BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Layanan Dalam pembahasan mengenai kepuasan pelanggan perlu diketahui mengenai konsep dasar atau pengertian dari layanan (service). American Marketing Association (AMA) seperti dikutip oleh Cowel dalam Moncrief dan Shipp (1999: 22) mendefinisikan service sebagai berikut: Layanan pada dasarnya merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada prinsipnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik. Sementara itu, Lovelock dalam Tjiptono (1997: 7) menerangkan bahwa layanan (service) sebagai produk yang tidak berwujud, berlangsung hanya sebentar dan dirasakan atau dialami. Pengertian layanan atau pelayanan diartikan dengan sederhana adalah menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain. (Purwadarminta, 1996: 245) Pelayanan yang diberikan dengan sebaik-baiknya diharapkan dapat memuaskan pelanggan dalam menggunakan layanan yang ditawarkan, pada tahap selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan pelanggan pengguna layanan

2 8 tersebut sebanyak mungkin serta mampu mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Menurut Tjiptono (2004: 94), layanan adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli produknya. Sebagai suatu produk, layanan mempunyai sifat yang berbeda dengan barang-barang lain. Adapun karakteristik dari layanan adalah sebagai berikut: 1. Tidak berwujud (intangible) 2. Tidak dapat dipisah-pisahkan (inseparability) 3. Berubah-ubah/beragam (variability/heterogeneity) 4. Tidak tahan lama (perishability) 5. Tidak ada kepemilikannya (unownership) (Huseini, 1995: 1) 2.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan Ada beberapa definisi mengenai kepuasan pelanggan yang dikemukakan oleh para pakar. Menurut Kotler dalam Tjiptono (1997: 24), kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan apa yang diharapkannya. Tingkat kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari harapan pelanggan dengan kinerja yang dirasakannya. Bila kinerjanya di bawah pengharapannya, maka pelanggan akan kecewa, sedangkan bila pekerjaannya sesuai dengan harapan maka ia akan merasa puas. Selanjutnya bila kinerja

3 9 dapat melebihi harapannya, maka pelanggan akan merasa sangat puas, senang dan gembira. Sementara itu Lele dan Sheth (1995: 29) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai berikut: Kepuasan pelanggan adalah kunci untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dan tetap memberi kesenangan kepada pelanggan adalah merupakan bisnis setiap orang. Demikian pula Engel, et al dalam Tjiptono (1997: 24) menyatakan bahwa: Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan. Park dalam Hasan (2008: 57) menjelaskan kepuasan konsumen merupakan suatu perasaan konsumen sebagai respon terhadap produk barang atau jasa yang telah dikonsumsi. Perusahaan yang unggul dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan secara terus menerus dan memenuhi janjinya dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut akan berkembang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lele dan Sheth (1995: 181), perusahaan-perusahaan yang unggul dalam memberikan kepuasan pelanggan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Perusahaan tersebut berusaha untuk memastikan bahwa tindakannya akan dapat menciptakan harapan yang mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan tersebut akan sangat berhati-hati dalam menciptakan harapan pelanggan. Perusahaan juga menyadari akan pengaruh

4 10 lingkungan dan sikap serta memusatkan perhatiannya pada bidang-bidang tersebut. Perhatian pada bidang tersebut dimaksudkan agar apa yang mereka janjikan akan sesuai dengan citra yang harus ditumbuhkan dalam pikiran para pelanggannya. Di samping itu, perusahaan hendaknya terus melakukan komunikasi dengan para pelanggan dan menanyakan kepada para pelanggan adanya masalah sebelum terjadi sehingga nantinya tidak timbul kekecewaan. Dan yang paling penting bagi perusahaan tersebut adalah mementingkan terpenuhinya janji-janji kepada para pelanggan tanpa peduli dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Bila perusahaan telah dapat menyediakan produk yang baik maka sudah cukup untuk membuat pelanggan senang. Walaupun produk yang baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kepuasan pelanggan, akan tetapi hal tersebut belum cukup. Ada empat variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu: Variabel yang berkaitan dengan produk, variabel yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, variabel kegiatan sesudah penjualan dan variabel yang berkaitan dengan budaya. Keempat variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini:

5 11 Produk Sesudah Penjualan Kepuasan Pelanggan Kegiatan Penjualan Budaya Gambar 2.1 : Empat Dasar Kepuasan Pelanggan Sumber : Lele dan Sheth (1995: 97) Faktor yang meliputi rancang dasar produk, seberapa jauh para perancang (desainer) mengenal kebutuhan pelanggan, insentif apa yang mendorong para perancang dan pembuatan produk serta pengendalian mutunya. Pada kegiatan penjualan terdapat beberapa subvariabel antara lain pesan apa yang akan disampaikan oleh perusahaan melalui iklan dan promosi. Bagaimana perusahaan mengawasi dan memilih wiraniaga atau perantara dan bagaimana sikapnya kepada pelanggan. Faktor layanan purna jual meliputi garansi penyediaan sukucadang dan servis, umpan balik, penanganan keluhan dan responsif terhadap keluhan pelanggan beserta solusinya. Budaya mencakup nilai intrinsik dan kepercayaan perusahaan maupun lambang-lambang kongrit maupun abstrak serta suatu sistem yang mereka gunakan untuk meletakkan nilai-nilai pada diri karyawan. (Lele dan Sheth, 1995: 96-97)

6 12 Dengan kata lain, perusahaan dituntut untuk memberikan yang terbaik dan dapat merebut loyalitas pelanggan. 2.3 Keterkaitan Layanan dan Kepuasan Pelanggan Upaya suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan tidak lagi hanya didasarkan kepada kualitas produk yang terbaik dan harga jual yang murah. Diperlukan suatu upaya terpadu agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada era persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini, layanan kepada pelanggan merupakan suatu kebutuhan dari berbagai ragam yang diinginkan pelanggan. Masalah keinginan pelanggan ini seringkali luput dari pengamatan, karena banyak yang beranggapan tanpa memperhatikan kebutuhan pelanggan atau memberikan layanan yang baik nyatanya pelanggan tetap setia. Namun pada kenyataannya banyak konsumen saat ini mempunyai lebih banyak pilihan barang dan jasa dengan berbagai tingkat kualitas serta layanan. Oleh karena itu, hanya produk-produk yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumenlah yang dapat terus bersaing di pasar. Bila kita bicara mengenai kepuasan pelanggan, maka hal ini tidak lepas dari kreativitas. Kreativitas memungkinkan organisasi menangani dan memecahkan masalah-masalah yang sedang maupun yang akan dihadapi dalam pelaksanaan bisnis sehari-hari. Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, maka organisasi harus melaksanakan empat hal yaitu: 1. Mengidentifikasi siapa pelanggannya

7 13 2. Memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas 3. Memahami strategi kualitas layanan pelanggan. 4. Memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan. (Tjiptono, 1997: 129) Dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa para konsumen pada umumnya melalui proses yang sangat beragam, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Proses pengambilan keputusan pembelian tersebut tidak hanya berhenti setelah terjadi pembelian. Dalam tahap tersebut, konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan dari pembelian tersebut. Hal itu akan mempengaruhi prilaku berikutnya. Konsumen yang merasa puas, maka ia akan memberi peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lainnya dari perusahaan tersebut pada masa yang akan datang. Bila konsumen merasa puas ia cenderung akan menceritakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan itu kepada orang lain, hal sebaliknya akan terjadi bila konsumen merasa tidak puas. Oleh karena itu perusahaan harus secara terus menerus berupaya memuaskan pelanggannya, karena pelanggan yang puas merupakan sarana promosi yang terbaik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kunci utama untuk dapat memenangkan persaingan adalah dengan memberi nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas dan harga yang bersaing.

8 14 Terciptanya kepuasan pelanggan akan membawa beberapa manfaat, yaitu hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik untuk pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan serta memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. (Tjiptono, 1997: 9) Pemberian layanan yang baik kepada pelanggan mempunyai arti yang sangat penting, karena pemberian layanan yang terbaik akan menguntungkan kedua belah pihak. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pelanggan yang puas akan membeli lagi 2. Lebih murah biayanya untuk memperoleh pembelian baru dari pelanggan lama daripada mencari pelanggan baru 3. Rekomendasi pelanggan yang puas kepada pelanggan baru. (Haskett dalam Tjiptono, 1997: 31) 2.4 Pengertian Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrianantrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan seluruh aspek dari situasi dimana pelanggan (baik orang maupun barang) harus antri untuk mendapatkan suatu layanan. Berikut ini adalah definisi antrian yaitu: 1. Antrian adalah kumpulan dari masukan atau objek yang menunggu pelayanan. (Pangestu Soebagyo, 1995)

9 15 2. Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan / fasilitas layanan. (Siagian, 1987) Situasi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan antrian diantaranya pada pengambilan tiket di pintu jalan tol, pasien menunggu pada suatu klinik kesehatan, pembelian tiket di loket bioskop, mesin industri yang menunggu perbaikan dari montir ahli, mobil-mobil yang menunggu di lampu merah, dan masih banyak lagi. Contoh di atas menunjukkan keadaan di mana antrian terjadi karena ada pihak yang menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Kedatangan pelanggan pada sarana pelayanan dapat dilayani segera atau mungkin harus menunggu sampai sarana pelayanan dapat melayani. Waktu pelayanan dapat tetap atau acak tergantung dari jenis pelayanannya. Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli matematika bangsa Denmark pada tahun 1913 dalam bukunya Solution of Some Problem in the Theory of Probability of Significance in Automatic Telephone Exchange. Tujuan penggunaan teori antrian adalah untuk merancang fasilitas pelayanan, dalam mengatasi permintaan pelayananyang berfluktuasi secara acak dan menjaga keseimbangan antara biaya (waktu menganggur) pelayanan dan biaya (waktu) yang diperlukan selama antri. Sistem antrian mencakup pelanggan (orang, pesawat, mesin, dan lain sebagainya) yang datang dengan laju konstan atau bervariasi untuk

10 16 mendapatkan layanan pada suatu fasilitas layanan. Proses suatu antrian dapat digambarkan sebagai berikut: Populasi Barisan antrian Mekanisme pelayanan Selesai Sistem Antrian Sumber : Supranto (1987) Gambar 2.2 : Proses Antrian Gambar 2.2 di atas menerangkan bahwa pemakai jasa (pelanggan) yang akan dilayani berasal dari suatu input (populasi) memasuki sistem antrian dan membentuk barisan antrian. Dalam waktu-waktu tertentu, pelanggan akan dilayani berdasarkan suatu aturan tertentu yang disebut disiplin antrian. Pelayanan dilakukan dengan suatu mekanisme pelayanan tertentu. Setelah selesai dilayani pelanggan meninggalkan sistem antrian. Karakteristik sistem antrian: 1. Proses input atau kedatangan Proses ini mencakup banyaknya kedatangan per satuan waktu, jumlah antrian yang dapat dibuat, maksimum panjang antrian, dan maksimum jumlah pelanggan potensial (yang menghendaki layanan). Pelanggan yang datang berasal dari suatu populasi yang terbatas atau tidak terbatas. Proses kedatangan terbagi dua yaitu datang secara bersamaan dengan jumlah yang tetap atau bervariasi, ataupun datang satu persatu.

11 17 Kedatangan terjadi secara kelompok (bulk) jika lebih dari satu pelanggan masuk ke dalam system secara bersamaan. Pelanggan dikatakan mogok (balked) jika pelanggan membatalkan untuk memasuki sistem karena antrian terlalu panjang. Sebaliknya jika pelanggan telah masuk ke dalam antrian kemudian meninggalkan antrian maka pelanggan dikatakan mengingkari (reneged). Ada kasus lain yaitu ketika ada dua atau lebih antrian yang paralel kemudian seorang pelanggan menentukan untuk pindah dari satu antrian ke antrian lainnya maka pelanggan dikatakan merebut posisi (jockey for position). 2. Kapasitas sistem Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pelanggan, mencakup yang sedang dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat ditampung oleh fasilitas pelayanan pada saat yang sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat, ada yang tetap tapi ada juga yang berubah-ubah. Karena itu fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Keterbatasan fisik dalam sistem antrian sering dijumpai sehingga ketika antrian telah mencapai panjang tertentu maka pelanggan yang berikutnya tidak dapat masuk ke dalam sistem. Keadaan antrian semacam ini disebut antrian dengan kapasitas terbatas. Sedangkan sebuah sistem yang tidak membatasi jumlah pelanggan di dalam fasilitas pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas tak terhingga.

12 18 3. Disiplin antrian Disiplin antrian adalah aturan untuk memilih pelanggan mana yang akan dilayani lebih dulu atau disiplin pelayanan (service discipline) yang memuat urutan (order) pelanggan menerima layanan. Aturan pelayanan menurut urutan kedatangan ini didasarkan pada: a. FIFO (First In First Out) sering dikenal dengan FCFS (First Come First Served) merupakan aturan dimana pelanggan yang datang lebih awal akan dilayani lebih dulu. Contoh: antrian di loket-loket penjualan tiket kereta api dan bioskop. b. LIFO (Last In First Out) sering dikenal LCFS (Last Come First Served) merupakan antrian dimana pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Contoh: pada sistem bongkar muat barang di dalam truk, dimana barang yang masuk terakhir akan keluar lebih dulu. c. SIRO (Service In Random Order) sering dikenal dengan RSS (Random Selection for Service) dimana pelayanan dilakukan secara acak. Contoh: pada arisan, dimana pelayanan dilakukan berdasarkan undian (random). d. PS (Priority Service) pelayanan diberikan berdasarkan prioritas, dimana pelayanan didasarkan prioritas khusus. Contoh: dalam suatu pesta tamu-tamu VIP akan dilayani lebih dulu.

13 19 4. Mekanisme pelayanan Proses ini mencakup sebaran waktu untuk melayani seorang pelanggan, banyaknya layanan yang tersedia, dan pengaturan layanan (paralel atau seri). Proses antrian pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat struktur dasar menurut sifat-sifat fasilitas pelayanan, yaitu: a. Single channel single phase atau satu antrian satu pelayanan Datang Pelayan 1 Keluar Gambar 2.3 : Model Single Channel Single Phase Sumber : Subagyo (2000) Contoh: Antrian potong rambut dengan seorang tukang cukur. b. Multi channel single phase atau satu antrian beberapa pelayanan Pelayan 1 Datang Pelayan 2 Pelayan 3 Keluar Gambar 2.4 : Model Multi Channel Single Phase Sumber : Subagyo (2000) Contoh: Pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu pelayan. c. Multi channel multi phase atau beberapa antrian beberapa pelayanan Pelayan 1 Pelayan 2 Pelayan 3 Datang Pelayan 4 Pelayan 5 Pelayan 6 Keluar Pelayan 7 Pelayan 8 Pelayan 9 Gambar 2.5 : Model Multi Channel Multi Phase Sumber : Subagyo (2000) Contoh: Pelayanan di bank dengan beberapa teller.

14 20 d. Single channel multi phase atau satu antrian beberapa pelayanan seri Datang Pelayan 1 Pelayan 2 Pelayan 3 Keluar Gambar 2.6 : Model Single Channel Multi Phase Sumber : Subagyo (2000) Contoh: Antrian pada tempat pencucian mobil. 2.5 Pengertian Fish Bone Analysis Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya. Langkah-Langkah: 1. Mengidentifikasi akibat 2. Mengidentifikasi berbagai kategori. 3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. 4. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama 5. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin Manfaat Analisa Tulang Ikan adalah untuk memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan.

15 21 Langkah-Langkah Penerapan: Langkah 1: Mengidentifikasi akibat atau masalah Akibat atau masalah yang akan ditangani tulislah pada kotak sebelah paling kanan diagram tulang ikan. Misalnya Laporan Anggaran Akhir bulan terlambat. Langkah 2: Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama 1. Dari garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi "cabang". Setiap cabang mewakili "sebab utama" dari masalah yang ditulis. 2. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini bisa diringkas seperti : a. Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Mesin, Materi, Pengukuran b. Metode, Mesin, Material, Manusia - (4M) c. Tempat (Place), Prosedur (Procedure), Manusia (People), Kebijakan (Policy) - (4P) d. Lingkungan (Surrounding), Pemasok (Supplier), Sistem (System), Keterampilan (Skill) - (4S) 3. Kategori tersebut hanya sebagai saran; bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Sebaiknya tidak ada lebih dari 6 kotak. Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran 1. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan dengan menggunakan curah pendapat.

16 22 2. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam Diagram tulang ikan. (yaitu, tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. Misalnya di kategori mesin.) 3. Sebab-sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak "tulang" kecil keluar dari garis horizontal utama. 4. Suatu sebab bisa ditulis dibawah lebih dari satu kategori sebab utama (misalnya, menerima data yang terlambat bisa diletakkan dibawah manusia dan sistem). Langkah 4: Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama Setelah setiap kategori diisi carilah sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab - sebab inilah yang merupakan petunjuk "sebab yang tampaknya paling mungkin " lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada diagram. Langkah 5: Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin 1. Diantara semua sebab-sebab, harus dicari sebab yang paling mungkin. 2. Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan, "Mengapa ini sebabnya?" 3. Pertanyaan "Mengapa?" akan membantu Anda sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi. 4. Tanyakan "Mengapa?" sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.

17 Pengertian Service Advisor Service Advisor adalah orang atau petugas yang pertama berhubungan dengan pelanggan yang datang ke suatu bengkel. Service Advisor merupakan perwakilan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada pelanggan saat servis di bengkel. 1. Syarat-syarat dan tugas Service Advisor Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang Service Advisor adalah dapat berkomunikasi secara baik dengan pelanggan, mempunyai penampilan yang menarik, mempunyai pengetahuan yang luas tentang sistem dan prosedur perusahaan, dapat menganalisa kelainan atau kerusakan pada kendaraan pelanggan, dapat memperkirakan waktu dan biaya pengerjaan serta dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sedangkan tugas dari seorang Service Advisor adalah menerima dan melayani pelanggan sesuai dengan prosedur yang sudah distandarkan dan berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggan, meningkatkan penjualan jasa servis dan suku cadang, mengatur kapasitas penerimaan kendaraan yang ingin servis, menangani keluhan pelanggan, menjawab permintaan pelanggan tentang kendaraan dan servicenya serta memberikan masukan terhadap keluhan pelanggan tersebut, melakukan tindak lanjut kepada pelanggan setelah perbaikan kendaraannya serta memelihara database pelanggan.

18 24 2. Standard Service Transaction (SST) Standard Service Transaction adalah langkah-langkah kegiatan dalam melayani pelanggan yang dilakukan oleh Service Advisor. Standard Service Transaction terdiri dari Appointment (Pembuatan Janji), Reception (Penerimaan), Work Distribution (Distribusi kerja), Order Performance (Pelaksanaan Pekerjaan), Quality Control (Kontrol Kuilitas), Delivery (Penyerahan) dan Follow Up Contact (Hubungan Tindak Lanjut). a. Appointment (Pembuatan Janji) Tujuan dari tahap perjanjian adalah memberikan jaminan kepada pelanggan tentang waktu pekerjaan seminimal mungkin, serta memberikan jaminan bahwa penggantian suku cadang yang diperlukan dipersiapkan secepat mungkin. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perjanjian ini adalah : 1) Membuat perjanjian Mengisi lembaran perjanjian dan memperjelas pekerjaan serta keluhan-keluhan, pastikan persediaan suku cadang untuk pekerjaan sederhana dan pemeriksaan berkala. Bila tidak ada persediaan suku cadang maka tentukan tanggal yang memungkinkan untuk penyerahan kendaraan serta beritahu pelanggan kapan suku cadang akan tersedia lalu mintalah kebagian suku cadang untuk memesan suku cadang yang diperlukan.

19 25 2) Memastikan pekerjaan Menghubungi pelanggan sebelumnya untuk memastikan perjanjian. 3) Mempersiapkan order perbaikan Tuliskan nama serta kendaraan pelanggan pada order perbaikan lalu cetak lembar perjanjian pada komputer. Untuk perbaikan umum mintalah kepada foreman untuk menganalisa, mengestimasi pekerjaan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan. b. Reception (Penerimaan) Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan cara memahami dengan sempurna permintaan pelanggan kemudian memastikan gejala kerusakan yang terjadi pada kendaraan pelanggan kemudian memberikan nasihat-nasihat servis yang diperlukan sehingga pelanggan tidak ragu. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap penerimaan ini adalah : 1) Persiapan sehari-hari Mempersiapkan dokumen yang diperlukan seperti lembaran perjanjian, lembaran pengontrol perkembangan pekerjaan, order perbaikan, data pelanggan, pedoman daftar biaya jasa dan daftar harga spare part, pedoman pemilik dan buku servis. Serta juga

20 26 mempersiapkan alas lantai, alas tempat duduk kendaraan dan sebagainya. 2) Penerimaan pelanggan Sambutlah pelanggan dengan ramah tamah, perkenalkan nama dan dapatkanlah nama pelanggan serta tanyakan apakah sudah melakukan perjanjian atau belum. 3) Mendengarkan pelanggan Dengarkanlah dengan penuh perhatian untuk memahami permintaan pelanggan atau problem sesungguhnya. 4) Mempersiapkan diagnosa Pasanglah alas tempat duduk dan alas lantai kendaraan, mintalah buku servis, konfirmasi nama pemilik dan pekerjaan terakhir yang dilakukan, pastikanlah data-data yang terdapat di kendaraan dituliskan dalam order perbaikan serta catatlah jarak tempuh kendaraan. 5) Memeriksa kendaraan dan memutuskan pekerjaan yang dilakukan Periksalah file/data pelanggan pada servis terakhir lalu tunjukkanlah daftar pekerjaan pemeriksaan dan tuliskanlah dalam order perbaikan, beritahukan kepada pelanggan jika ada pekerjaan tambahan.

21 27 6) Pemeriksaan sebelum penerimaan Lakukanlah pemeriksaan kerusakan pada body, barang berharga yang tertinggal didalam mobil, catat hasilnya dalam order perbaikan atau lembar pemeriksaan. Konfirmasikan hasilnya kepada pelanggan lalu ajaklah pelanggan ketempat pencatatan servis. c. Work Distribution (Distribusi kerja) Tujuan dari tahap distribusi kerja adalah untuk menjadwalkan dan menugaskan pekerjaan kepada teknisi yang tepat sehingga dapat memaksimalkan penggunaan staff dan fasilitas. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap distribusi kerja ini adalah : 1) Memeriksa persediaan suku cadang Periksa apakah tersedia suku cadang, jika tidak ada persediaan suku cadang maka periksa kapan tanggal dapat diperolehnya suku cadang lalu tanyakanlah kepada pelanggan apakah kendaraannya akan dibawa kembali atau disimpan di bengkel. 2) Memperkirakan biaya serta tanggal dan waktu penyerahan Tentukan perkiraan biaya jasa dan suku cadang, tentukan tanggal dan waktu penyerahan, tuliskan instruksi khusus pada order perbaikan jika ada pekerjaan yang tertunda. 3) Menjelaskan pekerjaan yang dilakukan serta mendapatkan persetujuan pelanggan.

22 28 Jelaskan pekerjaan yang dilakukan, perkiraan biaya, serta tanggal dan waktu penyerahan. Dapatkan persetujuan pelanggan serta tanda tanganilah dalam order perbaikan. Berikan salinan order perbaikan kepada pelanggan. Antarkan pelanggan ke ruang tunggu jika pelanggan ingin menunggu. 4) Menyerahkan order pebaikan kepada foreman Tempatkan order perbaikan pada tempat yang telah ditentukan. d. Work Performance (Pelaksanaan Pekerjaan) Tujuan dari tahap pelaksanaan pekerjaan adalah untuk memeriksa setiap perkembangan pekerjaan sehingga kendaraan dapat diserahkan kepada pelanggan pada waktu dan tanggal yang dijanjikan. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah : 1) Memeriksa perkembangan pekerjaan Gunakanlah lembar/papan pengontrol perkembangan pekerjaan untuk memonitor seluruh perkembangan pekerjaan. Periksalah perkembangan pekerjaan pada kendaraan 2 jam sebelum waktu penyerahan dan beritahukanlah kepada pelanggan di ruang tunggu tentang perkembangan pekerjaan. 2) Mendapatkan persetujuan pelanggan tentang adanya perubahan Tentukan waktu dan biaya perkiraan terbaru dengan meminta bantuan foreman, beritahukanlah kepada pelanggan tentang

23 29 adanya perubahan serta dapatkanlah persetujuannya. Catatlah jawaban pelanggan pada order perbaikan lalu laporkanlah persetujuan pelanggan tentang adanya perubahan kepada foreman sehinggan foreman dapat menyimpulkan pekerjaan. e. Quality Control (Kontrol Kuilitas) Tujuan dari tahap kontrol kualitas adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang diminta pelanggan telah dikerjakan dengan sempurna dan kualitas yang tinggi serta untuk mempelajari dengan rinci pekerjaan yang dilakukan. Hal-hal yang dilakukan dalam kontrol kualitas adalah : 1) Melaksanakan pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan pada kendaraan Periksalah order perbaikan untuk memastikan pemeriksaan terakhir dilaksanakan dengan sempurna. Periksalah pekerjaan yang dilakukan serta suku cadang yang diganti. Tanyakanlah kepada foreman atau teknisi tentang hal-hal yang tidak jelas yang tertulis pada order perbaikan. 2) Mempersiapkan dokumentasi Persiapkan order perbaikan dan periksalah biaya satu persatu, termasuk biaya jasa dan suku cadang. Persiapkan kuitansi sesuai dengan order perbaikan. Mintalah persetujuan kepala bengkel untuk biaya-biaya perbaikan khusus. Mintalah kesepakatan kepala

24 30 bengkel mengenai pemeriksaan terakhir untuk penyerahan tentang pekerjaan ulangan atau keluhan. Catatlah dalam buku servis atau buku garansi tentang pelaksanaan pemeriksaan berkala. 3) Mempersiapkan barang-barang yang akan dikembalikan kepada pelanggan Mempersiapkan barang-barang (buku servis atau buku garansi, kunci kendaraan) dan suku cadang yang diganti untuk dikembalikan atau ditunjukkan kepada pelanggan. Beritahukanlah kepada pelanggan tentang pekerjaan yang telah diselesaikan. f. Delivery (Penyerahan) Tujuan dari tahap penyerahan adalah untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan terhadap bagian servis dengan cara menunjukkan kepada pelanggan bahwa pekerjaan yang diminta telah dilakukan dengan memuaskan, sehingga pelanggan dapat mengendarai kendaraannya dengan penuh keyakinan serta berikanlah kepercayaan kepada pelanggan bahwa biayanya adalah wajar. Hal-hal yang dilakukan dalam penyerahan adalah : 1) Penjelasan pekerjaan yang dilakukan beserta biaya Sambutlah pelanggan. Ajaklah pelanggan kepencatatan servis lalu jelaskan pekerjaan yang dilakukan. Informasikanlah kepada pelanggan tentang sesuatu yang dijumpai selama mengerjakan pekerjaan dan beritahukanlah informasi yang berguna.

25 31 2) Menunjukkan kualitas pekerjaan yang dilakukan Ajaklah pelanggan menuju kendaraannya dan jelaskan pekerjaan yang dilakukan, tunjukkan kualitas pekerjaan, tunjukkan hal-hal pada pemeriksaan sebelum penerimaan yang telah disepakati. 3) Menanyakan cara pembayaran Tunjukkanlah kasir kepada pelanggan dan tanyakanlah proses pembayarannya. Setelah melakukan pembayaran tawarkanlah agar pelanggan kembali lagi. Informasikanlah kepada pelanggan tentang jadwal perawatan. Tanyakanlah kapan tindak lanjut pekerjaan servis berkenan dilakukan bagi pelanggan. Kembalikanlah buku servis dan kunci mobil kepada pelanggan. Antarkanlah pelanggan menuju kendaraannya. Ucapkanlah terima kasih serta berikanlah salam perpisahan kepada pelanggan. g. Follow Up Contact (Hubungan Tindak Lanjut) Tujuan dari tahap hubungan tindak lanjut adalah untuk menyatakan rasa terima kasih atas kedatangan pelanggan, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan mengenai servis yang diterimanya dan melakukan tindakan menanggulangi problem jika pelanggan merasa tidak puas serta memberikan nasihat kepada pelanggan untuk mengikuti jadwal pemeliharaan berikutnya. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap hubungan tindak lanjut adalah :

26 32 1) Melaksanakan tindak lanjut pekerjaan servis Ambil order perbaikan untuk diadakan tindak lanjut. Dengan menggunakan telepon hubungilah pelanggan pada waktu dan hari yang telah dijanjikan serta lakukanlah tindak lanjut berdasarkan prosedur yang ditentukan sebelumnya. Ucapkanlah terima kasih dan tawarkan untuk melanjutkan kedatangannya. Apabila dengan surat kirimkanlah kuesioner sesuai dengan prosedur yang ditentukan sebelumnya. Laporkanlah hasil tindak lanjut kepada kepala bengkel. Buatlah ringkasan hasil tindak lanjut harian dan laporkan kepada kepala bengkel.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015  ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER Dari sebuah artikel BUDAYA ANTRI MEMBERI BANYAK MANFAAT, kalimat pembuka dari kata seorang guru di Australia menyatakan, Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai matematika

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ANTRIAN BENGKEL SEPEDA MOTOR STUDI KASUS : BENGKEL INDAH MOTOR

PENGELOLAAN ANTRIAN BENGKEL SEPEDA MOTOR STUDI KASUS : BENGKEL INDAH MOTOR PENGELOLAAN ANTRIAN BENGKEL SEPEDA MOTOR STUDI KASUS : BENGKEL INDAH MOTOR Yohanes Pambudi Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Jong Jek Siang Abstraksi Antrian adalah peristiwa yang sering ditemui dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Manajemen Operasional Krajewski dan Ritzman (2002:6) mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah the term operation management refers to the direction

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 111 118. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI Oleh TT 2D Bibba Nur Aristya 1231130009 Dewi Sekar Putih 1231130042 Dinari Gustiana Cita D. 1231130006 D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Pendahuluan Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang (1913) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB ANDASAN TEORI. Teori Antrian Sistim ekonomi dan dunia usaha (bisnis) sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas.sering terjadi pada orang, barang, dan komponen harus menunggu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

Tujuan penggunaan teori antrian

Tujuan penggunaan teori antrian SISTEM ANTRIAN Antri (queue)adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pada SPBU, pada pintu jalan tol, ketika akan keluar

Lebih terperinci

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu TEORI ANTRIAN Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu menunggu tergantung kecepatan pelayanan Teori

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN PRAKTIKUM TOKATIK MODUL TEORI ANTRIAN.. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, praktikan diharapkan :. Dapat memahami fungsi dan manfaat dari teori antrian.. Dapat memahami konsep dasar dari teori

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 Versi 3.1 Tahun Penyusunan 2012 1. Muhammad Yunanto, SE., MM. 2. Iman Murtono Soenhadji, Ph.D. Tim Penyusun 3. Darmadi, SE.,MM. 4. Ririn Yuliyanti, SE. 5. Padyan Khatimi,

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng Simulasi Model Sistem Jasa DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng Pendahuluan Sistem jasa Sebuah sistem pemrosesan dimana didalamnya disediakan satu atau lebih jasa bagi pelanggan Karakter

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Jasa Menurut Saladin (2007:71) pengertian jasa yaitu Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 SISTEM PENGELOLAAN STOK BARANG Stok barang dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Stok barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan

Lebih terperinci

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan 5 Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain itu penelitian ini akan menambah pengetahuan dan dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi adalah menunggu dalam sebuah pelayanan. Fenomena menunggu tersebut sering disebut antrian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Proses Antrian Suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang penting dipelajari karena menyangkut pengembangan berpikir dan erat dengan kehidupan sehari-hari serta bidang lain. Hal ini diperkuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini dengan semakin berkembangnya dunia perdagangan dan investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Siapa pun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah Badan Usaha Milik Negara dengan status penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. PT Infomedia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

Lecture 2 : Teori Antrian

Lecture 2 : Teori Antrian Lecture 2 : Teori Antrian hanna.udinus@gmail.com Teknik industri 2015 If you leave the queue for any reason, of course you can rejoin the queue. At the back. Three miles away the great british pastime

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menggunakan teori dan model antrian untuk menganalisa operasi 1. Penggunaan teori antrian 2. Struktur masalah antrian 3. Distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan tentang dasar-dasar yang digunakan dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, mencangkup tentang teori antrean, pola kedatangan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016

Pendahuluan. Teori Antrian. Pertemuan I. Nikenasih Binatari. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. September 6, 2016 Pendahuluan Pertemuan I Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY September 6, 2016 Diskusi Pendahuluan Pertemuan Pertama : Metode Pembelajaran : Small Group Discussion, Discovery learning. Diskusikan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Menurut Heinzer dan Render (2011;4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi. Peristiwa menunggu tersebut sering disebut antrean,

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi. Peristiwa menunggu tersebut sering disebut antrean, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, menunggu adalah salah satu peristiwa yang sering terjadi. Peristiwa menunggu tersebut sering disebut antrean, contohnya seorang

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 13. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 1. PENGANTAR Antri adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Muhamar kadaffi Jurusan Teknik Elektro,Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 E-mail : muhamar10@yahoo.com Abstrak --

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian, queuing atau waiting line sangat sering dijumpai. Dalam hal ini antrian terjadi pada saat ada pihak yang harus menunggu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

Model Antrian. Queuing Theory

Model Antrian. Queuing Theory Model Antrian Queuing Theory Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pertanyaan untuk

Lebih terperinci

SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK

SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK TEKNIK SIMULASI SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK Nama : Heni Indrawati NPM : 10 411 130 Kelas : C Jurusan : Teknik Informatika S 1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 TEORI ANTRIAN Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 Riset Operasional Riset operasional merupakan cabang interdisiplin dari matematika terapan dan sains formal yang menggunakan model-model seperti model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas ini, setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

TEORI SIMULASI ANTRIAN

TEORI SIMULASI ANTRIAN TEORI SIMULASI ANTRIAN Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi adalah fenomena penungguan. Fenomena ini biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisa yang telah dijelaskan, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan PT Kalimusada Motor telah mengelola serta memasarkan pelayanan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

PENERAPAN QUEUEING THEORY SISTEM ANTRIAN CUCIAN MOBIL CAR WASH AUTO BRIDAL 75 PADANG BERBASIS WEB

PENERAPAN QUEUEING THEORY SISTEM ANTRIAN CUCIAN MOBIL CAR WASH AUTO BRIDAL 75 PADANG BERBASIS WEB PENERAPAN QUEUEING THEORY SISTEM ANTRIAN CUCIAN MOBIL CAR WASH AUTO BRIDAL 75 PADANG BERBASIS WEB Firdaus, Rini Sovia, Rima Liana Gema Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail: firdausupi211@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 Dengan memperhatikan hal ini, banyak perusahaan mengusahakan untuk mengurangi waktu menunggu sebagai komponen utama dari perbaikan kualitas. Umumnya, perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB VI TOTAL QUALITY CONTROL

BAB VI TOTAL QUALITY CONTROL BAB VI TOTAL QUALITY CONTROL A. PENDAHULUAN Tujuan dari bisnis jasa adalah untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Bagaimana anda dapat memuaskan pelanggan dengan pelayanan anda? Dengan cara menetapkan harga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Manajemen Operasi/ Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang berarti

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OPERASI William J. Stevenson 8 th edition CONTOH ANTRIAN Pelanggan menunggu pelayanan di kasir Mahasiswa menunggu konsultasi dengan pembimbing Mahasiswa menunggu registrasi

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK Septia Elsa Email: Septiaelsa@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS. personal (personal service) sampai jasa sebagai produk. Menurut Kotler

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS. personal (personal service) sampai jasa sebagai produk. Menurut Kotler BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Jasa Jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan personal (personal service) sampai jasa sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan berkelompok (batch arrival) satu server, mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidak puasan pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dalam teknologi telekomunikasi dan transportasi berkembang dengan sangat cepat. Dengan perkembangan yang cepat ini dipermudah untuk mendapatkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien yang ingin periksa ke dokter, orang yang mengantri beli bensin di SPBU, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini keadaan perekonomian Indonesia sedang dalam tahap pemulihan, akibat dari krisis yang terjadi belakangan ini melibatkan harga kebutuhan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data dan analisis, maka diperoleh beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah kesimpulan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian : 1. Kedatangan. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi, perilaku dan sebuah distribusi statistik 2. Disiplin

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. proses yang sedang diimplementasikan (Mercy, 2005). Umumnya, monitoring

BAB II LANDASAN TEORI. proses yang sedang diimplementasikan (Mercy, 2005). Umumnya, monitoring BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Monitoring 2.1.1 Definisi Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses

Lebih terperinci

MODEL SISTEM ANTRIAN

MODEL SISTEM ANTRIAN MODEL SISTEM ANTRIAN Pendahuluan Teori antrian ditemukan oleh AK Erlang seorang ahli matematika Denmark tahun 1909 Sistem antrian berkembang karena fasilitas pelayanan (server) yang semakin mahal dan terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang peranan penting bagi perusahaan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di PT. ABB Sakti Industri IA Turbocharging Jalan Danau Agung 1 Blok A4, Sunter Agung Jakarta Utara. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk menggali pembelian ulang pelanggan, yaitu dengan memfokuskan pada kepuasan

Lebih terperinci

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 10 Teori Antrian PENDAHULUAN ntrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan checkin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan BAB III PEMBAHASAN Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan disiplin antrean Preemptive dengan pola kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat

Lebih terperinci