DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F03. Pelatihan Dasar 1. Teknik Fasilitasi. PNPM Mandiri Perkotaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F03. Pelatihan Dasar 1. Teknik Fasilitasi. PNPM Mandiri Perkotaan"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F03 Teknik Fasilitasi PNPM Mandiri Perkotaan

2 Intervensi yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran masyarakat yang diimplementasikan lewat Siklus PNPM Mandiri Perkotaan. Dalam proses pembelajaran sesuai dengan pendekatan pembangunan partisipatif yang digunakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan, maka metode pembelajaran yang dipakai adalah participatory andragogy yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses dialog antara warga belajar dan Fasilitator. Dalam pendekatan ini tidak ada istilah guru, semua yang terlibat adalah belajar bersama sama dalam prinsip kesetaraan sehingga baik Fasilitator maupun warga belajar adalah subjek sesuai dengan harkat martabatnya sebagai manusia, yang menjadi objeknya adalah realitas kehidupan, oleh karena itu pendekatan ini sering disebut sebagai belajar dari pengalaman. Untuk memfasilitasi proses belajar tersebut, Fasilitator memerlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu supaya proses pembelajaran masyarakat menjadi maksimal dan mereka tidak terjebak untuk menggurui dan merasa lebih pintar dari masyarakat. Metode metode dan teknik fasilitasi untuk masyarakat sudah banyak berkembang, akan tetapi dasar dari semua teknik adalah perilaku Fasilitatornya sendiri. Pendekatan pembelajaran seperti ini tidak akan bisa diterapkan dengan maksimal apabila sikap dan perilaku Fasilator tidak mencerminkan keadilan dan kesetaraan bagi semua pihak yang difasilitasi. Secara umum pendekatan dalam melakukan fasilitasi ada 2 yaitu pendekatan individu dan pendekatan kelompok, dimana kedua pendekatan ini akan saling melengkapi. Pendekatan kelompok dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan melalui FGD, Rembug warga (musyawarah) dan refleksi refleksi dalam diskusi kelompok. Pendekatan individu dilakukan melalui kunjungan rumah, obrolan informal dengan berbagai pihak dan sebagainya. Metode yang dipakai baik untuk pendekatan individu maupun pendekatan kelompok, dalam proses belajar masyarakat tetap harus mengacu pada tujuan pembelajaran : Apakah ranah belajar yang akan diintervensi ada pada tingkatan pengetahuan, sikap atau perilaku. Pada dasarnya proses Fasilitasi adalah proses penyampaian pesan atau proses komunikasi, oleh karena itu untuk mempermudah proses dialog biasanya digunakan media bantu pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan. i

3 Modul 1 Pendidikan Orang Dewasa 1 Kegiatan 1: Diskusi Andragogi VS Pedagogi 2 Kegiatan 2: Diskusi Daur Belajar Orang Dewasa 4 Modul 2 Dasar Dasar Komunikasi 18 Kegiatan 1 : Permainan Mari Menggambar Komunikasi Multi Arah 19 Kegiatan 2 : Diskusi Tata Cara Membangun Komunikasi yang Efektif 20 Modul 3 Fasilitasi dan Pembelajaran 30 Kegiatan 1 : Ceramah dan Tanya Jawab Pendekatan Fasilitasi 31 Kegiatan 2 : Permainan Tiupan Kapas : Membangun Kelompok 32 Kegiatan 3 : Berlatih Membuat Pertanyaan 33 Kegiatan 4 : Diskusi Kelas : Media Pembelajaran 34 Kegiatan 5 : Diskusi Kelompok Berbagai Metode Pembelajaran 35 Modul 4 Berlatih Memfasilitasi 71 Mempersiapkan dan Praktek Fasilitasi 72

4 Modul 1 Topik: Pendidikan Orang Dewasa Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Daur belajar dan prinsip prinsip pendidikan orang dewasa 3. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi Kegiatan 1: Diskusi Andragogi VS Pedagogi Kegiatan 2: Diskusi daur belajar orang dewasa 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan: 1. Prinsip Belajar Orang Dewasa 2. Visualisasi Pendidikan Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 1

5 Diskusi Andragogi vs Pedagogi 1) Bukalah pertemuan dengan memberi salam dan jelaskan kepada peserta bahwa kita akan membahas Tema : Teknik Fasilitasi dan dimulai dengan Modul Pendidikan Orang Dewasa dan uraikan apa yang akan dicapai melalui modul ini, yaitu peserta memahami dan menyadari : Semua warga belajar adalah narasumber Daur belajar dan prinsip prinsip pendidikan orang dewasa Pendidikan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 2) Uraikan kemudian bahwa Modul ini akan dimulai dengan kegiatan belajar 1, yaitu Diskusi Andragogi vs Pedagogi dan jelaskan apa yang akan dicapai melalui kegiatan ini, yaitu : Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan mendasar antara fasilitasi dengan mengajar ( menggurui) 3) Ajaklah peserta untuk berbagi menjadi 3 kelompok diskusi Masing-masing kelompok akan mendiskusikan gambar/komik Tuan Guru dan Tukang Perahu yang akan dibagikan pada kelompok.dengan pertanyaan penggerak sebagai berikut: Apakah cerita ini mungkin terjadi?. Apa tanggapan anda tentang kedua tokoh tersebut? Apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut?. 4) Setelah diskusi kelompok selesai mintalah masing masing wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan ajaklah peserta untuk mengkritisi masing-masing ide/gagasan yang disampaikan. Setiap orang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang harus dihargai dan mungkin tidak dimiliki oleh yang lainnya. Karena itu semua orang bisa menjadi sumber belajar bagi yang lain, dalam proses fasilitasi yang dilakukan adalah proses membelajarkan (membantu proses belajar) bukan mengajar, dimana semua peserta adalah subjek dari proses belajar sedangkan objeknya adalah relaitas kehidupan 5) Ajaklah peserta untuk membahas perbedaan mengajar dengan membelajarkan dengan mengisi tabel seperti yang sudah disediakan dalam LK 1 6) Bahas bersama, pakailah media bantu sebagai acuan pembahasan apabila diperlukan. 2

6 Belajar dari realitas atau pengalaman : yang dipelajari bukan ajaran (teori, pendapat, kesimpulan, wejangan, nasehat dan sebagainya ) dari seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Akibatnya, tidak ada otoritas pengetahuan seseorang lebih tinggi dari yang lainnya. Keabsahan pengetahuan seseorang ditentukan oleh pembuktiannya dalam realitas tindakan atau pengalaman langsung, bukan pada retorika teoritik atau kepintaran omongannya. Tidak menggurui : karena itu, tak ada guru dan tak ada murid yang digurui. Semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan ini adalah guru sekaligus murid pada saat yang bersamaan. Dialogis : karena tidak ada lagi guru atau murid, maka proses yang berlangsung bukan lagi proses mengajar belajar yang bersifat satu arah, tetapi proses komunikasi dalam berbagai bentuk kegiatan (diskusi kelompok, bermain peran dan sebagainya) dan media (peraga, grafika, audio visual, dan sebagainya) yang lebih memungkinkan terjadinya dialog kritis antar semua orang yang terlibat di dalam proses pelatihan tersebut. 7) Refleksikan bersama hasilnya sehingga ditemukan perbedaan yang hakiki antara andargogi dan pedagogi, dan beri penegasan oleh pemandu apabila diperlukan. Model pendekatan pendidikan menurut Knowles dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk pendekatan yang kontradiktif yakni antara pedagogi dan andragogi. Perbedaan antara kedua pendidikan tersebut, sesungguhnya tidak semata perbedaan obyek nya. Pedagogi sebagai seni mendidik anak mendapat pengertian lebih luas dimana suatu proses pendidikan yang menempatkan obyek pendidikannya sebagai anak anak walaupun secara biologis mereka sudah termasuk dewasa. Konsekuensi logis dari pendekatan ini adalah menempatkan peserta didik sebagai murid yang pasif. Murid sepenuhnya menjadi obyek suatu proses belajar seperti misalnya : guru menggurui, murid digurui, guru memilihkan apa yang harus dipelajari, murid tunduk pada pilihan tersebut, guru mengevaluasi, murid dievaluasi dan seterusnya. Kegiatan belajar mengajar model ini menempatkan guru sebagai inti terpenting, sementara murid menjadi bagian pinggiran. Sebaliknya, andragogi atau pendekatan pendidikan orang dewasa merupakan pendekatan yang menempatkan peserta belajar sebagai orang dewasa. Di balik pengertian ini Knowles ingin menempatkan murid sebagai subyek dari sistem pendidikan. Murid sebagai orang dewasa diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memilih bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Fungsi guru adalah sebagai fasilitator, dan bukan menggurui. Oleh karena itu relasi antara guru murid bersifat multicommunication dan seterusnya. 3

7 Diskusi Daur Belajar Orang Dewasa 1) Buka kegiatan ini dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memasuki kegiatan belajar ke- 2 dari Modul Pendidikan Orang Dewasa yaitu mendiskusikan mengenai Daur Belajar Orang Dewasa 2) Bagi peserta dalam beberapa kelompok kemudian mintalah tiap kelompok untuk mendiskusi hal-hal sebagai berikut : Bagaimana proses sang guru dan tukang perahu memperoleh ilmu, Bagaimana cara sang guru dan tukang perahu menyimpulkan pengalaman masing-masing, dan Bagaimana cara sang guru dan tukang perahu mengambil keputusan dari kesimpulankesimpulan yang diambil. 3) Setelah selesai minta wakil kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok kemudian bahas dan simpulkan, yang pada intinya; menyatakan bahwa semua orang belajar dengan cara yang berbeda beda, ada yang belajar melalui pengalaman, pengamatan dan pengalaman orang lain. Dalam kasus komik tadi guru mengambil kesimpulan dari kegiatan belajar formal yang cenderung teoritik sedangkan tukang perahu belajar dari pengalaman/kenyataan yang dialami. 4) Berikanlah penjelasan singkat tentang daur belajar bagi orang dewasa dan bagaimana cara melakukan daur pembelajaran yang efektif. Agar tetap pada asas asas pendidikan kritis yang menjadi landasan filosofinya, maka panduan proses belajar harus disusun dan pelaksanaannya dalam suatu proses yang dikenal sebagai daur belajar (dari) pengalaman yang distrukturkan (structural experiences learning cycle). Proses belajar ini memang sudah teruji sebagai suatu proses belajar yang juga memenuhi semua tuntutan atau prasyarat pendidikan kritis, terutama karena urutan prosesnya memang memungkinkan bagi setiap orang untuk mencapai pemahaman dan kesadaran atas suatu realitas sosial dengan cara terlibat (partisipasi), secara langsung maupun tidak langsung, sebagai bagian dari realitas tersebut. 4

8 LK 1 Perbedaan Mengajar dan Membelajarkan Membelajarkan Mengajar Pelaku Pembagian Peran Pola hubungan antar warga belajar dan fasilitator Prinsip Konsep belajar Proses belajar Metode Cara Komunikasi Jalur Pendidikan 5

9 6

10 Slide 1 Slide 2 Slide 3 Slide 4 7

11 Slide 5 Slide 6 Slide 7 Slide 8 8

12 Pelaku Pembagian Peran Membelajarkan Fasilitator dan peserta belajar (warga) Semua menyumbang pengalaman dan pengetahuannya Fasilitator memperluas peran peserta Mengajar Guru dan murid. Penyuluh dan masyarakat Guru, sebagai keran air, murid sebagai gelas kosong Guru sebagai sumber ilmu, murid sebagai penerima ilmu Pola hubungan Kesetaraan (saling belajar) Hirarkis (mengajar diajar) Prinsip Partisipatif, dialogis Searah Konsep belajar Konsep pendidikan kritis Konsep pendidikan gaya bank Proses belajar Aksi refeksi aksi (dialektika) Input (pengetahuan/informasi) process (memori) output (tanggapan) Metode Andragogi (metode pendidikan orang dewasa) Pedagogi (metode mengajar didaktif) Cara Komunikasi Multi arah (jaringan pembeajaran) searah Jalur Pendidikan Pendidikan non formal yang bersifat alternatif Pendidikan formal (sekolah), pendidikan informal (keluarga), pendiidkan non formal (misal pesantren) 9

13 PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (POD) (Dari Berbagai Sumber) Pembangunan adalah upaya upaya yang dilakukan oleh lembaga/agen pembangunan yang bekerja bersama masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pengembangan program pembangunan, upaya upaya peningkatan kemampuan tersebut, diharapkan agar pada akhirnya, masyarakat mampu menyelenggarakan upaya-upaya mengatasi masalah mereka sendiri dan kegiatan-kegiatan inovatif untuk memajukan masyarakatnya sendiri. Begitu pentingnya faktor manusia dalam pembangunan, sehingga upaya peningkatan kemampuan, perubahan sikap, dan perilaku pelaku pelakunya (manusia dewasa), perlu diperhatikan sungguh sungguh. Berbicara mengenai Pendidikan Orang Dewasa, masalahnya lebih dari sekedar mengajarkan suatu pengetahuan baru kepada orang dewasa, karena orang dewasa telah memiliki sikap dan pengetahuan sehingga informasi baru akan mereka bandingkan dengan pengalaman, pengetahuan dan konsep konsep mereka selama ini. Siapakah Orang Dewasa itu? Benar, bahwa orang yang sudah berumur (akil balik), bisa kita sebut orang dewasa, tetapi dalam membicarakan pendidikan orang dewasa ini tidak semata mata mengacu pada kedewasaan biologis, tetapi cenderung mengacu pada kedewasaan sosialnya. Bagaimana Proses Belajar Bagi Orang Dewasa? Ada dua tujuan dari proses belajar bagi orang dewasa, yaitu pada perkembangan individual dan pada peningkatan partisipasi sosial dari individu. Pendidikan orang dewasa meliputi segala bentuk pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh orang dewasa, pria maupun wanita sesuai dengan bidang perhatian dan kemampuannya. Akibat atau hasil dari belajarnya orang dewasa nampak pada perubahan perilakunya. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, keterampilan yang dimilikinya serta dalam hal tertentu oleh sarana yang mendukungnya, maka proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, melatihkan keterampilan baru dan dalam hal tertentu penyediaan sarana baru. Perubahan perilaku seseorang akan terjadi jika isi dan cara pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakannya. Sedang perubahan perilaku itu sendiri terjadi proses reflek di dalam dirinya sendiri Pada prinsipnya, proses belajar bagi orang dewasa adalah suatu proses belajar dari pengalaman. Belajar bagi orang dewasa melalui 4 tahap, yakni pengalaman nyata, analisa, kesimpulan dan penerapan. 10

14 DAUR BELAJAR ORANG DEWASA 1. Melakukan atau Mengalami 5. Menerapkan 2. Mengungkapkan 4. Menyimpulkan 3. Mengolah atau menganalisis Pengalaman Fasilitator mendorong peserta untuk menyampaikan pengalamannya dengan cara menguraikan kembali rincian fakta, unsur unsur, urutan kejadian, dll dari kenyataan tersebut. Kemudian menggali tanggapan dan kesan peserta atas kenyataan tersebut. Analisa Fasilitator mendorong peserta untuk menemukan pola dengan mengkaji sebab sebab dan kaitan kaitan permasalahan yang ada dalam realitas tersebut yakni tatanan, aturan aturan, sistem, sikap dan perilaku yang menjadi akar persoalan. Kesimpulan Fasilitator mengajak peserta merumuskan makna relaitas tersebut sebagai suatu pelajaran dan pemahaman atau pengetahuan baru yang lebih utuh, berupa prinsip prinsip atau kesimpulan umum (generalisasi) dari hasil pengkajian atas pengalaman tersebut. Penerapan Fasilitator mengajak peserta merumuskan dan merencanakan tindakan tindakan baru yang lebih baik berdasarkan hasil pemahaman atau pengertian baru tersebut, sehingga sangat memungkinkan untuk menciptakan kenyataan kenyataan baru yang lebih baik. Proses pengalaman belumlah lengkap, sebelum pemahaman baru penemuan baru tersebut dilaksanakan dan diuji dalam perilaku yang sesungguhnya. Tahap inilah bagian yang bersifat eksperimental. Bagaimana Prinsip Prinsip Belajar Bagi Orang Dewasa? Sesuai dengan kedewasaan sosialnya, orang dewasa sesungguhnya tidaklah seperti gelas kosong yang dengan mudah dapat kita tuangi sesuatu ke dalamnya. Beberapa prinsip Pendidikan Orang Dewasa yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam penyelenggaraan program, yaitu : 11

15 1. Orang yang mempunyai konsep diri Orang dewasa menganggap dirinya mampu untuk membuat keputusan dan mampu menghadapi segala risiko atas keputusannya, serta mengatur hidupnya agar mandiri. Harga diri sangat penting bagi orang dewasa. Seorang dewasa menuntut dihargai terutama dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan kehidupannya. Sikap yang terkesan menggurui cenderung ditanggapi negatif. Mereka cenderung menghindar, menolak dan merasa tersinggung apabila diperlakukan seperti anak anak. Mereka akan menolak situasi belajar yang kondisinya bertentangan dengan konsep dirinya sebagai individu yang mandiri. Sehingga mereka perlu dilibatkan secara penuh dalam menentukan kebutuhan belajar dan merancang belajar secara partisipatif. Sumber belajar berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator serta narasumber. 2. Orang Dewasa Kaya Akan Pengalaman Makin lanjut usia seseorang, makin banyak pengalaman yang ia miliki. Adapun pengalaman orang dewasa diperoleh dari : Peristiwa yang dialami pada masa lalu dan masa kini. Hubungan dengan lingkungan di sekitarnya. Pengalaman dengan dirinya sendiri pada masa kini dan masa lampau. 3. Orang Dewasa Mempunyai Kesiapan Belajar Masa kesiapan belajar orang dewasa berubah sejalan dengan usia dan peran sosial yang mereka tampilkan. Untuk itulah, urutan program belajar berdasarkan tahapan dalam yang relevan dengan peran mereka menjadi penting untuk diutamakan. 4. Orang Dewasa Berpandangan Untuk Segera Menerapkan Hasil Belajarnya Orang dewasa senantiasa berorientasi pada kenyataan. Oleh karena itu, kegiatan belajar bagi orang dewasa sebaiknya diarahkan pada kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. 5. Orang Dewasa Itu Dapat Belajar Sesungguhnya orang dewasa dapat melakukan kegiatan belajar. Apabila orang dewasa tidak menampilkan kemampuan belajar yang sebenarnya, kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya perubahan faktor fisiologis seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, atau tenaga sehingga mempengaruhi kecepatan belajarnya. Fasilitator perlu mendorong dan membantu warga belajar untuk belajar sesuai dengan langkah yang mereka inginkan dan terapkan sendiri. 6. Belajar Merupakan Proses yang Terjadi Pada Diri Orang Dewasa Setiap warga belajar akan mengontrol langsung proses belajarnya, termasuk potensi intelektual, emosi serta fisik. Ia merasa adanya kebutuhan untuk belajar dan melihat tujuan pribadinya yang akan tercapai melalui belajar. Proses belajar akan terpusatkan pada pengalaman sendiri melalui interaksi dirinya dengan lingkungannya, dengan demikian seni pembelajaran orang dewasa merupakan upaya mengelola lingkungan dan proses belajar itu sendiri. Untuk itu, digunakan metode dan teknik dimana warga belajarnya terlibat secara intensif dalam mendiagnosa kebutuhan belajar serta menilai proses belajar. Orang dewasa tidak suka diperintah untuk melakukan sesuatu, kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk bertanya mengapa? dan mengambil keputusannya sendiri. Suasana Belajar Bagi Orang Dewasa Setiap bentuk program pendidikan bagi orang dewasa, harus ditunjang interaksi dan kegiatan program yang mampu mengimbanginya. Untuk membentuk interaksi program yang mampu 12

16 menunjang pencapaian tujuan program, maka fasilitator harus dapat merancang dan membentuk suasana belajar yang dapat diikuti oleh warga belajar. Pendidikan orang dewasa dilakukan dengan pengelompokkan sesuai dengan minat atau kebutuhan, bukan suatu kelas atau jenjang. Bentuklah suasana belajar yang penuh keakraban dan tidak menegangkan. Membentuk suasana belajar yang bersifat non formal, dalam arti : Kumpulan manusia aktif. Suasana hormat menghormati. Suasana harga menghargai. Saling percaya. Suasana penemuan diri. Suasana keterbukaan. Suasana mengakui kekhasan pribadi. Suasana membenarkan perbedaan. Suasana mengakui hak untuk berbuat salah. Suasana membolehkan keraguan. Evaluasi bersama dan evalusi diri. Peran Fasilitator Sikap pembimbing bagi orang dewasa mempunyai arti dan pengaruh yang besar. Sikap yang perlu untuk menciptakan proses belajar sebuah kelompok adalah sebagai berikut : Empati Berarti menyetel pada gelombang pemancar yang sama dengan peserta, yakni mencoba melihat situasi sebagaimana peserta juga melihatnya, berada dan bersatu dengan peserta, membiarkan diri sendiri menyatu dengan pengalaman peserta, merenungkan pengalaman tersebut sambil menekan penilaian sendiri, lalu mengkomunikasikan pengertian itu kepada mereka, bersikap manusiawi dan tidak bereaksi secara mekanis atau memahami masalah peserta hanya secara intelektual, ikut merasakan apa arti manusia dan benda bagi mereka. Wajar Berarti jujur, apa adanya, terus terang, konsisten, terbuka, mencerminkan perasaan yang sebenarnya, mengatakan apa adanya, secara sadar menghindari peran sebagai pengajar, mengungkapkan perasaan secara konkret, dan merespon secara tulus. Respek Berpandangan positif terhadap peserta, mengkomunikasikan kehangatan, perhatian, pengertian, menghargai perasaan, pengalaman dan kemampuan mereka. Komitmen Menghadirkan diri secara penuh, siap menyertai kelompok dalam segala keadaan, mengakui secara jujur kalau merasa bosan atau pikiran melayang jauh, melibatkan diri dalam suka duka. Mengakui kehadiran orang lain Mengakui adanya orang lain, tidak menonjolkan diri agar orang lain berkesempatan mengungkapkan diri, bergaul dengan mereka, menunjukkan kepada mereka bahwa saya sadar akan kehadirannya, mengakui tiap peserta sebagai makhluk bebas yang berhak ada di sana dan bertanggungjawab atas kehadirannya. Membuka diri Dalam hal ini keterbukaan mempunyai dua segi, 13

17 Pertama menerima keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan ukuran konsep dan pengalaman kita sendiri, setiap saat bersedia mengubah sikap dan pendapat dan konsep kita sendiri, tidak bersikap ngotot agar bermunculan kemingkinan kemungkinan baru. Kedua, secara aktif mengungkapkan diri kepada orang lain, mengenalkan diri kepada kelompok, apa yang saya rasakan, apa harapan saya, bagaimana pandangan saya, suka dan duka saya, mau mengambil risiko melakukan kekeliruan. Tidak menggurui Mengingat bahwa peserta adalah orang dewasa yang mempunyai keahlian sendiri, pengalaman sendiri dan seringkali adalah pemimpin di dalam lingkungannya, maka sikap menggurui dapat dirasakan oleh peserta sebagai meremehkan. Tidak menjadi ahli Artinya tidak terpancing untuk menjawab setiap pertanyaan, seakan akan fasilitator harus ahli dalam segala bidang. Tidak memutus bicara Pada waktu peserta bertanya atau mengemukakan pendapatnya fasilitator jangan memutus hanya karena kebetulan ia merasa tak sabar. Tidak berdebat Bersoal jawab dengan satu orang saja di tengah tengah sekian banyak peserta dapat menimbulkan kebisanan. Tidak diskriminatif Merupakan hal yang baik kalau pembimbing berusaha untuk memberi perhatian secara merata, bukan hanya kepada satu atau dua orang peserta saja yang disukai secara pribadi. Metode POD Metode pendidikan orang dewasa adalah suatu teknik penyampaian materi pembelajaran yang diatur sedemikian rupa sehingga tujuan belajar dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam penyampaian materi, metodologi yang akan digunakan adalah metode metode yang mempermudah dan mempercepat proses pemahaman pengetahuan, sikap dan proses penguasaan aplikasinya. Metodologi yang dipilih yang memungkinkan terciptanya partisipasi aktif dari para peserta, saling bertukar pengalaman di antara peserta dan fasilitator yang memperlakukan peserta sebagai orang dewasa bukan sebagai murid sekolah. Metode yang paling efektif adalah belajar dengan bekerja. Sumber Tim Pe-PP; Teknik Fasilitasi Partisipatif Pendampingan Masyarakat; Bappenas UNDP;Jakarta 2007 Studio Driya Media; Handout Pelatihan; Bandung 1999 Mansour Fakih dkk; Pendidikan Popular Membangun Kesedaran Kritis; INSIST Pact;

18 VISUALISASI PENDIDIKAN Seorang fasilitator memiliki peran yang penting pada saat berada di tengah masyarakat. Dengan proses dialog yang detail sampai saat ditemukan kesepakatan. Tugas fasilitator mengambil bagian saat masyarakat yang didampinginya, menciptakan situasi belajar daripada mendiktekan istilah dan kondisi, memudahkan pengawasan riset dan/atau proses perkembangan. Apa yang telah menjadi sangat jelas dari proses pendidikan langsung di tengah masyarakat, merupakan kepentingan awal yang segera dimulai dengan metode dasar dengan menggunakan metode diagram. Jika hal ini tidak dilakukan pada diskusi pertama dengan masyarakat sasaran, maka pengalaman menunjukkan, kondisinya akan semakin sulit untuk mendorong partisipan meninggalkan pena dan kertasnya, serta untuk menghilangkan wawancara yang formal dan kaku. Jika kelompok melakukan visualisasi sejak awal, maka hal tersebut akan memberikan antusiasme dan ketertarikan, serta membantu setiap orang untuk terus bereksperimen dan belajar. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan agar kerja lapangan dapat berjalan lancar : Diskusikan terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang menghambat dan menciptakan kekakuan, kebekuan. Gunakan latihan pemecah masalah kelompok dengan menggunakan umpamanya media role play. Sarankan pada setiap kelompok untuk memutuskan masalah, metode dan para kader komunitas yang akan mereka ajak untuk memulai. Pikirkan tentang urutan metode yang mungkin digunakan. Dorong kelompok untuk memulainya dengan aktivitas nyata yang membutuhkan masukkan kelompok, yang telah dipraktekan sebelumnya dan hampir membawa pada hasil yang jelas. Latihan pemetaan merupakan awal yang baik. Hal ini biasanya dapat membuat orangorang terlibat di dalamnya, merubah pengawasan dari kelompok kepada perempuan dan pria yang membuat dan menjelaskan peta serta dapat menjadi hal yang menyenangkan. Mengorganisasikan sesi kerjakanlah sendiri untuk memulai kerja lapangan dengan melibatkan aktivitas partisipan setiap harinya. Hal ini dapat memecahkan ketegangan yang ada serta membangun peran baru dengan masyarakat lokal sebagai murid dan sekaligus sebagai guru yang profesional. Ajak kelompok untuk tetap rileks. Katakan kerja langsung merupakan cara terbaik untuk belajar dan bahwa mereka tidak harus mempelajari segalanya dalam menit menit pertama. Ketika kerja lapangan sudah dimulai, anda mungkin menghadapi masalah dalam menjaga proses agar tetap berjalan. Antusiasme mungkin menurun, terutama jika kelompok menghadapi masalah yang tidak terduga, seperti kendaraan yang tiba-tiba rusak, sakit, cuaca yang buruk, dsb. Anggota kelompok mungkin juga merasa lelah, telah cukup bekerja keras dan mengumpulkan banyak informasi. Tentu info menggambarkan bagaimana seorang fasilitator mendorong kelompoknya untuk tetap berjalan dan penghargaan yang mereka terima sebagai hasilnya. 15

19 Bersama mereka lakukan visualisasi masalah dengan menggunakan diagram, dalam rangka menghasilkan informasi yang bisa dipercaya, masyarakat didorong untuk menganalisa kondisi mereka sendiri dan menunjukkannya agar semua orang tahu, sebaiknya lakukan pengecekkan silang di antara mereka menyangkut informasi. Menggambarkan bagaimana seorang fasilitator mendorong kelompoknya untuk tetap berjalan dan penghargaan yang mereka terima sebagai hasilnya. Bersama mereka lakukan visualisasi masalah dengan menggunakan diagram, dalam rangka menghasilkan informasi yang bisa dipercaya, masyarakat didorong untuk menganalisa kondisi mereka sendiri dan menunjukkan agar semua orang tahu, sebaiknya lakukan pengecekan silang di antara mereka menyangkut informasi. Proses ini merangsang urutan penyesuaian dan peningkatan, baik oleh individu yang membangun maupun oleh yang melihat. Sebagai hasilnya, hasil akhir seringkali berbeda dengan percobaan pertama. Menjaga Agar Proses Tetap Berjalan di Lapangan Diskusi memfokuskan pada masalah inti, para partisipan juga didorong untuk mempertimbangkan poin kunci belajar dari manfaat metode yang digunakan. Fasilitator harus selalu mengingatkan kepada kelompok dengan cara menanyakan kembali kepada kelompok apakah lebih baik untuk bediskusi di tempat lain untuk menganalisa lebih lanjut atau tetap di lapangan selama beberapa jam?. Mengikuti reaksi yang beragam, dengan beberapa partisipan yang tertarik untuk mengakhiri hari kerjanya, fasilitator mendorongnya untuk kembali ke lapangan, karena merupakan reaksi yang wajar untuk memilih pulang beristirahat daripada bekerja kembali. Merupakan waktu yang menyenangkan di lapangan, seperti para petani yang menghabiskan waktu saat untuk bekerjanya usai. Hari berikutnya, mengikuti tinjauan tengah hari, kelompok kembali ke lapangan tanpa rasa ragu ragu. Pelajaran yang diambil : jika merasa ragu ragu, pulanglah dulu. Aspek visualisasi lain yang hendaknya ditegaskan adalah keuntungan untuk masyarakat di komunitas tersebut. Pertemuan antara fasilitator dan kelompok masyarakat mungkin merupakan kesempatan yang jarang, ketika baik pria maupun wanita didorong untuk memikirkan mata pencaharian dan kondisi mereka sendiri dalam cara yang sistematis. Kesempatan yang diharapkan juga sangat sering bagi kelompok lokal tertentu (wanita/pria, tua/muda, kaya/miskin, dsb) dating bersama untuk melakukan analisis gabungan. Sekolah Tanpa Dinding Mengapa ;sekolah tanpa dinding (school without walls)? Karena ruang kelas, perpustakaan, mata pelajarannya, adalah dimana masyarakat bekerja dan hidup di situ. Kalau masyarakat tersebut adalah petani lahan garapannya adalah laboratorium sekaligus perpustakaannya. Seperti yang dilakukan oleh petani selama ini, yakni dalam rangka mengcounter adanya banjir penyuluhan terhadap petani, maka lahir Sekolah Lapangan Petani. Petani berkumpul selama satu kali seminggu selama satu musim ( 12 minggu ) untuk mengikuti dan menganalisa perkembangan tanaman mereka, fase demi fase. Sekaligus mereka mendalami beberapa prinsip yang terkait dengan perkembangan tanaman seperti dinamika populasi serangga, fisiologi dan kompensasi tanaman, pemeliharaan kesuburan tanah, pengaruh air dan cuaca, pemilihan varietas, dan lain lain, melalui eksperimen yang mereka lakukan sendiri. Selain kegiatan pokok, serangkaian kegiatan (topik khusus) dilakukan sesuai dengan masalah-masalah khusus yang dihadapi di setiap tempat. Yang selalu nampak pada Sekolah Lapangan adalah peran aktif petani sebagai pelaku, peneliti, 16

20 pemandu dan manajer lahan yang ahli. Materi pengembangan manusia dan analisis sosial tidak kalah penting dengan ilmu pertanian dalam penyelenggaraan Sekolah Lapangan, sebagaimana tercermin dalam kegiatan perencanaan, dinamika kelompok dan sebagainya. Lahirnya Sekolah Lapang Petani didasari oleh tiga tantangan pokok yang saling terkait, yakni : Keanekaragaman ekologi dan hayati. Peranan petani yang harus menjadi ahli di lahannya sendiri. Membangun kesadaran kritis terhadap sistem yang membelenggu dan menghancurkan petani. Penerapan Sekolah Lapang Petani sebagai suatu langkah maju menuju pertanian yang adil dan berkelanjutan dituntut untuk meramu suatu pola pendekatan yang mampu menampung ketiga tantangan tersebut dalanm suatu proses pendidikan yang terpadu dan dapat diselenggarakan secara efektif di tingkat komunitas petani. Sekolah di mana saja, tidak selalu di gedung, tidak harus di kampus, alam semesta itulah sekolahan semestinya, sekolahan yang sejati, sekolah yang paling hakiki. 17

21 Modul 2 Topik: Dasar Dasar komunikasi Peserta memahami dan menyadari: 1. Unsur unsur komunikasi 2. Faktor penghambat komunikasi 3. Tata cara membangun komunikasi efektif dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Kegiatan 1: Permainan Mari Menggambar : komunikasi multi arah Kegiatan 2: Diskusi tata cara membangun komunikasi yang efektif 2 Jpl ( 90 ) Bahan Bacaan: Dasar dasar Komunikasi Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 18

22 Permainan Mari Menggambar : Komunikasi Multi Arah 1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memasuki Tema Komunikasi dan Sosialisasi dengan modul pertama Dasar Dasar Komunikasi. Uraikan apa yang akan dicapai dengan modul ini, yaitu : Peseta mengetahui unsur unsur komunikasi Peserta memahami faktor penghambat komunikasi Peserta memahami tata cara membangun komunikasi efektif dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Uraikan juga bahwa kita akan memulai modul Dasar Dasar Komunikasi dengan kegiatan belajar pertama; Permainan Mari Menggambar 2) Ajak peserta untuk memahami kenapa peserta sebagai fasilitator perlu mengetahui dasar dasar komunikasi. 3) Beri pengantar bahwa proses komunikasi adalah proses yang biasa kita lakukan sehari - hari jadi seharusnya komunikasi bukanlah hal yang sulit. Tanyakan kepada peserta, berdasarkan pengalaman mereka betulkah komunikasi itu mudah? 4) Ajak peserta untuk membuktikan mudah tidaknya berkomunikasi melalui permainan Mari Menggambar. Gunakan Panduan Permainan Mari Menggambar yang ada dalam LK Dasar dasar komunikasi 5) Setelah selesai permainan, ajak peserta untuk membuat menganalisis dari ketiga permainan tersebut mana yang paling berhasil? Tanyakan kenapa? minta peserta untuk menuliskan alasannya di kartu metaplan. 6) Kelompokkan kartu kartu berdasarkan gagasan yang sejenis, kemudian bahas bersama unsur unsur komunikasi (sumber, pesan, saluran, penerima, dampak) sampai mendapatkan pemahaman bahwa ada berbagai faktor penghambat dalam berkomunikasi, dan komunikasi multi arah lebih efektif dibandingkan dengan komunikasi satu arah. 7) Berikan penegasan apabila diperlukan 19

23 Unsur-unsur komunikasi pada dasarnya adalah 5, yaitu: sumber atau pemberi pesan, pesan yang ingin disampaikan, saluran untuk menyalurkan, penerima pesan dan dampak atau apa yang terjadi setelah pesan diterima. Seringkali proses komunikasi dianggap mudah, tetapi dengan pengalaman berkomunikasi yang dilakukan lewat permainan tadi ternyata proses komunikasi tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di lapangan, seringkali para fasilitator mengalami berbagai hambatan dalam berkomunikasi, sehingga komunikasi yang dilakukan rusak atau macet. Misalnya pada saat kita mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan musyawarah warga, seringkali yang kita terima adalah tatapan mata dingin, sikap acuh tak acuh atau bahkan umpatan. Gambaran tersebut memperlihatkan kegagalan kita sebagai sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi. Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam berkomunikasi terjadi karena : Terjadi kegagalan proses decoding (pengkodean), yaitu proses menerjemahkan gagasan ke dalam symbol symbol yang umum ( kata, bahasa, gambar dan sebagainya ). Pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik penerima. Saluran atau media yang digunakan kurang tepat. Kegagalan penerima pesan dalam menafsirkan pesan pesan yang diterima ( encoding ). 8) Ajak peserta untuk refleksi dan menganalisis hambatan hambatan komunikasi yang mereka alami sehari hari, berdasarkan pengalaman mereka dan bagikan dengan peserta lain. Diskusi Tata Cara Membangun Komunikasi Yeng Efektif 1) Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang kemudian mintalah agar tiap kelompok untuk melakukan analisis, berdasarkan pengalaman permainan tadi yang ternyata komunikasi tidaklah mudah bagaimana caranya membangun komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan? Tuliskan jawaban kelompok pada kertas plano. 2) Untuk pendalaman, lakukan diskusi kelompok dengan cara berputar. Pertanyaan diskusi : Apa yang harus dipertimbangkan agar komunikasi yang kita bangun efektif?. Lakukan satu putaran dan bahas bersama. 3) Kemudian minta tiap kelompok menyajikan hasilnya untuk dibahas dalam diskusi kelas 4) Refleksikan dan simpulkan bersama 20

24 Hal hal yang harus diperhatikan agar komunikasi efektif: Pesan pesan harus mudah diterima artinya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan masyarakat; informasi yang diberikan harus tepat dengan keadaan mereka; dapat diterima dan cocok dengan kebudayaan dan kepercayaan kelompok sasaran; informasi yang benar secara teknis/ilmiah; sederhana dan mudah dimengerti; murah atau hanya perlu waktu dan usaha yang minim untuk melakukannya Pesan harus berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat dan menekankan hal hal yang penting bagi mereka bukan yang penting bagi fasilitator atau KMW. Kemasan pesan harus dapat menggugah minat kelompok sasaran, walaupun informasi yang disampaikan berguna bagi masyarakat kalau dikemas dengan cara yang kurang tepat seringkali tidak diperhatikan oleh mereka. Memilih saluran atau media yang tepat, kita dapat menggunakan satu atau kombinasi dari berbagai saluran (media ) tergantung kepada tujuan komunikasinya. Harus mempertimbangkan karakteristik kelompok sasaran, baik budaya, bahasa, kebiasaan, tingkat pendidikan dan lain lain. Mengenali siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai, pertanyaan pertama yang harus kita ajukan dlm komunikasi adalah, siapakah khalayak kita? 21

25 LK Dasar Dasar Komunikasi 1 Permainan Mari Menggambar Mari Menggambar Komunikasi Satu dan Dua Arah Permainan ini untuk menggambarkan kepada peserta efektifitas komunikasi dua arah dan mengawali diskusi agar peserta memahami prinsip prinsip dasar komunikasi. Langkah langkah Siapkan 3 lembar gambar bentuk bentuk lingkaran, segitiga, kotak yang saling bertumpuk ( lihat gambar) dan tersimpan dalam amplop besar. Mintalah 3 orang peserta sebagai relawan untuk tampil ke depan kelas. Peserta lain diminta menyiapkan kertas kosong dan pensil. Kumpulkan relawan secara terpisak dan berikan penjelasan kepada ketiga relawan tersebut mengenai peran masing-masing. - Relawan 1 : Sebagai penyiar TV dalam acara Mari Menggambar sehingga instruksinya satu arah, pemirsa tidak dapat bertanya dan contoh gambar juga tidak ditnjukkan. Hasilnya tentu saja pemirsa membuat gambar yang macam-macam dan tidak sama dengan contoh. - Relawan 2 : Sebagai guru yang otoriter dalam acara Pelajaran Menggambar yang memberi instruksi apa yang harus digambar, memberi kesempatan bertanya tetapi tanpa memberikan contoh-contoh, sehingga tentu saja gambar murid macam-macam dan tidak sama dengan yang diharapkan - Relawan 3 : Sebagai agen pembaruan (fasilitator) dalam acara Pelajaran Menggambar yang tidak hanya memberikan instruksi tetapi juga mendiskusikan dan memberikan contoh-contoh sehingga hasilnya akan sama/mirip dengan yang diharapkan. Contoh informasi dasar yang diberikan kepada peserta oleh Penyiar TV, Guru dan Agen Pembaruan adalah : - Buat gambar segi-3 sama kaki di tengah kertas - Bersinggungan dengan titik sudut kiri segi tiga tersebut buatlah gambar segi-4 dalam posisi miring ke kiri - Di atas segi-3 dan bersinggungan dgn titik sudut atas segi-3 tersebut buatlah gambar lingkaran. - Bersinggungan dgn gambar lingkaran tersebut dibagian atas buatlah gambar segi-4 - Di bawah segi-4 miring yang di bawah segi-3 buatlah gambar segi-4 dalam posisi datar dengan ujung segi-4 miring memotong salah satu sisinya - Buatlah bayangan pada 2 sisi dari segi-4 miring dan datar yang paling bawah. Jelaskan kepada peserta bahwa 3 orang relawan tadi adalah penyiar TV, guru dan agen pembaruan, Permainan pertama seorang penyiar TV untuk acara mari menggambar, dan para peserta adalah pirsawan yang belajar menggambar. Mereka harus belajar menggambar sesuai 22

26 dengan keterangan penyiar. Karena ini acara TV, maka peserta tentu tidak dapat bertanya sementara sang penyiar tidak boleh memperlihatkan gambarnya. Setelah jelas, minta sang penyiar mulai melaksanakan acaranya. Permainan kedua seorang guru untuk acara belajar menggambar, peserta lain adalah murid dan diminta menyiapkan kertas kosong baru. Saat ini adalah acara pelajaran menggambar di kelas dan relawan tadi sebagai gurunya sedangkan peserta lain sebagai murid. Caranya sama dengan acara TV tadi, hanya kali ini murid boleh bertanya, tetapi guru tetap tidak memperlihatkan gambarnya. Setelah jelas, minta sang guru segera memulai pelajarannya. Permainan ketiga tetap belajar menggambar untuk peserta pelatihan dan gurunya adalah seorang agen pembaruan. Jelaskan bahwa relawan baru ini adalah seorang agen pembaruan yang akan mengajar peserta pelatihan menggambar, dan minta peserta menyiapkan kertas kosong baru. Kali ini caranya bebas sama sekali ( boleh bertanya, boleh apa saja, boleh juga menunjukkan contoh, terserah sang relawan dan peserta ). Kemudian minta sang agen pembaruan mulai acaranya. Setelah selesai, bandingkan hasil gambar ketiga proses tadi dan mana yang paling sesuai dengan harapan (gambar yang telah disiapkan sebelumnya) Ajaklah seluruh peserta kemudian mendiskusikan : mengapa hasilnya demikian. Minta mereka mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan gambar yang dibuat lebih mendekati harapan atau sama dengan harapan dan apa hambatannya yang menyebabkan tidak tercapai harapan. Untuk ini dapat digunakan juga metoda Metaplan Simpulkan bersama hasil diskusi sesuai dengan ungkapan dan analisis peserta. 23

27 Contoh Gambar Yg Diharapkan Permainan Mari Menggambar. 24

28 Dasar Dasar Komunikasi Marnia Nes Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima melalui sebuah saluran untuk menghasilkan dampak yang diinginkan dengan menggunakan symbol/lambang yang umum. Symbol yang digunakan bisa berupa bahasa tulisan, gambar, musik dan sebagainya. Unsur Unsur Komunikasi Dalam proses komunikasi ada 5 unsur dasar yaitu : sumber informasi (komunikator); pesan ; saluran komunikasi (media); penerima informasi( komunikan ), dampak atau akibat dan umpan balik. Sumber Adalah orang yang mula mula memberikan aksi komunikasi atau memberikan pesan kepada penerima, pengirim pesan biasa juga disebut komunikator. Dalam membuat pesan kepada penerima terjadi proses encoding (pengkodean) yaitu proses menerjemahkan gagasan ke dalam symbol symbol yang umum atau sudah dikenal ( kata, bahasa, gambar dan sebagainya ) menjadi pesan yang mudah dipahami. Sumber informasi bisa individu/perorangan atau lembaga yang memulai proses komunikasi. Pesan Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan yang disampaikan bisa berupa pesan verbal yaitu semua jenis komunikasi lisan yang menggunakan kata-kata, bisa juga berupa pesan non verbal seperti bahasa tubuh (ekspresi wajah, sikap tubuh, nada suara, gerakan tangan, cara berpakaian dan sebagainya ), musik tarian atau bahasa isyarat. Saluran Unsur ini merupakan media atau sarana yang digunakan supaya pesan dapat disampaikan oleh sumber kepada si penerima. Saluran seringkali disebut dengan metode komunikasi. Saluran komunikasi bisa saja sederhana, misalnya mengunakan kata-kata/suara, tetapi juga prosesnya bisa tidak sederhana. Misalnya kita bisa menggunakan radio untuk kampanye tingkat kota, bisa menggunakan arisan warga untuk kampanye di tingkat RW dengan menggunakan berbagai media seperti leaflet, kartu bergambar dan sebagainya. Penerima Adalah orang orang yang menerima pesan dari komunikator, biasa juga disebut komunikan. Saat menerima pesan dari pengirim, terjadi proses penafsiran kembali pesan pesan yang diterimanya yang disebut encoding. Proses decoding sangat dipengaruhi oleh persepsi dan latar belakang sosial budaya dari komunikan. Dampak/akibat Dampak apa yang kita inginkan dari pesan yang disampaikan Apakah kita ingin meningkatkan kesadaran kelompok sasaran Apakah kita ingin mengubah sikap mereka Apakah ingin meningkatkan keterampilan mereka, atau 25

29 Apakah ingin mengubah perilaku mereka? Umpan Balik Umpan balik mengacu pada segala informasi yang diperoleh kembali si pengirim pesan dari si penerima. Kegunaan umpan balik : Dapat membantu sumber dalam menentukan keberhasilan usaha komunikasinya Sumber dapat memperkuat pesan atau mengubah strateginya berdasarkan umpan balik yang diterima. Dapat digunakan untuk merencanakan program komunikasi yang lebih berhasil untuk masa datang. Pada saat memberikan umpan balik komunikan juga akhirnya bertindak sebagai komunikator yang memberikan pesan kepada komunikator pertama. Sehingga komunikator dan komunikan sebetulnya keduanya merupakan sumber informasi dan masing masing memberi dan menerima pesan secara serentak dan pada saat yang bersamaan terjadi proses saling mempengaruhi. Membangun Komunikasi Yang Efektif Banyak di antara kita menganggap bahwa komunikasi itu mudah, tetapi apakah betul demikian?. Hanya bila kita memasuki suatu pengalaman di mana proses komunikasi yang kita lakukan rusak atau macet, kita baru menyadari bahwa komunikasi itu ternyata tidak mudah. Misalnya pada saat kita mengajak tetangga kita untuk ikut dalam kegiatan rembug warga, seringkali yang kita terima hanyalah tatapan mata dingin, sikap acuh tak acuh atau bahkan umpatan. Gambaran tersebut memperlihatkan kegagalan kita sebagai sumber dan penerima pesan dalam berkomunikasi. Untuk mengurangi kegagalan komunikasi diperlukan keterampilan komunikasi yang efektif. Meskipun berbicara dan mendengarkan pembicaraan orang lain cukup mudah, tetapi ada perbedaan yang besar antara pembicaraan yang normal dan komunikasi yang terampil. Komunikasi yang efektif membutuhkan kepekaan dan keterampilan yang hanya dapat kita lakukan setelah mempelajari proses komunikasi dan kesadaran akan perilaku orang lain dan perilaku kita pada saat sedang berkomunikasi. Pada dasarnya bila kita menginginkan komunikasi yang efektif kita harus memahami apa yang menjadi penyebab perilaku orang lain. Semakin besar tanggapan positif terhadap pesan yang kita sampaikan artinya semakin efektif komunikasi yang kita lakukan. Cara Berkomunikasi yang Efektif? a) Pesan pesan akan mudah diterima apabila pesan pesan tersebut memiliki sifat sifat atau prasyarat sebagai berikut : Sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan masyarakat Informasi yang tepat dengan keadaan mereka Dapat diterima dan cocok dengan kebudayaan dan kepercayaan kelompok sasaran Informasi yang benar secara teknis/ilmiah Sederhana dan mudah dimengerti Murah atau hanya perlu waktu dan usaha yang minim untuk melakukannya. Yang paling penting, pesan harus berdasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat dan menekankan hal hal penting bagi mereka., bukan hal penting bagi lembaga penyelenggara program yang menyampaikan pesan. Setiap hari, masyarakat dibanjiri banyak pesan yang beranbekaragam. Agar pesan-pesan kita dapat menarik perhatian atau menggugah minat kelompok sasaran kita harus mengemasnya dengan baik. Informasi yang berguna dan sesuai 26

30 terkadang tidak diperhatikan oleh masyarakat, karena disampaikan dengan cara yang kurang tepat (misalnya terlalu menantang situasi yang berlaku ), membosankan, atau terlalu banyak muatan teknis. b) Memilih saluran yang tepat, dalam memilih saluran yang akan dipergunakan untuk program komunikasi, tidaklah sesederhana memilih saluran yang satu atau yang lain. Kita dapat mempergunakan satu atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada tujuan komunikasi dengan memperhitungkan pula keunggulan dan kelemahan setiap media. c) Dalam setiap komunikasi, paling baik bila perhatian diawali dari unsur penerima (biasanya disebut Khalayak atau Kelompok Sasaran). Kenali khalayak anda, merupakan prinsip dasar dalam komunikasi. Pertanyaan pertama yang harus kita ajukan adalah, siapakah khalayak kita?. Jika kita tidak dapat mengidentifikasi secara khusus dengan siapa kita akan berkomunikasi selain dengan seseorang atau masyarakat umum, kita sebaiknya tidak melanjutkan proses komunikasi sebelum kita memperjelas hal tersebut. Mengenali siapa yang ingin kita jangkau dapat membantu kita dalam mengembangkan pesan yang sesuai, memilih media yang sesuai dan menentukan saluran yang paling mungkin untuk menjangkau mereka. Sebaiknya, kita menemukan beberapa karakteristik khalayak yang relevan seperti data kependudukan, termasuk karakteristik mereka yang berhubungan dengan media serta tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan topik yang ingin kita komunikasikan. Tahapan Komunikasi Bagi kita yang bekerja dalam pengembangan masyarakat, kita berkomunikasi dengan tujuan yang khusus yaitu untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perubahan manusia, serta faktor sosial dan politik yang mempengaruhi sikap mereka. Untuk mencapai tujuan tujuan tersebut, komunikasi yang berhasil harus melewati beberapa tahapan. Karenanya, penting untuk mempelajari apa yang terjadi dalam setiap tahap untuk mencegah kegagalan dalam proses komunikasi. Menjangkau khalayak Komunikasi tidak akan efektif kalau khalayak tidak dapat menjangkau atau mendengarnya. Hal ini nampak sangat jelas dan masuk akal, namun banyak program gagal pada tahap pertama tersebut. Contoh contoh pesan yang tidak menjangkau khalayak adalah : Siaran radio yangmengudara pada waktu yang tidak tepat setiap harinya Brosur penyuluhan yang hanya dibiarkan berdebu di sudut kantor atau diberikan pada orang yang tidak tepat. Mengajari orang yang sudah memahami, misalnya poster yang ditempatkan di kantor KMW yang dibaca oleh pelaku PNPM Mandiri Perkotaan yang paham isu yang bersangkutan, namun justru khalayak yang ingin kita jangkau tidak pernah mengunjungi KMW. Menarik perhatian khalayak Setiap komunikasi harus menarik perhatian dahulu sehingga masyarakat akan berusaha untuk mendengarkan atau membacanya. Banyak contoh kegagalan dalam hal ini : 27

31 Masyarakat hanya melewati poster tanpa membacanya karena sebagian besar terdiri dari tulisan (tidak ada gambar) Di dalam kelas, ibu-ibu tidak memperhatikan karena materi yang diberikan oleh fasilitator membosankan Kader memindahkan atau mengganti saluran radio ke saluran lain karena materi yang dibahas hanya berbicara tentang hal hal teknis saja Karena penyampaian materi (isu yang kontroversial) kurang tepat, beberapa peserta tidak mau mendengar lagi, Daripada kita pusing dengan konflik yang akan terjadi, lebih baik kita tidak ikut-ikutan. Pemahaman pesan Masyarakat mencoba mengartikan apa yang mereka lihat atau dengar. Dalam hal ini penafsiran setiap orang dalam komunikasi tergantung pada banyak hal. Kesalahpahaman dapat terjadi bila : Materi merupakan hal yang asing atau sangat baru bagi khalayak Bahasa terlalu rumit dan istilah istilah yang digunakan tidak biasa didengar Gambar memuat diagram yang rumit dengan detail yang membingungkan Informasi yang disajikan terlalu banyak/berat sehingga sulit untuk diserap Kalimat/gambar yang digunakan mempunyai arti luas sehingga dapat memberikan/memungkinkan penafsiran lain. Penerimaan atau penolakan pesan Setelah proses pengolahan pesan, si penerima mungkin menerima atau menolak informasi berdasarkan tingkat keuntungan yang disajikan atau ketidaktepatan informasi tersebut dengan situasi mereka. Biasanya lebih mudah mempromosikan sesuatu karena hasilnya mudah atau cepat untuk dilihat dampaknya, misalnya penggunaan urea agar padi atau jagung tumbuh lebih cepat. Namun penerimaan pesan akan lebih sulit bila kita berusaha mengubah suatu kepercayaan atau kebiasaan yang telah lama mereka anut di dalam kehidupan mereka. Jika suatu kepercayaan telah dianut oleh seluruh masyarakat atau merupakan bagian dari kepercayaan yang lebih mendasar seperti agama, kita dapat memperkirakan betapa sulitnya mengubahnya, apalagi kalau kita hanya mempergunakan metode komunikasi atau pendekatan yang tidak tepat. Perubahan sikap/perilaku Jika khalayak menerima informasi, penerimaan mereka dapat menjadi perubahan sikap ( yang nantinya dapat menuju pada perubahan perilaku) sesuai dengan tujuan komunikasi kita. Namun, meskipun telah terjadi perubahan kepercayaan atau sikap, tidak selalu otomatis perilaku mereka berubah. Komunikator perlu mengetahui faktor penghalang yang mungkin ada dalam perubahan perilaku, dan mencoba mengatasinya dengan baik. Tekanan yang berasal dari orang lain dalam 28

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat APA ITU MEMBELAJARKAN? Apakah artinya membelajarkan? Agar Fasilitator Infomobilisasi (FI) dapat menjalankan peran dan tugasnya secara baik, mari kita mulai dengan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

TEKNIK FASILITASI PETANI

TEKNIK FASILITASI PETANI MODUL TEKNIK FASILITASI PETANI Teknik Fasilitasi Petani DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN 2 0 0 7 : TEKNIK FASILITASI PETANI

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA SAAT MEMFASILITASI PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN 1 43 1 44 BAB 2 Teknik Penggunaan Media Saat Memfasilitasi Pembelajaran BERDASAR MODEL KOMUNIKASI Media Komunikasi Konvensional Media adalah saluran ( medium ) untuk menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah

Lebih terperinci

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF Pengertian dan Manfaat Media belajar adalah alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yang jenis dan bentuknya bermacam macam. Dalam menyiapkan dan merancang media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan

Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Modul 3 Persoalan Kritis Dalam Membangun KSM Untuk Penghidupan Peserta memahami dan menyadari berbagai tantangan dalam membangun KSM untuk mengembangkan penghidupan Kegiatan 1 : Curah pendapat mengenai

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA

MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA MANAJEMEN KELAS RAHMA WIDYANA PRINSIP DASAR bagi TRAINER dalam Experiential Learning Memiliki pemahaman yang MENYELURUH tentang konsep Experiential learning / Adult learning Memberi kesempatan bagi trainee

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

Mohammad Nur Hasan Social & Communications Specialist TEKNIK FASILITASI

Mohammad Nur Hasan Social & Communications Specialist TEKNIK FASILITASI Mohammad Nur Hasan Social & Communications Specialist TEKNIK FASILITASI MASALAH SOSIALISASI MASALAH KOMUNIKASI 1. Yang dikatakan, belum tentu didengar 2. Yang didengar, belum tentu dimengerti 3. Yang dimengerti,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran. pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang.

Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran. pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Pengantar Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Seseorang membawa informasi tersebut kemudian menyampaikannya

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti

KOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti KOMUNIKASI MANAJEMEN Oleh : Elisabeth Herwanti Tujuan Umum Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang relevan dengan kegiatan komunikasi manajemen Tujuan Khusus Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi, guru sebagai pendidik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1

KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN UNTUK MENGEFEKTIFKAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN 1 MENGAPA KOMUNIKASI PENTING? BAGI KEHIDUPAN MANUSIA mendorong kemajuan peradaban manusia dan tanpa komunikasi, peradaban manusia

Lebih terperinci

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif

Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif Pemahaman Dasar tentang Partisipasi dan Fasilitasi Partisipatif Disampaikan pada: Lokakarya Membangun Pemahaman dan Komitmen Bersama Tanggung-gugat gugat Tata Pemerintahan Desa yang Baik/ Good Village

Lebih terperinci

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32

Written by Robinson Putra Wednesday, 16 January :51 - Last Updated Tuesday, 05 February :32 Sebelum melakukan pelatihan diperlukan penjajagan kebutuhan pelatihan kepada masyarakat, petani, petugas, kepala desa, dan instansi terkait dengan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Terdapat beberapa

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD Penulis: Wara Winartiningsih LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I.YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com Komunikasi EFEKTIF KETERAMPILAN DASAR h t t: p ws w w. /d a r e m a n t e p. S u d a r m a n t e p. 0 h t t: p ws w w. /u s /d e ra r e m a n t e p Capaian Pembelajaran Menerapkan keterampilan dasar mengajar

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Pendidikan berkualitas memerlukan suatu pembelajaran yang berkualitas. Pada proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF

INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF INDIKATOR PERKULIAHAN YANG AKTIF 1. Perencanaan a. Tersedianya Silabus Perkuliahan Telah dibuatnya sebuah silabus yang lengkap dan rinci. Pengalaman belajar dan penilaian dalam silabus sesuai dengan indikator

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum. PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode riset aksi. Bahwa peneliti ikut terlibat aktif

Lebih terperinci

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI SAAT MEMFASILITASI 1 81 1 82 BAB 4 Teknik Menangani Situasi Sulit Saat Memfasilitasi Bayangkan situasi sulit apa yang bisa dihadapi seorang fasilitator infomobilisasi saat mengelola kegiatan kelompok atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam

Lebih terperinci

Menyajikan Presentasi Seminar

Menyajikan Presentasi Seminar Menyajikan Presentasi Seminar 1 Kebanyakan kegiatan belajar melibatkan presentasi secara lisan oleh siswa. Pada suatu kegiatan belajar atau seminar, topik yang akan dibahas umumnya telah diberikan di awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya menjelaskan materi di depan kelas dengan metode ceramah saja (teacher center), namun guru juga dituntut mampu menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar

Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar Modul 2 Orientasi Belajar dan Kontrak Belajar. Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan 2. Membangun kesepatakan untuk melakukan pembelajaran bersama Kegiatan

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) BUKU 3 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Diskusi

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY. Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id 1 Untuk menghasilkan Kesan yang Tepat diperlukan suatu latihan yang teratur dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990: 131) bahwa: Metode

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

MODUL GENDER UNTUK ANAK

MODUL GENDER UNTUK ANAK MODUL GENDER UNTUK ANAK PENGANTAR Kesadaran dan pola pikir manusia di bentuk pada usia dini melalui pola asuh, pola didik dan pola tingkah laku. Pola diskriminasi terhadap perempuan adalah merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan

Lebih terperinci

Audio. Format Program. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Audio. Format Program. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Format Program Audio Karakteristik Format Program Audio Pada umumnya program non musik, tetapi bisa diselingi musik Bentuknya: uraian, dialog, diskusi, wawancara, feature, majalah udara, drama/sandiwara.

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi yang menjadi roh bagi berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menuntut perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN 1 125 1 126 Metode-metode pembelajaran seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini, biasa digunakan dalam pelatihan atau kegiatan pendampingan kelompok belajar mandiri desa (KBMD) seperti yang dipaparkan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran C. Sosiologi Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr. BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH Dalam proses pendampingan kali ini, peneliti menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB V WAWANCARA Jenis-jenis Informasi

BAB V WAWANCARA Jenis-jenis Informasi BAB V WAWANCARA Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Komunikasi 1. Definisi Keterampilan Komunikasi Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci