BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus
|
|
- Deddy Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga medis, tetapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata, dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan dan membantu mengurangi angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian sebanyak 2/3 dari tahun 1990 sampai tahun Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya sehingga ibu hamil masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Demikian pula suatu pusat pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang keberhasilan menyusui (Soetjiningsih, 1997). Proses inisiasi menyusu dini dilakukan sesaat setelah bayi lahir dalam keadaan sehat dan menangis, sesudah dipotong tali pusarnya dan dilap dengan kain hangat (dengan tetap mempertahankan vernix). Bayi dibiarkan telanjang dan diletakkan di dada ibu yang juga telanjang dengan posisi tengkurap menghadap
2 kearah ibu. Bayi sengaja dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya. Proses pencarian memakan waktu bervariasi, sekitar menit. Dalam hal ini segala tindakan atau prosedur yang membuat bayi stress atau merasa sakit ditunda dulu, seperti menimbang, mengukur dan memandikan bayi dilaksanakan setelah Inisiasi menyusui dini selesai dan dapat dilakukan pada bayi yang dilahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar (Roesli, 2008). Berdasarkan penelitian WHO (2000), dienam negara berkembang resiko kematian bayi antara usia 9 12 bulan meningkat 40 % jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 480 % sekitar 40 % kematian balita terjadi satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD) dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari, berarti Inisiasi menyusu dini (IMD) mengurangi kematian balita 8,8 % (Roesli, 2008). Menurut penelitian-penelitian dari Inggris dibawah pimpinan Karen Edmond yang melakukan penelitian di Ghana terhadap hampir bayi dipublikasikan di jurnal Pediatrics 30 Maret Penelitian di Ghana melibatkan bayi baru lahir antara bulan Juli 2003 dan Juni Jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam waktu satu jam pertama dengan membiarkan kontak kulit kekulit, maka 22% nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan jika mulai menyusui pertama saat bayi berusia diatas 2 jam dan dibawah 24 jam pertama, tinggal 16% nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan (Roesli, 2006). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun hanya 4% bayi yang mendapat ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, dan hanya 8% bayi di
3 Indonesia yang mendapat ASI Eksklusif enam bulan, sementara target Pemerintah tahun 2010 ingin mencapai ASI Eksklusif sebanyak 80%. Hal ini disebabkan antara lain karena rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari Petugas Kesehatan, persepsi persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja dan pemasaran agresif oleh perusahan perusahan susu formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu namun juga Petugas Kesehatan (Baskoro, 2008). Sumatera Utara sebagai bagian dari Negara Indonesia, tentunya juga harus ikut mendukung dan melaksanakan rencana Pemerintah dalam menurunkan jumlah Angka Kematian Bayi (AKB). AKB di Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir. Menurunnya angka kematian bayi (AKB) dari 34,2/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 33,5/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2007 menjadi 32,5/1.000 kelahiran hidup (Infokom SUMUT, 2007). Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara telah memberi sumbangan terhadap jumlah AKB di Sumatera Utara. Angka Kematian Bayi (AKB) di Medan pada tahun 2005 sejumlah 26/1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 AKB naik menjadi 43/1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 turun menjadi 25 per kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Medan, ).
4 Selama ini, masih banyak Ibu Ibu yang mengalami kesulitan untuk menyusui bayinya. Hal ini disebabkan kemampuan bayi untuk mengisap ASI kurang sempurna sehingga secara keseluruhan proses menyusu terganggu. Keadaan ini ternyata disebabkan terganggunya proses alami dari bayi untuk menyusu sejak dilahirkan, Selama ini penolong persalinan selalu memisahkan bayi dari ibunya segera setelah lahir, untuk dibersihkan, ditimbang, ditandai dan diberi pakaian. Ternyata, proses ini sangat menganggu proses alami bayi untuk menyusui. Pengetahuan tentang Inisiasi Menyusui Dini belum banyak diketahui masyarakat, bahkan juga Petugas Kesehatan. Hal ini wajar karena Inisiasi menyusu Dini adalah Ilmu pengetahuan yang baru bagi Indonesia (Roesli, 2008). Menurut Protokol Evidence Based yang baru diperbarui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan bahwa bayi harus mendapat kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir paling sedikit satu jam, Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusui dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusui serta memberikan bantuan jika diperlukan, Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada Bayi sampai dengan Inisisai menyusui selesai dilakukan. Beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Di antaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai kejanin melalui ari ari dan mungkin meyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat obatan atau tindakan, seperti operasi caesar, vakup, forcep, bahkan perasaan sakit didaerah
5 kulit yang digunting saat episiotomi dapat pula mengganggu kemampuan alamiah ini. Penting untuk menyampaikan informasi tentang Inisiasi Menyusui Dini pada Tenaga Kesehatan yang belum menerima informasi ini. Dianjukan juga kepada Tenaga Kesehatan untuk menyampaikan informasi inisiasi Menyusu Dini pada orang tua dan keluarga sebelum melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenaga, nyaman dan penuh kesabaran untuk memberi kesempatan bayi mencari payudara ibu atau the breast crawl (Roesli, 2008). Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas, disebabkan masih banyaknya sikap para petugas persalinan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti perkembangan ilmu kesehatan seperti konsep baru tentang pemberian ASI dan hal hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusu dan bayi baru lahir. Bahkan ada juga sikap Petugas Kesehatan yang langsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya (Anton Baskoro, 2008). Persiapan menyusui pada masa kehamilan dan nifas merupakan hal yang penting, sebab dengan persiapan yang lebih baik, maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya. Oleh karena itu di rumah sakit, puskesmas atau di rumah bersalin terdapat kelas seperti kelas persiapan menjadi orang tua (parent education), yang salah satu materi yang disampaikannya adalah bimbingan persiapan menyusui. Bidan dan perawat sangat berperan dalam memberikan penyuluhan penyuluhan persiapan menyusui bagi ibu agar mendapatkan air susu yang optimal (Anik Maryunani, 2009).
6 Berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin, rumah sakit sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan atau dokter. Merekalah yang pertama-tama akan membantu ibu bersalin melakukan penyusuan dini. Petugas kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana laktasi yang baik dan benar, petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap penyusuan dini. Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakannya. Betapapun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut, diharapkan masih dapat meluangkan waktu.untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk penyusuan dini. Pada seorang primipara, ASI sering keluar pada hari ke 3 dan jumlah ASI selama 3 hari pertama hanya 50 ml (kira-kira 3 sendok makan), bila hal ini tidak diketahui baik oleh ibu maupun oleh petugas kesehatan, maka akan banyak ibu yang merasa ASI nya kurang, hal ini akan mendorong ibu tersebut untuk memberikan susu formula yang mengakibatkan produk ASI berkurang. Pengisapan ASI 30 menit pertama setelah lahir dengan adanya refleks mengisap akan mempercepat keluarnya ASI, juga merupakan stimulan dini terhadap tumbuh kembang anak, tidak dianjurkan memberikan prelacteal feeding yaitu minum, makan sebelum ASI keluar karena akan menimbulkan masalah, lebih-lebih kalau prelacteal feeding tersebut diberikan dengan menggunakan botol dot, hal ini akan menyebabkan bayi bingung (nipple confuse) yang disebabkan perbedaan mekanisme menyusui pada payudara ibu (Nuchsan, 2000).
7 Peran rumah sakit bersalin, rumah sakit umum dan puskesmas sangat menentukan pelaksanaan penyusuan dini. Peraturan Pemerintah telah banyak mendukung pelaksanaan penyusuan dini, peraturan-peraturan tersebut yaitu melarang para produsen susu buatan mencantumkan kalimat-kalimat promosi produknya yang memberikan kesan bahwa susu buatan tersebut semutu ASI atau lebih dari ASI. Melarang promosi susu buatan/formula di semua sarana pelayanan kesehatan termasuk posyandu. Menganjurkan menyusui secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan menganjurkan pemberian ASI sampai 2 tahun. Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan baik unit persalinan milik pemerintah maupun swasta. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal ASI sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan tentang ASI kepada masyarakat (Nuchsan, 2000). Peran adalah serangkaian perilaku yang diartikan/diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diharapkan. Peran tenaga kesehatan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini yang termuat dalam buku JNPK-KR (2007) adalah melatih keterampilan, mendukung, membantu dan menerapkan IMD-ASI Eksklusif, memberi informasi manfaat IMD dan ASI Eksklusif pada Ibu hamil, membiarkan kontak kulit ibu-bayi setidaknya 1 jam sampai menyusu awal selesai, menghindarkan memburu buru bayi atau memaksa memasukkan putting susu ibu kemulut bayi, membantu ayah menunjukkan perilaku bayi yang positif saat bayi mencari payudara, membantu meningkatkan rasa percaya diri ibu, menyediakan waktu dan suasana tenang diperlukan kesabaran.
8 Menurut hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari Tahun 2010, bahwa Puskesmas Bromo Medan merupakan salah satu Puskesmas Perawatan (rawat inap) yang juga menyediakan pelayanan persalinan di wilayah Kecamatan Medan Denai. Jumlah persalinan di Puskesmas Bromo Medan pada Tahun 2009 sebanyak 109 orang. Pelayanan persalinan ditangani oleh Tenaga Kesehatan khususnya bidan dan didampingi oleh tenaga kesehatan lainnya dimana masih ada ditemukan tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan tindakan inisiasi menyusu dini pada saat menolong persalinan dan masih ada tenaga kesehatan yang belum mengikuti pelatihan inisiasi menyusu dini (IMD). Penerapan IMD di Puskesmas Bromo Medan, telah dimulai sejak bulan Februari tahun 2008, ibu yang melahirkan di puskesmas diberi pelayanan IMD dengan fasilitas rawat gabung. Fasilitas rawat gabung tersebut sangat penting dalam upaya perawatan pasca persalinan dan memudahkan kontak ibu dan bayi dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD). Menurut Profil Propinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa, pemberian ASI pada bayi mencapai 96,5% tetapi hanya 30% dari mereka yang menyusui sampai 2 tahun, sedangkan berdasarkan survey awal di Puskesmas Bromo pada tahun 2009 bahwa dari jumlah kelahiran 392 bayi yang berada diwilayah kerja puskesmas, yang diberi ASI Eksklusif ada 91 bayi (23%), sedangkan cakupan ASI Eksklusif yang ditargetkan PROPENAS adalah 80%. Ini membuktikan masih ada ibu ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusifnya, dan juga meskipun bayi yang sudah diberi ASI Eksklusif, tetapi ibu ibu tidak sampai menyusukan bayinya hingga berusia 6 bulan. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya petuga kesehatan dalam
9 memberikan penerangan bagaimana pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) sehingga bayi akan dapat memperoleh ASI Eksklusifnya bagitu bayi dilahirkan. Peneliti juga melakukan pengamatan, bahwa di Puskesmas Bromo Medan terdapat poster tentang promosi ASI yang terdapat didepan ruang tunggu dan ruang kesehatan ibu dan anak, setelah dilakukan wawancara kepada beberapa ibu hamil yang berkunjung ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya ternyata mereka tidak mengerti tentang inisiasi menyusui dini (IMD), sehingga kurangnya sosialisasi petugas kesehatan kepada ibu hamil tersebut. Penting untuk menyampaikan informasi tentang Inisiasi Menyusui Dini pada Tenaga Kesehatan yang belum menerima informasi ini. Dianjurkan juga kepada Tenaga Kesehatan untuk menyampaikan informasi inisiasi Menyusu Dini pada orang tua dan keluarga sebelum melakukan Inisiasi Menyusu Dini.Mengacu pada hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh peran tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) di Puskesmas Bromo Kota Medan. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh peran tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Bromo Kota Medan Tujuan Penelitian
10 Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusui dini di Puskesmas Bromo Kota Medan Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian, dapat dirumuskan hipotesis yaitu ada pengaruh peran tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusui dini di Puskesmas Bromo Kota Medan Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam meningkatkan peran petugas dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan jumlah bayi Eksklusif di wilayah kerjanya. 2. Sebagai masukan bagi ibu akan pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi antara lain mempererat ikatan kasih sayang serta menyukseskan pemberian ASI Ekslusif. 3. Sebagai referensi Ilmiah dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan tindakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makan yang kurang tepat pada bayi dan anak, maka penting penerapan optimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan WHO/UNICEF menyatakan 60 % kematian balita berkaitan dengan keadaan kurang gizi, 2/3 dari kematian tersebut berkaitan dengan praktik pemberian makan yang kurang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir sampai berusia 6 bulan (WHO, 2001
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan potensi dan penerus untuk mewujudkan kualitas dan keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan sejak dini dengan
Lebih terperinciRutmina Fretti 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT
FAKTOR YANG MEMENGARUHI BIDAN DALAM KEGIATAN INISIASI MENYUSU DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONAN HASANG KECAMATAN PAHAE JULU KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 Rutmina Fretti 1, Heru Santosa 2, Asfriyati
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008). Inisiasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan mortalitas bayi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan pembangunan nasional unyuk menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan produk yang istimewa dan sangat spesifik, tak satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI mengandung cairan nutrisi yang
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif diberikan sampai 6 bulan pertama kehidupan. Manfaat dari pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian balita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Di negara berkembang, saat melahirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inisiasi menyusui dini adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,2008). Ketika bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium PBB di New York pada bulan September 2000 dihadiri oleh 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia menghasilkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indeks kesehatan merupakan indikator penilaian dan komponen pertama dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di samping bidang pendidikan dan daya beli masyarakat. Indikator
Lebih terperinciPEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,
PEDOMAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) RUMAH SAKIT BERSALIN KOTA METRO TAHUN 2014 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : TENTANG : PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuatu yang terbaik tidaklah harus mahal, tapi ASI merupakan sesuatu yang terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI merupakan upaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan bayi menemukan puting ibunya sendiri untuk pertama kali. Inisiasi menyusu dini yaitu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target menurunkan Angka Kematian Ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN
HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan perjuangan pembangunan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,
digilib.uns.ac.id 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Data yang didapat adalah 57 orang subyek penelitian di RSIA AMANAH IBU Surakarta, yang dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protokol evidence based yang baru telah di perbaharui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan bahwa bayi harus mendapat
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung Wanda Redisa Lambertus 1 & Imelda Sianipar 1* 1 STIK Immanuel Bandung Abstrak Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization ( WHO ), cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir
Lebih terperinciprotein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450 / Men. Kes / SK / IV / 2004 telah menetapkan bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya ilmu kesehatan memberikan sebuah kontribusi baru bagi dunia kesehatan dan semakin berkembangnya pengetahuan dalam dunia kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan khususnya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, karena itu pembangunan sumber daya manusia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI TANGGAL : 14 APRIL 2016 NOMOR : 2 TAHUN 2016 TENTANG : PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF Sekretariat Daerah Kota Sukabumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi lahir, melatih bayi untuk secara naluriah menemukan sendiri puting susu ibunya. tindakan IMD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita, dengan demikian kesehatan anak sangat tergantung
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 26 Tahun 2017 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 26 Tahun
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Definisi Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation/ the best crawl) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN Judul : Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa Medan tahun 2011.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi merupakan cara
Lebih terperinci2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju
No.58, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. ASI Eksklusif. Pemberian. Penggunaan. Susu Formula Bayi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5291) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Susy Tyas Widayati 1, Rizka Fatmawati 2 1 D III Kebidanan 2 D III Kebidanan susytyaswidayati@yahoo.com
Lebih terperinciBUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) berperan sangat besar terhadap pencapaian dua dari empat sasaran tersebut, yaitu menurunnya angka kematian bayi dan menurunnya
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Word Health Organization (WHO) telah merekomdasikan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam bentuk inisiatif rumah sakit sayang ibu dan bayi (baby-friendly hospital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah cara yang paling efektif dan murah untuk menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di bawah enam bulan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
17 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum mencapai target, salah satu di antara indikator keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut yang harus
Lebih terperinciBab 7. Peran Bidan, Keluarga, dan Produsen Susu Formula dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Peran Bidan
Bab 7 Peran Bidan, Keluarga, dan Produsen Susu Formula dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Peran Bidan Peran Bidan dalam Praktik IMD Berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Defenisi Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusui segera setelah lahir dengan mencari sendiri
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri untuk menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
Lebih terperinciPengantar Kuesioner Penelitian. Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja
Pengantar Kuesioner Penelitian Sehubungan dengan Karya Tulis Ilmiah yang saya lakukan dengan judul Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi. Menurut World Health Organization (WHO) cara pemberian makanan pada bayi yaitu menyusui secara eksklusif sejak lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seseorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angka kematian neonatal yang mencapai 40% dari angka kematian anak umur bawah lima tahun (balita) belum dapat diturunkan. Diperkirakan 4 juta bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan, yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya sehingga dapat berperan maksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jam pertama kelahiran atau sering disebut dengan inisiasi menyusu dini. berdampak psikologis pada ibu dan bayi (Roesli, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa dimulai dari sumber daya manusia yang berkualitas, untuk menciptakannya harus dimulai sejak dini atau bayi. Salah satu cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penurunan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia memang mengalami kemajuan yang cukup bermakna, namun demikian tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong
Lebih terperinciBab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
Bab 5 Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI secara Eksklusif Ditinjau dari Aspek Hukum dan Kebijakan Kesehatan merupakan modal penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu menurut WHO, adalah kematian wanita selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhir kehamilan terlepas dari berapa lama kehamilan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).
39 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mempersiapkan generasi yang tangguh dan cerdas di masa depan adalah tanggung jawab bersama semua pihak. Selain sebagai pewaris keluarga, nilai khusus anak bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri untuk menyusu sesegera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) penerus bangsa dan harapan masa depan keluarga, masyarakat dan negara, perlu diberikan pembinaan terarah sedini mungkin,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan mendapat anugerah Tuhan untuk dapat mengandung, melahirkan,dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai oleh perangkat reproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama diperkirakan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap air susu ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) dari negara tersebut. AKB menggambarkan jumlah penduduk
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM
PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI Eksklusif dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimilki oleh para ibu mengenai segala nilai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang merupakan makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Lebih terperinciPROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017
PROGRAM KERJA RUANG BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUNYANG KUTE REDELONG TAHUN 2017 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kamar adalah kamar untuk ibu yang sudah dalam kala 1 fase aktif atau kala 2 persalinan. Pada saat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU DI KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciINISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI
INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI Apa itu Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(yulaikhah, 2010) Tujuan asuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar tercipta masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. SDM yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ani Rufaidah 201510104010 PROGRAM
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang : a. bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah
Lebih terperinciMOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari
MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG Natalia Desty Kartika Sari ABSTRAK Keunggulan ASI adalah adanya kolostrum yang akan memberikan antibodi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. INISIASI MENYUSU DINI 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN Wahyuningsih ABSTRAK Upaya untuk mencegah kematian bayi baru lahir yang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk hamil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization, United Nations Children and Education Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik menyatakan bahwa Neonatal Mortality
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation/ the best crawl) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri
Lebih terperinci