STRATEGI PAIKEM PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 20 MALANG. Angga Dwi Saputra Drs. Suwarno Winarno Dra. Sri Untari, M.Si

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PAIKEM PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 20 MALANG. Angga Dwi Saputra Drs. Suwarno Winarno Dra. Sri Untari, M.Si"

Transkripsi

1 STRATEGI PAIKEM PADA MATA PELAJARAN PKn DI SMP NEGERI 20 MALANG Angga Dwi Saputra Drs. Suwarno Winarno Dra. Sri Untari, M.Si UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang, (2) mendeskripsikan kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang, (3) mendeskripsikan kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang, (4) mendeskripsikan faktor penunjang pelaksanaan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang, (5) mendeskripsikan kendala kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang, (6) mendeskripsikan upaya mengatasi kendala penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang. Data dikumpulkan dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara dengan guru PKn, dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru PKn masih termasuk dalam pembelajaran konvensional; (2) kegiatan inti yang dilakukan oleh guru PKn sudah termasuk pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (3) kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru PKn termasuk pembelajaran yang aktif dan menyenangkan; (4) Faktor penunjang dalam penerapan strategi PAIKEM adalah (a) guru bisa memaparkan materi dalam bentuk power point dan guru bisa membuat beragam evaluasi. (b) SMP Negeri 20 Malang memilki 2 ruang media juga tiga buah LCD dan dua buah sound system yang bisa di bawa ke ruang kelas, di perpustakaan juga mempunyai koleksi buku penunjang pelajaran yang cukup banyak; (5) Kendala dalam penerapan strategi PAIKEM adalah (a) ada siswa yang kurang bisa berkomunikatif dengan temannya dan ada siswa yang ramai saat diskusi. (b) kurangnya jumlah LCD yang digunakan oleh guru untuk memaparkan materi dalam bentuk power point; (6) Upaya untuk 1

2 2 mengatasi kendala dalam penerapan strategi PAIKEM adalah (a) guru memberi perhatian lebih kepada siswa yang kurang bisa berkomunikatif dengan temannya dan bagi siswa yang ramai guru langsung menghampirinya untuk dikondisikan. (b) guru harus memesan LCD di bagian perlengkapan jauh hari sebelumnya sehingga mengetahui apakah akan menggunakan ruang media atau membawa LCD ke ruang kelas dan bila terpakai semua maka guru harus mencari hari lain untuk menggunakannya. Kata Kunci: PAIKEM, Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang dikenal KTSP. Guna meningkatkan pendidikan bagi siswa, maka perlu untuk melakukan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektive, dan Menyenangkan atau yang disebut dengan PAIKEM. Dengan ini diharapkan seorang guru akan mampu mencapai profesionalisme guru sesuai dengan amanat Undang-undang, sehingga dapat diharapkan tercapainya peningkatan dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang? 2. Bagaimana kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang? 3. Bagaimana kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang? 4. Apa saja faktor penunjang pelaksanaan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang? 5. Apa saja kendala kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang? 6. Bagaimana upaya mengatasi kendala penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang?

3 3 PAIKEM (Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) PAIKEM adalah suatu model dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan sehari-hari (Rosdijati, 2010:116). Sesuai dengan namanya, PAIKEM memuat lima karakteristik utama, yakni pembelajaran yang aktif, pembelajaran yang inovatif, pembelajaran yang kreatif pembelajaran yang efektif, dan pembelajaran yang menyenangkan (Khoiru & Amri, 2011:30). a. Pembelajaran yang aktif Pembelajaran yang aktif mengandung makna bahwa sebuah proses belajar harus dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk terlibat secara aktif. b. Pembelajaran yang inovatif Pembelajaran yang inovatif merupakan proses belajar dimana guru harus memunculkan hal-hal yang baru yang belum pernah dialami. c. Pembelajaran yang kreatif Pembelajaran yang kreatif mengandung arti bahwa seorang guru harus dapat menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru perlu memahami perbedaan tingkat kemampuan tiap siswa dan kelasnya. d. Pembelajaran yang efektif Pembelajaran yang efektif berkaitan dengan pernyatan: sejauh mana proses belajar yang dijalankan mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Situasi belajar yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tersebut tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang seharusnya dikuasai siswa setelah pelajaran berlangsung.

4 4 e. Pembelajaran yang menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan dengan suasana belajar yang aman, mnyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga mereka tergerak untuk terlibat dan memusatkan perhatianya secara penuh pada kegiatan tersebut. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam naskah lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Sedangkan rumusan dalam naskah Kurikulum 2004 menyatakan bahwa Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio - kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Menurut Untari (2009: 3) mengutip dari pernyataan Depdiknas tujuan dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut. (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan berrnasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memudahkan dalam menerapkan strategi PAIKEM untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai mata pelajaran PKn.

5 5 2. Bagi SMP Negeri 20 Malang Hasil penelitian ini menjadi salah satu masukan dan sebagai evaluasi untuk perbaikan sistem pembelajaran di sekolah khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran PKn. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna untuk melatih peneliti dalam melakukan penelitian tentang bagaimana cara melakukan pembelajaran yang PAIKEM pada mata pelajaran PKn sesuai dengan profesi yang akan dijalani peneliti di kemudian hari. 4. Bagi jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Penelitian ini berguna sebagai bahan dokumentasi dan dapat menambah perbendaharaan karya ilmiah yang berkaitan dengan materi perkuliahan juga berguna sebagai bahan acuan dalam melakukan studi lanjutan bagi mahasiswa jurusan Hukum dan Kewarganegaraan yang berminat melakukan penelitian. 5. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam melakukan penelitian selanjutnya yang serupa dan diharapkan pula hasilnya akan lebih baik. Metode 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan dan dan mengandalkan manusia sebagai alat peneliti. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai alat peneliti. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek peneliti (seseorang lembaga, masyrakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana mestinya. 2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti di SMP N 20 Malang dimulai dengan melakukan observasi misalnya untuk mengetahui gambaran umum kondisi sekolah, peraturan sekolah, fasilitas penunjang pendidikan yang ada, dan mengamati sekaligus melakukan studi data proses pembelajaran yang berlangsung dalam kelas yang terkait denganinovasi pembelajaran terutama untuk mata pelajaran PKn, dan sikap siswa disekolah.

6 6 3. Lokasi Penelitian Lokasi yang ditetapkan menjadi obyek penelitian adalah SMP Negeri 20 Malang, di khususkan penelitian ditujukan kepada guru mata pelajaran yang notabene adalah orangorang yang berperan penting atas kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah standart nasional tersebut. 4. Sumber Data a) Sumber Data Primer Data primer ini diperoleh melalui wawancara dan pengamatan di lapangan. Sumber data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan pada saat penelitian dilakukan, baik diperoleh dari hasil wawancara maupun dari hasil observasi peneliti di lapangan. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara kepada guru mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang yaitu Ibu Nurul Sri rejeki S.Pd dan Dra. Tatik Suprihatin. b) Sumber Data Sekunder Sumber data dalam penelitian ini antara lain Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran, profil sekolah dan foto foto pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di SMP Negeri 20 Malang. 5. Prosedur Pengumpulan Data Prosedur yang dipakai dalam pengumpulan data, yaitu:, (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi sebagai berikut. 1. Observasi Alasan peneliti melakukan metode observasi ini dilakukan adalah dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: a) Peneliti dapat secara langsung mengamati objek yang menjadi fokus penelitian, yaitu mengenai bagaimana penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang b) Peneliti dapat memperoleh keyakinan terhadap data di lapangan secara lebih objektif. Observasi dilakukan untuk mengamati semua pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti secara terstruktur di dalam kelas untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

7 7 2. Wawancara Wawancara ini ditujukan langsung kepada guru mata pelajaran PKn, digunakan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana perencanaan strategi PAIKEM, kendala yang dihadapi, upaya mengatasi kendala tersebut dan juga bentuk evaluasi yang digunakan. 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini, dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa hasil wawancara, foto-foto, dan hasil observasi di lapangan mengenai penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang. 6. Analisis Data a. Reduksi Data Analisis ini dilakukan melalui proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. b. Penyajian atau pemaparan Data Pemaparan data yaitu dengan membuat dan menyusun satuan-satuan informasi dari hasil reduksi data untuk memperluas temuan data, yang selanjutnya disusun sebagai dasar pembuatan teori kategori. Dengan kata lain analisis data ini di buat dengan cara memasukkan informasi ke dalam kategori-kategori yang berbeda untuk di teliti. Selanjutnya pembuatan kategori dilakukan dengan cara menarik kategori tersebut. c. Kesimpulan Tahap ini melibatkan penafsiran dan kesimpulan peneliti sejalan dengan hasil pemahamannya atas reduksi dan pemaparan data yang telah dihasilkan. Artinya peneliti berusaha untuk mencari makna di balik data yang tergali. 7. Pengecekan Keabsahan Temuan Teknik pengecekan keabsahan data sebagai berikut: 1. Ketekunan Pengamatan Moleong, (2007: 329) ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal ini berarti bahwa peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap

8 8 faktor-faktor yang menonjol, dan pengamatan diarahkan langsung pada fokusnya, sehingga ditemukan batas yang sebenarnya. 2. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2010: 330). Sugiyono (2010: 83) menyatakan Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Selanjutnya, Sugiyono (2010: 83) juga menjelaskan bahwa triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber bararti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Dalam penelitian ini triangulasi teknik dilakukan peneliti dengan membandingkan antara teknik wawancara dan teknik observasi. Cara membandingkan pertama-tama peneliti melakukan observasi pendahuluan di SMP Negeri 20 Malang, setelah itu peneliti mencari informasi dengan teknik wawancara kepada para informan. Dengan cara demikian peneliti dapat mengetahui secara langsung kebenaran yang diobservasi dengan hasil wawancara yang telah dilakukan. Sedangkan penggunaan triangulasi sumber dalam penelitian ini yaitu dengan menanyakan kebenaran data atau informasi tertentu yang diperoleh dari seorang informan kepada informan lainnya, dengan demikian teknik pengecekan keabsahan data dapat diketahui kebenarannya. 8. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah (1) Tahap persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap penyelesaian, sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menyusun rancangan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan suatu penelitian kualitatif berupa proposal penelitian yang berisi latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, rumusan masalah penelitian, pemilihan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan prosedur analisis data, rancangan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian, rancangan pengecekan kebebasan data.

9 9 b. Studi eksplorasi Studi eksplorasi merupakan kunjungan ke lokasi penelitian sebelum penelitian dilaksanakan, dengan maksud dan tujuan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam lokasi penelitian. Peneliti melakukan kunjungan ke SMP Negeri 20 Malang, kemudian ditindaklanjuti sebelum penelitian mengajukan surat izin penelitian. c. Perizinan Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan di luar kampus, maka untuk menjaga kelancaran pelaksanaan penelitian ini, peneliti memerlukan izin dengan prosedur sebagai berikut: Permintaan surat pengantar dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang sebagai permohonan izin penelitian yang diajukan kepada kepala Dinas Pendidikan Kota Malang. d. Penyusunan instrumen penelitian Kegiatan dalam penyusunan instrumen penelitian meliputi, (1) Penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara, (2) pencatatan dokumen yang diperlukan. Untuk memudahkan jalannya penelitian sebelum peneliti ke lapangan, peneliti membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, dan lembar pencatatan dokumen yang berkaitan dengan penerapan strategi PAIKEM oleh guru pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang. 2. Tahap Pelaksanaan a) Pengumpulan data Dalam tahap ini, peneliti mengupulkan data hasil wawancara, observasi, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penerapan strategi PAIKEM oleh guru pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang. b) Pengolahan data Pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah nantinya dalam analisis data. c) Analisis data Analisis data merupakan proses pengaturan data. Setelah data yang diperoleh dari hasil penelitian terkumpul dan disusun selanjutnya data tersebut dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif yaitu memaparkan dan menggambarkan hasil dari penelitian.

10 10 d) Menarik kesimpulan Setelah data dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil sesuai dengan data yang telah terkumpul, dan analisis yang telah dilakukan dengan seobjektif mungkin. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian merupakan tahap terakhir dari penelitian, semua data yang telah diolah dan dianalisis oleh penulis dituangkan dalam bentuk karya tulis yang berjudul Strategi PAIKEM Pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang. Hasil 1. Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada matapelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Kegiatan membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan awal yang harus dilakukan oleh guru agar memberikan kesan awal yang harmonis sebelum memulai pelajaran. Ini digunakan untuk memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa sebelum memulai pelajaran. Sebelum memulai pelajaran guru harus menunjukkan sikap ramah kepada siswa agar siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang adalah sebagai berikut: a. Guru mengucapkan salam pembuka, menyapa siswa dan berdoa. b. Guru melakukan absensi kehadiran siswa c. Guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan peralatan belajarnya d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Guru sedikit menanyakan kembali materi yang telah diajarkan kemarin dengan menunjuk siswa agar menjawabnya. 2. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam penerapan PAIKEM pada matapelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Dalam

11 11 penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang pada kegiatan inti guru melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Pertama guru memberikan pancingan dengan memberikan soal soal secara lisan kepada siswa berhubungan dengan materi yang akan dibahas. b. Guru memaparkan materi dengan menggunakan media power point. c. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok diskusi untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi. d. Salah satu kelompok secara bergantian memaparkan hasil diskusinya dan kelompok lain memperhatikan. e. Setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan kepada kelompok yang sedang persentasi di depan. 3. Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada matapelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Menjelang akhir pelajaran guru harus melakukan penutupan pelajaran ini berguna agar siswa bisa memperoleh gambaran utuh dari pembelajaran yang dilakukan hari ini. Dalam kegiatan penutup ini guru memberikan kesimpulan dari materi yang baru saja diajarkan dan memberikan umpan balik untuk mengetahui bagian mana yang siswa belum dapat pahami. Dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang guru melakukan tiga hal, yaitu: a. Siswa diberi evaluasi dalam bentuk lembaran soal atau pertanyaan langsung tanya jawab seputar materi yang baru saja di terangkan untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat menyerap materi yang baru saja di pelajari. b. Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari pembelajaran yang baru saja dilakukan. c. Guru memberikan tugas rumah untuk dikumpulkan pada pertemuan yang akan datang

12 12 4. Faktor penunjang pelaksanaan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Disetiap proses pembelajaran tentu tidak akan berhasil secara maksimal tanpa ada beberapa faktor penunjang dalam melakukan kegiatan mengajar belajar di kelas. Faktor penunjang guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang yaitu: a. Kreativitas guru Kretivitas guru sebagai faktor penunjang dalam penerpan strategi PAIKEM di SMP Negeri 20 Malang pada mata pelajaran PKn yaitu: (1) guru menyampaikan materi dalam bentuk power point supaya siswa bisa lebih fokus melihat materi di depan sehingga guru juga bisa mengawasi jalannya pembelajaran. (2) guru membuat evaluasi yang disajikan dalam bentuk tes tulis dan juga pertanyaan lisan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi yang telah diberikan. b. Sarana dan sumber belajar Sarana dan sumber belajar sebagai faktor penunjang dalam penerapan strategi PAIKEM di SMP Negeri 20 Malang pada mata pelajaran PKn yaitu disana terdapat dua ruang media yang dilengkapi dengan LCD dan sound system, juga mempunyai tiga buah LCD dan dua buah sound system yang bisa di bawa keruang kelas. SMP Negeri 20 Malang juga mempunyai koleksi buku penunjang yang cukup banyak sebagai referensi bagi guru dan siswa. 5. Kendala-kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Pelaksanaan suatu strategi pasti tedapat kendala kendala yang mengganjal sehingga strategi tersebut masih belum bisa diterapkan secara maksimal. Kendala kendala tersebut tanpa terkecuali dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata palajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang yang dihadapi oleh guru pengajar disana. Kendala yang dihadapi guru PKn dalam penerapan strategi PAIKEM terdapat dalam tiga aspek, yaitu:

13 13 a. Aspek siswa Aspek siswa yang menjadi kendala adalah (1) adanya siswa yang sifatnya kurang bisa berkomunikatif dengan teman temannya, hal ini akan membuat teman kelompok diskusinya menjadi tidak nyaman karena ada salah satu anggota kelompoknya yang tidak mau bergabung untuk menyelesaikan tugas kelompok. (2) adanya siswa yang ramai saat diskusi berlangsung, hal ini membuat siswa yang lain menjadi ikut ramai dan tidak konsentrasi untuk mengerjakan tugas sehingga waktu diskusi menjadi molor mengurangi jam yang telah direncanakan. b. Sarana dan prasarana Aspek sarana dan prasarana yang menjadi kendala adalah kurangnya jumlah LCD yang digunakan untuk mempresentasikan materi dalam bentuk power point. 6. Upaya mengatasi kendala penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Kendala kendala yang dihadapi guru PKn dalam menerapkan strategi PAIKEM di SMP Negeri 20 Malang tentu saja tidak diabaikan begitu saja. Guru tetap berupaya agar pelaksanaan pembelajaran PKn dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapakan. Untuk mengatasi kendala kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn adalah: a. Aspek siswa Upaya mengatasi kendala dari aspek siswa yaitu guru memberikan perhatian lebih bagi siswa yang kurang dapat berkomunikasi dengan teman lainya dengan cara memberikan pertanyaan pertanyaan saat awal pelajaran dan juga setelah akhir kegiatan diskusi sehingga siswa memicu siswa untuk aktif dan bisa bekerja sama dengan teman temannya dan untuk mengatasi siswa yang ramai guru langsung mendekati siswa tersebut untuk mengkondisikannya agar bisa tenang dan tidak menggangu teman yang lainnya sehingga tugas yang diberikan bisa cepat selesai. b. Aspek sarana dan prasarana Upaya untuk mengatasi kendala dari aspek sarana dan prasarana yaitu guru harus memesan LCD di bagian perlengkapan jauh hari sebelumnya sehingga mengetahui apakah akan menggunakan ruang media atau membawa LCD ke ruang kelas dan bila terpakai semua maka guru harus mencari hari lain untuk menggunakannya.

14 14 Pembahasan A. Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Berdasarkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang di paparkan oleh Usman (2011:92) tujuan membuka pelajaran adalah sebagai berikut: (1) Menyiapkan mental siswa. Kegiatan membuka pelajaran bertujuan untuk menyatukan jiwa dan raga siswa dalam satu tempat dan waktu agar ia ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran, (2) Menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa agar siswa menyadari batas-batas tugasnya, (3) Agar siswa memahami hubungan antara materi yang telah dikuasainya dengan materi yang akan dipelajarinya, (4) Agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya. Berdasarkan pembahasan pada kegiatan membuka pelajaran yang di atas, peneliti berpendapat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh guru PKn sudah cukup baik, namun kegiatan tersebut belum terdapat dalam karakteristik strategi PAIKEM. Jadi kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan guru PKn masih termasuk dalam pembelajaran konvensional. B. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam penerapan PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Berdasarkan hasil penelitian dari kegiatan inti yang telah dilakukan guru tersebut, sesuai dengan pendapat Khoiru & Amri (2011:30) karakteristik PAIKEM adalah a. Pembelajaran yang aktif Pembelajaran yang aktif mengandung makna bahwa sebuah proses belajar harus dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk terlibat secara aktif. Kegiatan ini terlihat ketika siswa membentuk kelompok untuk mendiskusikan persoalan yang telah diberikan oleh guru. b. Pembelajaran yang inovatif Pembelajaran yang inovatif merupakan proses belajar dimana guru harus memunculkan hal-hal yang baru yang belum pernah dialami. Kegiatan ini terlihat ketika guru

15 15 membuat soal - soal pertanyaan dan munculnya berbagai jawaban atau pendapat siswa mengenai soal yang diberikan oleh guru. c. Pembelajaran yang kreatif Pembelajaran yang kreatif mengandung arti bahwa seorang guru harus dapat menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Dalam hal ini, guru perlu memahami perbedaan tingkat kemampuan tiap siswa dan kelasnya. Kegiatan ini tampak pada guru menyampaikan materi dalam bentuk power point yang diberi dengan gambar - gambar dan siswa mencatat atau membuat rangkuman dari materi yang di tampilkan oleh guru. d. Pembelajaran yang efektif Pembelajaran yang efektif berkaitan dengan pernyatan: sejauh mana proses belajar yang dijalankan mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Situasi belajar yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tersebut tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang seharusnya dikuasai siswa setelah pelajaran berlangsung. Kegiatan ini tampak pada saat guru sudah menyampaikan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang direncanakan sudah terlaksanakan tepat waktu. e. Pembelajaran yang menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan dengan suasana belajar yang aman, mnyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga mereka tergerak untuk terlibat dan memusatkan perhatianya secara penuh pada kegiatan tersebut. kegiatan ini terlihat pada saat siswa berani untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa berinteraksi dengan teman kelompoknya dan siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. C. Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Berdasarkan hasil penelitian dari kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru tersebut, sesuai dengan pendapat Khoiru & Amri (2011:30) karakteristik PAIKEM adalah

16 16 a. Pembelajaran yang aktif Pembelajaran yang aktif mengandung makna bahwa sebuah proses belajar harus dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk terlibat secara aktif. Kegiatan ini terlihat ketika siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. b. Pembelajaran yang menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan dengan suasana belajar yang aman, mnyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga mereka tergerak untuk terlibat dan memusatkan perhatianya secara penuh pada kegiatan tersebut. kegiatan ini terlihat pada saat siswa mendapatkan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. D. Faktor penunjang pelaksanaan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berpendapat bahwa dalam menerapkan suatu strategi pembelajaran guru harus mempunyai kreativitas dan keterampilan untuk membuat suatu kegiatan belajar yang menarik, sehingga siswa bisa menangkap semua pelajaran yang diberikan oleh guru dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran. Kreativitas guru tersebut tidak dapat tersalurkan secara maksimal apabila tidak ada sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka guru akan bisa lebih kreatif lagi dalam melakukan pengembangan pembelajaran. E. Kendala kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Dalam menerapkan strategi PAIKEM guru PKn di SMP Negeri 20 Malang menemukan kendala kendala yang terdapat dalam tiga aspek yaitu: a. Aspek siswa Dari hasil penelitian diatas, berdasarkan Puskur Balitbang Diknas (dalam Ahmadi & Amri: 27) PAIKEM menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.. hal ini karena PAIKEM menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubungkan), kemampuan eksploratif dan elaborative (menemukan dan menghubungkan). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model PAIKEM sangat sulit dilaksanakan.

17 17 b. Sarana dan prasarana Aspek sarana dan prasarana yang menjadi kendala adalah kurangnya jumlah LCD yang digunakan untuk mempresentasikan materi dalam bentuk power point. F. Upaya mengatasi kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala kendala dalam penerapan strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn adalah dengan cara: c. Aspek siswa Upaya mengatasi kendala dari aspek siswa yaitu guru memberikan perhatian lebih bagi siswa yang kurang dapat berkomunikasi dengan teman lainya dengan cara memberikan pertanyaan pertanyaan saat awal pelajaran dan juga setelah akhir kegiatan diskusi sehingga siswa memicu siswa untuk aktif dan bisa bekerja sama dengan teman temannya dan untuk mengatasi siswa yang ramai guru langsung mendekati siswa tersebut untuk mengkondisikannya agar bisa tenang dan tidak menggangu teman yang lainnya sehingga tugas yang diberikan bisa cepat selesai. d. Aspek sarana dan prasarana Upaya untuk mengatasi kendala dari aspek sarana dan prasarana yaitu guru harus memesan LCD di bagian perlengkapan jauh hari sebelumnya sehingga mengetahui apakah akan menggunakan ruang media atau membawa LCD ke ruang kelas dan bila terpakai semua maka guru harus mencari hari lain untuk menggunakannya. Penutup Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan mengenai strategi PAIKEM pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 20 Malang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru PKn masih termasuk dalam pembelajaran konvensional. b. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru termasuk pembelajaran (a) aktif yaitu terlihat ketika siswa membentuk kelompok untuk mendiskusikan persoalan yang telah diberikan oleh guru, (b) inovatif yaitu terlihat ketika guru membuat soal - soal pertanyaan dan munculnya berbagai jawaban atau pendapat siswa mengenai soal yang

18 18 diberikan oleh guru, (c) kreatif yaitu tampak pada guru menyampaikan materi dalam bentuk power point yang diberi dengan gambar - gambar dan siswa mencatat atau membuat rangkuman dari materi yang di tampilkan oleh guru, (d) efektif yaitu ini tampak pada saat guru sudah menyampaikan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang direncanakan sudah terlaksanakan tepat waktu, (e) menyenangkan yaitu terlihat pada saat siswa berani untuk menjawab pertanyaan dari guru, siswa berinteraksi dengan teman kelompoknya dan siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. c. Kegiatan menutup pelajaran yang dilakukan guru termasuk pembelajaran (a) aktif yaitu terlihat ketika siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan, (b) menyenangkan yaitu terlihat pada saat siswa mendapatkan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. d. Faktor penunjang dalam penerapan strategi PAIKEM adalah (a) guru bisa memaparkan materi dalam bentuk power point dan guru bisa membuat beragam evaluasi. (b) SMP Negeri 20 Malang memilki 2 ruang media juga tiga buah LCD dan dua buah sound system yang bisa di bawa ke ruang kelas, di perpustakaan juga mempunyai koleksi buku penunjang pelajaran yang cukup banyak. e. Kendala dalam penerapan strategi PAIKEM adalah (a) ada siswa yang kurang bisa berkomunikatif dengan temannya dan ada siswa yang ramai saat diskusi. (b) kurangnya jumlah LCD yang digunakan oleh guru untuk memaparkan materi dalam bentuk power point. f. Upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan strategi PAIKEM adalah (a) guru memberi perhatian lebih kepada siswa yang kurang bisa berkomunikatif dengan temannya dan bagi siswa yang ramai guru langsung menghampirinya untuk dikondisikan. (b) guru harus memesan LCD di bagian perlengkapan jauh hari sebelumnya sehingga mengetahui apakah akan menggunakan ruang media atau membawa LCD ke ruang kelas dan bila terpakai semua maka guru harus mencari hari lain untuk menggunakannya.

19 19 Saran Dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Agar tercipta suasana yang menyenangkan dari awal pelajaran seyogyanya guru PKn mengajak siswa untuk bernyanyi saat membuka pelajaran agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. 2. Agar siswa tidak jenuh dalam pelajaran seyogyanya guru PKn lebih kreatif dan inovatif dalam merancang metode dan media pembelajaran. 3. Untuk dapat mengatasi siswa yang kurang bisa komunikatif dengan temannya dan mengatasi siswa yang ramai seyogyanya guru mempelajari psikologi pendidikan agar pembelajaran berlangsung secara maksimal. 4. Guru PKn seyogyanya menstimulus siswa dalam diskusi agar mereka aktif bertanya dan menanggapi sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik. 5. Guru PKn seyogyanya lebih sering memberi semangat dan motivasi kepada siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika mengikuti proses pembelajaran. 6. Pihak sekolah seyogyanya bisa mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah sehingga guru bisa lebih berinovasi dalam pembelajaran. Daftar Rujukan Ahmadi dan Amri Paikem Gembrot. Jakarta: Prestasi Pustaka Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azwar, Syaifudin Pengantar Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD Djamarah, S.B Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Omar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hanifah, Nanang Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama

20 20 Jauhar, Mohammad Implementasi Paikem. Jakarta: Pustaka Raya Moleong, J. Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Moleong, J. Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nurhadi, dkk pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sudrajat, Akhmad Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran, (online), ( diakses pada tanggal 12 Januari 2012 Sugiyono Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Suparlan, dkk Pembelajaran PAIKEM. Bandung: PT Grafindo. Rosdijati, dkk Panduan PAIKEM. Jakarta: Erlangga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (online), ( diakses pada tanggal 12 Januari Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Edisi Kelima. Malang: UM PRESS. Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Untari, Sri Buku Petunjuk Teknis Praktik Pengalaman Lapangan Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan. Malang : Universitas Negeri Malang.

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK BAGASKARA SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO Yuli Alfi Rusvita Universitas Negeri Malang E-mail: veeta_zisqind@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Gorontalo yang berstatus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Gorontalo yang berstatus 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Gorontalo yang berstatus sebagai sekolah standar nasional (SSN) dengan objek penelitian yang meliputi: 1) Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini merupakan salah satu pilar peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh anak bangsa pada masa kini maupun masa yang akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah

ABSTRAK. sungguh-sungguh dari pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemerintah telah ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN EKONOMI (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI) ABSTRAK Ahmad Firdaus, 2017. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran PKn di SD mempunyai kedudukan yang penting dalam upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA Negeri 4 Cimahi dan mewawancarai guru mata pelajaran PKn, ditemukan beberapa hal yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab I ini akan mengkaji tentang latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Penjelasan dari keenam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn RAFLIS Guru SD Negeri 004 Batu Sanggan raflis826@gmail.com ABSTRAK Judul Penelitian Tindakan Kelas ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan, dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 secara normatif dikemukakan bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan. 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.

Lebih terperinci

Heru Purnomo PENDAHULUAN

Heru Purnomo PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples Pada Mata Pelajaran PKn Materi HakAsasi Manusia (HAM) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FRIEND GIVING

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FRIEND GIVING PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FRIEND GIVING SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1WONOASRI MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Sukarsi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN

PENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN PENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN Maichel Aditiyas Suhendra Universitas Negeri Malang E-mail: michaelcrab@ymail.com ABSTRAK: Tujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD NEGERI 01 TANJUNGSARI PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Danir SD Karya Thayyibah Baiya, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR 1 PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MATERI ORGANISASI SISWA KELAS V SD N KARTASURA 07 TAHUN 2012 Wahyu Fajar Prasetyo, A. Dakir, Samidi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah proses penelitian

BAB II METODOLOGI. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah proses penelitian 15 BAB II METODOLOGI A. Latar, Entri dan Kehadiran Peneliti 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA PELAJARAN PKn. Mahardika Eka Ananta

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA PELAJARAN PKn. Mahardika Eka Ananta PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA PELAJARAN PKn Mahardika Eka Ananta Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: Slytherun_rdd@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRATION TERHADAP MATERI PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SETIA BAKTI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRATION TERHADAP MATERI PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SETIA BAKTI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRATION TERHADAP MATERI PEMERINTAH DAERAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 SETIA BAKTI Wahidin Guru SD Negeri 5 Setia Bakti email: wahidingpbaroh@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis

Lebih terperinci

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA Dini Hardaningsih 1, Ika Krisdiana 2, dan Wasilatul Murtafiah 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Menurut Sardiman (2004), b elajar pada prinsipnya adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION KOLABORASI POINT- COUNTEROINT DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS XI

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran PKn kelas VIII dan hasil observasi, ditemukan bahwa : 1. Pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dalam Mata Pelajaran IPS di. SMP Negeri Wilayah Eks. Kotip Kabupaten Cilacap.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dalam Mata Pelajaran IPS di. SMP Negeri Wilayah Eks. Kotip Kabupaten Cilacap. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dalam Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri Wilayah Eks.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi drama, sosiokultural,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) Sukaedi 4 Abstrak. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan. kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan. kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas. PKn juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang penting bagi pembentukan karakter penerus bangsa, dalam proses pembelajarannya PKn harus dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif. Di

Lebih terperinci

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOMPETENSI DASAR MENUNJUKKAN SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X-C SEMESTER 2 (STUDI KASUS PADA : SMA NEGERI

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian Pada hakekatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran. Dalam penelitian, kita mengenal dua bentu

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar. Pendidikan di sekolah mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Pasal 3 yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya (reliable). 1 Metode penyelidikan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya (reliable). 1 Metode penyelidikan BAB III METODE PENELITIAN Semua ilmu yang berada di dunia ini yang sangat bervariasi dalam bentuk dan teknis khususnya, mempunyai persamaan dalam metode umum untuk memperoleh pengetahuan yang dapat dipercaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGGUNAAN STRATEGI MODELING THE WAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGMOJO KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL Mindarwati Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan implementasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Nurul Aprianingsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nurul.aprianingsih93@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 Kelas VIII di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan jangka panjang. Pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan pertahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Williams penelitian kualitatif adalah pengumpulan data

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Globalisasi. Tarini

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Globalisasi. Tarini Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Globalisasi Tarini SDN 1 Benderejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek Email: tarinispd01@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penting bagi kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan. Melalui pendidikan bangsa ini membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterpurukan serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang beralamat di Jalan Lasem No. 17, Kecamatan Pamotan Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi

Lebih terperinci

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah. PENDAHULUAN Peranan guru sangat penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini ditegaskan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu memberikan dan memfasilitasi bagi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI SRI WAHYUNINGSIH A54B090075 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas VIII-H di SMP IPIEMS Surabaya serta faktor yang mendukung dan. menghambat dalam penerapan pendekatan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas VIII-H di SMP IPIEMS Surabaya serta faktor yang mendukung dan. menghambat dalam penerapan pendekatan tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI Kanti Pristiwati Sekolah Dasar Negeri Rembang 2 Kota Blitar Jalan Akasia Nomor 17 Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013) PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Media Boneka Jari dapat meningkatkan kualitas proses maupun produk dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Media Boneka Jari dapat meningkatkan kualitas proses maupun produk dalam BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan mengenai hasil peningkatan yang terdapat dalam penelitian ini dapat dilihat dari uraian berikut. 1. Media Boneka Jari dapat meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI. METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Yendina Saragih Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: saragihyendina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 PURWODADI KABUPATEN PASURUAN THE IMPROVEMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Sebagai Upaya Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Teks Cerita Rakyat

Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Sebagai Upaya Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Teks Cerita Rakyat Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Sebagai Upaya Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Teks Cerita Rakyat Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Doko 01 Kabupaten Blitar SKRIPSI Oleh ARINA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sehingga peneliti berupaya memberikan pandangan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BEKONANG FILIAL KARTASURA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci