V. RUMUSAN KEGIATAN MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. RUMUSAN KEGIATAN MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR"

Transkripsi

1 V. RUMUSAN KEGIATAN MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR 5.1. Deskripsi Umum Majelis Ta lim sebagai institusi pendidikan islam yang berbasis masyarakat dimana peran strategisnya terletak dalam mewujudkan learning society suatu masyarakat yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan dapat menjadi wahana belajar sekaligus penyampaian pesan agama kepada masyarakat. Terdapat 2 buah Majelis Ta lim di Desa Rambah Hilir Timur yang aktif yaitu Majelis Ta lim Miftahul Jannah Masjid Al Jamaah dan Majelis Ta lim Al Hidayah Mesjid Taqwa. Majelis taklim di Desa Rambah Hilir Timur dikategorikan pada Majelis Ta lim yang diselenggarakan oleh masjid, dimana anggotanya berdasarkan jamaah suatu masjid. Keterlibatan anggota didasarkan atas keaktifannya dalam menjadi jamaah suatu masjid atau mushalla. Khusus Majelis Ta lim Miftahul Jannah dan Majelis Ta lim Al Hidayah anggotanya khususnya ibu-ibu dan pembentukan kedua Majelis Ta lim ini pada mulanya dipelopori oleh isteri kepala Desa ibu Suryanis Spd dibentuk pada tahun Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Majelis Ta lim tersebut pada mulanya untuk memberikan bimbingan kepada ibu-ibu tentang tata cara shalat yang benar, belajar tentang do a dan ahlak sehari-hari. Tapi walau demikian materi yang diberikan kepada majelis taklim tersebut berkisar tentang ke islaman yang menyangkut aspek akidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Memang sulit menentukan kurikulum, sebab dari segi kehadiran jamaah yang tidak tetap seperti disekolah pendidikan formal. Seperti wawancara dengan salah seorang pengisi kegiatan, Majelis Ta lim Hj. Mariam (72) tahun bahwa peserta atau jamaah Majelis Ta lim banyak yang berpendidikan rendah. Jamaah Majelis Ta lim menginginkan ustaz atau guru yang memberikan pelajaran tidak perlu yang berpendidikan tinggi, yang penting dapat menyesuaikan diri dengan jamaah Majelis Ta lim bila perlu dengan bahasa dan gaya yang lucu dalam penyampaian ceramah. Biasanya tidak ada sumber rujukan buku yang pasti yang digunakan oleh para ustaz, sebahagian ada yang mengambil rujukan kepada kitab-kitab sufi seperti Ihya Ulumuddin, dan

2 42 sebahagian mengambil dari Alquran dan Hadist yang kemudian dikembangkan sesuai dengan kemampuan ustaz. Ada beberapa kesulitan dalam menyampaikan materi yang ditetapkan oleh Majelis Ta lim ataupun ustaz yaitu : 1. Bagi jamaah: a. Peserta atau jamaah Majelis Ta lim, berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda. Ada yang rendah pengetahuannya tentang agama, ada yang sederhana. b. Waktu. Waktu yang diberikan untuk para ustaz dalam menyampaikan pelajaran hanya berkisar antara menit.waktu yang demikian adalah masa yang pendek bagi seseorang yang menimba ilmu dari guru, apalagi Majelis Ta lim dilakukan hanya satu kali dalam satu minggu. c. Kecendrungan Jamaah Diantara Jamaah ada yang menginginkan pengajian tentang ibadah saja, ada pula yang ingin pelajaran ahlak dan ada pula yang ingin materi tentang aqidah. Memperhatikan selera jamaah tersebut tentu berakibat sulitnya membuatkan kurikulum dan materi yang akan diajarkan kepada jamaah. 2. Bagi Ustaz ; a. Kemampuan yang dimiliki oleh ustaz berbeda beda, tergantung pada pendidikan yang dimilikinya dan penguasaan materi yang disampaikan b. Waktu yang dimiliki ustaz terbatas, sebab masing-masing ustaz mempunyai pekerjaan lain, sehingga bila ustaz tidak hadir misalnya biasanya jamaah Majelis Ta lim mengisi kegiatannya dengan melakukan pembacaan surah yasin secara bersama-sama yang dipandu oleh pengurus Majelis Ta lim. Dengan demikian, Majelis Ta lim di Desa Rambah Hilir Timur tidak memiliki kurikulum dan tidak pula ditentukan materi khusus, namun tidak keluar dari basis keislaman. Akibat tidak adanya kurikulum, maka implementasinya dari kegiatan Majelis Ta lim belum begitu terlihat dalam kehidupan beragama.

3 43 Tata cara belajar di Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur biasanya sudah ada kesepakatan belajar pada hari-hari jum at sore pukul sampai pukul wib dan kadang-kadang pukul sampai wib. Dalam setiap pengajian dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan bacaan al quran, setelah itu dilanjutkan penyajian materi pengajian oleh Ustaz. Pengajian yang disampaikan ustad selain materi biasa, kadang-kadang disesuaikan dengan momen waktu saat itu, seperti peringatan hari besar islam, Isra Miraj, Maulid Nabi, menyambut Ramadhan, menyambut Tahun Baru Islam serta Halal Bi Halal setelah Aidul Fitri. Setelah Ustaz menyampaikan materi pengajian,biasanya diberikan kesempatan kepada jamaah Majelis Ta lim untuk bertanya berkenaan dengan materi yang disampaikan ataupun persoalan lain yang belum diketahui oleh jamaah. Struktur organisasi Majelis Ta lim dapat dilihat pada Gambar 3. BADAN PENGAWAS WAKIL KETUA KETUA BENDAHARA SEKRETARIS BIDANG DAKWAH BIDANG PELATIHAN BIDANG ORGANISASI BIDANG SOSIAL DAN PERMASYARAKATAN Gambar 3. Struktur organisasi Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur

4 Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kegiatan Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur pada dasarnya tidak langsung melaksanakan aktivitas ekonomi lokal karena kegiatan Majelis Ta lim lebih banyak bernilai sosial dan agama dengan berusaha memperbaiki moral dan akhlak anggotanya. Namun aktivitas Majelis Ta lim tersebut dapat juga dikategorikan dalam rangka penanggulangan kemiskinan yaitu lebih mencerdaskan anggotanya melalui pendidikan non formal dan tradisi belajar tanpa dibatasi oleh usia. Perinsip ajaran islam seperti tersebut dalam surah Alqosos ayat 77 berbunyi : Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan mu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi, sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Dari kandungan ayat tersebut dapat diketahui bahwa tugas hidup seorang muslim, selain merebut keberuntungan kampung akhirat juga jangan melupakan kebahagiaan dari duniawi, termasuk memperhatikan ekonomi. Organisasi Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur hingga saat ini belum memiliki sebuah unit kegiatan ekonomi produktif yang mampu menghasilkan sebuah produk unggulan tertentu. Anggota Majelis Ta lim setiap kali melaksanakan kegiatan melakukan pengumpulan infak/dan sedekah berupa iyuran bulanan sebesar Rp1000 perorang/ minggu. Hasil dari infak dan sedekah tersebut digunakan untuk kegiatan sosial seperti bantuan kepada anggota yang sakit, anggota yang melahirkan, dan bantuan kematian. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, jamaah Majelis Ta lim merasakan biarpun materi ceramah yang mereka terima dalam pengajian menyangkut soal perbaikan ahlak dan ibadah, namun dalam kehidupan sehari-hari akan berpengaruh kepada motivasi kerja, kejujuran dalam bekerja, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Jadi kegiatan Majelis Ta lim tersebut tidak secara langsung berkaian dengan pengembangan ekonomi masyarakat, namun dengan pendalaman dan penghayatan ajaran agama islam

5 45 secara baik akan dapat mendorong anggota Majelis Ta lim dalam mendorong kegiatan produktif didalam keluarga, serta terwujudnya keluarga sakinah. Pengembangan ekonomi melalui kegiatan Majelis Ta lim pada dasarnya sangat memungkinkan untuk dikembangkan, jika ditinjau dari jumlah anggotanya, satu Majelis Ta lim rata-rata mempunyai anggota sebanyak 50 sampai 70 orang. Desa Rambah Hilir mempunyai 2 buah Majelis Ta lim, perkiraan keanggotannya berkisar antara 100 sampai dengan 140 orang, keanggotaan Majelis Ta lim sifatnya tidak tetap dan selalu berubah ubah akan tetapi tingkat kehadirannya ratarata sebanyak 50 sampai 70 orang setiap minggunya untuk setiap Majelis Ta lim. Seperti diketahui di atas setiap pelaksanaan kegiatannya setiap anggota mengumpulkan iuran sebesar Rp.1.000,- per minggunya atau Rp.4.000,- per bulannya. Artinya untuk setiap bulannya di Desa Rambah Hilir Timur dana yang terkumpul dalam kegiatan Majelis Ta lim paling sedikit Rp ,-. Dengan Kekuatan sosial yang dimilikinya Majelis Ta lim sebenarnya mempunyai potensi untuk mengembangkan kegiatan ekonomi anggotanya. Dengan penguatan kelembagaan Majelis Ta lim sampai pada aras Kabupaten, Majelis Ta lim dapat membentuk lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang mempunyai sumber permodalan yang berasal dari iuran anggotanya. Untuk melihat kekuatan majelis Taklim pada aras Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 9 berikut : Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Majelis Ta lim Kabupaten Rokan Hulu NO KECAMATAN JUMLAH 01 TANDUN ROKAN IV KOTO RAMBAH HILIR BANGUN PURBA TAMBUSAI UTARA UJUNG BATU RAMBAH SAMO KABUN RAMBAH KEPENUHAN PAGARAN TAPAH KUNTO DARUSSALAM TAMBUSAI 65 JUMLAH 493

6 46 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di Kabupaten Rokan Hulu terdapat 493 buah Majelis Ta lim dengan perkiraan jumlah anggotanya sebanyak sampai orang. Jika dikonversikan pada kemampuan pengumpulan dana perbulannya, Majelis Ta lim mampu mengumpulkan dana dari anggotanya sebanyak Rp ,- sampai Rp ,-. Jumlah yang besar ini jika dikelola dengan benar melalui kegiatan usaha keuangan mikro berbasis syariah untuk menunjang kegiatan ekonomi produktif anggotanya, maka masalah kemiskinan di Kabupaten Rokan Hulu dapat ditanggulangi dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif. Kendala utama pengembangan ekonomi produktif di desa-desa adalah tidak adanya akses terhadap permodalan, kolateral serta tidak adanya kelembagaan masyarakat yang mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk membuka akses permodalan bagi usaha masyarakat desa. Peran kelembagan Majelis Ta lim di aras Kabupaten harus berfungsi sebagai organisasi formal yang berfungsi sebagai lembaga yang mengontrol kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan moral dan akhlak melalui penguatan kegamaan dan sekaligus sebagai lembaga yang mengatur pengembangan ekonomi ummat melalui penciptaan akses permodalan usaha produktif, dapat berbentuk Koperasi Simpan Pinjam, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yang mana sumber modal utamanya berasal dari anggota Majelis Ta lim yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Pengembangan ekonomi ummah ditujukan untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif, seperti kegiatan usaha peremajaan karet yang didukung dengan pengembangan usaha sayuran semusim untuk menggantikan sumber pendapatan utama (perkebunan karet) sebelum menghasilkan. Nasdian (2008), menyatakan bahwa mekanisme pemberdayaan masyarakat berdasarkan bentuk kelembagaan dan pola pendekatan pemberdayaannya dapat dilihat pada Gambar 4.

7 47 Gambar 4. Mekanisme Pemberdayaan Masyarakat. Sumber: Nasdian dan Kolopaking, 2008 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa organisasi formal yang ada di Majelis Ta lim pada aras Kabupaten atau Himpunan Kelompok Majelis Ta lim yang ada pada aras Kecamatan dapat mengakses sumber modal yang ada baik secara kredit bersubsidi maupun kredit komersial. Dengan penguatan modal yang telah ada melalui sumber modal yang berasal dari iuran anggota serta dikelola dengan manajemen yang benar maka bukan merukan suatu hal yang mustahil bila lembaga keuangan lainnya, khususnya lembaga keuangan syariah akan tertarik untuk bekerjasama dengan kelembagaan Majelis Ta lim dalam hal penyediaan pembiayaan bagi usaha produktif anggota Majelis Ta lim. Kelembagaan Majelis Taklim juga dapat dikembangkan sampai pada aras Propinsi, sebagai bahan perbandingan bahwa banyaknya jumlah majelis Ta lim di Propinsi Riau menurut data Kanwil Departemen Agama Tahun 2007 adalah buah Majelis Ta lim. Dengan perkiran jumlah anggotanya adalah orang yang tersebar diseluruh kabupaten yang ada di Propinsi Riau. Data tersebut secara detail dapat dilihat pada lampiran.

8 Pengembangan Modal Sosial Sumber-sumber daya yang dipunyai oleh masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat merupakan modal. Modal dimaksud baik modal manusia, modal fisik, modal financial, dan modal yang disetarakan dengan modalmodal tersebut yaitu modal sosial. Para ilmuan sosial sering mengartikan modal manusia sebagai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki manusia untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Sedangkan yang dimaksud modal sosial kerap di dimaknakan sebagai keadaan organisasi sosial, seperti jaringan-jaringan norma-norma dan kepercayaan (trust) yang dapat meningkatkan produktivitas masyarakat ( Suharto 2005 ). Modal sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara anggota kelompok masyarakat yang memungkinkan terjadinya kerja sama atas dasar rasa saling mempercayai, norma-norma yang menghasilkan modal sosial harus secara substantif menginfernalkan nilai-nilai seperti seperti kejujuran, pemenuhan tugas, dan kesediaan untuk saling menolong, serta komitman bersama. Majelis Taklim di Desa Rambah Hilir Timur didalam fungsinya untuk mewujudkan learning society, suatu masyarakat yang memiliki tradisi belajar tanpa dibatasi usia dan jenis kelamin dan tingkat pendidikan memiliki sistem nilai yang berperan didalamnya seperti sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Disadari atau tidak kegiatan Majelis Ta lim telah berusaha melestarikan nilai-nilai budaya setempat selain nilai agama juga tolong menolong saling peduli antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, dan solidaritas dalam kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan umat yang bertaqwa kepada yang maha esa dan berakhlak kepada sesama. Sebagai suatu modal sosial yang telah dibangun diantara pengurus dan jamaah Majelis Ta lim dalam bentuk tanggung jawab dan saling percaya mempercayai serta adanya sistem kekerabatan kebersamaan dan solidaritas yang tinggi akan sangat mewarnai keberhasilan dan kelangsungan kegiatan Majelis Ta lim seperti yang diungkapkan oleh Hajah Mariam (67 tahun).

9 49 Dengan kegiatan Majelis Ta lim ini kami dapat meningkatkan shilaturrahmi dapat saling ingat mengingatkan antara satu dengan lainnya,apalagi kami yang sudah tua-tua ini perlu memperbanyak amal untuk bekal nanti di akhirat. Saya sendiri sebagai orang tua dalam Majelis Ta lim ini tidak mau ketinggalan mengikuti kegiatan Majelis Ta lim ini, karena dapat memupuk iman kepada Allah Swt. Keikutsertaan jamaah Majelis Ta lim dalam kegiatan sehingga terjadi shilaturrahmi saling percaya antara sesama anggota secara otomatis mengandung modal sosial didalamnya. Demikian juga kerjasama antara jamaah Majelis Ta lim terlihat dengan adanya partisipasi mereka dalam memberikan sumbangan untuk bantuan bagi mereka yang mendapat musibah. Modal sosial yang ada didalam masyarakat tersebut menunjukkan kuatnya ikatan intra komunitas dan tingginya modal sosial masyarakat, dan kegiatan Majelis Ta lim di Desa Rambah Hilir Timur merupakan sebuah gerakan sosial, walaupun kegiatan yang bersifat non fisik namun sangat bernilai dalam mewujudkan perbaikan ahlak dan ketenangan didalam masyarakat, serta menghasilkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah yang maha kuasa. Pemanfaatan modal sosial dalam kegiatan Majelis Ta lim terkandung juga, didalamnya hubungan antara modal sosial, modal manusia dan modal fisik. Hubungan ketiga modal tersebut sangat berkaitan. Dalam modal manusia terdapat 4 orang pengajar/ ustad tamatan pasantren yang memberikan bimbingan secara rutin kepada jamaah, selain itu komunitas jamaah, selain itu komunitas jamah Majelis Ta lim kedua kelompok Majelis Ta lim sebanyak 90 orang. Sedangkan modal fisik adalah masjid Aljamah dan masjid Taqwa yang dapat dijadikan pusat dalam kegiatan Majelis Ta lim, serta rumah-rumah jamah yang bisa dijadikan tempat kegiatan Majelis Ta lim. Hubungan antara kapital sosial kapital manusia dan kapital fisik dalam majelis taklim adalah bahwa Majelis Ta lim sebagai kapital sosial misalnya dapat mendorong anggotanya untuk meningkatkan silaturrahmi, saling tolong menolong.

10 Kebijakan dan Perencanaan Sosial Kebijakan sosial adalah seperangkat tindakan ( course of action) kerangka kerja (framework), petunjuk (qudeline), rencana (plan) peta (map) atau strategi yang dirancang untuk menterjemahkan visi politis pemerintah atau lembaga pemerintah kedalam program dan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang kesejahteraan sosial (social welfare) karena urusan kesejahteraan sosial senantiasa menyangkut orang banyak, maka kebijakan sosial seringkali ditentukan dengan kebijakan publik (Suharto 2005). Berdasarkan pengertian kebijakan sosial tersebut, maka kebijakan sosial dapat pula diartikan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan pihak pemerintah yang diarahkan untuk menangani masalah-masalah sosial yang ada pada warga negara. Adapun masalah sosial yang dimaksud yaitu memenuhi hakhak dasar masyarakat yang meliputi hak atas pangan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah lingkungan hidup dan sumberdaya alam dan rasa aman. Kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur bukan merupakan kebijakan sosial, karena kegiatan tersebut murni dari masyarakat. Oleh karena itu pembahasan kebijakan sosial dilakukan langsung oleh pengurus Majelis Ta lim bersama anggotanya berlandaskan pada keyakinan peningkatan ibadah, peningkatan ilmu, peningkatan iman semoga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi anggota. Meskipun produk kebijakan yang dibuat merupakan langkah partisipasi masyarakat ditingkat bawah namun selanjutnya kebijakan tersebut juga dipengaruhi kebijakan pemerintah dalam hal ini Depertemen Agama terutama dalam pengaturan guru / ustaz, kurikulum yang jelas, terprogram dan terarah dan evaluasi belajar untuk mengetahui hasilnya Kapasitas Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur Kepemimpinan Kepemimpinan di dalam Majelis Ta lim yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pengurus Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur. Gaya kepemimpinan dapat diketahui melalui pengurus dalam mengambil keputusan, baik dalam menyusun program kegiatan, maupun kegiatan lainnya.

11 51 Tradisional manajemen mengartikan management sebagai doing something by others atau getting thing done throught People ( memperoleh atau melakukan suatu pekerjaan melalui atau oleh orang lain). Sedangkan modern manajemen memberikan pengertian manajemen sebagai working with and throught other ( bekerjasama dengan dan melalui orang lain). (Muchtar samad 2007). Berdasarkan pengertian pertama berarti pimpinan (manajer) berada dibelakang meja dan menyerahkan pekerjaan kepada orang lain sambil menunggu laporan pelaksanaannya. Sedangkan pengertian kedua bermaksud bahwa pimpinan tidak hanya menyerahkan pekerjaan tapi juga ikut aktif bekerja sama dilapangan terutama dalam memberikan petunjuk, bimbingan dan kontrol, karena wewenang bisa dilimpahkan namun tanggung jawab keberhasilan suatu tugas tetap berada pada pimpinan. Berdasarkan observasi dan wawancara, keputusan yang diambil oleh pengurus Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur selalu tidak diputuskan begitu saja, namun terlebih dahulu dibicarakan dengan jamaah Majelis Ta lim. Karena kegiatan Majelis Ta lim dilaksanakan secara rutin, biasanya bila ada hal-hal yang perlu dibicarakan langsung dimusyawarahkan dan diputuskan bersama jamaah Majelis Ta lim, umpamanya tentang pengaturan jadwal jamaah yang akan menyampaikan konsumsi dalam kegiatan Majelis Ta lim, siapa saja guru yang disepakati untuk mengisi kegiatan Majelis Ta lim. Pengurus mesjid juga mempunyai andil dalam keputusan tersebut, karena pengurus Majelis Ta lim sebelum memutuskan sesuatu tentang kegiatan terlebih dahulu berkonsultasi dengan pengurus masjid. Pengambilan keputusan internal pengurus Majelis Ta lim sendiri tidaklah didominasi oleh ketua sendiri. Tiap-tiap pengurus dan anggota mempunyai hal yang sama dalam mengemukakan pendapat Perencanaan Program Proses perencanaan suatu program seperti tergambar pada penjelasan kepemimpinan pada sub bab terdahulu, munculnya ide dari program-program tidak hanya datang dari pengurus, tapi juga dari jamaah Majelis Ta lim lainnya.

12 52 Penyusunan program biasanya dilaksanakan rapat pengurus terlebih dahulu, selanjutnya baru dilaksanakan rapat bersama jamaah. Penyusunan program pokok sejak dibentuk Majelis Ta lim bulan oktober tahun 2005 baru dilaksanakan 4 kali. Adapun program-program yang direncanakan adalah sebagai berikut : 1. Pengajian rutin yang dilaksanakan pada setiap sore jumat. 2. Peringatan hari besar islam 3. Pelaksanaan shalat berjamaah secara rutin 4. Latihan berzanji dan marhaban pada setiap selasa malam Kebutuhan dana untuk program tersebut sebahagian besar berasal dari jamaah Majelis Ta lim. Biasanya dana tersebut langsung terpakai habis, belum ada dana yang bersifat produktif. Sesuai dengan namanya,maka kegiatan yang paling menonjol adalah pembinaan tak lim ( ceramah agama) dan pendalaman agama, dengan guru/ustad yang diatur secara bergantian. Selain itu ada ceramah yang bersifat umum dan melibatkan masyarakat ramai yaitu dalam acara peringatan hari besar islam seumpamanya Maulid Nabi Muhammad Saw, Isra Miraj, Tahun baru Islam, menyangkut datangnya bulan suci ramadhan dan halal bihalal. Acara peringatan hari besar islam tersebut bukan hanya diikuti oleh jamaah Majelis Ta lim, tapi juga oleh masyarakat secara umum. Setelah dilihat perencanaan program majelis tak lim ternyata belum ada program yang menyentuh perbaikan ekonomi jamaah seperti usaha-usaha kelompok masyarakat dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga 5.7. Pelaksanaan Program Dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan tersebut tetap, melibatkan seluruh jamaah, baik pengurus maupun anggota Majelis Ta lim. Berdasarkan observasi dan wawancara jamaah majelis taklim sangat bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam program yang bersifat insidentil seperti memperingati maulid Nabi Muhammad Saw 1429 H. Adapun program program yang bersifat rutin tetap diikuti oleh jamaah walaupun tidak semuanya hadir hal tersebut terlihat dalam mengikuti kegiatan

13 53 pengajian yang dilakasanakan pada setiap hari jumat sore, baik dilaksanakan di Mesjid, maupun dirumah-rumah jamaah, dimana jumlah jamaah yang hadir cukup mengembirakan, bahkan sampai 45 sampai 50 orang. Kegiatan rutin lainnya yang sangat nampak adalah shalat berjamaah. Hal ini disebabkan pemahaman jamaah majelis taklim akan hadist Nabi Muhammad Saw yang artinya : Shalat berjamaah itu lebih afdol dari pada shalat sendiri dengan kelebihan 27 derajat. Pada hari kamis malam jumat, yang dikenal dengan sayidul ayyam ( penghulu hari), sehingga jamaah yang datang untuk melaksanakan shalat berjamaah lebih banyak, demikian juga pada hari senin malam selasa, hal ini dikarenakan sebahagian jamaah mengikuti tawajuh (zikir tertentu) setelah mereka melaksanakan shalat isya berjamaah disurau suluk yang terdekat dengan kediaman mereka. Kegiatan berzanji ibu-ibu berjalan secara rutin dilaksanakan setiap selasa malam setelah waktu isya, namun karena hal ini bersifat seni, tidak semua jamah Majelis Ta lim yang mengikutinya. Selain pada jadwal kegiatan latihan, kegiatan berzanji juga dilaksanakan pada waktu undangan anggota Majelis Ta lim melaksanakan syukuran aqiqah dan kegiatan sukuran walimatul urusy ( kenduri pernikahan). Partisipasi yang dilaksanakan oleh jamaah Majelis Ta lim terhadap kegiatan yang disebutkan adalah bersifat sukarela, artinya partisipasi yang muncul karena kesadaran pribadi, bukan merupakan mobilisasi. Partisipasi yang tumbuh dengan kesadaran pribadi tersebut sangat bagus, namun partisipasi tersebut secara kuantitas ternyata tidak konsisten, hal tersebut dapat diketahui sebagaimana pemaparan yang telah disebutkan Alokasi Sumberdaya Sumberdaya yang dimiliki oleh Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur dialokasikan untuk melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Pengalokasian sumberdaya tersebut secara manajemen dilaksanakan oleh pengurus. Dengan persetujuan dan aspirasi jamaah Majelis Ta lim. Pelaksanaan kegiatan majelis taklim yang dilaksanakan pada setiap sore jumat, bila

14 54 dilaksanakan dimesjid biaya yang diperlukan hanya untuk bantuan kepada ustad yang memberikan pengajian yang diambil dari kas Majelis Ta lim. yang berasal dari iyuran bulanan anggota, dan bila dilaksanakan dirumah anggota Majelis Ta lim biasanya disiapkan jamuan ringan oleh tuan rumah. Berdasarkan program Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur yang sudah direncanakan, alokasi sumberdaya lebih banyak ditujukan untuk pembangunan non fisik dan seremonial. Kegiatan fasilitasi berupa shalat berjamaah secara rutin dimesjid, tartil alquran dan pembacaan berzanji setiap hari selasa malam Hubungan dengan Pihak Luar Hubungan dengan pihak luar yang dilakukan oleh Majelis Ta lim Desa Rambah Hilir Timur dalam melaksanakan kegiatannya tetap meminta bimbingan dari kepala Desa, bahkan kepala Desa setiap tahun tetap memberikan dukungan dana untuk kegiatan Majelis Taklim, bahkan tahun 2007 pemerintah desa pernah memberikan bantuan stimulus sebesar Rp yang dimanfaatkan oleh Majelis Ta lim untuk : a. Transportasi dan akomodasi saat menghadiri berbagai undangan kegiatan/ rapat baik tingkat RW hingga tingkat kecamatan dan kabupaten b. Kegiatan Bakti Sosial dalam bulan Ramadhan c. Bantuan transportasi bagi guru/ ustadz yang didatangkan dari luar Desa Rambah Hilir Timur Dukungan dari pemerintah desa yang cukup baik merupakan peluang yang harus dioptimalkan oleh Majelis Ta lim. Dukungan dari Alim Ulama juga sebuah peluang yang harus di maksimalkan oleh Majelis Tak lim. Dukungan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Rambah Hilir dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk tentang pengelolaan Majelis Ta lim dalam era global yang penuh dengan kesibukan ini. Salah satu kelemahan Majelis Ta lim di Indonesia adalah karena tidak mempunyai, Visi dan Misi yang jelas dan bisa dicapai. Bila Visi dan Misinya kurang/tidak jelas maka sulit diadakan perencanaan yang tepat guna mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu sebelum Majelis Ta lim berbuat dan

15 55 melaksanakan fungsi dan perannya lebih dahulu harus ditentukan Visi dan Misinya yang jelas dan mungkin dicapai. Visi organisasi adalah pandangan pengurus organisasi terhadap masa depan, bagai mana keadaaan organisasi yang diinginkan pada masa depan itu. Sedangkan misi organisasi adalah fungsi, peran dan tugas organisasi yang harus dilakukan oleh organisasi untuk mewujudkan visinya (Samad, 2007). Melalui Majelis Ta lim dapat di sampaikan pesan-pesan, pembangunan oleh calon legislatif supaya mendapatkan dukungan dari masyarakat. Bahkan ada diantara calon legislatif yang memberikan peralatan rebana untuk Majelis Ta lim dan pakaian seragam. Oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu sering dilaksanakan Festival rebana yang diikuti oleh Majelis Ta lim dan dalam menyukseskan pembangunan pemerintah Kabupaten dan kecamatan sering menjadikan majelis taklim sebagai wadah. Dalam islam hal demikian pernah dijelaskan oleh Rasulullah Saw: bersabda: Wanita itu tiang negara, apabila wanita baik, baiklah negara,bila wanita rusak maka rusaklah negara. Kerjasama dengan selain pihak-pihak yang telah disebutkan selama ini belum pernah dilaksanakan. Pengurus menjelaskan hal itu memang belum terpikirkan, yang penting bagi mereka kegiatan majelis taklim ini berjalan, walaupun peningkatannya belum dirasakan oleh jamaah Majelis Ta lim. Selain alasan tersebut, pengurus merasa sulit untuk mencari pihak-pihak yang bersedia bekerjasama dengan Majelis Ta lim Ikhtisar Kegiatan Majelis Ta lim telah membawa manfaat yang besar bagi pengurus dan anggotanya. Sebagai media untuk menambah ilmu bagi komunitas Majelis Ta lim dan diharapkan dapat ditularkan kepada masyarakat umum. Hal ini bisa terjadi karena dalam jamaah Majelis Ta lim tertanam modal sosial. Modal Sosial tercermin dalam kemampuan anggota Majelis Ta lim. Untuk mengorganisir dirinya dan menggalang kerjasama dengan berbagai pihak yang berlandaskan

16 56 kepercayaan, kejujuran, hubungan timbal balik, yang membuat Majelis Ta lim di Desa Rambah Hilir Timur dapat bertahan dan berkelanjutan. Namun demikian masih dijumpai beberapa kelemahan dalam kegiatan majelis taklim ini antara lain : 1. Managemen dan administrasi belum profesional hal ini karena pendidikan pengurus relatif masih rendah 2. Majelis Ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal seharusnya mempunyai kurikulum yang jelas, terprogram dan terarah 3. Sistem pendidikan agama berasal dari berbagai kalangan, umumnya guru/ustadnya berganti-ganti, tidak diangkat secara resmi, bahkan banyak ustaznya yang baru dicari beberapa waktu sebelum pelaksanaan pengajian. 4. Kebanyakan pengajian diikuti oleh peserta yang tidak sama atau tidak tetap. Hal ini membuat tidak jelasnya siapa peserta sebenarnya, juga pemberian pelajaran tidak bisa secara bersambung, sehingga sulit ditentukan kurikulumnya. 5. Materi yang diberikan dalam kegiatan Majelis Ta lim lebih berorientasi pada peningkatannya moral dan ahlak, sehingga belum begitu tersentuh dalam penguatan ekonomi komunitas. Peran kelembagaan Majelis pada aras kecamatan dan Kabupaten mempunyai potensi yang besar untuk mengelola peningkatan ekonomi ummat melalui pembentukan lembaga keuangan yang dapat mempermudah penyediaan permodalan bagi anggotanya. Jumlah anggota Majelis Taklim yang terbilang besar dengan potensi pengumpulan dana yang cukup besar yang berasal dari anggotanya dapat dipakai sebagai modal awal bagi pengembangan lembaga keuangan mikro syariah di Kabupaten Rokan Hulu, dengan tujuan utama mengentaskan kemiskinan anggota Majelis Ta lim tersebut. Adapun upaya untuk memperbaiki agar Majelis Ta lim mencapai keberhasilan dalam kegiatannya,maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

17 57 1. Pembenahan organisasi dan manajemen Majelis Ta lim. Dalam era modern dan global pada saat ini organisasi pendidikan modern lebih menitik beratkan tugasnya kepada pelayanan dan kemitraan daripada kepada petugas pembinaan. Oleh karena itu organisasi Majelis Ta lim seharusnya dalam melaksanakan tugasnya lebih banyak memfokuskan tugas kepada pelayanan pendidikan disamping bermitra dengan berbagai pihak terkait seperti dengan lembaga pendidikan dan lembaga dakwah yang ada 2. Pembenahan sistem majelis taklim pengurus Majelis Ta lim harus membenahi atau menata ulang sistem yang digunakan, dari sistem lama menjadi sistem baru.dari sistem lama, Majelis Ta lim lebih berfungsi sebagai lembaga dakwah yang menyelenggarakan ceramah agama, pengajian dan sejenisnya yang terkesan bersifat insidental, seadanya dan tidak teratur. Sedangkan dalam sistem baru, Majelis Ta lim berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal yang menggunakan sistem pendidikan dalam melaksanakan tugasnya 3. Kemitraan dalam menyelenggarakan Majelis Ta lim kemitraan dalam pengelolaan Majelis Ta lim sangat diperlukan dengan berbagai pihak ( Stake holders) seperti pihak yayasan atau organisasi Badan kontak Majelis Ta lim kecamatan, Depertemen Agama, pengusaha dan sebagainya. Hal ini diperlukan bukan saja dalam kegiatan Majelis Ta lim tetapi dalam upaya pendanaan, mendapatkan fasilitas dan lain sebagainya. 4. Pelaksanaan sistem pendidikan non formal, hal ini dilaksanakan dengan cara : a. Pengangkatan guru/ustad tetap secara resmi oleh pengurus Majelis Ta lim atau yayasan yang membawahi majelis taklim b. Pemberian materi pelajaran yang bisa berkesinambungan dan kehadiran peserta yang ditandai kehadirannya (absen) c. Mengevaluasi keberhasilan pendidikan non formal diselenggarakan oleh Majelis Ta lim antara lain dengan mengisi angket yang berisi pertanyaan tentang keislaman yang telah dipelajari, dibandingkan dengan jawaban dari pertanyaan yang sama pada awal diselenggarakannya Majelis Ta lim d. Pemberian sertifikat oleh pengurus mesjid atas yayasan berdasarkan hasil evaluasi terhadap isian angket dari setiap peserta

18 58 5. Meningkatkan aktivitas ekonomi dalam komunikasi Majelis Ta lim untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan bisa mendanai kegiatan-kegiatan sosial majelis tak lim. 6. Materi da wah kedepan perlu diarahkan kepada tiga hal pokok : a. Mempertebal dan memperkokoh iman jamaah, sehingga tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh negatif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Meningkatkan tata kehidupan jamaah dengan menggugah dan mendorong mereka untuk menyadari bahwa agama mewajibkan mereka untuk berusaha menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini, dengan keseimbangan hidup dunia dan akhirat. c. Meningkatkan pembinaan akhlak jamaah, sehingga memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama dan masyarakat sehingga terwujud etos kerja dan ukhuwah dalam rangka mewujudkan kerukunan umat beragama.

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR Majelis ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal, sebagai lembaga da wah islam mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN 67 KAPASITAS KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Kepemimpinan Kepemimpinan di dalam kelembagaan musholla yang dimaksud adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pengurus Musholla Khoirus Subban. Gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ajaran Islam mewajibkan kepada setiap muslim untuk berdakwah yang ditujukan kepada seluruh manusia, baik muslim maupun kepada mereka yang belum beragama.

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN

RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN 80 RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN MUSHOLLA KHOIRUS SUBBAN Latar Belakang Program Musholla sebagai pusat ibadah bagi jamaah musholla selain berfungsi sebagai tempat menjalankan ibadah juga merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pemberdayaan masyarakat lokal yang diisyaratkan oleh Undangundang. Nomor 32/2004 telah menuntut pihak praktisi pengembang masyarakat, baik itu aparat pemerintah,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah 7.449.85 km² yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim 69 BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim Dengan berdirinya komplek Perumahan Villa Citra Bandar Lampung, terbentuklah PKK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul Kedudukan agama dalam kehidupan masyarakat maupun kehidupan pribadi sebagai makhluk Tuhan merupakan unsur yang terpenting, yang

Lebih terperinci

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH 68 BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH A. Model Komunikasi Dakwah yang Digunakan Da i dalam Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab ini meliputi kesimpulan dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. A. KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1. Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian Dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten di Provinsi Riau yang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN, RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian manusia diatur dalam prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya, tanpa dakwah Islam akan

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA ACARA PERESMIAN MUSDA III PD. BKMM-DMI KOTA BANDUNG HARI/TANGGAL : SELASA, 26 APRIL 2016 : PUKUL WIB

SAMBUTAN PADA ACARA PERESMIAN MUSDA III PD. BKMM-DMI KOTA BANDUNG HARI/TANGGAL : SELASA, 26 APRIL 2016 : PUKUL WIB WALI KOTA BANDUNG SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERESMIAN MUSDA III PD. BKMM-DMI KOTA BANDUNG HARI/TANGGAL : SELASA, 26 APRIL 2016 WAKTU TEMPAT : PUKUL 09.00 WIB : BASEMENT MASJID AL-UKHUWAH JL.

Lebih terperinci

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Al-Quran surat Al-Hasyr ayat 7 telah disebutkan bahwa harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn Abbas r.a dalam Laroche

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN KAMPUNG BINAAN KELUARGA SAKINAH DI KABUPATEN SIAK

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN KAMPUNG BINAAN KELUARGA SAKINAH DI KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN KAMPUNG BINAAN KELUARGA SAKINAH DI KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SIAK, Menimbang

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara BAB V ARAH KEBIJAKAN 5.1. ARAH KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG Arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Aceh Utara untuk jangka panjang, antara lain adalah : 1) Memperkuat struktur ekonomi dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama yang sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu, tidak terkecuali tua muda, laki-laki maupun perempuan, semua diisyaratkan untuk mencari ilmu.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, 333333333333 SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR BERSAMA PROF. HM AMIEN RAIS DI BALAI DESA BROSOT, GALUR KABUPATEN KULONPROGO

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR BERSAMA PROF. HM AMIEN RAIS DI BALAI DESA BROSOT, GALUR KABUPATEN KULONPROGO SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR BERSAMA PROF. HM AMIEN RAIS DI BALAI DESA BROSOT, GALUR KABUPATEN KULONPROGO Wates, 10 April 2011 Assalamu alaikum Wr.Wb. Yang Kami hormati Bapak

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu allimin Mu allimat Rembang 1. Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang memotivasi umatnya untuk selalu aktif menjalankan dan mengembangkan dakwah islamiyah. Keberadaan dakwah mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut agama Islam terbesar didunia. Dengan perkiraan 90% dari jumlah total penduduk Indonesia. Islam telah lama mewarnai perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 4 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT), RUKUN WARGA (RW) DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tatanan kehidupan yang dijalani. Hal ini banyak berkaitan dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan tatanan kehidupan yang dijalani. Hal ini banyak berkaitan dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi ini banyak persoalan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara individual maupun sosial yang menyangkut pola hidup dan tatanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT KELURAHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat 129 BAB V PEMBAHASAN Setelah penyajian data penelitian dilakukan, proses berikutnya adalah menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat diperoleh simpulan tentang upaya keluarga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas

BAB V PEMBAHASAN. A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas BAB V PEMBAHASAN A. Program Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Pada Sekolah Menengah Atas Program kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rancangan atau usaha-usaha

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016 BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, WASHOLATU WASSALAMU 'ALA ASROFIL AMBIYA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN, YANG SAYA HORMATI,

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN, YANG SAYA HORMATI, GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN PASAR RAKYAT DAN BAZAR DALAM RANGKA SELEKSI TILAWATIL QUR AN (STQ) XXI TINGKAT PROPINSI SULAWESI TENGAH DI MASDJID AGUNG

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Agung Kendal dikelompokkan menjadi empat yaitu kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. a. Kegiatan harian, meliputi

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 122 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Program Mengangkat Ekonomi Kerakyatan Melalui Koperasi Rukun Tetangga (RT) dalam Rangka Ketahanan Desa di Kabupaten Wonogiri, yang bertujuan untuk mempercepat

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah

Lebih terperinci

WAKIL BUPATI BENGKALIS

WAKIL BUPATI BENGKALIS WAKIL BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN WAKIL BUPATI BENGKALIS PEMBUKAAN MALAM KESENIAN DAN PELANGI NEGERI JUNJUNGAN SEMPENA HARI JADI KE-504 BENGKALIS TAHUN 2016 BENGKALIS, 1 AGUSTUS 2016 ASSALAMU ALAIKUM WR.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2007 TENTANG PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat

BAB IV ANALISIS. A. Faktor-faktor Penghambat 59 BAB IV ANALISIS A. Faktor-faktor Penghambat Dalam pembahasan sebelum bab ini telah diuraikan tentang sistem pelaksanaan manajemen organisasi remaja Masjid Agung Kendal dan manajemen organisasi Gereja

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia. Masa ini merupakan masa transisi dimana diperlukan penyesuaian diri dari masa anak-anak

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

HADIRIN TAMU UNDANGAN YANG BERBAHAGIA,

HADIRIN TAMU UNDANGAN YANG BERBAHAGIA, Bupati Garut SAMBUTAN BUPATI GARUT PADA KEGIATAN PERESMIAN SARANA AIR BERSIH DAN SANITASI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (SAB) MAJELIS ZIKIR NURUL IMAN CINTADAMAI SUKARESMI GARUT HALAMAN YAYASAN MAJELIS ZIKIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dakwah adalah suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan tujuan agar orang lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 13 BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Rambah 1. Keadaan Geografi Rokan Hulu merupakan salah satu Kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Kampar, berdasarkan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran otentik Kabupaten Rejang Labong dalam 5 (lima) tahun mendatang pada kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk periode RPJMD

Lebih terperinci

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PEMBUKAAN MALAM PERGELARAN KESENIAN DARI BERBAGAI SUKU SEMPENA HARI JADI KE-505 BENGKALIS TAHUN 2017

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PEMBUKAAN MALAM PERGELARAN KESENIAN DARI BERBAGAI SUKU SEMPENA HARI JADI KE-505 BENGKALIS TAHUN 2017 BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PEMBUKAAN MALAM PERGELARAN KESENIAN DARI BERBAGAI SUKU SEMPENA HARI JADI KE-505 BENGKALIS TAHUN 2017 BENGKALIS, 19 JULI 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KETUGASAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW)

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KETUGASAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KETUGASAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Membangun suasana religius di dalam lingkungan sekolah adalah membudayakan kebudayaan atau kebiasaan islami di sekolah, agar siswa mempunyai akhlak baik sehingga mampu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah Para pengurus demak, para peziarah yang datang Setiap hari di

Lebih terperinci

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIS PERAN MASJID

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIS PERAN MASJID BAB IV ANALISIS DESKRIPTIS PERAN MASJID A. Analisis Masjid Sebagai Pusat Peribadahan Secara garis besar baik dalam teori yang terdapat di dalam buku ataupun pandangan masyarakat secara langsung, setelah

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Nurul Ibadah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Nurul Ibadah BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Nurul Ibadah Pada awalnya masjid ini berasal dari sebuah langgar yang kecil, jamaahnya juga sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 28 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Lapas Klas I Kedungpane

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia merupakan agama penutup, sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu. Sebagai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 25 Tahun 2002 Seri: D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci