PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1"

Transkripsi

1 PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

2 I. PENDAHULUAN Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 108/KMA /SK/VI/2016 merupakan ketentuan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Hakim Pemeriksa, Para Pihak Yang Berperkara dan Mediator. Namun implementasinya dalam praktek di Pengadilan Agama diketemukan berbagai permasalahan dan kendala yang bermacam-macam sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Untuk menghindari praktek penerapan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 108/KMA/SK/VI/2016 yang beraneka ragam diharapkan pedoman ini paling tidak dapat mengurangi perbedaan dalam penerapannya dan akan mempermudah bagi Hakim Tinggi Pengawas Daerah dalam memonitor pelaksanaan mediasi di setiap Pengadilan Agama. Beberapa hal yang terkait dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 108/KMA/SK/VI/2016 yang perlu penegasan penerapannya di Pengadilan Agama antara lain: 1. Dalam perkara perceraian, pada sidang pertama, Hakim Pemeriksa wajib mendamaikan para pihak dan dituangkan dalam Berita Acara Sidang (Pasal 82 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 1989 : Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan, Hakim berusaha mendamaikan kedua pihak). 2. Selain perkara perceraian, pada sidang pertama Hakim Pemeriksa tetap berupaya mendorong perdamaian para pihak dan dituangkan dalam Berita Acara Sidang (Pasal 33 ayat (1) Perma Nomor 1 Tahun 2016 : Pada setiap tahapan pemeriksaan perkara, Hakim Pemeriksa Perkara tetap berupaya mendorong atau mengusahakan perdamaian hingga sebelum pembacaan putusan). 3. Biaya mediasi : 3.1. Biaya panggilan pertemuan mediasi Biaya jasa Mediator Non Hakim/Non Pegawai Pengadilan Agama setiap pertemuan mediasi ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama setempat Biaya transportasi Mediator setiap pertemuan mediasi, dari tempat tinggal Mediator sampai ke tempat mediasi sesuai tanda bukti Biaya keterlibatan ahli atau tokoh masyarakat disamakan dengan biaya jasa Mediator Non Hakim/Non Pegawai Pengadilan Agama. 4. Dalam perkara perceraian tanpa kumulasi dengan tuntutan lainnya, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 diterapkan secara sederhana. 5. Dalam perkara sengketa kebendaan atau perceraian yang dikumulasikan dengan tuntutan lainnya, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 diterapkan secara maksimal. 1

3 6. Apabila Tergugat baru datang di persidangan setelah dibacakan surat gugatan, maka tidak perlu dilakukan mediasi dan persidangan dilanjutkan sesuai dengan tahapannya. 7. Ketentuan angka 6 diatas dikecualikan apabila kedua pihak sepakat dan keduanya memohon untuk dilakukan mediasi sukarela. (Pasal 4 ayat (4) Perma Nomor 1 Tahun 2016). II. LANGKAH AWAL HAKIM PEMERIKSA Dalam sidang yang telah ditetapkan dan dihadiri oleh para pihak: 1. Ketua Majelis meneliti apakah gugatan Penggugat termasuk perkara yang wajib dimediasi atau tidak. (Pemahaman dari Pasal 4 ayat (1)). 2. Ketua Majelis meneliti surat gugatan, apakah perkara yang bersangkutan pernah dilakukan mediasi melalui Mediator bersertifikat yang terdaftar di Pengadilan Agama setempat atau tidak. (Pemahaman dari Pasal 4 ayat (2) huruf e). Apabila para pihak menyatakan bahwa benar pernah dilakukan mediasi ternyata tidak berhasil maka Hakim Pemeriksa menyampaikan kepada pihak-pihak untuk mengajukan surat-surat sebagaimana Pasal 4 ayat (3). 3. Apabila terdapat hal yang dimaksud angka 2 diatas, maka Ketua Majelis meneliti pernyataan ketidak berhasilan mediasi dimaksud dan foto kopi sah sertifikat Mediator. Kemudian Ketua Majelis melanjutkan pemeriksaan perkara tanpa dilakukan mediasi terlebih dahulu. 4. Apabila keadaan yang termuat dalam angka 2 diatas tidak ada, maka Ketua Majelis mewajibkan para pihak untuk menempuh proses mediasi dengan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan mediasi : 4.1. Pengertian dan manfaat mediasi Kewajiban para pihak menghadiri pertemuan mediasi berikut akibat hukum jika beriktikad tidak baik dalam proses mediasi Biaya mediasi apabila menggunakan Mediator Non Hakim/Non Pegawai Pengadilan Agama Pilihan menindak lanjuti kesepakatan perdamaian melalui akta perdamaian atau pencabutan gugatan Kewajiban para pihak menanda tangani formulir penjelasan mediasi. Contoh : Form Ketua Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengganti untuk : 5.1. Memasukan Form-1 tersebut kedalam berkas perkara Memuat Form-1 dalam berita acara sidang. (Pasal 17 ayat (9) dan (10). 6. Ketua Majelis setelah menjelaskan prosedur mediasi, mewajibkan kepada para pihak untuk berunding memilih mediator, membuat penunjukan Mediator, perintah untuk melakukan mediasi dan memuat amar penetapannya dalam berita acara sidang. Contoh : Form Ketua Majelis membuat penetapan perintah untuk melakukan mediasi dan menunjuk Mediator tersendiri, terlepas dari berita acara sidang. Contoh : Form Apabila pemilihan/penunjukan Mediator tidak dapat terselesaikan pada sidang pertama tersebut, maka Ketua Majelis menunggu laporan para pihak dalam 2

4 memilih Mediator paling lambat dua hari berikutnya, baik berhasil atau tidak berhasil. (Pasal 20 ayat (1)). Contoh : Form Jika para pihak sepakat/tidak sepakat dalam memilih Mediator, maka Ketua Majelis mengeluarkan Penunjukan Mediator sebagaimana Form-3 diatas. 10. Ketua Majelis Hakim menunda proses persidangan untuk memberi kesempatan kepada Para Pihak menempuh mediasi. 11. Mediator menentukan hari, tanggal, waktu dan tempat mediasi dan memerintahkan kepada Jurusita/Jurusita Pengganti untuk melakukan pemanggilan para pihak dengan instrumen. (Pasal 21). Contoh : Form-5 dan Form Para pihak membuat resume perkara. (Pasal 24). Contoh : Form Apabila Para Pihak/Salah satu pihak/kuasanya dinyatakan tidak beriktikad baik Mediator membuat laporan. Contoh : Form Kemudian Ketua Majelis mengambil langkah sebagai berikut : Jika yang dinyatakan tidak beriktikad baik adalah Penggugat, maka gugatan dinyatakan tidak dapat diterima dan Penggugat dibebani biaya mediasi Penghukuman biaya mediasi kepada Penggugat dituangkan dalam amar putusan. Contoh : Form Biaya mediasi dimaksud, diambilkan dari panjar biaya perkara atau dibayar tersendiri oleh Penggugat. (Pasal 22 ). 15. Jika yang dinyatakan tidak beriktikad baik adalah Tergugat, maka kewajiban pembayaran biaya mediasi dibebankan kepada Tergugat. (Pasal 23). 16. Berdasarkan laporan Mediator tentang perilaku iktikad tidak baik dari Tergugat, Ketua Majelis membuat Penetapan Sela (Contoh : Form-10) yang berisi : Tergugat beriktikad tidak baik Tergugat dibebani biaya mediasi Biaya mediasi tersebut wajib dimuat dalam putusan akhir. Jika Tergugat dimenangkan, maka biaya mediasi dibebankan kepada Tergugat sedang Penggugat sebagai pihak yang kalah dibebani biaya perkara. (Pasal 23). Contoh : Form Dalam perkara perceraian Penggugat dibebani biaya perkara sedang Tergugat dibebani biaya mediasi.(pasal 23 ayat (6). 18. Pembayaran biaya mediasi terhadap Tergugat dilaksanakan setelah perkara berkekuatan hukum tetap.(pasal 23 ayat (7). 19. Jika yang dinyatakan tidak beriktikad baik adalah para pihak, maka gugatan dinyatakan tidak diterima tanpa penghukuman biaya mediasi kepada siapapun. (Pasal 23 ayat (8). III. TAHAPAN MEDIASI 1. Mediator Hakim/Mediator Pegawai Pengadilan Agama yang berada di kantor Pada hari menerima perintah mediasi dan penunjukan Mediator para pihak menghadap Mediator. 3

5 1.2. Mediator memberi petunjuk kepada para pihak mengenai : Agar para pihak membuat resume perkara dengan menginventarisir kepentingan masing-masing dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi mereka; Dalam waktu paling lama 5 hari sejak pemberitahuan pada nomor para pihak harus sudah menyerahkannya kepada Mediator Hari, tanggal dan jam pelaksanaan mediasi. 2. Mediator Non Hakim atau Mediator Hakim/Mediator Pegawai yang sedang berada di luar kantor Para pihak menghadap Mediator dengan menunjukan perintah mediasi dan penunjukan Mediator Mediator memberi petunjuk kepada para pihak mengenai : Agar para pihak membuat resume perkara dengan menginventarisir kepentingan masing-masing dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi mereka; Dalam waktu paling lama 5 hari sejak pemberitahuan pada nomor para pihak harus sudah menyerahkannya kepada Mediator Hari, tanggal dan jam pelaksanaan mediasi. 3. Proses mediasi berlangsung paling lama 30 hari sejak penetapan perintah melakukan mediasi. 4. Apabila para pihak sepakat untuk memperpanjang waktu mediasi 30 hari lagi, maka para pihak harus membuat Pernyataan Kesepakatan (Contoh : Form 12) dan selanjutnya Mediator melaporkannya kepada Hakim Pemeriksa (Contoh : Form 13). IV. RUANG LINGKUP MEDIASI 1. Materi perundingan mediasi tidak hanya terbatas pada posita dan petitum gugatan. (Pasal 25). 2. Dalam hal mediasi mencapai kesepakatan diluar posita dan petitum gugatan, maka : 2.1. Dibuat kesepakatan Penggugat harus mengubah gugatan Memasukan kesepakatan dalam gugatan. Contoh : Form-14. V. KETERLIBATAN AHLI DAN TOKOH MASYARAKAT 1. Atas persetujuan para pihak dan atau Kuasa Hukum, Mediator dapat menghadirkan tokoh masyarakat, tokoh agama atau tokoh adat (Pasal 26). Contoh : Form Para pihak dapat menyepakati pendapat ahli, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat mengikat atau tidak. Contoh Form-16. VI. MEDIASI MENCAPAI KESEPAKATAN 4

6 1. Apabila tercapai kesepakatan, maka dibuat kesepakatan perdamaian dan dilaporkan kepada Hakim Pemeriksa. Contoh : Form-17, Form-18, Form-19 dan Form Kesepakatan perdamaian tidak boleh memuat ketentuan yang : 2.1. bertentangan dengan hukum, ketertiban umum dan/atau kesusilaan merugikan pihak ketiga; atau 2.3. tidak dapat dilaksanakan. (Pasal 27 ayat 2). 3. Dalam proses mediasi yang diwakili oleh Kuasa Hukum, penandatanganan kesepakatan perdamaian harus ada pernyataan para pihak secara tertulis yang memuat persetujuan atas kesepakatan yang dicapai. Contoh : Form Berdasarkan laporan mediator tentang kesepakatan para pihak yang mohon agar kesepakatan perdamaian tersebut dikuatkan dalam Akta Perdamaian, maka Hakim Pemeriksa mengeluarkan Akta Perdamaian. Contoh : Form Apabila Para pihak tidak memohon kepada Hakim Pemeriksa agar kesepakatan perdamaian dikuatkan dalam akta perdamaian, maka harus mencabut gugatannya. 6. Apabila telah mencapai kesepakatan perdamaian dan tidak memohon kepada Hakim Pemeriksa agar kesepakatan perdamaian dikuatkan dalam akta perdamaian, sedang tidak diikuti kesediaan mencabut gugatannya, maka gugatan dinyatakan tidak diterima. 7. Hakim Pemeriksa meneliti kesepakatan perdamaian para pihak. 8. Apabila kesepakatan perdamaian tidak sesuai dengan ketentuan nomor 2 diatas, maka dikembalikan kepada Para Pihak dan Mediator disertai petunjuk hal yang harus diperbaiki. 9. Setelah mengadakan pertemuan dengan Para Pihak, maka dalam waktu paling lama 7 hari dari menerima perintah perbaikan kesepakatan, wajib mengembalikan kepada Hakim Pemeriksa. 10. Paling lama 3 hari setelah menerima perbaikan kesepakatan yang telah memenuhi ketentuan nomor 2 diatas, Hakim Pemeriksa harus menerbitkan Penetapan Hari Sidang untuk membacakan akta perdamaian. 11. Dalam Penetapan Hari Sidang harus memuat perintah kepada Jurusita untuk memanggil Para Pihak, guna membacakan Akta Perdamaian. VII. KESEPAKATAN PERDAMAIAN SEBAGIAN 1. Kesepakatan Penggugat dengan sebagian Tergugat (Pasal 29) Kesepakatan ditanda tangani oleh Penggugat dan sebagian tergugat yang sepakat. Contoh : Form Penggugat mengubah gugatan dengan tidak lagi mendudukan pihak yang tidak sepakat sebagai pihak lawan Dapat dimohonkan kepada Hakim Pemeriksa untuk dikuatkan dengan akta perdamaian, sepanjang tidak menyangkut aset, harta kekayaan/dan atau kepentingan pihak Tergugat yang tidak sepakat Penggugat dapat mengajukan gugatan kepada Tergugat yang tidak sepakat. 5

7 1.5. Jika Penggugat lebih satu orang dan hanya sebagian yang sepakat dengan sebagaian atau seluruh Tergugat, sedang sebagian Penggugat yang tidak sepakat tidak mau merubah gugatan, maka mediasi dinyatakan tidak berhasil mencapai kesepakatan Kesepakatan perdamaian antara Penggugat dengan sebagain Tergugat tidak dapat dilakukan dalam mediasi suka rela. 2. Kesepakatan para pihak atas sebagian objek perkara. (Pasal 30) Hakim Pemeriksa melanjutkan pemeriksaan atas objek sengketa yang belum disepakati Hakim Pemeriksa wajib memuat kesepakatan sebagian objek sengketa dalam pertimbangan hukum. Contoh : Form Kesepakatan perdamaian sebagian objek sengketa berlaku pada perdamaian sukarela tahap pemeriksaan perkara dan tingkat upaya hukum. VIII.MEDIASI TIDAK BERHASIL ATAU TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN 1. Mediator wajib menyatakan mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan dan melaporkan kepada Hakim Pemeriksa. Contoh : Form Mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan apabila : 2.1. Para pihak tidak bisa sepakat sampai waktu 30 hari, berikut perpanjangan 30 hari Para/Salah satu pihak dinyatakan tidak beriktikad baik, karena : Menghadiri mediasi akan tetapi tidak mengajukan dan/atau tidak menanggapi resume pihak lain Tidak bersedia menanda tangani konsep kesepakatan perdamaian yang telah disepakati tanpa alasan yang sah. 3. Mediator wajib membuat pernyataan mediasi tidak dapat dilaksanakan dan memberitahukannya kepada Hakim Pemeriksa (Contoh : Form-26) dalam hal : 3.1. Melibatkan aset, harta kekayaan atau kepentingan yang nyata-nyata berkaitan dengan pihak lain Melibatkan wewenang lembaga negara yang tidak menjadi pihak yang berperkara Para pihak dinyatakan tidak beriktikad baik, karena : Tidak hadir setelah dipanggil untuk mediasi sebanyak 2 kali berturut-turut Menghadiri pertemuan mediasi pertama, tetapi tidak pernah hadir pada pertemuan selanjutnya Ketidak hadiran yang berulang-ulang yang mengganggu pertemuan mediasi tanpa alasan yang sah Setelah menerima pemberitahuan dari Mediator tentang mediasi tidak berhasil atau mediasi tidak dapat dilaksanakan, Hakim Pemeriksa membuat Penetapan Hari Sidang yang baru untuk melajutkan pemeriksaan. Contoh : Form-27. IX. MEDIASI PERKARA PERCERAIAN 6

8 1. Dalam perkara perceraian murni (tanpa kumulasi dengan tuntutan lain) berlaku prosedur mediasi sederhana sebagai berikut : (Pasal 31) 1.1. Tidak ditentukan biaya mediasi dalam panjar biaya perkara Pada sidang pertama yang dihadiri para pihak langsung diberi penjelasan tentang prosedur mediasi dan kewajiban melakukan mediasi Para pihak wajib menanda tangani formulir penjelasan mediasi Para pihak diperintah untuk memilih mediator, sesuai daftar Mediator Jika para pihak sepakat/tidak sepakat memilih mediator/menyerahkan kepada Majelis untuk menunjuk, langsung dibuatkan Penunjukan Mediator Pada hari itu juga, para pihak diperintah menghadap Mediator untuk melakukan mediasi Mediasi dapat dilakukan pada hari berikut, sepanjang sebelum sidang yang telah ditetapkan Sidang berikutnya langsung ditetapkan hari, tanggal dan jam. 2. Dalam perkara perceraian yang dikumulasikan dengan tuntutan lainnya berlaku prosedur mediasi maksimal (mediasi perkara yang terkait dengan harta/benda). 3. Mediasi perkara perceraian yang dikumulasi dengan gugatan lain berlaku prosedur sebagai berikut : 3.1. Jika para pihak sepakat atas tuntutan lainnya, maka dituangkan dalam Kesepakatan Perdamaian Sebagian dengan memuat klausula keterkaitannya dengan perkara perceraian Kesepakatan Perdamaian Sebagian tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah putusan Hakim yang mengabulkan gugatan perceraian telah berkekuatan hukum tetap Kesepakatan Perdamaian Sebagian tersebut tidak berlaku jika : Hakim menolak gugatan perceraian Para Pihak bersedia rukun kembali selama proses pemeriksaan perkara. X. PERDAMAIAN SUKARELA 1. Perdamaian Sukarela pada tingkat Pengadilan Agama. (Pasal 33) Setiap tahap pemeriksaan, Hakim Pemeriksa mendamaikan/mendorong perdamaian hingga sebelum pengucapan putusan Apabila para pihak bersepakat, dapat mengajukan permohonan melakukan perdamaian pada tahap pemeriksaan atau di mediasi sukarela. Contoh : Form Setelah menerima permohonan perdamaian sukarela, Ketua Majelis menunjuk Hakim Pemeriksa sebagai Mediator, dengan mengutamakan Hakim yang bersertifikat. Contoh : Form Ketua Majelis menunda sidang paling lama 14 hari sejak diterbitkan penunjukan Perkara yang dikecualikan melaksanakan mediasi akan tetapi dapat dilakukan mediasi sukarela adalah : 7

9 Sengketa yang ditentukan tenggang waktu penyelesaiannya Gugat rekonvensi dan intervensi Perkara yang bersangkutan pernah dilakukan mediasi melalui Mediator bersertifikat yang terdaftar di Pengadilan Agama setempat akan tetapi tidak mencapai kesepakatan perdamaian. 2. Perdamaian Sukarela pada tingkat upaya banding, kasasi atau peninjauan kembali. (Pasal 34) Sepanjang perkara belum diputus pada tingkat banding, kasasi atau peninjauan kembali, atas dasar kesepakatan para pihak dapat menempuh upaya perdamaian Jika dikehendaki, para pihak melalui Ketua Pengadilan Agama mengajukan kesepakatan perdamaian secara tertulis kepada Hakim Pemeriksa tingkat banding, kasasi atau peninjauan kembali (Contoh : Form-30 dan Form-31), yang memenuhi Pasal 27 ayat (2) yang menentukan bahwa kesepakatan perdamaian tidak boleh memuat ketentuan sebagai berikut : bertentangan dengan hukum, ketertiban umum dan/atau kesusilaan merugikan pihak ketiga; atau tidak dapat dilaksanakan Kesepakatan perdamaian tersebut nomor 2.2. wajib memuat ketentuan yang mengesampingkan putusan yang telah ada sebagaimana Form Berdasarkan Surat Ketua Pengadilan Agama yang memuat kesepakatan para pihak sebagaimana Form-30 dan Form-31, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama mengeluarkan Akta Perdamaian. Contoh : Form-32. XI. KETERPISAHAN MEDIASI DARI LITIGASI 1. Terhitung sejak penetapan perintah melakukan mediasi dan penunjukan Mediator, jangka waktu proses mediasi tidak mengurangi jangka waktu penyelesaian perkara dalam 5 bulan bagi Pengadilan Agama dan 3 bulan bagi Pengadilan Tinggi Agama. (Pasal 35 ayat (1). 2. Tidak dapat dilakukan upaya hukum terhadap putusan yang menyatakan gugatan tidak dapat diterima karena alasan : 2.1. Penggugat tidak beriktikad baik disertai penghukuman biaya mediasi dan biaya perkara. (Pasal 22 ayat 4) 2.2. Para pihak dinyatakan secara bersama-sama tidak beriktikad baik tanpa penghukuman biaya mediasi.(pasal 23 ayat 8) Tergugat tidak beriktikad baik disertai penghukuman biaya mediasi kepadanya.(pasal 23 ayat 3) 3. Jika para pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan, maka pernyataan dan pengakuan mereka dalam proses mediasi tidak dapat digunakan sebagai alat bukti dalam proses persidangan. 4. Catatan Mediator wajib dimusnahkan dengan berakhirnya mediasi. 5. Mediator tidak dapat menjadi saksi dalam proses persidangan perkara yang bersangkutan. 8

10 6. Mediator tidak dapat dikenai pertanggung jawaban pidana maupun perdata atas isi kesepakatan mediasi. XII. PERDAMAIAN DI LUAR PENGADILAN 1. Para pihak dengan atau tanpa bantuan Mediator bersertifikat/ tidak bersertifikat yang berhasil menyelesaikan sengketa di luar pengadilan, dapat mengajukan kesepakatan perdamaian kepada Pengadilan Agama yang berwenang untuk memperoleh Akta Perdamaian melalui gugatan dengan melampirkan Kesepakatan Perdamaian. Contoh : Form-33 dan Form Hakim Pemeriksa meneliti apakah kesepakatan perdamaian tersebut sesuai dengan Pasal 27 ayat (2) yang menentukan bahwa kesepakatan perdamaian tidak boleh memuat ketentuan yang : 2.1. bertentangan dengan hukum, ketertiban umum dan/atau kesusilaan merugikan pihak ketiga; atau 2.3. tidak dapat dilaksanakan. 3. Hakim Pemeriksa hanya akan menguatkan kesepakatan perdamaian menjadi Akta Perdamaian. (Pasal 36 ayat (3). 4. Akta Perdamaian tersebut harus dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum, paling lama 14 hari sejak gugatan didaftarkan. 5. Salinan Akta Perdamaian tersebut harus diberikan kepada para pihak pada hari pengucapan Akta Perdamaian. 6. Jika kesepakatan perdamaian tidak sesuai dengan Pasal 27 ayat (2), Hakim Pemeriksa harus memberi petunjuk hal mana yang harus diperbaiki. 7. Sebelum 14 hari dari pendaftaran gugatan, perbaikan atas kesepakatan perdamaian harus diserahkan kepada Hakim Pemeriksa. XIII.BIAYA MEDIASI 1. Biaya Mediator terdiri dari : 1.1. Jasa Mediator Hakim dan Mediator Pegawai Pengadilan Agama tidak dikenakan biaya.(pasal 8 ayat (1) Biaya jasa Mediator Non Hakim dan Mediator Non Pegawai Pengadilan Agama ditanggung bersama atau menurut kesepakatan para pihak Biaya untuk seorang ahli ditanggung para pihak berdasarkan kesepakatan Sewa tempat dan kelengkapannya ditanggung para pihak berdasarkan kesepakatan Biaya lain-lain yang terkait dengan mediasi dibebankan kepada para pihak berdasarkan kesepakatan. (Pasal 10). 2. Biaya Pemanggilan Mediasi.(Pasal 9) Biaya pemanggilan mediasi untuk Para Pihak dibebankan terlebih dahulu kepada Penggugat/Pemohon melalui Panjar Biaya Perkara Biaya pemanggilan mediasi ditambahkan pada biaya pemanggilan sidang Jika mencapai kesepakatan perdamaian, biaya pemanggilan mediasi ditanggung bersama atau menurut kesepakatan Para Pihak. 9

11 2.4. Dalam perkara pada umumnya, jika mediasi tidak merhasil mencapai kesepakatan perdamaian atau mediasi tidak dapat dilaksanakan, biaya pemanggilan mediasi dibebankan kepada pihak yang dihukum membayar biaya perkara Dalam perkara perceraian, jika mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian atau mediasi tidak dapat dilaksanakan, biaya pemanggilan mediasi dibebankan kepada Penggugat/Pemohon Biaya sewa tempat dan kelengkapannya ditanggung Para Pihak berdasarkan kesepakatan. XIV.SERTIFIKASI DAN DAFTAR MEDIATOR 1. Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian. 2. Mediator terdiri dari : 2.1. Setiap orang yang telah memiliki sertifikat mediator, yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan dari suatu lembaga yang memperoleh akreditasi dari Mahkamah Agung dan terdafdar di Pengadilan Agama Hakim non sertifikat dapat ditunjuk oleh Ketua Pengadilan, apabila dilingkungan Pengadilan Agama yang bersangkutan tidak terdapat mediator yang bersertifikat. 3. Daftar Mediator terdiri dari : 2.1. Mediator bersertifikat yang diizinkan oleh Ketua Pengadilan Hakim bersertifikat Pegawai yang bersertifikat Semua Hakim Dievaluasi dan diperbaiki setiap tahunnya Ketua Pengadilan berwenang mengeluarkan mediator dari daftar mediator. XV. TEMPAT MEDIASI 1. Mediasi dapat diselenggarakan di gedung pengadilan atau tempat lain yang disepakati. 2. Mediator Hakim/Mediator Pegawai Pengadilan Agama tidak boleh menyelenggarakan mediasi di luar gedung pengadilan. 3. Mediasi di gedung pengadilan tidak dikenakan biaya. XVI.TUGAS DAN KEWENANGAN MEDIATOR 1. Mediator wajib mempersiapkan jadwal pertemuan mediasi untuk dibahas. 2. Mediator wajib mendorong para pihak untuk perpartisipasi aktif dalam proses mediasi. 3. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menggali kepentingan dan mencari penyelesaian terbaik. 4. Dapat mengundang ahli atas persetujuan para pihak. 10

12 5. Tugas lain yang terkait dengan mediasi. XVII.HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK 1. Para pihak berhak : 1.1. Memilih mediator Membahas dan menyetujui jadwal pertemuan Menyetujui keterlibatan ahli dan menyetujui mengikat dan tidaknya pendapat ahli tersebut Usul kesepakatan perdamaian dijadikan akta perdamaian kepada Majelis Hakim tingkat pertama, banding, kasasi atau peninjauan kembali Menyerahkan resume perkara kepada pihak lain dalam waktu paling lama 5 hari kerja setelah mediator disepakati atau gagal disepakati Menempuh mediasi paling lama 30 hari kerja sejak mediator dipilih para pihak atau ditunjuk Ketua Majelis Hakim Atas kesepakatan para pihak, waktu 30 hari tersebut dapat diperpanjang 30 hari kerja lagi sejak berakhirnya 30 hari pertama Atas dasar kesepakatan para pihak, mediasi dapat dilakukan jarak jauh dengan alat komunikasi. 2. Para pihak berkewajiban : 2.1. Menempuh mediasi dengan iktikad baik Aktif dan berusaha menggali kepentingan dan mencari penyelesaian terbaik Melaksanakan kesepakatan yang dicapai dalam proses mediasi Menyatakan persetujuan secara tertulis, jika saat proses mediasi diwakili kuasa hukumnya Hadir pada sidang berikutnya untuk melaporkan kesepakatan perdamaian. XVIII.KETENTUAN LAIN-LAIN 1. Sejak berlakunya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi tanggal 4 Pebruari 2016, maka Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 2. Formulir yang belum ditentukan oleh Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 108/KMA/SK/VI/2016 dimodifikasi sesuai kebutuhan. 3. Permasalahan yang timbul kemudian akan ditentukan lebih lanjut. Pontianak, 01 September 2016 Ketua Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Barat, Drs. H. Bahrussam Yunus, S.H, M.H. 11

13 DAFTAR FORMULIR

14 - Form-1 : Pernyataan para pihak tentang penjelasan mediasi. - Form-2 : Berita Acara Sidang yang memuat perintah mediasi, penunjukan mediator. - Form-3 : Penetapan Penunjukan Mediator dalam bentuk tersendiri. - Form-4 : Laporan hasil pemilihan mediasi. - Form-5 : Instrumen pemanggilan mediasi. - Form-6 : Laporan hasil mediasi. - Form-7 : Resume perkara. - Form-8 : Laporan mediator tentang ada pihak yang beriktikad tidak baik. - Form-9 : Putusan Penggugat beriktikad tidak baik dan dihukum biaya mediasi. - Form-10 : Penetapan Sela Tergugat beriktikad tidak baik dan dihukum biaya mediasi. - Form-11 : Putusan gugatan ditolak, Penggugat dihukum membayar biaya perkara dan Tergugat dihukum membayar biaya mediasi. - Form-12 : Kesepakatan perpanjangan waktu mediasi. - Form-13 : Laporan Mediator tentang permohonan perpanjangan waktu mediasi. - Form-14 : Kesepakatan para pihak di luar posita. - Form-15 : Kesepakatan para pihak melibatkan tokoh masyarakat dan sebagainya. - Form-16 : Kesepakatan para pihak tentang Pendapat Ahli atau Tokoh Masyarakat. - Form-17 : Laporan mediator. - Form-18 : Kesepakatan perdamaian perkara kebendaan. - Form-19 : Kesepakatan perdamaian perkara perceraian. - Form-20 : Kesepakatan perdamaian sebagian perkara perceraian kumulasi. - Form-21 : Pernyataan kesepakatan perdamaian pihak yang diwakili kuasanya. - Form-22 : Akta Perdamaian. - Form-23 : Kesepakatan perdamaian sebagian pihak/subjek. - Form-24 : Kesepakatan perdamaian sebagian tuntutan hukum/objek. - Form-25 : Laporan mediator tentang ketidakberhasilan mediasi. - Form-26 : Pernyataan para pihak tidak berhasil mencapai kesepakatan perdamaian. - Form-27 : Penetapan Hari Sidang setelah mediasi tidak berhasil. - Form-28 : Kesepakatan para pihak untuk melakukan Mediasi Sukarela. - Form-29 : Penetapan Majelis tentang penunjukan mediator sukarela. - Form-30 : Kesepakatan perdamaian mohon kepada Majelis Banding dan Majelis Kasasi untuk dikuatkan dalam Akta Perdamaian. - Form-31 : Kesepakatan para pihak tidak jadi cerai kepada Majelis Banding dan Majelis Kasasi. - Form-32 : Akta Perdamaian Pengadilan tingkat Banding. - Form-33 : Surat gugatan untuk memperoleh Akta Perdamaian. - Form-34 : Kesepakatan di luar pengadilan untuk dimohonkan menjadi Akta Perdamaian. 12

15 BENTUK-BENTUK FORMULIR

16 Form-1 (Pasal 17 ayat (9) PERNYATAAN PARA PIHAK TENTANG PENJELASAN MEDIASI Pada hari ini... tanggal..., kami selaku pihak-pihak berperkara perdata Nomor... /Pdt.G/ /PA... di depan persidangan menyatakan bahwa Hakim Pemeriksa Perkara telah memberikan penjelasan tentang prosedur pelaksanaan mediasi menurut Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang meliputi : a. pengertian dan manfaat mediasi; b. kewajiban para pihak untuk menghadiri langsung proses mediasi, berikut akibat hukum atas perilaku tidak beriktikad baik para pihak dalam proses mediasi; c. biaya-biaya yang mungkin timbul akibat penggunakan mediator nonhakim dan bukan pegawai pengadilan; d. tata cara dan biaya pemanggilan para pihak dalam proses mediasi; e. pilihan menindaklanjuti Kesepakatan Perdamaian dengan Akta Perdamaian, pencabutan atau perubahan gugatan termasuk penjelasan bahwa Kesepakatan Perdamaian yang dikuatkan dengan Akta Perdamaian tunduk pada ketentuan keterbukaan informasi di pengadilan; dan f. kewajiban para pihak untuk menanda tangani formulir penjelasan mediasi dalam hal para pihak telah diberi penjelasan secara lengkap dan memperoleh pemahaman yang baik tentang prosedur mediasi. Atas penjelasan Hakim Pemeriksa Perkara tersebut, kami telah memahami dengan baik tentang kewajiban menempuh mediasi dan bersedia untuk melaksanakannya secara beriktikad baik. Demikian pernyataan ini dibuat dan ditanda tangani oleh kami di hadapan Hakim Pemeriksa Perkara. Penggugat/Pemohon, Tergugat/Termohon,

17 Form-2 (Pasal 17 ayat (10) dan Pasal 20 ayat (5) BERITA ACARA SIDANG Nomor.../Pdt.G/20.../PA... Sidang Pengadilan Agama... yang mengadili perkara perdata, berlangsung di gedung yang digunakan untuk itu di Jalan... pada hari... tanggal... jam..., dalam perkara... antara :..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Penggugat/Pemohon; Lawan..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Tergugat/Termohon; Susunan Persidangan : 1...., Hakim Ketua; 2...., Hakim Anggota; 3...., Hakim Anggota; dibantu oleh..., Panitera Pengganti; Sidang dibuka oleh Hakim Ketua dan dinyatakan terbuka untuk umum, lalu para pihak yang berperkara dipanggil masuk ke ruang sidang; Penggugat/Pemohon menghadap sendiri di persidangan/hadir Kuasanya, Advokat pada Kantor Advokat... beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal...; Tergugat/Termohon menghadap sendiri di persidangan/hadir Kuasanya, Advokat pada Kantor Advokat... beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal...; Kemudian Hakim Ketua memeriksa Surat Kuasa dan Izin Beracara dari Kuasa Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon yang diperlihatkan satu sama lain; Hakim Ketua menjelaskan kepada para pihak bahwa sebelum pemeriksaan perkara dimulai, para pihak diwajibkan untuk menempuh mediasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan; Kemudian Hakim Ketua menjelaskan pengertian dan tata cara mediasi dengan menyatakan : 14

18 1. Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan dan dihadiri para pihak maka para pihak wajib menempuh proses mediasi; 2. Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Mediator; 3. Manfaat mediasi adalah menyelesaikan sengketa secara lebih sederhana, cepat dan biaya ringan, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan, serta menjaga hubungan baik; 4. Para pihak yang bersengketa wajib menghadiri langsung pertemuan mediasi dengan iktikad baik. Apabila tidak hadir tanpa alasan yang sah maka dikategorikan tidak beriktikad baik dan dikenakan sanksi membayar biaya mediasi; 5. Dalam proses mediasi, para pihak dapat memilih mediator hakim atau mediator nonhakim. Jika memilih mediator nonhakim maka biaya ditanggung oleh para pihak; 6. Apabila proses mediasi mencapai kesepakatan yang dituangkan dalam Kesepakatan Perdamaian, maka para pihak dapat memilih Kesepakatan Perdamaian akan dikuatkan dengan Akta Perdamaian atau mencabut gugatan; 7. Apabila para pihak sudah memahami dan mengerti, silahkan menanda tangani formulir penjelasan tentang mediasi; Atas penjelasan Hakim Ketua tersebut, selanjutnya para pihak menyatakan telah memahami penjelasan tersebut dan bersedia untuk menempuh mediasi dengan beriktikad baik; Kemudian para pihak menandatangani formulir penjelasan mediasi yang memuat pernyataan bahwa para pihak telah mendapatkan penjelasan tentang tata cara mediasi dan bersedia untuk menempuh mediasi dengan beriktikad baik; Hakim Ketua memberikan penjelasan kepada para pihak tentang prosedur mediasi dan pemilihan Mediator, baik Mediator yang ada di Pengadilan Agama... maupun Mediator dari luar (Mediator nonhakim bersertifikat), yang terdaftar di Pengadilan Agama..., selanjutnya para pihak menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Hakim; Majelis Hakim bermusyawarah, kemudian Hakim Ketua menunjuk saudara... Hakim pada Pengadilan Agama... sebagai Mediator; Hakim Ketua mengucapkan penetapan perintah melakukan mediasi dan penunjukan Mediator yang amarnya berbunyi sebagai berikut : MENETAPKAN 1. Memerintahkan kepada para pihak dalam perkara Nomor :../Pdt.G/.. /PA.. untuk menempuh mediasi; 2. Menunjuk Saudara... (Mediator bersertifikat yang beralamat di.../hakim Pengadilan Agama...) sebagai Mediator dalam perkara Nomor :../Pdt.G/.. /PA..; 15

19 3. Menetapkan proses mediasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penetapan ini; 4. Memerintahkan kepada Mediator untuk melaporkan hasil mediasi kepada Majelis Hakim; Selanjutnya Hakim Ketua menjelaskan untuk memberi kesempatan kepada para pihak untuk melakukan mediasi maka sidang ditunda sampai dengan hari sidang yang akan datang; Berhubung karena itu, Majelis Hakim bermusyawarah untuk menunda sidang, selanjutnya Hakim Ketua menetapkan sidang yang akan datang pada hari... tanggal... dengan acara..., serta memberitahukan penundaan tersebut kepada para pihak agar hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan itu tanpa dipanggil lagi; (untuk perkara perceraian tanpa tuntutan lainnya)* Kemudian Hakim Ketua menyatakan sidang ditutup; Demikian berita acara sidang ini dibuat yang ditanda tangani oleh Hakim Ketua dan Panitera Pengganti; Panitera Pengganti, Hakim Ketua, *selanjutnya Hakim Ketua menjelaskan untuk memberi kesempatan kepada para pihak untuk melakukan mediasi, maka sidang ditunda sampai hari sidang yang akan datang. (untuk perkara perceraian yang digabung dengan tuntutan lainnya (kumulasi) atau perkara lain yang menarik perhatian masyarakat). 16

20 Form-3 (Pasal 20 ayat (5) PENETAPAN Nomor../Pdt.G/ /PA.. Majelis Hakim Pengadilan Agama...; Membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Agama... tanggal... tentang Penunjukan Majelis Hakim dalam perkara Nomor../Pdt.G/.. /PA..; Membaca Surat Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor../Pdt.G/.. /PA.. tentang hari sidang; Membaca surat gugatan/permohonan tanggal... Nomor./Pdt.G/.. /PA.., dalam perkara antara :..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Penggugat/Pemohon; Lawan..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Tergugat/Termohon; Menimbang bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Penggugat/ Pemohon/Kuasa Penggugat/Kuasa Pemohon dan Tergugat/ Termohon/ Kuasa Tergugat /Kuasa Termohon hadir di persidangan. Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 154 RBg jo. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, dalam hal Para Pihak hadir pada hari sidang yang telah ditentukan, Hakim Pemeriksa Perkara mewajibkan Para Pihak untuk mengupayakan perdamaian dengan menempuh mediasi, maka dalam upaya mendamaikan Para Pihak tersebut, Majelis Hakim menerangkan bahwa Para Pihak dapat memilih Mediator yang terdaftar dalam Daftar Mediator di Pengadilan Agama...; Menimbang, bahwa Para Pihak sepakat memilih Mediator saudara... /gagal memilih Mediator dalam jangka waktu yang telah ditentukan /sepakat untuk menyerahkan kepada Majelis Hakim untuk menunjuk Mediator dari Daftar Mediator Pengadilan Agama...*; 17

21 Menimbang, bahwa oleh karena itu perlu dibuat penetapan yang memerintahkan kepada Para Pihak untuk melakukan mediasi dan penunjukan Mediator sebagaimana tersebut dalam amar penetapan ini; Memperhatikan ketentuan Pasal 20 ayat (5) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan serta peraturan lain yang bersangkutan; MENETAPKAN 1. Memerintahkan kepada Para Pihak dalam perkara Nomor../Pdt.G/.. /PA..untuk menempuh mediasi; 2. Menunjuk Saudara... (Mediator bersertifikat yang beralamat di.../hakim Pengadilan Agama...) sebagai Mediator dalam perkara Nomor../Pdt.G/.. /PA..; 3. Menetapkan proses mediasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penetapan ini; 4. Memerintahkan kepada Mediator untuk melaporkan hasil mediasi kepada Majelis Hakim; Ditetapkan di Pada tanggal :... : Hakim Ketua,

22 Form-4 Pasal 20 ayat (2) LAPORAN HASIL PEMILIHAN MEDIATOR Yang bertanda tangan di bawah ini :.; Penggugat/Pemohon; dan..; Tergugat/Termohon; dalam Perkara Nomor./Pdt.G/../PA...telah sepakat memilih... sebagai mediator/tidak sepakat memilih mediator; Demikian, untuk menjadikan maklum..., tanggal.. Penggugat/Pemohon, Tergugat/Termohon,

23 Form-5 (Pasal 21 ayat (1) INSTRUMEN MEMANGGIL MEDIASI Perkara Nomor./Pdt.G/../PA... Mediator, setelah membaca Penunjukan Mediator perkara Nomor../Pdt.G/../PA..., tanggal...; Menimbang, bahwa hari pertemuan mediasi untuk perkara tersebut harus ditetapkan; 2016; Memperhatikan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun MEMERINTAHKAN kepada Jurusita/Jurusita Pengganti untuk memanggil kedua belah pihak yang berperkara supaya datang menghadap untuk pertemuan mediasi yang dilangsungkan pada hari., tanggal, jam WIB di Kantor Pengadilan Agama. Jalan ; Menentukan bahwa tenggang waktu antara hari memanggil kedua belah pihak yang berperkara dengan hari sidang paling sedikit harus ada tiga hari kerja; Ditetapkan di Pada tanggal :... : Mediator,

24 Form-6 (Pasal 21 ayat (2) RELAAS PANGGILAN MEDIASI Nomor./Pdt.G/../PA... Pada hari.., tanggal., saya... sebagai Jurusita/Jurusita Pengganti pada Pengadilan Agama... atas perintah Mediator tanggal... dalam perkara perdata Nomor./Pdt.G/../PA...; TELAH MEMANGGIL, umur.. tahun, pekerjaan, bertempat tinggal di dusun., RT../RW, desa.., kecamatan., Kabupaten..., sebagai Penggugat/Pemohon - Tergugat /Termohon*; untuk menghadap pada pertemuan mediasi yang diselenggarakan di Pengadilan Agama... pada : Hari :... ; Tanggal :..... ; Jam :... WIB; dalam perkara... Nomor.../Pdt.G/20.../PA... antara :..., sebagai Penggugat/Pemohon lawan..., sebagai Tergugat/Termohon Panggilan ini saya laksanakan secara langsung kepada Penggugat/ Pemohon/Tergugat/Termohon* di tempat kediamannya dan disana bertemu/ tidak bertemu*...; Selanjutnya saya minta kepadanya untuk membubuhkan tanda tangan pada relaas ini, dan saya serahkan salinannya; Demikian panggilan ini saya laksanakan dengan mengingat sumpah jabatan; Yang menerima Jurusita/ Jurusita Pengganti, *Isi sesuai keperluan

25 Form-7 Pasal 24 ayat (1) RESUME PERKARA Nomor.../Pdt.G/20.../PA... Dalam perkara perdata... di Pengadilan Agama... antara :..., Penggugat/Pemohon; lawan..., Tergugat/Termohon; Kasus Posisi : ; Usulan Rencana Perdamaian : 1....; 2....; 3....; 4....; 5. Dst....,... Penggugat/Pemohon/Tergugat/Termohon,

26 Form-8 (Pasal 7 ayat (2), Pasal 22 ayat (2) dan (3), Pasal 32 ayat (1)) Lampiran :... Perihal : Laporan Mediator Tentang Mediasi Karena Terdapat Pihak Beriktikad Tidak Baik. Assalamu alaikum Wr. Wb....,... Kepada : Yth. Ketua Majelis Hakim Perkara Nomor.../Pdt.G/20.../PA... Di Pengadilan Agama... Dengan ini kami, selaku Mediator dalam perkara tersebut, melaporkan bahwa upaya perdamaian dalam proses mediasi ternyata Penggugat/Tergugat tidak beritikad baik karena : (pilih salah satu) Tidak hadir setelah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut dalam pertemuan mediasi tanpa alasan sah; Menghadiri pertemuan mediasi pertama, tetapi tidak pernah hadir pada pertemuan berikutnya meskipun telah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut tanpa alasan sah; Ketidak hadiran berulang-ulang yang mengganggu jadwal pertemuan mediasi tanpa alasan sah; Menghadiri pertemuan mediasi, tetapi tidak mengajukan dan/atau tidak menanggapi resume perkara pihak lain; Tidak menanda tangani konsep kesepakatan perdamaian yang telah disepakati tanpa alasan sah; Berdasarkan hal tersebut diatas, saya mengusulkan agar Penggugat/ Tergugat dinyatakan tidak beriktikad baik dalam proses mediasi dan dibebani untuk membayar biaya mediasi sebagai berikut : 1. Biaya transportasi pihak Penggugat/Tergugat untuk menghadiri pertemuan mediasi berdasarkan pengeluaran nyata sebagaimana kuitansi/tiket perjalanan sebasar Rp....; (...) dikalikan jumlah pertemuan menjadi sebesar Rp....; (...); 2. Biaya... dst; Sehingga keseluruhan biaya mediasi yang harus dibayar oleh Penggugat /Tergugat adalah sejumlah Rp....; (... ); Demikian laporan ini kami sampaikan untuk dapat ditindak lanjuti sebagaimana mestinya. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Mediator,

27 Form-9 (Pasal 22 ayat (4) PUTUSAN Nomor./Pdt.G/../PA... BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama... yang mengadili perkara perdata, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan... antara :..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Penggugat/Pemohon; lawan..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Tergugat/Termohon; Pengadilan Agama tersebut; Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan; Setelah membaca laporan Mediator tanggal...; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal... yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama... pada tanggal... dalam Register Nomor./Pdt.G/../PA... telah mengajukan gugatan sebagai berikut : (salin posita sampai petitum gugatan). Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Para Pihak masing-masing menghadap Kuasanya tersebut; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian di antara Para Pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk... Hakim pada Pengadilan Agama..., sebagai Mediator; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal... upaya mediasi tersebut tidak berhasil/tidak dapat dilaksanakan disebabkan Penggugat beriktikad tidak baik dalam proses mediasi karena...* (Pilih salah satu) Tidak hadir setelah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut dalam pertemuan mediasi tanpa alasan sah; 24

28 Menghadiri pertemuan mediasi pertama, tetapi tidak pernah hadir pada pertemuan berikutnya meskipun telah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut tanpa alasan sah; Ketidak hadiran berulang-ulang yang mengganggu jadwal pertemuan mediasi tanpa alasan sah; Menghadiri pertemuan mediasi, tetapi tidak mengajukan dan/atau tidak menanggapi resume perkara pihak lain; Tidak menanda tangani konsep kesepakatan perdamaian yang telah disepakati tanpa alasan sah; dan Penggugat direkomendasikan untuk dibebani membayar biaya mediasi yang terdiri atas : 1. Biaya panggilan sejumlah Rp....; (...); 2. Biaya transportasi Tergugat sejumlah Rp....; (...); Dengan jumlah keseluruhan Rp...; (...); Menimbang, bahwa berdasarkan laporan mediator tersebut diatas, maka Majelis Hakim perlu menyatakan Penggugat beritikad tidak baik sehingga gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima dan dihukum untuk membayar biaya perkara; Memperhatikan Pasal 22 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan; MENGADILI 1. Menyatakan penggugat tidak beriktikad baik dalam mediasi; 2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima; 3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp...; (...); Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama... pada hari..., tanggal... Masehi, bertepatan... Hijriyah, oleh kami..., sebagai Hakim Ketua,... dan..., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama... Nomor./Pdt.G/../PA... tanggal..., putusan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut,... Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat; Hakim-Hakim Anggota : Hakim Ketua, Panitera Pengganti,

29 Perincian biaya : 1. Pendaftaran Rp....; 2. Panggilan Rp....; 3. ATK Rp....; 4....** Rp....: 5. Meterai Rp....; 6. Redaksi Rp....; Jumlah Rp....; (...) *Pasal 7 ayat (2) **Biaya kepentingan proses mediasi di luar panggilan 26

30 Form-10 (Pasal 23 ayat (3) dan (4) PENETAPAN SELA Nomor./Pdt.G/../PA... BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Majelis Hakim Pengadilan Agama...; Setelah membaca surat gugatan tanggal... Nomor./Pdt.G/../PA... dalam perkara... antara :..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Penggugat/Pemohon; lawan..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Tergugat/Termohon; Setelah membaca laporan Mediator tanggal...; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Para Pihak masing-masing menghadap Kuasanya tersebut; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian di antara Para Pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk... Hakim pada Pengadilan Agama..., sebagai Mediator; Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal... upaya mediasi tersebut tidak berhasil/tidak dapat dilaksanakan disebabkan Tergugat beriktikad tidak baik dalam proses mediasi karena : (pilih salah satu) Tidak hadir setelah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut dalam pertemuan mediasi tanpa alasan sah; Menghadiri pertemuan mediasi pertama, tetapi tidak pernah hadir pada pertemuan berikutny meskipun telah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut tanpa alasan sah; Ketidak hadiran berulang-ulang yang mengganggu jadwal pertemuan mediasi tanpa alasan sah; Menghadiri pertemuan mediasi, tetapi tidak mengajukan dan/atau tidak menanggapi resume perkara pihak lain; 27

31 Tidak menanda tangani konsep kesepakatan perdamaian yang telah disepakati tanpa alasan sah; dan Tergugat direkomendasikan untuk dibebani membayar biaya mediasi terdiri atas : 1. Biaya panggilan sejumlah Rp....; (...); 2. Biaya transportasi Penggugat sejumlah Rp....; (...); Dengan jumlah keseluruhan Rp... (...); Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat dinyatakan tidak beriktikad baik dalam proses mediasi, maka sebelum melanjutkan pemeriksaan, Hakim Pemeriksa Perkara mengeluarkan penetapan yang menyatakan Tergugat tidak beriktikad baik dan menghukum Tergugat untuk membayar biaya mediasi; Menimbang, bahwa mengenai biaya perkara di luar biaya mediasi akan ditetapkan bersama-sama dalam putusan akhir; Memperhatikan Pasal 23 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan; MENETAPKAN 1. Menyatakan Tergugat tidak beriktikad baik dalam mediasi; 2. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya mediasi sejumlah Rp...; (...); 3. Menyatakan biaya perkara akan ditetapkan bersama-sama dalam putusan akhir; Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama... pada hari..., tanggal... Masehi, bertepatan... Hijriyah, oleh kami..., sebagai Hakim Ketua,... dan..., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama... Nomor./Pdt.G/../PA... tanggal..., penetapan tersebut pada hari itu juga diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut,... Panitera Pengganti dan Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat; Hakim-Hakim Anggota : Hakim Ketua, Panitera Pengganti, Catatan : Penetapan Sela ini berada dalam berita acara sidang 28

32 Form-11 (Pasal 23 ayat (4) dan (5) PUTUSAN Nomor./Pdt.G/../PA... BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama... yang mengadili perkara perdata, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan... antara :..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Penggugat/Pemohon; lawan..., bertempat tinggal di..., dalam hal ini memberikan kuasa kepada..., Advokat, beralamat di..., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal..., selanjutnya disebut sebagai Tergugat/Termohon; Pengadilan Agama tersebut; Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan; Setelah mendengar kedua belah pihak yang beperkara; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal... yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama... pada tanggal... dalam Register Nomor./Pdt.G/../PA... telah mengajukan gugatan sebagai berikut : (salin posita sampai petitum gugatan). Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Para Pihak masing-masing menghadap Kuasanya tersebut;* Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian di antara Para Pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk... Hakim pada Pengadilan Agama..., sebagai Mediator; Menimbang, bahwa selanjutnya pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut : (salin jawaban dan eksepsi) 29

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Mediasi

Lebih terperinci

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA I. PENDAHULUAN Bahwa dalam beracara di Pengadilan Agama tidak mesti berakhir dengan putusan perceraian karena ada beberapa jenis

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama? PANDUAN WAWANCARA Mediator: 1. Apa saja model-model Pendekatan Agama dalam proses mediasi terhadap perkara perceraian? a. Bagaimana cara menerapkan model-model pendekatan agama dalam proses mediasi terhadap

Lebih terperinci

DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN 1. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : ----- TAHUN ---------- TENTANG

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

Lebih terperinci

MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN Oleh: Mashuri, S.Ag., M.H.

MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN Oleh: Mashuri, S.Ag., M.H. MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 Oleh: Mashuri, S.Ag., M.H. I. PENDAHULUAN Pengadilan merupakan lembaga yang memiliki tugas dan wewenang untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi

Lebih terperinci

BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG

BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG A. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Pandeglang Berdasarkan hasil wawancara dengan Nuning selaku Panitera di Pengadilan Agama Pandeglang

Lebih terperinci

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan MEDIASI Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN Dasar Hukum : Pasal 130 HIR Pasal 154 RBg PERMA No. 1 tahun 2016 tentang Prosedur

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian

Lebih terperinci

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA 2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI

Lebih terperinci

Bahan Ajar Mata Kuliah PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF

Bahan Ajar Mata Kuliah PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF Bahan Ajar Mata Kuliah PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF disampaikan oleh : Irawan Harahap, S.H., S.E., M.Kn., CLA Advokat Mediator Bersertifikat Advokat Auditor Hukum, Konsultan HKI Advokat, NIA Peradi

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 37/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 37/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 37/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara permohonan cerai gugat dalam tingkat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649, 2013 KOMISI INFORMASI. Sengketa Informasi Publik. Penyelesaian. Prosedur. Pencabutan. PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN

Lebih terperinci

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2015 MA. Penyalahgunaan Wewenang. Penilaian Unsur. Pedoman Beracara. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr.

P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr. SALINAN P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2014/PTA.Mks بسم الله الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 0004/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR 0004/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 0004/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat banding

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

GAMBARAN TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN PERKARA EKONOMI SYARI AH BERDASARKAN PERMA NOMOR 2 TAHUN 2015 DAN PERMA NOMOR 14 TAHUN 2016

GAMBARAN TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN PERKARA EKONOMI SYARI AH BERDASARKAN PERMA NOMOR 2 TAHUN 2015 DAN PERMA NOMOR 14 TAHUN 2016 1 GAMBARAN TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN PERKARA EKONOMI SYARI AH BERDASARKAN PERMA NOMOR 2 TAHUN 2015 DAN PERMA NOMOR 14 TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN 1. Dalam Pasal 2 Perma Nomor 14 Tahun 2016 disebutkan

Lebih terperinci

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ;

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ; Salinan Nomor : P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan

Lebih terperinci

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 38/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

P U T U S A N. Nomor : 38/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N S A L I N A N 1 P U T U S A N Nomor : 38/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG yang mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara

Lebih terperinci

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3). MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : MEDIASI DAN GUGAT REKONPENSI : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 7 FEBRUARI 2012 O L E H : Dra. MASDARWIATY, MA A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Oleh : DRS. H.MUHTADIN,S.H 1 ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA BERACARA HARUS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn

P U T U S A N NOMOR 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn P U T U S A N NOMOR 0000/Pdt.G/2016/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat dalam persidangan Majelis Hakim

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N : P U T U S A N Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. NOMOR <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. NOMOR <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN NOMOR /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada tingkat banding, dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding dalam persidangan majelis

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung telah memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA CERAI GUGAT A. Pendahuluan Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor: 523/Pdt.G/2013/PA.Dum

PUTUSAN Nomor: 523/Pdt.G/2013/PA.Dum PUTUSAN Nomor: 523/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA PENGADILAN AGAMA DUMAI Pengadilan Agama yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene No.1172, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Gugatan Sederhana. Penyelesaian. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA DENGAN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 4/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 4/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 4/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya PROSDUR BERPERKARA Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama / Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR, 142 Rbg jo.pasal 73

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA I.A. Prosedur Dan Proses Penyelesaian Perkara Cerai Talak PROSEDUR Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling

Lebih terperinci

P U T U S A N 37/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N 37/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Salinan Nomor : P U T U S A N 37/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pengintegrasian

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 31/Pdt.G/2013/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 31/Pdt.G/2013/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN PUTUSAN Nomor : 31/Pdt.G/2013/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 36/Pdt.G/2015/PTA. Smd DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA SAMARINDA

P U T U S A N Nomor 36/Pdt.G/2015/PTA. Smd DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA SAMARINDA P U T U S A N Nomor 36/Pdt.G/2015/PTA. Smd بسم اهلل الرحمن الرحيم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA SAMARINDA Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 0682/Pdt.G/2012/ PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N Nomor : 0682/Pdt.G/2012/ PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM P U T U S A N Nomor : 0682/Pdt.G/2012/ PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO yang memeriksa dan mengadili pada tingkat pertama dalam

Lebih terperinci

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN W9-U2/02/TAPM-FORM-1/PDT/2016 BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA Nomor Perkara : Pemohon : NOMOR TANGGAL URAIAN PENERIMAAN JUMLAH PENGELUARAN KETERANGAN W9-U2/02/TAPM-FORM-2/PDT/2016

Lebih terperinci

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi BAB IV ANALISIS A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa secara umum mediasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR /Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR /Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR /Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam sidang majelis tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 14/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 14/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 14/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 0397/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 06/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar'iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT) PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT) di INDONESIA Oleh : Wasis Priyanto Ditulis saat Bertugas di PN Sukadana Kab Lampung Timur Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks

P U T U S A N. Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks P U T U S A N Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam sidang

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 223/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 223/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 223/Pdt.G/2012/PA.Pkc. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL III - 1 III - 2 Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM III-9 BAB II TATACARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA

LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA 1 LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA oleh : Ali M. Haidar I. PENDAHULUAN Tulisan ini disajikan hanyalah sebagai ulangan dan bahkan cuplikan dari berbagai tulisan tentang

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 63/Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 63/Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 63/Pdt.G/2009/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata agama pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 1024/Pdt.G/2014/PA.Pas

PUTUSAN Nomor 1024/Pdt.G/2014/PA.Pas PUTUSAN Nomor 1024/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor :1202/ Pdt.G/2011/PA.Skh

P U T U S A N Nomor :1202/ Pdt.G/2011/PA.Skh 1 P U T U S A N Nomor :1202/ Pdt.G/2011/PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sukoharjo yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 52/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 52/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA S A L I N AN P U T U S A N Nomor : 52/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor: 214/Pdt.G/2013/PA.Dum

PUTUSAN Nomor: 214/Pdt.G/2013/PA.Dum PUTUSAN Nomor: 214/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA PENGADILAN AGAMA DUMAI Pengadilan Agama yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 53/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 53/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 53/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG yang mengadili perkara perdata tertentu

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4) KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : MA/Kumdil/1375/III/1990 Lampiran : - JAKARTA, 12 Mei 1990 Kepada Yth. 1. Sdr. Ketua Pengadilan Tinggi Agama 2. Sdr. Ketua Pengadilan Agama Di Seluruh Indonesia.

Lebih terperinci

PUTUSAN. PEMOHON, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani Sawit, pendidikan SMP, PEMOHON; Melawan

PUTUSAN. PEMOHON, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani Sawit, pendidikan SMP, PEMOHON; Melawan PUTUSAN Nomor: 78/Pdt.G/2012/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA; Menimbang

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 511/Pdt.G/2013/PA.SUB. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG

PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG PUTUSAN Nomor 25/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PALEMBANG yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor: 046/Pdt.G/2013/PA.Dum

PENETAPAN Nomor: 046/Pdt.G/2013/PA.Dum PENETAPAN Nomor: 046/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN AGAMA DUMAI Pengadilan Agama yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan P U T U S A N Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

Nomor 1315/Pdt.G/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor 1315/Pdt.G/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor 1315/Pdt.G/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N Nomor :003/Pdt.G/2011/ PA.Skh

SALINAN P U T U S A N Nomor :003/Pdt.G/2011/ PA.Skh SALINAN P U T U S A N Nomor :003/Pdt.G/2011/ PA.Skh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sukoharjo yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 350/Pdt.G/2013/PA.SUB. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 350/Pdt.G/2013/PA.SUB. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 350/Pdt.G/2013/PA.SUB. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN PUTUSAN Nomor :18/Pdt.G/2011/PA.NTN. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia \ Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA PELAKSANAAN KEMITRAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten telah memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan

Lebih terperinci

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : Perubahan Materi Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : 1. Penambahan 1 (satu) poin pada bagian Teknis Administrasi,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 1880/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 1880/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan P U T U S A N Nomor: 1880/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci