ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ( Menggunakan Metode Quality Function Deployment ) Oleh: WENI SRIWAHYUNI A PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 RINGKASAN WENI SRIWAHYUNI. Analisis Diversifikasi Produk Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. (Dibawah Bimbingan IWAN RISWANDI) Berdasarkan data dari BPS diketahui bahwa pada tahun 1999 persentase pertumbuhan konsumsi minuman ringan sebesar 0,56% naik menjadi 0,89% pada tahun Minuman isotonik yang dikelompokan dalam minuman kesehatan juga mengalami kenaikan pertumbuhan dari 0,03% pada tahun 1999 menjadi 0,09% pada tahun Tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan telah mendorong perusahaan minuman untuk meningkatkan produksinya. CV Fauzi merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya bergerak dalam produksi makanan dan minuman. CV Fauzi berdiri pada tahun 2004 dan berlokasi di Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Saat ini CV Fauzi hanya memproduksi air minum dalam kemasan (kemasan galon) yang disuplai keberbagai perusahaan dan toko-toko. Untuk diversifikasi produk yang berbahan dasar air, CV Fauzi merencanakan untuk mengembangkan produk baru yaitu berupa minuman isotonik. Melalui diversifikasi produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan omzet perusahaan. Produk baru yang akan dikembangkan yaitu minuman isotonik, karena CV Fauzi melihat bahwa berdasarkan data BPS konsumsi produk minuman ringan selalu meningkat. Selain itu, beberepa merek minuman isotonik harga jualnya relatif mahal, sehingga ada peluang untuk memproduksi minuman isotinik dengan harga yang relatif lebih murah. Alasan lain CV Fauzi ingin memproduksi minuman isotonik adalah adanya dukungan finansial yang kuat dari manajemen, sumber daya manusia yang kompeten dalam memproduksi produk berbahan dasar air, serta adanya departamen riset dan pengembangan produk yang baru dibentuk. Selain itu CV Fauzi juga telah mempersiapkan bangunan serta melakukan instalasi peralatan untuk memproduksi minuman isotonik. Namun untuk saat ini telah banyak beberapa merek produk minuman isotonik yang beredar dipasaran. Banyaknya merek yang saling bersaing pada pasar minuman isotonik, mendorong CV Fauzi untuk melakukan penelitian terebih dahulu sebelum produk diluncurkan ke pasar. Untuk mengetahui persyaratan minuman isotonik yang diinginkan oleh konsumen, CV Fauzi merencanakan untuk melakukan penelitian pengembangan produk minuman isotonik menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diversifikasi produk minuman di CV Fauzi menggunakan metode Quality Function Deployment yang meliputi tahapan analisis persyaratan pelanggan dan teknis menggunakan matriks house of quality, analisis perencanaan desain menggunakan matriks design deployment, analisis perencanaan proses menggunakan matriks process planning serta analisis perencanaan produksi dan pengawasan menggunakan matriks production planning.

3 Quality Function Deployment merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (voice of the customer) menjadi sebuah produk yang nyata yang diciptakan oleh perusahaan. Metode Quality Function Deployment memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan matriks, yaitu matriks perencanaan produk (house of quality), matriks perencanaan desain (design deployment), matriks perencanaan proses (process planning) dan matriks perencanaan produksi (production planning). Penelitian ini menggunakan dua responden yaitu responden konsumen dan responden perusahaan. Untuk responden konsumen dipilih sebanyak 40 responden. Sedangkan untuk responden perusahaan dipilih dua responden yaitu pemilik perusahaan dan manajer R&D CV Fauzi. Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik judgement sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan contoh dengan non probabilty sampling. Pengolahan data menggunakan tabulasi deskriptif yang dilanjutkan dengan menyusun keempat matriks Quality Function Deployment yang meliputi tahapan analisis persyaratan pelanggan dan teknis menggunakan matriks house of quality, analisis perencanaan desain menggunakan matriks design deployment, analisis perencanaan proses menggunakan matriks process planning serta analisis perencanaan produksi dan pengawasan menggunakan matriks production planning. Persyaratan pelanggan terhadap minuman isotonik yang yang dihasilkan dari matriks house of quality yaitu jenis kemasan botol plastik, volume kemasan 500 mililiter, ada kandungan vitamin C dan vitamin B, adanya kandungan mineral selain Na dan K yaitu kalsium dan magnesium, jenis pemanis gula, kesan di mulut (mouthfeel) mantap, flavor buah jeruk, rasa sesuai flavor, warna minuman bening, tidak adanya cemaran mikroba, tidak adanya cemaran kimia, dan harganya antara Rp Rp Part kritis yang yang dihasilkan dari penyusunan matriks design deployment yaitu warna botol, jenis flavor jeruk, jenis air yang digunakan, jenis gula, bentuk flavor jeruk serta jenis penambahan asam yang akan digunakan. Tahapan proses terpilih yang dihasilkan dari matriks process planning yaitu kondisi penyimpanan bahan baku, pencampuran flavor dan vitamin, pencampuran semua bahan, pencampuran bahan mayor serta pengisian ke dalam botol. Tahapan produksi yang dihasilkan dari matriks production planning yaitu lama waktu pencampuran, layout ruangan, pengecekan sensori produk, suhu pencampuran bahan serta suhu pencampuran flavor dan vitamin. CV Fauzi secara teknis mampu untuk melakukan diversifikasi produk minuman. Tetapi sebaiknya CV Fauzi juga melakukan analisis terhadap aspek finansialnya. Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan sesuai dengan persyaratan pelanggan, CV Fauzi harus fokus pada persyaratan yang dihasilkan dari penyusunan keempat matriks Quality Function Deployment. Sebaiknya alokasi sumber daya manusia, mesin, layout serta fasilitas produksi lainnya untuk produksi minuman isotonik terpisah dengan produksi air minum dalam kemasan yang sudah ada.

4 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.. x xiii xiv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan.. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Minuman Isotonik Produksi Minuman Isotonik Penelitian Terdahulu 11 III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Mutu Konsep Total Quality Management (TQM) Konsep Quality Function Deployment (QFD) Kerangka Pemikiran Operasional.. 19 IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengambilan Contoh Metode Pengolahan dan Analisis Tabulasi Deskriptif Metode Analisis Matriks Quality Function Deployment Matriks House of Quality Matriks Part Deployment Matriks Process Planning Matriks Production Planning.. 41

5 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Cikarang Selatan Sejarah CV. Fauzi Visi dan Misi Struktur Organisasi Karakteristik Umum Responden. 48 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyusunan Matriks House of Quality Penyusunan Persyaratan Pelanggan Penyusunan Persyaratan Teknik Pengembangan Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik Pengembangan Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik Penilaian Kompetitif Kompetitif Pelanggan Kompetitif Teknik Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan Kepentingan Bagi Pelanggan Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan Faktor Skala Kenaikan Poin Penjualan Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik Derajat Kesulitan Nilai Sasaran Persyaratan Teknik Bobot Absolut Persyaratan Teknik Bobot Relatif Persyaratan Teknik Penyusunan Matriks Design Deployment Menentukan Spesifikasi Part Menentukan Part Kritis 95 viii

6 Menentukan Nilai Kepentingan Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Spesifikasi Part Dengan Part Kritis Menentukan Bobot Kepentingan Penyusunan Matriks Process Planning Menentukan Part Kritis Terpilih Menentukan Rencana Proses Menentukan Nilai Kepentingan Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih Dengan Rencana Proses Menetukan Bobot Kepentingan Penyusunan Matriks Production Planning Menentukan Rencana Proses Terpilih Menentukan Rencana Produksi Menentukan Nilai Kepentingan Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi Menetukan Bobot Kepentingan 108 VII. SARAN DAN KESIMPULAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

7 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perbulan Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Minuman Ringan Perkembangan Volume Produksi Minuman Ringan Berbagai Jenis Merek Minuman Isotonik Perbedaan Penelitian Ini Dengan Terdahulu Karakteristik Usia Responden Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Karakteristik Jenis Pekerjaan Responden Karakteristik Pendapatan Responden Perbulan Karakteristik Konsumsi Minuman Isotonik Oleh Responden Dalam Satu Minggu Kriteria Kemasan Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Volume Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Kandungan Vitamin Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Kandungan Mineral Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Jenis Pemanis Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Mouthfeel Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Flavor Buah Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Rasa Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Warna Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Cemaran Mikroba Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Kriteria Cemaran Kimia Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden. 58 x

8 22. Kriteria Harga Pada Minuman Isotonik Yang Diinginkan Responden Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Karakterisitik Beberapa Merek Minuman Isotonik Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi dan Mizone Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi dan Mizone Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kemasan Botol Plastik Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Volume 500 ml Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kandungan Vitamin B dan C Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kandungan Mineral Magnesium dan Kalsium Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Jenis Pemanis Gula Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Mouthfeel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Flavor Jeruk Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Rasa Sesuai Flavor Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Warna Bening Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Mikroba Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Kimia Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Minuman Isotonik Fruitzi Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Pelanggan Minuman Isotonik Fruitzi Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kemasan Botol Plastik Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Volume 500 ml Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kandungan Vitamin B dan C. 81 xi

9 46. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Jenis Pemanis Gula Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Mouthfeel Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Flavor Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Rasa Sesuai Flavor Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Warna Bening Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Mokroba Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Tidak Ada Cemaran Kimia Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Harga Antara Rp Rp Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Minuman Isotonik Fruitzi Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Spesifikasi Part Minuman Isotonik Fruitzi Part Kritis Minuman Isotonik Fruitzi Nilai Kepentingan dan Bobot Relatif Spesifikasi Part Bobot Kepentingan Desain Prioritas Part Kritis Terpilih Persyaratan Rencana Proses Nilai Kepentingan Part Kritis Terpilih Bobot Kepentingan Proses Prioritas Perencanaan Proses Rencana Produksi Nilai Kepentingan Rencana Proses Bobot Kepentingan Produksi. 108 xii

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Proses Pembuatan Minuman Isotonik di CV Fauzi Dua Perspektif Mutu Model Empat Tahap QFD Bagan Kerangka Pemikiran Operasional House of Quality Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik Matriks Design Deployment Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part Matriks Process Planning Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Dan Part Kritis Terpilih Matriks Production Planning Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih dan Rencana Produksi Diagram Alir Metode Penyusunan Keempat Matriks QFD Struktur Organisasi CV Fauzi Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan Dan Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik Minuman Isotonik xiii

11 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Tahap Satu Untuk Konsumen Kuesioner Tahap Dua Untuk Konsumen Standar Produk Minuman Isotonik Persyaratan Teknik Minuman Isotonik CV Fauzi (Fruitzi) Kuesioner Pengisian Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik Kuesioner Pengisian Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik Perhitungan Faktor Skala Kenaikan Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Penggunaan Bahan Baku Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Penggunaan Bahan Pemanis Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Penggunaan Bahan Kemas Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Volume Produk Perkemasan Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Umur Simpan Produk Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Rasa dan Aroma Produk Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Warna Produk Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Kandungan Vitamin C dan B Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Kandungan Mineral Na dan K Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Kandungan Mineral Ca dan Mg Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik Cemaran Logam Berat Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik xiv

12 Keasaman Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik TPC Perhitungan Bobot Absolut Persyaratan Teknik MPN Coliform Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Penggunaan Bahan Baku Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Penggunaan Bahan Pemanis Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Penggunaan Bahan Kemas Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Volume Produk Perkemasan Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Umur Simpan Produk Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Rasa dan Aroma Produk Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Warna Produk Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Kandungan Vitamin C dan B Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Kandungan Mineral Na dan K Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Kandungan Mineral Ca dan Mg Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Cemaran Logam Berat Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik Keasaman (ph) Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik TPC Perhitungan Bobot Relatif Persyaratan Teknik MPN Coliform Contoh Perhitungan Bobot Kepentingan Desain Bahan Botol Plastik Contoh Perhitungan Bobot Kepentingan Proses Kondisi Penyimpanan Bahan Baku Contoh Perhitungan Bobot Kepentingan Produksi Kebersihan Tangki Mixing Matriks House Of Quality (HOQ). 138 xv

13 41. Matriks Part Deployment Matriks Proces Planning Matriks Production Planning Layout Ruangan Produksi Minuman Isotonik di CV Fauzi xvi

14 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk hidup. Selama ada kehidupan, konsumsi produk pangan tidak akan terhenti. Pada sebuah negera dengan jumlah penduduknya yang banyak seperti Indonesia, peluang bisnis di sektor makanan akan selalu terbuka lebar. Indonesia dengan jumlah penduduk di atas dua ratus juta jiwa serta persentase rata-rata pengeluaran perbulan lebih dari 50 persen (Tabel 1) dialokasikan untuk konsumsi kelompok produk makanan (makanan, minuman dan tembakau) merupakan pasar yang potensial untuk kelompok produk pangan. Tabel 1. Persentase Pengeluaran Rata-Rata Perbulan Tahun Kelompok Komoditas Pengeluaran Perbulan (%) Makanan 58,47 56,89 54,59 Bukan makanan 41,53 43,11 45,41 Sumber: BPS, 2005 Minuman ringan yang juga termasuk dalam kelompok produk makanan, mempunyai peluang bisnis yang bagus. Hal ini bisa dilihat dari adanya pertumbuhan persentase pengeluaran masyarakat terhadap produk minuman ringan. Pada Tabel 2 diketahui bahwa pada tahun 1999 persentase pertumbuhan konsumsi minuman ringan sebesar 0,56 persen naik menjadi 0,89 persen pada tahun Minuman isotonik yang dikelompokan dalam minuman kesehatan juga mengalami pertumbuhan dari 0,03 persen pada tahun 1999 menjadi 0,09 persen pada tahun Tabel 2. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Per Kapita Berbagai Jenis Minuman Ringan Untuk Daerah Perkotaan dan Pedesaan Konsumsi Minuman (%) Jenis Minuman Ringan Minuman Ringan Mengandung CO 2 0,15 0,20 Air Kemasan 0,24 0,40 Air Teh Dalam Kemasan 0,13 0,17 Sari Buah Kemasan 0,01 0,03 Minuman Kesehatan/Berenergi 0,03 0,09 TOTAL 0,56 0,89 Sumber: BPS, 2002 (diolah)

15 3 Tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan telah mendorong perusahaan minuman untuk meningkatkan produksinya. Menurut data Departemen Peridustrian dan Perdagangan terjadi peningkatan volume produksi minuman ringan. Peningkatan volume produksi dari tahun 2000 sampai 2002 dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk minuman ringan yang tidak mengandung CO 2 terjadi peningkatan volume produksi dari 325 juta liter pada tahun 2000 menjadi 370 juta liter pada tahun 2001, serta 388,5 juta liter pada tahun Tabel 3. Perkembangan volume produksi berbagai jenis minuman ringan Jenis Minuman Ringan Produksi (ribu liter) Minuman ringan ber-co Minuman ringan tidak ber-co AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) Total Sumber: Deperindag, 2003 (diolah) Masyarakat Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan kesehatan, sehingga masyarakat akan cenderung lebih selektif dalam memilih produk pangan. Semakin tingginya perhatian masyarakat terhadap kesehatan, mendorong bermunculannya berbagai produk pangan yang tidak hanya sekedar menghilangkan lapar dan dahaga saja, tetapi dapat memberikan manfaat lain bagi tubuh. Salah satunya adalah minuman isotonik. Minuman isotonik selain bisa menghilangkan dahaga, juga mampu menggantikan cairan dan mineral tubuh yang hilang, serta mampu mensuplai energi dengan cepat saat berolah raga atau saat melakukan aktifitas yang banyak mengeluarkan keringat. CV Fauzi merupakan salah satu perusahaan yang bisnis utamanya bergerak dalam produksi makanan dan minuman. CV Fauzi berdiri pada tahun 2004 dan berlokasi di Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Saat ini CV Fauzi hanya memproduksi air minum dalam kemasan (kemasan galon) yang disuplai keberbagai perusahaan dan toko-toko. Untuk diversifikasi produk yang berbahan dasar air, CV Fauzi merencanakan mengembangkan produk baru yaitu berupa minuman isotonik. Melalui diversifikasi produk tersebut diharapkan dapat meningkatkan omzet perusahaan.

16 Perumusan Masalah Saat ini CV Fauzi hanya memproduksi air minum dalam kemasan dengan merek Fauzi dan telah mendapatkan hak paten untuk merek tersebut dari Departemen Kehakiman. Untuk volume penjualan produk air minum Fauzi terjadi peningkatan, yaitu pada tahun 2004 volume penjualan air minum Fauzi sebanyak 684 ribu liter dan mengalami peningkatan menjadi 1,026 juta liter pada tahun Peningkatan volume penjualan tersebut disebabkan karena tingginya tingkat permintaan air minum Fauzi oleh konsumen serta tambahan investasi yang dilakukan, yaitu berupa penambahan armada angkutan dan kemasan galon. Untuk meningkatkan omzet perusahaan, CV Fauzi merencanakan untuk melakukan diversifikasi produk. Produk baru yang akan dikembangkan yaitu minuman isotonik, karena CV Fauzi melihat bahwa berdasarkan data BPS konsumsi produk minuman ringan selalu meningkat. Selain itu, beberepa merek minuman isotonik harga jualnya relatif mahal, sehingga ada peluang untuk memproduksi minuman isotonik dengan harga yang relatif lebih murah. Alasan lain keinginan CV Fauzi untuk memproduksi minuman isotonik adalah adanya dukungan finansial yang kuat dari manajemen, sumber daya manusia yang kompeten dalam memproduksi produk berbahan dasar air, serta adanya departamen riset dan pengembangan produk yang baru dibentuk. Selain itu CV Fauzi juga telah mempersiapkan bangunan serta melakukan instalasi peralatan untuk memproduksi minuman isotonik. Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan terutama minuman untuk kesehatan, mendorong banyak para produsen minuman untuk memproduksi minuman kesehatan, terutama minuman isotonik. Beberapa merek minuman isotonik yang saat ini telah beredar di pasar Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.

17 5 Tabel 4. Berbagai Jenis Merek dan Produsen Minuman Isotonik di Indonesia Tahun 2006 No Merek Produsen 1 Pocari Sweat PT Amerta Indah Otsuka 2 Mizone PT Tirta Investama 3 Zporto PT Triusaha Mitraraharja 4 Powerade PT Coca Cola Botling Ind 5 Prosweat PT Heinz ABC Indonesia 6 Optima Sweat PT Navika Beverages 7 Isotonic Drink PT Modernfood Indonesia Plus F&N Coca Cola Malaysia 9 Gatorade Gatorade Company USA 10 IsoSport PT Berri Indosari (importir) 11 Adams Ale The Original Juice Co, Australia 12 Xtraion PT Cherindo Sumber: POM, 2006 (diolah) Untuk beberapa produk minuman isotonik pada Tabel 4 memiliki banyak kesamaan dalam hal jenis eletrolit dan mineral yang ditambahkan. Semua produk minuman diatas menggunakan suplementasi natrium (Na) dan kalium (K) dalam jumlah yang hampir sama yaitu untuk kandungan natrium sekitar meq/liter sedangkan kandungan kaliumnya sekitar 1,3 5mEq/liter. Selain ada penambahan Na dan K, pada semua produk tersebut kecuali Gatorade, IsoSport dan Adams Ale juga dilakukan penambahan mineral magnesium (Mg) sekitar 0,2 1 meq/liter dan kalsium (Ca) sekitar 0,2 2 meq/liter. Selain ada penambahan mineral, untuk beberapa produk juga ada penambahan vitamin C dan B seperti pada Mizone, Powerade dan Prosweat, sedangkan pada produk Pocari Sweat, Xtraion, Zporto, Optima Sweat dan Isotonic Drink hanya dilakukan penambahan vitamin C saja. Untuk ke-12 produk minuman isotonik tersebut, delapan produk menggunakan kemasan jenis botol PET (Polyethilenetherephalate), sedangkan sisanya yaitu Pocari Sweat, Optima Sweat, Prosweat dan Powerade menggunakan kaleng. Untuk volume produk dengan kemasan botol PET bervariasi antara 350ml sampai 500 ml, sedangkan untuk kemasan kaleng memiliki volume produk yang sama yaitu 330ml. Untuk flavor minuman semuanya menggunakan jenis buahbuahan sitrus seperti grapefruit, lemon dan lime, kecuali pada Optima Sweat yang menggunakan flavor guava. Pada beberapa merek produk juga memiliki variasi rasa seperti pada Adams Ale dan Gatorade.

18 6 Harga jual tiap produk sekitar Rp Rp kecuali untuk produk 100 Plus, Gatorade, IsoSport dan Adams Ale. Harga keempat produk tersebut relatif mahal karena produk tersebut adalah produk impor. Harga jual untuk 100 Plus dan Isosport sekitar Rp 8300, sedangkan Adam Ale Rp dan Gatorade Harga jual untuk produk minuman isotonik yang sudah beredar dipasaran relatif mahal yaitu diatas Rp sehingga ada peluang untuk mengambil pangsa pasar untuk golongan menengah ke bawah dengan menciptakan produk minuman isotonik dengan harga jual dibawah Rp Banyaknya merek yang saling bersaing pada pasar minuman isotonik, mendorong CV Fauzi untuk melakukan penelitian. Untuk mengetahui persyaratan minuman isotonik yang diinginkan oleh konsumen, CV Fauzi melakukan penelitian pengembangan produk minuman isotonik menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). 1.3 Tujuan Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji diversifikasi produk minuman di CV Fauzi Kabupaten Bekasi. 2. Menganalisis diversifikasi produk minuman dengan menggunakan metode Quality Function Deployment yang meliputi tahapan analisis: (1) persyaratan pelanggan dan teknis menggunakan matriks house of quality, (2) perencanaan desain menggunakan matriks design deployment, (3) perencanaan proses menggunakan matriks process planning dan (4) perencanaan produksi menggunakan matriks production planning.

19 milimol. 1 Minuman isotonik tidak hanya ditujukan untuk kalangan yang aktif 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minuman Isotonik Menurut Winarno dalam Okta (2004), minuman ringan (soft drink) adalah minuman penyegar yang dihasilkan oleh suatu industri. Jenis minuman ringan dikelompokan atas dua kelompok utama yaitu minuman carbonated dan minuman non carbonated. Minuman bergas (carbonated) merupakan minuman yang mengandung CO 2, umumnya dibuat dari bahan non alami, jenis minuman ini mengandung gula, asam, flavor dan konsentrat. Minuman tidak bergas (non carbonated) merupakan minuman yang tidak mengandung CO 2, biasanya mempunyai flavor alami. Minuman isotonik dikelompokan kedalam minuman ringan yang tidak mengandung CO 2. Menurut Australian Beverages Council, minuman isotonik atau biasa disebut minuman elektrolit adalah minuman formulasi yang digunakan untuk menggantikan cairan, karbohidrat, elektrolit dan mineral secara cepat. Minuman isotonik harus mengandung natrium tidak kurang dari 10mmol/L. Selain itu minuman isotonik juga harus mengandung karbohidrat (dextrosa, fruktosa, sirup glukosa, maltodextrin, sukrosa) tidak kurang dari 50g/L dan tidak lebih dari 100g/L. Pada minuman isotonik diizinkan menggunakan mineral natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Untuk mendapatkan mineralmineral tersebut bisa menggunakan senyawa natrium klorida, natrium sitrat, kalium sitrat, kalium phospat, kalium karbonat, kalsium phospat, kalsium sitrat, kalsium klorida, kalsium laktat, magnesium sulfat dan magnesium laktat. Untuk pelabelan minuman isotonik harus dicantumkan total dan jenis karbohidrat yang digunakan serta jumlah penambahan elektrolit dan mineral dalam miligram dan berolah raga saja, tetapi juga bisa dikonsumsi oleh setiap orang yang memang aktif dan mengeluarkan banyak keringat. Keringat yang dikeluarkan saat seseorang berolahraga atau saat beraktifitas akan menyebabkan seseorang kehilangan cairan tubuh dan elektrolit. 1

20 8 Menurut Maughan dalam Zakaria (2004), kandungan air dalam tubuh bervariasi antara persen dari bobot tubuh. Di dalam air terkandung elektrolit dan zat terlarut. Elektrolit merupakan komponen yang terdisosiasi menjadi ion dalam larutan. Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraselular, sedangkan kalium merupakan kation utama dalam cairan intraselular. Saat seseorang berolah raga dan mengeluarkan banyak keringat akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan mineral tubuh. Kehilangan keringat menyebabkan seseorang akan kehilangan mineral-mineral tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah natrium (sebagian besar), kalium, magnesium, iron dan zinc. Saat seseorang melakukan aktifitas yang banyak mengeluarkan keringat, sebaiknya meminum minuman isotonik untuk menghindari dehidrasi dan menggantikan mineral tubuh yang hilang melalui keringat Produksi Minuman Isotonik Minuman isotonik merupakan minuman yang sebagian besar menggunakan bahan baku air, dan ada penambahan karbohidrat (dextrosa, fruktosa, sirup glukosa, maltodextrin atau sukrosa), mineral, flavor, vitamin serta kemungkinan dilakukan penambahan pengawet. Rencana proses produksi minuman isotonik di CV Fauzi akan menggunakan air sebagai bahan baku utamanya, untuk karbohidrat menggunakan sukrosa, untuk mineral akan digunakan NaCl (natrium klorida) dan KCl (kalium klorida), serta akan digunakan asam askorbat sebagai sumber vitamin C. Rencana proses produksi minuman isotonik di CV Fauzi terdiri dari lima tahap proses utama yaitu pengolahan air baku, pemasakan, pencampuran, pengisian dan pelabelan. Proses pengolahan air baku merupakan tahap pertama dari serangkaian rencana proses pembuatan produk minuman isotonik di CV Fauzi. Pada proses pengolahan air baku ini, air yang berasal dari sumber mata air diproses untuk menghilangkan kotoran dan mikroba sehingga dihasilkan air baku dengan mutu yang baik untuk digunakan dalam proses pembuatan minuman isotonik. Menurut Jenie dalam Fahmi (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi mutu air adalah warna, kekeruhan, padatan tersuspensi, kadar mineral dan mikroorganisme. Tahap-tahap penanganan air untuk menghilangkan atau mengurangi hal-hal tersebut meliputi tahap pembersihan air melalui penyaringan dan sedimentasi, penghilangan mikroba dengan cara desinfeksi, penghilangan mineral terlarut serta kontrol terhadap karat, rasa dan bau.

21 9 Air yang digunakan oleh CV Fauzi berasal dari sumber mata air di kaki Gunung Salak. Pemilihan sumber mata air tersebut karena di lokasi berdirinya CV Fauzi yaitu di wilayah Bekasi tidak terdapat sumber mata air, selain itu pemilihan sumber mata air tersebut karena perusahaan pemilik sumber mata air tersebut secara rutin melakukan pemeriksaan air ke laboratorium IPB. Hasil pemeriksaan laboratorium selalu menunjukan hasil yang memenuhi standar air minum, sehingga alasan tersebut yang membuat CV Fauzi menggunakan air yang berasal dari sumber mata air di kaki Gunung Salak tersebut. Air yang berasal dari sumber air telah melewati sistem water treatment. Sistem ini menggunakan tangki penyaring pasir dan penyaring karbon. Air yang berasal dari sumber mata air akan dialirkan masuk kedalam tangki penyaring pasir, pada tahap ini benda-benda asing yang berukuran relatif besar seperti ranting, daun dan pasir akan tersaring dan dibuang. Air dari tangki penyaring pasir akan masuk kedalam tangki penyaring karbon. Benda asing yang lolos dari tangki penyaring pasir (ukuran 5-10 mikron) akan tersaring pada tangki penyaring karbon ini. Selain untuk menyaring benda asing yang lolos saat proses penyaringan pasir, penyaringan karbon juga bertujuan untuk menghilangkan beberapa zat dalam air yang dapat menimbulkan rasa dan bau. Air yang telah melewati water treatment kemudian dipindahkan dari kaki Gunung Salak ke CV Fauzi di Bekasi menggunakan mobil tangki dengan menggunakan tangki penyimpanan yang terbuat dari alumunium. Air yang telah diangkut menggunakan mobil tangki kemudian dipindahkan kedalam tangki penyimpanan. CV Fauzi mempunyai dua buah tangki penyimpanan yang berkapasitas liter. Air yang disimpan ditangki penyimpanan ini yang nantinya akan digunakan sebagai bahan baku air untuk proses produksi minuman isotonik. Air yang disimpan pada tangki penyimpanan ini ditutup rapat untuk menghindari kontaminasi benda asing yang dapat menurunkan kualitas bahan baku air tersebut. Tahap selanjutnya pada rencana proses pembuatan minuman isotonik di CV Fauzi adalah proses penyaringan kembali air yang akan digunakan sebagai bahan baku. Untuk menghasilkan produk yang higienis, sebelum air dipanaskan terlebih dahulu dilakukan penyaringan karbon dan mikro. Penyaringan karbon bertujuan untuk menghilangkan rasa dan aroma pada air, sedangkan penyaringan mikro bertujuan untuk menghilangkan mikroba yang ada pada air. Pada penyaringan mikro, proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas

22 10 saring berbentuk cartridge. Proses penyaringan mikro di CV Fauzi dilakukan dengan sistem penyaringan bertingkat. Pada sistem penyaringan bertingkat ini digunakan tiga buah cartridge penyaring mikro dengan pori-pori kertas saring yang semakin mengecil. Tahap penyaringan mikro pertama digunakan kertas saring dengan diameter lima mikron, kemudian hasil penyaringan tahap pertama akan masuk kedalam penyaringan tahap kedua yang menggunakan kertas saring dengan diameter satu mikron, dan air dari hasil penyaringan tahap pertama akan masuk dalam tahap penyaringan ketiga yaitu penyaringan dengan mengguakan kertas saring dengan pori-pori 0,1 mikron. Air yang telah melewati tahap penyaringan mikro kemudian dipompa kedalam tangki pemanas sekaligus tangki pencampuran (mixing) yang terbuat dari stainless steel. Tangki ini berkapasitas 200 liter serta dilengkapi dengan motor sebagai pengaduk serta tutup yang juga terbuat dari bahan stainless steel. Setelah air masuk kedalam tangki pencampur, kemudian dilakukan proses pemanasan menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah. Untuk menghemat penggunaan minyak tanah serta untuk mempercepat proses pemanasan, kompor tersebut dilengkapi dengan kompresor. Proses pemanasan selain bertujuan untuk membunuh mikroba, juga bertujuan untuk mempermudah proses pencampuran bahan sehingga lebih homogen. Proses pemanasan air dilakukan hingga suhu air mencapai C. Setelah suhu air pemanasan tercapai, kemudian dilakukan pencampuran bahan mayor (semua bahan kecuali flavor dan vitamin) dan dilakukan pengadukan. Proses pencampuran bahan mayor dilakukan selama sepuluh menit. Setelah proses pencampuran bahan mayor, kemudian suhu air produk diturunkan hingga mencapai 50 0 C. Setelah suhu 50 0 C kemudian dilakukan pencampuran flavor dan vitamin. Pencampuran flavor dan vitamin harus dilakukan saat suhu rendah, hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya flavor dan vitamin karena panas. Setelah semua bahan baku dicampur kemudian dilakukan pengadukan selama lima menit dan suhu produk didinginkan hingga 40 0 C. Setelah suhu produk untuk pengisian tercapai (40 0 C), kemudian produk diisikan kedalam kemasan botol PET menggunakan alat filling yang dilengkapi dengan pompa untuk memindahkan produk dari tangki kedalam botol. Proses pengisian harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindari terkontaminasinya produk oleh mikroba yang ada di udara. Setelah produk dimasukan dalam botol, kemudian

23 11 diberi label dan disimpan digudang. Diagram alir rencana proses produksi minuman isotonik di CV Fauzi dapat dilihat pada Gambar 1. Penyimpanan Air Dalam Tangki Penyimpan Penyaringan Karbon Penyaringan Mikro Pemindahan Air ke Tangki Masak Pemanasan Air Hingga C Pencampuran Bahan Mayor Pendinginan Hingga 50 0 C Pencampuran Flavor dan Vitamin Pendinginan Hingga 40 0 C Pengisian Kedalam Botol Pelabelan Pengiriman ke Gudang Gambar 1. Rencana Proses Produksi Minuman Isotonik di CV Fauzi

24 Penelitian Terdahulu Savitri (2004), meneliti mengenai tingkat kepuasan konsumen minuman teh kemasan botol merek Freshtea menggunakan metode QFD. Hasil penelitian menunjukan bahwa atribut-atribut mutu yang diharapkan dan menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih minuman teh dalam kemasan botol adalah rasa, harga, penampakan, kadar kemanisan, volume dan kemasan. Hasil analisis QFD menunjukan bahwa secara keseluruhan konsumen sudah merasa cukup terpuaskan terhadap produk Freshtea, meskipun hasil yang diperoleh belum mencapai target maksimal yang diharapkan oleh perusahaan. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan harapan konsumen sudah cukup baik. Tetapi untuk memenuhi harapan tertinggi konsumen yaitu terhadap rasa, perusahaan perlu meningkatkan kemampuannya dalam pengolahan air produk, pengolahan air softened, ekstraksi teh, pembuatan finish sirup dan sterilisasi UHT. Silvana (2004), melakukan penelitian mengenai pengembangan varietas pepaya dengan mengantisipasi keinginan pelanggan menggunakan metode quality function deployment. Dalam penelitiannya, dilakukan survei terhadap pedagang pengecer buah pepaya dan survei terhadap pemulia pepaya. Survei terhadap pedagang pepaya dilakukan untuk memperoleh persyaratan pelanggan terhadap buah pepaya yang diminati oleh konsumen. Sedangkan survei terhadap pemulia pepaya dilakukan untuk menerjemahkan persyaratan pelanggan kedalam persyaratan teknik. Persyaratan pelanggan primer dari buah pepaya yang diminati oleh konsumen yaitu penampakan, tekstur dan flavor. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk dalam penampakan yaitu ukuran buah sedang, bentuk buah lonjong panjang, warna kulit buah hijau semburat merah, kulit buah halus, warna daging buah merah dan daging buah tebal. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk kedalam tekstur yaitu daging buah agak lunak, sedangkan persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk kedalam flavor yaitu rasa buah manis.

25 13 Persyaratan teknik terdiri atas persyaratan teknis primer dan sekunder. Persyaratan teknik primer terdiri atas sifat fisik dan sifat kimia. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk kedalam sifat fisik yaitu bobot buah utuh, panjang buah, diameter buah, bentuk buah, warna kulit buah, tekstur kulit buah, warna daging buah, persentasi BDD, tebal daging buah, densitas buah dan tingkat kelunakan buah. Persyaratan teknik sekunder yang termasuk kedalam sifat kimia yaitu kadar air dan kadar padatan total terlarut. Noersanti (2004), meneliti mengenai penggunaan metode QFD dalam perancangan dan pengembangan produk handle lever. Dalam penelitiannya, terdapat lima persyaratan pelanggan untuk produk handle lever yaitu kekuatan pegangan rem tidak mudah patah, desain profil pegangan rem ada tempat jari-jari tangan, ukuran diameter pegangan rem lebih besar, permukaan lapisan luar pegangan rem bertekstur dan warna pegangan rem silver. Persyaratan teknik yang harus diprioritaskan oleh produsen produk handle lever yaitu dimension, berikutnya adalah material cost, raw material, paint, gloss dan material paint, adhesive strength, appearance serta thickness. Urutan terakhir adalah scrap parting line, hole scrap, hole appearance, deep of ex-ejector, scarp ex-ejector, ex-gate runner, ex-gate overflow dan hardness. Penelitian mengenai metode QFD yang telah dilakukan oleh Savitri (2004), Silvana (2004) dan Noersanti (2004) hanya menekankan pada tahap satu analisis matriks House of Quality (HOQ) dan tidak dilakukan analisis lanjutan untuk tahap dua sampai dengan tahap empat. Untuk penelitian yang akan dilakukan, akan dibuat analisis untuk semua tahap dalam QFD yaitu meliputi analisis tahap House of Quality (HOQ), Design Deployment, Process Planning dan tahap Production Planning. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 5.

26 14 Tabel 5. Perbedaan Penelitian Ini Dengan Terdahulu Nama Judul Variabel Hasil Savitri Analisis QFD Untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Konsumen Minuman Teh Dalam Kemasan (Studi Kasus di PT. Coca Cola Bottling Indonesia, Cibitung). Sampai tahap HOQ (House of Quality) Prioritas persyaratan pelanggan: rasa, harga, penampakan, kadar kemanisan, volume dan kemasan Prioritas persyaratan teknik: pengolahan air produk, pengolahan air softened, ekstraksi teh, pembuatan finish sirup dan Silvana Noersanti Sriwahyuni (penelitian ini) Pengembangan Varietas Pepaya Dengan Mengantisipasi Keinginan Pelanggan (Penerapan Metode QFD) Penggunaan Metode QFD Dalam Perancangan dan Pengembangan Produk Handle Lever Analisis Diversifikasi Minuman Pada CV Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat (Menggunakan Metode QFD) sterilisasi UHT. Sampai tahap HOQ Prioritas persyaratan pelanggan: rasa buah manis, warna kulit hijau semburat merah, warna daging merah, kulit buah halus, daging buah agak lunak dan tebal, ukuran buah sedang, bentuk buah lonjong. Prioritas persyaratan teknik: persentase BDD, densitas buah, panjang buah, tebal daging buah, kadat PTT, warna kulit dan daging, bobot dan bentuk buah, diameter, tingkat kelunakan, kadar air serta tekstur buah. Sampai tahap HOQ (House of Quality) Prioritas persyaratan pelanggan: tidak mudah patah, ada tempat jari-jari tangan, diameter pegangan lebih besar, permukaan bertekstur dan warna silver. Prioritas persyaratan teknik: dimension, material cost, raw material, paitn, gloss dan material paint, adhesive strength, appearance serta thickness, scrap parting line, hole scrap, hole appearance, deep of ex-ejector, scarp ex-ejector, ex-gate runner, ex-gate overflow dan hardness Semua tahap QFD (House Of Quality, Design Deployment, Process Planning, Production Planning)

27 15 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Mutu Persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang lain telah mendorong perusahaan untuk menciptakan produk yang bermutu, sehingga mutu menjadi perhatian lebih dari perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan. Mutu mengandung arti bahwa produk yang diciptakan sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk menciptakan sebuah produk yang bermutu diperlukan usaha perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan yang tidak hanya dilakukan oleh departemen pengawasan mutu saja, melainkan harus dilakukan oleh semua pihak dalam perusahaan. Mutu tidak hanya selalu diidentikan dengan produk akhir saja, melainkan mutu juga berhubungan dengan reputasi perusahaan, peningkatan pangsa pasar, serta penurunan biaya karena berkurangnya produk gagal. Menciptakan produk yang bermutu tidak selalu berkorelasi dengan penggunaan biaya yang tinggi. Untuk menghasilkan produk yang bermutu memang membutuhkan biaya, tetapi hal tersebut akan tertutupi oleh manfaat yang akan diperoleh perusahaan melalui penciptaan produk yang bermutu. Banyak ahli yang mendefiniskan mutu yang secara garis besar orientasinya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan atau organisasi. Gilmore dalam Ariani (1999), mendefinisikan mutu sebagai suatu kondisi dimana produk sesuai dengan desain atau spesifikasi tertentu. Menurut Winchell et al. dalam Ariani (1999), mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuannya memenuhi kebutuhan atau kepuasan. Juran dalam Ariani (1999), mendefiniskan mutu adalah sesuai untuk digunakan. Menurut Russel dalam Ariani (1999), mutu mempunyai dua perspektif yaitu dari perspektif produsen dan dari perspektif konsumen. Jika kedua persepktif tersebut digabungkan maka akan dapat tercapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen. Dua perspektif mutu bisa dilihat pada Gambar 2.

28 16 Arti Mutu Perspektif Produsen Perspektif Konsumen Produksi Kesesuain Mutu Desain Mutu Marketing Sesuai dengan spesifikasi Biaya Karakteristik Mutu Harga Kecocokan Penggunaan Produk (fitness for consumer use) Gambar 2. Dua Perspektif Mutu Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari tiap definisi tersebut memiliki beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut (Nasution dalam Silvana, 2004): Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalkan apa yang diaggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang) Konsep Total Quality Management (TQM) Menurut Feigenbaum (1986), Total Quality Management (TQM) atau manejemen mutu terpadu merupakan suatu sistem yang efektif untuk memadukan pengembangan, pemeliharaan dan usaha-usaha perbaikan mutu dari berbagai kelompok suatu organisasi. Tujuan penerapan manajemen mutu terpadu adalah memberikan peluang kepada produksi dan jasa sehingga berada pada tingkat paling ekonomis yang memungkinkan kepuasan konsumen penuh. Goetsch dan Davis dalam Silvana (2004), mendefinisikan TQM sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas

29 17 produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Pendekatan TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik TQM berikut: Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Memiliki komitmen jangka panjang. Membutuhkan kerjasama tim. Memperbaiki proses secara berkesinambungan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Memberikan kebebasan yang terkendali. Memiliki kesatuan tujuan Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. TQM digunakan sebagai konsep manajemen organisasi yang memperhatikan dan mengutamakan suara pelanggan. QFD merupakan alat untuk menerapkan TQM menggunakan manajemen dan tim lintas fungsi yang terintegrasi secara horisontal sehingga semua departemen dapat bekerja bersamasama untuk mencapai sasaran yaitu kepuasan pelanggan. (Ariani, 1999) Konsep Quality Function Deployment (QFD) Untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus mampu memproduksi atau menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Menciptakan sebuah produk yang sesuai dengan keinginan konsumen bukan merupakan persoalan yang mudah, dibutuhkan sebuah riset yang sangat tepat sehingga produk yang dihasilkan merupakan sebuah produk yang memang dibutuhkan oleh konsumen. Banyaknya perusahaan yang saling berkompetisi, menuntut sebuah riset untuk penciptaan produk baru yang bisa mempercepat time-to-market sebuah produk baru tersebut. Salah satu metode yang biasa digunakan untuk pengorganisasian pengembangan produk adalah metode Quality Function Deployment (QFD). QFD merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (voice

30 18 of the customer) menjadi sebuah produk yang nyata yang diciptakan oleh perusahaan. Menurut Benner et al. (2002), Quality Function Deployment (QFD) adalah sebuah adaptasi dari beberapa perangkat yang digunakan dalam Total Quality Management (TQM). QFD adalah sebuah metode untuk mendorong anggota tim pengembangan produk untuk dapat berkomunikasi secara lebih efektif dengan anggota yang lain dengan menggunakan seperangkat data yang kompleks. QFD dapat menurunkan waktu desain produk sampai dengan 40 persen dan menurunkan biaya desain produk sampai dengan 60 persen. Hal ini dapat terwujud karena QFD dapat meningkatkan komunikasi lebih awal diantara tim yang terlibat dalam proses pengembangan. Menurut Benner et al. (2002), beberapa keuntungan menggunakan QFD yaitu: 1. Membantu perusahaan membuat kunci pertukaran (trade-off) antara apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk tersebut. 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif antar divisi dalam perusahaan dan meningkatkan team work. 3. Meningkatkan kepuasan konsumen dengan mengikutsertakan keinginan konsumen dalam proses pengembangan produk. 4. Menghadirkan semua data yang dibutuhkan untuk pengembangan produk yang baik dan tim pengembangan dapat membaca secara cepat ketika dibutuhkan tambahan data saat proses pengembangan berlangsung. 5. Memperpendek time-to-market suatu produk baru. Organisasi atau perusahaan yang menggunakan filosofi Total Quality Management (TQM) pasti akan selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Komponen kunci dalam TQM adalah mengadopsi alat-alat untuk membantu dalam pemikiran kreatif dan penyelesaian masalah. Alat yang dimaksud bukanlah peralatan fisik seperti komputer dengan berbagai software-nya, melainkan lebih dari itu, alat yang dimaksud adalah metode yang menghubungkan data satu dengan yang lain dan mendorong komunikasi lebih efektif antar anggota tim (Ariani, 1999).

31 19 Quality Function Deployment adalah suatu metode yang digunakan dalam mendukung dan melaksanakan filosofi TQM. QFD digunakan dalam berbagai perencanaan, dimana semua anggota tim dapat mengambil keputusan secara sistematik untuk memprioritaskan berbagai tanggapan yang mungkin terhadap sekelompok tujuan tertentu. QFD digunakan untuk memperbaiki proses perencanaan, mengatasi permasalahan dalam suatu tim, serta membantu dalam mengadakan perbaikan terhadap budaya perusahaan atau organisasi. Kebijakan pemasaran yang efektif juga harus mendasarkan pada prinsip TQM dan berfokus pada pelanggan, sehingga secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. QFD merupakan alat atau kendaraan bagi penerapan TQM dan program perbaikan mutu (Ariani, 1999). Menurut Cohen dalam Widodo (2004), metode QFD memiliki beberapa tahap perencanaan dan pengembangan melalui matriks, yaitu: a. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality): HOQ lebih dikenal dengan rumah (R1) yang menjelaskan tentang customer needs, technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assesment, dan target. b. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment): lebih dikenal dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk mengidentifikasi desain yang kritis terhadap pengembangan produk. c. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning): lebih dikenal dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk. d. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning): lebih dikenal dengan rumah keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang perlu diambil didalam perbaikan produksi suatu produk. Cohen dalam Benner et al. (2002), menggambarkan keempat tahap dalam analisis penyusunan matriks QFD seperti tampak pada Gambar 3.

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ( Menggunakan Metode Quality Function Deployment ) Oleh: WENI SRIWAHYUNI A14103606 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman

I. PENDAHULUAN.  [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan salah satu sub-sektor industri pengolahan non migas yang memberikan sumbangan paling besar pada Pendapatan Domestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, dan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Minuman isotonik adalah minuman yang dilengkapi vitamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak produk minuman kaleng yang beredar di pasaran, oleh karena itu konsumen dapat dengan leluasa memilih produk yang disukainya. Selain dari cita rasa minuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan maraknya promosi iklan saat ini, sangat mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 2 Keamanan Air Minum Isi Ulang. Suprihatin.

PENDAHULUAN. 2 Keamanan Air Minum Isi Ulang. Suprihatin. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Sekitar tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air, dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak dibidang minuman dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK

ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK 45 ANALISIS KINERJA KUALITAS PRODUK Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi dangke dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat setempat. Konsumsi dangke sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan bersifat turun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yang (2008), produk merupakan apapun yang dapat ditawarkan ke pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan menjadi dua tipe,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu memberikan sebuah usulan product design yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif disertai dengan maraknya promosi iklan saat ini, sangat mempengaruhi masyarakat untuk membeli suatu produk.

Lebih terperinci

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Symbol Vol. No. / Juli 204 57 Perencanaan Produk Olahan Wortel Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Veronica Halim*, Yurida Ekawati 2,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Permata GYM & SPA merupakan pusat kebugaran yang ingin memperkenalkan konsep hidup sehat kepada masyarakat luas dengan menawarkan program kebugaran yang bermanfaat khususnya di kota Bandung. Dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Olah raga merupakan suatu gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil agar

I. PENDAHULUAN. Olah raga merupakan suatu gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil agar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olah raga merupakan suatu gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil agar dimasa mendatang tubuh kita menjadi sehat dan tidak mudah terkena penyakit, karena semakin

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah dan Perkembangan Nata De Coco Istilah nata berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin sebagai natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, klinik, industri kimia dan makanan, serta keperluan rumah tangga (house hold). Permintaan komoditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya. Hal ini dapat dilihat didalam industri pakaian, kosmetik, makanan serta industri minuman. Di dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah Jus buah (fruit juice) adalah cairan yang jernih atau agak jernih, tidak difermentasi dan diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar (Codex

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga merupakan komoditas buah yang mudah rusak. Kerusakan buah mangga dapat disebabkan karena ketidak hati-hatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok. Pendeknya, setiap manusia yang masih hidup membutuhkan air untuk minum. Bahkan para ahli

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang sangat penuh persaingan seperti sekarang ini dunia usaha sedang bergerak menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat 8 (delapan) merek produk minuman isotonik yakni, Pocari Sweat, Mizone,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat 8 (delapan) merek produk minuman isotonik yakni, Pocari Sweat, Mizone, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak produk minuman isotonik bersaing di pasar. Di Indonesia, terdapat 8 (delapan) merek produk minuman isotonik yakni, Pocari Sweat, Mizone, Vitazone,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada era persaingan global seperti saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar dapat bertahan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Shanggari Maniarsu Tempat / tanggal lahir : Pulau Pinang / 24 September 1987 Agama : Hindu Alamat : Jalan Dr Mansur, Sei Padang, No 170 Medan, 20155- Indonesia. Riwayat

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV. Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.Tirta Indo Megah Putu Verdika 1, *, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis, ethanol, air, kelopak bunga rosella segar, madu dan flavor blackcurrant. Bahan kimia yang digunakan untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang masih digemari dari setiap kalangan baik orang dewasa maupun anak-anak, karena es lilin mempunyai rasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas. kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas. kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke tahun semakin meningkat. AMDK merupakan air

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini persaingan bisnis di dunia pemasaran semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini persaingan bisnis di dunia pemasaran semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa ini persaingan bisnis di dunia pemasaran semakin berkembang. Hal ini didukung oleh Ma ruf (2005:4) yang menyatakan bahwa perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Buah kelapa

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Buah kelapa TINJAUAN PUSTAKA Kelapa (Cocos nucifera L.) Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah dan air kelapa. Kulit luar merupakan lapisan tipis (0.14 mm) yang memiliki

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun perkembangan dan persaingan di segala sektor industri semakin meningkat, hal ini menuntut perusahaan semakin kreatif dalam menjalakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KOMENTAR DATA PENGUJI DATA PENULIS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KOMENTAR DATA PENGUJI DATA PENULIS Abstrak Dunia industri yang semakin kompetitif membuat setiap perusahaan berupaya meningkatkan kualitas produknya dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu langkah yang ditempuh

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK LIRA BUDHIARTI. Karakterisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara yang potensial dalam memasarkan suatu barang atau jasa bagi banyak perusahaan lokal ataupun perusahaan asing. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah ( fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI Rosleini Ria PZ 1), Erni Suparti 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Layanan terhadap pelanggan yang ramah dan berkualitas sangat diperlukan pada semua perusahaan terutama yang bergerak di bidang jasa, seperti halnya Toko Kosmetik Sinar Baru yang bergerak dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian... DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Pembatasan Masalah... 4 1.5 Sistematika Penulisan... 4 BAB II Tinjauan Pustaka... 6 2.1

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, menggunakan metode kering pada kondisi khusus

Lebih terperinci

PERSEPSI KUALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUK OTOMOTIF

PERSEPSI KUALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUK OTOMOTIF PERSEPSI KUALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUK OTOMOTIF Nama : Erlan Gus Hermawan NPM : 30408316 Jurusan Dosen Pembimbing : Teknik Industri : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. JAKARTA 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman isotonik merupakan minuman yang dirancang sehingga. memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia.

I. PENDAHULUAN. Minuman isotonik merupakan minuman yang dirancang sehingga. memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minuman isotonik merupakan minuman yang dirancang sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman diteguk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I-1 Bab I Pendahuluan I1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya hasil pertanian sektor hortikultura, salah satunya adalah semangka yang produksinya mencapai 612.310 ton

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa yang lain. Kandungan air dalam tubuh manusia rata-rata 65 %

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Persaingan perguruan tinggi dewasa ini dapat kita rasakan semakin ketat, hal ini dikarenakan adanya tuntutan dunia usaha akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi berbagai sektor,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan produk yang semakin terbuka merupakan tantangan bagi industri pertanian, khususnya pangan, untuk memenuhi harapan dan tuntutan konsumen akan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN.... SURAT KETERANGAN PENELITIAN.... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN..... HALAMAN MOTTO...... KATA PENGANTAR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan modern masyarakat kota saat ini membawa

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan modern masyarakat kota saat ini membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya kehidupan modern masyarakat kota saat ini membawa konsekuensi pada gaya hidup yang dijalani mereka. Gaya hidup masyarakat kota dapat dilihat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan 27 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan Minuman ringan termasuk dakam kategori pangan. Adapun pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan siap hidang atau sering disebut sebagai minuman ringan saja adalah terjemahan istilah Bahasa Inggris di industri minuman dari non-alcoholic ready to

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU

IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU 72 Identifikasi persyaratan pelanggan...(millatul Ulya) IDENTIFIKASI PERSYARATAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAHU Millatul Ulya Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura Korespondensi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarah pada sistem perekonomiaan Indonesia ke makanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk

Lebih terperinci

GULANAS PT. GULA ENERGY NUSANTARA

GULANAS PT. GULA ENERGY NUSANTARA GULANAS PT. GULA ENERGY NUSANTARA PELOPOR PRODUSEN GULA TEBU CAIR copyright 2015 www.gulanas.com PT. GULA ENERGY NUSANTARA PRESENTS GULANAS -Export Quality- LPPOM 1522088930713 PT. GULA ENERGY NUSANTARA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran

Lebih terperinci

Aji Jaka Purnomo Fakultas Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro semarang. INTISARI

Aji Jaka Purnomo Fakultas Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro semarang.   INTISARI REKAYASA MESIN PEMADAT SERBUK KAYU UNTUK MEMPERCEPAT PRODUKSI PADA PROSES PEMBUATAN MEDIA TANAM JAMUR TIRAM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Aji Jaka Purnomo Fakultas Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan sangat digemari terutama oleh anak-anak, karena es lilin memiliki warna yang menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci