IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal."

Transkripsi

1 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Tahun 2007 mempertanggungjawabkan Capaian Kinerja (performance results) selama tahun 2007 dikaitkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2007 yang mengacu pada Rencana Stratejik Laporan ini pada dasarnya merupakan pertanggungjawaban kepada publik yang disampaikan melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Proses penyusunan laporan kinerja ini sepenuhnya mengacu pada Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14 Tahun 2003 tanggal 21 Februari 2003 tentang Pelaksanaan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Data dan informasi diungkapkan dalam laporan ini mencakup : 1) Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta; 2) Rencana Stratejik ; 3) Rencana Kinerja 2007 dan 4) Akuntabilitas Kinerja Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Tahun 2007 ini menguraikan hasil pengukuran terhadap 4 (empat) sasaran dan 18 (delapan belas) kegiatan yang secara lengkap dituangkan dalam formulir PKK dan PPS. Hasil capaian kinerja tahun 2007 memperlihatkan bahwa Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial telah berhasil mewujudkan seluruh sasaran stratejik yang ditargetkan pada tahun ini. Akuntabilitas keuangan disajikan sebagai ukuran efektifitas dan efisien penggunaan sumber daya organisasi dalam bentuk dana yang bersumber dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penyajian akuntabilitas keuangan didasarkan pada realisasi anggaran yang bersumber dari dokumen Daftar Anggaran Satuan Kerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 1

2 (DASK) Tahun Anggaran 2007 sesuai Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 dan Laporan Perhitungan Nota Keuangan APBD Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Tahun Anggaran Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa dari Anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- terserap sebesar Rp ,- atau 95% Belanja Langsung dengan anggaran sebesar Rp ,- terserap sebesar Rp ,- atau 90,3%. Total Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung yang tidak terserap sebesar Rp ,- atau 13,9%, hal ini antara lain disebabkan : 1) Perencanaan anggaran berdasarkan limit tertinggi tahun sebelumnya; 2) SKO terlambat keluar sehingga pelaksanaan kegiatan terlambat; 3) Nilai SKO lebih rendah dari nilai DASK; dan 4) Penawaran dari pihak ketiga lebih rendah dari anggaran yang tersedia (efisiensi anggaran) 5) Bantuan keuangan untuk lembaga keagamaan dan lembaga kesos yang tidak terserap seluruhnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 2

3 I. Pendahuluan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial adalah Aparat Pemerintah Daerah yang menangani Bidang Pembinaan Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Sekretaris daerah dan dikoordinasikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat. Kedudukan tesebut diatas diatur dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 41 Tahun 2002 tanggal 7 Maret GAMBARAN UMUM ORGANISASI Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok yang diemban dan dilaksanakan oleh Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta adalah melaksanakan pembinaan mental spiritual dan kesejahteraan sosial. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Merumuskan kebijkan teknis dibidang mental spiritual dan kesejahteraan sosial; 2. Melaksanakan pendataan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penelitian serta pengembangan kegiatan mental spiritual dan usaha kesejahteraan sosial; 3. Melakukan pembinaan mental spiritual dan kesejahteraan masyarakat; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 3

4 4. Menyelenggarakan kegiatan pencegahan timbulnya penyandang masalah sosial 5. Menyelenggarakan peningkatan kualitas dan perluasan jangkauan pelayanan usaha kesejahteraan sosial; 6. Menyelenggarakan promosi sosial dan pembinaan partisipasi kegiatan sosial masyarakat; 7. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penempatan tenaga kerja kesejahteraan sosial serta peningkatan profesionalisme sumber daya daya manusia dibidang kesejahteraan sosial; 8. Melakukan pembinaan dan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dibidang mental spiritual; 9. Memberikan rekomendasi perizinan pembangunan tempat-tempat ibadah; 10. Memberikan perizinan dan akreditasi lembaga kesejahteraan sosial; 11. Memberikan rekomendasi, perizinan, pengawasan dan pengendalian undian dan sumbangan; 12. Menyelenggarakan rekomendasi pengangkatan anak, perizinan pengasuhan anak dan perizinan operasional Taman Penitipan Anak (TPA); 13. Memberikan pelayanan rehabilitasi, resosialisasi dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan penginformasiannya; 14. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan korban tindak kekerasan, bantuan sosial korban bencana dan musibah sosial lainnya serta orang terlantar; 15. Melestarikan nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial; 16. Memberikan bantuan penyelenggarakan pelayanan sosial lembaga-lembaga kesejahteraan sosial; 17. Menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana pelayanan dibidang mental spiritual dan kesejahteraan sosial; 18. Meningkatkan dan memberdayakan potensi lembaga-lembaga keagamaan; 19. Mengelola dukungan teknis dan administrasi; 20. Melakukan pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 4

5 Struktur Organisasi Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas, sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 41 Tahun 2002 tanggal 7 Maret 2002, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial dibekali dengan struktur organisasi dengan susunan yang mencakup unit-unit yang dipimpin oleh unsur pejabat struktural esselon II dan III serta Kelompok Pejabat Fungsional sebagaimana berikut : 1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas; 3. Bagian Tata Usaha; 4. Sub Dinas Program, Sarana dan Prasarana; 5. Sub Dinas Bina Mental Spiritual ; 6. Sub Dinas Bina Sosial; 7. Sub Dinas Resosialisasi Tuna Sosial; 8. Sub Dinas Penyantunan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat; 9. Sub Dinas Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia; 10. Sub Dinas Bantuan dan Perlindungan Sosial; 11. Kelompok Pejabat Fungsional; 12. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD); 13. Suku Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Kota / Kabupaten Administratif. Susunan organisasi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta selengkapnya dapat dilihat pada Bagan Organisasi yang disajikan dalam lampiran 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 5

6 Aspek Stratejik Organisasi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta merupakan instansi Pemerintah Daerah yang menangani Bidang Pembinaan Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Sekretaris daerah dan Dikoordinasikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat. Kedudukan tersebut menunjukan adanya aspek stratejik dalam tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial. Sebagai bagian integral dari organisasi Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial sepenuhnya akan mendukung Gubernur Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan peran stratejiknya, yaitu menjadikan Pemerintahan Daerah yang akuntabel. Kondisi Permasalahan Umum Beberapa permasalahan umum bidang kesejahteraan sosial masyarakat di Provinsi DKI Jakarta yang hingga saat ini masih menjadi persoalan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial serta perangkat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lainnya antara lain : Permasalahan kesejahteraan sosial akhir-akhir ini sangat dipengaruhi oleh perubahan struktur penduduk dan perilaku masyarakat sebagai dampak dari mobilitas penduduk yang tidak terkendali dengan berbagai kepentingan. Ini mengakibatkan jumlah penduduk DKI Jakarta meningkat pesat. Dampak pembangunan ekonomi yang menimbulkan implikasi terhadap pembangunan bidang kesejahteraan sosial Jakarta sebagai Ibukota Negara menerima limbah sosial akibat kondisi sosial ekonomi di luar wilayah Jakarta. Secara umum para pendatang dari wilayah lain di luar Jakarta merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kualitas rendah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 6

7 Situasi global yang berdampak pada kondisi perekonomian negara kita mengakibatkan kerentanan kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya di Jakarta. Kecenderungan memudarnya sistim nilai sosial budaya sebagai pranata utama pembentukan sikap masyarakat, munculnya disharmoni kehidupan di lingukungan masyarakat, serta kecenderungan kurang patuhnya masyarakat terhadap ketentuan hukum yang berlaku. Hal tersebut memicu meningkatnya penyimpangan perilaku sosial masyarakat. Terjadinya degradasi aspek mental spiritual masyarakat akibat dari kerawanan sosial dan disharmoni sistim nilai sosial masyarakat di kota besar. MAKSUD DAN TUJUAN LAKIP 2007 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistim AKIP). Sebagai petunjuk penyusunan LAKIP, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai lembaga yang ditugaskan untuk membuat petunjuk teknis penyusunan LAKIP telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Khusus di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Gubernur telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 14 tahun 2003 tanggal 21 Februari 2003 tentang Pelaksanaan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dalam Surat Keputusan Gubernur tersebut dinyatakan bahwa maksud penyusunan LAKIP adalah : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 7

8 Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas pemerintah yang efektif, efisien, bersih dan bertanggung jawab serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja Satuan Unit Kerja sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, serta dalam rangka perwujudan pemerintah yang baik, perlu dikembangkan suatu mekanisme pertanggungjawaban yang sistematis dan melembaga Esensi dari sistim AKIP bagi dinas adalah perwujudan dari implementasi sistim pengendalian pada instansi pemerintah. Sistim pengendalian ini merupakan sarana bagi instansi pemerintah untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan stratejik dinas dapat dipenuhi melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang selaras. Atas dasar tersebut, siklus sistim AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Stratejik yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan / sasaran stratejik dinas dan kemudian dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan. Pada setiap tahun ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan / sasaran stratejik tersebut. Sistim pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja dinas. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program / kegiatan, capaian kinerja tersebut dikomunikasikan kepada stakeholders dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi dinas untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada pihak-pihak yang terkait atau stakeholders. Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dinas sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja dimasa datang. Dua fungsi utama LAKIP tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 8

9 Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 mencakup hal-hal berikut ini : - Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP 2007 sebagai sarana pertanggungjawaban dinas atas capaian kinerja yang berhasil diperoleh selama tahun Esensi capaian kinerja dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana tujuan / sasaran stratejik telah dicapai selama tahun Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP 2007 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen dinas bagi upaya-upaya perbaikan kinerja dimasa datang. Untuk setiap celah kinerja (performance gap) yang ditemukan, manajemen dinas dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. SISTEMATIKA LAKIP 2007 Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas selama tahun Capaian kinerja (performance result) 2007 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2007 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 dapat diilustrasikan sebagaimana uraian di bawah ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 9

10 Bab I Gambaran Umum Menguraikan secara ringkas profil Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP 2007 ini. Bab II Rencana Stratejik Menjelaskan muatan rencana stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta untuk periode dan Rencana Stratejik untuk tahun Bab III Akuntablitas Kinerja Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran startejik untuk Tahun 2007 termasuk akuntabilitas keuangan. Bab IV Penutup Menguraikan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 ini dan menguraikan rencana kegiatan (action plan) yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika LAKIP tahun 2007 di atas dapat diilustrasikan dalam bagan berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 10

11 ILUSTRASI SISTEMATIKA LAKIP 2005 Referensi Bab PENDAHULUAN Gambaran Umum Organisasi Rencana Stratejik Bab 1 Bab 2 Rencana Kinerja 2007 Capaian Kinerja 2007 Analisis Capaian Kinerja 2007 Bab 3 Kesimpulan Bab 4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 11

12 II. Rencana Stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta mempunyai rencana stratejik yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta mencakup visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang diuraikan dalam bab ini. Kemudian, sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 2007 akan dijelaskan dalam rencana kinerja (performance plan) Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP), perencanaan stratejik merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan stratejik instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (oppurtunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah. Rencana stratejik setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) Dimana kita berada sekarang; (2) Kemana kita akan menuju; (3) Bagaimana kita menuju ke sana. Dengan melakukan analisis internal dan ekstenal, para perencana stratejik mendefinisikan misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Penjabaran dari visi dituangkan dalam tujuan dan sasaran stratejik organisasi yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi di dalam memenuhi visi dan misinya. Pertanyaan bagaimana kita menuju ke sana Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 12

13 dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian tujuan/sasaran dalam wujud menetapkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi. RENCANA STRATEJIK Rencana Stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta digunakan sebagai acuan dalam memacu penyelenggarakan pembangunan agar lebih terarah dan terjamin tercapainya sasaran strategis pembangunan selama 6 (enam) tahun. Sehingga fungsi Renstra adalah sebagai berikut : Merupakan gambaran visi, misi, persepsi, interpretasi serta Gubernur KDKI Jakarta untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi; Sebagai alat bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan memang selaras dengan upaya pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik. Adapun manfaat disusunnya Renstra Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta periode ini adalah : Sebagai acuan dalam pengalokasian sumber dana yang terbatas pada berbagai kegiatan yang sifatnya strategis dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta; Menjadi acuan seluruh unit kerja di Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta visi, misi, tujuan dan sasaran; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 13

14 Sebagai acuan dalam menilai pencapaian kinerja unit-unit kerja di Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta sebagai kontribusi pencapaian kinerja Dinas secara keseluruhan; Sebagai media pertanggungjawaban kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Dalam dokumen Renstra secara formal didefinisikan pernyataan visi, misi, tujuan / sasaran stratejik serta strategi pencapaiannya (program dan kegiatan) yang diuraikan secara singkat di bawah ini. PERNYATAAN VISI DAN MISI Visi Pembangunan Provinsi DKI Jakarta Terwujudnya Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang manusiawi, efisien dan berdaya saing global. Dihuni oleh masyarakat yang partisipatif, berahklak, sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan yang aman dan berkelanjutan Makna yang terkandung dalam Visi Pembangunan DKI Jakarta adalah : 1. Jakarta hendaknya memiliki daya saing global dan mampu menjalankan fungsinya secara efisien, sehingga representatif dipandang dari kepentingan nasional dan internasional. 2. Jakarta hendaknya dihuni oleh warga kota yang sejahtera, berakhlak, berbudaya dan berdisiplin tinggi, produktif serta memiliki kecintaan dan komitmen untuk berpartisipasi dalam membangun kotanya. 3. Jakarta hendaknya memiliki penataan kota dan lingkungan yang baik dan manusiawi, agar dapat lebih menjamin dinamika berkelanjutan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 14

15 Misi Pembangunan Provinsi DKI Jakarta Misi Pembangunan DKI Jakarta adalah : 1. Meningkatkan pembangunan sarana & prasarana kota yang efisien 2. Mewujudkan pembangunan yang adil, ramah lingkungan dan berbasis partisipasi masyarakat 3. Meningkatkan kualitas kehidupan dankerukunan warga kota 4. Menegakan supremasi hukum, meningkatkan keamanan, ketentraman, dan ketertiban kota 5. Melaksanakan pengelolaan tata pemerintahan kota yang baik Selanjutnya sesuai dengan Program Pembangunan Daerah (Properda) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terungkap berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta termasuk persoalan kesejahteraan sosial masyarakat. Persoalan menonjol yang memerlukan perhatian serius yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial diuraikan pada kutipan berikut : Masalah sosial lainnya yang timbul dari krisis ekonomi dan sulitnya meningkatkan lapangan pekerjaan adalah meningkatnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sebagian dari mereka adalah pengamen, pedagang, pengemis dan anak jalanan yang mencari nafkah di sekitar lampu lalu lintas pada jalan-jalan di ibukota ini Visi dan Misi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ada serta motivasi yang kuat untuk mengatasi permasalahanpermasalahan di atas, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk menjabarkan visi diatas menjadi seperangkat misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program yang selaras dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 15

16 Visi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Masyarakat Peduli UKS, PMKS terentas dan kehidupan mental spiritual kondusif pada tahun 2015 Berdasarkan pernyataan visi di atas, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta menjabarkannya dalam 6 (enam) misi, yaitu: 1. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab sosial masyarakat; 2. Meningkatkan kualitas dan perluasan jangkauan pelayanan usaha kesejahteraan sosial; 3. Mengentaskan PMKS ke dalam kehidupan yang layak, normatif dan manusiawi; 4. Meningkatkan profesionalisme SDM dibidang kesejahteraan sosial; 5. Meningkatkan pembinaan mental spiritual masyarakat; 6. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan UKS dan lembaga-lembaga keagamaan. TUJUAN DAN SASARAN STRATEJIK Berdasarkan perumusan 6 misi di atas, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta lebih lanjut menjabarkan dalam tujuan dan sasaran stratejik. Adapun tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran stratejik yang telah ditetapkan dan akan diwujudkan dalam tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 16

17 NO. TUJUAN NO. SASARAN 1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME 2. Meningkatkan kemudahan menjalankan aktivitas keagamaan 1. Meningkatkan potensi mental spiritual masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah 2. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana sosial keagamaan 3. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat 3. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial 4. Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pilar-pilar sosial masyarakat STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN STRATEJIK Sasaran stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta merupakan bagian integral dalam proses perencanaan stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 17

18 Pada tiap-tiap sasaran ditetapkan program yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran terkait. Program-program yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang terkait. Secara keseluruhan sasaran dan program Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta diuraikan dalam tabel berikut : NO. TUJUAN SASARAN PROGRAM 1 Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME Meningkatkan potensi mental spiritual masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah Peningkatan kualitas keurukunan hidup beragama 2 Meningkatkan kemudahan menjalankan aktivitas keagamaan 3. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat 4. Meningkatkan partisipasi sosial masyarakat Meningkatkan peran dan fungsi serta sarana prasarana lembaga keagamaan dan tempat ibadah Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial Meningkatkan kualitas dan kuantitas pilar-pilar sosial masyarakat Pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan Peningkatan pelayanan dan rehabilitas sosial Peningkatan peran serta sosial masyarakat Uraian secara garis besar mengenai Rencana Stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 dapat di lihat di lampiran 2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 18

19 Setiap sasaran stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif yang dikandung dan dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Dengan demikian, kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran stratejik yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun. Selanjutnya pengukuran mengenai 18 kegiatan dan 4 sasaran stratejik diuraikan dalam formulir PKK dan PPS yang disajikan pada lampiran 4 dan 5 LAKIP ini. RENCANA KINERJA TAHUN 2007 Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Stratejik disusun suatu Rencana Kinerja (Performance Plan) pada setiap tahunnya. Rencana kinerja ini merupakan penjabaran target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan. Target kinerja ini menunjukan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran stratejik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Rencana Kinerja 2007 ini merupakan penjabaran Rencana Stratejik yang komitmen segenap karyawan dan pejabat di lingkungan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan sebagai bagian dari upaya memenuhi misi organisasi. Dengan demikian, seluruh proses perencanaan dan pengendalian aktivitas operasional Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta sepenuhnya dapat dirujukan pada Rencana Kinerja 2007 ini. Sasaran stratejik, indikator kinerja dan target kinerja untuk tahun 2007 dapat disajikan secara lengkap pada tabel sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 19

20 NO. SASARAN STRATEJIK INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Meningkatkan potensi mental spiritual masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah 2. Meningkatkan peran dan fungsi serta sarana prasarana lembaga keagamaan dan tempat ibadah 3. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pilar-pilar sosial masyarakat Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara pemerintahan daerah Meningkatnya kualitas penyuluh, pembimbing, tokoh dan pemuka agama dalam pembinaan kehidupan beragama Meningkatnya kualitas lembaga-lembaga sosial keagamaan Meningkatkan peranan lembaga-lembaga keagamaan Meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan keagamaan Meningkatnya perlindungan dan pelayanan sosial terhadap penduduk usia lanjut, penyandang cacat dan anak terlantar Meningkatnya kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap anak balita terlantar, anak jalanan, korban narkotika, korban tindak kekerasan dan tuna sosial Meningkatnya jumlah pekerja sosial dan TKSM terdidik dan terlatih yang didayagunakan dalam penyelenggaraan pelayanan sosial Berkurangnya proporsi peran pemerintah dibanding masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan sosial 10 % 20 % 20 % 20 % Rencana Kinerja Tahun 2007 terdiri atas rencana kinerja sasaran dan rencana kinerja kegiatan. Uraian lengkap mengenai rencana kinerja tersebut dapat dilihat pada Formulir RKT pada lampiran 3 LAKIP ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 20

21 III. Akuntabilitas Kinerja 2007 METODELOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA 2007 Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capaian sasaran. Metode pembandingan capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. ANALISIS ATAS PENCAPAIAN SASARAN STRATEJIK 2007 Secara umum, Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawabnya sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi. Dari 4 sasaran stratejik yang telah ditetapkan seluruhnya telah berhasil diwujudkan dengan baik. Uraian lengkap mengenai nilai capaian kinerja terhadap 4 sasaran stratejik Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 21

22 Capaian (%) 10% 10% 100 NO. SASARAN STRATEJIK INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI 1. Meningkatkan potensi mental spiritual masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah 2. Meningkatkan peran dan fungsi serta sarana prasarana lembaga keagamaan dan tempat ibadah 3. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara pemerintahan daerah Meningkatnya kualitas penyuluh, pembimbing, tokoh dan pemuka agama dalam pembinaan kehidupan beragama Meningkatnya kualitas lembagalembaga sosial keagamaan Meningkatkan peranan lembagalembaga keagamaan Meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan keagamaan Meningkatnya perlindungan dan pelayanan sosial terhadap penduduk usia lanjut, penyandang cacat dan anak terlantar Meningkatnya kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap anak balita terlantar, anak jalanan, korban narkotika, korban tindak kekerasan dan tuna sosial 20% 19% 95 20% 19% 95 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 22

23 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pilar-pilar sosial masyarakat Meningkatnya jumlah pekerja sosial dan TKSM terdidik dan terlatih yang didayagunakan dalam penyelenggaraan pelayanan sosial Berkurangnya proporsi peran pemerintah dibanding masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan sosial 20% 18% 90 Analisis mengenai nilai capaian kinerja dari 4 (empat) Sasaran Stratejik tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini : NO. SASARAN STRATEJIK INDIKATOR KINERJA ANALISIS 1. Meningkatkan potensi mental spiritual masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara pemerintahan daerah Meningkatnya kualitas penyuluh, pembimbing, tokoh dan pemuka agama dalam pembinaan kehidupan beragama Tercapainya kinerja sasaran ini sebesar 100% dipengaruhi oleh capaian indikator output dan outcome pada 2 kegiatan (15 rincian kegiatan) yang mencapai nilai rata-rata untuk output dan outcome sebesar 100%. Anggaran yang tersedia untuk melakanakan sasaran ini sebesar Rp ,- dengan penyerapan angaran sebesar Rp ,- atau 98,7% Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 23

24 2. Meningkatkan peran dan fungsi serta sarana prasarana lembaga keagamaan dan tempat ibadah 3. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pilar-pilar sosial masyarakat Meningkatnya kualitas lembagalembaga sosial keagamaan Meningkatkan peranan lembagalembaga keagamaan Meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan keagamaan Meningkatnya perlindungan dan pelayanan sosial terhadap penduduk usia lanjut, penyandang cacat dan anak terlantar Meningkatnya kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap anak balita terlantar, anak jalanan, korban narkotika, korban tindak kekerasan dan tuna sosial Meningkatnya jumlah pekerja sosial dan TKSM terdidik dan terlatih yang didayagunakan dalam penyelenggaraan pelayanan sosial Berkurangnya proporsi peran pemerintah dibanding masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan sosial Sasaran ini memperoleh nilai capaian sebesar 100% dengan didukung oleh capaian indikator output dan outcome pada 2 kegiatan (15 rincian kegiatan ditambah 376 rincian kegiatan untuk bantuan keuangan lembaga keagamaan, tempat ibadah dan lembaga kesos) yang mencapai nilai rata-rata 100%. Penyerapan anggaran sebesar Rp ,- atau 88,66% dari target sebesar Rp Sasaran ketiga memperoleh nilai capaian sebesar 100% yang didukung oleh capaian indikator output dan outcome pada 10 kegiatan (106 rincian kegiatan termasuk bantuan keuangan bagi lembaga kesos) dengan nilai rata-rata untuk output dan outcome sebesar 100%. Penyerapan anggaran sebesar Rp ,- atau 85,1% dari target sebesar Rp ,- Sasaran ini memperoleh nilai sebesar 100%, dengan capaian indikator output dan outcome pada 4 kegiatan (90 rincian kegiatan termasuk bantuan keuangan bagi Orsos/Yayasan dan lembaga sosial lainnya) sebesar 100%. Penyerapan anggaran sebesar Rp ,- atau 61,8% dari anggaran sebesar Rp ,- Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 24

25 ANALISIS ATAS CAPAIAN KEUANGAN 2007 Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta tahun 2007 didanai dengan Anggaran Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (APBD) berdasarkan Daftar Satuan Kerja (DASK) Tahun Aggaran Dana yang tersedia secara keseluruhan untuk mendanai tugas pokok dan fungsi adalah sebesar Rp ,- yang terdiri Belanja Tidak Langsung Rp ,- Belanja Lansung ,- Uraian lengkap Anggaran Belanja Tahun 2007 dan penyerapannya yang bersumber dari Laporan Perhitungan Nota Keuangan APBD Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Tahun 2007 adalah sebagai berikut : URAIAN ANGGARAN PENYERAPAN SISA ANGGARAN Rp. Rp. % Rp. % Belanja Tidak Langsung , , ,- 5 Belanja Langsung , ,- 83, ,- 16,7 Jumlah , ,- 86, ,- 13,9 Tidak terserapnya seluruh anggaran belanja tersebut antara lain disebabkan : 1) Perencanaan angaran berdasarkan limit tertinggi tahun sebelumnya; 2) SKO terlambat keluar sehingga pelaksanaan kegiatan terlambat; 3) Nilai SKO lebih rendah dari nilai DASK; 4) Penawaran dari pihak ketiga lebih rendah dari anggaran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 25

26 yang tersedia (efisien anggaran); dan 5) Bantuan keuangan bagi lembaga keagamaan, tempat ibadah dan lembaga kesos yang tidak seluruhnya terserap. Sedangkan Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 yang dipergunakan dalam rangka mewujudkan 4 Sasaran Stratejik lebih jauh dapat dirinci dalam tabel berikut : NO. SASARAN STRATEJIK 1. Meningkatkan potensi mental spiritual masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah 2. Meningkatkan peran dan fungsi serta sarana prasarana lembaga keagamaan dan tempat ibadah 3. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial 4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pilarpilar sosial masyarakat RENCANA (Rp) REALISASI (Rp) (%) , ,- 98, , ,- 88, , ,- 85, , ,- 61,8 Jumlah , ,- 83,3 Uraian lengkap mengenai Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung dalam rangka mendukung keberhasilan pencapaian 4 sasaran stratejik yang telah ditetapkan dalam tahun 2007 dapat dilihat pada lampiran 6. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 26

27 Penjangkauan Penjangk auan IV. Penutup Akuntabilitas Kinerja tahun 2007 pada dasarnya berupa uraian capaian kinerja (performanse result) instansi pemerintah yang dibandingkan dengan rencana kinerja (performance plan) yang ditetapkan pada awal tahun anggaran yang disusun berdasarkan dokumen Rencana Stratejik, Rencana Kinerja, serta dokumen perencanaan lainnya. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik simpulan utama yang terkait dengan akuntabilitas kinerja tahun Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Provinsi DKI Jakarta telah berhasil mewujudkan dengan 4 sasaran stratejik yang ditetapkan pada tahun 2007 dengan nilai capaian sebesar 95%. Rincian capaian masing-masing sasaran stratejik tersebut dapat dilihat pada Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (Form PPS) pada lampiran 5. Kami menyadari bahwa Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial masih dijumpai kekurangan, sehingga memerlukan penyempurnaan yang berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang, terutama dalam perumusan indikator-indikator outcome beserta perolehan datanya. Selain itu, penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) belum dilakukan pada awal tahun anggaran. Untuk peningkatan mutu laporan di masa mendatang, kami akan terus berupaya memperbaiki Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial dalam rangka pertanggungjawaban kinerja kepada publik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 Hal. 27

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008 Hal.

IKHTISAR EKSEKUTIF. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008 Hal. IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Tahun 2008 mempertanggungjawabkan Capaian Kinerja (performance results) selama tahun 2008 dikaitkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016 1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEJIK DINAS BINA MENTAL SPIRITUAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2008

RENCANA STRATEJIK DINAS BINA MENTAL SPIRITUAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2008 RENCANA STRATEJIK DINAS BINA MENTAL SPIRITUAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2008 VISI : Masyarakat Peduli UKS, PMKS Terentas dan Kehidupan Mental Spiritual Kondusif pada Tahun 2015

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR INSPEKTORAT JALAN SULTAN ALAM BAGAGARSYAH TELP 0752 71128 BATUSANGKAR 27281 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BATUSANGKAR JANUARI 2013 DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya urusan-urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali di Jakarta baik yang meliputi urusan administratif, teknis maupun koordinatif, peran dan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB II PERENCANAAN KINERJA. BAB II PERENCANAAN KINERJA. A. RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu : Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit) Tujuan : Praja dapat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN DINSOS JABAR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan manifestasi tanggung jawab Pemerintah sebagai urusan wajib bidang sosial dalam penyediaan pelayanan kebutuhan dasar bagi

Lebih terperinci

B. Struktur Organisasi

B. Struktur Organisasi 1 A. Gambaran Umum akarta sebagai Ibukota Negara merupakan barometer bagi kotakota lain di Indonesia, sehingga mempunyai peranan penting dan strategis dalam menciptakan suasana tertib, menumbuhkan kesadaran,

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL SALINAN NOMOR 29/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN 2016 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanggungjawaban Renstra kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN, terdapat 7 (Tujuh) azas umum penyelenggaraan negara,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB II PERENCANAAN KINERJA. BAB II PERENCANAAN KINERJA. 2.1. RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA

AKUNTABILITAS KINERJA BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabiltas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS 2013 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I P E N DA H U L U A N.

BAB I P E N DA H U L U A N. BAB I P E N DA H U L U A N. 1.1. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik ( good govermance ) merupakan harapan semua pihak. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan bahwa setiap lembaga pemerintah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013 Pontianak, Februari

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Satuan Kerja Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi Lembaga Teknis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan. Rakhmat, Taufiq dan Hidayah-Nya semata, maka Laporan Akuntabilitas

KATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan. Rakhmat, Taufiq dan Hidayah-Nya semata, maka Laporan Akuntabilitas KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan Rakhmat, Taufiq dan Hidayah-Nya semata, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)Kantor Perpustakaan, Arsip

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH. KATA PENGANTAR Penyusunan Renstra (Rencana Strategis) Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI Tahun 200 204, dimaksudkan guna mencapai tujuan dan sasaran strategis dalam rangka pencapaian visi dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kecamatan Bojongsoang adalah salah satu dari 31 Kecamatan yang berada di bawah Pemerintahan Kabupaten Bandung, yang dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan memiliki

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia telah terbukti terutama pada saat krisis

menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia telah terbukti terutama pada saat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan sektor yang menjadi Dasar Perekonomian Kerakyatan, dalam menunjang perekonomian sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. dan laporan kinerja, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

IKHTISAR EKSEKUTIF. dan laporan kinerja, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi IKHTISAR EKSEKUTIF Guna memenuhi dua tuntutan pokok, yaitu sebagai media akuntabilitas dan laporan kinerja, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendapatan Pengelolaan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional.

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional. - 379 - M. PEMBAGIAN URUSAN AN SOSIAL SUB 1. Kebijakan Bidang 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala provinsi mengacu pada kebijakan 1. Penetapan kebijakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016 . LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks berimplikasi kepada tuntutan masyarakat yang ingin terlayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Akuntabilitas Kinerja Dalam Modul Pembentukan Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2016 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH D I S U S U N O L E H : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara 18 BAB II DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG 1 PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, Maret 2015 KATA PENGANTAR Dengan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci