RINGKASAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUBANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUBANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015"

Transkripsi

1 RINGKASAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUBANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2015 I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Subang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, Kepala Daerah berkewajiban untuk menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat secara garis besar sebagai perwujudan adanya transparansi dan akuntabilitas Kepala Daerah terhadap masyarakat. Kabupaten Subang terletak di kawasan utara Provinsi Jawa Barat di antara 107 o 31' sampai dengan 107 o 54' Bujur Timur dan 6 o 11' sampai dengan 6 o 49' Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Subang berbatasan dengan enam kabupaten tetangga, yaitu : di sebelah Selatan dengan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, di sebelah Timur dengan Kab. Sumedang dan Indramayu, di sebelah Barat dengan Kab. Purwakarta dan Karawang, di sebelah Utara dengan Laut Jawa. Secara administratif pemerintahan, Kabupaten Subang terdiri dari 245 Desa dan 8 Kelurahan yang tersebar dalam 30 Kecamatan dengan Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Subang. Luas wilayah Kabupaten Subang adalah seluas , 95 Ha atau 6,34% dari luas Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Subang, jumlah penduduk Kabupaten Subang Tahun 2015 adalah sebanyak jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari jiwa (50,30%) penduduk laki-laki dan jiwa (49,70%) penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2014, terjadi penurunan jumlah rasio penduduk laki-laki di Kabupaten Subang pada tahun 2015 sebesar 0,5%. Jumlah Penduduk Kabupaten Subang tahun 2014 adalah jiwa. Jumlah tersebut jiwa (49,20%) penduduk perempuan. terdiri dari jiwa (50,80%) penduduk laki-laki dan Berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin, secara rinci penduduk Kabupaten Subang dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut: Penduduk Kabupaten Subang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2015 No Usia (Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

2 0 No Usia (Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah > Total Sumber : Dinas Dukcapil Kab. Subang, Tahun 2016 Penduduk Kabupaten Subang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2015 U S IA > L A K I-L A K I P E R E M P U A N Sumber: Dinas Dukcapil Kab. Subang Tahun 2016, diolah oleh penyusun Dari aspek pendidikan, sebagian besar penduduk berusia 7 tahun ke atas di Kabupaten Subang masih merupakan lulusan Sekolah Dasar, yaitu 35,54%, disusul kemudian lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yaitu 19,75%. Penduduk Kabupaten Subang di atas usia 7 tahun yang tidak atau belum tamat Sekolah Dasar jumlahnya masih banyak yaitu menempati urutan ketiga atau 19,61% dari jumlah penduduk usia 7 tahun ke atas di Kabupaten Subang. Komposisi penduduk tersebut secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :

3 Jumlah Penduduk 7 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2015 No Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Persentase (%) Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 5,09 10,10 7,57 2 Tidak/Belum Tamat SD 19,88 19,63 19,61 3 SD/ MI 34,88 36,23 35,54 4 SLTP/ MTs Sederajat 19,94 19,55 19,75 5 SLTA Sederajat 16,96 11,37 14,21 6 D1/ D2 0,26 0,30 0,28 7 D3/ Sarmud 0,51 0,52 0,51 8 D4/ S1 Ke atas 2,74 2,30 2,52 Jumlah Sumber : Bappeda Kab. Subang, Tahun 2016 Sebagai daerah agraris dan merupakan lumbung padi nasional, mayoritas penduduk Kabupaten Subang memiliki lapangan usaha di bidang Pertanian (41,38%), disusul kemudian Perdagangan (19,69%), dan Industri (13,73%). Secara rinci hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha Utama Di Kabupaten Subang Tahun 2015 No. Lapangan Usaha Utama Laki-laki (%) Perempuan (%) Jumlah (%) 1. Pertanian 44,99 34,37 41,38 2. Pertambangan & Penggalian 0,52 0,03 0,34 3. Industri 10,12 20,17 13,73 4. Listrik, Gas dan Air 0,26 0,01 0,17 5. Konstruksi 10,43 0,20 6,95 6. Perdagangan 14,88 28,99 19,69 7. Hotel dan Rumah Makan 1,81 3,20 2,28 8. Angkutan & Komunikasi 4,91 0,20 3,13 9. Keuangan 0,57 0,80 0, Jasa 10,49 11,00 10, Lainnya 1,03 0,50 0,85 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Bappeda Kab. Subang, Tahun 2016

4 B. Kondisi Ekonomi 1. Potensi Unggulan Daerah Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa secara topografis Kabupaten Subang memiliki potensi yang sangat lengkap yaitu potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, industri, pertambangan dan pariwisata. Berikut akan diuraikan mengenai potensi-potensi tersebut. a) Pertanian Kabupaten Subang merupakan Kabupaten yang memiliki areal lahan sawah terluas ketiga di Jawa Barat setelah Indramayu dan Karawang, sekaligus merupakan penyumbang/ kontributor produksi padi terbesar ketiga di Jawa Barat. Luas lahan sawah pada tahun 2015 tercatat seluas hektar atau sekitar 41,39% dari total luas wilayah Kabupaten Subang. Sementara dengan produktivitas padi sebesar 70,26 ku/ha, jumlah produksi padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Subang pada tahun 2015 yaitu ,54 ton. Selain tanaman pangan, potensi sektor pertanian lainnya berupa palawija. Berdasarkan jumlah produksinya pada tahun 2015, terdapat jenis komoditas palawija yang dihasilkan diantaranya : jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai. Selain komoditi padi dan palawija, Kabupaten Subang juga menghasilkan komoditi sayur-sayuran. Jenis sayuran yang paling banyak dihasilkan adalah jamur, cabe besar, cabe rawit, dan tomat. Sedangkan dari jenis buah-buahan, nanas masih merupakan primadona produk Subang, disusul oleh produksi manggis, rambutan dan mangga. b) Perkebunan Kabupaten Subang sudah menjadi daerah perkebunan sejak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga saat ini perkebunan besar masih menjalankan usahanya secara efektif, dengan komoditas utamanya cengkeh, karet, kopi, kelapa, teh, serta tebu. Perkebunan besar yang ada, pada saat ini diusahakan oleh PT. Perkebunan VIII untuk komoditas karet dan teh. Sedangkan perkebunan tebu diusahakan oleh Pabrik Gula PT. Rajawali III. Areal perkebunan besar di kabupaten Subang terdiri atas perkebunan karet di Jalupang seluas 3.771,25 ha, di Wangunreja 2.092,07 ha, perkebunan teh di Tambaksari 2.529,41 ha dan Ciater 3.166,56 ha serta perkebunan Tebu PT. Rajawali III mencapai 5.384,70 ha. c) Kehutanan Luas hutan di Kabupaten Subang pada tahun 2015 tercatat seluas ,31 hektar yang terdiri dari hutan produksi tetap seluas 2.985,43 hektar, hutan produksi

5 terbatas seluas ,62 hektar, hutan lindung ,64 dan hutan konservasi seluas 1.686,62 hektar. Berdasarkan data dari perum perhutani, pengelolaan hutan di Kabupaten Subang dibagi ke dalam 6 (enam) BKPH yang terdiri dari BKPH Tambakan, Subang, Kalijati, Pamanukan, Cipeundeuy dan Cisalak. d) Perikanan Potensi budidaya ikan air tawar di Kabupaten Subang terdiri dari kolam air tenang seluas 918,26 ha terdapat di seluruh kecamatan diantaranya Kecamatan Pagaden, Legonkulon, Subang, Kalijati, Purwadadi, Pabuaran. Sedangkan pembenihan ± m 2, dan kolam air deras serta mina padi seluas ha diantaranya terdapat di Kecamatan Sagalaherang, Jalancagak, Cisalak, Tanjungsiang. Komoditi unggulan perikanan air tawar ini adalah ikan Mas dan Nila. Dengan sumberdaya alam yang demikian kaya atas potensi perikanan, menjadikan Kabupaten Subang sebagai salah satu sentra produksi ikan air tawar. Selain ikan air tawar, potensi perikanan laut Kabupaten Subang juga sangat besar. Pada Tahun 2015 jumlah produksi ikan Kabupaten Subang mencapai ,77 ton/tahun, yang terdiri dari hasil produksi penangkapan sebesar ,10 ton dan hasil budidaya sebesar ,67 ton. Secara umum peluang untuk mengembangkan produksi penangkapan ikan cukup besar terutama jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi diantaranya Tengiri (Scomberomerus comersoni), Tongkol (Euthynnus spp), Ikan Merah/Bambangan (Lutjanus malabaricus) dan lainnya. Keragaman ini memberi peluang dalam menentukan jenis usaha penangkapan. Selain itu juga dapat dikembangkan kawasan industri seperti di beberapa kawasan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan Laut Jawa sehingga peluang usaha penangkapan ikan di daerah lepas pantai dan perairan ZEE Indonesia sangat besar. Disamping itu panjang pantai Kabupaten Subang yang mencapai 68 km, menjadikan Subang sebagai Kabupaten yang sangat potensial untuk pengembangan usaha budidaya laut. Komoditas yang sangat cocok untuk dikembangkan adalah Rumput Laut (Euchema spp), Kakap (Lates carcarifer), Kerapu (Ephinephelus spp), Udang Windu (Paneus monodon), Udang Putih (Paneus marguensis), Bandeng (Channos channos) dan Kerang-kerangan serta jenis ikan lainnya. Seiring dengan besarnya peluang usaha tambak, maka peluang usaha pembenihan (hatchery) pun sangat luas. e) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas

6 Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi dan gas alam, bahkan potensi migasnya terbilang cukup besar, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Data Potensi Minyak Bumi dan Gas Alam Di Kabupaten Subang No Jenis Lokasi Potensi 1. Minyak Mentah Pedataran Subang 169, 5 Juta Barel 2. Gas Asosiasi Pedataran Subang 718, 7 BCF 3. Gas Non Asosiasi Pedataran Subang 3218, 1 BCF 4. Gas CO2 Cikaret BCF Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Subang, Tahun 2015 Sumber Daya Mineral Kabupaten Subang memiliki berbagai jenis sumber daya mineral. Potensi sumber daya pada sektor ini yang paling besar adalah bahan galian C. Dari jenis bahan mineral tersebut yang paling banyak ditambang dan dimanfaatkan adalah jenis bahan galian untuk bahan bangunan seperti batu belah, pasir dan sirtu. Sedangkan jenis bahan galian yang potensial untuk ditambang yang tersebar di beberapa kecamatan adalah sebagai berikut : Potensi Bahan Galian Di Kabupaten Subang No Jenis Lokasi Potensi 1. Pasir Pantai Legonkulon, Pamanukan, Blanakan 210 Juta 2. Lempung dan Trass Pabuaran, Cikaum, Kalijati, Pagaden Km2 3. Sirtu Cipeundeuy, Blanakan, Ciasem, Compreng, Cipunagara, Cibogo, Subang Tersebar di daerah Aliran sungai 4. Gypsun Subang +5 Juta m3 5. Batu Belah Cijambe, Cisalak, Tanjungsiang, Jalancagak, Sagalaherang +2juta m3 6. Batu Gunung Jalancagak Belum dievaluasi 7. Pasir Gunung Jalancagak Belum dievaluasi 8. Pasir Cipeundeuy, Kalijati, Subang, Cijambe +1,2 Milyar M 9. Puzolan Cijambe, Sagalaherang Juta M 10. Belerang Jalancagak + 20 Juta 11. Yarosite Jalancagak + 50 juta 12. Batu Gamping Kalijati, Cijambe Belum dievaluasi Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Subang, Tahun 2016 f) Peternakan Ternak Kecil

7 Potensi peternakan yang cukup produktif adalah jenis ternak kecil (Kambing, dan Domba), hal ini berkaitan dengan ketersediaan rerumputan di setiap kecamatan sepanjang tahun. Meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, populasi ternak kambing dan domba pada tahun 2015 masih cukup banyak, yaitu masing-masing ekor dan ekor. Ternak Besar Populasi ternak besar yang terdiri dari sapi, kerbau dan kuda pada tahun 2014 secara berturut-turut adalah ekor, ekor dan 303 ekor. Dari ketiga jenis ternak ini hanya kerbau yang tidak mencapai target populasi, sedangkan sapi dan kuda, keduanya berhasil melebihi jumlah populasi yang ditargetkan. Khusus untuk sapi perah, tidak seperti sapi potong yang hampir ada di setiap kecamatan, pengembangan sapi perah hanya terdapat di Kecamatan Sagalaherang, Ciater, dan Jalancagak. Ternak Unggas Secara umum populasi ternak unggas di Kabupaten Subang pada tahun 2015 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, bahkan berhasil melampaui target polulasi yang ditetapkan. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengalami sedikit penurunan, tahun 2015 jenis itik justru mengalami kenaikan tertinggi. g) Home Industry (Industri Rumah Tangga) Kegiatan home industry di Kabupaten Subang pada dasarnya diarahkan untuk mampu memberikan warna yang dapat menunjang kegiatan sektor lainnya, seperti pariwisata, bisnis dan perdagangan. Saat ini, ada berbagai macam home industry yang telah dilakukan oleh masyarakat yang disesuaikan dengan potensi wilayahnya, sehingga secara tidak langsung mampu memberikan trade mark bagi daerahnya. Secara garis besar, home industry di Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 4 jenis industri yaitu pangan, sandang, bahan bangunan dan kerajinan umum. Untuk jenis industri pangan, saat ini telah berkembang home industry dodol nenas di Kecamatan Jalancagak, ranginang/ opak di Kecamatan Pagaden, kerupuk aci di Kecamatan Purwadadi. Untuk bahan bangunan telah berkembang home industry genteng dan bata merah dengan sentra industri terdapat di Kecamatan Cipeundeuy dan Cikaum. Sedangkan untuk kerajinan umum telah berkembang home industry anyaman bambu di Kecamatan Purwadadi dan Kalijati juga pembuatan golok dan dandang tembaga dengan sentra industri di Kecamatan Tanjungsiang. Selain home industry sebagaimana di atas, berkembang kegiatan lain, yaitu kerajinan wayang golek, kerajinan eceng gondok dan kegiatan home industry lainnya. h) Pariwisata Kondisi geografis dan topografis Kabupaten Subang yang terbagi ke dalam tiga zona, yaitu pegunungan, pedataran, dan pantai utara yang kaya akan sumber daya alam

8 merupakan penunjang sektor kepariwisataan di Kabupaten Subang. Selain itu sektor kepariwisataan juga didukung oleh sarana mobilitas yang cukup tinggi mengingat lokasi Kabupaten Subang yang sangat strategis karena berdekatan dengan Ibukota Provinsi (Bandung) dan Ibukota Negara (Jakarta). Selain itu, dibukanya akses tol Cipali juga telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Kabupaten Subang. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung dan menginap di Kabupaten Subang mencapai orang pengunjung, sedangkan jumlah wisatawan domestik/nusantara mencapai orang pengunjung. Objek wisata yang menjadi primadona wisatawan yaitu masih Kawasan Wisata Ciater dan Gunung Tangkuban Perahu. Sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan wisatawan diantaranya adalah tersedianya hotel/penginapan. 2. Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB Perekonomian Kabupaten Subang secara keseluruhan dalam beberapa tahun mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menjadi indikator kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai produk barang dan asa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu, (biasanya satu tahun) tanpa memperhitungkan kepemilikan. PDRB dapat dihitung melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran yang didasarkan pada harga konstan pada suatu tahun yang ditentukan atau harga berlaku yaitu harga pada tahun yang sedang berjalan. Secara lengkap PDRB Kabupaten Subang menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun No Lapangan Usaha *) 2014**) A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,1 B. Pertambangan dan Penggalian , , ,8 C. Industri Pengelolaan , , ,7 D. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,6 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,8 F. Kontruksi , , ,8 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,8 H. Transportasi dan Pergudangan , , ,3

9 No Lapangan Usaha *) 2014**) I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,6 J. Informasi dan Komunikasi , , ,7 K. Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,9 L. Real Estat , , ,0 M,N. Jasa Perusahaan , , ,3 O. Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib , , ,1 P. Jasa Pendidikan , , ,0 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,3 R,S,T,U. Jasa lainnya , , ,3 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara PDRB dengan Migas , , ,9 PDRB tanpa Migas , , ,3 Sumber : Bappeda Kab.Subang, Tahun 2016 Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari tahun 2000 ke Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Account (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi dan PDRB Kabupaten/ Kota untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan. Secara lengkap PDRB Kabupaten Subang menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2010 dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun No Lapangan Usaha *) 2014**) A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,0

10 No Lapangan Usaha *) 2014**) B. Pertambangan dan Penggalian , , ,0 C. Industri Pengelolaan , , ,1 D. Pengadaan Listrik dan Gas , , ,5 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,5 F. Kontruksi , , ,1 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,5 H. Transportasi dan Pergudangan , , ,0 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,2 J. Informasi dan Komunikasi , , ,6 K. Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,5 L. Real Estat , , ,1 M,N. Jasa Perusahaan 9.398, , ,4 O. Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib , , ,8 P. Jasa Pendidikan , , ,0 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,2 R,S,T,U. Jasa lainnya , , ,3 PDRB dengan Migas , , ,8 PDRB tanpa Migas , , ,7 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Sumber : Bappeda Kab.Subang, Tahun 2016 Struktur perekonomian Kabupaten Subang pada tahun 2014 masih didominasi oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan; kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor; kategori pertambangan dan penggalian; kategori industri; serta kategori konstruksi. Hal ini terlihat dari besarnya peranan kategori tersebut dalam pembentukan PDRB Kabupaten Subang, seperti terlihat pada tabel berikut: Peranan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun No Lapangan Usaha *) 2014**) A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 28,26 27,94 27,15 B. Pertambangan dan Penggalian 15,67 14,16 13,85 C. Industri Pengelolaan 11,18 11,60 11,97

11 No Lapangan Usaha *) 2014**) D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,05 0,05 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,09 0,08 0,08 F. Kontruksi 7,31 7,49 7,36 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,04 14,67 15,18 H. Transportasi dan Pergudangan 3,41 3,39 3,31 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,46 3,45 3,45 J. Informasi dan Komunikasi 2,31 2,25 2,32 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 3,81 4,11 4,14 L. Real Estat 1,03 1,04 1,00 M,N. Jasa Perusahaan 0,04 0,05 0,04 O. Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib 4,26 4,31 4,38 P. Jasa Pendidikan 2,44 2,75 3,04 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,61 0,64 R,S,T,U. Jasa lainnya 2,02 2,02 2,04 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Produk Domestik Regional Bruto Sumber: Bappeda Kab.Subang, Tahun 2016 Pada tabel di atas terlihat bahwa diantara 17 (Tujuh Belas) lapangan usaha, sektor pertanian masih merupakan sektor yang memberikan kontribusi yang paling tinggi (27,15%) untuk angka PDRB di Kabupaten Subang. Selain sektor pertanian, sektor kedua paling tinggi yang berperan pada peningkatan PDRB Kabupaten Subang adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (15,18%). Kedua sektor tersebut merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Subang, atau dapat dikatakan kedua sektor tersebut merupakan mata pencaharian yang dominan atau mayoritas penduduk Kabupaten Subang. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, peranan kategori industri mengalami sedikit peningkatan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Subang Tahun 2014, hal ini salah satunya disebabkan karena industri di daerah Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang sudah mulai merambah ke wilayah Kabupaten Subang. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, angka PDRB Kabupaten Subang secara makro menunjukkan peningkatan. Hal tersebut berarti tingkat pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal

12 tersebut dapat pula menunjukkan bahwa upaya-upaya pembangunan ekonomi telah memberi hasil yang signifikan. Laju pertumbuhan PDRB Subang tahun 2014 mencapai 5,02%, sedangkan tahun 2013 sebesar 4,05%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori Jasa Pendidikan yaitu 17,56%. Sedangkan seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain selain kategori Jasa Perusahaan pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif. Laju pertumbuhan riil PDRB lebih dikenal sebagai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Makin tinggi LPE, makin baik kinerja pembangunan di wilayah tersebut. Tabel berikut menunjukkan laju pertumbuhan riil PDRB menurut lapangan usaha di Kabupaten Subang. Laju Pertumbuhan Riil Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Subang Menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun No Lapangan Usaha *) 2014**) A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -0,47 0,96 1,08 B. Pertambangan dan Penggalian -26,01 0,67 6,04 C. Industri Pengelolaan 7,23 5,71 4,07 D. Pengadaan Listrik dan Gas 5,28 5,22 5,32 E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,35 2,73 1,43 F. Kontruksi 23,75 6,28 6,25 G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,58 7,64 8,35 H. Transportasi dan Pergudangan 4,43 3,41 3,39 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,80 3,25 4,23 J. Informasi dan Komunikasi 7,57 6,32 15,30 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 7,92 9,39 2,79 L. Real Estat 3,57 1,68 2,73 M,N. Jasa Perusahaan 2,87 7,42-1,94 O. Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib 6,34-0,93 4,12 P. Jasa Pendidikan 16,11 19,60 17,56 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,52 7,23 13,80 R,S,T,U. Jasa lainnya 6,90 5,97 7,49 *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara Laju Pertumbuhan Riil PDRB 0,60 4,05 5,02 Sumber: Bappeda Kab.Subang, Tahun 2016

13 Pada tabel di atas terlihat bahwa secara umum pada tahun 2014 perekonomian Kabupaten Subang mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,02%. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor jasa pendidikan sebesar 17,56%, sedangkan pertumbuhan terendah dicapai oleh sektor jasa perusahaan sebesar -1,94%. Disamping itu, pendapatan perkapita juga sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah, maka tingkat kesejahteraan dapat dikatakan semakin baik. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDRB per kapita. Angka PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Perkembangan PDRB Perkapita penduduk Kabupaten Subang dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut : PDRB Perkapita Kabupaten Subang Tahun (Rupiah) PDRB Perkapita Tanpa Migas PDRB Perkapita Dengan Migas Sumber: Bappeda Kab.Subang, Tahun 2016 Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa secara umum Pendapatan Perkapita penduduk Kabupaten Subang mengalami peningkatan, sehingga hal ini menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Subang tiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2014 PDRB Perkapita dengan Migas sebesar Rp ,00. Nilai ini memiliki asumsi bahwa setiap individu di Kabupaten Subang memiliki pendapatan per tahun rata-rata sekitar 17 jutaan rupiah. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp ,00. Data ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Subang secara makro. II. PERENCANAAN PEMBANGUNAN Dalam perencanaan pembangunan Tahun Anggaran 2015, Pemerintah Kabupaten Subang telah menetapkan beberapa dokumen perencanaan tahunan dengan mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang

14 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Subang Tahun , dan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Subang Tahun , dengan dokumen yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. Peraturan Bupati Subang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Subang Tahun Nota Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Subang dengan DPRD Kabupaten Subang Nomor 050/311/Bap Dan 420/436-Ba/Setwan Tanggal 11 Agustus 2014 Tentang Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Subang Tahun Nota Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Subang dengan DPRD Kabupaten Subang Nomor 050/312/Bap dan 420/437-BA/Setwan Tanggal 11 Agustus 2014 Tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Subang Tahun Selanjutnya menyikapi berbagai perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, maka disusunlah perencanaan-perencanaan sebagai berikut: 1. Peraturan Bupati Subang Nomor 34 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Kabupaten Subang Tahun Nota Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Subang dengan DPRD Kabupaten Subang Nomor 900/Nk.15-Bapp/2015 dan 900/580/Setwan Tanggal 5 Oktober 2015 Tentang Kebijakan Umum APBD Perubahan Kabupaten Subang Tahun Nota Kesepakatan Pemerintah Kabupaten Subang dengan DPRD Kabupaten Subang Nomor 900/Nk.16-Bapp/2015 dan 900/581/Setwan Tanggal 5 Oktober 2015 Tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan Kabupaten Subang Tahun Dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Kabupaten Subang tahun 2015 pembangunan diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan melalui prioritas pembangunan sebagai berikut: Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan serta Sumber Daya Aparatur; Peningkatan Sistem Komunikasi dan Informasi Manajemen Pemerintah Daerah; Peningkatan Infrastruktur Wilayah (jalan, jembatan, pengairan, energi kelistrikan, perumahan/ pemukiman); Peningkatan Perekonomian Daerah; Peningkatan Ketahanan Pangan Daerah; Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan Formal dan Non Formal; Pengelolaan Seni dan Budaya; Peningkatan Kualitas dan Layanan Kesehatan; Penataan Ruang; Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup; dan Penanggulangan Bencana.

15 III. REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Dari aspek pendapatan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2015, ditetapkan target pendapatan sebesar Rp ,00 (dua trilyun lima ratus enam milyar tujuh belas juta tiga ratus sembilan ribu tiga ratus delapan puluh satu rupiah). Kemudian dalam realisasinya pencapaian pendapatan APBD Kabupaten Subang Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 (dua trilyun empat ratus satu milyar sembilan ratus enam puluh lima juta tujuh ratus dua puluh dua ribu empat ratus empat puluh dua rupiah) atau 95,85%. Dengan perincian sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Target sebesar Rp ,00 (dua ratus delapan puluh satu milyar dua ratus satu juta enam ratus delapan puluh sembilan ribu sembilan ratus empat puluh enam rupiah), dan terealisasi sebesar Rp ,00 (tiga ratus empat belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus delapan puluh sembilan ribu tiga ratus lima puluh satu rupiah) atau 111,68%. 2. Pendapatan Transfer (Dana Perimbangan) Target sebesar Rp ,00 (satu trilyun empat ratus delapan puluh tujuh milyar dua puluh delapan juta tiga puluh enam ribu dua ratus delapan puluh dua rupiah) terealisasi sebesar Rp ,00 (satu trilyun empat ratus lima puluh milyar tujuh ratus tiga belas juta sembilan ratus dua belas ribu dua ratus enam puluh sembilan rupiah) atau 97,56%. 3. Lain-Lain Pendapatan yang Sah Dari target sebesar Rp ,00 (tujuh ratus tiga puluh tujuh milyar tujuh ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus delapan puluh tiga ribu seratus lima puluh tiga rupiah) terealisasi sebesar Rp ,00 (enam ratus tiga puluh tujuh milyar dua ratus tiga juta delapan ratus dua puluh ribu delapan ratus dua puluh dua rupiah) atau 86,37%. Dari aspek Belanja, setelah perubahan APBD Tahun 2015, belanja daerah ditargetkan sebesar Rp ,00 (dua trilyun tujuh ratus sembilan milyar enam ratus lima puluh tujuh juta empat ribu tiga ratus lima puluh sembilan rupiah) dan terealisasi sebesar Rp ,00 (dua trilyun tiga ratus tiga milyar empat ratus sembilan puluh satu juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu seratus enam puluh enam rupiah) atau 85,01%. meliputi: 1. Belanja Langsung ditargetkan sebesar Rp ,00 (satu trilyun seratus empat puluh tiga milyar tujuh ratus tiga puluh satu juta dua ratus dua puluh tujuh ribu tujuh ratus empat puluh empat rupiah) dan terealisasi sebesar Rp ,00 (delapan ratus delapan puluh sembilan milyar tujuh ratus dua

16 puluh dua juta seratus tiga puluh sembilan ribu empat ratus enam puluh enam rupiah) atau 77,79%. 2. Belanja Tidak Langsung ditargetkan sebesar Rp ,00 (satu trilyun lima ratus enam puluh lima milyar sembilan ratus dua puluh lima juta tujuh ratus tujuh puluh enam ribu enam ratus lima belas rupiah) dan terealisasi sebesar Rp ,00 (satu trilyun empat ratus tiga belas milyar tujuh ratus enam puluh sembilan juta seratus sembilan puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah) atau 90,28%. Aspek Belanja tersebut di atas diarahkan untuk: 1) Belanja Daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah kabupaten yang terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Perundang-Undangan; 2) Belanja Daerah diprioritaskan untuk memberikan kecukupan terlebih dahulu terhadap kebutuhan belanja yang bersifat fixed Cost. 3) Peningkatan efektivitas bantuan keuangan kepada Desa dan Kelurahan dan Bantuan Sosial yang diprioritaskan untuk mendukung percepatan pembangunan Desa dan Kelurahan, serta peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. 4) Belanja Daerah diarahkan pada prioritas pembangunan sebagai berikut : a) Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Wilayah b) Peningkatan SDM yang berpendidikan, berdaya saing, beriman dan bertakwa c) Peningkatan Ekonomi Rakyat d) Penanganan Kerusakan, Pencemaran Lingkungan dan Bencana Alam e) Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan 5) Belanja Daerah diarahkan dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan melalui strategi pembangunan Desa/Kelurahan Mandiri Gotong-Royong. 6) Belanja Daerah diarahkan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum. 7) Belanja Daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah. IV. CAPAIAN KINERJA Dalam RPJMD Tahun Visi Kabupaten Subang 5 tahun ke depan adalah Terwujudnya Kabupaten Subang Yang Religius, Berilmu, Mandiri, Berbudaya Dan Bergotong-Royong. Visi ini kemudian dijabarkan ke dalam 5 Misi.

17 Pencapaian kinerja pemerintah Kabupaten Subang tahun 2015 dapat kami laporkan mulai dari Misi pertama yaitu dalam rangka Mewujudkan Aparatur Pemerintahan Yang Cerdas, Lugas Dan Terpercaya, ditunjukkan dengan capaian sebagai berikut : 1. Tersusunnya Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang Tahun 2015 dengan tepat waktu. 2. Tersebarluaskannya informasi pembangunan daerah melalui media massa dan media sosialisasi lainnya. 3. Meningkatnya pelayanan publik di 16 kecamatan melalui implementasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. 4. Tersusunnya masterplan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Subang. 5. Teraplikasinya Sistem Informasi Manajemen Perhubungan untuk Pengujian Kendaraan Bermotor. 6. Meningkatnya keterbukaan informasi publik dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Subang Nomor 49 Tahun 2015 Tentang Implementasi E-Government di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang dan Peraturan Bupati Subang Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pendayagunaan Website di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang. 7. Meningkatnya kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah melalui pelaksanaan berbagai diklat, bintek dan tugas belajar. 8. Meningkatnya Pendapatan Daerah Kabupaten Subang tahun 2015 yang semula ditargetkan sebesar Rp ,00 kemudian melalui mekanisme perubahan APBD bertambah sebesar Rp ,00 sehingga menjadi Rp ,00. Peningkatan target tersebut terjadi pada hampir semua pos pendapatan daerah. 9. Pada Sektor Politik telah dilakukan peningkatan dan pemantapan pendidikan politik terhadap tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan pelajar dengan jumlah peserta sebanyak 740 orang yang berasal dari 8 kecamatan serta peningkatan pengelolaan administrasi bantuan keuangan partai politik. Dengan hasil meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat di bidang politik, meningkatnya peran serta masyarakat dalam proses politik di kabupaten subang dan terciptanya hubungan yang sinergis antara pemerintah, organisasi kemasyarakatan serta masyarakat dalam kehidupan berpolitik. 10. Telah terselenggaranya peningkatan kerjasama Pemda dengan aparat keamanan dalam acara pengamanan unjukrasa, penertiban PKL, pengamanan hari raya Idul Fitri, hari raya Natal dan Tahun Baru, Seremonial Pemda serta pengamanan Pilkades serentak di Kabupaten Subang, sehingga berjalan aman dan kondusif. 11. Dalam Bidang Kearsipan pada tahun 2015, telah dilaksanakan kegiatan untuk :

18 a. Terselamatkannya arsip-arsip in-aktif di setiap SKPD melalui proses Akuisisi dan Penyusutan Arsip serta Fumigasi Depo Arsip b. Peningkatan kualitas pelayanan kearsipan melalui sosialisasi ke Desa dan Kelurahan. Sampai dengan tahun 2015 sebanyak 151 desa telah mendapatkan sosialisasi. c. Dalam rangka meningkatkan layanan arsip yang cepat, tepat dan akurat, maka Kantor Arsip Daerah telah membuat sistem pengolahan dan pencarian arsip secara elektronik (komputerisasi), membuat Website, ruang pamer arsip (tersaji dalam bentuk kartografi, visual dan audio visual). 12. Dalam hal membangun daerah berdasarkan visi, misi dan strategi yang jelas dengan mengikutsertakan warga dalam proses pembangunan, dinyatakan dalam pencapaian sasaran sebagai berikut : a. Tersusunnya RKPD, KUA, PPA, KUA Perubahan dan PPA Perubahan Tahun 2015 dengan tepat waktu b. Terlaksananya Musrenbang RKPD c. Koordinasi Satu Data Pembangunan Subang d. Terlaksananya Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah 13. Tersusunnya LKPJ, LPPD, ILPPD dan Lakip Pemerintah Kabupaten Subang dengan tepat waktu. Disamping itu, berdasarkan hasil penilaian Tim Nasional terkait kinerja Pemerintah Daerah pada tahun 2014 Kabupaten Subang menempati peringkat ke 4 dari 17 kabupaten di Jawa Barat dan peringkat ke 58 dari 383 kabupaten di Indonesia dengan predikat kinerja Tinggi. Selanjutnya keberhasilan Misi kedua, yaitu dalam rangka Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur yang Baik dan Berwawasan Lingkungan, diantaranya ditunjukkan dengan : 1. Panjang jalan kabupaten tahun 2015 adalah 1.054,5 Km, dengan perincian dalam kondisi baik 471,57 Km atau 44,72%, kondisi sedang 394,17 Km atau 37,38% dan kondisi rusak 188,76 Km atau 17,90%. Dari data tersebut panjang jalan dalam kondisi baik dan sedang adalah 865,74 Km Atau 82,11%. Sehingga target RKPD tahun 2015 yang hanya sebesar 56% telah terlampaui. 2. Luas Daerah Irigasi tahun 2015 seluas Ha yang terdiri dari 843 Daerah Irigasi dengan kondisi baik meningkat dari 48,5% pada tahun 2014 menjadi 51,20% pada tahun 2015, kondisi sedang dari 24% menjadi 22,8%, dan kondisi rusak dari 27,5% menjadi 26,00%. 3. Pada Sektor Sarana Pengairan dan Air Bersih dicapai peningkatan Sarana Air Bersih Bagi Masyarakat Pedesaan. Pada akhir tahun 2013 tersebar di 15 lokasi dengan peningkatan cakupan sebesar 62,07%. Untuk tahun 2014 kegiatan air bersih perdesaan dilaksanakan di 35 lokasi dengan peningkatan cakupan menjadi 62,24%. Sedangkan pada tahun 2015, pembangunan sarana dan prasarana air bersih

19 pedesaan dilaksanakan di 21 lokasi desa yang tersebar di seluruh kabupaten subang. Dana yang dikeluarkan sebesar Rp ,- dengan cakupan peningkatan layanan sebesar 66%. 4. Pada tahun 2015 cakupan pelayanan drainase terjadi peningkatan dengan terbangunnya Km Saluran Drainase/ Gorong-gorong. 5. Pada Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan pada tahun 2015 juga telah dilaksanakan perbaikan jalan lingkungan yang tersebar di seluruh Kabupaten Subang sebanyak 119 lokasi dengan total panjang mencapai m. 6. Pencapaian bangunan umum dan bangunan pemerintahan dengan kondisi baik, telah melebihi target RKPD yang ditetapkan sebesar 62% dengan realisasi sebesar 95%, dimana pada tahun 2015 pembangunan tersebar di 20 lokasi. 7. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas PJU, sampai dengan tahun 2015 telah terbangun PJU sebanyak titik, sedangkan tahun 2014 telah terbangun PJU sebanyak titik. Maka ada peningkatan jumlah PJU dari tahun 2014 sebanyak 115 titik. 8. Pada Sektor Energi Listrik melalui kegiatan pengembangan listrik pedesaan masyarakat yang kurang mampu (Pra-Ks) yang belum teraliri listrik menjadi berkurang, dimana pada tahun 2014 sebanyak rumah menjadi rumah pada tahun Pada Sektor Perhubungan dilakukan pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan yang meliputi Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas, Rambu Lalu Lintas, dan Alat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB). Kemudian capaian Misi ketiga, dalam rangka Mewujudkan Ekonomi Mandiri Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Keunggulan Daerah, ditunjukkan dengan : 1. Meningkatnya Indeks Daya Beli Masyarakat dari 67,88 poin pada tahun 2014 menjadi 67,92 poin pada tahun Peningkatan Nilai Produksi IKM dimana pada tahun 2014 sebesar Rp ,- menjadi Rp ,-. Begitupun nilai Investasi IKM yang mengalami peningkatan dimana pada tahun 2014 Rp ,- menjadi Rp ,- di tahun Perkembangan jumlah IKM pada tahun 2015 menjadi unit usaha, dimana pada tahun 2014 masih sebanyak unit usaha. Perkembangan Industri Besar juga mengalami kenaikan, dari tahun 2014 sebanyak 127 unit usaha naik menjadi 139 unit usaha di tahun Peningkatan daya beli masyarakat dari Rp ,- di tahun 2014 menjadi Rp ,- di tahun Tahun 2015 produksi Padi di Kabupaten Subang mengalami peningkatan sebesar 0,45% yaitu dari ,37 ton pada tahun 2014 menjadi ,54 ton

20 pada tahun 2015 (dari target sebesar ton), dengan produktivitas sebesar 70,26 kuintal per hektar dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 65,81 kuintal per hektar, sehingga mengalami peningkatan produktivitas padi sebesar 6,76%. Prestasi ini dapat terwujud walaupun dengan kondisi iklim yang kurang menguntungkan bagi sektor pertanian. 6. Sektor Koperasi dan UMKM yaitu semakin banyaknya jumlah koperasi berkualitas, yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah koperasi aktif. Pada tahun 2015 jumlah koperasi aktif di Kabupaten Subang sebanyak 592 atau 57,98% dari jumlah koperasi seluruhnya (1.021 koperasi). Kondisi ini meningkat dari tahun 2014, dimana jumlah koperasi aktif hanya 586 koperasi. Selain itu, pada tahun 2015 jumlah UMKM bertambah menjadi sebanyak UMKM, di mana pada tahun 2014 hanya berjumlah UMKM. 7. Pada Sektor Pariwisata : terjadi peningkatan jumlah akomodasi dari 35 Hotel/Penginapan tahun 2014 menjadi 39 Hotel/Penginapan pada tahun Kunjungan Wisatawan pun meningkat dari orang pada tahun 2014 menjadi orang pada tahun Pada sektor Investasi terjadi peningkatan realisasi investasi, dimana realisasi PMA pada tahun 2015 sebesar Rp ,- dan PMDN sebesar Rp ,- sehingga total realisasi investasi di Kabupaten Subang pada tahun 2015 sebesar Rp ,- meningkat 77,25% dari realisasi tahun 2014 yang hanya mencapai Rp ,-. 9. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah produksi daging mencapai hingga kg, mengalami peningkatan dari kg pada tahun Pada sektor perikanan terjadi peningkatan hasil produksi budidaya ikan dari ,31 ton di tahun 2014 menjadi ,67 ton di tahun Selanjutnya Misi keempat yaitu dalam rangka Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berilmu, Religius dan Berbudaya, capaian kinerja Pemda tahun 2015 ditunjukkan dengan: 1. Meningkatnya taraf pendidikan, dengan indikator : a) Meningkatnya Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS) yang dihitung dengan metode baru dari 6,44 tahun di tahun 2014 menjadi 6,46 tahun di tahun b) Meningkatnya Angka Melek Huruf (AMH). AMH Kabupaten Subang tahun 2015 sebesar 99,86%, dan telah melampaui target RKPD 2015 sebesar 99,54%. 2. Meningkatnya Sekolah Kejuruan Berbasis Kompetensi Daerah. Pada tahun 2015 Sekolah Menengah Kejuruan yang mengembangkan Kompetensi Siswa Berbasis Potensi Daerah mencapai 18 SMK. 3. Biaya Pendidikan dan Lainnya Gratis Bagi Keluarga Miskin

21 Pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Subang memberikan bantuan kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin melalui kegiatan penunjang penyaluran beasiswa bagi keluarga tidak mampu sebesar Rp /orang/tahun untuk sasaran siswa SD. Penyaluran Beasiswa Miskin, tingkat SMP sebesar Rp / orang/tahun untuk sasaran siswa SMP, tingkat SMA sebesar Rp / orang/tahun untuk sasaran siswa SMA, Sedangkan Untuk Tingkat SMK Sebesar Rp / orang/tahun untuk sasaran siswa SMK. 4. Meningkatnya Kualitas Tenaga Kependidikan Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah guru yang berkualifikasi pendidikan S1 dan jumlah guru yang tersertifikasi. jumlah guru yang berkualifikasi S1/D-IV pada tahun 2014 yaitu sebanyak guru, dan pada tahun 2015 bertambah sebanyak guru di seluruh jenjang pendidikan baik SD, SMP maupun SMA/SMK. Jumlah guru yang sudah tersertifikasi pada tahun 2015 sebanyak orang, dari jumlah guru di Kabupaten Subang sebanyak orang, hal ini berarti capaian guru di Kabupaten Subang yang sudah tersertifikasi adalah sebesar 44,60%. 5. Meningkatnya Prestasi Pemuda dan Prestasi Olah Raga, Kelestarian Seni Serta Nilai-Nilai Budaya. Hal ini terlihat dari : a. Meningkatnya prestasi olahraga pada ajang kompetisi Pekan Olahraga Daerah (PORDA) tingkat Provinsi Jawa Barat dengan meraih medali emas dan perak pada cabang olahraga Dayung, Pencak Silat, Catur, Senam, Balap Motor, Renang, Sepak Takraw, Tae Kwon Do, Atletik dan Sepak Bola. b. Terjaganya Kelestarian Seni dan Nilai-Nilai Budaya, dilakukan melalui keikutsertaan dalam ajang-ajang festival seni dan budaya, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Dari beberapa ajang festival seni yang diikuti, Kabupaten Subang berhasil meraih 8 prestasi yaitu : Juara II pada Festival Musik dan Tari di Tingkat Provinsi, Juara Favorit dan Juara Harapan pada Festival Juru Kawih di Kabupaten Purwakarta, 5 Besar Padalangan Cilik, Juara II Festival Seni Budaya Lokal dan 10 Besar Musik Unggulan pada Gelar Karya Musik dan Lagu Tingkat Provinsi Jawa Barat. 6. Meningkatnya Wawasan Masyarakat dalam berbagai bidang melalui Budaya Minat Baca, melalui upaya : a. Meningkatnya Sarana Prasarana Selama Tahun Anggaran 2015, ditempuh upaya penambahan kuantitas koleksi bahan pustaka berupa buku dalam berbagai klasifikasi. Penambahan jumlah koleksi buku pada tahun 2015 seluruhnya 616 judul dengan jumlah buku sebanyak eksemplar. Hingga akhir tahun 2015 Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Subang telah memiliki judul koleksi buku dengan jumlah sebanyak eksemplar. b. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perpustakaan

22 Meningkatnya akses masyarakat terhadap koleksi bahan bacaan ditempuh melalui Penyediaan Pelayanan Mobil Keliling (MUPK). c. Peningkatan Minat Baca juga terlihat dari jumlah pengunjung perpustakaan. Selama tahun 2015 tercatat pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Subang mengalami peningkatan sebanyak 5,29% di banding tahun sebelumnya, yaitu dari orang pada tahun 2014 menjadi orang pada tahun Dengan jumlah koleksi buku yang dipinjam sebanyak eksemplar. Selain itu, tercatat juga penambahan anggota sebanyak 145 orang. Dengan demikian, hingga akhir tahun 2015 tercatat total anggota Perpustakaan Daerah Kabupaten Subang sebanyak orang. Pada Misi terakhir, yaitu dalam rangka Mewujudkan Masyarakat yang Sehat, Rapi, Bersih, dan Indah Dengan Semangat Gotong-Royong, capaian kinerja tahun 2015 diantaranya ditunjukkan dengan: 1. Meningkatnya Angka Harapan Hidup di Kabupaten Subang, dari 71,22 tahun pada tahun 2014 menjadi 71,25 tahun pada tahun Meningkatnya Pelayanan Kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari : a. Persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Subang pada tahun 2015 telah mencapai 91,30% dan telah melampaui target 90% yang telah ditetapkan. b. Pelayanan Kesehatan untuk keluarga miskin pada tahun 2015 telah terlayani 100%. Hal ini dikarenakan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional dimana semua peserta Jamkesda dialihkan menjadi peserta BPJS. 3. Penurunan Prevalensi Balita Kurang Gizi. Pada tahun 2015 Prevalensi Balita Kurang Gizi di Kabupaten Subang sebesar 3,80%. 4. Meningkatnya Kualitas Kesehatan Lingkungan. hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut : a. Jumlah keluarga yang memiliki akses terhadap fasilitas jamban dari 81,23% di tahun 2014 menjadi 84,23% di tahun b. Jumlah keluarga yang memiliki akses tempat sampah pada tahun 2014 sebesar 68,72%, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 68,87%. c. Jumlah keluarga yang tinggal di rumah yang memenuhi syarat aspek rumah sehat dari target 68,75% tahun 2015 upaya yang dilakukan melampaui target yang ditertapkan dengan capaian 69%. d. Jumlah Industri yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2015 secara kumulatif mencapai 75,81%, melebihi target yang ditetapkan sebesar 75 % 5. Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat di bidang Kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari indikator berikut : a. Cakupan Keluarga ber-phbs meningkat dari 61,56% pada tahun 2014 menjadi 64,13% pada tahun 2015.

23 b. Jumlah Posyandu pada tahun 2015 yang Berstrata Purnama 39,53 % dan Mandiri 54,15%, melebihi capaian targetnya. c. Prosentase Strata Desa Siaga tahun 2015 telah mencapai target 100%. 6. Pada Sektor Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran, sampai dengan tahun 2015 UPTD Damkar memiliki 5 unit mobil Pemadam Kebakaran, 1 Unit Pick Up Komando dan 1 Unit Pick Up Double Cabin serta Kendaraan Air berupa Perahu Karet 2 unit, Perahu Fiber 4 unit, Motor Tempel Perahu 3 unit dan Kendaraan Roda Dua sebanyak 9 unit. Disamping melaksanakan urusan-urusan yang didesentralisasikan, pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Subang juga melaksanakan tugas Pembantuan dari 8 kementerian dengan anggaran mencapai Rp (empat puluh milyar empat ratus dua puluh dua juta enam ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang tersebar pada 9 SKPD. Seluruh kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Disamping itu, tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah juga dapat dilihat dari sejauhmana pencapaian Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana angka ini menggambarkan Indeks Komposit Pembangunan Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat. Perkembangan angka komponen penyusun IPM Kabupaten Subang pada tahun 2015 meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen penyusun IPM. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik, IPM Kabupaten Subang tahun 2015 meningkat dari tahun sebelumnya, yakni dari 65,79 poin pada tahun 2014 meningkat menjadi 65,93 poin pada tahun Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen penyusun IPM, Dimana Angka Harapan Hidup meningkat dari 71,22 tahun pada tahun 2014 menjadi 71,25 tahun pada tahun 2015; Harapan Lama Sekolah juga meningkat dari 11,44 tahun pada tahun 2014 menjadi 11,51 tahun pada tahun 2015; Rata-rata Lama Sekolah meningkat dari 6,44 tahun pada tahun 2014 menjadi 6,46 tahun pada tahun 2015; Paritas daya beli pun meningkat dari rupiah pada tahun 2014 menjadi rupiah pada tahun Pemerintah Kabupaten Subang selama tahun 2015 mendapat kehormatan menjadi daerah kunjungan kerja dan studi banding baik dari DPRD, Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota lain yang berkaitan dengan aspek penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang dilakukan seluruh Aparatur dan Stakeholder terkait bersama seluruh komponen masyarakat, telah membuahkan hasil berbagai penghargaan baik di tingkat Provinsi maupun Nasional. Diantara penghargaan tersebut adalah sebagai berikut : Penghargaan Tingkat Nasional, yaitu :

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Luas dan Potensi Wilayah Luas fungsional daerah penelitian adalah 171.240 ha, secara administratif meliputi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Subang, Sumedang,

Lebih terperinci

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUBANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUBANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN SUBANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, Kepala Daerah berkewajiban untuk menginformasikan

Lebih terperinci

KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG

KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG IV. KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG 4.1. Struktur Ekonomi Struktur perekonomian Kabupaten Subang pada tahun 2014 ini didominasi oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kategori Perdagangan Besar

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 164 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, serta memberikan beberapa rekomendasi baik rekomendasi secara

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 17 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di kawasan utara provinsi Jawa Barat terletak diantara 107º 31' sampai dengan 107º 54' Bujur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. Sektor pertanian sampai

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG 55 BAB III GAMBARAN UMUM DAN PROFIL KOMODITAS TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG 3.1 Kebijakan Pembangunan Untuk menciptakan suatu kondisi yang menjamin terlaksananya penataan ruang dan pembangunan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-provinsi Bali... 6 1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana tahun 2011...... 7 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana...

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Grobogan pada saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-provinsi Bali... 6 1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana tahun 2011...... 7 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan Daerah Sebagian besar pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di Priangan Timur berada di Kota Tasikmalaya. Wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen Pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci