igi.fisipol.ugm.ac.id

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "igi.fisipol.ugm.ac.id"

Transkripsi

1 DATABASE GOOD PRACTICE Initiatives for Governance Innovation merupakan wujud kepedulian civitas akademika terhadap upaya mewujudkan tata pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik. Saat ini terdapat lima institusi yang tergabung yakni FISIPOL UGM, FISIP UNSYIAH, FISIP UNTAN, FISIP UNAIR, DAN FISIP UNHAS. Sekretriat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur Yogyakarta igi.fisipol.ugm.ac.id Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten Sektor Sub-sektor Provinsi Kota/Kabupaten Institusi Pelaksana Kategori Institusi Penghargaan - Kontak Kesehatan ASI Eksklusif Jawa Tengah Klaten Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten dr. Rony Roekmito (Kepala Dinas Kesehatan Klaten) Dinas Kesehatan Klaten Jl Pemuda No. 313 Klaten telepon: (0272) website: Mitra UNICEF Peneliti Desintha Dwi Asriani, MA/ Fina Itriyati, MA institusi: Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM decint4@yahoo.com/itriya_15@yahoo.com Mengapa program/kebijakan tersebut muncul? Kebijakan tersebut muncul sebagai institusionalisasi sebuah gerakan dalam masyarakat untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi selama 6 bulan. Program tersebut berawal dari dampak gempa yang mengakibatkan angka diare dan kekurangan gizi yang besar pada balita sebagai akibat pemberian bantuan susu formula yang berlebihan pada anak dibawah dua tahun. Akibatnya budaya pemberian ASI menjadi menurun tajam dan ini berakibat pada penurunan kesejahteraan dan kesehatan anak balita. Selain itu, kurangnya pasokan air bersih dan pemberian susu formula yang tidak sesuai dengan target sasaran dan aturan membuat kondisi anak yang menkonsumsi susu formula menjadi semakin buruk. Dinas Kesehatan, UNICEF dan NGO serta masyarakat lainnya kemudian tergerak untuk mengembalikan budaya menyusui pada ibu yang sempat menurun tajam saat dan pasca gempa. Untuk mempertahankan budaya dan praktek tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten kemudian mengambil inisiatif untuk menginstitusionalisasikan gerakan tersebut menjadi sebuah regulasi yang diatur pelaksanaannya dalam Perda

2 mengenai Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif Nonor 7 Tahun Apa tujuan program/kebijakan tersebut? untuk menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam jangka panjang Bagaimana gagasan tersebut bekerja? melalui pendekatan struktural maupun kultural. Di tingkat struktural, pemerintah memanfaatkan tenaga kesehatan bidan untuk menjadi penggerak atau motivator kebijakan ini. Peran fasilitator yang terlatih untuk mengimplementasikan gerakan ini di daerah- daerah juga sangat signifikan ditambah dukungan motivator yang berasal dari lingkungan tempat tinggal maupun berasal dari keluarga ibu, menjadikan gerakan ini efektif dilakukan di Kabupaten Klaten. Penolakan serta dampak susu formula terhadap kesehatan dan keuntungan ekonomi pemberian ASI pada bayi serta bagaimana praktek penyimpanan ASI disosialiasasikan sehingga mereka menjadi paham bahwa memberikan ASI Eksklusif itu mudah dan murah. Siapa inisiatornya? Siapa saja pihak-pihak utama yang terlibat? Koalisi LSM peduli ASI, Dinas Kesehatan Klaten menggandeng UNICEF menggelar program pelatihan untuk bidan mengenai manfaat dan teknik menyusui eksklusif. Selain itu sistem yang bekerja melalui pembentukan fasilitator, konselor, serta motivator ASI di tingkat desa menjadikan kebijakan ini efektif untuk dilakukan karena mendapatkan dukungan dari lembaga dalam masyarakat. Apa perubahan utama yang dihasilkan? Penurunan Angka Gizi Buruk dan Angka Kematian Bayi Siapa yang paling memperoleh manfaat? Balita dan Ibu Menyusui Deskripsi Ringkas Gerakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif adalah inovasi Pemerintah Daerah Klaten, Jawa Tengah untuk meningkatan cakupan pemberian ASI kepada bayi secara esklusif enam bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun. Program ini dilatarbelakangi oleh bencana gempa bumi 2006 yang berdampak pada menurunnya jumlah bayi yang menyusu pada ibunya selain beberapa risiko kesehatan lainnya. Kondisi darurat juga membuat para orang tua menggunakan konsumsi susu formula bagi bayi sementara akses untuk air bersih sulit didapatkan. Akibatnya, angka diare pada bayi menjadi sangat tinggi. Sebagai sebuah respon, Dinas Kesehatan mempunyai inisiatif untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggandeng UNICEF untuk memotivasi para keluarga terutama ibu agar memliki kesadaran bersama tentang pentingnya memberikan ASI kepada bayi. Dr. Rony Roekminto, M.Kes yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat menjadi penggerak utama untuk membangun tim dan segera bergerak menjalankan beberapa aktivitas terkait di masyarakat. Inisiasi progarm ini diawali dengan pembekalan sejumlah Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 2

3 tenaga kesehatan sebagai mitra utama masyarakat saat proses menyusui akan dilakukan terlebih pada saat setelah melahirkan. Selanjutnya, para tenaga terlatih tersebut akan menularkan pengetahuan dan ketrampilannya kepada tim kesehatan dan kader masyarakat lainnya dengan lebih luas baik secara individu maupun kelembagaan. Pelatihan-pelatihan tersebut telah menghasilkan sejumlah fasilitator, konselor dan motivator ASI yang tersebar di seluruh wilayah Klaten. Proses ini tidak hanya membangun kesadaran bersama tentang posisi kunci mereka dalam mencapai keberhasilan pemberian ASI Eksklusif namun juga sebagai penguatan kapasitas memerangi ekspansi susu formula yang berdasarkan data menjadi faktor paling dominan terhadap menurunnya cakupan ASI Eksklusif. Secara kultural inovasi tersebut telah berhasil merubah cara pandang masyarakat tentang ASI. Jika sebelummya mereka dapat dengan mudahnya mengkonsumsi susu formula maka saat ini, ASI Eksklusif justru menjadi target minimal para ibu menyusui di Klaten. Tidak berhenti pada para ibu saja namun juga para keluarga yang menjadi pendamping utama di rumah. Motivator ASI yang terbentuk secara sukarelawan di setiap kampung berhasil melakukan penyadaran tentang pemberian ASI eksklusif yang dilanjutkan hingga 2 tahun kepada para suami, orang tua, saudara dan tetangga. Keberadaan orang-orang yang memiliki pola pikir yang sama tersebut praktis menciptakan lingkungan yang suportif dan fasilitatif bagi setiap ibu yang menyusui sehingga memberikan peluang yang sangat kecil untuk terjadinya kegagalan. Hal ini juga terbukti dengan perubahan yang terjadi di lingkungan kerja semua instansi pemerintah di Klaten yang selalu menyediakan tempat bagi ibu yang hendak memerah ASI di sela-sela waktu kerja bahkan ada sebuah pabrik yang memfasilitasi sebuah kulkas di tempat kerja untuk menyimpan asi perah para buruh perempuan yang sedang menyusui namun tidak memiliki alat pendingin di rumahnya. Inovasi ini mendapatkan tanggapan positif dari Pemerintah Daerah Klaten dengan disetujuinya penerbitan Peraturan Daerah terkait Inisiasi Menyusui Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif sebagai respon atas gerakan perubahan yang telah diupayakan. Kemampuan untuk melakukan inovasi dari gerakan masyarakat hingga tata kelola pemerintahan mendatangkan berbagai penghargaan dari UNICEF, Kementrian Kesehatan, dan Kementrian Kesehatan sebagai penggerak ASI Eksklusif terbaik di Indonesia dan inisiator ASI Eksklusif terbaik bagi Dr. Rony Roekmanto, M.Kes dari Ibu Ani Yudhoyono. Rincian Inovasi I. Latar Belakang Masalah Klaten merupakan kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang beribukota di Kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat 1. Pada tahun 2006, terjadi gempa yang menewaskan sekitar 5000 orang dan ribuan orang lainnya kehilangan tempat tinggal. Korban yang paling banyak merasakan penderitaan adalah Ibu dan anak karena budaya patriarki masih menempatkan kehidupan anak sebagai tanggung jawab seorang ibu. Ibu harus bertanggung jawab 1 Pemkab Klaten, Letak dan Data Geografi, www. klatenkab.go.id, diakses dari pada tanggal 1 Juli 2009 pukul terhadap anaknya dalam proses evakuasi maupun dalam proses penanggulangan dampak bencana sehingga jumlah korban dari pihak ibu dan anak menjadi signifikan. Banyak sekali sumbangan yang mengalir ke kabupaten ini mengingat jumlah korban yang sangat besar dan kerusakan bangunan yang parah. Hampir setiap sumbangan yang mengalir ke kabupaten ini salah satunya pasti berupa susu formula maupun makanan bayi yang dibagikan ke setiap keluarga tanpa pertimbangan apakah keluarga tersebut membutuhkan bantuan tersebut atau tidak. Akibatnya, terjadi penurunan praktek pemberian ASI yang merupakan asupan makanan bayi yang terbaik, sehat dan aman pada situasi Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 3

4 darurat. Lebih dari 80% keluarga yang memiliki anak di bawah usia dua tahun mengkonsumsi susu formula selama situasi darurat dibandingkan dengan sebelum terjadinya gempa 2. Hasil survey UNICEF menunjukkan bahwa anak-anak yang berusia di bawah dua tahun yang menerima bantuan susu formula mengalami diare dua kali lebih besar (11.5% vs 25.4%) dibanding mereka yang tidak menerima sumbangan tersebut 3. Selain itu, setelah terjadinya gempa, terjadi perilaku yang salah dari ibu-ibu yang beranggapan bahwa dengan adanya stressor gempa berakibat pada tidak keluarnya air susu ibu sehingga bayi-bayi diberikan susu formula dengan botol. Namun karena pada situasi tersebut kebutuhan air sangat sulit didapatkan, maka terjadi peningkatan angka diare yang cukup signifikan pada anak-anak 4 padahal jumlah penduduk umur 0-4 tahun pada tahun 2006 tersebut cukup besar yakni 7.3% dari total jumlah penduduk 5. dan ASI eksklusif. Hal tersebut sangat membantu transisi program yang awal mulanya merupakan program tanggap darurat menjadi program rutin pemerintah untuk memperbaiki praktek PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) di Kabupaten Klaten. Upaya gerakan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan pemberian ASI Eksklusif tersebut ternyata awalnya mendapat penolakan yang justru datang dari generasi tua yang berpendapat bahwa bayi berumur kurang dari 6 bulan tidak cukup hanya mendapatkan ASI saja tetapi juga sudah harus mulai mendapatkan makanan tambahan supaya kenyang dan cepat tumbuh besar dan kuat. Tantangan lainnya berasal dari produsen susu formula yang memberikan iming-iming bonus yang luar biasa kepada para petugas kesehatan sebagai garda terdepan gerakan ini. Kejadian tersebut segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Dengan dukungan dari UNICEF, pemerintah segera memobilisasi pelatihan konseling ASI bagi para kader posyandu dengan difasilitasi oleh LSM Selasi (Sentra Laktasi Indonesia) yang berbasis di Jakarta dan dilanjutkan dengan pelatihan dan sosialisasi kepada petugas kesehatan dan para tokoh masyarakat. Kegiatan tersebut ternyata menumbuhkan komitmen yang sangat tinggi terhadap program inisiasi menyusu dini 2 Unicef, Pengalaman Berharga: Program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, Dokumentasi Program Unicef, h Ibid, h Wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten pada 13 Juni BPS Kabupaten Klaten, Klaten dalam Angka, klatenkab.bps.go.id, diakses dari w=article&id=30&itemid=32, pada tanggal 2 Juli pukul II. Inisiasi Inisiasi yang bermula dari program tanggap darurat yang didukung oleh gerakan NGO lokal maupun internasional kemudian menginspirasi Dinas Kesehatan untuk menginstitusionalisasikannya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun Gagasan untuk menginstitusionalisaikan gerakan tersebut berasal dari bagian Kesehatan Masyarakat yang dikepalai oleh Dr. Ronny Roekmito, M. Kes (sekarang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten) dan salah satu Kepala Puskesmas di Kabupaten Klaten Dr. Limawan Budiwibowo, M. Kes (sekarang Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten) sekaligus Ketua IDI/Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Klaten) yang didukung oleh UNICEF untuk mengatasi peningkatan kasus diare dan angka kematian bayi akibat menurunnya praktek Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 4

5 pemberian ASI di wilayah tersebut. Inisiasi ini secara kelembagaan mendapatkan dukungan yang penuh dari Bupati Klaten (eksekutif) dan DPRD II Kabupaten Klaten (legislatif) sehingga mendapatkan dana rutin APBD serta dukungan finansial dari UNICEF. Di awal program tersebut, dukungan UNICEF sebanyak 52% dari total dana dan terus diupayakan untuk didanai secara mandiri dari APBD. Data mengenai pendanaan untuk Program PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) Kabupaten Klaten disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Pendanaan untuk Program PMBA di Klaten dalam rupiah (informasi diberikan oleh Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten) 6 Pendanaan Program Gizi dan Total Pendanaa Tahun Kesehatan Ibu (Dinas Tahunan untuk UNICEF Kesehatan Kabupaten dari Program Dukungan APBD II) Pemberian ASI (48%) (52%) (100%) (49%) (51%) (100%) (43%) (57%) (100%) (61%) (39%) (100%) 6 Unicef, op. cit. h. 8. Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 5

6 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pendanaan 2006 untuk program Kesehatan Ibu meliputi pendanaan dari United Nations for Population Activiteis (UNFPA). Pendanaan APBD II 2009 untuk program Kesehatan Ibu tidak tersedia untuk program pemberian ASI. Pendanaan pemerintah tahun 2008 mengalami peningkatan karena meningkatnya komitmen terhadap pemberian ASI. Pendanaan UNICEF yang lebih banyak juga diberikan untuk mengembangkan pelayanan penyuluhan, menetapkan kecamatan sayang bayi dan Gerakan Rumah Sakit Sayang Bayi di RSI Klaten. Di tahun 2010, terdapat anggaran khusus untuk program ASI dan terpisah dari anggaran untuk Program Gizi dan Kesehatan Ibu. Dukungan UNICEF diberikan untuk pelatihan petugas dan kader kesehatan sebagai kelanjutan dari program promosi pemberian ASI. Ketika komitmen secara kelembagaan antara pemerintah daerah dan DPRD sudah didapatkan, maka pelaksanaan secara struktural juga relatif mudah untuk diwujudkan. Dengan adanya lembaga Puskesmas dan lembaga kesehatan lainnya yang semuanya dibawah Dinas Kesehatan, maka pelaksanaan Program IMD dan ASI Eksklusif juga mendapatkan dukungan dari para penggerak program yang meliputi petugas kesehatan dan stakeholder (kepala Puskesmas, Kepala Desa, kader) dan masyarakat secara luas. Ketika dimulai di tahun 2006, sudah mulai ada sosialisasi tidak boleh ada sponsor dari produsen susu formula serta adanya dukungan komitmen dari bidan dan petugas kesehatan untuk tidak menerima kontrak dengan produsen susu formula. Ketika Perda tentang Inisiasi menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif diterbitkan di tahun 2008, komitmen untuk melaksanakan Perda tersebut dan masa transisi penghabisan kontrak dari produsen susu formula tidak mengalami hambatan. Bahkan bidan di daerah Klaten harus menandatangani surat pernyataan diatas materai untuk tidak menggunakan susu formula ketika mengajukan surat izin praktek bidan atau melakukan perpanjangan izin mereka. Selain memanfaatkan lembaga kesehatan di bawah Dinas Kesehatan, pihak inisiator (Dinas Kesehatan dan UNICEF) juga memanfaatkan stakeholder dalam masyarakat untuk berkomitmen mewujudkan 10 Langkah menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM). 10 Langkah tersebut diantaranya adalah 7 ; 1. Menetapkan Kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas. 2. Melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan kebijakan tersebut. 3. Memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan talaksananya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun. 4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang bersalin. 5. Membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis. 6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir. 7 Puskom, 2011, 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui, diakses dari tanggal 7 September 2012 pukul Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 6

7 7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari. 8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui 9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI. 10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI di masyarakat danmerujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan. Salah satu kecamatan yang terpilih sebagai contoh dalam Gerakan Kecamatan Sayang Anak adalah Kecamatan Gantiwarno yang melengkapi kantornya dengan ruang laktasi yang dilengkapi dengan media audio visual dan KIE mengenai ASI. Selain itu, masyarakat umum yang mempunyai kepedulian terhadap ASI Eksklusif atau kader Posyandu dan Tim Penggerak PKK juga bisa mendaftar untuk berperan di lingkungan sekitarnya dengan manjadi motivator ASI. Kendala utama dalam proses inisiasi tersebut berasal dari produsen susu formula yang secara massif memberikan iming-iming reward yang besar kepada para bidan untuk tetap memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. Kendala kedua berasal dari para bidan yang enggan melepaskan penghasilan tambahan mereka sebagai agen susu formula di kliniknya. Namun setelah selama 2 tahun proses sosialisai, mereka dengan penuh kesadaran dan secara konsisten berkomitmen untuk malaksanakan program IMD dan ASI Eksklusif demi menekan angka gizi buruk dan kematian pada bayi dan anak. Kendala ketiga, berasal dari keluarga ibu yang baru melahirkan seperti ibu kandung, nenek, suami yang kurang terbuka terhadap pengetahuan baru dan kurang bisa melepaskan kebiasaan lama dengan memberikan makan terlalu dini pada bayi seperti pemberian air tajin, pisang, dan makanan lainnya. Berbagai kendala yang muncul diatas, tidak mengurangi komitmen dari Dinas Kesehatan dan masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Tantangan tersebut memerlukan proses, waktu, dana serta konsistensi dari pihak-pihak yang terlibat agar program tersebut berhasil dilaksanakan dan menjadi budaya agar kesehatan ibu dan anak terjamin. Upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut diantaranya adalah: Pertama, untuk mengatasi upaya produsen susu formula yang gencar melakukan promosi di daerah Klaten, Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi Perda Inisiasi Menyusui Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif kepada pihak produsen susu formula. Dinas Kesehatan dengan tegas memberikan pernyataan menolak susu formula untuk bayi dengan dalih apapun. Jika bayi terpaksa harus mendapatkan susu formula karena kasus-kasus tertentu, maka harus mendapatkan rekomendasi dan rujukan dari dokter spesialis anak. Dinas Kesehatan juga dengan tegas menolak kerjasama dengan pihak produsen susu formula meskipun iming-iming kerjasama dengan keuntungan yang besar baik bagi Pendapatan Asli Daerah maupun bagi dokter dan pengambil kebijakan kesehatan. Selain itu, Dinas Kesehatan juga secara rutin meninjau penjualan susu formula di toko-toko untuk melihat sejauh mana promosi pihak produsen susu formula dalam mendapatkan pelanggan mereka. Kedua, untuk mengatasi bidan yang sebelumnya menjadi agen susu formula dan harus kehilangan penghasilan tambahannya karena tidak Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 7

8 boleh lagi menerima bonus dengan mempromosikan susu formula pada pasiennya, Dinas Kesehatan melibatkan semua bidan praktek untuk menjadi konselor laktasi di kliniknya dan bertugas memantau keberhasilan setiap pasien yang melahirkan di kliniknya. Baik fasilitator, konselor maupun motivator mendapatkan piagam yang merupakan tanda penghargaan dari pemerintah. Dikarenakan mereka tidak mendapatkan tunjangan tetap sebagai penghargaan atas tugas tambahan mereka sebagai fasilitator, konselor dan motivator, maka untuk menjaga konsistensi mereka dalam mensukseskan program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI Eksklusif, maka Pemerintah Daerah sering mengadakan kegiatan bersama sebagai sarana penyegaran. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai sarana untuk saling mengakrabkan antar petugas, mencegah kejenuhan serta menguatkan dan mengingatkan kembali komitmen mereka untuk menekan angka kematian bayi dan ibu dengan program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI Eksklusif. Dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten Dr. Ronny Roekminto, M.Kes didapatkan informasi bahwa kedepannya akan dipikirkan supaya nantinya petugas-petugas baik itu fasilitator dan konselor mendapatkan reward yang layak sebagai petugas kesehatan yang mesukseskan program Inisiasi Menyusui Dini dan Gerakan ASI Eksklusif Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten. Ketiga, untuk mengatasi permasalahan mengenai budaya ASI Eksklusif yang belum bisa banyak diterima oleh generasi tua, Pemerintah Daerah menyiapkan perangkat sosialisasi supaya mereka berproses menerima kebijakan baru ini. Keluarga seperti suami, ayah, ibu, serta kerabat yang lainnya yang belum mempunyai pengetahuan mengenai ASI Eksklusif juga diberi pengertian oleh bidan ketika pra melahirkan dan setelah melahirkan. Setelah pulang ke rumah, tidak hanya ibu, tetapi mereka sebagai anggota keluarga terdkat juga terus didampingi oleh motivator laktasi dari kader terpilih Gambar 1. Strategi Program IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Pemerintah Kabupaten Klaten Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 8

9 Gambar 2. Kegiatan Kawal ASI Program IMD dan Pemberian ASI Eksklusif Pemerintah Kabupaten Klaten PKK di lingkungan tempat tinggal mereka supaya tetap mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Proses pelaksanaan gagasan atau implementasi dari program IMD dan ASI Eksklusif Kabupaten Klaten melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang sampai menjadi program rutin dan berkesinambungan. Secara umum, desain kebijakan IMD dan pemberian ASI eksklusif digambarkan sebagai Gambar 1 8 : Adapun strategi yang digunakan oleh pemerintah dalam mensukseskan program tersebut diantaranya adalah 9 : 1. Advokasi Dengan dukungan Perda No 7/2008, pemerintah mewajibkan semua petugas kesehatan 8 Budiwibowo, L, Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI Secara Eksklusif, www. gizi.depkes.go.id diakses dari pada 2 Juli 2012 pukul Unicef. op. cit. h untuk menciptakan lingkungan yang mendukung praktik IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Selain itu, dalam peraturan tersebut juga terdapat anjuran untuk menyiapkan ruang menyusui di semua puskesmas dan kantor pemerintah. Untuk meningkatkan komitmen politik para pemangku kebijakan setempat, UNICEF dan Dinas Kesehatan memulai proyek percontohan di tiga kecamatan terpilih. Selain itu dikembangkan juga pengembangan kelompok Masyarakat Pendukung ASI, menciptakan lingkungan kondusif untuk ibu menyusui melalui pengendalian promosi susu formula dan pengendalian sponsorship kegiatan profesi. Obyek utama dari program ini adalah lingkungan sekitar ibu seperti keluarga, masyarakat dan institusi. Untuk mendukung desain program IMD dan pemberian ASI Eksklusif yang dilakukan adalah Program Kawal ASI. Program Kawal ASI masuknya pada waktu calon ibu akan mendaftar menjadi calon Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 9

10 pengantin, dia datang ke Puskesmas untuk melakukan imunisasi. Dari situ kita sudah mulai masuk. Kemudian setelah menikah kita ikuti terus, rumahnya dimana, itu yang mengawal adalah motivator, kader yang ada. Kemudian ketika dia bersalin, bersalin dimana, itu kita ikuti sampai begitu dia bersalin dia harus melakukan inisiasi dini. Prosedur mengikutinya kan dengan adanya catatan medik. Dia didampingi mau bersalin dimana, di rumah sakit, di rumah bersalin, atau di bidan? Data itu di berikan kepada bidan tersebut begitu akan melakukan persalinan. Setelah itu ibu melakukan IMD didampingi petugas kesehatan. Ketika sudah pulang, motivator terdekat mengambil alih pengawalan tersebut supaya pemberian ASI Eksklusif berjalan sukses 10 Untuk mempermudah dalam pemahaman, kegiatan Kawal ASI tersebut digambarkan sebagai Gambar 2 11 Kegiatan kawal ASI tersebut dilakukan secara simultan dilakukan oleh fasilitator, konselor dan motivator yang sudah menerima pelatihan. Fasilitator yang ada jumlahnya sekitar 15 orang dan sudah meneriman pelatihan plus 60 jam dan fasilitator ini yang membina 5 kawedanan secara rutin. 1. Peningkatan Kapasitas Untuk mendukung implementasi program IMD dan pemberian ASI Eksklusif, pemerintah daerah juga melakukan kegiatan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan. Non tenaga kesehatan. Pada bulan Agustus 2006, hanya dua bulan setelah gempa, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten dan UNICEF melakukan konseling ASI yang pertama. Para kader posyandu mendapatkan prioritas utama untuk mengikuti pelatihan tersebut dengan menggunakan modul konseling ASI yang diadaptasi dari Modul 40 jam UNICEF/WHO. Selain itu, beberapa peserta terpilih melanjutkan pelatihan untuk menjadi fasilitator. Pada bulan Juli 2007, dilakukan pelatihan untuk kader posyandu (motivator). Mereka dilatih dengan menggunakan meteri yang sudah disederhanakan berdasarkan pengalaman pelatihan pada saat tanggap darurat. Modul dibuat dengan menggunakan lebih banyak gambar dan menyederhanakan beberapa teori yang ada. Saat ini, terdapat 1 orang IBCLC (DSA), 15 fasilitator ASI, 409 konselor ASI dan 1257 motivator (kader) ASI 12. Selain itu, peningkatan kapasitas lainnya yang sudah dilakukan adalah workshop ASI untuk tenaga kesehatan, lingkungan sekitar dan kader (sekitar 500 orang), kemudian workshop untuk dokter spesialis obsgyn dan spesialis anak, sosialisasi IMD terkini bagi profesi dokter, pelatihan pertumbuhan dan perkembangan bagi tenaga gizi serta pelatihan PMBA (Pemberian Makan pada Bayi dan Anak) bagi kader posyandu. 2. Komunikasi Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten melakukan sosialisasi mengenai pentingnya ASI sebagai upaya untuk memperkuat pesan yang telah disampaikan petugas kesehatan kepada para ibu. Ruang konseling laktasi di puskesmas, rumah sakit dan kantor pemerintah di seluruh kabupaten dihiasi dengan poster, pamflet, lembar balik, alat bantu konseling dan video ASI. Selain itu, kegiatan promosi ASI juga dilakukan melalui pembuatan video dokumentar IMD dengan pelaku warga Klaten, kunjungan media, mengadakan Jambore kader ASI, lomba paduan suara konselor dan motivator ASI, serta ikrar 1000 ibu hamil mendukung IMD dan ASI eksklusif. 10 Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten. op. cit. 11 Budiwibowo, L. op. cit 12 Roekmito R, Pengalaman Klaten dalam Program IMD dan ASI Eksklusif (ppt), h. 6. Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 10

11 Gambar 3. Baliho Gerakan ASI Eksklusif di Tempat Publik Gambar 4. Sosialisasi IMD dan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Hamil Baliho besar dipasang di ruang-ruang publik di Kabupaten Klaten dengan pesan mendukung pemberian ASI. Baliho yang lebih kecil juga dipasang di setiap Puskesmas yang menampilkan gambar Ibu Bupati yang mendukung pemberian ASI. Materi lainnya juga menampilkan Bapak Bupati sebagai tokoh sentral yang mendukung Program ASI. Tokoh agama juga ikut memberikan pesan penting tentang ASI dalam khutbah Jumat maupun dalam kegiatan religi agama lainnya. Dalam Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 11

12 konseling pra nikah yang dilakukan oleh KUA juga diselipkan pesan untuk calon ibu supaya bisa memberikan ASI secara eksklusif pada putra/putrinya. Pesan yang sama juga disebarluaskan melalui pertunjukan wayang supaya kaum pria sebagai penonton utama pertunjukan wayang ikut tersosialisasikan dengan program ini dan muncul kesadaran untuk ikut membantu keluarganya memberikan ASI eksklusif pada bayibayi yang baru lahir. Menurut hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Klaten, pemerintah menyediakan dana sekitar 1 juta rupiah bagi dalang yang mau menyelipkan pesan ini dalam pertunjukan mereka. 3. Memperkuat Sistem Kesehatan Strategi keempat adalah memperkuat sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan serta fasilitasnya di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten yang disinergikan dnegan lembaga kesehatan dan lembaga masyarakat lainnya. Untuk itu, setiap Puskesmas di Klaten telah menjadi pusat konseling laktasi dimana setiap Puskesmas sedikitnya memiliki 8 konselor laktasi yang memberikan kosneling pada setiap ibu hamil dan menyusui, calon pengantin, memberikan fasilitas rooming-in bagi puskesmas rawat inap yang menyediakan pelayanan kelahiran, serta menerapkan puskesmas yang bebas dari susu formula. Program Kawal ASI yang diterapkan juga setidaknya memperkenalkan 8 kontak antara petugas kesehatan (konselor) dengan para ibu yang dimulai pertama kali pada saat konseling pra nikah. 4. Strategi Evaluasi Kinerja Dari strategi-strategi tersebut diatas, Dinas Kesehatan juga menerapkan mekanisme evaluasi seperti dengan melihat angka prosentase IMD setiap bulannya di setiap puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya. Setiap warga yang melahirkan di Klaten mendapatkan jaminan untuk bisa melaksanakan IMD. Data mengenai jumlah ibu yang melahirkan dan pelaksanaan IMD didapatkan dari petugas konselor dan petugas gizi dari puskesmas. Jika ada suatu wilayah yang turun angka keberhasilan pemberian ASI eksklusifnya, maka akan ada tindak lanjut langsung dari Dinas Kesehatan dengan diwakili dari fasilitator program IMD dan pemberian ASI Eksklusif. Setiap fasilitator yang merupakan dokter PTT yang sudah digaji oleh negara tidak mendapatkan imbalan finansial sehingga tingkat keberlangsungan program ini relatif cukup tinggi. Untuk memonitoring distribusi susu formula, pihak pemerintah secara rutin meninjau dinamika penjualan susu formula di toko, Meskipun angka penjualan tersebut tidak bisa didapatlan secara detil, tetapi dari hasil wawancara dengan pihak distributor susu di toko menunjukkan bahwa penjualan susu menurun drastis terutama di toko di daerah perkotaan. Selain itu, strategi evaluasi lainnya adalah dengan serta memberikan sanksi bagi bidan yang nakal yang melanggar komitmennya dengan memberikan efek jera dengan memasang bendera hitam di depan klinik prakteknya serta pencabutan izin praktek setelah diberi surat peringatan sesuai dengan prosedur dan surat pernyataan yang sudah disepakati sebelumnya. Data evaluasi kinerja IMD dan ASI Eksklusif didapatkan dari Kartu Ibu dan Anak yang dipegang oleh masing-masing ibu dan dari data tersebut kemudian diakumulasi oleh kader motivator yang ada di setiap Posyandu untuk dilaporkan ke Puskesmas Kecamatan masing-masing dan menjadi laporan untuk Dinas Kesehatan. Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 12

13 IV. Dampak Substantif Dampak substantif terhadap kelompok sasaran adalah peningkatan kesadaran para calon ibu untuk berkomitmen menuntaskan ASI Eksklusif kepada anak-anaknya. Jika sebelumnya pemahaman perempuan di Klaten hanya pada level pengetahuan maka keberadaan program gerakan ASI Eksklusif ini mampu menciptakan sebuah perubahan sampai pada tahap prilaku. ASI Eksklusif tidak hanya sebuah wacana yang mengambang namun menjadi sebuah agenda yang hampir melekat pada ideologi setiap individu yang menuntut suatu tindakan yang nyata. Oleh karena itu setelah inisiasi ini muncul, jumlah cakupan ASI Eksklusif terus mengalami kenaikan yang cukup significant. Hal ini seperti yang tercatat pada gambar di bawah ini bahwa dalam periode tahun , cakupan ASI Eksklusif mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yakni dari 22,7% menjadi 79,9%. Gambar. 5 Prosentase Hasil Cakupan ASI Eksklusif ,13 79,9 60,2 43,4 22, Sumber : Roekmito R, Pengalaman Klaten dalam Program IMD dan ASI Eksklusif (ppt) Selain itu, angka prosentase Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga meningkat tajam, sekitar 83-85%, dan ini sudah menjadi isu nasional. Di tingkat nasional seorang ibu yang melahirkan sekarang dianjurkan untuk melakukan IMD sebagai perlakuan awal dari ASI Eksklusif 13. Kondisi tersebut praktis juga memberi dampak yang menyeluruh terhadap penguatan kapasitas para ibu untuk menciptakan berbagai strategi dalam menuntaskan Asi Eksklusif dimana setiap ibu tidak berada dalam 13 Wawancara dengan Kepala Dinas Kabupaten Klaten. op. cit. peran yang seragam. Para ibu yang berperan sebagai ibu rumah tangga tentu tidak terlalu sulit karena dapat mendampingi anaknya secara penuh sehingga memiliki peluang yang lebih mudah untuk menyusui setiap saat. Sementara para perempuan yang bekerja di luar rumah terlebih dengan waktu yang tidak fleksibel harus melakukan beberapa penanganan khusus agar anak-anak mereka tetap dapat mengkonsumsi ASI meskipun ibunya tidak sedang bersamanya. Mereka biasanya akan menjalankan strategi memerah di tempat kerja dan menyimpannya dengan ketentuan tertentu dan Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 13

14 Gambar.6.Dampak Inovasi terhadap Penguatan Kapasitas yang Komprehensif ibu dan bayi media massa, mot ivator, kons elor, kp ASI asi eksklusif dokter obsgyn, dok ter anak, bidan keluarga, teta ngga, kantor orang yang membantunya di rumah akan memberikannya kepada bayi sesuai kebutuhan. Maka sebetulnya orang-orang di sekitar para ibu yang juga memiliki andil dalam keberhasilan menyusui secara eksklusif. Mereka juga terintervensi untuk memiliki persepsi yang sama tentang manfaat, cara melakukan, dan ragam pola pemenuhannya kebutuhan tersebut. Oleh karena itu selain pada konteks individu atau target utama para ibu, program ini juga memberikan dampak yang lebih luas kepada lingkungan sekitar dalam menciptakan sebuah sistem pendukung (support system) yang kolektif. Di lingkungan medis, inovasi ini telah memberi dampak pada adanya kegiatan-kegiatan pelatihan untuk membentuk para tenaga kesehatan agar memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mendampingi para ibu yang hendak menyusui secara eksklusif. Pelatihan terkait juga dilakukan untuk tenaga gizi dan kader posyandu tentang pemberian makan pada bayi dan anak. Kondisi ini menciptakan perubahan positif dimana para tenaga kesehatan menjadi tidak lagi bekerja sama dengan produsen susu formula dan mengarahkan para ibu untuk memberikan makanan pendamping ASI pada saat dan dengan komposisi yang tepat. Sebagai bentuk kontrol sosial untuk menjaga konsistensi prilaku ASI Eksklusif, inovasi ini juga mendorong terjadinya sebuah pelatihan fasilitator, konselor dan motivator. Saat ini telah terbentuk Ikatan Konselor ASI Klaten yang tediri dari 450 konselor yang tersebar di rumah sakit dan puskesmas Klaten dan 1257 motivator yang menyebar sampai pada tingkat RT 14. Para motivator ini tidak hanya bergerak untuk menguatkan para ibu tapi juga seluruh anggota keluarga yang ada di sekitar para ibu. Jika sebelumnya, orang tua para ibu yang menyusui atau bahkan tim medis cenderung mengarahkan agar bayi dapat diberi tambahan susu formula atau makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan maka melalui motivator dan konselor tersebut, program ini mampu memberi pendekatan agar persuasi dan kebiasaan lama 14 Roekminto Rony op cit. h.6 Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 14

15 semacam itu tidak terjadi lagi. Saat ini baik tenaga kesehatan, para orang tua, kelompok sebaya dan mungkin juga para tetangga sudah memiliki pola berpikir yang sama untuk selalu memberikan dukungan penuh jika mendapati ibu-ibu yang sedang menjalankan program menyusui secara eksklusif. Dengan demikian secara kultural, kesadaran untuk merealisasikan peningkatan cakupan ASI Eksklusif dibangun dengan menumbuhkan tanggung jawab bersama dan tidak hanya dibebankan kepada perempuan yang menyusui. Sehingga ketika terjadi keberhasilan maupun kegagalan maka salah satu yang menjadi sorotan adalah mekanisme sistem kultural yang terjadi tersebut. Di lain pihak, inovasi ini berhasil menghasilkan sebuah kebijakan yang telah memberi dampak secara kelembagaan baik bagi pemerintah daerah maupun instansi-instansi kerja. Sebagai bentuk kontrol untuk menjamin terlaksananya progam, kemunculan Peraturan Daerah tentang ASI Eksklusif memiliki peran yang sangat startegis. Peraturan tersebut menjadi sebuah catatan tentang keseriusan para aparatur dalam mengelola pemerintahannya agar senantiasa berada dalam idealisasi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu secara kelembagaan, Klaten berhasil menjadi salah satu pemerintah daerah yang memiliki karakter kuat untuk menerjemahkan tata kelola pemerintahan yang baik dan sensitif terhadap kepentingan warganya. Hal ini meskipun belum semua wilayah terjangkau oleh inisiasi program namun setidaknya telah terbentuk 4 kecamatan sayang bayi yakni di kecamatan Karangdowo, Gantiwarno, Jatinom dan Prambanan serta di semua Puskesmas telah terbentuk KP ASI baik di tingkat desa maupun posyandu 15. Selain itu kemunculan kebijakan dapat menjadi acuan bersama dalam melepaskan diri dari ketergantungan industri seperti ekspansi produsen susu formula agar kemandirian dalam menuntaskan ASI Eksklusif tetap berada dalam koridornya. Di lingkungan kerja sendiri juga muncul komitmen untuk menyediakan beberapa fasilitas penunjang bagi para ibu yang bekerja dan menyusui seperti ruang laktasi, kesempatan untuk memerah bahkan kulkas di tempat kerja untuk menyimpan asi perah. V. Institusionalisasi dan Tantangan Upaya pelembagaan untuk mengawal inovasi gerakan ASI Eksklusif ini adalah dengan menerbitkan berbagai kebijakan yang merujuk pada UU RI No tentang Kesehatan. Berdasarkan UU tersebut, Kabupaten Klaten mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.7/2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif yang diturunkan kembali sampai pada peraturan Bupati. Perda tersebut mengatur tentang IMD dan ASI Eksklusif, jaminan untuk memberikan perlindungan serta tidak melanggar hak-hak ibu dan bayi. Selain itu, arena yang menjadi sasaran program adalah lingkungan sekitar seperti keluarga, masyarakat dan institusi dengan prioritas tersedianya ruang laktasi di insitiusi, perkantoran pemerintah/swasta dan tempat umum. Beberapa pasal yang menjadi poin kunci peraturan untuk mendorong seluruh pihak agar mendukung pelaksanaan gerakan ASI Eksklusif adalah 16 : Pasal 4 yang menegaskan bahwa setiap tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan dan perawatan kesehatan ibu dan anak wajib memberikan informasi dan anjuran tentang pentingnya IMD kepada ibu dan keluarganya; setiap 15 Roekmito R, ibid h Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008 tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 15

16 sarana pelaynan kesehatan yang memberikan pelayanan pertolongan persalinan wajib menyediakan sarana dan prasaran bagi ibu meliharikan untuk melakukan IMD dan setiap tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan dan perawatan ibu dan anak wajib membantu melakukan IMD kecuali ada alasan medis tertentu. Terkait dengan anjuran ASI Eksklusif pasal 5 menjelaskan bahwa ASI Eksklusif diberikan kepada bayi sejak bayi lahir sampai usia 6 (enam) bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. Selain itu masih dalam pasal yang sama disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya wajib memberikan informasi dan bimbingan kepada masyarakat terutama semua ibu yang baru melahirkan, ibu hamil, calon pengantin dan remaja putri tentang manfaat ASI Eksklusif dan cara menysui yang baik serta tidak memberikan makan tambahan apapun termasuk susu formula kecuali atas indikasi yang ditentukan oleh dokter. Bagi tenaga kesehatan pasal 6 mengatur bahwa setiap saran pelayanan kesehatan wajib menyediakan ruang laktasi guna mendukung keberhasilan Program IMD dan ASI Eksklusif. Tempat-tempat umum dan perkantoran/instansi baik milik pemerintah maupun swasta juga diwajibkan untuk menyediakan ruang laktasi guna mendukung keberhasilan pelaksanaan ASI Eksklusif. Untuk mempercepat keberhasilan implementasi dari kebijakan tersebut, Pemerintah Daerah terus berkoordinasi dengan SKPD. Dalam proses pembinaan dan pengawasan, di tingkat daerah Bupati juga membentuk tim Pembina dan Pengawas yang bertugas untuk melaksanakan sosialisasi tentang kebijakan kepada masyarakat sekaligus melakukan pembinaan kepada tenaga kesehatan serta mengevaluasi program. Secara sosial, Peraturan tentang IMD dan ASI Eksklusif juga memuat tentang pentingnya keterlibatan orangorang di sekitar ibu yang sedang menyusui seperti pada pasal 5 ayat 3 : Setiap ibu melahirkan, suami dan keluarganya berkewajiban untuk berperan aktif dalam program IMD dan ASI Eksklusif. Bagi tenaga kesehatan Pemda Klaten mengeluarkan kebijakan bagi para bidan yang hendak bekerja di puskesmas atau rumah sakit harus menandatangani MoU yang memuat perjanjian untuk berkomitmen penuh mendukung ASI Eksklusif dan menentang promosi susu formula 17. Jika dalam penyediaan fasilitas penunjang ASI Eksklusif maka pihak-pihak yang terlibat akan diberikan penghargaan. Namun sebaliknya apabila dalam pelaksanaan kegiatan terjadi pelanggaran baik di tempat pelayanan kesehatan, lingkungan kerja pemerintah atau swasta maupun di tempat-tempat umum akan dikenakan sanksi yang sifatnya graduatif. maka Menurut beberapa kalangan masyarakat peraturan tersebut memang belum sepenuhnya diimplementasikan secara merata di seluruh wilayah. Bagi masyarakat perkotaan yang diasumsikan lebih dekat dengan pusat kota dan pemerintahaan cenderung memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan informasi berikut layanan optimal lainnya. Namun untuk masyarakat yang berada di daerah pedesaan, di samping peraturan ini juga masih baru, sistem operasionalisasinya juga terbatas. Beberapa warga ada yang masih belum mengetahui tentang gebrakan Pemerintah Daerah Klaten tersebut sehingga banyak bayi di daerah pedesaan yang 17 Wawancara dengan dr. Limawan Budi Wibowo, M.Kes 21 Juni 2012 Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 16

17 mengkonsumsi susu formula sebelum usianya enam bulan. 18 Pada konteks yang lain, upaya untuk menjaga konsistensi implementasi kebijakan juga bukan persoalan yang sederhana. Ada beberapa tantangan yang dapat menjadi kendala yakni. : 1. Intervensi produsen susu formula yang dalam logika industri akan tetap melakukan promosi agar akumulasi keuntungan terus terjadi. Para bidan, tenaga kesehatan lainnya dan bahkan kepala Dinkes sering dihubungi secara pribadi dengan dijanjikan kompensasi yang menggiurkan jika bersedia menanggalkan komitmen ASI Eksklusif dan bergabung kembali sebagai mitra susu formula. Terlebih di dalam wilayah Klaten sendiri terdapat pabrik susu formula yang secara legal-formal memiliki ijin usaha sehingga mereka secara geografis sangat mudah untuk melakukan ekspansi pasar. Kondisi ini masih ditambah dengan masih melemahnya beberapa kesadaran masyarakat terutama di daerah pedesaan tentang pentingnya ASI Eksklusif. Keterbatasan akses informasi, sarana dan layanan fasilitas kesehatan menjadi kendala utama untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di wilayah-wilayah pedesaan. Sampai saat ini Pemerintah Daerah Klaten tampaknya hanya dapat berupaya melalui pengembangan sosialisasi dengan lebih optimal sebab untuk melakukan perombakan yang 18 Hasil wawancara dengan Endang (Warga Klaten), 25 Agustus, 2011 lebih besar tentu membutuhkan kapital yang besar dan mekanisme yang tidak sederhana. Hal inilah yang dianggap sebagai potensi ancaman yang harus selalu diwaspadai. 2. Menurunnya semangat tenaga kesehatan karena faktor kejenuhan dalam mengelola rutinitas. Pola aktivitas keseharian untuk selalu mempertahankan ideologi sebagai pelayan masyarakat agar keberhasilan capaian ASI Ekskulif tetap terjaga tentu membutuhkan energi yang luar biasa. Sementara industri dengan ambisinya juga tidak pernah berhenti untuk menawarkan sebuah kepraktisan yang berujung pada nilai komersialisasi yang tinggi. Jika sensitivitas tersebut tidak segera ditindaklanjuti maka akan menjadi sebuah fase kritis yang memungkinkan komitmen para tenaga kesehatan tersebut meluntur. 3. Dukungan anggaran yang masih terbatas. Setelah kerjasama Dinas Kesehatan dengan UNICEF dalam program inovasi gerakan ASI Eksklusif ini berakhir maka saat ini hanya dapat mengandalkan dana dari APBD dimana jumlahnya tidak terlalu besar. Anggaran Dinas Kesehatan secara keseluruhan adalah sekitar 20 M sementara untuk ASI Eksklusif yang sudah masa pemerliharan hanya sekitar 300 juta. Secara kuantitatif, jumlah tersebut tentu sangat kecil sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan usaha yang sangat keras untuk menggali modal-modal sosial masyarakat. Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 17

18 VI. Lesson Learnt dan Catatan Kritis Dari sisi inovasi, program ini berhasil menjadi contoh dari kebijakan yang memuat inisiatif pemimpin yang kuat.. Kebijakan yang akhirnya muncul adalah sebuah produk dari keprihatinan terhadap masyarakat yang dibangun melalui kesadaran bersama akan pentingnya sebuah payung hukum yang dapat melindungi dan menjamin pemenuhan hak-hak dasar mereka sebagai warga negara. Pada konteks kepemimpinan (leadership) komitmen untuk mengemban tugas sebagai pengayom masyarakat juga layak untuk diapresiasi. Hal ini ditunjukkan dengan cepat dan tanggapnya Kepala Pemda Klaten dalam merespon realisasi Gerakan ASI Eksklusif ini hingga ranah struktural. Padahal Perda tersebut adalah yang pertama kali di Indonesia sehingga membutuhkan proses yang panjang mulai dari merumuskannya, negosiasi di level legislatif hingga sosialisasi. Namun dengan kemampuan kempemimpinan yang pro terhadap kebutuhan masyarakat, tim yang dimandatkan berhasil membuat Perda yang diharapkan dalam durasi yang relatif cepat. Demikian halnya dengan Kepala Dinas Kesehatan yang selama ini menjadi motor penggerak utama pemeliharaan program ini. Produsen susu formula tidak pernah berhenti membujuknya untuk bergabung dengan iming-iming yang sangat menggiurkan. Namun penolakan yang dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan yang memiliki integritas terhadap masyarakat adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah pemerintahan. Terakhir secara kelembagaan Pemda Klaten juga berhasil menciptakan sistem institusional yang seragam dalam merespon dan mendukung pemenuhan kebutuhan ASI Eksklusif. Hampir seluruh instansi pemerintah maupun swasta dan bahkan tempat-tempat umum saat ini sudah memiliki ruang laktasi lengkap dengan mekanisme pengaduan jika fasilitas penunjang tersebut tidak dipenuhi. Oleh karena itu praktik baik yang dilakukan Pemda Klaten ini dapat dikategorikan sebagai realisasi dari perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) terutama dalam konteks penyelenggaran pemerintahan yang responsif, partisitatif, efektif dan efisien. Peraturan yang diberlakukan untuk melindungi hak ibu dan anak selain juga karena peran pemerintah juga penting untuk mendapatkan intervensi dari aktor eksternal seperti dalam inovasi ini, UNICEF menjadi pihak pendukung yang memberikan banyak pembelelajaran. VII. Peluang Replikasi Inovasi gerakan ASI Eksklusif di Klaten ini memiliki peluang replikasi yang sangat terbuka bagi daerah lain. Hal ini terkait dengan kebutuhan nasional untuk mencapai target tertentu sebagai keberhasilan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga membutuhkan aksi-aksi lokal yang strategis. Selain itu, Pemda Klaten juga sangat terbuka bagi daerah-daerah lain yang ingin menjadikan program ini sebagai referensi dalam upaya meningkatkan cakupan ASI Eksklusifnya. Jika daerah menginginkan diadakan pelatihan dengan menggunakan jasa fasilitator terlatih, Pemda Klaten juga bersedia untuk mengirimkannya. Saat ini fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten telah memberikan pelatihan kepada 80 orang petugas kesehatan di 3 kabupaten lainnya di Jawa Tengah (Rembang, Banjanegara, dan Wonosobo). Mereka juga telah menjadi narasumber di tiga kabupaten di propinsi NTT dan NTB (Belu, Sikka dan Lombok Tengah) dengan mengintegrasikan Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 18

19 pemberian ASI pada pelayanan ANC (Atenatal Care), pelayanan kesehatan bagi ibu selama kehamilan. 19. Dokumen Perda dapat dijadikan acuan untuk pembuatan peraturan serupa tentang ASI. Beberapa instrumen penting lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang proses replikasi adalah Modul Pelatihan Konselor Laktasi dan Modul Pelatihan Fasilitator dimana keduanya dapat menjadi panduan teknis yang komprehensif. Modul tersebut memuat tentang berbagai wacana penting terkait dengan mengapa mendiskusikan tentang praktek menyusui berikut ASI Eksklusif menjadi penting. Selain itu, instruksi terperinci cara mengajar setiap sesi, latihan yang akan dikerjakan perserta berikut jawabannya, lembaran ringkasan, ceklis dan cerita-cerita yang diungakan selama ses praktik dalam pelatihan 20. 1) Bagi daerah yang ingin mereplikasi program ini perlu melakukan beberapa strategi: Penguatan dan pengembangan kapasitas komunitas lokal karena berdasarkan pengalaman Klaten, kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif adalah dorongan utama untuk sebuah produk Perda. Hal ini juga dianggap sebagai sebuah metode yang efektif sebab mengangkat isu ASI Eksklusif yang selama ini cenderung menjadi isu rumahan menjadi isu publik bukanlah persoalan sederhana. Terlebih benturan dengan aspek budaya dimana aktivitas menyusui lebih sering dilekatkan kepada perempuan atau ibu tapi bukan tanggung jawab bersama yakni suami, keluarga dan lingkungan 19 Unicef, op cit h.7 20 WHO, UNICEF, Modul Pelatihan Konseling Menyusui h.2 sekitar 21. Tantangan inilah yang sebaiknya menjadi agenda bersama bagi daerah yang ingin mengupayakan capaian serupa. 2) Komunikasi dan Penguatan Sistem Kesehatan terkait dengan lingkungan pertama yang akan dihadapi oleh ibu setelah melahirkan dan menuju proses menyusui. Para tenaga kesehatan inilah yang akan menjadi rujukan pertama dalam konsumsi informasi tentang manfaat, cara dan strategi menyusui termasuk ideologi untuk menolak intervensi susu formula agar minimal berhasil mencapai eksklusif enam bulan. Oleh karena itu penting untuk melakukan persamaan persepsi pada seluruh tenaga kesehatan sehingg dapat menopang keberhasilan setiap perempuan dalam prilaku menyusui. 3) Advokasi kebijakan yang idealnya dilakukan Indonesia secara nasional untuk programprogram yang sama di kabupaten-kabupaten. Namun karena ketiadaan hal tersebut atas berbagai alasan keterbatasan, maka pemerintah daerah dapat melakukan insiatif untuk membangun sebuah legal-formal yang dapat digunakan sebagai panduan sekaligus sistem kontrol pelaksanaan program yang tentunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dokumen : Referensi Dokumentasi Pengalaman Berharga; Program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. UNICEF Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Air Susu Ibu Ekskusif WHO-UNICEF, Modul Pelatihan Konseling Menyusui. 21 UNICEF, op cit h. 7 Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Klaten 19

INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF

INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF INISIASI MENYUSU DINI & PEMBERIAN ASI SECARA EKSKLUSIF MENURUNKAN RESIKO KEMATIAN BAYI & MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Oleh : Dr. Limawan B, M.Kes Kabid Kesmas Dinkes Kab.Klaten PENDAHULUAN Laporan WHO/Unicef

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROGRAM ASI DI KABUPATEN KLATEN. Oleh : dr.ronny Roekmito, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kab.Klaten

UPAYA PENINGKATAN PROGRAM ASI DI KABUPATEN KLATEN. Oleh : dr.ronny Roekmito, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kab.Klaten UPAYA PENINGKATAN PROGRAM ASI DI KABUPATEN KLATEN Oleh : dr.ronny Roekmito, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kab.Klaten Latar Belakang: Gempa...2006 VIDEOKlaten Bantuan Yang Tidak Terkontrol Susu Formula diberikan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Bab 5 Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI secara Eksklusif Ditinjau dari Aspek Hukum dan Kebijakan Kesehatan merupakan modal penting dalam

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pemberian

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh No Program Masalah Target / Indikator BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas, pemegang program, dan orang orang yang menjalankan program

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 14 APRIL 2016 NOMOR : 2 TAHUN 2016 TENTANG : PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF Sekretariat Daerah Kota Sukabumi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan potensi dan penerus untuk mewujudkan kualitas dan keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan sejak dini dengan

Lebih terperinci

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju No.58, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. ASI Eksklusif. Pemberian. Penggunaan. Susu Formula Bayi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5291) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF KABUPATEN KLATEN

ANALISIS FORMULASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF KABUPATEN KLATEN ANALISIS FORMULASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF KABUPATEN KLATEN RINI PRATIWI ANALISIS FORMULASI DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara, perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

Bab 10. Penutup. Simpulan

Bab 10. Penutup. Simpulan Bab 10 Penutup Simpulan Pertama, profil praktik IMD dan pemberian ASI eksklusif yang rendah mengindikasikan kegagalan bangsa Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas. Target nasional

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung adalah asupan energi, asupan protein, ASI eksklusif, MP-ASI, ISPA, umur balita, pemantauan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT ~ 1 ~ BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA BIDAN DESA DALAM PENCAPAIAN ASI EKSKLUSIF OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIGA PANAH DAN PUSKESMAS KUTABULUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penurunan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia memang mengalami kemajuan yang cukup bermakna, namun demikian tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG MENYUSUI. Better Work Indonesia. Betterworkindo. Better Work Indonesia funded by :

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG MENYUSUI.  Better Work Indonesia. Betterworkindo. Better Work Indonesia funded by : a Better Work Indonesia Betterworkindo www.betterwork.org/indonesia UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG MENYUSUI Better Work Indonesia funded by : 1 UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN UUD 1945 Pasal 27, Ayat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (ASI) MUHAMMADIYAH KLATEN

PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (ASI) MUHAMMADIYAH KLATEN PEMBENTUKAN KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU (ASI) MUHAMMADIYAH KLATEN Sutaryono, 1) Endah Purwaningsih, 2) 1) Prodi Farmasi, STIKES Muhammadiyah Klaten Sutar.on@gmail.com 2) Prodi Kebidanan, STIKES Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian balita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok yang paling

Lebih terperinci

igi.fisipol.ugm.ac.id

igi.fisipol.ugm.ac.id DATABASE GOOD PRACTICE University Network for Governance Innovation merupakan jaringan beberapa universitas di Indonesia sebagai wujud kepedulian civitas akademika terhadap upaya pengembangan inovasi tata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 26 Tahun

Lebih terperinci

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG Natalia Desty Kartika Sari ABSTRAK Keunggulan ASI adalah adanya kolostrum yang akan memberikan antibodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh manusia mengalami kemajuan melalui fase petumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual (Potter

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat BAB V KESIMPULAN Proses monitoring dan evaluasi menjadi sangat krusial kaitannya dengan keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat terdapat berbagai permasalahan baik dari awal

Lebih terperinci

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN Arulita Ika Fibriana, Muhammad Azinar Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta

AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta AMENORE LAKTASI SEBAGAI METODE BER KB SERTA URGENSINYA TERHADAP PP 33 TAHUN 2012 Oleh : Andang Muryanta Berbagai metode atau cara ber KB secara modern sudah kita kenal melalui penggunaan alat kontrasepsi

Lebih terperinci

Integrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional

Integrasi Upaya Penanggulangan. Kesehatan Nasional Integrasi Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS ke dalam Sistem Kesehatan Nasional Kerjasama Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Department of Foreign

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya penurunan angka kematian anak salah

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK KEKERASAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk mencapai pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 3 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan menempati kisaran ke dua sebagai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi.

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi. Latarbelakang - Benjamin Abdurahman benrahman@yahoo.com

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 55 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN RUANG MENYUSUI DI TEMPAT KERJA PEMERINTAH/SWASTA DAN FASILITAS UMUM LAINNYA WALI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kader kesehatan telah menyita perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini, karena banyak program kesehatan dunia menekankan potensi kader kesehatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Apa latarbelakang perlunya KADARZI? Apa itu KADARZI? Mengapa sasarannya keluarga? Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri Mengapa perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air susu ibu (ASI) terutama yang eksklusif tidak tergantikan oleh susu manapun. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA FASILITAS

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 64 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada 5 (lima) kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut disajikan sebagai berikut : 1. Peran pendampingan bidan dalam upaya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 125 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.3 Implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Antenatal Care dan Nifas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Setiap kebijakan yang dibuat pasti

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang MenurutUnited Nations Children s Fund(UNICEF)sekitar 29.000 anak dibawah usia lima tahun di dunia meninggal setiap 21 menit perhari. Kematian ini terjadi terutama di

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi merupakan cara

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program MDGs 2015 Indonesia difokuskan pada penurunan angka kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization (WHO). Angka kematian bayi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantikan dengan makanan dan minuman yang lain. Hak setiap bayi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tergantikan dengan makanan dan minuman yang lain. Hak setiap bayi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi ciptaan Tuhan yang tak tergantikan dengan makanan dan minuman yang lain. Hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI dan hak ibu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Hampir semua ibu dapat menyusui asalkan memiliki informasi

Lebih terperinci