PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUDAYA DI KAWASAN WISATA BARON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUDAYA DI KAWASAN WISATA BARON"

Transkripsi

1 Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL: PENGEMBANGAN WISATA ALAM DAN BUDAYA DI KAWASAN WISATA BARON Pengenalan Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah 1.485,36 km 2 ; terletak antara 7º 46 8º09 Lintang Selatan dan 110º21 110º50 Bujur Timur, dan terletak pada ketinggian yang bervariasi antara m di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Gunung Kidul yaitu 1.341,71 km 2 atau 90,33% berada pada ketinggian m di atas permukaan laut (dpl); sedangkan sisanya 7,75% terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl, dan 1,92% terletak pada ketinggian lebih dari m dpl. Peluang Investasi Pengembangan Kawasan Wisata Baron Peluang investasi yang ditawarkan adalah pengembangan Kawasan Wisata Baron di Kabupaten Gunung Kidul. Peluang investasi yang dimaksudkan adalah untuk lebih meningkatkan berbagai fasilitas yang tersedia berhubungan dengan keberadaan pantai Baron, Baron Technopark dan kawasan Agro Techno Park (ATP) yang sudah ada. Kawasan wisata pantai Baron bersama dengan Baron Technopark dan kawasan Agro Techno Park (ATP) merupakan kawasan wisata yang saling terintegrasi dan mempunyai nilai jual sebagai penggerak kunjungan pariwisata. Wisata di Kawasan Baron merupakan wisata budaya dan wisata alam, seperti wisata untuk melihat peninggalan situs situs zaman dahulu, melihat budaya adat turun temurun seperti rasulan dan bersih desa, di samping wisata kesenian seperti Wayang Kulit, Reog, Campursari, Tayub, dan Kethek Ogleng. Wisata alam misalnya adalah wisata pantai, wisata goa, panjat tebing, susur goa, tracking/jelajah wisata, wisata pancing, outbond, berkemah, karst, gunung, maupun wisata hutan. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kawasan Baron yang meliputi Kawasan Baron Technopark, Kawasan Agro Techno Park (ATP), dan Kawasan Pantai Baron diharapkan akan membuka segmen pasar lainnya mengenai kepariwisataan, yaitu wisata minat khusus yaitu wisata edukasi dan ecotourism. Segmen wisata edukasi ditawarkan oleh 1

2 Executive Summary 2013 Baron Technopark berupa pengetahuan tentang energi alternatif dan pengetahuan tentang budidaya pertanian dengan konsep integrated planning dan biocycle farming di Kawasan Agro Tehno Park (ATP). Sementara, ecotourism ditawarkan sebagai salah satu produk wisata di Kawasan ATP dengan mengemukakan konsep wisata yang ramah lingkungan. Kebutuhan dana investasi untuk membiayai pengembangan ODTW yang meliputi Kawasan Baron Technopark, Kawasan Agro Techno Park (ATP), dan Kawasan Pantai Baron diperkirakan sebesar lebih dari Rp 10 milyar, dengan Internal Rate of Return (IRR) diperkirakan mencapai 47,69% dibandingkan dengan suku bunga berlaku 12%; dan Payback Period sekitar 4 tahun (3 tahun 8 bulan). 2

3 Gambaran Wilayah 2013 A. GAMBARAN WILAYAH A.1. Aspek Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak antara 7º46 8º09 Lintang Selatan dan 110º21 110º50 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul tercatat 1.485,36 km 2 yang meliputi 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan. Kecamatan Semanu merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 108,39 km 2 atau sekitar 7,30% luas Kabupaten Gunungkidul. Batas wilayah Kabupaten Gunungkidul dapat dirinci sebagai berikut: a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo (Provinsi Jawa Tengah). c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah). d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. A.2. Kondisi Fisik A.2.1. Topografi Wilayah Kabupaten Gunung kidul terletak pada ketinggian yang bervariasi antara m di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu 1.341,71 km 2 atau 90,33% berada pada ketinggian m di atas permukaan laut (dpl). Sedangkan sisanya 7,75% terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl, dan 1,92% terletak pada ketinggian lebih dari m dpl. Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat kemiringan yang bervariasi. 18,19% diantaranya merupakan daerah datar dengan tingkat kemiringan , sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan antara sebesar 39,54% dan untuk tingkat kemiringan lebih dari 40 0 sebesar 15,95%. Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 4 (empat) zona pengembangan, yaitu: 1. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m 700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit bukit terdapat sumber sumber air tanah kedalaman 3

4 Gambaran Wilayah m 12 m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong bagian utara. 2. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m 200 m di atas permukaan laut. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m 120 m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah, dan Semanu bagian utara. 3. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m 300 m di atas permukaan laut. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit bukit kerucut (conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Semanu bagian selatan. 4. Zona Pesisir di Kabupaten Gunungkidul, secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) tipologi pesisir primer, yaitu: a. Pesisir erosi lahan lahan daratan (land erosion coast) terbentuk akibat bekerjanya proses erosi dan solusional yang intensif pada topogafi karst akibat air hujan dan aliran permukaan, yang menyebabkan sebagian permukaan lahan terkikis membentuk aluralur atau lembah lembah sempit dan igir igir sisa yang menjorok atau membentuk pola menjari ke arah laut. Tipologi ini tampak di wilayah pesisir Ngerenehan, Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak. b. Pesisir akibat aktivitas gunung api purba (volcanic coast), yang ditandai oleh adanya bantukan bentukan morfologi sisa (residual) yang tersusun atas batuan beku volkan tua berumur Oligosen, yang berada pada tebing dan pelataran pantainya. Tipologi ini dijumpai di pesisir Siung dan Wediombo. c. Pesisir akibat struktural (structurally shape coast), merupakan pesisir yang ditandai oleh adanya tebing tebing yang curam, pola garis pantai lurus, dengan gua gua abrasi (sea cave) yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Tipologi ini meliputi pesisir Ngobaran, Ngungap, dan Sadeng. 4

5 Gambaran Wilayah 2013 A.2.2. Iklim dan Curah Hujan Curah hujan rata rata Kabupaten Gunungkidul sebesar 1382 mm dengan jumlah hari hujan rata rata 89 hari. Bulan basah 4 5 bulan, sedangkan bulan kering berkisar antara 7 8 bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober Nopember dan berakhir pada Bulan Maret April setiap tahunnya. Puncak curah hujan dicapai pada bulan Desember Februari. Wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan, sedangkan wilayah Gunungkidul bagian selatan mempunyai awal hujan paling akhir. Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata rata harian 27,7 C, suhu minimum 23,2 C dan suhu maksimum 32,4 C. Kelembaban nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 80% 85%. A.3. Kependudukan dan Ketenagakerjaan A.3.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul berdasar data menurut BPS Kabupaten Gunungkidul tahun 2011 berjumlah jiwa yang terdiri dari laki laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Dengan luas wilayah 1.485,36 km 2 yang didiami 675 ribu jiwa maka rata rata kepadatan penduduk Gunungkidul adalah sebesar 455 jiwa/km 2, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Gunungkidul dalam kurun waktu tahun sebesar 0,06% pertahun. Tabel A.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah Panggang Purwosari Paliyan Saptosari Tepus Tanjungsari Rongkop Girisubo Semanu Ponjong Karangmojo Wonosari Playen Patuk Gedangsari

6 Gambaran Wilayah 2013 Nglipar Ngawen Semin Total Sumber : BPS, Gunungkidul Dalam Angka 2012 A.3.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Lapangan kerja di Kabupaten Gunungkidul saat ini belum bisa menampung angkatan kerja yang ada, sehingga belum semua penduduknya mampu mengakses lapangan kerja yang ada atau masih menganggur. Dilihat dari status pekerjaan utama, sebagian besar penduduk Kabupaten Gunungkidul bekerja sebagai pekerja keluarga sekitar 25,21% dari jumlah penduduk yang bekerja, sedangkan yang berusaha dengan dibantu buruh masih sangat sedikit yaitu hanya sekitar 2,48%. Berdasarkan data Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul, jumlah pencari kerja pendaftar baru di Kabupaten Gunungkidul tahun 2011 sebanyak orang atau mengalami penurunan 35,73% bila dibandingkan dengan tahun A.4. Kondisi Sarana dan Prasarana A.4.1. Transportasi Darat Pergerakan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, salah satunya adalah sarana jalan. Pada tahun 2010, panjang jalan nasional sepanjang 56,11 km, jalan provinsi sepanjang 166,55 km, dan jalan kabupaten sepanjang 415,96 km. Pada tahun 2011, panjang jalan provinsi dan kabupaten bertambah yaitu masing masing menjadi 275,91 km dan 686 km. Tabel A.2 Panjang Jalan di Kabupaten Gunungkidul Panjang Jalan (km) Jalan Nasional 56,11 56,11 Provinsi 166,55 275,91 Kabupaten 415,96 686,00 Jumlah 995, ,02 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Gunung Kidul Selain sarana dan prasarana jalan, kebutuhan mendasar yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana dan prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait 6

7 Gambaran Wilayah 2013 dengan penyediaan sarana dan prasarana air bersih hambatan utama adalah kondisi geografi Gunungkidul yang berbukit bukit sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar, akan tetapi Pemerintah tetap berupaya mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya antara lain dengan memanfaatkan sumber air bawah tanah yang tersedia melimpah di Kabupaten Gunungkidul. A.5. Kebijakan Pembangunan Daerah A.5.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Penyusunan visi mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Gunungkidul Tahun Adapun rumusan Visi Kabupaten Gunungkidul Tahun adalah sebagai berikut: Mewujudkan Gunungkidul yang Lebih Maju, Makmur, dan Sejahtera Visi tersebut diarahkan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal. Pengembangan ekonomi lokal memfokuskan kepada: 1. Pemanfaatan potensi lokal. 2. Pelibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) secara substansial dalam suatu kemitraan strategis. 3. Peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi. 4. Pembangunan yang berkelanjutan. 5. Pemanfaatan hasil pembangunan oleh sebagian besar masyarakat lokal. 6. Pengembangan usaha kecil dan menengah. 7. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai secara inklusif. 8. Penguatan kapasitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 9. Pengurangan kesenjangan antar golongan masyarakat, antar sektor, dan antardaerah. 10. Pengurangan dampak negatif dari kegiatan ekonomi terhadap lingkungan. Dalam rangka memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan, maka misi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun dapat dirumuskan sesuai konten visi sebagai berikut: 1. Peningkatan pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran. 7

8 Gambaran Wilayah Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari. 3. Peningkatan pengelolaan pariwisata. 4. Pengembangan sumber daya manusia yang terampil, profesional, dan peduli. 5. Peningkatan iklim usaha yang kondusif. 6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good government) dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). 7. Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber sumber pendanaan. A.5.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Gunungkidul yang berisi arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Tujuan penataan ruang wilayah adalah mewujudkan wilayah kabupaten sebagai pusat pengembangan usaha yang bertumpu pada pertanian, perikanan, kehutanan, dan sumberdaya lokal untuk mendukung destinasi wisata menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah maka ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah sebagai berikut: a. Pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan perekonomian daerah berbasis pertanian, perikanan, kehutanan, dan pariwisata serta kegiatan budi daya yang lain. b. Pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup yang mampu beradaptasi terhadap dampak resiko bencana. c. Pengembangan dan pemantapan pusat pusat pelayanan secara merata dan seimbang serta terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana wilayah. d. Peningkatan aksesibilitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi dan informatika, sumber daya air, energi, dan prasarana lingkungan. e. Pengembangan kawasan yang mempunyai nilai strategis sesuai fungsi dan peningkatan potensi ekonomi wilayah, pelestarian sosial budaya, pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi serta pelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. f. Pengembangan ruang darat, ruang bawah tanah, ruang udara, dan ruang laut serta harmonisasi pemanfaatan yang berwawasan lingkungan. 8

9 Profil Perekonomian Wilayah 2013 B. PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH B.1. Struktur Perekonomian Secara makro ekonomi Kabupaten Gunungkidul perekonomiannya di dominasi sektor pertanian dalam arti luas yang berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB. Prioritas utama sektor perekonomian adalah memacu pertumbuhan ekonomi berbasis usaha kecil, menengah dan industri lokal. PDRB Kabupaten Gunungkidul atas dasar berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp 7,25 triliun, kontribusi PDRB ini sebagian besar diperoleh dari sektor pertanian 33,84%, sektor jasa jasa 17,30%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 14,60%. Upaya pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Gunungkidul terus ditingkatkan. Angka PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 Kabupaten Gunungkidul tercatat sebesar Rp 6,62 triliun atau mengalami peningkatan 11,26% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2011, angka PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Gunungkidul tercatat sebesar Rp 7,25 triliun. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka PDRB tersebut mengalami peningkatan sebesar 9,52% (Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul). Berdasarkan angka PDRB atas dasar harga konstan 2000, perekonomian Kabupaten Gunungkidul juga mengalami pertumbuhan positif, yakni 3,13 triliun pada tahun 2010 dan 3,47 triliun pada tahun Tabel B.1 PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (Rp Jutaan) Menurut Lapangan Usaha No. Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa Jasa PDRB Konstan Pertumbuhan PDRB per tahun ( %) ,09 4,33 Sumber: BPS, Gunungkidul Dalam Angka Tahun Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal itu menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Gunungkidul berkembang relatif lebih lambat dibanding daerah 9

10 Profil Perekonomian Wilayah 2013 lain di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun demikian, ternyata laju pertumbuhan ekonomi daerah ini menunjukkan pertumbuhan, menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat selama periode Pada tahun PDRB per kapita atas dasar harga konstan tercatat berturut turut sebesar Rp 4,29 juta, Rp 4,47 juta RP 4,64 juta Rp 4,93 dan Rp 5,12. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang telah dicapai penduduk suatu daerah adalah dengan menghitung PDRB per kapita. Gambar B 1 menunjukkan nilai PDRB yang berubah dengan kecenderungan positif (naik). Gambar B 1 PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun Sumber: BPS Gunungkidul, Gunungkidul Dalam Angka, 2012 Tabel B.2 Indikator Pembangunan Bidang Ekonomi Kabupaten Gunungkidul Tahun No. URAIAN Angka Kemiskinan (%) 28,04 25,27 24,65 23,15 23,62 2 Tingkat Pengangguran 3,93 3,29 3,94 4,04 1,97 Terbuka (%) 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 3,91 4,39 4,20 4,09 4,33 4 Inflasi (%) 7,86 8,19 4,4 6,69 3,94 5 PDRB Konstan (Jutaan Rp) 6 PDRB Berlaku (Jutaan Rp) PDRB per kapita konstan (Rp) 8 PDRB per kapita berlaku (Rp) Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul dalam Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul, B.2. Potensi Ekonomi B.2.1. Pariwisata Wisata merupakan salah satu sumber pendapatan bagi daerah, menyadari kondisi dan potensi tersebut kemudian pemerintah membangun fasilitas fasilitas untuk menunjang kegiatan 10

11 Profil Perekonomian Wilayah 2013 wisata. Potensi wisata di Kabupaten Gunungkidul didominasi wisata alam seperti Gunung Api Purba Nglanggeran, Kawasan Karst Pegunungan Sewu, Hutan Wonosadi, Gunung Gambar, Hutan Bunder/Rest Area, DAM Beton dan Bendungan Simo, Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Sundak, Siung, Wediombo, Sadeng, Ngerenehan, Nguyahan, Ngobaran, Gesing, Goa Langse, Cerme, Maria Tritis, Bribin, Kalisuci,Grubug, Seropan, Lowo, Pasehan, dan daya tarik wisata lainnya berupa kesenian seperti Wayang Kulit, Reog, Campursari, Tayub, dan Kethek Ogleng. Jumlah ini hanya sebagian dari daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul, menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Gunung kidul terdapat 52 daya tarik wisata alam, 59 daya tarik wisata sejarah, dan 9 wisata buatan. B.2.2. Industri dan Perdagangan Strategi untuk terus meningkatkan sektor industri dan perdagangan menjadi salah satu Prioritas Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul. Potensi yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sangat beragam, industri yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul yang menonjol antara lain, kerajinan topeng batik, boneka kayu, tatah sungging, ornamen batu alam, batik tulis, perak, akar wangi, tembaga, ukir bambu, dan anyaman bambu. Pada tahun 2011 Jumlah Pengusaha Perusahaan Industri sedang dan besar di Kabupaten Gunungkidul tercatat 13 perusahaan menyerap tenaga kerja sekitar 634 orang, industri kecil menengah sebanyak unit dengan jumlah tenaga kerja orang, sedangkan pelaku perdagangan dengan jumlah terbanyak adalah para pengusaha kecil (3.860 unit usaha), pengusaha menengah (150 unit usaha), dan pengusaha besar (73 unit usaha). B.2.3. Pertambangan dan Energi Pengolahan potensi pertambangan dan energi di Kabupaten Gunungkidul memiliki peluang untuk dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabel B.3 Produksi Sumber Daya Mineral Bahan Galian Kabupaten Gunungkidul 2011 No. Komoditas Produksi (m 3 ) 1 Kaolin Pasir a. Pasir urug b. Batu pasir c. Pasir kwarsa Andesit 11

12 Profil Perekonomian Wilayah 2013 a. Andesit b. Breksi Andesit Zeolit Kelompok batu gamping a. Terumbu lunak (keprus) b. Terumbu keras (bedes) c. Berlapis halus d. Berlapis kasar (Kalkarenit) Kelompok blok a. Breksi batu apung b. Batu pasir tufan Tras Kalsedon Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertambangan Kabupaten Gunungkidul Meskipun sektor pertambangan memiliki potensi yang cukup besar, akan tetapi dengan di terbitkannya Undang Undang Tata Ruang yang baru sangat membatasi pemanfaat potensi ini, hal ini dikarenakan sebagian besar kawasan pertambangan yang ada ditetapkan sebagai kawasan lindung yang berdampak pada kecilnya kontribusi sektor ini dalam pembentukan PDRB. Sektor lain yang juga berperan dalam pembentukan PDRB adalah listrik dan air bersih, berikut ini gambaran potensi ke listrik yang tersedia di Kabupaten Gunungkidul yang disuplai oleh PLN sebesar kwh, disalurkan oleh PLN sebagian besar digunakan oleh rumah tangga sebesar kwh, Bisnis kwh, Industri kwh, dan Sosial kwh. B.2.4. Perikanan, Pertanian dan Perkebunan A. Perikanan Luas wilayah perairan laut (0 4 mil dari garis pantai) yang dimiliki Gunungkidul adalah 518,56 km2, dengan panjang pantai 70 km. Sedangkan jumlah kecamatan pesisir sebanyak 6 kecamatan, yaitu kecamatan Purwosari, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, dan Girisubo, dengan 17 desa pesisir. Adapun tempat pendaratan ikan sebanyak 8 unit, pelabuhan ikan laut 1 unit, dan tempat pelelangan ikan (TPI dan sub TPI) sebanyak 8 unit. Luas kolam air tawar 25 ha, luas tambaknya 1 ha, dan luas keramba 0,392 ha. Tabel B.4 Perbandingan Produksi Perikanan Kabupaten Gunungkidul Tahun No. Komoditas Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 1.685, ,11 2 Perikanan Budidaya (Ton) 3.073, ,37 3 Benih ikan BBI dan UPR (ekor) Ikan hias (ekor) Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul 12

13 Profil Perekonomian Wilayah 2013 Tabel B.5 Produksi Perikanan Tangkap kabupaten Gunungkidul Tahun No. Jenis Ikan Produksi (kg) Lobster Bawal Layur Tenggiri Kembung Tongkol Cakalang Lainnya Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul B. Tanaman Pangan Wilayah Kabupaten Gunungkidul banyak memiliki lahan tadah hujan. Daerah yang selama ini dikenal gersang ini berhasil swasembada pangan. Produksi tanaman padi berhasil meningkat sehingga surplus gabah. Tabel B.6 Produksi Tanaman Pangan Padi dan Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun No. Komoditas Produksi (ton) Padi , ,6 2 Jagung , ,25 3 Kedelai , ,39 4 Kacang Tanah , ,07 5 Kacang Hijau 456,03 234,51 6 Ubi Kayu , ,00 7 Ubi Jalar 741,01 625,97 8 Centel 224,96 96,24 Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kab. Gunungkidul Dari data di atas dapat dilihat bahwa produksi untuk komoditas tanaman padi dan palawija dari tahun hampir semuanya menunjukkan kecenderung mengalami kenaikan. Kenaikan produksi berbagai tanaman pangan tersebut sebagai akibat adanya kepedulian dan kesungguhan dari semua pemangku kepentingan terhadap pentingnya ketersediaan bahan pangan yang mencukupi. Selain dukungan dari pemerintah pusat hingga daerah, faktor penting lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan tersebut adalah adanya semangat dan partisipasi masyarakat yang sangat besar. C. Perkebunan 13

14 Profil Perekonomian Wilayah 2013 Selama kurun waktu tahun produksi komoditas perkebunan mengalami fluktuasi produksi yang beragam. Produksi kelapa dari 7.340,496 ton menjadi 8.805,100 ton atau naik 19,96%. Untuk kakao produksinya mencapai 343,094 ton menjadi 394,000 ton atau naik 14,86%. Untuk produksi tembakau dari 47,794 ton menjadi 89,600 ton atau naik 87,47%. Produksi cengkeh dari 4,454 ton naik menjadi 4,065 ton atau turun 8,73%. Tabel B.7 Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Gunungkidul Tahun No. Komoditas Produksi (ton) Kelapa 7.340, ,100 2 Mete 36, ,925 3 Kakao 343, ,000 4 Tembakau 47,794 89,600 5 Lada 0,738 0,639 6 Cengkeh 4,454 4,065 7 Jarak Pagar 26,758 25,240 8 Tembakau Virginia 36,241 31,000 9 Tembakau Vike 23,947 20,000 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab, Gunungkidul 14

15 Peluang Investasi 2013 C. PELUANG INVESTASI C.1. Sektor Unggulan Dengan melihat Tabel C.1, diketahui Kabupaten Gunungkidul terdapat 6 (enam) sektor perekonomian yang mempunyai nilai LQ di atas satu, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasajasa. Hal ini berarti bahwa keenam sektor tersebut merupakan sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul untuk dapat dioptimalkan pengelolaannya sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Gunungkidul yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tabel C.1 Nilai LQ Sektoral Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 No. Lapangan Usaha PERAN SEKTORAL JATENG GN.KIDUL LQ 1 Pertanian 17,85% 36,70% 2,06 2 Pertambangan dan Galian 1,12% 1,86% 1,66 3 Industri Pengolahan 32,83% 11,47% 0,35 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,86% 0,57% 0,66 5 B a n g u n a n 5,89% 8,63% 1,47 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 21,42% 14,93% 0,70 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,24% 7,11% 1,36 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa 3,76% 5,08% Perusahaan 1,35 9 Jasa Jasa 10,18% 13,65% 1,34 Sumber: Kabupaten GunungkidulDalam Angka, 2012 Berdasarkan hasil penghitungan indeks LQ Kabupaten Gunungkidul terhadap Provinsi Jawa Tengah sektor industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih serta perdagangan, hotel, dan restoran hanya memiliki LQ kurang dari 1. C.2. Laju Pertumbuhan Dilihat dari struktur ekonomi, menunjukkan bahwa penyumbang utama perekonomian Kabupaten Gunungkidul selama kurun waktu masih didominasi oleh sektor pertanian, diikuti sektor jasa, sektor perdagangan, dan sektor industri pengolahan. Berdasarkan data tabel C.2, jika ekonomi tumbuh secara wajar maka sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor jasa akan tumbuh pesat dibandingkan dengan sektor pertanian yang merupakan resourced based economic. Dengan demikian secara alami andil sektor pertanian akan menurun secara gradual seiring berkembangnya dinamika perekonomian daerah. 15

16 Peluang Investasi 2013 Tabel C.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi per Sektor Tahun (%) No. Sektor Pertanian 5,13 0,41 5,27 5,91 0,33 0,55 2 Pertambangan 1,90 1,85 0,66 0,90 4,53 10,70 3 Industri dan Pengolahan 2,61 1,43 1,37 1,21 7,97 8,19 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,70 5,14 7,24 10,98 6,98 4,09 5 B a n g u n a n 5,14 11,84 6,52 4,58 6,74 7,23 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,38 9,04 4,34 4,43 6,19 4,42 7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,53 7,93 3,67 3,48 5,78 5,25 8 Keuangan 0,11 9,92 7,56 2,80 9,68 10,33 9 Jasa Jasa 2,91 3,70 3,07 2,20 7,34 6,51 Pertumbuhan Ekonomi 3,82 3,91 4,39 4,20 4,09 4,33 Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul dalam Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul, Berdasarkan data tabel di atas, pertumbuhan ekonomi per sektor terbesar di tahun 2011 adalah sektor pertambangan. Sedangkan sektor keuangan menempati urutan kedua dengan pertumbuhan sebesar 10,33%. Sementara itu, sektor jasa sebagai sektor basis (LQ>1) mengalami pertumbuhan sebesar 6,51% memiliki potensi yang belum teroptimalkan terutama kegiatan pariwisata. C.3. Peluang Investasi Pengembangan pariwisata di Kabupaten Gunungkidul masih tetap mengandalkan wisata budaya dan wisata alam. Wisata budaya terfokus pada budaya peninggalan situs situs dan budaya adat turun temurun seperti rasulan dan bersih desa, sedangkan wisata alam berupa pantai, goa, tebing, karst, gunung, maupun hutan. Baru sebagian kecil kawasan wisata di Kabupaten Gunungkidul yang telah di kelola seperti Pantai Ngrenehan, Baron, Kukup, Krakal, Wediombo, dan Sadeng. Kawasan wisata Kabupaten Gunungkidul tidak kalah menarik dengan Pulau Bali seperti kawasan pantai yang berpasir putih, wisata khusus panjat tebing, telusur goa, dan lain lain. Potensi dan kondisi Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel C.3 Kondisi ODTW di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 OBYEK DAN DAYA JUMLAH No. TARIK WISATA Sudah Berkembang Sedang Berkembang Belum Berkembang TOTAL 1 Pantai Goa Situs Sejarah Hutan Pegunungan Karst Jumlah Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul,

17 Peluang Investasi 2013 Dalam rangka pengembangan pariwisata perlu dikembangkan sesuai arah koridor pintu masuk ke Gunungkidul baik lewat timur, barat, utara maupun selatan. Potensi yang ada serta didukung oleh kekuatan hukum yaitu Peraturan Daerah di bidang kepariwisataan akan membuka peluang bagi investor untuk menanamkan modal secara legal dan jelas. Tabel C.4 Jumlah Pendapatan di Objek Wisata Kabupaten Gunungkidul No. POS WISATA TAHUN (Rp) BARON 807,603,500 1,110,581,500 1,383,817, TEPUS 31,540,000 46,266,000 60,974, PULE GUNDES 41,628,000 62,697,500 68,595, NGRENEHAN 16,608,000 21,370,500 25,710, WEDIOMBO 18,919,000 20,370,000 24,155, SADENG 12,544,500 13,298,500 15,642, SIUNG 6,831,000 7,047,500 11,094, JUMLAH 935,674,000 1,281,631,500 1,589,987, Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul, 2012 C.3.1. Lokasi Pengembangan Di pesisir Gunungkidul terdapat 37 lokasi pantai yang sudah bernama, salah satu pantai dengan nuansa yang eksotik berlatar belakang bukit serta pasir putih yang menghampar luas sangat cocok untuk dikembangkan investor adalah Pantai Sepanjang. Konsep pengembangan alternatif yang sesuai dengan kondisi Pantai Sepanjang adalah Theme Park. Dengan memadukan sektor yang lain seperti pertanian, Pantai Sepanjang sangat prospektif bagi investor. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Gunungkidul selain wisata pantai antara lain: kegiatan panjat tebing, susur gua, tracking/jelajah wisata, wisata pancing, out bond, berkemah. Sehingga sangat terbuka peluang usaha event organizer dan paket wisata yang lengkap dengan wisata kuliner dan kerajinan di Gunungkidul yang mempunyai karakteristik tersendiri. Dengan adanya pengembangan dan pembangunan di kawasan Baron, khususnya terkait dengan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang meliputi Kawasan Baron Technopark, Kawasan Agro Techno Park (ATP), dan Kawasan Pantai Baron, maka seiring dengan hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengembangan sektor pariwisata di Kawasan Baron pada khususnya, dan Kabupaten Gunungkidul pada umumnya. Pantai Baron saat ini merupakan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang telah relatif berkembang di wilayah pesisir Gunungkidul, dengan tema wisata alam pantai dengan fasilitas penunjang 17

18 Peluang Investasi 2013 kegiatan wisata yang membutuhkan penataan, untuk memperkuat citra kawasan wisata Baron. Keberadaan Pantai Baron bersama dengan Baron Technopark dan kawasan Agro Techno Park (ATP), akan membentuk daya tarik wisata dalam bentuk kawasan yang saling terintegrasi dan mempunyai nilai jual sebagai penggerak kunjungan pariwisata. Lokasi rencana pengembangan kawasan wisata Baron sebagaimana nampak pada Gambar C 1. Gambar C 1 Lokasi Rencana Pengembangan Kawasan Baron Technopark, Agro Techo Park (ATP), dan Pantai Baron Dalam hal ini, Baron Technopark menjadi generator pengembangan kawasan wisata Baron dan tumbuhnya Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) lainnya di sekitar kawasan wisata Baron. Selebihnya, lokasi rencana pengembangan Baron Techno park telah ditetapkan berdasarkan hasil studi BPPT, sementara lokasi rencana ATP ditentukan berdasarkan kriteria kriteria tertentu terkait dengan kesesuaian bagi pengembangan kawasan Agro Techno Park (ATP). Lokasi kawasan ATP agar pelaksanaan kegiatan/aktivitas di ATP dapat berjalan dengan baik dan lancar, yaitu dengan memperhatikan kedekatan fungsi dari masing masing jenis dan karakter kegiatan/aktivitas di dalamnya. C.3.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Kenaikan jumlah pengunjung pada objek wisata pantai juga diikuti oleh kenaikan pendapatan objek wisata sehingga dari tahun ke tahun pendapatan pariwisata mengalami peningkatan signifikan seperti pada tabel berikut ini: 18

19 Peluang Investasi 2013 Tabel C.5 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Kabupaten Gunungkidul Tahun No. POS WISATA TAHUN BARON TEPUS PULE GUNDES NGRENEHAN WEDIOMBO SADENG SIUNG JUMLAH Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul, 2012 Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan retribusi obyek wisata ke Kawasan Pantai Baron dan sekitarnya, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel C.6 Data Kunjungan Wisatawan dan Jumlah Pendapatan Retribusi No. Tahun Jumlah Wisatawan Pendapatan (Rupiah) Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul, 2012 Lokasi pos retribusi: 1) Pos Baron : Kemadang 2) Pos JJLS : Kemadang 3) Pos Tepus : Tepus 4) Pos Pulegundes : Tepus Berdasarkan data tersebut di atas, selanjutnya dapat diproyeksikan jumlah kunjungan wisatawan dalam sepuluh tahun mendatang. Proyeksi jumlah kunjungan wisatawan di Kawasan Baron dalam jangka waktu tahun Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa pada tahun 2020, dengan skenario pessimistic, jumlah kunjungan wisatawan adalah sebesar wisatawan, dengan skenario moderate sebesar wisatawan, dan dengan skenario acceleration sebesar wisatawan. 19

20 Peluang Investasi 2013 C.3.3. Segmen Pasar Seiring dengan pengembangan dan/atau pembangunan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kawasan Baron yang meliputi Kawasan Baron Technopark, Kawasan Agro Techno Park (ATP), dan Kawasan Pantai Baron, maka segemntasi wisatawan tidak lagi bertumpu pada wisatawan alam pantai seperti yang tengah berkembang dewasa ini, namun juga membuka segmen pasar lainnya yaitu wisata minat khusus yaitu wisata edukasi dan ecotourism. Segmen wisata edukasi akan ditawarkan oleh Baron Technopark berupa pengetahuan tentang energi alternatif dan pengetahuan tentang budidaya pertanian dengan konsep integrated planningdan biocycle farming di Kawasan Agro Tehno Park (ATP). Sementara, ecotourism ditawarkan sebagai salah satu produk wisata di Kawasan ATP dengan mengemukakan konsep wisata yang ramah lingkungan. C.3.4. Kelayakan Investasi Pembangunan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kawasan Baron meliputi Kawasan Baron Technopark, Kawasan Agro Techno Park (ATP) dan Kawasan Pantai Baron. Segmentasi wisatawan tidak lagi bertumpu pada wisatawan alam pantai seperti yang tengah berkembang dewasa ini, namun juga membuka segmen pasar lainnya yaitu wisata minat khusus yaitu wisata edukasi dan ecotourism. Segmen wisata edukasi akan ditawarkan oleh Baron Technopark berupa pengetahuan tentang energi alternatif dan pengetahuan tentang budidaya pertanian dengan konsep integrated planning dan biocycle farming di Kawasan Agro Tehno Park (ATP). Sementara, ecotourism ditawarkan sebagai salah satu produk wisata di Kawasan ATP dengan mengemukakan konsep wisata yang ramah lingkungan. Fasilitas wisata yang akan dibangun meliputi fasilitas akomodasi, atraksi wisata tirta, wisata petualangan alam dan atraksi wisata bercocok tanam. Komponen komponen sarana prasarana pariwisata dari kawasan Baron Technopark adalah; Restoran, Camping Ground, Jalan Lingkungan, Lintasan tracking, Moda Transportasi air (wisata air), Dermaga perahu, Fasilitas Parkir, Kios Seni, Kios buah/jajanan khas Gunungkidul, Stage Pertunjukkan, Kantor Pengelola, Museum dan Bale. Estimasi Biaya Rencana anggaran biaya dari obyek wisata ini merupakan keseluruhan biaya yang dibutuhkan dari penyediaan lahan, pembangunan fasilitas wisata dan pemenuhan seluruh sarana 20

21 Peluang Investasi 2013 prasarana pendukung kegiatan kegiatan dan atraksi wisata di tempat ini. Biaya yang dibutuhkan dihitung dengan pendekatan dari harga harga yang berlaku di pasaran saat ini, beberapa bagian dihitung dengan pendekatan lumpsum. Beberapa bagian bangunan seperti lintasan lintasan tracking karena telah ada maka sifat pembangunannya hanya penataan saja. Komponen diestimasi biayanya terdiri atas biaya untuk penyediaan lahan dan penataannya serta biaya investasi untuk pembangunan konstruksi, biaya perijinan, biaya operasi dan pemeliharaan. Analisis Biaya Dalam analisis ini struktur perbandingan komponen biaya adalah suku bunga didasarkan atas perkembangan bunga kredit investasi antara tahun 2008 hingga tahun yaitu diambil pendekatan nilai sebesar 15%. Biaya yang dibutuhkan untuk penyedian lahan pada obyek wisata ini adalah sebesar Rp , yang digunakan untuk pembelian tanah seluas 4 ha dengan harga Rp , per hektarnya dan biaya penataan lahan sebesar Rp ,. Sementara perhitungan biaya konstruksi dilakukan terhadap bangunan bangunan dan fasilitas lainnya yang akan dibangun di obyek wisata ini dengan data harga didapatkan dari survey dan perbandingan terhadap Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 dengan harga harga yang berlaku di pasaran. Analisis Standar Belanja (ASB) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 No Uraian Luas ( m2) Harga satuan Total Harga 1 Museum , ,00 2 Gedung Pertemuan , ,00 3 Kios Seni , ,00 4 Camping Ground ,00 5 Jalan Lingkungan x2, ,00 6 Lintasan Tracking ,00 7 Darmaga Perahu ,00 8 Parkir , ,00 9 Taman , ,00 10 Stage , ,00 11 Bale ,00 12 Tempat Ibadah ,00 13 Reatoran , ,00 14 Kantor Pengelola , ,00 15 M & E ,00 21

22 Peluang Investasi 2013 Biaya lain lain, terdiri atas Biaya Konsultan yang ditetapkan sebesar Rp ,00 dan biaya perijinan sebesar Rp ,00. Biaya Operasional adalah biaya yang dilakukan terhadap komponen komponen pendukung beroperasinya obyek ini, yaitu: gaji tenaga kerja, telekomunikasi, kompensasi aktivitas subak, peralatan, administrasi, produksi restoran, marketing, dan pementasan kesenian. Tenaga kerja dan biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis pariwisata ini didapatkan dari wawancara dengan pelaku usaha dan didapatkan data seperti ditunjukkan pada tabel di berikut ini. Biaya Gaji Tenaga Kerja NO KOMPONEN UPAH Vol Satuan GAJI (Rp) JUMLAH (Rp) 1 Direktur 1 Orang 20,000, ,000, Manajer 2 Administrasi 1 Orang 10,000, ,000, Manajer 3 Keuangan 1 Orang 10,000, ,000, Manajer 4 SDM 1 Orang 10,000, ,000, Manajer 5 Pemasaran 1 Orang 10,000, ,000, Manajer 6 Teknik 1 Orang 10,000, ,000, Staf 50 Orang 2,000, ,000, Jumlah dalam sebulan 170,000, dalam setahun 2,040,000, Biaya pemeliharaan sangat penting sekali dianggarkan selama beroperasinya obyek wisata ini, besarnya nilai biaya pemeliharaan ditetapkan sebesar 10% dari biaya pembangunan konstruksinya dan direncakan akan meningkat 5% setiap tahunnya. Pada tahun pertama diperlukan biaya pemeliharaan sebesar Rp , Analisis Pendapatan Komponen pendapatan didapatkan dari penjualan produk paket wisata dan penyewaan tempat. Pada komponen penjualan paket wisata sudah termasuk di dalamnya berupa penjualan tiket masuk, pendapatan dari aktivitas dan atraksi wisata, penjualan makanan dan 22

23 Peluang Investasi 2013 tiket pementasan kesenian, harga harga tiket ini juga telah termasuk perhitungan quide fee yang besarnya antara 17,5% (tamu domestik) hingga 20% (untuk tamu asing). Harga harga ini juga telah disesuaikan dengan harga harga tiket di pasaran untuk obyek wisata sejenis yang berlaku saat ini. Analisis Investasi Berdasarkan model pembiayaan dan model pendapatan tersebut diatas maka analisis selanjutnya adalah analisis kelayakan investasi proyek. Suku bunga investasi diambil berdasarkan faktor suku bunga investasi dari tahun dan diambil pendekatan angka 15%. Dengan demikian pembiayaan dan pendapatan di discount kan pada bunga tersebut diatas. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp ,73, dimana nilai tersebut lebih besar dengan nol sehingga rencana investasi pengembangan obyek wisata pada pembangunan Baron Technopark ini dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Nilai Internal Rate of Return (IRR) yang didapatkan adalah 23,22%, dimana jika dibandingkan terhadap bunga investasi tertinggi yang mungkin terjadi yaitu 15%, maka proyek ini cukup prospektif. Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) didapatkan sebesar 1,802, hal ini menunjukkan bahwa investasi ini cukup layak dilanjutkan karena nilai yang didapat lebih besar dengan angka satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa proyek ini cukup prospektif dan menguntungkan bila dilaksanakan. Analisa sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan kemungkinan yang terjadi agar bisa diambil langkah langkah yang tepat untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi dan menjamin bahwa setiap rencana investasi aman untuk dilaksanakan. Pemodelan pertama dilakukan dengan mengasumsikan bahwa semua komponen biaya mengalami kenaikan dengan angka pendekatan sebesar 10% sedangkan pendapatannya tetap, dan dari hasil analisis yang dilakukan pada kondisi ini didapatkan hasil NPV Rp ,16; IRR = 19,45% dan BCR = 1,406. Dengan demikian dari hasil hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa rencana investasi ini masih layak untuk dilanjutkan. 23

24 Peluang Investasi 2013 Pemodelan kedua dilakukan dengan mengasumsikan bahwa semua komponen pendapatan mengalami penurunan dengan angka pendekatan sebesar 10% sedangkan biaya biaya yang dikeluarkan tetap, dan dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan hasil NPV sebesar Rp ,30; IRR = 20,48% dan BCR = 1,524. Hal ini menunjukan bahwa investasi ini cukup layak dilanjutkan. Pemodelan ketiga dilakukan dengan mengasumsikan bahwa semua komponen pendapatan mengalami penurunan dengan angka pendekatan sebesar 10% dan biaya biaya yang dikeluarkan mengalami peningkatan pula sebesar 10%, dan dari hasil analisis yang dilakukan pada kondisi ini didapatkan hasil NPV sebesar Rp ,87 ; IRR = 16,96% dan BCR = 1,171. Dengan demikian dari hasil hasil analisis sensitivitas tersebut dapat dinyatakan bahwa rencana investasi ini masih layak untuk dilanjutkan baik pada kondisi biaya biaya meningkat, pada saat kondisi pendapatan turun, maupun saat mengalami kondisi biaya biaya meningkat dan pendapatan turun pada waktu yang bersamaan. 24

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Umum Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Gunungkidul adalah daerah yang termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 5 desa dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: DPPKA Pemda DIY Gambar 4.1 Peta Administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan terluas di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7 juta km 2. Pulau-pulau tersebut

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2010 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv BAB 1 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah. PEMBANGUNAN DAERAH Menurut Balkley, 1988 pembangunan daerah merupakan fungsi dari sumber daya manusia dan alam, investasi, kewirausahaan, transportasi, komunikasi, komposisi teknologi, teknologi lintas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur

Lebih terperinci

pengaduan, kritik dan saran secara online demi terciptanya Polri yang Profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya.

pengaduan, kritik dan saran secara online demi terciptanya Polri yang Profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya. Kepolisian Resor Gunungkidul berkedudukan di Jl. MGR Sugiyopranoto No. 15 Wonosari, Gunungkidul, merupakan Institusi Polri yang mempunyai tugas pokok Polri Sebagai pemelihara keamanan, ketertiban masyarakat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Museum Karst di Gunungkidul

Museum Karst di Gunungkidul BAB III TINJAUAN KHUSUS MUSEUM KARST DI GUNUNGKIDUL 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Gunungkidul 3.1.1 Kondisi Geografi 3.1.1.1 Letak, Batas dan Luas Gambar ar 3.1 Peta Topografi Kabupaten Gunungkidul Sumber

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ).

PENDAHULUAN. (Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 3.1 Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 3.1 Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 22 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1 Letak Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang terdapat

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 4 kabupaten di

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 4 kabupaten di 10 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2.1 Struktur dan Karakteristik Fisik Dasar 2.2.1 Letak Geografis Kabupaten Gunungkidul Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu dari 4 kabupaten di Propinsi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala, Ir. Syarief Armunanto, MM NIP Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2010 Halaman 1

KATA PENGANTAR. Kepala, Ir. Syarief Armunanto, MM NIP Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2010 Halaman 1 KATA PENGANTAR Untuk menentukan arah dan kebijakan pemerintah harus didukung dengan data yang valid, up to date (terkini) dan dapat dipercaya sumbernya. Pemerintahan yang berbasis data akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabijakan pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. kabijakan pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis karena letak geografisnya diantara 6 o LU 11 o LS dan 95 o BT 141 o BT. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-290 PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Eta Rahayu dan Eko Budi Santoso

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kepariwisataan menjadi suatu industri yang populer karena manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kepariwisataan menjadi suatu industri yang populer karena manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kepariwisataan menjadi suatu industri yang populer karena manfaat ekonomi, praktis setiap daerah berniat mengembangkan dirinya menjadi salah satu daerah tujuan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Pengenalan Kota Pematangsiantar Kota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki ibukota Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan telah membuat Jutaan rakyat tidak bisa mengenyam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan telah membuat Jutaan rakyat tidak bisa mengenyam pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan telah membuat Jutaan rakyat tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak ada investasi,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst. III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis dan Fisiografis Geografis dan bentuk wilayah mempengaruhi sistem pengelolaan dan pertumbuhan tanaman secara tidak langsung. Dari fisiografi memberikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Letak dan kondisi Geografis a. Batas Administrasi Daerah Secara geografis Kabupaten Magetan terletak pada 7 o 38` 30 LS dan 111

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-17 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami

Lebih terperinci

PETA KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PETA KABUPATEN GUNUNGKIDUL PETA KABUPATEN GUNUNGKIDUL Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2012 2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2012 3 GUNUNGKIDUL HANDAYANI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami dan Retno Indryani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta BAB IV GAMBARAN UMUM GAMBAR 4.1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta B. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci