3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Tinjauan Teoristis Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2004:4), sistem informasi informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan suatu sifat atau proses maupun keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum yaitu: 1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perhitungan harga pokok produk, jasa dan tujuan lain yang diinginkan oleh manajemen 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan Pada akhir abad 21, akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan tantangan dunia global. Akuntansi manajemen tradisional mulai tergeser dengan munculnya beberapa konsep dan teknik akuntansi maupun manajemen yang baru dan modern. Perubahan tersebut didorong oleh persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif. Dalam persaingan ini munculah strategi dengan konsep-konsep manajemen yang disebut Strategic Cost Management. Tekanan yang ditimbulkan dari persaingan global, 6

2 perubahan teknologi yang sangat cepat, dan perubahan dalam proses bisnis menyebabkan manajemen menjadi lebih penting dan dinamis dibandingkan sebelumnya. Menurut Hansen dan Mowen (2000:368), pengambilan keputusan dalam mencapai keberhasilan posisi bersaing jangka panjang perusahaan diperlukan strategi yang tepat dan harus mempertimbankan elemen strategi dari keputusan tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mengidentifikasi stratgei yang akan digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing yang kompetitif Strategic Cost Management Pencapaian keunggulan kompetitif bisnis dalam persaingan memerlukan suatu alat yang bisa membantu bisnis dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan perusahaan dapat mempengaruhi posisi bersaing jangka panjang dan pendek serta harus memperhatikan elemen strategis seperti pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (200:368), kunci untuk mencapai sasaran ini adalah memenangkan keunggulan bersaing, yaitu dengan Strategic Cost Management ( Manajemen Biaya Strategi ) yang artinya penggunaan biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasi strategi unggul yang menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Strategic Cost Management adalah pengunaan informasi biaya dimana elemen-elemen strateginya lebih diakui dan mengklasifikasikan strategi yang unggul sehingga akan menghasilkan keunggulan yang berkelanjutan.

3 Menurut Shank dan Govindarajan (1993:13), kemunculan Strategic Cost Management merupakan kombinasi dari tiga kunci utama sekaligus sebagai unsur pokoknya, yaitu : 1. Value Chain Analysis Value Chain Analysis merupakan salah satu dari tiga kunci utama dalam Strategic Cost Management yang mampu menciptakan keunggulan bersaing. Value Chain Analysis mengklasifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas yang mempunyai nilai dalam perusahaan. 2. Strategic Positioning Analysis Konsep ini menekankan pada pemetaan posisi strategi perusahaan dalam menghadapi kekuatan persaingan di lingkungan eksternal. Menurut Hitt, ireland, Hoskisson, (2001:160) konsep ini berkaitan dengan pemilihan strategi tingkat bisnis, yaitu : a. Cost Leadership ( Kepemimpinan Biaya ) Tujuan strategi ini adalah memberikan nilai yang sama atau lebih baik kepada pelanggan dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya. Dalam penggunaan strategi ini perusahaan harus berhati-hati untuk tidak mengabaikan sumber pembebanan yang dinilai. Secara umum perusahaan yang unggul pada biaya akan terus memuaskan konsumen yang produknya paling tidak mirip dengan model dan kualitas dengan produk pesaing. Pengaruh keunggulan biaya pada lima faktor pesaing, yaitu :

4 1) Persaingan dengan pesaing yang ada Posis biaya rendah merupakan pertahanan yang paling bernilai terhadap persaing. Karena posisi unggul dari perusahaan ini membuat pesaing enggan bersaing dengan harga. Namun jika pesaing memang menantang perusahaan untuk bersaing dengan dalam harga. Perusahaan dengan biaya rendah tetap memperoleh laba. 2) Kekuatan tawar menawar konsumen (pembeli) Posisi biaya rendah melindungi perusahaan dari pembeli yang kuat, karena pembeli hanya dapat menggunakan kekuatan untuk menekankan harga sampai ke tingkat harga dari pesaing yang paling efisien. 3) Kekuatan tawar menawar pemasok Dengan margin yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan yang berbiaya rendah tetap dapat bertahan meskipun ada kenaikan harga dari pemasok dan bahkan mendapatkan kesetiaan untuk bekerja sama dikemudian hari. 4) Pendatang baru potensial Pendatang baru harus bersaing dalam harga dengan cost driver tanpa pengalaman meniru keunggulan biaya. Sehingga pendatang baru bukan lagi merupakan ancaman 5) Produk penganti Keunggulan biaya rendah mengurangi ketertarikan untuk menciptakan produk pengganti. Hal ini terjadi karena dengan biaya rendah produk tetap dapat bersaing menghadapi produk berganti.

5 Strategi kepemimpinan biaya tidak bebas dari resiko, Menurut Hitt, ireland, Hoskisson, (2001:166) resiko persaingan dari strategi kepemimpinan biaya adalah: 1) Peralatan manufaktur biaya dapat menjadi usang karena inovasi teknologi para pesaingnya, inovasi ini memungkinkan para pesaingnya untuk memproduksi pada tingkat yang lebih rendah dari pada pemimpin biaya 2) Terlalu banya faktor pada pengurangan harga dapat membuat perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu-isu yang berkaitan dengan dimensi persaingan lainnya 3) Berkaitan dengan imitasi (penjiplakakan), dengan menggunakan kompetensi intin yang dimilikinya sendiri, kadang-kadang para pesaing belajar bagaimana meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Ketika hal ini terjadi, pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa yang ditawarkan kepada para pelanggan. Biasanya nilai meningkat dengan menjual produk-produk yang ada saat ini dengan harga yang bahkan lebih rendah atau dengan menambahkan ciri-ciri yang dihargai oleh pelanggan sambil tetap mempertahankan harga. b. Differentation (diferensiasi) Dengan strategi diferensiasi, atribut dan karakteristik unik dan produk perusahaan selain biaya memberikan nilai bagi pelanggan karena diferensiasi biaya membebankan harga-harga premium. Untuk berhasil melakukannya suatu perusahaan harus benar-benar unik dalam sesuatu hal atau dianggap sebagai unik.

6 Kemampuan untuk menjual barang atau jasa pada tingkat harga yang melampaui biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan bentuk-bentuk diferensiasi produk tersebut memungkinkan perusahaan untuk berkinerja lebih diatas pesaingnya dan mendapatkan laba diatas rata-rata. Strategi diferensiasi memusatkan diri pada investasi dan pengembangan diri yang terus menerus dan bukan fokus pada biaya yang membedakan barang dan jasa dalam hal yang dihargai oleh para pelanggan. Secara keseluruhan suatu perusahaan yang mengunakan startegi ini berusaha berbeda dari para pesaingnya dalam sebanyak mungkin dimensi. Semakin sedikit kemiripan antara barang dan jasa perusahaan dengan pesaingnya, semakin perusahaan itu dapat bertahan dari tindakan-tindakan pesaingnya. Langkah-langkah dalam differensiasi menurut Porter (1999:64) adalah : 1. Menentukan pembeli sesugguhnya. Langkah pertama dalam differensiasiadalah mengidentifikasi pembeli sesungguhnya. Pembeli sesungguhnya atau lebih orang yang ada dalam entitas pembeli dan berfungsi menafsirkan criteria pemakainya atau mengidentifikasi criteria pengisyaratan. 2. Mengidentifikasi rantai nilai pembeli dan dampak perusahaan atas rantai nilai ini. Dampak langsung dan tak langsung perusahaan atas rantai nilai pembeli akan menentukan nilai yang diciptakan perusahaan bagi pembelinya dengan menurunkan biaya pembeli atau meningkatkan kinerja pembeli.

7 3. Menetukan susunan peringkat criteria pembelian pembeli. Analisis rantai nilai pembeli merupakan landasan untuk menetukan criteria pembelian pembeli. Ada dua bentuk criteria pembelian : criteria pemakaian dan criteria pengisyratan 4. Menilai sumber keunikan yang sudah ada atau yang mungkin ada dalam rantai nilai perusahaan Diferrensiasi dapat berakar pada keunikan di sepanjang rantai nilai perusahaan. Perusahaan harus menentukan aktivitas nilai yang akan mempengaruhi masing-masing criteria pembelian. Kemudian perusahaan harus mengidentifikasi sumber keunikan yang ada relative terhadap para pesaingnya, serta sumber keunikan yang potensial 5. Mengidentifikasi biaya sumber diferrensiasi yang sudah ada dan yang potensial. Biaya differensiasi merupakan hal yang ditentukan oleh sejumlah factor penentu biaya aktivitas yang menghasilkan diffeensiasi. Perusahaan dengan sengaja mengeluarkan lebih banyak biaya bagi aktivitas tertentu supaya menjadi unik 6. Memilih konfigurasi aktivitas nilai yang menciptakan differensiasi bernilai bagi pembeli relative terhadap biaya differensiasi. Pemahaman cermat mengenai hubungan antara rantai nilai perusahaan dan rantai niali pembeli akan memungkinkan perusahaan menyeleksi konfigurasi

8 aktivitas yang menciptakan perbedaan terbesar antara nilai pembeli dan biaya differensiasi. 7. Menguji daya tahan strategi differensiasi yang telah dipilih Differensiasi tidak akan menghasilkan kemampuan kerja unggul kecuali jika differensiasi ini memiliki daya tahan terhadap erosi dan peniruan 8. Menurunkan biaya dalam aktivitas yang tidak mempengaruhi bentuk differensiasi yang telah dipilih. Perusahaan yang berhasil mengidentifikasi diri adalah perusahaan yang dengan agresif mengurangi biaya dalam aktivitas yang tidak penting bagi nilai pembeli. c. Focus Strategi ini menekankan pilihan cakupan bersaing yang sempit dalam suatu perusahaan. Strategi ini dibuat dengan cara memberi target pada perusahaan dan perhatian yang serius pada segmen pasar tertentu dalam suatu industri yang bersangkutan dan menyesuaikan strategi untuk melayani konsumen dan mengesampingkan yang lain. Dengan hanya terfokus pada segmen tertentu maka perusahan akan berusaha mencapai keunggulan bersaing meskipun tidak memiliki keunggulan secara keseluruhan. Strategi fokus memiliki dua varian fokus biaya dan fokus diferensiasi. Dalam fokus biaya, perusahaan mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya, sementara dengan fokus diferensiasi perusahaan

9 mengusahakan diferensiasi dalam segmen dan fokus diferensiasi menggali kebutuhan khusus pembeli dalam tertentu. Menurut Hitt, ireland, Hoskisson, (2001:178), resiko persaingan dari strategi fokus adalah : 1) Seorang pesaing dapat melakukan fokus pada segmen kompetitif yang lebih sempit dan mengamburkan fokus perusahaan yang melakukan strategi fokus 2) Sebuah perusahaan yang bersaing dengan basis industri yang luas dapat memutuskan bahwa segmen pasar yang dilayani oleh strategi fokus perusahaan itu aktraktif dan berharga untuk disaingi. 3) Kebutuhan pelanggan dalam segmen kompetitif yang sempit dapat serupa dengan pelanggan pada umumnya. Ketika hal ini terjadi keunggulan dari strategi fokus menjai berkurang atau hilang sama sekali. d. Cost Driver Analysis Melakukan analisis aktivitas perusahaan berdasarkan pemicu biayanya Analisis Value Chain Untuk Memahami Kompetensi Perusahaan Definisi Value Chain Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2007:53), analisis value chain merupakan analisis strategi yang digunakan untuk memahami secara lebih baik keunggulan kompetitif untuk mengidentifikasi dimana value chain pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan

10 dengan pemasok atau supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Menurut Porter (1999:34), Value chain perusahaan ditanamkan dalam arus aktivitas yang lebih besar sebagai sistem nilai. Dalam sistem nilai ada suatu keterkaitan antara value chain pemasok dan pelanggan. Menurut Porter (1999:36) yang dimaksud dengan value chain adalah kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya. Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa value chain adalah alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan nilai bagi pelanggan dengan upaya menurunkan biaya. Porter juga mengemukakan bahwa value chain merupakan gambaran nilai total perusahaan yang terdiri atas aktivitas nilai ( value activity )dan aktivitas margin ( margin activity ). Ada dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami, yaitu 1. Internal Value chain Internal Value chain merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi atau dilakukan dalam bagian satu rantai perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen ( 2006:13), Internal Value Chain adalah rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan mengirimkan produk serta jasa kepada pelanggan. Ada yang perlu ditekankan dalam rantai nilai internal perusahaan adalah sistem akuntansi manajemen harus memahami berbagai informasi tentang jenis aktivitas yang tersebar dalam rantai nilai perusahaan.

11 2. Eksternal Value Chain Eksternal Value Chain adalah hubungan rantai nilai dalam perusahaan yang dilakukan oleh pelanggan dan pemasoknya. Dengan hubungan eksternal diharapkan dapat mencapai hasil yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan, pemasok, dan pelanggan. Hubungan dengan supplier bisa dicapai dengan menciptakan keadaan yang saling menguntungkan baik untuk perusahaan maupun supplier. Hal ini dapat dilakukan melalui pembelian sebagian saham milik supplier sehingga kita secara tidak langsung ikut berperan dalam operasi mereka. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya itu saja, jika produk telah sampai ditangan konsumen perusahaan harus juga dapat memberikan layanan kepada konsumen. Jadi value chain bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan untuk meningkatkan value customer atau menurunkan biaya. Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem-sistem penyaluran nilai, tidak hanya dari rantai nilai ditempat perusahaan beroperasi. Pemasok dan pelanggan, pemasok dan pemasok serta pelanggan dan pelanggan merupakan hal yang penting untuk diklasifikasikan dalam memahami pembentukan posisi biaya. Hubungan eksternal value chain bermanfaat bagi perusahaan dimana perusahaan harus memahami seluruh rangkaian aktivitas dan bukan hanya bagian dari rantai nilai perusahaan.

12 Konsep Value Chain Menurut Shank dan Govindarajan ( 1993:13 ) konsep value chain dapat dibandingkan dengan internal fokus yang diambil dari akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen pada umumnya mengambil suatu nilai tambah prespektif. Penentuan dibagian mana perusahaan berada dari seluruh value chain merupakan analisis strategi berdasarkan pertimbangan pada keunggulan kompetitif yang ada, dimana perusahaan dapat memberikan nilai terbaik untuk pelanggan dengan biaya serendah mungkin. Dalam pencapaian keunggulan kompetitif dalam value chain analysis menyoroti empat bidang untuk meningkatkan laba, yaitu : 1. Linkages with supplier Pada pandangan akuntansi manajemen tradisional tidak memperhatikan hubungan dengan supplier atau terlalu lambat dalam menganalisis biaya pada saat melakukan pembelian dengan supplier. Hubungan dengan supplier merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Value chain analysis dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan keunggulan bersaing melalui keterkaitannya dengan para pemasok. Apabila hubungan dengan supplier terlambat maka proses distribusi akan terhambat. Untuk mancapai cost leadership strategy pemenuhan kualitas produk, pengiriman yang tepat waktu dan harga yang murah merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan supplier.

13 2. Linkages with customer Menjalin hubungan dengan customer sangat diperlukan bagi perusahaan yaitu untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Adanya hubungan dengan customer maka perusahaan akan mengetahui apa yang diinginkan customer. Selain itu juga akan menimbulkan loyalitas customer terhadap produk perusahaan. Untuk cost leadership strategic, pemilihan jalur distribusi dan pengendalian harga yang efectif dapat digunakan untuk menghasilkan harga yang murah tanpa mengabaikan kualitas dan pelayanan. 3. Process Lingkages within the value chain of business unit Value Chain Analysis terdiri dari aktivitas-aktivitas pembentukan rantai nilai yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Dalam membentuk suatu rantai nilai terdapat hubungan antara unit bisnis yang terdiri dari bagian raw material. Research and development, manufacturing, marketing, distribution, and service, jika masing-masing ini dikoordinasikan dengan baik maka akan menghasilkan keunggulan bersaing. 4. Linkages across business unit value chain within the firm Value chain dalam masing-masing unit bisnis akan membangun suatu keunggulan bersaing, dengan kata lain keterikatan bisnis unit yang satu dengan yang lain akan menghasilkan suatu keunggulan bersaing.

14 Analisis Value Chain Untuk Mengidentifikasi Aktivitas Nilai Analisis value chain bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi pada perusahaan. Pada umumnya sangat sulit untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing jika melihat aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, analisis value chain membagi aktivitas menjadi aktivitas nilai (value activity) yang terbagi menjadi dua yaitu : aktivitas primer ( primery activity ) yang tersusun secara horizontal dan aktivitas pendukung ( support activity ) yang tersusun secara vertical. 1. Aktivitas Primer Porter (1999:39), ada lima kategori generik aktivitas primer yang ada dalam setiap industri. Setiap kategori dapat dibagi menjadi beberapa aktivitas yang berbeda, tergantung pada jenis industrinya. Kelima kategori tersebut adalah: a. Logistik ke dalam (inbound logistic) Aktivitas ini berhubungan dengan kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian input seperti penangan bahan material, penggudangan, pengendalian persediaan, penjadwalan transportasi, dan pengembalian barang kepada pemasok. b. Operasi (operation) Aktivitas ini berhubungan dengan proses perubahan masukan atau inputan menjadi produk akhir. Seperti pengoprasian mesin, pengepakan, perakitan, pemeliharaan peralatan, pengujian, pencetakan, dan pengoperasian fasilitas.

15 c. Logistik keluar (outbound logistic) Aktivitas ini berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pengiriman produk akhir secara fisik kepada konsumen, seperti penyimpanan barang jadi, penanganan bahan, pengoperasian kendaraan pengirim, memproses pesanan, dan penjadwalan pengiriman. d. Pemasaran dan Penjualan (marketing and sales) Aktivitas ini mempengaruhi pembeli agar membeli produk dengan pemberian sarana agar pembeli dapat membelinya dengan mudah. Seperti iklan, promosi, tenaga penjualan, seleksi penyalur, hubungan penyalur, penetapan harga, dan penetapan target penjualan. e. Layanan ( service ) Aktivitas ini berhubungan dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk atau citra produk. Seperti instalasi, reparasi, pelatihan, pasokan suku cadang, dan penyesuaian harga. 2. Aktivitas Pendukung Aktivitas pendukung berfungsi untuk membantu pelaksanaan aktivitas primer yang tersebar ke dalam lima aktivitas primer diatas sehingga saling berhubungan antar tiaptiap aktivitas (Porter, 1999:40). Aktivitas pendukung ada empat macam yaitu: a. Pembelian ( Procurement ) Aktivitas ini menyangkut fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain perusahaan, input yang dibeli bukan hanya bahan baku, persediaan, serta

16 bahan-bahan lainnya tetapi juga mencakup barang modal ( aktiva tetap ) seperti mesin, peralatan pabrik, peralatan kantor, dan bangunan. b. Pengembangan Teknologi ( Technology Devrlopment ) Aktivitas ini digunakan untuk mengembangkan teknologi dalam memperbaiki aktivitas di value chain, misalnya: research and development product. Pengembangan teknologi informasi, perbaikan lay out dari proses produksi. Ragam teknologi yang digunakan di perusahaan sangat luas berkisar dari teknologi dalam penyiapan dokumen, pengangkatan barang sampai dengan teknologi yang terkandung di dalam produk. c. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Human Resources management ) Aktivitas ini meliputi perekrutan, penerimaan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua tenaga kerja dalam setiap value chain. Manajemen sumber daya manusia mendukung seluruh aktivitas baik individual maupun aktivitas dalam keseluruhan value chain sehingga manajemen sumber daya manusia mempengaruhi daya saing perusahaan dalam peranannya menentukan ketrampilan dan memotivasi karyawan. d. Infrastruktur Perusahaan ( Firm Infrastructure ) Aktivitas ini meliputi manajemen umum, perencanaan, akuntansi, masalah hukum, hubungan dengan pemerintah dan manajemen mutu. Aktivitas ini mendukung keseluruhan value chain perusahaan. Baggaley dan Maskeil (Leisandi, 2009:25), mengatakan bahwa terdapat beberapa fungsi pendukung dalam value chain, yaitu:

17 1). Production Control Untuk mengelolah dan jumlah yang dibutuhkan guna mencapai target produksi. 2). Transportation Untuk meyakinkan bahwa bahan baku dan peralatan ada pada tempat yang tepat. 3). Procurement Untuk memastikan bahwa bahan baku yang diterima dari pemasok jumlahnya tepat dan sampai di perusahaan tepat pada waktunya 4) Maintenance untuk membatasi peralatan peralatan yang rusak. Menurut Porter (1999:43), dalam setiap kategori aktivitas primer dan pendukung ada tiga jenis aktivitas yang memainkan peran yang berbeda dalam keunggulan bersaing, yaitu : 1. Aktivitas Langsung ( Direct Activity ) Aktivitas ini secara langsung terlibat dalam penciptaan nilai untuk pelanggan, contohnya : desain produk, perekrutan, promosi, dan lain-lain 2. Aktivitas Tidak Langsung ( Indirect Activity ) Aktivitas ini memungkinkan untuk melaksanakan aktivitas secara langsung secara teratur. Seperti penjadwalan operasi fasilitas, administrasi tenaga penjualan, administrasi pencatatan kegiatan pemasok, dan aktivitas lainnya yang mendukung aktivitas langsung.

18 3. Pemastian Mutu ( asurance Activity ) Aktivitas yang memastikan mutu-mutu aktivitas lain. Seperti pengecekan, penyesuaian, pengerjaan ulang, dan lain-lain Aktivitas Bernilai Tambah dan Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Aktivitas diklasifikasikan menjadi dua yaitu aktivitas yang mempunyai nilai tambah dan aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah. Menurut Tunggal (2001:18), aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang dipertimbangkan untuk memberikan kontribusi terhadap nilai pelanggan ( customer value ) atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2006:489) Aktivitas bernilai tambah artinya aktivitas yang dibutuhkan untuk bertahan dalam bisnis. Aktivitas bernilai tambah harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan 2. Perusahaan yang tidak mencapai aktivitas sebelumnya 3. Aktivitas ini memungkinkan aktivitas lainnya dapat dilakukan. Menurut Hansen dan Mowen (2006:490), Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak diperlukan, yaitu semua aktivitas selain dari aktivitas yang penting untuk bertahan dalam proses bisnis. Sedangkan menurut Tunggal (2001:18), aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan perusahaan.

19 Menurut Ostrenga (1992:11) aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : 1. Real value added (RVA) adalah suatu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan, dibutuhkan oleh pelanggan, dan pelanggan bersedia untuk membayar untuk pelaksanaan aktivitas tersebut. Aktivitas-aktivitas yang menurut konsumen mampu memberikan output sesuai dengan yang diharapkan sehingga secara otomatis dilakukan perusahaan. 2. Business value added (BVA) adalah aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk pelaksanaan proses produksi di perusahaan namun tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Aktivitas ini tidak menambah nilai menurut sudut pandang konsumen tetapi dibutuhkan oleh perusahaan. 3. Non value added (NVA) adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan, tidak dibutuhkan perusahaan, dan apabila dieliminasi tidak akan memberikan pengaruh untuk kedua belah pihak tersebut. Aktivitas-aktivitas ini dipandang tidak memberikan nilai bagi konsumen maupun perusahaan sehingga harus dilakukan eliminasi terhadap aktivitas-aktivitas ini Tahapan-Tahapan Value Chain Value chain organisasi bisnis merupakan bagian integral dari kegiatan yang lebih besar. Mulai dari supplier yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang lebih besar sampai dengan pengguna akhir. Menurut Blocher, Chen, Lin (2007:54), mengatakan bahwa terdapat dua langkah dalam analisis value chain yaitu:

20 1. Tahap 1 : Mengidentifikasi aktivitas value chain Perusahaan mengidentifikasi aktivitas dalam value chain yang harus dilakukan oleh organisasi bisnis dalam proses desain, manufaktur, dan pelayanan kepada pelanggan. Pengembangan dalam value chain berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya. Aktivitas seharusnya ditentukan pada level operasi yang lebih terperinci, yaitu level unit bisnis atau proses yang cukup besar untuk dikelolah sebagai bisnis yang terpisah. Biaya merupakan salah satu pendorong timbulnya value chain yang berbeda. Setiap aktivitas mempunyai struktur perilaku biaya yang berbeda. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat berubah karena hubungan dengan kegiatan lain dalam perusahaan atau dengan kegiatan diluar bisnis. Setelah value chain dapat ditentukan maka dilakukan penentuan biaya dan pendapatan yang terjadi untuk masing-masing value chain. Analisis value chain memilih industri ke dalam kegiatan secara strategis berbeda dan merupakan upaya untuk melakukan analisis biaya untuk mengidentifikasi value chain dan menetapkan aktiva dan biaya pada setiap nilai aktivitas. 2. Tahap 2 : Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan memotong biaya atau menambah nilai Tahap selanjutnya dalam menyusun value chain adalah dengan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah nilai.

21 Cara menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dengan cara mempelajari aktivitas nilai dan cost drivernya yang telah diidentifikasi dengan cara : a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif b. Mengidentifikasi peluang akan nilai tambah c. Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya Analisis Value Chain dan Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi konsumennya lebih dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Nilai atau manfaat inilah yang dibayarkan oleh konsumen atau keunggulan berdasarkan dari penawaran harga yang lebih baik rendah dari harga pesaing untuk nilai yang sama atau penawaran manfaat unik dengan harga yang sesuai. Keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan keunggulan biaya sangat tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengelolah rantai nilai lebih baik dibandingkan pesaingnya. Analisis value chain memiliki keunggulan yaitu memadukan fokus perhatian pada internal dan eksternal perusahaan. Pembagian aktivitas perusahaan memudahkan dalam mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai., serta perusahaan dapat mengukur kinerja secara lebih obyektif melalui perhitungan return setiap aktivitas yang dihasilkan dari selisih biaya dan revenue atau profit dan pemanfaatan biaya. Menurut Porter (1999:33), mengatakan bahwa cara yang sistematik untuk memeriksa semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dan bagaimana semua aktivitas itu berinteraksi diperlukan suatu alat untuk menganalisis sumber keunggulan bersaing.

22 Oleh sebab itu, analisis value chain menjadi pilihan dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan karena berguna dalam : 1. Analisis biaya internal Menentukan sumber-sumber yang menghasilkan laba dan posisi biaya relatif dari suatu proses penciptaan nilai internal. 2. Analisis diferensiasi internal Memahami sumber diferensiasi dalam penciptaan nilai internal 3. Analisis keterkaitan vertical Memahami hubungan serta biaya-biaya yang terkait antar perusahaan dengan supplier dan pelanggannya, dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai bagi konsumen serta meminimalkan biaya serendah mungkin.

23 2.2 Rerangka Pemikiran Mengidentifikasi aktivitas value chain Mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai Mengidentifikasi aktivitas yang bernilai tambah pada perusahaan Mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah pada perusahaan Mengembangkan keunggulan bersaing perusahaan Gambar 1 Rerangka Pemikiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan analisis value chain telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Suhartini (2014), profit margin dari produk

Lebih terperinci

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing

Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Analisis Rantai Nilai dan Strategi Bersaing Hanif Mauludin www.kafebisnis2010.wordpress.com Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Strategi bersaing Strategi Bersaing adalah pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri. Strategi bersaing bertujuan menegakkan

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani

PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING. Cici Safitri Kandou Nur Handayani 1 PENERAPAN ANALISISVALUE CHAINUNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN BERSAING Cici Safitri Kandou cicisafitri@ymail.com Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus

Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus Definisi Activity Based Management Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersama dengan berkembangnya dunia bisnis, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas yang mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:22), manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Identifikasi Aktivitas Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang menyebabkan konsumsi sumber daya dalam suatu organisasi. Menurut

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Pemasaran dan Nilai Pelanggan Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan

UKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan 1 UKURAN KINERJA Laporan kinerja keuangan meskipun penting tetapi hanya merupakan salah satu aspek dari kinerja suatu organisasi. Ada aspek-aspek lain yang juga merupakan ukuran kinerja suatu organisasi

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) A. Pengertian Activity Based Costing ( ABC ) Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC), telebih dahulu

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Balanced Scorecard Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk memberi penilaian hasil kerja suatu organisasi yang ditemukan oleh Kaplan dan Norton di tahun 1992 dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING ACTIVITY BASED COSTING AND ACTIVITY BASED MANAGEMENT DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA 1 APA COSTING SYSTEM? 2 APA PERMASALAHAN DALAM COSTING SYSTEM? 3 BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN BIAYA OVERHEAD?

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh BAB II Activity-Based Management 2.1. Definisi Activity Based Management Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing baik dalam hal berbisnis, penguasaan pasar, yang tentu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM MEMASUKI PERSAINGAN KESINAMBUNGAN HIDUP PERUSAHAAN SANGAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit

A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit A. Konsep Dasar Srategic Cost Management Keputusan yang diambil untuk kompetisi jangka panjang yang dilakukan oleh suatu perusahaan secara eksplisit mempertimbangkan elemen strategis dari keputusan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

3 Strategi-Strategi Perusahaan

3 Strategi-Strategi Perusahaan Information System Strategic Design 3 Strategi-Strategi Perusahaan Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Tingkatan Strategi Di perusahaan-perusahaan terdiversifikasi,

Lebih terperinci

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi 3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dalam mengkaji perencanaan strategi sistem informasi diperlukan suatu pendekatan metodologi yang berisi metode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 6 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Value Chain Setiap perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang dipergunakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang begitu pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan begitu banyaknya perusahaan yang berkembang dan hidup dalam lingkungan yang berubah

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

BAB 2 TELAAH PUSTAKA BAB 2 TELAAH PUSTAKA Sumber informasi mengenai strategi bersaing telah banyak tersedia, meski begitu sebagian besar dari sumber tersebut tidak terkait langsung dengan penerapan di dunia pendidikan. Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Mutu Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Robbins dan Coulter (2007,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis

Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis [Melengkapi Proses Bisnis yg di presentasikan] Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. Pokok Bahasan Value Chain Diagram Aliran Data Flowchart 2 1 Value Chain (Porter) Value Chain:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting yang mempengaruhi stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama,

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama, BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sebagai bagian akhir dalam penelitian, berikut disampaikan kesimpulan penelitian untuk menjawab tujuan penelitian yang terdapat pada Bab pertama, yaitu: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT 2.1 Activity Based Management 2.1.1 Definisi Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

Mengidentifikasi pemegang kepentingan utama yang terkait dalam bisnis.

Mengidentifikasi pemegang kepentingan utama yang terkait dalam bisnis. BAB 1 Merencanakan Bisnis SASARAN PEMBELAJARAN : Mengidentifikasi pemegang kepentingan utama yang terkait dalam bisnis. Menjelaskan fungsi-fungsi utama bisnis Menjelaskan bagaimana membuat rencana bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia dewasa ini telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk meningkatkan produksinya dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati

BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN. STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAGIAN 1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN STIE MAHARDIKA 2016 Prepared by Yuli Kurniawati BAB 1 PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF BAB 2 SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 1 Perusahaan dan Lingkungannya Sistem fisik perusahaan adalah suatu sistem terbuka yang didalamnya menghubungkan dengan lingkungannya Perusahaan mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya merupakan entitas yang dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh para pendirinya. Salah satu tujuan perusahaan yang

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Definisi Biaya Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Siti Eka Fariyani siti_eka_fariyani@yahoo.com Pembimbing : Dr. M. Abdul Mukhyi., SE., MM Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini dimana perindustrian semakin maju dan didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat sangat dirasakan

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN AKUNTANSI MANAJEMEN MATERI-1 KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Novera KM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN Tiga Tujuan Umum Sistem Informasi Akuntansi Manajemen:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci