BAB VI RANGKAIAN DIODA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI RANGKAIAN DIODA"

Transkripsi

1 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 97 BAB VI RANGKAIAN DIODA Hubungan P-N Hubungan pn dapat terjadi dengan mendifusi impuritas tipe-p pada salah satu ujung kristal tipe-n. Walaupun ada hubungan antara dua tipe silikon namun sebagai keseluruhan bertidak sebagai kisi kristal tunggal. Akibatnya elektron bebas dari tipe-n akan bergerak menuju hole pada tipe-p demikian pula hole pada tipe-p bergerak ke elektron di tipe-n sehingga terjadi proses rekombinasi. Selanjutnya akan terjadi lapisan deplesi. Pada dasarnya lapisan ini adalah isolator dengan kelebihan elektron di sisi tipe-p dan kelebihan hole di sisi tipe-n dan berakibat timbulnya beda tegangan di hubungan pn, yaitu V γ, seperti ditunjukkan pada Gambar P N inmobile carrier : minoritas Gambar 1, Timbulnya lapisan deplesi dan tegangan deplesi V γ Setelah terjadi lapisan deplesi pergerakan pembawa muatan terhenti, walaupun sebenarnya masih ada pergerakan pembawa muatan minoritas

2 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 98 akibat energi termal pada kristal hubungan pn tsb. Dengan adanya tegangan V γ berarti ada kecenderungan aliran muatan positif dari n ke p dan muatan negatif dari tipe-p ke tipe-n, namun aliran netto sama dengan nol. Artinya beberapa pembawa muatan positif jika memperoleh cukup energi akan mampu melompati penghalang potensial dan pergerakan muatan ini diimbangi dengan arus pembawa muatan negatif. Sehingga jika tidak diberi beda potensial tambahan pada dioda tidak akan ada arus netto yang mengalir. Sebaliknya jika ada beda potensial yang diberikan pada terminal dioda, maka lebar lapisan deplesi berubah bergantung dengan polaritas yang diberikan pada kedua terminal tsb, seperti yang diilustrasikan sbb: Gambar (a) pembiasan negatif (b) pembiasan positif. Karakteristik arus-tegangan pada dioda hubungan p-n dinyatakan dalam persamaan: V VT I = I ( e η 1) D o dengan V D : beda potensial pada terminal anoda dan katoda dioda p-n V T : tegangan termal = kt q ; D

3 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 99 k = 1,3x J/K; konstanta Boltzmann V T ~ 26 mv untuk suhu ruang I O : arus saturasi 10-9 A I D : arus yang mengalir pada dioda η = konstanta, biasanya diambil η = 1. I (ma) V na Jika V D >> ηv T, maka atau I I I D D2 D1 V D VT Ie η diperoleh : o VD 2 = ηvt Ie o VD1 = ηvt Ie o e ( V V )/ ηv D 2 D1 T ΔV D = V D2 - V D1 = η V T ln (I D2 /I D1 )

4 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 100 o Tegangan Knee : tegangan pada saat arus mulai membesar secara cepat, nilainya sama dengan tegangan barrier. o Di atas tegangan barrier R dioda kecil (r B = r P + r N ) < 1 Ω o Rating: (1) Arus maksimum forward, I F (max) (2) Daya disipasi maksimum o Daerah Reverse: hanya ada sedikit arus bocor, di atas tegangan breakdown membesar dengan cepat. Berikut ini adalah beberapa model dioda p-n. Model I: dioda p-n dimodelkan sebagai skalar, jika dioda mendapat bias maju seperti skalar tertutup sedang jika dioda mendapat bias mundur seperti skalar terbuka (R r = Ω, R f = 0 Ω). Seringkali model I ini dikenal sebagai model dioda ideal. Model II: sama seperti model pertama hanya bedanya pada saat dioda mendapat bias maju ada tegangan V γ sebesar 0,7 volt (R r = Ω, R f = 0 Ω)

5 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 101 Model III: sama seperti model II hanya pada saat dioda mendapat bias maju ada hambatan bulk R b. Hambatan r B dihitung dengan V2 V1 cara rb =, dengan V 1, I 1 tegangan dan arus di sekitar I2 I1 knee, V 2, I 2 tegangan dan arus di atas knee. Disamping itu ada hambatan DC dioda,, hambatan pada saat reverse ( R R )dan pada saat forward ( R F.) Pada model ini R r = Ω, R f = kecil. Model IV: sama seperti model III hanya pada saat dioda mendapat bias mundur ada hambatan R r (R r = besar Ω, R f = kecil Ω).

6 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 102 I I Model I V Model II V I I Model III V Model IV V Gambar 1, Karakteristik ideal kurva I-V pada dioda. Model IV jika digambarkan secara skematik dapat direpresentasi sebagai: Jika diberi bias positif, maka dioda mendapat bias maju akibatnya dioda dapat dianggap hanya bagian atas saja. Sedangkan jika diberi bias negatif dioda dapat dianggap hanya pada rangkaian bawah saja.

7 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 103 PENYEARAH SINYAL TEGANGAN Dioda dapat digunakan sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC. Dengan menggunakan sebuah dioda dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang, sebaliknya dengan menggunakkan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan dapat menjadi penyearah gelombang penuh atau dapat dilakukan dengan menggunakan 2 duah dioda dengan trafo yang memiliki center tap. Penyearah setengah gelombang D V R L t Gambar 2, Penyearah setengah gelombang dan bentuk tegangannya. Untuk dioda ideal (model I), pada saat 0 ωt 2π i v V sin m ωt = = untuk 0 ωt π R R L L i = 0 untuk π ωt 2π Sedangkan I dc = = π 1 id( ωt) 2π 0 π 1 V 2π 0 m sinωt dωt R L

8 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 104 Filter kapasitif V π R = m m L I = π Untuk memperbaiki kualitas penyearahan perlu ditambahkan rangkaian filter kapasitif seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini. D C R L Gambar 2, Filter kapasitif untuk penyearah setengah gelombang Penyearah gelombang penuh V R L t Gambar 3, Penyearah gelombang penuh dan bentuk gelombangnya. Untuk dioda ideal : i = v R L V sin m ωt = untuk 0 ωt π R L i = V sin( ) m ωt+ π R L untuk π ωt 2π

9 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 105 Sedangkan I dc = 2π 1 id( ωt) 2π 0 = π 1 Vm sinωt dωt 2π + R 0 L Vm Im = 2 = 2 π R π L 1 2π 2π π V m sin( ωt+ π) dωt R L Perhatikan rangkaian simulasi berikut ini. Bentuk gelombang pada osiloskop diperoleh sbb:

10 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 106 Filter Kapasitif C R L Gambar 3, Filter kapasitif untuk penyearah gelombang penuh. Perioda pengisian muatan t 1 < t < t 2 V L = V m sin ωt Perioda pelepasan muatan t 2 < t < t 3 V L = V 2 e -(t-t2)/τ Jika τ = R L C >> ripple maka V c = V L V r = Δ V c dengan T : perioda sinyal AC Δq = I dc T = C ΔV c = C V r

11 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 107 IdcT Idc Vdc Sehingga diperoleh tegangan ripple Vr = = =, C fc fr C Sedangkan untuk gelombang penuh tegangan ripplenya adalah L V r V fr C dc = 2. L Sehingga setelah penambahan filter kapasitor bentuk tegangan outputnya menjadi sbb: Untuk memperkecil tegangan ripple dapat dilakukan dengan menggunakan kapasitor yang bernilai besar. Namun terdapat kerugian diantaranya adalah yaitu: 1. kapasitor tsb mahal dan secara fisik juga besar sehingga tidak praktis digunakan. 2. masih adanya variasi tegangan akibat fluktuasi tegangan input, akibat hambatan dalam input dari transformer, dioda dll (R > 0 pada rangkaian ekivalen thevenin). Agar terregulasi, rangkaian konverter AC-DC ditambahkan dioda zener, seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

12 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 108 Dengan penambahan dioda zener, tegangan ripple akan dikurangi jika tegangan minimum ripple lebih besar dari tegangan zener, sehingga outputnya akan sama dengan tegangan zener, seperti ditunjukkan berikut ini. Namun tegangan zener tidak konstan, cara yang lebih baik adalah dengan menggunakan umpan balik aktif (regulator sumber tegangan). Rangkaian umpanbalik ini melihat output dan melakukan pengaturan agar outputnya sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini. In Out Gambar 4, Sumber tegangan DC teregulasi. IC regulator menggunakan prinsip umpanbalik, diantaranya adalah 7805, 7812, 7905, 7912, dll.

13 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 109 Seringkali diinginkan sumber daya terpisah (dual-supply) yaitu sumber daya dengan tegangan keluaran positif dan negatif terhadap GROUND. Hal ini dapat dilakuan dengan menggunakan center tapped full-wave circuit seperti yang ditunjukan pada gambar berikut ini. + v Gambar 5, Dual supply center tapped full-wave circuit. Selanjutnya juga seringkali diinginkkan pelipat gandaan tegangan DC. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat penyearah gelombang secara seri seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini. - v

14 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 110 C 1 A D 2 D 1 C 2 doubler C 2 D 3 D 1 C 1 D 2 C 3 trippler C 3 D 4 C 1 D 3 D 1 D 2 C 2 C 4 quadrupler Gambar 6, Pelipat gandaan tegangan. Proses pelipatgandaan tegangan dapat terjadi karena adanya proses pengisian energi pada kapasitor tidak ada jalan pembuangannya. Perhatikan rangkaian doubler, mula-mula arus listrik mengalir pada loop kapasitor C 1 dan dioda D 1, setelah kapasitor C 1 terisi penuh dengan tegangan mencapai V in, maka dioda D 1 medapat bias mundur, sehingga

15 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 111 tidak ada lagi loop arus yang mengalir di D 1. Tegangan di titik A adalah V A = V in + V in sin ωt dengan V in adalah amptudo tegangan dari tegangan sekunder trafo. Selanjutnya loop D 2, C 2 dan C 1 terjadi aliran arus untuk mengisi tegangan di kapasitor C 2 sampai tegangannya mencapai 2V in. Penjelasan yang sama juga berlaku untuk rangkaian trippler dan quadrupler. Perlu diingat bahwa hukum kekekalan energi berlaku, sehingga daya outputnya tetap. Misalnya sumber AC dengan tegangan 220 V dan arus 3A, dapat menghasilkan tegangan DC sebesar 3000 V dan arus-nya berkurang menjadi 220 ma (jika diasumsikan tidak ada yang daya disipasi di dioda, kapasitor, transformer dan kabel listrik. Contoh 1: R 1 V in D V out Dengan menggunakan karakteristik ideal: (model II) Bila V in > - 0,7 volt : dioda mendapat reverse bias dan rangkaian ekivalennya adalah : R 1 V in V out

16 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 112 Dari rangkaian ekivalen ini, pada saat dioda mendapat bias mundur berlaku : V out = V in Sedangkan bila V in < volt, dioda mendapat forward bias dengan rangkaian ekivalen sbb : R 1 V in -V? V out Untuk dioda mendapat bias maju didapat V out = - V γ Dengan demikian signal outputnya untuk signal input sinusoidal adalah sbb : contoh 2 : Untuk V in < (V 2 + 0,7 ) dioda mendapat reverse bias V out = V in Untuk V in > (V 2 + 0,7)

17 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 113 I = Vin dioda mendapat forward bias ( V 0,7) 2 + R + R 1 2 Bila V 2 < V inmaz maka signal input dan outputnya adalah sbb : ;Contoh 3: Gambarkan kurva transfer karakteristik (kurva yang menggambarkan hubungan antara output dengan input) untuk rangkaian sbb: (anggap dioda ideal model I) Dioda akan konduksi (dioda mendapat bias maju) yaitu pada saat tegangan input V in > V B Sehingga tegangan outputnya : V out = V B

18 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 114 Sebaliknya jika V in < V B dioda akan mendapat bias mundur, sehingga outputnya dapat didekati menjadi: V out = V in (Kalau tidak mau ada pendekatan, maka tegangan outputnya adalah V out = V in i R) Dengan demikian karakteristik transfer dari rangkaian tsb adalah: V out V out V in V in Tambahan Coba kerjakan juga untuk rangkaian berikut ini Contoh 4 Perhatikan rangkaian switching berikut yang terdiri atas tiga buah dioda seperti ditunjukkan pada gambar. Hitung tegangan di terminal B (V B ) untuk tegangan input V in = +3, +2, +1, 0, dan -1 V.

19 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 115 Jawab: Dioda D2 dan D3 dapat dianggap sebagai sebuah dioda ideal dengan sumber tegangan sebesar 2 0,7V = 1,4V, sehingga rangkaian di atas dapat diganti menjadi: Dioda D 23 mendapat bias maju, tegangan di terminal B, V B = 1,4 V. Dioda D 1 mendapat bias maju, tegangan di terminal B, V B = V in 0,7 Nilai kritisnya adalah V = 1, 4V = V + 0, 7V V =0,7V B in in

20 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 116 Untuk V in < 0,7, D 1 mendapat bias maju, sedang D 23 mendapat bias mundur sehingga arus I 23 = 0 dan V = V 0,7 Sedang untuk V in > 0,7, dioda D 1 mendapat bias mundur ( I 1 = 0 ), sedang dioda D 23 mendapat bias maju sehingga I 1 = 0 dan V = 1, 4V B B in Arus yang mengalir di dioda D 23 adalah I23 Dari penjelasan ini, maka: (5 1,4)V = = 3,6mA 1kΩ V in +3V +2V +1V 0V -1V V B 1,4V 1,4V 1,4V -0,7V -1,7 Dengan EWB dengan input berupa tegangan segitiga V pp = 10 V diperoleh sbb: Contoh 6: Dari rangkaian berikut ini diketahui :

21 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 117 R 1 A v s V B R 2 D B Diketahui R 1 = R 2 = 100 Ω v s = 0,1 cos ωt volt V B = 2 volt Anggap dioda tersebut memiliki karakteristik R f = 50 Ω, R r = dan V γ = 0,7 volt. Cari v D dan i D secara analitik : Jawab: Dari terminal AB ke kiri diubah menjadi rangkaian ekivalen thevenin, dengan : R V = ( v + V ) = 1+ 0,05cosωt R 2 th s B R1+ R2 RR 1 2 th = = 50 Ω R1+ R2 Terlihat bahwa beda potensial di terminal AB diantara 0,95 hingga 1,05 volt. Sehingga dioda selalu mendapat bias maju, dan dari rangkaian ekivalen tsb dapat dihitung :

22 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 118 i D Vth Vγ (1 + 0,05cos ωt) 0,7 = = = (3 + 0,5cos ωt) ma R + R th f v = V + i R = 0,7 + (0,15 + 0,025cos ωt) v D γ D f D = 0,85 + 0,025cosωt Contoh aplikasi lain dari dioda adalah battery backup yaitu suatu rangkaian yang memungkinkan dapat tetap bekerjawalaupun ada kegagalan sumber daya. Rangkaian logika untuk maksud ini ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 7, Rangkaian gerbang OR sebagai battery backup. Pada saat power-cord dihubungkan ke jala-jala listrik PLN, dioda D1 akan konduksi dan tegangan jatuh di peralatan elektronik sebesar 15 V 0,7 V = 14,3 V, dioda D2, tidak konduksi karena VAD2 > VKD2, sehingga peralatan elektronik mendapat supply dari sumber listrik DC power supply. Sebaliknya jika jika DC power supplynya mati, atau tidak dihubungkan ke PLN, maka peralatan elektronik itu mendapat tegangan sebesar 11,3 V

23 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 119 Modifikasi dari rangkaian ini adalah rangkaian pengisi batere NiCd /NiMH pada saat sumber DC dihidupkan. Rangkaian ini akan mengisi batere NiCd pada saat sumber DC diberikan ke alat elektronik, sebaliknya akan menggunakan sumber batere NiCd jika tidak menggunakan sumber DC. Gambar 8, Rangkaian logika pengisi batere NiCd. CLIPPING Fungsi rangkaian clipper adalah memotong tegangan output dari tegangan input, V in hingga mencapai tegangan batas tertentu, V batas. Di atas harga batas tsb akan di clip hingga V batas. Rangkaian clipper positif dan rangkaian clipper negatif ditunjukkan pada gambar berikut.

24 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 120 Sketsa tegangan output untuk rangkaian clipper positif ditunjukkan pada gambar berikut ini: Tegangan Output (V) waktu (s) Dioda yang digunakan untuk clipper adalah dioda small-signals yang menggunakan hambatan bulk lebih besar dibandingkan dengan dioda penyearah. Misalnya untuk dioda 1N914 arus forward-nya 10 ma pada tegangan 1 V, sehingga hambatan bulk adalah: R B 1V 0,7V = = 30 Ω 10mA

25 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 121 Rangkaian clipper akan berfungsi normal jika hambatan seri jauh lebih kecil dari hambatan beban dan juga jauh lebih besar dari hambatan bulk, biasanya diambil pendekatan: 100 R < R < 0,01R B S L Tegangan output dari rangkaian clipper positif untuk berbagai hambatan R s ditunjukkan pada gambar berikut ini. R = 1 R = 10 R = 100 R = 1k R = 10k R = 100k Tegangan Output (V) Waktu (s) contoh : R D 1 D 2 Vin V A V B

26 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 122 Gambar 4, Contoh rangkaian clipping Dioda D 1 mendapat bias maju jika V in > V A, sehingga V out = V A. Dioda D 2 mendapat bias maju jika V in < - V B sehingga V out = - V B. Dioda D 1 dan D 2 mendapat bias mundur jika -V B < V in < V A sehingga tegangan V out = V in. V out V A v in V B Gambar 5, Fungsi transfer Bentuk sinyal input dan output dari rangkaian clipping tsb ditunjukkan pada gambar berikut. (hitam: input, merah: output) CLAMPING Rangkaian clamping dipergunakan untuk menjaga (clamp) nilai tertinggi dari suatu signal agar tetap berharga sama. Secara umum, pada saat melewati amplifier signal acuan DC tsb akan swing (berayun) maka

27 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 123 diperlukan suatu rangkaian clampler untuk mengembalikan signal DC asli-nya kembali. C vin v out Gambar 6, Contoh rangkaian clamping v in V out V m t 1 t 2 t -V m Gambar 7, Contoh tegangan input dan output. Pada saat 0 < t < t 1 muatan mengisi kapasitor hingga tegangan di kapasitor sebesar V m. Sedangkan t > t 1 kapasitor berusaha membuang muatannya, namun tidak ada jalan pembuangan sehingga level tegangan pada kapasitor tetap dijaga sebesar V m. Misalnya V m = 10 volt, akibatnya tegangan output akan berayun sebesar -20 < V out < 0 volt, atau V out = - ( sin ωt). Sehingga output di clamp pada 0 volt.

28 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 124 V in V m 0 -V m V out Sebaliknya jika dioda dibalik, outputnya menjadi : V out = ( sin ωt) V out = 0 untuk ωt > π untuk π/2 < ωt < π V out = v in untuk 0 < ωt < π/2 Pemakaian kapasitor untuk mem blok signal DC = bypass signal AC Kapasitor dapat dipergunakan untuk menahan sinyal DC, dan melewatkan sinyal AC. Contoh rangkaian diberikan pada gambar berikut. v ac A R 1 C B V DC R 2 v out Gambar 8, Contoh penggunaan kapasitor bypass V = Z I

29 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 125 Z = 1 jωc Z membesar pada saat ω mengecil Z pada saat ω = 0 (signal DC) rangkaian terbuka. V in = V dc + v ac Dengan memanfaatkan Vout = VA + VB R2 R2 1/ jωc maka V = V + v + v R + R R + R 1/ jωc+ R out dc ac ac R2 1/ jωc Anggap 1/ωC >> R 2, sehingga V = V + v R + R 1/ jωc+ R out dc ac Karena ada kapasitor, maka level tegangan DC akan diblok, sehingga: V out = 1/ jωc vac 1/ jω C+ R 2 Dioda untuk rangkaian proteksi induktor / relai Pada rangkaian induktif sering kali digunakan dioda untuk memproteksi tegangan induktif. Pada induktor timbul tegangan induksi sebesar di V = L. Pada saat rangkaian induktif (induktor/ relai) di-off-kan dt mendadak akan timbul tegangan listrik yang cukup besar. Untuk memproteksi kondisi ini dapat dilakukan dengan menggunakan dioda ataupun dengan kapasitor seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

30 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 126 Gambar 9, Rangkaian induktif Pada Gambar 9b, pada saat saklar di-off-kan, dioda akan mendapat bias maju sehingga tegangan induktif akan kembali mengalir ke induktor, sedangkan pada saat on, dioda mendapat bias mundur. Kekurangan ΔI metoda ini adalah lamanya decay arus, karena V. Untuk aplikasi Δ t AC yang cepat seperti printer dot-matrix, relay cepat, dll digunakan rangkaian Gambar 9c. Hal ini karena dioda hanya konduksi untuk setengah siklus saja. Seringkali rangkaian ini dikenal sebagai rangkaian snubber. Dioda Zener Dioda umumnya digunakan dalam bias maju. Ada suatu dioda khusus yang umumnya untuk membuat tegangan konstan V Z, jika mendapat bias mundur V in < V z. Dioda ini dikenal sebagai dioda zener dengan karakteristik I-V seperti ditunjukkan pada gambar berikut, dengan V Z adalah tegangan breakdown dari dioda zener tsb, relatif konstan.

31 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 127 Gambar 10, Karakteristik I-V dioda zener, skematik dioda zener dan model dioda zener

32 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 128 Perhatikan rangkaian dioda zener berikut ini. Tegangan di terminal beban pada hambatan 1 kω adalah sebesar tegangan zenernya yaitu sekitar 10 V. Arus yang mengalir di hambatan 270 Ω adalah 18V 10V I270 = = 29,6mA 270Ω Sedangkan arus yang mengalir di hambatan 1kΩ adalah 10 ma Sehingga arus yang mengalir di dioda zener adalah 19,6 ma. Contoh:

33 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 129 Perhatikan rangkaian berikut ini, tentukan arus yang mengalir pada masing-masing hambatan, arus yang mengalir pada masing-masing dioda zener dan tentukan juga tegangan jatuh di hambatan 2 kω. Dengan menganggap pada dioda zener ada beda tegangan sebesar tegangan dioda zener, maka arus yang mengalir pada hambatan 270 Ω adalah: I V 20V = = 0,02A = 20mA 750Ω Arus yang mengalir pada hambatan 1 kω adalah sebesar 20V - 10V I 1k = = 10mA 1kΩ Arus yang mengalir pada hambatan 2 kω adalah sebesar 10V I 2k = = 5mA 2kΩ Berdasarkan hukum KCL, maka arus yang malir pada dioda zener 20V adalah I 20 = I750 I1 = 10 ma Z k Dan arus yang mengalir pada dioda zener 10V adalah I = I I = Z10 1k 2k 5mA Tegangan jatuh di hambatan 2 kω adalah 10 V

34 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 130 Contoh: Pada rangkaian berikut, tentukan tegangan outputnya Pada saat tegangan tegangan input V in > 4.3 V, maka dioda Z1 konduksi (forward) dan dioda Z2 tidak (reverse), sehingga V A = 4.3 V Sebaliknya pada saat tegangan input Vin < V, maka dioda Z2 konduksi (forward) dan dioda Z1 tidak (reverse), sehingga V A = V Sedangkan untuk 4.3 V < V in < -4.3 V, maka V A = V in Dengan EWB dilakukan sbb:

35 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 131

36 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 132 LATIHAN : Buatlah sket tegangan output dari rangkaian-rangkaian berikut ini dengan menggunakan karaktristik ideal dioda model II. Tentukan kondisi-kondisi masing-masing dioda agar mendapat bias maju maupun mendapat bias mundur. R Vo sin?t D V 1 R V o sin?t R 1 D V 1 R Vo sin?t R 1 D 1 D 2 V 1 V 2 Jika diketahui untuk semua rangkaian di atas: V o = 10 volt atau V in = 10 sin ωt volt R = 10 kω R 1 = 1 kω V 1 = 2,5 volt V 2 = 3,5 volt 3. Buatlah sket tegangan output dari rangkaian di bawah ini.

37 BAB VI, Rangkaian Dioda Hal: 133 6,3V AC 1 k? 220V

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR Bab V, Analisa DC pada Transistor Hal: 147 BAB V ANALSA DC PADA TRANSSTOR Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah suatu devais nonlinear terbuat dari bahan semikonduktor dengan 3 terminal yaitu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MOUL 03 RANGKAIAN IOA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA AN INSTRUMENTASI PROGRAM STUI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG Riwayat Revisi Rev.

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelombang dan gelombang-penuh satu fasa dan tiga

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

- Medan listrik yang terbentuk pada junction akan menolak carrier mayoritas.

- Medan listrik yang terbentuk pada junction akan menolak carrier mayoritas. Efek Photovoltaic Pada gambar 3.21 di atas terlihat bahwa untuk tegangan balik (bias mundur) yang besar, terdapat aliran arus mundur yang hampir konstan. Jika nilai tegangan sedikit diperkecil, barrier

Lebih terperinci

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Tingkat Energi & Orbit Elektron ANALISIS LANJUTAN Pita Energi Semikonduktor Intrinsik Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Elektronika 1 23 Irwan Arifin 2004 P-N Junction Elektronika 1 24 Irwan Arifin

Lebih terperinci

Prinsip Semikonduktor

Prinsip Semikonduktor IOA SEMIKONUKTOR Prinsip Semikonduktor PN Junction Tipe-N: Menambahkan Latice Si dengan atom Gol V, menyediakan tambahan elektron (sehingga N untuk negatif) Tipe-P: Menambahakan Latice Si dengan atom Gol

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda

I D. Gambar 1. Karakteristik Dioda KEGIATAN BELAJAR 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari dioda b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i diode c. Mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

8 RANGKAIAN PENYEARAH

8 RANGKAIAN PENYEARAH 8 ANGKAIAN PENYEAAH 8.1 Pendahuluan Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar peralatan menggunakan sember daya AC 220 volt - 50Hz. Di dalam peralatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Ahmad Fauzi #1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan

Lebih terperinci

Nama : Asisten : NPM : Kelompok :

Nama : Asisten : NPM : Kelompok : Nama : Asisten : NPM : Kelompok : Gambarkan grafik karakteristik I-V silicon diode pada kotak yang disediakan Jelaskan berdasarkan gambar yang kalian buat a. Zener Region b. Reverse bias c. Forward bias

Lebih terperinci

BAB VF, Penguat Daya BAB VF PENGUAT DAYA

BAB VF, Penguat Daya BAB VF PENGUAT DAYA Hal:33 BAB F PENGUAT DAYA Dalam elektronika banyak sekali dijumpai jenis penguat, pengelompokkan dapat berdasarkan: 1. rentang frekuensi operasi, a. gelombang lebar (seperti: penguat audio, video, rf dll)

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO

RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO 1. Gelombang Sinus Bentuk gelombang sinus ditunjukkan seperti pada Gambar dibawah ini. Gelombang sinus tersebut sesuai dengan persamaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) KONVERTER AC-DC (PENYEARAH) Penyearah Setengah Gelombang, 1- Fasa Tidak terkontrol (Uncontrolled) Beban Resistif (R) Beban Resistif-Induktif (R-L) Beban Resistif-Kapasitif (R-C) Terkontrol (Controlled)

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER

KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH DAN FILTER 1. Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener 2. Memahami pengunaan dioda-dioda tersebut 3. Mempelajari macam-macam filter yang biasa

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

BAB IX. FET (Transistor Efek Medan) dan UJT (Uni Junction Transistor)

BAB IX. FET (Transistor Efek Medan) dan UJT (Uni Junction Transistor) Bab IX, FET dan UJT Hal 180 BAB IX FET (Transistor Efek Medan) dan UJT (Uni Junction Transistor) Pada FET hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan, dikelompokkan sebagai devais unipolar. ibandingkan

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#03

EL2005 Elektronika PR#03 EL005 Elektronika P#03 Batas Akhir Pengumpulan : Jum at, 10 Februari 017, Jam 16:00 SOAL 1 Sebuah alat las listrik (DC welder) membutuhkan suatu penyearah yang dapat menangani arus besar dan tegangan tinggi.

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Pertemuan Ke-3 Aplikasi Dioda Dalam Sirkuit. ALFITH, S.Pd,M.Pd

ELEKTRONIKA DASAR. Pertemuan Ke-3 Aplikasi Dioda Dalam Sirkuit. ALFITH, S.Pd,M.Pd ELEKTRONIKA DASAR Pertemuan Ke-3 Aplikasi Dioda Dalam Sirkuit 1 ALFITH, S.Pd,M.Pd RANGKAIAN DIODA Penyearah Tegangan Sebagai penyearah tegangan, dioda digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC)

Lebih terperinci

Materi 3: Teori Dioda

Materi 3: Teori Dioda Materi 3: Teori Dioda I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Outline Rangkaian dioda dasar Kurva umum dioda Tegangan kaki (knee) Hambatan bulk Current Limiting Diode Disipasi Daya Karakteristik

Lebih terperinci

PENYEARAH ARUS S1 INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO

PENYEARAH ARUS S1 INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO PENYEARAH ARUS S1 INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO 1. Gelombang Sinus Bentuk gelombang sinus ditunjukkan seperti pada Gambar dibawah ini. Gelombang sinus tersebut sesuai dengan persamaan v = p sin θ dimana

Lebih terperinci

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014 Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika Sabtu, 15 Maret 2014 1. Pendahuluan: Model Penguat (nilai 15) Rangkaian penguat pada Gambar di bawah ini memiliki tegangan output v o sebesar 100 mv pada saat saklar dihubungkan.

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR MATERI : DIODA Gita Indah Hapsari TK2092 Elektronika Dasar END Materi 6 : Dioda Memberikan pengetahuan dasar mengenai beberapa hal berikut : 1. Karakteristik Dioda 2. Jenis Dioda

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER AC KE DC Rangkaian Penyearah Dioda (Rectifier) PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Oleh: Nama : RIA INTANDARI NIM : 140210102088 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung

Politeknik Negeri Bandung LAPORAN PRAKTIKUM 6 CLIPPER Anggota Kelompok Kelas Jurusan Program Studi : 1. M. Ridwan Al Idrus 2. Zuhud Islam Shofari : 1A TEL : Teknik Elektro : D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung 2017

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

3.1 Pendahuluan Dioda mempunyai dua kondisi atau state: - Prategangan arah maju - Prategangan arah mundur

3.1 Pendahuluan Dioda mempunyai dua kondisi atau state: - Prategangan arah maju - Prategangan arah mundur BAB III Rangkaian Doda Dan Aplikasi 3.1 Pendahuluan 3.2 Metoda Grafis 3.2.1 Analisa Rangkaian DC 3.2.2 Analisa Rangkaian AC 3.3 Metoda Dengan Model 3.3.1 Penggunaan Aproksimasi 3.3.2 Contoh-Contoh Penerapan

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

MODUL ELEKTRONIKA DASAR

MODUL ELEKTRONIKA DASAR MODUL ELEKTRONIKA DASAR 1. Resistor Resistor adalah hambatan yang mempunyai nilai hambat tertentu. Resistor biasanya dinyatakan dengan huruf R. Resistor berfungsi untuk membatasi arus. Nilai resistor berbanding

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-2 DIODA. ALFITH, S.Pd, M.Pd

Pertemuan Ke-2 DIODA. ALFITH, S.Pd, M.Pd Pertemuan Ke-2 DIODA ALFITH, S.Pd, M.Pd DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan piranti

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 03 RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER 1 TUJUAN Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal

Lebih terperinci

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Junction Diode Switching Times Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forward-biased, terdapat transien (proses peralihan) pada respon

Lebih terperinci

PENGUAT OPERASIONAL. ❶ Karakteristik dan Pemodelan. ❷ Operasi pada Daerah Linear. ❸ Operasi pada Daerah NonLinear

PENGUAT OPERASIONAL. ❶ Karakteristik dan Pemodelan. ❷ Operasi pada Daerah Linear. ❸ Operasi pada Daerah NonLinear PENGUAT OPERASIONAL ⓿ Pendahuluan ❶ Karakteristik dan Pemodelan ❷ Operasi pada Daerah Linear Model Virtual Short Circuit Metoda Inspeksi Metoda Sistematik ❸ Operasi pada Daerah NonLinear Rangkaian Ekivalen

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VI PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 50 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA / TEI05 TOPIK : PENYEARAH

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK 2. Converter AC to DC

MAKALAH KELOMPOK 2. Converter AC to DC MAKALAH KELOMPOK 2 Converter AC to DC PENYUSUN No NRM Nama Mahasiswa 1 5215141100 Egy Nuralamsyah 2 521514 Dea Nurrohma Satriawan 3 5215144162 Muhammad Rizal Fahlevi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Modul 2. Asisten : Widyo Jatmoko ( ) : Derina Adriani ( ) Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2012

Modul 2.   Asisten : Widyo Jatmoko ( ) : Derina Adriani ( ) Tanggal Praktikum : 17 Oktober 2012 Modul 2 CATU DAYA DAN RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG Nama : Muhammad Ilham NIM : 10211078 E-mail : ilham_atlantis@hotmail.com Shift/Minggu : III/2 Asisten : Widyo Jatmoko (10208038) : Derina Adriani (10209043)

Lebih terperinci

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom DIODA KHUSUS Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu: mengetahui, memahami dan menganalisis karakteristik dioda khusus Memahami

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH

Lebih terperinci

ELK-DAS JAM DASAR SEMIKONDUKTOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ELK-DAS JAM DASAR SEMIKONDUKTOR. Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DASAR SEMIKONDUKTOR ELKDAS.29 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC

ANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC ANAISIS FITE INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC Tan Suryani Sollu* * Abstract One of the main component of DC power supply is filter, which consist of inductor and capacitor, that has function to

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter)

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Ahmad Fauzi#1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jln.

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya! TUGAS DAN EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan elektronika daya? Elektronika daya dapat didefinisikan sebagai penerapan elektronika solid-state untuk pengendalian dan konversi tenaga listrik. Elektronika

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR) Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Silicon Controlled Rectifier (SCR) Tujuan Bagian ini memberikan informasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA DAN PENYEARAH

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA DAN PENYEARAH PERCOBAAN I KARAKTERISTIK DIODA DAN PENYEARAH 1. Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener. 2. Memahami penggunaan dioda-dioda tersebut. 2. Pendahuluan 2.1 Karakteristik Dioda Dalam

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami. BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor - 3 Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor Missa Lamsani Hal 1 SAP bentuk fisik transistor NPN dan PNP injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron, efisiensi

Lebih terperinci

TUGAS DASAR ELEKTRONIKA

TUGAS DASAR ELEKTRONIKA DIODE ZENER TUGAS DASAR ELEKTRONIKA Oleh : 0804405050 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2010 1.1. Pengertian Tentang Diode Diode merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam

Lebih terperinci

Karakteristik Transistor. Rudi Susanto

Karakteristik Transistor. Rudi Susanto Karakteristik Transistor Rudi Susanto PN-Junction (Diode) BIAS MAJU / FORWARD BIAS BIAS MUNDUR / REERSE BIAS Transistor Bipolar Arus pada Transistor Alpha dc (α dc ) adalah perbandingan antara arus Ic

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 6 Penyearah Gelombang menggunakan SCR

Mekatronika Modul 6 Penyearah Gelombang menggunakan SCR Mekatronika Modul 6 Penyearah Gelombang menggunakan SCR Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan mengidentifikasi penyearah gelombang menggunakan Silicon Controlled Rectifier (SCR) Tujuan Bagian

Lebih terperinci

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN) TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN) Oleh : Moh. Marhaendra Ali 2207 201 201 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami pengertian dan karakteristik dioda semikonduktor 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat menjelaskan keadaan sambunan

Lebih terperinci

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG DAN GELOMBANG PENUH TAK TERKENDALI TIGA FASA LAPORAN PROYEK AKHIR. Disusun Oleh : ENRIECO FORZA AZZUARRA

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG DAN GELOMBANG PENUH TAK TERKENDALI TIGA FASA LAPORAN PROYEK AKHIR. Disusun Oleh : ENRIECO FORZA AZZUARRA PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG DAN GELOMBANG PENUH TAK TERKENDALI TIGA FASA LAPORAN PROYEK AKHIR Disusun Oleh : ENRIECO FORZA AZZUARRA 3211411006 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()

Lebih terperinci

MODUL PLPG TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

MODUL PLPG TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK MODUL PLPG TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK MODUL PLPG TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU dan UNIVERSITAS NEGERI MALANG Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 115 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

Elektronika : Teori dan Penerapan. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

Elektronika : Teori dan Penerapan. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Elektronika : Teori dan Penerapan Herman Dwi Surjono, Ph.D. Elektronika : Teori dan Penerapan Disusun Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. 2007 All Rights Reserved Hak cipta dilindungi undangundang Penyunting

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

Aplikasi dioda. Kelompok 2 Arief Ramadhani V Dion Rivani Algani Rudi rifali Pipi efendi

Aplikasi dioda. Kelompok 2 Arief Ramadhani V Dion Rivani Algani Rudi rifali Pipi efendi Aplikasi dioda Kelompok 2 Arief Ramadhani V Dion Rivani Algani Rudi rifali Pipi efendi RANGKAIAN DIODA PenyearahTegangan Sebagai penyearah tegangan, dioda digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci