Bab 2. Landasan Teori. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, semainen yang artinya bermakna atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2. Landasan Teori. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, semainen yang artinya bermakna atau"

Transkripsi

1 Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, semainen yang artinya bermakna atau berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dari bahasa Perancis yang diserap dari bahasa Yunani tersebut dan diperkenalkan oleh M. Breal. Semantik merupakan cabang linguistik yang menelaah makna. Hiejima (1991:1-3) seorang ahli semantik modern, mengemukakan bahwa semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dari kata, frase dan kalimat. Menurutnya, bila melihat sebuah makna dengan sudut pandang secara objektif ataupun secara fisik, banyak hal yang berbeda dan tidak sesuai. Dalam melihat sebuah makna dalam kondisi seperti itu, lebih baik menggunakan sudut pandang secara objektif ataupun secara fisik. Dalam melihat sebuah makna dalam kondisi seperti itu, lebih baik menggunakan sudut pandang secara subjektif. Hal ini dikarenakan kata atau kalimat merupakan sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dari setiap individu akan lahir makna-makna yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga makna dapat dilihat dalam persepsi sudut pandang subjektif. 6

2 Menurut Keraf (2007:25) untuk memahami suatu ujaran dalam konteks yang tepat, seseorang harus memahami makna dalam komunikasi. Oleh karena itu berdasarkan dari pengertian akan semantik tersebut, makna kata dalam suatu frase atau kalimat terbagi menjadi dua,yaitu : 1. Makna denotatif Makna dari sebuah frasa atau kata yang tidak mengandung arti atau perasaan tambahan. Makna denotatif disebut juga makna kognitif karena makna itu bertalian dengan kesadaran atau ilmu pengetahuan, stimulus dari pihak pembiara dan respon dari pihak pendengar menyangkut hal-hal yang dapat diserap kesadaran dan rasio manusia. Selain itu, makna ini disebut juga makna proporsional karena ia bertalian dengan informasi-informasi atau pernyataanpernyataan yang bersifat aktual. Seorang penulis hanya menyampaikan informasi, khususnya dalam bidang ilmiah, akan cenderung untuk mempergunakan kata-kata yang denotatif. Tujuan utamanya untuk memberi pengenalan yang jelas terhadap fakta. Ia tidak menginginkan interpretasi tambahan dari tiap pembaca (Keraf 2007:38) 2. Makna konotatif Makna yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu di samping makna dasar yang umumnya. Makna tersebut sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang, dan sebagainya pada pihak pendengar. Sementara, di sisi lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama. 7

3 Konotasi pada dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau hubungan interpersonal, yang mempertalikan seseorang dengan orang lain. Sebab itu bahasa manusia tidak hanya menyangkut masalah makna denotatif atau ideasional dan sebagainya (Keraf,2007:29) 2.2 Analisis Medan Makna Dalam mencari makna konotasi dari larik lagu Glamorous Sky, penulis terlebih dahulu akan membedah unsur morfem atau frase pada lirik tersebut dengan mencari makna referensial yang berlandaskan pada teori analisis medan makna. Kata-kata memiliki asosiasi antara sesamanya. Berdasarkan hal tersebut Ferdinand De Saussure memulai konsep asosiasi makna (Parera,1991:67). Pemikiran Saussure ini kemudian berkembang menjadi medan makna. Medan makna adalah satu jaringan asosiasi yang rumit berdasarkan pada similaritas atau kesamaan, kontak atau hubungan, dan hubungan-hubungan asosiatif dengan penyebutan satu kata (Parera,1991:68). Parera memberikan contoh medan makna dengan kata kerbau dalam Bahasa Indonesia. Dengan kata kerbau orang mungkin akan berpikir tentang kekuatan atau kebodohan. Medan makna ini kemudian dikembangkan oleh J. Trier. Menurut Trier dalam Parera (1991:69) setiap medan makna itu akan selalu tercocokkan antar sesama medan sehingga membentuk satu keutuhan bahasa yang tidak mengenal tumpang tindih.pendekatan medan makna memandang bahasa sebagai satu keseluruhan yang dapat dipenggal penggal atas beberapa bagian yang saling berhubungan secara teratur. Pendekatan medan makna seperti ini dikemukakan oleh Trier dalam Parera (1991:69). 8

4 Perlu diketahui bahwa pembedaan medan makna tidak sama untuk setiap bahasa, misalnya: Tabel 2.1 Contoh Medan Makna Melirik Mengintip Melihat Memandang Menatap Meninjau Melotot Sumber : Trier dalam Parera (1991:69) Dalam bahasa Indonesia medan makna melihat dibedakan atas melirik, mengintip, memandang, menatap, meninjau, melotot dan sebagainya (Parera,1991:69). Untuk mendukung analisis medan makna tersebut, penulis akan menerapkan teori kolokasi. Menurut Trianto (2008), kolokasi adalah penggunaan perkataan lain yang menggambarkan maksud yang sama dalam pembinaan teks. Kebiasaan kolokasi merambatkan makna kata yang satu ke dalam makna kata yang lain, misalnya, meninggal dunia atau berpulang ke rahmatullah. 9

5 2.3 Teori Majas Dalam suatu lagu, sering kali kata-kata di dalam kalimatnya menggunakan majas. Oleh karena itu, teori mengenai majas sangat diperlukan untuk memperdalam suatu analisis. Menurut Keraf (2007:113), majas didefinisikan sebagai pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Pateda (2001:233) menjelaskan pengertian majas sebagai berikut : 1. Pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis 2. Pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. 3. Keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra 4. Cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Dalam meneliti makna majas lirik lagu bahasa Jepang, tentu harus menganalisis dengan menggunakan dasar majas yang dipakai dalam bahasa Jepang. Namun sebelumnya untuk mengetahui majas Jepang, kita harus melihat kembali sejarah retorika di negara tersebut. Menurut Tomasi (2004:27), retorika Jepang memiliki pengaruh dari barat. Hal ini dimulai pada era Meiji. Pada saat itu, banyak karya-karya sastra dari Barat mulai masuk ke Jepang. Namun di samping itu, terdapat pula bagian dari retorika yang memang telah ada sebelum era Meiji, yaitu melalui rakugo, kodan, dan rokyoku. Berdasarkan dalam teori retorika terhadap puisi-puisi Jepang, banyak teori-teori yang mengungkapkan bahwa puisi Jepang tersebut menggunakan majas perbandingan seperti 10

6 majas Metafora, majas simile, dan majas personifikasi. Majas-majas seperti ini sering kali digunakan untuk memberikan sebuah gambaran dari sebuah konsep untuk menekankan sebuah pemikiran dan membuat seseorang terpengaruh dalam tingkatan emosional dan intelektual, namun Wakan (1993:63) mengemukakan bahwa hal tersebut tidak berlaku pada puisi Jepang seperti haiku karena tidak menggunakan semacam ketiga majas tersebut. Dalam karya-karya Jepang, majas yang paling sering ditemui adalah majas Metafora. Metafora selalu menjadi majas yang paling menonjol, seperti yang diungkapkan oleh Sato (1992:113) di bawah ini : 古代から 現代でもなお 隠喩はつねにレトリックの中心的な関心のまとである 一九世紀後半に古典レトリックがすっかり興味をひきつずけている かぞえてみることなどとも不可能だが 古来 研究され書かれてきた隠喩論書物や論文は 何百 いや何千か 数知れず 隠喩にかかわる問題はもう出つくしているのではないかとさえ思われるありさまだ Sejak jaman dahulu bahkan sampai sekarang, Metafora selalu menjadi titik perhatian dalam retorika. Pada paruh kedua abad ke-sembilan belas, retorika klasik telah benar-benar ditinggalkan, namun hanya Metafora yang terus menarik minat para filsuf dan penyair. Jika dihitung, memang tidak mungkin, namun, buku-buku dan disertasi mengenai teori Metafora yang telah diteliti terdapat ratusan, ribuan bahkan tidak terhitung, Pertanyaan mengenai Metafora pun telah muncul, bahkan telah terpikirkan. Berdasarkan pada kutipan tersebut, penulis akan menggunakan majas Metafora sebagai landasan teori untuk menganalisis makna yang terkandung dalam lirik lagu Glamorous Sky. 11

7 2.3.1 Teori Majas Metafora Metafora berasal dari bahasa Yunani metaphora yang berarti memindahkan. Istilah tersebut memiliki kata dasar meta (di atas; melebihi) dan pherein (membawa). Sebagai perbandingan langsung Metafora tidak menggunakan kata-kata yang menyatakan persamaan secara eksplisit, sehingga di dalam Metafora, tidak terdapat kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana sebagaimana halnya simile (Keraf, 2007:139). Menurut Kusumi (2008) metafora adalah sebagai berikut : 広義のメタファーは隠喩 直喩 提喩 換喩などの比喩表現全般を指す 狭義のメタファー ( 隠喩 ) は主頭 (Topic) とたとえる概念 (concept) は 比喩指標に基づいて結びつけた比喩である メタファー ( 隠喩 ) は 比喩指標 ( 例 : のようだ みたいだ ) のない表現である Metafora ( メタファー )secara garis besar digunakan untuk mengindikasikan ungkapan metaforis seperti Metafora( 隠喩 ),simile ( 直喩 ), sinekdok ( 提喩 ), metonimia ( 換喩 ), dan sebagainya. Secara lebih spesifik Metafora ( 隠喩 ) memiliki kemiripan dengan simile ( 比喩 ) dalam hal keterikatan dan ketergantungannya. Metafora adalah ugnkapan yang tidak mengandung indikator simile (misalnya : no you da, mitai da). Struktur dasar Metafora terbagi menjadi sesuatu yang dibicarakan dan yang dipakai sebagai perbandingan. Oleh karena itu Badudu (2007:70) mengatakan bahwa majas Metafora adalah majas yang memperbandingkan suatu benda dengan benda lain. 12

8 Berikut adalah contoh kalimat yang mengandung Metafora - 彼女の口は機関銃だ (Mulutnya adalah senapan mesin) Senapan mesin adalah senapan yang dapat menembakkan peluru tanpa henti. Jika mulutnya adalah senapan mesin, maka kata-katanya adalah peluru yang terus-menerus keluar. Kalimat di atas menggambarkan keadaan seseorang dimana ia terus-terusan berbicara tanpa berhenti, namun dalam konteks yang mengganggu. Dengan kata lain ia adalah orang yang cerewet. 2.4 Teori Pengkajian Puisi Menurut Pradopo Menurut Pradopo (1990:3) puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Lalu menurut Wellek dalam Pradopo (1990:14), puisi itu merupakan sebab yang memungkinkan timbulnya pengalaman. Kemudian menurut Altenbernd dalam Pradopo (1990:5), puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran dalam bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puisi mempunyai sifat, struktur, dan konvensi-konvensi puisi apapun pada umumnya. Pradopo (1990:vi) mengemukakan bahwa pengkajian puisi terbagi dalam dua bagian yaitu 1. Analisis struktur puisi berdasarkan lapis-lapis normanya yang merupakan fenomena puisi yang ada. Arti lapis disini, berupa fonem, suku kata, kata, frase, dan kalimat. Rangkaian satuan-satuan arti ini menimbulkan lapis 13

9 ketiga yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang dikemukakan, dan dunia pengarang yang berupa cerita atau lukisan (Pradopo,1990:15). 2. Analisis sajak satu per satu yang membicarakan kaitan antar unsur dan sarana-sarana kepuitisan yang menyeluruh. Lapis norma puisi akan dilihat hubungan secara keseluruhan dalam sebuah sajak utuh. Hal ini disebabkan norma-norma puisi itu saling berhubungan erat dengan maknanya (Pradopo, 1990:117). 2.5 Konsep Gambare Secara Umum Bagi Masyarakat Jepang Pada dasarnya semangat Gambare sudah digunakan sejak dahulu oleh nenek moyang bangsa Jepang sebagai motivasi utama agar mereka dapat keluar dari kesulitan, terutama ketika mengatasi bencana alam, juga digunakan pada saat mereka berperang untuk memperoleh kemenangan. Setelah itu, Gambare menjadi sebuah kata yang digunakan dalam berbagai kehidupan oleh masyarakat Jepang. Gambare adalah sebuah kata yang memberikan motivasi atau semangat bagi seseorang untuk berusaha keras, penuh ketekunan, ketahanan serta menjadi yang terbaik di berbagai kegiatan dan usaha. Gambare digunakan oleh orang Jepang dengan penuh kesadaran mendalam saat melaksanakan tugasnya, yang direalisasikan dalam bentuk pertanggung-jawaban oleh setiap individu terhadap kelompoknya. Unsur lain yang terlibat dalam proses Gambare adalah keyakinan bahwa suksesnya seseorang harus melewati suatu pengorbanan pribadi yang melibatkan unsur Gambare. Duke (1989:124) menyatakan 14

10 One of the most admired traits of in individual of Japan is personal sacrifice. It signifies that the person has Gambared, that is, paid a price for his success. Salah satu karakter yang paling dikagumi dari individu Jepang adalah adanya pengorbanan pribadi. Itu sebagai tanda bahwa seseorang telah bersikap Gambare, hal itu adalah suatu bayaran harga dari kesuksesannya. Singleton dalam Finklestein (1991 :79) menjelaskan dalam kutipannya Gambare adalah tempat perkumpulan tangisan, sebuah seruan untuk keberanian, dan sebagai perangsang untuk usaha terbaik, Gambare menunjukkan perasaan dari sifat yang mendengarkan kata hati dan perasaan timbal balik terhadap sebuah kelompok. Semangat Gambaru mempunyai pengaruh yang hebat sekali dan terkadang meletakkan semangat atau tanggung jawab kuat meliputi budaya di lingkup rumah, sekolah dan kerja. Kehancuran yang pernah dialami oleh Jepang pada kota Hiroshima dan Nagasaki saat dijatuhi bom atom oleh sekutu, kemudian dari bekas reruntuhan akibat bom atom tersebut, mulai dibangun kembali dengan mendirikan gedung tinggi. Duke (1989:122) mengatakan salah satu motivasi utama bagi masyarakat Jepang untuk bangkit kembali dari kerusakan hebat yang dialami tersebut diungkapkan dengan sebuah aklamasi Gambare, yakni Ketekunan, Ketahanan, dan Jangan Menyerah. Orang tua Jepang percaya bahwa semua anak memiliki tingkat kemampuan yang relatif sama dan percaya bahwa sukses hanya dapat terjadi dengan belajar tekun dan usaha yang keras, diluar kemampuan yang dimiliki. Hal ini cerminan dari sikap Gambare yang menginginkan setiap anak untuk belajar terus menerus (konsisten), dan 15

11 tidak mudah menyerah bila menemui kesulitan. Prestasi yang dicapai tidak hanya bergantung dari nilai IQ, tapi juga harus didukung oleh sikap ketekunan seperti yang diungkapkan oleh Singleton (1993 : 11) Gambare could be measured by test scores achieved. Comparisons with IQ scores was irrelevant. Persistence is the secret; effort, not IQ, is the japanese explanation for educational achievement. Gambare dapat diukur dari nilai test yang dicapai. Tidaklah relevan apabila dibandingkan dengan nilai IQ. Ketekunan adalah rahasianya; berusaha, bukan berdasarkan pada nilai IQ, hal inilah penjelasan mengenai prestasi Jepang dalam bidang pendidikan. Dalam Singleton (1993 : ) di Jepang pada saat acara kelulusan, para kohai (adik kelas) mengucapkan kata-kata perpisahan kepada para senpai (kakak kelas) mereka. Suasana wisuda dan saat penerimaan ijazah digambarkan sebagai berikut : Well-rehearsed choral chanting in which they invoke they call over and over again :. Never forget our school. Never forget our school! They finally challenge the graduating sixth graders to Gambare! Gambare! Gambare! Ketika paduan suara menyanyi sesuai dengan baik sesuai dengan apa yang diminta, mereka meneriakkan berkali-kali kata-kata jangan lupakan sekolah kita. Jangan lupakan sekolah kita!. Akhirnya sebagai gantinya para alumni tingkat enam meneriakkan juga kata-kata Gambare! Gambare! Gambare! Gambare memberikan inspirasi pada setiap individu agar memberikan kemampuan yang terbaik yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan bersama. Artinya bahwa dia tidak sendiri tetapi bagian dari usaha bersama. Dia tidak hanya menguatkan perasaannya 16

12 untuk bertahan, tetapi juga memperkuat komitmennya sendiri untuk tetap berusaha, seperti yang digambarkan oleh Duke (1989 : 123), seperti berikut ini And when he witnesses his fellow worker letting up a bit or experiencing some difficulty, he calls out with determination : Gambare!, Keep at it! Dan ketika dia menyaksikan rekan sekerjanya yang berhenti sejenak atau menghadapi kesulitan saat bekerja, maka dia berteriak dengan dengan kemantapan hati Gambare!, Berusahalah! Menurut Rice (1995 : 46) Gambare adalah sebuah kata yang paling sering digunakan di Jepang, biasanya sering diartikan sebagai pantang menyerah atau Lakukan yang Terbaik. Ini juga merupakan ucapan standar atas keberanian seseorang yang terdengar di sekolah, pertandingan olah raga, dan di rapat perusahaan. Cowie (2001) menjelaskan bahwa istilah Gambaru dapat didengar dalam banyak bentuk dan berada dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak sekolah menulis, menerjemahkannya sebagai kerja keras, lakukan yang terbaik, bertarung, atau keberanian. Sarjana sosiologi mengatakan bahwa Gambaru adalah kepercayaaan seseorang untuk dapat menulis status yang tinggi dengan usaha yang terus-menerus. Hal ini juga dijelaskan oleh Amanuma dalam Kurniawati (2008 : 11) yang mengatakan : 日本語の 我慢する とは困難にめげず忍耐力をもって続けること 耐え難きを耐えることを意味する 頑張る の意味愛は 今の言葉でいうと へことれるな に近い 17

13 Dalam bahasa Jepang terdapat kata (gaman) yang mengartikan dalam diri seseorang untuk menghadapi kesulitan atau kesukaran. Sedangkan kata (Gambaru) mempunyai makna pantang menyerah atau tidak akan menyerah. Sugimoto (1997:4) menjelaskan bahwa kesuksesan seseorang dalam hidup sematamata tergantung pada tingkat seseorang mengerahkan semangat Gambaru (kebulatan tekad), dan semua orang rata-rata memilikinya. Selain itu Amanuma dalam Kurniawati (2008 : 11) menjelaskan bahwa : 英語やフランス語では 頑張る の包含するいみのうち的なニュアンスを表す語なら persist in, insist in, insister, persister が近いという意味が出た しかし精神的意味合いをもって 包含してやり抜く というニュアンスの 頑張る となると該当するごはなく 説明的な言い回しをするほかないとアメリカ人 フランス人の参会者たちは長しドイツ人らもそれに同意した Dalam bahasa Inggris dan Perancis makna (Gambaru) adalah persist in (terus menerus), insist in (bersikeras), insister (pertahanan), persister (bertahan). Kosakata ini menunjukkan nuansa yang serupa dengan Gambaru. Dalam ruang lingkup psikologi (Gambaru) menjadi kosakata yang mempunyai nuansa bertahan, tidak hanya pada sekitar orang Amerika, orang Perancis juga orang Eropa telah setuju bahwa makna Gambaru berarti pertahanan. Amanuma dalam Sugimoto (1997 : 4) mengatakan kepribadian inti masyarakat Jepang berdasarkan pada perangsang dan Gambaru (ketahanan dan ketekunan) terdapat dalam setiap aspek kebiasaan masyarakat Jepang. 18

14 Menurut Amanuma (2001) Gambaru juga merupakan filosofi utama bagi masyarakat Jepang yakni 頑張る は 最後まであきらめるな 手を抜くな と励まして 思いやる言葉である 頑張れ というのはことばにはいい意味のまま生き残ってもらいたい Kata Gambare didefinisikan dengan ungkapan tidak menyerah sampai akhir, tidak lepas tangan, dan semangat. Dalam kata Gambare mengandung makna sebenarnya yang positif yaitu ingin bertahan hidup. Gambaru juga berperan penting dan bermakna dalam situasi yang berbeda-beda bagi masyarakat Jepang. Dijelaskan oleh Davies dan Ikeno ( ) Gambaru is a frequently used word in Japan, with the meaning of doing one s best and hanging on. For examples, students Gambaru (study hard in order to pass entrance examination. Athletes also Gambaru (practice hard) to win games or medals. Moreover company eorkers Gambaru (work hard) to raise their company sales. Also when the Japanese make up their minds to begin with something, they tend to think Gambaru in the initial stages of project. When a young woman from a small town, or leaving for a new job in the city, promises her friends, parents and teacher that she will Gambaru, the implication is tha she will not disappoint them. The word is also used by friends as a kind of greeting often in the imperative form Gambare or ganbatte. In this situation the meaning is rather ambiguous. Gambaru merupakan sebuah kata yang sering digunakan di Jepang, dengan arti berbuat yang terbak dan terus bertahan. Seperti contoh para murid Gambaru (belajar sungguh-sungguh) untuk dapat lulus ujian. Atlit juga Gambaru (berlatih keras) untuk memenangkan pertandingan dan mendapatkan medali. Selain itu pegawai perusahaan Gambaru (bekerja keras) untuk menaikkan penjualan perusahaan mereka. Juga, saat orang Jepang telah menetapkan untuk memulai sesuatu, mereka cenderung berpikir Gambaru seperti saat awal pelaksanaan proyek, ketika wanita muda dari kota kecil pergi ke luar negeri untuk bekerja, berjanji pada teman, orang tua, dan guru bahwa ia akan Gambaru, dengan maksud untuk tidak mengecewakan mereka. Kata ini juga digunakan untuk teman sebagai semacam salam, biasanya dalam bentuk 19

15 perintah Gambare atau gambatte. Dalam situasi ini cenderung mempunyai makna yang ambigu. Bernapas dengan udara yang berbeda dalam waktu yang lama, sepanjang sejarah sosial masyarakat Jepang, meneguhkan pendirian seseorang kuat pada usia muda, seringkali membuat seseorang menjadi sukses. Menurut Doughlas (2003 : 152) kunci untuk meraih sukses pribadi adalah kegigihan, dan kegigihan akan memperkuat tujuan yang dinamis, dan akan berhasil. Jika cukup gigih untuk jangka waktu yang lama maka akan menemukan dan bisa mengembangkan tujuan yang luar biasa. Ada delapan hal sebagai prinsip kegigihan untuk dijadikan dasar menuju sukses menurut Sherman dalam Doughlas (2003 : ), di antaranya adalah 1. Tidak akan berhenti selama saya tahu bahwa saya benar. 2. Yakin bahwa segalanya akan menjadi baik bila saya bertahan sampai akhir. 3. Bersikap berani dan tidak ragu-ragu dalam keadaan yang sulit. 4. Tidak akan pernah memperbolehkan siapapun mengalihkan diri saya dari tujuan. 5. Akan berjuang mengatasi keterbatasan fisik dan kesulitan-kesulitan. 6. Akan mencoba berulang-ulang sampai saya mencapai apa yang saya inginkan. 7. Akan yakin dan sadar bahwa semua orang akan sukses, laki-laki atua perempuan harus berjuang melawan kekalahan dan tantangan. 8. Tidak akan patah semangat atau putus asa apapun rintangan yang menghadang di depan saya. 20

16 Masih menurut Doughlas (2003 : 173) kunci kesuksesan lainnya adalah bertahan dengan gigih. Gigih berarti tekun dan ulet. Keuletan berarti ketetapan dan kesungguhan. Orang Jepang terkenal dengan semangat dan keuletan dalam kehidupan mereka, meskipun telah gagal beberapa kali mereka akan tetap berusaha sebaik mungkin untuk dapat kembali bangkit. Seperti yang dikatakan oleh Yoritomo Tashi dalam Lim (2004) apabila jatuh dan bangkit akan menghasilkan sesuatu pada diri, maka terlalu banyak jatuh dalam hidup itu akan menyehatkan dan menyegarkan jika mau bangkit kembali. Kegagalan menurut orang Jepang justru menjadi motivasi supaya tetap bertahan dan tidak pantang menyerah. Dengan filosofi semangat Gambare yang telah tertanam sejak masih kanak-kanak, mereka pun dapat berusaha sekuat mungkin. Karena itulah Gambare sangatlah berhubungan dengan motivasi. Menurut Doughlas (2003 :194), orang yang termotivasi dengan benar adalah orang yang mempunyai tujuan, dinamika, dan penuh tanggung jawab. Manusia termotivasi atas apa yang diyakininya. Garn dalam Doughlas (2003 : ) menyatakan ada empat prinsip motivasi yaitu pertahanan diri, penghargaan, cinta dan uang. Browning dalam Doughlas (2003), Kejarlah! Putuskanlah ikatan-ikatan kataku, berusahalah untuk menjadi baik dan lebih baik, malahan yang terbaik, sukses itu bukan apa-apa, yang terpenting adalah upaya. 21

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3. Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan semantik yang meliputi makna dan majas disertai dengan pengkajian puisi. Hal tersebut untuk mendukung

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis

Bab 2. Landasan Teori. berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Kata semantik berasal dari kata Yunani, semainen yang artinya bermakna atau berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan beberapa teori dari para ahli yang akan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan beberapa teori dari para ahli yang akan Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan beberapa teori dari para ahli yang akan menjadi landasan dasar teori yang mendukung analisis pada bab 3. 2.1 Teori Semantik Semantik merupakan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. semangat atau motivasi bagi seseorang untuk berusaha dengan keras, penuh ketekunan,

Bab 2. Landasan Teori. semangat atau motivasi bagi seseorang untuk berusaha dengan keras, penuh ketekunan, Bab 2 Landasan Teori 2.1. Makna Gambare Bagi Masyarakat Jepang Gambare adalah sebuah kata yang digunakan oleh masyarakat Jepang dalam berbagai bidang kehidupan. Gambare merupakan sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami

Bab 2. Landasan Teori. Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Semantik Tentang Makna Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami pangertian makna itu sendiri sebagai dasar dari analisis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. meneliti makna dalam lagu Tears. Peneliti akan menggunakan berbagai teori yang

Bab 2. Landasan Teori. meneliti makna dalam lagu Tears. Peneliti akan menggunakan berbagai teori yang Bab 2 Landasan Teori Bab dua ini akan membahas landasan landasan teori yang akan digunakan untuk meneliti makna dalam lagu Tears. Peneliti akan menggunakan berbagai teori yang berkaitan dengan lagu Tears

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa:

Bab 2. Landasan Teori. dapat diartikan begitu saja. Inoue (1989 : 70) menyatakan bahwa: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Kanyouku 慣用句 Dalam bahasa Jepang, penggunaan kanyouku 慣用句 dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Kanyouku 慣用句 sendiri sering disalah artikan. Pada umumnya, petutur

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu sosio dan linguistik, kata sosio berasal dari

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu sosio dan linguistik, kata sosio berasal dari Bab 2 Landasan Teori 2.1 Sosiolinguistik Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur yaitu sosio dan linguistik, kata sosio berasal dari kata sosial yaitu yang berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. drama seri ini bahkan membuat sebagian orang yang menontonnya dapat tertawa,

Bab 1. Pendahuluan. drama seri ini bahkan membuat sebagian orang yang menontonnya dapat tertawa, Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagian besar orang pasti gemar menonton drama. Menariknya jalan cerita dari drama seri ini bahkan membuat sebagian orang yang menontonnya dapat tertawa, menangis,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu cerita. Menurut Nurgiyantoro (2012), penokohan adalah pelukisan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik (gengogaku) yang

Bab 2. Landasan Teori. Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik (gengogaku) yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Semantik (imiron) merupakan salah satu cabang linguistik (gengogaku) yang mengkaji tentang makna. Semantik berasal dari sebuah kata semainen yang dalam bahasa Yunani

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori kanyouku 慣用句 Kanyouku 慣用句 adalah suatu ungkapan yang maknanya tidak dapat diturunkan dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu makna

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada Bab 5 Ringkasan Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. Dan dalam kasus menikmati karya tulis, suatu karya tulis bahasa asing

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan Bab 5 Ringkasan Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep gambare secara umum bagi masyarakat Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep gambare secara umum bagi masyarakat Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep gambare secara umum bagi masyarakat Jepang Pada dasarnya semangat gambare sudah digunakan sejak dahulu oleh nenek moyang di Jepang sebagai motivasi utama agar mereka dapat

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE OLEH NINA JULIANA HELMI 0701705035 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA 2011

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif ABSTRAK Skripsi ini berjudul Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama Ichi Rittoru no Namida karya Masanori Murakami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindak tutur tidak langsung literalyang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH DWI YULI HERAWATI NIM 115110600111002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia 2.1.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Menurut Fujisawa (1981) dalam bukunya yang berjudul Zusetsu

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan digunakan adalah konsep dalam bahasa Jepang, konsep kanji, teori pembentukkan kanji (rikusho) dan nikuzuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi. Dengan adanya bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyampaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : puisi, gaya bahasa, retorika, makna

ABSTRAK. Kata kunci : puisi, gaya bahasa, retorika, makna ABSTRAK Penelitian ini berjudul Gaya Bahasa dan Makna Puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa dan makna dari puisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori. Pada bab dua, penulis akan membahas teori-teori yang akan digunakan untuk

Bab 2 Landasan Teori. Pada bab dua, penulis akan membahas teori-teori yang akan digunakan untuk Bab 2 Landasan Teori Pada bab dua, penulis akan membahas teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis unsur afeksi dan konsep ii chichioya dalam lagu Aitai karya Yuujin Kitagawa. Pertama, penulis

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI OLEH: SATRIO PRIBADI NIM 105110209111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat, seringkali terjadi keadaan saat masyarakat ingin mengungkapkan gagasan, pikiran maupun pendapat kepada orang lain dan terkadang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kontrastivitas Kata Majemuk Bahasa Jepang dan Bahasa Bali. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antarunsur dan makna kata majemuk bahasa Jepang dan bahasa Bali serta

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI DENNY KUSNO NURRAKHMAN, Herniwati 1, Linna Meilia Rasiban 2 Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI SKRIPSI MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI CLARISSA AULIA PRAHARSACITTA 1101705006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada

Bab 3. Analisis Data. Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada Bab 3 Analisis Data Pada bab tiga ini, penulis akan menganalisis mengenai bait bait yang ada pada lagu Rising Sun karya Atsushi Sato sebagai korpus data, dihubungkan dengan teori teori sintaksis dan semantik.

Lebih terperinci

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM 0911120057 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 WAKAMONO

Lebih terperinci

BAB 2. yang digunakan untuk menganalisis data untuk bab selanjutnya. Teori-teori

BAB 2. yang digunakan untuk menganalisis data untuk bab selanjutnya. Teori-teori BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam Bab 2 yang berisi landasan teori ini, penulis akan memberikan teoriteori yang digunakan untuk menganalisis data untuk bab selanjutnya. Teori-teori yang digunakan adalah teori

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik yang berkembang di Indonesia. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang memiliki makna dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (Rokhmansyah, Alfian. 2014 :

Lebih terperinci

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI OLEH : Chandra Maulanna NIM 115110200111042 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA 2015 ABSTRAK Maulanna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul : A N A L I S I S K O N S E P E M O S I P A D A T O K O H H A K I M D E C I M D A L A M F I L M ANIMASI DEATH PARADE Telah diuji dan diterima

Lebih terperinci

KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM

KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM KONFLIK EKSTERNAL PADA TOKOH SUGURO DALAM NOVEL SUKYANDARU KARYA SHUSAKU ENDO SKRIPSI OLEH ANDHIKA FITRIYANA NIM 0811120020 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci