MODERASI SEM(STRUCTURAL EQUATION MODELLING) PADA INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) MENGGUNAKAN METODE PING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODERASI SEM(STRUCTURAL EQUATION MODELLING) PADA INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) MENGGUNAKAN METODE PING"

Transkripsi

1 MODERASI SEM(STRUCTURAL EQUATION MODELLING) PADA INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) MENGGUNAKAN METODE PING Indra Herlangga ( ) Dosen Pembimbing :Bambang Wijanarko Otok Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya Abstrak Manajemen Pendidikan adalah salah satu hal yang penting dilakukan di dalam suatu instansi perguruan tinggi. Tujuan suatu perguruan tinggi melakukan manajemen pendidikan adalah untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan mampu bersaing di segala bidang. Proses pembelajaran melibatkan dosen sebagai faktor penting dalam kegiatan pembelajaran di instansi perguruan tinggi yaitu sebagai transfer mahasiswa dengan dunia kerja. Dalam proses pembelajaran, dosen harus memiliki kompetensi sebagai pendukung proses belajar mengajar. Penelitian ini akan mengkaji pola hubungan empat kompetensi dosen yang tercantum dalam UU RI no 14 tahun 005, yiatu pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Metode analisis yang dipakai adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengkonfiirmasi indikator-indikator terhadap variabel laten, dan juga model Moderating Structural Equation Modeling (M-SEM) untuk mengetahui pengaruh moderasi. Hasil penelitian adalah kepribadian sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap hubungan antara kompetensi profesional dan sosial terhadap pedagogik. Kata kunci: CFA, M-SEM, Kompetensi, UU RI no Pendahuluan Manajemen Pendidikan adalah salah satu hal yang penting dilakukan di dalam suatu instansi perguruan tinggi. Tujuan suatu perguruan tinggi melakukan manajemen pendidikan adalah untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan mampu bersaing di segala bidang. Menurut Danim (003), manajemen pendidikan terdiri dari dimensi proses dan substansi. Pada dimensi proses terdapat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. Sedangkan pada tataran substansi meliputi personalia, keuangan, sarana dan prasarana, instrument pembelajaran. Pada tataran proses terdapat pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang terjadi pada suatu perguruan tinggi dengan melibatkan dosen sebagai faktor penting dalam kegiatan pembelajaran di instansi perguruan tinggi yaitu sebagai transfer mahasiswa dengan dunia kerja. Pengajaran adalah bagian dari konteks pembelajaran yang dihadapi mahasiswa dalam seluruh rangkaian pengajaran di perguruan tinggi. Dalam penelitian ini akan disajikan bagaimanakah kinerja para dosen yang diukur dengan melihat 4 kompetensi Dosen yang tercantum dalam UU RI no 14 tahun 005 tentang guru dan dosen yang dituangkan dalam bab 1 pasal 1 ayat 10 yaitu Kompetensi Mengajar (Pedagogik), Kompetensi Kepribadian (Personaliti), Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Dari 4 kompetensi dasar guru dan dosen tersebut, terdapat indikasi adanya hubungan saling terkait. Suhendar(009), dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh budaya belajar organisasi, dukungan manajemen, daya dukung sarana, dan kualitas pemanfaatan internet terhadap kompetensi guru. Dalam penelitiannya diketahui adanya hubungan antara kompetensi profesional terhadap kompetensi pedagogik, dan hubungan antara kompetensi kepribadian terhadap kompetensi sosial. Dari penjelasan diatas, maka akan disajikan evaluasi mengenai kinerja dosen berdasarkan hubungan 4 kompetensi yang tercantum dalam UU RI no. 14 tahun 005. Dalam penelitian ini akan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) yang melibatkan variable moderasi. Penelitian tentang metode moderasi dalam pembentukan model struktural juga dilakukan oleh Cahyono,dkk (007) mengenai pengaruh moderasi pada system pengendalian manajamen dan inovasi terhadap kinerja. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa kepribadian karyawan berpengaruh terhadap hubungan antara tingkat permasalahan kerja terhadap kinerja. Dengan mengacu pada penelitian sebelumnya, maka akan ditentukan apakah kompetensi kepribadian dosen dapat memoderasi variabel latent yang lain. Hal yang akan dijadikan hipotesis dalam penelitian ini adalah (1)apakah kompetensi mengajar (pedagogik) dosen dipengaruhi oleh variabel kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dosen.() apakah kompetensi kepribadian dapat menjadi variabel moderasi hubungan antara kompetensi profesional dengan kompetensi mengajar (pedagogik) dosen, 1

2 dan (3) apakah kompetensi kepribadian dapat menjadi variabel moderasi hubungan antara kompetensi sosial dengan kom-petensi mengajar (pedagogik) dosen.. Tinjauan Pustaka.1 Definisi Structural Equation Modelling(SEM) Model persamaan struktural (Structural Equation Modelling) adalah salah satu metode multivariat yang memung-kinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks. SEM merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis faktor, model struktural dan analisis path (jalur). SEM disebut juga Model Struktur Kovarian atau Model LISREL (Linear Structural Relationship) dalam (Hair et al., 006). Disisi lain SEM juga merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis data dengan konstruksi konsep. Dalam model struktural dikenal dua variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang nilainya ditentukan diluar model, seperti variabel bebas dan variabel instrument. Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang nilainya ditentukan berdasarkan model, seperti variabel tak bebas.. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas berkaitan dengan seberapa besar suatu variabel itu mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengukur validitas konstruk maka dapat dilihat nilai loading faktornya. Hair, dkk(006) menyatakan bahwa loading faktor harus sama dengan 0,5 atau lebih dan idealnya harus 0.7. Maka hal demikian dapat dikatakan sebagai signifikan. Statistik uji menggunakan t-test dan kriteria penolakan H 0 apabila p-value < α dengan hipotesis yang mungkin adalah: H 0 : λ = 0 variabel indikator tidak valid sebagai indikator variabel laten H 1 : λ 0 Variabel indikator valid sebagai indikator variabel laten Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur peubah latennya. Untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan rumus costruct reliability (CR) sebagai berikut (Hair dkk, 006:777). = (1) Dimana adalah faktor loading untuk setiap variabel laten dan merupakan kesalahan pengukuran (error variance) untuk setiap konstruk/laten. Nilai batas minimum yang digunakan untuk menilai CR atau dikatakan memiliki reliabilitas baik jika memiliki nilai sebesar 0,70..3 Non Liniear SEM Pengembangan dalam metode SEM saat ini mulai banyak didiskusikan. Banyak peneliti saat ini yang mengem-bangkan metode estimasi untuk model variabel laten non-linear. Kenny dan Judd (1984) mengembangkan estimasi model inte-raksi sederhana dengan satu variabel laten moderator (variabel perkalian antara dua indikator variabel laten eksogen. Menurut Lee (007), Non Linear Sturctural Equation Modeling (NSEM) dengan p x 1 random vektor manifest/indika-tor = (,, ) didefinisikan sebagai berikut: = + + () dimana merupakan vektor dari intersep, adalah sebuah matrik p x q dari faktor loading, = (,, ) adalah random vektor dari faktor laten dengan q < p, sedangkan merupakan vektor berukuran p x 1 dari kesalahan pengukuran dengan distribusi (0, Ψ ), dimana Ψ merupakan matrik kovarian dan memiliki bersifat independen..4 Uji Kesesuaian Model Untuk mendapatkan model yang benar-benar baik maka dilakukan uji kesesuaian model. Beberapa uji kesesuaian model yang akan digunakan adalah : Tabel Kriteria Goodness of Fit Goodness of fit index Cut-off Value - Chi-Square Statistic Diharapkan kecil - Significance Probability 0,05 GFI 0,90 AGFI 0,90 CFI 0,94 RMSEA 0,08

3 Sumber : Ghozali, Estimasi Parameter Estimasi paramater pada model pengukuran dilakukan dengan membandingkan matriks varians kovarians measurement model dengan matriks varian kovarians pada data observasi. Misal terdapat measurement model = λ + dan = λ +, dari model tersebut dicari nilai varian dan kovariannya sebagai berikut : ( ) = ( +, + ) = (, ) + (, ) + (, ) + (, ) = () + ( ) = + ( ) ( ) = ( +, + ) = (, ) + (, ) + (, ) + (, ) = () + ( ) = + ( ) (, ) = ( +, + ) = (, ) + (, ) + (, ) + (, ) = (, ) = Sehingga didapatkan : () = + ( ) (3) + ( ) Sedangkan untuk data observasi atau matrik varian kovarian sampel ditentukan nilai varian dan kovariansnya dengan rumus sebagai berikut : n X i nx X Y nxy i1 Var (X) = Cov (X,Y) = n 1 n 1 Sehingga didapatkan matriks varian kovarians sampel sebagai berikut : Varx1 Covx1,x Σ θ (4) Cov x,x1 Var x Matriks varians kovarians pada persamaan (3) dan persamaan (4), ditulis sebagai berikut : ˆ (5) + ( ) + ( ) = ( ) (, ) (, ) ( ) Didapatkan persamaan sebagai berikut : + ( ) = ( ) + ( ) = ( ) = (, ) Dari ke-3 persamaan tersebut dilakukan proses eliminasi dan subsitusi sehingga diperolah nilai estimasi parameter 1,, Var ( ) dan Var ( ). Estimasi parameter model struktural atau SEM salah satunya menggunakan metode Maximum Likelihood dapat dirumuskan sebagai berikut. log tr S 1 log S p q (6) F ML.6 SEM dengan Moderasi Pada contoh Structural Equation Modelling hanya memiki hubungan langsung ataupun tidak langsung. Dalam dekade ini dikembangkan suatu pendekatan yang memungkinkan hubungan antara suatu variabel independen terhadap variabel dependen yang dipengaruhi variabel laten lainnya. Pengaruh suatu variable laten yang berpengaruh terhadap hubungan antara variabel laten independen dan variabel laten dependen, sehingga disebut moderated Structural Equation Modelling. Dalam SEM, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai pengaruh moderating. Salah satu n i 1 i i 3

4 metode yang dapat mengestimasi pengaruh moderating pada SEM yang kompleks adalah metode Ping. Ping(1995) dalam Ghozali(008) menyatakan bahwa indikator tunggal seharusnya digunakan sebagai indikator dari suatu variabel laten moderating. Indikator tunggal tersebut merupakan perkalian antara indikator variabel laten exogen dengan indikator variabel moderatornya. Misal, hubungan antara X dan Y dipengaruhi oleh variabel laten Z. dimana Y adalah variabel manifest dependen sedangkan X dan Z adalah variabel laten dan masing-masing memiliki indikator. Maka dapat dilihat seperti gambar berikut. x 1 X (ξ1) Indikator moderating = (x1 + x).(z1+z) y 1 y X Y( η1) z 1 z Z( ξ ) interaksi (x 1 + x ).(z 1+z ) Gambar 1 Model Moderasi SEM Model umum persamaan struktural dapat dituliskan dalam persamaan matrik berikut (Engel,dkk. 009). = (7) dimana : () = Variabel laten endogen (h) = Koefisien pengaruh variabel laten endogen ( ) = Koefisien pengaruh variabel laten eksogen ( = ariabel laten eksogen ( ) = Zeta : Error model.7 Tinjauan non Statistik a. Indeks Prestasi Dosen IPD(Indeks Prestasi Dosen) dalam pengertiannya merupakan suatu tolak ukur penilaian mahasiswa terhadap kinerja dosen. IPD memiliki tujuan untuk menentukan seberapa besar kinerja dosen dalam memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dengan metode belajar tertentu, dimana seorang dosen diharapkan dapat menjadi seorang profesional dalam bidangnya. Dosen yang profesional adalah sebagai transfer mahasiswa dari masyarakat menuju kepada dunia kerja. Dengan adanya persyaratan profesionalisme dosen, maka diperlukan suatu kompetensi dasar yaitu memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, dimana dibutuhkan suatu pengalaman dengan mengembangkan semua potensi sebagai usaha peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. b. Definisi Kompetensi Setiap dosen atau guru harus memiliki suatu kemampuan diri yang disebut dengan kompetensi. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau kecakapan. Kompetensi menurut Mc. Leod dalam Usman(006:14) merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang disyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Sedangkan menurut Surya (004:93) kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan tugas tertentu. UU RI No. 14 tahun 005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat 10 mengartikan kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi bersifat kompleks dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang dimiliki seseorang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut. c. Karakteristik Kompetensi Dosen 4

5 Yang dimaksud satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut UU No 14 tahun 005 tentang Guru dan Dosen terdapat empat kompetensi guru, yaitu Kompetensi Mengajar (Pedagogik), Kompetensi Kepribadian (Personaliti), Kompetensi sosial, dan Kompetensi Profesional. Kompetensi Guru/Dosen tersebut saling terkait dan saling mendukung dalam terbentuknya proses pembelajaran. 3. Metodologi Penelitian Data yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah data primer yang diambil secara langsung dengan memberikan angket pertanyaan melalui kuisoner. Responden yang digali informasinya adalah seluruh mahasiswa sarjana dan diploma yang masih aktif belajar di jurusan Statistika ITS Surabaya dan telah menempuh kuliah pada semester gasal periode 009/010. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan adalah probability sampling menggunakan sampling acak sederhana melalui pendekatan proporsif. Dengan menggunakan rumus slovin (Setiawan,007) diperoleh :. ( 1) =. + ( 1) = 571(). 0.9(1 0.9) 571(0.05) + (). 0.9(1 0.9) = 115 Dan jumlah sampel untuk masing-masing sub populasi adalah sebagai berikut: S1 N n1 n ,94 78 mahasiswa N 571 N D3 184 n n ,05 37 mahasiswa N 571 Sehingga alokasi sampel untuk masing-masing angkatan berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: a. Alokasi sampel S1 Angkatan(006) n s1 = (58/387) x 78 = 11,68 1 Angkatan(007) n s = (94/387) x 78 = 18,9 19 Angkatan(008) n s3 = (14/387) x 78 = 4,9 5 Angkatan(009) n s4 = (109/387) x 78 = 1,9 b. Alokasi sampel D3 Angkatan(007) n d1 = (65/184) x 37 = 13,07 13 Angkatan(008) n d = (50/184) x 37 = 10,05 10 Angkatan(009) n d3 = (70/184) x 37 = 14,07 14 Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menyusun kuisioner sebagai alat atau instrumen penelitian.. Analisis deskriptif 3. Menguji validitas dan reliabilitas kuisioner menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis), agar dapat mengukur variabel-variabel penelitian dengan valid dan reliabel. Setelah instrumen penelitian (kuisioner) terbukti valid dan reliabel maka dilakukan survey kepada sejumlah responden yang sudah ditentukan berdasarkan hasil survey pendahuluan. 4. Analisis SEM a. Pengembangan model berbasis konsep dan teori b. Membentuk diagram Path(jalur)\ c. Evaluasi Goodness of fit Keseuaian model d. Interpretasi dan modifikasi model, interpretasi model yang sudah memenuhi kriteria Goodness of fit. Namun jika model tidak memenuhi kriteria Goodness of fit maka dilakukan modifikasi model. 5. Prosedur dengan metode M- SEM: Tahap pertama: 5

6 a. Melakukan estimasi tanpa memasukkan variabel interaksi sehingga kita hanya mengestimasi model dengan dua variabel eksogen ξ1 dan ξ yang digunakan untuk memprediksi variabel endogen η1. b. Hasil output model ini digunakan untuk menghitung nilai loading factor variabel laten interaksi (λ interaksi) dan nilai error variance dari indikator variabel laten interaksi. dengan rumus seperti dibawah ini: λ interaksi = (λ x1 + λ x ) (λ x1 + λ x ) θ q = (λ x1 + λ x ) Var(X) (θ z1 + θ z ) + (λ z1 + λ z ) Var(Z) (θ x1 + θ x ) + (θ x1 + θ x ) (θ z1 + θ z ) dimana : λ interaksi = loading factor dari variabel laten interaksi θq = error variance dari indikator variabel laten interaksi Tahap Kedua : a. Setelah nilai λ interaksi dan nilai θq diperoleh dari tahap pertama, maka nilai -nilai ini dimasukkan kedalam model dengan variabel laten interaksi. b. Hasil perhitungan manual dari loading faktor interaksi kita gunakan untuk menetapkan nilai parameter nilai loading interaksi sedangkan hasil manual perhitungan error variance variabel interaksi kita gunakan untuk menetapkan error variance variabel interaksi. Anderson dan Gerbing (1988) dalam Ghozali(008) menyatakan bahwa, dengan menetapkan nilai parameter pada SEM bukan merupakan suatu masalah yang akan menyebabkan estimasi menjadi bias, asalkan variabel laten adalah unidimensi dan bukan multi dimensi (second order factor). 4. Analisis Data dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Tabulasi Silang Program Studi dengan Jenis Kelamin Jenis kelamin Program Studi Total Laki-laki Perempuan S1 (19,1%) 56 (48,7%) 78 (67.8%) D3 17 (14,8%) 0 (17,4%) 37 (3,%) Total 39 (33,9%) 76 (66,1%) 115 (100%) Dari tabel 4.1 diperoleh bahwa yang menjadi obyek penelitian adalah sebanyak mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dengan program sarjana S1 berjumlah orang atau sebesar 19,1% dan dengan program diploma D3 berjumlah 17 orang atau sebesar 14,8%. Sedangkan untuk mahasiswa berjenis kelamin perempuan diperoleh untuk program studi sarjana S1 berjumlah 56 orang atau sebesar 48,7% dan dengan program studi diploma D3 berjumlah 0 orang atau sebesar 17,4%. 4. Analisis Faktor Konfirmatori Analisis Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis) digunakan menguji validitas suatu konstruk teoritis. Konsep utama yang digunakan dalam hal ini adalah pengukuran, validitas dan reliabilitas. Dari keempat variabel laten dalam penelitian ini, akan dilakukan uji unidimensionalitas variabel dengan menggunakan metode Analisis Faktor Konfirmatori untuk mengetahui validitas, reliabilitas, serta kontribusi yang diberikan masing-masing variabel indikator dalam menyusun variabel latennya. Statistk uji untuk analisis faktor konfirmatori adalah distribusi t. Indikator dikatakan signifikan mengukur variabel laten jika nilai t-value>1.96. Hasilnya adalah untuk variabel laten kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian masing-masing indikator yang mengukurnya signifikan secara statistik. 4.3 Model Struktural Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas tiap variabel laten menggunakan konfirmatori analisis. maka tahap selanjutnya adalah membentuk model struktural dengan mebentuk model berdasarkan hipotesis. Hipotesis yang akan dibahas dalam permodelan struktural apakah kompetensi profesional, sosial, dan kepribadian berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi pedagogik. Hubungan kausalitas dari keempat kompetensi ini dapat ditunjukkan oleh gambar model struktural yaitu sebagai berikut. 6

7 Gambar Nilai standardized estimate Persamaan Model Struktural Analisis structural equation modeling dimaksudkan untuk menguji model yang telah dikembangkan dengan berbasis teori secara serempak (bersama-sama). Dari bentuk model persamaan struktural maka diperoleh hubungan kompetensi yang berbasis teori. Selanjutnya diuji apakah seluruh indikator variabel latent memenuhi asumsi multivariate normal. Dari hasil uji multivariat normal diperoleh nilai statistik uji yang lebih kecil dari 0,5 yaitu sebesar maka dapat disimpulkan bahwa data semua indikator variabel latent memenuhi asumsi multivariate normal. Setelah dilakukan uji multivariat normal, selanjutnya melakukan identifikasi apakah indikator variabel memiliki multikolinieritas. Dari hasil output diperoleh bahwa nilai determinan adalah 0.00 sehingga mengindikasikan adanya multikolinearitas dan memungkinkan terdapat hubungan moderasi. Dari Gambar di atas dapat dilihat hasil dari estimasi parameter hubungan antara variabel laten dengan variabel indikator dan antar variabel laten dengan menggunakan standardized estimate. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi variabel latent untuk mengetahui apakah hubungan antar variabel latent saling berpengaruh. Berikut disajikan hasil uji signifikan yang dapat dilihat pada tabel 4. sebagai berikut : Tabel 4. Uji Signifikansi Parameter SEM Hubungan estimasi t-hitung P-value keterangan Profesional Pedagogik **** Signifikan Sosial Pedagogik Tidak Signifikan KepribadianPedagogik Tidak Signifikan Dari tabel 4. diperoleh bahwa variabel latent kompetensi professional berpengaruh signifikan terhadap variabel latent pedagogik dengan nilai t-hitung lebih besar dari 1,96 yaitu sebesar sedangkan untuk variabel latent sosial dan kepribadian tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel latent pedagogik. Dengan nilai t-hitung kedua variabel tersebut yang kurang dari 1,96 dan nilai P- value yang lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel latent yaitu kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel latent pedagogik. Dengan demikian pemodelan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan pengaruh moderasi (MSEM). Yaitu dengan menguji kompetensi kepribadian sebagai moderasi yang mempengaruhi hubungan kompetensi professional dan social tehadap kompetensi pedagogik. 4.5 Model Struktural dengan Hubungan Moderasi Dalam SEM terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai pengaruh moderating. Salah satu metode termudah dan dapat mengestimasi pengaruh moderating pada SEM yang kompleks adalah metode ping (1995). Ping menyatakan bahwa indikator tunggal seharusnya digunakan sebagai indikator dari suatu variabel moderating. Indikator tunggal tersebut merupakan perkalian antara indikator variabel laten exogen dengan indikator variabel moderatornya. Dalam penelitian ini ada hipotesis yang akan dibahas mengenai metode yang digunakan yaitu SEM dengan variabel moderasi. Hipotesisnya adalah sebagai berikut. 1. H 1 : Kompetensi kepribadian me-moderasi hubungan antara kompetensi profesional dengan kompetensi mengajar (pedagogik) dosen. H : Kompetensi kepribadian me-moderasi hubungan antara kompetensi sosial dengan kompetensi mengajar (pedagogik) dosen 7

8 a. Moderasi Model Struktural Untuk menjawab permasalahan ke 1 dan ke yaitu untuk menentukan apakah variabel kepribadian dosen dapat menjadi variabel moderasi terhadap hubungan variabel professional dan sosial dengan variabel pedagogik dosen. Sebelum menentukan variabel moderasi maka terlebih dahulu membangkitkan suatu variabel interaksi dimana nilai estimasi dan error variance diperoleh dari interaksi antara variabel eksogen sehingga menjadi variabel tunggal bagi variabel latent moderasi. Selanjutnya nilai estimasi loading factor dan error variance dimasukkan(konstrain) kedalam variabel interaksi. Hubungan interaksi disajikan pada gambar sebagai berikut. Gambar 3 Model Persamaan Struktural dengan Variabel Moderasi Dari gambar 3 diatas menunjukkan model struktural dari hubungan kausalitas antar variabel laten berdasarkan hipotesis. Dalam model struktural tersebut selanjutnya dilakukan uji kesesuaian model apakah model sudah sesuai atau belum. Hasil uji goodness of fit diperoleh dengan tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Goodness of fit SEM dengan Variabel Moderasi Goodness of fit Cut off Hasil keterangan indeks Value output Chi-Square Diharapkan kecil P-value Kurang baik RMSEA Kurang baik GFI Cukup baik AGFI Kurang baik CFI Cukup baik Dari Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa ada beberapa kriteria Goodness of fit index yang dihasilkan model belum memenuhi kriteria dengan nilai Chi-Square yang cukup besar yaitu 1611,344 dengan probabilitas Kriteria Goodness of fit lainnya juga belum memenuhi yaitu nilai RMSEA, GFI dan AGFI. Sedangkan untuk kriteria CFI mempunyai nilai fit sebesar 0,767 yang mendekati 0,9 sehingga model dikatakan sudah cukup baik. Dari model struktural diperoleh nilai signifikansi parameter dari hubungan variabel latent dan disertai variabel moderasi. Nilai signifikansi parameter dari model struktural tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.4 Estimasi parameter SEM dengan Moderasi Hubungan estimasi t-hitung P-value keterangan Profesional Pedagogik **** Signifikan Sosial Pedagogik **** Signifikan KepribadianPedagogik **** Signifikan Moderasi 1 Pedagogik Tidak Signifikan Moderasi Pedagogik Signifikan Dari tabel 4.4 diketahui bahwa hubungan kausalitas yang terjadi pada model struktural masingmasing variabel latent untuk hubungan variabel professional, sosial, dan kepribadian terhadap variabel latent pedagogik memiliki nilai t-hitung lebih besar dari 1,96 pada tingkat 5%. Hal ini menunjukkan bahwa semua parameter hubungan model struktural sudah signifikan. Untuk hubungan kausalitas variabel moderasi dapat disimpulkan bahwa variabel moderasi 1 adalah variabel kepribadian sebagai moderator kompetensi professional dengan pedagogik memiliki nilai t-hitung kurang dari 1,96 yaitu 1,471 dan nilai p-value yang lebih besar dari tingkat 5% yaitu 0,141. 8

9 Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepribadian bukan sebagai variabel moderasi terhadap hubungan kompetensi professional dengan kompetensi pedagogik. Sedangkan untuk variabel moderasi adalah variabel kepribadian sebagai moderator kompetensi professional dengan pedagogik memiliki nilai t-hitung lebih dari 1,96 yaitu,97 dan nilai p-value yang kurang dari tingkat 5% yaitu sebesar 0,0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sosial mempunyai fungsi sebagai variabel moderasi terhadap hubungan kompetensi professional dengan kompetensi pedagogik. Karena pada uji goodness of fit model masih belum sesuai maka dilakukan modifikasi model dengan cara meng-korelasikan nilai error variance yang besar antara indikator dalam satu variabel laten. Hal ini dilakukan untuk memperkecil nilai Chi-square model. Hasil modifikasi disajikan dalam gambar 4.8 sebagai berikut. Gambar 4 Modifikasi Model Persamaan Struktural dengan Variabel Moderasi Dari gambar 4 diatas menunjukkan setelah dilakukan modifikasi terjadi penurunan nilai Chisquare model. Goodness of fit dari hasil pemodelan struktural setelah melakukan modifikasi terhadap model disajikan dalam tabel 4.14 sebagai berikut. Tabel 4.5 Goodness of fit SEM dengan Variabel Moderasi Goodness of fit Cut off Hasil keterangan indeks Value output Chi-Square Diharapkan kecil P-value Kurang baik RMSEA Kurang baik GFI Cukup baik AGFI Kurang baik CFI Cukup baik Dari Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa ada beberapa kriteria Goodness of fit index yang dihasilkan model belum memenuhi kriteria dengan nilai Chi-Square yang cukup besar yaitu dengan probabilitas Kriteria Goodness of fit lainnya juga belum memenuhi yaitu nilai RMSEA, GFI dan AGFI. Sedangkan untuk kriteria CFI mempunyai nilai fit sebesar 0,774 yang mendekati 0,9 sehingga model dikatakan sudah cukup baik. Dari model struktural diperoleh nilai signifikansi parameter dari hubungan variabel latent dan disertai variabel moderasi. Nilai signifikansi parameter dari model struktural tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.6 Estimasi parameter SEM dengan Moderasi Hubungan estimasi t-hitung P-value keterangan Profesional Pedagogik **** Signifikan Sosial Pedagogik **** Signifikan KepribadianPedagogik **** Signifikan Moderasi 1 Pedagogik Signifikan Moderasi Pedagogik Signifikan Dari tabel 4.6 diketahui bahwa hubungan kausalitas yang terjadi pada model struktural masing-masing variabel latent untuk hubungan variabel professional, sosial, dan kepribadian terhadap variabel latent pedagogik memiliki nilai t-hitung lebih besar dari 1,96 pada tingkat 5%. Hal ini menunjukkan bahwa semua parameter hubungan model struktural sudah signifikan. Untuk hubungan kausalitas variabel moderasi dapat disimpulkan bahwa variabel moderasi 1 adalah variabel kepribadian sebagai moderator kompetensi professional dengan pedagogik memiliki nilai t-hitung 9

10 sudah lebih dari 1,96 yaitu.861 dan nilai p-value yang kurang dari tingkat 5% yaitu 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepribadian merupakan variabel moderasi terhadap hubungan kompetensi professional dengan kompetensi pedagogik. Sedangkan untuk variabel moderasi adalah variabel kepribadian sebagai moderator kompetensi professional dengan pedagogik memiliki nilai t-hitung lebih dari 1,96 yaitu,350 dan nilai p-value yang kurang dari tingkat 5% yaitu sebesar 0,019. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sosial mempunyai fungsi sebagai variabel moderasi terhadap hubungan kompetensi professional dengan kompetensi pedagogik. Dapat disimpulkan juga bahwa modifikasi terhadap model dapat menghasilkan model yang lebih baik. Dari hasil tersebut diperoleh model persamaan pedagogik = profesional 0.75 sosial + 0,376 kepribadian moderasi moderasi Interpretasi dari model persamaan diatas adalah kompetensi professional berpengaruh signifikan terhadap kompetensi pedagogik dengan koefisien parameter sebesar selanjutnya untuk kompetensi sosial berpengaruh signifikan terhadap kompetensi pedagogik dengan koefisien parameter sebesar koefisien parameter pada kompetensi sosial bernilai negatif, hal ini sulit di interpretasikan karena nilai tersebut tidak berarti turun secara satu satuan. Untuk kompetensi kepribadian berpengaruh signifikan terhadap kompetensi pedagogik dengan koefisien parameter sebesar Pada persamaan tersebut terdapat variabel moderasi yang berasal dari interaksi dua variabel laten. Dapat dijelaskan untuk variabel moderasi 1 adalah hubungan kompetensi kepribadian dengan kompetensi professional dengan koefisien sebesar sedangkan untuk variabel moderasi adalah hubungan kompetensi kepribadian dengan kompetensi sosial dengan koefisien sebesar Dari persamaan tersebut juga diperoleh nilai R-square yang berasal dari matriks korelasi sebesar Sehingga dapat disimpulkan bahwa model dapat menjelaskan data sebesar atau 91,7 %. Namun dalam kelayakan masih dapat disimpulkan kondisi model sudah cukup baik sesuai dengan kriteria Goodness-of-Fit. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil pembentukan model struktural didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan yaitu adanya pengaruh kompetensi profesional dosen terhadap kompetensi mengajar atau pedagogik. Sedangkan hubungan antara kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian terhadap komptensi mengajar/pedagogik tidak terjadi pengaruh secara signifikan.. Dengan modifikasi terhadap model diperoleh hasil bahwa kompetensi kepribadian sebagai pengaruh moderasi berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara kompetensi profesional dengan kompetensi pedagogik. Dari kesimpulan ini dapat dijelaskan bahwa hubungan antara kompetensi profesional dengan kompetensi pedagogik dipengaruhi oleh kompetensi kepribadian. 3. Dari hasil analisis moderasi SEM diketahui bahwa kompetensi kepribadian sebagai pengaruh moderasi berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara kompetensi sosial dengan kompetensi mengajar atau pedagogik. Dari kesimpulan ini dapat dijelaskan bahwa hubungan antara kompetensi profesional dengan kompetensi pedagogik dipengaruhi oleh kompetensi kepribadian. 4. Dari hasil model structural dengan variabel moderasi kepribadian diperoleh model persamaan : pedagogik = profesional 0.75 sosial + 0,376 kepribadian moderasi moderasi Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini adalah 1. Masih dibutuhkan studi literatur yang lebih banyak dan mendalam guna memperkuat hubungan kompetensi dimana nanti dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kinerja dosen dengan indikator-indikator kompetensi didalamnya.. Pada penelitian ini data diperoleh dari persepsi mahasiswa sehingga perlu dilanjutkan untuk penelitian terhadap persepsi dosen. 3. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa indikator-indikator tiap variabel latent valid sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk pengembangan Indeks Prestasi Dosen secara umum dalam suatu instansi perguruan tinggi 10

11 Daftar Pustaka Cahyono,D., Lestari,E., dan Yusuf,S.(007). Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan Inovasi terhadap Kinerja.Universitas Hasanudin Makasar Cowell, R.N Buku Pegangan Para Penulis Paket Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan, Depdikbud. Pp Danim, S Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan.Penerbit: Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Engel, K S.,Werner, C.,Moosbruger, H.,(009). Nonlinier Structural Modelling: is Partial Least Square an Alternative? Goethe University, Frankfurt. Ghozali, I. (008). Structural Equation Modeling (Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J.F. JR., Anderson, R.E, Tatham, R.L. & Black, W.C. (006). Multivariate Data Analysis. Six Edition. New Jersey : Pearson Educational, Inc. Johnson RA & Wichern DW. (199). Applied Multivariate Statistical Analysis. Prentice Hall, Englewood Chiffs, New Jersey. Kenny,D.A dan Judd,C,M. (1984). Estimating the Non-linear and Interactive Effect of Latent Variables. Psycological Bulletin. 96. Kline, R.B. (005). Principle and Practice of Structural Equation Modeling.The Guilford Press, New York : London Lee, S,Y. (007). Structural Equation Modeling A Bayesian Approach Department of Statistics. USA : John Wiley & Sons Inc. National Board for Professional Teaching Standards. What Teachers Should Know and Be Able to Do. Arlington, VA.00. Republik Indonesia, UU no 14 tahun 005 Tentang Guru dan Dosen. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Sekaran, U. (006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat. Setiawan, Nugraha. ( November 007). Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Makalah disampaikan pada Diskusi Ilmiah Jurusan Sosial Fakultas Peternakan Unpad. Suhendar, A.(009). Pengaruh Budaya Belajar Organisasi, Dukungan Manajemen, Daya Dukung Sarana, Dan Kualitas Pemanfa atan Internet Terhadap Kompetensi Guru. akses tanggal 7 Maret 010. Surya, H.M Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Soewarso Profesionalitas Guru dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. Semarang: UPT MKK UNNES Soedjana, N Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo\ Usman, M.,U Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 11

Pengembangan Structural Equation Modeling pada Moderasi Kepribadian Terhadap Indeks Prestasi Dosen Menggunakan Metode Split (Score Factor)

Pengembangan Structural Equation Modeling pada Moderasi Kepribadian Terhadap Indeks Prestasi Dosen Menggunakan Metode Split (Score Factor) Statistika, Vol. 10 No. 2, 79 91 Nopember 2010 Pengembangan Structural Equation Modeling pada Moderasi Kepribadian Terhadap Indeks Prestasi Dosen Menggunakan Metode Split (Score Factor) Amelia Zeinita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN MODERATING SEM SCORE FACTOR

PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN MODERATING SEM SCORE FACTOR PEMODELAN INDEKS PRESTASI DOSEN (IPD) DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN MODERATING SEM SCORE FACTOR Oleh: Gangga Anuraga (1308100506) Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si 1 PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Arlina Sephana 1 dan Dwi Endah Kusrini 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

Kata kunci : Confirmatory Factor Analysis, SEM, Media Belajar Internet. 1 Azwar Rhosyied, dan 2 Bambang Wijanarko Otok

Kata kunci : Confirmatory Factor Analysis, SEM, Media Belajar Internet. 1 Azwar Rhosyied, dan 2 Bambang Wijanarko Otok ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (Studi Kasus SMAN Probolinggo)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

Lebih terperinci

Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur

Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-106 Analisis Faktor Konfirmatori untuk Mengetahui Kesadaran Berlalu Lintas Pengendara Sepeda Motor di Surabaya Timur M Mushonnif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-78 Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada di Kabupaten Jombang Masnatul Laili dan Bambang Widanarko Otok Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MATA KULIAH PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP/ KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA ITS

ANALISIS PENGARUH MATA KULIAH PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP/ KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA ITS ANALISIS PENGARUH MATA KULIAH PENGANTAR TECHNOPRENEURSHIP/ KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA ITS 1 Tety Dewi Novita Sari (1306 100 041) dan Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 553-562 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek & Subyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan subyeknya ialah para Mahasiswa Magister UMY. Alasan mengapa peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan

Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan 3 Vol. 9, No., 3-3, Januari 3 Peranan Matematika Dan Statistika Dalam Menganalisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Pertumbuhan Usaha Industri Kecil Di Sulawesi Selatan Syamsuddin Abstrak Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh karakteristik produk (product characteristic),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Sejarah Smartphone Xiaomi Salah satu perusahaan yang memproduksi smartphone adalah Xiaomi. Xiaomi sendiri mulai menjual

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya. Sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal Wiwik Sudestri, Eri Setiawan dan Nusyirwan

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian pada penelitian ini adalah RSUD Praya. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasiuntuk mencapai berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak di Provinsi D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang pribadi, dimana

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV Opal Transport. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan

Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 63 Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan Kasmuri

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 34 43 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN 1. Obyek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN: 161 STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) DENGAN MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2 1) Mahasiswa Magister Jurusan Statistika ITS 2) Dosen Jurusan Statistika ITS Abstrak

Lebih terperinci

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling)

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modeling) Disusun oleh: ISTI APRILLIA (1312 105 015) Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI

PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 0 (017), hal 113 10. PENERAPAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) UNTUK ANALISIS KOMPETENSI ALUMNI Matius Robi, Dadan Kusnandar, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

Pengaruh Budaya Perusahaan, Kedisiplinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Structural Equation Modeling

Pengaruh Budaya Perusahaan, Kedisiplinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Structural Equation Modeling Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.88-95 ISSN 2302-495X Pengaruh Budaya Perusahaan, Kedisiplinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan dengan Metode Structural Equation Modeling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Obyek dan subyek penelitian Obyek penelitian adalah di kantor UPT Kementerian Sosial di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan SMA Negeri 1 Maronge NTB. Subyek penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM). ANALISIS SERVICE QUALITY PT. TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA BERBASIS STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Trinil Muktiningrum, Haryono, Vita Ratnasari Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 37 BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1. Model Konseptual Sebelumnya telah dikemukakan beberapa hal yang mempengaruhi intensitas pembelian, dalam hal ini terhadap produk Toyota Avanza. Untuk itu,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Bagian ini akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh kualitas layanan, komitmen, dan kepercayaan terhadap loyalitas. Sebagai variabel bebas (independent

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) BIAStatistics (215) Vol. 9, No. 2, hal. 1-6 ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang) 1 Didin Astriani P, 2 Jadi

Lebih terperinci

PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL

PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 2 Hal. 14 22 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN HUBUNGAN IMT DAN DEPRESI DENGAN TEKNIK ANALISIS MULTIVARIAT PADA KASUS DATA TAK NORMAL NITRI

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan metode-metode penelitian yang akan digunakan, yang meliputi sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi Obyek penelitian adalah PT. Astra International Motor-HSO

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi Obyek penelitian adalah PT. Astra International Motor-HSO BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek /Subyek Penelitian Menurut Husein Umar (2005) pengertian obyek penelitian adalah sebagai berikut : Obyek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh self brand congruity,peer influence, dan privacy concern terhadap attitude toward SNA, berdasarkan

Lebih terperinci

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN METODA KOMBINASI SERVQUAL DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING, DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCCESS (Studi Kasus pada Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y yang bersifat kausal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

LIMA Dinamika Fakta Empirik

LIMA Dinamika Fakta Empirik LIMA Dinamika Fakta Empirik Data yang diperoleh dirasakan melalui uji indikator variabel, yang dinilai berdasarkan nilai reratanya, serta uji model yang dikembangkan dalam penelitian ini. Uji indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, antara lain populasi dan sampel, pengukuran variabelvariabel penelitian, teknik pengambilan sampel, dan teknik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR Oleh : M Mushonnif Efendi (1310 105 019) Dosen Pembimbing : Jerry Dwi Trijoyo Purnomo, S.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sejarah ipad ipad adalah sebuah produk komputer tablet buatan Apple Inc. (AI). ipad memiliki bentuk tampilan yang hampir serupa dengan ipod Touch dan iphone, hanya saja ukurannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan desain yang dipergunakan dalam penelitian antara lain : jenis penelitian, populasi dan sampel, pengukuran konsep, jenis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Penelitian penjelasan adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan sumber daya organisasi yang paling penting dibanding berbagai sumber daya organisasi lainnya, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian: Obyek penelitian ini adalah Polresta Yogyakarta Polda DIY, dengan alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang terletak di Jalan Ring Road

Lebih terperinci