BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2014"

Transkripsi

1 Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan sarana prasarana wilayah. Peningkatan pendapatan daerah yang berpihak pada masyarakat dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam mendukung program Bali Deso Mbangun Desa dan Bangga mbangun Desa. Peningkatan SDM baik aparatur maupun masyarakat. Penurunan Angka Kemiskinan Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Profesionalisme Aparatur dan SDM Peningkatan Pendapatan Daerah Pengembangan Prasarana dan Sarana Pendukung Pemanfaatan SDA Secara Berkelanjutan Peningkatan Upaya Penegakan Hukum Meningkatkan pembangunan yang semakin merata, dan meningkatkan infrastruktur pada wilayah tertinggal dan perbatasan melalui infrastuktur yang memadai Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Memberdayakan masyarakat melalui sektor pertanan dalam arti luas dan UMKM Meningkatkan kualitas SDM dan Demokratisasi Meningkatkan kualitas pelayanan publik Meningkatkan kualitas LH secara berkelanjutan. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur untuk mendukung pemerataan pembangunan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan masyarakat Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian dalam arti luas dan UMKM Peningkatan kualitas SDM, pelayanan publik, tata kelola pemerintahan dan demokratisasi. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan, di mana program/ Akuntabilitas Kinerja berisi : kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai A. Pengukuran Kinerja untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, B. Capaian IndikatorUtama hasil maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan 4 prinsip salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan C. Evaluasi dan Analisis menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan Capaian Kinerja telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan D. Pencapaian Kinerja layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh Lainnya E. Akuntabilitas anggaran masyarakat. Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban F. Akuntabilitas Kinerja terhadap Anggaran program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. 6

2 A. PENGUKURAN KINERJA Kerangka Pengukuran kinerja di Pemerintah Kabupaten Cilacap dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 9 4, Keputusan Kepala LAN Nomor 9/IX/6/8/, dan Permenpan RB Nomor 5 4. Adapun pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut :. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan makin rendahnya kinerja, digunakan rumus : Capaian indikator kinerja = x target. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus : ( ) Capaian indikator kinerja = x Atau ( x ) Capaian indikator kinerja = x Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran menggunakan interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala ordinal yaitu : Tabel. Pengukuran dengan Skala Ordinal Skala Ordinal Predikat / Kategori >85 5 s.d. < 7 Cukup 7 s.d. <85 < 5 Tidak Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai keberhasilan atau ketidakberhasilan pencapaian 7

3 kinerja. Untuk capaian masingmasing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan "Metode Ratarata Data Kelompok". Penyimpulan capaian sasaran nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut : Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap kelompok sasaran dengan nilai mean skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut. Jumlah indikator untuk setiap kategori x nilai mean setiap kategori Capaian Sasaran = x Jumlah indikator kinerja sasaran Nilai Mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut : : 9.5 Cukup : 6.5 Tidak : : B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Secara umum Pemerintah Kabupaten Cilacap telah melaksanakan Capaian Indikator tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kinerja Utama Daerah (RPJMD) Kabupaten Cilacap 7 sebagaimana juga telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Cilacap 6/8// 5 tentang Perubahan atas Keputusan Bupati Cilacap Nomor 66// 4 tentang penetapan Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Kabupaten Cilacap 7. Capaian Indikator Kinerja Utama Kabupaten Cilacap 4 sebagai berikut : N Tabel. Capaian Indikator Kinerja Utama 4 INDIKATOR KINERJA 4 Capaia n Capaian Kategori Akhir RPJMD *. Opini pemriksaan BPK Opini WDP WTP WDP Tidak WTP Nilai EKPPD Nilai tinggi tinggi tinggi Indeks Pembangunan Manusia ( ) Satu an 8

4 4 CC ( cukup baik ) B ( Baik ) CC ( cukup baik ) Tahu n Angka Kematian Bayi (AKB). Angk a Angka Kematian Ibu (AKI). Angk a Cukup 9 Usia Harapan Hidup Tahu n Presentase Gizi Buruk...5 Angka Pengangguran ( ) 7.8 6, penguatan cadangan pangan pokok Ketersediaan energi per kapita Ketersediaan protein per kapita Persentase koperasi aktif Indeks Gini Point Cukup. 7 Indeks kedalaman kemiskinan Point Indeks keparahan kemiskinan Point Pertumbuhan PDRB per kapita prosentase penduduk miskin Proporsi panjang jalan dengan kondisi baik terhadap total panjang Proporsi jalan jaringan irigasi terhadap Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemda Nilai Ratarata Lama Sekolah Angka Melek Huruf luas lahan budidaya pertanian ( tersier sekunder primer ) Cakupan daerah yang teraliri listrik () Cakupan daerah yang teraliri air bersih () Cakupan rumah dan pemukiman layak huni sesuai SPM ( ) Prosentase penurunan lahan kritis ( ) Persentase tersedianya Ruang Terbuka Hijau Publik ( ) * Angka Sementara BPS Februari 5 Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 7 indikator kinerja utama, disimpulkan bahwa indikator (85.9) dikategorikan "sangat berhasil", indikator (.7) dikategorikan "", indikator (7.45 ) dikategorikan "Cukup ", dan indikator (.7) dikategorikan " Tidak berhasil". Berarti masih terdapat indikator yang capaiannya belum sesuai apa yang diharapkan sehingga perlu adanya perhatian pada tahun berikutnya. 9

5 Capaian Kinerja Sasaran N Dengan telah dilaksanakan pengukuran kinerja beserta simpulan ratarata sesuai dengan Metode Ratarata Data kelompok, maka dari sasaran strategis dengan indikator kinerja tersebut, pencapaian kinerja masingmasing sasaran Pemerintah Kabupaten Cilacap sebagai berikut : Tabel. Ratarata Capaian Sasaran Strategis 4 SASARAN STRATEGIS Jumlah Indikator Ratarata Rincian Kategori untuk indikator Kategori Tidak Cukup < 5 5s.d.< 7 7s.d.<85 >85 Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 9.5 Meningkatnya derajat pemerintahan yang bersih dan akuntabel (clean government) Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan individu Meningkatnya daya serap lapangan kerja Terpeliharanya ketahanan pangan Meningkatnya peranan UMKM dalam perekonomian Meningkatnya pendapatan perkapita secara berkelanjutan Menurunnya tingkat kemiskinan Meningkatnya pembangunan infrastruktur yang semakin merata Meningkatnya kelestarian lingkungan Ratarata Capaian Sasaran Strategis 88.5 Ratarata capaian sasaran strategis sebesar 88.5 dengan kategori. Capaian dari (sebelas) sasaran strategis, sebanyak 7 sasaran (6.64) dengan kategori. Sebanyak 4 sasaran (6.6) dengan kategori.. Capaian kinerja menurut Misi Adapun simpulan untuk kategori capaian indikator kinerja sasaran menurut misi, maka dari 7 indikator kinerja sasaran menurut misi sebagai berikut : Tabel.4 Persentase Kategori capaian indikator kinerja sasaran menurut misi 4

6 No 4 5 MISI / Kategori Persentase MISI Cukup Tidak MISI Cukup Tidak. MISI Cukup 6.67 Tidak MISI Cukup Tidak MISI 5 Cukup Tidak 6 Jumlah Indikator MISI Cukup 8. Tidak ANALISIS CAPAIAN KINERJA Sasaran : Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran dengan indikator kinerja mendapatkan angka nilai ratarata capaian sebesar 9.5 dengan kategori. Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut : Tabel.5 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4

7 N o. Indikator Kinerja Utama Indeks Pembangunan Manusia ( ) Satuan 4 Capaian () *. Kategori 7 s.d. 4 terhadap target 7 ( ) Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) Akhirakhir ini hasilhasil pembangunan dirasakan terdapat suatu kesenjangan (gap) yang cukup besar antara pembangunan fisik dan pembangunan di bidang manusia. Padahal keberhasilan pembangunan dibidang manusia juga akan menguatkan sendisendi perekonomian secara meyeluruh, karena pembangunan manusia yang baik mempunyai side efect ke berbagai bidang. Side effect yang dimaksud adalah efek penyebaran yang ditimbulkan dari suatu kegiatan yang berdampak pada kegiatan lain karena kegiatan tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain, misalnya keberhasilan dibidang pendidikan akan meningkatkan pendapatan masyarakat. IPM adalah indikator yang mencerminkan keberhasilan Pemerintah atas layanan dasar di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yeng terdiri atas indeks, yaitu :. Indeks harapan hidup, sebagai perwujudan dimensi umur panjang dan sehat (longevity). Indeks pendidikan, sebagai perwujudan dimensi pengetahuan (knowledge). Indeks standar hidup layak, sebagai perwujudan dimensi hidup layak (decent living). Tabel.6. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kab Cilacap 9 TAHUN Indeks Harapan Hidup Indeks Pendidikan Indeks Pengeluaran IPM () 9 75,8 75, 6, 7,9 76,7 75,4 6,4 7,7 76,87 76, 6,9 7,4 77,8 76,5 64,67 7,77 77,7 77, 65, 7,4 Sumber : Buku Indikator Pembangunan Cilacap 4 Menurut hasil perhitungan hasil Susenas (tabel.5), pada tahun 4 IPM Kabupaten Cilacap sebesar 7,4 ( data sementara ) masih dibawah IPM Jawa Tengah (74,5). Kabupaten CIlacap berada pada peringkat dari 5 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah dan masih di bawah IPM Nasional. Selama periode 9 hingga, nilai IPM Kabupaten Cilacap meningkat sekitar,95. Pencapaian hasil IPM merupakan hasil pencapaian jangka waktu yang panjang. Peningkatan IPM pada prisipnya merupakan perubahan pola pikir manusia, yaitu perubahan untuk semakin berperilaku hidup bersih dan sehat (bidang kesehatan), semakin meningkat intelektual (bidang pendidikan) dan semakin meningkatnya kemampuan bersaing secara ekonomi (bidang ekonomi). Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran ini antara lain ; semakin bertambahnya usia harapan hidup penduduk, meningkatnya 4 Gambar.. Perbandingan IPM Kab.Cilacap, IPM Prov. Jawa Tengah, dan IPM Nasional Sumber : RKPD Prov. Jateng 5 ; Jawa Tengah Dalam Angka 4

8 angka melek huruf dan ratarata lama sekolah penduduk pada usia > 5 tahun ke atas, dan meningkatnya pendapatan per kapita penduduk. Meskipun dinilai sangat berhasil, namun masih dijumpai beberapa kendala antara lain ; masih tingginya Angka Buta Buruf ( per sesuai susenas masih 8), masih banyaknya siswa yang putus sekolah/do, masih banyaknya masyarakat yang kurang menyadari pentingnya PHBS. Untuk itu Pemkab Cilacap mempunyai Strategi/Upaya pemecahan masalah yaitu : Diperlukan kebijakan konkrit yang mendukung langsung pada upaya pemberantasan buta huruf dan peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti menekan angka putus sekolah melalui dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah ) dan BSM ( Beasiswa Siswa Miskin); mensukseskan wajib belajar 9 tahun; mendorong lembaga pendidikan non formal untuk menciptakan iklim pembelajaran yang lebih kompetitif; Perluasan pendidikan vokasi sekolah menengah; Meningkatkan peran aktif pihak swasta, Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan masyarakat dalam pembangunan lapangan kerja seluasluasnya; Memperluas kesadaran masyarakat akan pentingnya program PHBS; Sasaran tersebut dicapai dengan melaksanakan program sebagai berikut :. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan. Program Pendidikan Menengah. Program Pendidikan Non Formal 4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 7. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 8. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 9. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Sasaran : Meningkatnya derajat pemerintahan yang bersih dan akuntabel (clean government) Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran dengan indikator kinerja mendapatkan angka nilai ratarata capaian sebesar 7.7 dengan kategori. Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Tabel.7. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran N o Indikator Kinerja Utama Satuan 4. Opini pemriksaan BPK Opini WDP WTP Nilai EKPPD Nilai tinggi tinggi C ( Cukup )* CC ( cukup baik ) Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemda Nilai tinggi CC ( cukup baik ) Capaian () Kategori Tidak WTP s.d. 4 terhadap 7 ( ) tinggi 7 B( Baik ) 75. Opini Pemeriksaan BPK Sasaran ke meningkatnya derajat pemerintahan yang bersih dan akuntabel (clean government) salah satu indikatornya dapat dilihat dari hasil penilaian atas laporan keuangan 4

9 yang dilakukan oleh pihak eksternal yang dalam hal ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keungan (BPK). Penilaian oleh lembaga eksternal ini menjadi komponen penting untuk menilai sejauh manakah penilaian yang objektif dapat dilakukan terhadap akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah terutama dari aspek pengelolaan keuangan. Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan mendasarkan pada UndangUndang Nomor 5 4 tentang BPK. Pemeriksaan yang dilakukan secara periodik setiap tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara bertingkat terdiri dari Tidak Wajar (TW), Tidak Memberi Pendapat (TMP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). atas target kinerja yang ditetapkan menunjukkan capaian yang belum berhasil. yang ditetapkan dalam mendukung sasaran meningkatnya derajat pemerintahan yang bersih dan akuntabel (clean government) adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), tetapi realisasinya Pemerintah Kabupaten Cilacap mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius, mengingat selama kurun waktu tahun sampai dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap mendapat opini WDP. ( BPKRI belum mengeluarkan opini untuk tahun 4 ). Hal ini dimotivasi pula oleh Pemerintah Provinsi yang sudah mendapat WTP tahun 4. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tidak tercapainya opini Wajar tanpa Pengecualian (WTP) antara lain pengelolaan dan penyajian Aset Tetap dalam Neraca Daerah yang belum memadai, penyajian nilai persediaan dalam neraca yang tidak diyakini kewajarannya dan belum optimalnya pengendalian internal di masingmasing SKPD. Berdasarkan hambatanhambatan sebagaimana diuraikan di atas, maka strategi yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap antara lain :. Berupaya untuk membenahi dan menyelesaikan proses inventarisasi Aset milik Pemerintah Daerah yang selama ini masih banyak masalah. Melakukan perbaikanperbaikan dan pembenahan baik dalam bidang Penatausahaan keuangan maupun perbaikan Sistem Pengendalian Intern.. Nilai EKPPD Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 6 8 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan adalah suatu proses pengumpulan dan analisi data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja. Berdasarkan hasil penilaian pada tahun, nilai EKPPD yang dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam kinerja penyelenggaraan pemerintah adalah tinggi. Hal ini menunjukkan pada tahun tersebut kinerja Pemerintah Kabupaten Cilacap sudah baik, oleh karenanya target yang ingin dicapai pada tahun dan 4 yang hasil penilaiannya sampai saat ini belum ada tentu Pemerintah Kabupaten Cilacap ingin mempertahankan kondisi Gambar. Grafik Nilai EKPPD Kab. Cilacap tersebut sebagai upaya untuk mendukung pencapaian sasaran Meningkatnya derajat pemerintah yang bersih dan akuntabel (clean government) 44

10 . Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemda Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 6 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 9 4 tentang Sistem Akuntabilitas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia telah melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja pada Pemerintah Kabupaten Cilacap. Berdasarkan data hasil evaluasi selama tahun sampai tahun 4 menunjukkan bahwa hasil evaluasi yang diperoleh dapat dilihat dari tabel berikut : No a. b. c. d. e. Tabel.8 Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Komponen yang dinilai Bobot Perencanaan Kinerja 5 Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja 5 Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja Nilai hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja Nilai Nilai Nilai 4, 7,7 7,8,54,6 9,8 C 7,5 9, 7,, 8,78 44,4 C 9,,78 8,7 4,78 9,4 5,5 CC Dari data sebagaimana dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa realisasi atas target yang telah ditetapkan capaiannya adalah berhasil. Pencapaian nilai CC ini merupakan peningkatan dari tahuntahun sebelumnya yang nilainya adalah C. Adapun nilai hasil evaluasi kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun terakhir ( 4 ) adalah B ( Baik ). Sementara Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Tengah belum ada yang mencapai nilai B. Beberapa faktor yang mendukung pencapaian keberhasilan Pemerintah kabupaten Cilacap antara lain karena telah menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi pada tahuntahun sebelumnya serta berupaya meningkatkan kapasitan sumber daya manusia penyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Meskipun capaian realisasi sudah sesuai dengan yang ditargetkan, akan tetapi masih banyak halhal yang harus dibenahi dan disempurnakan lagi. Beberapa strategi untuk mendukung upaya penyempurnaan antara lain sebagai berikut : a. Perencanaan Kinerja ) Melakukan review dan perbaikan terhadap RPJMD, Renstra SKPD dan Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Daerah dan SKPD khususnya terkait dengan kualitas tujuan/sasaran strategis yang belum berorientasi hasil (outcome) dan kualitas indikator kinerja yang baik ) Melakukan monitoring evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target kinerja dalam PK Pemda dan SKPD dan memanfaatkan hasil monitoring evaluasi untuk pengendalian dan pengarahan impinan dalam meningkatkan capaian target kinerja b. Penguran Kinerja ) Melakukan review dan perbaikan terhadap indikator kinerja utama pada tingkat Pemerintah Daerah dan SKPD, khususnya terkait dengan kualitas IKU yang belum berorientasi pda hasil (outcome) dan pemenuhan kriteria indikator yang baik ) Membangun sistem pengumpulan data kienerja yang baik, pda tingkat Pemerintah Derah dan SKPD secara berkala ) Memanfaatkan IKU yang telah diperbaiki dalam perencanaan kinerja (RPJM/Renstra/Renja/RKT), penganggaran (RKA), pengukuran Kinerja (PK) dan Pelaporan Kinerja (LAKIP) c. Pelaporan Kinerja 45

11 ) Melakukan perbaikan penyajian informasi kinerja dalam LAKIP, terkait dengan substansi akuntabilitas kinerja antara lain harus fokus pada menjawab pencapaian target kinerja yang diperjanjikan dalam PK, analisis atas pencapaian target kinerja sasaran yang perlu dipertajam dengan mengungkapkan adanya hambatan atau kendala dan usulan untuk penyelesaian, pembandingan data kinerja harus diperkaya minimal pembanding dengan tahun sebelumnya dan jangka menengah ) Mengupload LAKIP ke dalam website Pemerintah Kabupaten Cilacap ) Meningkatkan pemanfaatan informasi pencapaian kinerja dalam LAKIP untuk perbaikan perencanaan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan d. Evaluasi Kinerja ) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi para evaluator akuntabilitas kinerja dan evaluator program ) Melakukan monitoring dan evaluasi serta review secara berjenjang atas proses pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja dan evaluasi program ) Meningkatkan pemanfaatan secara nyata hasil evaluasi akuntabilitas kienrja dan evaluasi program untuk perbaikan perencanaan, pelaksanaan serta penilaian kinerja Pemerintah daerah dan SKPD berkelanjutan e. Capaian Kinerja Capaian Kinerja yang dilaporkan dalam LAKIP Pemerintah Kabupaten Cilacap akan ditingkatkan dengan menyajikan informasi kinerja yang berorientasi pada outcome dan didukung dengan data kinerja yang akurat. Sasaran tersebut dicapai dengan melaksanakan 7 program sebagai berikut : Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi, Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa, Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur, Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan, Program Penataan Peraturan PerundangUndangan, Program Pengembangan Data/Informasi, Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, Program Peningkatan Disiplin Aparatur, Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah, Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan, Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan, Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal, Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH, Program Perencanaan Pembangunan Daerah, Sasaran : Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran dengan indikator kinerja mendapatkan angka nilai ratarata capaian sebesar 9.5 dengan kategori. Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran sebagai berikut : N o Tabel.9. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Utaa. Angka Melek Huruf Ratarata Lama Sekolah Satuan 4 Capaian () Kategori sd 4 terhadap 7 ( )

12 . Angka Melek Huruf Angka melek huruf adalah persentase dari penduduk usia 5 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis dalam huruf latin dan huruf lainnya. tahun 4 sebesar 95.6 telah menunjukan hasil yang positif karena telah melampui target tahun 7 yaitu sebesar Faktor yang mempengaruhi keberhasilan sasaran ini antara lain adanya kesadaran akan pentingnya baca tulis dan adanya perasaan malu apabila disebut "buta aksara". Peran pemerintah yang sangat tinggi dan kontribusi penting dari pihak swasta dan organisasi masyarakat yang juga menjadi penyelenggara pendidikan di berbagai jenjang. Sebagaimana tabel. pada tahun Angka Melek Huruf di Kabupaten Cilacap (9.49) Gambar.. Angka Melek Huruf di Kabupaten CIlacap, kabupaten diatas Angka Melek Huruf Provinsi sekitar, Provinsi Jawa Tengah tahun dan Nasional Jawa Tengah Namun masih Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 4 berada di bawah ratarata nasional dan jika dibandingkan dengan angka melek huruf di kabupaten sekitar, masih berada di bawah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, dan Kebumen. Tetapi masih di atas Kabupaten Banjarnegara. Nasional 4, 9.7. Permasalahan/Hambatan yang dihadapi dalam pencapaian indikator ini antara lain masalah geografis wilayah Kabupaten Cilacap yang kurang terjangkau akses pendidikan. Adapun Strategi/upaya pemecahan masalah yang dilakukan Pemkab Cilacap yaitu memberikan penyuluhan dan penyelenggaraan Kejar Paket A, Paket B, maupun Paket C.. Ratarata Lama Sekolah Ratarata lama sekolah adalah ratarata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 5 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani atau sedang menjalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki. Jumlah tahun efektif adalah jumlah tahun standar yang harus dijalani oleh seseorang untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan, misalnya tamat SD adalah 6 tahun, tamat SMP 9 tahun dan seterusnya. Gambar.4. Diagram Ratarata lama sekolah penduduk Cilacap 4 Sumber : Disdikpora Kab Cilacap 4 Perhitungan lama sekolah dilakukan tanpa memperhatikan apakah seseorang menamatkan sekolah lebih cepat atau lebih lama dari waktu yang telah ditentukan. 47

13 Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. di atas bahwa ratarata lama sekolah penduduk Kabupaten Cilacap pada tahun 4 baru mencapai 7, tahun. Angka ini menunjukkan bahwa secara ratarata pendidikan penduduk usia 5 tahun ke atas baru mencapai kelas SMP (kelas VII), yaitu baru mencapai jenjang tamat SD. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran ini antara lain; semakin meningkatnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan, semakin meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat, terjangkaunya akses layanan pendidikan dan menurunnya angka putus sekolah di Kabupaten Cilacap. Pada tahun Ratarata lama sekolah di Kabupaten Cilacap masih lebih rendah daripada ratarata di Provinsi Jawa Tengah yang mencapai angka 7.9 tahun dan Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Kebumen. Namun lebih tinggi dari Kabupaten Banjarnegara. 4 Nasional sebesar 7.4 tahun. Namun demikian, masih terdapat beberapa permasala Gambar.5. Ratarata lama sekolah di Kabupaten Cilacap, kabupaten han/hamb sekitar, Provinsi jawa Tengah tahun dan Nasional atan yaitu Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 4 masih banyak warga yang belum sadar akan pentingnya pendidikan yang lebih tinggi, masih tingginya angka kemiskinan Penduduk Cilacap yang mengakibatkan anak usia sekolah lebih memilih bekerja, dan kondisi geografis beberapa wilayah yang masih jauh/sulit menjangkau pendidikan. Adapun Gambar.6. Siswa SDN Bojong Kawunganten bersemangat ikuti Sosialisasi Tertib Lalu Lintas di Polres strategi/upaya pemecahan masalah yang Cilacap, meskipun letak sekolah di pelosok dan jauh dari dilaksanakan Pemerintah pusat kota. Kabupaten Cilacap antara lain meningkatkan akses/jangkauan layanan pendidikan ke masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menuntasan Buta Huruf. Sasaran tersebut dicapai dengan melaksanakan 6 program sebagai berikut : Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Sasaran 4: Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan individu Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran 4 dengan 4 indikator kinerja mendapatkan angka nilai ratarata capaian sebesar 84.5 dengan kategori. Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Tabel.. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 48

14 N o. Indikator Kinerja Utama Satuan 4 Capaian () Angka Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Indek Harapan Hidup Presentase Gizi Buruk.7.. Kategori Cukup 7 sd.4 terhadap7 ( ) Angka Kematian Bayi (AKB). Masalah AKB di Kabupaten Cilacap ditinjau dari penyebab kematian dibagi menjadi kematian bayi yang terjadi pada masa neonatal dan kematian pada masa postnatal. Menurut tabel di atas dan Gambar disamping, tahun 4 sebesar 9,/. KH, terealisasi sebesar 9,46/.KH, masuk kategori sangat berhasil meskipun nilai capaian indikator sasaran tidak mencapai hanya sebesar 98,8 namun capaian ini meningkat dibanding capaian ( 8.5.) dan capaian (77.4). Gambar.7. dan AKB Kab Cilacap 4 dibandingkan realisasi AKB Prov Jateng 4 Menurut gambar.4. Sumber : Dinas Kesehatan Kab Cilacap; RKPD Jawa Tengah 5 4 menunjukan angka lebih baik dibanding AKB di Prov Jawa Tengah.8 meskipun realisasi dan berada di bawah angka realisasi Jawa Tengah. Jumlah bayi (berumur < tahun) yang meninggal tahun 4 sebanyak 84 bayi. tahun yaitu,4/. KH dengan jumlah kematian sebanyak 5 bayi, jika dibandingkan tahun realisasi sebesar,96/. KH dengan kematian sebanyak 5 bayi berarti terjadi penurunan sebanyak 6 bayi pada tahun, sedangkan tahun dibandingkan tahun 4 realisasi angka kematian bayi sebesar 9,46/. KH dengan jumlah kematian sebanyak 84 bayi berarti terjadi penurunan sebanyak 4 bayi pada tahun 4. Pada akhir RPJMD tahun 7 realisasi angka kematian bayi diharapkan dapat ditekan sehingga mencapai 9/. KH.. Angka Kematian Ibu (AKI). Pengukuran indikator sasaran ini adalah sebagai gambaran kualitas pelayanan material prenatal di institusi pelayanan kesehatan. tahun 4 sebesar 9,/. KH, terealisasi sebesar 9,46/.KH, masuk kategori sangat berhasil meskipun nilai capaian indikator sasaran tidak mencapai hanya sebesar 98,8 namun capaian ini meningkat dibanding capaian ( 8.5.) dan capaian (77.4). Menurut gambar. 4 meun jukan angka lebih baik dibanding AKB di Prov Jawa Tengah.4 meskipun realisasi dan berada di bawah angka realisasi Jawa Tengah. Menurut tabel di atas dan Gambar disamping, tahun 4 49 Gambar.8. dan AKI Kab Cilacap 4 dibandingkan realisasi AKI Prov Jateng 4 Sumber : Dinas Kesehatan Kab Cilacap; RKPD Jawa Tengah 5

15 sebesar 6 kasus dan terjadi 6 kasus (9,9/.KH), maka nilai capaian indikator sasaran ini sebesar 6,54 dengan kategori cukup berhasil. tahun sebesar 4/.. KH dengan jumlah kematian sebanyak 4 kasus, jika dibandingkan tahun dengan 4,6/. KH, jumlah kematian ibu sebanyak 4 kasus, berarti tidak terjadi kenaikan kematian. Namun capaian ( 86.67) menunjukan kenaikan dari (8.76). 4 terjadi peningkatan sebanyak kasus dibanding. Yang artinya capaian 4 menurun menjadi (6.54). Meski demikian, capaian tersebut masih menunjukan angka yang lebih baik dibandingkan AKI di Provinsi Jawa Tengah dalam tahun terakhir 4. Seluruh kejadian kematian ibu di Kabupaten Cilacap telah dilakukan Audit Maternal Perinatal yang diselenggarakan dalam rangka mengkaji hal hal yang terkait dengan riwayat serta kondisi ibu sejak ibu masih hamil, proses dan penatalaksanaan persalinan serta kronologis kasus sampai dengan terjadinya kematian. Hasil audit penyebab kematian ibu tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di Rumah Sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai, pada akhirnya menyebabkan kematian ibu. Selain itu dari hasil kajian audit didapatkan kematian ibu yang disebabkan oleh adanya penyakit penyerta seperti penyakit jantung atau hipertensi. Indikator sasaran ini belum tercapai (hanya 6.54) karena belum berjalannya jejaring tenaga kesehatan dengan baik. Upaya pemecahan terhadap permasalahan dengan peningkatan kualitas SDM dalam kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara pencegahan kematian selama kehamilan, bersalin dan nifas, perawatan kesehatan serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam kegawatdaruratan serta peningkatan program kesehatan pra kehamilan termasuk kesehatan remaja, Gambar.9 Pelayanan KB dan Pemeriksaan Kesehatan anak usia sekolah dan calon pengantin. untuk Ibu Hamil, menyusui, dan nifas guna menekan AKI dan AKB. Usia Harapan Hidup Usia Harapan Hidup manusia di Kabupaten Cilacap ratarata tahun 4 terealisasi 77.7 dari target sebesar ratarata 77.7 dengan capaian.. Usia Harapan Hidup merupakan dimensi umur panjang dan sehat yang dipengaruhi oleh angka anak lahir hidup dan anak masih hidup. Usia Harapan Hidup Kabupaten Cilacap tahun 4 mengalami peningkatan dari target 77.7 terealisasi 77.7 dengan capaian.. Adapun UHH mengalami kenaikan dari 4 sebagaimana gambar di atas. Gambar..Grafik dan Usia Harapan Hidup Faktor yang mempengaruhi Kab Cilacap 4 Sumber : Indikator Pembangunan Kab Cilacap 4 keberhasilan pencapaian ini 5 Gambar. Penyuluhan dan Perawatan Kesehatan dari Dokter Puskesmas pada Posyandu Lansia

16 antara lain adanya peningkatan perawatan kesehatan melalui puskesmas, peningkatan daya beli masyarakat yang akan meningkatkan akses pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh penghasilan yang memadai yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang Usia Harapan Hidup. Permasalahan/Hambatan yang ditemui antara lain yang paling utama adalah masih sulitnya akses layanan kesehatan di masyarakat khususnya masyarakat di wilayah yang sulit terjangkau dan kurangnya kesadaran akan hidup sehat. Strategi/Upaya pemecahan masalah tersebut yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap di antaranya adalah mencukupi sarana prasarana kesehatan terutama di pedesaan. Selain itu dilakukan penyuluhan dan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup sehat. 4. Presentase Gizi Buruk Persentase gizi buruk tahun 4 mencapai target yang telah ditetapkan. Dari target, terealisasi,, atau dengan kategori. Balita dengan gizi buruk berjumlah 6 jiwa. Sesuai gambar. Persentase gizi buruk di Kabupaten Cilacap selama tahun 4 menunjukan angka yang semakin membaik dan angka ini masih jauh lebih buruk dibanding dengan Prov Jawa Tengah. Adapun data prevalensi gizi buruk dapat dilihat pada gambar.6. Penanganan gizi buruk sudah atau semua balita gizi buruk sudah dilakukan penanganan hingga akhir tahun, tetapi setelah dilakukan validasi data, balita yang terkena gizi buruk sebagian besar merupakan kasus 'kambuhan' yaitu balita yang sudah pernah menderita gizi buruk dan dilakukan penanganan, setelah itu menjadi penderita lagi. Ini perlu perhatian dari seluruh komponen masyarakat terutama kesadaran akan keluarga sadar gizi. Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang Gambar..Grafik Prevalensi Gizi Buruk Kabupaten Cilacap telah ditetapkan. Program 4 di bandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah perbaikan gizi masyarakat pada Sumber Dinas Kesehatan Kab CIlacap; RKPD Jawa Tengah 5 tahun 4 salah satu kegiatannya digunakan untuk pemberian makanan tambahan bagi Balita gizi buruk, diantaranya melalui pemberian kapsul vitamin A, keluarga sadar gizi (Kadarzi) dan pemantauan penimbangan balita. Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari program yang dilakukan terkait peningkatan derajad kesehatan masyarakat. Pada tahun 4, program yang dilaksanakan untuk sasaran strategis ini terdiri dari 6 (enam belas) program sebagai berikut :. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan. Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Program Pengawasan Obat dan Makanan 4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 5

17 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu dan Jaringannya Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD Program Lingkungan Sehat Perumahan Sasaran 5: Meningkatnya daya serap lapangan kerja Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran 5 dengan indikator kinerja mendapatkan angka nilai ratarata capaian sebesar 9.5 dengan kategori. Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Tabel. Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 5 N o. Indikator Kinerja Utama Angka Pengangguran ( ) Satuan ,76 Capaian ().67 Kategori 7 5. s.d. 4 terhadap 7 ( ) Angka Pengangguran ( ) Pembangunan bidang ketenagakerjaan bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dengan harapan jumlah penganggur dan setengah penganggur dapat ditekan atau diperkecil. Sehubungan dengan hal tersebut kondisi permasalahan ketenagakerjaan ternyata sangat terkait erat dengan keadaan ekonomi yang berkembang setiap saat. Pertumbuhan ekonomi terkait erat terhadap dunia usaha, bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan berpengaruh pada terciptanya iklim usaha yang kondusif, yaitu melalui investasi yang ditanamkan oleh para investor, sehingga akhirnya akan Gambar. Usaha pembuatan batu bata dalam berdampak pada perluasan kesempatan kerja keluarga salah satu penciptaan lapangan usaha sebaliknya menurunnya pertumbuhan ekonomi juga akan berdampak negatif terhadap bidang ketenagakerjaan. Kondisi tersebut mendorong pemerintah dan masyarakat memanfaatkan peluang kerja di luar negeri sebagai salah satu upaya yang cukup strategis guna menangani masalah pengangguran di dalam negeri karena keterbatasan kemampuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pencari kerja yang pada umumnya berpendidikan SLTA ke bawah. Selain kondisi dunia usaha yang belum kondusif, minimnya informasi pasar kerja baik dalam maupun luar negeri juga merupakan salah satu kendala dalam upaya untuk menangani masalah pengangguran dan disatu sisi pencari kerja tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan kompetensinya, disisi lain para pengguna juga sulit mendapatkan pekerja sesuai dengan job/jabatan yang dibutuhkan. 5

18 Melihat kenyataan tersebut masalah ketenagakerjaan khususnya penanganan pengangguran terbuka (open unployment) merupakan masalah yang serius dan harus segera dipecahkan bersama baik antara pihak pemerintah dan swasta, maupun antar instansi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mempunyai peranan sangat penting yaitu disamping sebagai penggerak, pemerintah juga ikut serta menciptakan perluasan kesempatan kerja dan penanganan masalah pengurangan pengangguran. Tingkat pengangguran di Kabupaten Cilacap tahun 4 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 6,76 dari target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 7,8 dengan capaian sebesar,67 sehingga menunjukkan kinerja. Keberhasilan capaian indikator ini secara lengkap dapat dilihat dari datadata empiris terkait dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). TPAK adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja. TPT adalah ukuran yang menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran yang dihitung dari perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. TPAK mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah angkatan kerja (bekerja dan pengangguran) terhadap jumlah penduduk usia kerja. TPAK di Kabupaten Cilacap tahun tercatat sebesar 66,4. Hal ini berarti bahwa dari orang penduduk usia kerja, sekitar 66 orang termasuk angkatan kerja. Atau dapat diartikan dari. orang penduduk usia kerja sekitar 664 orang diantaranya aktif secara ekonomi. Tabel :.. Penduduk Usia kerja, Angkatan Kerja dan TPAK di Kabupaten Cilacap Menurut Jenis Kelamin Uraian Penddk Usia Kerja L P L+P L P L+P L P L+P Angkatan Kerja ,77 59,9 7,76 8,5 47, TPAK , Gambar.4. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Kabupaten Cilacap menurut Jenis Kelamin Sumber BPS Cilacap Gambar.5. TPAK Kabupaten Cilacap menurut Jenis Kelamin 5 Sumber BPS

19 Sumber BPS Cilacap Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. TPT dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja, dinyatakan dalam persen. TPT di Kabupaten Cilacap tahun tercatat sebesar 6,76 yang berarti bahwa dari orang angkatan kerja terdapat sekitar 7 orang yang menganggur. Bila dilihat menurut jenis kelamin, TPT lakilaki lebih tinggi dari pada TPT perempuan, tercatat masingmasing sebesar 7,5 dan 5,8. TPT sebagai indikator makro, di Kabupaten Cilacap capaian tahun 4 ( 6.76) menunjukan angka yang tidak lebih baik daripada di Prov. Jawa Tengah pada tahun yang sama( 6. pada dan 5.68 pada 4 ) dan Nasional (5.94.) Uraian Tabel.. Angkatan Kerja, Pencari Kerja dan TPT di Kabupaten Cilacap Menurut Jenis Kelamin L P L+P L P L+P L P L+P Angkatan Kerja Pengangguran ,6 7,74 6,5 7,8 7,59 7,4 7,5 5,8 6,76 TPT Gambar.6. Angkatan Kerja dan pengangguran Kabupaten Cilacap menurut Jenis Kelamin Gambar.7. TPT Kabupaten Cilacap menurut Jenis Kelamin 54

20 Tingkat kesempatan kerja (TKK) mengindikasi kan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara tidak bekerja di suatu wilayah. TKK diukur sebagai persentase jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja. Tabel.4. Angkatan Kerja, Pekerja dan TKK di Kabupaten Cilacap Menurut Jenis Kelamin Uraian L P L+P L P L+P L P L+P Angkatan Kerja Pekerja ,7 9,6 9,48 9,7 9,4 9,6 9,65 94,7 9,4 TKK Gambar.8.Angkatan Kerja, Pekerja Kab Cilacap menurut Jenis Kelamin Gambar.9. TKK Kabupaten Cilacap menurut Jenis Kelamin Sumber BPS Cilacap Di Kabupaten Cilacap, TKK tahun sebesar 9,4, berarti bahwa dari orang angkata kerja, sekitar 9 orang mempunyai kegiatan bekerja atau sementara tidak bekerja selama seminggu yang lalu. Pengamatan berdasarkan jenis kelamin, TKK lakilaki sedikit lebih kecil dibanding TKK perempuan, yaitu masingmasing sebesar 9,65 dan 94,7. Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari program yang dilakukan terkait menurunnya tingkat pengangguran. Pada tahun 4, program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran strategis ini terdiri dari 7 (tujuh) program yaitu :. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 55

21 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Investasi Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana, dan Prasarana Daerah Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Sasaran 6 : N o. Terpeliharanya ketahanan pangan Indikator Kinerja Utama penguatan cadangan pangan pokok Ketersediaan energi per kapita Ketersediaan protein per kapita Satua n Capaian () Kategori s.d. 4 terhadap 7 ( ) Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran 6 dengan indikator kinerja mendapatkan angka nilai ratarata capaian sebesar 9.5 dengan kategori. Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Tabel.5 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 6. Penguatan cadangan pangan pokok Penguatan Cadangan Pangan pokok menunjukan keberhasilan pada tahun 4 meskipun belum mencapai, capaian kinerja sebesar Dari target 89 realisasi tahun 4 menunjukkan bahwa tingkat penguatan cadangan pangan pokok mencapai 86 dengan kategori. Dengan pencapaian ini pula telah mencapai 9.5 dari target yang akan dicapai pada akhir RPJMD tahun 7. Meskipun realisasi 4 (86) mengalami penurunan dari tahun (87) namun angka capaian pada tahun masih lebih baik dibanding cadangan pangan pokok di Prov Jawa Tengah (8.9). Perbandingan realisasi cadangan pangan pokok di Kabupaten Cilacap dengan di wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada gambar. Pada tahun 4 produksi gabah Kabupaten Cilacap sebanyak 77.5 ton GKG setara dengan ton beras sedang penjualan ke luar daerah mencapai 9.9 ton, pembelian dari luar daerah ton, selisih stok awal dan akhir di Dolog Kabupaten/Kota terdapat ton. Kecukupan konsumsi beras/kapita per hari 6 gram dengan jumlah penduduk Kabupaten Cilacap jiwa, total konsumsi beras per tahun.44 ton sehingga terdapat kecukupan cadangan beras sebesar.6 ton atau sebesar 89,4. Keberhasilan ini didukung adanya beberapa hal antara lain : a. Adanya potensi alam sektor pertanian dan kehutanan/ perkebunan di Kabupaten Cilacap yang sangat mendukung Gambar. Cadangan Pangan Pokok Kab b. Dukungan pemerintah pada kegiatan penyuluhan pertanian, Cilacap danperikanan, Prov Jateng 4 kehutanan dan ketahanan pangan, 56

22 c. Adanya Pendampingan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani oleh para penyuluh lapangan dalam Jml Cadangan Pangan Item budidaya padi dan No Satuan 4 komoditi pangan. Produksi gabah ( GKG ) Ton 77, lainnya. Apalagi. Produksi beras Ton 484, Ton 4, 9.9 saat ini petani. Penjualan ke luar daerah Jumlah beras setelah penjualan Ton 44, sudah didekatkan 4. Pembelian beras dari luar daerah Ton Jumlah beras setelah pembelian Ton dengan penyuluh 5. Selisih stock awal stok akhir di Dolog Kab/Kota Ton..9 yang tersebar di Jumlah Persediaan beras Ton Balai Penyuluhan 6. Kecukupan konsumsi beras / kapita / hari Gram 6 6 Jumlah penduduk Jiwa sehingga mudah Total konsumsi beras per tahun Ton dalam 7. Jumlah Kecukupan Cadangan Beras / Ton.9.6 Jumlah kecukupan Cadangan Beras / Hari Ton berkoordinasi atau menyampaikan Tabel.6. Jumlah Cadangan Pangan di Kabupaten Cilacap dan 4 Sumber :Neraca Bahan Makanan Kabupaten Cilacap permasalahan serta mencari solusinya. Disamping keberhasilan tersebut diatas, dalam pencapaiannya mengalami kendala yaitu : a. Kecenderungan petani berperilaku konsumtif, b. Sikap petani yang cenderung apatis c. Adanya petani yang terjerat sistem ijon karena terdesak kebutuhan/ keinginan hidup. Beberapa strategi yang perlu dikembangkan untuk penguatan ketersediaan pangan yaitu : a. Meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia petani melalui berbagai pelatihan dan pendidikan melalui penyuluhan penyuluhan petanipetani, agar mereka tahu, mau dan mampu mengembangkan potensi lumbung pangan dengan meningkatkan produksi petani terutama program dengan sistem agrobisnis secara berkelanjutan. b. Penguatan modal usaha tani agar petani mampu mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mencapai kapasitas ketahanan pangan.. Ketersediaan energi per kapita Tingkat ketersediaan energi per kapita menunjukkan keberhasilan pada tahun 4 capaian kinerjanya dengan kategori. Dari target 98, realisasi tahun 4 menunjukkan angka tingkat ketersediaan energi 98. Dengan pencapaian ini pula telah mencapai 98 dari target pada akhir RPJMD tahun 7, yang bisa diartikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJMD. Dengan Angka Kecukupan energi sebesar.47 Kkal/Kap/Hr maka capaian ini sudah diatas Standar Nasional (. Kkal/Kap/hr). Stabilisasi harga berperan pada saat panen agar harga tidak turun/rendah sampai dibawah HPP (Harga Pembelian Pemerintah) untuk gabah/beras dan HRD (Harga Referensi Daerah) untuk jagung, kedelai dan ubikayu. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah harga pembelian pemerintah untuk komoditas gabah/ beras sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 6/Permentan/OT.4//4 atau disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan Harga Referensi Daerah (HRD) adalah harga referensi daerah untuk komoditas jagung, kedelai dan ubi kayu yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur setempat. 57

23 No Jenis Bahan Makanan Padipadian Makanan Berpati Gula Buah Biji Berminyak Buahbuahan Sayursayuran Daging Telur Susu Ikan Minyak dan Lemak Total KKal ,6,55,8,7,5,,64,86,4,68,7,5 4 Kkal ,68,5,8,7,55,4,64,86,5,77,7,64 Tabel.7. Data Ketersedia an Energi per Kapita per Hari dan 4 Sumber : Neraca Bahan Makanan Kabupaten Cilacap Keberhasilan ini didukung antara lain Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi, dan penyuluhan berbasis teknologi yang selalu berkembang mengikuti penerapan teknologi anjuran spesifik lokalita (SLPTT, SRI, hasil Pengembangan a Karangkandri Kec. Perbaikan Irigasi) sehingga dari tahun ke tahun produksi beras di Kabupaten Cilacap mengalami kenaikan. Disamping itu kesadaran masyarakat dalam mengembangkan pertanian dan menyerap teknologi yang dianjurkan serta pengembangan lumbung desa dan lumbung kelompok tani cukup besar.. Ketersediaan protein per kapita Tingkat ketersediaan protein per kapita menunjukkan keberhasilan pada tahun 4 capaian kinerjanya. Dari target 98, realisasi tahun 4 menunjukkan angka 98 dengan kategori. Dengan pencapaian ini pula telah mencapai 98 dari target capaian pada akhir RPKMD tahun 7, yang bisa diartikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJMD. No Tabel.8. Data Ketersediaan Protein per Kapita per Hari /. Jenis Bahan Makanan Padipadian Makanan Berpati Gula Buah Biji Berminyak Buahbuahan Sayursayuran Daging Telur Susu Ikan Minyak dan Lemak Total Gram 4,65 76,58,4,4,96,44,68,9,59 4,54 4,4 7,6 4,54 7,96,6,6,68 4,7, 6, 7,5 Gram 44,,4,96,68,59 4,4 4,54,6,7, 6,4 4 77,5,7,,44,9 4,54 7,6 7,96,6 4,77, 7,76 Sumber : Neraca Bahan Makanan Kabupaten Cilacap Angka kecukupan Gizi merupakan kecukupan ratarata zat gizi sehari bagi hampir 58

Indikator Kinerja Utama Kabupaten CilacapPeriode

Indikator Kinerja Utama Kabupaten CilacapPeriode Indikator Kinerja Utama Kabupaten CilacapPeriode 2013-2017 No Tujuan Indikator Tujuan Target Sasaran Strategis 1 IPM 74.43 1 indeks Kualitas SDM pembangunan manusia Indikator Kinerja Utama Satuan Keterangan

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA KEPUTUSAN BUPATI SERDANG BEDAGAI NOMOR 360 /18.8 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2010 2015 BUPATI LINGGA Menimbang

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Penyusunan laporan kinerja Kabupaten Temanggung Tahun 2016 telah mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan RINGKASAN EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pekalongan secara langsung didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Secara khusus penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 A. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah memperlihatkan pencapaian kinerja

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2016 PERJANJIAN BUPATI TEMANGGUNG TAHUN 2016 RUMUS TARGET 2016 A. Misi Mewujudkan Peningkatan Pertanian Moderen Yang Berwawasan Lingkungan 1. Meningkatnya petani Nilai tukar petani (NTP) Indeks harga yang diterima

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN Indeks harga yang dibayar petani

RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN Indeks harga yang dibayar petani RENCANA KINERJA TAHUNAN PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 1. MEWUJUDKAN PENINGKATAN PERTANIAN MODEREN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN 1. Meningkatnya kesejahteran Petani Nilai Tukar Petani Indeks harga

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

OUTLINE. Selayang Pandang Kabupaten Lamongan. Visi - Misi. Indikator Kinerja Utama. Cascading Kinerja. Percepatan Implementasi SAKIP

OUTLINE. Selayang Pandang Kabupaten Lamongan. Visi - Misi. Indikator Kinerja Utama. Cascading Kinerja. Percepatan Implementasi SAKIP Bupati Lamongan 1 Selayang Pandang Kabupaten Lamongan Visi - Misi 2 3 4 5 6 7 8 9 Indikator Kinerja Utama Cascading Kinerja Percepatan Implementasi SAKIP Manfaat Penerapan SAKIP Kinerja 2016 Rencana Tindak

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 WALIKOTA SALATIGA PERJANJIAN

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016 Lampiran Rekapitulasi Kinerja Tahun 2016 Tujuan Sasaran Indikator Target Mewujudkan 1. Mewujudkan 1. Opini BPK WTP On proses - - 6.054.909.055,- 5.208.945.347,- 86,02 kualitas penyelenggaraan Sistem kinerja

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : 188/ 955 / HK / 410.010.2 / 2015 TENTANG PENYEMPURNAAN UKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BLITAR TAHUN 2011 2015 WALIKOTA BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERNJANJIAN KINERJA ACEH BARAT DAYA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen Pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY 2017-2022 Visi dalam RPJMD DIY 2017-2022 Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja Misi 1. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan umum bertujuan menggambarkan keterkaitan antar bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran, dan berfungsi

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).

Lebih terperinci

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. (RPJPD) Provinsi Riau , maka Visi Pembangunan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 9 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025, maka Visi Pembangunan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci