BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes. dan analisis kebutuhan pelayana yang diperlukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes. dan analisis kebutuhan pelayana yang diperlukan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puskesmas Defenisi Puskesmas Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No.75 Tahun 2014) Fungsi Puskesmas 1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis maslah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayana yang diperlukan 2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan 3. Melaksanakan komunikasi,informasi edukasi dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan 4. Menyelenggarakan masyarakat untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setipa perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sector lain yang terlait 5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat 6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas 7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan 10

2 11 8. Melaksanakan pencatatan,pelaporan,dan evaluasi terhadap akses mutu dan cakupan pelayanan kesehatan 9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit (Permenkes No.75 Tahun 2014) 2.2. Diare PengertianDiare Menurut Kemenkes RI (2011), diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari Pembagian Diare Pembagian diare menurut Kemenkes RI(2011), adalah sebagai berikut: 1. Diare Akut Cair Diare akut adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih) perhari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari. 2. Diare Bermasalah a. Diare berdarah b. Kolera c. Diare berkepanjangan (Prolonged Diarrhea) d. Diare persisten/diare Kronik e. Diare dengan gizi buruk f. Diare dengan penyakit penyerta

3 Penyebab Diare Secara klinis penyebab diare dibagi dalam 4 kelompok, tetapi yang sering ditemukan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi terutama infeksi virus. Penyebab penyakit diare adalah sebagai berikut, (Kemenkes RI, 2011): 1. Faktor Infeksi a. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk + Norwalk Like Agent b. Bakteri: 1) Shigella, Salmonella, Escheria Coli (E.Coli), Golongan Vibrio 2) Bacillus cerecus, clostridium botulinum, Staphylococcus aureus, Camphylobacter, Aeromonas c. Parasit: 1) Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia Lamblia, Balantidium Coli, Cryptosporidium 2) Cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastissistis hominis 2. Malabsorpsi a. Malabsorbsi karbohidrat b. Malabsorbsi lemak c. Malabsorbsi protein 3. Keracunan Makanan a. Keracunan Bahan-bahan kimia b. Keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi: Jasad renik,ikan,buah-buahan,sayur-sayuran 4. Diare Terkait Penggunaan Antibiotik

4 13 Infeksi masih merupakan penyebab utama diare. Pada penelitian yang dilakukan oleh IndonesianRotavirus Surveillance Network (IRSN) dan Litbangkes pada pasien anak di 6 Rumah Sakit, penyebab infeksi terutama disebabkan oleh Rotavirus dan Adenovirus (70%) sedangkan infeksi karena bakteri hanya 8,4%. Kerusakan vili usus karena infeksi virus (rotavirus) mengakibatkan berkurangnya produksi enzim laktase sehingga menyebabkan malabsorpsi laktosa. Diare karena keracunan makanan disebabkan karena kontaminasi makanan oleh mikroba misalnya: Clostridium botulinum, Stap. Aureus. Sedangkan diare terkait penggunaan antibiotika (DTA) terjadi karena penggunaan antibiotika selama 3 sampai 5 hari yang menyebabkan berkurangnya flora normal usus sehingga ekosistem flora usus didominasi 15 oleh kuman pathogen khususnya Clostridium difficile. Angka kejadian DTA berkisar 20-25% Tanda-Tanda Diare Tanda-Tanda diare adalah buang air besar cair lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari, yang kadang disertai dengan muntah berulang-ulang, rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah (Depkes RI, 2007) 2.3. Program Pengendalian Penyakit Diare Tujuan Tujuan Umum: Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor terkait. Tujuan Khusus: 1. Tercapainya penurunan angka kesakitan

5 14 2. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar 3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya pada semua jenjang pelayanan. 4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat dicegah. 5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaanya (Lintas Diare Kemenkes RI, 2011) Kebijakan 1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar, baik di Sarana Kesehatan maupun masyarakat/rumah tangga. 2. Melaksanakan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Diare. 3. Mengembangkan pedoman pengendalian penyakit diare. 4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam pengelolaan program yang meliputi aspek manajerial dan tehnis medis. 5. Mengembangkan jejaring lintas program dan sektor di pusat, propinsi dan kabupaten/kota. 6. Meningkatkan pembinaan tehnis dan monitoring untuk mencapai kualitas pelaksanaan pengendalian penyakit diare secara maksimal. 7. Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil kegiatan program dan sebagai dasar perencanaan selanjutnya.

6 Strategi 1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE). 2. Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar. 3. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare. 4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif. 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi (Lintas Diare Kemenkes RI, 2011) Kegiatan Program 1. Tatalaksana penderita diare. 2. Surveilans epidemiologi. 3. Promosi kesehatan. 4. Pencegahan diare. 5. Pengelolaan logistik. 6. Pemantauan dan evaluasi (Lintas Diare Kemenkes RI, 2011) Tata Laksana Diare Prinsip tatalaksana penderita diare adalah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang terdiri atas (Kemenkes RI, 2011): 1. Berikan Oralit Oralit merupakan campuran garam elektrolszit seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCI), trisodium sitrat hidrat dan glukosa anhidrat. Oralit diberikan segera bila menderita diare, sampai diare berhenti.

7 16 Oralit bermanfaat untuk mengganti cairan dan elektolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus pemderita diare Oralit diberikan segera bila anak diare sampai diare berhenti. Cara pemberian oralit yaitu satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang. a. Anak kurang dari 1 tahun diberi cc cairan oralit setiap kali buang air besar. b. Anak lebih dari 1 tahun diberi cc cairan oralit setiap kali buang air besar. Oralit dapat diperoleh di Posyandu, Polindes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, rumah sakit atau ditempat-tempat pelayanan kesehatan lainnya. Oralit saat ini tersedia dalam formula baru dengan tingkat osmolaritas yang berbeda. Perbedaan oralit lama dengan oralit baru yaitu terdapat pada tingkat osmolaritas. Osmolaritas oralit baru lebih rendah yaitu 245 mmol/l dibanding total osmolaritas oralit lama yaitu 331 mmol/1.penelitian inimenunjukkan bahan oralit formula baru mampu: a. Mengurangi volume tinja hingga 25% b. Mengurangi mual-muntah hingga 30% c. Mengurangi secara bermakna pemberian cairan melalui intravena

8 17 Anak yang tidak menjalani terapi intravena, tidak harus dirawat di rumah sakit. Sehingga risiko anak terkena infeksi di rumah sakit dapat berkurang, pemberian ASI tidak terganggu dan orangtua dapat menghemat biaya. WHO dan UNICEF merekomendasikan Negara-negara di dunia untuk menggunakan dan memproduksi oralit dengan osmolaritas rendah (oralit baru). (Kemenkes RI, 2011) 2. Berikan Zinc Selama 10 Hari Berturut-Turut Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat. Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan Zinc selama hari. Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun ( ) yang menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40%. Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan

9 18 untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-3 bulan ke depan. Obat zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik. Zinc diberikan dengan dosis sebagai berikut: a. Balita umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg)/hari. b. Balita umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg)/hari. Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI. Untuk anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah. Zinc aman dikonsumsi dengan oralit. Zinc diberikan satu kali sehari sampai semua tablet habis (selama 10 hari) sedangkan oralit diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare berhenti. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti membantu memperbaiki mucosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan. Ketika memberikan konseling pada ibu, petugas kesehatan harus menekankan pentingnya pemberian dosis penuh selama 10 hari dengan menyampaikan pada ibu tentang manfaat jangka pendek dan panjang zinc, termasuk mengurangi lamanya diare, menurunkan keparahan diare, membantu anak melawan episode diare dalam 2-3 bulan selanjutnya setelah perawatan. Selama itu juga zinc dapat membantu pertumbuhan anak lebih baik dan meningkatkan nafsu makan. 3. Teruskan ASI Dan Pemberian Makan Bayi dibawah usia 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Jika anak menderita diare teruskan pemberian ASI sebanyak yang anak inginkan. Pemberian

10 19 makan selama anak diare juga harus ditingkatkan sampai dua minggu setelah anak berhenti diare, karena lebih banyak makan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi. Anak yang berusia kurang dari 2 tahun, dianjurkan untuk mengurangi susu formula dan menggantinya dengan ASI sedangkan untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun dianjurkan untuk meneruskan pemberian susu formula dan dipastikan agar anak mendapat oralit dan air matang. 4. Berikan Antibiotik Secara Selektif Pemberian antibiotik tidak diberikan kepada semua kasus diare. Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Tanpa indikasi tersebut tidak perlu pemberian antibiotik Penggunaan antibiotik juga harus sesuai dosis yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Pemberian antibiotik yang tidak tepat sangat berbahaya karena dapat menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik dan dapat membunuh flora normal yang justru dibutuhkan tubuh. Efek samping dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan gangguan fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh antibiotik. Hal ini juga akan mengeluarkan biaya pengobatan yang seharusnya tidak diperlukan. 5. Berikan Nasihat Pada Ibu/Pengasuh Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anak ke petugas kesehatan jika mengalami tanda-tanda sebagai berikut : Buang air besar

11 20 cair lebih sering, Muntah berulang-ulang, Mengalami rasa haus yang nyata, Makan atau minum sedikit, Demam, Tinjanya berdarah dan Tidak membaik dalam 3 hari.(kemenkes RI, 2011) Prosedur Tata Laksana Penderita Diare 1. Riwayat Penyakit a. Berapa lama anak diare? b. Berapa kali diare dalam sehari? c. Adakah darah dalam tinjanya? d. Apakah ada muntah?berapa kali? e. Apakah ada demam? f. Makanan apa yang diberikan sebelum diare? g. Jenis makanan dan minuman apa yang diberikan selama sakit? h. Obat apa yang sudah diberikan? i. Imunisasi apa saja yang sudah didapat? j. Apakah ada keluhan lain? 2. Menilai Derajat Dehidrasi Tabel 2.1 Tabel Penilaian Derajat Dehidrasi PENILAIAN Lihat : Keadaan Umum Baik, sadar A B C Bila ada 2 tanda atau lebih Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau tidak sadar Mata Normal Cekung Cekung Rasa Haus (beri air Minum biasa, Haus,ingin minum Malas minum atau minum) Tidak Haus banyak tidak bisa minum Raba : Turgor Kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat

12 21 Lambat (lebih dari 2 detik) Tentukan Derajat Dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi Ringan- Sedang (dehidrasi tidak berat) Dehidrasi berat Rencana Pengobatan Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C Sarana Rehidrasi Sarana rehidrasi di Puskesmas disebut pojok Upaya Rehidrasi Oral (URO) atau lebih dikenal nama pojok oralit. 1. Pojok Oralit Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan sarana untuk observasi penderita diare, baik yang berasal dari kader maupun masyarakat. melalui pojok oralit diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan petugas terhadap tatalaksana penderita diare, khususnya dengan upaya rehidrasi oral. a. Fungsi 1) Mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral. 2) Memberi pelayanan penderita diare. 3) Memberikan pelatihan kader (Posyandu). b. Tempat Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas (ruangan tunggu pasien) dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat

13 22 mempromosikan rehidrasi oral pada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran untuk suatu pemeriksaan. Bagi penderita diare yang mengalami dehidrasi Ringan-Sedang diobservasi di Pojok Oralit selama 3 jam. Ibu/keluarganya akan ianjurkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum oleh penderita. c. Sarana Pendukung 1) Tenaga pelaksana: dokter dan paramedis terlatih. 2) Prasarana: a) Tempat pendaftaran. b) Ruangan yang dilengkapi dengan meja, ceret, oralit 200 ml, gelas, sendok, lap bersih, sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (wastafel), poster untuk penyuluhan dan tatalaksana penderita diare. 3) Cara membuat pojok oralit. a) Pilihan lokasi untuk Pojok Oralit : 1. Dekat tempat tunggu (ruang tunggu), ruang periksa, serambi muka yang tidak berdesakan. 2. Dekat dengan toilet atau kamar mandi. 3. Nyaman dan baik ventilasinya. b) Pengaturan model di Pojok Oralit 1. Sebuah meja untuk mencampur larutan oralit dan menyiapkan larutan.

14 23 2. Kursi atau bangku dengan sandaran, dimana ibu dapat duduk dengan nyaman saat memangku anaknya. 3. Sebuah meja kecil dimana ibu dapat menempatkan gelas yang berisi larutan oralit. 4. Oralit paling sedikit 1 kotak (100 bungkus). 5. Botol susu/gelas ukur. 6. Gelas. 7. Sendok. 8. Lembar balik yang menerangkan pada ibu, bagaimana mengobati atau merawat anak diare. 9. Leaflet untuk dibawa pulang ke rumah. Media penyuluhan tentang pengobatan dan pencegahan diare perlu disampaikan pada ibu selama berada di Pojok Oralit. Selain itu pojok oralit sangat bermanfaat bagi ibu untuk belajar mengenai upaya rehidrasi oral serta hal-hal penting lainnya, seperti pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, penggunaan jamban, serta poster tentang imunisasi. d. Kegiatan Pojok Oralit 1) Penyuluhan upaya rehidrasi oral a) Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit dan bagaimana cara memberikannya b) Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit bila ada muntah

15 24 c) Memberikan dorongan pada ibu untuk memulai memberikan makanan pada anak atau ASI pada bayi (Puskesmas perlu memberikan makanan pada anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan). d) Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya di rumah dan menentukan indikasi kapan anaknya dibawa kembali ke Puskesmas. e) Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta cara pencegahan diare. 2. Pelayanan Penderita Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi diruang pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam selanjutnya dan bawalah ibu ke Pojok URO untuk menunggu selama diobservasi serta: a. Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit. b. Perhatikan ibu waktu memberikan oralit. c. Perhatikan penderita secara periodic dan catat keadaanya setiap 1-2 jam sampai penderita teratasi rehidrasinya (3-6 jam). d. Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan. e. Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas dan antibiotika untuk mengobati disentri dan kolera.

16 Surveilans Epidemiologi Surveilans epidemiologi penyakit diare adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit diare dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit diare agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.(kemenkes RI, 2011) Tujuan diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya di semua jenjang pelayanan. Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang biasa pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Kejadian Luar Biasa (KLB),yaitu kejadian kesakitan atau kematian yang menurut pengamatan epidemiologis dianggap terjadi peningkatan yang bermakna pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu, dengan salah satu kriteria sebagai berikut 1. Jumlah penderita dan atau kematian penderita diare di suatu daerah meningkat 2 kali lipat atau lebih dalam suatu periode (harian/mingguan/bulanan). 2. Peningkatan jumlah penderita dan atau kematian/cfr karena diare dalam periode tertentu (mingguan/bulan) dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu.

17 26 3. Terdapat satu atau lebih penderita atau kematian karena diare dengan gejala suspek kolera dalam satu wilayah. 4. Apabila ada penderita/kematian karena diare yang dari usap duburnya diketahui kuman vibrio cholera Prosedur Surveilans Ada 3 (tiga) cara pengumpulan data diare, yaitu: 1. Laporan rutin Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit melalui SP2TP (LB), SPRS (RL), STP dan rekapitulasi diare. Karena diare termasuk penyakit yang dapat menimbulkan wabah maka perlu dibuat laporan mingguan (W2). Untuk dapat membuat laporan rutin perlu pencatatan setiap hari (register) penderita diare yang datang ke sarana kesehatan, posyandu atau kader agar dapat dideteksi tanda-tanda akan terjadinya KLB/wabah sehingga dapat segera dilakukan tindakan penanggulangan secepatnya. Laporan rutin ini dikompilasi oleh petugas RR/Diare di Puskesmas kemudian dilaporkan ke Tingkat Kabupaten / Kota melalui laporan bulanan (LB) dan STP setiap bulan. Petugas/Pengelola Diare Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi dari masing-masing Puskesmas dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat Propinsi dengan menggunakan formulir rekapitulasi Diare. Dari tingkat Provinsi direkap berdasarkan kabupaten/kota secara rutin (bulanan) dan dikirim ke Pusat (Subdit Diare, Kecacingan & ISPL) dengan menggunakan formulir rekapitulasi Diare.

18 27 a. Laporan KLB/wabah Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan dalam periode 24 jam (W1) dan dilanjutkan dengan laporan khusus yang meliputi: 1) Kronologi terjadinya KLB. 2) Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3) Keadaan epidemiologis penderita. 4) Hasil penyelidikan yang telah dilakukan. 5) Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak lanjut. b. Pengumpulan data melalui studi kasus Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali, misalnya pada pertengahan atau akhir tahun. Tujuannya untuk mengetahui base line data sebelum atau setelah program dilkaksanakan dan hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk perencanaan di tahun yang akan datang. 2. Pengolahan, analisis dan interpretasi Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel atau grafik, kemudian dianalisis dan diinterpretasi. Analisis ini sebaiknya dilakukan berjenjang dari puskesmas hingga pusat, sehingga kalau terdapat permasalahan segera dapat diketahui dan diambil tindakan pemecahannya. 3. Penyebarluasan hasil interpretasi Hasil analisis dan interpretasi terhadap data yang telah dikumpulkan, diumpan balikkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada pimpinan di daerah (Kecamatan hingga Dinkes Propinsi) untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan penangganannya

19 Strategi Promosi Kesehatan Terdapat 3 (tiga) strategi komunikasi dalam promosi kesehatan, yaitu: 1. Advokasi ( Pendekatan Pimpinan / Pengambil Keputusan ) Advokasi merupakan upaya yang sistematis dan terorganisir untuk memperoleh dukungan kebijakan pemerintah Pusat dan Daerah, Publik, atau pengambil Keputusan dan berbagai pihak dalam pengendalian Penyakit Diare agar dapat dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus. Tujuan dari Advokasi adalah diperolehnya dukungan dari pimpinan, pengambil keputusan serta penyandang dana untuk mencapai kesepakatan dan rencana tindak lanjut pengendalian penyakit Diare. Langkah kegiatan dalam advokasi, meliputi : a. Menentukan dan menetapkan bentuk dukungan yang diharapkan dari para pengambil keputusan b. Menentukan sasaran advokasi, yang meliputi: 1) Gubernur, Bupati, Walikota 2) DPRD 3) Bappeda 4) Media Informasi 5) LSM 6) Dunia Usaha 7) Swasta 8) Penyandang Dana

20 29 c. Menentukan materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai d. Menentukan metode dan teknis yang disesuaikan dengan segmen sasaran Advokasi, antara lain: Pendekatan langsung, seminar, rapat kerja, lokakarya, sarasehan, pertemuan lintas sektor. e. Menentukan media yang disesuaikan dengan segmen sasaran dan metode serta tehnik penyampaian, missal: proposal, buku pedoman, makalah dan leaflet. f. Menentukan kesepakatan dan rencana tindak lanjut, seperti: 1) Terbentuknya komitmen integrasi pelaksanaan kegiatan. 2) Dukungan politis berupa SK, SE, Kesepakatan, Perda, dan lain-lain. 3) Dukungan sumber daya. (Kemenkes RI, 2011) 2. Bina Suasana Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku dalam pengendalian penyakit diare. Tujuan dari bina suasana adalah terciptanya opini positif atau suasana yang mendukung untuk penyelenggaraan pengendalian penyakit diare. Langkah kegiatan bina suasana adalah: a. Menentukan dan menetapkan bentuk kerjasama yang diharapkan b. Menentukan sasaran Kelompok sasaran lebih ke tingkat teknis operasional secara berjenjang, antara lain:

21 30 1) Wartawan media massa & elektronik 2) Organisasi keagamaan 3) Organisasi kepemudaan 4) LSM 5) PKK 6) Petugas Kesehatan 7) Kelompok Professi 8) Tokoh Masyarakat c. Menentukan materi yang lebih ke arah operasional misalnya SKD, pencegahan penyakit diare, tatalaksana diare, dll. d. Menentukan metode yang digunakan, yaitu: orientasi, pelatihan, kunjungan lapangan, jumpa pers, dialog terbuka/interaktif TV, Media elektronik, Penulisan artikel e. Hasil yang diharapkan 1) Opini positif berkembang di masyarakat tentang pentingnya pengendalian penyakit diare. 2) Semua kelompok potensial di masyarakat sudah menyuarakan dan mendukung tentang pentingnya pencegahan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan pengobatan. 3) Adanya dukungan sumberdaya dari kelompok potensial di masyarakat.(kemenkes RI, 2011)

22 31 3. Gerakan/Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu, mau, mampu dalam melaksanakan upaya pengendalian penyakit diare, dengan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat terutama dalam tatalaksana penderita di rumah tangga dan pencegahan diare. Tujuan dari gerakan/ pemberdayaan masyarakat adalah agar masyarakat tahu, mau dan mampu melaksanakan upaya pengendalian penyakit diare. a. Beri lebih banyak minum cairan rumah tangga, yaitu air tajin, air teh, air kuah sayur, air sup, oralit. b. Teruskan pemberian makanan sesuai dengan umur. c. Bawa anak ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pertolongan lanjutan, bila anak tidak membaik selama 3 hari atau ada salah satu tanda berikut: 1) Diare terus menerus 2) Muntah berulang-ulang 3) Rasa haus yang nyata 4) Tidak bisa makan/minum 5) Demam 6) Ada darah dalam tinja Tindakan Pencegahan Tujuan pencegahan adalah untuk tercapainya penurunan angka kesakitan diare dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi. Kegiatan

23 32 pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah (Kemenkes RI, 2011): 1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah membersihkan anak dari BAB, dan sebelum menyiapkan makanan. 2. Pemberian ASI. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol yang kotor, menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan ini disebut dengan pemberian ASI eksklusif. Bayi-bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, pemberian ASI diteruskan sambil ditambah dengan makanan lain. 3. Makanan pendamping ASI berupa makanan lunak, ketika berusia 6 bulan. Tambahkan minyak, lemak, dan gula ke dalam nasi atau bubur dan biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacangkacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. 4. Menggunakan air bersih yang cukup. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga: a. Ambil air dari sumber yang bersih. b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

24 33 a. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anakanak. c. Minum air yang sudah matang. d. Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukup. 5. Makanan Sehat. Makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab diare pada tahap produksi dan persiapan, dan penyimpanan. Masaklah makanan dengan benar, pisahkan makanan yang telah dimasak dan yang belum dimasak, pisahkan pula makanan yang telah dicuci bersih dan yang belum dicuci, dan jaga makanan dari serangga seperti lalat. 6. Menggunakan Jamban. Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko terhadap penyakit diare. Yang harus diperhatikan oleh kelurga: a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh keluarga. b. Bersihkan jamban secara teratur. c. Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalansetapak, dan tidak di tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter dari sumber air. d. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar 7. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain).

25 34 8. Buang air besar dan air kecil bayi pada tempatnya. Yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah: a. Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban. b. Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya. c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja anak seperti dalam lubang atau di kebun kemudia ditimbun. d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun. 9. Pemberian imunisasi campak Anak yang sakit campak sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasicampak juga dapat mencegah diare Monitoring Pengertian Monitoring 1. Dapat dilakukan dengan metoda pengumpulan dan analisis informasi secara teratur. 2. Dilakukan untuk menilai apakah masukan sudah digunakan, apakah dan bagaimana kegiatan dilaksanakan, dan apakah keluaran dihasilkan sesuai rencana. 3. Umumnya berfokus secara khusus pada efisiensi. 4. Sumber data yang penting digunakan adalah alat verifikasi pada tingkat kegiatan dan keluaran yang umumnya merupakan dokumen internal maupun eksternal seperti: Laporan bulanan / triwulan, catatan kerja dan perjalanan,

26 35 catatan pelatihan, notulen rapat dan sebagainya pada perjalanan pelaksanaan program / kegiatan, dokumen pengumpulan data, laporan konsultan dan sebagainya. 5. Dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : a. Monitoring melalui kunjungan lapangan (field visits) b. Monitoring melalui laporan kemajuan yang di peroleh dari laporan dari masing-masing penanggung jawab baik itu yang menangani program / kegiatan utama atau pendukung yang meliputi persentase target dan realisasi serapan dana serta prosentase target dan realisasi kemajuan kegiatan. 6. Monitoring pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan pada : Perkembangan realisasi penyerapan dana Realisasi pencapaian target kinerja / output Kendala yang dihadapi Tujuan Monitoring Terdapat lima dari tujuan monitoring,diataranya yaitu: 1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana 2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi 3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek. 4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan.

27 36 5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan Fungsi Monitoring a. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan. b. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber danlayanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka. c. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menghitung hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu. d. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yangmembantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok Prinsip Monitoring a. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus b. Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program organisasi c. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap pengguna produk atau layanan. d. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi

28 37 e. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku f. Monitoring harus obyektif g. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program Manfaat Manfaat Monitoring Bagi Penanggungjawab 1. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja 2. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan 3. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan selanjutnya. 4. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya Manfaat Monitoring Bagi Pengelola 1. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat 2. Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang sudah baik. 3. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.

29 Fokus Penelitian Pada prinsipnya keberhasilan pelaksanaan program diare dapat diukur melalui teori PDCA(Plan,Do,Check,Action): Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Angka Kesakitan Diare Monitoring Gambar 2.1 Fokus Penelitian Berdasarkan gambar diatas,dapat dirumuskan defenisi fokus penelitian sebagai berikut: 1. Perencanaan ialah tahap menetapkan target atau sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan proses ataupun permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu turunnya jumlah kejadian diare, kemudian menentukan metode, strategi dan kebijakan untuk mencapai target tersebut. 2. Pelaksanaan ialah tahap penerapan semua yang telah direncanakan pada proses perencanaan sebelumnya seperti pelaksanaan program-program pencegahan dan pemberantasan diare, program pengendalian diare dan program penyembuhan diare. 3. Evaluasii ialah tahap pemeriksaan dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-hasil dari pelaksanaaan program yang telah direncanakan tadi. Dalam tahap ini dilakukan pembandingan antara hasil yang dicapai dengan target

30 39 yang telah ditetapkan, apabila hasil yang dicapai tak sesuai target maka diperlukan sebuah solusi. 4. Monitoring/Tindakan ialah menerapkan solusi dari permasalahan yang muncul pada tahapan sebelumnya, solusi tersebut akan diterapkan untuk mengawasi/memonitor arah perkembangan sebuah program agar sesuai dengan target yang diharapkan. 5. Angka Kesakitan Diare ialah jumlah kejadian diare yang dipengaruhi oleh berjalannya proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring/ tindakan. Apabila pelaksanaan program pelayanan bagus maka cakupan kejadian diare bisa ditekan, namun apabila pelaksanaan program tak berjalan sebagaimana mestinya maka tentunya akan terjadi peningkatan jumlah kejadian diare.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Definisi Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes

Lebih terperinci

POJOK ORALIT. LAPORAN MANAJEMEN Februari, 2018 : A.FEBY EKA PUTRI STAMBUK : N PEMBIMBING : dr. INDAH P.KIAY DEMAK.M.Med.

POJOK ORALIT. LAPORAN MANAJEMEN Februari, 2018 : A.FEBY EKA PUTRI STAMBUK : N PEMBIMBING : dr. INDAH P.KIAY DEMAK.M.Med. LAPORAN MANAJEMEN Februari, 2018 POJOK ORALIT NAMA : A.FEBY EKA PUTRI STAMBUK : N 111 16 052 PEMBIMBING : dr. INDAH P.KIAY DEMAK.M.Med.Ed dr. AYU SEKARANI.D.PUTRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 OLEH : PEMEGANG PROGRAM DIARE PUSKESMAS RAMPAL CELAKET KOTA MALANG JANUARI 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat

Lebih terperinci

Buku Saku Petugas Kesehatan

Buku Saku Petugas Kesehatan Buku Saku Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011 Publikasi ini dibuat oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan dukungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE

PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE PENDATAAN DAN PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen: SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 1/1 UPT PUSKESMAS DLINGO II dr. Sigit Hendro Sulistyo NIP. 198111262009031006 1. Pengertian Salah satu elemen yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,

Lebih terperinci

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 Henrikus Sejahtera Universitas Kristen krida Wacana Abstrak Hingga saat ini penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kematian dan kecacatan yang tinggi sehingga pemerintah melakukan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Diare adalah BAB (Buang Air Besar) lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali dalam sehari) (Depkes RI, 2000).

Lebih terperinci

A. Gambaran Berdasarkan Survei dan Penelitian

A. Gambaran Berdasarkan Survei dan Penelitian Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas periode pertumbuhan (Golden Age Periode) dimana pada usia ini sangat baik untuk pertumbuhan otak

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK I. Pengertian Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. dengan kata lain, pencegahan penyakit

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep diare a. Definisi Diare Diare pada dasarnya adalah buang air besar dengan konsistensi encer dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : RIRI ASTIKA INDRIANI NIM.

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : RIRI ASTIKA INDRIANI NIM. ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DIARE DI PUSKESMAS MEDAN DELI KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : RIRI ASTIKA INDRIANI NIM. 101000026 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak

TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Definisi Diare Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare Menurut WHO (2005), diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan biasanya berlangsung selama dua hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan. 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Revisi : Halaman 79 /A/P2M/2013 Tanggal Ditetapkan : Disusun oleh : 1 Ditetapkan KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN Pengertian Tujuan Kebijakan

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE 79 /A/P2M/203 Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program pengendalian penyakit diare Tujuan. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Diare 2.1.1 Pengertian Diare Diare atau penyakit diare berasal dari bahasa Yunani yaitu diarroia yang berarti mengalir terus (to flow trough), merupakan keadaan abnormal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1 105 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PENANGANAN AWAL DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012 I. Data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang harus dijaga dan dilindungi. Anak merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus tumbuh menjadi

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD PUSKESMAS PAUH SOP PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Hj. Nurlia, MM NIP.197306162006042011 1. Pengertian Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare 9) 1. Definisi Diare Secara operasional, didefinisikan bahwa diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang

Lebih terperinci

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare SAP DIARE PADA BALITA Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan Sub topik : Diare dan pertolongan pertama penderita diare Sasaran : Warga Desa / Ibu Balita Tempat : Desa Ciawi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit pada penderita diare sering disebabkan oleh diare itu sendiri dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Saku 1. Pengertian Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku saku diare adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah gangguan buang air besar/bab ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir(suraatmaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam faeces (Ngastiyah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DRPs 2.1.1 Definisi DRPs DRPs adalah adalah kejadian yang tidak diinginkan pasien terkait terapi obat, dan secara nyata maupun potensial berpengaruh pada outcome yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Definisi diare Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004). 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DIARE Diare adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, kadang disertai muntah

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan. BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada subyek berumur 1-5 tahun. Pemilihan subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk pencegahan utama keracunan botulismus pada

Lebih terperinci

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan Berikan Makan Lebih Banyak Selagi Bayi Tumbuh HalHal Yang Perlu Diingat Mulai beri makan di usia Usia antara 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak perlu terus disusui. Bila Anda tidak menyusui, beri makan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya

Lebih terperinci

DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni

DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni DIARE Oleh: Astrie Rezky Defri Yulianti Intan Farah Diba Angela Juliana Nur Aira Juwita Risna Sri Mayani Syarifa Andiana Tri wardhana Yuvi Zulfiatni Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perilaku Menurut Bloom, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Faktor perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013

Lebih terperinci

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah dunia sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak terutama di negara berkembang, dengan perkiraan

Lebih terperinci

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut.

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut. Apa Diare itu...? Alhamdulillaah, Buletin ketiga dari UGD RSI Aisyiyah Malang telah selesai dibuat. Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan dalam menulis buletin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare atau sering disebut dengan gastroenteritis merupakan masalah masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas atau Balai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dengan konsisten feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2012) setiap tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka kesakitan diare pada tahun 2011

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Pengertian diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali disertai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan Ibu 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

Lebih terperinci

Penanggulangan Penyakit Menular

Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan. Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus mata rantai penularan, perlindungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam faeces (Ngastiah, 1999). Menurut Suriadi (2001) yang encer atau cair. Sedangkan menurut Arief Mansjoer (2008) diare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam faeces (Ngastiah, 1999). Menurut Suriadi (2001) yang encer atau cair. Sedangkan menurut Arief Mansjoer (2008) diare BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau darah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-anak lainnya, penyakit diare tersebut jauh lebih banyak dan sering terjadi di negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI

Lebih terperinci

Surveilans Berbasis Masyarakat Surveilans berbasis masyarakat merupakan upaya kesehatan untuk melakakun penemuan kasus/masalah kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat yang kemudian diupayakan pemecahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pada buang air besar perharinya. Berat daily stool dapat melebihi berat normal ratarata

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pada buang air besar perharinya. Berat daily stool dapat melebihi berat normal ratarata BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Diare 2.1.1.2 Definisi Diare Diare didefinisikan sebagai peningkatan keenceran, frekuensi, dan volume pada buang air besar perharinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini isu tentang penyakit diare sudah menjadi sebuah isu yang lagi marak beredar dalam masyarakat dan membuat resah masyarakat. Memang ada sebagian kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan bentuk dan konsistensi feses menjadi abnormal yang dihubungkan dengan peningkatan frekuensi defekasi menjadi 3 kali dalam sehari (Navaneethan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diare Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya kesehatan dimasa depan. Salah satu pokok program pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. daya kesehatan dimasa depan. Salah satu pokok program pembangunan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan kesehatan pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan ketersediaan sumber daya kesehatan dimasa

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit diare merupakan penyebab kematian pertama pada usia balita. Penatalaksanaan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci