BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut seperti keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undangundang dan peraturan yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi operasi (Jusup, 2001:252). Menurut Mulyadi (2005:163) pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai (Krismiaji, 2002:219). Menurut Agoes (2004:75), pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu: (a) keandalan pelaporan keuangan, 10

2 (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Menurut Agoes dan Hoesada (2009:232) pengendalian intern berkaitan dengan proses-proses dan praktik-praktik dengan manajemen suatu organisasi berusaha untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan dan aktivitasaktivitas yang disetujui benar-benar diambil dan dilaksanakan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan seperti keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi operasi untuk mengamankan asset (harta perusahaan), mengecek keakuratan dan data akuntansi yang dapat dipercaya Konsep-Konsep Dasar Pengendalian Intern Menurut Hall (2009:181) konsep-konsep dasar pengendalian intern antara lain : 1. Pengendalian intern merupakan proses. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, bukan tujuan itu sendiri. Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infra struktur entitas. 11

3 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personal lain. 3. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua struktur pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak. 4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa konsepkonsep dasar pengendalian intern terdiri dari empat hal yaitu pengendalian intern merupakan suatu proses, pengendalian intern dijalankan oleh manusia, pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai dan bukan keyakinan mutlak serta pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi Unsur - Unsur Pengendalian Intern Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Julianto (2006:129), "Proses Pengendalian Intern suatu organisasi 12

4 terdiri dari 5 (lima) elemen : Iingkungan pengendali, penaksiran resiko, aktivitas pengendali, informasi dan komunikasi, serta pengawasan." Menurut pendapat Committee of Sponsoring Organization (COSO) yang dikutip Azhar (2008:96) pengendalian intern memiliki 5 (lima) komponen, antara lain : 1) Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment) Lingkungan pengendalian adalah pembentukan suasana organisasi serta memberi kesadaran tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian antara lain : (1) Integritas dan Nilai Etika Dalam rangka menekankan pentingnya integritas dan nilai etika diantara semua personel dalam organisasi, CEO dan anggota manajemen puncak lain harus : a. Menentukan atau membentuk suasana melalui teladan integritas dan mempraktikan standar yang tinggi dari perilaku etis. b. Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara verbal maupun melalui pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik perilaku. 13

5 c. Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang memiliki latar belakang moral kurang baik yang telah mengakibatkan mereka tidak mempedulikan mana yang baik dan yang buruk. d. Mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, melawan hukum, atau tidak etis. (2) Komitmen Terhadap Kompetensi Kompetensi adalah pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang diperlukan dan bauran dari intelegensi, pelatihan, dan pengalaman untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat kompetensi tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan. (3) Partisipasi Dewan Direksi dan Komite Audit Komposisi dewan direksi dan komite audit dan cara mereka melaksanakan tanggung jawab atas kekuasaan dan kekeliruan memiliki dampak besar terhadap lingkungan pengendalian. Faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas dari dewan direksi dan komite audit termasuk independensi mereka dari manajemen, yang berhubungan dengan proporsi direksi dari luar perusahaan, pengalaman dan status dari anggota, sifat dan luasnya pengaman 14

6 mereka, tingkat dimana mereka memberikan dan mencari pertanyaan yang sulit dengan manajemen serta sifat dan luasnya interaksi mereka dengan auditor internal dan auditor eksternal. (4) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen Falsafah dan gaya operasi manajemen menjangkau rentang karakteristik yang luas. Beberapa karakteristik tersebut dapat meliputi antara lain : a. Pendekatan manajemen dalam mengambil dan memantau risiko usaha. b. Mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung dengan manajer kunci dibandingkan dengan sistem formal dalam kebijakan tertulis, indikator kinerja, dan laporan pengecualian. c. Sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan. d. Upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan sasaran operasi lainnya. e. Konservatif dan agresif dalam pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yang tersedia, maupun dalam mengembangkan estimasi akuntansi. f. Kesadaran dan pemahaman terhadap risiko yang berhubungan dengan teknologi informasi (5) Struktur Organisasi 15

7 Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Suatu struktur organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan sifat-sifat unit-unit organisasi entitas, termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dengan pelaporan. (6) Penetapan Wewenang dan Tanggung jawab Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi pertimbangan atas : a. Kebijakan entitas mengenai berbagai masalah seperti praktik usaha yang dapat diterima, konflik kepentingan, dan aturan perilaku. b. Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani masalah seperti maksud dan tujuan organisasi, fungsi operasi dan persyaratan instansi yang berwenang. c. Uraian tugas jabatan pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik, hubungan pelaporan dan kendala. d. Dokumentasi sistem computer yang menunjukkan prosedur untuk persetujuan transaksi dan perubahan sistem. e. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Praktik dan kebijakan karyawan berkaitan dengan pemekerjaan orientasi, 16

8 pelatihan, evaluasi, bimbingan, promosi, dan pemberian 2) Penilaian Risiko kompensasi, serta tindakan perbaikan. Penilaian risiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang menghambat perusahaan mencapai tujuannya. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut (Drs. Amin Widjaja Tunggal, 2010:196) : (1) Perubahan dalam lingkungan operasi Perubahan dilingkungan eksternal organisasi antara lain perubahan situasi politik, ekonomi, sosial, serta lingkungan dalam persaingan yang sangat ketat. Perubahan situasi internal organisasi meliputi visi, misi, strategi, struktur organisasi, dan teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya penilaian risiko atas hal ini agar organisasi harus mengetahui bagian-bagian organisasi yang harus di ubah agar tetap dapat bertahan dalam lingkungan yang terus berubah. (2) Personel baru Adanya personel baru dalam perusahaan dapat merubah kinerja perusahaan, perubahan positif adapun perubahan negatif. Perubahan positif tercapai apabila personel baru tersebut bekerja dengan baik dan sesuai dengan acuan yang ada, dan sebaliknya perubahan negatif terjadi apabila personel baru tersebut tidak dapat bekerja sesuai standar yang telah di tetapkan. 17

9 (3) Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki Dalam perusahaan dibutuhkan sistem informasi untuk membantu kinerja manajemen dalam proses bisnis yang diterapkan maupun dalam proses pembukuan. Apabila terjadi pembaharuan sistem ataupun ada sistem yang rusak, maka perusahaan perlu melakukan persiapan yang memadai agar tidak menganggu kegiatan perusahaan. (4) Restrukturisasi korporasi Perubahan yang terjadi dalam restrukturisasi korporasi dapat berpengaruh pada kinerja manajemen karena kebijakan yang akan diterapkan dalam strukturisasi baru dengan strukturisasi yang lama. Oleh karena itu perlu diperhatikan untuk penilaian risiko selanjutnya. 3) Informasi dan Komunikasi Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana akivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem informasi yang relavan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntanbilitas bagi asset, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. 18

10 Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Komunikasi yang mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dari tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. 4) Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian meliputi review terhadap sistem pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistem informasi. Pengendalian terhadap informasi meliputi dua cara yaitu General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak dan system development dan Application Controls, mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy, authorization and validity dari proses transaksi. 5) Pemantauan (Monitoring) Pemantauan (monitoring) adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan 19

11 berbagai kombinasi dari keduanya (Abdul Halim, 2008 : 218). Aktivitas pemantau dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan komentar dari badan yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa unsurunsur pengendalian intern terdiri dari lima komponen yaitu lingkungan pengendalian, perhitungan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengawasan (monitoring) Keterbatasan Pengendalian Intern Menurut Jusuf (2001:254) keterbatasan dalam pengendalian intern antara lain : 1. Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas-tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu atau penyebab lainnya. 2. Kemacetan Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti dengan instruksi atau kelelahan. Perpindahan 20

12 personil sementara atau tetap atau perubahan sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan. 3. Kecurangan Kecurangan atau persekongkolan yang dilakukan oleh seorang pegawai dengan pegawai lainnya atau dengan pelanggan bisa tidak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern. 4. Pelanggaran oleh manajemen Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan untuk tujuan yang tidak sah, seperti keuntungan pribadi, membuat laporan keuangan menjadi lebih baik. Misalnya, membuat laba bersih lebih tinggi agar mendapatkan bonus tinggi. 5. Biaya dan manfaat Biaya penyelenggaraan suatu struktur pengendalian intern seyogyanya tidak melebihi manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu, walaupun pengendalian untuk sesuatu hal diperlukan, namun kadang-kadang tidak diterapkan oleh perusahaan, karena biaya penyelenggaraan atau pengorbanannya tidak sepadan dengan manfaatnya. Berdasarkan uraian mengenai keterbatasan pengendalian intern di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan pengendalian intern terdiri dari kesalahan dalam pertimbangan, kemacetan, kolusi, pelanggaran oleh manajemen serta biaya dan manfaat. 21

13 2.1.5 Tujuan Pengendalian Intern Menurut Sukrisno Agus (2004:75) terdapat 3 (tiga) tujuan dari pengendalian intern yaiu : 1. Keandalan pelaporan keuangan. Keandalan pelaporan keuangan yang dimaksud adalah penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi serta menghindari timbulnya kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan kegiatan keuangan perusahaan serta informasi mengenai keuangan perusahaan apakah perusahaan berada dalam kondisi surplus atau defisit. 2. Efektivitas dan efisiensi operasi. Dengan diterapkannya pengendalian intern yang baik dan dipatuhi akan tercapai efektivitas dan efisiensi operasi. Pengelolaan keuangan koperasi yang sesuai dengan pengendalian intern tidak terlepas dari kompetensi dan kewirausahaan pengelola dalam menjalankan praktekpraktek yang sehat dalam usahanya. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan dipatuhinya pengendalian intern menjamin dipatuhinya kebijakan dan peraturan yang berlaku. Menghindari ketidaksesuaian pelaksanaan dengan praktek dan operasional perusahaan Pengertian Efektivitas 22

14 Menurut Mardiasmo (2009:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh melebihi apa yang telah dianggarkan boleh jadi dua kali lebih besar atau mungkin tiga kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menyatakan keberhasilan dalam melakukan suatu kegiatan yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Semakin tinggi ouput yang dapat dikontribusikan terhadap tujuan maka kegiatan tersebut dilakukan semakin efektif Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum. Setiap koperasi yang ada harus melandasakan seluruh kegiatannya pada prinsip koperasi serta asas kekeluargaan untuk meningkatkan gerakan ekonomi rakyat. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman untuk anggotanya. Usaha simpan pinjam yang dimaksud adalah menerima surflus financial dari masyarakat dan menyalurkannya bagi masyarakat yang 23

15 berada pada posisi defisit financial. Bentuk simpanan tersebut berupa tabungan dan deposito. Sedangkan bentuk pinjaman tersebut adalah berupa kredit. Adapun pengertian dari simpanan yang berupa tabungan dan deposito serta pinjaman yang berupa kredit adalah sebagai berikut adalah menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menguraikan : 1. Simpanan adalah penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 3. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tetentu dengan pemberian bunga. Pengertian lain menyatakan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir,2008:102). Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia telah diatur tentang tujuan koperasi berdasarkan Pasal 3 UU No.25 Tahun 1992, tujuan koperasi yaitu: 24

16 1. Memajukan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat (promote the welfare of members of cooperatuves and community). 2. Turut serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional (participate in building a national economic order) dalam rangka mewujudkan masyarakat yang makmur, adil dan maju dengan tetap berlandaskan pada Pancasila dan UUD Undang-undang Koperasi Terbaru No.17 Tahun 2012 menggantikan Undang-Undang No.25 Tahun 1992 menguraikan revisi Undang-Undang No.25 tahun 1992 dengan dasar pengembangan dan pemberdayaan koperasi nasional dalam kebijakan emerintah selayaknya mencerminkan nilai dan prinsip perkoperasian sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan para anggotanya. Ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan gerakan koperasi yang dirumuskan bersama anatara Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Hukum dan Ham, serta Dewan Perwakilan Rakyat yaitu sebagai berikut : 1. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi sesuai dengan hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA) 2. Untuk mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum maka pendirian koperasi harus melalui fakta otentik. Pemberian status dan pengesahan 25

17 perubahan anggaran dasar merupakan wewenang dan tanggung jawab Menteri. 3. Dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha telah disepakati rumusan modal awal Koperasi serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selisih hasil usaha yang meliputi surplus hasil usaha dan defisit hasil usaha, pengaturannya dipertegas dengan kewajiban penyisihan kecadangan modal serta pembagian kepada yang berhak. 4. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan maupun penjaminannya. Koperasi simpan pinjam ke depannya hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota. koperasi simpan pinjam harus berorientasi pada pelayanan pada anggota, sehingga tidak lagi dapat disalahgunakan pemodal yang berbisnis dengan badan hukum koperasi. Unit simpan pinjam koperasi dalam waktu 3 (tiga) tahun wajib berubah menjadi KSP yang merupakan badan hukum koperasi tersendiri. Selain itu, untuk menjamin simpanan anggota KSP diwajibkan menjaminkan simpanan anggota. Dalam kaitan ini pemerintah diamanatkan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Anggota Koperasi Simpan Pinjam (LPS-KSP) melalui Peraturan Pemerintah (PP). Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah yng sangat fundamental dalam pemberdayaan koperasi sehingga koperasi dapat meningkatkan kepercayaan anggota untuk menyimpan dananya di koperasi. 26

18 5. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diitensifkan. Dalam kaitan ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawas Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui peraturan pemerintah. 6. Dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk suatu lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana pembangunan, sehingga pada suatu saat nanti. Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) akan dapat sejajar dengan organisasi koperasi di negara-negara lain, yang mandiri dapat membantu koperasi dan anggotanya. Adapun tujuan dari koperasi simpan pinjam adalah untuk mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup hemat serta menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian dan mencegah para anggotanya terlibat dengan kaum lintah darat atau rentenir yang menawarkan bunga lebih besar di luar dari ketentuan standar bunga pinjaman. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi simpan pinjam adalah salah satu badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum yang dalam melaksanakan kegiatannya berlandaskan atas asas kekeluargaan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat, dimana dalam 27

19 kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penyimpanan dan peminjaman dana baik kepada anggota ataupun masyarakat. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Banyak penelitian yang membahas terkait pengendalian intern suatu perusahaan antara lain Lukyta (2014), meneliti tentang pengaruh stuktur pengendalian intern terhadap pengembalian kredit pada koperasi di Kota Denpasar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan uji statistik F dengan tarif signifikansi 5% bahwa variabel lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh positif secara parsial terhadap kelancaran peengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Sedangkan variabel penilaian risiko, aktivitas pengendalian, dan pemantauan menunjukkan variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penerapan penilaian risiko, aktivitas pengendalian, dan pemantauan di dalam koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar dalam kondisi sudah baik Penelitian Purdanti (2014) yang berjudul pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap kualitas sistem pengendalian intern pada koperasi serba usaha menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengukur variabel 28

20 bebas yaitu tingkat pendidikan terhadap variabel terikat yaitu kualitas sistem pengendalian intern. Penelitian menarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem pengendalian intern pada Koperasi Serba Usaha di Kecamatan Tegalalang ditunjukkan dengan nilai t hitung = > t tabel = atau p-value = 0,000 < α = 0,05 dengan besar pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap kualitas sistem pengendalian intern adalah 64,4% dilihat dari (R 2 ) sebesar 0,644. Putri (2014) meneliti tentang pengaruh efektivitas struktur pengendalian intern terhadap kinerja perkreditan pada bank perkreditan rakyat di Kota Denpasar menarik kesimpulan bahwa struktur pengendalian intern BPR di Kota Denpasar telah dilakukan dengan baik dan berada pada kriteria kreatif. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan, sedangkan penaksiran risiko dan aktivitas pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar. Arya (2011) meneliti tentang pengaruh tingkat kepatuhan struktur pengendalian intern pada efisiensi usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Badung menarik kesimpulan bahwa Struktur pengendalian intern berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi usaha baik secara serempak maupun parsial. Penelitian Parno (2005) yang berjudul pengaruh efektivitas sistem pengendalian intern terhadap keberhasilan usaha Koperasi Pegawai Republik 29

21 Indonesia (KPRI) di Kota Semarang menggunakan model analisis linier berganda menarik kesimpulan bahwa keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang dipengaruhi oleh efektivitas sistem pengendalian intern. Eny (2005) meneliti tentang pengaruh penerapan struktur pengendalian intern terhadap efisiensi pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini struktur pengendalian intern dinyatakan sebagai variabel bebas (X) dan efisiensi sebagai variabel terikat (Y). Kesimpulannya adalah struktur pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap efisiensi pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya No. Peneliti Variabel Model Analisis Hasil Penelitian 1. Pengaruh struktur Struktur Analisis Linier variabel lingkungan pengendalian pengendalian berganda dengan pengendalian, intern terhadap intern, uji asumsi klasik penilaian risiko, kelancaran pengembalian informasi dan pengembalian kredit komunikasi, aktivitas kredit pada pengendalian, dan koperasi simpan pemantauan secara pinjam di Kota simultan berpengaruh Denpasar (Lukyta signifikan terhadap Saraswati, 2014) kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam Kota Denpasar 2. Pengaruh tingkat Variabel bebas Analisis regresi Kesimpulannya adalah pendidikan adalah tingkat linier sederhana tingkat pendidikan karyawan pendidikan berpengaruh positif terhadap kualitas karyawan dan dan signifikan sistem variabel terhadap kualitas pengendalian terikatnya sistem pengendalian intern pada adalah kualitas intern pada Koperasi koperasi serba sistem Serba Usaha (KSU) di usaha (Purdanti, Metriana, Artana, pengendalian intern kecamatan tegalalang 30

22 2014) 3. Pengaruh efektivitas struktur pengendalian intern terhadap kinerja perkreditan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar (Putri Oceana Maharani, 2014) 4. Pengaruh tingkat kepatuhan struktur pengendalian intern pada efisiensi usaha Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Badung (I Kadek Arya Dwipayana, 2011) 5. Pengaruh efektivitas sistem pengendalian intern terhadap keberhasilan usaha Koperasi Lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pemantauan, kinerja perkreditan. Variabel dependen adalah efisiensi usaha dan variabel independen adalah struktur pengendalian intern Variabel bebas yang digunakan keberhasilan usaha dan variabel Regresi linier berganda Analisis regresi linier berganda Analisis linier berganda Struktur pengendalian intern pada BPR di Kota Denpasar telah dilakukan dengan baik dan berada pada kriteria efektif. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan, sedangkan penaksiran risiko dan aktivititas pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar Struktur pengendalian intern berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi usaha baik secara serempak maupun parsial. Kesimpulan dari peneelitian ini adalah keberhasilan usaha KPRI di Kota Semarang dipengaruhi oleh efektivitas sistem 31

23 PegawaiRepublik Indonesia (KPRI) di Kota Semarang (parno, 2005) 6. Penerapan struktur pengendalian intern terhadap efisiensi pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar (Eny Purwanti, 2005) terikatnya adalah sistem pengendalian intern Variabel dependen yang digunakan adalah efisiensi usaha dan variabel independennya adalah stuktur pengendalian intern yang terdiri dari lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian Analisis regresi linier berganda pengendalian intern Struktur pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap efisiensi usaha baik secara serempak maupun parsial. 2.3 Kerangka Pemikiran Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang memberikan jasa penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota ataupun masyarakat. Dalam pelaksanaan kegiatannya dibutuhkan manajemen yang baik dan tepat dalam pengelolaan dana yang diterima atau yang akan disalurkan kepada anggota ataupun kepada masyarakat. Manajemen yang baik dan tepat maksudnya adalah pengelolaan dan yang diterima dan yang akan disalurkan terhindar dari tindakan penyelewengan atau kecurangan maka dibutuhkan adanya suatu alat yang dapat memberikan masukan ataupun dijadikan pedoman dalam melaksanakan usahanya. Pedoman yang dimaksud adalah pengendalian intern. Adapun unsur-unsur pengendalian 32

24 intern terdiri dari lima komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengawasan (monitoring). Dalam penelitian ini, tingkat kepatuhan pengendalian intern pada efektivitas usaha diukur dari lima unsur pengendalian intern. Adapun lima unsur pengendalian tersebut terdiri dari lingkungan pengendalian, perhitungan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengawasan. Dalam penelitian ini terdapat menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan pengendalian (X 1 ), penilaian risiko (X 2 ), aktivitas pengendalian (X 3 ), informasi dan komunikasi (X 4 ) dan pengawasan (X 5 ). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas usaha (Y). Adapun gambar kerangka penelitiannya adalah sebagai berikut : 33

25 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Tingkat Kepatuhan Pengendalian Intern Pada Efektivitas Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar Lingkungan Pengendalian (X 1 ) Penilaian Risiko (X 2 ) Aktivitas Pengendalian (X 3 ) Efektivitas Usaha (Y) Informasi Dan Komunikasi (X 4 ) Pengawasan (X 5 ) Berdasarkan gambar kerangka pemikiran, maka penelitian ini mengkaji pengaruh variabel sebagai berikut : H 1 : Pengaruh lingkungan pengendalian (X 1 ) terhadap efektivitas usaha (Y) koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. H 2 : Pengaruh penilaian risiko (X 2 ) terhadap efektivitas usaha (Y) koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. 34

26 H 3 : Pengaruh aktivitas pengendalian (X 3 ) terhadap efektivitas usaha (Y) koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. H 4 : Pengaruh informasi dan komunikasi (X 4 ) terhadap efektivitas usaha (Y) koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. H 5 : Pengaruh pengawasan (X 5 ) terhadap efektivitas usaha (Y) koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. 2.4 Hipotesis Penelitian Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut seperti keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi operasi (Jusuf, 2001:252). Pengendalian intern memiliki peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional koperasi simpan pinjam. Pelaksanaan yang tepat dan baik akan memberikan kontribusi yang baik bagi koperasi dalam pelaksanaan kegiatan usaha koperasi serta menghindari tindak kecurangan dan penyelewengan oleh pihak-pihak tertentu. Adapun unsur-unsur pengandalian intern yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha koperasi simpan pinjam guna mencapai efektivitas usaha adalah lingkungan pengendalian, perhitungan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pengawasan. Maka dari itu yang menjadi rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 35

27 1. Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Efektivitas Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar Azhar (2008:96) menyatakan bahwa lingkungan pengendalian adalah pembentukan suasana organisasi serta memberi kesadaran tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi. Faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu organisasi adalah nilai integritas dan etika, kompetensi, filosofi dan gaya manajemen, struktur organisasi, pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab, kebijakan, praktek sumber daya manusia, kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi, fungsi dewan direksi dan dewan komite audit. Arya (2011) menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian berpengaruh signifikan pada efisiensi usaha Koperasi Simpan Pinjam, dimana semakin baik struktur pengendalian intern yang diterapkan maka efisiensi usaha akan semakin meningkat. Hubungan dari lingkungan pengendalian terhadap efektivitas usaha akan dinilai dari indikator lingkungan pengendalian. Adapun indikator dari lingkungan pengendalian adalah : 1. Falsafah manajemen dan gaya operasi 2. Struktur organisasi 3. Dewan komisaris dan komite audit 4. Kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia 36

28 Berdasarkan uraian tentang lingkungan pengendalian intern di atas maka yang menjadi rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 1 : Lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap efektivitas usaha koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. 2. Pengaruh Penilaian Risiko Pada Efektivitas Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar Jusuf (2001) menguraikan bahwa penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Arya (2011) menunjukkan bahwa penilaian risiko berpengaruh signifikan pada efisiensi usaha Koperasi Simpan Pinjam. Penelitian Anindita (2006) menunjukkan penilaian risiko dilakukan untuk mengurangi risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan seperti hukum dan peraturan baru, perubahan sistem informasi dan komunikasi, dan lain-lain yang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pencapaian rencana kerja. Dalam hal ini, untuk mengetahui hubungan antara penilaian risiko dengan pengendalian intern adalah dikaji dengan indikator penilaian risiko yaitu kesesuaian laporan keuangan koperasi simpan pinjam dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 37

29 Berdasarkan uraian mengenai peniaian risiko di atas maka yang menjadi rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 2 : Penilaian risiko berpengaruh positif terhadap efektivitas usaha koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. 3. Pengaruh Aktivitas Pengendalian Pada Efektivitas Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar Azhar (2008:96) menguraikan bahwa kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa petintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian meliputi review terhadap sistem pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistem informasi. Arya (2011) menunjukkan bahwa aktivitas pengendalian berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi usaha. Untuk mengetahui hubungan dari aktivitas pengendalian intern dengan efektivitas usaha, peneliti mengkaji dengan menggunakan indikator berupa kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh koperasi apakah memberikan dampak positif dalam menjalankan operasional koperasi. Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi hipotesis dalam penelian ini adalah : H 3 : Aktivitas pegendalian berpengaruh positif terhadap efektivitas usaha koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. 38

30 4. Pengaruh Informasi dan Komunikasi Pengendalian Pada Efektivitas Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar Azhar (2008:96) menguraikan bahwa informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses manajemen. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh Arya (2011) menunjukkan bahwa informasi dan komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi usaha. Indikator dari informasi dan komunikasi sebagai bahan kajian dari peneliti dalam meneliti hubungan antara informasi dan komunikasi pengendalian dengan efektivitas usaha koperasi adalah sistem informasi yang digunakan oleh koperasi tersebut apakah menggunakan sistem online, komputer atau masih menerapkan sistem manual yang hanya mengandalkan pencatatan manual. Indikator komunikasi dalam penelitian ini adalah berupa pemahaman terhadap peran dan tanggung jawab masing-masing karyawan dalam pelaporan keuangan koperasi. Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 4 : Informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap efektivitas usaha koperasi simpan pinjam di kota Denpasar. 39

31 5. Pengaruh Pengawasan Pengendalian Pada Efektivitas Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kota Denpasar Azhar Susanto (2008:96) menyatakan bahwa pengawasan merupakan proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan kombinasi dari keduanya (Abdul Halim, 2008:218). Arya (2011) menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh signifikan pada efisiensi usaha Koperasi Simpan Pinjam. Putri (2014) menguraikan bahwa pengawasan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkrediatan pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar. Adapun indikator dari pengawasan pengendalian dalam penelitian ini adalah penilaian kualitas kinerja dari struktur pengendalian intern. Penilaian ini dapat diketahui dari hasil penyebaran angket atau kuisioner. Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 5 : Pengawasan berpengaruh positif terhadap efektivitas usaha koperasi simpan pinjam di kota Denpasar 40

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efektivitas Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (1998:14) efektivitas adalah suatu ukuran

Lebih terperinci

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal yang efektif dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Sistem Pengendalian Internal Kas Pada PT. Pos

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT)

TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS. PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) TUGAS MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL (INTERNAL CONTROL) (Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum,ST,MT) Oleh JUMRATUL JANNAH 14121035 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian intern perusahaan tersebut akan

Lebih terperinci

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup Setiap perusahaan memerlukan pengendalian internal untuk mengendalikan seluruh fungsi di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM : PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI MAKALAH ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL NAMA :ADRINUS NOLA PALI NIM :14121049 PRODI :SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Pengendalian Intern 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Lembaga Perkreditan Desa Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Mengenal dan Menaksir Resiko

Mengenal dan Menaksir Resiko Mengenal dan Menaksir Resiko Reposisi Manajemen Keuangan dalam Menjawab Tuntutan Transparansi-Akuntabilitas Organisasi Nirlaba di Indonesia Lokakarya Keuangan bagi Para Pimpinan Mitra ICCO, Jakarta, 12

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 319 PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber : PSA No. 69 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien

Lebih terperinci

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian Oleh: Eko K. Komara Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini berkembang sangat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan yang ada saat ini.

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT Definisi Materialitas FASB mendefinisikan materialitas sebagai berikut: Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dipandang dari keadaan-keadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuranukuran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Tinjauan Sekilas Pengendalian diperlukan untuk mengurangi exposures. Exposure terdiri dari pengaruh potensi kerugian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tentunya tidak terlepas dari peran lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS PENGENDALIAN INTERNAL Dosen : Putri Taqwa Prasetaningrum Oleh Nama : Rahmat Dwi Saputra Nim : 14121017 Prodi : Sistem Informsi Kelas : 21 FAKULTAS TEKONOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur semerata baik materil maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945 mutlak dilaksanakan

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk: BAB I PENDAHULUAN Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Sistem Pengendalian Internal dalam Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih pada PT. BFI Finance cabang Malang 2 Lailatul Khomariyah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya. Systema yang berarti penempatan atau mengatur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem dan Karakteristiknya a. Pengertian Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan makna istilah sistem dengan cara. Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian intern merupakan sesuatu yang sangat penting dalam aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jasa keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian, suatu bangsa akan berkembang apabila fungsi dari jasa keuangan sudah berjalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Internal Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep Audit internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... PERNYATAAN ORISINAL TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

Makalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi :

Makalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi : Makalah Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang Internal Control Yang Meliputi : (Definisi Pengendalian Internal, Unsur- Unsur Pengendalian Intern, Manfaat Pengendalian Intern ) Dosen : Putri Taqwa

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN PEMBIAYAAN (Studi Kasus Pada KSU Al-Ikhlas Malang) Nurmalika Ratna Sari.

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN PEMBIAYAAN (Studi Kasus Pada KSU Al-Ikhlas Malang) Nurmalika Ratna Sari. EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN PEMBIAYAAN (Studi Kasus Pada KSU Al-Ikhlas Malang) Nurmalika Ratna Sari Abstrak Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengevaluasi sistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak ekstern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja Judul : Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Pegawai Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Lembaga Perkreditan Desa Nama : Luh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk menyajikan pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern )

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern ) Nama Jabatan DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern ) Indikator : Lingkungan Pengendalian Sub Indikator : Nilai Etika dan Integritas. 1 A. Apakah perusahaan memiliki kode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengendalian internal II.1.1. Definisi Pengendalian internal Ada beberapa pendapat ahli mengenai definisi Pengendalian Internal, antara lain: a) Menurut Institut Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

MAKALAH INTERNAL CONTROL

MAKALAH INTERNAL CONTROL MAKALAH INTERNAL CONTROL Dosen Pembimbing: Putri Taqwa Prastiyaningrum Di susun Oleh: Asidik Thaib 14121028 Sistem Informasi UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian inter adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola dan pengendalian intern perusahaan memiliki hubungan yang sangat erat dan menjadi isu bisnis penting di awal abad 21 mengikuti rangkaian skandal

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap pengendalian intern penjualan PT. Ultra Jaya Milk Ind Tbk Jawa Barat di Bandung selama

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN PENGENDALIAN INTERN PADA EFEKTIVITAS USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA DENPASAR

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN PENGENDALIAN INTERN PADA EFEKTIVITAS USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA DENPASAR ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.1. Juli (2016): 501-526 PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN PENGENDALIAN INTERN PADA EFEKTIVITAS USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA DENPASAR Putu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan

Lebih terperinci