M A R K E T I N G. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Syahdanur. Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "M A R K E T I N G. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Syahdanur. Abstract"

Transkripsi

1 99 M A R K E T I N G Syahdanur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau nuun1965@gmail.com Abstract While the crisis and will continue to take place, none of the experts were able to predict when the crisis storm will pass. The current crisis is very complex, beginning with the economic crisis, capital markets, banking, exchange rate, and a crisis of confidence in anything. But for any entrepreneur, whether its form of micro, small, medium, large and surely there will be, there are so affected; perhaps there are not affected. But clearly be seen there are businessmen who still try to (survive), some are not trying (bankrupt). Whatever is done, which is obviously when the storm has passed there will be entrepreneurs who win timing or not. To survive it is still trying to do a variety of creativity in performing strategic and tactic in the marketing. Keywords: strategy, marketing tactics and creativity PENDAHULUAN Krisis semakin berat, kepercayaan dan daya beli masyarakat makin melemah. Di banyak tempat orang tak mau lagi bertransaksi menggunakan rupiah. Tarif sewa hotel bahkan alat transportasi di sebahagian besar pusat perdagangan di Kepulauan Riau, pernah dan sudah memakai dolar. Masyarakat lebih senamg investasi emas dibandingkan menyimpan rupiah. Kalau di masyarakat di suatu negara tak mau memakai mata uangnya sendiri itu merupakan tanda-tanda terjadinya krisis ekonomi yang kurang terkendali. Situasi krisis seperti ini sudah bersifat multikompleks, tetapi juga sudah menjadi krisis Kepercayaan terhadap apa saja. Kemungkinan besar belum tentu akan segera berakhir. Konsumsi rumah tangga, investasi swasta, apalagi investasi asing tak dapat diharapkan mendongkrak Ekonomi. Pengangguran akan melambung bahkan mungkin kegiatan menjual Dolar dan Emas yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah perbuatan yang tak efektif (tak berguna). Kegiatan ini membuat rakyat Indonesia menjadi bertambah miskin. Masalahnya, dalam jangka panjang Dolar dan Emas itu akan diserahkan kepada pasar Internasional. Bahkan bantuan Jepang, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia dan kreditur yang lain sejumlah, Rp 1.695,34 Triliun atau sekitar 187,19 milliar dollar AS (Sumber : Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, tribunnews ). Selain itu, pemerintah juga dihadapkan pada utang jatuh tempo nilainya mencapai Rp 110 triliun dan harus dilunasi. Untuk membayar utang pemerintah tersebut, belum termasuk utang swasta. (baca. Gali lubang tutub lubang) Melihat situasi yang berkembang yang tidak bisa dimengerti oleh pembeli maupun penjual, mungkinkah strategi Marketing masih diperlukan? Sementara di Jaman Resesi ini Pemerintah telah menetapkan bahwa pertumbuhan Ekonomi Indonesia mencapai sampai 6,5 %, artinya ada peningkatan barang dan jasa yang dihasilkan penduduk Indonesia tahun 2012, bila dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 hanya 6,4 %. Namun yang perlu diingat

2 100 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012 tingkat pertumbuhan yang tinggi ini, belum mencerminkan adanya peningkatan daya beli masyarakat, Karena daya beli masyarakat, cenderung menurun. Sehingga, kalau ada perusahaan yang bukan hanya bisa survive, tapi punya angka pertumbuhan yang meningkat pasti hebat. STRATEGI MARKETING Walaupun krisis yang pecah sejak Juli 1997 lalu dan hingga kini belum menunjukkan kapan tanda-tanda akan pulih, memang membuat bayak orang panik karena tidak tahu bagaimana cara menghadapinya. Tapi ditengah-tengah arus besar seperti itu ternyata ada sejumlah perusahaan yang bisa melihat bahwa masa resesi ini bukan hanya identik dengan ancaman kelangsungan hidup, melainkan juga peluang untuk menang bersaing dan tumbuh. Karena itu mereka tidak hentihentinya mengembangkan kreatifitas dalam menjalankan strategic marketing. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi kedua yang diterbitkan oleh balai pustaka disebutkan bahwa kreatif artinya adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sedangkan kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta, perihal berkreasi. Dari arti tersebut dapat juga kita katakan bahwa manusia kreatif adalah orang yang melakukan sesuatu dengan cara baru yang lain dari biasanya. Bahkan Direktur Bina Nusantara Thinking Training Center, Agus Sunaryo, memberikan resep yang sederhana agar seseorang dapat berlatih dalam meningkatkan daya ciptanya. Menurut beliau, kreatifitas adalah berfikir dan bertindak dengan berbagai cara. Agar menjadi kreatif, kita harus memandang sesuatu dari berbagai segi. Jangan hanya dari satu segi saja. Sebagai Ilustrasi ; Simpati dari Telkomsel, Lifstick 4 in 1, McDonalds, serta usahausah mikro/kecil lainnya seperti kripik sanjai biasa dan balado dari ranah minang, sotong kering siap makan dari Kepulauan Riau, dodol nenas dari Bengkalis, dodol kedondong dari Rengat, bahkan ketegaran usaha Sukyatno Nugroho dengan penambahan jaringan waralaba di seluruh Indonesia adalah bentuk-bentuk kreatifitas yang dilakukan di tengah krisis yang terjadi. Ternyata, bahwa Strategic Marketing itu sebenarnya bisa digunakan dalam kondisi apapun. Termasuk dalam jaman susah seperti saat ini. Tentunya dengan cara unik (Differentiation) yang penuh dengan ilmu dan seni kreatifitas, agar pesan tersebut lebih gampang sampai. Dengan demikian, apabila suatu usaha baik itu kecil, menengah bahkan mungkin besar, di dalam setuasi krisis ini, memutuskan untuk tetap menjalankan usaha (bertahan) dengan berbagai kreatifitas dalam melakukan strategic marketing : maka usaha tersebut akan menang TIMING dibandingkan dengan usaha-usaha lain yang tidak berbuat, atau tutup sama sekali, apabila badai krisis telah berlalu Segmentation Kotler (1991) memberikan batasan bahwa yang dimaksud dengan strategic marketing yang paling utama pada dasarnya adalah Segmentation-Targeting- Positioning yang lebih dikenal dengan STP. Segmentasi secara perdefinisi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengelompokkan (baca ; pasar/pembeli) berdasarkan persamaan mereka. Atau dapat juga dikatakan sebagai aktivitas mengubah pasar heterogen menjadi pasar yang sifatnya homogen.

3 Marketing (Syahdanur) 101 Strategi segmentasi telah menjadi bagian yang paling penting dalam menentukan kesuksesan dari satu perusahaan. Smith (1956) adalah peneliti pertama yang dianggap paling berjasa dalam memperkenalkan konsep segmentasi. Pada dasarnya dia menunjukkan bahwa dengan adanya pebedaan kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan maka dengan melakukan segmentasi,suatu perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih baik. Mempertimbangkan betapa vitalnya suatu strategi segmentasi, tidak mengherankan bila riset dalam bidang strategi segmentasi terus berkembang terutama untuk mencari variable-variabel baru yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi, strategi segmentasi dapat dibagi menjadi 5 kategori, yaitu ; a) Geografi b) Demografi c) Psikografi (Kepribadian/gaya hidup) d) Behavioral e) Individual (Personal Characteristic) Sampai saat ini masih banyak perusahaan yang hanya menggunakan segmentasi berdasarkan variabel geografis dan demografis. Karena sederhana dan mudah dimengerti, variabel geografis dan demografis masih dipertimbangkan sebagai acuan untuk melihat pengelompokan pasar. Tetapi, setuasi persaingan yang tajam menyebabkan penggunaan segmentasi ini kurang memadai. Karena semakin tinggi tingkat persaingan suatu industri, perusahaan dituntut untuk menggunakan variable yang paling dekat dengan perilaku pembelian, dalam hal ini adalah behavioral atau individual. Salah satu contoh penggunaan segmentasi berdasarkan variable geografis adalah memandang pasar sebagai kota dan desa. Padahal banyak orang desa mempunyai peralatan yang tergolong canggih, seperti sarana telekomunikasi. Hal ini menyebabkan gaya hidup orang desa sudah relatif sama dengan kota. Tetapi, banyak juga orang kota yang sarananya jauh dari pada memadai bahkan ketinggalan amat jauh dibandingkan dengan orang desa, seperti pada contoh diatas. Demikian pula dengan contoh penggunaan segmentasi berdasarkan variable demografis. Misalnya, pasar dikelompokkan berdasarkan usia. Bearti, sampai tingkat tertentu pengelompokan ini sudah kurang memadai lagi karena banyak orang yang usianya diatas 40 tahun masih bergaya seperti remaja berusia belasan tahun. Jadi, jika situasi persaingan sudah tidak seperti dulu lagi maka disarankan untuk meninjau pasar berdasarkan segmentasi psikografis, bukan berdasarkan segmentasi geografis dan demografis saja. Ataupun kombinasi antara segmentasi Psikografis dan behavior, dan lain sebagainya. Sebagai ilustrasi, menentukan sasaran pasar untuk orang-orang muda dalam hal ini muda diartikan secara psikografis, bukan secara demografis. Muda secara psikografis bisa saja seseorang berusia 40 tahun, tetapi dihatinya masih merasa berusia belasan tahun maka ia termasuk sasaran pasar. Namun walaupun sudah menggunakan segmentasi psikografis, geografis, demografis dan lain sebaiknya tetap diperlukan untuk lebih mengkongkretkan segmen yang akan dituju dari berbagai pendapat dan analisis tadi dapatlah disimpulkan bahwa strategi segmentasi adalah alat yang ampuh untuk : - Mengembangkan produk baru, - Memaksimumkan potensi merek yang ada,

4 102 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni Menghindari kanibalisasi (menenangkan penjualan tapi memukul diri sendiri bukan lawan). Tapi hendaknya tidak membuat segmentasi pasar secara terlalu rinci. Bisa-bisa yang tertinggal adalah sector pasar yang terlalu kecil untuk diraup keuntungannya. Akhirnya, untuk kondisi resesi ini, segmentasi yang paling tepat dipakai adalah segmentasi psikografis. Karena penurunan daya beli ini memang berpengaruh pada psikografi orang-orang. Karena itu target market yang bisa dipilih yaitu : target-target market hasil pemetaan secara psikografis, seperti menurut Hermawan Kartajaya (1977) : Pertama : Quality oriented Adalah orang-orang yang tidak terpengaruh dengan situasi resesi. Kedua : Value oriented Adalah orang-orang terpengaruh dengan situasi resesi. Cuma mereka itu sudah tahu produk yang berkualitas. Karena itu mereka tetap menghendaki produk yang berkualitas, tapi bisa menerima kalau beberapa bagian yang kurang penting dari produk tersebut dihilangkan. Ketiga : Price Oriented Adalah orang-orang yang paling terkena dampak resesi ini. Pertimbangan utama mereka adalah mendapatkan produk dengan harga yang betul-betul terjangkau Targeting Secara defenisi dapat diartikan sebagai suatu atau beberapa segmen pasar yang akan dituju. Dengan demikian, sebelum suatu perusahaan bisa menentukan target market maka pekerjaan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membagi-bagi pasar (segmentasi). Bisa saja pasar yang ada dibagi berdasarkan geografi, demografi, sikografi, perilaku bahkan orang per orang, semuanya tergantung pada situasi persaingan yang dihadapi Positioning Strategi segmentasi dan targeting harus diikuti dengan positioning strategi sebagai upaya untuk mengkomunikasikan konsep produk yang perusahaan tawarkan agar masuk dalam benak konsumen. Ries dan Trout (1986) adalah dua tokoh yang telah mempopulerkan konsep positioning ini hampir 3 dekade yang lalu. Beliau mengatakan positioning adalah suatu posisi atau kesan (image) yang ingin ditanamkan dalam pikiran konsumen khususnya konsumen yang menjadi sasarannya. Sebagai contoh, positioning produk X adalah produk yang mempunyai kelas berarti produk tersebut ingin dipersepsi sebagai produk yang berkelas. Sedangkan image adalah sekumpulan asosiasi yang ada dalam pikiran konsumen. Biasanya, selain mempunyai persepsi tertentu yang menonjol suatu produk juga diasosiasikan pada hal-hal lainnya. Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna. Masukan informasi merupakan sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, dan sentuhan. Wind (1990) secara jelas mengatakan positioning, posisi suatu produk menempati disuatu pasar sebagai yang dipersepsi oleh target market adalah merupakan alasan mengapa suatu produk berada di Pasar dan juga alasan bagi pelanggan untuk membeli produk tersebut. Lebih lanjut Wind (1990) menjelaskan strategi segmentasi dan positioning merupakan dasar untuk melakukan differensiasi produk, perencanaan dari seluruh program marketing mix dan bagaimana sumber-

5 Marketing (Syahdanur) 103 sumber daya perusahaan dialokasikan. MARKETING MIX Setelah memahami strategi pemasaran (S-T-P) yang disusun atau digunakan untuk mencapai objectives (Berapa keuntungan yang ingin dicapai; Berapa volume penjualan yang dikehendaki; Bagaimana pangsa pasar yang mau dicapai, dan sebagainya) yang sudah ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan diferensiasi. Diferensiasi menurut Kotler (1991) adalah semua usaha yang dilakukan oleh perusahaan agar produk yang ditawarkan mempunyai sesuatu perbedaan yang positif dimata pelanggan dan berbeda dari yang ditawarkan oleh pesaing. Paling tidak ada 4 sumber utama suatu perusahaan dapat melakukan differensiasi, yaitu melalui : a) Product b) Service c) People d) Image menjaga, atau meningkatkan produk yang ada? Kemudian dilanjutkan dengan pendistribusian (termasuk hubungan kita dengan para penyalur), kebijakan harga (apakah perlu melakukan penyesuaian harga, memberikan potongan harga, dan sebagainya), dan menetapkan bauran promosi (promotion mix) yang secara lengkap meliputi promosi-promosi penjualan, periklanan, pemasaran secara langsung, hubungan masyarakat, dan penjualan pribadi. Selain itu, cara-cara penjualan juga harus direncanakan. Marketing mix yang dikenal dengan singkatan 4 P atau yang sering dianggap sebagai pengertian marketing oleh sebahagian besar kalangan akademis dan praktisi, untuk situasi resesi saat ini boleh dikatakan kurang relevan. Dengan pemahaman lain tidak mungkin hanya mengandalkan marketing mix saja. Memang tidak sepenuhnya salah. Tapi yang harus dipahami, walaupun perusahaan kita mampu membuat produk Gambar 1. The Marketing Muhammad Scheme Setelah Strategi Pemasaran (S-T-P) dan differensiasi, maka menginjak ke tahapan yang lebih konret dan diwujudkan dengan bauran pemasaran (Marketing Mix). Tahap ini dimulai dari produk. Apakah perlu meluncurkan produk baru, menghilangkan, (product) dengan baik, harga (price) yang terjangkau, distribusi (place) yang merata, dan sudah diiklankan (promotion) sudah jaminan produk akan sukses. Ini adalah anggapan yang sangat patal dan keliru. Karena kesuksesan produk di pasar bukan

6 104 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012 hanya ditentukan oleh marketing mix saja, melainkan ditentukan oleh factor persaingan, yang sering kali merupakan factor dominan. Persaingan! Bagaimanasituasi persaingan di tengah krisis? Menurut pemahaman saya, intensitas persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat saja. Iklim perekonomian dunia memang telah membuka suasana persaingan menjadi tidak terhindarkan. Bahkan, seakan menjadi kaidah bisnis, mereka yang memenangkan persaingan yang akan bertahan mempertahankan kelangsungan usahanya. Tak ayal lagi persaingan menjadi denyut dunia bisnis. Setiap pelaku bisnis tak ingin ketinggalan persaingannya. Terlebih lagi dalam suasana krisis ekonomi seperti saat ini, persaingan menjadi semakin bertambah ketat, akibat melemahnya daya beli konsumen. Kiatkiat persaingan menjadi taruhannya. Alex D. Triyana (1991) mengatakan bahwa untuk persaingan yang semakin ketat ini definisi marketing bisa berubah yaitu : SENI BAGAIMANA MEMERANGI ATAU MENGHINDARI PERSAINGAN. 1. Produk Secara umum produk dapat diartikan yaitu setiap apa saja yang dapat ditawarkankan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan. Namun di tengah badai krisis ini, disaat tingkat intensitas persaingan semakin ketat maka perusahaan yang ingin memenangkan persaingan membutuhkan filosofi baru yang berorientasi kepada konsumen. Perusahaan harus membangun konsumen dan tidak hanya membuat produk. Perusahaan harus mempunyai ketrampilan didalam merekayasa produk. Untuk itu konsumen yang sangat semakin rational, hanya akan membeli produk dari perusahaan yang menawarkan CUSTOMER DELIVERED VALUE tertinggi. Menurut Kotler (1995;40) Customer Delivered Value adalah perbedaan antara Total Customer value (Product value, service value, personel value dan image value) dan Total Customer Cost (Monetary cost/price, time cost, energy cost, dan psyshic cost). 2. Harga Harga jual adalah nilai tukar barang atau jasa yang dapat diukur dalam nilai uang, yang secara umum didalamnya terdapat unsur keuntungan yang diperhitungkan. Pada umumnya penetapan harga jual oleh pihak penjual atau produsen dilakukan dengan berorintasi kepada biaya (cost oriented pricing) atau terhadap permintaan (Demand oriented pricing). A. Cost oriented pricing Bila produsen atau penjual orientasinya adalah pada biaya (cost oriented), maka penetapan harga jual didasarkan pada salah satu alternatif berikut : a. Markup atau cost plus pricing Dalam hal ini, penetapan harga jual didasarkan atas perhitungan harga pokok dengan menambahkan persentase tertentu untuk laba yang diinginkan (desired profit). b. Target Pricing Biasanya dasar ini digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mendapatkan laba tertinggi yang diinginkan. B. Demand oriented pricing Untuk produsen yang berorientasi pada permintaan (demand oriented) maka penetapan harga jual dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

7 Marketing (Syahdanur) 105 a. Diskriminasi harga (price discrimination) Menetapkan harga jual yang berbeda untuk jenis barang atau jasa yang sama. b. Harga bersaing (Competitition Orientation) Dalam hal ini harga jual ditetapkan dengan memperhatikan harga pesaing (competitors price) c. Harga pasar yang berlaku (going rate) Harga jual ditetapkan dengan mengikuti harga produsen/penjual yang menguasai bagian pasar yang terbesar. d. Harga tender (tender pricing) Menetapkan harga jual berdasarkan tender atau lelang. Namun dalam situasi resesi ini dimana harga sembilan bahan pokok naik. Kertas Koran dan majalah misalnya ikut naik. Sehingga banyak pembaca Koran atau majalah di Indonesia yang terpaksa membaca Koran dan majalah yang jumlah halamannya lebih sedikit tapi dengan harga yang lebih mahal. Dan harga barang dan jasa lain yang ikut naik, tanpa dimengerti oleh pembeli maupun si penjual sendiri. Dengan kata lain, dalam situasi resesi ini dimana-mana kita jumpai situasi serba salah. Menaikkan harga jelas bukan suatu pilihan yang tepat dalam situasi penurunan daya beli. Tapi kalau pakai harga lama, juga repot karena banyak bahan baku yang sudah naik harganya. Belum lagi keinginan dari sumber daya manusia perusahaan yang ingin more money agar bisa mengkonpensasikan penurunan daya beli mereka. Kondisi semacam ini menyebabkan banyak perusahaan yang kemudian berfikir bagaimana caranya agar bisa bertahan dalam situasi resesi. Padahal sebagai marketer/pemasar mestinya kita bukan hanya berfikir bagaimana bertahan tapi justru harus berusaha agar menang di era resesi ini dan terus tumbuh. Untuk itu, mungkin aternatif yang bisa dilakukan menurut salah seorang pakar pemasaran di Indonesia Hermawan Kartajaya (Republika, 4 Maret 1998) dapat berupa : Bundle pricing Cross-Subsidy pricing Every-day low pricing Customesed pricing Activity based pricing 3. Distribusi Jepang saja mengalami resesi sampai sekaran, departement store-departement store sepi, yang ramai hanya discount store. Di Indonesia yang akan ramai diserbu konsumen semisal pusat-pusat perkulakan seperti Makro, Price smart, Goro dan lain sebagainya. Bahkan mungkin departemen store yang memberikan discount yang terjangkau tentu akan diminati. Sehingga kalau kita punya produk, yang paling memungkinkan, harus masuk ke discount store jangan ke departement store. Karena konsumen tahu harga di departemen store mahal dan mereka tak mau beli. Bahkan direct marketing dan multi level marketing juga akan semakin diperlukan. 4. Promosi Konsumen makin tidak percaya iklan yang dilihatnya di TV dan yang didengarkan melalui radio. Karena itu pihak produsen bahkan mungkin bagi mass media, adalah bagaimana mereka mampu melakukan inovasi. Inovasi dalam bentuk mampu membentuk image sekaligus transaksi (beli produk) atau dengan kata secara benar menerapkan model A.I.D.A (Awareness/ kesadaran = 60 % - 70 % ; interest/minat = 30 % - 50 % ; Desire/keinginan = 10 % - 30 % ; Action/tindakan = 2 % - 5 %).

8 106 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012 Angka-angka prosentase ini merupakan tanggapan yang lazim terhadap sebuah promosi. MARKETING IS EVERYTHING Para pimpinan perusahaan mempunyai kemampuan untuk memahami operasi sekarang dan bersamaan dengan itu melihat ke depan. Ini menghasilkan laba dan keberhasilan. Orientasi ke depan nampak pada perusahaan yang mencari laba, dinamis, inovatif, kreatif, dan berkembang. Masa depan yang selalu berubah seharusnyadiantisipasi. Kemampuan untuk berpikir kedepan, mengantisipasi bersama-sama dengan fleksibelitas, dan kemampuan adaptasi pasar, tidak hanya menjadi petunjuk untuk hidup terus tetapi juga merupakan tanda kepemimpinan agar mampu mengantisipasi, untuk bertindak dan bukan bereaksi, untuk menyesuaikan organisasi dari atas ke bawah, untuk mementingkan persepsi dari peluang - peluang pasar yang belum ditampung akan menunjukkan pengeloalaan yang baik. Kita harus hati- hati untuk menghadapi masa depan karena sisa hidup kita ada disana dan ini mempunyai arti besar bagi arah bisnis dalam pemasaran di era mendatang. Meskipun demikian, banyak manajer yang masih saja memfokuskan pada masa lalu di bidang penjualan, ongkos, dan laba. Anehnya mereka sudah merasa berkiblat kemasa depan dan mempersiapkan perubahan pasar di masa mendatang, meskipun kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka cendrung untuk masih menggunakan kebijakan konvensional, hingga terjebak dengan keadaan sekarang, dan lebih meningkatkan peluang pasar jangka pendek dari pada memikirkan masa depan dengan melihat kebelakang, atau melihat ke depan melalui model-model masa lalu yang mungkin sekali menjumpai kejutan yang tidakmenyenangkandanbahkanmalapetaka. Menangani masa depan dapat membuat seseorang menjadi frustasi, karena adanya hal - hal yang tidak diduga oleh manajer pemasaran. Ketidak pastian pasar mempunyai potensi untuk meningkatkan perasaan ketidak lengkapan dan ketidak amanan. Karena ketidak pastian ini tidak dapat ditiadakan, maka manajemen tidak dapat mengabaikannya. Mereka harus dipertimbangkan dan ditangani secara rasional dan logis. Apapun perkembangan yang terjadi dalam pemasaran ilmiah, para pemasar harus menjadi lebih tenang atas dasar berbagai keputusan penting dari pada didasarkan pada fakta masa depan, pendapat, probabilitas, trend, kecendrungan, tebakan, perasaan, dan judgement. Ini semua merupakan bahan informasimasadepan. Ada beberapa hal yang merupakan gambaran strategis masa depan sebagai trend yang mempengaruhi lingkungan pemasaran strategis dimasa mendatang antara lain : 1. Pergeseran pasar. Ada berbagai peluang pasar yang meliputi : a. Pasar yang dewasa dan mapan b. Muncul orang- orang kaya dan pasar baru dalam skala tinggi c. Rumah tangga berpenghasilan ganda d. Pasar untuk komoditi berteknologi tinggi e. Pasar berdasar pelayanan pada perusahaan jasa, pelayanan kesehatan, keamanan, pengecer dan pelayanan waktu bersenangsenang. 2. Persaingan makin meningkat. Tandatanda yang mengarah ke intensitas persaingan adalah sebagai berikut : a. secara global kelebihan kapasitas b. industri berada dalam kedewasaan

9 Marketing (Syahdanur) 107 c. penanaman modal asing secara langsung d. perang antara toko pengecer e. keberhasilan produsen dengan ongkos rendah. 3. Peningkatan kerja sama. Meskipun persaingan menjadi makin ketat ada gejala yang menentangnya yaitu kerjasama. Di masa depan para pesaing cendrung bekerja sama satu sama lain. Kerja sama akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan pemasaran antara lain: jaringan distribusi, R & D, rganisasi kegiatan internasional dan pembuangan limbah. 4. Dorongan pemasaran global. Kecendrungan kearah pemasaran global merupakan peringkat paling penting yang mempengaruhi strategi pemasaran di masa depan dengan ruang lingkup pertumbuhan pasar sebagai berikut : a. Kemajuan dibidang transportasi dan penghematan distribusi lebih baik b. Mendatarnya pasar domestik c. Dunia yang lebih kaya dan lebih berpendidikan d. Munculnya permintaan dunia e. Kemajuan komunikasi dan komputer f. Teknologi produksi yang fleksibel g. Kebudayaan orang muda yang ditunjukkan oleh musik dan mode h. Pengaruh TV terhadap konsumen diseluruh dunia 5. Pertumbuhan ekonomi dan penduduk lambat Gejalanya sebagai berikut : a. Defisit anggaran secara terus menerus b. Persaingan dari luar negeri c. Pertumbuhan kelas rendah 6. Cepatnya kemajuan teknologi Teknologi masa depan dapat digambarkan: merubah comparative marketing advances diseluruh dunia, memperpendek PLC, meningkatkan kekomplekan produk, mempercepat masa pengenalan produk, dan menyediakan peluang baru bagi kemajuan dan tantangan bagi pemasaran. Teknologi informasi komputer dan komunikasi akan menciptakan persaingan baru dan merubah cara penawaran lama. 7. Pertumbuhan kekuatan distribusi Para perantara akan makin kritis serta minta dukungan produsen manufaktur dalam hal pemasaran. Mereka akan lebih memperluas tanggung jawab saluran. Persaingan yang lebih intensif dan kemajuan teknologi pesat dengan titik berat pada pemuasan konsumen akan mendorong proliferasi produk. Ini akan menaikkan kekuatan distribusi sistem saluran dimasa mendatang. 8. Tantangan Ekologi dan Sosial yang besar. Contoh tantangan itu adalah sebagai berikut : a. Kenaikan ongkos - ongkos pelayanan kesehatan dan medis b. Turunnya kualitas pendidikan dan naiknya biaya pendidikan c. Ketidak saman generasi antara yang tua dengan yang muda d. Krisis perumahan e. Krisis obat - obatan 9. Makin mendasarkan diri pada pemasaran. Dalam menghadapi persaingan yang makin intensif, maka perusahaan akan lebih menekankan pada konsep pemasaran. Dalam situasi strategis, para ekse kutif akan menitik beratkan pada strategi dan faktor pemasaran seperti R &D persyaratan konsumen,kualitas,

10 108 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012 diferensiasi produk dan pengembangan salur an distribusi. C. PERSPEKTIF PERUBAHAN- PERUBAHAN TEKNOLOGI. Dari semua faktor pemasaran eksternal, teknologi mempunyai pengaruh terbesar yang tidak dapat diperkirakan. Ini dapat merusak atau menciptakan pasar, mengembangkan atau mengusahakan industri dan produk, serta menciptakan kegiatan ekonomi atau melesukannya. Pengaruh teknologi di masa mendatang merupakan faktor pemasaran ekternal yang paling sukar diperkirakan. 1. Interface Pemasaran dan Teknologi a. Pemasaran dan teknologi makin langsung berhubungan dan terkoordinasi dalam pemikiran manajemen dan secara ekplisit disadari mengenai pentingnya peran teknologi dalam persaingan, ongkos-ongkos, pangsa pasar, iklan, pengembangan produk, penjualan langsung perorangan, distribusi dan faktor yang membentuk bauran pemasaran. Perkembangan teknologi mendatang diperkirakan akan lebih mempengaruhi secara cepat dan langsung terhadap pasar dan manajemen pemasaran dari pada sebelumnya. Ini berarti manajemen pemasaran harus cepat bereaksi dengan jendela peluang yang hanya terbuka sebentar-sebentar. Teknologi baru akan membentuk dan menyusun kembali pasar bersamasama dengan hal-hal berikut : a. Usangnya penggantian produk dalam waktu yang relatif pendek. b. Berkembangnya barang substitusi yang sangat berbeda dan lebih baik dalam kinerja dan kualitas dibandingkan dengan apa yang sekarang ada c. Perubahan metode pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen d. Pengembangan industri baru dalam memberikan peluang pasar yang tak terduga dan menguntungkan e. Membentuk dan mempengaruhi pola hidup f. Peningkatan efisiensi, produktivitas, dan penurunan ongkos pemasaran. Dari uraian tersebut di atas maka, pengembangan teknologi di suatu negara akan ditantang oleh pengembangan - pengembangan dari negara lain yang mungkin sekali lebih unggul 2. Komputasi dan Informasi Jaringan elektronik dan kemampuan kendali jarak jauh komputer akan menjadikan dunia lebih terbuka bagi konsumen. Kemajuan elektronik akan mengubah rumah tangga dan peranannya dalam kehidupan kita. Rumah akan merupakan perpustakaan dan pusat informasi, sebab komputer dan disket kompak akan menjadi gudang informasi dunia yang tersedia dengan cepat. Rumah akan menjadi stasiun kerja dan memungkinkan banyak orang tidak harus bepergian karena lebih menyenangkan dan efisien untuk bekerja dirumah. Komputer elektronik dirumah tinggal akan menyediakan kemampuan untuk membuat katalog cetak khusus, bukubuku, surat kabar dan majalah. Konsumen akan dapat meringkas data audio visual ke dalam disket kecil. Komunikasi pasar akan makin banyak dan makin intensif bila media menjadi lebih terpadu akibat sistem komunikasi yang lebih efektif, misalnya bila media cetak makin elektronik, dan bila komputer, TV, telpon dan data base saling berkaitan. Ruang lingkup dan potensi menjadi semakin besar. Komunikasi pasar

11 Marketing (Syahdanur) 109 yang lebih terdisain secara global akan berkembang pesat. SOROTAN TERHADAP KONSUMEN DI MASA DEPAN Konsumen dimasa mendatang akan berbeda dengan nenek moyangnya dalam pola pembelian. Konsumen di masa depan nampaknya lebih menyukai mendengar dan merasakan sendiri, bertindak demi kepentingan sendiri, makin terlihat dalam pengarahan bisnis, dan menjadikan pasar bekerja lebih baik. 1. Pergeseran Ekonomi Banyak pergeseran dan trend akan mempengaruhi perilaku konsumen serta pasar dalam waktu sepuluh sampai dua puluh tahun mendatang Contohnya : a. Pergeseran produksi ke konsep kegunaan ( utility ) dengan dimensi seperti keramahan pemakai, kualitas, pelayanan, jaminan dan modifikasi produk. b. Dari kelompok individu ke kerjasama yang lebih besar, saling berkepentingan, saling berkaitan dan keterlibatan pribadi. c. Dari perekonomian regional dan nasional ke perekonomian saling berhubungan secara global, dengan kegiatan usaha multinasional, perdagangan internasional, jarinan global dan menyeluruh. d. Dari industri tradisional ke industri berteknologi tinggi yang kaya informasi, mudah menyesuaikan, berkiblat pada R & D. e. Dari tenaga fisik tak terdidik ke tenaga terdidik untuk melakukan kegiatan usaha dilakukan oleh tenaga-tenaga berpendidikan, penelitian, perangkat lunak dan komputer. Trend ekonomi tersebut di atas beberapa diantaranya akan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku konsumen di masa mendatang, yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : Tidak ada perang yang berarti, lebih mewah dan kaya, angkatan kerja lebih berpendidikan, keluarga lebih kecil, hidup lebih sehat dan lebih lama, lebih banyak kegiatan mencari informasi, penduduk bersifat mobil, makin tinggi kehendak untuk mencari yang baru. 2. Pengaruh Gaya Hidup Masa depan konsumen menunjukkan ketergantungan terhadap produk dan didominasi oleh produk. Bayangkan apa yang terjadi ketika mobil, AC, telpon, atau komputer sudah meluas. Kehidupan terganggu dan rencana berubah dengan cepat. Ketika rumah, kantor, pabrik dan toko eceran menjadi otomatis maka mesin menjadi dominan, dimana konsumen makin tergantung pada produk-produk itu. Demikian pula pengaruh TV dan mobil. TV telah merubah cara penggunaan waktu dalam kehidupan konsumen. Ini mempengaruhi pola dan pembelian barang konsumsi, karena sore hari banyak yang tinggal dirumah nonton TV. Mobil telah menjadikan pusat belanja berada agak jauh dari kota. Liburan telah banyak dipengaruhi oleh adanya mobil. Mobil telah pula berpengaruh terhadap industri yang berkaitan dengan produk seperti : ban, bensin, kaca dan sebagainya. Telekomunikasi juga akan mempengaruhi cara belanja, cara hidup,perilaku dan pikiran. Teknologi komunikasi memungkinkan konsumen melakukan pembelian melalui interaksi sistem video, jaringan komputer dan telpon. Bagi orang - orang yang hendak berbelanja akan tersedia toko pengecer. Para pengecer akan mengkhususkan diri dibidang barang- barang, jaminan, kualitas,

12 110 Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi I Vol. 18 No. 1 Juni 2012 nilai pelayanan, citra dan keadaan toko. Supermarket makin menjadi modern dan modelnya makin canggih. Toko ini akan menyediakan makanan (fast food), checkout yang cepat, mini banking dan ber bagai pelayanan tidak terkecuali pada langganan. Penyiaran teletext akan mengganti media iklan yang mahal. Dengan menekan tombol, konsumen dapat memilih iklan mana yang disukai. Ini akan mempengaruhi bentuk iklan yang sekarang. Teletext merupakan iklan masa mendatang dengan strategi pemasaran langsung. Pemasaran langsung akan mengirim secara langsung pesan - pesan melalui laser disk yang berisikan katalog danpenawaranolehberbagaiperusahaan. Keberhasilan pemasaran masa mendatang memerlukan lebih besar komitmen internasional dari pada sebelumnya. Persaingan akan makin hebat dipasar global melalui strategi produsen harga rendah, strategi relung internasional dan adanya spesialisasi. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka, manajemen, strategi dan perumusan perencanaan di masa mendatang hendaknya digambarkan sebagai berikut : i. Makin memfokuskan keberhasilan bisnis ii. Dilakukan dalam batas waktu yang ketat iii. Lebih fleksibel, efisien dan efektif iv. Makin tanggap untuk munculnya peluang2 dan pemecahan masalah langganan v. Koordinasi makin dekat vi. Efektif untuk jangka pendek, karena gejolak yang ada makin cepat vii. Makin kerap direvisi PENUTUP Definisi Marketing dalam situasi krisis yaitu : Seni bagaimana memerangi atau memelihara persaingan. Marketing (Strategic marketing) itu cocok digunakan dalam kondisi apapun. Segmentasi yang paling tepat digunakan dalam kondisi krisis adalah segmentasi psikografis. Fungsi Marketing dan Inovasi adalah dua fungsi vital dalam perusahaan. Karena kunci kemenangan dalam menghadapi kondisi pasar yang semakin jenuh dan kompetitif adalah ide kreatif dan inovatif. Dimana kreatifitas dan inovasi timbul dari imajinasi yang merupakan awal dari segalanya (Marketing Without Imagination is noting) Situasi saat ini adalah saat yang paling tepat perusahaan mengeluarkan House Brand -nya dari pada menjadi Tukang Jahit yang tidak mempunyai posisi tawar menawar baik tentang quality, delivery dan price selamanya. Untuk itu dalam konsep MARJETING IS EVERYTHING, manajemen puncak akan memperoleh manfaat bila ia menggunakan petunjuk-petunjuk berikut dalam benaknya : Penyusunan informasi mengenai trend dan pasar di masa mendatang sama pentingnya dengan informasi lain Lingkungan pemasaran yang berubah akan memerlukan perubahan pemikiran pemasaran, jenis proses dan metode operasinya Kesiapan dan kemauan eksekutif pemasaran dalam menghadapi masa depan Merubah kegiatan pemasaran akan menjadi lebih mudah dari pada merubah pikiran manusia. Tetapi pengembangan pemikiran yang berbeda-beda adalah penting sekali. Dari pemikiran tersebut, maka menejemen hendaknya menganggap bahwa perubahan sebagai sesuatu hal

13 Marketing (Syahdanur) 111 yang normal. Belajar terus mengadakan perbaikan-perbaikan, Penemuan-penemuan dan menjaga fleksibelitas. Pemasaran dipandang sebagai agen perubahan yang bertindak sebagai alat penyesuai secara terus menerus. REFERENSI Kartajaya H Strategic Marketing Plus 2000 : Aconceptual Framework for Competitive Audit, Strategy Formulation and Capability Enhancement, Swainsertion. Jakarta: August Marketing Plus 2000; Siasat Memenangkan Persaingan Global, PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Republika 24 Desember. Jakarta Republika 4 Maret. Jakarta Riau Pos, 15 Januari. Pekanbaru. Keegan WJ Marketing, second Edition. New Jersey, USA: Prenctice Hall. Kotler P Marketing Management. Englewood Cliff, New York: Prentice Hall International. USA Manajemen Pemasaran: Analis, Perencanaan, Implikasi dan Pengendalian, Edisi Kedelapan. Jakarta: Terjemahan Ancella AH, LP-FEUII. Ries, A. dan Tout, J New York: Mc Graw Hill Book Company. Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo Marketing Muhammad SAW. Strategi andal dan Jitu Praktek Bisnis Nabi Muhammad, SAW. Bandung: MADANI prima. Wind, Y, J Positioning Analysis and Strategy, didalam Day G. Weitz, B dan Wensley, R. (editor), The Interface of Marketing and strategi. London: JAI Press.

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Pemasaran Pengertian Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu era keterkaitan dan ketergantungan antara satu manusia dengan manusia lainnya, baik dalam hal perdagangan, investasi, perjalanan, budaya

Lebih terperinci

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang 5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM 2009 FAKULTAS EKONOMI PKK PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S.1) PEMASARAN STRATEGIK MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA Oleh ; Hirdinis M, SE, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Tujuan Umum Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli.

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat jika dibandingkan dengan masa-masa lampau, teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang memasuki tahun 2010 (APEC) dan tahun-tahun selanjutnya didunia ini masing-masing negara seperti tidak mempunyai batas lagi, ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumen, menangani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd Pemasaran Pada Perusahaan Kecil Oleh Sukanti, M.Pd A. Pendahuluan Pengusaha kecil pada umumnya menghadapi masalah kurangnya keahlian dalam bidang pemasaran dan kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa dampak positif dalam bidang usaha dimana perusahaan-perusahaan mengalami perkembangan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan efektif akan mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Segmentasi, Targetting, dan Positioning Segmentasi, targeting dan positioning bertujuan untuk menetapkan dan membidik pasar sasaran serta memprediksi kecenderungan perilaku konsumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri) BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI (Simpanan Masyarakat Kota Santri) A. Urgensi Strategi Pemasaran bagi BMT dalam Meningkatkan Produk Si Santri Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan berkembangnya industri dan usaha kecil menengah yang ada di negara tersebut, semakin meningkat maka semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis meningkat dengan pesat dan mengalami persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu negara, kontribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di negara kita yang sudah berusia dari 50 tahun ini nampak cukup pesat, khususnya dalam 25 tahun terakhir. Hal ini bisa kita lihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara atau bentuk bisnis yang saat ini sedang berkembang pesat adalah dengan mendirikan ritel. Sejak dekade yang lalu, terdapat perubahan pada bisnis ritel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumah penduduk lebih dari 220 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan pasar yang empuk bagi

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini belum juga berakhir. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya permasalahan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penghubung ini akan berhasil jika semua upaya pemasaran yang berorientasi

BAB II LANDASAN TEORI. penghubung ini akan berhasil jika semua upaya pemasaran yang berorientasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah penghubung antara organisasi dan pelanggannya. Peran penghubung ini akan berhasil jika semua upaya pemasaran yang berorientasi kepada konsumen.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke:

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke: KEWIRAUSAHAAN LANJUT Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum : Setelah mempelajari materi kuliah Kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, telah memicu suatu persaingan yang ketat dan sengit diantara perusahaanperusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis ritel, merupakan bisnis yang menjanjikan karena dapat memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir

Lebih terperinci

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat

Solusi Bisnis. Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia. secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat BAB III Solusi Bisnis Jika kita melihat kondisi persaingan yang dihadapi oleh UKM Indonesia secara umum dan Perusahaan Denmarx secara khususnya, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan yang terjadi sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Merek merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke: Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke: Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id A. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada umumnya berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Terlebih pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN AUDIT ORGANISASI PEMASARAN Pemasaran pada dasarnya adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui secara cepat. Informasi global, pengiriman berita dan data BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang teknologi informasi sehingga informasi dapat diketahui secara cepat. Informasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi persaingan global yang semakin ketat diseluruh sektor ekonomi, Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif baik. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang telah memasuki era globalisasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2005 : 18) adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami Indonesia belum dapat teratasi juga, terutama dalam perekonomian yang belum stabil. Oleh karena

Lebih terperinci

ASPEK PASAR DAE PEMASARAE

ASPEK PASAR DAE PEMASARAE ASPEK PASAR DAE PEMASARAE Kesalahan dalam mengukur potensi pasar dapat menjadi penyebab kegagalan usaha. Bisnis pada masa sebelum ini didominasi dengan pola memasarkan produk yang telah dibuat, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan semakin tinggi dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dewasa ini dimana semua serba modern, menyebabkan segala sesuatunya menuntut efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Hal ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2. Pengantar Manajemen Pemasaran Pengertian Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel atau eceran di Indonesia telah memperlihatkan bahwa industri pada sektor ini memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah memasuki era globalisasi, dimana persaingan di dunia bisnis akan semakin ketat. Perkembangan teknologi dan reformasi ekonomi dilakukan negara-negara

Lebih terperinci