Pada bagian ini penulis akan melakukan analisis atas pencatatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pada bagian ini penulis akan melakukan analisis atas pencatatan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Transaksi Valuta Asing Pada P.T. Bank Mandiri (Persero) Pada bagian ini penulis akan melakukan analisis atas pencatatan transaksi valuta asing untuk menyelesaikan pencatatan akuntansi selisih kurs akibat dari keuntungan dan kerugian yang teijadi. Bagi suatu bank tujuan dari perdagangan tersebut bermacam-macam, seperti untuk memperoleh keuntungan dari selisih kurs, untuk menghindari risiko, dan untuk pemberian kredit kepada nasabah yang dibiayai dari jenis mata uang yang berbeda, dari mata uang yang dipakai oleh bank tersebut. Sebagai bank komersial, aktivitas utama P.T. Bank Mandiri (Persero) adaiah menghimpun dana dari masyarakat untuk selanjutnya menyaiurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. Selain itu P.T. Bank Mandiri (Persero), juga menyediakan jasa yang berkaitan dengan transaksi valuta asing, transaksi valuta asing yang terdapat pada P.T. Bank Mandiri (Persero) meliputi hampir selurub transaksi valuta asing yang dilakukan bank-bank lainnya. Seluruh transaksi valuta asing ini dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan kebijakan yang telah digariskan oleh pihak manajemen. Adapun transaksi valuta asing yang dilakukan oleh P.T. Bank Mandiri (Persero) antara lain sebagai berikut: 51

2 52 1. Transaksi perdagangan dan pembayaran intemasional. Salah satu jasa transaksi valuta asing dalam perdagangan dan pembayaran intemasional yang diberikan oleh P.T. Bank Mandiri (Persero), adalah dalam hal transaksi ekspor-impor. Dengan adanya jasa ini, nasabah mendapatkan kemudahan untuk melakukan transaksi perdagangan dan pembayaran lintas negara sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Dalam hal jasa ekspor, P.T. Bank Mandiri (Persero) melakukan pembayaran kepada pihak eksportir dan menagih hasil ekspor dari bank yang tertarik (bank pihak importir). Sebaliknya dalam jasa impor, pihak bank yang tertarik adalah bank yang menerima pembayaran dari importir dan harus melakukan pembayaran kepada bank pihak eksportir. 2. Transaksi antarbank seperti banknotes, travelers cheque. Penjualan travelers cheque dilakukan oleh bank atas travelers cheque yang dititipkan oleh bank yang menerbitkannya. Sebagai keuntungannya adalah komisi penjualan, selain pengendapan dana sebelum penjualan dibayarkan kepada bank penerbit. 3. Transaksi Hedging yang dilakukan melalui forward contract, dan swap, Transaksi forward contract dan swap dilakukan oleh P.T. Bank Mandiri (Persero) dengan tujuan untuk menghindari risiko kerugian yang dapat terjadi akibat fluktuasi kurs valuta asing dan juga untuk memperoleh keuntungan selisih kurs dari transaksi valuta asing yang dilakukan. 4. Transaksi bank lainnya dalam valuta asing seperti: a). Simpanan rekening giro.

3 53 b). Simpanan dan deposito berjangka. c). Pinjaman jangka panjang dalam valuta asing. d). TabunganHaji B. Kebijakan P.T. Bank Mandiri (Persero) Dalam Melakukan Transaksi Valuta Asing Sejak 1 Januari 2001, Bank dan Anak-anak perusahaan menerapkan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai". Instrumen derivatif dicatat di dalam neraca sebagai aktiva jika terdapat selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajarnya atau kewajiban jika terdapat selisih negatif antara nilai kontrak dengan nilai wajarnya. Sesuai dengan pedoman pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, tagihan dan kewajiban derivatif disajikan sebesar keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang berasal dari kontrak derivatif. Keuntungan atau kerugian yang direalisasi tersebut dihitung dari selisih antara kontrak dengan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal pelaporan. Nilai wajar dari transaksi berjangka mata uang asing, sesuai dengan pedoman pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, ditentukan berdasarkan nilai tukar tunai menurut Reuters pada tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian dari instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai diakui sebagai bagian laba rugi tahun berjalan. P.T. Bank Mandiri (Persero) menggunakan instrumen derivatif untuk melindungi nilai atas risiko yang timbui berkaitan dengan transaksi-transaksi

4 54 pendanaan, seperti pinjaman dan komitmen dalam mata uang asing. Sehubungan dengan instrumen ini, P.T. Bank Mandiri (Persero) mengawasi dan mengevaluasi secara terus menerus jumlah dari risiko yang dihadapi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menghilangkan risiko yang berkaitan dengan instrumen tersebut. P.T. Bank Mandiri (Persero) pada umumnya tidak menggunakan instrumen derivatif untuk tujuan spekulatif atau komersial (speculative or trading purposes), dan seluruh instrumen tersebut akan disesuaikan dengan kewajiban pembayaran transaksi-transaksi pendanaan yang telah dilakukan oleh P.T. Bank Mandiri (Persero) sekarang ini. Kriteria yang ditetapkan P.T. Bank Mandiri (Persero) untuk menentukan transaksi pendanaan yang akan dilindungi dari waktu ke waktu adalah berdasarkan beberapa faktor, diantaranya kondisi pasar pada saat ini, untuk mengantisipasi perubahan nilai tukar dan tingkat suku bunga. Akan tetapi, tidak ada jaminan bahwa kebijakan lindung nilai (Hedging) P.T. Bank Mandiri (Persero) akan efektif, untuk dapat memperkirakan fluktuasi nilai tukar atau tingkat suku bunga secara akurat atau mampu meminimalkan kerugian selisih kurs atau kenaikan beban bunga terhutang sebagai hasil dari aktivitas instrumen swap dan derivatif. Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing berjangka untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam neraca konsolidasi berdasarkan nilai wajamya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar, kurs Reuters pada tanggal laporan, pricing models atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) atas instrumen lainnya yang memiliki

5 55 keserupaan karakteristik. Tagihan dan kewajiban derivatif disajikan sebesar keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang berasal dari kontrak derivatif. Keutungan atau kerugian dari kontrak derivatif dapat dihitung dengan menggunakan metode yang berbeda berdasarkan tujuan bank atas transaksi yaitu: 1. Lindung nilai atas nilai wajar Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai atas nilai wajar, dan keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan terjadinya ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi periode berjalan. 2. Lindung nilai atas arus kas Bagian efektif dari keuntungan atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada bagian akuitas secara terpisah. Bagian yang tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi berjalan. 3. Lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari

6 56 penyesuaian penjabaran kumulatif dalam ekuitas, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung nilai. 4. Instrumen perdagangan Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai) diakui sebagai laba atau rugi pada periode berjalan. P.T. Bank Mandiri (Persero) dalam melakukan hedging melalui swap dan contract forward, selalu berusaha untuk mengikuti aturan dan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini dimaksudkan agar laporan keuangan suatu perusahaan dapat disajikan secara tepat dan akurat sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). P.T. Bank Mandiri (Persero) juga memberikan pengukuran dan penentuan limit dengan menggunakan metodologi utama dalam pengelolaan risiko suku bunga adalah repricing gap analysis, yaitu suatu metode untuk mengukur pengaruh perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga bank. Limit repricing gap ditetapkan dan direview oleh Komite Risiko dan Modal (Risk and Capital Committee) setahun sekali sebagai rambu-rambu dalam melakukan aktivitas yang raenimbulkan risiko pasar. Limit tersebut ditetapkan untuk membatasi risiko suku bunga yang mungkin timbul akibat perubahan suku bunga yang berlawanan dengan prediksi bank. Komite Risiko

7 57 dan Modal memastikan bahwa limit tersebut dipatuhi dan apabila terjadi pelanggaran maka akan dikendalikan dengan segera secara efektif. Pada akhir Desember 2003, diprediksikan untuk periode 12 bulan ke depan, bank akan memiliki negative repricing gap sebesar Rp4,23 triliun atau 1,87% dari Total Earning Asset, masih dalam batas limit internal (20% EA sebesar Rp45,28 triliun). Apabila terjadi perubahan suku bunga sebesar 1% maka akibat negatif gap tersebut akan mempengaruhi pendapatan bunga bersih maksimum 0,15% dari target. P.T. Bank Mandiri (Persero) juga menggunakan indikator lain untuk mengukur risiko suku bunga berdasarkan kondisi statis yang disebut interest rate redflags. Interest rate redflags terdiri atas beberapa rasio yang memberi peringatan dini apabila terjadi pelanggaran limit internal. Red flags menggambarkan realisasi pendapatan bunga bersih dan perkiraan dampak perubahan tingkat suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih. P.T. Bank Mandiri (Persero) mengembangkan suatu model yang memungkinkan untuk melakukan penilaian lebih akurat atas dampak perubahan tingkat suku bunga terhadap nilai modal (market value of equity) dengan menggunakan metode duration gap analysis. C. Manajeraen Risiko P.T. Bank Mandiri (Persero) P.T Bank Mandiri (Persero) menghadapi risiko tertentu sehubungan dengan usaha penghimpunan dan penyaluran dana, pengelolaan portofolio investasi serta lingkungan dimana bank beroperasi. Dalam manajemen risiko,

8 58 bank memiliki tujuan untuk mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola berbagai macam risiko yang timbul sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang dibentuk untuk menghadapi risiko-risiko tersebut. Bank telah mengimplementasikan prosedur manajemen risiko yang baru dan mengembangkan panduan manajemen risiko yang baru. Bank juga melakukan penyempurnaan kebijakan dan prosedur agar sesuai dengan standar internasional terbaik (international best practice). P.T. Bank Mandiri (Persero) telah membentuk struktur organisasi manajemen risiko yang terpusat dan independen, yaitu dengan dibentuknya Direktorat Pengelolaan Risiko pada tanggal 1 Agustus 2001 dan Komite Risiko dan Modal (Risk and Capital Committee) pada tanggal 10 Oktober 2001, yang menjalankan fungsi Komite Manajemen Risiko sekaligus fungsi Komite Aktiva-Pasiva (ALCO). Direktorat Pengelolaan Risiko (Risk Management Directorate) mempunyai fungsi mengindentifikasi, mengukur, memonitor dan mengelola risiko-risiko dasar dan menetapkan kebijakan dan pedoman risiko. Direktorat Pengelolaan Risiko dibagi menjadi beberapa grup berkaitan dengan risiko kredit, risiko pasar, risiko portofolio dan risiko operasional dan pemulihan kredit (credit recovery). Direktorat ini dipimpin oleh Direktur yang melindungi manajemen risiko yang sekaligus menjadi anggota dengan hak suara (voting member) pada Komite Risiko dan Modal (Risk and Capital Committee).

9 59 Risiko-risiko yang dihadapi dalam transaksi valuta asing yaitu : 1. Risiko Kredit Risiko kredit adalah potensi kerugian yang timbul dari kegagalan debitur atau counterparty untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian. Risiko kredit tenitama timbul dari aktivitas penyaluran dana kredit dan kegiatan lain yang risikonya relatif lebih kecil seperti aktivitas perdagangan, transaksi derivatif dan partisipasi dalam transaksi pembayaran, dan penyelesaian surat-surat berharga. 2. Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko kerugian atas posisi neraca dan rekening administratif (off-balance sheets) dan transaksi derivatif akibat dari perubaban kondisi pasar termasuk harga opsi. Perubahan dari faktor-faktor pasar akan mempengaruhi nilai dari instrumen keuangan, terutama instrumen yang sensitif terhadap risiko pasar. Risiko pasar terdiri atas, yaitu : a) Risiko Likuiditas Risiko likuiditas timbul akibat aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana, pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga dan pengelolaan kebutuhan modal kerja. Selain itu risiko likuiditas dapat disebabkan pula oleh kenaikan biaya pendanaan yang tidak diharapkan atas portofolio aktiva pada saat jatuh tempo serta risiko ketidakmampuan untuk melikuidasi aktiva pada waktu yang seharusnya dengan harga yang wajar.

10 60 b) Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalafa risiko berkurangnya pendapatan bunga bersih atau berkurangnya modal bank akibat fluktuasi suku bunga. Untuk mengelola suku bunga terhadap permodalan, bank menggunakan gap durasi (duration gap analysis). c) Risiko Perdagangan Dalam pengawasan aktivitas perdagangan yang berhubungan dengan treasury, bank menetapkan limit risiko perdagangan dalam bentuk limit Value at Risk (VaR) dan limit dealer, serta membuat secara harian, mingguan dan bulanan Laporan Value at Risk atas semua produk keuangan yang diperdagangkan oleh bank. d) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Bank telah memusatkan pengelolaan operasional posisi mata uang asing pada Grup Treasury dengan berpedoman pada kebijakan dan prosedur yang ditentukan Komite Risiko dan Modal dan berpedoman pada batas posisi devisa neto sesuai ketentuan Bank Indonesia. Posisi devisa neto bank memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan bahwa posisi devisa neto (net open position) secara konsolidasi (lokal dan luar negeri) untuk semua mata uang asing tidak melebihi 20% dari modal Inti (Tier I) dan modal Pelengkap (Tier II). Selain berpedoman pada ketentuan BI, secara internal bank juga menetapkan posisi devisa neto intern sebesar 15% dari modal. Kebijakan limit posisi devisa neto internal ditetapkan oleh Komite

11 61 Risiko dan Modal dengan berpedoman pada prediksi bank mengenai arah pergerakan nilai tukar. Pada tanggal 31 Desember 2003, 30 April 2003 dan 31 Desember 2002, posisi devisa neto adalah masing-masing sebesar 2,85%, 2,67% dan 5,64% dari jumlah Tier I dan Tier II modal, e) Risiko Instrumen Derivatif Untuk nasabah korporasi besar tertentu dan lembaga keuangan lokal dan internasional lainnya, bank hanya menyediakan layanan transaksi derivatif tertentu, termasuk transaksi berjangka valuta asing (forward contract) dan pertukaran valuta asing (cross currency swap) dan suku bunga (interest rate swap). Bank mengelola risiko instrumen derivatif melalui laporan, analisa dan berbagai kebijakan. Bank pada dasarnya melakukan transaksi instrumen derivatif dengan nasabah bertujuan untuk melindungi posisi bank. Bank telah menetapkan limit-limit atas instrumen derivatif tersebut, yang diawasi secara berkala. 3. Risiko Operasional dan Hukum Sebagai lembaga keuangan yang beroperasi di Indonesia, P.T. Bank Mandiri menyadari adanya empat penyebab utama risiko operasional, yaitu Manusia, Proses, Sistem dan Faktor Eksternal. Kegagalan dalam mengidentifikasi secara baik pengelolaan sumber-sumber risiko operasional tersebut, dapat mempengaruhi kemampuan bank untuk mencapai tujuan usahanya. Oleh karena itu, bank terus-menerus meningkatkan kualitas proses pengelolaan risiko operasional, menelaah

12 62 dan meningkatkan praktik-praktik pengendalian intern atas aktivitas operasional di Kantor Pusat dan pada jaringan kantor. Gambar 1. Proses Mnajemen Risiko Sumber P.T. Bank Mandiri (Persero) D. Akuntansi Transaksi Valuta Asing 1. Transaksi Forward Transaksi forward yaitu transaksi jual beli mata uang dengan penyerahan dana dikemudian hari dan kurs ditentukan pada saat transaksi dilaksanakan. Dalam transaksi forward, seluruh transaksi membutuhkan pencatatan dalam memorandum. Untuk transaksi forward, sesungguhnya pada saat transaksi disepakati bank telah memiliki kewajiban bersyarat untuk menyerahkan valuta tertentu pada tanggal tertentu kepada nasabah dan memiliki tagihan dalam valuta tertentu pada tanggal tertentu sesuai perjanjian. Namun pada saat transaksi belum terjadi perabahan yang nyata

13 63 dalam rekening efektif bank. Pencatatan ini dilakukan dalam tagihan, forward dan memorandum kewajiban kontrak forward. Sebelum adanya realisasi dari transaksi ini rekening administratif tetap outstanding untuk mengingatkan adanya kontrak pembelian atau penjualan valuta asing yang telah dilakukan. Selama transaksi outstanding itu pula terjadi kewajiban bank dan tagihan bank yang nyata dimana tagihan atau kewajiban tersebut belum mempengaruhi rekening efektif kewajiban atau tagihan bank. Pencatatan dalam rekening efektif dilakukan pada saat jatuh tempo dengan mendebet koresponden valuta yang dibayarkan dan mengkredit valuta yang diterima. Rekening administratif dinihilkan dengan jalan menjurnal balik rekening administratif yang dilakukan pada saat transaksi terjadi. Pada saat tanggal laporan, dimana saldo tagihan atau kewajiban berjangka masih terdapat yang belum jatuh tempo, saldo tersebut dijabarkan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal pelaporan dan disajikan sebesar saldo kewajiban atau tagihan tersebut. Dalam hal ini bank melakukan sistem pencatatan dengan multiple currency system, karena transaksi yang dilakukan dapat berupa valuta asing dengan valuta asing lainnya yang mengharuskan bank untuk melakukan pembayaran dalam valuta asing dengan jalan mengkredit rekening koresponden dalam menerima pembayaran. Jual beli secara kontrak ada dua macam : a. Forward Beli; adalah merupakan kontrak pembelian valuta asing yang akan dilakukan oleh bank.

14 64 Contoh: Bank di Indonesia menutup kontrak beli (Forward Beli) valuta US Dollar pada salah satu bank asing sebesar USD ,- reatisasi pembelian ini akan dilakukan 24 hari kemudian. Kurs yanng telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak adalah sebesar Rp7.500,- per USD 1. maka perhitungan adalah sebagai berikut: USD ,- x Rp7.500,- = Rpl ,- Disini timbul kewajiban bersyarat (contingent liability) dari pihak bank untuk menyerahkan valuta Rupiah kepada pihak ketiga karena bank hendak membeli valuta USD dan membayarnya dengan valuta Rupiah. Sebaliknya bank mempunyai tagihan bersyarat (contingent receivable) kepada pihak ketiga tersebut untuk mendapatkan valuta USD sejumlah nilai kontrak (PSAK 10 Paragraf 15). b. Forward Jual; merupakan kontrak penjualan valuta asing yang akan dilakukan oleh bank. Contoh: Bank menutup kontrak penjualan pada bank asing di Jakarta. Valuta yang akan dijual adalah USD20.000,- dan kurs ditetapkan pada saat penutupan kontrak adalah Rp7.500;- per USD1. D: RAV-Kewajiban Forward Kontrak sebesar USD20.000,- K: RAV-Tagihan Forward Jual Rpl

15 65 Disini bank mempunyai kewajiban untuk menyerahkan valuta asing USD pada saat kontrak jual jatuh tempo, sehingga realisasi pembelian pada saat jatuh tempo dibukukan seperti jual valuta asing secara spot. 2. Transaksi Swap Transaksi swap memiliki dua tanggal transaksi yakni pada tanggal ditutupnya kontrak jual-beli dan tanggal penebusan kembali. Pada tanggal terjadinya kontrak jual-beli, telah terjadi transaksi yang merubah saldo rekening efektif buku besar, dimana bank menerima penggadaian valuta asing tertentu dan dilain pihak, bank menggadaikan jenis valuta lain. Apabila transaksi swap dilakukan dengan nasabah, maka pada tanggal transaksi ditutup, telah terjadi pertukaran rekening suatu valuta dengan valuta lain dengan jalan mendebet rekening nasabah dalam jenis valuta yang digadaikan dan mengkredit rekening nasabah dalam valuta lain yang menjadi lawan transaksi swap. Sebagai penghubung transaksi jenis valuta asing tersebut dibuatkan suatu rekening antar unit pembukuan transaksi swap, Rekening efektif yang dipengaruhi hanyalah rekening yang menyangkut nasabah yang menjadi kewajiban lancar bank. Dengan demikian yang terjadi adalah pertukaran rekening efektif dari suatu jenis valuta ke valuta lain. Pada saat penutupan transaksi swap, transaksi telah dianggap efektif dan diperlakukan sama dengan transaksi jual-beli valuta asing. Pada akhir periode, rekening antar unit pembukuan transaksi swap dinihiikan dengan jalan menjual valuta asing tersebut ke cabang lain atau ke responden lain dengan kurs spot. Selisih yang terdapat dalam rekening

16 66 antar unit pembukuan ini dianggap sebagai keuntungan apabila mempunyai selisih kredit dan diperlakukan sebagai kerugian apabila berselisih debet. Pada saat transaksi swap jatuh tempo, dilakukan kembali jurnal jualbeli valuta asing dengan jalan mendebet rekening nasabah valuta lain, swap dan mengkredit kembali rekening nasabah valuta swap yang digadaikan. Premi yang diterima dalam transaksi ini dibukukan dalam rekening pendapatan yang diterima dimuka dan disesuaikan setiap bulan apabila premi swap diterima dimuka. Jika pembayaran premi diterima kemudian pada saat swap jatuh tempo, premi swap dibukukan kedalam pendapatan yang akan diterima dan disesuaikan setiap bulannya. Dalam transaksi swap ini bank beranggapan bahwa jurnal administratif tidak dibutuhkan sebagai memorandum karena pada tanggal transaksi ditutup maupun pada tanggal jatuh tempo yang terjadi adalah jual-beli, walaupun pada saat outstanding, bank telah memiliki kewajiban untuk suatu valuta tertentu, tanggal tertentu, dan jumlah tertentu dan memiliki tagihan sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak. Pada saat tutup buku, transaksi yang outstanding, kewajiban dan tagihan dicatat dan disajikan dengan menggunakan kurs tengah laporan. Laporan tersebut dilaporkan dalam laporan komitmen dan kontinjensi. Contoh transaksi swap: a. Swap Be\i Suatu bank menggadaikan valuta USD ,- kepada bank lain di Jakarta secara swap. Kurs pada saat gadai Rp7.000s- per

17 67 USD1,- premi swap ditetapkan sebesar 1 0/00 (satu per mil) dari nilai Rupiah saat gadai. Jangka waktu gadai ditetapkan 6 bulan. Dalam transaksi ini bank yang membeli premi sebesar 1 0/00 dari nilai gadai Rupiah. Tujuan memperhitungkan premi ini adalah untuk menghindari kemungkinan selisih kurs yang merugikan pada saat penebusan (PSAK No. 10 Paragraf 15a). Pembukuan yang dilakukan oleh bank pembeli valuta adalah sebagai berikut: D: Bank lain Giro Valas USD ,- K: RPV-Vaias Swap USD ,- D: RPV-Kontrak Valas Swap Rp ,- K: Pendapatan yang diterima dimuka premi valas Rp K: Bank Iain-Giro Rupiah Rp ,- Antisipasi keuntungan telah dimasukkan kedalam rekening Pendapatan yang diterima Dimuka-Premi Swap, dimana rekening ini nantinya akan diamortisasikan kedalam rekening pendapatan secara proporsional selama umur gadai tersebut. Setiap bulan akan diadakan amortisasi terhadap premi swap kedalam pendapatan premi swap dan disajikan ikhtisar laba rugi. b. SwapJual Suatu bank menggadaikan valuta AUD ,- kepada bank lain dengan kurs tanggal gadai sebesar Rp5.000,- per AUD.l,- jangka waktu gadai ditetapkan 150 hari. Premi swap yang diberikan

18 68 kepada si pembeli sebesar 1 0/00 dari nilai ekuivalen gadai. Pembukuan yang akan dilakukan oleh bank sebagai berikut: D: Bank Iain-Giro Rp ,- K: BYDD-Premi Swap Rp ,- K: RPV-Kontra Valas Swap Rp ,- Pembukuan dalam valuta Rupiah yang dilakukan Bank Penggadai: D: RPV-Valas Swap AUD ,- K: Bank Iain-Giro Valas AUD ,- Antisipasi kerugian telah dilakukan dengan diamortisir biaya yanng dibayar dimuka (BYDD) kedalam rekening biaya untuk mengetahui berapa sebenarnya biaya yang timbul dari transaksi swap jual yang menjadi beban ikhtisar laba rugi. Berdasarkan pembahasan diatas, perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh P.T. Bank Mandiri (Persero) dalam menjalankan transaksi valuta asing (forward contract dan swap contract) sudah tepat dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia terutama PSAK 10 dan 31. E. Perkembangan Transaksi Valuta Asing Sebagai Hedging Valuta Asing Transaksi valuta asing sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran dalam perdagangan internasional yang pada akhimya akan membantu menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Oleh karena itu transaksi

19 69 valuta asing pada dasarnya mutlak dibutuhkan oleh setiap negara, disamping itu pendapatan yang dihasilkan oleh bank melalui aktivitas transaksi valuta asing juga cukup signifikan dan mempengaruhi laba rugi perusahaan. Dalam melaksanakan transaksi valuta asing terdapat risiko kerugian yang diakibatkan oleh selisih nilai tukar valuta asing yang selalu berfluktuasi. Untuk itu diperlukan suatu tehnik untuk menghindari risiko tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemagaran risiko untuk transaksi valuta asing yang lebih dikenal dengan tehnik hedging. Hedging dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu antara lain melalui forward contract dan swap. Pada umumnya bank memakai kedua tehnik ini dalam melakukan hedging, begitu juga halnya dengan P.T. Bank Mandiri (Persero). Transaksi forward contract dan swap yang dilakukan P.T. Bank Mandiri (Persero) mengalami peningkatan setiap tahunnya baik dalam hal pembelian ataupun penjualan valuta asing. Untuk lebih jelasnya, peningkatan timsaksiforward contract dan swap tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Perkembangan Transaksi Pembelian Valuta Asing (Tagihan Derivatif) Pada P.T. Bank Mandiri (Persero) (dalam jutaan rupiah) Tahun Pembelian Valuta Asing {Forward) (Rp) Transaksi Swap (RP) Sumber: Laporan Tahunan P.T. Bank Mandiri (Persero)

20 70 Secara umum tabel diatas menunjukkan adanya perubahan transaksi valuta asing dalam pembelian forward dalam valuta asing dari tahun mengalami penurunan, namun pada tahun 2003 mengalami kenaikan dibanding tahun 2002, sedangkan dalam transaksi swap dari tahun mengalami peningkatan, kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2002 dikarenakan adanya tagihan derivatif lebih besar di bandingkan kas, namun pada tahun 2003 kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tabel 2. Perkembangan Transaksi Penjualan Valuta Asing (Kewajiban Derivatif) Pada P.T. Bank Mandiri (Persero) Tahun 2000 (dalam jutaan rupiah) Penjualan Valuta Asing {Forward) (Rp) Transaksi Swap (Rp) Sumber: Laporan Tahunan P.T. Bank Mandiri (Persero) Selanjutnya tabel diatas menunjukkan dalam penjualan transaksi valuta asing (forward) dari tahun mengalami siklus turun-naik, yaitu pada periode tahun 2001 mengalami penurunan dibanding tahun 2000, lalu mengalami kenaikan kembali pada tahun Hal inilah yang melandasi P.T. Bank Mandiri (Persero) untuk melakukan pemagaran risiko (hedging) terhadap seluruh transaksi valuta asingnya.

21 71 F. Rasio Transaksi Valuta Asing Terhadap Laba Pada P.T. Bank Mandiri (Persero). Adapun rasio antara perkembangan transaksi valuta asing {forward contract dan swap) terhadap laba bersih perusahaan, dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut: Valas Kontribusi = 100% Net Profit Tabel 3. Perkembangan Transaksi Valuta Asing {Forward Contract) Terhadap Laba Bersih Pada P.T. Bank Mandiri (Persero) (dalam jutaan rupiah) Tahun Total Transaksi Forward (Rp) Net Profit (Rp) Tingkat Perkembangan (%) , , , ,29 Rata-Rata (Mean) , ,2 Sumber : Laporan Tahunan P.T. Bank Mandiri (Persero) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan transaksi valuta asing {forward contract) dapat dihitung sebagai berikut: Transaksi untuk tahun 2000 adalah : x 100% = 107,2%

22 72 Untuk tahun 2001 perkembangannya yaitu : x!00% = 16,42% Selama tahun 2001 perkembangannya menunjukkan penurunan. Kemudian tahun 2002 perkembangannya yaitu : x!00% = 8,89% Sedangkan untuk tahun 2003 transaksi forward perhitungannya adalah sebagai berikut: Untuk tahun 2002 sampai tahun 2003 menunjukkan penurunan. Tingkat perkembangan transaksi valuta asing (forward contract) pada tahun 2000 sebesar 107,2%. Sedangkan pada tahun 2001 sebesar 16,42%, lalu pada tahun 2002 sebesar 8,89% diikuti tahun tahun 2003 sebesar 8,29%. Hal tersebut menunjukkan kecenderungan penurunan pada perkembangan transaksi valuta asing forward contract Penurunan transaksi forward contract kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi perekonomian yang lebih stabil bila dibandingkan tahun 2000 atau selama krisis moneter pada tahun disamping itu industri (sebagai nasabah) P.T. Bank Mandiri (Persero) cenderung mengalami penurunan aktivitas operasi, sehingga berdampak pada turunnya volume transaksi valuta asing. Rata-rata tingkat perkembangan transaksi valuta asing (forward contract) terhadap laba bersih pada P.T. Bank Mandiri (Persero) menunjukkan

23 73 angka 35,2%. Selama tahun menunjukkan bahwaforward contract sedikit berpengaruh terhadap laba bersih. Tabel 4. Perkembangan Transaksi Valuta Asing (Swap) Terhadap Laba Bersih Pada P.T. Bank Mandiri (Persero) (dalam jutaan rupiah) Tahun 2000 Total Transaksi (swap) (Rp) Net Profit (Rp) Tingkat Perkembangan (%) 34, , , ,89 Rata-Rata (Mean) , ,94 Sumber: Laporan Tahunan P.T. Bank Mandiri (Persero) Didalam perhitungan maka penulis akan melakukan perkembangan dalam keuntungna transaksi valuta asing swap yang terjadi pada P.T. Bank Mandiri (Persero). Untuk tahun 2000 perhitungannya sebagai berikut: Kontribusi= x 100% = 34,91% Untuk tahun 2001 yaitu: xl00% = 16,97% Selama tahun 2001 perkembangan mengalami penurunan. Untuk tahun 2002, perkembangannya menunjukkan angka 8,97%. Angka tersebut hasil dari perhitungan dibawah ini: = 8,97%

24 74 Sedangkan transaksi valuta asing (swap) tahun 2003, perhitungannya sebagai berikut: Untuk tahun 2003 mengalami peningkatan yang cukup tajam dan sangat berpengaruli terhadap laba. Dengan demikian perkembangan untuk tahun 2000 menunjukkan prensentase sebesar 34,91%, untuk tahun 2001 sebesar 16,97%, dan untuk tahun 2002 sebesar 8,97% sedangkan perkembangan berikutnya yaitu tahun 2003 sebesar 218,89%. Tingkat perkembangan transaksi valuta asing (swap) menunjukkan ratarata tingkat perkembangan sebesar 69,94%. Besarnya tingkat perkembangan transaksi valuta asing swap dari tahun berfluktuasi dan mengalami peningkatan yang tinggi pada tahun Faktor-faktor yang menyebabkan transaksi swap yang tinggi adalah ; 1. Swap Suku Bunga: a. Dalam Rangka Pendanaan; selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga yang diperjanjikan, disajikan sebagai penambah beban dana. b. Dalam Rangka Trading; selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dalam suku bunga yang diperjanjikan diakui sebagai laba atau rugi. 2. Swap mata uang asing yang dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama stabilitas keamanan dan situasi politik dalam negeri yang tidak menentu.

25 75 Pada tingkat perkembangan transaksi valuta asing forward contract terhadap laba bersih pada P.T. Bank Mandiri (Persero) menunjukkan kecenderungan penurunan, sedangkan untuk transaksi valuta asing swap berfluktuasi dari tahun ke tahun.

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/20/PBI/2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/13/PBI/2003 TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah ) No. AKTIVA POS - POS NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah ) BANK BII KONSOLIDASI 30-Jun-02 30-Jun-01 30-Jun-02 30-Jun-01 1. Kas 481.501 552.300 481.538 552.376 2. Penempatan

Lebih terperinci

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657 NERACA POS-POS KONSOLIDASI Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 1. AKTIVA Kas 41,215 28,657 2. Penempatan pada Bank Indonesia 850,832 615,818 a. Giro Bank Indonesia 732,894 554,179 b. Sertifikat Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 78.536 88.602 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.145.346 1.029.529 b. Sertifikat

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/ 37 /PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/13/PBI/2003 TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perbedaan pasar uang dan pasar modal yaitu: 1. Instrumen yang diperjualbelikan pasar modal yang diperjualbelikan adalah adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan Risiko Pasar Manajemen Risiko, Sesi 7 Latar Belakang Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp. Neraca (Dalam Jutaan Rupiah) Bank Konsolidasi 03-2006 03-2005 03-2006 03-2005 AKTIVA Kas 39,883 33,731 Penempatan pada Bank Indonesia 1,213,314 1,541,286 a. Giro Bank Indonesia 833,099 543,590 b. Sertifikat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Bangkok Bank Public Company Limited Jakarta Branch NERACA BANGKOK BANK PCL Per 30 September 2009 dan 2008 (dlm.jutaan rupiah) No. POS - POS 30 September 2009

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001. A. MODAL INTI PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM I. KOMPONEN MODAL 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal ( Disclosed Reserves ) a. Agio Saham b. Disagio ( -/- ) c. Modal Sumbangan d.

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah ) No. AKTIVA POS - POS NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 September 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah ) BANK BII 30-Sep-02 30-Sep-01 30-Sep-02 30-Sep-01 KONSOLIDASI 1. Kas 492.740 496.965 492.784 497.022 2.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun 1997 menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan dan kondisi perekonomian semakin memburuk. Menurunnya

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK MANAJEMEN PERBANKAN LAPORAN KEUANGAN BANK 9 BAB DASAR ACUAN 1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK ) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 31 : Akuntansi Perbankan PSAK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/7/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/17/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Dec Dec 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 5,177 4,547 2. Penempatan pada Bank Indonesia 331,111 576,314 3. Penempatan pada bank lain 501,231 192,880 4. Tagihan spot dan derivatif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. IV.1.1. Penyajian Instrumen Keuangan Terdapat beberapa perubahan pada pos instrumen

Lebih terperinci

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

PENGURUS BANK PEMILIK BANK PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 10 /PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/14/PBI/2005 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK DENGAN

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 9.988 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 385.826 281.605 3. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2014 31 Des 2013 ASET 1. Kas 10.521 8.204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 317.299 281.605

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS ASET 1. Kas 10,443 8,204 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,473,201 281,605 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

PT Bank Rabobank International Indonesia

PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Wouter Jacob Kolff - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS UMUM A. Laporan Profil Maturitas menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan rekening administratif yang dipetakan ke dalam skala waktu. Pemetaaan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK DEWAN KOMISARIS - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 3 /PBI/2001 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS ASET 1. Kas 12,320 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,228,564 1,473,201 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 6,776 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 230,159 331,111

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS - 7 - PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS UMUM 1. Laporan Profil Maturitas menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan rekening administratif yang dipetakan dalam skala waktu. Pemetaaan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

BANK METRO EXPRESS LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE!

BANK METRO EXPRESS LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 #VALUE! #VALUE! #VALUE! #VALUE! No. Pos-pos Posisi 31 Maret 2015 Posisi 31 Maret 2014 L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D

Lebih terperinci

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal.

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal. TATA CARA PERHITUNGAN POSISI DEVISA NETO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM RANGKA PEMBELIAN KREDIT OLEH BANK DARI BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA, No. 31/178/KEP/DIR SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG POSISI DEVISA NETO BANK UMUM DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan timbulnya produk-produk baru sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan BAB IV Analisis Hasil dan Pembahasan A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisa atas perlakuan selisih kurs serta pengungkapannya menurut Pedoman Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI PT. BANK MEGA Tbk. PER 30 JUNI 2010 dan 30 JUNI 2009 NERACA

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI PT. BANK MEGA Tbk. PER 30 JUNI 2010 dan 30 JUNI 2009 NERACA No. LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI POS - POS NERACA 30-Jun-10 30-Jun-09 Aset 1 Kas 677,722 758,248 2 Penempatan pada Bank Indonesia 3,419,512 3,275,170 3 Penempatan pada bank lain 482,595 350,735 4 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO) TRIWULANAN LAPORAN PERHITUNGAN Posisi Laporan : Triwulan IV 2016 No. Komponen Nilai (dalam jutaan rupiah) INDIVIDUAL KONSOLIDASIAN 31 Desember 2016 30 September 2016 31 Desember 2016 30 September 2016 Nilai Nilai

Lebih terperinci

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru

2 bagi pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi lindung nilai; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huru No.117, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Rupiah. Bank. Asing. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5702). PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

BANK METRO EXPRESS LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013

BANK METRO EXPRESS LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 No. Pos-pos Posisi 31 Maret 2014 Posisi 31 Maret 2013 L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah I. PIHAK TERKAIT 1. Penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN

LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PEMENUHAN RASIO KECUKUPAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN LAPORAN PERHITUNGAN (LIQUIDITY COVERAGE RATIO ) TRIWULANAN Posisi Laporan : Triwulan III 2016 No. Komponen Jumlah data Poin yang 1 digunakan dalam perhitungan LCR HIGH QUALITY LIQUID ASSET (HQLA) Total

Lebih terperinci

NERACA KONSOLIDASIAN

NERACA KONSOLIDASIAN NERACA KONSOLIDASIAN KONSOLIDASIAN No. POS-POS 31-Des-2009 31-Des-2008 31-Des-2009 31-Des-2008 AKTIVA 1. Kas 747.870 681.321 767.238 683.155 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto Dewan Direksi

Lebih terperinci

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 No. NERACA TRIWULANAN Tanggal : 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 POS POS (dalam jutaan rupiah) Posisi 31 Desember Th. ASET 1. Kas 11.925 11.327 2. Penempatan pada Bank Indonesia 215.761 264.622 3. Penempatan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PUBLIKASI BANK UMUM KONVENSIONAL OTORITAS

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015 NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015 No. POS - POS (dalam jutaan rupiah) Posisi Tgl. Laporan ASET 1. Kas 10,645 2. Penempatan pada Bank Indonesia 291,694 3. Penempatan pada bank lain 5,851 4. Tagihan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/6/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 138,248 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,967,265 3. Penempatan pada bank lain 488,298 4. Tagihan spot dan derivatif 577 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 124,877 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,489,384 3. Penempatan pada bank lain 394,768 4. Tagihan spot dan derivatif 74,842 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 97,734 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,540,949 3. Penempatan pada bank lain 1,189,868 4. Tagihan spot dan derivatif 5,950 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 88,246 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,217,499 3. Penempatan pada bank lain 334,458 4. Tagihan spot dan derivatif 1,286 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 106,921 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,652,083 3. Penempatan pada bank lain 560,019 4. Tagihan spot dan derivatif 4,903 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 89,341 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,106,222 3. Penempatan pada bank lain 284,267 4. Tagihan spot dan derivatif 23,154 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 31 Agustus 2015 POS POS 31Aug15 1. Kas 171,287 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,870,328 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

BANK METRO EXPRESS LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 30 September 2014 dan 2013

BANK METRO EXPRESS LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 30 September 2014 dan 2013 LAPORAN KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA Tanggal 30 September 2014 dan 2013 No. Pos-pos Posisi 30 September 2014 Posisi 30 September 2013 L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah I. PIHAK TERKAIT

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 37 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 224,190 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,800,906 3. Penempatan pada bank lain 4,231,976 4. Tagihan spot dan derivatif 1,609,369 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 237,020 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,908,323 3. Penempatan pada bank lain 1,921,142 4. Tagihan spot dan derivatif 1,739,857 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER 31 OKTOBER 2016 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA PER 31 OKTOBER 2016 (dalam jutaan rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 OKTOBER 216 NO POS-POS 31-Oct-16 ASET 1 Kas 82,52 2 Penempatan pada Bank Indonesia 313,1 3 Penempatan pada bank lain 619,75 4 Tagihan spot dan derivatif 5 Surat Berharga

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POSPOS ASET 1. Kas 590,600 2. Penempatan pada Bank Indonesia 12,212,663 3. Penempatan pada bank lain 486,278 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga 10,730,856

Lebih terperinci

THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED CABANG INDONESIA

THE HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION LIMITED CABANG INDONESIA LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN I S I LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ----------------------------------------------------------------- Halaman 1 NERACA GABUNGAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 ---------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang

Lebih terperinci

TOTAL ASET 85,982,283

TOTAL ASET 85,982,283 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,123,362 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,684,778 3. Penempatan pada bank lain 2,087,488 4. Tagihan spot dan derivatif 3,975 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 84,802,795

TOTAL ASET 84,802,795 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,256,517 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,020,664 3. Penempatan pada bank lain 1,917,892 4. Tagihan spot dan derivatif 43,652 5. Surat berharga:

Lebih terperinci

TOTAL ASET 84,923,383

TOTAL ASET 84,923,383 LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN ASET 1. Kas 1,217,214 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,457,923 3. Penempatan pada bank lain 1,088,927 4. Tagihan spot dan derivatif 7,487 5. Surat berharga:

Lebih terperinci