BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan dewasa ini berada di tengah-tengah transformasi yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan dewasa ini berada di tengah-tengah transformasi yang"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dewasa ini berada di tengah-tengah transformasi yang revolusioner, persaingan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi. Keberhasilan perusahaan pada abad informasi akan ditentukan oleh bagaimana investasi dan pengelolaan aktiva intelektual atau tak berwujud seperti kompetensi pekerja, loyalitas pelanggan dan pengendalian mutu, daripada fokus pada bagaimana pengelolaan dan investasi pada aktiva fisik. Dalam melakukan investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tidak dapat diukur dalam jangka pendek dengan model keuangan tradisional. Pengukuran kinerja perusahaan merupakan suatu alat manajemen yang penting. Di dalam menghadapi persaingan di pasar global, perusahaan harus selalu terpacu untuk meningkatkan kinerjanya secara terus menerus. Pengukuran kinerja di perusahaan saat ini masih tergantung pada pengukuran kinerja secara parsial, yang belum terintegrasi dan komprehensif, sehingga dibutuhkan suatu metode pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja perusahaan secara komprehensif. Salah satu metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dan komprehensif adalah dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Balanced Scorecard mengintegrasikan pengukuran finansial yang menyatakan hasil dari kegiatan perusahaan serta pengukuran operasional (non finansial) yang

2 2 merupakan pendorong dari kinerja keuangan di masa yang akan datang. Analisa performansi perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat (Luis dan Biromo, 2007, p16). Sistem informasi Balanced Scorecard digunakan sebagai fasilitas pendukung komunikasi, informasi, dan pembelajaran, bukan sebagai sistem pengendalian (Kaplan dan Norton, 2000, p23). Pengukuran dengan menggunakan metode Balanced Scorecard mengacu pada penilaian empat perspektif, yaitu: Perspektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. PT. Wijaya Karya Beton (PT. WIKA Beton) merupakan suatu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri pembuatan beton pracetak dengan menggunakan sistem sentrifugal dan sistem non-sentrifugal. Untuk dapat memiliki keunggulan dalam persaingan bisnis beton yang pesat, PT. WIKA Beton perlu memiliki kerangka kerja sistem pengukuran kinerja yang tepat. Dengan tujuan PT. WIKA Beton mampu mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan performansi dan kapabilitas perusahaan baik dari perspektif finansial maupun non-finansial, sebagai acuan dalam menghasilkan strategi yang jitu yang dilakukan secara sadar oleh seluruh anggota organisasi untuk menyiasati perkembangan dan perubahan peta persaingan bisnis. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hasil analisa performansi PT. WIKA Beton secara representatif, untuk meningkatkan performansi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar permasalahan diatas, maka dapat ditentukan masalahmasalahnya, yaitu: 1. Bagaimana kinerja perusahaan dalam keempat perspektif Balanced Scorecard. 2. Bagaimana tingkat produktivitas setiap bagian organisasi yang terlibat dalam proses peningkatan kinerja perusahaan. 3. Bagaimana perencanaan inisiatif strategis/aksi perusahaan yang harus diterapkan untuk setiap perspektif dalam Balanced Scorecard agar sesuai dengan visi dan tujuan perusahaan. 4. Bagaimana metode Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai sistem informasi, komunikasi dan pembelajaran bagi perusahaan Ruang Lingkup Dalam memecahkan permasalahan, penelitian dilakukan dengan batasanbatasan sebagai berikut: 1. Identifikasi sasaran pengukuran performansi difokuskan pada faktor-faktor internal dan eksternal yang dianggap penting saja oleh perusahaan (critical success factor). 2. Pengukuran performansi perusahaan dilakukan hanya pada tingkat perusahaan (corporate) secara global. 3. Pengukuran performansi perusahaan dilakukan selama periode empat tahun ( ) dan tidak menyertakan data perusahaan pesaing pada bidang usaha yang sejenis.

4 4 4. Perancangan prototipe aplikasi sistem informasi Balanced Scorecard berupa tampilan indikator performansi perusahaan berbasis web, yang dapat melakukan pengukuran berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan dan memasukkan hasil pengukuran ke dalam aplikasi yang sudah dibuat. 5. Perancangan tampilan informasi hanya ditujukan untuk para manajer tingkat atas, dengan warna, kode, tabel, dan grafik yang mudah dimengerti oleh user (manajer tingkat atas) Tujuan dan Manfaat Berdasarkan kelima perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dan manfaat penelitian ialah sebagai berikut: 1. Mengukur dan mengevaluasi perkembangan performansi dan hasil yang telah dicapai oleh PT. WIKA Beton secara kuantitatif dalam kurun waktu empat tahun. 2. Mengukur produktivitas yang dikembangkan untuk memantau produktivitas pada tiap bagian organisasi dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut di PT. WIKA Beton. 3. Membantu menerjemahkan hasil pengukuran performansi dan kapabilitas perusahaan yang telah dicapai di masa kini, kedalam inisiatif strategi dan aksi yang akan diterapkan di masa depan. 4. Merancang prototipe aplikasi sistem informasi Balanced Scorecard sebagai sistem komunikasi, informasi dan pembelajaran di PT. WIKA Beton.

5 Gambaran Umum Perusahaan Dalam melaksanakan penelitian, objek penelitian yang dipilih ialah perusahaan PT. Wijaya Karya Beton yang berlokasi di Jakarta. Adapun gambaran singkat tentang perusahaan PT. WIKA Beton ialah sebagai berikut Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton (PT. WIKA Beton) adalah salah satu perusahaan anak PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri beton pracetak. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, WIKA yang didirikan pada tahun 1960 memulai kegiatannya sebagai perusahaan instalatir listrik. Pengembangan Industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka selain Tiang Listrik prategang berpenampang H dikembangkan pula Tiang Listrik Bulat Berongga dengan sistem sentrifugal. Sistem sentrifugal ini pada perkembangannya digunakan juga untuk produksi produk tiang beton lainnya termasuk Tiang Pancang. Disamping itu, WIKA Beton juga mengembangkan produk-produk beton pracetak lain seperti Balok Jembatan, Dinding Penahan Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain-lain. Dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan usaha beton pracetak, maka pada tanggal 11 Maret 1997 dibentuklah PT. Wijaya Karya Beton atau WIKA Beton sebagai perusahaan anak dengan maksud agar perusahaan

6 6 dapat lebih fokus dan profesional dalam melayani dan menjaga kepuasan pelanggan. WIKA Beton memiliki 7 (tujuh) pabrik, 6 (enam) wilayah penjualan, dan 2 (dua) kantor perwakilan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang semuanya itu bersinergi untuk saling mendukung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin kepuasan pelanggan atas mutu, waktu, dan biaya produk yang dihasilkan. WIKA Beton juga telah menerapkan sistem manajemen sesuai ISO 9001:2000 dan sistem manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme perusahaan Visi, Misi dan Moto Visi dari perusahaan PT. WIKA Beton tahun 2005 berdasarkan Surat Keputusan No. SK.01.01/WB-OA.110/2005 tentang visi, misi, moto, nilai-nilai dan paradigma PT. WIKA Beton adalah sebagai berikut: Menjadi Perusahaan Terbaik dalam Industri Beton Pracetak Kata Terbaik berarti: Peringkat terbaik dalam industri beton pracetak pada tahun 2008 di Indonesia. Peringkat terbaik dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta berwawasan lingkungan dengan mempertahankan sertifikat Sistem

7 7 Manajemen K3 (SMK3) dengan kategori Bendera Emas dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Peringkat terbaik berdasarkan stakeholders utama yaitu: a. Pemegang Saham Nilai kesehatan perusahaan terbaik berdasarkan ukuran-ukuran yang terdapat pada keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. b. Pelanggan Kualitas produk dan jasa terbaik, diukur berdasarkan nilai kepuasan pelanggan (Costumer Satisfaction Index/CSI). c. Mitra Kerja Kerja sama yang sehat dan saling menguntungkan dengan mempertahankan nilai kepuasan dan loyalitas mitra kerja (Business Partner Satisfaction & Retention Index) yang telah dicapai. d. Pegawai Mempertahankan nilai kepuasan pegawai (Employee Satisfaction Index/ESI) terbaik. Misi dari perusahaan PT. WIKA Beton tahun adalah sebagai berikut: Memimpin pasar beton pracetak di Indonesia. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu, ketepatan waktu dan harga bersaing.

8 8 Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu peningkatan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan kerja yang berwawasan lingkungan. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan. Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai. Moto yang digunakan oleh perusahaan sebagai penyampai pesan visi dan misi ialah: Innovation and Trust Innovation a. Perusahaan ingin dikenal oleh stakeholders sebagai perusahaan yang inovatif. b. Perusahaan mendorong dan menghargai semangat inovasi karyawannya. Trust a. Perusahaan ingin dikenal sebagai perusahaan yang dapat dipercaya dalam hubungan kerja sama dan dapat diandalkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. b. Perusahaan mendorong karyawannya untuk selalu bertanggung jawab atas tugas yang diemban dan menjaga/menepati komitmen.

9 Bidang Usaha, Hasil Produksi dan Fasilitas Pelayanan Bidang usaha yang dijalankan oleh PT. WIKA Beton adalah sebagai berikut: a. Produksi Yaitu bidang usaha yang bertugas untuk memproduksi semua jenis produk yang didesain dan akan dipasarkan ke konsumen. b. Penjualan dan pelayanan Yaitu bidang usaha yang bertugas untuk menjual hasil produksi semua jenis produk dan layanan jasa yang dirancang untuk konsumen. Aktivitas yang dilakukan oleh PT. WIKA Beton adalah memproduksi beton pracetak dengan menggunakan sistem sentrifugal dan non-sentrifugal bagi konsumen yang membutuhkan kualitas beton pracetak yang baik. Perusahaan ini memproduksi produknya secara rutin berdasarkan order dan non-order. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. WIKA Beton secara umum dapat dibagi menjadi beberapa Strategic Business Unit (SBU) yaitu (gambar terlampir): 1. Tiang Beton / PC Poles Tiang Beton diproduksi pertama kali di pabrik Bogor pada tahun Produk beton pracetak ini diproduksi dalam berbagai tipe dan ukuran dengan sistem prategang dan sentrifugal. Jenis produk yang termasuk dalam kategori Tiang Beton antara lain adalah: Tiang Listrik Distribusi Tiang Listrik Transmisi

10 10 Tiang Listrik Jalan Rel Tiang Telepon Tiang Lampu Tiang Jaring Tiang Bendera Tiang Rambu Lalu Lintas 2. Tiang Pancang / PC Piles Tiang Pancang diproduksi pertama kali di pabrik Bogor pada tahun Tipe tiang pancang yang pertama kali diproduksi adalah tipe bulat berongga dengan sistem prestressed. Tipe ini telah banyak digunakan ada proyekproyek di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, WIKA Beton juga telah memproduksi berbagai jenis tiang pancang, antara lain: Tiang Pancang Segiempat (berongga) Tiang Pancang Segiempat masif Tiang Pancang Segitiga 3. Produk Beton Jalan Rel / Railway Concrete Pertama kali digunakan pada awal tahun 1984 untuk jalur transportasi kereta api di Jawa Timur dan sejak saat itu mulai menggantikan bantalan kereta api yang terbuat dari kayu. Penggantian bantalan kayu menjadi bantalan beton dilakukan karena lebih ekonomis, stabil karena beratnya dan lebih awet.

11 11 Penggunaan bantalan beton menghasilkan kestabilan yang lebih baik pada jalur kereta sehingga mengurangi waktu dan biaya pemeliharaan ballast. Disamping itu, penggunaan rel panjang yang tidak mungkin digunakan pada bantalan kayu, dapat dilakukan dengan penggunan bantalan beton ini. Selain bantalan jalan rel, WIKA Beton juga memproduksi komponenkomponen beton pracetak lain untuk pelengkap prasarana jalan rel antara lain: Bantalan Jalan KA Bantalan Jalan Lorry Tiang Listrik Jalan Rel Pelat Balas Pelat Penahan Balas 4. Produk Beton untuk Jembatan/Bridge Concrete Merupakan produk beton pracetak yang digunakan sebagai bagian dari komponen jembatan atau jalan layang. Pertama kali diproduksi pada tahun 1988 dengan bentuk penampang I (I-girder). Selanjutnya sejak awal tahun 1990 hingga saat ini dikembangkan terus bentuk-bentuk lain yang lebih dapat mengakomodir kebutuhan dan permintaan pasar seperti box girder, voided slab, Y-girder, dan lain-lain. Produk beton untuk jembatan diproduksi dengan dua sistem prategang yaitu pre-tension dan post-tension. Untuk sistem pre-tension, produksi biasanya dilakukan dengan bentuk non segmental. Sedangkan untuk sistem

12 12 post-tension produksi dapat dilakukan dengan dua bentuk, baik segmental maupun non-segmental. Kedua sistem ini masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Produk beton untuk jembatan antara lain: Balok-I Jembatan Balok-U Jembatan Balok Jembatan Berongga Diafragma Jembatan Plat Lantai Jembatan 5. Produk Beton Dinding Penahan Tanah / Retaining Wall Concrete Pertama kali diproduksi pada tahun 1991 yaitu Turap Persegi (Flat). Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar, maka pada tahun 1995 mulai dikembangkan Turap Bergelombang (Corrugated). Dengan kuat tekan K-500 (C-40) untuk tipe persegi dan K-700 (C-55) untuk tipe gelombang, maka produk ini memiliki durabilitas yang sangat tinggi sehingga sangat sesuai untuk konstruksi permanent terutama di lingkungan yang korosif, antara lain: Turap Beton Persegi Turap Beton Bergelombang Dinding Kantilever Beton 6. Produk Beton untuk Bangunan Air / Hydro Structure Concrete Produk pipa beton sebagai komponen bangunan air diproduksi dengan kuat tekan K-500 dan K-600. Produk beton untuk bangunan air ini lebih

13 13 ekonomis jika dibandingkan dengan pipa baja karena tidak memerlukan pemeliharaan berkala, atau dengan kata lain free maintenance. Pipa beton diproduksi dengan dua macam tipe, yaitu Core Type Prestressed Concrete Pipes (CPC Pipes) dan Centrifugal Reinforced Concrete Pipes (CRC Pipes) dengan diameter dalam 600 mm hingga 3000 mm dan panjang maksimal 6000 mm. Penggunaan sistem vibro press centrifugal pada proses produksi menghasilkan beton dengan kepadatan yang sangat tinggi sehingga menghasilkan produk yang memiliki permeabilitas dan susut beton yang sangat rendah. Produk ini antara lain: Pipa Beton Pipa Beton Bertekanan Saluran Terbuka Lining Beton 7. Produk Beton untuk Bangunan Gedung / Building and Housing Concrete Produk Beton untuk Bangunan Gedung dan Perumahan pada umumnya digunakan untuk bangunan gedung. Produk ini diproduksi dalam bentuk: Kolom Beton Gedung Balok Beton Gedung Plat Lantai Beton Gedung Panel Beton Gedung Tangga Beton Gedung Produk Single T dan Double T

14 14 8. Produk Beton untuk Bangunan Maritim / Marine Structure Concrete Balok Beton Dermaga Plat Lantai Beton Dermaga Beton Pemecah Gelombang 9. Produk Beton lainnya/others Concrete Selain produk-produk tersebut, WIKA Beton juga memproduksi produk beton pracetak lain yang spesifikasinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pelanggan (customer specification), antara lain: Pagar Beton Saluran Beton Utilitas Bawah Tanah 10. Jasa/Services Selain pabrikasi produk-produk pracetak, WIKA Beton juga menyediakan jasa pelayanan antara lain: Jasa Pengiriman Produk Beton (Precast Concrete Delivery Services) Jasa Pemasangan Produk Beton (Precast Concrete Installation Services) Jasa Enjineering (Enginnering Services) Jasa Konstruksi (Construction Product)

15 15 PT. WIKA Beton yang berkantor pusat di Jakarta (Jl. D.I. Pandjaitan Kav. 3-4, Jakarta 13340), memiliki 7 (tujuh) Pabrik yang tersebar di hampir seluruh wilayah nusantara dengan lokasi sebagai berikut, seperti dijelaskan dalam Gambar 1.1. Gambar 1.1. Lokasi Area Penjualan dan Pabrik PT. WIKA Beton Lokasi pabrik: 1. PPB Sumatera Utara Jl. Binjai Km. 13,5 No.1, Deli Serdang PPB Lampung Jl. Raya Kotabumi Km. 35, Tegineneng, Lampung Selatan PPB Bogor Jl. Raya Narogong Km. 26, Cileungsi, Bogor PPB Majalengka Jl. Raya Brujui Kulon, Jatiwangi, Majalengka PPB Boyolali

16 16 Jl. Raya Boyolali-Solo Km. 4,5, Mojosongo, Boyolali PPB Pasuruan Jl. Raya Kajapanan No. 323, Gempol, Pasuruan PPB Sulawesi Selatan Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6, Kawasan Industri Makassar Untuk mendukung aktifitas pemasaran, perusahaan memiliki 9 (sembilan) kantor penjualan yang terdiri dari 6 (enam) kantor wilayah penjualan dan 2 (dua) kantor perwakilan penjualan (gambar 1.1), yaitu: 1. Wilayah Penjualan I Jl. Gunung Krakatau No. 15, Medan Daerah operasi: NAD, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, dan Sumatera Barat. 2. Wilayah Penjualan II Jl. Jend. Sudirman No. 99, Palembang Daerah operasi: Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitiung, Bengkulu, dan Lampung. 3. Wilayah Penjualan III Jl. Biru Laut X No , Jakarta Timur Daerah operasi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan Barat. 4. Wilayah Penjualan IV Jl. Teuku Umar No. 21, Semarang Daerah operasi: Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

17 17 5. Wilayah Penjualan V Jl. Jend. A. Yani No , Surabaya Daerah operasi: Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Kalimantan Timur. 6. Wilayah Penjualan VI Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6, Kawasan Industri Makassar Daerah operasi: Sulawesi, Kep. Maluku, dan Papua. 7. Kantor Perwakilan Penjualan Riau Jl. Gelatik No. 25 Kel. Kampung Melayu, Kec. Sukajadi, Pekanbaru Kantor Perwakilan Penjualan Balikpapan Tamansari Bukit Mutiara, Jl. MT. Haryono, Balikpapan. Semua fasilitas ini terus ditingkatkan dari tahun ke tahun seiiring dengan peningkatan sektor industri konstruksi.

18 Struktur Organisasi Struktur organisai dari perusahaan PT. WIKA Beton dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut di bawah: Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton

19 19 Biro Pemasaran Memimpin fungsi strategis dalam aspek operasi dan pengembangan pasar melalui riset, perumusan strategi dan penetapan harga, promosi penjualan, distribusi serta penagihan. Biro ini membawahi enam Wilayah Penjualan. Biro Teknik Memimpin fungsi strategis dalm merekayasa/desain dan standar produk, sistem produksi, dan distribusi. Biro Pengendalian Operasi dan Mutu Memimpin fungsi strategis dalam perumusan, penerapan, pengendalian, evaluasi dan peningkatan manajemen mutu dan operasi secara menyeluruh dan terpadu. Biro Pengembangan Bisnis Memimpin fungsi strategis dalam penelitian, pengembangan baik produk maupun teknologi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan pasar. Biro Produksi Memimpin fungsi pengelolaan sumber daya produksi secara terpadu meliputi perencanaan, pengendalian, dan peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi. Biro produksi membawahi tujuh pabrik produk beton (PPB). Biro Keuangan Memimpin fungsi strategis dalam penyusunan anggaran, pengusahaan dana, pengelolaan pajak, pembinaan dan pengembangan sistem informasi akuntansi, koordinasi dalam perumusan rencana strategis dan tahunan serta evaluasi hasil usaha perusahaan.

20 20 Biro SDM Memimpin fungsi strategis dalam pengembangan organisasi dan manajemen serta pendayagunaan sumber daya manusia. Biro Sistem Informasi Memimpin fungsi strategis dalam bidang sistem dan teknologi informasi. Sekretaris Perusahaan Memimpin fungsi strategis dalam bidang hubungan masyarakat, penanganan aspek legal, dan manajemen perkantoran.

LAMPIRAN 1 ASPEK KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA BETON. Tabel Neraca Keuangan PT. WIKA Beton Tahun (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

LAMPIRAN 1 ASPEK KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA BETON. Tabel Neraca Keuangan PT. WIKA Beton Tahun (dinyatakan dalam jutaan rupiah) L.1 LAMPIRAN 1 ASPEK KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA BETON Tabel Neraca Keuangan PT. WIKA Beton Tahun 2003-2006 (dinyatakan dalam jutaan rupiah) Uraian Tahun 2003 2004 2005 2006 AKTIVA Aktiva Lancar 259,017

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton (Wika Beton) adalah satu dari anak perusahaan yang telah berdiri sejak 11 Maret 1997, anak dari perusahaan ini merupakan perluasan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEMAMPUAN USAHA PENUNJANG MIGAS PT. WIJAYA KARYA BETON, Tbk. PERINGKAT NILAI BMP KANTOR PUSAT: : Gedung WIKA Tower 1.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton ) BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton ) PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu perusahaan anak PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan kajian, batasan masalah, manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan laporan yang saling berkaitan satu sama lain. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan belanja infrastruktur yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, pemerintah melakukan penambahan alokasi anggaran infrastruktur dalam Anggaran

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton ) BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton ) PT. Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu perusahaan anak PT. Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam

Lebih terperinci

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. (PT. WIKA Beton Tbk) pemimpin di pasar beton pracetak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan-perusahaan dan kompetensi sumber daya manusia. Perusahaan menerapkan

Lebih terperinci

PENGENALAN KOMPONEN PRACETAK

PENGENALAN KOMPONEN PRACETAK Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia PENGENALAN KOMPONEN PRACETAK Oleh : Gambiro 1 PENGENALAN KOMPONEN PRACETAK BANGUNAN GEDUNG 2 3 (Koncz, 1978, Vol. 3) Gbr. 1.a : Sistem struktur untuk struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia Asuransi terus berkembang dengan pesat pada saat ini di Indonesia khususnya di Jakarta. Asuransi merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Terlepas apakah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komponen di tempat khusus di permukaan tanah (pabrikasi), lalu dibawa ke

I. PENDAHULUAN. komponen di tempat khusus di permukaan tanah (pabrikasi), lalu dibawa ke 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di permukaan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

h. Izin iklan bergerak untuk kendaraan Delivery Services

h. Izin iklan bergerak untuk kendaraan Delivery Services 16 h. Izin iklan bergerak untuk kendaraan Delivery Services 3.2 Perkembangan dan Tujuan Perkembangan dan tujuan dari Bramante Furniture ini akan dibahas dalam visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang memiliki hampir 10 juta orang yang berada di area metropolitan. Seiring berkembang dengan pesatnya pembangunan di Jakarta

Lebih terperinci

Culvert and precast product. ISO 9001:2008 / SNI ISO Certificate No.: 51533

Culvert and precast product. ISO 9001:2008 / SNI ISO Certificate No.: 51533 Komite Akreditasi Nasional Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu LSSM-043-IDN ISO 9001:2008 / SNI ISO 9001-2008 Certificate No.: 51533 Culvert and precast product Daftar isi Daftar Isi... i Pendahuluan... 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan. Kegiatan utamanya adalah memproduksi kabel listrik dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO PERMINTAAN PRECAST TIANG PANCANG PADA PT WIJAYA KARYA BETON (PT WIKA BETON) WILAYAH PENJUALAN 1 SUMATERA UTARA

KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO PERMINTAAN PRECAST TIANG PANCANG PADA PT WIJAYA KARYA BETON (PT WIKA BETON) WILAYAH PENJUALAN 1 SUMATERA UTARA KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO PERMINTAAN PRECAST TIANG PANCANG PADA PT WIJAYA KARYA BETON (PT WIKA BETON) WILAYAH PENJUALAN 1 SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, telah menuntut berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

BAB I PENDAHULUAN. sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan pada hakikatnya merupakan organisasi yang meniti kegiatan rutinnya bagi kepentingan semua Stakeholders, seperti : pemegang saham, kreditur,

Lebih terperinci

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM KONDISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tantangan globalisasi yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tantangan globalisasi yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan globalisasi yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta, sehingga semua pihak dituntut untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU DAN PROSES PEMBUATAN TIANG PANCANG SENTRIFUGAL PADA PT WIJAYA KARYA BETON JL. RAYA BINJAI KM 15,5 DELI SERDANG

PENGENDALIAN MUTU DAN PROSES PEMBUATAN TIANG PANCANG SENTRIFUGAL PADA PT WIJAYA KARYA BETON JL. RAYA BINJAI KM 15,5 DELI SERDANG PENGENDALIAN MUTU DAN PROSES PEMBUATAN TIANG PANCANG SENTRIFUGAL PADA PT WIJAYA KARYA BETON JL. RAYA BINJAI KM 15,5 DELI SERDANG LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI

Lebih terperinci

BETON PRACETAK - PRECAST CONCRETE

BETON PRACETAK - PRECAST CONCRETE BETON PRACETAK - PRECAST CONCRETE Beton Pracetak adalah beton yang dibuat dibawah pengawasan pabrik/factory, dan dipasang /install kelapangan/site setelah beton cukup umur. Beton pracetak dapat diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai dengan tajamnya persaingan di dalam menghasilkan produksi, badan usaha pasti menginginkan hasil produksinya

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

BAB II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN BAB II BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN A. Sejarah Ringkas BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut mempengaruhi semua pelaku bisnis untuk bersikap waspada dalam menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin menginginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebutuhan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai salah satu sub sistem pembangunan nasional harus selalu memperhatikan dan senantiasa diupayakan untuk menunjang pembangunan wilayah setempat.

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) FORMULA PERHITUNGAN PENGGUNAAN BETON PRACETAK

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) FORMULA PERHITUNGAN PENGGUNAAN BETON PRACETAK Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) FORMULA PERHITUNGAN PENGGUNAAN BETON PRACETAK i Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Wijaya Karya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11 Maret 1960 berdasarkan

Lebih terperinci

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG Dibawakan oleh Bp. Ir. Wilfred I. A. singkali *) PENGERTIAN PASAR : Pasar Produk Industri Pracetak dan Prategang : Adalah pasar konstruksi yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sandhy PutraMandiri yang merupakan objek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengelolaan gedung. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan perusahan yang bergerak di bidang pelayanan jasa angkutan darat khususnya di bidang pelayanan jasa penumpang. Fenomena mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. ANALISIS BENCANA DI INDONESIA BERDASARKAN DATA BNPB MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DATA MINING MAHESA KURNIAWAN 54412387 Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D. Bencana merupakan peristiwa yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Tubuh manusia 65%-nya terdiri atas air.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Tubuh manusia 65%-nya terdiri atas air. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Tubuh manusia 65%-nya terdiri atas air. Bumi

Lebih terperinci

Shields Security Solution

Shields Security Solution company profile Shields Security Solution Shields Security Solution merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengamanan multinasional yang berbasis di Swedia. Shields Security Solution didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks karena meningkatnya proses globalisasi yang melanda semua Negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON LATAR BELAKANG LINGKUNGAN OPERASI BARU DALAM BISNIS: LINTAS FUNGSI: mengkombinasikan keunggulan spesialisasi keahlian fungsional dengan kecepatan, efisiensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya faktor ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, teknologi, dan lain-lain. Dengan

Lebih terperinci

general supplier & contractor

general supplier & contractor general supplier & contractor C O M P A N Y P R O F I L C O M P A N Y P R O F L E 1E 1/ 2/ 3/ 3/ 4/ 5/ KONTEN PROFIL Alasan Memilih Kami Profil Perusahaan Visi & Misi Nilai Perusahaan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek keuangannya saja. Masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Usaha makanan/kuliner merupakan jenis usaha yang sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Usaha ini banyak sekali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan Internet merupakan sekumpulan jaringan yang berskala global. Tidak ada satu pun orang, kelompok atau organisasi yang bertanggung jawab untuk menjalankan internet.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak Negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

The Balanced Scorecard. Amalia

The Balanced Scorecard. Amalia The Balanced Scorecard Amalia Sistem Penilaian Kinerja [Performance Measurement Systems] Merupakan mekanisme untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan organisasi dalam menerapkan strategi Tujuan SPK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin meningkatnya proses globalisasi ekonomi yang melanda dunia saat ini, telah banyak menimbulkan perdagangan internasional yang bebas dan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat berkembang secara pesat. Khususnya yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat, oleh karena itu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di PT. WIKA Beton pada Pabrik Produk Beton

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di PT. WIKA Beton pada Pabrik Produk Beton 24 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di PT. WIKA Beton pada Pabrik Produk Beton (PPB) Lampung. Jalan Raya Kotabumi km 34,5 Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang

Lebih terperinci

DAFTAR KANWIL DJP DAN KPP BERDASARKAN KELOMPOK TARGET RASIO KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUN 2017

DAFTAR KANWIL DJP DAN KPP BERDASARKAN KELOMPOK TARGET RASIO KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUN 2017 LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-06/PJ/2017 Tanggal : 16 Maret 2017 NO DAFTAR KANWIL DJP DAN KPP BERDASARKAN KELOMPOK TARGET RASIO KEPATUHAN PENYAMPAIAN SPT TAHUN 2017 URAIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Sedangkan untuk sektor industri, listrik berguna unutk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Sedangkan untuk sektor industri, listrik berguna unutk menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu sumber kebutuhan masyarakat yang penting, karena dapat membantu kegiatan operasional bisnis pada semua sektor rumah tangga maupun sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG PENETAPAN TARGET DAN STRATEGI PENCAPAIAN RASIO KEPATUHAN WAJIB

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP VII MADIUN SKRIPSI

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP VII MADIUN SKRIPSI PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. KERETA API INDONESIA DAOP VII MADIUN SKRIPSI Diajukan Oleh: Siska Indah Wardhani 0513010216/FE/EA Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci