EVALUASI DAMPAK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI- KOPERASI YANG MEMPEROLEH DANA BERGULIR EKONOMI KERAKYATAN (DBEK) KOTA TARAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI DAMPAK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI- KOPERASI YANG MEMPEROLEH DANA BERGULIR EKONOMI KERAKYATAN (DBEK) KOTA TARAKAN"

Transkripsi

1 EVALUASI DAMPAK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI- KOPERASI YANG MEMPEROLEH DANA BERGULIR EKONOMI KERAKYATAN (DBEK) KOTA TARAKAN oleh Mohamad Nur Utomo, S.E., M.Si Riyans Ardiansyah, S.E., M.Si., Ak. RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan dampak Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) pada koperasi-koperasi di kota Tarakan. Sampel penilitian ini menggunakan metode Purposive sampling dengan kriteria koperasi penerima DBEK yang aktif dan mempunyai laporan keuangan selama periode diteliti. Periode penelitian yang digunakan adalah 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK. Kinerja keuangan di ukur dengan menggunakan rasio-rasio ; Likuiditas (current ratio), Solvabilitas (debt to equity ratio), Aktivitas (asset turn over) dan Profitabilitas (return on equity). Alat analisis penelitian ini menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Tes. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada current ratio dan berdampak penurunan kinerja pada aspek likuiditas, tidak terdapat perbedaan pada debt to equty ratio serta tidak memberikan dampak peningkatan kinerja pada aspek solvabilitas, terdapat perbedaan yang signifikan pada asset turn over dan berdampak penurunan kinerja pada aspek aktivitas, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return on equity serta tidak memberikan dampak peningkatan kinerja pada aspek profitabilitas. Penyaluran DBEK melalui Disperindagkop-UMKM kota Tarakan dapat dinyatakan belum berhasil meningkatkan kinerja keuangan koperasi disebabkan penggunaannya yang tidak produktif dan efisien. Kata kunci : DBEK, Kinerja Keuangan, Koperasi PENDAHULUAN Koperasi sebagai lembaga bisnis harus dapat dikelola secara professional untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan angggota. Pencapaian tujuan tersebut diarahkan dengan meningkatan nilai perusahaan melalui kegiatan koperasi baik dalam mencari sumber modal maupun mengalokasikannya secara efesien dan seefektif mungkin. Optimalisasi penggunaan modal akan dapat memaksimisasi profit atau SHU dan pada gilirannya akan dapat memaksimisasi kesejahteraan anggota. SHU yang 1

2 meningkat dan kesejahteraan anggota yang meningkat akan menambah kepercayaan pihak ketiga (kreditur) terhadap koperasi. Dengan kepercayaan tersebut, maka koperasi memiliki peluang untuk dipercaya mengelola modal yang lebih besar lagi. Sebagai badan usaha koperasi sama dengan bentuk badan usaha lainnya, yaitu sama-sama berorientasi laba dan membutuhkan modal. Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial harus menjalankan usahanya.oleh karena itu kehadiran modal dalam koperasi ibarat pembuluh darah yang mensuplai darah (modal) bagi kegiatan-kegiatan lainnya dalam koperasi.hal ini menggambarkan bahwa modal yang menjadi faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha. Karenanya setiap orang yang akan melalukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang dilakukannya adalah memikirkan dan mencari modal untuk usahanya. Dengan demikian dapat dikatakan mendapatkan tambahan modal dan digunakan secara optimal dapat meningkatkan kinerja keuangan koperasi yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi. Salah satu program pemerintah yang berorientasi terhadap ekonomi kerakyatan adalah menstimulir perkuatan modal dengan pola bergulir (revolving). Program dana bergulir adalah bantuan perkuatan pemerintah dalam bentuk uang atau barang modal yang disalurkan melalui pola bergulir kepada Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (K-UKM). Dimana tata cara atau persyaratannya diatur dalam keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Pemerintah Kota Tarakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) telah menyediakan dana bergulir untuk disalurkan kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui program Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) Kota Tarakan. Dana bergulir itu, pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp 4 miliar, lalu pada tahun 2006 ditambah Rp 1 miliar lagi, sehingga total dana bergulir yang siap dikucurkan sebesar Rp 5 miliar. Berdasarkan harian Radar Tarakan (1 Oktober 2013), Program Dana Bergulir Ekonomi Kecil (DBEK) Kota Tarakan ternyata tak berjalan mulus seperti yang diharapkan. mengalami kemacetan pengembalian kredit dari sejumlah pengusaha hingga Rp 2 miliar lebih.secara rinci dalam realisasinya, dari 2

3 total Rp 5 miliar dana bergulir yang teralokasi di APBD per Agustus 2013 total dana bergulir yang terdistribusi sebesar Rp untuk 671 debitur. Dari 671 debitur yang ada, 126 debitur diantaranya adalah debitur macet yang terdiri dari 92 debitur perorangan, 26 KUBE dan 8 koperasi dengan nilai kolektibilitas Rp Disebutkan pula bahwa saldo dana bergulir per Agustus 2013 sebesar Rp dari total dana bergulir yang disediakan di APBD Tarakan. Dengan sisa dana tersebut kemampuan mendistribusikan DBEK dengan ketentuan maksimal pinjaman sebesar Rp 35 juta untuk perorangan dan untuk koperasi dengan dana maksimal Rp 100 juta.jika dirunut berdasarkan jenisnya, penerima DBEK dari tahun 2001 hingga 2012(per 31 Agustus 2013), terdiri diri 562 perorangan, 86 KUBE dan 23 koperasi. Kalau dilihat dari total penyaluran DBEK ke KUKM maka total DBEK yang terdistribusi mencapai Rp , alokasi dan DBEK dari APBD Kota Tarakan sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp 4, dan saldo rekening DBEK Rp Sedangkan tingkat kolektibilitas DBEK, debitur lancar mencapai 13 kreditur (5 persen), dalam perhatian khusus sebanyak 10 kreditur (5 persen), kurang lancar 4 kreditur (2 persen), diragukan 3 kreditur (2 persen) dan macet 132 kreditur (86 persen) atau total kolektibilitasnya sebesar Rp , dimana kolektibilitas lancar nominalnya sebesar Rp Berdasarkan fakta di atas pemberian modal bersumber DBEK kota Tarakan tidak seperti yang diharapkan dalam teori manajemen keuangan yaitu untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan suatu usaha atau perusahaan khususnya dalam hal ini berbadan hukum koperasi. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisis dampak kinerja keuangan yang diukur dengan rasio-rasio keuangan pada koperasi-koperasi yang menerima DBEK kota Tarakan. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 3

4 1. Apakah terdapat perbedaan Kinerja Keuangan (yang di ukur dengan rasiorasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasikoperasi sebelum dan sesudah memperoleh DBEK di kota Tarakan? 2. Bagaimanakah dampak kinerja keuangan (yang di ukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasi-koperasi setelah memperoleh DBEK di kota Tarakan? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat di buat tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan Kinerja Keuangan (yang di ukur dengan rasiorasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasikoperasi sebelum dan sesudah memperoleh DBEK di kota Tarakan. 2. Untuk mengetahui dampak kinerja keuangan (yang di ukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasi-koperasi setelah memperoleh DBEK di kota Tarakan. TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran Evaluasi Kinerja keuangan Pengukuran evaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan. Menurut Sutrisno (2007 : 15), kinerja perusahaan secara sederhana bisa diketahui dari tiga aspek atau tiga rasio yaitu ; Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. Keown et al (2008 : 93), menyatakan evaluasi kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan informasi akuntansi yang ditunjukkan dalam laporan keuangan, pengukuran dapat dilihat dari marjin laba kotor, marjin laba usaha, perbedaan rasio perputaran aktiva, rasio hutang dan tingkat pengembalian atas investasi, memberi informasi penting tentang keefektifan dari strategi manajemen yang digunakan. Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan angka hasil perbandingan antara satu angka keuangan dengan angka lainnya.angka-angka tersebut terdapat dilaporan keuangan, yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas dan 4

5 perubahan posisi modal sendiri. Ada beberapa kategori rasio yang bisa digunakan sebagai ukuran kinerja: profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, perputaran asset, efisiensi dan efektivitas. (Djohanputro,2008 : 22). Menurut Riyanto (2014 : ), analisis rasio keuangan atau finansiil pada dasarnya dapat melakukan dengan 2 macam perbandingan, yaitu membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio waktu lalu (rasio historis) dan membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan rasio perusahaan laian yang sejenis atau industry untuk waktu yang sama. Macamnya rasio keuangan atau finansiil banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Sutrisno (2007 : ), menyatakan ada dua pengelompokan jenis-jenis rasio keuangan, pertama rasio menurut sumber darimana rasio dibuat (rasio-rasio neraca, rasio-rasio laporan laba/rugi, rasio-rasio anatar laporan) dan rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan. Dari kedua pengelompokan rasio tersebut dapat dirincikan rasio-rasio keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas (liquidity ratios) yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya, terdiri dari ;current ratio, quick ratio, dancash ratio. 2. Rasio Solvabilitas (leverage ratios) yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua hutangnya apabila dilikuidasi (ditutup), terdiri dari ;debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio, dan debt service ratio. 3. Rasio Aktivitas (activity ratios) yaitu rasio-rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya terdiri dari ; perputaran persediaan, perputaran piutang, perputaran aktiva tetap, dan perputaran aktiva. 4. Rasio Keuntungan atau Rentabilitas, yaitu rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan, terdiri dari ; net profit margin, return on asset, return on equty, dan return on investment. 5. Rasio Penilaian (Valuation ratios) yaitu rasio yang mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya, terdiri dari ;price earning ratio dan market to book value ratio. 5

6 Dana Bergulir Bagi Koperasi Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) merupakan salah satu permodalan koperasi yang di peroleh sebagai pinjaman dari Pemerintah daerah. Secara umum program dana bergulir bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan, meningkatkan volume usaha koperasi dan UKM, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan semangat berkoperasi, meningkatkan pendapatan anggota, dan membangkitkan etos kerja. Perkuatan modal mempunyai pengertian bahwa dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan operasional/bisnis penerima dana bergulir.(setiawan dan Rejekiningsih,2009) Penelitian Terdahulu Beberapa temuan dari penelitian terdahulu yang terkait dengan penyaluran dana bergulir terhadap Koperasi dan UKM menjadi bahan referensi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Setiawan dan Rejekiningsih (2009) meneliti Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Haykal (2009), melakukan penelitian Dampak Program Dana bantuan BRR NAD Nias Melalui Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Penerima Manfaat di Provinsi Aceh Darussalam, Surya (2011), melakukan penelitian Analisis Kinerja Dana Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat perbedaan Kinerja Keuangan (yang di ukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) pada koperasi-koperasi sebelum dan sesudah memperoleh DBEK di kota Tarakan. 2. Dampak setelah memperoleh DBEK kota Tarakan kinerja keuangan (yang diukur dengan rasio-rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas) koperasi-koperasi Tarakan mengalami peningkatan. 6

7 METODE PENELITIAN Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis komparatif. Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan dan dampak kinerja keuangan pada koperasi-koperasi yang menerima DBEK kota Tarakan. Lokasi penelitian ini di lakukan di kota Tarakan, khususnya koperasikoperasi yang memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM kota Tarakan. Pengukuran Variabel Variabel Solvabilitas diukur dengan 3. VariabelAktivitasdiukur dengan 4. Variabel Rentabilitas diukur dengan : Model Penelitian Model dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut : Kinerja Keuangan Koperasi sebelum memperoleh DBEK Kinerja Keuangan Koperasi sesudah memperoleh DBEK Likuiditas (current ratio) Likuiditas (current ratio) Solvabilitas (debt ratio) Aktivitas (asset turn over) Solvabilitas (debt ratio) Aktivitas (asset turn over) Rentabilitas (return on equity) Rentabilitas (return on equity) Populasi dan Sampel penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi Tarakan yang menerima dana DBEK. Berdasarkan data yang diperoleh melalui Disperindagkop & UMKM kota Tarakan, Populasi berjumlah sebanyak 23 koperasi yang 7

8 menerima dana DBEK. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode Purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara bertujuan. Adapun kriteria penentuan sampel pada penelitian ini adalah : 1. Koperasi yang menerima dana DBEK kota Tarakan dan tergolong sebagai koperasi yang masih aktif. 2. Koperasi yang memiliki data laporan keuangan (Neraca dan Laba Rugi) selama periode penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan Dasar pertimbangan Dana Bergulir Ekonomi Kerakayatan Terpadu Kota Tarakan adalah untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, diperlukan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi. Agar pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi dapat berjalan secara efektif dan efisien maka perlu dilakukan perkuatan struktur permodalan dengan menggunakan pola Dana Bergulir. Sasaran Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan Terpadu dalam rangka pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi melalui perkuatan struktur permodalan adalah: 1. Tersalurnya Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan Terpadu bagi pengusaha Mikro, Kecil dan Koperasi yang memenuhi syarat. 2. Terwujudnya peningkatan modal kerja bagi pengusaha Mikro, Kecil dan Koperasi. 3. Terlaksananya perkuatan struktur permodalan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi melalui pola dana bergulir yang menjamin suksesnya penyaluran, pemanfaatan, pengembalian dana serta terwujudnya peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat. Profile Koperasi di Tarakan Berdasarkan data base Dinas Perindagkop dan UMKM kota Tarakan tahun 2014, jumlah koperasi yang aktif sebanyak 188 koperasi dengan pembagian jenis koperasi sebagai berikut : Koperasi Pegawai Negeri (KPRI) sebanyak 16 koperasi, Koperasi Karyawan sebanyak 19 koperasi, Koperasi Simpan Pinjam 8

9 sebanyak 5 koperasi, Koperasi Produsen sebanyak 3 koperasi, Koperasi Konsumen sebanyak 2 koperasi, Koperasi Serba Usaha (KSU) sebanyak 115 koperasi, Koperasi Pesantren sebanyak 1 koperasi, Koperasi Jasa sebanyak 1 koperasi, Koperasi TNI-POLRI sebanyak 6 koperasi, Koperasi Purnawirawan sebanyak 1 koperasi, Koperasi Nelayan sebanyak 9 koperasi, Koperasi Pemuda sebanyak 2 koperasi, Koperasi Pasar sebanyak 2 koperasi, Koperasi Distribusi sebanyak 3 koperasi, Koperasi Jasa Keuangan Syariah sebanyak 2 koperasi, Koperasi Kredit Union sebanyak 1 koperasi. Adapun bidang usaha yang dilakukan dari ke 19 jenis koperasi antara lain; Simpan Pinjam, Waserda, Perdagangan Umum, SPBU, Cleaning Service, Photo Copy, Supply Tenaga Kerja, Supply ATK, Kantin, Penyaluran Pupuk, Bongkar muat, Jasa, Perikanan, Tambang Pasir, Batako/Bata Merah, Kerajinan Emas, Perjalanan Umum, Angkutan, Peternakan, Wartel, Listrik, Pengadaan Barang, Pertanian, Rental/sewa kendaraan, Meubel, Air Minum, Bengkel, Perkebunan, Ekspor Impor, Properti, Produksi, barang dan Jasa. Dari 188 koperasi tersebut dengan memiliki total karyawan sebanyak 309 orang, manajer 17 orang dan beranggotakan orang. Sementara itu data keuangan dari keseluruhan koperasi yang aktif dengan jumlah total asset Rp 118,9 Milyar dengan nilai tertinggi Rp 18,2 Milyar dan terendah Rp 1,5 juta, Ekuitas Rp 46,6 Milyar dengan nilai tertinggi Rp7,1 Milyar dan terendah Rp , Liabilitas Rp 73,8 Milyar dengan nilai tertinggi Rp 14,1 Milyar dan terendah Rp dan Cadangan Ekuitas Rp 9,6. dengan nilai tertinggi Rp 352,9 juta dan terendah Rp ,00. Koperasi yang memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) telah didistribusikan pada tahun 2001 dalam rangka penguatan permodalan bagi UMKM dan Koperasi. Pendistribusian DBEK dipercayakan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop-UMKM). Berdasarkan data yang diperoleh pada Disperindagkop-UMKM ada sebanyak 23 koperasi yang menerima DBEK sejak tahun 2001 hingga sekarang. Dari ke 23 koperasi tersebut dalam perjalanannya hanya terdapat 7 koperasi yang hingga 9

10 sekarang masih aktif beroperasional, sedangkan 16 koperasi lainnya dinyatakan tidak aktif. Ketidak aktifan koperasi-koperasi tersebut dengan pendataan yang dilakukan meliputi keberadaan koperasi, pengurus, anggota dan usaha dalam koperasi tersebut. Koperasi-koperasi tersebut tidak melaksanakan kewajiban Rapat Tahunan (RAT) koperasi dan menunggak dalam mengangsur kewajiban DBEK pada Disperindagkop-UMKM Tarakan. Berikut daftar nama koperasi yang masih akfit sebagai penerima DBEK. Dari ke 23 (dua puluh tiga) koperasi yang menerima DBEK kemudian disampel hanya ada 7 koperasi yang masih aktif beroperasional, kemudian dari ke 7 koperasi yang aktif tersebut hanya ada 3 koperasi yang memiliki laporan keuangan pada periode penelitian yaitu 3 tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK kota Tarakan. Peneliti telah berupaya untuk memperoleh dan mengumpulkan data laporan keuangan koperasi-koperasi yang menerima DBEK baik melalui Dinas Perindagkop & UMK Tarakan dan melalui koperasi-koperasi bersangkutan. Namun dari hasil survey dan observasi hanya 3 koperasi yang dapat memberikan secara lengkap data laporan keuangan yang dibutuhkan untuk keperluan analisis data. Hal ini menunjukkan lemahnya manajemen administrasi keuangan koperasi-koperasi tersebut serta tidak memiliki pengarsipan data base keuangan yang baik. Adapun ketiga koperasi yang dapat dijadikan sebagai sampel penelitian ini dan dapat memberikan laporan keuangan selama periode penelitian adalah sebagai berikut : 1). Koperasi Primer Kartika Raja Alam. 2). Koperasi Serba Usaha Eka Sari. 3). Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath. Ketiga koperasi yang aktif dan dapat memberikan laporan keuangan tersebut mendapatkan Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan secara berbeda baik jumlah nominal dan tahun perolehan kredit. Dari laporan keuangan yang diperoleh kemudian diolah dalam bentuk perhitungan-perhitungan Rasio Keungan yaitu meliputi Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER),Asset Turn Over (ATO) dan Return On Equity (ROE) sebagai indikator yang menunjukkan kinerja keuangan masing-masing koperasi. 10

11 Kinerja Koperasi Primer Kartika Raja Alam Tarakan. Tabel.5.3 Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK Koperasi Primer Kartika Raja Alam Tarakan Indikator Kinerka Keungan Rata2 2004)* Rata2 Current Ratio DER ATO ROE Berdasarkan Tabel 5.3. kinerja keuangan Koperasi primer Kartika Raja Alam rata-rata 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK dapat dinyatakan dari aspek likuiditas (current ratio) mengalami penurunan sebesar 0,605 ( 2,680 2,075). Kemudian dari aspek solvabilitas (DER) mengalami peningkatan ditunjukkan dengan menurunnya porsi utang terhadap modal sebesar 0,272 (0,667-0,395). Selanjutnya dari aspek aktivitas penjualan terhadap aset (ATO) mengalami penurunan sebesar 0,156 (0,685-0,523). Sedangkan dari aspek profitabilitas (ROE) mengalami penurunan ditunjukan dengan menurunnya laba bersih terhadap modal sebesar 0,013 (0,273-0,260). Berdasarkan ke empat aspek rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Primer Kartika Raja Alam setelah menerima DBEK kota Tarakan mengalami penurunan. Kinerja Koperasi Serba Usaha Eka Sari Tarakan. Tabel 5.4. Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK Koperasi Serba Usaha Eka Sari Tarakan Indikator Kinerja Keuangan Rata2 2008)* Rata2 Current Ratio DER ATO ROE

12 Berdasarkan Tabel 5.4. kinerja keuangan Koperasi Koperasi Serba Usaha Eka Sari rata-rata 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK dapat dinyatakan dari aspek likuiditas (current ratio) mengalami penurunan sebesar 5,002 ( 7,728 2,726). Kemudian dari aspek solvabilitas (DER) mengalami peningkatan yang tidak signifikan ditunjukkan dengan menurunnya porsi utang terhadap modal sebesar 0,049 (0,569-0,520). Selanjutnya dari aspek aktivitas penjualan terhadap aset (ATO) mengalami penurunan sebesar 0,443 (0,562-0,119). Sedangkan dari aspek profitabilitas (ROE) mengalami penurunan ditunjukan dengan menurunnya laba bersih terhadap modal sebesar 0,081 (0,107-0,026). Berdasarkan ke empat aspek rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Eka Sari setelah menerima DBEK kota Tarakan mengalami penurunan. Kinerja Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath Tarakan. Tabel 5.5. Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath Tarakan Indikator Kinerja Keuangan Rata2 2009)* Rata2 Current Ratio DER ATO ROE Berdasarkan Tabel 5.5. kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath rata-rata 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah menerima DBEK dapat dinyatakan dari aspek likuiditas (current ratio) mengalami penurunan sebesar 0,819 ( 5,026 4,207). Kemudian dari aspek solvabilitas (DER) mengalami penurunan ditunjukkan dengan meningkatnya porsi utang terhadap modal sebesar 1,275 (6,920 5,645). Selanjutnya dari aspek aktivitas penjualan terhadap aset (ATO) mengalami peningkatan sebesar 0,017 (0,825-0,808). Sedangkan dari aspek profitabilitas (ROE) mengalami peningkatan ditunjukan 12

13 dengan meningkatnya laba bersih terhadap modal sebesar 0,067 (0,776 0,709). Berdasarkan ke empat aspek rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi Serba Usaha Syariah BMT Al-Fath setelah menerima DBEK kota Tarakan mengalami penurunan pada aspek Likuiditas dan Solvabilitas dan mengalami peningkatan pada aspek Aktivitas dan Profitabilitas. Pengujiaan Hipotesis Hipotesis Pertama Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test 3 tahun Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK No Variabel Z Prob. α Kesimpulan 1 Current Ratio -2,073 0,038 0,05 Berbeda 2 Debt to Equity Ratio -0,296 0,767 0,05 Tidak Berbeda 3 Asset Turn Over -2,666 0,008 0,05 Berbeda 4 Return On Equity -0,652 0,515 0,05 Tidak Berbeda Sumber : Data Sekunder diolah (2014) Berdasarkan tabel maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Hasil analisis data pada variable current ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z sebesar - 2,073 dengan signifikansi sebesar 0,038. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,038 < 0.05) maka Ha diterima dan H0 ditolak, berarti ada perbedaan pada variable current ratio dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. 2. Hasil analisis data pada variable debt to equity ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z sebesar -0,296 dengan signifikansi sebesar 0,767. Karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (0,767 > 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada perbedaan pada variable debt to equity ratio dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. 3. Hasil analisis data pada variable asset turn over dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z 13

14 sebesar -2,666 dengan signifikansi sebesar 0,008. Karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,008 < 0.05) maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti ada perbedaan pada variable asset turn over dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. 4. Hasil analisis data pada variable return on equity dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai Z sebesar -0,652 dengan signifikansi sebesar 0,515. Karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (0,515 > 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada perbedaan pada variable return on equity dengan masa periode perbandingan 3 tahun sebelum dan sesudah. Hipotesis Kedua Hasil Statistik Deskriftif Perbandingan Nilai Rata-Rata Sebelum dan Sesudah Memperoleh DBEK kota Tarakan NO Variabel Nilai rata-rata (mean) Sebelum Sesudah Kesimpulan 1. Current Ratio Menurun 2. Debt to Equity Ratio Menurun)* 3. Asset Turn Over Menurun 4. Return on Equity Menurun )*Nilai DER meningkat menunjukkan kinerja yang menurun Sumber : Data Sekunder di olah (2014) Berdasarkan table di atas dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Hasil analisis data pada variable current ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai ratarata sebelum sebesar 4,02 dan sesudah 2,06, Karena nilai rata-rata sesudah lebih besar dari nilai rata-rata sebelum (2,06 < 4,02) menunjukkan bahwa jumlah utang semakin meningkat berbanding modal sendiri maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy debt to equity ratio mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan. 2. Hasil analisis data pada variable debt to equity ratio dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai rata- 14

15 rata sebelum sebesar 1,03 dan sesudah 1,07, Karena nilai rata-rata sesudah lebih besar dari nilai rata-rata sebelum (1,07 < 1,03) menunjukkan bahwa nilai utang semakin meningkat berbanding modal sendiri, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy debt to equity ratio mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan. 3. Hasil analisis data pada variable asset turn over dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai ratarata sebelum sebesar 0,50 dan sesudah 0,30, Karena nilai rata-rata sesudah lebih kecil dari nilai rata-rata sebelum (0,50 < 0,30) maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy asset turn over mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan. 4. Hasil analisis data pada variable return on equity dengan membandingkan kinerja 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK, diperoleh nilai ratarata sebelum sebesar 0,20 dan sesudah 0,18. Karena nilai rata-rata sesudah lebih kecil dari nilai rata-rata sebelum (0,20 < 0,18) maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti kinerja keuangan dengan proxy return on equity mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK kota Tarakan. Pembahasan Berdasarkan analisis data di atas dapat di jelaskan penyaluran Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan pada koperasi-koperasi di Tarakan sebagai berikut : 1. Penyaluran DBEK pada koperasi-koperasi dimulai sejak tahun 2001 dengan jumlah koperasi yang menerima sebanyak 23 koperasi. Berdasarkan data tahun 2014 dari ke 23 koperasi tersebut hanya ada 7 koperasi yang masih aktif sehingga dapat disimpulkan 16 koperasi lainnya yang tidak aktif mengalami kemacetan dalam mengangsur kewajiban DBEK. Koperasikoperasi yang bermasalah tersebut dapat dikategorikan sebagai koperasi yang tidak sehat. Koperasi yang bermasalah bisa disebabkan buruknya manajemen dan pengurus-pengurusnya atau bahkan menyalah gunakan pinjaman DBEK bukan untuk kegiatan produktif koperasi. Faktor lain yang dapat menyebabkan koperasi bermasalah yaitu ketidakmampuan manajemen 15

16 koperasi menggunakan DBEK secara efesien misalnya pada koperasi simpan pinjam menyalurkan lagi DBEK dalam bentuk kredit pada anggotaanggotanya, tetapi penyaluran kredit tersebut dikelola secara tidak sehat tanpa memperhatikan analisis kelayakan dalam memberikan kredit yang sehat pada anggota-anggotanya. 2. Berdasarkan temuan data dari ke tujuh koperasi yang aktif tersebut hanya tiga koperasi yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan periode penelitian yakni 3 tahun sebelum dan sesudah memperoleh DBEK. Hal ini menunjukkan masih lemahnya penerapan system akuntansi pada koperasi-koperasi tersebut. Tanpa memiliki system akuntansi maka koperasi akan kesulitan memiliki data laporan keuangannya. Selanjutnya koperasi yang tidak memiliki data laporan keuangan akan sulit menilai kinerjanya sehingga tidak berfungsinya pengawasan dan pengendalian internal keuangan koperasi. Hal ini mendorong terjadinya penyimpangan dalam penggunaan keuangan koperasi. Jika permasalahan tersebut tidak diperbaiki dan berkelanjutan akan berpotensi menjadi buruknya manajemen serta berdampak lebih luas sehingga koperasi dapat mengalami kerugian dan menjadi tidak aktif. 3. Hasil pengujian hipotesis yang menggunakan alat uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan deskriftif statistik dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pada variable current ratio yang merupakan indikator pengukuran tingkat likuiditas koperasi menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK terjadi perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan pemberian DBEK memberikan dampak pada aspek likuiditas koperasikoperasi. Dari hasil uji nilai rata-rata sebelum dan sesudah menunjukkan dampak setelah memperoleh DBEK tingkat current ratio mengalami penurunan sebesar 1,96 (4,02-2,06), artinya kemampuan koperasi dalam membayar kewajiban jangka pendeknya semakin menurun dari asset lancar yang dimiliki. Dapat disimpulkan penggunaan DBEK tidak dapat digunakan secara efesien dan produktif sehingga menurunkan kinerja pada aspek likuiditas, tetapi penurunan tersebut masih dalam batas tingkat rasio yang 16

17 sehat karena nilai current ratio sebesar 2,06 menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar hutang lancarnya dengan perbandingan 2,06 kali dari asset lancar yang dimiliki. b. Pada variable debt to equity ratio yang merupakan indikator pengukuran tingkat solvabilitas menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK tidak terjadi perbedaan yang signifikan namun dari nilai rata-rata terjadi peningkatan nilai debt to equity ratio sebesar 0,04 (1,07-1,03). Peningkatan nilai debt to equity ratio yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa penyaluran DBEK tidak berdampak dan tidak meningkatkan kinerja dari aspek solvabilitas koperasi. Peningkatan nilai debt to equity ratio juga menunjukkan kemampuan solvabilitas koperasi yang menurun karena jumlah hutang yang semakin besar dibanding modal sendiri. c. Pada variable asset turn over yang merupakan indikator pengukuran tingkat aktivitas menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK terjadi perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan pemberian DBEK memberikan dampak pada aspek aktivitas koperasikoperasi. Dari hasil uji nilai rata-rata sebelum dan sesudah menunjukkan dampak setelah memperoleh DBEK tingkat asset turn over mengalami penurunan sebesar 0,20 (0,50-0,30), artinya kemampuan koperasi dalam meningkatkan pendapatan dari asset yang dimiliki semakin menurun sebesar 0,20 kali. Penyaluran DBEK hanya berdampak meningkatkan jumlah asset tetapi tidak dapat meningkatkan pendapatan seiring dengan meningkatnya asset. Dari hasil analisis data ini dapat disimpulkan penggunaan DBEK tidak dapat meningkatkan pendapatan koperasi secara maksimal karena penggunaannya yang tidak efesien dan tidak produktif. d. Pada variable return on equity yang merupakan indikator pengukuran profitabilitas menunjukkan bahwa perbandingan sebelum dan sesudah memperoleh DBEK tidak terjadi perbedaan yang signifikan namun dari nilai rata-rata terjadi penurunan nilai return on equity sebesar 0,02 (0,20 0,18). Penurunan nilai return on equity yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa penyaluran DBEK tidak berdampak dan tidak meningkatkan kinerja 17

18 dari aspek profitabilitas koperasi. Tidak berdampaknya dan tidak meningkatnya kinerja dari pemberian DBEK dapat dijelaskan bahwa sama halnya dengan aspek-aspek kinerja yang lain bahwa penggunaan DBEK tidak dapat meningkatkan pendapatan serta laba bersih koperasi secara maksimal karena penggunaannya yang tidak efesien dan tidak produktif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada variable current ratio sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Perbedaan yang terjadi menunjukkan terjadinya penurunan kinerja pada current ratio. Hal ini disebabkan penggunaan DBEK tidak dapat digunakan secara efesien dan produktif sehingga tidak dapat memberikan return yang maksimal untuk membayar kembali hutang DBEK, tetapi penurunan tersebut masih dalam batas tingkat rasio yang sehat. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel debt to equity ratio sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Walaupun tidak terjadi perbedaan yang signifikan nilai debt to equity ratio mengalami peningkatan sesudah memperoleh DBEK. Peningkatan nilai debt to equity ratio yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa penyaluran DBEK tidak berdampak dan tidak meningkatkan kinerja dari aspek solvabilitas koperasi. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada variable asset turn over sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Perbedaan yang terjadi menunjukkan terjadinya penurunan kinerja pada asset turn over. Hal ini disebabkan penggunaan DBEK yang tidak produktif dan efisien sehingga hanya berdampak meningkatkan jumlah asset tetapi tidak dapat meningkatkan pendapatan secara maksimal. 4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel return on equity sebelum dan sesudah memperoleh Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan (DBEK) kota Tarakan. Walaupun tidak terjadi perbedaan yang signifikan nilai return on equity mengalami penurunan sesudah memperoleh DBEK. 18

19 Penurunan nilai debt to equity ratio yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa penyaluran DBEK tidak berdampak dan tidak meningkatkan kinerja dari aspek profitabiltas koperasi. 5. Penyaluran Dana Bergulir Ekonomi Kerakyatan pada koperasi-koperasi melalui Dinas Perindagkop-UMKM kota Tarakan dapat dinyatakan belum berhasil untuk meningkatkan kinerja keuangan koperasi-koperasi terbukti dari hasil analisis kinerja keuangan koperasi-koperasi tidak meningkat bahkan mengalami penurunan. Saran-saran Agar penyaluran DBEK menjadi efektif dalam perkuatan permodalan dan dapat meningkatkan kinerja keuangan bagi koperasi maka dapat diberikan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi koperasi yang memperoleh DBEK hendaknya menggunakan dana tersebut untuk investasi penguatan modal kerja yang bersifat produktif dan efisien. 2. Dinas Perindagkop-UMKM hendaknya lebih selektif dan mengevaluasi kembali dalam menentukan koperasi-koperasi yang disetujui memperoleh DBEK. 19

20 DAFTAR PUSTAKA Djohan Putro Bramantyo., Manajemen Keuangan Korporat. PPM Manajemen, Jakarta. Keown Arthur J, Martin John D, Petty J. Wikkiam, Manajemen Keuangan (Prinsip dan Penerapan). Jilid I. Edisi Kesepuluh. Indeks, Jakarta. Radar Tarakan Online., Riyanto Bambang., Dasar-dasar Pembelanjaan perusahaan Edisi 4. BPFE, Yogyakarta. Setiawan Achma Hendra, Rejekiningsih Tri Wahtu., Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) The Impact of Revulving Fund Program To Sutrisno., Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Ekonisia, FE UII, Yogyakarta. Haykal M., Dampak Program Dana Bergulir BRR NAD-NIAS Melalui Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Penerima manfaat Di Provinsi Aceh Jurnal E- Mabis, Volume 11, Nomor 2, Mei 2010,ISSN X FE- UniVERSITAS malikussaleh, Lhokseumawe ACEH. Surya Sari., Analisis Kinerja Dana Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Jurnal Administrasi Bisnis Vol 7, No 2 (2011) ISSN: , Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Dalam bab ini akan dibahas mengenai data yang diperoleh dan penyajian hasil perhitungan sejumlah rasio dan kemudian dianalisis.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN 2012-2014 ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta Email : suprihati18@gmail.com ABSTRAK Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara restrukturisasi pinjaman PDAM / penyelesaian piutang negara pada PDAM telah ditetapkan dalam PMK nomor

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui kesehatan keuangan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS ABSTRAKSI Anyap kk.anyap@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Credit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tahap awal yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada usaha budiaya ikan kerapu macan yang dilakukan oleh Bapak X adalah membuat laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Bojonegoro terdiri dari 55 unit. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitin ini adalah 3 koperasi di Bojonegoro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Pahlawan Seribu Tangerang Periode penelitian dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. di Jl. Pahlawan Seribu Tangerang Periode penelitian dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dari penelitian adalah PT. Bumi Serpong Damai. Tbk yang beralamat di Jl. Pahlawan Seribu Tangerang 15322. Periode penelitian dari tahun

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan: Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Laporan Arus Kas Analisis laporan keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviuw Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan analisis efisiensi modal kerja usaha adalah penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2013) tetang Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LIKUIDITAS, EFEKTIVITAS MODAL KERJA, LEVERAGE TERHADAP ROA DAN ROE PADA KPRI DI KABUPATEN LAMONGAN Dwi Hari Prayitno Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Tujuan Penelitian yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Andalan Finance Indonesia Tahun 2011-2013) Oleh : Putu Sulastri & Nurul Marta Hapsari ABSTRAKSI Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2012:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan right issue. B. Jenis Data Jenis data penelitian ini menurut cara memperolehnya

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat kondisi perekonomian pada saat ini serta persaingan era

BAB I PENDAHULUAN. Dengan melihat kondisi perekonomian pada saat ini serta persaingan era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan melihat kondisi perekonomian pada saat ini serta persaingan era globalisasi yang sangat bersaing menyebabkan tingkat perdagangan berkembang sangat pesat dan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai salah satu sarana penghimpun dana dari masyarakat sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang terhimpun digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Jaya tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) 427 009, FAX (0343) 422

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapainya, secara umum tujuan dari didirikannya perusahaan adalah

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. Kerangka pikir penelitian ini secara skematis digambarkan sebagai berikut : Kinerja keuangan koperasi. Perkembangan Keuangan

IV. METODOLOGI. Kerangka pikir penelitian ini secara skematis digambarkan sebagai berikut : Kinerja keuangan koperasi. Perkembangan Keuangan IV. METODOLOGI Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian ini secara skematis digambarkan sebagai berikut : Kinerja keuangan koperasi Perkembangan Keuangan Rasio Keuangan Perbandingan Uji t student

Lebih terperinci