TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI"

Transkripsi

1 TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI Elin M. Kabi, Muhammad Yusuf *, Nova E. Ntobuo ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Elin M.Kabi. 013.Tinjauan Dark Matter Terhadap Pembentukan Galaksi. Pengaruh dark matter terhadap pembentukan galaksi bima sakti dan bintangbintang di alam semesta dini. I. PENDAHULUAN Galaksi adalah salah satu dari isi alam semesta yang memiliki bentuk serta ciri tersendiri, dimana galaksi adalah suatu sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, yang juga anggotanya saling mempengaruhi secara gravitasional. Galaksi di daerah rendah memiliki pembentukan bintang-bintang yang lebih tinggi tingkatnya dibanding galaksi di daerah yang lebih tinggi. Efek evolusi galaksi yang pertama kali terpadat di alam semesta yaitu gugusan galaksi. (Conselice, 006: 3). Dalam alam semesta ini memiliki begitu banyak galaksi, bahkan sampai berjuta-juta galaksi, salah satu dari galaksi tersebut yaitu galaksi bima sakti, dimana galaksi bima sakti ini adalah galaksi yang merupakan bumi kita sendiri, selain itu galaksi bima sakti memiliki jumlah yang terdiri dari 00 milyar bintang serta memiliki tiga komponen utama yaitu disk dimana tata surya berada, pusat tonjolan yang berada di inti, dan mencakup semua halo. (Ryden, 005 : 19) Dalam efolusi galaksi memiliki pengaruh dari dark matter, dimana dark matter adalah materi yang diduga ada berdasarkan efek gravitasinya pada materi biasa dan radiasi latarnya, tetapi tidak terdeteksi sebagai emisi radiasi atau radiasi elektromagnetik yang menyebar. (Silk, 004: 3 ) Metode yang paling kuat untuk mengukur sejarah pembentukan bintang dari populasi bintang, datang dari analisis diagram warna cosmic microwave 1

2 background (CMD) yang meliputi bintang-bintang raksasa yang terang dan bintang-bintang kerdil yang samar. (Brown et all, 010:1) Meskipun keberhasilan besar dari materi gelap dingin cold dark matter (CDM) paradigma, CDM memprediksi bahwa galaksi raksasa seperti Bima Sakti dan M31 harus dikelilingi oleh banyak galaksi kerdil, dan benar-benar diamati. misalnya, Moore et al (dalam Brown et all 010:4 ). Ada materi untuk memperlambat alam semesta yang terus-menerus ekspansi (Rubin 1998 : ), Meskipun bukti pertama untuk materi gelap ditemukan di tahun 1930-an, namun sampai pada awal 1980-an para astronom yakin bahwa sebagian besar massa memegang galaksi dan cluster galaksi secara bersama-sama namun tidak terlihat. (primack 008). Sejarah Alam Semesta Big Bang adalah peristiwa paling awal yang dikenal di alam semesta. Sejarah alam semesta untuk peristiwa big bang yang dikenal sebagai ledakan yang maha dahsyat, terjadi sekitar 14 miliar tahun yang lalu. Pada waktu itu, alam semesta memiliki suhu yang sangat panas dan memiliki massa yang sangat padat. Sejak terjadinya ledakan yang maha dahsyat, alam semesta mengalami ekspansi dan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah galaksi, bintang, planet, dan kehidupan di dalamnya. Bagaimana kita dapat mengetahui model alam semesta, jika tidak ada yang ada di sana untuk merekamnya? Selama abad, tiga baris utama bukti telah mengkonfirmasi skenario Big Bang benar-benar terjadi. Di antara galaksi itu untuk bumi yaitu galaksi bima sakti, bintang-bintang yang tak terhitung yang terpantau mengisi alam semesta. Jika ada, kita mungkin mengharapkan semua galaksi ini, termasuk galaksi bima sakti, yang akan jatuh terhadap satu sama lain, akibat tertarik oleh gravitasi. Menurut astronom Edwin pada tahun 199 bahwa galaksi bergerak dari bumi, jadi galakasi bergerak berdasarkan arah kecepatan perputaran galaksi. Pada kenyataannya, lebih jauh galaksi, maka semakin cepat untuk bergerak. Para astronom menyimpulkan bahwa semua galaksi akan berasal dari tempat yang sama sekitar 14 miliar tahun yang lalu. Di tahun 1940-an, ahli fisika Gamow George dan rekan-rekannya menyadari bahwa awal alam semesta sangat panas dan padat. Ilmuwan hanya

3 memahami bahwa di bawah suhu panas yang besar dan padat, unsur kimia dapat berubah dari satu ke yang lain. Gamow dan rekan rekannya dihitung bahwa untuk alam semesta yang panas, padat, dan memperluas tentang satu-seperempat dari unsur kimia sederhana hidrogen akan "dimasak" ke dalam elemen helium. Para astronom telah mengukur proporsi hidrogen dan helium tersebar melalui alam semesta kita, dan itu sesuai prediksi sempurna. Ini adalah bukti kuat bahwa awal alam semesta adalah panas serta padat. (Alles, 01:8) Peristiwa big bang merupakan peristiwa yang di terima untuk awal pembentukan alam semesta, dimana Menurut model ini embrio alam semesta telah terkonsentrasi di satu titik, yang meledak beberapa 15 miliar tahun yang lalu. Big Bang alam semesta homogen di ruang angkasa, dan berkembang sejalan dengan waktu. (Magueijo dan Baskerville:1) Evolusi Galaksi Alam semesta memiliki sejumlah petunjuk penting untuk memahami bagaimana galaksi berkembang dalam kelompok. Contoh terbaik yang dipelajari tentu saja kelompok galaksi bima sakti setempat, dengan 35 + anggotanya, yang masing-masing telah mengalami sejarah pembentukan yang berbeda. Cara paling efektif untuk menentukan kapan kelompok bintang di galaksi setempat membentuk adalah untuk mempelajari proses populasi bintang. Turunan sejarah pembentukan bintang-bintang dari kelompok setempat jelas sangat diperpanjang dan variabel, bahkan untuk bentuk galaksi kurcaci yang paling dasar. Pembentukan bintang-bintang dialam semesta ini sederhana dan jelas, dari segi morfologi galaksi terjadi kira-kira dari waktu ionisasi ulang sampai beberapa tahun yang lalu. Galaksi tidak beraturan, dan spiral dalam Grup lokal, termasuk galaksi kita sendiri atau bima sakti, yang menurut definisi yang masih menjalani pembentukan bintang-bintang, tetapi mereka juga memiliki bintang-bintang tua yang diproduksi mungkin sebelum reionization. Ada beberapa fakta yang menarik tentang kelompok lokal yang layak disebut dalam hal sejarah evolusi galaksi. Sementara kelompok setempat berisi empat anggota besar (M31, Bima Sakti, M33 dan LMC), didominasi oleh massa Galaksi kerdil yang lebih rendah. Galaksi kerdil ini cenderung cluster di sekitar 3

4 dua anggota besar-besaran, M31 dan Bima Sakti. Ada juga efek lingkungan kuat terjadi dalam kelompok populasi kurcaci setempat. Galaksi kerdil terletak dekat dua spiral raksasa, sementara bintang irregulars kurcaci membentuk berada jauh dari raksasa. Ini adalah salah satu contoh bagaimana galaksi berkorelasi dengan sifat lingkungan, untuk mengulang lebih luas dari pembentukan sejarah bintangbintang dan sifat sifat kelompok galaksi setempat. (Conselice, 006:3) Selama 30 tahun sangat terlihat jelas bahwa sifat-sifat galaksi (misalnya morfologi, pembentukan bintang, kegiatan nuklir) dan mungkin evolusi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti pada kondisi awal. Peran kondisi lingkungan belum sepenuhnya diukur karena dua alasan : 1) kebingungan tentang definisi "lingkungan" dan ) kurangnya sampel kontrol galaksi minimal dipengaruhi oleh lingkungan. Kebinguan ini muncul karena ada dua jenis pengaruh lingkungan (diamati) yaitu : a) galaxy local dan b) kepadatan permukaan galaxy lokal. Kadang-kadang sulit untuk mengidentifikasi, sesuatu yang ada disekitar galaksi yang dapat mampu memberikan efek yang lebih besar daripada kepadatan permukaan galaxy lokal yang ditingkatkan. ( Verley et al 007) Gambar 1. Kelompok galaksi terdekat Sumber: Conselice (006: 4) Gambar 1. Contoh dari galaksi di dua galaksi terdekat dari kelompok kelompok M66 dan kelompok pematung. Galaksi di kelompok-kelompok ini mirip dengan kelompok lokal, dengan banyak galaksi menjalani pembentukan bintang-bintang, dan dalam kelompok-kelompok M66 yang berkelanjutan interaksi antara anggota galaksi. 4

5 Dark Matter Dark matter adalah materi yang diduga ada berdasarkan efek gravitasinya pada materi biasa dan radiasi latarnya, tetapi tidak terdeteksi sebagai emisi radiasi atau radiasi elektromagnetik yang menyebar. (Silk, 004: 3 ) Keseluruhan komposisi alam semesta dapat mudah dijelaskan melalui parameter kepadatan, didefinisikan sebagai rapatan energi rata-rata alam semesta, kerapatan relatif kritisnya diperlukan untuk alam semesta tetapi, salah satu persamaan medan Einstein mengarah ke ekspresi untuk tingkat perluasan alam semesta, yang di cari oleh parameter Hubble, H R 8 G N k ' R 3 R 3 Di mana R adalah faktor skala kosmologis dan k adalah tiga ruang kelengkungan yang terus-menerus (k = 0, +1, 1 untuk alam semesta spasial rata, tertutup atau terbuka). adalah konstanta kosmologis yang dianggap berikut berisi semua kontribusi dari rapatan energi vakum sedemikian rupa sehingga untuk k 0 C Keterangan: Dimana C C 3H /8G N. (1) () Dalam hal nilai dari Hubble parameter sekarang ini adalah, C h0 gcm, (3) 1S 1 h H / 100kmMpc. (4) 0 0 Parameter kosmologis kepadatan ini kemudian ditetapkan oleh. (5) C Komposisi alam semesta dapat dinyatakan dengan melanggar bawah parameter kepadatan menjadi kontribusi terpisah, r m, (6) 5

6 Untuk kontribusi dari radiasi, masalah dan kosmologi konstan/vakum dengan /3H. Kontribusi untuk r dari latar belakang mikrogelombang kosmis (CMB) kecil, dari urutan Tepat penentuan masalah dan vakum kontribusi untuk Diperoleh dari spektrum rinci kekuatan CMB anisotropi yang diukur dengan WMAP 1. Ketika dikombinasikan dengan pengukuran lainnya seperti pergeseran merah tinggi supernova tipe Ia data dan osilasi akustik barion 3, menemukan satu h (7) Data WMAP saja sudah cukup untuk menentukan individu kontribusi untuk dari m h (8) Kandungan alam semesta dapat lebih lanjut dipecah sebagai WMAP juga menentukan kepadatan barion alam semesta. Ω B h 0 = 0.07 ± (9) Kontribusi untuk di Neutrino terletak di kisaran < Ω v h 0 < , (10) Mana terikat lebih rendah diperoleh dari persyaratan terbatas neutrino massa dari osilasi data dan terikat serta berasal dari WMAP data dalam hubungannya dengan data struktur skala besar lainnya. (olive :) Sejumlah besar alam semesta ternyata banyak mengandung Dark matter. Untuk setiap gram bahan bercahaya dapat di deteksi bahwa mungkin ada puluhan gram dari materi gelap di luar sana. Batas ini muncul dari Model standar awal alam semesta, yang memiliki satu parameter rasio jumlah barion jumlah foton. Dari suhu latar belakang mikrogelombang kosmis yang telah diukur jumlah foton sekarang dikenal. Oleh karena itu, untuk menentukan jumlah barion, kita harus mengamati bintang-bintang dan galaksi untuk belajar kelimpahan kosmik cahaya inti, unsur-unsur hanya terbentuk serta merta setelah ledakan dahsyat. Tanpa melebihi batas-batas nukleosintesis, kita dapat membangun sebuah model yang dapat diterima semesta terbuka kepadatan rendah. (Rubin 008: 109). 6

7 Gambar. Sumber : Rubin, (1998:110) Galaksi Spiral NGC 997, terletak di Selatan Antlia awan, mungkin menyerupai Galaksi bima sakti. Seperti semua galaksi spiral, NGC 997 tertanam di halo menyebar gelap diperpanjang, yang Komposisi masih belum diketahui. Dalam (Primack 008: 3) Sejarah singkat dari dark matter yaitu pada penemuan tahun 1930-an yang cluster dispersi kecepatan 1000 km/s, tahun 1970 an penemuan datar galaxy rotasi kurva Para astronom, 1980 yakin materi gelap mengikat galaksi dan kelompok Hidup singkat teori panas materi gelap Materi gelap dingin (CDM) teori diajukan CDM 199 COBE menemukan CMB fluktuasi seperti yang diperkirakan oleh CDM yang disukai varian CDMCHDM dan 1998 SN Ia dan bukti lain energi gelap CDM adalah Model kosmologis standar000 CDM003 WMAP dan LSS data mengkonfirmasi prediksi 010 Penemuan partikel materi gelap. Meskipun bukti pertama untuk dark matter ditemukan di tahun 1930 an, namun itu tidak sampai pada awal 1980-an para astronom menjadi yakin bahwa sebagian besar massa memegang galaksi dan cluster galaksi bersama-sama tidak terlihat. Keberadaan dark matter (yaitu, bebas-bercahaya dan bebas-menyerap) masalah (DM) adalah oleh Sekarang mapan. Yang paling awal, dan mungkin 7

8 masih paling meyakinkan, bukti untuk DM berasal dari pengamatan yang berbagai benda yang bercahaya (bintang, awan gas, Gugus bintang, atau seluruh galaksi) bergerak lebih cepat daripada yang diharapkan jika mereka hanya merasa gravitasi daya tarik objek terlihat lain. ( Primack 008 : 1) Contoh penting adalah pengukuran kurva galaksi rotasi. (Drees dan Gerbier 011: 1) Dark matter diawetkan fluktuasi primordial dalam kepadatan kosmologis pada galaksi skala yang dihapuskan dalam hal baryonik oleh transportasi momentum (Viskositas) sebagai radiasi dipisahkan dari baryon dalam beberapa pertama ratus ribu tahun setelah big bang. Pertumbuhan lingkaran cahaya materi gelap mulai cukup awal untuk menghasilkan pembentukan galaksi yang kita lihat bahkan pada redshifts tinggi z> 6. Gelap halos hal menyediakan sebagian besar gravitasi di mana struktur yang stabil dibentuk pada alam semesta. Dalam zaman yang lebih baru, halos materi gelap melestarikan galaksi, kelompok, dan kelompok sebagai air mata energi gelap terpisah struktur terikat dan memperluas ruang antara struktur terikat seperti Kelompok Lokal galaksi. (Primack 008) Secara keseluruhan, kami percaya materi gelap associates longgar dengan cerah masalah, karena keduanya sering muncul bersama-sama. Namun, diakui, kesimpulan ini mungkin berasal dari bias pengamatan, karena masalah cerah biasanya memungkinkan kita untuk menemukan materi gelap. (Rubin 008: 108) II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kajian teoritis dan komputasi yang dilakukan di Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 3 bulan terhitung mulai bulan april sampai juni 013, Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan untuk memudahkan penyusunan dalam melakukan penelitian. Metode yang dilakukan dalam menyusun proposal ini adalah metode kajian pustaka. Penulis mengkolaborasikan jurnal dan sumber ilmiah. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 8

9 Awal Pembentukan Galaksi Bima Sakti Galaksi bima sakti adalah galaksi yang merupakan bumi kita sendiri. Galaksi bima sakti ini merupakan entitas yang sangat berkembang yang di dalamnya tidak hanya ada satu bintang namun ada bermacam-macam bintang. Galaksi bima sakti ini adalah sebuah spiral disk Galaksi, Dalam perakitan galaksi atau evolusi galaksi, tidak hanya grafitasi berskala saja yang mempengaruhi, akan tetapi juga komposisi dari komponen kimia utama, dan bintang-bintang. Ternyata komposisi bintang memiliki petunjuk tentang bagaimana Galaksi ini terbentuk dan bagaimana ia telah berubah melalui waktu. Gumpalan gas yang berkembang menjadi Bima Sakti hanya terdiri dari hidrogen dan helium (dan asmattering lithium), unsur-unsur yang diciptakan dari peristiwa Big Bang. Semua elemen lain secara harfiah diciptakan oleh bintang-bintang. Berbeda dengan alkemis abad pertengahan, bintang-bintang benar-benar dapat mengubah satu unsur menjadi unsur lain. Namun demikian, bahkan hidrogen dan helium membentuk sekitar 98 persen dari materi normal di alam semesta. Ini adalah distribusi unsur-unsur yang membentuk akhir % yang membuat semua perbedaan untuk studi evolusi galaksi. (Chiappini, 001:1) Jumlah galaksi bima sakti terdiri dari sekitar 00 miliar bintang, termaksud matahari yang menjadi spesimen cukup khas. Itu adalah sebuah galaksi spiral yang cukup besar dan juga memiliki tiga komponen utama, yaitu: Disk, di mana tata surya berada, Pusat tonjolan di inti, dan mencakup semua halo. (Ryden,005 : 19) Adanya Dark Matter Terhadap Pembentukan Galaksi Bima Sakti Ada dua jenis materi gelap: barion dan nonbaryonic, dimana barion adalah materi yang terdeteksi sedangkan nonbarionic adalah materi yang belum terdeteksi. materi gelap dingin (CDM), neutralino,sebagian kecil menghitung dengan massa dan interaksi penampang, dalam model ketidakpastian. Materi gelap mendominasi alam semesta, sebesar 90% dari masalah kerapatan. Barion materi gelap belum teridentifikasi secara jelas, hingga terdiri dari sepertiga barion. Sifat dari semua materi gelap adalah salah satu masalah yang luar biasa dalam bidang astrofisika yang ditangani selama beberapa dekade berikutnya, 9

10 Sebagaimana akan dibahas dalam tinjauan ini. Perlu diketahui bahawa Penelitian materi gelap dengan pembentukan galaksi pada beberapa tahun terakhir ini sangat aktif, tetapi juga dari adanya penelitian tersebut telah menimbulkan tantangan yang mempertanyakan seluruh materi gelap. (silk, 004: ) Dari sejumlah pengamatan besar menunjukkan bahwa dark matter di Bima Sakti ini memiliki beberapa sifat dasar yaitu: Ada materi gelap tidak terdeteksi dan materi gelap yang terdeteksi, pada dasarnya bahwa materi gelap atau dark matter tidak mengikuti cahaya dari skala terkecil dimana bima sakti adalah tempat berkumpilnya dark matter. Bukti bahwa materi gelap dapat berkonsentrasi pada skala yang lebih pendek dari 100 m, dan cukup bukti bahwa hal ini dikumpulkan hanya pada skala yang lebih lama di galaksi bima sakti yaitu dengan implikasiimplikasi penuh ini hasil dispersi kecepatan dan persamaan keadaan materi gelap untuk tetap dieksplorasi. (Gilmore :1-4). Pada kenyataannya, situasi ini lebih ekstrem daripada dinyatakan dalam bagian sebelumnya. tidak hanya sebagian besar dari materi-materi barion yang tidak terdeteksi oleh mata kita, tetapi sebagian besar pula masalah ini bahkan tidak barion. sebagian besar dari masalah dalam alam semesta adalah materi gelap nonbaryonic, yang menyerap, memancarkan atau menyebarkan cahaya apapun. salah satu cara untuk mendeteksi materi gelap adalah mencari inflience grafitational yang terlihat oleh masalah. Metode klasik mendeteksi bahwa materi gelap melibatkan pada kecepatan orbit bintang di galaksi spiral seperti galaksi M31 kita sendiri. Galaksi spiral metalize diratakan oleh disk bintang; dalam disk, bintang berada pada orbit-orbit yang hampir melingkar di sekitar pusat dari galaksi. Misalnya matahari, adalah pada orbit seperti R = 8.5 kpc dari pusat galaksi, dan memiliki kecepatan orbit v= 0 km s -1. Dengan demikian, beberapa bagian dari lingkaran cahaya gelap galaksi ini cenderung terdiri dari materi gelap nonbaryonic. (Ryden,005 : 130) IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan dan analisis di atas dapat di simpulkan bahwa Dark matter ini sangat berpengaruh dan berperan penting terhadap pembentukan struktur galaksi bima sakti. Dark matter di Bima Sakti ini memiliki beberapa sifat 10

11 dasar yaitu: Ada materi gelap tidak terdeteksi yang terkait dengan piringan galaksi (masalah gelap didistribusikan dalam distribusi halo murni dengan volume lokal dekat bumi. Fungsi massa unifersal bintang dan konvergen pada massa rendah). Pada dasarnya bahwa massa gelap atau dark matter tidak mengikuti cahaya, dan skala panjang terkecil di mana dark matter berkumpul adalah di Bima sakti, Dan beberapa bagian dari lingkaran cahaya gelap galaksi bima sakti ini cenderung terdiri dari materi gelap nonbaryonic. Adapun saran dari penulis yaitu, diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian mengenai adanya pengaruh energi gelap terhadap struktur pembentukan galaksi bima sakti. Serta diharapkan khususnya untuk mahasiswa geografi agar kiranya mempelajari lebih dalam mengenai ilmu kosmologi. Dan Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini, penulis berharap kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Alles L, dafid. 01. The Evolution of the Universe. Western Washington University Brown TM.postman marc The History Of Star Formation In Galaxies. dept.of astronomy, universitity of Massachusetts Conselice j,christopher.006. The History Of Galaxy Formation In Groups: An Observational Perspective.arXiv:astro-ph/ v 1 oct 006. Chiappini, Cristina The Formation And Evolution of the Milky Way. American Scientist, the magazine of Sigma Xi, the Scientific Research Society. Davies L roger.006. Elliptical Galaxies. Institute of Physics Publishing Bristol and PhiladelphiaDOI: / /167 IOP Publishing Ltd 006 SBN: Einasto,jaan.010.Dark Matter.Tartu Observatory, Estonia Gibson H, Carl Why the dark matter of galaxies is clumps of icrobrowndwarfs and not cold dark matter. University of california san diego, la jolla, ca , usa 11

12 Gilamore, Gerard. The Distribution of Dark matter in the Milky Way galaxy. Institute of Astronomy, Madingley Rd, Cambridge CB3 0HA, UK Meierovich,E Boris.01. To The Theory Of The Universe Evolution. arxiv:101.56v1 [gr-qc] 1 Jan 01 Olive A keith.dark Energy And Dark Matter. UMN-TH_836/10,FTPI-MINN 10/05 Primacmeck R,,joel.008.Dark Matter And Galaxy Formation.physics department, university of California, santa cruz,ca95064.usa Rubin,Vera.1998.Dark Matter In The Universe. scientific American presents Ryden, Barbara Introduction To Cosmology. The ohio state university Verley at al.007. The Amiga Sample Of Isolated Galaxies. Astronomy & Astrophysics. 1

STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA.

STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA. STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA. Yeyen, Muhammad Yusuf *, Ahmad Zainuri ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:yeyenarjo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Galaksi. Ferry M. Simatupang

Galaksi. Ferry M. Simatupang Ferry's Astronomy Page Galaksi Ferry M. Simatupang Galaksi adalah suatu sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya saling mempengaruhi secara gravitasional. Matahari kita (bersama-sama

Lebih terperinci

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang Ferry's Astronomy Page Populasi Bintang Ferry M. Simatupang Populasi bintang adalah kelompok bintang-bintang dalam skala galaktik, yang memiliki kesamaan usia, lokasi, kinematik, dan komposisi kimia (terutama

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pada salah satu cabang ilmu fisika yaitu kosmologi merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Kosmologi merupakan ilmu yang mengulas alam semesta beserta dinamikanya.

Lebih terperinci

EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA

EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA Marthen Wayong Nim.451409087 Program Studi S1 Pendidikan Geografi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut

Lebih terperinci

Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia

Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia International Astronomical Union, Universidad Nacional Autónoma de México, México Universidad Tecnológica Nacional, Mendoza,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann

ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann ABSTRAK Solehatun. 2013. Studi Kerapatan Vakum Terhadap Alam Semesta Di Tinjau Dari Teori Big Bang. Jurusan Pendidikan Fisika Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.

Lebih terperinci

JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR

JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR Menurut teori ini dijelaskan bahwa jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan

Lebih terperinci

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB BAB III Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB III.1 Penyebab Fluktuasi Struktur di alam semesta berasal dari fluktuasi kuantum di awal alam semesta. Akibat pengembangan alam semesta, fluktuasi

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Tes Seleksi Olimpiade Astronomi

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS SISTEM MATAHARI Bumi dan planet-planet yang beredar sekitar matahari merupakan suatu alam yang teratur yang dimensinya sangat besar bagi ukuran

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

sisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan materi yang mampu berinteraksi dengan cahaya (baryonic)

sisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan materi yang mampu berinteraksi dengan cahaya (baryonic) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alam semesta yang kita tempati ini terdiri dari 5% materi biasa, dan 95% sisanya merupakan dark matter (25%) dan dark energy (70%) (Vogt, 2015). Materi biasa merupakan

Lebih terperinci

Raksasa Merah di Rasi Carinae

Raksasa Merah di Rasi Carinae 2017 Raksasa Merah di Rasi Carinae Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Email: Suryadi@as.itb.ac.idnomy

Lebih terperinci

MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB

MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB AGUS SISWANTO Jagat Raya berawal dari singularitas (titik awal) yang kemudian terjadi Big Bang (Dentuman Besar). Namun teori ini tidak menjawab

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

Low Mass X-ray Binary

Low Mass X-ray Binary Bab II Low Mass X-ray Binary Sco X-1 merupakan obyek yang pertama kali ditemukan sebagai sumber sinar- X di luar Matahari (Giacconi et al., 1962). Berbagai pengamatan dilakukan untuk mencari sumber sinar-x

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi. IV.1 Model Concordance

BAB IV. Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi. IV.1 Model Concordance BAB IV Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi IV.1 Model Concordance Fisikawan teoritis hanya dapat menduga bentuk power spectrum dari pemodelan berdasarkan alam semesta mengembang dengan

Lebih terperinci

Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia

Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia Fitri Rahma Yanti 1*, Wildian 1, Premana W. Premadi 2 Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tata surya

Pendahuluan. Tata surya Pendahuluan Pada langit malam yang cerah (dan tidak mendung), cobalah lihat ke langit. Maka anda akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya tergantung pada kualitas langit tempat kita berada.

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi

Lebih terperinci

GALAKSI. Sabar Nurohman, M.Pd

GALAKSI. Sabar Nurohman, M.Pd GALAKSI Sabar Nurohman, M.Pd Jika malam cukup cerah, dan bulantidak munculdilangit, mata kita dapat melihat ada kabut cahaya melintang membelah langit dari horizon ke horizon. OrangYunani kuno menamainya

Lebih terperinci

Pengembangan Alam Semesta

Pengembangan Alam Semesta Pengembangan Alam Semesta Ricardo Moreno, Susana Destua, Rosa M. Ros, Beatriz García Colegio Retamar de Madrid, España Space Telescope Science Institute, Estados Unidos Universidad Politécnica de Cataluña,

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Kimia

Pengantar Ilmu Kimia Bab1 Pengantar Ilmu Kimia Kimia : Ilmu Pengetahuan bagi Abad 21 Kesehatan dan Pengobatan Sistem sanitasi Operasi dengan anestesi Vaksin dan antibiotik Energi dan Lingkungan Energi Fosil Energi Surya Energi

Lebih terperinci

sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan

sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang kajian fisika yang paling menarik dan berkembang sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan evolusi alam semesta.

Lebih terperinci

7. EVOLUSI BINTANG 7.1 EVOLUSI BINTANG PRA DERET UTAMA

7. EVOLUSI BINTANG 7.1 EVOLUSI BINTANG PRA DERET UTAMA 7. EVOLUSI BINTANG 146 P a g e Seperti mahluk hidup lainnya, bintang juga mengalami proses lahir berkembang dan mati. Umur bintang bergantung pada massanya. Makin besar massa bintang makin singkat umurnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak masa lampau bintang-bintang telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia. Banyak kebudayaan masa lampau yang menjadikan bintang-bintang sebagai patokan dalam kegiatan

Lebih terperinci

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu lihatlah ke langit. Indah bukan? Benda di angkasa yang berkelap-kelip memancarkan cahaya itulah bintang. Apakah

Lebih terperinci

Ruang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati

Ruang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati Ruang Lingkup IPA Ilmu alamiah dasar -4 Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Flash back Hakekat IPA Flash back FACTS EVENTS SCIENCE Flash back Flash back Kualitatif Kuantitatif IPA IPA Alam semesta

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2004 Materi Uji : ASTRONOMI Waktu :

Lebih terperinci

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti Radio Aktivitas dan Reaksi Inti CHATIEF KUNJAYA KK ASTRONOMI, ITB Reaksi Inti di Dalam Bintang Matahari dan bintang-bintang umumnya membangkitkan energi sendiri dengan reaksi inti Hidrogen menjadi Helium.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gugus bintang (stellar cluster) adalah suatu kelompok bintang yang berada di bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama yang menjadi

Lebih terperinci

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya Raja Kerajaan Tata Surya Matahari merupakan salah satu bintang di antara milyaran bintang yang ada di galaksi kita. Seperti bintang yang lainnya, Matahari merupakan bola gas panas raksasa yang sangat terang.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI Waktu Jumlah Soal : 150 menit : 30 Soal 1. Bintang A memiliki tingkat kecemerlangan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Bintang B. Bintang

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika melihat keindahan langit pada malam hari, mungkin saja terlihat bintang kejora yang sebenarnya itu adalah Planet Mars yang pada saat itu berada tidak jauh

Lebih terperinci

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda.

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Review Model Atom Model Atom Dalton Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Model Atom Thomson Secara garis besar atom berupa bola

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1 1. [SDW] Tata Surya adalah... A. susunan Matahari, Bumi, Bulan dan bintang B. planet-planet dan satelit-satelitnya C. kumpulan

Lebih terperinci

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( ) KELOMPOK I Raditya Budi Satria (101134007) Imelsa Heni Priyayik (101134098) Sergius Prastowo (101134116) Rina Metasari (101134131) BERTAMASYA MENJELAJAHI TATA SURYA KI-KD EVALUASI INDIKATOR BERTAMASYA

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Medan Magnet Benda Angkasa Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar XII.3.4 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi XII.4.4 Melaksanakan pengamatan induksi

Lebih terperinci

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI A. Ruang Lingkup Geografi 1. Gejala-gejala dibedakan Aspek fisik: gejala-gejala yang beraitan dengan menjadi 2 aspek, antara alam. lain: Aspek sosial: Antroposfer (manusia), hewan,

Lebih terperinci

Seabad mencari ETI di MWC-349

Seabad mencari ETI di MWC-349 2017 Seabad mencari ETI di MWC-349 Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Seabad mencari ETI di MWC-349

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOLUSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita

Planet-planet dalam sistem tatasurya kita Cari planet yuuuk Film-film fiksi ilmiah sering menampilkan impian terpendam akan adanya dunia lain di jagad raya ini. Sejauh mana kebenaran film-film tersebut? Apakah memang ada bumi lain di sistem tatasurya

Lebih terperinci

Riwayat Bintang. Alexandre Costa, Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M Ros

Riwayat Bintang. Alexandre Costa, Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M Ros Riwayat Bintang Alexandre Costa, Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M Ros International Astronomical Union - Comm. 46 Escola Secundária de Loulé, Portugal Universidad Tecnológica Nacional, Argentina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari mana datangnya dunia? Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pertanyaan di atas selalu ada dan setiap zaman memiliki caranya masing-masing dalam menjawab.

Lebih terperinci

MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI. Ahmad Sudirman

MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI. Ahmad Sudirman MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI Ahmad Sudirman Pendidikan teknik CAD, CAM dan CNC (3CTEQ) STOCKHOLM, 9 Januari 2014 1 MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI Copyright 2014 Ahmad Sudirman*

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1. (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata surya 1. Perhatikan ciri-ciri planet pada tabel berikut. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.1 Nama Planet Ciri Ciri (1) Yupiter Berupa gas dan massanya terbesar diantara planet tata

Lebih terperinci

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR?

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? Anak saya dan beberapa sahabat di Banjarmasin terperangah ketika membaca berita harian Banjarmasin Post edisi Senin 24 Januari 2011 pada halaman pertama memuat sebuah

Lebih terperinci

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA

KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA KONSEPSI AWAL MAHASISWA FISIKA TERHADAP MATERI BINTANG DAN EVOLUSI BINTANG DALAM PERKULIAHAN ASTROFISIKA L. Aviyanti a, * dan J.A. Utama b a Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di

1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di 1. Pendahuluan Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah ahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi Pendidikan Fisika, pilihan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 180 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1 1. UNAS 2014 Menurut teori Dentuman Besar, Jagatraya terbentuk karena.... jagatraya bersifat statis, tidak bermula dan berakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak model fisika partikel yang dikembangkan oleh fisikawan untuk mencoba menjelaskan keberadaan partikel-partikel elementer serta interaksi yang menyertainya.

Lebih terperinci

Asal Usul Alam Semesta

Asal Usul Alam Semesta Kontroversi Islam dan Sains? Asal Usul Alam Semesta Pernahkah Anda merenung tentang asal usul alam semesta, bagaimanakah alam semesta dapat terbentuk. Pertanyaan tersebut yang mendorong ilmuwan di setiap

Lebih terperinci

STAR FORMATION RATE (SFR) PADA GALAKSI YANG BERINTERAKSI

STAR FORMATION RATE (SFR) PADA GALAKSI YANG BERINTERAKSI Bab IV STAR FORMATION RATE (SFR) PADA GALAKSI YANG BERINTERAKSI IV.1 Star Formation Rate (SFR) di Galaksi Star formation adalah suatu peristiwa pembentukan bintang yang terjadi di suatu daerah. Sebagai

Lebih terperinci

Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta

Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta B-8 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 7-5 (-98X Print) Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta Muhammad Ramadhan dan Bintoro A. Subagyo Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah Mata Kuliah Keahlian Program Studi (MKKPS) yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa prodi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penambahan Parameter Medan Magnetik Terhadap Jumlah Dark Matter pada Kurva Rotasi Galaksi Bimasakti

Analisis Pengaruh Penambahan Parameter Medan Magnetik Terhadap Jumlah Dark Matter pada Kurva Rotasi Galaksi Bimasakti Analisis Pengaruh Penambahan Parameter Medan Magnetik Terhadap Jumlah Dark Matter pada Kurva Rotasi Galaksi Bimasakti 202 Oqely Wahyudi *, Zulfi, Wildian Jurusan Fisika Universitas Andalas *oqely_wyd@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Evolusi Bintang

Bab II Dasar Teori Evolusi Bintang 5 Bab II Dasar Teori Evolusi Bintang II.1 Mengenal Diagram Hertzprung-Russel (HR) Ejnar Hertzprung pada tahun 1911 mem-plot sebuah diagram yang menghubungkan antara magnitudo relatif bintang-bintang dalam

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Komet Komet Apakah komet membawa sial? Pada zaman purbakala, komet yang terang merupakan suatu kejadian yang menakutkan. Kemunculan komet dianggap sebagai lambang suatu bencana seperti penyakit pes, kelaparan,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space :

BAB 4 KONSEP DESAIN Fakta Kunci. Fakta kunci mengenai Animasi Edukasi Exploring Space : 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Dengan melihat tema mengenai luar angkasa beserta benda-benda luar angkasa merupakan tema edukasi yang akan menjadi media untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sanden Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Alokasi Waktu : 2 JP Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

Lebih terperinci

Bab III INTERAKSI GALAKSI

Bab III INTERAKSI GALAKSI Bab III INTERAKSI GALAKSI III.1 Proses Dinamik Selama Interaksi Interaksi merupakan sebuah proses saling mempengaruhi yang terjadi antara dua atau lebih obyek. Obyek-obyek yang saling berinteraksi dapat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

Oleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB

Oleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB Oleh : Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB Kompetensi Dasar XI.3.10 Menganalisis gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum XII.3.1 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH

ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ALAM SEMESTA BUKTI NYATA CIPTAAN ALLAH ع ل يم ع ز يز ال له ا ذ ل ك ت ق د ير ال س ت ق ر وال شم س ت ج ر ي لم Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha

Lebih terperinci

geografi Kelas X JAGAD RAYA DAN TATA SURYA I KTSP & K-13 A. JAGAD RAYA a. Pengertian Jagad Raya b. Struktur Jagad Raya

geografi Kelas X JAGAD RAYA DAN TATA SURYA I KTSP & K-13 A. JAGAD RAYA a. Pengertian Jagad Raya b. Struktur Jagad Raya KTSP & K-13 Kelas X geografi JAGAD RAYA DAN TATA SURYA I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami jagad raya, galaksi, bintang, dan tata surya. A. JAGAD RAYA a.

Lebih terperinci

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. ILMU FISIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DEFINISI ILMU FISIKA? Ilmu Fisika dalam Bahasa Yunani: (physikos), yang artinya alamiah, atau (physis), Alam

Lebih terperinci

STRUKTUR MATAHARI DAN FENOMENA SURIA

STRUKTUR MATAHARI DAN FENOMENA SURIA STRUKTUR MATAHARI DAN FENOMENA SURIA MATAHARI Bintang terdekat dengan Bumi - jarak purata 149,680,000 kilometer (93,026,724 batu). Mempunyai garis pusat (diameter) 1,391,980 kilometer dengan suhu permukaan

Lebih terperinci

EINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS

EINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS EINSTEIN DAN TEORI RELATIVITAS Freddy Permana Zen, M.Sc., D.Sc. Laboratorium Fisika Teoretik, THEPI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. PENDAHULUAN Fisika awal abad

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI ASTRONOMI Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Saturnus, Planet Bercincin

Saturnus, Planet Bercincin Saturnus, Planet Bercincin Saturnus, riwayatmu dulu... Zaman dahulu, Saturnus dianggap sebagai pembawa sial. Jika dibandingkan dengan yang lain, Saturnus terlihat suram. Dilihat dengan mata telanjang,

Lebih terperinci

CATACLYSMIC VARIABLE

CATACLYSMIC VARIABLE Bab III CATACLYSMIC VARIABLE Bintang variable kataklismik atau cataclysmic variable (CV) adalah suatu sistem bintang ganda yang terdiri dari komponen primer bintang katai putih dan pasangannya adalah sebuah

Lebih terperinci

4/25/ pengamatan mendukung Teori Big Bang

4/25/ pengamatan mendukung Teori Big Bang 1 Teori Big Bang, paling banyak diterima para astronomi. Teori diusulkan pada dekade tahun 1920 dan 1930. Dengan dasar sifat-sifat fisik alam, alam terbentuk antara 12 dan 15 milyar tahun lalu. Teori Big

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan berpikir yang runtut, yakni berupa kaitan logis antara konsepkonsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Geologi adalah ilmu mengenai bumi. Kata geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu geos yang artinya bumi dan logos yang artinya ilmu. Jadi dapat diartikan geologi

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2015 ASTRONOMI RONDE ANALISIS DATA Waktu: 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.

Lebih terperinci

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Olimpiade Sains Nasional Bidang Astronomi 2012 Tes Teori Waktu 180 menit Nomor Peserta Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA. Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA. Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011 Bidang : ASTRONOMI Materi : Teori Tanggal : 14 September 2011 Soal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOLUSI OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2015 ASTRONOMI RONDE TEORI Waktu: 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang EVOLUSI BINTANG EVOLUSI BINTANG Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang lahir, berkembang dan akhirnya padam Terbentuknya bintang Bintang-bintang lahir di nebula,

Lebih terperinci

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : XII / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein

Lebih terperinci

Suatu Perpaduan Pemikiran Falsafi, Ilmu Qalami Dan Tasawufi. Bekal Renungan Para Sufi Menemukan Jati Diri

Suatu Perpaduan Pemikiran Falsafi, Ilmu Qalami Dan Tasawufi. Bekal Renungan Para Sufi Menemukan Jati Diri Suatu Perpaduan Pemikiran Falsafi, Ilmu Qalami Dan Tasawufi Bekal Renungan Para Sufi Menemukan Jati Diri Alam semesta ini pada hakikatnya fana, ada penciptaan, ada proses dari tiada menjadi ada, dan akhirnya

Lebih terperinci

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda 1. Tinggi bintang dari bidang ekuator disebut a. altitude b. latitude c. longitude d. deklinasi e. azimut 2. Titik pertama Aries, didefinisikan

Lebih terperinci