati Azmiana, Faigiziduhu Bu ulolo, dan Partano Siagian Abstrak.

Lebih terperinci

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas TAKARIR Data Mining Clustering Cluster Iteratif Random Centroid : Penggalian data : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas : Berulang : Acak : Pusat area KDD (Knowledge

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Sponge atau poriferans berasal dari bahasa Latin yaitu porus yang artinya pori dan ferre yang artinya memiliki. Sponge adalah hewan berpori, pada umumnya terdapat di lautan,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY Hafsah, Heru Cahya Rustamaji, Yulia Inayati Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta Jl. Babarsari No 2 Tambakbayan Yogyakarta

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO

PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO PENENTUAN KUALITAS CABE MERAH VARIETAS HOT BEAUTY DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO oleh TAUFIQ HANIF TRI SUSELO M0107017 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 ABSTRAK

IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006 ABSTRAK IMPLEMENTASI FUZZY OLAP PADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 003 DAN 006 Imas S Sitanggang, Sri Nurdiati, Sofiyanti Indriasari Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis sumber data yang didapatkan peneliti adalah data primer dan data sekunder.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis sumber data yang didapatkan peneliti adalah data primer dan data sekunder. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Sumber Data Jenis sumber data yang didapatkan peneliti adalah data primer dan data sekunder. 1. Data primer Didapatkan peneliti secara langsung

Lebih terperinci

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen Dwi Rolliawati Fakultas Ilmu Komputer, Sistem Komputer, Universitas Narotama dwi.roliawati@narotama.ac.id Abstrak Dosen sebagai pendidik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Faktor penentu bagi usaha atau bisnis apapun pada masa sekarang ini adalah kemampuan untuk menggunakan informasi seefektif mungkin. Penggunaan data secara tepat karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penambangan Data (Data Mining) Pengertian data mining, berdasarkan beberapa orang: 1. Data mining (penambangan data) adalah suatu proses untuk menemukan suatu pengetahuan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab landasan teori bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai metode atau pun teori yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini, sehingga dapat membangun pemahaman yang sama antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan analisa datadan algoritma Fuzzy C-Means untuk mangetahui pola perilaku konsumen. 2.1. Pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ)

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ) PERBANDINGAN PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DAN SUGENO DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN XYZ) Edy Victor Haryanto 1, Fina Nasari 2 1,2 UniversitasPotensiUtama Jl. K.

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat

Contoh Kasus. Bagus Ilhami HIdayat Contoh Kasus Suatu perusahaan tekstil akan memproduksi pakaian dengan jenis XYZ. Dari 1 bulan terakhir, permintaan terbesar mencapai 5000 potong per hari, dan permintaan terkecil mencapai 1000 potong per

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma hierarchical clustering dan k-means untuk pengelompokan desa tertinggal.

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU) STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU) Desi Vinsensia Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input kedalam suatu ruang output. Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY oleh: 1 I Putu Dody Lesmana, 2 Arfian Siswo Bintoro 1,2 Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

BAB 2 2. LANDASAN TEORI BAB 2 2. LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan mengenai logika fuzzy yang digunakan, himpunan fuzzy, penalaran fuzzy dengan metode Sugeno, dan stereo vision. 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Manajemen Mcleod R dan Schell G, (2004) membagi sumber daya menjadi dua bagian yaitu sumberdaya fisikal dan sumberdaya konseptual. Sumber daya fisikal terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan sistem yang kompleks. Logika fuzzy memberikan rangka kerja yang kuat dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA

DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA DATA MINING CLUSTERING DENGAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS UNTUK PENGELOMPOKAN JADWAL KEBERANGKATAN DI TRAVEL PT. XYZ TASIKMALAYA Aseptian Nugraha, Acep Irham Gufroni, Rohmat Gunawan Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

MODEL DATA MINING DALAM PENGKLASIFIKASIAN KETERTARIKAN BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING

MODEL DATA MINING DALAM PENGKLASIFIKASIAN KETERTARIKAN BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING MODEL DATA MINING DALAM PENGKLASIFIKASIAN KETERTARIKAN BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING Marlindawati1), Andri2) 1), 2) Sistem Informasi UNIVERSITAS BINA DARMA Palembang Jl, Jend. A.Yani

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi Mahasiswa yang telah menyelesaikan keseluruhan beban program studi yang telah ditetapkan dapat dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertiaan Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk digunakan memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC) 2. Himpunan Samar 2.. Himpunan Klasik dan Himpunan Samar Himpunan klasik merupakan himpunan dengan batasan yang tegas (crisp) (Jang, Sun, dan Mizutani, 24). Sebagai contoh :

Lebih terperinci

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 202 MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN Ghofar Taufiq AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta Jl. Kramat Raya

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN Agung Saputra 1), Wisnu Broto 2), Ainil Syafitri 3) Prodi Elektro Fakultas Teknik Univ. Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta, 12640 Email: 1) agungsap2002@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Customer Relationship Management (CRM) CRM adalah perpaduan antara teori, metode, teknik, kompetensi dan software enterprise untuk mengembangkan jangka panjang perusahaan dengan

Lebih terperinci

DATA PREPROCESSING. Budi Susanto (versi 1.2)

DATA PREPROCESSING. Budi Susanto (versi 1.2) DATA PREPROCESSING Budi Susanto (versi 1.2) Kenali Data Anda Atribut Data Memahami tipe atribut Membantu membetulkan data saat integrasi data Deskripsi Statistik Data Memudahkan untuk mengisi nilai yang

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa

Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Pemanfaatan Algoritma FCM Dalam Pengelompokan Kinerja Akademik Mahasiswa Aidina Ristyawan 1), Kusrini 2), Andi Sunyoto

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA

MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA MODUL 8 APLIKASI NEURAL NETWORK DAN FUZZY LOGIC PADA PERKIRAAN CUACA Muhammad Ilham 10211078 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email: muhammad_ilham@students.itb.ac.id Asisten:

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan

BAB III PEMBAHASAN. FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini berisi mengenai FRBFNN, prosedur pembentukan model FRBFNN, Arsitektur FRBFNN, aplikasi FRBFNN untuk meramalkan kebutuhan listrik di D.I Yogyakarta. A. Radial Basis Function

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Model Perhitungan Estimasi Keuntungan Penjualan Susu Kemasan dengan Menggunakan Gabungan Metode Fuzzy C-Means dan Sugeno Orde-Satu Sales Profit Estimation Model of

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami tipe-tipe data dalam clustering Memahami beberapa algoritma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Studi Sebelum penelitian ini dilakukan, sudah terdapat beberapa penelitian yang menjadi dasar untuk menyelesaikan penelitian ini, penelitian tersebut diantaranya sebagai

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL DATA MINING MENGGUNANAKAN METODE CLUSTERING

PENGKLASIFIKASIAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL DATA MINING MENGGUNANAKAN METODE CLUSTERING PENGKLASIFIKASIAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN MODEL DATA MINING MENGGUNANAKAN METODE CLUSTERING Marlindawati 1) Andri 2) 1) Manajemen Informatika Universitas Bina Darma Jl. Ahmad Yani No. 3, Palembang

Lebih terperinci

Sistem Inferensi Fuzzy

Sistem Inferensi Fuzzy Sistem Inferensi Fuzzy METODE SUGENO 27 Sistem Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Metode Sugeno! Diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno-Kang, tahun 1985.! Bagian output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 State of the Art Penelitian mengenai segmentasi pasar pada sebuah perusahaan telah banyak digunakan dengan tujuan untuk mengetahui strategi pasar yang baik dan dapat menguntungkan

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Data Mining Data mining merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses ekstraksi informasi yang tersembunyi dari sekumpulan data yang berukuran sangat besar dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: Yogyakarta, Maret 2016

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: Yogyakarta, Maret 2016 PENERAPAN DATA MINING PEMAKAIAN AIR PELANGGAN UNTUK MENENTUKAN KLASIFIKASI POTENSI PEMAKAIAN AIR PELANGGAN BARU DI PDAM TIRTA RAHARJA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Gunawan Abdillah, Firman Ananda Putra,

Lebih terperinci

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Hironimus Leong, Shinta Estri Wahyuningrum Faculty of Computer Science, Faculty of Computer Science Unika Soegijapranata marlon.leong@gmail.com

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

Penerapan Logika Fuzzy

Penerapan Logika Fuzzy 1 Penerapan Logika Fuzzy M. Faisal Baehaki - 13506108 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 1 m_faisal_b@yahoo.com

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL Fanisya Alva Mustika 1, Sutrisno 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 1,2 E-mail: alva.mustika@gmail.com

Lebih terperinci

( ) ( ;,, ) Π(,, ) ( ;, ) ( ;, ) ( ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang cukup menarik minat para wisatawan baik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN : Clustering Data Status Tugas Belajar Dan Ijin Belajar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means (Studi Kasus : Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) Fevin Triyas Rantika 1, Indah Fitri Astuti, M.Cs

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjuan pustaka merupakan acuan utama pada penelitian ini berupa beberapa studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA) Alfa Saleh Teknik Informatika STMIK Potensi Utama Jl K.L. Yos Sudarso KM 6.5 No.3-A,

Lebih terperinci