TUGAS INDIVIDU DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT pada TANAMAN CABAI MERAH
|
|
- Suhendra Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TUGAS INDIVIDU DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT pada TANAMAN CABAI MERAH Oleh: ABDULLAH MUJAHID PROGRAMSTUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
2 i Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah dan karunianya kami masih diberikan kesehatan untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul Pengendalian Hama dan Penyakit pada Cabai Merah. Pada makalah ini telah dibahas macam-macam hama dan penyakit serta pengendalian pembasmian hama dan penyakit tersebut, sehingga bagi siapa saja yang akan memperdalam budidaya mengenai cabai merah tidak begitu susah. Terima kasih atas perhatian saudara Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan. Penyusun
3 Daftar Isi ii Kata pengantar...i Daftar isi...ii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rumusan masalah Tujuan...2 BAB II : KAJIAN PUSTAKA Jenis Dan Varietas Cabai merah Morfologi Cabai Pemeliharaan Tanaman...5 BAB III : METODE PENELITIHAN Pengendalian Hama Pengendalian penyakit...11 BAB IV : PEMBAHASAN...14 Daftar Pustaka...17
4 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada observasi yang telah dilakukan di desa genting pada hari selasa (16 Maret 2010) ditemukan adanya hama yang terdapat pada tanaman cabe. Selain itu ada beberapa cabe yang rusak diakibatkan oleh penyakit Penjualan cabe yang selalu mengalami fluktuasi nilai pasang-surut menyebabkan para petani was-was akan kelanjutan penghidupan mereka. Berdasarkan pernyataan seorang petani, yaitu pak Djirma (50 tahun) Pasalnya fluktuasi nilai pasang-surut tersebut disebabkan oleh adanya hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe, sehingga menyebabkan hasil produksinya berkurang. Hama-hama tersebut diantaranya : kumbang dan belalang. Disamping hama, ternyata ketidak sempurnaan hasil cabe disebabkan oleh adanya penyakit, antara lain: cabuk putih, penyakit kuning, dan keriting cabe. Gambar Rumusan Masalah: 1. Meneliti jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe? 2. Bagaimana cara pengendalian hama dan penyakit pada cabe?
5 2 1.3 Tujuan: Dengan adanya latar belakang kita dapat menyimpulkan atau mengambil manfaat serta tujuan diadakan pembahasan ini, antara lain : 1 Mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman cabe. 2 Mengetahui dan dapat mengendalikan hama dan penyakit pada cabe.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 3 Cabai merah merupakan salah satu komoditi holtikultura unggulan. Tanaman ini bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik di lahan basah (sawah) dan lahan kering (tegalan), didataran rendah sampai dataran tinggi. Cabai merah sangat cocok ditanam pada awal musim kemarau, walaupun tidak tertutup kemungkinan dibudidayakan pada musim hujan. Hargai cabai tidak selalu menetap. Seperti halnya harga bahan pookok yang lain, cabai juga mengalami pasaang-surut harga. Hargaa cabai merah akan melonjak drastis pada saat musim hujan karena permintaan pasar yang sangat besar berkaitan dengan datangnya beberapa hari raya keagamaan. Permintaan pasar tersebut biasanya tidak diimbangi dengan pasokan yang mencukupi karena banyak petani yang enggan membudidayakannya. Hal tersebut dimaklumi karena membudidayakan cabai merah pada musim hujan sangat berisiko, yakni kegagalan panen akaibat cuaca yang tidak mendukung dan serangan hama dan penyakit yang bertubi-tubi. 2.1 Jenis Dan Varietas Cabai merah Cabai merah yang dibudidayakan terdiri dari beberapa jenis dan varietas yaitu: Cabai merah Cabai merah, menghasilkan buah yang bulat panjang dan runcing ujungnya. Saat masih muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi merah. Daging buah umumnya renyah, kadang-kadang lunak pada jenis tertentu. Rasanya manis agak pedas. Ada dua jenis cabai merah yang dijual dipasaran, yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting.
7 4 Cabai bulat Cabai bulat yang disebut juga dengan cabai udel atau cabai domba. Buahnya pendek dan ujungnya tumpul. Saat muda berwarna putih, setelah tua berubah menjadi merah. Rasanya tidak begitu pedas dan agak manis. Cabai rawit merah Cabai rawit merah yang disebut juga cabai jemprit atau cabai cengek. Saat muda berwarna hijau, setelah tua menjadi berubah merah tua kecoklatan. Bentuk buah bulat lonjong. Daging buah lunak, rasanya sangat pedas. 2.2 Morfologi Cabai Bagian-bagian utama tanaman cabai meliputi akar, batang, dan cabang, daun, bunga, buah, serta buah dan biji Akar Akar cabai merupakan akar tunggang yang kuat dan bercabang-cabang kesamping membentuk akar serabut. Akar serabut cabai bisa menembus tanah samapi kedalaman 50 cm dan menyamping selebar 45 cm. Batang dan cabang Tanaman cabai berbentuk semak, batangnya berkayu. Tipe percabangannya tegak dan menyebar dengan tajuk yang berbeda-beda, tergantung pada varietasnya. Tinggi tanaman cabai mencapai cm dengan lebar tajuk cabangnya bisa mencapai bisa sampai 100cm. Daun Daun cabai merupakan daun tunggal dengan helai berbentuk ovote atau lanceolate, muncul di tyunas-tunas samping yang tumbuh berurutan di batang utama. Daun cabai tersusun spiral, umumnya berwarna hijau dan hijau tua.
8 5 Bunga Bunga cabai bersifat tunggal dan tumbuh di ujung ruas tunas. Mahkotanya berwarna putih atau ungu, tergantung pada varietasnya. Alat kelamin jantan dan betina terletak di satu bunga, sehingga termasuk bunga sempurna. Buah Ukuran buah cabai beragam, dari pendek sampai panjang dengan ujung runcing atau tumpul. Bentuk buah umumnya bulat memanjang. Buah cabai memiliki rongga dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan varietasnya. Di dalam buah terdapat plasenta tempat biji melekat. Daging buah cabai umumnya renyah dan kadang-kadang lunak. Biji Biji cabai terletak di dalam buah, melekat sepanjang plasenta. Warnanya putih atau kuning jerami dan memiliki lapisan kuning keras di bagian luarnya. Bobot cabai yang telah kering rata-rata 120 butir/gram. Biji inilah yang digunakan sebagai benih untuk menghasilkan bibit tanaman baru. 2.3 Pemeliharaan Tanaman Masalah utama dalam budidaya cabai merah pada musim hujan adalah cuaca yang tidak mendukung serta munculnya gangguan hama dan penyakit yang bertubi-tubi. Untuk itu, cabai merah yang ditanam harus dipelihara dan dirawat dengan maksimal agar tidah mengalami gagal panen akibat mati atau terserang hama dan penyakit Pemasangan Ajir Pemasangan ajir dilakukan saat tanaman masih kecil agar tidak merusak akar. Satu ajir dilakukan secara betahap disesuaikan dengan perkembangan tanaman. Biasanya, pengikatan untuk setiap tanaman dilakukan sampai empat
9 6 kali saat tanam sampai panen. Alat yang digunakan untuk mengikat ajir adalah tali rafia sepanjang 20 cm. Usahakan, jangan terlalu kencang mengikat agar tidak menimbulkan luka pada batang Penyulaman Penyulaman dilakukan hari setelah penanaman. Penyulaman yang baik dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress pada bibit sulaman akibat sinar matahari yang terlalu menyengat. Bibit yang digunakan untuk penyulaman diambil dari sisa bibit hasil persemaian terdahulu agar keseragaman ukuran dan umurnya tetap terjaga. Biasanya bibit yang digunakan untuk sulaman akan layu sementara setelah ditanam. Untuk itu dilakukan penyiraman agar bibit segar kembali. Pemberian Pupuk Susulan Jenis pupuk yang dapat menambah unsur hara N, P, K, dan S adalah urea, ZA, TSP/SP-36, KCL, dan ZK (K2SO4). Sementara itu, pupuk yang dapat menambah unsur hara Ca dan Mg adalah kapur atau dolomit. Sebagai penambah unsur hara mikro umumnya digunakan pupuk organik atau kompos. Gambar 2. pupuk susulan
10 Pemberian Pupuk Pelengkap Cair 7 Pemberian pupuk pelengkap cair (PPC) melalui daun diberikan saat tanaman berumur empat dan tujuh minggu setelah bibit ditanam. Tujuannya untuk melengkapi unsur hara yang tidak dapat diserap oleh akar tanaman. Pemberian poupuk PPC dilakukan dengan cara menyemprotkannya menggunakan sprayer. Pemberian Zat Pengatur Tunbuhan Pemberian zat pengatur tumbuh merupakan salah satu cara untuk mengatasi amslah faktor lingkungan yang kurang baik terhadap proses pembungaan dan pembuahan. Pemberian ZPT diharapkan dapat mempercepat munculnya bunga dan buah. Pengairan Cabai merah termasuk tanaman yang tidak tahan kering, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Cabai merah tetap membutuhkan pengairan yang cukup selkama masa pertumbuhan sampai saat panen pertama. Jika kekuranga air pada masa pertumbuhan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil. Perompelan Tunas Selama pertumbuhan, batang cabai banyak ditumbuhi tunas-tunas baru yang dalam perkembangannya ikut menyerap air dari tanah. Tunas yang dirompel adalah tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah cabang utama. Tunas yang tumbuh di atas percabangan tidak dirompel. Pengendalian Gulma Keberadaan gulma di bedengan atau parit bisa menjadi pesaing utama untuk mendapatkan unsur hhara dan air dari dalam tanah. Selain.
11 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Salah satu kendala dalam budidaya cabai merah pada musim hujan adalah gencarnya serangan hama dan penyakit. Serangan itu terjadi sejak bibit di persemaian samapai panen. Kehilangan hasil panen karena serangan hama dan penyakit pada cabai bisa mencapai 10-80%. Oleh karena itu, pengendaliannya harus berlangsung sejak dini. Jika serangan sedah sangat berat bisa menjadi gagal panen. Pemantauan serta perawatan intensif lebih diutamakan daripada mengobati tanaman yang telah sakit. Pengendaliannya, berdasarkan konsep pemberantasan hama terpadu (PHT), yaitu pestisida sebagai alternatif terakhir jika pengendalian nonkimia kurang efektif. Penggunaan pestisida disesuaikan dengan jenis serangan. Tidak dianjurkan menggunakannya secara berlebihan, karena bisa menyebabkan terjadinya kekebalan pada hama dan penyakit, terbunuhnya musuh alami hama, dan meningkatkan kandungan residu berbahaya bagi konsumen cabai. 3.1 Pengendalian Hama Ulat tanah (Agrotis sp) Hama ini menyerang bagian batang cabai yang masih muda dengan cara memakannya sampai batang terpotong. Pencegahan ulat tanah bisa dilakukan dengn mengambilnya secara manual dan memusnakannya. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan Diptrex 95 SP atau Drusban 0,2% dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya. Ulat buah (Daus sp) Buah adalah sasaran utama hama ini. Buah yang terserang akan
12 9 membusuk dan rontok. Agar tidak menular, buah yang telah terserang harus dibuang atau dimusnakan. Pengendalian hama ulat buah dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida, seperti Agrimycin, Buldok 25 EC, Cucacron 500 EC dengan dosis sesuai dengan anjuran kemasannya. Ulat grayak (Spodoptera sp) Ulat grayak menyerang daun dan buah cabai. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama ini adalah rusaknya daun dan buah cabai akibat gigitan ular grayak. Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tanaman. Pencegahannya bisa diaplikasikan insektisida, seperti Atabron 50 EC, Curracon 500 EC, Dharmafur 3G, Fenval 200 EC dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya. Gambar 3 daun berlubang akibat serangan ulat grayak Thrips Hama thrips menyebabkan pucuk dan daun muda mengeriting berubah warna menjadi keperakan sebelum akhirnya mengering dan rontok. Hama yang berwarna abu-abu atau coklat ini memiliki ukuran yang sanagt kecil,
13 10 hanya1-1,5 mm. Pengendalian hama ini dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida, seperti Padan 50 SP, Dicarzol 25 SP, Decis 2,5 EC, Fenthrin 50 EC dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya. Belalang Belalang yang menyerang biasanya adalah belalang yang berukurang kecil. Bagian yang diserang adalah tuans muda dan batang. Akibat yang ditimbulkan oleh belalang adalah rusaknya daun dan batang karena gigitannya. Pecegahan belalang bisa dilakukan dengan cara mengambil dan memusnakannya satu persatu atau memasang perangkap disekitar lokasi tanam. Sementara itu pengendaliannya bisa dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida seperti Orthene, Diazinon, Malathion, Byrusil dan Folidol dengan dosis sesuai anjuran pada kemasannya. Lalat buah (Bactrocera dorsalis) Hama ini merupakan musuh utama dalam budidaya cabai karena menjadi penyebab busuknya buyah. Lalat buah lalat buah menyuntikkan telurnya kedalam buah cabai. Telur tersebut akan berkembang dan m enjadi larva di dalam buah, saat itulah buah digerogoti dari dalam sampai busuk dan rontok. Pencegahan lalat buah bisa dilakukan dengan memasang perangkap berbahan aktif Methyl eugenol. Sementara untuk pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida seperti buldok 25 EC, Curracon 500 EC, Decis 2,5 EC, Mospilan 20 SP dengan dosis sesuai anjuran pada kemasannya. Gambar 4. Buah membusuk
14 Pengendalian Penyakit Penyakit bercak daun Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora sp, yang menyerang daun, batang, dan tangkai buah. Gejala serangannya muncul bercak-bercak kecil berbentuk bulat dengan diameter 0,5cm. Penyakit ini biasanya menyebabkan daun, buah serta tangkainya layu dan rontok. Pencegahannya bisa dilakukan dengan memiliki bibit yang berkualitas dan tahan penyakit. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida, seperti Anvil 50 SC, Alto 100SL, Baycor 25 WP, Daconil75 WP, Antracol 70 WP dengan dosis sesuai anjuran dikemasannya. Penyakit layu fusarium Fusarium oxisporum merupakan jamur penyebab terjadinya penyakit layu fusarium. Penyakit ini menyerang daun cabai. Gejala yang ditimbulkan adalah layunya bagian bawah daun dan menyebar ke seluruh bagian daun. Penyakit ini banyak menyerang tanaman cabai yang ditanam di dataran tinggi yang terlalu lembab. Pencegahannya dilakukan dengan memilih bibit yang tahan penyakit dan menjaga kondisi lingkungan selalu stabil. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida Saco P atau Benlate dengan dosis sesuai anjuran pada kemasannya. Patek buah atau antraknosa Penyakit ini juga disebabkan oleh jamur. Gejalanya timbul cendawan berwarna merah muda atau hitam bundar pada buah muda dan buah yang sudah hampir matang. Lama-kelamaan buah menjadi busuk, kering, dan akhirnya rontok.pencehan penyakit ini bisa dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan menjaga sanitasi lahan. Buah yang terserang harus dimusnakan agar tidak menular ke buah yang masih sehat. Pengendaliannya diakukan dengan mengaplikasikan fungisida seperti Ridomil MZ, Previcur-N, Provit,
15 Daconil,m Antracol, Vondozeb dengan dosis sesuai dengan ajuran kemasannya. 12 Gambar 5 penyakit patek buah Busuk daun Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytopthora infestans. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya beercaak-bercak hitam seperti cacar pada daun dan buah. Penyakit ini menyebabkan buah dan daun menjadi kering, keras, dan akhirnya membusuk. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan meninggikan bedengan dan menjaga sanitasi lingkungan. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan fungisisda seperti Previcur-N, Cucapit, Dipolatan AF, Dithane M-45 dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya. Layu bakteri Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit yang disebabkan bakteri Pseudomonas solanacearum ini adalah layunya daun seperti kepanasan. Lamakelamaan, batang dan cabang tertular dan tanaman akan mati. Tanaman yang sudah terserang bakteri ini tidak boleh dibiarkan hidup, tetapi harus dimusnakan agar tidak menulari tanaman yang lainnya. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman lahan yang digunakan. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan bakterisida seperti Agrept 20 WP atau Agrimycin 15/1,5 WP dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya.
16 13 Rebah kecambah Penyakit rebah kecambah atau damping off biasanya menyerang sejak masa persemaian. Gejalanya adalah pangkal batang berubah warna menjadi coklat kemudian membusuk. Pangkal batang yang membusuk tidak kuat menyangga tanaman sehingga akan rebah dan akhirnya mati. Penyakit ini disewbabkan oleh jamur Rhizoctonia sp dan Phytium sp. Pencegahan dapat dilakukan dengan merendam akar benih menggunakan larutan propamokarbihidroklorida. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida seperti Vigitran Blue, Previcur N, Vendoseb 80 WP, Antracol 70 WP dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya. Penyakit akibat virus Virus yang menyerang biasanya dibawa hama inang, seperti kutu daun, thrips, dan tungau. Gejala serangan virus antara lain timbul bercak-bercak berbentuk lingkungan yang semakin lama semakin banyak di daun atau buah, daun mengeriting, tanaman terlihat kurus dan merana, akhirnya mati. Penyakit akibat virus belum bisa ditanggulangi karena tidak ada obatnya. Pencegahan yang terbaik adalah dengan selalu menjaga lingkungan sekitar lokasi lahan agar hama inang pembawa virus tidak datang. Selain itu tanaman yang terserang harus dimusnakan agar tidak menulari tanaman yang masih sehat.
17 14 BAB IV PEMBAHASAN Adanya hama dan penyakit pada suatu lahan tanam yang menyerang tanaman, perlu diberlakukan pengendalian dan perlindungan tanaman yang dilakukan oleh produsen tanam agar tanaman terjaga dan dapat memberikan hasil yang produktif. Begitu juga pada cabai yang merupakan tanaman budidaya sayuran, hama dan penyakit yang terdapat di desa genting, malang adalah ulat, thrips, belalang, lalat. Ada beberapa macam pengendalian yang diberlakukan selain pengendalian secara manual. Pengendalian manual yaitu pengendalian yang dilakukan dengan cara mengambil langsung hama yang sedang menyerang tanaman budidaya cabai tersebut. Pengendalian manual ini dilakukan ketika hama yang menyerang tanaman cabai masih dalam jumlah batas yang relatif sedikit. Oleh karena-nya pengendalian semacam manual ini dipilih buruh tani agar dapat menjaga tanaman dan kelangsungannya lebih baik, dikarenakan jumlah hama yang menyerang masih relatif sedikit. Namun, pengendalian secara manual ini tidak efektif ketika diberlakukan pada musim hujan seperti saat ini, dikarenakan curah hujan yang tinggi yang memberikaan kelembapan pada tanaman memberikan sinyal positif kepada hama-hama tanaman, sehingga jumlah populasi hama yang menyerang semakin tinggi. Oleh karena itu, penyemprotan pestisida dalam 2 pekan bisa diberikan sebanyak 2 kali guna memberantas jumlah hama hama tanaman yang melonjak pada musim hujan. Pestisida yang diberikan pun tidak sama, terdapat berbagai macam jenis pestisida dari berbagai jenis pula. Keseluruhan pestisida yang diberikan disesuaikan dengan fungsi dan guna masing masing untuk tanaman. Dalam pemberian pestisida kimia tersebut memiliki takaran-takaran tertentu untuk tanaman, agar nantinya tidak terjadi over giving pestisida yang dapat memberikan dampak buruk terhadap tanaman.
18 15 Hasil dari pengendalian seperti diatas dirasa positif, mendekati optimal.hal itu dibuktikan bahwasannya tanaman terong yang ditanam di luas lahan 100 m ini dapat dipanen 1 kali dalam sepekan. Dalam sekali panen dapat menghasilkan 1-2 ton tanaman cabai. Sementara itu, tanaman cabai yang di budidayakan di desa genting ini lebih dominan akan serangan penyakit jika dibandingkan dengan hama. diantara berbagai jenis penyakit tanaman cabai, ditemukan adanya penyakit layu bakteri, penyakit bercak daun, dan penyakit akibat virus. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri. Ciri-ciri yang akan terlihat ketika tanaman cabai terkena penyakit layu bakteri adalah layunya daun seperti kepanasan, sehingga lama-lama batang dan cabang tertular dan tanaman akan mati. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan bakterisida seperti Agrept 20 WP atau Agrimycin 15/1,5 WP dengan dosis sesuai dengan anjuran di kemasannya. Gambar 6. akar yang terserang bakteri Untuk penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur yang meyerang daun, batang, dan tangkai buah. Gejalanya muncul bercak-bercak kecil berbentuk bulat. Penyakit ini biasanya memnyebabkan daun, serta tangkainya layu dan rontok. Pencegahannya bisa dilakukan dengan memiliki bibit yang berkualitas dan tahan penyakit. Pengendaliannya dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida, seperti Anvil 50 SC, Alto 100SL, Baycor 25 WP, Daconil 75 WP, Antracol 70 WP dengan dosis sesuai anjuran dikemasannya.
19 16 Gambar 7 bercak-bercak kecil pada daun Sedangkan penyakit akibat virus biasanya disebabkan oleh virus yang menyerang. Gejala serangan virus antara lain timbul bercak-bercak berbentuk lingkungan yang semakin lama semakin banyak di daun atau buah, daun mengeriting, tanaman terlihat kurus dan merana, akhirnya mati. Penyakit akibat virus belum bisa ditanggulangi karena tidak ada obatnya. Pencegahan yang terbaik adalah dengan selalu menjaga lingkungan sekitar lokasi lahan agar hama inang pembawa virus tidak datang. Selain itu tanaman yang terserang harus dimusnakan agar tidak menulari tanaman yang masih sehat. Gambar 8 cabai mengeriting
20 17 Daftar Pustaka Agromedia, Redaksi Budidaya Cabai merah. Jakarta: Agromedia pustaka.
KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis
KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT
HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT Budidaya konvensional merupakan budidaya cabai yang menggunakan pestisida kimia secara intensif dalam mengendalikan
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciTUGAS LINGKUNGAN BISNIS
TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Risiko Produksi Fluktuasi yang terjadi pada suatu usaha, baik fluktuasi hasil produksi, harga dan jumlah permintaan yang berada dibawah standar yang ditetapkan merupakan indikasi
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA TOMAT
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING
BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI
BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas
Lebih terperinciBudidaya Bawang Putih di Dataran Rendah
Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun
Lebih terperinciPercobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda
Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabe Merah
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT
PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI
BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cabai Merah Besar Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu namun pada batang muda berambut halus berwarna hijau. Tinggi tanaman mencapai 1 2,5 cm dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik
38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.) Menurut Cronquist (1981), klasifikasi tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas
Lebih terperinciBUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )
BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciMODUL BUDIDAYA KACANG TANAH
MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI. B. FASE PRATANAM 1. Pengolahan Lahan
BUDIDAYA CABAI A. PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, ph 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu
Lebih terperinciBudidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun
Budidaya Cabai Pendahuluan Cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,
Lebih terperinciBUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN
BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah
Lebih terperinciMANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA
Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.
Lebih terperinciCreated By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY
Created By www.penyuluhthl.wordpress.com Pesan bibit cabe kopay. Hub. 081274664892 SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY I. PENGOLAHAN LAHAN Pengolahan lahan Pengolahan lahan yang sempurna merupakan
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciMODUL BUDIDAYA MELON
MODUL BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.
III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH
IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang
Lebih terperinciVI. PEMBAHASAN 6.1. Identifikasi Sumber-sumber Risiko
VI. PEMBAHASAN Risiko produksi merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar pada keberhasilan produksi. Risiko ini berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil produksi yang dihasilkan. risiko
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciPercobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah
Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
Lebih terperinciPENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT Disusun oleh: WIDYA ALMAIDA (0910440215) JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Lebih terperinciPENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PENGENDALIAN OPT CABAI Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN ACARA 1 PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA HUTAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM SIFT CO.ASS : SIWI PURWANINGSIH : 10/301241/KT/06729 : Rabu,15.30 : Hudiya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciTeknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR
Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU
BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciUPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2
Lebih terperinciAGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh interaksi dinamik antara komponen-komponen abiotik dan biotik Abiotik Biotik Ekosistem
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015
BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari
Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas hortikultura terutama jenis sayur-sayuran dan buah-buahan sangat diminati oleh konsumen. Sayuran diminati konsumen karena kandungan gizinya baik dan dapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-
22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar
4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya
Lebih terperinciMODUL BUDIDAYA SEMANGKA
MODUL BUDIDAYA SEMANGKA I. PENDAHULUAN Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,
Lebih terperinci