BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) KALIMANTAN TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) KALIMANTAN TIMUR"

Transkripsi

1 BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) KALIMANTAN TIMUR

2 KATA PENGANTAR Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk meningkatkan dukungan investasi dan akses terhadap sumber dana adalah data spasial (peta) potensi sumber daya daerah, yang memberikan informasi penting tentang distribusi komoditi, luasan wilayah, dan peluang investasi pada suatu daerah. Tersedianya informasi potensi sumber daya daerah untuk pengembangan komoditi unggulan daerah akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan daerah dan sumber pembiayaan secara berkelanjutan. Laporan Penyusunan Peta Potensi dan Peluang Investasi Daeah Kalimantan Timur ini menyajikan informasi mengenai potensi dan peluang investasi di Provinsi Kalimantan Timur. Laporan ini juga secara khsusus menampilkan pula potensi dan peluang investasi per kabupaten. Di samping itu, laporan ini juga didukung dengan peta sebagai visualisasi dari data-data tabulasi yang terdapat di laporan ini. Dengan adanya laporan ini diharapkan para pihak yang berkepentingan dapat memperoleh informasi yang komprehensif mengenai potensi dan peluang investasi di Kalimantan Timur. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Samarinda, 3 September 2012 Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur Drs. H. M. Yadi Sabianoor, M.Si NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Saran Output Kegitan Ruang Lingkup Kegiatan... 2 BAB II PEREKONOMIAN DAN SEKTOR UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR Perekonomian dan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur Sektor Unggulan di Kalimantan Timur Rencana Program Pengembangan Investasi Kalimantan Timur BAB III PENYEBARAN KOMODITAS UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR Sebaran Komoditas Unggulan Menurut Kabupaten/Kota Sebaran Lokasi Food Estate BAB IV PENUTUP ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubara Provinsi Kalimantan Timur Hingga Semester I Tahun Tabel 2.2 Perkembangan Kepariwisataan Kalimantan Timur, Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Sawah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun Luas Per Hektar dan Produksi Padi Bukan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun Populasi Ternak Akhir Tahun Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun Populasi Unggas Akhir Tahun Menurut Jenis Unggas dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun Produksi Telur dan Susu Menurut Kabupaten/Kota (Ton) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun Tabel 2.8 Jumlah Pabrik Minyak Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Timur Tabel 3.1 Bahan Galian di Kabupaten Paser Tabel 3.2 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Barat Tabel 3.3 Sebaran Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Kutai Barat Tahun Tabel 3.4 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Kartanegara Tabel 3.5 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Timur Tabel 3.6 Sebaran Luas Areal Tanaman Perkebunan (Ha) di Kabupaten Kutai Timur Tahun Tabel 3.7 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Berau iii

5 Tabel 3.8 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Malinau Tabel 3.9 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Bulungan Tabel 3.10 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Nunukan Tabel 3.11 Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Panajam Paser Utara Tabel 3.12 Sebaran Komoditas Unggulan di Kabupaten PPU Tabel 3.13 Sebaran Bahan Galian di Kota Balikpapan Table 3.14 Sebaran Bahan Galian di Kota Samarinda Tabel 3.15 Sebaran Sektor Perikanan di Kota Tarakan Tabel 3.16 Luas Indikasi Potensi Lahan oleh Pemprov Kaltim, Hasil Klarifikasi oleh Kabupaten dan Perkembangan Terakhir Luas yang Tersedia untuk Program Rice-Food Estate iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Ekonomi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 (Persen)... 7 Gambar 2.2 Peta Tentatif Indikasi Pentensial Pengembangan Food Estatedi Kalimantan Timur v

7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan suatu wilayah akan sangat ditentukan oleh perencanaan pembangunan yang terpadu. Perencanaan sangat diperlukan terkait dalam proses pembangunan daerah melibatkan multisektor dan pelaku pembangunan, sehingga harus terjalin kerjasama dan koordinasi diantara semua pihak yang berkepentingan. Pemerintah daerah akan bertanggung jawab secara lebih penuh terhadap kebijakan dasar yang diperlukan bagi pembangunan daerah, khususnya yang menyangkut pembangunan sarana dan prasarana, investasi dan akses terhadap sumber dana, kebijakan lingkungan, pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan) serta pengembangan sumberdaya manusia. Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan untuk meningkatkan dukungan investasi dan akses terhadap sumber dana adalah data spasial (peta) potensi sumber daya daerah, yang memberikan informasi penting tentang distribusi komoditi, luasan wilayah, dan peluang investasi pada suatu daerah. Tersedianya informasi potensi sumber daya daerah untuk pengembangan komoditi unggulan daerah akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan daerah dan sumber pembiayaan secara berkelanjutan. Data dan informasi potensi sumber daya daerah untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dan peningkatan investasi di Kalimantan Timur sangat terbatas dan heterogen, bukan hanya jumlah, skala dan kepentingannya, tetapi juga instansi pembuat peta masih tersebar dan belum terkoordinasi dengan baik. Kegiatan pemetaan cukup mahal sehingga hasil-hasil pemetaan yang sudah ada perlu dimanfaatkan selain melakukan pemetaan daerah-daerah baru secara bertingkat. Oleh karena itu perlu dibangun pangkalan data untuk menampung data dan informasi hasil-hasil pemetaan agar replikasi dan duplikasi hasil-hasil pemetaan dapat dipantau. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu instansi yang berwenang dalam hal perijinan dan penanaman modal daerah memerlukan suatu dokumen yang berisikan peta potensi dan peluang investasi daerah di 1

8 Kalimantan Timur guna peningkatan promosi dan kerjasama investasi di Kalimantan Timur. Untuk itu, dilakukan kegiatan penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur yang memberikan gambaran penyebaran komoditi unggulan di Provinsi Kalimantan Timur Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur adalah tersedianya informasi potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur. Sasaran dari penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur antara lain: 1. Tersusunnya peta potensi daerah di Kalimantan Timur 2. Teridentifikasinya peluang investasi daerah di Kalimantan Timur 3. Terinformasikannya hasil potensi dan peluang investasi daerah kepada calon investor 1.3. Output Kegiatan Output dari penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur adalah sebuah buku, album peta, dan Compact disk (CD) potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur Ruang Lingkup Kegiatan Secara garis besar penyusunan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur dilakukan dengan menggunakan metode survei dan studi literatur pada elemen yang berkompeten. Kegiatan ini mencakup seluruh komoditi unggulan pada seluruh sektor pembangunan yang memiliki peluang investasi di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Kegiatan ini juga sebagai kompilasi data dari berbagai kajian (Pra FS Komoditi unggulan daerah) terdahulu yang telah dilaksanakan oleh BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. Data dan informasi dianalisis menggunakan metode gabungan antara analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) yang merupakan analisis berbasis spasial dengan inventarisasi potensi dan peluang investasi daerah. Kegiatan akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : 1). Studi Pustaka 2). Pengumpulan data dan pengumpulan peta serta pengumpulan data sekunder. 3). Pengolahan data awal meliputi kompilasi data, koreksi radiometrik dan geometrik citra penginderaan jauh. 2

9 4). Analisis dilakukan dengan menggunakan SIG yaitu menggabungkan beberapa parameter yang diperlukan dalam kajian ini secara spatial, yang meliputi: pengadaan dan digitasi peta dasar, editing data vektor, pembuatan basis data spatial, integrasi data spatial dan pembuatan indek peta serta legenda peta. 5). Pembuatan peta potensi dan peluang investasi daerah di Kalimantan Timur sebanyak 14 peta berbasis kabupaten dan satu peta berbasis propinsi sehingga output akhir berupa 15 peta potensi dan peluang investasi daerah. 3

10 II. PEREKONOMIAN DAN SEKTOR UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR 2.1. Perekonomian Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang disusun oleh Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Tahun 2011 termasuk dalam Koridor Ekonomi Kalimantan dengan Samarinda sebagai pusat ekonomi. Tema Pembangunan Koridor Ekonomi Kalimantan adalah Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional. Kegiatan Ekonomi Utama yang diprioritaskan terdiri atas: minyak dan gas, batubara, kelapa sawit, besi baja, bauksit, dan perkayuan. Selain kegiatan ekonomi utama yang menjadi fokus Koridor Ekonomi Kalimantan, koridor ini juga terdapat beberapa kegiatan yang dinilai mempunyai potensi pengembangan seperti karet, pertanian pangan, peternakan, perikanan dan pariwisata yang difokuskan pada 7 Destinasi Pariwisata Nasional. Kebijakan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjaga stabilitas ekonomi, menciptakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Tema pembangunan pada tahun 2012 adalah Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang pro Rakyat, Berkeadilan dan Berkelanjutan. Kegiatan investasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Investasi merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi sebab investasi dapat menciptakan pendapatan dan dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Pertumbuhan ekonomi didorong melalui berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan investasi dan ekspor pada komoditas non migas dan pertambangan, serta mendorong daya saing industri pengolahan. Investasi juga didorong dengan meningkatkan produktivitas dan akses UKM pada sumberdaya produktivitas. 4

11 Berkaitan dengan investasi, maka diera otonomi daerah ini setiap wilayah harus mampu mengembangkan berbagai sektor yang potensial untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Demikian juga dengan Propinsi Kalimantan Timur harus mencari sumber-sumber pendapatan dari berbagai sektor yang menjadi unggulan terutama yang memberikan dampak terhadap peningkatan PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto). Berbagai sumber yang potensial tersebut, selanjutnya diupayakan untuk dikembangkan melalui peningkatan investasi baik oleh swasta maupun oleh pemerintah daerah itu sendiri. Investasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perekonomian. Dengan adanya investasi yang ditanamkan pada suatu sektor diharapkan bisa berdampak pada peningkatan tenaga kerja, nilai tambah, dan efek multiplier lainnya. Investasi akan masuk ke suatu wilayah jika iklim usaha kondusif tercipta. Iklim usaha yang kondusif dapat tercermin pada pertumbuhan ekonomi daerah, laju pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita. Berikut uraian mengenai kondisi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur hingga tahun 2011: Berdasarkan tantangan dan prospek perekonomian daerah, maka arah kebijakan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Orientasi pembangunan sektoral pada peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perluasan produk agroindustri, penguatan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB, pengembangan ekowisata, agrowisata, wisata budaya, peningkatan pemanfaatan energi potensial panas bumi dan air. Prasyarat dalam implementasinya adalah ketersediaan infrastruktur fisik yang memadai, peningkatan pengetahuan dan skill pelaku ekonomi serta penguatan kelembagaan. 2. Dimensi kewilayahan diarahkan membangun perdesaan dalam rangka meningkatkan keterkaitan ekonomi desa dengan kota melalui implementasi model-model pembangunan perdesaan yang relevan dengan karakteristiknya. 3. Mendorong dan memfasilitasi kemitraan antara pengusaha besar-menengah dengan pelaku usaha mikro dan kecil. 4. Meningkatkan efektivitas Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PPTSP). 5. Memantapkan infrastruktur wilayah. 6. Memperkuat rantai nilai komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi. 5

12 2.2. Sektor Unggulan di Kalimantan Timur Sektor unggulan adalah suatu sektor yang paling efektif untuk berperan sebagai engine of development (mesin pembangunan) dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah yang berkelanjutan yang mengacu pada kemampuan sektor tersebut untuk mendorong dan menopang pertumbuhan maupun pembangunan seluruh sektor perekonomian (Mudzakir, 2003). Sektor unggulan sebagai sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada lokasi secara geografis saja melainkan merupakan suatu sektor yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu menggerakkan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan Sambodo (2002), ciri-ciri sektor yang memiliki keunggulan adalah sebagai berikut: 1. Sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi 2. Sektor tersebut memiliki angka penyebaran tenaga kerja yang relatif besar 3. Sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik keterkaitan ke depan ataupun kebelakang 4. Sektor tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi. Berdasarkan nilai tambah yang tercipta pada masing-masing sektor dan subsektor ekonomi, dapat ditentukan struktur perekonomian suatu wilayah. Struktur ini menunjukkan sektor-sektor unggulan dan sektor-sektor yang kurang berkembang dalam wilayah tersebut. Dalam jangka waktu yang tidak panjang dan dalam kondisi normal, biasanya struktur perekonomian suatu wilayah tidak mengalami pergeseran yang signifikan. 6

13 Industri Pengolahan; Listrik dan Air Bersih; 0.27 Bangunan; 2.79 Perdagangan, Hotel dan Restoran; 8.15 Pertambangan dan Penggalian; Pengangkutan dan Komunikasi; 3.75 Keuangan, Persewaan dan J.Perusahaan; 2.32 Jasa-jasa; 4.24 Pertanian; 5.86 Gambar 2.1. Struktur Ekonomi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 (Persen) Struktur ekonomi Kalimantan Timur tahun 2010 dengan migas maupun non migas menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat berperan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Timur adalah sektor Pertambangan (47,88 persen), Industri Pengolahan (24,74 persen), Perdagangan, Hotel dan Restoran (8,15 persen), serta sektor Pertanian (5,86 persen). Struktur PDRB non migas didominasi oleh lima sektor yaitu sektor Pertambangan (45,54 persen), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (13,92 persen), sektor Pertanian (10,01 persen), serta sektor Industri Pengolahan (7,68 persen). Berdasarkan data kontribusi dan laju pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor terhadap PDRB, maka dari masing-masing sektor tersebut terdapat komoditas unggulan di berbagai wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut: 1. Sektor Pertambangan dan Penggalian Provinsi Kalimantan Timur secara geologi memiliki bahan galian tambang yang sangat potensial dan keterdapatannya hampir merata diseluruh wilayah kabupaten/kota. Provinsi Kalimantan Timur terletak pada cekungan sedimen tersier yang terdiri atas: - Cekungan Kutai meliputi daerah Mahakam Hulu dan Hilir - Cekungan Pasir meliputi daerah Pasir - Cekungan Tarakan meliputi daerah Tarakan, Berau, dan Bulungan. Beberapa jenis bahan galian antara lain: batubara, emas, perak, minyak bumi dan gas bumi. 7

14 a. Batubara Berdasarkan data Laporan Penyusunan Neraca Batubara Kalimantan Timur Tahun 2010, sumberdaya batubara di Provinsi Kalimantan Timur berjumlah ton yang tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota, sebagian telah ditambang oleh perusahaan pemegang IUP, IUPK, dan KUD. Cadangan sebesar ton. Perkiraan sisa cadangan batubara KP eksploitasi di Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2010 sebesar ton. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 2.1. Neraca Sumberdaya dan Cadangan Batubara Provinsi Kalimantan Timur Hingga Semester I Tahun 2010 No Kabupaten/Kota Sumberdaya Cadangan Produksi Sisa cadangan (Ton) (Ton) Thn 2009 (Ton) 1 Samarinda Kutai Timur Kutai Kartanegara Berau Paser Kutai Barat Bulungan Nunukan Malinau PPU Total Kaltim Sumber: Distamben Prov. Kaltim, Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa batubara menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Kota Samarinda. b. Emas dan Perak Beberapa lokasi pendulangan bahan galian emas di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut: 1. Muara Komam Kecamatan Muara Komam dan Batu Sopang di Kabupaten Paser 2. Sungai Kelian Dalam, Sungai Muyub Kecamatan Long Iram Kabupaten Kutai Barat 3. Sungai Atan, Sungai Len, Buluk Sen Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara 4. Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur 5. Sungai Kelay Kecamatan Kelay dan Sungai Segah Kecamatan Segah di Kabupaten Berau 8

15 6. Kecamatan Long Peso Kabupaten Bulungan. c. Bahan Galian industri/bangunan Bahan galian industri/bangunan yang lebih dikenal dengan bahan galian golongan C tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan usaha penambangan bahan galian C dilaksanakan oleh beberapa perusahaan lokal dan sebagian besar digunakan untuk kebutuhan lokal daerah. 2. Sektor Perdagangan, hotel, dan restoran Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi sektor penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Timur. Sektor ini berkembang disebabkan oleh banyak faktor, antara semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan hidup, tumbuhkembangnya investasi sehingga menyerap tenaga kerja dari luar daerah dan masuknya para investor, dan semakin dikenalnya Provinsi Kalimantan Timur melalui kesenian dan kebudayaan sehingga menjadi tujuan pariwisata. Tabel 2.2. Perkembangan Kepariwisatawaan Kalimantan Timur, Indikator Obyek Wisata/Tourist Object Hotel/Akomodasi/ Accomodation a. Bintang/Star Hotel b. Non Bintang/Non Star Hotel Rumah Makan/Restaurant Biro Perjalanan Wisata/ Tour and Travel 5. Toko Cenderamata/Souvenir Shop 6. Pramuwisata/Tour Guide (orang/person) 7. Wisatawan/Tourist (orang/ Person) a. Wisman/Foreign Tourist b. Wisnus/Domestic Tourist Tenaga Kerja/Worker Pendapatan/Income: a. Juta US$ 19,17 19,75 20,14 23,77 24,41 b. Milyar Rp. 281,53 285,48 291,19 393,93 416,92 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur,

16 3. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan dengan sifatnya sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Timur juga didukung oleh kebijakan pemerintah dengan telah dicanangkannya Food Estate dan KIPI-Maloy. Berikut gambaran kondisi saat ini (existing) beberapa komoditi sektor pertanian unggulan di Provinsi Kalimantan Timur: a. Tanaman Pangan Perkembangan luas panen, produksi padi serta hasil per hektar di Kalimantan Timur pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Secara riil luas panen padi naik dari ha pada tahun 2009 menjadi ha di tahun 2010 atau naik sebesar 2,64 persen. Sementara hasil per hektarnya 39,25 kwintal per hektar. Daerah Kabupaten/Kota yang memiliki luas panen dan produksi padi (sawah + ladang) terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu dengan luas panen ha dan menghasilkan 48,68 kw/ha sehingga produksi padi yang dicapai sebesar ton dalam tahun 2010, ini berarti 35,70 persen produksi padi di Kalimantan Timur dihasilkan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini terlihat baik pada jenis padi lahan sawah maupun bukan lahan sawah dengan produksi dari total masing masing sebesar 43,10 persen dan 11,37 persen. 10

17 Tabel 2.3. Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Sawah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Hasil Per Ha (Kw) Produksi (Ton) 1. Paser , Kutai Barat , Kutai Kartanegara , Kutai Timur , Berau , Malinau , Bulungan , Nunukan , Penajam Paser Utara , Tana Tidung , Balikpapan , Samarinda , Tarakan 31 35, Bontang 82 32, Jumlah , Total , , , , Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, Padi sawah menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Bulungan, Nunukan, dan Paser. Sedangkan Padi bukan lahan sawah menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Kutai Barat, Bulungan, Berau, Malinau, dan Kutai Kartanegara. Tanaman palawija yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu dan jagung. Kabupaten dengan produksi jagung dan ubi kayu tertinggi adalah Kabupaten Kutai Kartanegara. 11

18 Tabel 2.4. Luas Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Bukan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Luas Panen Hasil Per Ha Produksi (Ha) (Kw) (Ton) 1. Paser , Kutai Barat , Kutai Kartanegara , Kutai Timur , Berau , Malinau , Bulungan , Nunukan , Penajam Paser Utara , Tana Tidung 96 20, Balikpapan , Samarinda 26 26, Tarakan Bontang Jumlah , Total , , , , Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur. b. Tanaman Perkebunan Jenis-jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kalimantan Timur antara lain: karet, kelapa, kopi, lada, cengkeh, coklat, kelapa sawit dan lainnya yang merupakan gabungan dari beberapa tanaman perkebunan. Usaha tanaman perkebunan ini terbagi menjadi perkebunan besar pemerintah, perkebunan besar swasta dan perkebunan rakyat Luas tanaman perkebunan secara keseluruhan di Kalimantan Timur tahun 2010 adalah ha dengan produksi sebesar ton. Porsi terbesar baik untuk luas tanaman maupun produksi ditunjukkan oleh tanaman kelapa sawit yang produksinya mencapai ton dari luas tanaman ha. Produksi perkebunan terbesar kedua adalah karet dan kelapa dengan produksi masing-masing sebesar ton dan ton dari luas tanaman ha dan ha Perkebunan besar pemerintah mencatat produksi tanaman kelapa sawit sebesar ton dari luas tanaman ha. Sedangkan perkebunan besar swasta mencatat produksi kelapa sawit ton 12

19 dengan luas sebesar ha. Perkebunan rakyat memproduksi tanaman kelapa sawit ton. Dari tahun ke tahun luas tanaman sawit selalu mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan program gubernur untuk mencanangkan program sejuta hektar sawit sehingga luas tanaman ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Komoditi kelapa sawit menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Paser, Nunukan, dan Penajam Paser Utara. Karet menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Barat, Kuati Kartanegara, Paser, PPU, dan Kutai Timur. Kelapa menjadi Unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, PPU, Paser, Kutai Barat. Kopi menjadi unggulan di Paser, Kutai Kartanegara, Malinau, Kutai Barat, dan Nunukan. Lada menjadi unggulan di Kutai Kartanegara, Berau, dan PPU. Kakao menjadi unggulan di Nunukan, Kutai Timur, Malinau, Berau, dan Kutai Barat. c. Peternakan Populasi ternak yang terbesar jumlahnya di Kalimantan Timur pada tahun 2010 adalah sapi yaitu sebanyak ekor. Jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah ternak yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis ternak yaitu sapi, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda maka populasi sapi sebanyak 38,21 persen. Populasi ternak unggas sebesar ekor dari 4 jenis unggas yang dibudidayakan (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik) dan yang terbanyak adalah ayam ras pedaging sebesar Unggas bibit yang masuk khususnya terdiri dari ayam ras pedaging dengan jumlah ekor. Produksi daging yang dihasilkan dari ke 4 (empat) jenis unggas tersebut masing-masing ayam kampung 3.463,64 ton, ayam ras pedaging ,95 ton, ayam ras petelur 468,82 ton dan itik 57,31 ton pada tahun Sementara itu produksi telur yang dihasilkan sebesar ,29 ton dari ayam ras, ayam kampung dan itik. 13

20 Tabel 2.5. Populasi Ternak Akhir Tahun Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/ Kota Sapi Sapi Perah Kerbau Kambing Domba Babi Kuda 1. Paser Kutai Barat Kutai Kartanegara Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan Penajam Paser Utara Tana Tidung Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang Jumlah Total Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. Ternak sapi menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Nunukan, Berau, Paser, dan Bulungan. Kerbau menjadi unggulan di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Nunukan. Kambing menjadi ternak unggulan di Samarinda, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, dan Paser. 14

21 Tabel 2.6. Populasi Unggas Akhir Tahun Menurut Jenis Unggas dan Kabupaten/Kota (Ekor) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 Kabupaten/Kota Ayam Kampung Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik 1. Paser Kutai Barat Kutai Kartanegara Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan Penajam Paser Utara Tana Tidung Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang Jumlah Total Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. Ayam kampung menjadi ternak unggas terbesar di Kabupaten Paser, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur. Ayam ras pedaging banyak terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara, Samarinda, Balikpapan, dan Paser. Sedangkan ayam petelur dan produksi telur terbanyak terdapat di Kutai Kartanegara dan Samarinda. 15

22 Tabel 2.7. Produksi Telur dan Susu Menurut Kabupaten/Kota (Ton) di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 T e l u r Kabupaten/Kota Ayam ras Ayam Kampung Itik Susu 1. Paser 639,94 574,93 32,23-2. Kutai Barat - 147,03 53,64-3. Kutai Kartanegara 2 676,51 191,10 133,25-4. Kutai Timur 194,03 194,64 71,02-5. Berau 120,63 173,37 59,45-6. Malinau - 99,32 82,81-7. Bulungan 45,29 83,93 28,67-8. Nunukan 27,69 71,80 107,28-9. Penajam Paser Utara 442,17 103,28 88, Tana Tidung - 2,59 1, Balikpapan 330,64 34,36 3, Samarinda 3 223,33 259,72 72, Tarakan 540,57 187,72 10, Bontang - 52,44 3,61 - Jumlah , ,24 748,26 - Total , ,30 599, , ,87 576, , , , , , ,95 - Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. e. Perikanan Produksi perikanan tangkap meningkat 30,01 persen yaitu dari ,6 ton di tahun 2009 menjadi ,6 ton di tahun Kabupaten dengan produksi perikanan yang cukup tinggi adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Paser, Berau, dan Bontang. 4. Sektor Industri Pengolahan Industri pengolahan yang banyak terdapat di Kalimantan Timur adalah industri makanan, minuman dan tembakau dan industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga. Industri pengolahan yang juga cukup berperan dalam perekonomian Kalimantan Timur adalah pabrik minyak kelapa sawit yang tersebar diberbagai kabupaten yang berjumlah 40 unit hingga tahun

23 Tabel 2.8. Jumlah pabrik minyak kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur No Kabupaten Jumlah (Unit) 1 Paser 7 2 Penajam Paser Utara 1 3 Kutai Barat 1 4 Kutai Timur 15 5 Kutai Kartanegara 8 6 Berau 3 7 Nunukan 5 Total 40 Sumber: Dinas Perkebunan Prov.Kaltim, 2012 dalam INDAGKOP Kaltim, Rencana Program Pengembangan Investasi Kalimantan Timur Rencana Program Pengembangan Investasi Kalimantan Timur dalam MP3EI dan beberapa studi yang telah dilakukan meliputi: 1. Pengembangan Kawasan Industri Kariangau Balikpapan Luas pengembangan kawasan industri kariangau di Kota Balikpapan pada draft RTRW Tahun adalah ha. Industri yang sudah berkembang terdiri atas industri pembangunan kapal, industri perawatan helikopter, workshop alat-alat berat, industri chip mill, pelabuhan bongkar muat batu bara, dan penumpukan minyak petro sea. Beberapa industri yang direncanakan akan dikembangkan dan memiliki peluang investasi adalah industri pengalengan dan pengolahan nenas, industri rotan, industri karet, industri tepung pisang, industri makanan ternak (jagung, tepung ikan, dan kedelai), industri kelautan dan perikanan (pengalengan ikan dan tepung ikan). 2. Pengembangan Kawasan Industri Palaran Pengembangan kawasan industri Palaran akan sangat mendorong perekonomian di Kota Samarinda. Kawasan industri ini akan menunjang dalam hal bongkar muat barang dengan tersedianya pelabuhan peti kemas dan infrastruktur pendukungnya. 17

24 3. Pengembangan Kawasan Industri Migas dan Kondesat Bontang serta Oleo chemical Maloy Peluang investasi terbesar di Kota Bontang adalah dengan direncanakannya pembangunan pabrik pupuk kaltim V dengan nilai investasi sebesar US$ 737 juta dan pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Laut Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur seluas ha. 4. Pengembangan Food Estate Program Food Estate ini merupakan model produksi terobosan yang dicoba untuk diperkenalkan dan diimplementasikan untuk mengejar peningkatan kebutuhan pangan nasional yang selanjutnya diharapkan dapat mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Tujuan dari food estate adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghemat dan menghasilkan devisa Negara, mempercepat pemerataan pembangunan, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan perekonomian nasional. Gambar 2.2. Peta Tentatif Indikasi Lahan Potensial Pengembangan Food Estate di Kalimantan Timur 18

25 5. Pengembangan Kawasan Perbatasan Kawasan perbatasan memiliki peluang investasi baik dalam sektor infrastruktur jalan maupun pembangunan bandara serta pengembangan sektor pertanian arti luas. 6. Pengembangan Kota Terpadu Mandiri Sebatik Berdasarkan fungsi yang ditetapkan untuk Kabupaten Nunukan secara nasional, maka Pulau Sebatik yang merupakan bagian dari Kabupaten Nunukan ditetapkan sebagai berikut : (Peraturan Pemerintah no 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Pulau Sebatik diarahkan Pengembangan dan Pengelolaan Suaka Alam Laut Pulau Sebatik diarahkan untuk pengembangan/peningkatan kualitas kawasan mendukung KSN untuk Pulau Sebatik diarahkan untuk mendukung pengembangan KANDAL Tarakan, Tanjung Salas, Nunukan, Pulau Bunyu, dan Malinau (Tatapanbuma) dan Sekitarnya, untuk pengembangan kandal pada sektor Perikanan, Pariwisata, Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan, Industri pengolahan Pulau Sebatik merupakan salah satu kawasan yang dijadikan sebagai kota sentra produksi untuk mendukung Kabupaten Nunukan sebagai PKW dan PKSN. Indikasi program yang diusulkan terdiri dari: Program Pembangunan Kawasan Dan Pengembangan Pusat KTM Program Pengembangan Infrastruktur Kawasan Program Pengembangan Usaha Ekonomi Berbasis Komoditi Unggulan Program Pemberdayaan Masyarakat 19

26 III. PENYEBARAN KOMODITAS UNGGULAN DI KALIMANTAN TIMUR 3.1. Sebaran Komoditas Unggulan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur. Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan ,17 Km 2 dan luas pengelolaan laut ,57 Km 2 terletak antara 113 o 44 Bujur Timur dan 119 o 00 Bujur Timur serta diantara 4 o 24 Lintang Utara dan 2 o 25 Lintang Selatan. Batas wilayahnya yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Negara Malaysia, sebelah Selatan dengan Provinsi Kalimantan Selatan, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi dan Selat Makasar dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Negara Malaysia. Secara administratif Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 10 Kabupaten dan 4 Kota dengan Samarinda sebagai ibukota provinsi. Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang beribukota di Samarinda terbagi dalam 10 kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Tana Tidung, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda, dan Kota Tarakan. Kabupaten Malinau merupakan wilayah dengan luas daratan terbesar yaitu ,88 Km 2, sementara Kota Bontang merupakan wilayah dengan luas daratan terkecil yaitu 163,39 Km 2. Masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur memiliki sektor unggulan dan komoditas unggulan. Komoditas unggulan akan mampu memberikan nilai tambah terhadap perekonomian daerah jika didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan investasi usaha. Provinsi Kalimantan Timur memiliki 12 bandar udara, yaitu Bandara Sepinggan Balikpapan, Bandara Juwata, Datah Dawai Melak, Bandara Long Apung, Bandara Nunukan, Bandara Seluwing Malinau, Bandara Sepinggan, Bandara Tanjung Harapan Bulungan, Bandara Temindung Samarinda, Bandara Kalimarau Berau, Bandara Yuvai Semaring Long Bawan dan Bandara Malinau. Untuk transportasi laut tersedia beberapa pelabuhan, antara lain Pelabuhan Semayang Balikpapan, Pelabuhan Lok Tuan Bontang, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Khusus 20

27 Tanjung Redeb, Pelabuhan Palaran Samarinda, Pelabuhan Sangkulirang, Pelabuhan Sungai Nyamuk Nunukan, Pelabuhan Tanah Grogot, Pelabuhan Tanjung Selor,Pelabuhan Tanjung Santan, dan Pelabuhan Malundung Tarakan. Kawasan Industri yang tersedia dan akan dibangun di Kalimantan Timur yaitu Kawasan Kaltim Industrial Estate Botang, KBN Nunukan, Kapet Sasamba, Kawasan Industri Kariangau, dan Kawasan Industri Maloy. Berikut uraian mengenai potensi wilayah masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur disertai peta penyebaran komoditas unggulan guna memberikan gambaran mengenai peluang investasi daerah. 1. Kabupaten Paser Kabupaten Paser dengan luas wilayah , 94 km 2 merupakan Kabupaten di bagian paling selatan Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten ini terdiri atas 10 (sepuluh) Kecamatan dengan 125 Desa/Kelurahan. Secara Geografis, Kabupaten Paser terletak pada posisi dari ,54 hingga ,19 Lintang Selatan dan dari ,59 hingga ,3 Bujur Timur. Secara administrasi, wilayah ini berbatasan disebelah utara dengan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Penajam Paser Utara, di sebelah timur dengan Selat Makasar, di sebelah barat dengan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah. Struktur ekonomi Kabupaten Paser tahun 2010 didominasi sektor pertambangan dan penggalian (76,37%) dan sektor pertanian (12,66%). Komoditas unggulan pada sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Paser tersebar di berbagai wilayah kecamatan. Sebaran bahan galian dapat dilihat pada tabel berikut: 21

28 Tabel 3.1. Bahan Galian di Kabupaten Paser Sumberdaya No Bahan Galian Kecamatan (m 3 ) 1 Batubara Semua Kecamatan Andesit Basal Muara Komam Batu Sopang Diorit Muara Komam Lempung Tanah Grogot Batu Sopang Muara Komam Pasir batu Tanah Grogot Pasir Kuarsa Kuaro Peridotit Kuaro Batu Gamping Tanah Grogot Muara Komam Batu Sopang Long Kali Long Ikis Bentonit Tanah Grogot Batu Engau Nikel Kuaro Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur, Komoditas unggulan pada sektor pertanian adalah komoditas perkebunan (kelapa sawit, dan karet) dan sektor peternakan (sapi potong). Komoditas Perkebunan kelapa sawit tersebar di Kecamatan Batu Engau (28.631,30 ha dengan produksi ,69 ton), Paser Balengkong ( ha/ ,41 ton), Long Ikis ( ha/ ,25 ton), Kuaro ( ha/ ,21 ton), sedangkan karet terdapat di Kecamatan Muara Komam (2.590 ha/353,62 ton), Long Kali (3.221,50 ha/4.838,13 ton) Peternakan: Sapi di Kecamatan Paser balengkong (2.790 ekor), Long ikis (2.550 ekor), Kuaro (1.473 ekor). Kambing: Long ikis (1.633 ekor) dan Paser Balengkong (1110 ekor). Ayam ras pedaging: Tanah Grogot ( ekor). Ayam buras: Long Ikis, Long Kali, Muara Komam, Paser Balengkong. Ayam Petelur: Tanah Grogot. Pengembangan sistem integrasi ternak sapi dan kelapa sawit telah dilakukan di Kabupaten Paser, khususnya di Kecamatan Pasir Belengkong dan Kecamatan Long Ikis. Saat ini telah berkembang sistem pemeliharaan ternak sapi Bali pada areal perkebunan dibawah kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM) dengan memanfaatkan pakan hijauan lokal/limbah tanaman setempat. 22

29 Kabupaten Paser merupakan wilayah yang strategis bagi pemasaran produk pembibitan ternak. Hasil kajian Bank Indonesia dan Fakultas Pertanian Unmul Tahun 2011, usaha pembibitan sapi potong (village breeding center) dari aspek ekonomi, usaha pembibitan sapi potong pada skala indukan 50 ekor dapat menghasilkan total laba sebesar Rp atau rata-rata per tahun sebesar Rp Usaha pembibitan sapi potong pada skala indukan 100 ekor dapat menghasilkan total laba sebesar Rp atau rata-rata per tahun sebesar Rp Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) pada discount factor 14% menunjukkan nilai NPV pada skala indukan 50 ekor sebesar Rp ,- dan pada skala indukan 100 ekor sebesar Rp ,- yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek usaha pembibitan sapi potong layak untuk diusahakan. Internal Rate of Return (IRR) pada skala indukan 50 ekor sebesar 19,06% dan IRR pada skala indukan 100 ekor sebesar 26,16%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14%-16%, maka usaha pembibitan sapi potong menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pasar. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha. nilai Net B/C rasio skala indukan 50 ekor adalah 1,23 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,23 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Net B/C pada skala indukan 100 ekor adalah 1,56 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,56 kali dari biaya yang dikeluarkan. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period yaitu 3 tahun 1 bulan pada skala indukan 50 ekor dan 2 tahun 9 bulan pada skala indukan 100 ekor. Hal ini berarti bahwa usaha pembibitan sapi potong layak diusahakan karena mampu menutup nilai investasi masih dalam umur proyek. Perikanan tangkap di Laut: Tanjung Harapan (4.129,2 ton) dan Kuaro (3.465,9 ton). Tambak: Tanah Grogot (3451,8 ton), Tanjung Harapan (1752,1 ton). Lembaga keuangan di Kabupaten Paser yang berbentuk kantor bank sampai dengan tahun 2010 berjumlah 6 unit, terdiri dari bank BRI, bank BNI, bank BPD, bank Mega, bank Mandiri dan bank Danamon. Ketersediaan pelabuhan Pondong di Kecamatan Tanah Grogot juga turut membantu perkembangan daerah. 2. Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Kutai Barat secara geografis terletak antara 113 o o BT dan antara 1 o o LU, luas wilayahnya adalah ,79 Km 2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, di 23

30 sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat dan Propinsi Kalimantan Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Malinau dan Negara Serawak (Malaysia), dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Paser, wilayah ini terbagi atas 21 Kecamatan dan 238 Desa. Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Barat tahun 2010 didominasi oleh Sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi 57,96 persen. Sektor kedua yang dapat diandalkan adalah sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar 13,15 persen. Tabel 3.2. Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Barat No Bahan Galian Kecamatan Sumberdaya (m 3 ) 1 Batubara Muara Lawa Andesit Linggang Bigung Mamahak Batu Apung Barong Tongkok Kaolin Melak Lempung Melak Long Iram Pasir Batu Barong Tongkok Long Iram Pasir Kuarsa Long Iram Barong Tongkok Damai Melak Pasir Sungai Long Iram Batu Gamping Melak Bongan Bentonit Sebulu Emas Muyup Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur, Komoditas unggulan dari sektor pertanian yaitu dari sektor perkebunan karet. Komoditas karet tersebar di Kecamatan Barong Tongkok (7.737 ha dengan produksi 7.458,91 ton), Kecamatan Manor Bulatn (5.396 ha dengan produksi 2.767,18), Kecamatan Sekolaq Darat (4.723 ha dengan produksi 5.322,11 ton), Kecamatan Linggang Bigung (2.881 ha dengan produksi 4.563,21ton), dan Nyuatan, Tering, Jempang, Bongan, Melak. 24

31 Tabel 3.3. Sebaran Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kutai Barat Tahun 2010 Beberapa obyek Wisata di Kabupaten Kutai Barat yaitu: a. Danau Jempang dan danau-danau lainnya Danau Jempang terletak di Kecamatan Jempang dengan luas kurang lebih Hektar (ha). Danau Semayang terletak di Kecamatan Semayang seluas kurang lebih ha. Danau yang ada di Kojo (100 ha), Danau Berambai (30 ha), Danau Malinau (25 ha), dan danau Loa Maong 25

32 (100 ha). Semua danau-danau ini merupakan penghasil ikan air tawar yang memasok sebagian besar ikan air tawar di Kalimantan Timur (Kaltim). b. Kersik Luway Letaknya di Kecamatan Melak, keruang lebih 15 Km dari Desa Melak. Luas area taman ini 5000 ha. Tiga jenis anggrek yang terdapat di tempat ini antara lain; Anggrek Hitam (coelogynepandurata), Erya Vania, Erya Florida, Coelogyne Rocus Soini dan Bulpophylum Mututina, serta beberapa jenis kantung semar. c. Mencimai, Benung, Engkni, Eheng dan Air Terjun Jantur Gemuruh Merupakan desa-desa yang didiami oleh suku Dayak Tunjung, terdapat lamin yang jaraknya 7 Km dari Terminal Kampung Tongkok dan sebagai pusat seni suku Dayak Benuaq. c. Air Terjun Jantur Gemuruh Obyek wisata air terjun Jantur Gemuruh terletak di desa Mapan. Keistimewaan Air Terjun Jantur Gemuruh ini terdapat candi peninggalan Hindu yang dikenal dengan batu Begulur. Terdapat juga lorong-lorog yang dibuat di bawah tanah dengan lapisan batu yang panjangnya 50 meter. d. Desa Tering Terletak di tepi sungai Mahakam Kecamatan Long Iram. Di desa Tering bermukim masyarakat suku Bahau yang ramah menerima tamu dengan kesenian Hudoq. Fasilitas yang tersedia; Lamin adapt, Warung Art Shop. e. Rukun Damai Long Bagun Ilir Rukun Damai terletak ditepi Sungai Mahakam Kecamatan Long Bagun. Desa ini didiami oleh suku Dayak lainnya Lepo Tau yang berasal dari Apo Kayan. f. Long Pahangai dan Long Tuyuk Terletak di tepi Sungai Mahakam dan melalui jeram-jram yang arusnya deras. Suku Dayak yang berdomisili di Long Pahangai yaitu Umaq Suling, Huang Long Gelaat, Umaq Murut, Huang Kayan dan Umaq Pala. Desa Long Tuyuk yang didominasi Suku Dayak Bahau terkenal dengan budaya. Di desa ini terdapat lamin adapt Mesaat. Kabupaten Kutai Barat memiliki 2 bandar udara, yaitu Bandara Datah Dawai dan Bandara Melalan Melak. 26

33 3. Kabupaten Kutai Kartanegara Kabupaten Kutai Kartanegara secara geografis terletak pada BT dan LU BT- 117o36 43 BT dan LU LS, luas wilayahnya adalah ,00 Km2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, wilayah ini terbagi atas 18 Kecamatan dan 227 Desa. Struktur ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh empat sektor yang berpengaruh tinggi terhadap PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 83,84% terhadap ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan (6,34%), sektor Bangunan (3,21%) dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (2,86%). Sedangkan sektor sektor yang lain berperan sebesar 3,75% terhadap perekonomian Kutai Kartanegara. Tabel 3.4. Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Kutai Kartanegara No Bahan Galian Kecamatan Sumberdaya (m 3 ) 1 Batubara Semua Kecamatan Gambut (Peat) Kota Bangun Andesit (Andesite) Tabang Granodiorit Tabang Kaolin Samboja, Sebulu Tabang Muara Muntai Muara Jawa Muara Badak Kristal Kuarsa Kembang Janggut Laterit Anggana, Samboja Lempung Samboja Muara Badak Sebulu Muara Jawa Tabang Loa Janan Loa Kulu Marangkayu Tenggarong Tenggarong Seberang

34 No Bahan Galian Kecamatan Sumberdaya (m 3 ) 9 Pasir batu Tabang Kota Bangun Tabang Pasir Kuarsa Anggana Samboja Tabang Sanga-Sanga Marangkayu Loa Janan Muara Badak Kota Bangun Muara Jawa Tenggarong, Sanga-Sanga, Pasir Sungai Anggana, Loa Janan 12 Fosfat Muara Badak Sebulu Kwarsit Kembang Janggut Tabang Batuasbak Tabang, Kembang Janggut Tabang Batu gamping Muara Kaman, Sebulu, Loa Kulu, Muara Badak, Tenggarong Tabang Muara Wis Loa Janan Loa Kulu Tenggarong Seberang Sebulu Kota Bangun Bentonit Sebulu Pasir Besi Samboja Rutil Samboja Komoditas Tanaman Pangan unggulan adalah padi sawah yang tersebar disemua kecamatan. Luas Tanam dan Produksi tertinggi terdapat di Kecamatan Tenggarong Seberang diikuti Kecamatan Loa Kulu dan Tenggarong. Komoditas buah-buahan unggulan adalah pisang terdapat di Kecamatan Tabang dan Muara Badak. Komoditas Perkebunan unggulan adalah karet ( ha dengan produksi ton), diikuti oleh kelapa sawit (9.665 ha dengan produksi ton), kelapa (9.602 ha dengan produksi 28

35 2.448 ton), dan aren (7.160 ha dengan produksi ton). Kecamatan dengan areal perkebunan karet yang luas adalah Kecamatan Marang Kayu (3.905 ha), Kota Bangun (1.226 ha) dan Muara Badak (1.158 ha). Kecamatan dengan areal perkebunan kelapa sawit yang luas adalah Kecamatan Samboja (2.610 ha), Kecamatan Kembang Janggut (1.975 ha), Kecamatan Loa Janan (1.894 ha) dan Kecamatan Muara Badak (1.885 ha). Kecamatan dengan areal perkebunan kelapa yang luas adalah Kecamatan Samboja (3.496 ha) dan Kecamatan Muara Jawa (2.321 ha). Komoditas unggulan sektor peternakan antara lain kerbau Kalang di Kecamatan Muara Muntai dan Kecamatan Muara Wis, Ayam Buras di Kecamatan Tenggarong dan Ayam Petelur di Kecamatan Tenggarong Seberang dan Kecamatan Samboja. Obyek Wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi objek wisata sejarah (museum Mulawarman, Kedaton Kutai, Makam Raja-raja), wisata alam ( Pantai tanah merah, canopi bridge di Bukit Bengkirai, Danau Semayang, Danau Melintang), wisata pendidikan (planetarium jagat raya, museum kayu di waduk panji Sukarame), wisata buatan (Pulau Kumala) (BAPPEDA Kukar, 2011). Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 1 bandar udara, yaitu Bandara Kota Bangun, Untuk transportasi laut tersedia 2 pelabuhan, antara lain Pelabuhan samboja dan Pelabuhan Khusus PT. Pupuk Kaltim Bontang, Untuk industri tersedia 1 kawasan industri, yaitu Kawasan Industri Kawasan Industri Pendingin yang didukung juga oleh fasilitas listrik dan telekomunikasi. 4. Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur secara geografis terletak antara 118 o o BT dan antara 1 o o LU, luas wilayahnya adalah ,59 Km2. Perbatasan wilayahnya adalah di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Berau, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang. Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang kaya akan potensi sumber daya alam, dimana sebagian dari potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Timur didominasi sektor 29

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

Propinsi KALIMANTAN TIMUR. Total Kabupaten/Kota

Propinsi KALIMANTAN TIMUR. Total Kabupaten/Kota Propinsi KALIMANTAN TIMUR Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 14 : 139 : Rp. 153.755 : Rp. 35.348 : Rp. 189.103 243 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS KALIMANTAN TIMUR

LOKASI DAN ALOKASI DANA PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS KALIMANTAN TIMUR DAERAH (Rp. 1 Berau 1 Tanjung Redeb 1.280 1.280 640 640 2 Batu Putih 900 900 450 450 3 Biatan 900 900 450 450 4 Biduk-Biduk 900 900 450 450 5 Gunung Tabur 200 200 200 0 6 Kelay 900 900 450 450 7 Maratua

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : PASER 64.01 PASER 136.390 120.488 256.88 1 64.01.01 BATU SOPANG 12.838 10.243 23.081 2 64.01.02 TANJUNG HARAPAN 4.598 4.153 8.51 3 64.01.03 PASIR BALENGKONG 13.565 12.116 25.681 4 64.01.04

Lebih terperinci

Lampiran I.64 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.64 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.64 5/Kpts/KPU/TAHUN 0 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI DP Meliputi Kab/Kota. KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG

UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG UU 47/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 47 TAHUN 1999 (47/1999) Tanggal: 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NUNUKAN, KABUPATEN MALINAU, KABUPATEN KUTAI BARAT, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

Pengembangan dan pembangunan Ketenagalistrikan. Pembangunan PLTMH. Program Inumerasi Energi. Pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pengembangan dan pembangunan Ketenagalistrikan. Pembangunan PLTMH. Program Inumerasi Energi. Pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Revitalisasi/ Daya Listrik/ Energi Kapasitas Energi Listrik (Kelistrikan) Meningkatnya Energi ketenagalistrikan dan pembangunan Ketenagalistrikan PLTMH Bulungan, Paser Terbangunnya PLTMH 1 Unit dan Pendayagunaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang BAB III TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN BERAU 3.1. Tinjauan Umum Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur

Gambar 22. Peta Kabupaten Kutai Timur 71 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 Kecamatan dengan luas wilayah 3.877.21 ha. Luas wilayah tersebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu

Lebih terperinci

VISI KALTIM BANGKIT 2013

VISI KALTIM BANGKIT 2013 VISI KALTIM BANGKIT 2013 Mewujudkan Kaltim Sebagai Pusat Agroindustri Dan EnergiTerkemuka Menuju Masyarakat Adil Dan Sejahtera MENCIPTAKAN KALTIM YANG AMAN, DEMOKRATIS, DAN DAMAI DIDUKUNG PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di 120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional

Lebih terperinci

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah

Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah Penyerapan dan Efek-vitas Anggaran di Daerah Diskusi Teknis DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara Hotel Garden Palace, Surabaya, 17 Feb 2012 Dr. Wahyudi Kumorotomo Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUTAI BARAT No. 90/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 1.398 RUMAH TANGGA, TURUN 77,58 PERSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI, 2005. Strategi Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah Kota Bogor. Di bawah bimbingan SETIADI DJOHAR dan IDQAN FAHMI. Sektor pertanian bukan merupakan sektor

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1987 TENTANG PENETAPAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SAMARINDA, KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BALIKPAPAN, KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) merupakan salah satu pilar utama, disamping pendekatan konektivitas dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PERIZINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) Website : http://bppmd.kaltimprov.go.id Email : humas@bppmd.kaltimprov.go.id / humas.bppmdkaltim@gmail.com Jalan

Lebih terperinci

LUAS TANAM, LUAS PANEN, TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI SAWAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2010. Luas Panen (Ha)

LUAS TANAM, LUAS PANEN, TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI SAWAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2010. Luas Panen (Ha) LUAS TANAM, LUAS PANEN, TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI SAWAH Luas Tanam 010 BONGAN 310 310 40,79 1.264 020 JEMPANG - - - - 030 PENYINGGAHAN 3 3 39,52 12 040 MUARA PAHU 20 20 40,25 81 041 SILUQ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Yang disebut

Lebih terperinci

SEKAPUR SIRIH. Tenggarong, Agustus 2010 Kepala BPS Kutai Kartanegara. Ir. Gunadi Irianto NIP

SEKAPUR SIRIH. Tenggarong, Agustus 2010 Kepala BPS Kutai Kartanegara. Ir. Gunadi Irianto NIP SEKAPUR SIRIH Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BADAN PERIZINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPMD) Website : http://bppmd.kaltimprov.go.id Email : humas@bppmd.kaltimprov.go.id / humas.bppmdkaltim@gmail.com Jalan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2018

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2018 SIARAN PERS REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 208 Target realisasi investasi tahun 207 mengalami penyesuaian dari Target RUPM Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp 4,69 triliun

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017 REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017 Terget realisasi investasi tahun 2017 ditetapkan pencapaianya sebesar Rp 34,97 triliun. Dengan rincian Rp 12,24 triliun untuk PMDN dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Sendawar, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat. Akhmad Fikri, S.ST

Seuntai Kata. Sendawar, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Barat. Akhmad Fikri, S.ST Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963 pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan memiliki

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D

BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D BAHAN PEMAPARAN DALAM RANGKA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 OLEH : BUPATI KUTAI KARTANEGARA RITA WIDYASARI, Ph.D I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan permasalahan dan isu strategis serta mengacu

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR. Kata Pengantar

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR. Kata Pengantar GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR Kata Pengantar Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan bimbingan tuntunan-nya

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG. 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang. Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang 51 IV. GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG 4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Bontang Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Bontang 52 Kota Bontang terletak antara 117 23 BT - 117 38 BT dan 0 01 LU - 0 12 LU atau berada pada

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun Tabel 2.1 DAFTAR TABEL Banyaknya Kecamatan, Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota Tahun 14... Halaman 6 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2. Banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN Sesuai amanat Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 6885 STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci