BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 1977dari Darwani sidi Bakaroedin S.H,. pada waktu itu. perubahan pasal 11,12,14 dan 15. Akta perubahan ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 1977dari Darwani sidi Bakaroedin S.H,. pada waktu itu. perubahan pasal 11,12,14 dan 15. Akta perubahan ini"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan data Latar belakang perusahaan PT Argo Pantes Tbk. Didirikan berdasarkan akta No. 30 tanggal 12 juli 1977dari Darwani sidi Bakaroedin S.H,. pada waktu itu ocus al di jakrta. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami bebrapa kali perubahan, terakhir diubah dengan akta No. 65 tanggal 1 april 2003 dari aulia Taufani S.H,. notaries pengganti dari sutjipto, S.H,. notaries di Jakarta mengenai perubahan pasal 11,12,14 dan 15. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat oleh direktorat jendral hokum dan perundang-undangan tanggal 29 desember 2003 No. C HT Th,2003. Pada tahun 2007, berdasarkan persetujuan BEJ No S-0497/BEJ- PSR , tanggal 30 mei Perusahaan melakukan penambahan pencatatan saham di BEJ dan BES yang timbul dari pelaksanaan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sehingga saham 42

2 perusahaan yang tercatat jadi saham. Seluruh saham perusahaan yang telah di keluarkan dan disetor penuh sejumlah saham telah dicatat pada bursa efek Jakarta da Surabaya. Efektif sejak tanggal 30 november 2007 BES bergabung dengan BEJ dan kemudian BEJ berubah nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu sejak tanggal 1 desember 2007 saham perusahaan yang telah dikeluarkan dan disetor penuh sejumlah saham tercatat di PT Bursa Efek Indonesia Berawal dari mesin singeing, Scouring, Bleaching yang telah tidak terpakai lagi. Di- sisi lain pada saat itu terdapat hasil produksi yang kurang memuaskan/ kurang stabil dari mesin tersebut. Alhasil bagian produksi menemui dua kendala mesin (mesin yang tidak berfungsi dan kualitas yang kurang memuaskan) Melalui beberapa analisa dilapangan maka diputuskan untuk memanfaatkan kembali mesin yang telah tidak terpakai dengan menggabungkan beberapa bagian tertentu. Dengan investasi yang cukup minim, hasilnya adalah mesin tersebut dapat memberikan hasil dan kualitas yang sangat optimal. Di-sisi lain mesin yang telah lama tidak berfungsi dapat berfungsi kembali dan mengalami transformasi fungsi menjadi lebih baik sehingga mesin dapat digunakan untuk memproduksi produk kain yang tingkat kesulitannya tinggi. Sampai saat ini Perseroan telah menunjukkan eksistensinya dibidang ocus al tekstil terpadu, dengan memproduksi tekstil berkualitas tinggi dengan bahan dasar yang terbuat dari katun dan katun campuran (campuran kapas dan polyester) yang menghasilkan produk benang sampai kain. Persero 43

3 memiliki unit terpadu berteknologi tinggi dengan standar internasional, serta modal ocus yang sarat pengalaman. Adapun Perseroan telah memasarkan produkproduknya ke pasar ocus al dan pasar internasional. Perseroan juga peduli kepada kelangsungan pertumbuhan organisasi. Kepedulian Perseroan tersebut dituangkan dalam bentuk pembangunan sarana pendidikan untuk pengembangan kualitas modal ocus yang sarat pengalaman Visi Misi Perusahaan VISI : Menjadi Perseroan Tekstil Terkemuka di Dunia dengansdm dan Teknologi terbaik menghasilkan Produk danpelayanan Berkualitas. MISI : Menciptakan produk berkualitas dan ramah lingkungan dengan biaya bersaing serta memberikan pelayanan yang terbaik untuk kepuasan pelanggan Menjalin kerjasama yang baik dengan mitra usaha Menjadi tempat bagi SDM untuk mengembangkan pengetahuan, karir, dan kesejahteraan serta mendapatkan suasana kerja yang harmonis Memberikan kontribusi untuk lingkungan sekitar 44

4 4.1.3 Nilai nilai luhur : PT Argo Pantes Tbk (Perseroan) menetapkan nilai-nilai luhur Perseroan yang akan bermanfaat baik bagi perusahaan : Integritas Satu hati Profesional Selalu menjadi yang terbaik Tekad untuk berhasil Senantiasa bersyukur sehingga tercipta budaya kerja yang sesuai dengan roh dan harapan dari pendiri perseroan. Nilai-nolai luhur juga akan menciptakan modal ocus yang berkualitas dalam hal cara berpikir dan bertindak Strategi perusahaan : Untuk berkompetisi di-industri sejenis, Perseroan telah memiliki beberapa strategi, antara lain: Fokus kepada pertumbuhan penjualan. Fokus kepada pemilihan jenis produk yang tepat. Fokus kepada perbaikan kualitas dari produk. Mengoptimalkan kinerja & secara bertahap meremajakan mesin produksi. Fokus kepada Efisiensi biaya. Terus menciptakan modal ocus yang kompetensi dan melakukan regenerasi. 45

5 Sistem remunerasi berdasarkan hasil kinerja (system reward) Karyawan Perusahaan Jumlah karyawan Perseroan per 31 Desember 2012 adalah karyawan. Karyawan disemua tingkatan adalah ocus penting bagi suksesnya Perseroan. Perseroan menyadari sepenuhnya bahwa untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas serta produktifitas yang tinggi diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman dibidangnya. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, selain selektif dalam menerima karyawan, Perseroan juga berusaha untuk melakukan pendidikan dan pelatihanpelatihan tenaga kerja demi menghasilkan karyawan yang berkompeten untuk mencapai produktifitas yang lebih baik. Untuk mendorong dan meningkatkan semangat serta motivasi karyawan, perusahaan juga telah melakukan penilaian kinerja dengan memberlakukan premi khusus berdasarkan pencapaian KPI Target yang ditujukan terutama bagi Level Operator. Selain itu untuk mendukung pencapaian visi dan misi Perseroan, Perseroan membangun budaya kerja dengan nilai-nilai yang diyakini, antara lain; Integritas Satu hati Profesional 46

6 Selalu menjadi yang terbaik Tekad untuk berhasil Senantiasa bersyukur Analisis dan Pembahasan Manajemen a) Tinjauan Operasi Di tahun 2012 Perseroan aktif mencari pangsa pasar baru, meningkatkan efisiensi di semua unit usaha, meningkatkan produk berkualitas, restrukturisasi mesin-mesin untuk memperbaiki kinerja operasional perusahaan. Hal itu terbukti dengan meningkatnya hasil penjualan. Perseroan mencatat kenaikan penjualan sebesar 18% yaitu Rp Milyar di 2012 dibandingkan dengan Rp 848 Milyar di Walaupun telah terjadi kenaikan penjualan, Perseroan masih mengalami kerugian tahun berjalan sebesar Rp miliar di 2012 dibandingkan Rp miliar di 2011 dikarenakan harga pasar komoditi yang tidak stabil. Produksi kain jadi pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 49% dengan total produksi sebesar 19,5 juta yard dibandingkan dengan dengan produksi tahun 2011 sebesar 15 juta yard. Adapun volume penjualan kain jadi pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan sebesar 49 % dibandingkan tahun 2011, dari sebesar 11 juta yard pada tahun 2011 menjadi 16.7 juta yard pada tahun Sedangkan nilai penjualannya mengalami kenaikan sebesar 49% dari Rp 184,9 Milyar di tahun 2011 menjadi Rp 275,86 Milyar di tahun

7 Pada tahun 2012 produksi benang tenun mengalami kenaikan sebesar 22 % dengan menghasilkan 35,563 ton, dibandingkan produksi tahun 2011 sebanyak 29,050 ton. Volume penjualan benang tenun di tahun 2012 sebanyak 26,840 ton, mengalami kenaikan sebesar 56% dibandingkan tahun 2011 yang menghasilkan 17,259 ton. Sedangkan nilai penjualannya mengalami kenaikan sebesar 18% dari Rp Milyar di tahun 2011 menjadi Rp Milyar di tahun Produksi benang warna mengalami kenaikan sebesar 47 % dengan menghasilkan 669 ton, dibandingkan produksi tahun 2011 sebanyak 455 ton. Volume penjualan benang warna menjadi 204 ton, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 50 ton, nilai penjualannya juga mengalami kenaikan menjadi Rp 8.8 Milyar pada tahun 2012 dari Rp 3.4 Milyar pada tahun b) Analisa kinerja Keuangan 1. Aset Tahun 2012 Aset Perseroan tercatat Rp 1,80 Triliun dibandingkan dengan tahun 2011 yang membukukan Rp 1,70 Triliun. Aset Lancar tercatat adanya kenaikan menjadi Rp Milyar dibandingkan tahun 2011 tercatat Rp Milyar. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan persediaan sejalan dengan meningkatnya penjualan Perseroan. 2. Liabilitas Di 2012 Perseroan mencatat kenaikan Liabilitas Jangka Pendek dari Rp Milyar di tahun 2011 menjadi Rp Milyar di tahun 48

8 2012. Hal ini disebabkan karena meningkatnya aktifitas hutang usaha. Liabilitas Jangka Panjang 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan dari Rp 1,06 Triliun menjadi Rp Milyar. Kenaikan Liabilitas Jangka Panjang ini disebabkan pelemahan kurs mata uang Rupiah. 3. Ekuitas Di tahun 2012 tercatat penurunan Ekuitas dari Rp 360,2 Milyar di tahun 2011 menjadi Rp 221,46 Milyar di tahun Hal ini disebabkan adanya ocus a di tahun Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh kerugian usaha dan beban bunga. 4. Pendapatan, Beban, Laba/Rugi Sebelum tanggal 1 Januari 2012, laporan keuangan konsolidasian diukur dan disajikan dalam mata uang Rupiah. Efektif 1 Januari 2012, manajemen telah mengidentifikasi bahwa mata uang fungsional Perusahaan adalah Dolar AS namun tetap menetapkan Rupiah sebagai mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Guna tujuan pelaporan, saldo awal dari seluruh akun telah diukur kembali di mana seolah-olah mata uang fungsional telah digunakan sejak tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 10 (Revisi 2010). Beban penjualan dan distribusi mengalami peningkatan dari Rp 8.9 Milyar di tahun 2011 menjadi Rp 13.7 Milyar di tahun Hal ini disebabkan peningkatan volume 49

9 e. Arus Kas Di tahun 2012, Perseroan berhasil membukukan kas surplus dari aktivitas operasi sebesar Rp 13.6 Milyar dibandingkan di tahun 2011 Perseroan membukukan deficit sebesar Rp 49.1 Milyar. Dalam rangka restrukturisasi mesin, Perseroan membeli mesin-mesin sehingga Perseroan membukukan Kas Defisit dari aktivitas investasi sebesar Rp 18.4 Milyar dibandingkan tahun 2011 dimana Perseroan membukukan kas surplus sebesar Rp 9 Milyar. Di tahun 2012 Perseroan melakukan cicilan hutang sewa pembiayaan sehingga Perseroan membukukan kas deficit dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 8.3 Milyar dibandingkan di tahun 2011 Perseroan membukukan kas surplus sebesar Rp 47.8 Milyar. c. Kemampuan Membayar hutang Perseroan telah mencicil kewajiban hutang pembiayaan ocus pihak lain di tahun Kemampuan Perseroan untuk menyelesaikan kewajiban sangat tergantung pada situasi ekonomi makro saat ini dan keberhasilan manajemen Perseroan untuk menghasilkan arus kas yang cukup dari kegiatan usaha dimasa yang akan ocus. d. Tingkat Kolektibilitas Piutang Perseroan tidak melihat adanya kendala dalam menagih tagihan dagang. Perseroan berhasil menekan tagihanpiutang yang lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari. 50

10 e. Prospek Usaha Untuk mempertahankan pertumbuhan dan untuk meraih potensi kesempatan di tahun mendatang, pelaku industry tekstil harus ocus pada apa yang diinginkan pasar dan ocus pada efisiensi dalam aktivitas bisnis perusahaan. Kinerja perusahaan tekstil sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja serta kebijakan pemerintah. Perusahaan tekstil harus ocus dalam efisiensi yang dapat dicapai dengan melakukan strategi produksi seperti: integrasi ocus al, menghasilkan keunggulan, efisiensi, dan keberagaman dalam mixproduk. Untuk kedepannya perusahaan tekstil diperkirakan akan lebih ocus pada inovasi produk untuk memenuhi permintaan pasar. Penjualan ekspor. Seiring dengan meningkatnya penjualan, biaya umum dan administrasi mengalami peningkatan dari Rp 18.7 Milyar di tahun 2011 menjadi Rp 27.2 Milyar di tahun Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp Milyar di tahun 2012 dan Rp Milyar di tahun Hal ini dikarenakan adanya perubahan cara pencatatan mata uang fungsional dari Rupiah menjadi Dolar Amerika. Di tahun 2012 Perseroan mencatat Rugi Bersih per saham sebesar Rp 355 M sementara di tahun sebelumnya sebesar Rp 418.M 51

11 4.1.7 struktur organisasi Diagram 4.1 Struktur Organisasi PT Argo Pantes (tbk) Alur perintah produksi Setelah mengetahui keterangan mengenai produk yang akan dijadikan penelitian, lalu mulai melakukan pengumpulan data permintaan benang TZC 32 ke departemen production and planning control-ppc. Di departemen tersebut didapati keterangan mengenai tahapan tahapan dalam 52

12 penurunan surat kerja untuk memproduksi benang TZC 32. Permintaan yang diajukan oleh pelanggan pertama-tama jatuh ke bagian marketing.di departemen marketing ini surat perintah tentang data permintaan yang muncul diolah dan dimasukan ke database selama kurang lebih dua hari. Kemudian departemen marketing ini menurunkan surat perintah untuk memproduksi benang TZC32 ke departemen production spinning-1. Departemen production spinning-1 kemudian mengoalh surat permohonan permintaan untuk memproduksi benang TZC32. Salah satu pengolahan yang dilakukan oleh departemen production spinning-1 adalah mencocokan data benang TZC 32 yang berada di gudang dengan jumlah kebutuhan yang dipesan. Hal ini dilakukan oleh departemen production spinning-1.untuk menanggulangi terjadinya over inventory. Setelah selesai diolah, departemen production spinning-1. Akan menurunkan surat perintah master production schedule (MPS) kepada departemen production planning and inventory control-ppic atau yang biasa disebut di sana adalah departemen classer. Departemen Classer akan membagi jumlah kuantitas benang TZC 32 kedalam tiga periode waktu tiga periode ini adalah monthly production schedule (MPS), weekly production schedule (WPS), dan daily production control (DPS). Jadwal produksi ini dirancang untuk mempermudah pembagian target produksi benang TZC 32 agar merata hampir di setiap harinya. Kemudian departemen Classer akan menurunkan DPS ke masing masing kepala bagian produksi untuk membuat sasaran per shift (SPS). Sasaran per shift merupakan target produksi yang dibebankan 53

13 dengan hampir merata di tiga shift kerja. Setiap shift kerja bekerja selama 7 jam kerja. Marketing (surat permohonan produksi) Production (master production schedule-mps) Classer (monthly,weekly & daily production schedule) Kepala Bagian (sasaran per shift- SPS) Diagram 4.2 Urutan Perintah Produksi Benang TZC Alur Produksi Pembuatan Benang Tahapan paling awal dalam pembuatan benang terdapat beberapa langkah yang harus dijalani, antara lain : a. Blowing yaitu proses penguraian gumpalan kapas yang baru diambil dari pohon dan pencampuran kapas/polyester yang telah terurai serta pembersihan kotoran bahan baku dari benda-benda asing seperti pasir, daun dan lain0lain. Dalam proses ini, bahan baku yang awalnya berbentuk gumpalan diolah menjadi lembaran-lembaran kapas yang panjang dan lebar. b. Carding yaitu penggarukan, pembersihan dan penguraian serat dari gumpalan menjadi individu. Proses ini adalah perubahan bentuk bahan baku dari lembaran menjadi uraian sebesar tali yang cara penggulunganya seperti tali tambang. c. Pre drawing yaitu perangkapan dan peregangan bahan baku, mensejajarkan serta (apakah 100% cotton atau campuran polyester) dan memperbaiki kerataan bahan baku. 54

14 d. Lap Former yaitu proses dimana bahan baku yang berbentuk tali tambang berubah dalam bentuk lembaran-lembaran yang lebih tipis dibandingkan pada tahapan carding e. Combing yaitu proses pemisahan serta panjang dan pendek agar tidak mudah putus yang kemudian serta disejajarkan. Lalu dilakukan proses perubahan bentuk dari bentuk lembaran tipis menjadi tali-tali yang diisi, pan dengan cara digulung-gulung. f. Drawing yaitu perangkapan, perbaiki dan mensejajarkan serta agar tali tidak mudah putus serta mengatur persentase blending. g. Roving yaitu proses yang akan dilalui oleh benang baik yang sudah dilakukan pewarnaan atau pun benang yang masih berwarna asli. h. Ring Spinning yaitu proses membentuk benang dalam kapasitas yang lebih kecil dari proses roving dan kemudian benang tersebut diberi nomor dan keterangan mengenai persentase bahan baku yang digunakan, agar lebih mudah menentukan jenis kain yang akan diolahh dalam proses weaving. Hasilnya benang roving akan menjadi benang ring i. Winding yaitu proses menggulung benang ring menjadi bentuk benang cones yang lalu akan diperiksa kerataan dan berat gulungan benang tersebut. Setelah semua prose itu selesai, maka dilakukan pengepakan. 55

15 4.2 Data permintaan Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan data terkait dengan jumlah permintaan benang TZC 32. Data permintaan ini akan dibutuhkan untuk mengolah data peramalan. Data hasil peramalan ini selanjutnya akan dipakai untuk menerapkan metode persediaan lot for lot (L4L), fixed order quantity (FOQ), economic order quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ). Keempat metode ini merupakan bagian dari analisa penerapan material requirement planning (MRP I) di PT Argo Pantes (tbk). Berikut data permintaan benang TZC 32 dari bulan January 2013 sampai bulan desember Tabel 4.1 Permintaan benang TZC 32 (periode januari desember 2013) Periode Permintaan ( bale ) Januari 141 Februari 392 Maret 689 April 491 Mei 462 Juni 298 Juli 375 Agustus 323 September 527 Oktober 601 November 429 Desember 471 Total

16 Grafik 4.1 Permintaan Benang TZC 32 Tahun Data Struktur Produk (Bill Of Material) Salah satu data yang di butuhkan untuk MRP adalah harus mengetahui komponen-komponen atau struktur produk yang akan di produksi : Tabel 4.2 Data struktur produk benang TZC 32 NO NAMA BAHAN KUANTITAS LEVEL SATUAN LEAD BAKU TIME 1 Benang TZC cheese - 2 Kapas Tanzania 1 1 Bale 3 3 Paper cones 1 1 Pcs 1 57

17 BENANG TZC 32 KAPAS TANZANIA PAPER CONES Level 0 Level 1 Diagram 4.3 Bill Of Material (BOM)Produk Benang TZC 32 Tabel 4.3 Struktur Produk Produk Kapas Tanzania Komposisi Paper Cones Benang TZC

18 4.2.2 Biaya-Biaya Persediaan Bahan Baku Untuk menentukan ukuran lot yang tepat dan waktu yang tepat serta mempunyai biaya yang rendah. Oleh sebab itu biaya biaya persediaan timbul akibat beroprasinya sistem persediaan dalam proses produksi. Untuk menentukan ukuran lot perlu diketahui harga dari setiap item per unit, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dibawah ini dijelaskan tabel data struktur biaya dari setiap bahan baku. Tabel 4.4 Struktur Biaya Bahan Baku Produk Benang TZC 32 NO MATERIAL HARGA HARGA BIAYA SIMPAN BIAYA PESAN ($/pcs) ($/bale) ($) ($/pesan) 1 Benang TZC kapas Tanzania paper cones Pengolahan Data Peramalan Permintaan Produk Benang TZC 32 Peramalan dilmulai dengan menentukan metode yang akan digunakan. Bila melihat dari data permintaan yang cendrung stabil, maka berdasarkan pertimbangan yang ada. Metode yang lebih cocok digunakan untuk meramalkan produksi benang TZC 32 pada PT. Argo Pantes (tbk) adalah menggunakan metode konstan, linear dan quadratic. 59

19 A) Metode linear Berikut adalah hasil dari perhitungan peramalan produk benang TZC 32 dengan menggunakan metode Linear dan perhitungan kesalahan peramalan untuk metode Linear, untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Tabel 4.5. Hasil Metode Peramalan Linear produk benang TZC 32 Periode T Demand (bale) Forecast (bale) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des jumlah SEE = MSE = MAD = MAPE =

20 Grafik 4.2 Peramalan Metode Linear B) Metode konstan Berikut adalah hasil peramalan produk benang TZC32 dengan menggunakan metode konstan dan perhitungan kesalahan perhitungan untuk metode konstan, untuk lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Tabel 4.6 Hasil perhitungan metode konstan pada produk benang TZC32 Periode t Demand (bale) Forecast (bale) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des jumlah

21 SEE = MSE = MAD = MAPE = Grafik 4.3 peramalan metode konstan C) Metode Quadratik Berikut adalah hasil peramalan produk benang TZC 32 dengan menggunakan metode quadratik dan perhitungan kesalahan perhitungan untuk metode quadratik, untuk lebih lengkap dapat dilihat dalam lampiran. 62

22 Table 4.7 Hasil perhitungan metode Quadratik pada produk benang TZC 32 Periode t Demand (bale) Forecast (bale) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des jumlah SEE = 151 MSE = MAD = MAPE = Grafik 4.4 peramalan metode quadratic 63

23 Setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. Tentu saja peramalan akan semakin baik jika mengandung sedikit mungkin kesalahan, karena semakin kecil kesalahan yang diberikan metode peramalan tersebut memberikan hasil yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Berikut adalah hasil dari kesalahan dari metode peramalan yang digunakan untuk benang TZC Analisis Kesalahan MetodePeramalan Pada Permintaan Produk benang TZC 32 a) SEE (Standard Error of Estimate) Tabel 4.8 Analisa SEE Metode Nilai Kesalahan Linear Konstan Quadratic 151 Grafik 4.5 SEE dalam chart 64

24 Berdasarkan SEE metode yang mempunyai nilai kesalahan yang paling kecil adalah metode quadratic. b) MAD (Mean Absolute Deviation) Tabel 4.9 Analisa MAD Metode Nilai Kesalahan linear konstan quadratik Grafik 4.6 MAD dalam chart Berdasarkan MAD metode yang mempunyai nilai kesalahan yang paling kecil adalah metode Moving Quadratik. c) MSE (Mean Square Error) Metode Nilai Kesalahan linear konstan quadratik Tabel 4.10 Analisa MSE 65

25 Grafik 4.7 MSE dalam chart Berdasarkan MSE metode yang mempunyai nilai kesalahan yang paling kecil adalah metode Quadratik. d) MAPE (Mean Absolute Percentage Error) Tabel 4.11 Analisa MAPE Metode Nilai Kesalahan linear konstan quadratik Grafik 4.8 MAPE dalam chart Berdasarkan MAPE metode yang mempunyai nilai kesalahan yang paling kecil adalah metode Quadratik. 66

26 Table 4.12 Analisis Nilai Kesalahan Keempat Metode Metode SEE MAD MSE MAPE Linear Konstan Quadratic Grafik 4.9 Analisis Nilai Kesalahan Keempat Metode Berdasarkan keempat metode peramalan, peramalan yang akurasi nilai kesalahan terkecil adalah metode Quadratik. Sehingga metode Quadratik paling baik diantara metode lainnya. Maka untuk peramalan produk Lever Cable menggunakan metode Quadratik Hasil Peramalan Permintaan Produk Benang TZC 32 Berdasarkan analisa forecast error yang ada di atas, maka didapatlah metode peramalan yang akan digunakan untuk meramalkan produksi Benang TZC 32 untuk satu tahun mendatang yaitu januari desember 2014 adalah dengan menggunakan metode Quadratik. Adapun alas an mengapa metode tersebut yang digunakan karena dapat dilihat dari perbandingan nilai forecast error SEE, MAD, MSE, dan MAPE yang 67

27 dihasilkan oleh metode peramalan quadratic adalah yang paling minimum diantara metode-metode peramalan yag lainya. Adapun hasil peramalan produuksi Benang TZC 32 dengan menggunakan mrtode quadratic adalah sebagai berikut. Tahun 2014 Tabel 4.13 Hasil Peramalan Permintaan Produk Benang TZC 32 Periode t peramalan permintaan JIP (bale) (bale) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah Grafik 4.10 forecast demand benang TZC 32 tahun

28 4.4 Perencanaan Kebutuhan Berdasarkan MRP MRP mempunyai elemen-elemen atau bagian yang mempengaruhi perhitungan, yakni : data struktur produk, data persediaan, dan data jadwal induk produksi yang didapatkan dari hasil peramalan yang telah dilakukan sebelumnya dengan pembulatan keatas pada tiap tiap jumlah kebuthanya adalah sebagai berikut : Tahun 2014 Tabel 4.14 Hasil Peramalan Permintaan Produk Benang TZC 32 Periode T peramalan permintaan JIP (bale) (bale) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jumlah Perhitungan MRP dengan Metode LFL Pemesanan lot for lot adalah pendekatan yang paling mudah dari semua teknik ukuran lot. Jumlah yang dipesan besarnya sama dengan jumlah yang dibutuhkan dalam suatu periode. Berikut adalah contoh perhitungan MRP menggunakan metode Lot For Lot ditunjukan pada Tabel

29 Tabel 4.15 Perhitungan MRP Benang TZC 32 dengan metode LFL MRP For Benang TZC 32 (level 0) lead time : 1 Lot size : LFL Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 1,800 BIAYA PESAN $ 12,000 TOTAL $ 13,800 Tabel 4.16 Perhitungan MRP Kapas Tanzania dengan metode LFL MRP For Kapas Tanzania (level 1) lead time : 3 Lot size : LFL Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 1,800 BIAYA PESAN $ 18,000 TOTAL $ 19,800 70

30 Tabel 4.17 Perhitungan MRP Paper cones dengan metode LFL lead time : 1 MRP For Paper Cones (level 1) Lot size : LFL Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ - BIAYA PESAN $ 12 TOTAL $ Perhitungan MRP dengan Metode FPR Konsep ini menggunakan konsep permintaan dengan interval tetap, tetapi jumlah yang dipesan bervariasi. Jumlah yang dipesan merupakan penjumlahan dari permintaan dari periode-periode yang ada. Misalnya kebutuhan dua periode telah ditetapkan, teknik ini dapat memaskan pesanan periode lainya, kecuali saat kebutuhan bersih dalam suatu periode yang di tentukan sama dengan nol dapat memajukan interval permintaan. Karena dalam penulisan laporan ini tentang merencanakan kebutuhan material pada satu tahun mendatang, maka agar lebih efisien interval waktu yang digunakan adalah tiap dua periode. Hasil perhitunganya adalah sebagai berikut. 71

31 Tabel 4.18 Perhitungan MRP Benang TZC 32 dengan metode FPR MRP For Benang TZC 32 (level 0) lead time : 1 Lot size : FPR Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 900 BIAYA PESAN $ 64,700 TOTAL $ 65,600 Tabel 4.19 Perhitungan MRP Kapas Tanzania dengan metode FPR MRP For Kapas Tanzania (level 1) lead time : 3 Lot size : FPR Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 900 BIAYA PESAN $ 57,525 TOTAL $ 58,425 72

32 Tabel 4.20 Perhitungan MRP Paper cones dengan metode FPR lead time : 1 MRP For Paper Cones (level 1) Lot size : FPR Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 12,648 BIAYA PESAN $ 6 TOTAL $ 12, Perhitungan MRP dengan Metode EOQ Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap, namun perhitunganya sudah mencakup biaya-biaya pesan serta biaya-biaya simpan. Perumusan yang dipakai dalam teknik ini adalah sebagai berikut. EOQ = Dimana: Q= Jumlah pembelian yang paling optimal P = biaya persiapan/pemesanan setiap kali pesan R = kebutuhan bahan selama satu periode C = biaya penyimpanan per unit 73

33 Tabel 4.21 Perhitungan MRP Benang TZC 32 dengan metode EOQ MRP For Benang TZC 32 (level 0) lead time : 1 Lot size : EOQ (18*30) Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 1,800 BIAYA PESAN $ 25,777 TOTAL $ 27,577 Tabel 4.22 Perhitungan MRP Kapas Tanzania dengan metode EOQ MRP For Kapas Tanzania (level 1) lead time : 3 Lot size : EOQ (24*30) Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 1,800 BIAYA PESAN $ 144,323 TOTAL $ 146,123 74

34 Tabel 4.23 Perhitungan MRP Paper Cones dengan metode EOQ MRP For Paper Cones (level 1) lead time : 1 Lot size : EOQ (24*30) Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H E NR PORec E PORel BIAYA SIMPAN $ 78,979 BIAYA PESAN $ 12 TOTAL $ 78, Perhitungan MRP dengan Metode FOQ Dalam memecahkan masalah ini menggunakan intuisi, karena sesuai dengan teori yang ada bahwa metode ini tidak memperlihatkan kapasitas produksi, fasilitas, jumlah dan metode ini berprinsip pada order quantity tetap. Dimana dalam penentuan rencana pemesanan ditetapkan berdasarkan pengalaman yang telah ada. Teknik ini digunakan karena adanya keterbatasan fasilitas, misalnya keterbatasan kemampuan gudang, kemampuan pabrik untuk memesan atau jika bahan itu dibuat sendiri. 75

35 Tabel 4.24 Perhitungan MRP Benang TZC 32 dengan metode FOQ MRP For Benang TZC 32 (level 0) lead time : 1 Lot size : FOQ Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 1,800 BIAYA PESAN $ 63,380 TOTAL $ 65,180 Tabel 4.25 Perhitungan MRP Kapas Tanzania dengan metode FOQ MRP For Kapas Tanzania (level 1) lead time : 3 Lot size : FOQ Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 1,800 BIAYA PESAN $ 56,535 TOTAL $ 58,335 76

36 Tabel 4.26 Perhitungan MRP Paper Cones dengan metode FOQ lead time : 1 MRP For Paper Cones (level 1) Lot size : FOQ Quantity On Hand safety stock : TOTAL G R P O H NR PORec PORel BIAYA SIMPAN $ 15,211 BIAYA PESAN $ 12 TOTAL $ 15,223 77

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

Metode SEE MAD MSE MAPE

Metode SEE MAD MSE MAPE BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Peramalan 5.1.1 Metode Peramalan Linear Tabel 5.1 Hasil perhitungan akurasi peramalan produk Benang TZC 32 dengan metode Linear Linear 145.31 104.89 17594.78 32.29 Dari tabel

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi... ABSTRAK Perusahaan Biskuit X merupakan perusahaan swasta yang berdiri pada tahun 1995 dan memproduksi biskuit marie yang dipasarkan ke beberapa kota di Pulau Jawa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Matrikstama Andalan Mitra, sebuah perusahaan perdagangan, yang beralamatkan di Jl. Daan Mogot KM.12 No.9 Jakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, kondisi persaingan yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan konsumen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya. BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Peramalan Permintaan Pada umumnya setiap metode peramalan hanya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki penyimpangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analis Peramalan Berdasarkan data permintaan penjualan minuman serbuk merk A6 dari bulan Jan Dec 2012 dapat dibuat grafik untuk mengetahui pola permintaan tersebut. Dari hasil grafik,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC

Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Wakhid Ahmad Jauhari *1) dan Namrotul Uela Fatakunul Imamah *2) 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Ir Sutami

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2. Manajemen Persediaan Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi order dari konsumen, perusahaan perlu meningkatkan kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha A B S T R A K Negara Indonesia saat ini masih menyandang status sebagai negara berkembang dan masih terus melakukan pembangunan besar-besaran di berbagai bidang. Termasuk pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Oleh: Mega Inayati Rif ah, S.T., M.Sc. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Yogyakarta PART 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang terus berubah dengan cepat, mengharuskan perusahaan agar mampu menganalisis lingkungan usaha dan memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisis Teknik Lot Size MRP (Material Requirement Planning) Dalam perencanaan dan penegendalian persediaan bahan baku produk benang Cotton, digunakan MRP sebagai teknik untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perusahaan PT.YPP adalah salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang obatobatan (Jamu). Terletak di jalan Pulo Buaran Raya Blok X no.6 Kawasan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada ABSTRAK Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pada saat perusahaan semakin besar dan berkembang, kemampuan manajemen untuk

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi MRP didasarkan pada permintaan dependen.

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perusahaan Plastik X adalah perusahaan penghasil plastik injection process dengan orientasi pasar lokal, sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitasnya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. gelondongan kemudian dipotong menjadi papan papan kayu. Perusahaan yang BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan CV. Jati Mulyo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu dan masuk dalam kelompok industri penggergajian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PENDAHULUAN Dimulai dari 25 s.d 30 tahun yang lalu di mana diperkenalkan mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang tepatnya beralamat di Jl Abdul Gani Raya, No.60, kelurahan Kalibaru, kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan. V-21 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia semakin pesat, masing-masing perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia

Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia Penerapan Material Requirements Planning (MRP) dalam Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produk Botol DK 8211 B di PT. Rexam Packaging Indonesia Rahmad Fajar S. S1 Pend. Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Menara Cemerlang, suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan karung plastik. Pada saat ini perusahaan sedang mengalami penjualan yang pesat dan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI Hidayat, Heri Wibowo dan Hamdani Nurbahri Program Studi Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT. Tarumatex. Kemudian yang menjadi variabel dependen atau variable terikat BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau varibel bebas (X) yang diteliti adalah metode MRP pada persediaan bahan baku benang pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan PT. Indonesia Teijin Dupont Films merupakan perusahaan industri yang memproduksi berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian ini dilakukan dengan tujuan akhir dapat membuat perencanaan peramalan yang sesuai untuk periode selanjutnya pada 6 bulan mendatang dan

Lebih terperinci

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri

Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri Gunawan Wibisono 1*, Sri Rahayuningsih 2, Heribertus Budi Santoso 3 1,2,3) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sektor perusahaan industri manufaktur semakin berkembang. Perkembangan dalam industri manufaktur dapat dilihat dengan adanya persaingan bisnis yang ketat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan didunia bisnis saat ini terasa semakin ketat, terutama semenjak perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN dan Cina mulai diberlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perencanaan produksi dan penyediaan bahan baku merupakan dua hal yang berkaitan. Berapa banyak bahan baku yang harus disediakan, ditentukan oleh berapa jumlah produk yang akan dibuat pada suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi, Analisis, dan Evaluasi Sistem Pengendalian Bahan Baku Tahun 2011 Bahan baku merupakan suatu material yang memiliki peranan penting dalam proses produksi. Ketersediaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA USAHA DAGANG (UD) MITRA USAHA KAYU DI KABUPATEN ENREKANG Arminas 1*, Neno Ikranegara 2 1,2 Prodi Teknik & Manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) Available online at http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pertenunan (weaving).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pertenunan (weaving). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Tarumatex adalah salah satu perusahaan tekstil yang ada di Indonesia, berlokasi di Jalan Jendral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka diperlukan suatu perencanaan produksi yang tepat dan cepat. Sistem manual pada perencanaan dan pengendalian produksi sudah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sarung tangan kain dan sarung tangan karet. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan PT. Delijaya Global Perkasa merupakan perusahaan bisnis keluarga yang bergerak dibidang industry sarung tangan. Perusahaan ini menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka penulis menggunakan metode penyelesaian masalah yang dapat digambarkan sebagai berikut: Penelitian Pendahuluan Identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK.

PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN INGREDIENT DARI MARGARIN DAN SHORTENING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERAMALAN DAN EOQ DI PT SMART TBK. Hartono Santoso 1, Bobby Oedy P. Soepangkat 2, dan Sony Sunaryo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka A.1. Teori A.1.1 Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Haming (2011:24) Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan

Lebih terperinci

UAS Manajemen Operasi - 12 Juni ,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator

UAS Manajemen Operasi - 12 Juni ,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator Manajemen Operasi Exercise UAS 2013 UAS Manajemen Operasi - 12 Juni 2013 2,5 jam Closed book, boleh menggunakan kalkulator Petunjuk: Setiap soal memiliki bobot yang sama Tulisan harus terbaca jelas tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang sangat pesat. Tidak hanya busana wanita, melainkan juga busana pria, mulai dari dewasa, remaja,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penelitian Pendahuluan Dilakukan di PT. IKPP dengan melakukan pengamatan dan wawancara agar didapatkan identifikasi masalah. Setelah masalah ditemukan dilakukan studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, serta harga yang tepat untuk memuluskan pelaksanaan organisasi. Berbagai bisnis perlu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING Kusumawati, Aulia Jurusan Teknik Industri Universitas Serang Raya Jl Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5 Taman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dengan tetap mempertahankan dari segi yang menguntungkan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin pesat pada era sekarang menjadikan suatu negara berada pada suatu kondisi dimana perdagangan bebas dan terbuka yang memunculkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN:

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN LINE CONVEYOR UNTUK MEMINIMALISASIKAN BIAYA PERSEDIAAN Juliana Program Studi Teknik Informatika,Universitas Indraprasta PGRI Email: Kallya_des@yahoo.com

Lebih terperinci

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Gidion

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Sistem Informasi, teori

Lebih terperinci

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat Prayonne Adi Program Studi Teknik Industri Universtitas Pelita Harapan

Lebih terperinci