ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann"

Transkripsi

1 ABSTRAK Solehatun Studi Kerapatan Vakum Terhadap Alam Semesta Di Tinjau Dari Teori Big Bang. Jurusan Pendidikan Fisika Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan alam semesta ditinjau dari teori big bang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kajian pustaka yakni dengan mengumpulkan data melalui jurnal text book, buku buku penunjang lainnya serta literature melalui internet. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini 43 adalah alam semesta berawal dari peristiwa big bang terjadi pada waktu 10 dari t 0. Dimana Alam semesta dimulai dengan sebuah bencana yang menghasilkan ruang dan waktu, serta semua materi dan energi alam semesta akan terus ada. Bukti alam semesta mengembang dinyatakan oleh Einstein melalui Persamaan friedman dalam bentuk relativitas umum. Perbandingan alam semesta sekarang dan pada awal big bang adalah pada 13,7 milyar tahun alam semesta lebih dominan terisi materi gelap sedangkan sekarang alam semesta didominasi oleh energi gelap. Kata Kunci : Alam Semesta, Teori Big Bang, Persamaan Friedmann I. PENDAHULUAN Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang, teori keadaan tetap, serta teori Osilasi. Salah satu dari teori tersebut yaitu teori big bang yang menjelaskan pembentukan alam semesta berawal dari ledakan yang maha dahsyat. Materi dan energi yang dilepaskan dari ledakan maha dahsyat ini berkembang dan membentuk menjadi bintang dan galaksi (James A. Marusek:1). Teori big bang dan teori keadaan tetap berbeda satu sama lain, dimana dalam teori big bang alam semesta berawal dari keadaan panas dan padat kemudian mengembang dan mendingin seperti sekarang ini. Sementara teori keadaan tetap menyatakan bahwa alam semesta memang sudah seperti ini adanya. Materi secara terus menerus tercipta dalam bentuk atom-atom yang kemudian membentuk galaksi-galaksi baru. Ketika alam semesta masih sangat muda, kemungkinan besar ia telah disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang yang sempit dan saling berdekatan. Pada saat itu, gravitasi mendominasi dan secara perlahan memperlambat pengembangan alam semesta.

2 Namun, pada akhirnya, setelah beberapa miliar tahun pengembangan, energi gelap yang semakin berlimpah menyebabkan pengembangan alam semesta mulai secara perlahan semakin cepat. Komposisi alam semesta terdiri dari 4,6 % atom, 23% terdiri dari materi gelap dan 72% adalah energi gelap (David, 2012:27) Teori big bang menjelaskan alam semesta terus mengembang, karena alam semesta terdiri dari 72% energi gelap (Dark Energy), akan tetapi dengan lebih besarnya komposisi energi gelap akan menyebabkan perluasan semakin cepat. Memperluas adalah solusi dari persamaan Einstein tanpa kosmologis konstanta Friedman-Robertson-Walker (FRW), pasti terdapat singularity. Singularity bekerja sebagai penutup untuk tidak diketahui asal perluasan alam semesta itu tersembunyi, hanya benda yang mengandung saling tarik menarik dengan materi biasa. Untuk waktu yang lama singularitas dianggap sebagai properti umum dari alam semesta. Titik tunggalnya, disebut sebagai "Big Bang (ledakan maha dahsyat)".( Meierovich, 2012:2) Penelitian mengenai alam semesta bukanlah hal baru dalam dunia sains. Dalam disiplin ilmu geografi terdapat beberapa hipotesis dan teori-teori yang membahas mengenai asal usul tata surya dan alam semesta, mulai dari hipotesis awan debu, planetesimal, pasang surut gas hingga kategori big bang (ledakan dahsyat) dan teory steady state (keadaan tetap). Penelitian mengenai alam semesta terus dilakukan dan sampai saat ini telah melahirkan beberapa konsensus yang berkembang dikalangan ilmuan mengenai alam semesta. Diantaranya konsensus mengenai adanya teori big bang yang telah diakui sebagai penyebab pembentukan awal alam semesta. Dimana dalam teori big bang ini alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan yang maha dahsyat yang menyebabkan materi-materi dari hasil ledakan tersesebut terpencar ke semua ruang, dari peristiwa ledakan tersebut alam semesta terus memperluas sampai sekarang ini. Sejarah Alam Semesta Menurut Rinto, A 2011: 125 menyatakan Dari teleskop para astronom, terungkap beberapa objek aneh seperti gumpalan nebula redup yaitu sepotong cahaya lebar yang melebihi ukuran bintang. Beberapa nebula ini kemudian dapat

3 disimpulkan sebagai kabut gas dalam galaksi, yang dapat menyatakan materi baru dari mana bintang dibentuk, atau sisa dari bintang yang mengakhiri hidupnya dengan ledakan dahsyat. Menurut Rinto, A 2011: 126 menyatakan Pada tahun 1920-an, Edwin Hubble berhasil memisahkan cahaya berbagai bintang dalam galaksi tetangga kita, serta menyimpulkan ukuran, kecemerlangan dan jaraknya dari kita. Semakin banyak nebula dan galaksi yang ditemukan, semakin banyak pula kedudukan kita di alam semesta ini. Matahari kita tidak saja hanya satu dari sekitar bintang dalam galaksi Bima Sakti, melainkan galaksi Bima Sakti sendiri merupakan satu di antara galaksi yang ada di alam semesta in. Dan Jika kita kembali cukup jauh ke masa lampau, semua materi tentulah berasal dari sebuah titik singularitas berkerapatan takhingga yang mengalami ledakan dahsyat. Peristiwa itu dikenal sebagai Big Bang (Ledakan Besar). Pergeseran merah merupakan suatu amatan Hubble mengenai laju gerak semesta. Dari ingsutanmerah inilah kemudian embrio teori dentuman Besar bermula. Bahwa semesta berkembang merupakan suatu tafsiran yang paling memungkin untuk memahami fenomena pergeseran merah pada semesta. pergeseran merah merupakan petanda bahwa semesta berkembang. Jika semesta berkembang, maka ada satu titik di mana menjadi pusat dari pengembangan semesta. Titik inilah yang memunculkan gagasan bahwa semesta memiliki titik mula. Oleh karena itu, tidak mengeherankan bahwa di sebut dengan gagasan Big Bang. (Hardiansyah, 2009:7) Peristiwa big bang merupakan peristiwa yang di terima untuk awal pembentukan alam semesta, dimana Menurut model ini embrio alam semesta telah terkonsentrasi di satu titik, yang meledak beberapa 15 miliar tahun yang lalu. Big Bang alam semesta homogen di ruang angkasa, dan berkembang sejalan dengan waktu. (Magueijo dan Baskerville 2003:1) Ledakan dahsyat (big bang) adalah model kosmologi yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana alam semesta diciptakan. Big Bang mengandaikan bahwa semesta pada awalnya suatu energi yang sangat panas dan mampat. Dengan kata lain semesta awalnya adalah energi.

4 Bukti pertama teori Big Bang berasal dari Alexander Friedmann pada tahun 1922, ketika ia menunjukkan bahwa Albert Einstein teori relativitas umum meramalkan bahwa alam semesta adalah memperluas/mengembang atau kontrak (David,2012:1). Peristiwa ledakan yang maha dahsyat (teori big bang) telah di kenal sebagai pembentukan alam semesta, dimana dalam teori ini menjelaskan setelah ledakan tersebut materi-materi dari hasil ledakan tersebut terpencar ke segala ruang. Ledakan dahsyat (big bang) adalah model kosmologi yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana alam semesta diciptakan. Big Bang mengandaikan bahwa semesta pada awalnya suatu energi yang sangat panas dan mampat. Dengan kata lain semesta awalnya adalah energi. Bukti pertama teori Big Bang berasal dari Alexander Friedmann pada tahun 1922, ketika ia menunjukkan bahwa Albert Einstein teori relativitas umum meramalkan bahwa alam semesta adalah memperluas/mengembang atau kontrak (David,2012:1). Alam Semesta mengembang secara aseleratif karena momentum dari dentuman besar. (Perlmutter, 2011) Berikut ini adalah fase awal pembentukan alam semesta yang ditnjau dari big bang ( ledakan dahsyat ). Gambar 2: Peristiwa Big Bang Sumber: David l. Alles

5 Gambar 2 menunjukan bahwa alam semesta berawal dari peristiwa big bang yang terjadi pada waktu palank yaitu t dari 0 t. Pada waktu t = 0 alam semesta masih merupakan energi dengan gaya tunggal. Karena semesta berekspansi, sehingga pada waktu semesta masih merupakan energi yang berdiameter g / ml dan temperatur panas detik dari t = 0, detik dengan kerapatan K, terjadi kekacauan quantum (quantum chaos). Dari kekacauan quantum ini muncullah multisiplitas gaya: gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik-lemah-kuat. Gravitasi memungkin muncul pada waktu ini karena dengan pamalaran semesta terdapat penurun suhu temperatur sehingga terdapat transformasi pada energi menjadi partikel mikro. Partikel mikro ini bermuatan massa, maka muncullah gaya gravitasi dikarenakan gravitasi hanya bekerja pada sesuatu yang bermassa. hal ini sesuai dengan persamaan Einstein: Pada masa 2 E mc (1) partikel quark dan lepton belum terbentuk karena gaya atau interaksi lemah dan kuat masih identik. (Hardiansyah, 2009:9) Kemudian, pada masa detik dari t 0, terjadilah inflasi (pengembangan alam semesta) yang mengakibatkan suhu alam semesta akibat ekspansi menjadi K. Dengan suhu ini muncul interaksi atau gaya baru, yaitu interaksi kuat. Pada masa ini, terdapat tiga interaksi: gravitasi, interaksi kuat (strong interaction) dan gabungan elektromagnetik-lemah (weakelectromagnetic). Karena terjadi pembrojolan (emerged) interaksi kuat, maka terjadi membrojol pula partikel quark yang mengalami interaksi kuat. (Hardiansyah, 2009:9) Pada tahun 1981 Alan Guth menerbitkan sebuah solusi untuk masalah ekspansi alam semesta dan meramalkan bahwa ketika alam semesta masih sekitar lamanya Lange:17) detik dari t 0,terjadi ekspansi besar-besaran. (Benjamin Dari pendapat di atas dapat d simpulankan bahwa, Setelah inflasi sepersejuta detik setelah Big Bang, alam semesta terus berkembang tapi tidak begitu cepat. Seperti mengembang, menjadi kurang padat dan mendingin. Pada

6 detik pertama, alam semesta terdiri dari partikel dasar dan energi: quark, elektron, foton, neutrino, dan partikel-partikel ini menghancurkan bersama-sama untuk membentuk proton dan neutron. Proton dan neutron yang datang bersama-sama untuk membentuk inti dari unsur-unsur sederhana seperti: hidrogen, helium dan lithium. Sedangkan pada waktu t s dari t = 0, alam semesta panas dan padat. Maka penjelasan sederhana untuk spektrum latar belakang termal adalah bahwa s dan masalah radiasi berada dalam kesetimbangan termal. Ini adalah model big bang termal. (Rain dan Thomas: 62) (Lange :24), berpendapat bahwa pada masa alam semesta akibat ekspansi menjadi detik dari t Kelvin, dengan suhu, suhu Kelvin, maka interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah mulai memisah. Dari sini membrojol partikel lepton yang mengalami interaksi lemah. Di masa ini, empat gaya atau interaksi yang disepakati oleh para ilmuwan sebagai pengatur dan penyeimbang seluruh proses semesta membrojol secara lengkap, yaitu: Interaksi gravitasi, interaksi kuat, interaksi elektromagnetik. Menurut teori kosmologi fase transisi, selama detik pertama setelah ledakan dahsyat tidak ada banyak perbedaan antara interaksi lemah dan elektromagnetik (Mukhanov, 2005:6). Dari pendapat para pakar di atas dapat di simpulkan bahwa pada waktu dalam sejarah alam semesta adalah salah satu di mana sebagian besar energi dalam bentuk radiasi-berbeda dalam gelombang cahaya, gelombang radio dan sinar ultraviolet. Energi ini adalah sisa dari bola api primordial, dan sebagai alam semesta mengembang, gelombang radiasi membentang dan diencerkan sampai hari ini, mereka membuat cahaya redup microwave yang membasuh seluruh alam semesta. Pada saat dengan suhu detik dari t = 0, suhu semesta berkisar 10 K. Di masa ini, K, quark mampu bergabung membentuk hadron. Yang dimaksud hadron adalah partikel yang tersusun dari quark. Terdapat dua jenis hadron, yaitu baryon yang tersusun dari tiga quark dan meson yang tersusun dari dua quark.

7 Partikel baryon terdapat dua jenis, yaitu nukleon, merupakan baryon yang menyusun inti atom dan hiperon, merupakan baryon yang bukan penyusun inti atom. (Hardiansyah, 2009:10) Sedangkan galaksi terbentuk pada waktu 6 x10 8 yrs. Galaksi adalah sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu antariksa yang membentuk suatu kelompok yang sangat besar sehingga dapat diamati ditengah luasnya alam semesta (Bauman: 11) saya disini hanya sedikit menjelaskan mengenai pembentukan galaksi bima sakti, dimana galaksi bima sakti terbentuk dari jatuhan gas awan yang sangat cepat. Bintang-bintang yang di bentuk pada awal runtuhnya dipertahankan oleh dinamika logam gas. (Chiappini, 2001:7) Skenario Big Bang hanya mengasumsikan bahwa ruang, waktu, dan energi sudah ada. Tapi itu memberitahukan kita tentang apa-apa dan bagaimana mereka berasal atau mengapa alam semesta dilahirkan panas dan padat untuk memulainya. (David, 2012:8) Dan ketika pada waktu tiga menit setelah t= 0, suhu semesta menjadi K, proton dan neutron bergabung membentuk inti atom. Kemudian, tahun dari t = 0, barulah terbentuk atom. Pada masa ini suhu menjadi 4 10 K, dan inti atom mampu bergabung dengan elektron untuk membentuk atom. Dengan kata lain, atom baru terbentuk setelah tahun setelah t 0. setelah itu, semesta berkembang seperti semesta yang kita huni sekarang ini. (Hardiansyah,2009:10) Alam Semesta mengembang secara aseleratif karena momentum dari dentuman besar. (Perlmutter, 2011) Teori-Teori Pembentukan Alam Semesta Teori Big Bang Menurut teori big bang alam semesta berawal dari suatu ledakan besar yang menghamburkan seluruh isi alam semesta ke segala arah ruang (Anugraha, 2011: 137). Perkembangan teori Dentuman Besar tidak bisa dilepaskan dari amatan Edwin Hubble mengenai pergeseran merah (red-shift). Pada tahun 1929 Hubble

8 merumuskan sebuah hubungan sederhana antara kecepatan galaksi dan jaraknya: Dimana: v Hd (2) v =Laju Galaksi H =Tetapan Hubble d = Jarak Galaksi Dari Bumi Hukum ini kemudian dikenal sebagai hukum muaian kosmik. Pergeseran merah merupakan suatu amatan Hubble mengenai laju gerak semesta. Dari pergeseran merah inilah kemudian embrio teori dentuman Besar bermula. Bahwa semesta berkembang merupakan suatu tafsiran yang paling memungkin untuk memahami fenomena pergeseran merah pada semesta. Pergeseran merah merupakan petanda bahwa semesta berkembang. Jika semesta berkembang, maka ada satu titik di mana menjadi pusat dari pengembangan semesta. Titik inilah yang memunculkan gagasan bahwa semesta memiliki titik mula.( Hardiansyah, 2009:7) Peristiwa fisis ekspansi alam semesta ini melahirkan teori besar yaitu jika setiap galaksi bergerak saling menjauh, berarti dimasa lampau jarak mereka lebih dekat, jika kita menengok lebih jauh lagi, akan di dapati seluruh galaksi dan materi lainnya mula-mula berada pada titik singularitas dengan kerapatan dan temperature tak hingga besar. Teori ini di kenal sebagai hipotesis big bang (ledakan besar).(anugraha, :165 ) II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara teoritis yang dilakukan di KK Fisika Teori, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 2 bulan mulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2013, dengan kegiatan meliputi penelusuran literature melalui internet (jurnal dan teks book). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kerapatan Vakum Alam Semesta

9 Energi vakum merupakan bentuk konstanta kosmologi yang muncul sebagai elemen penting dalam skenario inflasi alam semesta pada awal tahun (Kragh, 1997:60) Vakum energi adalah energi latar belakang mendasari yang ada di ruang sepanjang seluruh alam semesta. Satu kontribusi ke energi vakum mungkin dari partikel virtual yang dianggap pasangan partikel yang berkedip ke keberadaan dan kemudian memusnahkan dalam waktu yang terlalu pendek untuk mengamati. Mereka diharapkan untuk melakukan tempat ini, seluruh alam semesta. Perilaku mereka dikodifikasi dalam Prinsip Ketidakpastian Heisenberg energy time. (Saunders & Brown, 1991) Dari sudut pandang teori medan kuantum, Ruang kosong dicirikan oleh "nol - titik energi" yang memiliki properti yang terkait dengan tekanan negatif dan dengan demikian membuat ruang memperluas. Untuk banyak fisikawan dan ahli kosmologi, konstanta kosmologis dan rapatan energi titik nol-vakum adalah hanya dua nama untuk hal yang sama. (Kragh, 1997 :3) Berdasarkan pengamatan perlmutter et al (Hans et al, 2006:16) bahwa massa vakum energi kosmis diharapkan berkontribusi sekitar 70% total massa alam semesta. Energi yang vakum telah mendominasi awal alam semesta, dimana energi ini menyebabkan percepatan perluasan alam semesta. Dalam (Braatz,2009) Dimana kerapatan vakum alam semesta dapat di tentukan dengan persamaan berikut ini: vac 2 2 3H C (8) 8 G Dimana :

10 vac Kerapatan Vakum G = Tetapan Gravitasi C = Kecepatan Cahaya Dimana nilai H = H 0 (100 km/s Mpc), sedangkan nilai kecepatan cahaya = (3 x 10 8 m/s), dan nilai tetapan Grafitasinya (6.67 x Nm 2 /kg 2 ), jadi kerapatan vakum alam semesta, yaitu: vac vac 2 2 3H C 8 G (72km/ s Mpc).(3x (3.14).(6.67x10 Nm ,7 x10 m / s) / kg kg/ m 2 2 ) 3 Dari hasil satelit WMAP percobaan mendukung keberadaan materi gelap pada awal alam semesta dalam jumlah sebanding dengan mereka hari ini, menunjukkan bahwa materi gelap adalah spesies panjang. (Rubin, 1998:109) Dalam astronomi Dark Matter adalah materi yang tidak memancarkan atau memantulkan radiasi elektromagnetik lain atau cahaya, sehingga tidak dapat langsung dideteksi melalui astronomi optic atau radio. (Pretzl 2000;4) Pengamatan terhadap Dark Matter ini dilakukan dengan mengamati efek gravitasi yang dialami oleh materi yang terlihat dan lensa gravitasi latar belakang. (Cevallos 2004: 1) Sedangkan Penjelasan sederhana untuk energi gelap adalah energiterkait dengan ruang hampa, secara matematikanya setara dengan konstanta kosmologi. (Friemen et al. 2008:41)

11 Materi gelap memiliki kosekuensi bagi evolusi alam semesta dan struktur didalamnya. Alam semesta harus sesuai dengan salah satu dari tiga jenis model alam semesta yaitu alam semesta terbuka, datar dan tertutup. Total massa dan energi dialam semesta menentukan mana dari tiga model alam semesta. ( Mickle, 2008;2) Adanya materi gelap dapat di percaya melalui adanya gerak bintang, galaksi, dan gugusan galaksi, tetapi ada alternatif seperti dimodifikasi Newtonian dinamika. Dengan mengukur kecepatan objek-objek astronomi ini, kita tahu bahwa massa harus cukup untuk menjaga bintang, galaksi atau kluster galaksi dari tecerai berai. Dalam hal pengukuran kecepatan skala besar, jumlah materi-materi barion atau bercahaya adalah hanya sebagian kecil dari total massa diperlukan untuk menjaga objek bersama-sama. Ini massa yang hilang karena itu disebut sebagai materi gelap. Materi gelap penting karena membantu menjelaskan perbedaan dalam kurva galaksi yang rotasi bintang di daerah luar galaksi elips yang mana bintang menunjukkan kecepatan lebih tinggi daripada diharapkan, menunjukkan adanya materi gelap di galaksi.

12 Gambar : 3 Komposisi Alam Semeta Sumber : David I. Alles Gambar 3 menunjukkan bahwa hasil data dari WMAP bahwa komposisi alam semesta sekarang meliputi 4,6 % atom, terdiri dari bintang dan planet, 23 % materi gelap dari alam semesta. Materi gelap tidak dapat memancarkan atau menyerap cahaya. Kemudian 72 % dari alam semesta terdiri dari energi gelap. Sedangkan komposisi alam semetsa Pada 13,7 milyar tahun yang lalu terdiri dari neutrino 10 %, photon 15%, atom 12 % dan materi gelap 63 %. Jadi, kesimpulan dari grafik diatas menunjukkan bahwa pada 13,7 milyar tahun yang lalu alam semesta lebih dominan terisi materi gelap sedangkan sekarang alam semesta didominasi oleh energi gelap. Para ahli astronomi berpendapat bahwa gravitasi dari Dark Matter dan materi biasa dapat memperlambat ekspansi alam semesta, akan tetapi kekuatan gravitasi dari Dark Matter belum mampu melawan besarnya energy yang membuat alam semesta terus mengembang. Jadi sepanjang Dark Energy dialam semesta lebih banyak dibandingkan dengan Dark Matter dan materi normal, maka alam semesta akan terus mengembang. IV. Kesimpulan dan Saran Adapun simpulan dari hasil penilitian dan pembahasan di atas yaitu alam semesta berawal dari peristiwa big bang yang terjadi pada dari 0 t.

13 Dimana Alam semesta dimulai dengan sebuah bencana yang menghasilkan ruang dan waktu, serta semua materi dan energi alam semesta akan terus ada. Persamaan Friedmann menggambarkan perluasan alam semesta. Teori big bang memprediksikan bahwa alam semesta ini harusnya mengembang, yang di mulai keadaan yang sangat panas dan pada masa lalu, yang jangka waktunya berhingga dari sekarang. Perbandingan alam semesta pada awal terbentuknya teori big bang dengan alam semesta sekarang yaitu pada awal big bang atau Pada 13,7 milyar tahun yang lalu komposisi alam semesta itu terdiri dari neutrino 10 %, photon 15%, atom 12 % dan materi gelap 63 %. Sedangkan komposisi alam semesta sekarang meliputi 4,6 % atom, terdiri dari bintang dan planet, 23 % materi gelap dari alam semesta. Materi gelap tidak dapat memancarkan atau menyerap cahaya. Kemudian 72 % dari alam semesta terdiri dari energi gelap. Jadi, perbandingan alam semesta sekang dan pada awal big bang atau pada 13,7 milyar tahun yang lalu alam semesta lebih dominan terisi materi gelap sedangkan sekarang alam semesta didominasi oleh energi kelam. Saran 1. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar kiranya melakukan penelitian mengenai unsur-unsur yang terkandung pada awal pembentukan alam semesta. 2. Diharapkan untuk seluruh mahasiswa geografi agar kiranya melakukan pengkajian lebih dalam mengenai alam semesta. 3. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka peneliti mengharapkan saran atau perbaikan dari penelitian ini demi kesempurnaan atau kelengkapan penelitian ini. DATAR PUSTAKA Anugraha,Rinto Teori Relativitas Dan Kosmologi. Yogyakarta:UGM A Marusek,James A Thesis on the Structure of the Universe Alles,David,L The Evolution of the Universe.Western Washington University.

14 Archive Wilson Mt The Hubble Law An Introductory Astronomy Lab. hubblelaw_students2.doc Cevallos Marissa Distribution And Detectability Of Dark Matter In The Present Universe. Research Science Institute Kragh,Helge. Quasi-Steady-State And Related Cosmological Models: A Historical Review. Centre for Science Studies, Aarhus University, Denmark. Kragh, Helge. What s in a Name: History and Meanings of the Term Big Bang Liddle,Andrew An Introduction to Modern Cosmology. University of Sussex. Meierovich,E Boris To The Theory Of The Universe Evolution. arxiv: v1 [gr-qc] 12 Jan 2012 Mukhanov, Viatcheslav Physical foundations of Cosmology. Cambridge University Press: New York. Mickle E Ronald The Search For Dark Matter Using Gravitational Lensing. Denver, Colorado Ronald E. Mickle Magueijo dan Baskerville. Big Bang Riddles And Their Revelations. London: Theoretical Physics, The Blackett Laboratory, Imperial College, Prince Consort Road, SW7 2BZ, U.K. Pertlmutter saul Supernovae, Dark Energy, and the Accelerating Universe American Institute of Physics, S Pretzl Klaus In Search Of Dark Matter In The Universe. SPATIUM Published by the Association Pro ISSI twice a year Raine,Derek An Introduction to the Scienceof Cosmology.Department of Physics and Astronomy University of Leicester,UK:London. Ryden,Barbara Introduction To Cosmology.The Ohio State University Rubin Vera Dark Matter In The Universe. Scientific American Presents. Copyright 1998 Scientific American, Inc. Suteja,Hardiansyah The New Cosmology: Its Implications to Religiousity. Dept. of Complexity Research on Religion and Tradition of Institute for Perennial Studies.

15

EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA

EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA EFEK DARK MATTER TERHADAP EKSPANSI ALAM SEMESTA Marthen Wayong Nim.451409087 Program Studi S1 Pendidikan Geografi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau

Teori Big Bang. 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut

Lebih terperinci

Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia

Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia Asal-usul dan Evolusi Alam Semesta Julieta Fierro, Susana Deustua, Beatriz Garcia International Astronomical Union, Universidad Nacional Autónoma de México, México Universidad Tecnológica Nacional, Mendoza,

Lebih terperinci

STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA.

STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA. STUDI FUNDAMENTAL RADIASI LATAR GELOMBANG MIKROKOSMIK ALAM SEMESTA. Yeyen, Muhammad Yusuf *, Ahmad Zainuri ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:yeyenarjo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pada salah satu cabang ilmu fisika yaitu kosmologi merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Kosmologi merupakan ilmu yang mengulas alam semesta beserta dinamikanya.

Lebih terperinci

Galaksi. Ferry M. Simatupang

Galaksi. Ferry M. Simatupang Ferry's Astronomy Page Galaksi Ferry M. Simatupang Galaksi adalah suatu sistem bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya saling mempengaruhi secara gravitasional. Matahari kita (bersama-sama

Lebih terperinci

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan?

ALAM SEMESTA. Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? ALAM SEMESTA Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta

Lebih terperinci

TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI

TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI TINJAUAN DARK MATTER TERHADAP PEMBENTUKAN GALAKSI Elin M. Kabi, Muhammad Yusuf *, Nova E. Ntobuo ** Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:elinkabi@ymail.com

Lebih terperinci

JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR

JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR JAGAD RAYA TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA TEORI LEDAKAN BESAR Menurut teori ini dijelaskan bahwa jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan

Lebih terperinci

BUMI DAN ALAM SEMESTA

BUMI DAN ALAM SEMESTA BUMI DAN ALAM SEMESTA ALAM SEMESTA Universe (alam semesta berasal dari bahasa Perancis kuno (Univers/Universum), dari kata : #Uni yang berarti satu #Vorsum yang berarti sesuatu yang berputar, menggulung,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Tes Seleksi Olimpiade Astronomi

Lebih terperinci

sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan

sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang kajian fisika yang paling menarik dan berkembang sangat pesat adalah kosmologi, yaitu studi tentang asal-mula, isi, bentuk, dan evolusi alam semesta.

Lebih terperinci

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB

BAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB BAB III Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB III.1 Penyebab Fluktuasi Struktur di alam semesta berasal dari fluktuasi kuantum di awal alam semesta. Akibat pengembangan alam semesta, fluktuasi

Lebih terperinci

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit Pilihan Berganda, 20 Soal 1. Jika jarak rata-rata planet Mars adalah 1,52 SA dari Matahari, maka periode orbit planet Mars mengelilingi

Lebih terperinci

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS SISTEM MATAHARI Bumi dan planet-planet yang beredar sekitar matahari merupakan suatu alam yang teratur yang dimensinya sangat besar bagi ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem inti dapat dipelajari melalui kesatuan sistem penyusun inti sebagai akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi proton

Lebih terperinci

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Satuan Besaran dalam Astronomi Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar X.3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsipprinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian dan aturan angka penting) X.4.1 Menyajikan

Lebih terperinci

MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB

MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB MISTERI JAGAT BAYI (BABY UNIVERSES), LUBANG HITAM DAN JAGAT GAIB AGUS SISWANTO Jagat Raya berawal dari singularitas (titik awal) yang kemudian terjadi Big Bang (Dentuman Besar). Namun teori ini tidak menjawab

Lebih terperinci

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. ILMU FISIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DEFINISI ILMU FISIKA? Ilmu Fisika dalam Bahasa Yunani: (physikos), yang artinya alamiah, atau (physis), Alam

Lebih terperinci

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah

SIFAT BINTANG. Astronomi. Ilmu paling tua. Zodiac of Denderah PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar

Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar PERTEMUAN KE 2 Ide Dasar: Matahari dan bintang-bintang menggunakan reaksi nuklir fusi untuk mengubah materi menjadi energi. Bintang padam Ketika bahan bakar nuklirnya habis. SIFAT BINTANG Astronomi Ilmu

Lebih terperinci

MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI. Ahmad Sudirman

MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI. Ahmad Sudirman MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI Ahmad Sudirman Pendidikan teknik CAD, CAM dan CNC (3CTEQ) STOCKHOLM, 9 Januari 2014 1 MENGAPA ENERGI GELAP SANGAT RINGAN SEKALI Copyright 2014 Ahmad Sudirman*

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.1 1. UNAS 2014 Menurut teori Dentuman Besar, Jagatraya terbentuk karena.... jagatraya bersifat statis, tidak bermula dan berakhir

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1

Xpedia Fisika. Soal Fismod 1 Xpedia Fisika Soal Fismod 1 Doc. Name: XPPHY0501 Version: 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02 : Sebuah botol tertutup berisi 100 gram iodin radioaktif. Setelah 24 hari, botol itu berisi 12,5 gram iodin

Lebih terperinci

Oleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB

Oleh : Chatief Kunjaya. KK Astronomi, ITB Oleh : Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB Kompetensi Dasar XI.3.10 Menganalisis gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum XII.3.1 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti Radio Aktivitas dan Reaksi Inti CHATIEF KUNJAYA KK ASTRONOMI, ITB Reaksi Inti di Dalam Bintang Matahari dan bintang-bintang umumnya membangkitkan energi sendiri dengan reaksi inti Hidrogen menjadi Helium.

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak model fisika partikel yang dikembangkan oleh fisikawan untuk mencoba menjelaskan keberadaan partikel-partikel elementer serta interaksi yang menyertainya.

Lebih terperinci

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Medan Magnet Benda Angkasa Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB Kompetensi Dasar XII.3.4 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi XII.4.4 Melaksanakan pengamatan induksi

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda.

Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Review Model Atom Model Atom Dalton Atom menyusun elemen dengan bilangan sederhana. Setiap atom dari elemen yang berbeda memiliki massa yang berbeda. Model Atom Thomson Secara garis besar atom berupa bola

Lebih terperinci

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu

Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu Apakah bintang itu? Jika malam datang dan langit sedang cerah, pergilah ke halaman rumah lalu lihatlah ke langit. Indah bukan? Benda di angkasa yang berkelap-kelip memancarkan cahaya itulah bintang. Apakah

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2012 Waktu 180 menit Nama Provinsi Tanggal Lahir.........

Lebih terperinci

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka )

Lembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Lembar Pengesahan JURNAL Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Oleh La Sabarudin 4 4 97 Telah diperiksa dan disetujui oleh TELAAH FUNDAMENTAL

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI

SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI SOAL SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG ASTRONOMI Waktu Jumlah Soal : 150 menit : 30 Soal 1. Bintang A memiliki tingkat kecemerlangan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Bintang B. Bintang

Lebih terperinci

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang

Populasi Bintang. Ferry M. Simatupang Ferry's Astronomy Page Populasi Bintang Ferry M. Simatupang Populasi bintang adalah kelompok bintang-bintang dalam skala galaktik, yang memiliki kesamaan usia, lokasi, kinematik, dan komposisi kimia (terutama

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI BIDANG ASTRONOMI Waktu : 180 Menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta

Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta B-8 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 7-5 (-98X Print) Pengaruh Konstanta Kosmologi Terhadap Model Standar Alam Semesta Muhammad Ramadhan dan Bintoro A. Subagyo Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut

Lebih terperinci

FISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)

FISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s) No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada

Lebih terperinci

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi :

Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Bahan Minggu XV Tema : Pengantar teori relativitas umum Materi : Teori Relativitas Umum Sebelum teori Relativitas Umum (TRU) diperkenalkan oleh Einstein pada tahun 1915, orang mengenal sedikitnya tiga

Lebih terperinci

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR?

BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? BENARKAN TAHUN INI ADA MATAHARI KEMBAR? Anak saya dan beberapa sahabat di Banjarmasin terperangah ketika membaca berita harian Banjarmasin Post edisi Senin 24 Januari 2011 pada halaman pertama memuat sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Upaya para fisikawan, khususnya fisikawan teoretik untuk mengungkap fenomena alam adalah dengan diajukannya berbagai macam model hukum alam berdasarkan

Lebih terperinci

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang

EVOLUSI BINTANG. Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang EVOLUSI BINTANG EVOLUSI BINTANG Adalah proses panjang yang dialami sejak kelahiran sampai dengan kematian. bintang lahir, berkembang dan akhirnya padam Terbentuknya bintang Bintang-bintang lahir di nebula,

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( )

KELOMPOK 1 Anggi Juliansa ( ) Reza AlFajri ( ) BUMI DAN TATA SURYA KELOMPOK 1 Anggi Juliansa (121020220001) Reza AlFajri (121020220008) Alam semesta ini terdiri dari semua materi termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam

Lebih terperinci

Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia

Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 Laju Pengembangan Alam Semesta Berdasarkan Data Supernova Tipe Ia Fitri Rahma Yanti 1*, Wildian 1, Premana W. Premadi 2 Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

7. EVOLUSI BINTANG 7.1 EVOLUSI BINTANG PRA DERET UTAMA

7. EVOLUSI BINTANG 7.1 EVOLUSI BINTANG PRA DERET UTAMA 7. EVOLUSI BINTANG 146 P a g e Seperti mahluk hidup lainnya, bintang juga mengalami proses lahir berkembang dan mati. Umur bintang bergantung pada massanya. Makin besar massa bintang makin singkat umurnya,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM 1 MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM Tujuan instruksional umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang radiasi benda hitam Tujuan instruksional khusus : Dapat menerangkan tentang radiasi termal

Lebih terperinci

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha 1. Pulsar, Bintang Netron, Bintang dan Keruntuhan Gravitasi 1A. Pulsar Pulsar atau Pulsating Radio Sources pertama kali diamati

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Tes Seleksi Olimpiade Astronomi Tingkat Kabupaten/Kota 2010 Waktu : 150 menit Nama Provinsi Tanggal

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Analisis Data Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL ASTRONOMI Ronde : Teori Waktu : 240 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2014

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom

Lebih terperinci

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy

Info Astronomy JELAJAH SEMESTA. Penerbit Info Astronomy Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Penerbit Info Astronomy JELAJAH SEMESTA Oleh: Info Astronomy Hak Cipta 2013 by Info Astronomy Penerbit Info Astronomy www.infoastronomy.uni.me info.astronomy@gmail.com Desain

Lebih terperinci

Raksasa Merah di Rasi Carinae

Raksasa Merah di Rasi Carinae 2017 Raksasa Merah di Rasi Carinae Suryadi Siregar Astronomy Research Group Center for Advances Sciences Bld Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Email: Suryadi@as.itb.ac.idnomy

Lebih terperinci

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

JAWABAN DAN PEMBAHASAN JAWABAN DAN PEMBAHASAN 1. Dalam perjalanan menuju Bulan seorang astronot mengamati diameter Bulan yang besarnya 3.500 kilometer dalam cakupan sudut 6 0. Berapakah jarak Bulan saat itu? A. 23.392 km B.

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Kimia

Pengantar Ilmu Kimia Bab1 Pengantar Ilmu Kimia Kimia : Ilmu Pengetahuan bagi Abad 21 Kesehatan dan Pengobatan Sistem sanitasi Operasi dengan anestesi Vaksin dan antibiotik Energi dan Lingkungan Energi Fosil Energi Surya Energi

Lebih terperinci

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani. GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa

Lebih terperinci

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya Raja Kerajaan Tata Surya Matahari merupakan salah satu bintang di antara milyaran bintang yang ada di galaksi kita. Seperti bintang yang lainnya, Matahari merupakan bola gas panas raksasa yang sangat terang.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen 1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara

Lebih terperinci

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2 Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 3 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 3 (2013), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. I, No. (01), Hal. 1-17 ISSN : 7-804 Aplikasi Persamaan Einstein Hyperbolic Geometric Flow Pada Lintasan Cahaya di Alam Semesta Risko 1, Hasanuddin 1, Boni Pahlanop Lapanporo 1, Azrul

Lebih terperinci

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL Oleh: Fahrizal Eko Setiono RADIASI BENDA HITAM Benda hitam adalah benda yang yang dapat menyerap semua radiasi yang dikenakan padanya. Radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Urai astri lidya ningsih 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura; e-mail: nlidya14@yahoo.com

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014 NAMA PROVINSI TANGGAL LAHIR ASAL SEKOLAH KABUPATEN/ KOTA TANDA TANGAN 1. Dilihat dari Bumi, bintang-bintang tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan berpikir yang runtut, yakni berupa kaitan logis antara konsepkonsep

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya

Lebih terperinci

Xpedia Fisika DP SNMPTN 03

Xpedia Fisika DP SNMPTN 03 Xpedia Fisika DP SNMPTN 03 Doc. Name: XPFIS9908 Version: 2012-12 halaman 1 01. Pertanyaan 51-52 : Sebuah bola besi diluncurkan mendatar dengan kelajuan v dari tepi sebuah meja dengan ketinggian h dari

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI A. Ruang Lingkup Geografi 1. Gejala-gejala dibedakan Aspek fisik: gejala-gejala yang beraitan dengan menjadi 2 aspek, antara alam. lain: Aspek sosial: Antroposfer (manusia), hewan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari mana datangnya dunia? Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pertanyaan di atas selalu ada dan setiap zaman memiliki caranya masing-masing dalam menjawab.

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi. IV.1 Model Concordance

BAB IV. Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi. IV.1 Model Concordance BAB IV Analisis Power spectrum CMB dan Power spectrum Galaksi IV.1 Model Concordance Fisikawan teoritis hanya dapat menduga bentuk power spectrum dari pemodelan berdasarkan alam semesta mengembang dengan

Lebih terperinci

Cahaya sebagai bentuk informasi dari langit Teleskop sebagai kolektor cahaya

Cahaya sebagai bentuk informasi dari langit Teleskop sebagai kolektor cahaya CAHAYA & TELESKOP Cahaya sebagai bentuk informasi dari langit Teleskop sebagai kolektor cahaya Kompetensi Dasar: Memahami konsep cahaya sebagai bentuk informasi dari langit dan mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

Suatu Perpaduan Pemikiran Falsafi, Ilmu Qalami Dan Tasawufi. Bekal Renungan Para Sufi Menemukan Jati Diri

Suatu Perpaduan Pemikiran Falsafi, Ilmu Qalami Dan Tasawufi. Bekal Renungan Para Sufi Menemukan Jati Diri Suatu Perpaduan Pemikiran Falsafi, Ilmu Qalami Dan Tasawufi Bekal Renungan Para Sufi Menemukan Jati Diri Alam semesta ini pada hakikatnya fana, ada penciptaan, ada proses dari tiada menjadi ada, dan akhirnya

Lebih terperinci

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON

FISIKA. Sesi TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON B. TEORI ATOM THOMSON FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN TEORI ATOM A. TEORI ATOM DALTON 1. Atom adalah bagian terkecil suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi.. Atom suatu unsur serupa semuanya, dan tak

Lebih terperinci

Beranda SK-KD Indikator Materi Latihan Soal Uji Kompetensi Referensi Penyusun. Rela Berbagi Ikhlas Memberi

Beranda SK-KD Indikator Materi Latihan Soal Uji Kompetensi Referensi Penyusun. Rela Berbagi Ikhlas Memberi RADIASI BENDA HITAM SMA Kelas XII Semester 2 Standar Kompetensi 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma fisika modern

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Pengembangan Alam Semesta

Pengembangan Alam Semesta Pengembangan Alam Semesta Ricardo Moreno, Susana Destua, Rosa M. Ros, Beatriz García Colegio Retamar de Madrid, España Space Telescope Science Institute, Estados Unidos Universidad Politécnica de Cataluña,

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Fisika

UN SMA IPA 2009 Fisika UN SMA IPA 009 isika Kode Soal P88 Doc. Version : 0-06 halaman 0. itria melakukan perjalanan napak tilas dimulai dari titik A ke titik B : 600 m arah utara; ke titik C 400 m arah barat; ke titik D 00 m

Lebih terperinci

Ruang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati

Ruang Lingkup IPA. Ilmu alamiah dasar -4. Dini Rohmawati Ruang Lingkup IPA Ilmu alamiah dasar -4 Dini Rohmawati dini_rohmawati@uny.ac.id Flash back Hakekat IPA Flash back FACTS EVENTS SCIENCE Flash back Flash back Kualitatif Kuantitatif IPA IPA Alam semesta

Lebih terperinci

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat dualisme partikel dan gelombang

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi

POSITRON, Vol. II, No. 1 (2012), Hal ISSN : Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi Efek Reaksi Balik Gelombang Gravitasi pada Lensa Gravitasi Imamal Muttaqien 1) 1)Kelompok Keahlian Astrofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,

Lebih terperinci