BAB III PERUMUSAN MASALAH. Perkembangan pangsa pasar otomotif di Indonesia. menjanjikan. Dengan penambahan jumlah kendaran di jalan raya yang cukup

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERUMUSAN MASALAH. Perkembangan pangsa pasar otomotif di Indonesia. menjanjikan. Dengan penambahan jumlah kendaran di jalan raya yang cukup"

Transkripsi

1 BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Untuk Dipecahkan Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Roda Empat Perkembangan pangsa pasar otomotif di Indonesia saat ini masih cukup menjanjikan. Dengan penambahan jumlah kendaran di jalan raya yang cukup signifikan walaupun penjualan secara keseluruhan untuk kendaraan roda empat pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis otomotif khususnya kendaraan bermotor roda empat. Moda transportasi masal yang kurang baik dan budaya untuk memanfaatkan kendaraan untuk berbagai keperluan serta ikatan kekeluargaan yang masih cukup besar mendorong beberapa model kendaraan mendapat apresiasi tinggi dari konsumen seperti ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Sepuluh Besar Model Terlaris Januari Juli Tahun 2006 Sumber : Publikasi GAIKINDO 19

2 khususnya di Kota Bandung, jumlah kendaraan roda empat yang beredar masih cukup besar, dapat dilihat dari jumlah kendaraan yang teregistrasi di Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan beragam jenisnya. Hal ini mendorong bisnis perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor mengalami penyesuaian dan perkembangan yang dinamis dengan melakukan modernisasi, diversifikasi dan variasi alat bengkel untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya di bisnis bengkel ini. Pertumbuhan jumlah kendaraan di kota Bandung tahun 2004 dan 2005 khususnya kendaraan roda empat mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 61.93% dan pada tahun 2006 sampai dengan bulan mei jumlah kendaraan yang teregistrasi di Kota Bandung mengalami penambahan sebesar unit kendaraan roda empat yang terdiri dari kendaraan baru dan kendaraan mutasi dari daerah lain seperti ditunjukkan pada gambar , , , ,000 50,000 0 Sedan/ Sedan Station dan Sejenisnya Jeep dan Sejenisnya Station Wagon/M inibus dan Sejenisnya Bus/ M icro Bus dan Sejenisnya Pick Up/ Truck/ Tracktor/ Head/ Tank/ double ,520 18,234 78,478 2,002 35, ,067 46, ,428 5,102 89,722 mei ,940 49, ,545 5,472 91,220 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Gambar 3.1. Data Jumlah Kendaraan Non Dinas Roda Empat di Kota Bandung Untuk kendaraan dinas operasional pemerintah yang beredar dan teregistrasi di Kota Bandung mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2005, sampai dengan mei 2006 tercatat kurang lebih sebanyak unit kendaraan 20

3 roda empat dengan berbagai tipe dan merek. Gambar 3.2 penunjukkan pertumbuhan kendaraan dinas/operasional pemerintah di Kota Bandung, sebagai berikut: 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Sedan/ Sedan St at io n dan Sejenisnya Jeep dan Sejenisnya Station Wagon/ M inibus dan Sejenisnya Bus/ M icro Bus dan Sejenisnya Pick Up/ Truck/ Tracktor/ He ad/ Tank/ double cab , , ,146 mei , , ,246 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Gambar 3.2. Data Jumlah Kendaraan Dinas Roda Empat di Kota Bandung Pasar Perawatan dan Perbaikan kendaraan Bermotor Roda Empat di Kota Bandung Pertumbuhan jumlah kendaraan roda empat di Kota Bandung yang secara umum cukup signifikan menggambarkan pertumbuhan pangsa pasar usaha bengkel di Kota Bandung yang semakin menarik. Gambar 3.3 menunjukkan peta pasar usaha perbengkelan terhadap kelompok kelompok usaha perbengkelan yang berada dalam industri perbengkelan, sebagai berikut: 21

4 Pesaing Sasaran Pasar Kendaraan Roda Empat di Kota Bandung Kendaraan Pribadi Kendaraan Dinas Kendaraan Angkutan Umum Authorized Dealer / Bengkel resmi Bengkel Partikelir / berijin Bengkel spesialis & Kaki Lima Authorized Dealer / Bengkel resmi Bengkel Partikelir / berijin Bengkel Partikelir / berijin Bengkel spesialis & Kaki Lima Bengkel Partikelir / berijin Unit Usaha Perbengkelan PDJK Bengkel Partikelir / berijin Unit Usaha Perbengkelan PDJK Sumber : Data internal perusahaan, Pengamatan. Gambar 3.3. Peta Pasar Usaha Perbengkelan Pasar perawatan dan perbaikan kendaraan roda empat di Kota Bandung secara umum dibagi menjadi tiga kelompok besar antara lain kendaraan pribadi yang terdiri dari kendaraan kendaraan milik perseorangan, Badan Usaha milik swasta / perseorangan, dan Badan Usaha Milik Daerah/Negara. Kendaraan Dinas meliputi kendaraan operasional di lingkungan pemerintahaan Propinsi Jawa Barat (Setda dan operasional Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I), Dinas dan instansi di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat, kendaraan operasional di lingkungan pemerintah Kota Bandung (Setdakot dan operasional Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II), Dinas dan Instansi di lingkungan pemerintah Kota Bandung. Kendaraan umum antara lain kendaraan angkutan kota berbagai jurusan dan angkutan barang umum. Bengkel yang berada dalam industri ini secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu, pertama bengkel authorized dealer yaitu bengkel yang memiliki hubungan erat dengan manufaktur roda empat tertentu dalam bentuk penjualan kendaraan baru. Jadi bengkel tersebut secara tidak langsung 22

5 merepresentasikan bengkel merek kendaraan yang dijualnya. Ke dua bengkel partikelir yaitu bengkel swasta yang memiliki ijin operasional dari instansi terkait dan mememenuhi standar bengkel yang telah ditetapkan oleh departemen perindustrian dan perdagangan. Ke tiga bengkel spesialis dan kaki lima yang menyediakan satu jenis layanan perbaikkan sebagai contoh bengkel AC (Air Conditioning) dan bengkel bengkel umum yang tidak memiliki ijin serta tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah (bengkel kaki lima). Market share dalam industri perbengkelan secara umum ditunjukkan dalam gambar 3.4, dimana 43.52% masih didominasi oleh bengkel spesialis, kaki lima dan lainnya (Other) % 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Others (Kaki Lima) Authorized dealer Bengkel Partikelir Market Share (%) 43.52% 32.19% 24.29% Sumber : Data ASBEKINDO. Gambar 3.4. Market Share Bengkel di Kota Bandung Tahun 2005 Hal ini lebih disebabkan oleh terbatasnya kapasitas yang dimiliki bengkel bengkel authorized dealer dan kualitas pelayanan yang kurang maksimal dari beberapa bengkel partikelir. Auto 2000 sebagai autorized dealer dari TOYOTA memproyeksikan peningkatan pertumbuhan pangsa pasar bengkelnya untuk tahun depan: Kami prediksikan ada peningkatan sekitar 10% dari tahun sebelumnya dengan diluncurkannya program quick maintenance pada outlet outlet kami. (A.Supendi, Wawancara Pribadi, 05/10/2006) 23

6 Untuk pasar kendaraan dinas di Kota Bandung yang terdiri dari kendaraan operasional Pemerintah Propinsi, dan Kendaraan operasional Pemerintah Kota Bandung ditunjukkan pada gambar 3.5 sebagai berikut: Pertumbuhan Kendaraan dinas Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi PD.JAWI Bengkel Authorized & Partikelir > Mei 2006 Sumber : Data Internal Perusahaan & Bag perlengkapan. Gambar 3.5. Market Share Bengkel Untuk Kendaraan Dinas di Kota Bandung Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi yang sedianya dibentuk untuk melayani pangsa pasar kendaraan dinas belum mampu untuk mengakomodir pasar yang semakin berkembang. Hal ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh kompetitor baik secara langsung maupun tidak langsung. Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi pada awalnya memposisikan diri sebagai bengkel one stop service bagi kendaraan kendaraan dinas dan operasional pemerintah namun dalam perkembangannya masyarakat umum mulai memanfaatkan jasa dan layanan dari Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi ini khususnya layanan perawatan kendaraan seperti penggantian pelumas, pencucian dan engine tune up. Melihat perkembangan teknologi otomotif seperti yang digambarkan pada Gambar 1.7, kendaraan bertransmisi otomatis dan mesin mesin nonkonvensional yang sudah dilengkapi oleh beberapa perangkat modern seperti ECU (Engine Computer Unit), EFI (Electronic Fuel Injection), Accelerated by Wire, Variabel Valve Technology menjadi pilihan baru bagi konsumen. Teknologi ini 24

7 menawarkan effisiensi pemakaian bahan bakar, emisi gas buang yang lebih rendah dan mesin yang lebih responsif. Akibat dari bertambah canggihnya perangkat kendaraan roda empat tersebut teknologi perawatan dan perbaikkan kendaraan juga mengalami perkembangan dengan munculnya fasilitas fasilitas untuk perbaikan mesin non konvensional diantaranya Inteligent Tester II untuk mendeteksi semua ketidaksesuaian pada kendaran khususnya perangkat perangkat yang terhubung dengan sistem ECU kendaraan, Engine Analyzer untuk mendeteksi fungsi fungsi mesin dan 3D Visualiner untuk mendeteksi posisi roda, kemudi dan main frame. Hal ini mendorong persaingan di industri perawatan dan perbaikkan kendaraan semakin ketat dalam menarik konsumen. Tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor roda empat yang cepat dan peningkatan teknologi otomotif yang diterapkan di kendaraan roda empat. tidak diiringi dengan peningkatan jumlah layanan jasa perawatan dan perbaikkan. Tercatat jumlah bengkel kecil, menengah dan besar yang terdaftar di Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD) Kota Bandung pada tahun 2006 (Juni) sekitar 180 buah bengkel dengan tingkat pertumbuhan pertahun rata rata sekitar 4%, jumlah ini tidak termasuk bengkel bengkel kaki lima baik bengkel umum maupun bengkel spesialis yang tersebar di berbagai lokasi. Berdasarkan jumlah dan tingkat pertumbuhan kendaran roda empat di kota Bandung dibandingkan dengan pertumbuhan bengkel yang ada terlihat masih besarnya peluang usaha di bisnis ini. Tumbuhnya kompetitor kompetitor yang ada juga dapat menjadi indikator masih besarnya prospek bisnis yang ada. Melihat kondisi tersebut, Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi yang diberi tanggung jawab sebagai profit center dituntut untuk dapat bersaing dan mengembangkan diri sehingga dapat bertahan dalam bisnis perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor roda empat yang tumbuh semakin pesat. Kondisi Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi pada saat ini berada pada tingkat yang cukup rawan dilihat dari tingkat pertumbuhan (growth) dan keberlabaan 25

8 (Profitability) yang sangat rendah. Gambar 3.6. menunjukkan resume laporan keuangan tahun 2002, 2003, 2004, 2005 sampai dengan Juni Rp2,500,000, Rp2,000,000, Rp1,500,000, Rp1,000,000, Rp500,000, Rp- Rp(500,000,000.00) Juni Pendapat an 0 Rp1,641,449, Rp2,216,048, Rp1,476,344, Rp767,316, Beban/biaya 0 Rp1,603,094, Rp2,042,509, Rp1,502,255, Rp820,677, Laba sblm pajak Rp30,354, Rp38,354, Rp173,539, Rp(25,910,613.34) Rp(53,361,444.29) Rata rata ROI : 1.8% Sumber : Laporan Keuanagan Kantor Pusat PDJK (Audited) Gambar 3.6. Resume Laporan Keuangan Sebagai motor penggerak, sumber daya manusia yang ada di Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi khususnya di bagian operasional memiliki tingkat turn over yang cukup tinggi, sehingga dilihat dari tingkat keterampilan kurang dapat bersaing serta rendahnya proses peningkatan keahlian di lingkungan internal menyebabkan kesulitan dalam mengadopsi teknologi baru. Dari penggambaran kondisi diatas, timbul beberapa pertanyaan penelitian (research question) yaitu sebagai berikut: 1. Apa saja faktor faktor strategis yang dihadapi oleh Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi PD Jasa dan Kepariwisataan? 2. Apa strategi yang tepat bagi Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi PD.Jasa dan Kepariwisataan menghadapi lingkungannya? 3. Bagaimana advantage dari penerapan strategi no 2 dapat dipertahankan (sustainable)? 26

9 4. Apa program program pokok Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi PD.Jasa dan Kepariwisataan untuk mengimplementasikan strategi tersebut diatas? Perumusan kembali strategi bisnis Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi diperlukan agar perusahaan dapat bersaing kembali di industri perbengkelan mengingat pertumbuhan jumlah kendaraan masih cukup besar sebagai indikator yang menjanjikan usaha di bidang perbengkelan Posisi Permasalahan Posisi permasalahan ada pada jenjang strategi bisnis, dengan adanya perumusan strategi yang baru diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan dan peningkatan daya saing bagi Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan dan daerah. Yang paling berkompeten untuk mengatasi masalah ini adalah Direktur Operasional yang ditindak lanjuti oleh Kepala Unit Usaha Perbengkelan & Transportasi yang secara langsung sebagai pelaksana usaha. 27

10 28

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. PD.Jasa dan Kepariwisataan (PD.JAWI) merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PROFIL PERUSAHAAN. PD.Jasa dan Kepariwisataan (PD.JAWI) merupakan salah satu Badan Usaha Milik BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Profil Perusahaan Daerah Jasa dan Kepariwisataan 1.1.1. Profil Umum PD.Jasa dan Kepariwisataan (PD.JAWI) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Propinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong manusia untuk gigih mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus mampu dalam melakukan

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK

Lebih terperinci

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGHITUNGAN DAN PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2007.

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGHITUNGAN DAN PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2007. 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2002 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah. 9. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2003 tentang Bea Balik Nama Kendaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 1994

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 1994 PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 1992 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2017 DAN TAHUN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 1994 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa kendaraan dirancang selain untuk transportasi juga dirancang untuk kenyamanan pengendara. Secara

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna BAB I PENDAHULUAN Setiap bisnis baru atau pengembangan bisnis membutuhkan penanaman modal yang disesuaikan dengan tujuan bisnis dan bentuk badan bisnisnya. Salah satu tujuan didirikannya bisnis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha, perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri otomotif kendaraan bermotor merupakan industri yang pertumbuhannya sangat pesat di Indonesia. Di sebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia akan alat transportasi

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktifitas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014 DAN TAHUN 2015 GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Toyota Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari Jepang yang didirikan bulan September 1933. Saat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang

BAB I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan negara Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi yang signifikan tentu mempengaruhi pertumbuhan sektor bisnis lainnya. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1994 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, persaingan bukanlah suatu hal yang asing lagi di dalam dunia bisnis, dimana pihak yang satu selalu berusaha memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam beberapa sisi memiliki dampak positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam beberapa sisi memiliki dampak positif maupun negatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen otomotif di Indonesia mengalami petumbuhan yang cukup pesat. Peningkatan konsumen otomotif tidak hanya terjadi pada kendaraan roda dua namun juga pada kendaraan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR GUBERNUR BALI, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini Indonesia masih dianggap sebagai pasar potensial bagi pemasaran kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda empat. Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyota merupakan perusahaan manufaktur kendaran niaga dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010 DI PROVINSI PAPUA Lampiran : 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia otomotif, globalisasi dan adanya perkembangan keinginan konsumen menimbulkan juga persaingan yang sangat ketat, khususnya terhadap produk mobil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal itu ditandai dengan perilaku 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan di sektor industri jasa semakin ketat sehingga memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dalam menyusun strategi guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kemajuan dalam bidang otomotif kian berkambang. Berbagai terobosan-terobosan dikembangkan serta diupayakan guna menciptakan sebuah mesin yang memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TEHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN UKDW

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TEHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN UKDW PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TEHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Ketatnya persaingan dalam dunia usaha menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan manusia. Kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi dari tahun ketahun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren positif (meningkat). Pesatnya pertumbuhan sektor industri otomotif nasional dan melonjaknya

Lebih terperinci

BUPATI BANGLI PERATURAN BUPATI BANGLI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR, DI DARAT DAN DIATAS AIR

BUPATI BANGLI PERATURAN BUPATI BANGLI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR, DI DARAT DAN DIATAS AIR BUPATI BANGLI PERATURAN BUPATI BANGLI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR, DI DARAT DAN DIATAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGLI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif, khususnya kendaraan roda dua yang pesat tujuh tahun terakhir ini, diindikasikan dengan kenaikan permintaan sepeda motor dan kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, sepeda motor telah menjadi andalan utama transportasi masyarakat Indonesia. Bukan hanya kalangan menengah atas tetapi masyarakat biasa pun banyak yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan atau kesenangan yang tinggi akan menyebabkan konsumen berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan preferensi rasional

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%.

BAB I PENDAHULUAN. sedang pada triwulan III-2012 sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode. pertumbuhan industri kendaraan bermotor sebesar 29,7%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri otomotif berkembang pesat di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 33/M- IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.367, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Mekanisme. Penetapan. Formulasi. Perhitungan Tarif. Angkutan Penyeberangan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR PEMBUATAN SEBELUM TAHUN 2015

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 27, 2015 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR

Lebih terperinci

2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat

2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1811, 2014 KEMENHUB. Angkutan. Penyebrangan. Antarprovinsi. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 58 TAHUN 2014 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini keadaan perekonomian Indonesia sedang dalam tahap pemulihan, akibat dari krisis yang terjadi belakangan ini melibatkan harga kebutuhan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Bisnis pelumas kendaraan bermotor tidak ada matinya. Padatnya kendaraan bermotor yang beredar di jalan-jalan di Indonesia membuat ngiler

Lebih terperinci

Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015

Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015 Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015 PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), authorized distributor kendaraan Mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation

Lebih terperinci

AUTOMOTIVE MALL DI SEMARANG

AUTOMOTIVE MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Sejakditemukannyaalat transportasi beroda yang memiliki sistim pembakaran internal atau mesin ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885, kemajuannya semakin pesat yang

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN KERINGANAN TARIF PENGENAAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PENYERAHAN PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat persaingan dalam dunia otomotif di Indonesia sangatlah ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya minat masyarakat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan kendaraan otomotif di Indonesia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan kendaraan otomotif di Indonesia yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Melihat perkembangan kendaraan otomotif di Indonesia yang semakin pesat dan banyaknya jenis mobil baru yang bermunculan, maka hal itu tidak akan terlepas dari jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dampak dari modernisasi telah dirasakan hampir di segala aspek kehidupan manusia. Tingginya tingkat mobilitas, baik manusia maupun barang, mutlak membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan persaingan ketat diantara perusahaan mobil di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan persaingan ketat diantara perusahaan mobil di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya semua perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan profit yang tinggi. Dunia otomotif saat ini berkembang pesat yang menimbulkan persaingan ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang mampu mempersingkat jarak dan waktu, salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan perkembangan sarana transportasi yang semakin mempermudah dan memperlancar transportasi darat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat menciptakan produk yang mampu bersaing dengan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kendaraan. Meskipun pemerintah telah melakukan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kendaraan. Meskipun pemerintah telah melakukan perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu, kepadatan jalan raya mulai terlihat sangat mencolok. Hal ini dapat dibuktikan jika mengacu pada statistik perkembangan jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sudah sedemikian pesatnya dan membuat tingkat persaingannya semakin ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis maka semakin banyak persaingan bisnis yang menggunakan strategi dan memasarkan produk dengan cara menunjukkan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : DENY IRAWAN D

Disusun Oleh : DENY IRAWAN D ANALISIS PENINGKATAN MUTU JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT ( QFD ) (Studi kasus di Bengkel New Karunia Motor Sukoharjo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu menginginkan produknya sukses di pasar. Produk yang sukses akan membawa perusahaan memiliki kesempatan untuk menggali keuntungan sebesar-besarnya.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMERIKSAAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendatang baru, sepeda motor Yamaha yang sudah lama berada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendatang baru, sepeda motor Yamaha yang sudah lama berada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya orang mengenal produk sebagai sesuatu yang berwujud fisik yang dapat dilihat dan disentuh. Disamping produk yang berupa benda yang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin maju memberikan pengaruh yang besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah memberikan perubahan terhadap cara perusahaan untuk berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi lintas negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu diuraikan pula ruang lingkupnya yang meliputi ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi, dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri otomotif, khususnya mobil, di Indonesia berkembang sangat pesat. Persaingan antar perusahaan produsen mobil di Indonesia dewasa ini cukup ketat. Gabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia industri saat ini berjalan dengan begitu pesat sehingga menciptakan persaingan yang semakin ketat, para pelaku bisnis pun dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan pertumbuhan industri otomotif saat ini berjalan begitu pesat, hal ini ditunjukan dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN RETRIBUSI TERMINAL DAN TEMPAT PARKIR DALAM KOTA BONTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN RETRIBUSI TERMINAL DAN TEMPAT PARKIR DALAM KOTA BONTANG PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG KETENTUAN RETRIBUSI TERMINAL DAN TEMPAT PARKIR DALAM KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek kehidupan. Persaingan bisnis diantara perusahaan semakin ketat baik di pasar domestik maupun internasional.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan di era modern saat ini memiliki teknologi-teknologi canggih dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan di era modern saat ini memiliki teknologi-teknologi canggih dan lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan kendaraan sebagai sarana transportasi semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena fungsi kendaraan

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk terus menciptakan produk baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era globalisasi ini.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP BENGKEL OTOMOTIF

BAB I KONSEP BENGKEL OTOMOTIF BAB I KONSEP BENGKEL OTOMOTIF A. Pengertian Bengkel Yang dimaksud dengan bengkel disini adalah suatu tempat dimana dilakukan perbaikan-perbaikan yang bersifat teknis terhadap suatu produk yang dalam konteks

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2012 DI PROVINSI PAPUA Lampiran : 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan yang dilakukan oleh berbagai pabrik otomotif di seluruh dunia ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman suatu negara saat ini melahirkan pemikiran dan keinginan yang tidak sederhana lagi, sehingga struktur perekonomian secara bertahap mengalami

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2016 KEMENHUB. Tarif. Angkutan Penyeberangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 5 TAHUN 2016 TENTANG TARIF ANGKUTAN PENYEBERANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2009 DI PROVINSI

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Pada akhir - akhir ini perekonomian yang terjadi pada negara Indonesia mengalami

Bab I PENDAHULUAN. Pada akhir - akhir ini perekonomian yang terjadi pada negara Indonesia mengalami Bab I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada akhir - akhir ini perekonomian yang terjadi pada negara Indonesia mengalami banyak perubahan - perubahan. Terjadi perbaikan - perbaikan di berbagai

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Indonesia saat ini terbilang cukup pesat. Perkembangan tersebut disertai dengan beragam aktivitas kerja manuasia di Indonesia yang kian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dari tahun ke tahun kebutuhan konsumen terhadap alat transportasi pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dari tahun ke tahun kebutuhan konsumen terhadap alat transportasi pribadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari tahun ke tahun kebutuhan konsumen terhadap alat transportasi pribadi semakin meningkat, produk kendaraan roda empat (mobil) menjadi salah satu produk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, sarana transportasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tingginya aktivitas masyarakat perkotaan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.497, 2016 KEMHUB. Angkutan Penyebrangan. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 37 TAHUN 2016 TENTANG TARIF ANGKUTAN PENYEBERANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN DASAR PENGENAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2010 GUBERNUR ACEH, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang terus tumbuh, termasuk di sektorsektor pertambangan, agribisnis, serta komoditas lainnya turut mendorong peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( ) DINAS PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 205 NAMA FORMULIR 2. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Rincian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi dimana persaingan menjadi sangat tajam baik di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi dimana persaingan menjadi sangat tajam baik di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dimana persaingan menjadi sangat tajam baik di pasar domestik atau pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan sarana transportasi sangatlah penting bagi masyarakat. Pilihan penggunaan sarana transportasi sangat beragam jenisnya, misalnya pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat cepat dan cenderung meningkat tiap tahun nya, seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi tersebut dikarenakan kebutuhan pasar yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi tersebut dikarenakan kebutuhan pasar yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi otomotif terus berkembang seiring dengan perjalanan waktu. Perkembangan teknologi tersebut dikarenakan kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada era globalisasi dan kemajuan di bidang perekonomian saat ini sangat penting bagi kelancaran berbisnis, karena setiap individu maupun kelompok

Lebih terperinci