AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 3.1. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Gorontalo tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (RPJMD/Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Gorontalo, pun tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2015 Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran : a. Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka skala yang digunakan sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

2 Skor Rentang Capaian Kategori Capaian 4 Lebih dari 100 % Sangat Baik 3 75 % sampai 100 % Baik 2 55 % sampai 75 % Cukup 1 Kurang dari 55 % Kurang b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progress negatif, maka skala yang digunakan sebagai berikut : Skor Rentang Capaian Kategori Capaian 1 Lebih dari 100 % Kurang 2 75 % sampai 100 % Cukup 3 55 % sampai 75 % Baik 4 Kurang dari 55 % Sangat Baik EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Gorontalo tahun 2015 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 disajikan sebagai berikut : 1. Tujuan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Tujuan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah dijabarkan dalam 4 (empat) sasaran strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 9 (sembilan) indikator kinerja yang dapat di lelaskan sebagai berikut: Tujuan 1 Sasaran 1 Meningkatkan Ekonomi Daerah Pertumbuhan Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

3 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Jumlah Investor Berskala Nasional PMA dan PMDN 15 PMA/PMDN 18 PMA/PMDN 120 % SANGAT BAIK Jumlah nilai investasi Berskala Nasional PMA dan PMDN 3,255 Triliun 4,124 Triliun 127 % SANGAT BAIK Investasi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi perekonomian suatu wilayah. Investasi akan dapat mendorong berbagai hal antara lain kesempatan kerja sampai dengan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Provinsi Gorontalo yang merupakan daerah relatif baru, keberadaan investasi akan dapat membantu dalam mensejajarkan dengan provinsi lain yang relatif sudah lama terbentuk. Berdasarkan hasil pengukuran atas kinerja sasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran dimana keduanya melampaui target yang di tetapkan. Indikator kinerja atas peningkatan jumlah investor di Provinsi Gorontalo yang di targetkan sebanyak 15 PMA/PMDN, terealisasi sebesar 18 PMA/PMDN atau 120% sehingga total sampai dengan Tahun 2015 capaiannya adalah 43 PMA/PMDN dengan jumlah nilai investasi dari target sebesar 3,255 Triliun terealisasi sebesar 4,124 Triliun atau 127 persen. Jumlah Investor Berskala Nasional PMA dan PMDN Jika pengeluaran pemerintah meningkat dan digunakan untuk proyek-proyek yang produktif maka ini juga akan meningkatkan PDRB. Realisasi jumlah investor dalam negeri dan investor luar negeri empat tahun terakhir memperlihatkan kecenderungannya meningkat target yang ditetapkan tiap tahun. Tahun 2012 realisasi jumlah investor sebanyak 6 (enam) investor dari target 4 (empat) investor dengan nilai investasi sebesar Triliun, pada tahun 2013 realisasi jumlah investor sebanyak 5 (lima) investor dari target 4 (empat) investor dengan nilai LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

4 investasi Triliun dan pada tahun 2014 realisasi jumlah investor sebanyak 14 (empat belas) investor dari target sebanyak 13 (tiga belas) investor dengan nilai investasi sebesar Triliun. Dan peningkatan jumlah investor dan jumlah investasi di Provinsi Gorontalo ini berlanjut di tahun 2015, sehingga totalnya menjadi 43 investor PMA/PMDN dengan nilai investasi juga meningkat sebesar 4,124 Triliun. Kecenderungan peningkatan jumlah investasi yang terjadi di Provinsi Gorontalo ini disebabkan oleh beberapa hal: - Adanya komitmen pemerintah provinsi Gorontalo dalam meningkatkan potensi investasi daerah seperti menggalang kerjasama investasi dengan investor dalam dan luar negeri dan mempertemukan Pemerintah dengan Investor dalam dan luar negeri secara langsung melalui event Temu Bisnis sebagai upaya untuk menarik minat investor dalam menanamkan modalnya di Provinsi Gorontalo. - Promosi Investasi Promosi investasi yang dilakukan oleh Pmerintah Provinsi Gorontalo yaitu dengan mengembangkan website investasi yang menarik lengkap dan terupdate serta menjaring Investor melalui internet. - Menyelenggarakan Gelar Potensi Investasi Daerah Tingkat Provinsi yang bertujuan untuk mempromosikan potensi investasi Provinsi Gorontalo baik di tingkat Nasional maupun di tingkat Internasional serta menarik minat investor untuk berinvestasi di Provinsi Gorontalo. - Perumusan Kebijakan Investasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

5 Selanjutnya, kebijakan pemerintah Provinsi Gorontalo menyangkut peningkatan jumlah investasi di Provinsi Gorontalo adalah membuat aturan/payung hukum yang akan digunakan untuk pelaksanaan penanaman modal di daerah yang difokuskan pada merumuskan kebijakan-kebijakan investasi di Provinsi Gorontalo sehingga menjamin rasa aman dan kemudahan berinvestasi. dalam - Pengembangan Potensi Investasi Bagi Masyarakat Kegiatan ini bertujuan untuk pengembangan managerial Skill bagi pelaku UMKM serta pelaku investasi masyarakat yang paham/mengetahui adanya potensi investasi. - Data Potensi Investasi Dan Dokumen Studi Kelayakan Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi yang akurat mengenai kelayakan investasi tentang potensi potensi uanggulan daerah yang bermanfaat bagi investor dalam merencanakan investasinya di Provinsi Gorontalo. Sehingga para investor yang akan berinvestasi di Provinsi Gorontalo bisa beroleh kepastian tentang potensi investasi dimaksud. Indikator Kinerja Jumlah Investor Berskala Nasional PMA dan PMDN Tabel Capaian Indikator Jumlah Investor Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD 6 PMA/PMDN 5 PMA/PMDN 14 PMA/PMDN Sumber Data : Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo 15 PMA/PMDN 18 PMA/PMDN 19 PMA/PMDN Dari tabel capaian diatas, dapat diketahui perkembangan jumlah investor di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun Pada tahun 2012 realisasi jumlah investor nasional PMA dan PMDN sebesar 6 investor dari target yang di tetapkan sebesar 9 PMA/PMDN. Tahun 2013 jumlah investor turun dari jumlah tahun sebelumnya menjadi hanya 5 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

6 investor dari target yang di tetapkan sebesar 11 PMA/PMDN. Pada tahun 2014 terealisasi sebesar 14 investor dari target sebesar 13 PMA/PMDN. Untuk tahun 2015, dari target yang di tetapkan 15 PMA/PMDN, terealisasi sebesar 18 PMA/PMDN sehingga capaian sampai dengan Tahun 2015 sebanyak 43 PMA/PMDN. Di lihat dari hasil capaian, ini berarti bahwa terdapat efisiensi terhadapa penggunaan anggaran pada pencapaian sasaran peningkatan jumlah investor di Provinsi Gorontalo. Target capaian pada Akhir periode RPJMD adalah sebesar 19 PMA/PMDN yang berarti bahwa capaian sampai dengan tahun 2015, sudah melampaui target Akhir periode RPJMD. Jumlah Nilai investasi Berskala Nasional PMA dan PMDN Di Provinsi Gorontalo, terdapat berbagai potensi investasi yang saat ini menarik para investor untuk berinvestasi di provinsi ini. Untuk Penanaman Modal Asing (PMA), beberapa sektor yang menarik para investor adalah: 1. Sektor industri gula; 2. Sektor pertambangan emas dan mineral; 3. Sektor perdagangan besar industri pengeringan jagung; 4. Sektor budidaya mutiara; 5. Sektor industri minyak kasar dari nabati dan kemasan plastik; 6. Sektor pertanian dan peternakan; 7. Sektor jasa akomodasi (hotel); 8. Setor perdagangan eceran berskala besar; 9. Sektot industri pembuatan logam dasar bukan besi. Selain PMA, terdapat beberapa bidang usaha di Provinsi Gorontalo yang menarik para investor dalam negeri (PMDN) yaitu: 1. Bidang usaha PLTU 11 MEGA WATT dengan lokasi di Molotabu, Kabupaten Bone Bolango; 2. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit dengan lokasi di Kabupaten Pohuwato; 3. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit dengan lokasi di Popayato, Kabupaten Pohuwato; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

7 4. Bidang usaha perkebunan kelapa sawit dengan lokasi di Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato. Selanjutnya untuk peningkatan nilai investasi itu sendiri, khusus PMDN sangat dipengaruhi oleh tabungan masyarakat, karena dari tabungan masyarakat merupakan sumber dana yang membuka peluang bagi berlangsungnya penanaman modal dalam negeri. Dengan semakin meningkatnya tabungan masyarakat maka dana yang dimiliki pemerintah semakin besar sehingga pengeluaran pemerintah untuk pembangunan mencukupi. Selain PMDN, salah satu investasi yang juga menunjang perekonomian suatu daerah adalah Penanaman Modal Asing (PMA). Berdasarkan data RPJMD tahun , nilai investasi baik PMDN maupun PMA besaran targetnya cenderung naik. Indikator Kinerja Jumlah Nilai investasi Berskala Nasional PMA dan PMDN Tabel Capaian Indikator Jumlah Nilai Investasi Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD 2,189 1,331 3,243 3,255 4,124 5,087 Triliun Triliun Triliun Triliun Triliun Triliun Sumber Data : Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Gorontalo Dari tabel capaian indikator diatas, dapat diketahui tentang perkembangan nilai investasi dari tahun 2012 sampai tahun Tahun 2012, nilai investasi sebesar Triliun. Tahun 2013 sebesar Triliun dan tahun 2014 sebesar Triliun. Pada tahun 2015, jumlah nilai investasi di Provinsi Gorontalo naik dari tahun sebelumnya menjadi 4,124 Triliun atau naik sebesar 0,9 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 3,255 Triliun Rupiah. Sebagaimana peningkatan jumlah investor di Provinsi Gorontalo, capaian jumlah nilai investasipun di tahun 2015 ini menggambarkan adanya efisiensi sumber daya, dimana capaian melebihi target yang telah ditetapkan. Dan kondisi yang di harapkan di akhir periode RPJMD, tahun 2017 adalah sebesar 5,087 Triliun. Tujuan 1 Sasaran 2 Meningkatkan Ekonomi Daerah Pertumbuhan Meningkatkan Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversifikasi Komoditi Lainnya Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

8 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversifikasi Komoditi Lainnya Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Jumlah ekspor komoditi unggulan daerah Ton ton 101 % SANGAT BAIK Jumlah Perdagangan antar Pulau Ton ton 9,6 % KURANG Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel pengukuran kinerja diatas, dapat di ketahui bahwa capaian target kinerja meningkatkan kinerja ekspor komoditi unggulan daerah tergolong belum berhasil dengan baik. Hal ini dapat di ketahui dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran masih ada indikator yang capaiannya dalam kategori kurang. Jumlah Ekspor komoditi unggulan Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perkonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri. Perekonomian setiap negara praktis sudah terbuka bagi dan terjalin dengan dunia internasional. Perdagangan luar negeri menjadi semakin penting, bukan saja dalam kaitan dengan haluan pembangunan yang berorientasi ke luar, yakni membidik masyarakat di negara- negara lain sebagai pasar hasil-hasil produksi dalam negeri, tapi juga pengadaan barang-barang modal untuk memacu industry dalam negeri. Mengenali kecenderungan serta kinerja ekspor dan impor dapat diketahui keunggulan dan kelemahan ekspor negara yang bersangkutan, perilaku konsumsi masyarakat, serta kerentanan sektor industri negara itu akan kesinambungan pasok bahan baku atau barang modal dari luar negeri. Kegiatan ekspor merupakan salah satu faktor penentu LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

9 dalam menentukan roda perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan internasional. Pengertian ekspor secara umum adalah Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain atau sebagai proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Pencapaian kinerja sasaran ini dihasilkan dari pelaksanaan program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Komoditi Unggulan dengan menitik beratkan pada koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/eksportir/ pengusaha dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan koordinasi program dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan pusat melalui rapat koordinasi, yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan ekspor daerah dan pusat, dalam rangka mendorong peningkatan ekspor nasional. Dukungan selanjutnya adalah melalui Pelatihan prosedur ekspor impor dalam rangka membangun pemahaman bersama para pelaku usaha di daerah terhadap prosedur dan mekanisme ekspor-impor, termasuk didalamnya standarisasi mutu barang ekspor impor. Jumlah volume dan nilai ekspor di pengaruhi pula oleh standarisasi mutu barang ekspor berupa Pengujian Komoditi dan Penerbitan Sertifikasi Mutu Produk Ekspor dalam rangka peningkatan pengawasan dan pengendalian mutu barang ber-sni dan komoditi ekspor impor serta pengujian dan Sertifikasi. Ekspor komoditi unggulan Provinsi Gorontalo sebaimana uraian target capaian indikator RPJMD, dimana target untuk volume ekspor komoditi unggulan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 sebesar ton dengan pencapaian realisasi di tahun yang sama sebesar ton dengan jumlah nilai ekspor sebesar US Dolar. Pada Tahun 2013, volume ekspor LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

10 komoditi unggulan di targetkan sebesar ton dan terealisasi pada Tahun 2013 sebesar ton atau turun sebesar 42,54 persen dari pencapaian tahun sebelumnya dengan nilai ekspor sebesar US Dolar. Untuk tahun 2014, volume ekspor komoditi ungggulan di targetkan sebesar ton dan terealisasi sebesar ton dengan nilai ekspor sebesar US Dollar. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir volume ekspor bersifat fluktuatif dimana untuk tahun 2015 ini volume ekspor komoditi unggulan di targetkan sebesar ton dan terealisasi sebesar ton dengan nilai ekspor sebesar US Dollar. Meningkatnya capaian ini disebabkan oleh meningkatnya komoditi jagung kuning dan gula tetes dan dengan dukungan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Komoditi Unggulan, dengan kegiatan : 1) Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/eksportir/ pengusaha yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan ekspor daerah dan pusat, dalam rangka mendorong peningkatan ekspor nasional. 2) Pelatihan prosedur ekspor impor. Melalui kegiatan ini terbangun pemahaman bersama para pelaku usaha di daerah terhadap prosedur dan mekanisme ekspor-impor, termasuk didalamnya standarisasi mutu barang ekspor impor. 3) Pengembangan Informasi Peluang Pasar Perdagangan Luar Negeri yang antara lain sebagai sarana penyebaran informasi tentang peluang pasar di Negara-negara Asia, Eropa dan Amerika, serta informasi tentang mutu produk sesuai permintaan pasar luar negeri. Meskipun target telah tercapai, masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran tahun 2015 antara lain program dan kegiatan lintas provinsi, kabupaten/kota dan pusat meski telah terkoordinasi dengan baik, namun masih dirasakan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

11 belum terarah dan focus pada pengembangan ekspor secara komprehensif, dan masih bersifat parsial mengingat sumber pendanaan yang berbeda-beda. Selain itu dari sisi produksi terjadi penurunan produksi komoditi unggulan daerah utamanya Jagung yang mengakibatkan terbatasnya persediaan/stock. Hal ini disebabkan oleh anomali cuaca pada tahun 2015 yang tidak menentu, sehingga mengakibatkan penurunan produksi pertanian. Disamping itu pula, pengaruh perbedaan harga ekspor dan antar pulau menjadi salah satu penyebab utama penurunan ekspor Gorontalo, dimana pada tahun 2015 harga ekspor lebih rendah dibandingkan dengan antar pulau sehingga para eksportir lebih memilih menjual produknya melalui perdagangan antar pulau. Dalam rangka perbaikan kinerja Ekspor komoditi unggulan Daerah di provinsi Gorontalo, langkah-langkah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah: Pembangunan Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan laut dan pelabuhan udara perlu terus disempurnakan untuk mendorong peningkatan eksport. Pemerintah perlu melakukan kebijakan subtitusi impor terutama pada produk-produk yang potensial dihasilkan oleh Gorontalo. Meningkatkan peran UPTD BPSMB dalam rangka pengawasan dan pengendalian mutu barang yang ber SNI dan pengawasan eksport import sehingga geliat eksport komoditi unggulan daerah lebih bersemangat. Tabel Capaian Indikator Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Indikator Kinerja Jumlah Ekspor komoditi unggulan Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Kinerja pada akhir RPJMD ton ton ton ton ton ton Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja sasaran jumlah ekspor komoditi unggulan pada tahun 2012 sebesar ton. Di Tahun 2013, ekspor komoditi unggulan sebesar ton dan pada Tahun 2014 sebesar ton. Pada tahun 2015, capaian sebesar ton dari target yang telah ditetapkan sebesar ton atau capaian sebesar 101 persen dan capaian ini melebihi target yang telah ditetapkan. Dari capaian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi terhadap sumber daya yang di gunakan dalam mendukung pencapaian sasaran ini. Target capaian samapai dengan akhir RPJMD untuk ekspor komoditi unggulan sebesar ton. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

12 Jumlah Perdagangan antar Pulau Pencapaian kinerja sasaran di peroleh dari pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan yang di laksanakan dalam rangka meningkatkan Kerjasama Dagang Antar Daerah, dengan target capaian menunjang pencapaian sasaran program adalah kantor perwakilan dagang antar pulau Gorontalo di Surabaya. Dengan adanya kantor perwakilan dagang maka perdagangan antar pulau Gorontalo ke Surabaya dapat difasilistasi dalam proses transaksi jual beli. Pencapaian kinerja ini di dukung pula oleh kegiatan-kegiatan Pengawasan Barang Beredar dan Perlindungan Konsumen, program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan melalui peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa dengan tujuan harga / stok kebutuhan pokok di kabuapten/kota se Provinsi Gorontalo tetap terjaga, sehingga mampu menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif. Fasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan pengaduan konsumen, Operasional dan pengembangan UPT Kemetrologian Daerah dengan tujuan tercipta tertib ukur dan tertib usaha dikalangan pelaku usaha sehingga mendorong peningkatan ketaatan pelaku usaha dalam penggunaan alat UTTP serta meningkatnya jaminan dan kepastian hukum penggunaan alat UTTP didaerah. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, pencapaian kinerja sasaran ini dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah Program Peningkatan Standarisasi Mutu Barang Ekspor, dengan kegiatan : 1. Bimtek dan Sosialisasi standarisasi Mutu Barang melalui kegiatan peningkatan pengawasan dan pengendalian mutu barang ber-sni dan komoditi ekspor impor dengan kegiatan antara lain terlaksanaya pengawasan mutu barang dan terlaksananya sosialisasi peran dan fungsi BPSMB kepada masyarakat dan pelaku usaha/eksportir di daerah. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

13 2. Pengujian dan Sertifikasi dengan kegiatan ini adalah peningkatan SDM tenaga penguji mutu barang, terselenggaranya uji banding laboraturium, tersedianya sarana peralatan laboraturium, peralatan kalibirasi, uji mutu dan penerbitan Sertifikasi Mutu. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran tahun 2015 antara lain program dan kegiatan lintas provinsi, kabupaten/kota dan masih keterbatasan data perdagangan antar pulau yang melalui jalur darat. Hal ini karena sulitnya memperoleh data tersebut. Data perdagangan antar pulau hanya data dari administrasi pelabuhan yaitu perdagangan antar pulau melalui jalur laut. Indikator Kinerja Jumlah Perdagangan Antar Pulau Tabel Capaian Indikator Kinerja Perdagangan Antar Pulau Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD ton ton ton ton ton ton Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja sasaran jumlah perdagangan antar pulau pada tahun 2012 sebesar ton. Di Tahun 2013, jumlah perdagangan antar pulau sebesar ton atau naik sebesar 2,70 persen dan pada Tahun 2014 ralisasi turun menjadi ton dari target yang telah di tetapkan sebesar ton atau mengalami kekurangan pencapaian target sebesar 92 persen. Pada tahun 2015 capaian sebesar ton dari target yang di tetapkan sebesar ton atau 9,6 persen. Target RPJMD dari indikator sasaran ini adalah sebesar ton. Tujuan 1 Sasaran 3 Meningkatkan Ekonomi Daerah Pertumbuhan Terwujudnya Pertumbuhan Usaha Koperasi dan UMKM Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Pertumbuhan Usaha Koperasi dan UMKM LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

14 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Jumlah Koperasi berkualitas 20 unit 15 unit 75 % BAIK Jumlah UMKM UMKM UMKM 143% SANGAT BAIK Jumlah wira usaha baru yang di fasilitasi oleh modal usaha 750 UMKM UMKM 165 % SANGAT BAIK Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja Pertumbuhan Koperasi dan UMKM di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari 2 (dua) indikator kinerja yang di gunakan untuk mengukur kinerja tersebut, 1 (satu) indikator dalam kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator dalam kategori Baik. Indikator jumlah koperasi yang berkualitas mencapai 75 persen dan pencapaian jumlah UMKM sebesar 143 persen. Capaian kinerja tersebut diakibatkan oleh semakin baiknya koordinasi dan implementasi program dan kegiatan antara Provinsi dan Kabupaten / Kota, serta kerjasama dengan para stakeholder yang terkait dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan. Jumlah Koperasi yang Berkualitas Upaya pemberdayaan koperasi di tujukan untuk mewujudkan lingkungan usaha yang mampu menstimulasi, memfasilitasi serta menciptakan iklim usaha yang kondusif pada berbagai tingkat pemerintahan agar koperasi memiliki daya saing yang tinggi di dalam dan luar negeri. Koperasi berkualitas adalah koperasi sebagai badan usaha yang dicirikan oleh prinsip-prinsip kohesivitas dan partisipasi anggota yang kuat dengan kinerja usaha yang semakin sehat dan berorientasi kepada usaha anggota serta memiliki kepedulian sosial. Instrument yang digunakan dalam menetapkan kualitas koperasi adalah hasil pelaksanaan klasifikasi terhadap masingmasing koperasi. Pelaksanaan klasifikasi koperasi didasarkan pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

15 Republik Indonesia, Nomor : 22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi. Dalam keputusan tersebut di tetapkan bahwa pemeringkatan koperasi di dasarkan kepada penilaian terhadap 6 (enam) aspek koperasi berkualitas yang terdiri dari : 1. Aspek badan usaha aktif; 2. Aspek kinerja usaha yang semakin sehat; 3. Aspek kohesivitas dan partisipasi anggota; 4. Aspek orientasi kepada pelayanan anggota; 5. Aspek pelayanan terhadap masyarakat; 6. Aspek kontribusi terhadap pembangunan daerah. Di Provinsi Gorontalo, pertumbuhan jumlah koperasi semakin naik dari tahun ke tahun. Untuk koperasi berkualitas itu sendiri, dari 20 koperasi berkualitas yang di targetkan, tercapai 75 persen. Hal ini karena adanya dukungan program dan kegiatan yang berpengaruh terhadap pencapaian tersebut antara lain program Pengembangan KUKM yakni Kegiatan Penumbuhan Koperasi Baru berupa Fasilitasi Akta pendirian Koperasi Melalui Notaris sebanyak 20 Koperasi, Penguatan Modal dana pengembangan Usaha sebanyak 20 koperasi serta Kegiatan Pengembangan Koperasi Berkualitas berupa Bantuan Pengembangan Koperasi Berkualitas sebanyak 15 Koperasi. Selain itu Kegiatan Fasilitasi Kredit Perbankan kepada KUKM telah berhasil memfasilitasi 541 KUKM dalam mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tabel Capaian Indikator Kinerja Koperasi Indikator Kinerja Jumlah Koperasi berkualitas Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD 11 unit 13 unit 10 unit 20 unit 15 unit 115 unit Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja jumlah koperasi berkualitas di Tahun 2012 sebesar 11 unit koperasi dan di Tahun 2013, jumlah unit koperasi berkualitas naik menjadi 13 unit koperasi. Pada tahun 2014, capaian kinerja mencapai 10 unit koperasi. Pada tahun 2015, capaian sebesar 15 unit koperasi dari 20 koperasi yang di targetkan di tahun 2015 atau capaian sebesar 75 persen. Target kinerja di RPJMD untuk jumlah koperasi berkualitas adalah sebesar 115 unit koperasi. Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pada Tahun 2015, semakin membaiknya iklim usaha dan investasi di daerah melalui peran dan kontribusi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam mendorong LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

16 pertumbuhan sektor riil, serta makin tingginya dukungan perbankan terhadap permodalan UMKM sehingga usaha-usaha kecil di Provinsi Gorontalo terangkat menjadi usaha menengah. Perkembangan UMKM di Provinsi Gorontalo selama Tahun dapat di lihat dari tabel 3.3 sebagai berikut : TABEL 3.3 UMKM PROVINSI GORONTALO TAHUN Indikator Trend (%) Jumlah UMKM ,74 Usaha Mikro ,74 Usaha Kecil Usaha Menengah Sumber Data : Dinas Kumperindag Prov. Gorontalo tahun 2015 Dari tabel 3.3 dapat di lihat perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2012 jumlah UMKM sebesar unit, di tahun 2013 jumlah UMKM sebesar unit dan di tahun 2014 sebesar unit UMKM. Pada tahun 2015 UMKM Provinsi Gorontalo sebesar Capaian kinerja ini akibat semakin membaiknya iklim usaha dan investasi di daerah melalui peran dan kontribusi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam mendorong pertumbuhan sektor riil, makin tingginya dukungan perbankan terhadap permodalan UMKM, serta termanfaatkannya Bantuan Modal Wira Usaha Baru yang diberikan kepada masyarakat. Keberhasilan dari capaian kinerja ini di dukung pula oleh pelaksanaan program Pengembangan UMKM melalui kegiatan penyelenggaraan promosi produk UMKM dimana kegiatan ini berupa penyelenggaraan promosi / pameran produk UMKM Gorontalo, terealisasinya sewa galeri UMKM di Jakarta dan terjalinnya LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

17 kemitraan usaha melalui MoU tentang promosi produk UMKM. Selain itu juga kegiatan Fasilitasi Pendampigan Pos Daya dan SHAT telah berhasil memfasilitasi sebanyak 25 orang pengelola pos daya dalam meningkatkan SDM dan keterampilan dalam pengelolaan pos daya. Tabel Capaian Indikator Kinerja UMKM Indikator Kinerja Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Prov. Gorontalo Pencapaian kinerja terhadap jumlah UMKM dimana pada Tahun 2012 berjumlah unit UMKM, di Tahun 2013 berjumlah dan pada Tahun 2014 naik menjadi unit UMKM. Pencapaian di Tahun 2014 melebihi target yang telah di tetapkan yaitu sebesar unit UMKM. Pada tahun 2015 capaian kinerja ini sebesar UMKM atau Perkembangan jumlah UMKM ini yang akan menggambarkan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Provinsi Gorontalo itu berarti bahwa, dengan berkembangnya UMKM akan berdampak pada tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Dari hasil capaian di tahun 2015, dapat di ketahui pula bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sehingga capaian melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian pada akhir periode RPJMD yaitu tahun 2017 sebesar UMKM. Wira Usaha Baru yang di Fasilitasi Modal Usaha Dalam rangkan membangun ekonomi kerakyatan, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan pehatian khusus untuk pemberdayaan maupun pemberian bantuan usaha kepada masyarakat yang kurang mampu dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan persentase pencapaian indikator sasaran sebesar 165%, pencapaian target sasaran tersebut dihitung berdasarkan peningkatan jumlah wirausaha baru dari target yang ditetapkan sebanyak 750 UMKM dari target Renstra dengan tingkat realisasi sebesar UMKM. Tingginya capaian kinerja tersebut diakibatkan oleh semakin baiknya koordinasi dan sinergi antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program serta dukungan BPS Provinsi Gorontalo dalam monitoring pelaksanaan dan evaluasi capaian sasaran. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

18 Keberhasilan dari pencapaian kinerja sasaran ini dihasilkan dari pelaksanaan program Peningkatan dan Pengembangan Wira Usaha Baru melalui kegiatan fasilitasi pengembangan usaha bagi KK miskin sebanyak 90 KK, Pengembangan Usaha Bagi WUB Potensial sebanyak UKM dan Pengembangan Usaha Bagi Mahasiswa sebanyak 100 Mahasiswa. Output kegiatan ini yang mendukung pencapaian kinerja sasaran dan program adalah penyaluran bantuan hibah modal usaha serta terlaksananya Bimtek Kewirausahaan bagi 90 KK miskin, WUB Potensial dan 100 WUB Mahasiswa calon penerima bantuan modal usaha. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja sasaran tahun 2015 adalah belum berkembangnya semangat wirausaha di kalangan KK miskin akibat tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki tergolong rendah. Hal ini berdampak pada rendahnya produktivitas dan kemampuan mengembangkan usaha, sehingga target penyerapan tenaga kerja dari wira usaha baru KK miskin belum terpenuhi sesuai harapan. Untuk itu, upaya peningkatan kualitas SDM KK Miskin perlu dikembangkan dan ditingkatkan dimasa yang akan datang. Disamping itu, perlu dikembangkan pola bantuan hibah yang tidak hanya terbatas bagi kalangan KK miskin, tetapi juga menyentuh UKM atau PKL potensial serta usaha-usaha kolektif yang diselenggarakan lembaga pendidikan (SMK, Pontren, dan lain-lain) sehingga multiplier effect yang ditimbulkan menjadi lebih luas. Tabel Capaian Indikator Kinerja Wira Usaha Baru yang di Fasilitasi Modal Usaha Indikator Kinerja Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Jumlah Wira Usaha Baru yang di Fasilitasi Modal Usaha 500 UMKM 816 UMKM 850 UMKM 750 UMKM UMKM UMKM Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Prov. Gorontalo LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

19 Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 sebesar 500 UMKM dan Tahun 2013 capaian kinerja naik menjadi 816 UMKM. Pada Tahun 2014 capaian kinerja sasaran naik melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 650 UMKM menjadi 850 UMKM atau dengan capaian realusasi sebesar 131 persen dan pada tahun 2015, capaian ini sebesar UMKM dari target yang telah ditetapkan sebesar 750 UMKM atau capaian sebesar 165 persen. Realisasi capaian di tahun ini melampaui target yang telah ditetapkan, juga berarti bahwa terdapat sumber daya yang efektif dalam pencapaian sasaran ini. Target yang di tetapkan untuk sasaran ini terlampaui sebesar 490 UMKM. Target RPJMD untuk capaian sasaran ini adalah sebesar UMKM. Tujuan 1 Sasaran 4 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Peningkatan Lapangan Kerja Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Peningkatan Lapangan Kerja Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Angka pengangguran terbuka 4,00 % 4,65 % 116 % KURANG Tingkat partisipasi angkatan kerja 65,40 % 63,65 % 97 % BAIK Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja sasaran peningkatan lapangan kerja, belum memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terlihat dari kedua indikator yang gunakan untuk mengukur pencapaian sasaran ini, keduanya masih dibawah target yang di harapakan. Target penurunan angka pengangguran terbuka sampai 4,00 persen di tahun 2015, ternyata angka pengngguran terbuka masih cukup tinggi yaitu 4,65 persen. Begitupun pada indikator kedua, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

20 tingkat partisipasi angkatan kerjapun sedikit melemah tetapi masih dalam kategori baik yaitu sebesar 63,65 persen dari target sebesar 65,40 persen. Angka Pengangguran Terbuka. Tingkat pengangguran (terbuka) dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen dengan rumus Jumlah penganggur terbuka usia angkatan kerja di bandingkan dengan jumlah penduduk angkatan kerja di kali 100 persen. Berbagai terobosan dan inovasi telah di lakukan Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka menekan angka pengangguran terbuka di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut di tuangkan dalam program-program dan kegiatan yang mendukung tercapainya penurunan angka pengangguran. Salah satunya adalah program kualitas dan produktivitas tenaga kerja adalah program yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas tenaga kerja melalui pelatihan ketrampilan, pengembangan dan penguatan kelembagaan, pemagangan, pengembangan jejaring kerjasama peran serta masyarakat dan dunia usaha. Yang kedua adalah program penempatan dan perluasan kesempatan kerja yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kerja seluas luasnya serta pembentukan kelompok-kelompok usaha yang akan menyerap tenaga kerja. Hal yang menjadi permasalahan pengangguran di provinsi Gorontalo adalah semakin banyaknya pengangguran yang terdidik. Berdasarkan hasil identifikasi issu dan masalah sentral ketenagakerjaan di provinsi Gorontalo adalah: 1. Kecenderungan tenaga kerja untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2. Kultur memilih-milih pekerjaan sehingga lowongan pekerjaan yang ada akan terisi oleh tenaga kerja luar daerah. 3. Rendahnya kualitas dan kapasitas SDM sehingga tenaga kerja lokal tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah, ini sangat mempenagruhi pada tingkat pengangguran. 4. Rendahnya kemampuan menciptakan kesempatan kerja serta rendahnya jiwa wirausaha sehingga banyak orang luar daerah yang cukup berhasil di provinsi Gorontalo. Juga turut mempengaruhi angka pengangguran di Gorontalo adalah perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian, sehingga pemerintah perlu menggenjot sektor lain di luar pertanian dalam upaya menekan angka pengangguran. Selama setahun terakhir, sektor yang mengalami penurunan pekerja adalah sektor pertanian dan sektor industri dimana sektor LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

21 ini adalah merupakan tumpuan perekonomian, dengan penurunan jumlah pekerja untuk sektor pertanian sebesar orang atau 9,00 persen, sedangkan penurunan jumlah pekerja untuk sektor industry sebesar orang atau sebesar 13,31 persen. Jumlah penganggur pada tahun 2015 di Provinsi Gorontalo sebesar orang atau bertambah orang dari tahun 2014 sebesar orang. Dari total penduduk bekerja di Gorontalo, pada tahun 2015 status pekerjaan utama terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 33,26 persen, diikuti berusaha sendiri berjumlah 25,21 persen dan berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 14,25 persen. Sejalan dengan naiknya angka pengangguran di Provinsi Gorontalo, maka selama tahun 2015 di lakukan Peningkatan perluasan kesempatan kerja melalui kegiatan Teknologi Tepat Guna, Tenaga Kerja Mandiri, Tenaga Kerja Sukarela, Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional, Padat Karya Produktif dan Wirausaha baru mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga perluasan kesempatan kerja semakin berkembang melalui program peningkatan kesempatan kerja. Selama tahun 2015, Jumlah perluasan kesempatan kerja melalui semua jenis kegiatan mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya, kecuali TKPMP dimana jumlah tenaga kerjanya sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ini dikarenakan anggaran dan banyaknya permintaan masyarakat pada jenis kegiatan lain. Pada kegiatan TTG mengalami peningkatan sekitar 100% dibanding tahun sebelumnya ini dikarenakan banyaknya permintaan masyarakat. Pada kegiatan TKM dan padat Karya Produktif mengalami kenaikan sangat tinggi sekitar 200% lebih. Kegiatan Tenaga Kerja Sukarela juga menalami kenaikan sekitar 10% dibanding tahun sebelumnya. Pada Wira Usaha Baru mengalami perununan sebanyak 60 orang atau sekitar 60% ini dikarenakan anggaran dan banyaknya kegiatan yang diarahkan ke kegiatan lain. Dengan adanya sasaran meningkatnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja maka semakin meningkat dan luas pula kesempatan kerja. Jumlah Penempatan Tenaga Kerja di tahun 2015 semakin menurun disbanding tahun sebelumnya ini dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang tidak terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo. Namun semakin banyak lahan pekerjaan yang terbuka di Gorontalo dan bertumbuhnya wira usaha baru. Dibanding tahun 2014 menyerap tenaga kerja sebesar 1500 orang, dan di tahun 2015 menyerap sekitar 666 orang. Jadi pada Tahun 2015 ini ada sekitar tenaga kerja terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Gorontalo dimana Perempuan orang dan Laki-laki orang. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

22 Informasi Pasar Kerja (IPK) mempunyai peranan sangat penting dalam mendukung penurunan angka pengangguran yang diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menggambarkan profil kebutuhan dan persediaan tenaga kerja di pasar kerja; 2. Menggambarkan jumlah kebutuhan dan persediaan tenaga kerja; 3. Menggambarkan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja; 4. Menggambarkan kecenderungan perubahan jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja; 5. Menggambarkan berbagai masalah atau faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan kualitas kebutuhan dan persediaan tenaga kerja. Peranan informasi pasar kerja sangat penting dalam mempertemukan pencari kerja dengan pekerjaan yang diinginkan dan antara penguna tenaga kerja dengan tenaga kerja yang dibutuhkkan. Dengan demikian, informasi pasar kerja harus mampu menyediakan informasi atau data yang berkaitan dengan pencari kerja lengkap dengan kualifikasinya dan lowongan kerja lengkap dengan kondisinya dan syarat jabatannya. Dalam informasi pasar kerja secara cepat akurat dan lengkap, maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI telah berusaha untuk membantu seluruh instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di provinsi dan kabupaten/kota berupa bantuan peralatan bursa kerja online (BKOL) diharapkan dapat didayagunakan secara maksimal. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Pengangguran Terbuka Kondisi Indikator Kinerja kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi pada akhir RPJMD Angka Pengangguran Terbuka 4,44 % 4,15 % 4,18 % 4,00 % 4,65 % 3,50 % Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo Dari tabel capaian indikator kinerja di atas, dapat di lihat bahwa angka pengangguran terbuka di provinsi Gorontalo cenderung mengalami kenaikan dalam kurun empat tahun terakhir, pada tahun 2012 angka pengangguran terbuka sebesar 4,44 persen. Pada tahun 2013 angka pengangguran terbuka turun menjadi 4,15 persen. Pada tahun 2014 angka pengangguran terbuka di Provinsi Gorontalo sebesar 4,18 persen atau naik sebesar 0,03 persen dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2015, angka pengangguran terbuka kembali naik LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

23 menjadi 4,65 persen atau naik sebesar 0,47 persen di bandingkan dengan tahun Target capaian di akhir RPJMD adalah sebesar 3,50 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Indikator yang dapat mengambarkan partisipasi angkatan kerja yaitu Rasio Aktifitas Ekonomi Umum, rasio ini khusus untuk penduduk usia kerja, atau biasa disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK adalah indikator yang biasa digunakan untuk menganalisa partisipasi angkatan kerja dengan rumus : Jumlah angkatan kerja di bagi jumlah penduduk usia kerja dikali 100 persen. Angkatan kerja atau labour force adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu tahun yang sedang bekerja maupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu : a. Bukan angkatan kerja Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang tidak bersedia bekerja atau belum bekerja. Misal, pelajar dan mahasiswa yang masih bersekolah. b. Angkatan kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang sudah mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Untuk mengetahui banyaknya jumlah angkatan kerja yang dapat diserap oleh pasar kerja, biasanya dipakai suatu ukuran yang dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan tenaga kerja, yaitu suatu keadaan yang menggambarkan adanya kesempatan kerja yang siap diisi oleh penawar kerja (pencari kerja). Oleh karena itu, terjadi hubungan antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Di Indonesia, jumlah penduduk yang besar mengakibatkan kelebihan tenaga kerja (pencari pekerjaan) yang tidak sesuai dengan permintaannya. Kesempatan kerja yang tidak seimbang dengan angkatan kerja menyababkan terjadinya pengangguran. Sejalan dengan meningkatnya angka pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Gorontalo tiga tahun terakhir cenderung mengalami fluktuatif yakni: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

24 tahun 2011 sebesar 64,12%, pada tahun 2012 sebesar 63,08% atau mengalami penurunan sebesar 1,62%, dan pada tahun 2013 sebesar 64,82% atau mengalami kenaikan sebesar 2,76%. Dan pada tahun 2014 turun menjadi 62,84 % atau mengalami penurunan sebesar 1,98 % dan pada tahun 2015, partisipasi angkatan kerja sebesar 63,65 %. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 sebesar orang dengan jumlah Penduduk Usia Kerja (Penduduk 15 Tahun keatas) sebanyak orang, dengan partisipasi angkatan kerja 63,65%. Dari angktan kerja yang ada, penduduk yang bekerja 95,35%, sedangkan pencari kerja yang tidak/belum terserap di pasar kerja atau TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 4,65%. Tabel 3.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo Dalam 3 Tahun Terakhir NO URAIAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2014 AGUSTUS Angkatan Kerja : - Bekerja - Penganggur Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumber: BPS Prov. Gorontalo 2015 (diolah oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo) Di tahun 2015 jumlah rencana tenaga kerja semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini dikarenakan banyaknya lapangan kerja yang ada di Gorontalo, namun disini masih kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat ini dikarenakan anggaran dan kurangnya SDM untuk mensosialisasikan sarana usaha yang ada. Tenaga kerja/pencari kerja yang ditempatkan di sektor formal menunjukkan trend positif. Dari tahun ke tahun semakin banyak tenaga kerja atau pencari kerja yang terserap di sektor formal. Pada tahun 2015, dari target 666 penempatan pencari kerja, realisasi sebesar 666. Adapun jumlah pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2015 tersebut sebanyak 666 orang dari pencari kerja yang terdaftar sebanyak 666 orang. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

25 Tabel Capaian Indikator Kinerja Partisipasi Angkatan Kerja Kondisi Indikator Kinerja kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi pada akhir RPJMD Presentase tingkat partisipasi angkatan kerja 62,59 % 61,46 % 62,84 % 65,40 % 63,65 % 66,25 % Sumber Data : BPS Provinsi Gorontalo Dari tabel capaian indikator kinerja diatas, dapat di lihat tingkat partisipasi angkatan kerja dari tahun 2012 sampai dengan tahun Pada tahun 2012, realisasi angkatan kerja sebesar 62,59 persen. Tahun 2013, partisipasi angkatan kerja sebesar 61,46 persen atau turun sebesar 1,13 persen dari tahun sebelumnya. Di tahun 2014, partisipasi angkatan kerja kembali naik 1,38 persen atau realisasi sebesar 62,84 persen. Pada tahun 2015, persentase tingkat partisipasi angkatan kerja kembali naik sebesar di bandingkan tahun sebelumnya sebesar 63,65 persen, tetapi capaian ini belum memenuhi target yang di tetapkan sebesar 65,40 persen. Kondisi kinerja yang di harapkan pada akhir RPJMD sebesar 66,25 persen. 2. Tujuan Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Pembangunan infrastruktur memiliki peranan yang sangat strategis bagi peningkatan daya saing dan sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Olehnya, penyediaan infrastuktur masuk dalam indikator kinerja utama Pemerintah Provinsi Gorontalo dan juga merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo sebagaimana tertuang dalam visi dan misi dalam RPJMD Prioritas pembangunan infrastruktur terdiri dari 7 (tujuh) substansi inti program aksi Antara lain: (1)Tanah dan tataruang; (2) Jalan; (3) Perhubungan; (4) Perumahan rakyat; (5) Pengendalian banjir; (6) Telekomunikasi dan (7) Transportasi. Dalam rangka untuk mendukung upaya pencapaian sasaran prioritas provinsi tersebut maka arah kebijakan pembangunan infrastruktur akan difokuskan untuk: (1) Mewujudkan percepatan penyelesaian peraturan perundangan bidang penataan ruang sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan infrastruktur; (2) Meningkatkan pelayanan infrastruktur sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM); (3) Mendukung peningkatan daya saing sektor riil; (4) Meningkatkan Kerjasama Pemerintah-Swasta. Kebijakan yang ditempuh Pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antara lain LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

26 dilakukan melalui: (1) Mewujudkan percepatan penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Terpadu dari Program Investasi Jangka Menengah sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan infrastruktur, (2) meningkatkan keterhubungan (konektivitas) antar kawasan untuk mendukung kelancaran distribusi barang/jasa serta mobilitas penumpang melalui preservasi dan peningkatan kapasitas prasarana jalan. Disamping itu, daya saing suatu daerah juga sangat dipengaruhi frekuensi kejadian bencana banjir karena dapat melumpuhkan jalur-jalur distribusi, menghambat aktivitas masyarakat, mengganggu kegiatan perekonomian serta menyebabkan potensi kerugian materi dan jiwa. Kebijakan yang ditempuh dalam mengurangi dampak banjir antara lain memprioritaskan pembangunan beberapa prasarana pengendalian banjir melalui pembangunan sarana/prasarana pengendali banjir dan penanganan secara terpadu. Tujuan Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah dijabarkan dalam 4 (empat) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 12 (dua belas) indikator kinerja yang dapat di uraikan sebagai berikut: Tujuan 2 Sasaran 1 Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah Meningkatnya Infrastruktur Daerah Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan tahun 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Infrastruktur Daerah Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGOR I Terbangunnya Prasarana dan Sarana 58,13 % 58 % CUKUP 100 % ( tahap I) Gedung Rumah Sakit Provinsi Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses jiwa 11 % CUKUP air bersih jiwa Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian, M Meter 86 % BAIK LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

27 persawahan dan pemukiman masyarakat AKUNTABILITAS KINERJA Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi 239,04 km 194,07 km 81 % BAIK Terbangunnya Prasarana dan sarana Gedung Perkantoran 4 Unit 3 unit 75 % BAIK Jumlah jaringan irigasi pertanian yang di rehabilitasi dan di tingkatkan M ,50 M 102 % SANGAT BAIK Jumlah luas areal jaringan dan bangunan irigasi pertanian yang direhabilitasi yang di pelihara Ha Ha 100 % BAIK Berdasarkan hasil pengukuran terhadapa sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa pencapaian kinerja pembangunan infrastruktur di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Hal ini dapat di lihat dari 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator yang melampaui target yang telah di tetapkan sehingga mendapatkan kategori sangat baik dan 4 (empat) indikator kinerja yang belum mencapai target yang telah di tetapkan tetapi masih dalam kategori baik dan 2 (dua) indikator kinerja sasaran dalam kategori Cukup. Terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi Pembangunan sarana dan prasarana, rumah sakit daerah Provinsi Gorontalo di bangun sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada Tahun 2014 pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit ini belum tercapai. Rumah sakit umum daerah dr. Hasri Ainun Habibie di bentuk oleh Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 yang masuk dalam lembaga teknis daerah yang pada Tahun 2014 masih memfokuskan pada penataan kelembagaannya beserta aparatur dan tenaga teknis di dalamnya. Pada tahun 2015, pembangunan rumah sakit provinsi melalui Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit yang akan melayani penderita Sakit Jiwa, paruparu dan mata dengan kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi. Pada tahun 2014, penganggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana Rumah Sakit Daerah untuk tahap I telah di anggarkan, tetapi belum terealisasi. Pada tahun 2015, pembangunan sarana dan prasaranan Rumah Sakit Daerah ini di anggarkan kembali dengan paket pekerjaan pembangunan Gedung IGD RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Tahap I Yang direncanakan selesai fisik 100 persen. Tetapi dalam proses pembangunannya mengalami kendala pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian pihak ketiga sehingga berdasarkan dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, maka LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

28 dilaksanakan pemutusan kontrak pelaksanaan pekerjaan secara sepihak dengan capaian pembangunan fisik terakhir mencapai persen. Target RPJMD untuk pembangunan sarana dan prasarana Rumah Sakit Provinsi ini sebesar 100 persen terbangunnya sarana dan prasarana gedung Rumah Sakit. Tabel Capaian Kinerja Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Umum Daerah Kondisi Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi Sumber Data : RSUD Provinsi Gorontalo % (tahap I) kinerja pada akhir RPJMD 58,13 % 100 % Pencapaian kinerja sasaran atas pembangunan sarana dan prasarana gedung rumah sakit daerah Provinsi Gorontalo belum terealisasi dari target yang telah di tetapkan. Pada tahun 2015, pembangunan sarana prasarana gedung rumah sakit daerah Provinsi Gorontalo sudah memulai untuk tahap I dengan capaian sebesar 58,13 persen. Target capaian sampai dengan akhir periode RPJMD adalah 100 persen untuk pembangunan seluruh sarana dan prasarana rumah sakit yang di rencanakan di laksanakan dala 3 (tiga) tahap pembangunan yaitu gedung IGD (Instalasi Gawat Darurat), gedung IRINA (Instalasi Rawat Inap) dan Poliklinik. Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air bersih Untuk mencapai sasaran strategis meningkatkan infrastruktur daerah, salah satu indikatornya adalah jumlah infrastruktur yang di bangun sesuai dengan standar. Pembangunan infrastuktur yang di maksud adalah meliputi berbagai pembangunan yang akan memudahkan bagi masyarakat untuk memperoleh akses yang sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan infrastruktur tersebut antara lain adalah Jumlah jiwa yang terlayani oleh akses air bersih melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air bersih dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. Pencapaian indikator kinerja sasaran ini telah dilaksanakan kegiatan penyediaan Sarana dan Prasarana Air Minum dengan Jaringan Perpiaan dan bukan jaringan Perpipaan bagi masyarakat. Dari target sebesar Jiwa, realisasi sebesar Jiwa atau sebesar 11 %. Rendahnya realisasi dari indikator ini adalah di sebabkan oleh keterbatasan anggaran yang di alokasikan untuk menunjang pembangunan ini. Anggaran yang teralokasi untuk pembangunan di tahun 2015 hanya di peruntukkan sebesar jiwa. Guna mencapai target yang di LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

29 harapkan di akhir RPJMD, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengevaluasi kembali perencanaan dan penganggarannya sehingga semua target yang telah di tetapkan bisa di realisasikan. Olehnya di tahun 2017, penganggaran untuk membangun jaringan perpipaan dan bukan perpipaan untuk penyediaan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat akan di anggarkan sesuai target yang telah di tetapkan dalam RPJMD. Indikator Kinerja Tabel Capaian Kinerja Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air bersih Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi Jumlah Jiwa yang terlayani oleh akses air bersih Jiwa Jiwa Jiwa Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Jiwa kinerja pada akhir RPJMD jiwa jiwa Pencapaian kinerja sasaran pembangunan perpipaan untuk akses air bersih sebagaimana tabel diatas, pada tahun 2012 sebesar jiwa yang memperoleh layanan akses air bersih. Di Tahun 2013, layanan akses air bersih bagi masyarakat terealisasi sebesar jiwa. Pada Tahun 2014 capaian kinerja dari sasaran ini naik menjadi jiwa. Tetapi capaian ini masih jauh dari target yang telah di tetapkan sebesar jiwa. Pada tahun 2015, capaian sebesar jiwa dari target yang telah di tetapkan sebesar jiwa. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah sebesar jiwa. Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian, persawahan dan pemukiman masyarakat Untuk pencapaian kinerja pada indikator ini, terdapat beberapa jenis bangunan yang di laksanakan yaitu pembangunan pengamanan badan sungai dan tebing, yaitu penguatan tebing sungai, pembangunan tanggul sungai, pembangunan tanggul banjir sungai, pembangunan penanggulangan banjir sungai serta perk tebing sungai. Pada tahun 2015, kegiatan pembangunan di arahkan pada daerah-daerah yang rawan akan erosi dan longsor. Adapun pembangunan tersebut adalah Pengamanan Badan Sungai dan Tebing, yaitu Perkuatan Tebing Sungai Desa Wanggahu, Pembangunan Tanggul Sungai Desa Bonda Raya, Pembangunan Tanggul Sungai Huangobotu, Pembangunan Tanggul Banjir Sungai Daenaa di sekitar Jembatan Mohiyolo, termasuk Pemeliharaan bangunan infrastruktur pengendali banjir (tersebar) dan Normalisasi dan pembuatan Tanggul Banjir Sungai Ohulingo, Poluo, Olunga. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

30 Selain daripada itu, telah dilaksanakan pula pembangunan prasarana pengaman pantai yang terdiri dari pengaman abrasi pantai sepanjang meter. Tabel Capaian Kinerja Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal pertanian, persawahan dan pemukiman masyarakat Kondisi Indikator Kinerja kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal M 2.001,29 M 838,29 M M M M pertanian, persawahan dan pemukiman masyarakat Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Dari tabel di atas dapat di ketahui pula perkembangan capaian kinerja terhadap pembangunan penanganan pengaman badan sungai dan tebing dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 atau sampai tahun ke 4 RPJMD Provinsi Gorontalo. Pada Tahun 2012, realisasi capaian dari sasaran ini sebesar meter dari target yang di tetapkan sebesar meter. Tahun 2013 capaian ini turun menjadi 2.001,29 meter tetapi melampaui target yang di tetapkan tahun 2013 yaitu sebesar 730 meter. Realisasi capaian sasaran ini untuk Tahun 2014 turun menjadi 838,29 meter atau sebesar 42 persen di bandingkan tahun sebelumnya dan belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar meter. Pada tahun 2015, dari target yang telah di tetapkan sebesar meter, capaian realisasinya sebesar meter. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar Meter. Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi Pembangunan infrastruktur selanjutnya adalah terlaksananya pemeliharaan rutin jalan provinsi. Pemeliharaan ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Secara rinci tentang lokasi-lokasi pembangunan tersebut dapat di ungkapkan sebagai berikut : pemeliharaan pada Ruas Gorontalo-Suwawa-Tulabolo, Batudaa-Isimu, Boidu-Longalo-Dulamayo, Dehuwalolo- Hunggaluwa, Gorontalo-Batudaa, Molombulahe-Bubaa, Biluhu-Bilato-Tangkobu, Biluhu- Bilato,Gorontalo Biluhu, Gorontalo-Kantor Gubernur, Gorontalo-Tapa-Owata, Kabila-Tapa, Toto Utara, Duhiadaa-Imbodu, Motolohu-Marisa IV, Tangkobu-Pentadu, ditargetkan 100 Km realisasi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

31 capaian 194,07 Km atau 194,07%. Dibanding Tahun lalu dari 244,30 Km yang ditargetkan Realisasi mencapai 209,41 Km (14,28% dibawah target). Selain pemeliharaan jalan secara rutin, di lakukan pula pemeliharaan/peningkatan berkala. Dalam pembangunan ini, target yang di tetapkan sebesar 11,5 Km realisasi mencapai 22,99 Km atau 199,91 % diatas target yang ditetapkan, hal ini disebabkan selain adanya optimalisasi sisa hasil tender (SHT) juga karena tambahan anggaran sebesar 9,4 Milyar untuk penanganan jalan sepanjang 3,7 Km. Dibanding tahun anggaran sebelumnya target 10 Km realisasi hanya mencapai 8,14 Km disebabkan adanya 3 paket yang diputuskontrakan. Indikator Kinerja Tabel Capaian Kinerja Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi KM 2.001,29 KM 838,29 KM 239,04 KM 194,07 KM 259,04 KM Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Capaian kinerja sebagaimana tabel diatas adalah pemeliharaan jalan provinsi secara rutin. Pada tahun 2012, realisasi sebesar kilo meter. Tahun 2013, pemeliharaan jalan terealisasi sebesar 2.001,29 kilo meter dan tahun 2014 realisasi sebesar 838,29 kilo meter. Pada tahun 2015, realisasi sebesar 194,07 kilo meter dari target yang di tetapkan sebesar 239,04 kilo meter atau capaian sebesar 81 persen. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 259,04 kilo meter. Jumlah Sarana dan Prasarana Gedung Perkantoran Dalam pencapaian indikator kinerja ini telah dilaksanakan kegiatan Pembangunan sarana dan Prasranan Gedung perkantoran, terdiri dari Pembangunan kantor Pemerintah Provinsi. Dari target 4 unit realisasi 3 unit atau capain 75 persen dibawah target, hal ini disebabkan oleh sebagian kecil lahan untuk pembangun belum dapat dibebaskan serta tidak teralokasinya dana untuk pembangunan. Pada tahun 2015, hanya teralokasi dana pembangunan untuk 3 unit gedung kantor pemerintah. Pembangunan prasarana gedung perkantoran ini merupakan pembangunan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Target RPJMD untuk pembangunan prasarana gedung kantor sebesar 14 unit. Sampai dengan tahun ke empat, telah terealisasi sebesar 10 unit gedung kantor. Dan untuk target selanjutnya yaitu 4 gedung kantor, akan di LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

32 selesaikan di tahun 2016 sebanyak 2 unit bangunan kantor dan di tahun 2017 sebanyak 2 unit bangunan kantor. Tabel Capaian Jumlah Sarana dan Prasarana Gedung Perkantoran Indikator Kinerja Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Terbangunnya sarana dan Prasarana Gedung Perkantoran - 4 Unit 3 Unit 4 Unit 3 Unit 14 Unit Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa, pencapaian kinerja indikator sasaran di Tahun 2012 belum tercapai. Pada Tahun 2013 pencapaian sebesar 4 unit gedung perkantoran dari target sebesar 4 unit atau 100 persen. Pada Tahun 2014 dengan target yang telah di tetapkan sebesar 4 unit, hanya terealisasi 3 unit saja atau capaian sebesar 75 persen. Dan pada tahun 2015, realisasi sebesar 75 persen dengan jumlah unit perkantoran yang di bangun sebesar 3 unit dari target sebesar 4 unit. Capaian kinerja yang diharapkan pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 14 unit sarana dan prasarana gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Gorontalo. Jumlah Jaringan Irigasi Pertanian yang di rehabilitasi dan ditingkatkan. Pada indikator ini telah dilaksanakan kegiatan Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi Pertanian pada 7 (tujuh) daerah irigasi yang ada di Provinsi Gorontalo. Pembangunan irigasi pertanian ini sangat strategis dan sangat di butuhkan oleh masyarakat guna meningkatkan hasil produksi pertanian dan kualitas produksi. Banyak aspek yang akan di timbulkan dengan baiknya jaringan irigasi pertanian, dengan meningkatnya hasil produksi pertanian yang di barengi dengan peningkatan kualitas produksi, maka kesejahteraan masyarakat khususnya petani juga akan meningkat. Lebih lengkapnya untuk lokasi/daerah pembangunan irigasi pertanian adalah sebagai berikut : Daerah Irigasi Bongo, Bulia, Huludupitango, Pilohayanga, Tabulo Latula, Taluduyunu, Tolinggula. Dari Meter LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

33 yang ditargetkan, realisasi mencapai ,50 Meter atau 102 persen. Pembangunan yang dilaksanakan disesuai dengan proporsi anggaran yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. Di tahun 2015, Pemerintah Provinsi Gorontalo murni hanya menangani 7 (tujuh) daerah irigasi yang menjadi kewenangan provinsi. Itupun sudah termasuk Optimalisasi Anggaran Sisa Hasil Tender (SHT-DAK) yang menyumbangkan penanganan sepanjang ± Meter. Dibandingkan dengan tahun anggaran 2014, dari Meter yang ditargetkan realisasi mencapai Meter atau 90,10%, jumlah penanganan termasuk daerah irigasi kewenangan Kabupaten Kota. Tabel Capaian Jumlah Jaringan Irigasi Pertanian Yang di Rehabilitasi dan ditingkatkan Kondisi Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD Jumlah Jaringan Irigasi Pertanian Yang di Rehabilitasi dan ditingkatkan 7.975,34 M ,75 M M M ,50 M M Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Pencapaian sebagaimana pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa jumlah jaringan irigasi pertanian yang di rehabilitasi dan di tingkatkan fungsi dan kualiasnya adalah sebesar 7.975,34 Meter di tahun Pada tahun 2013 sebesar ,75 Meter dan tahun 2014 realisasi capainnya sebesar Meter. Selanjutnya, pada tahun 2015, realisasi capaian sebesar ,50 Meter dari target yang telah di tetapkan sebesar Meter atau mencapai 102 persen. Capaian di tahun 2015 melebihi target yang telah di tetapkan sehingga dapat di ketahui efisiensi sumber daya yang menghasilkan kelebihan capaian sebesar 291,50 dari target yang telah di tetapkan. Capaian akhir RPJMD adalah sebesar meter. Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi Pertanian Yang Direhabilitasi Dan Di Pelihara. Rehabilitasi dan pemeliharaan terhadap jaringan irigasi bertujuan untuk memperluas areal luas lahan pertanian yang dapat memanfaatkan irigasi. Semakin luas areal lahan yang dapat di jangkau oleh jaringan irigasi, maka swasembada padi di Provinsi Gorontalo akan cepat terwujud. Adapun optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun adalah yang khususnya biaya operasi pemeliharaan dari 7 (tujuh) daerah irigasi yang ditangani provinsi dan 22 (dua puluh dua) daerah irigasi kewenangan kabupaten kota. Dari Ha yang ditargetkan, realisasi mencapai 100% sesuai target yang telah ditetapkan. Operasi dan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

34 pemeliharaan yang dilakukan dalam rangka menjaga infrastruktur jaringan irigasi agar tetap terpelihara dan berfungsi sebagaimana mestinya. Pelaksanaan pembangun ini diharapkan dapat memberikan peningkatan produksi padi sebesar ton dengan asumsi produksi sebesar 4,6 ton/ha, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya dan masyarakat sekitar pada umumnya. Dari pencapaian tersebut, masih terdapat permasalahan umum yang terjadi terkait dengan rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi ini yaitu keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan akibat musim tanam dari masingmasing daerah irigasi belum seragam ataupun terlambat atau tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Tabel Capaian Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi Pertanian yang direhabilitasi dan di pelihara Kondisi Indikator Kinerja kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi pada akhir RPJMD Jumlah Luas Areal Ha Jaringan Irigasi Pertanian Ha Ha Ha Ha Ha (pemeliharaan 29 daerah yang direhabilitasi dan irigasi) di pelihara Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Tabel di atas menggambarkan pencapaian sasaran dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 sama dan capaian ini sebagimana target yang telah di tetapkan sebesar Ha. Atau capaian sebesar 100 persen. Target akhir RPJMD adalah Ha. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

35 Tujuan 2 Sasaran 2 Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah Meningkat dan Berkembangnya Jalan Akses ke Pusat-Pusat Produksi Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Meningkat dan Berkembangnya Jalan Akses ke Pusat-Pusat Produksi Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Jumlah panjang ruas jalan strategis provinsi yang di bangun dan yang di 5 KM 10,12 KM 202 % SANGAT BAIK tingkatkan Jumlah panjang ruas jalan provinsi yang di bangun dan yang ditingkatkan 10 KM 13,81 KM 138 % SANGAT BAIK Berdasarkan hasil pengukuran terhadapa sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa pencapaian kinerja sasaran meningkat dan berkembangnya jalan akses ke pusat-pusat produksi di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat di lihat dari 2 (dua) indikator kinerja sasaran, realisasi capaian keduanya melampaui target yang telah di tetapkan. Jumlah Panjang Ruas Jalan Strategis Provinsi Yang Di Bangun Dan Yang Di Tingkatkan Sebagai provinsi yang baru mulai berkembang, sangatlah perlu membangun infrastruktu yang memadai utamanya pembangunan infrastruktur jalan yang menuju ke pusat-pusat produksi. Provinsi Gorontalo yang memiliki produksi unggulan jagung, dimana area produksi jagung terletak di desa-desa yang membutuhkan waktu tempuh lumayan panjang untuk menjangkaunya, maka sangatlah strategis bila akses jalan menuju pusat-pusat produksi tersebut selalu mendapat perhatian pemerintah. Hal ini di maksudkan agar memperpendek waktu tempuh dan meningkatkan kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi. Dengan demikian, dampak yang di timbulkan dari berbagai kelancaran akses ini, mampu meningkatkan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

36 pendapatan ekonomi masyarakat. Lebih lengkapnya tentang lokasi pembangunannya adalah sebagai berikut: Pembangunan Ruas Jalan Boidu - Longalo-Dulamayo Lanjutan, Peningkatan Jalan Labanu Tolongio dan Peningkatan Jalan Brigjen Piola Isa. Dari target 5 Km yang ditetapkan realisasi 10,12 Km atau 202 persen diatas target yang telah di tetapkan. Dibanding tahun sebelumnya, telah dilaksanakan pula indikator dimaksud sepanjang 5,7 Km dari target sebesar 5 Km (42,5% melebihi target). Tabel Capaian Kinerja Jumlah panjang ruas jalan strategis provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan Kondisi Indikator Kinerja kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi pada akhir RPJMD Jumlah panjang ruas jalan strategis provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan 21,38 Km 7,12 Km 5,7 Km 5 Km 10,12 Km 27,5 Km Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja sasaran sebagaimana tergambar pada tabel di atas adalah pada Tahun 2012 sebesar 21,38 Km. Di Tahun 2013, realisasi sebesar 7,12 Km dan pada Tahun 2014 capaian turun menjadi 5,7 Km. Tetapi capaian di Tahun 2014 ini masih melampui target yang telah di tetapkan sebesar 5 Km. Dan pda tahun 2015, realisasi capaian sebesar 10,12 Km dari target yang telah ditetapkan sebesar 5 Km atau capaian sebesar 202 persen. Dari hasil capaian kinerja di tahun 2015, terdapat efisiensi sumber daya baik anggaran maupun sumber daya lain yang mendukung pencapaian sasaran ini sehingga capaian melebihi target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja di akhir periode RPJMD sebesar 27,5 Km. Jumlah Panjang Ruas Jalan Provinsi Yang Di Bangun Dan Yang Di Tingkatkan Jalan dikategorikan dalam kondisi mantap jika kondisi jalan tersebut dalam kondisi baik dan sedang, dan dikategorikan dalam kondisi yang tidak mantap jika kondisi jalan tersebut dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Konsep Kemantapan Jalan adalah pelayanan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

37 (performance) dimana pengguna jalan bisa merasakan nyaman, aman dan dapat memanfaatkan kecepatan secara optimum sehingga jalan dapat berfungsi secara fungsional. Pemeliharaan/Peningkatan Berkala Jalan Provinsi terdapat di lokasi yang tersebar di Kab/Kota yaitu Rehab. Berkala Ruas Jalan Bilato - Tangkobu, Rehab. Berkala Ruas Jalan Tangkobu - Pentadu, Rehab. Berkala Ruas Jalan Motolohu-Marisa IV, Peningkatan Ruas Jalan Molombulahe - Bubaa, Rehab Berkala Ruas Jalan Gorontalo-Tapa-Atinggola (Optimalisasi), Peningkatan Ruas Jalan Gorontalo-Batudaa-Isimu (Tambahan DAK/perubahan). Dari target 11,5 Km realisasi mencapai 22,99 Km atau 199,91 % diatas target yang ditetapkan, hal ini disebabkan selain adanya optimalisasi sisa hasil tender (SHT) juga karena tambahan anggaran sebesar 9,4 Milyar untuk penanganan jalan sepanjang 3,7 Km. Dibanding tahun anggaran sebelumnya target 10 Km realisasi hanya mencapai 8,14 Km. Indikator Kinerja Tabel Capaian Kinerja ruas jalan provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah panjang ruas jalan provinsi yang di bangun dan yang di tingkatkan - 10 Km 27,86 Km 10 Km 13,81 Km 327,56 Km Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Pada Tahun 2012 belum terdapat capaian kinerja sasaran ini dan pada Tahun 2013, capaian kinerja sasaran sebesar 10 Km. pada Tahun 2014 capaian kinerja ini sebesar 27,86 Km atau naik sebesar 178 persen di bandingkan dngan pencapaian pada Tahun Pencapaian kinerja di Tahun 2014 belum sesuai dengan target yang telah di tetapkan sebesar 33 Km. Pada tahun 2015 ini, realisasi capaian mencapai 138 persen dengan panjang jalan 13,81 Km dari target yang ditetapkan sebesar 10 Km. Dari hasil capaian di tahun 2015 dapat di lihat bahwa terdapat efisiensi terhadap sumber daya sehingga capaian melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 3,81 km. Capaian kinerja yang di harapkan pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 327,56 Km. Tujuan 2 Sasaran 3 Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah Membangun Kemandirian Desa LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

38 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Membangun Kemandirian Desa Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Jumlah Desa Maju dan 3 Desa dan 3 3 Desa dan 3 Mandiri Kelurahan Kelurahan 100% BAIK Capaian indikator kinerja ini antara lain diperoleh lewat program peningkatan partispasi masyarakat yaitu terlaksananya pencanangan BBGRM tingkat Provinsi Gorontalo dan Pelaksanaan Lomba Desa dan Kelurahan yang merupakan bagian integral dari program pembangunan Nasional dan Daerah serta bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa dan Kelurahan sebagaimana yang diharapkan dalam amanat undang-undang dasar Republik Indonesia Tahun Peningkatan kualitas hidup masyarakat Khususnya Masyarakat di tingkat desa dan kelurahan pada hakekatnya dilaksanakan dengan berbasis pada kemampuan swadaya dan sumber daya masyarakat yang didukung dengan fasilitasi Pemerintah dalam melakukan penguatan kelembagaan, peningkatan motivasi dan partisipasi secara terarah, terpadu antara masyarakat dan Pemerintah dalam membangun Desa dan Kelurahan, dengan demikian diharapkan pula program pemerintah provinsi Gorontalo Membangun Gorontalo dari Desa dan Kelurahan dapat direalisasikan sebagaimana yang diharapakan oleh semua pihak dan diharapkan dapat menciptakan desa yang maju dan mandiri. Dalam upaya menilai keberhasilan pembangunan Desa dan Kelurahan, perlu dilakukan Lomba Desa dan Kelurahan dengan membandingkan data lingkup perkembangan Desa dan Kelurahan 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan data profil Desa dan Kelurahan sesuai indikator penilaian yang mengacu pada peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan perlombaan Desa dan Kelurahan, serta amanat Permendagri Nomor 12 Tahun Pelaksanaan lomba desa dan kelurahan di provinsi Gorontalo didahului dengan kegiatan rapat antara Pejabat PMD Kabupaten/ Kota serta monitoring dan pembinaan Ke-Seluruh Kecamatan yang desa dan kelurahan memperoleh juara pertama. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

39 Juara lomba desa dan kelurahan tingkat provinsi akan mengikuti lomba desa dan kelurahan tingkat Nasional, bersaing dengan desa-desa di seluruh Indonesia. Hal ini dapat dijadikan ajang sharing pengetahuan untuk peningkatan kualitas desa yang lebih baik lagi. Tujuan utama yang ingin di capai pada sasaran ini yaitu tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar Masyarakat Desa Tertinggal. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan di desa khususnya di desa tertinggal. Indikator Jumlah Maju Mandiri Kinerja Desa dan Tabel Capaian Kinerja Membangun Kemandirian Desa Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi 3 Desa dan 3 Kelurahan 3 Desa dan 3 Kelurahan 3 Desa dan 3 Kelurahan Sumber Data : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan PDT Provinsi Gorontalo 3 Desa dan 3 Kelurahan 3 Desa dan 3 Kelurahan kinerja pada akhir RPJMD 18 Desa dan 18 Kelurahan Pencapaian kinerja sasaran pada Tahun 2012 capaiannya 3 Desa dan 3 Kelurahan atau 100 persen dari target yang telah di tentukan dan pencapaian Tahun 2013 adalah 3 Desa dan 3 Kelurahan atau 100 persen capaian dari target yang telah di tetapkan. Begitupun dngan pencapaian Tahun 2014 sudah mencapai target yang telah di tetapkan yaitu 3 Desa dan 3 Kelurahan atau realisasi sebesar 100 persen. Pada tahun 2015, capaian kinerja sasaran inipun terlaksana 100 persen. Target capaian pada akhir RPJMD sebesar 18 Desa dan 18 Kelurahan. Tujuan 2 Sasaran 4 Menyediakan Infrastruktur untuk Percepatan Pembangunan Daerah Meningkat dan berkembangnya infrastruktur Desa Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Meningkat dan berkembangnya infrastruktur Desa LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

40 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Jumlah kawasan yang dibangun sarana dan prasarana fasilitas layanan umum 1 kawasan 5 kawasan 500 % SANGAT BAIK Jumlah Unit sarana sanitasi yang di bangun 120 Unit 28 unit 23 % KURANG Berdasarkan hasil pengukuran terhadapa sasaran pada tabel diatas, dapat di ketahui bahwa pencapaian kinerja sasaran meningkat dan berkembangnya infrastruktur desa di Provinsi Gorontalo tergolong kurang baik dan itu berarti bahwa terdapat factor-faktor penghambat kelancaran pembangunan akses layanan umum di daerah. Hal ini dapat di lihat dari 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang realisasi capaiannya melampaui target yang telah di tetapkan sementara 1 (satu) indikator kinerja lainnya realisasi masih kurang. Jumlah Sarana dan Prasarana fasilitas layanan Umum Pembangunan sarana dan prasarana fasilitas umum di maksudkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat utamanya pada kawasan-kawasan wisata yang ada di Provinsi Gorontalo dan kawasan-kawasan yang mendukung fasilitas layanan kepada masyarakat. Pada tahun 2015, Pembangunan Sarana dan Prasarana Penunjang Fasilitas Layanan Umum yakni Kawasan 1 meliputi Pembangunan Cottage Desa Botutonuo Kab. Bone Bolango, Pembangunan Gapura Taludaa Lanjutan Rehab Tugu dan Taman Simpang Lima Andalas dan Penataan Simpang Tamalate/Pauwo. Kawasan 2 : Revitalisasi Lapangan Atinggola. Kawasan 3 : Penataan Landsekap Masjid DPRD Prov. Gorontalo, Pengaspalan Halaman Kantor DPRD dan Kantor Gubernur Gorontalo, Pembangunan Gapura/Gerbang Kantor Gubernur, Perencanaan Pembangunan Gapura/ Gerbang Kantor Gubernur. Kawasan 4 : Pembangunan Pagar Makam Islam Gorontalo di Manado dan Kawasan 5 meliputi Pembuatan Patung dan Landscape Taman Bandara Jalaludin Provinsi Gorontalo, Perencanaan Pembuatan Patung dan Landscape Taman Bandara Jalaludin Provinsi Gorontalo. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

41 Tabel Capaian KinerjaJumlah Sarana dan Prasarana fasilitas layanan Umum Kondisi Indikator Kinerja kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah kawasan yang dibangun sarana dan - 8 Kws 5 Kws 1 Kws 5 Kws 6 Kws prasarana fasilitas layanan umum Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja untuk Tahun 2012 dari target sebesar 1 kawasan, tetapi belum bisa terealisasi dan pada Tahun 2013 capaian kinerja mencapai 8 kawasan. Pada Tahun 2014, capaian melampaui target yang telah di tetapkan sebesar 1 kawasan dengan capaian sebesar 5 kawasan atau capaian sebesar 500 persen. Pada tahun 2015, realisasi capaian juga 500 persen, dari target yang di tetapkan sebesar 1 kawasan, tapi terealisasi sebesar 5 kawasan. Capaian di tahun 2015, dimana target yang telah di tetapkan terlampaui sebesar 4 kawasan. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran. Capaian akhir periode RPJMD adalah sebesar 6 kawasan. Jumlah unit sarana sanitasi yang terbangun Pembangunan sarana sanitasi pada lokasi-lokasi fasilitas umum sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat utamanya masarakat perdesaan. Penyediaan Prasarana dan Sarana Sanitasi bagi Masyarakat, yaitu berupa Pembangunan MCK di Kota Gorontalo, MCK di Kabupaten Gorontalo, MCK di Kabupaten Bone Bolango, MCK di Kabupaten Boalemo, MCK di Kabupaten Pohuwato, MCK di Kabupaten Gorontalo Utara, MCK di Dusun Hungayomamu Desa Bululi Kec. Asparaga (Rumah KAT) Kabupaten Gorontalo. Dari target 120 unit MCK yang di tetapkan di tahun 2015, baru terealisasi 28 unit atau 23% dari target yang telah ditetapkan. Rendahnya realisasi dari indikator ini adalah di sebabkan oleh keterbatasan anggaran yang di alokasikan untuk menunjang pembangunan ini. Anggaran yang teralokasi untuk pembangunan di tahun 2015 hanya di peruntukkan sebesar 28 unit atau sebesar 23 persen dari target yang di tetapkan. Guna mencapai target yang di harapkan di akhir RPJMD, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengevaluasi kembali perencanaan dan penganggarannya sehingga semua target yang telah di tetapkan bisa di realisasikan. Olehnya di tahun 2017, penganggaran untuk membangun sanitasi bagi masyarakat akan di anggarkan sesuai target yang telah di tetapkan dalam RPJMD. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

42 Tabel Capaian Kinerja Jumlah unit sarana sanitasi yang terbangun Indikator Kinerja Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah unit sarana sanitasi yang terbangun 149 unit 52 unit 64 unit 120 unit 28 unit 666 unit Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja pada Tahun 2012 terhadap indikator unit sarana sanitasi yang terbangun adalag sebesar 149 unit. Di Tahun 2013 pencapaian sebesar 52 unit atau turun jika di bandingkan dngan pencapaian tahun sebelumnya. Pada Tahun 2014, capaian terhadap indikator sasaran ini naik jika dibandingkan dengan capaian Tahun sebelumnya. Pencapaian di Tahun 2014 sebesar 64 unit belum mencapai target yang telah di tetapkan sebesar 120 unit. Dan pada tahun 2015, capaian realisasi baru mencapai 23 persen dari target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang di harapkan di akhir periode RPJMD adalah sebesar 666 unit sarana sanitasi yang di bangun. Permasalahan dan Isu Strategis terhadap Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Gorontalo. Permasalahan dibidang infrastruktur diantaranya adalah masih adanya ketimpangan pembangunan antara lintas sektor di wilayah Provinsi Gorontalo serta antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan; makin maraknya pemekaran daerah yang seringkali menyebabkan penurunan kualitas pelayanan infrastruktur di daerah tersebut; dan juga keterbatasan kapasitas pelayanan infrastruktur yang dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Secara lebih khusus, dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur daerah ada beberapa tantangan yang dihadapi diantaranya: Bidang Sumber Daya Air 1) Laju alih fungsi lahan pertanian beririgasi 2) Pengelolaan resiko guna memperkecil kerugian yang diakibatkan oleh daya rusak air seperti banjir, abrasi pantai dan pengaruh menurunnya kapasitas sumber air akibat sedimentasi. 3) Dampak negatif perubahan iklim global, khususnya banjir, kekeringan dan kenaikan muka air laut LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

43 4) Kualitas SDM dalam pengelolaan SDA terpadu berbasis teknologi informasi 5) Jaringan pelayanan irigasi yang belum memadai. 6) Keterbatasan dana pengendalian banjir & abrasi pantai. 7) Pengembangan beberapa mega proyek seperti: waduk Dumbaya Bulan, Revitalisasi Danau Limboto, Kanal Banjir Tamalate-Bone, dan Bendung Randangan. 8) Kejadian bencana alam seperti banjir dan tanah longsor berdampak pada rusaknya Daerah Aliran Sungai dan berbagai infrastruktur yang dibangun. 9) Rusaknya lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan illegal loging, illegal minning dan aktivitas perladangan berpindah. 10) Pemanfaatan sumber air yang tidak ramah lingkungan serta tidak memperhatikan aspek berkelanjutan. 11) Belum optimalnya sinergitas dan koordinasi antara stakeholder terkait dalam pengelolaan sumber daya air di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota Bidang Bina Marga 1) Pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang berbasiskan pada tata ruang dan sistem transportasi harus memenuhi standar keselamatan jalan dan berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil, pusat kegiatan ekonomi kreatif dalam rangka pencapaian MDGs. 2) Meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna maupun pemanfaat jalan dalam memanfaatkan prasarana jalan yang tersedia. 3) Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan serta operasi dan pemeliharaan prasarana jalan untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap prasarana jalan yang ada. 4) Mempertahankan peran dan fungsi prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan pengunci dalam pengembangan wilayah diantara berbagai gangguan bencana alam, maupun kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi kebutuhan aksesibilitas kawasan produksi dan industri serta outlet lainnya. 5) Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan secara umum jalan daerah di tengah-tengah desentralisasi dan otonomi daerah dan situasi kelembagaan penyelenggaraan jalan yang masih memerlukan perkuatan terutama dalam menyiapkan produk-produk pengaturan, fasilitasi jalan daerah, dan meningkatkan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan jalan. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

44 6) Mengupayakan penyelesaian masalah pengadaan tanah untuk pembangunan jalan dan/atau pelebaran jalan melalui koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota. 7) Belum adanya alternatif jalan lainnya untuk mengantisipasi pertumbuhan kepadatan pengguna jalan yang menunjang aktivitas sosial, ekonomi dan budaya pada lintas kabupaten/ kota. 8) Belum terealisasinya rencana aksesibilitas jalan dalam rangka pengembangan ekonomi daerah dan masyarakat serta terbatasnya akses jalan bagi masyarakat daerah terpencil dan pesisir. 9) Inkonsistensi pembangunan jalan & jembatan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. 10) Kurangnya peralatan pendukung operasional untuk tanggap darurat dan pemeliharaan jalan. 11) Belum optimalnya pelayanan prasarana jalan dan jembatan disebabkan karena banyaknya jalan rusak terutama pada jalur-jalur ekonomi Produktif. 12) Perlu adanya peningkatan kapasitas berupa pelebaran jalan provinsi. 13) Ruas jalan yang masih terbentur dengan kawasan hutan lindung seperti Ruas jalan Aladi- Tulabolo, ruas jalan Tapa - Atinggola. 14) Perlu pemanfaatan as buton untuk pembangunan ruas jalan provinsi Bidang Cipta Karya 1) Pemenuhan target Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun 2015 separuh dari proporsi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman harus dapat dengan mudah mengakses air untuk kebutuhan air minum. 2) Meningkatkan keterpaduan penanganan drainase dari lingkungan terkecil hingga wilayah yang lebih luas dalam satu wilayah administrasi maupun antar kabupaten/kota. 3) Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan menuntut pelayanan sanitasi yang sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis. 4) Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang berpengaruh terhadap kualitas kehidupan, daya saing daerah serta sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. 5) Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum. Tindak Lanjut Yang Diperlukan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

45 Dukungan infrastruktur sumber daya air dalam mendukung pencapaian prioritas pembangunan daerah pada tahun 2015 terus dilanjutkan untuk menyelesaikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Dan untuk memulihkan kondisi lingkungan / meningkatkan ketersediaan air bagi masyarakat serta mendukung program ketahanan pangan nasional dan daerah meningkatkan kinerja layanan prasana irigasi, pada tahun ini sedang dilaksanakan beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya. Penyelenggaraan jaringan transportasi ditujukan untuk mewujudkan media penghubung antar wilayah kabupaten/kota, pusat permukiman, kawasan produksi, kawasan industri, pelabuhan laut, bandara dan wilayah pontensial, sehingga terbentuk satu kesatuan sistem transportasi darat, laut dan udara. Jaringan jalan, sebagai bagian dari elemen tata ruang dan elemen pembentukan struktur ruang wilayah serta bagian dari komponen infrastruktur wilayah, memiliki peran yang sangat vital bagi pemenuhan akesesibilitas dan mobilitas penduduk pada suatu wilayah. Dengan adanya pembangunan jalan diharapkan dapat memberikan pelayanan akses kepada masyarakat yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat yang lebih luas, seperti mobilitas meningkat, distribusi produksi lebih lancar, dan lain sebagainya, yang pada gilirannya dapat memberikan kemanfaatan bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Program Penyelenggaraan Jalan memiliki kegiatan utama yaitu pemeliharaan rutin jalan, pemeliharaan berkala jalan, dan kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi jembatan terutama yang ada di Ruas Jalan Provinsi dan Strategis Provinsi. Perumahan dan permukiman yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan menjadi faktor penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga pemerintah memiliki tanggung jawab dan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Beberapa upaya yang akan dilakukan antara lain memberikan fasilitasi penyediaan infrasutuktur bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), IPM rendah serta pendukung lainnya. Sasaran strategis dalam rangka mendukung prioritas provinsi bidang pembangunan infrastruktur daerah pada tahun 2015, yang didasarkan pada pagu indikatif 2015, adalah Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah serta Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

46 3. Tujuan Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Tujuan Meningkatkan Kualitas Pendidikan dijabarkan dalam 2 (dua) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Selengkapnya tentang sasaran strategis dan indikator kinerja serta capaiannya dapat di jelaskan sebagaimana tabel-tabel sebagai berikut: Tujuan 3 Sasaran 1 Meningkatkan Kualitas Pendidikan Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Angka Melek Huruf 96,50 % 99,71 % 103 % SANGAT BAIK Angka Partisipasi Murni (APM) APM SD/MI/Paket A 98,00 % APM SMP/MTs/Paket B 92,25 % APM SMA/MA/SMK/Paket C 70,05 % 101,66 % 103 % SANGAT BAIK 77,10 % 71,34 % 84 % BAIK 102 % SANGAT BAIK APK TK/PAUD 54,47 % 83,51 % 153 % SANGAT BAIK Angka Partisipasi Kasar (APK) Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia APK SD/MI 111,20 % 114,23 % APK SMP/MTs 99,80 % 102,27 % APK SMA/SMK/MA 88,09 % 89,92 % SMP/MTs :99,65 % 100 % SMA/MA/SMK :98,50 % 100 % SD/MI : 73,00 71,92 SMP/MTs : 60,50 57, % SANGAT BAIK 102 % SANGAT BAIK 102 % SANGAT BAIK 101 % SANGAT BAIK 102 % SANGAT BAIK 98 % BAIK 95 % BAIK LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

47 sekolah Rasio Guru /murid per kelas rata-rata SMA/MA/SMK :15,50 22,12 SD/MI ,62 SMP/MTs ,52 SMA/MA/SMK , % SANAGAT BAIK 99 % BAIK 104 % SANGAT BAIK 92 % BAIK Berdasarkan hasil pengukuran sasaran dari tujuan meningkatnya aksesibilitas pendidikan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja pendidikan di Provinsi Gorontalo rata-rata Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 5 (lima) indikator kinerja sasaran, hampir seluruhnya dengan kategori Sangat Baik. Angka Melek Huruf Berbagai strategi dan kebijakan telah di ambil oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka menuntaskan buta aksara atau meningkatkan angka melek huruf kepada masyarakat. Pemilihan strategi yang tepat dalam mewujudkan visi berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, oleh karena itu guna mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan di Provinsi Gorontalo dirumuskan beberapa langkah strategis yakni : [1] Meningkatkan daya tampung sekolah dan pembangunan RKB, USB; [2] Memberikan bantuan perlengkapan sekolah; [3] Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; [4] Meningkatkan kelengkapan prasarana pembelajaran;[5] Meningkatkan kompetensi para kepala sekolah. Kebijakan selanjutnya diarahkan pada [1] Program Pendidikan Gratis; [2] Pemenuhan dan perbaikan ruang kelas dan sarana pendidikan; [3] Pemberian bantuan perlengkapan belajar bagi siswa miskin; [4] Meningkatkan mutu dan relevansi melalui Diklat PTK dan peningkatan kualifikasi; [5] Pemenuhan prasarana belajar seperti komputer, perpustakaan; [6] Melaksanakan lomba-lomba; [7] Meningkatkan kapasitas para kepala sekolah; [8] Melakukan penilaian secara berkala terhadap prestasi satuan pendidikan. Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas. Melek huruf merupakan bagian darifokus pembangunan untuk k peningkatan sumber daya manusia. Hal ini mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan terhadap tujuan pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi dan sosial. Terlebih lagi, dalam RPJMD Provinsi LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

48 Gorontalo , penegasan akan pentingnya pendidikan juga bisa ditemukan dalam visi misi tentang Membangun Kualitas Pendidikan telah menjadi arah bagi pembangunan di Provinsi Gorontalo. Grafik 3.1 Perkembangan pencapaian Angka Melek Huruf Tahun Berdasarkan data tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian Angka Melek Huruf dapat direalisasikan sebesar 99,71% tahun dari target sebesar 96.50%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 103,33%. Peningkatan realisasi tercapai sesuai target, dan dibandingkan dengan Tahun 2014 angka realisasi mengalami peningkatan sebesar 0.03%. Pada tahun 2015 dari target 96.50% terealisasi sebesar 99.71%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 103,83%. Keberhasilan peningkatan capaian Angka Melek Huruf (AMH) dari tahun sebelumnya didukung dengan adanya alokasi anggaran dari pemerintah Provinsi Gorontalodan kerja keras semua pihak yang cukup memadai untuk bidang pendidikan serta meningkatnya aksesibilitas Pendidikan Non Formal. Peningkatan angka melek huruf juga terkait dengan perluasan dan peningkatan pendidikan non formal. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Melek Huruf Indikator Kinerja Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Angka Melek Huruf 95,00 % 99,68 % 99,68 % 96,50 % 99,71 % 97,50 % Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

49 Angka melek huruf dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Dari target awal RPJMD tahun yaitu tahun 2012, persentase angka melek huruf di Provinsi Gorontalo sebesar orang dengan capaian sebesar 95,00 persen. Sedangkan pada tahun ke 2 (dua) RPJMD Provinsi Gorontalo yaitu tahun 2013 sebesar orang dengan capaian sebesar 99,68 persen. Kenaikan ini sangat jelas tidak memenuhi target RPJMD dikarenakan berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi. Dan pada Tahun 2014 angka melek huruf di Provinsi Gorontalo masih belum berubah dari angka Tahun 2013 yaitu sebesar 99,68 persen. Pada tahun 2015, capaian realisasi sebesar 99,71 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 96,50 persen. Capaian di tahun ini melampaui target yang telah di tetapkan, hal ini berarti terdapat penghematan atau efisiensi sumberdaya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini sehingga capaian terlampaui sebesar 3,21 persen. Target capaian yang di harapkan di akhir periode RPJMD adalah sebesar 97,50 persen. Angka Partisipasi Murni (APM) Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan maka Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menetapkan sebuah Program Inovasi mulai tahun Program tersebut dikenal dengan sebutan Program Pendidikan Untuk Rakyat. Program ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu agar mendapatkan layanan pendidikan yang layak, sehingga dapat beroleh pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun Provinsi Gorontalo menjadikan Pendidikan dan Kesehata untuk rakyat gratis. Program Pendidikan Untuk Rakyat adalah program pendidikan dalam bentuk pemberian bantuan operasional pada satuan pendidikan untuk peningkatan pelayanan di bidang pendidikan. Sasaran semua satuan pendidikan pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah, baik negeri maupun swasta se provinsi gorontalo berupa : bantuan operasional sekolah pada jenjang SMA/SMALB/MA dan SMK, Penyediaan sarana RKB SMA/SMK, peningkatan kesejahteraan pendidikan dan tenaga kependidikan (Gudacil), Insentif guru kontrak, insentif pendidik PAUD. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. APM digunakan untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

50 a. Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A dapat diketahu dengan menggunakan rumus jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang sekolah di pada jenjang SD/MI/Paket A di bagi dengan jumlah penduduk umur 7-12 tahun di kali 100. Memfasilitasi wajib belajar 12 tahun dan paket A,B dan C adalah merupakn suatu kewajiban bagi pemerintah baik pusat maupun daerah. Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Dasar ini di dukung pleh program-program yang sangat relevan dengan tuntutan akan pendidikan dasar di daerah. Di Provinsi Gorontalo, untuk mendukung tercapainya wajib belajar 12 tahun, maka di laksanakan program-program dan kegiatan Bidang Pendidikan Dasar Tahun 2015, yaitu : a. Fasilitasi Perluasan Akses Pendidikan Dasar, dengan kelompok sasaran Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar. b. Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar, dengan kelompok sasaran Training of Center (TC) Siswa PK-LK tingkat Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa nasional (O2SN) SD dan SMP, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD dan SMP, Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP. c. Fasilitasi Peningkatan Tata Kelola/Manajemen Pendidikan Dasar, dengan kelompok sasaran Manajemen BOS Provinsi. APM SD/MI/Paket A jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2015 Indikator Kinerja ini telah berhasil mencapai target, bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 96,87% berhasil terealisasi sebesar 101,66% dengan persentase capaian kinerja sebesar %. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun mencapai Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) Usia 7 12 tahun dapat dicapai jika terjadi peningkatan persentase jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang mendapatkan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

51 pelayanan pendidikan jenjang SD/SDLB/MI/Paket A. Pada tahun 2015 jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak orang, sedangkan Jumlah siswa usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD/SDLB/Paket A adalah sebanyak siswa, dengan distribusi sebagai berikut: SD sebanyak siswa dan MI sebanyak siswa. Dibandingkan dengan capaian APM SD/SDLB/Paket A tahun 2014 sebesar %, terdapat peningkatan sebesar 0.69%. Kenaikan ini disebabkan antara lain oleh adanya penurunan jumlah penduduk usia 7-12 tahun, sementara jumlah siswa usia tersebut meningkat. Bantuan Siswa Miskin (BSM-SD), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan penyelenggaraan paket A setara SD, RKB SDLB Negeri Kota Gorontalo Maesa Kota Gorontalo, rehabilitasi SD dan RKB SLB Negeri Pohuwato. Grafik 3. 2 Grafik perkembangan APM SD/MI/Paket A Tahun b. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B dapat di ketahui dengan rumus jumlah penduduk umur yang sekolah di pada jenjang SMP/MTs/Paket B di bagi dengan jumlah penduduk umur tahun di kali 100. Untuk tahun 2015 APM SMP/MTs/Paket B usia tahun ditargetkan sebesar 76,28%, baru dapat terealisasi sebesar 77,10% dengan capaian kinerja sebesar 101,07%. Jumlah penduduk usia tahun sebanyak 68,863 orang, sedangkan jumlah siswa yang bersekolah di jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B sebanyak siswa. Indikator Kinerja APM Usia Tahun jenjang SMP/MTs/SMPLB/Paket B sebesar LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

52 77,1% telah mencapai target, begitu pula jika dibandingkan dengan capaian Nasional target Indikator Kinerja APM Usia tahun SMP/MTs/SMPLB sebesar 80,73%, capaian Provinsi Gorontalo lebih rendah sebesar 3,63%. Beberapa intervensi yang dilakukan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan APM Usia Tahun, antara lain melalui pemberian hanya bantuan operasional sekolah (BOS) kepada 326 sekolah SMP negeri dan swasta, selain dari pemerintah pusat, kontribusi peningkatan APM juga berasal pemerintah daerah dan masyarakat. Berikut Grafik pencapaian angka partisipasi murni siswa SMP/SMPLB/Paket B selama empat tahun terakhir ( ). Grafik 3.3 Grafik Perekmbangan APM SMP/MTs/ Paket B C. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C Untuk mengetahui nilai Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C dapat digunakan rumus jumlah penduduk umur tahun yang sekolah pada jenjang SMA/MA/SMK/Paket C di bagi jumlah penduduk umur tahun di kali 100. Guna peningkatan mutu pendidikan menengah ini, telah dilakukan Perluasan akses pendidikan menengah melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik. APM SMA/SMK/MA/Paket C dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2015 Indikator Kinerja ini sudah berhasil mencapai target. Dari target yang ditetapkan sebesar 70,05% baru berhasil terealisasi sebesar 71,34% dengan persentase capaian kinerja sebesar 101,84%. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

53 Jumlah penduduk usia tahun mencapai orang, sedangkan siswa usia tahun yang bersekolah di SMA/SMK/MA/SMLB/Paket C mencapai siswa. Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) Usia Tahun dapat dicapai peningkatan persentase jumlah penduduk usia tahun yang mendapatkan pelayanan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA/Paket C. Distribusi siswa SMA sebanyak siswa, MA sebanyak siswa, SMK sebanyak 14,645, Paket C sebanyak 629 siswa dan SMALB sebanyak 152 siswa. Grafik 3.4 Grafik Tren APK SMA/MA/SMK/PAKET C TAHUN TAHUN Dibandingkan dengan capaian APM Usia Tahun pada tahun 2014 sebesar 65,87%, terdapat kenaikan sebesar 5,47%. Kenaikan ini disebabkan antara lain oleh peningkatan dilakukan melalui pemberian Bantuan Siswa Miskin (BSM-SM), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pembanguan ruang kelas SMK sebanyak 23 ruang, pembangunan ruang kelas baru SMA sebanyak 18 ruang. Berikut grafik perkembangan pencapaian angka partisipasi murni Usia tahun selama empat tahun terakhir dari tahun 2012 sampai dengan tahun LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

54 Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Partisipasi Murni (APM) Indikator Kinerja Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD SD/MI/Paket SD/MI/Paket SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A A 96,37 % A 98,65 % 100,97 % 98,00 % 100,81 % 98,50 % Persentase Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Pa ket B 69,99 % SMA/MA/SM K/Paket C 55,3 SMP/MTs/Pa ket B 71,95 % SMA/MA/SM K/Paket B 64,75 SMP/MTs/Pake t B 73,06 % SMA/MA/SMK/ Paket C 65,87 SMP/MTs/Pake t B 92,25 % SMA/MA/SMK/ Paket C 70,05 % SMP/MTs/Pake t B 77,10 % MA/MA/SMK/P aket C 71,34 % SMP/MTs/Paket B 95,00 % MA/MA/SMK/Paket C 83,05 % Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo Pada tabel diatas dapat di ketahui bahwa Capaian kinerja Bidang Pendidikan Dasar merupakan salah satu program penting Provinsi Gorontalo. Program ini dilaksanakan untuk mendukung sasaran program Perluasan Akses, Peningkatan mutu dan Peningkatan Tata Kelola/Manajemen pada jenjang Pendidikan Dasar. Persentase APM SD/MI/Paket A di peroleh dari Jumlah Siswa usia 7-12 tahun pada jenjang SD/MI/Paket A dibagi Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 tahun dikali 100 persen. Realisasi Capaian dari indikator ini di Tahun 2012 sebesar 96,37 persen, Tahun 2013 naik menjadi 98,65 persen dan pada Tahun 2014, naik lagi menjadi 100,97 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 97, 50 persen atau naik ratarata sebesar 2 persen per tahun. Dan pada tahun 2015, capaian realisasi mencapai 100,81 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 98,00 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah 98,50 persen. Persentase Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B dihitung dari Jumlah Siswa usia tahun pada jenjang SMP/MTs/Paket B dibagi Jumlah Penduduk kelompok usia tahun dikali 100 persen. Dari hasil capaian terhadap indikator, pada Tahun 2012 terealisasi sebesar 96,99 persen, Tahun 2013 terealisasi sebesar 71,95 persen dari target 85,50 persen dan pada Tahun 2014 terealisasi sebesar 73,95 persen dari target yang ditetapkan sebesar 90,50 persen. Dan pada tahun 2015, realisasi mencapai 77,10 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 95,25 %. Capaian di akhir peride RPJMD di harapkan sebesar 95,00 persen. Selanjutnya, Persentase Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C dihitung dari Jumlah Siswa usia tahun pada jenjang SMA/SMK/MA/Paket C dibagi Jumlah Penduduk kelompok usia tahun dikali 100 persen. Dari capaian indikator kinerja dapat diketahui bahwa di Tahun 2012 realisasi capaian kinerja sebesar 55,3 persen dan pada Tahun 2013 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

55 meningkat menjadi 64,75 persen dari target yang telah di tetapkan sebesar 60,70 persen. Pada Tahun 2014, capaian kinerja dari indikator kinerja tersebut sebesar 65,87 persen dari target yang ditetapkan sebesar 65,87 persen. Hal ini berarti bahwa realisasi capaian atas indikator naik setiap tahun sebesar 8,35 persen di Tahun 2013 dan 1,12 persn di Tahun Dan pada tahun 2015, realisasi capaian kinerjanya sebesar 71,34 dari target yang telah di tetapkan sebesar 70,05 persen. Target capaian kinerja di akhir periode RPJMD adalah sebesar 83,05 persen. Angka Partisipasi Kasar (APK) Keberhasilan pembangunan suatu wilayah di tentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kulitas sumber daya manusia tersebut. Olehnya, peningkatan mutu pendidikan harus terus di upayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu daerah, biasa di kenal beberapa indikator untuk mengetahuinya antara lain Angka Partisipasi Kasar (APK). APK menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada seuatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap masyarakat usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. a. Angka Partisipasi Kasar TK dan PAUD Angka Partisipasi Kasar pada TK dan PAUD, dapat di ketahui dengan formula Jumlah peserta TK/PAUD usia 3-6 Tahun di bandingkan dengan jumlah penduduk usia 3-6 Tahun di kali 100 persen. Peningkatan kinerja tersebut merupakan dukungan keberhasilan dari program dan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terhadap penguatan kelembagaan, pemenuhan sarana dan prasarana, penguatan kurikulum dan pembinaan kesiswaan PAUD di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

56 Pencapaian Kinerja yang tercermin dalam APK PAUD pada tahun 2015 sudah sangat baik, sehingga dapat diartikan bahwa semakin meningkatnya jumlah anak usia 1 6 tahun yang terlayani oleh PAUD baik melalui jenjang Formal (TK) maupun Nonformal (KB,TPA,SPS). Upaya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo untuk meningkatkan jumlah layanan PAUD formal maupun nonformal dengan memperluas akses layanan PAUD melalui penambahan dana bantuan biaya operasional PAUD dan sosialisasi ke masyarakat juga semakin ditingkatkan dengan menggalakkan PAUD di masyarakat luas. Sedangkan dalam hal peningkatan mutu pendidikan pemerintah berupaya menyelenggarakan orientasi teknis pembelajaran PAUD. APK PAUD dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan dari target yang ditetapkan. Capaian Tahun 2014sebesar 85,37%. Pada tahun 2015 Indikator Kinerja ini sudah melebihi yang ditetapkan yaitu dengan target 75,00% dan capaian hasil 87,92%, diatas dari capaian tahun Peningkatan Angka Partisipasi Kasar PAUD dapat dicapai jika terjadi peningkatan persentase jumlah penduduk usia jenjang PAUD yang mendapatkan pelayanan pendidikan jenjang PAUD. Pada tahun 2015 jumlah penduduk usia jenjang PAUD sebanyak 85,650 orang, sedangkan Jumlah siswa usia yang bersekolah PAUD sebanyak siswa. Untuk tahun 2015, capaian kinerja APK PAUD menunjukkan kinerja yang tinggi, Capaian ini juga menyumbang sebanyak 144,9% dari target pada akhir RPJMD (2017). Pencapaian target Indikator Kinerja APK PAUD sebesar 87,92% berkat dukungan dan kontribusi, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat. Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalomemberikan kontribusi melalui program pendidikan non formal. Indikator kinerja pendukung dalam upaya meningkatkan APK tersebut dilakukan melalui penyediaan 761 buah TK, 63 buah RA dan Kelompok Bermain (KB) 985 buah, Tempat Penitipan Anak (TPA) 36 lembaga, SPS sebanyak 198 lembaga, sehingga total lembaga PAUD buah. Selain itu pemberian bantuan operasional PAUD, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

57 publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal serta Pengembangan data dan informasi pendidikan non formal. Secara kelembagaan tren perkembangan jumlah lembaga PAUD dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jumlah lembaga PAUD yang makin meningkat tersebut berdasarkan satuan kelembagaan PAUD yaitu Taman Kanak- Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Walaupun upaya dalam peningkatan APK dan mutu layanan PAUD telah banyak dilakukan, namun masih ditemukan sejumlah hambatan dan kendala yang terjadi di lapangan. Hambatan yang ditemui adalah sering terjadi mutasi pendidik/ tutor. Untuk mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi tersebut di atas, beberapa langkah terobosan telah dilakukan: a. Menyempurnakan penyusunan Kurikulum 2013 PAUD dengan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 146 tahun 2014, dan pelaksanaan TOT bagi pelaksanaan kurikulum 2013 PAUD. b. Penyusunan Pedoman Pelaksanaan PAUD Holistik-Integratif untuk menunjang pelaksanaan PP Nomor 60 tahun 2013 tentang PAUD c. Hasil pembangunan rehabilitasi ruang kelas d. Penyusunan Revisi Standar PAUD melalui Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD. e. Penyusunan Kebijakan Wajib PAUD untuk anak usia 5-6 tahun, dan pengalokasian anggaran untuk k menunjang pelaksanaan Wajib PAUD. f. Sosialisasi program PAUD pada pemerintah daerah. g. Fasilitasi Perluasan Akses PAUD, dengan kelompok sasaran Rintisan PAUD dan Pelaksanaan Peringatan Hari Anak Nasional. h. Fasilitasi Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD, dengan kegiatan Rakor PAUDNI, Orientasi Pendidikan Karakter Anak dan Insentif PTK PAUD. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

58 Grafik 3.5 Grafik perkembangan APK PAUD Dalam menunjang pencapaian kinerja program pada Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilaksanakan 3 (tiga) kegiatan pada tahun 2015 diantaranya adalah : a. Kegiatan Peningkatan Ketrampilan Pendidikan Non Formal dengan sub kegiatan Hibah Pengembangan Life Skill untuk 30 Kelompok, Hibah untuk penuntasan Tuna Aksara Dasar untuk 250 Kelompok, Hibah barang untuk Akreditasi PNF sebanyak 15 Lembaga dan Pelaksanaan Kegiatan Hari Aksara Internasional dengan sasaran 300 orang. b. Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD meliputi kegiatan Rakor PAUDNI, Orientasi Pendidikan Karakter Anak untuk 100 peserta, dan Insentif PTK PAUD sebanyak 672 orang dengan rincian sasaran Kota Gorontalo 104 orang, Kabupaten Gorontalo 223 orang, Kabupaten Boalemo 95 orang, Kabupaten Pohuwato 90 orang, Kabupaten Bone Bolango 79 orang dan Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 71 orang. c. Perluasan Akses Pendidikan Anak Usia Dini. Kegiatan ini merupakan kegiatan Pemberian Hibah Barang Rintisan PAUD untuk 10 Lembaga dan Pelaksanaan Hari Anak Nasionalyang melibatkan peserta 500 orang Se Provinsi Gorontalo. Prestasi yang diperoleh selama tahun 2015 adalah : a. Menerima Anugrah Aksara Madya dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas Kinerja dan Kepedulian yang tinggi dalam percepatan Penuntasan Tuna Aksara di Provinsi Gorontalo; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

59 b. Meraih Juara Terbaik III Lomba Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional yang diwakili oleh Bunda PAUD Jasma Lahinda, S.Pd Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. b. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dapat dihitung dengan menggunakan rumus jumlah penduduk yang bersekolah pada jenjang SD/MI di bagi jumlah penduduk umur 7-12 tahun dikali 100. Kondisi dan keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dasar tidak dapat dipisahkan dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada. Berbagai masalah yang harus dihadapi dalam pelaksanaan dan pelayanan pendidikan dasar antara lain: a. Penyediaan guru yang berkualitas masih belum terlaksana terutama guru dengan kualifikasi lebih baik. Di daerah pedalaman sangat sulit untuk memanggil guru SD yang berkualitas apalagi membuat mereka nyaman untuk tinggal di pedalaman. Banyak guru terlatih yang berasal dari daerah pedalaman justru cenderung untuk menetap atau pindah ke wilayah perkotaan, setelah menyelesaikan pendidikannya. Selain itu minat guru perempuan untuk mengajar di daerah juga sangat sulit. Kesulitan lainnya adalah merekrut guru lulusan Sarjana atau Diploma untuk mengajar di sekolah pedalaman. b. Penyediaan infrastruktur fisik juga belum sepenuhnya terlaksana. Di beberapa daerah pedalaman dengan jumlah populasi sekolah yang sedikit, sejumlah kelas seringkali jarang digunakan. Sebaliknya di beberapa daerah perkotaan yang padat justru kekurangan kelas. Kondisi ini menyebabkan variasi yang signifikan terhadap jumlah siswa per kelas. c. Sarana dan prasarana pendidikan dasar di daerah masih terbatas. Fasilitas SMP yang belum disiapkan pada masa lalu, mengakibatkan banyak anak harus putus sekolah dan berhenti hingga di SD. Ketika fasilitas tersedia saat ini, masalah efisiensi penggunaan fasilitas menjadi masalah baru di daerah pedalaman karena rendahnya populasi usia sekolah. d. Data dan informasi program pendidikan dasar bermutu belum tersusun secara lengkap dan akurat sehingga sering terjadi perbedaan data. Keadaan ini membawa implikasi terhadap penyusunan perencanaan program dan target pendidikan dasar kurang mantap karena belum didasarkan pada data yang lengkap dan akurat. Di beberapa daerah realisasi beban biaya pendidikan tidak pasti. Walaupun saat ini telah ada program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana implementasi program BOS ini dapat berjalan efektif dan benar-benar mendorong pembebasan biaya pendidikan. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

60 Jika dibandingkan dengan target kinerja yang ditetapkan, pada tahun 2015 Indikator Kinerja ini telah berhasil mencapai target. Daritarget yang ditetapkan sebesar 111.2% berhasil terealisasi sebesar 114,23% dengan persentase capaian kinerja sebesar 102,72%. Pada tahun 2015 jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak orang, sedangkan jumlah siswa yang bersekolah pada jenjang SD/MI/Paket A sebanyak siswa, dengan distribusi sebagai berikut SD sebanyak siswa, MI sebanyak siswa dan paket A sebanyak siswa. Dibandingkan dengan capaian APK SD/MI/SDLB/Paket A tahun 2014 sebesar 113,64%, terdapat kenaikan sebesar 0,59%. Kenaikan ini disebabkan antara lain oleh peningkatan jumlah anak yang bersekolah. Grafik 3.6 Grafik perkembangan APK SD/MI/Paket A Empat Tahun terakhir c. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs Untuk mengetahui Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs dapat digunakan rumus jumlah penduduk yang sekolah pada jenjang SMP/MTs dibagi jumlah umur tahun di kali 100. Keberhasilan peningkatan mutu layanan pendidikan dasar ditandai dengan meningkatnyaujian nasional (UN) SMP/MTs untuk tingkat kelulusan dari 99,96% pada tahun 2015 menjadi 100%dan nilai rata-rata ujian akhir sekolah setingkat SD/MI dari 74,11 pada tahun 2014 turun menjadi 71,12 Pada tahun Sedangkan APK pada tingkat SD/MI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

61 meningkat 113,64% ditahun 2014, menjadi 114,23% pada tahun 2015, sedangkan untuk tingkat SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 97,82% di tahun 2014 menjadi 102,27% pada tahun 2015, sedangkan APM SD/MI mengalami penurunan dari 100,97% di tahun 2014 menjadi 100,81% pada tahun 2015turun sebesar 0,16% dan APM SMP/MTs dari 73,06.% di tahun 2014 menjadi 77,10% pada tahun 2015, meningkat 4,04% dan dari target sasaran yang telah ditetapkan semua indikator dapat terealisasikan dengan baik. Keberhasilan pencapaian aspek peningkatan mutu pendidikan tersebut ditempuh melalui pembinaan potensi siswa merupakan intervensi yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap potensi kognitif, afektif dan psikomotor secara simultan melalui kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Trend perkembangan APK SMP/MTs/Paket B menunjukan perkembangan yang baik dari tahun ketahun. Pada tahun 2014 tingkat capaian Indikator Kinerja inisudahmencapai target yang ditetapkan. Daritarget yang ditetapkan sebesar 99,80%, baru berhasil terealisasi sebesar 102,27%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 102,47%. Jika dibandingkan dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014yang sebesar 97,82% terdapat kenaikan capaian sebesar 4,45%. Kenaikan dari terget capaian ini disebabkan antara lain oleh peningkatan jumlah siswa usia tersebut meningkat. Pencapaian APK SMP/MTs/Paket B sebesar 102,47% tersebut berkat dukungan dan kontribusi,baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah ataupun masyarakat. DinasPendidikanKebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo memberikan kontribusi melalui program perluasan akses pendidikan pada jenjang/setara SMP. Indikator kinerja pendukung dalam upaya meningkatkan APK tersebut dilakukan melalui pemberian bantuan operasional sekolah (BOS) sebanyak 326 SMP, 8 MI negeri dan swasta, rehalitasi SMP Negeri Pinogu, Layanan SMP terbuka, Layanan Program Paket B setara SMP, sosialisasi wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Pemberian Beasiswa Siswa Miskin. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

62 Grafik 3.7 Grafik perkembangan APK SMP/MTs/Paket B tahun d. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK dapat diketahui dengan rumus jumlah penduduk yang sekolah di jenjang SMA/MA/SMK dibagi jumlah penduduk umur tahun dikali 100. Aspek pemerataan layanan pendidikan menengah terdapat peningkatan capaian indikator pada APK pendidikan menengah sebesar 89,92% pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 1,73% dari tahun 2014 sebesar 88,19%, sedangkan APM pada tahun 2014 sebesar 65,87% dan tahun ,34% lebih meningkat 5,47%. Kenaikan tersebut dari APK tahun 2014 sebagai upayakontribusidinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalotahun 2015 dalam pencapaian APK tersebut melalui pembangunan gedung sekolah baru sebanyak 41RKB, rehabilitasi penambahan ruang kelas sekolah sebanyak 20 ruang kelas, rehabilitasi 1 ruang kelas SMK Negeri 1 Wonosari, penyelenggaraan paket C setara SMU bagi 245 orang, penyebarluasan dan sosialisasi pendidikan menengah untuk k152sma/smk/ma Negeri dan swasta, pemberian beasiswa bagi siswa miskin, penyelenggaaan Program Pendidikan bagi rakyat (PRODIRA) sekolah Negeri dan Swasta. Berikut grafik perkembangan pencapaian angka partisipasi kasar pendidikan menengah selama empattahun terakhir dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015: LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

63 Grafik 3.8 Grafik Perkembangan APK Sekolah Menengah (SM) Keberhasilan Peningkatan mutu dan relevansi layanan pendidikan menengah di Provinsi Gorontalo, tercermin pula pada meningkatnya prosentase kelulusan Ujian Nasional pada jenjang SMA/MA tahun 2014/2015 adalah 99,88%, demikian pula pada jenjang SMK prosentase kelulusannya mencapai 100% pada tahun 2014/2015. Pencapaian prosentase kelulusan Ujian Nasional tersebut merupakan hasil kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga. Keberhasilan pencapaian aspek peningkatan mutu pendidikan tersebut ditempuh melalui pembinaan potensi siswa merupakan intervensi yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap potensi kognitif, afektif dan psikomotor secara simultan melalui kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Capaian Kinerja Bidang Pendidikan Menengah di Provinsi Gorontalo di dukung oleh beberapa program dan kegiatan Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2015, yaitu : a. Fasilitasi Perluasan Akses Pendidikan Menengah, dengan kelompok sasaran Penyediaan Sarana Belajar SMA/MA dan SMK, Penyediaan Prasarana Belajar SMA/MA dan SMK, dan Pengembangan SMA Aliansi. b. Fasilitasi Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Menengah, dengan kelompok sasaran Fasilitasi Prestasi Siswa, Uji Kompetensi SMK, Lomba Cerdas Cermat SMA/SMK, Lomba Debat Bahasa, Olimpiade Sains Terapan, Lomba Kompetensi Siswa, Olimpiade Sains LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

64 Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Parade Cinta Tanah Air. c. Fasilitasi Peningkatan Tata Kelola/Manajemen Pendidikan Menengah, dengan kelompok sasaran Pemenuhan tenaga pengajar praktek SMK dan Fasilitasi pendidikan kesetaraan jenjang menengah. d. Fasilitasi Pendidikan Untuk Rakyat, dengan kelompok sasaran manajemen prodira. Fasilitasi Perluasan Akses Pendidikan Tinggi, dengan kelompok sasaran Pembinaan Kegiatan Kemahasiswaan dan kerjasama Stakeholder pendidikan, Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Beasiswa, Pembinaan Prestasi Tamatan SLTA dan kerjasama Perguruan Tinggi. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Partisipasi Kasar (APK) Indikator Kinerja Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi TK/PAUD 53,37% TK/PAUD 68,06% TK/PAUD 85,37% TK/PAUD 54,47% TK/PAUD 87 % TK/PAUD 60,04 PersentaseAngka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI 111,04 % SMP/MTs 96,99 % SD/MI 114,29 % SMP/MTs 97,06 % SD/MI 113,64 % SMP/MTs 97,82 % SD/MI 111,20 % SMP/MTs 99,80 % SD/MI 114,23 % SMP/MTs 102,27 % SD/MI 111,30 SMP/MTs 99,99 SMA/SMK/M A 74,09 % SMA/SMK/M A 85,18 % SMA/SMK/MA 88,19 % SMA/SMK/M A 88,09 % SMA/SMK/MA 89,92 % SMA/SMK/M 98,09 Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo Pencapaian kinerja dari indikator sebagaimana tabel diatas, untuk pencapaian APK TK/PAUD di tahun 2012 sebesar 53,37 persen dan di Tahun 2013 sebesar 68,06 persen atau naik sebesar 6,8 persen. pada Tahun 2014, capaian kinerja turun jika di bandingkan dngan pencapaian tahun 2013 sebesar 85,37 persen. Pada tahun 2015, capaian realisasi melebihi target yang telah di tetapkan sebesar 87 persen dari target sebesar 54,47 persen dan target capaian di akhir periode RPJMD adalah sebesar 60,04 persen. Dari tabel capaian indikator kinerja diatas, juga dapat di ketahui persentase APK pada tingkat SD/MI meningkat dari 111,04 di Tahun 2012 menjadi 114,29 persen ditahun 2013 dan pada Tahun 2014 turun menjadi 113,64 persen. Tetapi penurunan terhadap pencapaian kinerja di Tahun 2014 ini, masih melampaui target yang telah di tetapkan di Tahun 2014 sebesar 111,15 persen. Dan pada tahun 2015, capaian realisasi sebesar 114,23 dari target yang telah ditetapkan sebesar 111,20 persen. Capaian di tahun 2015 ini melampaui target yang telah di tetapkan, itu berarti terdapat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

65 efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini sehingga capaian melampaui target sebesar 3,03 persen. Capaian pada akhir periode RPJMD yang diharapkan sebesar 111,30 persen. Dari hasil capaian indikator kinerja, dapat di ketahui bahwa realisasi APK SMP/MTs di Tahun 2012 sebesar 96,99 persen. Pada Tahun 2013 naik terealisasi sebesar 97,06 persen dari target sebesar 106,49 persen. Dan pada Tahun 2014 terealisasi sebesar 97,82 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 99,75 persen. Hal ini berarti bahwa sejak Tahun 2013 target yang telah ditetapkan tidak tercapai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target yang telah ditetapkan antara lain adalah kurangnya angka melanjutkan dari SD ke SMP di karenakan faktor ekonomi dan keterbatasan dana Bantuan Operasional Sekolah yang mengakibatkan anak kurang mampu tidak bias melanjutkan sekolahnya. Kondisi ini telah dicari jalan keluarnya oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan program retripal yaitu merekrut kembali anak-anak yang putus sekolah untuk disekolahkan kembali. Dan pada tahun 2015, capaian kinerja ini naik dibandingkan tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 102,27 dari target sebesar 99,80 persen. Capaian kinerja inipun melampaui target yang telah di tetapkan. Hal ini terlihat bahwa terdapat penghematan sumber daya yang di gunakan dalam mencapai sasaran ini. Sehingga capaian melampaui target sebesar 2,47 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah sebesar 99,99 persen. Dari capaian target diatas, dimana pada Tahun 2012 realisasi atas capaian indikator kinerja APK SMA/MA/SMK sebesar 74,09 persen. Selanjutnya pada Tahun 2013, capaian kinerja dari indikator kinerja naik sebesar 85,18 persen. Dan pada Tahun 2014 capaian sebesar 88,19 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 83,04 persen. Kondisi ini menggambarkan bahwa realisasi capaian kinerja meningkat dari tahun ke tahun sebesar 8,11 persen di Tahun 2013 dan 3,01 persen di Tahun Dari hasil capaian kinerja tersebut masih terdapat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

66 beberapa kendala. Kendala tersebut antaran lain dengan mekanisme pembiayaan pendidikan gratis, dimana masalah yang sering menjadi pertanyaan adalah menyangkut besaran alokasi dana yang layak, obyek pendanaan, dan pola kerjasama pembiayaan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota. Dan pada tahun 2015, capaian kinerja dari indikator ini sebesar 89,92 dari target sebesar 88,09 persen. Capaian target kinerja inipun terlihat adanya efisiensi sumber daya dimana capaian melampaui target yang telah di tetapkan. Target capaian kinerja di akhir periode RPJMD adalah sebesar 98,09 persen. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 memuat cita-cita pendidikan bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan itu, harkat dan martabat seluruh warga negara akan dapat terwujud. Salah satunya dengan adanya sekolah dan sistem sekolah sebagai suatu lembaga sosial dan pendidikan dipilih dan ditempatkan di antara sistem kelembagaan yang telah ada. Fungsi utama sekolah pada awalnya adalah pengajaran namun dalam perkembangannya sekolah berfungsi majemuk dengan pendidikan sebagai intinya. Persoalan jumlah dan siapa yang perlu memperoleh pendidikan kiranya cukup jelas, yaitu semua rakyat pembentuk bangsa sedangkan yang perlu dipikirkan dan di usahakan adalah kualitas pendidikan atau mutu kecerdasannya, serta cara mencapainya merupakan implikasi pesan utama cita-cita yang diletakkan oleh bapak-bapak pendiri Republik Indonesia dan pengisian pesan tersebut perlu dicari, dikaji, dan terus dikembangkan. Dalam kegiatan pendidikan hendaknya diarahkan pada pelaksanaan pendidikan yang efektif dan tepat sasaran. Pendidikan yang efektif bertujuan agar para siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Untuk menciptakan itu, haruslah suatu sekolah atau lembaga mempunyai tenaga pengajar yang baik pula agar dapat memproduksi siswa-siswa yang diinginkan. Dengan tenaga pengajar yang demikian, mereka dapat dituntut untuk meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran agar pelajaran tersebut dapat berguna. Faktanya banyak terjadi disekolah-sekolah pelaksanaan pendidikan hanya sebagai formalitas belaka, di sekolah ada sebagian guru yang datang ke sekolah hanya memberikan tugas atau catatan setelah itu meninggalkan kelas tanpa ada penjelasan lagi dari pelajaran tersebut dan ketika bel berbunyi guru baru kembali kekelas hanya untuk mengumpulkan tugas. Banyak waktu untuk kegiatan pembelajaran habis terbuang percuma, karena banyak siswa yang ditinggal guru akan bermainmain atau meninggalkan kelas juga, ini banyak terjadi pada siswa kelas tingkat bawah, LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

67 sedangkan siswa tingkat atas baru merasakan pembelajaran yang efektif ketika akan menghadapi ujian yang sudah hampir mendekat. Selain kondisi pembelajaran dan kulaitas pendidik/guru, yang tak kalah pentingnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah ketersediaan sekolah bagi penduduk usia sekolah. Untuk mengetahui keberadaan jumlah sekolah dengan penduduk usia sekolah maka digunakan rasio ketersediaan sekolah yaitu jumlah sekolah dibagi jumlah penduduk usia sekolah dikali Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolahsma/ma/smk adalah indikator untuk mengukur kemampuan jumlah sekolah SMA/MA/SMK dalam menampung penduduk usia pendidikan16-18 Tahun. Rasio ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per jumlah penduduk usia pendidikan. Selama kurun waktu rasio ketersediaan sekolah untuk k jenjang pendidikan SMA/MA/SMK mengalami kenaikan, setelah periode sebelumnya mengalami kenaikan yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk tidak disertai dengan peningkatan jumlah sekolah SMA/MA/SMK Pembangunan jumlah sekolah baru tidak sebanding dengan peningkatan jumlah warga sekolah. Pada tahun 2015, perbandingan ketersediaan sekolah SMA/MA/SMK di Provinsi Gorontalo adalah 1 : 25,12. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SMA/MA/SMK menampung 25 siswa. Dari target 2015 untuk k rasio sekolah terhadap penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK sebesar 15,5 siswa dapat diperoleh hasil 25,12.atau 25 siswa persekolah. Realisasi dari target mencapai 162,06%. Sedangkat realisasi terhadap akhir RPJMD dan Renstra tahun 2017 sudah mencapai 157% dari target 16. Grafik 3.11 Grafik Target dan Realisasi Rasio Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

68 Perkembangan rasio ketersediaan sekolah bagi penduduk usia sekolah di Provinsi Gorontalo dapat di hitung dengan rasio ketersediaan sekolah dengan asumsi bahwa setiap sekolah terdiri dari 3 (kelas) yaitu kelas satu sampai kelas tiga. Untuk jenjang pendidikan SD/MI, ketersediaan sekolah standar minimalnya adalah 120 orang per sekolah. Sedangkan untuk jenjang SMP/MTs dan jenjang SMA/MA/SMK standar minimalnya adalah 60 orang per sekolah. Perkembangan ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah dapat di lihat dari tabel capaian di bawah ini. Tabel Capaian Indikator Rasio Ketersediaan Sekolah/ penduduk usia sekolah Kondisi Indikator Kinerja kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD SD/MI 68,1 SD/MI 72.1 SD/MI 75,24 SD/MI 73,00 SD/MI 71,92 SD/MI 75,00 Rasio Ketersediaan Sekolah/penduduk usia sekolah SMP/MTs 51,79 SMA/MA/SMK SMP/MTs 63,13 SMA/MA/SMK 16,14 SMP/MTs 68,46 SMA/MA/SMK 27,39 SMP/MTs 60,50 SMA/MA/SM K 15,50 SMP/MTs 57,18 SMA/MA/SM K 22,12 SMP/MTs 61,10 SMA/MA/SMK 16,00 Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo Dari tabel capaian indikator di atas, dapat di ketahui rasio ketersediaan sekolah di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun Pada tahun 2012, dari satu sekolah yang tersedia hanya terdapat 68 orang murid yang idealnya 120 murid/sekolah untuk jenjang pendidikan dasar. Pada jenjang yang sama, untuk tahun 2013 sebanyak 72 murid/sekolah dan tahun 2014 sebanyak 73 murid/sekolah. Untuk tahun 2015 pada jenjang pendidikan SD/MI, sebanyak 72 murid/sekolah. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah 75 murid/sekolah. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs standar minimal untuk jenjang ini adalah 60 orang/sekolah. Di tahun 2012, ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah sebesar 51 siswa/sekolah. Tahun 2013, 63 siswa/sekolah dan tahun 2014 sebanyak 68 siswa/sekolah. Pada tahun 2015, ketersediaan sekolah/jumlah usia sekolah pada jenjang SMP/MTs adalah 57 siswa/sekolah. Pada akhir periode RPJMD target capaian adalah 61 murid/sekolah. Ketersediaan sekolah/jumlah usia sekolah pada jenjang SMA/MA/SMK dengan standar minimal untuk jenjang ini adalah 60 orang/sekolah. Tahun 2012 sebanyak 15 siswa/sekolah. Pada tahun 2013 sejumlah 16 siswa/sekolah dan tahun 2014 sebanyak 27 siswa/sekolah. Untuk LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

69 tahun 2015, rasio ketersediaan sekolah/jumlah usia sekolah sebesar 22 siswa/sekolah. Target capaian pada akhir periode RPJMD 16 siswa/sekolah. Rasio Guru/Murid Perkelas Rata-rata Mutu pendidikan amat ditentukan kualitas dan komitmen seorang guru. Profesi guru menjadi tidak menarik di banyak daerah karena tidak menjanjikan kesejahteraan finansial dan penghargaan profesional. Oleh karena itu, dengan dirumuskannya jenjang profesionalitas yang jelas, maka kualitas guru-guru dapat dijaga dengan baik. Tentunya hal ini juga berkaitan dengan penghargaan profesionalitas yang didapat dalam setiap jenjang tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab dalam membangun atmosfer akademik di dalam kelas. Atmosfer ini sebenarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa terutama berkaitan dengan nilai-nilai akademik utama yaitu sikap ilmiah dan kreatif. Guru perlu menekankan nilai-nilai inti yang berhubungan dengan pengembangan sikap ilmiah dan kreatif dalam setiap tugas yang diberikan kepada siswanya, dalam membimbing siswa memecahkan suatu persoalan atau juga dalam menjawab pertanyaanpertanyaan dari siswa. Untuk dapat mengajar secara efektif, maka guru-guru akan ditraining secara kontinyu (bukan hanya sekali saja) dan terutama akan dibekali pengetahuan tentang cara mengajar yang baik dan bagaimana cara menilai yang efektif. Sehingga diharapkan guru tersebut dapat mengembangkan cara mengajarnya sendiri, dapat meningkatkan pengetahuan mereka sendiri dan juga dapat berkolaborasi dengan guru yang lain. Guru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Oleh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal, agar ia LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

70 menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya. Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut: 1. Mengikuti Penataran Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang masing-masing. 2. Mengikuti Kursus-Kursus Pendidikan Hal ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris serta computer. 3. Memperbanyak Membaca Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya berpedoman pada satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam mayarakat. 4. Mengadakan Kunjungan Kesekolah Lain (studi komperatif) Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat. 5. Mengadakan Hubungan Dengan Wali Siswa Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta didik LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

71 serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga. Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan oleg guru, tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Hal ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran. Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, maka sebagai salah satu indikator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakud dengan peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton. Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Selalu berorientasi pada tujuan; 2) Tidak hanya terikat pada suatu alternatif saja; 3) Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya: metode ceramah dengan tanya jawab; Dalam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha dan menuntut peran guru untuk LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

72 memberikan pendampingan dengan berbagai cara atau metode yang akan mengakibatkan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. 1) Memberi Rangsangan Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiap metode yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi, sebab pendidik mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar, karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi secara kontinew. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat. 2) Memberikan Motivasi Belajar Motivasi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas-tugas. Motivasi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa: 3) Memberikan penghargaan. Usaha-usaha meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus, baik berupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman-temannya secara sehat, karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan kualita pendidikan. 4) Memberikan hukuman. Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan. 5) Mengadakan kompetisi dan lomba. Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

73 pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi siswa. Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa betapa pentingnya kualitas dan kapabilitas guru dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan. Olehnya, pemerintah tidak henti-hentinya meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru guna meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Gorontalo. Adapaun program-program yang di laksanakan dalam meningkatkan kesejahteraan guru antara lain adalah: - fasilitasi Peningkatan Kesejahteraan PTK, pada kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Guru Kontrak, Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKLK, Guru Daerah Terpencil dengan kelompok sasaran Guru Non PNS sejumlah dengan rincian masing masing Kabupaten/Kota adalah Kota Gorontalo 278, Kabupaten Gorontalo 743, Kabupaten Boalemo 428, Kabupaten Pohuwato 419, Kabupaten Bone Bolango 308 dan Kabupaten Gorontalo Utara 396 dan rincian perjenjang pendidikan adalah Guru SD 1.530, Guru SMP 526, Guru SMA 198, Guru SMK 272 orang dan Guru SLB Fasilitasi Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, kegiatan Pelaksanaan Seleksi Guru Berprestasi dan Peningkatan Kualifikasi dengan kelompok sasaran Guru, Kepsek dan Pengawas Tkt SD, SMP, SMA/SMK/MA dan Mahasiswa UT sejumlah 1608 orang. - Fasilitasi Kepengawasan Pendidikan yaitukegiatan Peningkatan Kapasitas Kepengawasan Program Pendidikan dengan kelompok sasaran 150 orang pengawas pendidikan kabupaten/kota. - Fasilitasi Pengelolaan Ujian Nasional dan Diklat Mata Pelajaran Ujian Nasional, kegiatan Penyediaan Ujian Nasional dengan kelompok sasaran 999 SD/MI. Dalam pencapaian kinerj sasaran ini terdapat beberapa permasalahan yang belum terpenuhi di tahun 2015 disebabkan antara lain : a. Masih terdapat pengangkatan pendidik yang belum sarjana, karena kekurangan pendidik; b. Kuota sertifikasi dari pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) tidak sesuai dengan target yang diharapkan; Isu strategi peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah dengan pendidik dan tenaga kependidikan. Tahun 2015, jumlah guru di Provinsi Gorontalo terdata sebanyak orang baik guru negeri maupun guru LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

74 swasta. Pada aspek pendidik dan tenaga kependidikan, kualifikasi dan sertifikasi secara berkelanjutan menjadi prioritas. Rasio Ketersediaan guru terhadap siswa setiap kelas adalah indikator untuk k mengukur jumlah gurusd/mi jumlah murid setiap kelas. Rasio ini bisa diartikan jumlah guru berbandingkelas kemudian siswa berbanding kelas. Target tahun 2015 sebesar 628,38 berhasil dicapai sebesar 622,52 untuk k SD/MI. Untuk k SMP/MTs target tahun 2015 sebesar 736,24 berhasil dicapai 765,52. Untuk k SMA/MA/SMK target 2015 sebesar 766,26 tercapai sebesar 765,52. Indikator Kinerja Tabel Capaian Indikator Rasio Guru/Murid Perkelas Rata-rata Kondisi kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi SD/MI 615,10 SD/MI 640,51 SD/MI 656,11 SD/MI SD/MI 622,62 pada akhir RPJMD SD/MI 619,74 Rasio Guru/Murid Perkelas Rata-rata SMP/MTs 710,07 SMP/MTs 715,23 SMP/MTs 759,3 SMP/MTs SMP/MTs 735,52 SMP/MTs 706,55 SMA/MA/SM K 811,16 SMA/MA/SMK 747,59 SMA/MA/SMK 885,06 SMA/MA/SM K SMA/MA/SMK 703,06 SMA/MA/SM K 733,52 Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo Dari tabel capaian indikator di atas, dapat di ketahui rasio guru/murid per kelas rata-rata di Provinsi Gorontalo dari tahun 2012 sampai dengan tahun Rasio guru/murid perkelas rata-rata adalah jumlah guru sekolah pada jenjang pendidikan tertentu per kelas di bandingkan dengan jumlah murid pada jenjang tertentu di kalikan Pada tahun 2012, pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 615,10, SMP/MTs 710,07 dan pada jenjang SMA/MA/SMK 811,16. Pada tahun 2013, pada jenjang SD/MI sebesar 640,51 dan jenjang SMP/MTs 715,23 dan SMA/MA/SMK 747,59. Di tahun 2014, rasio guru/murid perkelas rata-rata sebesar SD/MI 656,11, pada jenjang SMP/MTs 759,3 dan pada jenjang SMA/MA/SMK 885,06. Pada tahun 2015, keadaan rasio guru/murid perkelas rata-rata sebesar SD/MI 622,62 dan pada jenjang SMP/MTs 735,52 dan SMA/MA/SMK 703,06 dari target yang telah di tetapkan sebesar SD/MI , jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 619,74 pada jenjang SD/MI, 706,55 pada jenjang SMP/MTs dan pada jenjang SMA/MA/SMK adalah 733,52. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

75 Tujuan 3 Sasaran 2 Meningkatkan Kualitas Pendidikan Meningkatnya Kualitas Pendidikan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pendidikan Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI SD/MI :0,04 % 0,03 % 75 % BAIK Angka Putus Sekolah SMP/MTs :0,05 % 0,04 % 80 % BAIK SMA/MA/SMK :0,25 % 0,01 % 4 % SANGAT BAIK Angka Kelulusan SD/MI :100 % 100 % SMP/MTs :99,65 % 100 % SMA/MA/SMK :98,50 % 100 % 100 % BAIK 101 % SANGAT BAIK 102 % SANGAT BAIK Berdasarkan hasil pengukuran sasaran dari tujuan meningkatnya kualitas pendidikan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja pendidikan di Provinsi Gorontalo rata-rata Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja sasaran dengan 6 (enam) target yang ditetapkan, terdapat 1 (satu) indikator dengan kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Baik. Angka Putus Sekolah Angka putus sekolah pada jenjang SD/MI diperoleh dari hasil perhitungan Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SD/MI dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Angka putus sekolah pada jenjang SMP/MTs di peroleh dari hasil perhitungan Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMP/MTs dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya dan angka putus sekolah pada jenjang LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

76 SMA/MA/SMK diperoleh dari hasil perhitungan Jumlah putus sekolah pada tingkat dan jenjang SMA/MA/SMK dibagi jumlah siswa pada tingkat yang sama dan jenjang SMA/MA/SMK pada tahun ajaran sebelumnya. Dari hasil capaian indikator kinerja pada Tahun 2012 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI realisasi sebesar 2,70 persen. Dan di Tahun 2013 angka putus sekolah turun menjadi 0,02 persen. Pada Tahun 2014 ini angka putus sekolah kembali naik sebesar 0,32 persen dengan realisasi sebesar 0,34 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,50 persen. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs, angka putus sekolah pada Tahun 2012 sebesar 3,10 persen, pada Tahun 2013, angka putus sekolah turun menjadi 0,04 persen dan pada Tahun 2014 terealisasi sebesar 0,02 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,06 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, angka putus sekolah sepanjang 3 (tiga) tahun terakhir ini berfluktuasi dari tahun ke tahun. Angka putus sekolah tingkat SD/MI pada tahun 2015 hanya sebesar 0,03 atau telah melebiki dari target yang ditetapkan sebesar 0,04%, dengan capaian kinerja sebesar 133,33%. Siswa SD tahun 2014 adalah siswa, sedangkan peserta didik yang putussekolah adalah 31 siswa. Jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0.03%, capaian indikator kinerja ini sebesar 0,01% telah melebihi daritarget, dengan capaian kinerjanya sebesar 300,00%. Capaian terhadap target akhir RPJMD sebesar 0,02 sebesar 150%. Masih adanya angka putus sekolah ini disebabkan oleh faktor sosial danbudaya masyarakat, seperti adanya siswa SD yang tidak mau menyelesaikan sekolahnya dengan alasan bekerja membantu perekonomian orang tua. Selama empat tahun terakhir angka putus sekolah peserta didik mengalami naik turun. Berikut grafik tren persentase peserta didik SD/MI putus sekolah selama empat tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun Grafik 3.13 Grafik tren angka putus sekolah SD/MI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

77 Untuk menurunkan angka putus sekolah pemerintah telah menyediakan beberapa program untuk kmeningkatkan partisipasi sekolah antara lain: Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), programpaket B dan program SMP terbuka dan program retrieval (program perekrutan kembali anak anak yang putus sekolah). Pada jenjang SMP/MI, Pada tahun 2015 capaian indikator kinerja ini sebesar 0.04% dari target yang ditetapkan sebesar 0.05%, dengan capaian kinerjanya sebesar %. Jumlah siswa SMP/MTs tahun 2015adalah siswa, sedangkan peserta didik yang putus sekolah adalah sebanyak 27 siswa. Masih tingginya angka putus sekolah ini disebabkan oleh faktor sosial dan budaya masyarakat, seperti adanya siswa SMP yang tidak mau menyelesaikan sekolahnya dengan alasan bekerja membantu perekonomian orangtua meskipun Pemerintah telah menyediakan beberapa program untuk meningkatkan partisipasi sekolah antara lain: Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan program paket B dan program SMP terbuka. Angka putus sekolah peserta didik SMP selama empat tahun terakhir mengalami naik turun dari 0,52% pada tahun 2012, turun 0.04% pada tahun 2013, naik menjadi 0.10%pada tahun 2014, turun menjadi 0.04% pada tahun Berikut grafik tren penurunan siswa SMP yang putus sekolah selama empat tahun terakhir dari tahun Grafik 3.14 Grafik tren angka putus sekolah SMP/MTs LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

78 Persentase putus sekolah pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) pada tahun 2015 sebesar 0.01% dari target yang ditetapkan sebesar 0.025%,dengan capaian kinerja sebesar 250%. Program yang menurunkan angka putus sekolah tingakt SMA/MA/SMK adalah Program Bantuan OperasionalSekolah (BOS-SM), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan program paket C setara SMA dan Prodira atau program pendidikan gratis bagi rakyat. Angka putus sekolah peserta didik pendidikan menengah selama empat tahun terakhir mengalami penurunan secara terus menerus, dari 0,70% pada 2012, kemudian 0,31 pada tahun 2013, dan 0,14 pada tahun 2014 serta 0,01 pada tahun 2015.Berikut grafik tren penurunan siswa pendidikan menengah yang putus sekolah selama 4 tahun terakhir dari tahun Grafik 3.15 Grafik tren angka putus sekolah SD/MI Oleh karenanya guna mendukung program pendidikan di Provinsi Gorontalo perlu perencanaan yang sangat matang dan perlu kerja keras dari seluruh elemen baik dari pemerintah, LSM, tokoh-tokoh masyarakat dan juga kesadaran dari masyarakat penyandang buta aksara. Sementara itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo sudah bertekad bahwa target penurunan penyandang buta aksara hingga tinggal 0% pada tahun LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

79 Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Putus Sekolah Indikator Kinerja Angka Putus Sekolah SD/MI Angka Putus Sekolah SMP/MTs Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD 0,04 % 0,03 % 0,34 % 0,04 % 0,03 % 0,02% 0,52 % 0,04 % 0,02 % 0,05 % 0,04 % 0,02% 0,7 % 0,31 % 0,06 % 0,25 % 0,01 % 0,01% Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo Dari tabel capaian indikator sebagaimana tabel diatas, dapat di ketahui capaian kinerja dalam menurunkan angka putus sekolah di Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2012, angka putus sekolah SD/MI sebesar 0,04 persen dan tahun 2013 sebesar 0,03 persen. Pada tahun 2014, angka putus sekolah sebesar 0,34 persen dan pada tahun 2015 angka putus sekolah mencapai 0,03 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalag 0,02 persen. Angka putus sekolah SMP/MTs sebagaimana tergambar dari tabel capaian di atas, dari tahun 2012 sebesar 0,52 persen dan tahun 2013 sebesar 0,04 persen atau turun sebesar 1,3 persen. Tahun 2014 angka putus sekolah sebesar 0,02 persen di bandingkan tahun sebelumnya dan tahun 2015 angka putus sekolah sebesar 0,04 persen. Capaian yang di harapkan di akhir periode RPJMD adalah 0,02 persen. Dari tabel capaian indikator diatas, dapat terlihat pula keadaan angka putus sekolah SMA/MA/SMK di tahun 2012 sampai tahun Tahun 2012, angk putus sekolah pada jenjang ini sebesar 0,07 persen dan tahun 2013 sebesar 0,31 persen. pada tahun 2014, sebesar 0,06 persen dan pada tahun 2015, angka putus sekolah pada jenjang pendidikan ini sebesar 0,01 persen. Target capaian di akhir periode RPJMD adalah 0,01 persen. Dari pencapaian terhadap indikator sasaran menurunkan angka putus sekolah, dapat dilihat bahwa semua capaiannya melampaui target yang telah ditetapkan dan itu berarti terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam pencapaian sasaran ini. Angka Kelulusan Jumlah kelulusan SD/MI di hutung berdasarkan Jumlah Lulusan pada jenjang SD/MI dibagi Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Jumlah kelulusan SMP/MTs di hitung berdasarkan Jumlah Lulusan pada jenjang SMP/MTs dibagi Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya dan angka LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

80 kelulusan pada jenjang SMA/MA/SMK di hitung berdasarkan Jumlah Lulusan pada jenjang SMA/MA/SMK dibagi Jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/MA/SMK pada tahun ajaran sebelumnya. Keberhasilan Peningkatan mutu dan relevansi layanan pendidikan di Provinsi Gorontalo, tercermin pula pada meningkatnya prosentase kelulusan Ujian Nasional pada jenjang SMA/MA tahun dari tahun 2012 hingga tahun Keberhasilan pencapaian aspek peningkatan mutu pendidikan tersebut ditempuh melalui pembinaan potensi siswa merupakan intervensi yang dilaksanakan dalam bentuk pembinaan terhadap potensi kognitif, afektif dan psikomotor secara simultan melalui kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Presentase Angka Kelulusan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK adalah sebagai berikut : Presentase angka kelulusan SD/MI pada tahun 2015 berhasil dengan baik yaitu target 100%, hasil capaian 100%, kinerja hasil 100%. SMP/MTs pada tahun 2015 Presentase angka kelulusan pada tahun 2015 berhasil dengan baik yaitu target 99,65%, hasil capaian 100%, kinerja hasil 100,35%.Presentase angka kelulusan SMA/MA/SMK pada tahun 2015 berhasil dengan baik yaitu target 98,5%, hasil capaian 100%, kinerja hasil 100,52%. Berikut ini tren realisasi target dan capaian hasil kelulusan tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK tahun Grafik 3.18 Grafik tren angka kelulusan Tahun 2015 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

81 Capaian kinerja dari indikator ini di dukung oleh program Peningkatan Tata Kelola/Manajemen Pendidikan Menengah, Program Pendidikan untuk Rakyat (PRODIRA) dan Perluasan Akses Pendidikan Tinggi dengan kegiatan-kegiatan yang seluruhnya bertujuan untuk mendorong siswa untuk terus sekolah. Indikator Kinerja Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kelulusan Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Angka Kelulusan SD/MI 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Kelulusan SMP/MTs 99,76 % 99,49 % 99,96 % 99,65 % 100 % 100 % Angka Kelulusan SMA/MA/SMK 95,76 % 97,76 % 99,88 % 98,50 % 100 % 100 % Sumber Data : Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo Dari hasil capaian kinerja atas indikator kinerja sebagaimana tabel tersebut diatas, Angka Kelulusan pada jenjang SD/MI pada Tahun 2012 sebesar 100 persen. Pada Tahun 2013, kelulusan pada jenjang SD/MI juga mencapai 100 persen. Untuk Tahun 2014 dengan target yang ditetapkan sebesar 100 persen, terealisasi sebesar 100 persen. Pada jengang SMP/MTs, angka kelulusan di Tahun 2012 sebesar 99,76 persen dan pada Tahun 2013 angka kelulusan di jenjang ini sebesar 99,49 persen. Selanjutnya, di tahun 2014, dari target yang di tetapkan sebesar 99,50 persen, terealisasi sebesar 99,96 persen. Selanjutnya, Angka Kelulusan pada jenjang SMA/MA/SMK di Tahun 2012 sebesar 95,76 persen, di Tahun 2013 angka kelulusan sebesar 97,76 persen dan di Tahun 2014, dari target yang di tetapkan sebesar 98,05 persen terealisasi sebesar 99,88 persen. Pada 2015, capaian sebesar 100 persen angka kelulusasan pada semua jenjang pendidikan. Target capaian kinerja pada akhir periode RPJMD tahun 2017 pada jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK masing-masing adalah 100 persen. 4. Tujuan Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat. Tujuan Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dijabarkan dalam 1 (satu) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Sasaran dan penjelasan lengkap tentang capaian dan indikator kinerja, di sajikan dalam tabel-tabel di bawah ini. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

82 Tujuan 4 Sasaran 1 Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Angka Usia Harapan Hidup 68 tahun 67 tahun 98 % BAIK Angka Kematian Ibu/ ,9 253,4 3,41 % KURANG Angka kematian bayi/1.000 Kelahiran Hidup Angka kematian neonatal /1.000 kelahiran hidup Angka kematian balita/1.000 kelahiran hidup 15 11,5 123,3 % SANGAT BAIK 9,40 8,0 114,8 % SANGAT BAIK 17,40 12,7 127 % SANGAT BAIK Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana dalam tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja Status Kesehatan Masyarakat di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran terhadap 5 (lima) Indikator Kinerja Sasaran, terdapat 3 (tiga) Indikator Kinerja melebihi target yang telah di tetapkan dengan kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator kinerja yang capaiannya dalam kategori Baik dan 1 (satu) indikator kinerja dalam kategori kurang dari target yang telah ditetapkan. Angka Usia Harapan Hidup Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

83 akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usiaharapan hidupnya. Angka Harapan Hidup pada suatu umur tertentu adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Cara menghitung Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahuntahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite. Harapan hidup yang diharapkan (dalam arti statistik) jumlah tahun kehidupan yang tersisa di usia tertentu. Hal ini dilambangkan dengan e x, yang berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan berikutnya bagi orang sekarang berusia x, menurut pengalaman kematian tertentu. Dalam literatur teknis, simbol ini berarti rata-rata jumlah tahun kehidupan lengkap yang tersisa, yaitu tidak termasuk pecahan dari satu tahun. Statistik yang terkait termasuk pecahan dari LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

84 setahun, yaitu makna normal harapan hidup, memiliki lambang dengan lingkaran kecil di atas e.) Harapan hidup dari sekelompok individu sangat bergantung pada kriteria yang digunakan untuk memilih kelompok. Harapan hidup biasanya dihitung secara terpisah untuk pria dan wanita. Titik awal untuk menghitung harapan hidup adalah angka kematian usia tertentu dari anggota populasi. Sebuah model yang sangat sederhana dari usia kematian spesifik menggunakan fungsi Gompertz, meskipun hari ini metode yang lebih canggih yang digunakan. Dalam kasus dimana jumlah data yang relatif kecil, metode yang paling umum adalah untuk menyesuaikan data ke rumus matematika, seperti perpanjangan dari fungsi Gompertz, atau untuk melihat di meja kematian ditetapkan sebelumnya diturunkan untuk populasi yang lebih besar dan membuat penyesuaian sederhana untuk itu (misalnya kalikan dengan faktor konstan) agar sesuai dengan data. Dengan sejumlah besar data, satu melihat pada angka kematian sebenarnya mengalami pada usia masing-masing, dan berlaku smoothing (misalnya dengan splines kubik) untuk besi keluar setiap fluktuasi statistik tampaknya acak dari satu tahun usia ke yang berikutnya. Sedangkan data yang diperlukan dengan mudah diidentifikasi dalam kasus manusia, perhitungan harapan hidup produk industri dan hewan liar melibatkan teknik yang lebih tidak langsung. Harapan hidup dan demografi hewan liar yang sering diperkirakan dengan menangkap, menandai dan merebut kembali mereka. Kehidupan produk, kehidupan rak lebih sering disebut juga dihitung dengan menggunakan metode yang serupa. Dalam kasus berumur panjang komponen seperti yang digunakan dalam aplikasi kritis, seperti di pesawat metode seperti penuaan dipercepat digunakan untuk model harapan hidup komponen. Seperti dibahas di atas, secara individual, ada sejumlah faktor yang telah terbukti berkorelasi dengan kehidupan yang lebih panjang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

85 variasi dalam harapan hidup termasuk riwayat keluarga, status perkawinan, status ekonomi, fisik, olahraga, diet, penggunaan obat-obatan termasuk konsumsi rokok dan alkohol, disposisi, pendidikan, lingkungan, tidur, iklim, dan perawatan kesehatan. yang menggunakan dekomposisi nilai singular pada set ditransformasikan usia tertentu untuk mengurangi angka kematian dimensi mereka untuk serangkaian waktu tunggal, meramalkan bahwa time series, dan kemudian pulih set lengkap angka kematian usia tertentu dari nilai diperkirakan. Di Indonesia, usia hidup dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Standar yang digunakan oleh Word Healt Organization (WHO) untuk Angka Usia Harapan Hidup adalah maksimum 85 tahun dan minimum adalah 25 tahun. Tabel Capaian Indikator Angka Usia Harapan Hidup Indikator Kinerja Angka Usia Harapan Hidup Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi 67,88 67,54 67,00 68,24 67,00 68,96 Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Dari tabel capaian indikator di atas, dapat di ketahui Angka Usia Harapan Hidup dari tahun 2012 sampai dengan tahun Pada tahun 2012 usia harapan hidup 67,88 tahun. Tahun 2013 usia harapan hidup 67,54 tahun dan tahun 2014, 67 tahun. Pada tahun 2015 angka usia harapan hidup 67 tahun. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 68,96 tahun. Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu dinyatakan per kelahiran hidup, menunjukkan rasio kematian ibu kematian maternal per kelahiran. Formula yang digunakan adalah: Tahun 2015, jumlah kematian ibu adalah 52, jumlah kelahiran hidup adalah kelahiran. Dengan menggunakan formula diatas, maka diperoleh AKI tahun 2015 adalah 253,4/ KH. Angka kematian ibu dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan yang signifikan dari target yang ditetapkan yaitu 128,9/ KH, hal ini harus mendapat perhatian lebih intensif lagi baik dari pemerintah pusat sampai ketingkat daerah. Sesuai dengan Rencana LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

86 Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun , serta dijabarkan pula dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun , telah ditetapkan target AKI pada akhir tahun RENSTRA yaitu 102/ KH pada tahun Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 adalah perdarahan, hipertensi, infeksi dan lain-lain dengan persentase masing-masing dapat di lihat pada grafik 3.1 berikut ini : Grafik 3.1 Persentase Penyebab Kematian Ibu Tahun 2015 di Provinsi Gorontalo Faktor faktor yang mempengaruhi tingginya AKI di Provinsi Gorontalo adalah : a. Faktor medis (langsung dan tidak langsung); b. Faktor kualitas pelayanan yang rendah antara lain pelayanan antenatal, pelayanan persalinan dan pelayanan pasca persalinan serta pelayanan kesehatan anak; c. Faktor ekonomi, sosial budaya dan peran serta masyarakat yakni kurangnya pengenalan masalah, terlambatnya proses pengambilan keputusan, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan peran serta masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak, yang menjadi salah satu penyebab buruknya kondisi kesehatan dan gizi kaum perempuan. Kondisi kesehatan ibu dan anak bayi sangat buruk tetapi tidak diperhatikan karena dinilai kebutuhan yang tidak mendesak; d. Kerjasama antara petugas kesehatan dengan kader kesehatan maupun dukun terlatih belum optimal; e. Komitmen dan motivasi dari semua pihak untuk bersama sama berusaha menurunkan AKI masih kurang; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

87 Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Ibu Indikator Kinerja Angka Kematian Ibu / KH Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi 243,3 251,7 194,7 128,9 253,4 102,0 Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja terhadap penurunan Kematian Ibu di tahun 2012 masih tinggi yaitu sebesar 243,3 / KH. Di Tahun 2013 turun menjadi 251,7 / KH. Dan pada Tahun 2014 dimana target yang di tetapkan sebesar 159,1 / KH, tetapi hanya terealisasi sebesar 194,7 / KH. Pada Tahun 2015 dimana target yang di tetapkan sebesar 128,9 / KH, tetapi capaian sebesar 253,4 / KH, yang berarti naiknya angka kematian ibu di tahun 2015 sebesar 3,41 persen. Target kinerja di akhir periode RPJMD adalah 102,0/ KH. Angka Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 29 hari - 11 bulan. AKB diperoleh dengan formula sebagai berikut: Pada tahun 2015, jumlah kematian bayi (usia 0-11 bulan) adalah 235 sehingga diperoleh capaian AKB adalah 11,5/1000 KH. Angka ini lebih rendah dari yang ditargetkan 15/1000 KH. Penyebab dari kematian bayi yaitu karena penyakit, diantaranya yang paling tinggi karena Diare : 7,23%, Pneumonia : 5,95%, Kelainan Kongenital : 6,8%, Gizi Buruk : 0,85 %, BBLR : 24,68, Asfiksia : 25,5, Sepsis : 2,97 dan Lain-lain : 21,7%. Faktor lain yang mempengaruhi kematian bayi adalah : a. Sarana kesehatan (jarak dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan); b. Tenaga medis; c. Lingkungan (PHBS); d. Asupan gizi; e. Sosial budaya; LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

88 f. Perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian seperti: 1) Diare : penggunaan susu formula, terutama karena botol susu dan dot kurang bersih, minum air mentah/tidak dimasak, makanan dan minuman tercemar kuman penyakit karena tidak ditutup. 2) Pneumonia : imunisasi yang tidak lengkap, kurang gizi, pemberian ASI kurang memadai, pencemaran udara dalam rumah (kebiasaan ibu menggendong anak/bayi pada saat memasak sehingga anak/bayi menghirup asap dapur, dan tinggal di l ingkungan yang tidak sehat (kebiasaan merokok di dalam rumah, ventilasi rumah kurang memenuhi syarat untuk sirkulasi dan pencahayaan) 3) Kelainan kongenital : pada saat ibu hamil sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan, kemungkinan ibu merokok atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif). 4) Gizi buruk : pemberian MP ASI terlalu dini (tidak eksklusif), pemberian MP-ASI tidak sesuai umur, kualitas MP-ASI kurang baik/tidak memenuhi kebutuhan gizi dan adanya penyakit infeksi. Indikator Kinerja Angka Kematian Bayi/1000 Kelahiran Hidup Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Bayi Kondisi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi kinerja pada akhir RPJMD 18,7 13,3 13, ,5 12,3 Capaian kinerja dari angka kematian bayi di Provinsi Gorontalo per 1000 kelahiran hidup di Tahun 2012 sebesar 18,7. Pada Tahun 2013 sebesar 13,3 / 1000 KH. Selanjutnya, capaian kinerja di Tahun 2014 jumlah ini naik sebesar 13,9 / 1000 KH dari target yang di tetapkan sebesar 16 / 1000 KH. Kenaikan kematian bayi di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 di sebabkan karena penyakit, diantaranya yang paling tinggi karena Diare : 24,7%, Pneumonia : 16,95%, Kelainan Kongenital : 8,6%, Infeksi : 7,4%, Kelainan syaraf :1,23%, Gizi Buruk : 1,23 %, dan Lain-lain : 40,7%. Pada tahun 2015, angka kematian bayi menurun jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,5/1000 kelahiran hidup. Jumlah ini turun sebesar 123,3 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

89 persen dari target yang telah di tetapkan. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 12,3/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan 28 hari. AKN diperoleh dengan formula sebagai berikut: Tahun 2015, jumlah bayi usia sampai 28 hari yang meninggal dunia adalah 165 sehingga berdasarka formula diatas capaian AKN Tahun 2015 adalah 8/1000 KH. Angka ini sudah mencapai target di tahun 2015 yakni 10,30/1000 KH. Penyebab utama kematian neonatal yang paling tinggi adalah disebabkan oleh Asfiksia 36%, di susul oleh BBLR 35%, kelainan kongenital : 7,87 dan penyebab lain-lain : 16,36. Faktor yang mempengaruhi kematian neonatal, bayi dan balita di Gorontalo pada umumnya sama, perbedaanya hanya pada perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut : Faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat kematian neonatal adalah : - Sarana kesehatan (jarak dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan); - Tenaga medis; - Lingkungan; - Asupan gizi; - Sosial budaya; - Perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian seperti : BBLR : ibu hamil kurang gizi, ibu hamil kurang darah (anemia), jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, dan ibu berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Asfiksia : perdarahan saat hamil dan persalinan, ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, bayi lahir dengan tindakan, dan BBLR. Selain BBLR dan Asfiksia, penyebab lainnya yakni kelainan kongenital, hal ini dipengaruhi oleh pada saat ibu hamil sering mengkonsumsi obat-obatan tanpa LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

90 berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan, kemungkinan ibu merokok atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif). Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Neonatal Indikator Kinerja Angka Kematian Neonatal/1000 Kelahiran Hidup Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD 11,7 10 9,8 9,40 8,0 8,2 Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja penurunan angka kematian neonatal di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2012 sebesar 11,7 / 1000 KH. Di Tahun 2013 kematian neonatal menurun jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 10 / 1000 KH. Dan di Tahun 2014 kembali turun menjadi 9,8 / 1000 KH dan melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 10,30. Dengan demikian, dapat di ketahui rata-rata penurunan kematian neonatal di Provinsi Gorontalo sebesar 15 persen. Pada tahun 2015, capaian sebesar 8,0 atau sebesar 114,8 persen dari target yang di tetapkan sebesar 9,40. Capaian pada akhir periode RPJMD adalah sebesar 8,2/1000 kelahiran hudup. Angka Kematian Balita Kematian balita adalah kematian yang terjadi pada anak usia 12 sampai 59 bulan. AKABA diperoleh dengan formula sebagai berikut: Tahun 2015, jumlah balita usia sampai 59 bulan yang meninggal dunia di Provinsi Gorontalo adalah 25 Berdasarka formula diatas capaian AKABA tahun 2015 adalah 12,7/1000 KH hal ini telah sejalan dengan target menurunkan angka kematian balita 17,4/1000KH. Penyebab kematian balita di Provinsi Gorontalo di sebabkan oleh, Diare : 20%, Ispa : 8%, Typoid : 4%, Kelainan saluran cerna : 4%, Lain-lain : 64% Faktor lain yang mempengaruhi kematian balita adalah : Sarana kesehatan (jarak dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan); Tenaga medis LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

91 Lingkungan Asupan gizi Sosial budaya Perilaku ibu dan keluarga utamanya yang berhubungan dengan penyebab kematian seperti: a. Diare : penggunaan susu formula, terutama karena botol susu dan dot kurang bersih, minum air mentah/tidak dimasak, makanan dan minuman tercemar kuman penyakit karena tidak ditutup. b. Ispa : infeksi saluran pernafasan yang bisa di sebabkan oleh virus dan bakteri c. Typoid : tidak terbiasa mencuci tangan, makanan yang disimpan tidak ditutup dengan baik, kurangnya daya tahan tubuh karena asupan makanan yang kurang. d. Kelainan saluran cerna : pemberian makanan tidak sesuai dengan umur, tidak mencuci tangan sebelum/sesudah makan dan sesudah buang air besar, tidak menyimpan makanan ditempat yang tertutup, pemberian susu formula. e. Banyaknya kematian bayi yang disebabkan oleh diare, pneumonia, febris, dll, yang sebenarnya bisa di diagnose/diobati secara dini melalui program MTBS dan MTBM f. Tingginya kematian Neonatus, bayi, dan balita juga disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan penyuluhan pada orang tua mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi dan balita baik pada saat kunjungan neonatus, maupun pada saat posyandu. g. Pencatatan dan pelaporan yang belum maksimal dalam hal ini untuk kunjungan bayi dan balita dapat dilihat dari penggunaan dan pemanfaatan kohort bayi dan balita sebagai basic data secara tepat bagi semua bidan desa, petugas gizi, dan petugas imunisasi sebagai instrumen / alat untuk mengetahui dan memantau dalam setiap kunjungan atau pelayanan kesehatan bayi dan balita seperti definisi operasional untuk kunjungan bayi dan kunjungan balita yang seharusnya, dimana untuk kunjungan bayi di katakan berkualitas apabila bayi/petugas akses sebanyak minimal 4 x pada: Kunjungan Bayi Pertama : Umur 29 hari s/d 2 bulan, Kunjungan Bayi Kedua: Umur 3 s/d 5 Bulan, Kunjungan Bayi Ketiga: Umur 6 s/d 8 Bulan, Kunjungan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

92 Bayi Keempat : Umur 9 s/d 11 Bulan. Sementara untuk kunjungan balita diharapkan setiap balita mendapatkan pelayanan: Pemantauan Pertumbuhan minimal 8 x /Tahun, Pemantauan Perkembangan minimal 2 x / Tahun, Pemberian Vit. A, 2 x / Tahun. Tabel Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Balita Indikator Kinerja Angka Kematian Balita/1000 Kelahiran Hidup Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD 20,9 15,35 15,3 17,40 12,7 15,0 Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup, di tahun 2012 sebesar 20,9 / 1000 KH. Di Tahun 2013 sebesar 15, 35 / 1000 KH dan di Tahun 2014 realisasi dari capaian kinerja ini naik dengan menurunnya angka kematian balita di Provinsi Gorontalo menjadi 15,3 / 1000 KH. Pada tahun 2015, capaian indikator ini kembali naik yaitu sebesar 127 persen dengan penurunan angka kematian balita hingga 12,7/1000 KH dari target yang di tetapkan sebesar 17,40/1000 KH. Capaian kinerja ini menggambarkan bahwa derajat kesehatan khususnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dari tahun ke tahun semakin baik. Pada akhir periode RPJMD capaian kinerja yang diharapkan sebesar 15,0/1000 kelahiran hidup. Tujuan 4 Sasaran 2 Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Gizi Masyarakat LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

93 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Persentase balita gizi buruk 3,57 5,7 40 % KURANG Prevelensi kekurangan gizi (standar WHO, 2005) 13,78 24,5 178 % SANGAT BAIK Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, terhadap pencapaian indikator kinerja meningkatnya status gizi masyarakat di Provinsi Gorontalo tergolong Baik. Dari 2 (dua) indikator kinerja sasaran, terdapat 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Sangat Baik dan 1 (satu) indikator kinerja dengan kategori Kurang. Persentase Balita gizi buruk Status gizi anak sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya. Pada anak yang memiliki status gizi buruk biasanya akan terganggunya pertumbuhan tubuh secara fisik contohnya anak akan beresiko tumbuh kecil (kerdil). Kemudian dalam perkembangan mental anak beresiko mengalami gangguan kontrol emosi dan perasaan. Disekolah anak tersebut akan sulit mengikuti pelajaran dan sulit untuk berkonsentrasi. Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nutrisi pada anak seperti pola makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna. Gizi buruk adalah gangguan kekurangan gizi tingkat berat yang ditandai dengan adanya tanda-tanda klinis gizi buruk dan atau berat badan sangat rendah tidak sesuai dengan tingginya. Persentase balita gizi buruk di provinsi Gorontalo setiap tahunnya semakin membaik, dimana terjadi penurunan signifikan sejak tahun 2012 sampai tahun Persentase balita gizi buruk di provinsi Gorontalo setiap tahunnya semakin membaik, capaian pada pada tahun 2015 adalah 5,7 mengalami peningkatan dari tahun sebelunya yakni hanya 3,80% di tahun Berikut ini persetase balita gizi buruk Provinsi Gorontalo kurun waktu Peningkatan yang signifikan ini di akibatkan oleh perekonomian yang menurun di tahun 2015 dikarenakan dolar naik dan kemarau sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

94 Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Perawatan gizi buruk dilaksanakan melalui prosedur rawat inap dan rawat jalan. Bagi anak-anak gizi buruk yang disertai komplikasi penyakit dapat dirawat di puskesmas, rumah Sakit, dan Therapeutic Feeding Centre (TFC), sedangkan bagi anak gizi buruk tanpa komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak di rumah dilakukan melalui pembinaan petugas kesehatan dan kader. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan dimana semua balita gizi buruk dengan indikasi medis maupun tanpa indikasi medis yang terdeteksi telah dirawat, baik itu rawat inap di TFC, puskesmas perawatan dan di rumah sakit maupun rawat jalan di puskesmas non perawatan dan rumah sakit pada tahun 2015 telah tertangani seluruhnya. Hal ini berarti seluruh balita gizi buruk yang ditemukan telah mendapatkan perawatan. Oleh karenanya perlu usaha untuk terus mempertahankan capaian ditahun tahun mendatang. Berikut ini gambaran capaian kurun waktu balita gizi buruk di Provinsi Gorontalo. Tabel Capaian Indikator Kinerja Balita Gizi Buruk Indikator Kinerja Persentase Balita Gizi Buruk Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD 3,08% 2,32% 2,32% 3,57% 5,7% 3,11% Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja persentase balita gizi buruk pada Tahun 2012 masih relatif tinggi jika di bandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya yaitu sebesar 3,08 persen. Tahun 2013, balita dengan gizi buruk di Provinsi Gorontalo turun menjadi 2,32 persen atau turun sebesar 76 persen. Dan pada Tahun 2014 persentase gizi buruk di Provinsi Gorontalo sebesar 2,32 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar 3,80 persen. Pada tahun 2015, balita dengan gizi buruk kembali naik menjadi 5,7 persen dari target yang di tetapkan sebesar 3,57 persen. Target capaian pada akhir periode RPJMD adalah 3,11 persen. Prevalensi Kekurangan Gizi (standar WHO, 2005) Prevalensi kekurangan gizi adalah persentase gizi kurang ditambah presentase gizi buruk. Gizi kurang adalah balita, Gizi buruk adalah 466 balita. Formula yang digunakan untuk menghitung indikator ini adalah jumlah balita gizi kurang, ditambah gizi buruk di bagi jumlah seluruh balita ditimbang di kali 100 persen. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

95 Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita di Provinsi Gorontalo di tahun 2015 meningkat dari 10,86 % pada tahun 2014 menjadi 24,5 persen di tahun Peningkatan prevalensi gizi kurang dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya : a. Kemarau yang berkepanjangan di tahun 2015; b. Angka kemiskinan meningkat 0,75%, dari tahun 2014 : 17,41% naik menjadi 18,16% di tahun 2015; c. daya beli masyarakat menurun. Tabel Capaian Indikator Kinerja Prevalensi Kekurangan Gizi Indikator Kinerja Prevalensi Kekurangan Gizi Kondisi kinerja pada akhir RPJMD Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi 14,44 10,87 10,86 13,78 24,5 13 Sumber Data : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Pencapaian kinerja prevalensi kekurangan gizi pada Tahun 2012 sebesar 14,44 persen dan pada Tahun 2013 turun menjadi 10,87 persen. Di Tahun 2014 dengan target yang di tetapkan sebesar 14,00 persen, realisasi yang dicapai sebesar 10,86 persen. Hal ini berarti bahwa terdapat penurunan terhadap balita dengan gizi kurang dan balita dengan gizi buruk sebesar 75 persen di tahun 2013 dan 0,99 persen. Pada tahun 2015, prevelensi kekurangan gizi naik menjadi 24,5 persen. Target capaian pada akhir RPJMD adalah 13 persen. 5. Tujuan Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk Kemakmuran Masyarakat. Tujuan Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk Kemakmuran Masyarakat dijabarkan dalam 3 (tiga) Sasaran Strategis Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja. Sasaran, indikator kinerja dan capaian masingmasing sasaran dapat di jelaskan pada tabel-tabel berikut ini: Tujuan 5 Sasaran 1 Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk Kemakmuran Masyarakat Meningkatkan Sumber Daya Alam Pengelolaan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

96 Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%) KATEGORI Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Ha ,25 Ha 101 % SANGAT BAIK Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran pada tabel diatas, terhadap pencapaian indikator kinerja pengelolaan sumber daya alam di Provinsi Gorontalo Sangat Baik. Dari target yang di tetapkan sebesar ha hutan dan lahan kritis yang di rehabilitasi, terealisasi sebesar 101 persen atau ,25 ha. Hutan merupakan sumberdaya alam yang mempunyai peranan penting begai kehidupan manusia karena mampu menghasilkan barang dan jasa dan dapat menciptakan kesetabilan lingkungan. Hutan yang semula dianggap tidak akan habis berangsur-angsur mulai berkurang. Bahnyak lahan hutan digunakan untuk kepentingan lain, seperti pertanian, perkebunan, industri dan penggunaan lainya. Dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan menuntuk tercukupinya kebutuhan pangan, kebutuhan kayu bakar, kebutuhan kayu pertukangan dan tempat pemukiman. Di lain pihak lahan pertanian sebagai penghasil pangan luasnya terbatas, sehingga alternative utama untuk memenuhi kebutuhan pangan adalah mengkonservasi lahan hutan menjadi lahan pertanian. Keterbatasan lahan pertanian oleh masyarakat sekitar hutan akan berakibat pada kondisi hutan di sekelilingnya, mereka akan menggantungkan hidupnya LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

97 pada hutan tanpa pengelolaan yang tepat. Hal ini akan mengancam kelestarian hutan serta menurunkan fungsi dari peruntukan hutan. Kementerian Kehutanan melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan memiliki maksud dan tujuan yang sangat penting untuk memperbaiki lahan yang rusak dan lahan yang kritis serta lahan yang tidak produktif, serta terbangunanya kesadaran masyarakat untuk menanam tanaman serbaguna pada lahan-lahan kosong atau lahan kritis. Salah satu upaya untuk penanggulangan laju deforestasi dan lahan kritis adalah melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan serta pembangunan hutan tanaman. Rehabilitasi lahan adalah suatu usaha memulihkan kembali, memperbaiki dan meningkatkan kondisi lahan yang rusak supaya dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai lahan produksi, media pengatur tata air, ataupun sebagai unsur perlindungan alam dan lingkungannya. Rehabilitasi hutan dan lahan atau RHL merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan dan lahan, yang dilokasikan pada kerangka daerah aliran sungai. Kegiatan Rehabilitasi ini menempati posisi untuk mengisi kekosongan ketika sistem perlindungan tidak dapat mengimbangi hasil sitem budidaya lahan dan hutan, sehingga terjadi deforestasi serta degredasi fungsi hutan dan lahan. Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dilaksanakan melalui kegiatan Penghijauan, Reboisasi, Pemeliharaan, Pengayaan tanaman, atau Penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis pada lahan kritis da tidak produktif. Kegiatan reboisasi dan penghijauan pada umunya dilakukan pada tanah kritis dan areal bekas penebangan liar atau pembalakan. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas baik. Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai pengatur media pengatur tata air, unsur produksi pertanian, maupun unsur perlindungan alam dan lingkungannya. Lahan kritis juga merupakan suatu lahan yang kondisi tanahnya telah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

98 mengalami proses kerusakan fisik, biologi atau kimia yang pada akhirnya bisa membahayakan fungsi hidrologi, produksi, orologi, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi di sekelilingnya. Rehabilitasi hutan dan lahan dapat diimplemntasikan pada semua kawasan hutan kecuali cagar alam dan zona inti taman nasional. Pada tahun 2012 telah disusun master plan penataan hutan Provinsi Gorontalo dalam upaya untuk melestarikan hutan di Gorontalo, juga telah dilakukan upaya-upaya dalam penataan kawasan hutan sesuai peruntukkannya, dengan merehabilitasi hutan dan lahan kritis untuk mengurangi isu pemanasan global seluas 4500 Ha, dan penanaman tanaman hutan dengan tanaman produktif seluas 200 Ha, melakukan perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan dan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan dengan melakukan penataan 4 KPH di tahun 2013 serta melaksanakan operasi pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan dalam rangka menurunkan tingkat pencurian kayu, illegal logging dan perambahan hutan. Dalam rangka mendukung kegiatan Rehabilitasi Hutan lindung dengan Gerakan Penanaman 1 Milyar Pohon, Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan kontribusi melakukan penanaman pohon maupun memberikan bantuan bibit kepada masyarakat dan kelompok tani berupa bibit tanaman kehutanan, bibit tanaman Multi Purpose Tree Species (MPTS), bibit tanaman produktif dan bibit tanaman serbaguna sebanyak pohon. Luas hutan Provinsi Gorontalo adalah ,22 ha yang terdiri dari ,05 ha hutan konversi, ,01 ha hutan lindung dan ,16 ha. Untuk hasil produksi hutan terdiri dari kayu log dengan nilai produksi pada tahun 2014 sebesar ,61 M 3 meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai ,94 M 3, sedangkan untuk kayu gergajian produksi mencapai ,61 M 3 artinya meningkat dibanding tahun 2013 yang mencapai 1.324,53 Untuk produksi Rotan mencapai 880 ton jauh menurun dibanding tahun 2013 sebesar ton. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

99 Rahabilitasi hutan dan lahan kritis pada tahun 2014, terdapat bibit tanaman sebanyak batang dan tanaman produktif yang ditanam pada areal 350 Hektar di Kabupaten Gorontalo dan 200 Hektar di Kabupaten Bone Bolango. Pada tahun 2015, pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di lakukan melalui program-program pemerintah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat sekitar hutan. Program dimaksud antara lain adalah - Memberikan bantuan bibit kepada kelompok tani HTR (Hutan Tanaman Rakyat) di Desa Tohupo Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dan Desa Padengo Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato; - Memfasilitasi perlengkapan kelompok tani gula aren di Kabupaten Gorontalo yang di berikan kepada 3 (Tiga) kelompok yakni di Desa Modelidu Kecamatan Telaga, Desa Dulamayo Selatan Kecamatan Telaga dan Desa Dulamayo Utara Kecamatan Telaga Biru. - Pengamanan Hutan di laksanakan di Kabupaten/Kota dan pembuatan tanaman Hutan Rakyat di luar kawasan seluas 200 Ha yakni di Desa Modelidu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dan di Desa Meranti Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di tahun 2015 meski capaiannya sesuai target yang telah di tetapkan, tetapi masih banyak mengalami kendala. Ada beberapa aspek yang menghambat yaitu : - Pencadangan areal Hutan Tanaman Rakyat cukup luas di Provinsi Gorontalo sementara alokasi anggaran belum mencukupi untuk program peningkatan usaha masyarakat sekitar hutan. - Sarana pengangkutan bibit yang kurang memadai mengingat jarak lokasi penanaman dengan lokasi pengangkutan cukup jauh, dengan menggunakan tenaga manusia untuk mengangkut bibit membuat tidak optimal. - Petani HTR yang sebagian besar memiliki skill yang rendah dan tidak terlatih mengakibatkan pemanfaatan lahan yang kurang optimal. - Kondisi Cuaca yang ekstrim, kemarau yang panjang sangat berpengaruh pada daya tumbuh bibit tanaman yang diberikan kepada masyarakat sehingga prosentasi tumbuh tanaman hanya berkisar 30 s/d 60 %. - Masih tingginya Tingkat Pembalakan hutan (Illegal Logging) dan penyelundupan kayu yang menyebabkan terjadinya Degradasi dan Deforestasi didalam kawasan dan luar kawasan. Masalah utama yang menjadi celah yang mudah diterobos oleh pelaku Illegal Logging adalah LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

100 lemahnya koordinasi antar sektor (Instansi pemerintah, penegak hukum, masyarakat dan dunia usaha). Tabel Capaian Indikator Kinerja Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Kondisi Indikator Kinerja kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Rehabilitasi hutan dan lahan kritis ha ,25 ha Sumber Data : Dinas Kehutan dan ESDM Provinsi Gorontalo ,25 ha ha ,25 ha ha Pencapaian kinerja sebagaimana tabel di atas untuk rehabilitasi hutan dan lahan kritis, pada Tahun 2012 adalah sebesar hektar hutan dan lahan kritis yang di rehabilitasi. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini sebesar ,25 hektar. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja sasaran naik menjadi ,25 hektar dari target yang di tetapkan di Tahun 2014 sebesar hektar dan melampaui target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2015, capaian kinerja ini sebesar 101 persen dari target yang di tetapkan sebesar hektar, dengan capaian sebesar ,25 hektar. Dari hasil capaian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat efisiensi sumber daya yang di gunakan dalam pencapaian sasaran di tahun 2015 ini yaitu sebesar 217,25 ha. Target capaian akhir periode RPJMD adalah hektar. Tujuan 5 Sasaran 2 Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup untuk Kemakmuran Masyarakat Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian dan Perikanan Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran pembangunan ini disajikan dalam tabel sebagai berikut : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian dan Perikanan LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

101 Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian KATEGO (%) RI Jumlah produksi padi ton Ton 104 % SANGAT BAIK Jumlah produksi jagung ton Ton 75,68 % BAIK Jumlah cakupan bina kelompok perikanan 565 kelompok 680 kelompok 120 % Jumlah produksi perikanan kelompok nelayan/pembudidaya Jumlah Populasi ternak sapi ton ,1 Ton 120 % SANGAT BAIK SANGAT BAIK ekor ekor 92 % BAIK Jumlah popolasi ayam buras Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Jumlah Produksi Perikanan Budidaya ekor ekor 110 % ton ton 101 % SANGAT BAIK SANGAT BAIK ton ,22 ton 37,07 % KURANG Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran sebagaimana tabel, pencapaian sasaran pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo tergolong Sangat Baik. Hal ini dapat di lihat dari 8 (delapan) indikator kinerja sasaran, terdapat 5 (lima) indikator kinerja yang capaiannya melebihi target yang telah di tetapkan atau dengan kategori Sangat Baik. Dan 2 (dua) indikator kinerja dengan kategori Baik serta 1 (satu) indikator dengan kategori Kurang. Jumlah Produksi Padi Pada tahun 2013, produksi padi mencapai ton dengan produktivitas sebesar 50,20 Ku/ha. Pencapaian ini meningkat jika dibandingkan dengan capaian produksi pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 51,164 Ha ( lebih rendah dibandingkan sasaran luas panen padi tahun 2012 yang LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

102 direncanakan sebesar Ha. Produktivitas dengan target Ku/Ha hanya dapat mencapai realisasi sebesar Ku/Ha. Dan untuk target produksi padi di tahun yang sama sebesar ton hanya dapat direalisasikan sebesar ton. Pada Tahun 2014, produksi padi sebesar ton. Peningkatan produksi padi ini diantaranya disebabkan oleh bertambahnya lahan pertanian. Selain itu, guna peningkatan produksi komoditi tanaman pangan ini, penyediaan pupuk terus disuport. Kelangkaan pupuk pada setiap musim tanam tertentu, mendorong pemerintah untuk berupaya memperbaiki fasilitas penunjang antar lain infrastruktur laut dan usulan realokasi kuota pupuk bersubsidike pemerintah pusat yang belum mencukupi kebutuhan di Provinsi Gorontalo. Alat-alat pertanian yang modernpun ikut andil dalam meningkatkan produksi pertanian dimana pemerintah memberikan bantuan langsung kepada kelompok tani melalui sistem KSO. Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana lahan dan air pada tahun 2013 sangat dibutuhkan guna meningkatkan intensitas pertanaman, optimasi lahan sawah untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi. Adapun ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana lahan dan air berupa : - Tersedianya sarana pengairan sumur suntik ; - Meningkatnya partisipasi petani dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier ; - Pembinaan kelembagaann P3A dilaksanakan di wilayah P3A dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi petani dalam mengelola, memelihara dan memanfaatkan jaringan irigasi ; - Perluasan areal sawah. Pada tahun 2015, capaian produksi Padi sesuai Angka Sementara (ASEM) terhadap target Renstra terdapat kenaikan produksi sebesar Ton (3.96 %), sehingga dengan demikian target kenaikan 3 % pertahun terlampaui. Dan dibandingkan produksi tahun 2014 meningkat sebesar 5.25% atau setara Ton. Hal ini disebabkan tahun 2015 Provinsi Gorontalo mendapat bantuan benih Padi Sawah seluas ha yang terdiri dari : APBD I seluas ha LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

103 (realisasi tanam supround I dan II ), GP2TT ha realisasi tanam subround II ), optimasi lahan seluas ha yang sudah terealisasi tanam pada subround II 2015, sedangkan bantuan benih untuk APBD-P ha dan APBNP ha. Bantuan 200 ha dari program 1000 Desa Mandiri Benih belum ada produksi karena adanya musim kemarau selam 6 bulan sehingga terjadi pergeseran tanam ke bulan November-Desember 2015 yang realisasi produksinya masuk di tahun Produktivitas Padi tidak mencapai target renstra, tetapi jika dibandingkan dengan produktivitas padi tahun 2014 meningkat %. Hal ini disebabkan tahun 2015 ini petani menggunakan benih hasil dari pemberdayaan penangkar benih daerah Gorontalo yang lebih adaptive dengan lingkungan serta kurangnya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Oleh Karena itu meskipun luas panen rendah tetapi kerena produkstivitas naik menyebakan produksi ikut naik. Untuk mengetahui capaian produksi padi per tahun dapat di hitung dengan produksi padi seluruh Kab/Kota berdasarkan penetapan angka sasaran produksi Kab/Kota (Luas panen di kali produktivitas). Tabel 3.1 Produksi Padi Sumber Data : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Gorontalo Dari tabel 3.1 dapat di ketahui jumlah luas panen padi di tahun 2014 yaitu sebesar 62,690 hektar dan tahun 2015 sebesar 59,668 hektar atau menurun sebesar 4,82 persen luas panen tahun Juga jumlah produktivitas padi yang di hasilkan per hektar sawah di tahun 2014 sebesar 50,20 ku/ha dan 2015 sebesar 55,51 ku/ha atau naik sebesar 10,58 persen bila di bandingkan dengan capaian di tahun Serta dapat di lihat pula hasil produksi padi pada tahun 2014 yaitu sebesar 314,703 ton dan 2015 sebesar ton atau naik sebesar 5,25 persen di bandingkan dengan tahun LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

104 Indikator Kinerja Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Kondisi kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah Produksi Padi Ton Ton Ton Ton ton ton Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Pencapaian kinerja pada Tahun 2012 adalah sebesar ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi ton atau naik sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja juga naik menjadi ton dari target yang telah di tetapkan sebesar ton. Pada tahun 2015, produksi padi sebesar ton dari target yang di tetapkan sebesar ton atau capaian sebesar 104 persen dari target yang telah ditetapkan. Capaian ini melampaui target sehingga dapat di lihat bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sehingga capaian melebihi target sebesar ton. Target RPJMD untuk sasaran ini adalah sebesar ton. Jumlah Produksi Jagung Pada Tahun 2013, produksi jagung di Provinsi Gorontalo sebesar ton dari target Dan di Tahun 2014, produksi jagung sebesar ton dari target yang di tetapkan sebesar ton. Penyebab belum tercapainya sasaran produksi jagung antara lain adalah petani/masyarakat belum menerapkan teknologi budidaya yang benar dan kurangnya faktor pemupukan, selain itu faktor pola subsidi benih yang mulai diterapkan Tahun 2013 sampai 2014, varietas benih yang disubsidi oleh pemerintah tidak diminati oleh petani, hal ini didasari oleh realisasi penyerapan subsidi benih jagung untuk provinsi Gorontalo hanya kurang lebih sebesar 25 persen sampai akhir Tahun Demikian pula hanya untuk dukungan dana APBD melalui bantuan benih jagung hibrida mengalami peningkatan. Namun program bantuan pupuk LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

105 urea dan NPK mengalami keterlambatan dalam proses pengadaan barang dan jasa sehingga kurang mempengaruhi peningkatan produktivitas pada komoditi jagung di Tahun Produksi Jagung berdasarkan Angka Sementara (ASEM) 2015 dibandingkan dengan target Renstra belum tercapai yaitu baru mencapai Ton atau % dari target renstra Ton. Dan dibanding Angka Tetap (ATAP) 2014 juga mengalami penurunan sebesar %. Hal ini disebabkan : - Terjadi pergeseran tanam pada bulan September-Desember 2013 yang dipanen pada Januari-Maret 2014 menyebabkan tingginya luas panen pada ATAP 2014; - Terjadinya musim kemarau dari bulan Juli Oktober 2015 menyebabkan pertanaman pada bulan agustus mengalami kekeringan dan Puso seluas 2,337 ha; - Bantuan benih dari anggaran APBN-P 2015 program Perluasan Areal Tanam (PAT) sebanyak ha nanti ditanam pada bulan September-Desember 2014 dengan kondisi sebagian besar wilayah hujan tidak merata, dan hasilnya bisa dicapai nanti pada bulan Januari-Maret 2016; - Produktivitas juga tidak mencapai target renstra, tetapi jika dibandingkan produktivitas tahun 2014 lebih tinggi 4.22%. Hal disebabkan oleh petani semakin sadar untuk selalu menggunakan benih unggul bersertifikat dan pupuk; - Meskipun produktivitas meningkat tetapi karena luas panen yang menurun akibat musim kemarau 6 bulan menyebabkan produksipun menurun. Untuk mengetahui capaian produksi jagung, di peroleh dari hasil produksi jagung seluruh Kab/Kota berdasarkan penetapan angka sasaran produksi Kab/Kota. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

106 Tabel 3.2 Produksi Jagung Sumber Data : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Prov. Gorontalo Dari tabel 3.2 dapat di ketahui jumlah luas panen jagung di tahun 2014 yaitu sebesar hektar dan tahun 2015 sebesar hektar atau menurun sebesar 13,23 persen luas panen tahun Juga jumlah produktivitas jagung yang di hasilkan per hektar lahan di tahun 2014 sebesar 48,37 ku/ha dan 2015 sebesar 49,83 ku/ha atau naik sebesar 3,02 persen bila di bandingkan dengan capaian di tahun Serta dapat di lihat pula hasil produksi jagung pada tahun 2014 yaitu sebesar ton dan 2015 sebesar ton atau turun sebesar 10,60 persen di bandingkan dengan tahun Tabel Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Kondisi Indikator Kinerja kinerja pada Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi akhir RPJMD Jumlah Produksi Jagung ton ton ton ton ton ton Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Pencapaian kinerja terhadap indikator kinerja sasaran meningkatkan produksi jagung, pada Tahun 2012 adalah sebesar ton. Dan pada Tahun 2013 capaian kinerja dari indikator sasaran ini naik menjadi ton atau naik sebesar 3,78 persen dari tahun sebelumnya. Untuk Tahun 2014 capaian kinerja juga naik menjadi ton. Pencapaian di Tahun 2015 ini masih di bawah dari target yang telah di tetapkan sebesar ton dari target yang telah di tetapkan sebesar ton. Target yang harus dicapai di akhir RPJMD adalah sebesar ton. LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN : DINAS KOPERASI UMKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI : GORONTALO TA : 2015 N0 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 2 3 4 5 1 Meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Gorontalo tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI DAN UKM INSI JAWA TIMUR 1 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dokumen Rencana Kerja (Renja) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013 Halaman : i RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan

Lebih terperinci

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR : 5 TAHUN 2010 TANGGAL : TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 1.1. URUSAN PERDAGANGAN jaringan distribusi pada sektor

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015 Latar belakang, maksud dan tujuan Penyusunan Renja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi periode

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012 Halaman : i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan kewenangan atau mandat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Pelayanan Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuasin merupakan instansi penyelenggara kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Proses Pembangunan Kabupaten Musi Rawas lima tahun ke depan tidak bisa dilepaskan dari capaian kinerja lima tahun terakhir, selain telah menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp. 0351 895047 Magetan TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan segala puji dan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Jumlah Investor Berskala

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai

Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57. (1), Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai Bagian Kesatu Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan Pasal 57 (1) Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan mempunyai tugas membantu Asisten Daerah Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016

Tabel Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 Tabel 3.3.2 Capaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi Capaian (%) Anggaran (Rp.) Anggaran Realisasi (Rp.) Capaian (%) Tingkat Efisiensi (6-9)

Lebih terperinci

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

BAB IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan BAB IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Besarnya tantangan sebagai konsekuensi dari adanya era reformasi dan peningkatan persaingan di era globalisasi

Lebih terperinci

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 3 RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 Misi 3 : Meningkakan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, penanggulangan

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DISNAKERTRANSDUK PROV. JAWA TIMUR Untuk mewujudkan agenda dan prioritas pembangunan di Jawa Timur berdasarkan visi, misi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH Jl. Cendrawasih No. 28 Telp./ Fax. (0287)

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH Jl. Cendrawasih No. 28 Telp./ Fax. (0287) PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH Jl. Cendrawasih No. 28 Telp./ Fax. (0287) 381462 Email : disnakerkukm@kebumenkab.go.id KEBUMEN 54313 Pendahuluan;

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN

MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN MATRIKS RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROV. JAWA TIMUR TAHUN 20 - VISI : Terwujudnya tenaga kerja yang berdaya saing dan harmonis, masyarakat transmigrasi yang mandiri,

Lebih terperinci

LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA. Meningkatnya penanaman modal bagi pengembangan potensi unggulan

LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA. Meningkatnya penanaman modal bagi pengembangan potensi unggulan 6. Penanaman Modal Pembangunan daerah tahun pada urusan Penanaman Modal dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu: a. Meningkatnya penanaman modal bagi pengembangan potensi

Lebih terperinci

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 ISU STRATEGIS, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014 A. Isu Strategis

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional dan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah 3.3. REALISASI ANGGARAN 3.3.1. Alokasi per sasaran pembangunan Pada dasarnya pembagian alokasi anggaran pada suatu pemerintah daerah disesuaikan dengan proporsi pembangunan. Pada tabel di bawah ini di

Lebih terperinci

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda Merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Mempunyai luas wilayah berdasarkan PP

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

7. URUSAN PERDAGANGAN

7. URUSAN PERDAGANGAN 7. URUSAN PERDAGANGAN Perdagangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi daerah, utamanya dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA. 11 L K I P D I S P E R I N D A G K O P d a n U K M K A B U P A T E N A C E H J A Y A

PERENCANAAN KINERJA. 11 L K I P D I S P E R I N D A G K O P d a n U K M K A B U P A T E N A C E H J A Y A PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis (Renstra) 2012-2017 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Aceh Jaya merupakan suatu dokumen perencanaan strategis sebagaimana

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Perumusan umum Program Prioritas Kota Bandung bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan Wajib

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR : 431 / 02 / XI / 2015 TANGGAL : 3 NOVEMBER 2015 TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PROVINSI GORONTALO 1. Nama Organisasi : Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Dalam melaksanakan tugas setiap pejabat struktural dan pejabat fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Dengan memperhatikan target capaian Indikator Kinerja Utama yang termuat dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 dan capaian tahun 2014 maka ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

Perluasan Lapangan Kerja

Perluasan Lapangan Kerja VII Perluasan Lapangan Kerja Perluasan lapangan kerja untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah dan mutu yang makin meningkat, merupakan sebuah keniscayaan untuk menyerap angkatan kerja baru yang terus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P IV.1. KESIMPULAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN SKPD : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY Tahun : 2014 No. Sasaran strategis Indikator Program/Kegiatan Anggaran Kinerja Realisasi Fisik Keuangan % % KOPERASI

Lebih terperinci

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak

Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Dinas KUKM Provinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No. 5 Pontianak Laporan Kinerja Pembangunan KUKM Tahun 2017 Disampaikan Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang KUMKM Tanggal 4 6 April 2018,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KOTA BANDUNG SKPD : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Jumlah Sumber Dana APBD Kota Rp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam perekonomian Indonesia dari sejak dahulu. Hal ini semakin dirasakan ketika krisis ekonomi melanda

Lebih terperinci

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2017 KOTA BANDUNG SKPD : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Jumlah Sumber Dana APBD Kota Rp

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Dinas Perindustrian Perdangangan dan Koperasi Kota Banjar dibuat dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah BAB. 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUATAN IMPLEMENTASI SAKIP PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mempunyai rencana strategis

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Urusan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor

Lebih terperinci