BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ikan mas tergolong dalam jenis ikan air tawar. Ikan mas terkadang juga dapat ditemukan pada perairan payau atau muara sungai. Ikan mas tergolong jenis omnivora yaitu hewan yang memakan tumbuhan dan memakan hewan lain. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia, ikan mas mulai dikenal pertama kali di daerah Galuh, Ciamis, Jawa Barat sekitar tahun Namun mulai dipelihara oleh petani ikan sekitar tahun Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, dan Rusia (Khairuman, 2008). Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dan termasuk komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Ikan mas banyak disukai oleh masyarakat karena rasa dagingnya lezat dan gurih, serta kandungan protein yang cukup tinggi. Pengembangan usaha budidaya ikan mas mempunyai prospek yang baik, karena ikan ini mempunyai nilai ekonomi penting bagi konsumen. Permintaan konsumen terhadap ikan mas yang tidak pernah surut bahkan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun harga ikan mas dipasar cukup tinggi (Rukmana, 2007). Tingkat pembenihan ikan merupakan kegiatan budidaya ikan air tawar yang paling rawan dan sensitif terhadap serangan penyakit, khususnya ektoparasit. Hal ini diperkirakan karena daya tahan tubuh benih ikan masih relatif rendah (Purbomartono, 2003). Dalam melakukan kegiatan pembenihan, pengendalian 1

2 2 hama dan penyakit sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian dikarena penyakit yang dapat mengakibatkan kekerdilan ikan, periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan dan kematian. Penyakit tersebut dapat mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi ikan. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit dengan baik, terutama pada saat pengolahan tanah pada kolam (Handajani dan Samsundari, 2005). Didukung peluang pasar yang masih terbuka luas dan potensi budidaya yang besar sekarang ini telah digalakkan budidaya ikan mas di Indonesia (Khairuman, 2008). Namun, adanya penyakit masih menjadikan kendala. Masalah penyakit tidak dapat diabaikan karena dapat menyebabkan kematian masal pada ikan. Pada intinya kesehatan ikan dapat menjadi terkontrol apabila semua aspek lingkungan telah terkontrol pula. Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri, dan virus serta penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non biotik seperti pakan, lingkungan hidup, keturunan, dan penanganan (Afrianto dan Liviawaty, 2003). Seperti pada penyakit hewan lainnya, maka pada hewan akuatik ini ada tiga unsur yang berperan dalam timbulnya penyakit yaitu inang, agen penyakit dan lingkungan. Apabila ketiga unsur tersebut saling mendukung (sinergis), maka tidak akan terjadi penyakit. Sebaliknya, apabila terjadi antagonisme dari ketiga unsur, maka besar peluang timbulnya penyakit. Adanya hama di dalam kolam sangat merugikan bagi para pembudidaya dan spesies ikan yang dipelihara. Masalah serangan penyakit merupakan hal utama yang tidak boleh diabaikan, karena menyangkut awal pemilihan benih yang tahan atau bebas dari penyakit dan pengelolaan lingkungan sebagai media perkembangan penyakit. Namun, selama

3 3 kolam terjaga dengan baik serta lingkungan yang selalu mendapat perhatian, parasit dalam kolam maupun yang dari luar tidak akan mampu menimbulkan infeksi (Irawan, 2000). Kondisi pertumbuhan dengan padat tebar tinggi akan menyebabkan ikan mudah stres sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Selain itu kualitas air, volume air dan alirannya juga berpengaruh terhadap berkembangnya penyakit. Populasi yang tinggi akan mempermudah penularan karena meningkatnya kemungkinan kontak antara ikan yang sakit dengan ikan yang sehat (Irianto, 2005), sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah, akhirnya agen penyakit mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Seperti yang telah diketahui penyakit ikan merupakan suatu masalah serius yang harus dihadapi dalam pengembangan usaha budidaya ikan (Trimariani, 2006). Petani ikan biasanya hanya berpikir cara memperoleh hasil yang tinggi tanpa memikirkan masalah lain yang sebenarnya sangat mendukung pada keberhasilan usaha budidaya. Salah satu contoh yang masih kurang diperhatikan adalah pemberian pakan yang tidak tepat tanpa mengetahui apakah pakan tersebut dimakan atau tidak, sehingga dengan banyaknya pakan yang tertimbun didasar perairan maka akan banyak menimbulkan masalah berupa pembusukkan pakan yang pada akhirnya dapat menghasilkan bahan cemaran seperti ammoniak dan tumbuhnya ektoparasit.

4 4 1.2 Perumusan Masalah 1. Jenis ektoparasit protozoa apa saja yang menyerang benih ikan mas (Cyprinus carpio) di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? 2. Berapa prevalensi ektoparasit protozoapada benih ikan mas (Cyprinus carpio) di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? 3. Seberapa besar intensitas serangan ektoparasit protozoa pada benih ikan mas (Cyprinus carpio) di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? 4. Bagaimana gejala penyakit pada benih ikan mas (Cyprinus carpio) yang terserang ektoparasit protozoa di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Jenis ektoparasit protozoa yang menyerang benih ikan mas (Cyprinus carpio) di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, 2. Prevalensi ektoparasit protozoa pada benih ikan mas (Cyprinus carpio) di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, 3. Intensitas serangan ektoparasit protozoa pada benih ikan mas (Cyprinus carpio) di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, 4. Gejala penyakit benih ikan mas (Cyprinus carpio) yang terserang ektoparasit protozoa di Desa Patimuan Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap.

5 5 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yaitu dapat mengetahui serangan jenis ektoparasit protozoa dan gejala-gejala penyakit serta tingkat infeksi pada benih ikan mas yang disebabkan oleh protozoa. Setelah diketahui jenis-jenis ektoparasit tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat serta pada petani ikan terkait mengenai jenis ektoparasit yang ditemukan pada benih ikan mas yang dibudidayakan pada kolam petani ikan tersebut. Dengan demikian maka dapat dilakukan cara untuk pencegahan dan pengobatan terhadap parasit, sehingga mengurangi kerugian bagi petani ikan.