Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh"

Transkripsi

1 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN R.I Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat hidayah dan karunia-nya, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Pustu/ Polindes telah dapat diselesaikan. Proses penyusunan pedoman pengelolaan ini melibatkan beberapa unit utama Departemen Kesehatan, Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dari beberapa Kabupaten/Kota maupun Propinsi serta Kepala Puskesmas. Dengan telah disusunnya Pedoman ini, diharapkan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Pustu/ Polindes menjadi lebih terarah dan dapat dijadikan dasar untuk menyamakan gerak dan langkah dalam memberdayakan Institusi Pengelola Obat di Pustu/ Polindes, sehingga dapat menjamin ketersediaan obat yang bermutu di Unit Pelayanan Kesehatan Dasar. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Pustu/ Polindes ini merupakan salah satu upaya merespon adanya perubahan besar dalam ketatanegaraan kita yaitu dengan adanya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kami berharap dengan diterbitkannya Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Pustu/ Polindes ini, maka komitmen semua pihak akan dapat terus meningkatkan Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan Dasar dalam menghadapi berbagai kendala dimasa transisi penerapan Otonomi Daerah. 1

2 Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan perhatian yang telah diberikan dalam rangka penyusunan Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Pustu/ Polindes ini. Jakarta, Desember 2005 Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Dr. Sri Astuti S, Soeparmanto, MSc (PH) NIP

3 TIM PENYUSUN PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU Daftar Kontributor : 1. Dr. Agus Winarno : Puskesmas Kab. Temanggung 2. Dr. Bintarti Amalia, DESS : Puskesmas Kota Waringin Barat 3. Dra. Ruhama, Apt : Dinkes Kota Depok 4. Dra. Tetti Widiharti, Apt : Dinkes Kota Sukabumi 5. Dra. Magda Mina Putri, Apt : Dinkes Kab. Serang 6. Sunarsih : Dinkes Kab. Bekasi 7. Drs. Ujang Supriatna, Apt : Dinkes Prop. Jawa Barat 8. Dra. Luky Widyawati, Apt : Dinkes Prop. Jawa Timur 9. Dr. Sutedjo, RN : Ditjen Bina Kesmas Depkes RI 10. Dr. Sri Widyastuti : Ditjen P2M & PL Depkes RI 11. Drs. Zaenal Komar, MA, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 12. Drs. M Nur Ginting, M.Kes, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 13. Dra. S. Nurul Istiqomah, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 14. Dra. R Detti Yuliati, Msi, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 15. Drs. M. Taufik. S, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 16. Rustian, Ssi, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes Sekretariat : 1. Lucia Dina Kombong, SH : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 2. Dra. Evrina, Apt : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 3. Sari Isa Harefa, SE : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 4. O.R. Pamuncak P. Pasaribu : Dit. Bina Obat Publik & Bekkes 3

4 DAFTAR ISI Halaman SAMBUTAN i KATA PENGANTAR ii TIM PENYUSUN iii DAFTAR ISI iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 1 C. Ruang Lingkup 2 BAB II PENGELOLAAN 3 A. Perencanaan Kebutuhan 4 B. Permintaan dan Penerimaan 7 C. Penyimpanan 8 D. Penggunaan 9 D. 1. Penyerahan Obat 10 D. 2. Informasi 10 D. 3. Etika Pelayanan 12 E. Pencatatan Pelaporan 14 BAB III PENUTUP 15 DAFTAR PUSTAKA 16 DAFTAR SINGKATAN 17 DAFTAR LAMPIRAN 18 4

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan dasar dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada umumnya Puskesmas di Indonesia dilengkapi dengan Sub Unit pelayanan baik yang berada secara fisik di dalam puskesmas maupun yang berada di luar gedung puskesmas. Sub unit yang berada di dalam gedung Puskesmas antara lain : Ruang KIA/Gizi, Ruang Rawat Inap, Ruang Pelayanan Gigi, Ruang Periksa (Rawat Jalan), dan lain-lain. Sedangkan sub unit yang berada di luar puskesmas antara lain : Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Polindes, Pos Kesehatan Satelit (terutama yang berada di daerah bencana). Puskesmas Pembantu merupakan unit otonom yang dapat melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri. Untuk itu Puskesmas Pembantu (Pustu) pada umumnya di lengkapi dengan sumber daya manusia (perawat, Dokter), peralatan maupun obat dan perbekalan kesehatan untuk menunjang aktivitasnya. Di beberapa daerah di NTB, Jawa Barat bagian selatan, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Sumatera dan sebagainya. Pustu mempunyai peran sangat strategis dalam hal pelayanan kesehatan masyarakat, karena merupakan upaya pendekatan pada pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan akses masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Untuk menunjang operasional Pustu perlu dipikirkan dengan lebih seksama mengenai pengelolaan obat dan perbekalan kesehatannya. Hal ini berkaitan dengan belum adanya buku pedoman pengelolaan obat di Pustu. B. Tujuan Pedoman ini bertujuan untuk memberi pedoman dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Pustu. Dengan adanya pedoman ini diharapkan kualitas pelayanan kefarmasian di Pustu akan lebih meningkat. C. Ruang Lingkup Pedoman ini akan mencakup : 1. Perencanaan Kebutuhan 2. Permintaan dan Penerimaan 3. Penyimpanan 4. Penggunaan 5. Pencatatan dan pelaporan 5

6 BAB II PENGELOLAAN Mengingat pada umumnya tenaga yang bertugas di Pustu berbeda dengan tenaga di Puskesmas, maka daftar obat di Pustu juga di bedakan. Hal ini berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga bersangkutan dan jenis serta kompleksitas pelayanan kesehatan dasar yang diberikan. Pada umumnya obat yang digunakan di Pustu sama dengan Daftar Obat Pelayanan Kesehatan Dasar yang tersedia di Puskesmas, yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). Obat di Pustu yang meliputi hampir seluruh kelas terapi yang tersedia di pelayanan kesehatan dasar, terutama dalam bentuk formulasi oral dibatasi, karena terbatasnya SDM maka dihindari bentuk formulasi parenteral (lihat pada lampiran 1). Kriteria jenis obat yang disediakan di Pustu: 1. Obat untuk penanggulangan 10 penyakit terbanyak 2. Obat untuk Penyelamat Jiwa/ Pertolongan Pertama/ Emergensi/ Kedaruratan Medik 3. Obat untuk pelayanan kesehatan dasar tanpa pemeriksaan penunjang/laboratorium 4. Obat untuk pelayanan kesehatan gigi dasar bila ada tenaga dokter gigi/ perawat gigi di Pustu 5. Obat yang digunakan secara terapi berkesinambungan dari penanganan rujukan sebelumnya (dari Puskesmas Induk/RS) 6. Obat-obat Program Kesehatan, yang disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat 7. Penggunaan Narkotika dan Psikotropika hanya dalam kondisi bila ada dokter yang bertugas pada Pustu dan dilaporkan secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku. 6

7 Untuk Polindes (Pos Bersalin Desa), penyediaan dan penggunaan obat sesuai dengan program KB/KIA, yaitu : a. Alat kontrasepsi b. Supplemen / Vitamin (program Gizi) c. Obat untuk kebidanan dan kandungan d. Obat pendukung MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Pustu, meliputi: A. Perencanaan Kebutuhan Petugas Pustu bertanggung jawab dalam merencanakan kebutuhan obat yang sesuai dengan kriteria di atas sehingga obat cukup tersedia, baik dalam jenis dan jumlahnya. Perhitungan kebutuhan obat berdasarkan metode konsumsi dengan terlebih duhulu menetapkan stok optimum setiap jenis obat. STOK OPTIMUM = Pemakaian per periode distribusi + Stok pengaman + Waktu tunggu Kebutuhan obat = Stok Optimum Sisa Stok Stok Pengaman : Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan kedatangan obat, dan pemakaian. Waktu Tunggu : Waktu tunggu, dihitung dari permintaan obat oleh Pustu sampai dengan penerimaan obat di Pustu Contoh Perhitungan: Pemakaian Antalgin di Puskesmas Pembantu Melati pada bulan Agustus 2004 sebanyak 1000 tablet. Sisa stok per 31 Agustus 2004 adalah 100 tablet. Permintaan obat ke puskesmas induk dilakukan setiap bulan. a. Pemakaian Per bulan = 1000 tablet b. Pemakaian rata-rata per hari = 1000/25 = 40 tablet 7

8 c. Stok pengaman pada umumnya berkisar antara 10% - 20% (termasuk untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan kunjungan). Misalkan berdasarkan evaluasi data diperkirakan 10 % = 10 % x 1000 tablet = 100 tablet. d. Pada umumnya waktu tunggu berkisar antara 2-3 hari. Misalkan waktu tunggu diperkirakan 3 hari = 3 x 40 tablet = 120 tablet. e. Kebutuhan Antalgin untuk bulan September 2004 adalah ( a + c + d ) Sisa Stok = ( ) 100 = 1120 tablet Pengajuan obat dari Pustu ke Puskesmas menggunakan formulir LPLPO sub unit. Puskesmas Pembantu LPLPO sub unit LPLPO sub unit PUSKESMAS LPLPO LPLPO UPOPPK Jalur permintaan Jalur penyerahan Pengelolaan Obat Puskesmas B. Permintaan dan Penerimaan Pustu akan menerima obat dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk metoda distribusi obat ke Pustu adalah dengan sistem Imprest melalui pendekatan perhitungan dengan metoda konsumsi. Sistem Imprest merupakan sistem pengendalian persediaan dengan cara menyediakan persediaan di dua tempat penyimpanan (ruang simpan ganda) dimana masing-masing tempat penyimpanan mempunyai jumlah persediaan yang sama dan senantiasa dijaga agar selalu sama. Persediaan Imprest adalah persediaan yang digunakan untuk mengisi kembali persediaan agar senantiasa persediaan kedua ruang simpan selalu dalam jumlah yang sama. Pustu menerima obat hanya dari Puskesmas. 8

9 Pustu tidak diperkenankan meminta obat secara langsung dari Unit pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (UPOPPK) Kabupaten/Kota, kecuali dalam keadaan terjadinya KLB atau kedaruratan lainnya Pada waktu penerimaan obat dari Puskesmas, petugas Pustu diwajibkan melakukan pemeriksaan fisik, administrasi dan mutu obat yang meliputi: Jenis obat Jumlah obat Kemasan Kadaluarsa Kesesuaian dengan dokumen Untuk menunjang operasional Pustu, maka periode penerimaan obat harus di tetapkan. Dengan adanya periode penerimaan ini diharapkan akan dapat menjamin : Ketersediaan obat Kepastian Pustu untuk melayani pasien Perencanaan kebutuhan lebih terarah C. Penyimpanan Pada dasarnya kebijakan penyimpanan obat di Pustu sama dengan di Puskesmas. Obat harus disimpan ditempat yang aman, disusun berdasarkan jenisnya yang tersusun secara alfabetis. Penyimpanan menerapkan prinsip FIFO dan FEFO. Hanya yang mempunyai wewenang yang boleh mengakses ruang penyimpanan obat. Penyimpanan obat: Kelembaban Udara lembab dapat menimbulkan kerusakan pada tablet salut gula, kapsul, oralit Sinar matahari Sinar Matahari langsung dapat merusak injeksi, sirup Suhu (Panas) Suhu yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kerusakan: salep, suppositoria 9

10 Kerusakan Fisik Disebabkan menumpuk terlalu tinggi Dus berdempetan dengan benda tajam Kontaminasi bakteri Wadah obat yang rusak atau terbuka akan mudah tercemar oleh bakteri Pengotoran Ruang yang kotor dapat menyebabkan adanya insek/roden. Cara identifikasi obat rusak: Tablet Perubahan warna, bau, rasa, bintik, pecah, retak, benda asing, wadah rusak Tablet Salut Kapsul Salutnya pecah, basah, lengket satu sama lain, wadah rusak Kapsul terbuka, lengket satu sama lain, wadah rusak Salep Warna berubah, berbintik-bintik, wadah rusak Cairan Warna berubah, endapan/keruh, perubahan kekentalan, wadah rusak Injeksi Warna berubah, endapan/keruh, benda asing kekentalan, wadah rusak Obat yang diterima oleh Pustu harus di simpan dengan baik pada tempat tertentu dan disimpan di tempat yang terkunci. Peralatan Meliputi lemari beserta kuncinya. Pengamanan Lemari harus terkunci Penanggung jawab Kepala Pustu atau petugas yang ditunjuk D. Penggunaan Penggunaan obat di Pustu berpedoman pada penggunaan obat rasional dengan mengacu pada Pedoman Pengobatan Puskesmas (Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, tahun 2003), dengan prinsip antara lain: 10

11 Mengurangi penggunaan injeksi Menghindari peresepan obat yang berlebihan (polifarmasi) Menghindari penggunaan antibiotik untuk kasus ISPA non pneumonia dan diare non spesifik Memberikan informasi kepada pasien mengenai cara penggunaan obat dan penyimpanannya di rumah D.1. Penyerahan obat 1. Sebelum obat diserahkan, lakukan pengecekan terakhir tentang nama pasien, jenis obat, jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan, dan sebagainya 2. Obat diberikan melalui loket. 3. Penerima obat dipastikan pasien atau keluarga pasien. D.2. Informasi Sebab utama mengapa penderita tidak menggunakan obat dengan tepat, adalah karena penderita tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari yang memberikan pengobatan atau yang menyerahkan obat. Oleh karena itu sangatlah penting menyediakan waktu untuk memberikan penyuluhan kepada penderita tentang obat yang diberikan. Informasi yang perlu diberikan kepada pasien adalah : 1). Kapan obat digunakan dan berapa banyak Beberapa pasien berpendapat bahwa makin banyak obat diminum, semakin cepat sembuh. Pendapat ini tentu saja tidak benar dan sangat berbahaya. Oleh karena itu perlu dijelaskan : a. pemakaian obat tiga kali sehari dua kali sehari b. waktu pemakaian obat pagi, siang, malam c. jumlah sekali pakai 2). Lama pemakaian obat yang dianjurkan Beberapa pasien hanya menggunakan obat sampai badan terasa sembuh. Hal ini tidak menjadi masalah apabila penyakit yang diobati ringan misalnya alergi atau sakit kepala. Masalah serius akan timbul apabila penyakit yang diobati misalnya infeksi. Oleh karena itu beritahukan kepada pasien berapa hari/minggu obat harus diminum/dimakan. 11

12 Misalnya antibiotik, harus diminum sampai obat yang diberikan habis sesuai dengan aturan pakai. 3). Cara penggunaan obat Obat dapat dimakan/diminum dengan bantuan air putih biasa, teh manis, pisang, susu dan lain-lain. Namun demikian untuk Tetracyclin tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu, karena khasiat Tetracyclin akan berkurang dengan adanya susu dalam lambung. Beberapa obat, baru bekerja dengan maksimal bila lambung dalam keadaan kosong (1 jam sebelum makan). Obat antasida (campuran magnesium trisilikat) bekerja maksimal apabila dimakan satu atau dua jam setelah makan dan waktu tidur. Tablet asetosal dan besi dapat menyebabkan iritasi lambung oleh karena itu harus digunakan setelah makan terlebih dahulu. Krim atau salep kulit digunakan dengan cara mengoleskan obat berkali-kali pada kulit ditempat yang sakit. Cara memasukkan supositoria yang termudah adalah dalam posisi jongkok. 4). Ciri-ciri tertentu setelah pemakaian obat. Berkeringat pada penderita demam panas setelah memakan obat penurun panas Perubahan warna tinja dan air seni setelah minum Tetrasiklin, Vitamin B Komplek Rasa mengantuk, oleh karena itu khusus untuk obat antihistamin, seperti CTM dianjurkan kepada pasien yang meminum obat ini untuk tidak menjalankan kendaraan atau mengoperasikan mesin. 5). Efek Samping Obat Bila diketahui bahwa obat yang diberikan pada pasien mempunyai efek samping, beritahu pasien gejala sampingan apa yang dapat ditimbulkan oleh obat tersebut. Sebagai contoh menggunakan salep Penisilin atau salep 2-4, jika mengalami keadaan seperti gatal dan timbul merah disekitar kulit karena alergi, dianjurkan untuk menghentikan pemakaian dan kembali ke Puskesmas untuk berkonsultasi dengan dokter. 6). Obat-obatan yang berinteraksi dengan kontrasepsi oral. Beberapa obat dapat mempengaruhi kerja kontrasepsi oral menjadi tidak efektif, sebagai contoh antibiotik. Oleh karena itu tanyakan pada pasien wanita apakah sedang menggunakan pil KB. Beritahukan pada pasien, agar berhati-hati kemungkinan KB-nya gagal. Contoh : Rifamfisin dapat mempengaruhi efektifitas pil KB. 12

13 7). Cara Menyimpan Obat Sarankan agar obat disimpan di tempat yang sejuk dan aman serta tidak mudah dijangkau anak-anak. D.3. Etika pelayanan. Petugas harus memperhatikan etika pelayanan kesehatan, terutama pada saat penyerahan obat dan pemberian informasi, karena disamping perlu sopan santun dan kesabaran dalam melayani pasien, juga karena pasien sebagai penderita penyakit biasanya dalam keadaan tidak sehat atau kurang stabil emosinya. Kesadaran petugas bahwa pasien dan keluarganya perlu ditolong terlepas dari status sosial, golongan dan agama atau kepercayaannya serta pengetahuan yang terbatas. Pasien memerlukan bantuan agar tidak mengalami bahaya karena ketidaktahuannya tentang penyakit. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik dan sopan dengan menggunakan Bahasa Indonesia atau kalau perlu Bahasa Daerah setempat sehingga pasien menerima dengan senang hati. Petugas yang ramah dan sopan akan memberikan semangat kesembuhan pada pasien, sehingga akan membantu penyembuhan secara psikologis. Petugas sangat perlu menyadari bahwa pasien berhak menerima informasi yang baik dan benar, serta pasien berhak dilindungi terhadap penyakit. Begitu juga tentang penyampaian informasi yang menyangkut efek samping serta keadaan atau tingkat keparahan penyakit pasien hendaklah disampaikan secara hati-hati dan agar kerahasiaan penyakitnya dapat dijaga dengan sebaik-baiknya. Prinsip Sasaran : Rasional dan dilakukan pemberian informasi obat. : Pasien yang berkunjung ke Pustu atau pasien yang dikunjungi oleh petugas Pustu dalam rangka kunjungan Peralatan Untuk mempermudah proes pelayanan obat di pustu, maka harus tersedia peralatan minimal seperti : a) Kotak / wadah obat b) Mortir dan stamper (Alu dan lumpang untuk meracik obat) c) Plastik atau kertas perkamen untuk obat yang akan diserahkan kepada pasien d) Air bersih untuk meracik sirup kering e) Etiket untuk obat luar dan dalam 13

14 E. Pencatatan pelaporan Pencatatan yang perlu dilakukan di Pustu antara lain meliputi: 1. Kartu Stok: Kartu ini diperlukan untuk memonitor transaksi obat yang terjadi di Pustu (lihat pada lampiran 3). Kartu stok ini dapat dipergunakan untuk : a) Mengetahui obat kosong atau berlebih b) Mengetahui trend penggunaan obat c) Alat untuk membuat laporan di LPLPO Pustu 2. Catatan Harian pemakaian/pengeluaran Obat 3. LPLPO sub unit (lihat pada lampiran 2) 4. Berita acara pengembalian obat rusak dan kadaluarsa ke Puskesmas Induk (lihat pada lampiran 4) Pustu juga berkewajiban melaporkan penggunaan obat kepada Puskesmas setiap bulan dengan menggunakan LPLPO sub Unit. Format pelaporan penggunaan obat dan laporan permintaan obat dari Pustu adalah LPLPO Sub unit terdiri dari 2 rangkap yang bermanfaat sebagai : a) Dokumen resmi penerimaan obat. b) Alat monitoring penggunaan obat c) Alat Bantu untuk merencanakan kebutuhan obat baik di Pustu maupun Puskesmas. 14

15 BAB III P E N U T U P Buku Pedoman Pengelolaan Obat di Pustu/Polindes ini diharapkan dapat bermanfaat dan membantu dalam pengelolaan obat di Puskesmas pembantu dan Polindes, yang meliputi aspek permintaan kebutuhan, permintaan dan penerimaan, penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan pelaporan obat. Sehingga walaupun adanya keterbatasan tenaga, dana, sarana dan prasarana pendukungnya, bila pengelolaan obat di Pustu dan Polindes dilakukan secara baik diharapkan tujuan pembangunan di bidang Kesehatan dapat tercapai, meliputi terjaminnya ketersediaan obat dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin dan tersebar secara merata, berkesinambungan dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat. Penyediaan buku pedoman ini merupakan salah satu sumbangsih Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Binfar dan Alkes untuk meningkatkan kualitas pengelolaan obat di Puskesmas pembantu. Pedoman Pengelolaan Obat di Pustu/Polindes ini tentu masih memerlukan perbaikan perbaikan untuk penyempuranannya, karena itu masukan-masukan dari instansi pengguna buku ini sangat diharapkan. 15

16 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR SINGKATAN Pustu : Puskesmas Pembantu Polindes : Poliklinik Desa UPOPPK : Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan LPLPO : Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat 16

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Obat di Pustu Lampiran 2 : LPLPO sub unit Lampiran 3 : Kartu Stok Lampiran 4 : Catatan Harian Pengeluaran Obat Lampiran 5 : Berita Acara Pengembalian Obat Rusak dan Kadaluarsa 17

18 Daftar Obat di Puskesmas Pembantu Lampiran-1 NO NAMA OBAT KEMASAN ALASAN PENGGUNAAN 1 Alat Kesehatan - Alat suntik sekali pakai 1 ml 100 set / kotak Pelayanan imunisasi - Alat suntik sekali pakai 2,5 ml 100 set / kotak - Catgut / Benang Bedah No. 2/0 3/0 dengan jarum bedah 24 x 70 cm / kotak Untuk pemberian suntikan penanganan anafilaksis syok Penanganan luka/trauma - Infusion set anak Set /kantong Pemberian cairan rehidrasi (infus) - Infusion set dewasa Set /kantong Pemberian cairan rehidrasi (infus) - Kapas Pembalut / Absorben 250 gram Bungkus Penanganan luka/trauma - Kasa Kompres 40/40 steril Bungkus Penanganan luka/trauma - Kasa Pembalut 2 m x 80 cm Rol Penanganan luka/trauma - Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 3 cm elastic Rol Penanganan luka/trauma - Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 15 cm elastic Rol Penanganan luka/trauma - Plester 5 yards x 2 inch Rol Penanganan luka/trauma - Silk (Benang Bedah Sutera) No. 3/0 dengan jarum bedah 12 x 3 x 75 cm / kotak 2 Alopurinol tablet 100 mg 100 tablet/strip/blister, kotak 3 Aminofilin tablet 200 mg 100 tablet / botol Penanganan luka/trauma Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 4 Aminofilina injeksi 24 mg/ml - 10 ml 30 ampul / kotak Digunakan bila ada dokter 5 Amitriptilin HCl tablet salut 25 mg 100 tablet/strip/blister, kotak Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 6 Amoksisilin kapsul 250 mg 120 kapsul/strip/blister, kotak Pemberian antibiotika minimal untuk 3 hari - Amoksisilin kaplet 500 mg 100 kaplet/botol/strip, kotak Pemberian antibiotika minimal untuk 3 hari 7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/5ml Botol 60 ml Pemberian antibiotika minimal untuk 3 hari 8 Antalgin (Metampiron) tablet 500 mg 1000 tablet / botol Sebagai pengganti parasetamol, namun lebih diutamakan parasetamol 9 Antasida DOEN tab,kombinasi: Mg-Hidroksida 200mg+Al. Hidroksida. 200 mg 10 Anti Bakteri DOEN salep kombinasi: Basitrasin 500 IU/g + Polimiksin IU/g 1000 tablet / botol Hati-hati pada penderita ginjal dan digunakan sebelum makan, dikunyah 25 5 g / kotak 11 Anti Hemoroid DOEN Kombinasi 10 supp / kotak 12 Antifungi DOEN Kombinasi: Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% g / kotak Sebagai pengganti oksitetrasiklin s.k. 3% Disesuaikan dengan sarana penyimpanan pada suhu di bawah 25 oc Sebagai pengganti salep White field 13 Asam Askorbat (Vit C) tablet 50 mg 1000 tablet / botol Supplemen vitamin 14 Asetosal tablet 100 mg 100 tablet/strip/blister, kotak Sbg anti platelet, hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 15 Atropin Sulfat injeksi 0,25 mg/ml - 1 ml 30 ampul / kotak Sebagai Antidotum 16 Betametason krim 0.1% 25 5 g / kotak Tidak diberikan pada radang kulit yang mungkin diakibatkan virus/ varicela atau herpes 17 Deksametason tablet 0,5 mg 1000 tablet / botol Tidak diberikan pada radang kulit yang mungkin diakibatkan virus/ varicela atau herpes 18 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml Botol 60 ml diutamahan antitusif untuk anak NO NAMA OBAT KEMASAN ALASAN PENGGUNAAN 19 Dekstrometorfan tablet 15 mg 1000 tablet / botol diutamahan antitusif untuk dewasa 20 Diazepam injeksi 5 mg/ml 2 ml 30 ampul / kotak Digunakan bila ada dokter, untuk indikasi 18

19 antikonvulsi 21 Efedrin HCl tablet 25 mg 1000 tablet / botol Harus diawasi karena merupakan prokursor psikotropik 22 Ekstrak Belladon tablet 10 mg 1000 tablet / botol Hati-hati efek samping akibat atropinisasi 23 Epinefrina HCl/Bitartrat ( Epinefrina / Adrenalina ) Injeksi 0,1% - 1 ml 30 ampul /kotak Untuk penatalaksanaan anafilaktik syok 24 Etakridin ( Rivanol ) larutan 0,1% Botol 300 ml Obat luar 25 Etanol 70% Botol 1000 ml Obat luar 26 Fenitoin Natrium kapsul 30 mg 250 kapsul / botol Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 27 Fenobarbital tablet 30 mg 1000 tablet / botol Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 28 Fenoksimetil Penisilina tablet 250 mg 100 tablet / botol Pemberian antibiotika minimal untuk 3 hari - Fenoksimetil Penisilina tablet 500 mg 100 tablet / botol Pemberian antibiotika minimal untuk 3 hari 29 Fenol Gliserol tetes telinga 10% 24 5 ml / kotak Obat luar 30 Fitomenadion (Vit.K1) tablet salut gula 10 mg 100 tablet / botol Ditamakan untuk pelayanan ibu nifas 31 Furosemid tablet 40 mg 250 tablet / botol Hati-hati pada deplesi Kalium, berikan suplemennya 32 Gameksan krim 1 % Botol 30 ml Obat luar 33 Garam Oralit untuk 200 ml air 100 kantong / kotak Pilihan uama untuk penanggulangan diare nonspesifik 34 Gentian Violet larutan 1 % Botol 10 ml Obat luar 35 Glibenklamid tablet 5 mg 100 tablet / botol Antidiabetes oral 36 Gliseril Guayakolat tablet 100 mg 1000 tablet / botol 37 Glukosa larutan infus 5 % steril (Produk lokal) Botol / plastik 500 ml Pemberian cairan rehidrasi (infus) 38 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized 100 tablet / botol Anti fungi oral, pemberian minimal 7 hari 39 Hidroklorotiazid (HCT) tablet 25 mg 1000 tablet / botol 40 Hidrokortison krim 2,5 % 24 5 g / kotak Tidak diberikan pada radang kulit yang mungkin diakibatkan virus/ varicela atau herpes 41 Ibuprofen tablet 200 mg 100 tablet / botol Hati-hati pada penderita tukak lambung - Ibuprofen tablet 400 mg 100 tablet / botol Hati-hati pada penderita tukak lambung 42 Kalium Permanganat serbuk 20 botol / 5 gram Obat luar 43 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 1000 tablet / botol Suplemen Kalsium, diutamakan untuk pelayanan ibu hamil dan pasien manula 44 Kloramfenikol kapsul 250 mg 250 kapsul / botol 45 Kloramfenikol tetes telinga 3 % 24 5 ml / kotak 46 Klorfeniramin Maleat (CTM) tablet 4 mg 1000 tablet / botol 47 Klorokuin tablet 150 mg 1000 tablet / botol 48 Klorpromazin HCl tablet salut 25 mg 1000 tablet / botol 49 Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg Kotrimoksazol Suspensi komb: 50 Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg - 5 ml Kotrimoksazol tablet kombinasi: 51 Sulfametoksazol 400 mg + Trimetoprim 80 mg - Kotrimoksazol tablet pediatrik, kombinasi: Sulfametoksazol 100 mg + Trimetoprim 20 mg 100 tablet / botol botol 60 ml 100 tablet / botol 100 tablet / botol Digunakan bila ada dokter, untuk pelayanan pelayanan kesehatan jiwa Digunakan sesuai ketentuan program malaria, diutamakan bila telah terjasdi resistensi pada obat anti malaria lain Bila masih memungkinkan pemberian tablet, sebaiknya utamakan Kotrimoksazol 120mg NO NAMA OBAT KEMASAN ALASAN PENGGUNAAN 52 Kuinin (Kina) tablet 200 mg 60 tablet/strip/blister, kotak 19

20 53 Kuinin Dihidroklorida injeksi 25% - 2 ml 30 ampul / kotak 54 Lidokain komp. injeksi, Kombinasi: Lidokain HCl 2% + Epinefrin 1: ml 55 Lisol, mengandung Kresol tersabun 50% Botol 1000 ml 30 ampul / kotak Diutamakan pada tindakan operasi kecil dan pelayanan kesehatan gigi pada ekstrtaksi 56 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram gr / kotak Untuk pelayanan Polindes 57 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml Botol 30 ml Program kecacingan UKS 58 Mebendazol tablet 100 mg 30 tablet/strip/blister, kotak Program kecacingan UKS 59 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) 100 tablet/strip/blister, kotak tablet salut 0,125 mg Untuk pelayanan Polindes 60 Metilergometrin Maleat inj 0,200 mg-1 ml 30 ampul / kotak Untuk pelayanan Polindes 61 Metronidazol tablet 250 mg 100 tablet / botol Obat pilihan untuk amubiasis, hanya digunakan atas pengawasan dokter 62 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 1000 tablet / botol Dapat dimanfaatkan untuk alkalinisasi pada keracunan jengkol 63 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % steril (Produk lokal) Botol / plastik 500 ml Pemberian cairan plasma ekspander (infus) 64 Natrium Tiosulfat injeksi 25% - 10 ml 10 ampul / kotak Antidotum keracunan sianida 65 Obat Gigi Obat untuk pelayanan kesehatan gigi dasar bila ada tenaga dokter gigi/ perawat gigi di Pustu - Etil Klorida spray Vial / Can / 100 ml - Eugenol cairan ml / dus, kotak - Flour tablet 0,5 mg 100 tablet / botol - Glass Ionomer Cement ART Set / botol - Kalsium Hidroksida Pasta 2 tube / kotak - Klorfenol kamfer Menthol ( CHKM ) Botol 10 ml - Mummifying Pasta Botol / kotak - Semen Seng Fosfat serbuk dan cairan 30 gram / botol - Temporary Stopping Fletcher (Fletcher) serbuk dan cairan 100 gram / botol 66 Obat Batuk Hitam ( O.B.H. ) cairan Botol 100 ml 67 Oksitetrasiklin HCl salep mata 1 % 25 3,5 g / kotak Diberikan petunjuk tentang cara mengaplikasikannya pada kelopak mata 68 Oksitosin injeksi 10 IU/ml 1 ml 30 ampul / kotak Untuk pelayanan Polindes pada persalinan 69 Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Botol Plastik 60 ml Bila masih memungkinkan pemberian tablet, sebaiknya utamakan Parasetamol 100mg 70 Parasetamol tablet 100 mg 100 tablet / botol - Parasetamol tablet 500 mg 1000 tablet / botol 71 Pirantel tablet 125 mg 60 tablet/strip/blister, kotak Program kecacingan pada UKS 72 Piridoksin HCl (Vit.B6) tablet 10 mg 1000 tablet / botol 73 Povidon Iodida 10 % Botol 30 ml - Povidon Iodida 10 % Botol 300 ml 74 Prednison tablet 5 mg 1000 tablet / botol 75 Primakuin tablet 15 mg 1000 tablet / botol 76 Propiltiourasil tablet 100 mg 100 tablet / botol Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 77 Propranolol HCl tablet 40 mg 100 tablet / botol Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit 78 Ringer Laktat larutan infus steril (Produk lokal) Botol / plastik 500 ml Pemberian cairan rehidrasi (infus) 20

21 NO NAMA OBAT KEMASAN ALASAN PENGGUNAAN 79 Salep 2-4, Kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang Endap 4% g / kotak 80 Salisil Bedak 2 % 50 gram / kotak 81 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold 10 vial / kotak (ABU I) chain) - Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 1 vial / kotak Khusus untuk Provinsi Papua dan Irja Barat 82 Serum Anti Difteri Injeksi IU/vial Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold 10 vial / kotak (A.D.S.) chain) 83 Serum Anti Tetanus Injeksi IU/ampul Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold 10 ampul / kotak (A.T.S.) chain) - Serum Anti Tetanus Injeksi IU/vial Penyimpanan dalam system rantai dingin (cold 10 vial / kotak (A.T.S.) chain) 84 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 24 5 ml / kotak 85 Tetrasiklin HCl kapsul 250 mg 1000 kapsul / botol - Tetrasiklin HCl kapsul 500 mg 100 kapsul/strip/blister, kotak 86 Tiamin HCl / Mononitrat (Vit.B1) tablet 50 mg 1000 tablet / botol 87 Triheksifenidil Hidroklorida tablet 2 mg 100 tablet/strip/blister, kotak 88 Vitamin B Kompleks tablet 1000 tablet / botol 89 Tabung Oksigen + mask dan regulator ukuran kecil unit Pemberian hanya berdasarkan pelayanan lanjutan dari puskesmas induk/rumah Sakit Pertolongan pertama pada gangguan/obstruksi respirasi 21

22 Lampiran-2 LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO) SUB UNIT PUSKESMAS : SUB UNIT : PELAPORAN BULAN/PERIODE : NOMOR DOKUMEN : No. Nama Obat Satuan Stok Peneri- Perse- Pema- Stok Stok Permin- Pembe- Ket. Awal maan diaan kaian Akhir Opt. taan rian = = JUMLAH U M U M KUNJUNGAN BAYAR TIDAK BAYAR ASKES JUMLAH RESEP Yang menyerahkan Yang menerima Pengelola Obat Puskesmas Petugas Sub Unit KETERANGAN Lembar Pertama (Asli) : Puskesmas Lembar Kedua : Arsip.. NIP : NIP : 22

23 Lampiran-3 Kartu stok Nama Obat : Sediaan : Kekuatan : ED : Tgl Stok Awal Penerimaan Penggunaan Sisa stok 23

24 DINAS KESEHATAN KAB / KOTA... PUSKESMAS... SUB UNIT... Lampiran-4 CATATAN HARIAN PENGELUARAN OBAT NO NAMA PASIEN NO. R/ Amoks kapl Amoks syr Ampisillin syr Antalgin tab Antasida DOEN Betametason CTM Deksametason Dekstro syr Ephedrin Garam Oralit GG HCT Hidrokortison Kloramp kaps OBH Paraset tab Paraset syr Tetra kaps B Compl = 24

25 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SUB UNIT / PUSTU... ALAMAT : BERITA ACARA PENGEMBALIAN OBAT RUSAK DAN KADALUARSA NO. :.. Pada hari ini., tanggal.., bulan. Tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Jabatan/NIP : 2. Nama : Jabatan/NIP : 3. Nama : Jabatan/NIP : Lampiran-5 Berdasarkan Surat Keputusan.. No. tanggal., tentang Pembentukan Panitia Pengembalian obat rusak dan kadaluarsa, maka selaku Ketua panitia dengan Wakilnya yang ditunjuk, menyatakan telah memeriksa obat-obatan yang akan dikembalikan dengan hasil pemeriksaan seperti terlampir. Demikian Berita Acara ini dibuat menurut keadaan yang sebenarnya sebanyak. ( ) rangkap untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Panitia Pemeriksa / Peneliti 1. Nama : Jabatan/NIP :.., Nama : Jabatan/NIP : 3. Nama : Jabatan/NIP : Mengetahui : Kepala Sub Unit / Pustu (.) NIP.

26

Ketersedian Obat Tahun 2014

Ketersedian Obat Tahun 2014 Ketersedian Obat Tahun 2014 NO NAMA OBAT SATUAN KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN 1 Alopurinol 100 172.700 289.500 2 Aminofilin 200 5.000 40.000 3 Aminofilin injeksi 24 /ml 390 950 4 Amitripilin salut 25 5.200

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi Republik Indonesia ADDENDUM DOKUMEN Pengadaan BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN Kota Sukabumi Untuk Pelelangan Umum Adendum Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi perencanaan penyusunan dan penyempurnaan DED Terminal

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi

ADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi Republik Indonesia ADDENDUM DOKUMEN Pengadaan BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN Kota Sukabumi Untuk Pelelangan Umum Adendum Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi perencanaan penyusunan dan penyempurnaan DED Terminal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa dengan telah dilakukannya perhitungan kembali terhadap harga jual obat generik

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperluas akses penggunaan

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI. Hal-hal yang diobservasi : 1. Data dan informasi yang ada. Sumber input data Puskesmas Program Lain Instansi terkait

PEDOMAN OBSERVASI. Hal-hal yang diobservasi : 1. Data dan informasi yang ada. Sumber input data Puskesmas Program Lain Instansi terkait PEDOMAN OBSERVASI Hari Tanggal Jam : Tempat :. :. :. :. Hal-hal yang diobservasi : 1. Data dan informasi yang ada 1. Jenis Laporan 2. Bentuk Laporan - File - Register - Format lainnya 3. Isi laporan -

Lebih terperinci

Nomor: 362 / Jakarta, 25 Mei 2012 Lampiran: 1 Berkas

Nomor: 362 / Jakarta, 25 Mei 2012 Lampiran: 1 Berkas PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN SUKU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN TEBET Jl.Prof Supomo SH N0.54.Telp. 8314955,8294955,8318504 Fax 8296918 E-mail : puskesmastebet@ymail.com Nomor: 362

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS WONOMERTO TENTANG PELAYANAN OBAT 24 JAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS WONOMERTO,

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS WONOMERTO TENTANG PELAYANAN OBAT 24 JAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS WONOMERTO, - PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) 58928 PROBOLINGGO 67253 email : puskesmas_wonomerto@probolinggokab.go.id

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT. Penyediaan dan Penggunaan obat adalah: kegiatan yang dilakukan petugas farmasi Ladja untuk Menganfrak obat ke

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan Harga Eceran

: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan Harga Eceran Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05017/SK/KBPOM TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK TAHUN 2001

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05017/SK/KBPOM TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK TAHUN 2001 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR: 05017/SK/KBPOM TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK TAHUN 2001 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Menimbang : a. Bahwa kesinambungan dalam penyediaan

Lebih terperinci

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

Lebih terperinci

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT TAHUN 2016 UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT TAHUN 2016 UPT PUSKESMAS PABUARAN I. Pendahuluan Puskesmas merupakan salah satu

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA OBAT UNTUK PENGADAAN PEMERINTAH TAHUN 2012.

MEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA OBAT UNTUK PENGADAAN PEMERINTAH TAHUN 2012. 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT INSTALASI PERBEKALAN FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT INSTALASI PERBEKALAN FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2007 ABSTRACT Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol. 6 No.1 Juni 2009 EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN OBAT INSTALASI PERBEKALAN FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2007 1 Muhammad Djatmiko, Agnes Tuning Dyah

Lebih terperinci

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT BUKU PANDUAN LEBIH DEKAT DENGAN OBAT LAILATURRAHMI 0811012047 FAKULTAS FARMASI KKN-PPM UNAND 2011 Bab DAFTAR ISI Halaman I. Pengertian obat 2 II. Penggolongan obat 2 1. Obat bebas 2 2. Obat bebas terbatas

Lebih terperinci

Ketersediaan Ada/ Tidak JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES (1) (2) (3)

Ketersediaan Ada/ Tidak JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES (1) (2) (3) b. FORM PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN INDIKATOR (20 items) No. PERIODE PELAPORAN : JAN S/D DES 2016 PUSKESMAS KECAMATAN : TEBET ALAMAT : Jl. Tebet Timur II RT 06/05, Tebet Timur Kab/ Kota : Jakarta

Lebih terperinci

SOP PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS SINE PERENCANAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

SOP PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS SINE PERENCANAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN PERENCANAAN OBAT DAN PERBEKALAN SUATU PROSES KEGIATAN SELEKSI OBAT DAN PERBEKALAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH OBAT DALAM RANGKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PUSKESMAS BUKTI TERTULIS PERKIRAAN `TENIS, JUMLAH OBAT &

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i TIM PENYUSUN ii DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN PENGELOLAAN OBAT 2 C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 3 BAB II ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BEJEN NOMOR : TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT KEPALA PUSKESMAS BEJEN,

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BEJEN NOMOR : TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT KEPALA PUSKESMAS BEJEN, PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BEJEN Jln. Raya Sukorejo Bejen, Kecamatan Bejen Kode pos 56258 Telp. (0294) 3653020 Email : bejen_puskesmas@yahoo.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA

STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA 10.OBAT OBAT 1 Albendazol suspensi 200 mg/5 ml Dus, @ 10 Botol btl 5,282 2 Albendazol tablet 400 mg ktk 5 strip x 6 tablet tablet 531 3

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP WATUMALANG NOMOR :.../.../.../2013 TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP WATUMALANG NOMOR :.../.../.../2013 TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO D I N A S K E S E H A T A N UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP WATUMALANG Jalan Kyai Jebeng Lintang No Kelurahan Wonoroto, Kecamatan Watumalang KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional. Data berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan Januari 2013. Subjek penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh: RORI ANJARWATI K 100 050 185 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN. Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP BEKASI

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN. Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP BEKASI PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP. 8894728 BEKASI BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor: 602.1/04-PAN.Dinkes/VIII/2011 Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253 - PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) 5892118 PROBOLINGGO 67253 email : puskesmas_wonomerto@probolinggokab.go.id

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ] KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa harga obat generik yang ditetapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 1. Poliklinik LP Kelas II A Narkotika mempunyai SDM untuk operasional Poliklinik sebanyak 13 orang yaitu 3 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi, dan 8 orang

Lebih terperinci

112 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

112 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang PERENCANAAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSUMSI DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI Agus Sulistyorini (Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri) ABSTRAK Obat memegang peran yang

Lebih terperinci

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU Engko Sosialine M Palu, 31 Maret - 2 April 2015 1 TATA SAJI Fokus Program Pengelolaan Obat dan Perbekkes Indikator Kinerja Kegiatan 2015-2019 Sampling

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PUSKESMAS TEGALSARI UPTD PUSKESMAS TEGALSARI Jl. KH syafa at No. 09 Telp (0333) Tegalsari

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PUSKESMAS TEGALSARI UPTD PUSKESMAS TEGALSARI Jl. KH syafa at No. 09 Telp (0333) Tegalsari PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI PUSKESMAS TEGALSARI UPTD PUSKESMAS TEGALSARI Jl KH syafa at No 09 Telp (0333) 844305 Tegalsari KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TEGALSARI NOMOR : TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN

Lebih terperinci

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010 TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN SUKOHARJO LUAS RATA-RATA KEPADATAN NO KECAMATAN WILAYAH PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit merupakan keluhan yang dirasakan seseorang (bersifat subjektif), berbeda dengan penyakit yang terjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CIBALIUNG JL. Raya Cimanggu- Cibaliung Km. 10 Desa Sukajadi Kab. Pandeglang Pos, 42285

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CIBALIUNG JL. Raya Cimanggu- Cibaliung Km. 10 Desa Sukajadi Kab. Pandeglang Pos, 42285 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CIBALIUNG JL. Raya Cimanggu- Cibaliung Km. 10 Desa Sukajadi Kab. Pandeglang Pos, 42285 KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CIBALIUNG Nomor : /PKM-CBL/SK/

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. Kegiatan administrasi di apotek (standar pelayanan kefarmasian) Administrasi umum pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS Kelompok 2 : Aryes Patricia Nova reza Adawiyah Ida Royani Pengertian Obat : suatu zat yang dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi sakit, mengobati dan mencegah penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik lokasi penelitian Kota Solok merupakan salah satu kota dari 19 kabupaten kota yang ada di Provinsi Sumatera barat. Kota Solok memiliki

Lebih terperinci

Bidan Neng Uma Akromah, AM. Keb

Bidan Neng Uma Akromah, AM. Keb Bidan Neng Uma Akromah, AM. Keb Jl. Jend. Sudirman Dsn. Sukamulya 34 RT 02/09 Ds. Pucung Kec. Kotabaru Kab. Karawang 41373, Telp. 082110222081 Atas Nama: RINCIAN BIAYA PERSALINAN NO RINCIAN BIAYA KET TOTAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes Konsep Dasar Pemberian Obat Basyariah Lubis, SST, MKes PENGERTIAN OBAT Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. JENIS DAN BENTUK OBAT 1. Obat obatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, Menimbang : a. bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal pengelolaan di Puskesmas

Lebih terperinci

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING Oleh : Sri Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI

Lebih terperinci

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat tidak rusak mis. Berubah warna, menjadi hancur. Cara

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Butet Elita Thresia Dewi Susanti Fadly Azhar Fahma Sari Herbert Regianto Layani Fransisca Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R BATUK Batuk adalah

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN Nomor : 027/6215/ULP/ /2017 Tanggal : 30 Nopember 2017

PENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN Nomor : 027/6215/ULP/ /2017 Tanggal : 30 Nopember 2017 P E M E R I N T A H K O T A M A L A N G UNIT LAYANAN PENGADAAN ( U L P ) Jl. Simpang Mojopahit No. 1 Telp. (0341) 324973 Fax. (0341) 324973 Kode Pos 65119 website: http://pembangunan.malangkota.go.id e-mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS) 2.1.1 Pengertian MTBS Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan

Lebih terperinci

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa Samakah minum obat 3x1 dengan 1x3? Kadang masih ada pertanyaan dari masyarakat baik remaja maupun orang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR

PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1121/MENKES/SK/XII/2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 PEDOMAN TEKNIS PENGADAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN UNTUK PELAYANAN KESEHATAN DASAR I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 Januari 2012 melalui wawancara mendalam atau indepth interview kepada informan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAEARAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes adalah salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya disepanjang pantai utara Laut Jawa, memanjang ke selatan berbatasan

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tenpat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009) Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan

Lebih terperinci

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat Waktu memeriksa ke dokter menerangkan secara jelas beberapa hal dibawah ini 1.Menjelaskan

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan PELAKSANAAN PENYIMPANAN OBAT DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS DI KOTA PURWOKERTO Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II

JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II NAMA NIM Mira Ria Andriani J1E111036 TANGGAL PRETEST TANGGAL PRAKTIKUM KELOMPOK VI NILAI LAPORAN AWAL PERCOBAAN KE I NILAI REVISI NO RESEP ASISTEN 1 ACC ASISTEN Fadlillaturrahmah,

Lebih terperinci

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA

AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA DAGU SIBU AGAR OBAT MEMBERIKAN MANFAAT DAN KEAMANAN BAGI ANDA INGATLAH... DA GU SI BU Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR GUNAKAN OBAT DENGAN BENAR SIMPAN OBAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kecacatan. Kesehatan dapat terwujud apabila tersedia sumber daya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kecacatan. Kesehatan dapat terwujud apabila tersedia sumber daya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Kesehatan Kesehatan berarti lebih dari sekedar tanpa penyakit, sebagaimana dinyatakan dalam definisi WHO tentang kesehatan: sehat adalah suatu keadaan yang baik dari

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A MACAM-MACAM ETIKET ETIKET PUTIH UNTUK OBAT DALAM ETIKET PUTIH UNTUK OBAT SIRUP ETIKET BIRU UNTUK SALEP DAN OBAT TETES

LAMPIRAN A MACAM-MACAM ETIKET ETIKET PUTIH UNTUK OBAT DALAM ETIKET PUTIH UNTUK OBAT SIRUP ETIKET BIRU UNTUK SALEP DAN OBAT TETES LAMPIRAN A MACAM-MACAM ETIKET ETIKET PUTIH UNTUK OBAT DALAM ETIKET PUTIH UNTUK OBAT SIRUP ETIKET BIRU UNTUK SALEP DAN OBAT TETES 190 LAMPIRAN B BLANGKO TURUNAN RESEP DAN NOTA PENJUALAN 191 TAMPAK DEPAN

Lebih terperinci

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK Pedoman Pelayanan Farmasi No. Kode : PED/LAY FAR.01-PKM KJ/2015 Terbitan :01 No. Revisi : 0 Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas KEBON JERUK Puskesmas KEBON JERUK Tgl. Mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. racun yang jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dapat membahayakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang pesat di bidang kedokteran dan farmasi telah menyebabkan produksi berbagai jenis obat meningkat sangat tajam. Obat pada dasarnya adalah racun yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan suatu obat dapat berpengaruh terhadap kualitas pengobatan, pelayanan dan biaya pengobatan. Penggunaan obat merupakan tahap akhir manajemen obat. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENGELOLAAN ADMINISTRASI PERGUDANGAN FARMASI

BAB I PENGELOLAAN ADMINISTRASI PERGUDANGAN FARMASI BAB I PENGELOLAAN ADMINISTRASI PERGUDANGAN FARMASI A. Gudang Farmasi Kabupaten / Kotamadya (GFK) 1. Definisi Gudang Farmasi Adalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemeliharaan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM ASURANSI KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Lebih terperinci

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat

INGATLAH... DA GU SI BU. Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat INGATLAH... DA GU SI BU Kami Para Apoteker siap membantu masyarakat DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR SIMPAN OBAT DENGAN BENAR GUNAKAN OBAT DENGAN BENAR BUANG OBAT DENGAN BENAR DAPATKAN OBAT DENGAN BENAR APOTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia yang mempengaruhi tingginya angka mortalitas dan morbiditas.

Lebih terperinci

Efektifitas Metode ABC (Activity Based Costing) dalam Analisis Perencanaan Obat JKN di Puskesmas Dagangan Kabupaten Madiun

Efektifitas Metode ABC (Activity Based Costing) dalam Analisis Perencanaan Obat JKN di Puskesmas Dagangan Kabupaten Madiun Efektifitas Metode ABC (Activity Based Costing) dalam Analisis Perencanaan JKN di Puskesmas Dagangan Kabupaten Madiun Edy Bachrun Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Email:

Lebih terperinci

Pengadaan Obat di Era JKN

Pengadaan Obat di Era JKN Pengadaan Obat di Era JKN Kurangnya stok obat di fasilitas layanan kesehatan menjadi salah satu kendala yang sering dikeluhkan dalam pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini berakibat

Lebih terperinci

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta; BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 9 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN BALAI PENGOBATAN DAN RUMAH BERSALIN WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa balai pengobatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan BAGAN ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Komite Farmasi & Terapi Direktur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 983/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WARUNG OBAT DESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 983/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WARUNG OBAT DESA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 983/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WARUNG OBAT DESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KISI-KISI Bidang Lomba

KISI-KISI Bidang Lomba LOMBA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT NASIONAL KE XXV TAHUN 2017 KISI-KISI Bidang Lomba FARMASI (PEMBUATAN OBAT BERDASARKAN RESEP) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA. obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA. obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Obat Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.

Lebih terperinci

Lampiran : Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor : 46 Tahun 2013 Tanggal : 22 Oktober 2013

Lampiran : Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor : 46 Tahun 2013 Tanggal : 22 Oktober 2013 JENIS BARANG PERSEDIAAN Lampiran : Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor : 46 Tahun 2013 Tanggal : 22 Oktober 2013 No Kelompok Barang Nama Barang Satuan Keterangan A. alat tulis kantor 1 pulpen buah 2 pensil

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 5112); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

Indonesia Nomor 5112); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tahun Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci