BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Iwan Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Perikanan Budidaya Indonesia memiliki kekayaan sumber daya perikanan yang cukup besar. Termasuk di dalamnya jenis-jenis ikan budidaya air tawar maupun air laut yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Di sisi lain, negara kita juga memiliki perairan daratan yang yang sangat luas yang dimanfaatkan sebagai media-media pembudidaya ikan-ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting tersebut. Namun sayangnya dalam perdagangan Indonesia masih tertinggal jauh dengan Negaranegara pembudidaya ikan utama dunia seperti China, Vietnam, India, dan Taiwan, baik dilihat dari jumlah produksi maupun nilai ekspornya. Ikan air tawar merupakan jenis ikan yang hidup dan menghuni daratan (inland water), yaitu perairan dengan kadar garam (salinitas) kurang dari 5 per mil (0-5 ). Menurut Kartamihardja et.al. (2007), luas perairan daratan di Indonesia mencapai 54 juta ha. Angka tersebut mencakup perairairan umum daratan dengan luas sekitar 13,85 juta ha (terdiri dari sungai dan paparan banjir seluas 12 juta ha, danau seluas 1,80 juta ha, dan waduk seluas 0,05 juta ha), rawa payau dan hutan bakau seluas 39,5 juta ha, dan perairan budidaya seluas 0,65 juta ha (mencakup kolam, sawah, dan tambak). Prospek pengembangan perikanan budidaya di dunia sangat terkait dengan peningkatan konsumsi ikan per kapita per tahun penduduk dunia yang ikut meningkat tajam seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Produksi perikanan budidaya dunia dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang sangat tajam. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakir, produksi perikanan budidaya meningkat. Kondisi ini juga terjadi pada perikanan budidaya di Indonesia. Produksi perikanan budidaya di Indonesia (budidaya air tawar, air payau, dan laut) juga mengalami peningkatan (dari tahun 2004) pada tahun
2 7 Table 1. Produksi Perikanan Budidaya di Indonesia pada Tahun 2011 Pulau Air Tawar Tambak Laut (Ton) (Ton) (Ton) Sumatera Jawa Bali-Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku-Papua Jumlah Sumber : Direktorat Jendral Perikanan Budidaya 2011 Perikanan budidaya juga tak terlepas dari ketersedian air dan lahan. Keduanya merupakan media hidup ikan dan sumber daya perikanan lainnya untuk bisa berproses menjadi komoditi yang memiliki nilai tambah. Perikanan budidaya air tawar di Indonesia umumnya dilakukan di kolam, sawah, bak, tangki, atau akuarium. Selain itu juga dilakukan di perairan umum dalam bentuk pemeliharaan dikaramba atau sangkar, karamba jarring apung, atau hampang Ikan Mas Ikan Mas sangat popular dikalangan masyarakat Indonesia. Ikan mas termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang berkembang pesat dari waktu ke waktu. Ikan mas disukai karena dagingnya yang enak, gurih, serta mengandung protein yang cukup tinggi. Ditinjau dari aspek pasarnya, terlihat ada kecenderungan peningkatan permintan ikan mas konsumsi dari tahun ke tahun. Hal ini terutama terjadi di kotakota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan beberapa kota lainnya. Dari segi harga, biasanya harga ikan mas selalu tinggi dibandingkan dengan harga jual ikan lainnya dipasaran. Tingginya harga juga dipengaruhi oleh tingginya tingkat permintaan pasar. Dilihat dari segi budidaya, keadaan ini sangat menguntungkan karena tingginya permintaan ikan konsumsi akan diikuti oleh peningkatan permintaan benih, baik benih yang digunakan untuk dipelihara untuk pendederan maupun yang digunakan untuk pembesaran.
3 Klasifikasi Ikan Mas Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) menurut Khairuman 2008, adalah sebagai berikut : Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Superclass : Pisces Class : Osteichthyes Subclass : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea Family : Cyprinidae Subfamily : Cyprininae Genus : Cyprinus Species : Cyprinus carpio Linn. Nama Asing : common carp Nama local : ikan mas, tomboro, masmasan (Jawa Tengah,Jawa Timur) Budidaya Ikan Mas dalam Karamba Jaring Apung Budidaya ikan mas terus berkembang, mulai dari kolam dengan perairan mengalir deras sampai sistem karamba. Menurut Schimittou (1991), budidaya ikan dalam karamba yaitu membesarkan ikan di dalam wadah-wadah yang dilayangkan dalam air yang diselubungi semua sisi dan dasarnya oleh suatu material yang menahan ikan didalamnya, dengan memungkinkan secara relative pertukaran air bebas dan perembesan limbah ke lingkungan air disekitarnya. Lamanya pemeliharaan ikan mas dalam sistem KJA adalah berkisar 2-8 bulan tergantung pada ukuran benih pada waktu ditebar serta berat dan ukuran ikan yang akan dipanen. Pemanenan ikan dilakukan dengan dua cara, yaitu panen selektif dan panen total. Panen selektif dilakukan dengan mengambil ikan berukuran besar yang dikehendaki saja, sedangkan panen total ikan dipanen selutuhnya (Afrianto dan Liviawaty 1998). Lokasi yang dipilih untuk usaha budidaya ikan mas dalam KJA sebaiknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Harus terhindar dari adanya angin kencang. 2. Harus terhindar dari daerah yang rawan umbalan (turn over).
4 9 3. Penempatan KJA pada perairan dengan kedalaman minimal 5 m pada jalur yang berarus horizontal. 4. Faktor keamanan. 5. Penempatan KJA sebaiknya di lokasi yang mudah dijangkau dan dekat dengan pasar ikan. 6. Memiliki izin usaha. 7. Terdapat penjagaan kualitas air Ikan Nila Nila merupakan salah satu komoditas penting budidaya perikanan air tawar di Indonesia. Ikan ini merupakan ikan introduksi penting yang didatangkan secara bertahap ke Indonesia. Nila disenangi tidak hanya karena rasa dagingnya yang khas, tetapi juga karena laju pertumbuhan dan perkembangbiakannya yang cepat. Selain di Indonesia, nila juga banyak dibudidayakan di Negara Asia Tenggara lain, terutama Filiphina, Malaysia dan Thailand. Di Indonesia, ikan ini sudah tersebar diseluruh pelosok tanah air. Satu hal yang menguntungkan adalah tekhnik budidaya ikan nila ternyata tidak sesulit dan serumit yang dibayangkan. Selain dapat dipelihara dikolam biasa, seperti yang umum dilakukan, nila juga bisa dibudidayakan di berbagai media lain, seperti kolam air deras, keramba jarring apung, sawah, bahkan tambak air payau Klasifikasi Ikan Nila Pada awalnya, nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongan tilapia yang tidak mengerami telur atau larva didalam mulut induknya. Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) menurut Khairuman 2008, adalah sebagai berikut : Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Superclass : Pisces Subclass : Acanthopterigii Ordo : Perciformes Family : Cichlidae Genus : Oreochromis
5 10 Species : Oreochromis niloticus Nama Asing : nile tilapia Nama local : nila Budidaya Ikan Nila dalam Karamba Jaring Apung Budidaya ikan nila tidak jauh beda dengan budidaya ikan mas. Proses dimulai dengan pembenihan, pendederan,dan pembesaranyang dilakukan dengan cara intensif. Intensifikasi budidaya ikan nila dilakukan dengan cara yang cepat sehingga dapat dilakukan di KJA. Pemeliharaan ikan nila di kolam KJA sangat mudah dilakukan. Sebab budidaya ikan nila tidak memerlukan pakan untuk memeliharanya. Ini terjadi karena pada budidaya ikan nila, ikan nila ditempatkan dijaring lapis kedua (dibawah ikan mas), sehingga dapat memanfaatkan pakan dari sisa pakan pada jarring atas. Budidaya ikan nila di KJA dilakukan selama kurang lebih 6-8 bulan lama peliharaan. Ini terjadi karena ikan nila tidak diberikan pakan seperti ikan mas, namun hanya memanfaatkan pakan sisa dari jaring lapis atas Produktivitas Perikanan Produktivitas merupakan salah satu faktor penting penentu pertumbuhan ekonomi. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada dibawah kondisi yang sama dari perolehan produktivitas dengan masukan tenaga kerja. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan input yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa : menurut Sinungan 2008, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumbersumber dalam memproduksi barang-barang. Greenberg dalam Sinungan (2008) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai : 1. Perbandinagn ukuran harga bagi masukan dan hasil.
6 11 2. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum. Dilihat dari definisi produktivitas secara umum diatas, maka yang dimaksud dengan produktivitas perikanan adalah sumber pertumbuhan pada komoditas perikanan yang produksinya meningkat secara signifikan (Asche et al 2007). Menurut FAO (2008), produktivitas adalah tingkat produksi biomassa yang dinyatakan sebagai produksi selama interval waktu tertentu. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan produktivitas sebagai berikut : Produktivitas merupakan hasil integrasi 4 elemen utama, yaitu tanah (bangunan), modal, tenaga kerja, dan organisasi. Dari definisi-definisi di atas secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan, atau dapat diformulasikan sebagai berikut : Produktivitas = Jumla h Keluaran Jumla h Masukan Unsur-unsur yang terdapat dalam produktivitas antara lain : 1. Efisiensi. Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan. 2. Efektivitas. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan sebaliknya. Meniurut Sinungan 2008 gabungan kedua hal ini membentuk pengertian produktivitas dengan cara sebagai berikut :
7 12 Produktivitas = Efektivitas pelaksanaan tugas mencapai tujuan Efisiensi penggunaan sumber sumber masukan ke proses Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah : Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya. 3. Kualitas. Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output. Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas. Tiga tipe dasar ini merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan pendekatan rasio output/input, yaitu : 1. Produktivitas Parsial. Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan tenaga kerja) merupakan salah satu ukuran produktivitas parsial. Pada pengukuran produktivitas parsial produktivitas unit proses secara spesifik dapat diukur. 2. Produktivitas Faktor-Total. Perbandingan dari keluaran dengan jumlah tenaga kerja dan modal. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli. Berdasarkan faktor di atas jenis input yang digunakan dalam pengukuran produktivitas faktor total hanya tenaga kerja dan modal. 3. Produktivitas Total. Perbandingan dari keluaran dengan jumlah keseluruhan faktor-faktor masukan, pengukuran total produktivitas faktor mencerminkan pengaruh bersama seluruh masukan dalam menghasilkan keluaran. Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus dinyatakan dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode
8 13 dasar, dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan Keramba Jaring Apung Cirata Waduk Cirata merupakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Pulau Jawa yang dibangun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Air waduk diperoleh dari pasokan Sungai Citarum dan Sungai Cisokan. Waduk Cirata berada pada ketinggian 22 meter dpl (di atas permukaan laut), menempati luasan ha dengan kedalaman rata-rata 34,9 m. Waduk Cirata tidak hanya berfungsi sebagai sebuah PLTA tetapi juga berkembang menjadi area budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas dan nila. Saat ini budidaya ikan air tawar di Waduk Cirata telah mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan pemeliharaan di KJA tiap satu unit bisa mempunyai KJA sehingga total ikan yang dapat dihasilkan sebesar ton ikan per tahun. Budidaya KJA di Waduk Cirata saat ini sudah melampaui batas idealnya. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya keramba-keramba baru yang dibuat para petambak. Jika secara teoritis, daya tampung untuk usaha budidaya ikan yang ideal adalah unit maka pada kondisi sekarang telah berdiri setidaknya unit usaha budidaya ikan. Satu unit budidaya biasanya berupa ukuran persegi panjang yang bisa dibagi atas beberapa kolam berukuran 7x7 m dengan kedalaman 3 meter dalam satu atau dua lajur memanjang. Budidaya di KJA bersifat budidaya konvensional. Pemberian pakan dilakukan tanpa memerhatikan kondisi kualitas air. Sisa pakan banyak terlihat mengambang di permukaan air bahkan lebih banyak sisa-sisa pakan yang berada di dasar perairan. Kondisi ini membahayakan kelangsungan kegiatan budidaya di Waduk Cirata karena dapat menyebabkan kematian massal ikan di Waduk tersebut. Kematian massal ikan yang sering terjadi merugikan para pembudidaya. Selain itu serangan virus pada ikan merupakan masalah lain yang harus dihadapi yang disebabkan buruknya kualitas air yang ada di sana. Kematian massal ikan sering terjadi terutama disebabkan oleh rendahnya kandunga oksigen dan serangan virus herpes seperti beberapa waktu lalu.
9 14 Kegunaan melakukan budidaya di KJA adalah sebagai berikut : 1. Karamba murah dan mudah membuatnya. 2. Karamba dapat dikelola bersama. 3. Karamba mudah pemberian pakan dan penyimpannya. 4. Ikan dapat tumbuh cepat dalam karamba. 5. Karamba mudah dipanen. Budidaya ikan dengan menggunakan KJA meliputi beberapa kegiatan, yaitu : a. Penebaran Benih Waktu yang tepat untuk menebar benih adalah pada pagi hari dan hari-hari cuaca berawan dan hujan yaitu ketika suhu kolam paling rendah. b. Pemberian Pakan Pakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan ikan. Pemberian pakan yang kurang baik (jumlah dan mutunya) dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga ikan menjadi rentan terhadap serangan penyakit. c. Panen Lama pemeliharan ikan di KJA tergantung dari jenis ikan yang sedang dipelihara. Ikan mas, 3 sampai 4 bulan sudah dapat dipanen. Panen dilakukan dengan cara mempersempit areal jarring dengan menggunakan tali atau bambu (pemberokan). Pemanenan ikan biasanya dilakukan pada malam hari dan sebelum di panen ikan di puasakan selama dua hari (tidak diberi pakan). Dalam pembuatan KJA, perlu diperhatikan adalah kedalaman air dan ukuran benih ikan yang dipelihara. Semakin dalam perairan maka dapat dibuat KJA dengan ukuran yang relatif besar. Pada dasarnya teknik tersebut berupa jarring yang digantungkan pada bambu dan drum sebagai pelampung. Kedalam jaring kira-kira dua meter (Soemarwoto 1997).
10 15 1. Kerangka Karamba Jaring Apung Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan tersebut. Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5 2 tahun. Sesudah 1,5 2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnovasi kembali. Jika akan memakai besi anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4 5 tahun. Pada umumnya pembudidaya ikan di jaring terapung menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai garis tengah 5 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 5 cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter cm tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk kerangka karena cepat lapuk. Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5x5 m sampai 10x10 m. Petani ikan jaring terapung di perairan cirata pada umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan ukuran 7x7 m. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak hanya satu petak/kantong tetapi satu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat buah petak/kantong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
11 16 Gambar 2. Kerangka Jaring Apung (Sumber : Dok.Pribadi, 2013) 2. Pelampung Keramba Jaring Apung Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung. Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2. No. Tabel 2. Jenis pelampung dan lama pemakaian Jenis Pelampung Lama Pemakaian (Tahun) 1. Drum Besi 5 2. Drum Plastik Busa/Styrofoam 1 Sumber : Data Primer 2013 Jika akan menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung berukuran 7x7 m, dalam satu unit jaring
12 17 terapung membutuhkan pelampung antara buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pelampung Drum Besi (Sumber : Dok.Pribadi, 2013) 3. Jangkar Karamba Jaring Apung Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm 15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Jangkar Keramba Apung (Sumber : sentra-edukasi.com, 2013)
13 18 4. Jaring Karamba Jaring Apung Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2x2x2 m sampai 5x5x5 m. Untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3x3x3 m sampai 7x7x2,5 m. Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh size) yang lebih besar. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut : a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar. b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam. Jaring yang mempunyai ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inch biasanya digunakan untuk memelihara ikan yang berukuran lebih kecil. Di perairan umum, khususnya dalam budidaya ikan di jaring terapung ukuran jaring yang digunakan adalah ukuran ¾ - 2,5 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ukuran mata jaring yang digunakan berdasarkan ukuran ikan yang dibudidayakan. No. Ukuran Mata Ukuran Ikan Jaring (cm) (cm) 1. 0, , , > 2,5 > 30 Sumber : sentra-edukasi.com, 2013
14 19 Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh dengan membeli jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran berupa lembaran atau gulungan. Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat kantong jaring adalah membuat desain/rancangan kantong jaring yang akan dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan berkisar antara 2x2 m sampai dengan 10x10 m. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memindahkan pola yang telah dibuat langsung kejaring. Jaring tersebut dibentangkan dan dibuat pola seperti Gambar 5. Gambar 5. Pola jaring keramba jaring apung (Sumber : sentra-edukasi.com, 2013) Sebagai acuan untuk melakukan pemotongan jaring yang akan dipergunakan untuk membuat kantong jaring terapung dapat dilihat pada Tabel 4.
15 20 Tabel 4. Perhitungan jumlah mata jaring yang harus dipotong dalam berbagai Ukuran kantong jaring (p x l x t) (m) ukuran kantong jaring dan mata jaring. Ukuran mata jaring (cm) Ukuran kantong jaring (p x l x t) dalam jumlah mata jaring (m) 2 x 2 x 2 2,5 112 x 112 x x 56 x 56 3 x 3 x 3 2,5 168 x 168 x x 84 x 56 4 x 4 x 2 2,5 224 x 224 x x 112 x 56 5 x5 x 2 2,5 280 x 280 x x 140 x 56 6 x 6 x 2 2,5 336 x 336 x x 168 x 56 7 x7 x 2 2,5 392 x 392 x x 196 x 56 8 x 8 x 2 2,5 448 x 448 x x 224 x 56 9 x 9 x 2 2,5 504 x 504 x x 252 x x 10 x 2 2,5 560 x 560 x x 280 x 56 Sumber : sentra-edukasi.com, Pemberat Keramba Jaring Apung Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang masing-masing beratnya antara 2 5 kg. Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung. 6. Tali atau Tambang Keramba Jaring Apung Tali atau tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi perairan pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5 10 mm, sedangkan pada perairan laut tali / tambang yang digunakan terbuat dari nilon atau tambang yang kuat terhadap salinitas.tali/tambang ini dipergunakan sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris.
16 21 Panjang tali ris adalah sekeliling dari kantong jaring terapung. Misalnya, kantong jaring terapung berukuran 7x7x2 m maka tali risnya adalah 7x4 = 28 m. Dengan dikalikan empat karena kantong sisi jaring terapung adalah empat sisi. Khusus untuk tali ris pada bagian atas sebaiknya dilebihkan 0,5 m untuk setiap sudut. Jadi tali risnya mempunyai panjang 28 m + (4x0,5 m) = 30 m. Hal ini untuk memudahkan dalam melakukan aktivitas kegiatan operasional pada saat melakukan budidaya ikan.
BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha perikanan budidaya dinilai tetap prospektif di tengah krisis keuangan global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih berpotensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuakultur Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Akuakultur berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen
Lebih terperinciBudidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22
Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Waduk Cirata merupakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Pulau Jawa yang dibangun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Air waduk diperoleh dari pasokan Sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki kawasan perairan yang hampir 1/3 dari seluruh kawasannya, baik perairan laut maupun perairan tawar yang sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik, yang tercermin dalam peningkatan pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Perikanan Kabupaten Bandung Secara astronomi Kabupaten Bandung terletak pada 107 22-108 50 Bujur Timur dan 6 41-7 19 Lintang Selatan. Berdasarkan tofografi, wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang perikanan dan luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta Km² atau sekitar 81% dari wilayah seluruh
Lebih terperinciIKAN NILA BANK INDONESIA BENGKULU UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN
POLA PEMBIAYAAN KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA BANK INDONESIA BENGKULU DAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BENGKULU POLA PEMBIAYAAN KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA BANK INDONESIA BENGKULU DAN FAKULTAS
Lebih terperinciPEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA) Usaha pembesaran bandeng banyak diminati oleh orang dan budidaya pun tergolong cukup mudah terutama di keramba jaring apung (KJA). Kemudahan budidaya bandeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu dari luar sistem perairannya sehingga dapat dinetralkan atau distabilkan kembali dalam jangka waktu
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN
BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN I. PENDAHULUAN Saat ini budidaya ikan di waduk dengan menggunakan KJA memiliki prospek yang bagus untuk peningkatan produksi
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01 6131 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara bahari dan kepulauan yang dikelilingi oleh perairan laut dan perairan tawar yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 atau meliputi sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Indonesia. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki panjang garis pantai mencapai 104.000 km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2 (Pusat Data, Statistik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan merupakan salah satu bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, sedang giat melaksanakan pembangunan yang mencakup berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pertanian.dari sektor ini subsektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, budidaya ikan nila di beberapa wilayah di Sumatera Utara berkembang dengan pesat. Dalam skala rumah tangga pada masyarakat ada yang membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai sumber daya alam laut yang besar baik sumber daya hayati maupun non hayati. Selain perairan laut,
Lebih terperinciWADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO
KONSTRUKSI WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO dito.id@gmail.comid@gmail BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI 2005 PENGANTAR AQUACULTURE PASAR PANEN TOTAL/SEBAGIAN KAT
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6135 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2
Lebih terperinciDisusun oleh: Arif Misrulloh NIM
LAPORAN HASIL PERCOBAAN PENGARUH SUHU TERHADAP GERAKAN OPERKULUM PADA IKAN MAS Disusun oleh: Arif Misrulloh NIM. 4001415010 JURUSAN IPA TERPADU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciKAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR
KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR Estu Nugroho Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Sempur No. 1, Bogor 16154 E-mail: engroho@yahoo.com
Lebih terperinciPENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama
PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi masyarakat di Indonesia. Hal
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )
BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus ) 1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997 menyebabkan banyak sektor usaha mengalami pailit yang secara langsung memberi andil besar bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menyimpan sumber daya alam yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN RINGKASAN EKSEKUTIF Indonesia adalah negara yang mempunyai wilayah perairan laut dan perairan umum (waduk, rawa, sungai, dan danau) yang sangat luas. Perairan tersebut menyimpan sumber
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR
BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR Oleh: Dr. Endang Widyastuti, M.S. Fakultas Biologi Unsoed PENDAHULUAN Ikan merupakan salah satu sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan
Lebih terperinciVI HASIL DAN PEMBAHASAN
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk
Lebih terperinciMODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN
BDI-L/1/1.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR LAUT PENDEDERAN KERAPU: KERAPU BEBEK MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciKaramba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut
Standar Nasional Indonesia Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha yang mencakup berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang FAO memperkirakan bahwa kebutuhan global terhadap ikan dan produk hasil pengolahan ikan pada tahun 2015 meningkat hingga 183 juta ton. Hal ini berarti terdapat peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geografi Kabupaten Bandung BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2. Peta Kabupaten Bandung (Sumber : www.google.co.id ) Kabupaten Bandung merupakan salah satu wilayah administrasi yang berada di Provinsi
Lebih terperinciBisnis Budi Daya Ikan Gurami
Bisnis Budi Daya Ikan Gurami Tugas mata kuliyah Lingkungan Bisnis Nama : M.Syaifuddin Zuhri Nim : 10.11.4060 Kelas : S1TI-2G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Membudidayakan ikan gurami untuk bisnis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai perubahan dalam banyak aspek kehidupan manusia yang bertujuan dan memberi harapan kepada perbaikan tingkat
Lebih terperinciLampiran I: Keputusan Dirjen PSDKP Nomor KEP.154/DJ-PSDKP/V/2010 tentang Petunjuk Teknis Operasional Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan. PETUNJUK PENGISIAN FORM HPUPI DAN LAPORAN BULANAN Pemeriksaan Pengawasan
Lebih terperinciCARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT
CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT Sumindar dan Henra Kuslani Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ujung paparan benua (continental shelf) atau kedalaman kira-kira 200 m. Pulau-Pulau Kecil diantaranya adalah sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pesisir LIPI (2007), menyatakan daerah pesisir adalah jalur tanah darat atau kering yang berdampingan dengan laut, di mana lingkungan dan tata guna lahan mempengaruhi secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO Oleh : R. muhammad Taufiq Sujatmikanto 11.01.2893 11/D3TI/02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Jl. Ring Road
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumberdaya alam yang dapat di gali untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu sumberdaya alam yang berpotensi yaitu sektor perikanan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar dengan berbagai sektor. Salah satu sektor yang menunjang pembangunan di Indonesia
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sudah menjadi kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tidak hanya untuk mandi atau mencuci, tapi kebutuhan akan air bersih juga diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai sumber daya perairan umum cukup luas, baik perairan laut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai sumber daya perairan umum cukup luas, baik perairan laut maupun perairan air tawar. Potensi sumber daya perairan umum yang cukup luas ini merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Ikan Lele Sangkuriang Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun 1990, akuakultur hanya mampu menyumbang 13% total produksi ikan dunia, namun pada tahun 2010,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUDIDAYAAN BELUT MATA KULIAH : LINGKUNGAN BISNIS (Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M.) NAMA : TRI SANTOSO NIM : 10.02.7661 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Usaha Ternak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Udang adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang berprospek cerah. Udang termasuk komoditas
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciUSAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)
USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk
Lebih terperinciBUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE
BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE By Angga Priyetno 1), Hendrik 2), Lamun Bathara 2) ABSTRACK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara otomatis kebutuhan terhadap pangan akan meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEGIATAN PERIKANAN IKAN BANDENG PADA KERAMBA JARING TANCAP DI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN
PERKEMBANGAN KEGIATAN PERIKANAN IKAN BANDENG PADA KERAMBA JARING TANCAP DI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN Ofri Johan, Achmad Sudradjat, dan Wartono Hadie Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor peternakan yakni sapi potong, kambing, dan ayam broiler. Bahkan saat ini menjadi daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mencakup kegiatan usahatani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan ragam. Dari sakala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya alam di Indonesia cukup melimpah dan luas termasuk dalam bidang kelautan dan perikanan, namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang optimal mengakibatkan
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL
BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak
Lebih terperinciPengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu
Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu A. Pemilihan pelampung Ada beberapa bahan pelampung yang bisa dipilih, tapi alasan kami memilih drum plastik ukuran 200 liter
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup besar, terutama tentang jenis-jenis ikan. Menurut Khairuman & Amri
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sudah dikenal memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang cukup besar, terutama tentang jenis-jenis ikan. Menurut Khairuman & Amri (2008), diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga dapat ditemukan pada perairan payau atau muara sungai. Ikan mas tergolong jenis omnivora
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya perikanan. Ketersediaan pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciProduksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line
Standar Nasional Indonesia Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :
LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di seluruh kawasan Nusantara. Salah satu komoditas perikanan yang hidup di perairan pantai khususnya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber makanan yang sangat digemari masyarakat karena mengandung protein yang cukup tinggi dan dibutuhkan oleh manusia untuk pertumbuhan.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan nila merah Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan pertumbuhan yang relatif cepat
Lebih terperinciHormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan
ATOM Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir S Hormon Jantanisasi Ikan Untuk Sex Reversal Ikan Jantan dan Pelet Stimulan Pakan Ikan (SPI) Untuk Pembesaran Ikan Produk yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati [1]. Dari seluruh kekayaan hayati yang dimiliki, salah satunya yaitu ikan nila
Lebih terperinciPembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi
1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Serta Proyeksinya 5.1.1.1 Produksi Produksi rata - rata ubi kayu di sampai dengan tahun 2009 mencapai
Lebih terperinciDeskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)
1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek
II. TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek Puntius Orphoides C.V adalah ikan yang termasuk anggota Familia Cyprinidae, disebut juga dengan ikan mata merah. Ikan brek mempunyai garis rusuk
Lebih terperinciBudidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali. Sutini NIM K UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN
Budidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali Sutini NIM K.5404064 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara dengan
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT
Kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Jabatan : Alamat : SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT Dengan ini menyatakan bahwa kami mewakili PT/CV. yang beralamat di. bermaksud untuk mengikuti pelaksanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bantul merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai 17 kecamatan. Letak astronominya antara 110º12 34 sampai 110º31
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan
Lebih terperinciA. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam B. Sarana & Prasarana Olahan Ikan Jumlah
No Uraian Jumlah A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam 1 Bibit Ikan Patin 100000 2 Bibit Ikan Nila 100000 3 Bibit Ikan Mas 100000 4 Pakan Ikan 2000 5 Drum / Tong Plastik 480 6 Tali Tambang 1 7 Jaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan dengan luas mencapai
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan
Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Maya Ekaningtyas dan Ardiansyah Abstrak: Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu jenis ikan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat
Lebih terperinciOptimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Optimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau OPTIMASI USAHA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK PLTA
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinci1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinci