BERITA ACARA DAN PROBLEMATIKANYA. Disusun oleh : DRS.H.M. ALWI MALLO.MH.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BERITA ACARA DAN PROBLEMATIKANYA. Disusun oleh : DRS.H.M. ALWI MALLO.MH."

Transkripsi

1 BERITA ACARA DAN PROBLEMATIKANYA Disusun oleh : DRS.H.M. ALWI MALLO.MH. PENDAHULUAN Sifat acara pemeriksaan perkara di depan sidang pengadilan di Indonesia berdasarkan HIR dan R.Bg. dilakukan secara lisan yang berarti dilakukan dengan kontak langsung berupa tanya jawab dengan lisan antara majelis hakim dengan para pihak, begitupula sewaktu mendengar keterangan saksi-saksi; Atas dasar pemeriksaan seperti itu, hakim dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh pihak pencari keadilan, sangat memerlukan seseorang untuk membantu mencatat jalannya pemeriksaan dipersidangan. Undang-Undang telah menentukan bahwa tugas tersebut diberikan kepada Panitera/Panitera Pengganti yang berkewajiban membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang dipengadilan. Berdasarkan catatan yang dibuat oleh Panitera/Panitera Pengganti disusunlah Berita Acara Sidang yang sangat berguna bagi hakim dalam menyusun putusan, oleh karena pentingnya Berita Acara Sidang tersebut, sehingga pembuatan atau penyusunannya harus dilakukan dengan cermat, teliti dan hati-hati, agar akurasinya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan; PENGERTIAN BERITA ACARA Kata berita acara merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata yaitu kata berita dan acara. Menurut bahasa kata berita berarti :Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa, kabar, pemberitahuan, pengumuman. Sedangkan kata acara berarti : 1. Hal atau pokok yang akan dibicarakan; 1

2 2. Hal atau isi karangan; 3. Kegiatan yang dipertunjukkan, disiarkan atau diperlombakan; 4. Pemeriksaan dalam pengadilan; 5. cara. Dalam bahasa Belanda berita acara disebut dossier atau process verbal atau verslag yang artinya berita acara atau berkas perkara. Sebutan yang hampir sama dalam bahasa Inggris disebut dossier atau official report yang berarti juga berita acara. Menurut istilah dijelaskan oleh M. Yahya Harahap,SH. (mantan Hakim Agung ), bahwa berita acara dilihat dari segi hukum adalah akta resmi yang mempunyai nilai autentik karena dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang, sedangkan bila dilihat dari segi fungsinya berita acara adalah akta resmi yang memuat segala kejadian di persidangan pengadilan yang terkait dengan perkara yang diperiksa sebagai dasar pembuatan putusan. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Berita Acara Sidang adalah akta yang dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang tentang proses pemeriksaan perkara dalam persidangan yang dijadikan dasar atau bahan bagi hakim dalam membuat putusan. Sebagai akta autentik, semua yang tercantum dalam berita acara adalah keterangan resmi, sepanjang tidak terbukti sebaliknya. Jika ada orang yang menilai berita acara tersebut palsu maka harus membuktikan kepalsuannya ( Pasal 165 HIR ). DASAR HUKUM - Pasal 185 dan186 HIR; - Pasal 197 dan 198 R.Bg. 2

3 - Pasal 97 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang berbunyi Panitera, WakilPanitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti bertugas membantu Hakim, yaitu dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan ; BENTUK BENTUK BERITA ACARA Dalam praktek di pengadilan terdapat 6 (enam) bentuk berita acara yang sering dibuat yaitu ; 1. Berita acara panggilan sidang atau yang disebut dengan relaas panggilan. Berita acara seperti ini dibuat oleh juru sita/juru sita pengganti yang berisi pemberitahuan atau panggilan kepada pihak untuk menghadiri sidang yang disertai pernyataan bertemu atau tidak dengan pihak yang dipanggil; 2.Berita acara sidang adalah berita acara yang dibuat oleh Panitera/Panitera Pengganti yang mengikuti persidangan. Berita acara sidang merupakan rekaman peristiwa yang terjadi dalam persidangan yang berhubungan dengan perkara; 3. Berita acara pemeriksaan setempat ( descente ), berita acara ini juga termasuk berita acara sidang, hanya saja tempat persidangannya bukan di dalam ruang sidang melainkan dilokasi tempat objek sengketa, Pemeriksaan setempat dapat dibuka di ruang sidang kemudian berangkat ke tempat objek barang kemudian kembali keruang sidang untuk menutup persidangan atau dapat juga dibuka dan ditutup di kantor kelurahan bahkan dapat juga dibuka dan ditutup dilokasi objek sengketa; 4. Berita acara aanmaning, yaitu berita acara yang dibuat dipersidangan pada saat pihak yang kalah di aanmaning atau ditegur agar melaksanakan putusan dengan suka rela; 5. Berita acara eksekusi yaitu berita acara yang dibuat oleh Panitera/Juru Sita/ juru sita pengganti pada saat pelaksanaan eksekusi; 6. Berita acara penyitaan yaitu berita acara yang dibuat oleh juru sita/ juru sita pengganti sewaktu atau setelah melakukan penyitaan terhadap barang 3

4 barang objek sengketa yang merupakan milik penggugat atau tergugat atau keduanya; FUNGSI BERITA ACARA SIDANG Berita acara sidang mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1. Sebagai dasar bagi hakim dalam menyusun putusan ; 2. Sebagai landasan dalam menilai putusan tingkat pertama dalam pemeriksaan tingkat banding ; 3. Sebagai bagian dari dokumentasi pengadilan; 4. Sebagai rujukan dalam membuat pengganti putusan; 5. Sebagai bahan informasi ilmu pengetahuan; TEKNIS PEMBUATAN BERITA ACARA SIDANG Pembuatan berita acara sidang menggunakan kertas A4 70 gram. Margin atas dan bawah berjarak 3 cm, margin kiri 4 cm dan margin kanan 2 cm. jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya 1,1/2 spasi, dengan menggunakan huruf font arial 12. Format atau bentuk berita acara sidang menggunakan format balok atau segi empat atau format iris talas. Kalau format balok, kertas di bagi dua seperdua bagian kiri diisi dengan pertanyaan dan seperdua bagian kanan disi dengan jawaban, sedangkan format iris talas kertas juga dibagi dua tapi pada kolom pertanyaan bagian kanannya berbentuk miring kebawah semakin kebawah semakin kecil, sedangkan pada kolom jawaban bagian kiri miring kebawah semakin kebawah semakin besar; Dalam menulis Tanya jawab dalam berita acara dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat langsung seperti; Apakah saudara saksi mengenal tergugat jawaban ya, saya kenal dengan tergugat, tetapi dapat juga menggunakan kalimat tidak langsung seperti atas pertanyaan ketua majelis 4

5 tergugat menyatakan akan memberi jawaban secara tertulis dan mohon diberi waktu. Kepala BAS ( Berita Acara Sidang ) memakai huruf capital tanpa diberi garis di bawahnya. Nomor perkara ditulis dengan 4 digit dan setelah kata nomor tidak memakai titik dua. Di bawah Nomor BAS untuk sidang pertama ditulis Sidang Pertama dan untuk sidang berikutnya cukup ditulis Lanjutan. Contoh: BERITA ACARA SIDANG Nomor 0003/Pdt.G/2015/PA. Ab. Sidang pertama Penulisan identitas para pihak meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal. Bila para pihak atau salah satu pihak menggunakan kuasa hukum, maka identitas kuasa hukum ditulis/diletakkan setelah identitas para pihak. Kata melawan ditempatkan di tengah-tengah ( center text) dengan menggunakan huruf kecil. Untuk menjelaskan susunan majelis ditulis dengan menggunakan kalimat Susunan majelis yang bersidang. Nama-nama majelis hakim ditulis lengkap dengan titelnya dengan menggunakan huruf capital pada awalnya, Jika susunan majelis pada BAS sidang pertama dan BAS lanjutan tidak terjadi perubahan, maka pada BAS lanjutan ditulis kalimat Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu, tetapi jika terjadi perubahan susunan majelis maka pada BAS lanjutan ditulis nama majelis yang baru; Alinea baru pada setiap kalimat pengetikannya harus masuk 5(lima) karakter(ketukan). Berita acara sidang harus diberi nomor halaman secara bersambung dari sidang pertama sampai sidang yang terakhir dan diletakkan pada sebelah kanan bawah. Semua jawaban ( termasuk dalam rekonpensi), replik, duplik, rereplik, reduplik, alat bukti tertulis dan semua surat/dokumen tertulis serta 5

6 kesimpulan para pihak, menjadi satu kesatuan dengan berita acara sidang juga diberi nomor halaman secara berurutan menurut kronologis persidangan. Pada dasarnya seorang panitera pengganti dalam mendampingi majelis hakim di persidangan bertugas mencatat semua peristiwa atau kejadian di persidangan, namun demikian seorang panitera pengganti harus pintar memilih dan memilah hanya peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan pokok perkara saja yang harus di muat dalam berita acara sidang, untuk itu seorang panitera dituntut untuk mengetahui pokok perkara yang disidangkan, tahapantahapan persidangan dan agar dapat mengikuti jalannya persidangan dengan baik perlu konsentrasi penuh terhadap pertanyaan majelis hakim dan jawaban para pihak dan dapat menulis cepat dengan singkatan-singkatan. Pembuatan berita acara sidang harus mengunakan bahasa Indonesia yang baku ( EYD ), jika ada bahasa asing, bahasa asing tersebut harus ditulis terjemahannya dalam kurung, juga harus dihindari memakai kata-kata gaul atau bahasa daerah setempat. Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan berita acara sidang, maka memperbaikinya tidak boleh menggunakan correction fluid seperti Tip-Exdan sejenisnya, tetapi harus menggunakan metode renvoi seperti : SC = Sah Coret untuk kata/kalimat yang tidak dipakai, atau SCG = Sah Coret Ganti untuk kata/kalimat yang diganti, kemudian kata penggantinya ditulis di atas kata yang dicoret, atau ST =Sah Tambah apabila ada penambahan kata, tambahannya ditulis diatasnya. Kata yang dicoret atau diganti diberi garis ( tapi tetap bisa terbaca), dan bila kalimat yang dicoret atau ditambah itu panjang dipakai Z Cross, kemudian pinggir sebelah kiri ditulis SC, ST, atau SCG baru diparaf oleh Panitera pengganti/ketua Majelis. HAL-HAL YANG HARUS TERCANTUM DALAM BAS. Suatu berita acara sidang harus memuat hal-hal sebagai berikut ; 1. Judul, Nomor perkara dan pernyataan sidang keberapa ; untuk masalah ini telah di jelaskan di atas; 6

7 2. Nama pengadilan yang memeriksa, tempat persidangan, tanggal,bulan dan tahun pelaksanaan sidang; 3. Nama, bin, agama, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal dan kedudukan para pihak yang berperkara, jika menggunakan kuasa hukum, identitas pihak principal ditulis terlebih dahulu; 4. Nama-nama majelis hakim dan panitera pengganti yang menyidangkan perkara, jika pada sidang pertama dan keduatidak berubah, maka untuk sidang berikutnya cukup ditulis susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu, tapi jika terjadi pergantian majelis, maka namanama majelis yang baru kembali ditulis lengkap; 5. Pernyataan sidang dibuka dan terbuka untuk umum; 6. Pernyataan hadir atau tidaknya para pihak yang berperkara, kalau hadir apakah dia hadir sendiri atau diwakili oleh kuasanya; 7. Keterangan tentang usaha mendamaikan para pihak oleh majelis hakim ( untuk perkara perceraian), kalau tidak berhasil maka kedua belah pihak diperintahkan mengikuti proses mediasi, selanjutnya menulis dan menetapkan nama mediator yang dipilih atau yang ditunjuk oleh majelis hakim; 8. Pernyataan sidang tertutup untuk umum ( bagi perkara yang harus tertutup untuk umum), seperti perkara perceraian; 9. Pernyataan tentang adanya pembacaan surat gugatan, jawaban, replik dan kesimpulan masing-masing pihak; 10. Dalam hal pemeriksaan bukti tertulis/surat harus ada pernyataan kalau alat bukti tersebut telah dicocokkan dengan aslinya dan diberi kode P1 dan seterusnya untuk penggugat/pemohon dan kode T1 dan seterusnya untuk tergugat/termohon; 11.Pernyataan sidang terbuka untuk umum ( apabila sidang sebelumnya dinyatakan tertutup untuk umum ); 7

8 12.Terhadap perkara yang ditunda pemeriksaannya, harus ditulis adanya penundaan sidang disertai dengan hari, tanggal, bulan dan tahun untuk sidang berikutnya. Bagi yang hadir diberitahukan agar hadir pada hari dan tanggal tersebut, sedang bagi yang tidak hadir diperintahkan kepada juru sita pengganti untuk memanggil yang bersangkutan, dan penundaan sidang harus pula disebut alasan penundaannya; contoh: sidang ditunda sampai dengan hari..tanggal untuk.; 13.Pernyataan persidangan ditutup dan penandatanganan berita acara sidang oleh ketua majelis dan panitera pengganti / panitera sidang; Apabila ketua majelis berhalangan tetap, maka berita acara sidang ditandatangani oleh hakim anggota yang lebih senior, tetapi jika panitera sidang yang berhalangan harus dicatat dalam berita acara dan disebutkan dalam putusan. Setelah Panitera Pengganti mengikuti persidangan dengan mencatat jalannya sidang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sidang, maka panitera pengganti kembali menyusun/mengetik Berita acara sidang secepat mungkin atau paling lambat sehari sebelum persidangan berikutnya dilakukan,hal ini perlu dilakukan untuk menjamin akurasi isi berita acara sidang, sebab jika penyusunan/pengetikan terlambat dilakukan Panitera pengganti dikhawatirkan tidak dapat mengingat secara detail dan sempurna apa yang terjadi dalam persidangan terutama jawaban para pihak dan keterangan-keterangan saksi, sementara pembuatan putusan sangat tergantung kepada isi berita acara sidang yang akurat, bukan sebaliknya. Contoh BAS pertama P dan T hadir 8

9 BERITA ACARA SIDANG Nomor 0002/Pdt.G/2015/PA. Ab. Sidang pertama Pengadilan Agama. yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang Pengadilan Agama tersebut pada hari.. tanggal.. atas perkara.. antara : bin/binti.. Umur. Agama Islam, Pendidikan.., Pekerjaan Tempat tinggal / kediaman di. RT.RW, Kelurahan, Kecamatan. Kota/Kabupaten.sebagai Penggugat/Pemohon; melawan..bin/binti Umur Agama Islam, Pendidikan., Pekerjaan Tempat tinggal/ kediaman di..rt.rw..,kelurah an.,kecamatan., Kota/Kabupaten.sebagai Tergugat/Termohon; Susunan Majelis yang bersidang : Nama lengkap sebagai Ketua Majelis 9

10 .. sebagai Hakim Anggota.. sebagai Hakim Anggota, dan dibantu oleh..sebagai Panitera Pengganti Setelah persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon menghadap ke persidangan; Penggugat / Pemohon menghadap sendiri ; Tergugat / Termohon menghadap sendiri ; Selanjutnya Ketua Majelis memeriksa identitas Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon, yang ternyata sesuai dengan yang tertera dalam surat gugatan/permohonan; Selanjutnya Ketua majelis mendamaikan kedua belah pihak yang berperkara agar kembali rukun membina rumah tangga, namun upaya tersebut tidak berhasil. Selanjutnya Ketua Majelis menjelaskan bahwa Penggugat/Pemohon dan Tergugat/ Termohon harus menempuh proses mediasi di Pengadilan. Setelah itu Ketua Majelis menjelaskan tatacara mediasi, lalu Ketua Majelis memberi kesempatan kepada Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon, untuk berunding guna memilih mediator yang terdaftar di Pengadilan Agama.. Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon sepakat memilih saudara(i) sebagai mediator, dan atas dasar itu Ketua Majelis menetapkan mediator tersebut dengan penetapan sebagai berikut*; Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon, sepakat menyerahkan kepada Majelis untuk menunjuk mediator, atas dasar itu Ketua Majelis menunjuk Saudara(i). Sebagai mediator dengan penetapan sebagai berikut; 10

11 Selanjutnya Ketua Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengganti untuk menyampaikan penetapan penunjukan mediator tersebut kepada mediator yang bersangkutan, kepada Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon diminta untuk menghubungi mediator yang sudah ditunjuk; Selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang ditunda sampai dengan hari tanggal.pukul.untuk memberi kesempatan kepada Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon mengikuti proses mediasi, serta memberitahu kepada penggugat/pemohon dan Tergugat/Termohon, supaya hadir kembali dalam sidang yang telah ditetapkan tersebut tanpa dipanggil lagi.* Selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang ditunda pada hari dan tanggal yang ditentukan kemudian, guna memberikan kesempatan kepada Penggugat/pemohon dan tergugat/termohon mengikuti proses mediasi ;* Setelah penundaan tersebut diumumkan, selanjutnya Ketua majelis menyatakan sidang ditutup. Demikian berita acara sidang ini dibuat dan ditandatangani oleh Ketua Majelis dan Panitera Pengganti. Panitera Pengganti, Ketua Majelis, 11

12 Contoh BAS pertama P hadir T tidak hadir BERITA ACARA SIDANG Nomor 0003/Pdt.G/2015/PA. Ab. Sidang pertama Pengadilan Agama yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama yang dilangsungkan di ruang sidang Pengadilan Agama tersebut, pada hari.. tanggal.. dalam perkara antara :.bin/binti. Umur tahun, agama Islam, pekerjaan, pendidikan, tempat kediaman di..rt..rw..kelurahan.,kecamatan..kota/ka bupaten sebagai Penggugat/Pemohon; melawan..bin/binti umur.tahun, agama Islam,pekerjaan.,pendidikan, tempat kediaman di RT..RW..,Keluraha n/desa..kecamatan. Kabupaten/Kota sebagai tergugat/termohon; Susunan majelis yang bersidang : 1 sebagai Ketua Majelis; 12

13 2 sebagai Hakim Anggota; 3.sebagai Hakim Anggota; dan dibantu sebagai Panitera Pengganti; Setelah siding dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon dipanggil menghadap kepersidangan; Penggugat/Pemohon menghadap sendiri; Tergugat/Termohon tidak menghadap ke persidangan sekalipun menurut relaas Nomor tanggal. Yang dibacakan di persidangan Tergugat/Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap ke persidangan; Selanjutnya Ketua Majelis menunda sidang sampai dengan hari..tanggal,pukul..,untukmemanggil Tergugat/Termohon dan memerintahkan Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil kembali Tergugat/Termohon untuk menghadap ke persidangan pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan di atas serta memberitahu Penggugat/Pemohon untuk hadir kembali pada hari dan tanggal tersebut tanpa dipanggil lagi; Setelah penundaan sidang tersebut diumumkan, selanjutnya Ketua Majelis menyatakan sidang ditutup; Demikian berita acara siding ini dibuat dan ditandatangani oleh Ketua Majelis serta Panitera Pengganti; Panitera Pengganti Ketua Majelis. 13

14 BERITA ACARA SITA Berita acara sita adalah berita acara yang dibuat oleh Panitera/Panitera Pengganti atau Juru Sita/ Juru Sita Pengganti pada saat melakukan atau setelah melakukan penyitaan. Suatu penyitaan yang tidak disertai dengan berita acara, maka penyitaan yang dilakukan adalah tidak sah. Berita acara sita dipandang benar dan telah memenuhi syarat formil, apabila telah memuat hal-hal sebagai berikut ; 1. Waktu pelaksanaan sita yang meliputi hari, tanggal, bulan, tahun dan jam; 2. Mencantumkan nama, pekerjaan dan alamat kedua orang saksi; 3. Merinci secara lengkap tindakan yang dilakukan yang meliputi : - Barang/benda apa saja yang disita; - Jenis, ukuran dan letak barang/objek yang disita; - Keterangan tentang hadir/tidaknya termohon; - Penegasan mengenai penjagaan barang yang disita; - Penjelasan tentang non bevending terhadap barang/objek yang tidak ditemukan; - Keterangan tentang terlaksana/ tidaknya pelaksanaan sita; 4. Penandatanganan berita acara oleh pejabat pelaksana sita dan dua orang saksi; 5. Mendaftarkan berita acara sita kepada Kantor Kelurahan/Desa (barang tetap tidak bersertifikat)atau Kantor Pertanahan Nasional ( barang tetap yang bersertifikat) CONTOH Berita Acara Sita BERITA ACARA SITA JAMINAN ( CONSEVATOIR BESLAG) Nomor../Pdt.G/2015/PA.Ab. Pada hari ini. Tanggal.., saya..panitera/jurusita Pengadilan Agama.. atas 14

15 perintah Ketua Pengadilan Agama tersebut dalam surat penetapannya tanggal. Nomor dalam perkara :..,umur.. agama pendidikan,pekerjaan bertempat tinggal di.. Selanjutnya disebut Penggugat/Pemohon; Melawan..,umur..agama.pendidikan. Pekerjaan.,bertmpat tinggal di. Selanjutnya disebut Tergugat/ Termohon; Untuk melukukan penyitaan( sita Jaminan) atas barang yang ada di tangan Tergugat/Termohon yang lebih jelas diuraikan dalam surat gugatan/permohonan, maka saya dengan disertai dua orang saksi masing-masing : 1..umur.agama.pendidikan pekerjaan..bertempat tinggal di 2 umur agama..pendidikan pekerjaan.bertempat tinggal di telah datang dilokasi objek yang akan disita, dan disana bertemu dan berbicara dengan tergugat/termohon sendiri; Setelah kepadanya diberitahukan tentang maksud kedatangan saya dengan memperlihatkan surat penetapan tersebut di atas, maka saya dengan disaksikan oleh dua orang saksi tersebut melakukan penyitaan atas barang-barang kepunyaan Tergugat/Termohon berupa; 1. 2 dst; Sebagai penyimpan barang- barang sitaan tersebut di atas telah ditunjuk dengan diberitahukan kepadanya bahwa sebelum ada penetapan lebih lanjut mengenai penyitaan ini, barangbarang yang telah disita tersebut tidak boleh dipindahkan atau dihilangkan dari tangannya sendiri dengan jalan penjualan dan sebagainya; 15

16 Kepada. Selaku Kepala Desa/Lurah telah saya beritahukan mengenai penyitaan barang-barang itu dengan maksud supaya hal itu diumumkan di tempat itu agar dapat diketahui orang banyak; Kemudian saya telah meninggalkan dan menyerahkan pula kepada pihak Penggugat/Pemohon dan tergugat/termohon masingmasing sehelai salinan berita acara penyitaan ini; Demikian, berita acara penyitaan ini dibuat dan ditandatangani oleh saya Panitera/Jurusita, saksi-saksi, Tergugat/termohon dan Kepala Desa/Lurah; Saksi-saksi Panitera/Jurusita Penyimpan barang sitaan Tergugat/ Termohon.. Perincian biaya.rp.rp.. Pada hari tanggal.pukul..telah memerintahkan supaya penyitaan barang-barang tetap tersebut di atas diumumkan dengan jalan mendaftarkannya dalam register yang telah disediakan untuk itu. Panitera/Jurusita Pada hari ini tanggal jam. Saya Panitera/Jurusita Pengadilan Agama telah mendaftarkan untuk seperlunya kepada Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional.. tentang penyitaan barang-barang tetap tersebut. Panitera/Jurusita 16

17 . BERITA ACARA EKSEKUSI Eksekusi atau pelaksanaan putusan ialah tindakan yang dilakukan secara paksa oleh pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara dan tidak mau melaksanakan putusan secara sukarela. Pasal 197 ayat(5) HIR atau Pasal 209 ayat (4) RBg memerintahkan kepada pejabat yang melaksanakan eksekusi untuk membuat berita acara eksekusi, dengan demikian keabsahan suatu eksekusi sangat ditentukan dengan adanya berita acara. Banyak terjadi ketidak pastian eksekusi disebabkan karena berita acaranya yang tidak betul seperti ; - Tidak menerangkan secara seksama peristiwa yang terjadi pada saat pelaksanaan eksekusi; - Tidak dijelaskan secara tegas objek yang dieksekusi, sebagian atau seluruhnya; - Tidak menyebutkan secara jelas identitas,luas atau batas-batas tanah yang dieksekusi ; - Barang yang dieksekusi tidak sesuai dengan amar putusan pengadilan. Dengan demikian dalam pembuatan berita acara eksekusi perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ; 1. Harus memuat nama, pekerjaan dan tempat tinggal dua orang saksi yang membantu pejabat pelaksana eksekusi dalam melaksanakan eksekusi ( Pasal 197 ayat 5 HIR atau Pasal 210 RBg.); 2. Harus merinci secara lengkap jalannya pelaksanaan eksekusi terutama mengenai identitas barang yang dieksekusi seperti jumlahnya, jenisnya, batas-batasnya, luasnya dsb; 17

18 3. Keterangan tentang hadir/tidaknya termohon eksekusi; 4. Keterangan tentang pengawasan barang/objek yang dieksekusi; 5. Penjelasan tentang non bevending (objek yang tidak ditemukan/tidak sesuai dengan amar putusan); 6. Keterangan tentang dapat/tidaknya eksekusi dilaksanakan; 7. Keterangan tentang penyerahan barang yang dieksekusi kepada pemohon eksekusi; 8. Berita acara harus ditandatangani oleh pejabat pelaksana eksekusi dan dua orang saksi ; Penandatanganan berita acara merupakan syarat sahnya suatu eksekusi ( Pasal 197 ayat 6 HIR atau Pasal ayat 1 RBg.). Keikutsertaan Kepala Desa dan pihak tereksekusi menandatangani berita acara eksekusi bukan merupakan syarat formil keabsahan eksekusi, akan tetapi ikut sertanya kepala Desa dan tereksekusi menandatangani berita acara menjadikan pelaksanaan eksekusi lebih sempurna lagi; CONTOH BERITA ACARA EKSEKUSI. BERITA ACARA EKSEKUSI Nomor /Pdt.G/2015/PA. Ab. Pada hari ini tanggal saya Panitera/Jurusita Pengadilan agama..atas perintah Ketua Pengadilan Agama tersebut dengan penetapan tanggal Nomor /Pdt.G/2015/PA. Ab. Dengan dibantu oleh dua orang saksi yang saya kenal dan dapat dipercaya masing-masing: 1.umur pekerjaan Pegawai Pegawai Pengadilan agama.. bertempat tinggal di umur pekerjaan Pegawai Pengadilan Agama bertempat tinggal di.. 18

19 Telah datang di tempat objek yang menjadi sengketa dalam perkara ini yaitu didesa/kelurahan..kecamatan.kabupaten/ Kota..untuk melaksanakan putusan Pengadilan Agama.. tanggal nomor../pdt.g/2015/pa. Ab. Yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkara :..Umur..pendidikan.pekerjaan..ber tempat tinggal di Desa/Kelurahan.Kecamatan. Kabupaten/ Kota sebagai Penggugat/Pemohon melawan..umur.pendidikan..pekerjaan bertempat tinggal di..desa/kelurahan..kecamatan.kabupaten/kota di sana kami bertemu dan berbicara dengan : 1. Pemohon eksekusi.. 2. Termohon eksekusi. Dan kami beritahukan maksud kedatangan kami yaitu untuk melaksanakan putusan Pengadilan Agama..tanggal Nomor /Pdt.G/2015/PA.Ab. yang telah berkekuatan hukum tetap, sambil menunjukkan dan membacakan surat penetapan Ketua Pengadilan Agama tersebut; Selanjutnya saya menjelaskan isi dan maksud surat penetapan tersebut dan menyampaikan kepada pihak-pihak yang hadir dan kepada saksisaksi bahwa pelaksanaan putusan ini segera akan dilaksanakan; Selanjutnya kami datang ketempat objek yang menjadi sengketa dalam perkara ini yaitu berupa yaitu sebidang tanah yang terletak di Desa/Kelurahan,Kecamatan.., Kabupaten/Kota Persil No. kelas..luas beserta bangunannya dengan batas-batas sebagai berikut : Utara Selatan.. 19

20 Barat.. Timur Setelah objek sengketa tersebut dibenarkan oleh kedua belah pihak, maka tanah beserta bangunan tersebut kami cabut dari tangan/penguasaan Tergugat,dan seketika itupula kami bagikan kepada pihak-pihak berperkara sebagaimana bunyi amar putusan Pengadilan agama..; Demikian berita acara ini dibuat dan ditandatangani oleh saya dan saksi-saksi dan selanjutnya selembar dari berita acara ini diberikan kepada masing-masing pihak pemohon eksekusi dan termohon eksekusi; Yang melakukan eksekusi Saksi-saksi Panitera/jurusita PENUTUP. Demikian uraian tentang sekelumit masalah berita acara, semoga ada manfaatnya amin. Penyusun.. DAFTAR PUSTAKA 1. M.Yahya Harahap,S.H.; Hukum Acara Perdata; ; Ruang Lingkup Permasalahan eksekusi Bidang Perdata; 20

21 3. Mahkamah Agung R.I ; Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, Buku II Edisi Revisi, Tahun 2013; 4. Pengadilan Tinggi Agama Surabaya; Konfigurasi dan Dinamika Hukum Peradilan Agama, Tahun 2013; 5. Pengadilan Tinggi Agama Makassar; Pedoman Kerja Hakim, Panitera dan Jurusita sewilayah Pengadilan Tinggi Agama Makassar, Edisi Revisi Tahun 2011; 21

TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA PERSIDANGAN (BAP) Oleh Yasardin Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan

TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA PERSIDANGAN (BAP) Oleh Yasardin Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA PERSIDANGAN (BAP) Oleh Yasardin Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan A. PENDAHULUAN International Framework for Court Excellence, adalah organisasi internasional yang beranggotakan

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA SIDANG (BAS) 1

TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA SIDANG (BAS) 1 TEKNIK PEMBUATAN BERITA ACARA SIDANG (BAS) 1 Oleh : Drs. SUBUKI, M.H. A. PENDAHULUAN. Berita Acara Sidang atau juga disebut dengan proses verbal merupakan akta autentik yang berisi tentang proses pemeriksaan

Lebih terperinci

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA 2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI

Lebih terperinci

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya 1 E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya A. PENGERTIAN EKSEKUSI Secara etimologis eksekusi berasal dari bahasa Belanda yang berarati menjalankan putusan

Lebih terperinci

E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya 1 E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya A. Arti Eksekusi -Executie- Bhs asing -Pelaksanaan Bhs Indonesia B. Pengertian Eksekusi - Melaksanakan secara

Lebih terperinci

PERSIDANGAN DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN

PERSIDANGAN DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN PERSIDANGAN DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN A. PENDAHULUAN Tugas Panitera/Panitera Pengganti adalah membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan. Catatan sidang itu selanjutnya

Lebih terperinci

KEJURUSITAAN PENGADILAN

KEJURUSITAAN PENGADILAN KEJURUSITAAN PENGADILAN PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN JURUSITA Kata Jurusita berasal dari bahasa Belanda yaitu deuurwaader Jurusita/Jurusita Pengganti adalah Pegawai Negeri yang diangkat oleh pemerintah untuk

Lebih terperinci

GUGURNYA KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. Oleh: Drs. H.Abdul Mujib AY,M.H. (Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanah Grogot) BAB I PENDAHULUAN

GUGURNYA KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. Oleh: Drs. H.Abdul Mujib AY,M.H. (Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanah Grogot) BAB I PENDAHULUAN GUGURNYA KEKUATAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA Oleh: Drs. H.Abdul Mujib AY,M.H. (Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanah Grogot) BAB I PENDAHULUAN Menurut ketentuan pasal 70 ayat (1), (2), dan (3) bentuk keputusan

Lebih terperinci

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum Tahap pemanggilan para pihak 1. Aturan umum Berdasarkan perintah hakim ketua majelis di dalam PHS (Penetapan Hari Sidang), juru sita /juru sita pengganti melaksanakan pemanggilan kepada para pihak supaya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling

Lebih terperinci

Sekitar Kejurusitaan

Sekitar Kejurusitaan Sekitar Kejurusitaan (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Juru Sita Juru sita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain hakim, panitera dan

Lebih terperinci

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN NO. POLA BINDALMIN NO. HUKUM ACARA JURNAL KEUANGAN PERKARA 1 Tambahan

Lebih terperinci

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) A. Pendahuluan : 1. Pengertian Pemeriksaan Setempat Pemeriksaan Setempat atau descente ialah

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA

LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA 1 LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA oleh : Ali M. Haidar I. PENDAHULUAN Tulisan ini disajikan hanyalah sebagai ulangan dan bahkan cuplikan dari berbagai tulisan tentang

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA OLEH DRS.H.SUHADAK,SH,MH MAKALAH DISAMPAIKAN PADA PELAKSANAAN BIMTEK CALON PANITERA PENGGANTI PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM TANGGAL

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) SEKITAR EKSEKUSI (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Tinjauan Umum Eksekusi 1. Pengertian eksekusi Pengertian eksekusi menurut M. Yahya Harahap, adalah pelaksanaan secara paksa

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

R I N G K A S A N. setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu

R I N G K A S A N. setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu R I N G K A S A N Tugas Hakim adalah menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu pencari keadilan serta berusaha mengatasi

Lebih terperinci

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN W9-U2/02/TAPM-FORM-1/PDT/2016 BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA Nomor Perkara : Pemohon : NOMOR TANGGAL URAIAN PENERIMAAN JUMLAH PENGELUARAN KETERANGAN W9-U2/02/TAPM-FORM-2/PDT/2016

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan

Lebih terperinci

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG 4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama

Lebih terperinci

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pendaftaran gugatan dan permohonan, setelah biaya perkara ditaksir oleh

Lebih terperinci

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB VII PERADILAN PAJAK BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH MAHASISWA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA KEPANITERAAN MAHKAMAH MAHASISWA Menimbang Mengingat : a. bahwa Mahkamah Mahasiswa Universitas Indonesia sebagai wadah formal dan legal

Lebih terperinci

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA Drs.H.M.TARSI HAWI, S.H. (PTA BANJARMASIN) A. PENDAHULUAN Pencabutan gugatan perkara perdata pada tingkat pertama, tingkat banding, tingkat kasasi, dan bahkan pada

Lebih terperinci

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3). MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : MEDIASI DAN GUGAT REKONPENSI : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 7 FEBRUARI 2012 O L E H : Dra. MASDARWIATY, MA A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan MEDIASI Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN Dasar Hukum : Pasal 130 HIR Pasal 154 RBg PERMA No. 1 tahun 2016 tentang Prosedur

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR /Pdt.G/2014/PA Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR /Pdt.G/2014/PA Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR /Pdt.G/2014/PA Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu) PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pendahuluan Lahirnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang

Lebih terperinci

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene No.1172, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Gugatan Sederhana. Penyelesaian. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian

Lebih terperinci

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA Oleh : M. Luqmanul Hakim Bastary* PENGERTIAN Untuk kesamaan penggunaan istilah, maka kata Executie yang berasal dari bahasa asing, sering diterjemahkan ke dalam Bahasa

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN Nomor : 17/Pdt.G/2012/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor : 17/Pdt.G/2012/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN PUTUSAN Nomor : 17/Pdt.G/2012/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu (cerai talak)

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama? PANDUAN WAWANCARA Mediator: 1. Apa saja model-model Pendekatan Agama dalam proses mediasi terhadap perkara perceraian? a. Bagaimana cara menerapkan model-model pendekatan agama dalam proses mediasi terhadap

Lebih terperinci

LAUNCHING STANDAR FORMAT BAS DAN PUTUSAN MELALUI WEBSITE BADILAG

LAUNCHING STANDAR FORMAT BAS DAN PUTUSAN MELALUI WEBSITE BADILAG LAUNCHING STANDAR FORMAT BAS DAN PUTUSAN MELALUI WEBSITE BADILAG Dalam upayameningkatkankualitas SDM dan faktor lain yang menunjang pelaksanaan tugas aparatur Peradilan Agama, khususnya di bidang teknis

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA I. PENDAHULUAN Bahwa dalam beracara di Pengadilan Agama tidak mesti berakhir dengan putusan perceraian karena ada beberapa jenis

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1

PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT

Lebih terperinci

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Oleh : DRS. H.MUHTADIN,S.H 1 ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA BERACARA HARUS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

E K S E K U S I (P E R D A T A)

E K S E K U S I (P E R D A T A) E K S E K U S I (P E R D A T A) A. Apa yang dimaksud dengan Eksekusi Eksekusi adalah melaksanakan secara paksa (upaya hukum paksa) putusan Pengadilan dengan bantuan kekuatan umum. B. AZAS-AZAS EKSEKUSI

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN 1. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : ----- TAHUN ---------- TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

bertempat tinggal di.., Kabupaten Pinrang, sebagai

bertempat tinggal di.., Kabupaten Pinrang, sebagai PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2009/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

CARA MENULIS BERITA ACARA SIDANG DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN BENAR

CARA MENULIS BERITA ACARA SIDANG DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN BENAR CARA MENULIS BERITA ACARA SIDANG DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN BENAR (Oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H., Hakim PTA Mataram). A. Pendahuluan Berita Acara Sidang (BAS) adalah sebuah potret jalanya proses pemeriksaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649, 2013 KOMISI INFORMASI. Sengketa Informasi Publik. Penyelesaian. Prosedur. Pencabutan. PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI AGAMA BENGKULU

PENGADILAN TINGGI AGAMA BENGKULU PENGADILAN TINGGI AGAMA BENGKULU Jl. Sungai Rupat No. 60 A Pagar Dewa Telp. (0736) 52373 Fax. (0736) 52373 Home page : www.pta-bengkulu.net Email : ptabengkulu.it@gmail.com BENGKULU 38211 Nomor : W7-A/700/HK.00/5/2016

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 9 Juli 1991

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 9 Juli 1991 SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BEBERAPA KETENTUAN DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG RRANCANGANRANCANGAN SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TEKNIS PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET Oleh: H.Sarwohadi, S.H.,M.H.,(Hakim PTA Mataram). I. Pendahuluan : Judul tulisan ini bukan hal yang baru, sudah banyak ditulis oleh para pakar hukum

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ;

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ; Salinan Nomor : P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 63/Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 63/Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 63/Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata agama pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN P U T U S A N Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

Permohonan diajukan ditempat kediaman istri atau tempat tinggal terakhir dimana suami istri bertempat tinnggal

Permohonan diajukan ditempat kediaman istri atau tempat tinggal terakhir dimana suami istri bertempat tinnggal A. Kata-kata Hukum Yang Digunakan Dalam Pengadilan 1. Cerai Talak, adalah tuntutan hak ke pengadilan (bisa dalam bentuk tulisan atau lisan) yang diajukan oleh seorang suami untuk bercerai dari Istrinya.

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM 57 BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan N0.251/Pdt.G/2013 PA.Sda Dalam memutuskan setiap Perkara di dalam persidangan hakim tidak serta merta memutuskan perkara

Lebih terperinci

PEDOMAN DASAR EKSAMINASI PUTUSAN

PEDOMAN DASAR EKSAMINASI PUTUSAN I. PENDAHULUAN PEDOMAN DASAR EKSAMINASI PUTUSAN Putusan/Penetapan yang sudah diminutasi paling lambat 14 hari setelah dijatuhkan, apabila putusan tersebut sudah berkekuatan hukum tetap (in cracht van gewijsde)

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Mediasi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 1116/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 1116/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1116/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : Perubahan Materi Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : 1. Penambahan 1 (satu) poin pada bagian Teknis Administrasi,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk

P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Mentok yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENERAPAN HUKUM ACARA PERDATA KHUSUS PENGADILAN HUBUNGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks بسم الله الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum 1 TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum I. Pendahuluan. Pelayanan optimal, transparan dan efektif kepada masyarakat pencari keadilan adalah salah satu tujuan Pengadilan, dalam

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1. Penyelesaian Perkara : Penyelesaian Perkara : Pendaftaran gugatan dan permohonan,

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN. Menetapkan

MEMUTUSKAN. Menetapkan KEPUTUSAN KETUA TENTANG PANJAR BIAYA PERKARA TINGKAT PERTAMA, BANDING, K AS AS I D AN P ENINJ AU AN K EM B AL I PADA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM KETUA Menimbang : 1. Bahwa berdasarkan pasal 121 ayat (4) HIR

Lebih terperinci

PUTUSAN. /Pdt.G/2012/PA. Stb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. /Pdt.G/2012/PA. Stb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR /Pdt.G/2012/PA.Stb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Stabat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan 1. Prosedur eksekusi Dalam melaksanakan eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan, ada beberapa prosedur

Lebih terperinci

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2 Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2 Hukum acara perdata (hukum perdata formil), yaitu hukum yang mengatur mengenai bagaimana cara menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim. (Prof.

Lebih terperinci

TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI

TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI Oleh: H.Sarwohadi, S.H.,M.H., (Hakim PTA Mataram). A. Pendahuluan Judul tulisan ini agak menggelitik bagi para pambaca terutama

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 0108/Pdt.G/2013/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 0108/Pdt.G/2013/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0108/Pdt.G/2013/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada

Lebih terperinci

PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI

PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI A. KATA-KATA HUKUM YANG DIGUNAKAN DALAM PENGADILAN Gugatan Cerai, adalah tuntutan hak ke pengadilan (bisa dalam bentuk tulisan atau lisan) yang diajukan oleh seorang istri

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm

P U T U S A N Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm P U T U S A N Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 1089/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1089/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1089/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang:

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr.

P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr. SALINAN P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem dan mekanisme

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA 1 P U T U S A N Nomor: 0631/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1378/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1 54 BAB IV KEKUATAN YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO NO. 0272/Pdt.G/2011/PA.Pwr. DENGAN PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO. 224/ Pdt.G/2011/PTA.Smg. TENTANG CERAI TALAK A. Kekuatan Yuridis

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0624/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0624/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0624/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI LIMBOTO

PENGADILAN NEGERI LIMBOTO PENGADILAN NEGERI LIMBOTO JL. KOLONEL RAUF MO O NO.263 LIMBOTO TELP. (0435) 880509-FAX. (0435) 881476 KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI LIMBOTO NOMOR : W20-U2/ 502 /HK.02/III/2016 TENTANG PENETAPAN PANJAR

Lebih terperinci

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 1 TAKAH RAKERPTA 2012 Pasal 91A UU NO. 50 TAHUN 2009 (1) Dalam menjalankan tugas peradilan, peradilan agama dapat menarik biaya perkara. (2) Penarikan biaya

Lebih terperinci

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan perkara di pengadilan agama/mahkamah syar'iyah menggunakan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci